Telaah Kembali Islam Moderat Dan ISlam Radikal - Syamsul Huda

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 19

TELAAH KEMBALI

ISLAM MODERAT DAN ISLAM RADIKAL


DALAM PERSPEKTIF GENERASI MILENIAL

Oleh :

Dr. M. Syamsul Huda, M.Ag.


Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, UINSA Surabaya
[email protected]

Dr. Abdul DjalaL S.Ag., M.Ag.


Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, UINSA Surabaya
[email protected]

Abstrak

Paper ini ingin menguji claim teori hasil survey beberapa penelitian sebelumnya yang
mengambil pendidikan formal sebagai obyek penelitian dengan responden para pelajar,
mahasiswa, dan guru di daerah Jakarta, Bandung, dan Yogjakarta. Hasil survey tersebut
manyatakan bahwa meraka setuju perubahan ideologi negara yang berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945 ke khilafah Islamiah serta menyetujui tindakan kekerasan dalam
beragama. Adapun alat uji claim teori diatas, penulis menawarkan obyek penelitian pada
para generasi milenial di kota Surabaya dengan latar balakang pendidikan formal dan non
formal dengan setting sosial berbagai latar belakang profesi, pendidikan, dan usia dengan
rentang 17 sampai 30 tahun, sebagaimana definisi pemuda menurut UNESCO. Metode
yang digunakan adalah observasi mendalam dan wawancara dengan teknik FGD (Focuses
Group Discution) pada 13 anak muda kota Surabaya yang tersebar pada empat wilyah di
kota Surabaya. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan. Pertama, narasi generasi
millenial tentang Islam moderat dan Islam radikal berbeda dengan generasi sebelumnya.
Salah satu identitas perbedaanya ialah pada pemahaman Islam moderat ditandai dengan
pengalaman keagamaan yang bercorak santai , ringan, damai dan fleksibel dan Islam
radikal dipahami sebagai perilaku Islam yang tidak bisa beradaptasi dengan
lingkungannnya. Kedua, Sumber referensi agama bergeser dari literasi buku dan kitab ke
literasi digital dengan memanfaatkan konten media sosial, instgram, dan youtube sebagai
proses pendadaran ilmu. Ketiga. figur dan inspirator agama bukan pada sosok ulama atau
kiai , melainkan para tokoh hijrah dari para kalangan artis, ustad muda produk
intertaiment yang memanfaatkan media digital.

Kata kunci : Milleneal, Moderat, radikal, teks, konteks.

Abstract
This paper wants to examine the theoretical claim of the results of a survey of several
previous studies that took formal education as an object of research with respondents of
students and teachers in the Jakarta, Bandung and Yogjakarta areas, which stated that they
agreed on changes in state ideology based on Pancasila and the 1945 Constitution to the

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Islamic caliphate and approve acts of violence in religion. As for the theory test
equipment above, the authors offer the object of research to the melinial generation in the
city of Surabaya with formal and non-formal educational backgrounds with various social
settings, professional backgrounds, education, ages ranging from 17 to 30 years as the
definition of youth according to UNESCO. The method used is in-depth observations and
interviews with FGD (Focuses Group Discution) techniques on 13 Surabaya youths
spread over four regions in Surabaya. The results of this study indicate; first, the millineal
narrative about moderate and radical Islam is different from the previous generation. One
of the distinguishing identities is that the understanding of moderate Islam is characterized
by religious experiences that are relaxed, light, peaceful and flexible and while radical
Islam is understood as an Islamic behavior that cannot adapt to its environment, second,
religious reference sources shifted from book literacy, books to digital literacy by utilizing
social media content, instgram and Youtube as a science awareness process, third,
religious figures and inspirators are not the figures of ulama, famous kiai, but figures of
migrants from among artists, young Ustaders from product intertement who utilize digital
media.

Key world : Mellinieal, Moderate, radical, tex, kontex

A. Pendahuluan dengan judul Millennials: A Portrait of


Topik Generasi Millennial saat ini Generation Next. 2
menjadi pusat perhatian oleh banyak kalangan Dalam konteks Indonesia, penelitian
di dunia dalam berbagai prespektif, baik yang sama juga dilakukan oleh Alvara Research
identitas maupun geneologinya. Generasi, yang Center pada tahun 2014. 3 Hasil survei
juga dikenal sebagai generasi Y ini adalah penelitian ini menunjukkan bahwa generasi
kelompok demografis (cohort) setelah Generasi yang lebih muda, antara usia 15–24 tahun lebih
X. Peneliti kepemudaan sering menyukai topik pembicaraan yang terkait
mengelompokkan generasi yang lahir diantara musik/film, olahraga, dan teknologi. Sementara
tahun 1980an sampai 2000an ini sebagai generasi yang berusia antara 25–34 tahun lebih
generasi milennial. Jadi bisa dikatakan generasi variatif dalam menyukai topik yang mereka
milennial adalah generasi muda masa kini yang perbincangkan, termasuk sosial, politik,
saat ini berusia di kisaran 18–38 tahun. Batas ekonomi, dan keagamaan. Konsumsi internet
usia generasi milennial identik dengan kategori penduduk kelompok usia antara 15–34 tahun
Youth (pemuda) oleh UNESCO, yaitu mulai juga jauh lebih tinggi dibanding dengan
usia 15-30 tahun. 1 Studi tentang generasi kelompok penduduk yang usianya lebih tua. Hal
milenial di dunia, terutama di Amerika, sudah ini menunjukkan ketergantungan mereka
banyak dilakukan, diantaranya studi yang terhadap koneksi internet sangat tinggi.
dilakukan oleh Boston Consulting Group Di sisi lain, di Indonesia, diskusi
(BCG) bersama University of Berkley tahun tentang keberagamaan menemukan momentum
2011 dengan mengambil tema American baru pada masa pasca reformasi yang ditandai
Millennials: Deciphering the Enigma dengan terbukanya kran demokratisasi. Hampir
Generation. Tahun sebelumnya, 2010, Pew seluruh kelompok keagamaan mendapatkan
Research Center juga merilis laporan riset ruang untuk speak up, baik yang dianggap
kelompok liberal, moderat, maupun radikal.
Dari ketiga kelompok keagamaan ini, kelompok

2
Alan France, Understanding Youth in Late
1
Jane Pilcher, Mannheim's sociology of Modernity. (New York:Open University
generations: an undervalued legacy,(New Press.2007), 60
3
York: Routledge.1993). 276-322 Ibid. 514

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


radikal di kalangan umat Islam lebih menarik didukung oleh aktivis pergerakan
perhatian hingga saat ini. kemahasiswaan Islam yang sudah mapan seperti
Fenomena radikalisme di kalangan umat HMI, PMII, IMM, dan organisasi keislaman di
Islam seringkali disandarkan dengan paham luar kampus yang progresif. Toleransi
keagamaan, sekalipun pencetus radikalisme bisa kewargaan ini dipraktikkan secara sadar dan
lahir dari berbagai sumbu, seperti ekonomi, aktif atas dasar nilai-nilai kewargaan/demokrasi
politik, sosial, dan lain sebagainya. Dalam yang disinari oleh konsepsi keislaman yang
konstelasi politik di Indonesia, masalah terbuka dan kontekstual. Pandangan ini juga
radikalisme Islam semakin membesar karena didukung oleh mereka yang berhaluan
pendukungnya juga semakin meningkat. nasionalis seperti GMNI, Pemuda Pancasila,
Sekalipun anggapan itu mudah dimentahkan, dan KNPI. Namun, mereka cenderung berjarak
namun fakta bahwa pelaku teror di Indonesia dengan diskursus keagamaan karena dirasa
adalah seorang Muslim garis keras sangat sensitif, sehingga toleransi beragama bersifat
membebani psikologi umat Islam secara pasif.
keseluruhan. Berbagai aksi radikalisme Secara umum sikap dan perilaku kaum
terhadap generasi muda kembali menjadi muda muslim milenial terhadap radikalisme
perhatian serius pada Tahun 2011. Hasil Survey cenderung tidak ajeg. Mereka menunjukkan
Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian sikap dan perilaku keberagamaan yang
(LaKIP) 4 dengan responden guru PAI dan siswa konservatif, dengan coraknya yang komunal,
SMP sejadebotabek menunjukkan potensi skriptural, dan puritan. Namun mereka juga
radikal yang kuat di kalangan guru dan pelajar terbuka pada nilai serta prinsip moderatisme, nir
dengan indikasi resistensi yg lemah terhadap kekerasan, serta menghargai kebebasan individu
kekerasan atas nama agama, intoleransi, sikap dan HAM, meski dibatasi oleh norma agama
ekslusif, serta keraguan terhadap ideologi dan budaya. Sikap seperti itu misalnya
Pancasila. Pada tahun 2015, Survey Setara tercermin pada cara mereka menceritakan
Institute juga melakukan dalam hal sama 5 hubungan sosial mereka dengan kelompok-
terhadap siswa dari 114 Sekolah Menengah kelompok keagamaan yang berbeda.
Umum (SMU) di Jakarta dan Bandung. Corak dan identitas keberagamaan
Di tengah mewabahnya pemikiran Islam seperti itu adalah cerminan dari proses
radikal di tanai air, terdapat fakta yang lain dari pembelajaran, pemahaman, dan pengalaman
corak keberagamaan dan toleransi generasi keberagamaan yang dipengaruhi oleh konteks
milenial di beberapa daerah termasuk di kota agama, budaya, dan sosial-politik yang
Surabaya. Secara umum corak keberagamaan kompleks. Hibridasi identitas tampaknya
dan toleransi kaum muda muslim terbagi ke berpengaruh secara kuat terhadap proses
dalam dua corak. Pandangan pertama pembentukan pandangan, sikap, dan perilaku
menekankan pada toleransi komunal. Cara ini. Luas dan kompleksnya berbagai persoalan
pandang ini dimungkinkan oleh dominannya yang dihadapi oleh kaum muda muslim
skripturalisme dalam beragama, yaitu sikap milenial, membuat mereka cenderung
keberagamaan yang mengacu kepada dalil-dalil konservatif dalam keberagamaan, terutama
Alquran dan Hadis yang dipahami secara literal, siswa sekolah dan perguruan tinggi tingkat
tanpa melalui proses nalar perbandingan dan awal.
tanpa mempertimbangkan konteks turunnya Secara umum, sikap dan perilaku kaum
ayat atau munculnya hadis. Pandangan ini muda muslim bisa dikategorikan moderat,
sebagian besar didukung oleh aktivis dakwahis namun pada saat yang sama trend
(ROHIS, LDK, dan kelompok dakwah di luar konservatisme dengan ciri skriptural plus
sekolah/universitas). Pandangan kedua berpijak komunal juga menguat. Kecenderungan terakhir
pada toleransi kewargaan. Sebagian besar ini melahirkan tantangan tersendiri bagi
munculnya sikap dan perilaku intoleran,
sekaligus menguatnya dukungan terhadap
4
Hasil Survey Lembaga Kajian Islam dan radikalisme dan ekstremisme.
Perdamaian,(Lkip) Jakarta, 2011 Beberapa tema sebagai panduan
5
Hasil Survey Setara Institute, Jakarta, 2015 wawancara mendalam dan FGD merentang dari

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


mulai yang paling ringan, misalnya soal Islam moderat secara kontekstual
pengalaman dan pendidikan kebergamaan, diilustrasikan oleh Khalid abu al-Fadl sebagai
sampai pada yang paling berat seperti kekerasan seorang muslim yang tidak memperlakukan
dan terorisme. Secara spesifik, tema-tema agama mereka laksana monument yang beku,
tersebut meliputi: 1. Relijiusitas, pemahaman namun melakukannya lebih ke dalam suatu
keagamaan dan pengalaman keberagamaan kerangka iman yang aktif dan dinamis, sehingga
kaum muda Muslim; 2. Pendidikan dan seorang muslim moderat sangat menghargai
pembelajaran keagamaan; 3. Keragaman berbagai macam pencapaian yang diperoleh dari
(diversity) dan toleransi; 4. Kebebasan individu sesame muslim di masa lalu, namun mereka
dan Hak Asasi Manusia; 5. Wawasan juga hidup di zaman sekarang. 6 Sedangkan
kebangsaan (nasionalisme); dan 6. Radikalisme secara tekstual moderasi dalam Islam dapat
dan ekstremisme. ditilik pada konsep wasathiyah yang digali dari
Hal menarik dalam membaca data di beberapa ayat dan hadis Nabi berikut :
atas adalah model pemahanan mereka bersifat
ketegoris, subyek –obyek dan insider-outsider ‫ﻋﻠَﻰ‬ ُ ‫ﺳﻄًﺎ ِﻟّﺘ َ ُﻜﻮﻧُﻮا‬
َ ‫ﺷ َﮭﺪَا َء‬ َ ‫َو َﻛ ٰﺬَﻟِﻚَ َﺟﻌَ ْﻠﻨَﺎ ُﻛ ْﻢ أ ُ ﱠﻣﺔً َو‬
sehingga terkesan berhadap-hadapan, yang َ ‫ﻋﻠَ ْﯿ ُﻜ ْﻢ‬
‫ﺷ ِﮭﯿﺪًا‬ َ ‫ﺳﻮ ُل‬ُ ‫اﻟﺮ‬ ‫ﺎس َوﯾَ ُﻜﻮنَ ﱠ‬ ِ ‫اﻟﻨﱠ‬
dalam bahasa antropologi agama dikenal
dengan istilah binner opposition. Nalar rasional “Dan demikian pula kami menjadikan kamu
belum terbaca secara konkrit bagaimana (umat Islam) sebagai umat penengah (adil dan
gerenasi milenial di kota Surabaya memahami pilihan), agar kamu menjadi atas seluruh
Islam Moderat dan Islam Radikal. Persoalan manusia dan agar Rasul (Muhammad SAW)
utama inilah yang menjadi fokus tulisan ini, menjadi saksi atas akmu.”(al-Baqarahm 143)
terkait bagaimana nalar rasional yang mendasari
َ‫َواﻟﱠﺬِﯾﻦَ إِذَا أَﻧﻔَﻘُﻮا ﻟَ ْﻢ ﯾُﺴ ِْﺮﻓُﻮا َوﻟَ ْﻢ ﯾَ ْﻘﺘ ُ ُﺮوا َو َﻛﺎنَ ﺑَﯿْﻦ‬
pemahaman dan pemikiran mereka pada tema

‫ٰذَﻟِﻚَ ﻗَ َﻮا ًم‬


Islam Moderat dan Islam Radikal, apakah teks
yang menjadi rujukan beberapa pemuda yang
terhimpun dalam informasi media online benar-
benar merasuk dalam pemikiran dan tindakan “Dan orang-orang yang apabila
genereasi milineal di Surabaya, bagaimana membelanjakan (harta), mereka tidak
mereka mendialogkan dengan konteks berlenihan dan tidak (pula) kikir, dan adalah
mayoritas masyarakat Kota Surabaya yang (pembelanjaan itu) berada di tengah-tengah
moderat, toleran, dan membuka perbedaan antara yang demikian.” (al-Furqan, 67)
pemikiran dengan elemen masyarakat yang lain.
Asumsi di atas dapat dirumuskan ْ ‫ﺴ‬
‫ﻄ َﮭﺎ ُﻛ ﱠﻞ‬ ُ ‫َو َﻻ ﺗَﺠْ ﻌَ ْﻞ ﯾَﺪَكَ َﻣ ْﻐﻠُﻮﻟَﺔً إِﻟَ ٰﻰ‬
ُ ‫ﻋﻨُﻘِﻚَ َو َﻻ ﺗ َ ْﺒ‬
menjadi pertanyaan lanjutan dari hasil survey ‫ﻮرا‬
ً ‫ﺴ‬ ِ ‫ْاﻟﺒَﺴ‬
ُ ْ‫ْﻂ ﻓَﺘَ ْﻘﻌُﺪَ َﻣﻠُﻮ ًﻣﺎ ﱠﻣﺤ‬
sebelumnya, yaitu terdapat dasar keyakinan
(Cognitive beliafe) yang dijadikan rujukan “Dan janganlah kamu jadikan tanganmu
utama oleh kelompok milenial Surabaya terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu
berakar dari kultur toleransi dan berpandangan terlalu menulurkannya karena itu kemu menjadi
rasional yang telah dibangun secara masif tercela dan menyesal.” (al-Isra, 29)
dalam masyarakat yang terbuka (open mind)
secara sadar. Pertanyaan penelitian tersebut
dapat dirumuskan sebagai berikut ; 1).
َ‫ﺖ ﺑِ َﮭﺎ َوا ْﺑﺘ َِﻎ ﺑَﯿْﻦَ ٰذَﻟِﻚ‬
ْ ِ‫ﺼ َﻼﺗِﻚَ َو َﻻ ﺗُﺨَﺎﻓ‬
َ ِ‫َو َﻻ ﺗَﺠْ َﮭ ْﺮ ﺑ‬
Bagaimana pembacaan teks dan konteks ‫ﯿﻼ‬ً ِ‫ﺳﺒ‬
َ
Generasi Millennial urban citi surabaya
tentang Islam Moderat dan Islam radikal ?, dan “Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu
2). Apa yang mendasari pandangan teks dan dalam shalatmu dan jangan pula
konteks Generasi Millennial dalam menilai
Islam moderat dan Islam radikal ? 6
Khaled Abou El Fadl, Selamatkan Islam dari
Muslim Puritan. Terj. Helmi Mustafa, Edisi ke-
B. Islam Moderat dan Islam Radikal Dalam 1, (Jakarta: Serambi, 2007), 130.
Konteks dan Teks

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


merendahkannya dan carilah jalan tengah berarti bahwa Islam bukan hanya mengatur
diantara keduanya.” (al-Isra’, 110) urusan dunia dan bukan hanya mengatur urusan
akhirat, melainkan mengatur keduanya, ya
‫ﺧﯿﺮ اﻻﻣﻮر اوﺳﻄﮭﺎ‬ dunia, ya akhirat.
Pada tataran praksisnya, wujud moderat
“Sebaik-baik persoalan adalah jalan atau jalan tengah dalam Islam, sebagaimana
tengahnya.” dijelaskan di atas, mewarnai ajaran akidah,
ajaran akhlaq-tasawwuf, dan ajaran syari’at,
‫ﺧﯿﺮ اﻻﻋﻤﺎل اوﺳﻄﮭﺎ دﯾﻦ ﷲ ﺑﯿﻦ اﻟﻘﺎﺳﻲ و اﻟﻐﺎﻟﻲ‬ serta metodologi (manhaj) maisng-masing..
Moderasi dalam ajaran akidah Islam dapat
“Sebaik-baik amal perbuatan adalah tengah- dilihat pada paham ketuhanannya yang
tengah, dan agama Allah itu berada diantara monotheisme (paham satu tuhan). Paham
yang beku dan yang mendidih.” ketuhanan monotheisme merupakan jalan
Dari beberapa ayat dan hadis Nabi di tengan antara paham atheism (paham tak
atas dapat dipahami bahwa wasathiyah berarti bertuhan) dan paham politheisme (paham
jalan tengah atau keseimbangan antara dua hal banyak tuhan). Ini berarti bahwa Islam tidak
yang berbeda atau berkebalikan, seperti menganut atheism dan juga tidak politheisme.
keseimbangan antara ruh dan jasad, antara Sedangkan istilah radikalisme berasal
dunia dan akhirat, antara individu dan dari bahasa latin, radix, yang berarti akar. Dari
masyarakat, antara idealitas dan realitas, antara akar kata tersebut, radikalisme dimaknai
yang baru dan yang lama, antara ‘aql dan naql, berfikir tentang segala sesuatu sampai
antara ilmu dan amal, antara usul dan furu’, mendalam hingga ke akar-akarnya. Di dalam
antara sarana dan tujuan, antara pesimis dan Cambridge Advanced Learners Dictionary
optimis, dan seterusnya. Jalan tengah antara dua disebutkan radical is beleaving or expressing
hal yang berbeda, misalnya antara A dan B, the beleaf that there should be great or extreme
mengandung dua pengertian. Pertama, moderat social or political change. 7 Di dalam Kamus
bisa berarti bukan A dan juga bukan B. konsep Besar Bahasa Indonesia, radikalisme memiliki
Islam tetnatng infaq, misalnya, adalah jalan beberapa pengertian berikut: a). Paham atau
tengah antara kikir (taqtir) dan boros (israf), alian yang radikal dalam politik, b). paham atau
artinya Islam mengajarkan agar pemberi nafkah aliran yang menginginkan perubahan atau
tidak kikir dan juga tidak boros, melainkan pembaharuan sosial dan politik dengan cara
berada dintara keduanya. Contoh lain yaitu kekerasan atau drastis, c). Sikap ekstrem dalam
konsep Islam tentang paham adalah jalan tengah aliran politik.
di antara liberalism dan konserfatisisme, ini Radikalisme biasanya juga dihubungkan
artinya bahwa tidak mengajarkan liberalism dan dengan gerakan-gerakan ekstrim kanan. Dari
juga tidak konservatisisme. Kedua, moderat pengertian tersebut, radikalisme diartikan
juga bisa berarti bukan hanya A dan juga bukan sebagai paham yang menghendaki adanya
hanya B, atau dengan kata lain ya A dan juga ya perubahan dan pergantian terhadap suatu sistem
B. islam, mislanya, adalah agama yang bukan masyarakat sampai ke akarnya. Radikalisme
hanya mengajarkan/mengurusi hal-hal yang menginginkan adanya perubahan secara total
bersifat rohani dan juga bukan hanya terhadap suatu kondisi atau semua aspek
mengajarkan/mengurusi hal-hal yang bersifat kehidupan masyarakat. 8 Disamping itu,
jasmani, tetapi mengajarkan/mengurusi radikalisme dipahami pula sebagai transformasi
keduanya, mengajarkan/mengurusi hal-hal yang dari sikap pasif atau aktivisme kepada sikap
bersifat rohani dan juga mengajarkan/mengurusi
hal-hal yang bersifat jasmani. Contoh lain
7
adalah Islam antara nas dan ijtihad. Ini berarti Cambridge Advanced Learners Dictionary
bahwa hukum Islam tidak hanya didasarkan (Singaure : Cambridge University Press, 2008),.
pada nas semata, tetapi di banyak hal juga 1170.
8
memerlukan keterlibatan ijtihad. Contoh lain Agus Purnomo, Ideologi Kekerasan, Argumen
lagi adalah Islam antara dunia dan akhirat. Ini Teologis Sosial Radikalisme Islam,
(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), 36-37.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


yang lebih radikal, revolusioner, ekstrim, dan langsung diciptakan (dijebak) sebagai teroris
militant. sehingga persepsi terhadap Islam pun menjadi
Yusuf al-Qaradhawi, memyamakan buruk dan mengerucut bahwa Islam adalah
istilah radikalisme keberagamaan dengan istilah teroris. Definisi “Islam militan” yang tanpa
al-Tatarruf ad-Dini. Menurutnya radikalisme batasan tersebut kemudian merugikan umat
adalah paham keagamaan yang mempraktikkan Islam secara keseluruhan.
ajaran agama dengan tidak semestinya, atau .
mempraktikkan ajaran agama dengan C. Persepsi Generasi Milenial Terhadap
mengambil posisi tarf atau pinggir. 9 Posisi Islam Moderat dan Islam Radikal
pinggir adalah sisi yang berat atau memberatkan 1. Persepsi Islam Moderat
dan berlebihan serta tidak sewajarnya. Praktik Persepsi Generasi Milinial Surabaya
keberagamaan seperti ini, menurutnya, tentang Islam dapat disimak dari hasil
setidaknya mengandung tiga kelemahan. wawancara dengan mereka. Terkait tema Islam
Pertama, tidak disukai oleh tabiat kewajaran moderat, mereka tidak ingin secara tekstualis
mansia. Kedua, tidak bisa berumur panjang. mengembalikan kepada kejayaan Islam masa
Ketiga, sangat rentan mendatangkan lalu. Diksi “dijadikan contoh” berarti
pelanggaran atas hak orang lain. mengambil spirit kemajuannya bukan
Setidaknya ada tiga teori yang mengubah secara vis a vis seperti halnya
menyebabkan adanya gerakan radikal dan pemahaman teroris suci yang dikemukakan oleh
tumbuh suburnya gerakan transnasional David C. Rapoport yang menyebutkan bahwa
ekspansif, menurut Syafi’i Ma’arif dalam Ilusi teroris suci lebih melihat masa lalu yakni
Negara Islam, Ekspansi Gerakan Transnasional romantisme Islam 10 untuk diaktualisaikan di
di Indonesia (2009). Pertama, kegagalan umat masa kini sebagai spirit perjuangan mereka.
Islam dalam menghadapi arus modernitas “ya kita kan di Indonesia itu kan beda sama
sehingga mereka mencari dalil agama untuk di Arab, ya kita kurang setuju sama khilafah
“menghibur diri” dalam sebuah dunia yang kan islam dulu islam dibawa kesini dengan
dibayangkan belum tercemar. Kedua, dorongan adatnya kita dan identitas kita sebagai
rasa kesetiakawanan terhadap beberapa negara orang Indonesia”
Islam yang mengalami konflik, seperti Hampir keseluruhan persepsi mereka
Afghanistan, Irak, Suriah, Mesir, Kashmir, dan mengarah pada pemahaman dan pengalaman
Palestina. Ketiga, kegagalan negara keberagamaan Islam modern. penyebutan Islam
mewujudkan cita-cita negara yang berupa modern sesuai dengan gagasan Martin Van
keadilan sosial dan kesejahteraan yang merata, Bruinessen menyimpulkan bahwa terjadi
dalam konteks Indonesia. pergeseran baik pada muslim tradisional
Dalam suatu artikelnya, Adian Husaini maupun muslim modern. Muslim tradisional
(2004) mengutip dan menganalisis beberapa bergerak ke arah fleksibilitas sementara muslim
pendapat Samuel P. Huntington yang menulis modern ke arah kemapanan statis. Martin Van
buku berjudul “Who Are We? : The Challenges Bruinessens, “ dalam bukunya yang berjudul “
to America’s National Identity” pada tahun Pesantren and Kitab Kuning Continuity and
2004, mengatakan bahwa musuh utama Barat Change in a Tradition of Religious Learning 11,”
pasca Perang Dingin adalah “Islam militan”. menyatakan bahwa pergeseran yang paling
Namun, dari berbagai penjelasannya, definisi ekstrim pada Islam modern ialah pemilihan
“Islam militan” melebar ke mana-mana, ke mereka pada gerakan purifikasi ajaran Islam
berbagai kelompok dan komunitas Islam, yang condong pada purifikasi dan tektualitas.
sehingga definisi itu menjadi kabur. Hal ini
membuktikan bahwa Islam secara tidak
10
David Rapoport, Inside Terrorist
Organizations (London: Frank Cass, 2001)}
9 11
Lihat Muhammad Said al-Ashmawi, Agains Wolfgang Marschall (ed), Text from the Island
Islamic Extremism: the Writings of Muhammad Oral and Written Tradition of Indonesia and the
Said al-Ashmawi (Florida: University Press of Malay World (Virginia: University of Berne,
Florida, 1998), 21. 1994)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Ini mengindikasikan bahwa informan ujungnya gak paham dong ya. Pada
cenderung bersikap toleran dan masih memiliki pertanyaan ini informan memberikan
keingintahuan tinggi. Hal ini berdasarkan latar jawaban sebagaimana pada umumnya
belakang pendidikan yang diberikan oleh orang remaja berusia 17 tahun yang bersekolah di
tuanya yang cenderung tidak membatasi sekolah umum.” 12
aktivitas informan dan lebih menekankan pada Dalam satu sisi Islam dimaknai sebagai
sikap disiplin. Rasa keingintahuan terhadap agama yang mendorong anti kekerasan,
kepercayaan atau agama lain juga ditunjukkan sisi lain islam membutuhkan identitas dan
dengan cara sesekali menanyakan ajaran agama ketegasan, penilaian ini didasari dari sikap
temannya yang non muslim dalam lingkungan mereka menilai pendapat peran ulama yang
kampus. salafi itu sangat dibutuhkan karena kita
Hal ini sesuai dengan pandangan tidak bisa memahami sendiri agama tanpa
Durkheim bahwa agama merupakan ijma ulama. Terlebih soal memilih pimpinan.
perwujudan dari collective consciouness Seperti pada pilpres kemarin yang ijma
(kesadaran harusnya kita yang menyesuaikan ulama menyuruh umat Islam memilih Pak
dengan sana. Bukan kebalik-balik begitu. Prabowo.
Apalagi kalau mereka menganggap yang seperti Hal itu harus kita ikuti.Perbedaan adalah
itu menurutku islam moderat itu yang fleksibel sebuah keniscayaan dan kita tidak boleh
sih. memaksakan kehendak kebenaran pada
Hal tersebut tercermin dari persepsinya setiap orang karena hidayah adalah milik
dalam menguraikan pengertian islam moderat Allah. Contohnya Islam Nusantara yang
sebagai islam yang seperti pada umumnya sering digembor-gemborkan itu menurut
diikuti oleh masyarakat dan islam radikal saya terlalu memaksakan kehendak.
sebagai kelompok islam garis keras. Persepsi ini Menurut saya Islam ya Islam saja tidak
juga menyiratkan bahwa islam radikal itu perlu diberi label Nusantara. Karena Islam
bukanlah islam yang pada umumnya ada di yang asli berasal dari Arab.
masyarakat. Hal ini senada dengan apa yang Saya sangat tidak setuju jika agama
dikatakan Scott M. Thomas dalam bukunya The dijadikan dasar berbuat kekerasan karena
Global Resurgence of Religion and The Islam sendiri menganjurkan perdamaian.
Transformation of International Relation, The Tapi kalau FPI itu sebetulnya mereka gak
Struggle for the Soul of the Twenty-First melakukan kekerasan. Mereka itu berbuat
Century yang mengemukakan bahwa Istilah sesuai yang disyariatkan Islam. Kalau mau
radikalisme adalah hasil labelisasi terhadap tatanan masyarakat bagus ya memang harus
gerakan-gerakan keagamaan dan politik yang ada yang seperti FPI. Kita beragama juga
memiliki ciri pembeda dengan gerakan harus memakai pikiran, jika pemuka agama
keagamaan dan politik mainstream (pada sampai menyuruh kita melupakan keluarga
umumnya). apalagi menjadi pelaku bom artinya diri kita
Indikator kelompok Islam Moderasi yang tidak bisa memfilter ajakan mereka.
adalah tema-tema islam Nusantara, toleransi Sebetulnya yang benar itu ya saat Islam
dan plularisme , namun mereka juga melolak sedang berjaya di masa lalu. Semua tatanan
narasi trut claim. Misalnya menilai pernyataan kehidupan bisa terjalin dengan baik. Justru
mereka ialah modernitas yang asalnya dari barat ini yang
“Islam Nusantara yang paling benar itu membuat dunia mengalami kemunduran dan
malah parah lagi. Sangat tidak setuju ya ketidakadilan.Terdapat banyak bias dalam
karena semua itu bid`ah. Sudah jelas semua jawaban informan kali ini. Dia menunjukkan
dalilnya. Rasul aja gak pernah kan sikap antipati terhadap Islam Nusantara dan
mencontohkan seperti itu.Tapi ya walaupun menyebutnya sebagai Islam yang
sudah terlanjur jadi tradisi sebisa mungkin memaksakan kehendak pada yang lain.
kita hindari. Kalau ortu atau keluaga maksa Sedangkan FPI justru disebut sebagai ormas
banget ya sudah biarin aja. Boleh ya karena
kalau tidak dikasih contoh yang sesuai
dengan pemahaman kita nanti malah ujung- 12
Hasil wawancara , 14 Juli 2019

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


yang benar karena mampu melaksanakan pengalaman dan sudut pandang yang dimiliki
syariat Islam. Naraumber tidak menyadari kemudian berusaha untuk menafsirkannya
bawa ada hak asasi manusia yang banyak Informan mendapatkan pengetahuan tentang
dilanggar oleh FPI. Baik hak untuk Islam moderat dan radikal dari diskusi dengan
melaksanakan ibadah sesuai dengan teman-temannya kuliah dan membaca informasi
keyakinan maupun hak kemanan karena di internet. Dalam Buku, “Dialektika Islam
telah bertindak sebagai aparat hukum di dengan problem Kontemporer”
luar undang-undang yang berlaku. Setiap agama tentu terbuka untuk
Pola standar ganda yang dianut oleh ditafsirkan oleh penganutnya sesuai pemahaman
narasumber justru berkebalikan dengan teori dan pengetahuannya masing-masing, hal ini
standar ganda Hugh Goddrad yang menyebabkan lahirnya beragam perilaku dan
menyebutkan adanya penilaian yang bersifat tafisr dalam beragama. Tatkala penganut
ideal dan normatif terhadap pemeluk agama beragama membaca Kitab Suci dan mencoba
Kristen dan Islam. Sementara penilaian realistis memahami maka akan banyak faktor yang
dan historis ditujukan pada agama lain. 13 mempengaruhi penafsiran tersebut. Sementara
Narasumber memberikan penilaian ideal dan tak bisa dipungkiri bahwa perilaku akan
normatif pada aliran Islam lain sedangkan tergantung pada penafsiran. Menurut Informan,
dengan agama lain lebih bersikap realistis dan aksi-aksi kekerasan belakangan ini yang selalu
historis, Jawaban narasumber yang mengagumi mengatasnamakan agama (Islam) untuk
masa lalu Islam sangat dipahami sebab pola melegitimasi tindakan mereka adalah hal yang
pemaknaan Islam salafi memang ebi salah dan tidak mencerminkan ajaran Islam.
mengedepankan masa kejayaan Islam.menurut Dalam pandangannya, islam adalah
saya kalau islam radikal itu islam yang garis agama yang mengajarkan tentang perdamaian
keras, sementara islam moderat itu ya islam dan cinta kasih bukan sebaliknya. Kita tentunya
yang seperti pada umumnya, nggak terlalu menolak setiap kekerasan atas nama Tuhan dan
fanatik. agama. Kita pun menolak setiap upaya untuk
Pendapat lain dari pertanyaan ini menjadikan agama sebagai alat demi
informan memberikan jawaban bahwa kepentingan tertentu. Untuk itu saatnya kaum
pengertian Islam moderat adalah Islam beragama menampilkan wajah agama yang
sebagaimana yang diwakili oleh ormas NU serta sesungguhnya yakni wajah agama yang damai
Muhamadiyah dan islam radikal sebagai dan penuh cinta kasih. Setujunya informan
kelompok islam garis keras. Yang menarik, terhadap pemerintah Surabaya yang bekerja
meskipun secara tidak rinci, informan juga sama dengan pemerintah asing menunjukkan
sedikit menjelaskan pandangannya terkait bahwa informan bersikap terbuka pada
dengan ciri-ciri kelompok Islam yang modernisasi.
menurutnya adalah bagian dari Islam Radikal.
Ciri yang paling mencolok menurut informan
adalah dari cara berpakaian (bagi wanita) dan
isi ceramah. Karena itu, pengertian tentang
Islam Radikal dan Moderat sangat tergantung
siapa yang mendefinisikan. Ciri Islam Radikal
yang dilabelkan oleh informan tersebut
merupakan sebuah persepsi yang sifatnya 2. Persepsi Islam Radikal
subjektif. Setiap orang mempunyai Pemahaman informan tentang Islam
kecenderungan berbeda dalam melihat suatu radikal merupakan representasi dari common
hal. Perbedaan tersebut bisa dipengaruhi oleh sense masyarakat pada umumnya. Selain itu
banyak faktor, diantaranya adalah pengetahuan, jawaban ini juga merupakan representasi dari
pola pendidikan orang tua informan terhadap
informan. Apa yang diajarkan orang tua
13
Hugh Goddard, Menepis Standar Ganda informan tentang Islam moderat dan Islam
Membangun Saling Pengertian Mulim Kristen radikal menandakan bahwa ajaran itu menjadi
(Yogyakarta: Qolam, 2000)}. . fungsi laten yang terus dipelihara. Radikal

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


adalah islam yang kolot itu kayak dia itu gabisa mengebom orang lain itu bukan kebaikan.
nerima orang lain. Dan itu selalu tertanam dalam pikiran saya
Narasumber pun secara gamblang sampai sekarang.”
meyebutkan terma Salafi. Terma Salafi kerap “Islam menurutku radikal menurut meraka
digunakan oleh kelompok tekstualis sebagai adalah Islam yang benar-benar kukuh
penyebutan identitas mereka. Secara teori dengan pendiriannya, dan siapa yang
ditemukan bahwa istilah Salafi pada masa kini melanggar ketentuan atau berbeda dengan
merujuk pada Salafi merupakan langkah pandangan dengan Islam itu dia bukan
purifikasi yang ingin mengembalikan dasar- bagian dari kelompok Islam tadi
dasar kehidupan sosial, budaya dan politik Pemahaman tentang islam moderat yang
berdasarkan teks wahyu 14. jihad itu berusaha dikemukakan oleh informan merupakan
dijalan yang benar yang diridhoi oleh Allah tapi pandangan keagamaan mayoritas
tetap sadar kita disini itu diantara beribu masyarakat Indonesia. mangkel dan pasti
perbedaan, memang kita mayoritas Islam tapi trauma. Pasti orang-orang juga akhirnya
kita harus menghormati yang lainnya. menilai bahawa Islam seperti itu, orang
Radikalisme merupakan hasil labelisasi tentang Islam memiliki ideologi radikal. Aku kurang
gerakan-gerakan keagamaan yang memiliki ciri setuju seh, toh dalam al-Qur’an sendiri
pembeda dengan gerakan Islam mainstream mengjarkan kasih kepada sesama manusia.
yang bertujuan untuk menegakkan, aksi-aksi Siapa sih yang menjadi contoh mereka?
kekerasan belakangan ini yang selalu Katanya mencontoh Nabi Muhammad, la
mengatasnamakan agama (Islam) untuk wong Nabi Muhammad sendiri baik dengan
melegitimasi tindakan mereka adalah hal yang non muslim.”
salah dan tidak mencerminkan ajaran Islam. “Tafsiran tiap orang beda-beda, jadi
Dalam pandangannya, islam adalah agama yang akhirnya kayak yang diambil teks-teks
mengajarkan tentang perdamaian dan cinta tertentu, padahal ya gak gitu. Kan ada tuh
kasih bukan sebaliknya. perintahnya “meskipun kamu mendapatkan
perlakuan buruk dari manusia tapi kamu
tetaplah berbuat baik. Mungkin itu salah
satu bentuk jihad mereka, terus jihad
menurutmu apa? jihad iku membela /
berjuang terhadap masyarakat yang
tertindas. Berjuang untuk tertap
menegakkan ibadah kepada Tuhan. Jihad
gak perlu sampek membela-bela Islam
Memang harus diakui jihad memang dengan cara menyakiti manusia. Mboh se
dilakukan dengan cara kekerasan oleh orang lek aku lebih ke jihad diri sendiri untuk
Islam untuk kepentingan Islam. Masalahnya menengakkan dalam hati masing-masing.”
adalah ada beberapa orang yang tidak
menguasai dan tidak mengerti tentang konsep D. Dasar Persepsi Generasi Millennial
jihad, karena tidak menguasai hal tersebut Terhadap Islam Moderat dan Radikal,
akhirnya makna tentang jihad hanya dimaknai Meskipun berada pada awal usia
dengan cara angkat senjata. remaja, generasi minianil mempunyai gambaran
“ibu saya pernah mengatakan bahwa jangan umum mengenai Islam ideal, Senada dengan
pernah memaknai jihad sebagai bunuh diri, teori Muslim A. Kadir 15mengenai Islam ideal
lakukan kebaikan setiap hari ke orang lain dan Islam faktual. Islam ideal adalah Islam yang
juga termasuk jihad. Ibu saya juga universal tidak terikat dengan ruang dan waktu.
mengatakan jihad adalah pengorbanan demi Islam ideal mewujud pada teks Alquran dan
kebaikan orang lain, dalam artian saya

14 15
Roxanne L. Euben, Musuh dalam Cermin A. Kadir, Ilmu Islam Terapan Menggagas
Fundamentalisme Islam dan Batas Paradigma Amali dalam Agama Islam
Rasionalisme Modern (Jakarta: Serambi, 2002) (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003),

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


sunnah. Islam Ideal melahirkan Islam faktual
sebagai sebuah respon penghayatan atas teks
Alquran dan sunnah. Islam faktual merupakan
dialektika agama dengan pemikiran, perilaku,
dan kebudayaan pemeluknya
Sumber referensi utama generasi
minianil paling dominan diperoleh dari media,
soaial media internet dan youtobe. Media
visual menjadikan habit dengan kebiasaan Menurut Mereka para Tokoh yang
mendengarkan ceramah Ustd. Populer versi a dijadikan rujukan oleh informan adalah tokoh-
media televisi misalkan ustad Abdus Shamad, tokoh yang diminati oleh kaum milennial dan
Adi Hidayat dan para selebritis dengan gerakan- orang-orang yang baru hijrah dan pilihan
gerakan hijrah. Budaya pop mengalir dan materi serta bahasa yang sederhana, ringan
memasuki ruang tata berpikir mereka dengan dan mudah dicerna . Alasan utmaa kaum
menjadikan para artis sebagai rulemodel alih- milennial terhadap ustad Adi Hidayat dan
alih pada akhirnya keagamaan para artis-artis Hanan Attaqi dikarenakan redaksi dakwah Adi
yang ngetren saja yang ia ikutin, Hidayat lebih logis dan mudah
“ya akhirnya saya ngikutin pengajiannya dipahami.Misalkan ustad Hanan Attaqi sendiri
mas. saya kadang buka Youtube, Instagram. metode dakwahnya lebih menyentuh perasaan
Untuk website saya jarang buka. Tapi saya dan kegelisahan kaum-kaum muda, banyaknya
agak jarang ngikutin ceramah Ustd. Abdus minat kaum milennial kepada Hanan Ataqi juga
Shamad, bagi saya penyampaian ustd. dikarenakan materi dakwahnya yang tidak
Abdus Shamad kurang menarik, saya lebih terlalu berat dan lebih santai.
tertarik dengan ceramah Ustd. Adi Hidayat Kekurangan informan mengakses dunia
sama Ustd. Hanan Attaqi, apa lagi untuk pendidikan formal membuat informan lebih
renungan. Kebanyakan ceramah yang saya menggunakan media sosial dalam mengakses
dengar di media lebih untuk motivasi saja wawasan keagamaan.Apa yang diperoleh
sih mas.” informan dari media disikapi bukan hanya
Ketiga narasumber termasuk pada sebagai informasi, tetapi juga sebagai data
kategori digital native. Digital Native ialah Apabila media sosial digunakan dan dijadikan
generasi muda masa kini yang lahir di era referensi utama informan dalam memperoleh
digital dan tumbuh di era perkembangan informasi dan data, hal tersebut bisa
informasi digital. 16Informasi digital termuat mempengaruhi pola pikir dan tindakan
dalam sosial media. Sosial media sendiri informan. Mendengar dari kajian yang diikuti di
merupakan representasi yang disajikan dalam Masjid Al Falah dan beberapa pemberitaan di
tontonan-tontonan 17. { Berdasarkan teori ini TV maupun media sosial.saya mendapatkan
maka tidak mengherankan jika ketiga pemahaman ini dari teman, buku, internet. Tapi
naraumber memperoleh informai keagamaan untuk porsinya saya mendapatkan pemahaman
melalui konten di dalam sosial media. Hanya itu dari teman, yang kedua dari buku. kalau saya
saja proses filtrasi yang mana saja konten hijau lebih ke teman, kadang saya punya waktu
ataupun merah belum mampu mereka tertentu yang membuat melamun, dari waktu
identifikasikan. Terbukti dengan beragamnya melamun itu terkadang saya memikirkan suatu
rujukan tokoh keagamaan yang mereka pilih hal, termasuk tentang Islam moderat atau Islam
untuk ditonton di Youtube. radikal itu bagaimana sih.
Narasi Ketiga narasumber di atas masuk
dalam kategori awal usia remaja. Dari
16
Marc Prensky, “Digital Natives Digital keseluruhan jawaban mereka masih ditemukan
Immigrants,” On the Horizon MCB University, adanya bias dalam mempersepsikan Islam
Vol. 9, No. 5, (2008)}. Moderat dan Islam Radikal. Bias terebut diurai
17
Guy Debord, Society of the Spectacle dalam tiga poin yakni:Batasan tindak kekerasan
(London: Bread and Circuses Publishing, atas nama agama: narasumber setuju bahkan
1977)}.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


mendukung aksi FPI yang menggunakan aki sayap ideologi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
kekerasan dalam mempraktikkan perintah amar Terbukti dari penyebutan istilah liqo yang
makruf nahi mungkar. Di sisi lain mereka merupakan kode dari Ikhwanul Muslimin
menyayangkan sikap Anshor saat membubarkan sebagai induk PKS.
pengajian Felix Siauw yang dikenal getol Sosok yang sangat dikagumi oleh
membela HTI. narasumber pun memiliki basis ideologi
Batasan sumber referensi pendakwah: Ikhwanul Muslimin yang kuat. Hal ini tampak
Pendakwah yang dinilai ada pada kategori Islam dari nama seorang profesor yang selalu dirujuk
Kanan sering mereka tonton kanal pengajiannya saat menjawab beberapa pertanyaan. Ikhwanul
dalam dunia maya. Sementara pada dunia nyata Muslimin faktanya memiliki gerakan
mereka juga mengikuti pengajian dari pengajaran ideologi atau disebut dengan
pendakwah Islam Moderat seperti Habib tarbiyah yang sangat kental di kampus-kampus
Seikh.Batasan definisi pelanggaran hukum Indonesia. Dipelopori di ITB dan berkembang
negara dan agama:Nasionalisme ketiga ke kampus-kampus lain termasuk di tempat
narasumber tampak kuat saat menjawab kuliah narasumber. Pra senior atau disebut
mengenai pentingnya ideologi pancasila dan dengan mujahid dakwah sering diistilahkan
ketidaksetujuan pendirian Negara Islam. dengan sebutan “belajar sama mbak-mbak” oeh
Jawaban mereka diperkuat dari penyebutan narasumber. Pola gerakan Ikhwanul Muslimin
Apel Kebangsaan yang dilakukan oleh Anshor. seperti itu tertuang dalam catatan
Namun di titik lain mereka masih menganggap Kekurangan informan mengakses dunia
pembubaran pengajian Felix Siauw adalah pendidikan formal membuat informan lebih
salah. menggunakan media sosial dalam mengakses
Bias dalam persepsi keislaman yang wawasan keagamaan.Apa yang diperoleh
mereka paparkan ditentukan oleh sejarah masa informan dari media disikapi bukan hanya
lalu yakni identitas keluarga mereka yang sebagai informasi, tetapi juga sebagai
menganut ideologi NU dan Muhammadiyah. data.Apabila media sosial digunakan dan
Sejarah masa lalu sebagai bekal filter dijadikan referensi utama informan dalam
pemaknaan awal akan Islam menjadikan memperoleh informasi dan data, hal tersebut
mereka ada di posisi moderat. Namun persepsi bisa mempengaruhi pola pikir dan tindakan
dasar yang mereka miliki mengalami transisi. informan.
Transisi tersebut dipengaruhi oleh konstruki Tokoh yang dijadikan rujukan oleh
sosial. Konstruksi sosial yang mendominasi informan adalah tokoh-tokoh yang diminati
terjadinya transisi ialah dari pengaruh teman oleh kaum milennial dan orang-orang yang baru
atau peer group serta trend penggunaan sosial hijrah. Informan mengaku sering mengikuti
media. Transisi merupakan sebuah keniscayaan acara kajian-kajian disebabkan tema dalam
yang terjadi dalam pembentukan sudut pandang forum kajian tersebut menarik dan unik seperti
seseorang. Manusia bukan makhluk yang solid membahas soal cinta dan jodoh, serta karena
sehingga peluang untuk berkompromi atas belum pernah mengetahui soal tema kajian
keadaan senantiasa berlangsung. {Amartya Sen, tersebut, sehingga informan penasaran dan ingin
Identity and Violence the Illusion of Destiny hadir. Alasan lain adalah karena ajakan teman-
(London: Penguin Books, 2016)} temannya, sebab temanteman informan semasa
Latar belakang keluarga narasumber SMA banyak yang ikut di komunitas pemuda
memiliki akar yang kuat pada Islam “hijrah-hijrah” dan kajian-kajiannya. Terutama
tradisionalis. Indikasinya ialah pada penyebutan acaranya Hannan Attaki. Informan pernah dua
asal daerah ayah dan seorang ibu sebagai kali menghadiri acara tersebut dan melihat
alumni pondok pesantren. Namun akar antusiasme pengunjungnya sangat tinggi sampai
tradisionalisme tersebut muai tersamarkan tempat acaranya full dan informan tidak
ketika narasumber masuk sekola SDIT yang kebagian tempat saat hadir disitu Banyaknya
notabene memiliki pola pembelajaran tekstual- minat kaum milennial terhadap ustad Adi
fundamental. Ditambah lagi dengan suasana Hidayat dan Hanan Attaqi dikarenakan redaksi
peer group saat kuliah yang organisasi dakwah Adi Hidayat lebih logis dan mudah
keislaman mahasiswanya banyak diwarnai oleh dipahami.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Untuk ustad Hanan Attaqi sendiri kode dari Ikhwanul Muslimin sebagai induk
metode dakwahnya lebih menyentuh perasaan PKS.”
dan kegelisahan kaum-kaum muda, banyaknya Sosok yang sangat dikagumi oleh
minat kaum milennial kepada Hanan Ataqi juga narasumber pun memiliki basis ideologi
dikarenakan materi dakwahnya yang tidak Ikhwanul Muslimin yang kuat. Hal ini tampak
terlalu berat dan lebih santai. Menurut dari nama seorang profesor yang elalu dirujuk
informan perkembangan zaman yang sangat saat menjawab beberapa pertanyaan. Ikhwanul
cepat diperlukan penyesuaian dalam semua hal. Muslimin faktanya memiliki gerakan
Informan berpendapat bahwa penggunaan nalar pengajaran ideologi atau disebut dengan
rasional dalam metode penyelesaian hukum tarbiyah 18yang sangat kental di kampus-kampus
Islam bisa diperbolehkan, selama hal itu harus Indonesia. Dipelopori di ITB dan berkembang
didasarkan pada apa yang telah ditentukan ke kampus-kampus lain termasuk di tempat
Allah dalam al-Qur’an, Hadits. kuliah narasumber. Pra senior atau disebut
“Awalnya saya mendapatkan pengetahuan dengan mujahid dakwah sering diistilahkan
agama dari kedua orang tua dan guru di dengan sebutan “belajar sama mbak-mbak” oeh
sekolah SDIT. Dasar-dasar agama tersebut narasumber.
sangat penting semisal keharusan untuk “Di era digital, media sosial dan internet
memakai hijab. Apalagi kedua orang tua menjadi sahabat sekaligus tempat bertanya
saya memiliki basis agama yang kuat. Ayah bagi anak muda dalam belajar agama.
berasal dari Jombang yang kuat Merekaumumnya menyukai tokoh agama
Muhammadiyahnya sementara Ibu meskipun yangfriendly karena mereka dapat
asli Surabaya adalah lulusan pesantren mengakses ceramah ataupun tausiyahnya
Jombang. Namun dasar agama saja ternyata secara mudah di manapun dan kapan pun
belum cukup. Praktik agama terasa hanya di mereka menginginkannya serta karena gaya
kulitnya saja. Saat kuliah saya mengikuti bahasanya gampang diterima. Hal serupa
liqo. Liqo itu semacam kajian yang diisi oleh juga dialami oleh informan, yang
mbak-mbak senior kampus. Melalui liqo menyatakan bahwa dia sering mencari
saya menemukan hakikat beragama. rujukan dan referensi agama melalui
Selanjutnya sumber referensi agama saya internet (dengan cara browsing dan tanya
adalah kelas kuliah Quran dan Sains yang Google), lalu website yang mucul paling
ada di masjid Al Falah bersama Professor atas ya itu yang di klik, serta menonton
Fuad. Saya juga suka melihat kajian yang tausiyah keagamaan melalui
ada di Youtube tapi menurut saya instagram.Secara umum pengaruh media
berdasarkan pendapat Ustadz Salim A. sosial relatif signifikan mengurangi peran
Fillah mengaji itu lebih baik secara pendidikan agama dalam keluarga dan
langsung hadir. Dengan kehadiran kita peran guru agama di sekolah.Media sosial
memperoleh adabnya kepada guru sekaligus ibarat dua sisi mata uang, di satu sisi dapat
beajar tawadhu dari seorang guru. Latar digunakan untuk menyebarkan informasi
belakang keluarga narasumber memiliki dan pengetahan yang bermanfaat dan
akar yang kuat pada Islam tradisionalis. produktif. Namun di sisi lain, iadapat juga
Indikasinya ialah pada penyebutan asal dipakai untuk tujuan-tujuan menebarkan
daerah ayah dan seorang ibu sebagai hasutan kebencian dan provokasi. Dalam
alumni pondok pesantren. Namun akar konteks radikalisasi paham keislaman,
tradisionalisme tersebut muai tersamarkan beberapa hasil penelitian telah menyatakan
ketika narasumber masuk sekola SDIT yang bahwa media sosial adalah media yang
notabene memiliki pola pembelajaran
tekstual-fundamental. Ditambah lagi dengan
suasana peer group saat kuliah yang 18
Ali Said Damanik, Fenomena
organisasi keislaman mahasiswanya banyak Partai Keadilan: Transformasi 20 Tahun
diwarnai oleh sayap ideologi Partai Gerakan Tarbiyah di Indonesia (Jakarta:
Keadilan Sejahtera (PKS). Terbukti dari Teraju, 2002
penyebutan istilah liqo yang merupakan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


efektif digunakan untuk menyebarkan kebutuhan anak muda serta gaya bahasa dalam
propaganda ideologi radikalMenariknya, penyampaian ceramahnya gampang dicerna dan
keterangan dari informan ini meskipun tidak ribet. Pertanyaan: menurutmu tentang
mengaku sering menonton ceramah hannan interpretasi yang satu kontekstual dan tekstual,
attaki, ustadz abdul somad, dan felix siauw menurut pribadi bagaimana harus
di Instagram (kedua tokoh ini adalah idola mengutamakan yang seperti apa?harusnya
anak muda dan kerap menjadi simbol dari fleksibel, tapi ya lihat fleksibelnya bagaimana
kelompok Islam yang sering mengajak dulu jadi peran ulama penting, karena tau
kembali kepada Qur’an dan Hadist), dia sendiri disini kan ga ada sertifikasi ulama, disini
juga mengaku juga senang mengikuti semua orang bisa jadi ulama
postingan dari akun instagram ala-NU dan “ya saya kemarin membaca twitt dari anak
Fakta Banser. Hal ini sebenarnya lumrah gusdur ya seorang habib harus mencitai dan
terjadi pada remaja dan anak muda yang dicintai, dan ya harus bisa ngaji dan tidak
sedang dalam proses pencarian identitas menyebar kebencian dan tidak dibenci oleh
diri. Dalam fase ini seorang remaja umat, kadang saya juga bingung sendiri kok
biasanya cenderungmasih labil danbelum bisa gitu masih bisa mencaci yang lain,
memiliki pendirian yang kokoh, namun malah sibuk ngurusin politik. kalau menurut
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, saya sih, islam kan masuk jawa dalam
bersemangat mengumpulkan informasi, bentuk budaya seperti wayang dll,
melakukan penyimpulan dan pada sebenernya agama dan budaya itu bisa satu
puncaknya pembentukan karakter yang tapi ya liat konteksnya seperti nyekar orsang
dimana salah satu faktor yang lain ada yang bilang itu bentuk
mempengaruhi adalah proses meniru atau penyembahan padahal gak seperti itu, kan
imitasi seorang remaja terhadap seorang cuman sekedar mendoakan.”
lain yang dianggapnya ideal.” Pendapat diatas cukup dijadikan bukti
“di era sekarang, anak muda dan media bahwa generasi milian mempunyai
sosial serta internet seolah menjadi hal yang kecenderungan menjadikan artis atau ustad
tidak bisa dipisahkan. Dari pernyataan menjadi role model keberagamaan mereka.
Informan, dia mengaku banyak mengakses Baik pola maidset serta model dakwah ,
berbagai platform media sosial untuk Fleksibilitas sumber referensi dan cara
berkomunikasi maupun mencari sesuatu beragama simpel menjadi salah satu
seperti Youtube, Instagram serta WA dan karaktersitik generasi simulacra .
Line. Untuk frekuensi penggunaan, informan Cara pandang Generasi milinial
lebih sering mengakses youtube. Selama mempengaruhi tindakan sosial .semakin
mengakses youtube, informan juga tidak moderat pandangan hidupnya maka tindakan
lupa untuk mampir dan menonton konten- sosial sebanding jajar dengan prespektif nya .
konten keislaman. Tokoh atau sosok yang implementasi antara worldview dengan world
sering ditonton dan didengar informan lifen dapat dilihat dari hasilwawancara tentang
antara lain seperti buya yahya dan gus toleransi. Toleransi intra dan inter religius yang
miftah. Dulu di awal-awal kuliah, informan dipahami oleh ketiga narasumber berada pada
juga sering melihat ceramah felix siauw di tingkat pluralisme. Sesuai dengan kategori yang
youtube, karena sering di share oleh teman- disampaikan oleh komarudin Hidayat 19. Mereka
temannya.” membenarkan ajaran agama dan aliran
Dari penuturan informan, sosok agamanya secara absolut namun tidak
penceramah yang cocok untuk anak muda menyerang aliran maupun agama lain ecara
diwakili oleh Felix Siauw dan artis-artis hijrah frontal.
yang sekarang menjadi pendakwah seperti
Teuku Wisnu dan Niko al-Hakim. Media Sosial
sudah menjadi sahabat sekaligus tempat
bertanya bagi anak muda dalam belajar agama. 19
Komaruddin Hidayat {Andito (ed, Atas Nama
Mereka umumnya menyukai tokoh agama yang Agama Wacana Agama dalam Dialog Bebas
bisa menyesuaikan dengan gaya hidup dan Konflik (Bandung: Pustaka Hidayah, 1998).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Hanya saja mereka menganggap bahwa untuk mengubah sistem yang ada dalam
ajaran aliran maupun agama lain tidak negara 20. Narasumber pun berada pada kategori
seutuhnya benar. Hal ini tampak dari tersebut. Pendirian negara berbasis agama
ketidaksediaan mereka saat diajak untuk merupakan titik tolak dari ketidaksetujuan atas
melakukan ritual di luar apa yang mereka bentuk pemerintahan demokratis barat. Atas
yakini. Dalam perkara mengucapkan selamat dasar inilah muslim salafi menempatkan diri
hari raya kepada teman yang beda agama, sebagai oposan pemerintah. Muslim salafi
informan juga tampak lebih menunjukkan memiliki lima tipe gerakan perlawanan. Fight
toleransinya. Dia berpendapat kalau ditinjau back atau melakukan perlawanan balasan, 21fight
dari pandangan sosial ya boleh-boleh saja for berjuang untuk memperjuangkan sesuatu,
mengucapkan selamat hari raya kepada teman fight with yakni berjuang dengan menggunakan
yang beda agama guna mempererat tali nilai tertentu, fight agains atau berjuang untuk
persaudaraan saja. Selain itu informan juga melawan musuh tertentu, dan figt under yaitu
bercerita bahwa ada salah satu temannya yang perjuangan atas nama Tuhan.
“sudah hijrah” Dalam konteks kehidupan berbangsa
dan bernegara, informan cenderung tidak setuju
kalau pancasila digantikan dengan ideologi
agama. Namun, dia menggarisbawahi bahwa
untuk dirinya sendiri sebagai muslim, dia lebih
cenderung mengutamakan hukum Islam. Jadi,
terlihat bahwa pengetahuan mengenai Indonesia
yang majemuk, membuat kaum muda Muslim
paham bahwa sebagai konsekuensinya, ideologi
Dalam menyikapi perbedaan antar dan sistem kenegaraan harus dibuat dan dikelola
agama narasumber lebih bersifat moderat berdasarkan kondisi tersebut.
artinya ada pemakluman. Namun ketika Terdapat banyak bias dalam jawaban
menyebutkan perbedaan antar aliran dalam narasumber kali ini. Dia menunjukkan sikap
Islam narasumber menunjukkan gesture antipati terhadap Islam Nusantara dan
mengernyitkan muka dengan serius. Artinya menyebutnya sebagai Islam yang memaksakan
narasumber tidak terlalu menyetujui adanya kehendak pada yang lain. Sedangkan FPI justru
perbedaan aliran dalam Islam. Narasumber disebut sebagai ormas yang benar karena
menempatkan posisi toleransi intra agama mampu melaksanakan syariat Islam. Naraumber
secara eksklusifaSesuai dengan organisasi tidak menyadari bawa ada hak asasi manusia
mahasiswa yang diikuti oleh narasumber yang yang banyak dilanggar oleh FPI. Baik hak untuk
berafiliasi dengan PKS serta pengakuan melaksanakan ibadah sesuai dengan keyakinan
identitas narasumber yang menyebutkan dirinya maupun hak kemanan karena telah bertindak
sebagai seorang salafi maka penolakan atas sebagai aparat hukum di luar undang-undang
pancasila menjadi logis. yang berlaku.
Sesuai dengan pendapat Din Wahid Pola standar ganda yang dianut oleh
yang membagi kelompok salafi kedalam tiga narasumber justru berkebalikan dengan teori
bagian yakni salafi puris, salafi haraki, dan standar ganda Hugh Goddrad yang
salafi jihadi. Salafi puris melakukan purifikasi menyebutkan adanya penilaian yang bersifat
pada taraf pemikiran agar muslim kembali pada ideal dan normatif terhadap pemeluk agama
teks keagamaan. Salafi haraki berada selangkah
di depan salafi puris karena membawa
pemikiran purifikasi kepada praktik gerakan 20
Din Wahid, Nurturing the Salafy Manhaj a
sosial politik. Salafi haraki ingin syariat Islam
Study of Salafi Pesantren in Contemporary
ditegakkan dalam kehidupan nyata. Sementara
(Belanda: Utrecht University, 2014).
salafi jihadi yaitu gerakan perjuangan untuk 21
Bahtiar Effendy dan Hendro Prasetyo (ed),
mendirikan tata kelola negara dan pemerintahan
Radikalisme Agama (Jakarta: PPIM-IAIN,
sesuai dengan syariat Islam. Baik salafi haraki
1998).
maupun salafi jihadi memiliki kecenderungan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


Kristen dan Islam. Sementara penilaian realistis Indonesia adalah negara yang terdiri dari
dan historis ditujukan pada agama lain. {Hugh banyak agama, bukan hanya satu agama, dan
Goddard, Menepis Standar Ganda Membangun menurutnya, semua agama di Indonesia sudah
Saling Pengertian Mulim Kristen (Yogyakarta: terwadahi dalam pancasila. Pandangan seperti
Qolam, 2000)}. Narasumber memberikan itu, memperlihatkan bahwa informan menyadari
penilaian ideal dan normatif pada aliran Islam Pancasila merupakan satu-satunya ideologi dan
lain sedangkan dengan agama lain lebih dasar negara yang harus ditopang seluruh warga
bersikap realistis dan historisd Sebetulnya yang Negara apapun agamanya, karena dengan
benar itu ya saat Islam sedang berjaya di masa Pancasila dapat merekatkan segenap warga
lalu. Semua tatanan kehidupan bisa terjalin bangsa yang mejemuk ini.
dengan baik. Justru modernitas yang asalnya Pada umumnya remaja dengan usia 17
dari barat ini yang membuat dunia mengalami tahun biasanya masih awam dengan banyak hal,
kemunduran dan ketidakadilan.i utamanya dengan kebijakan pemerintah, kecuali
Dalam hal melihat perbedaan madzhab kebijakan tersebut memiliki imbas langsung
dalam Islam, informan menjawab dengan kepada mereka, seperti kebijakan tidak
diplomatis. Dia menganggap bahwa setiap menggratiskan lagi spp bagi SMAN/SMKN di
orang memiliki sumber pemahaman atau guru Surabaya. Informan menilai bahwa kerjasama
yang berbeda-beda, jadi lumrah dan merintah Surabaya yang notabene dipimpin
mempersilahkan setiap orang untuk memiliki oleh muslim dengan pihak lain yang non-
perbedaan dalam beragama. Atau dalam muslim adalah hal yang lumrah, selama itu
pemahaman kami, informan memiliki berimbas positif bagi kemajuan daerah.
pandangan bahwa perbedaan itu tidak dapat Manusia adalah makhluk sosial yang selalu
disatukan sehingga yang bisa dilakukan hanya membutuhkan manusia lainnya dalam bekerja
saling memahami dan bersikap toleran. sama dibanyak bidang. Kerjasama yang
Toleransi dalam muamalah bisa diterima jika dilakukan para pemimpin pemerintah ini
baik dan benar. biasanya didasari oleh faktor bahwa kerjasama
Informan menyatakan bahwa perbedaan dengan Negara atau pihak non-muslim dalam
faham dalam menjalankan ritual keagamaan hal pengembangan teknologi, kesehatan, sosial,
adalah hal yang niscaya, asalkan dalam dan ekonomi itu akan membawa dampak positif
praktiknya tidak saling menyalahkan bagi perkembangan daerahnya. Faktor lainnya
kepercayaan masing-masing.Dalam hal ini adalah anggapan, bahwa non-Muslim memiliki
informan dapat dikatakan agak cuek dan semangat kerja lebih tinggi, sehingga sebagian
cenderung individualis apabila menyangkut hak besar mereka memiliki taraf sosial ekonomi,
dan kebebasan individu.ketika informan inovasi, dan pengembangan teknologi yang
disuguhkan pada pertanyaan terkait isu-isu tinggi pula. Hal ini juga senada dengan yang
seperti ucapan selamat hari raya kepada umat dikatakan informan Yaitu kecenderungan
non-muslim, informan cenderung toleran. Hal pemahaman yang tertutup dan mencerminkan
ini memperlihatkan bahwa cara pandang karakter yang absolutis serta tidak mau
informan sangat dinamis. Terjadi proses berkompromi dengan pemikiran atau tafsir lain
rasionalisasi yang dilakukan informan dengan dalam memahami agama, serta mengabaikan
alasan toleransi kepada temanserta rasa kontekstualitas dan bersikap anti kepada
sungkan, apalagi kalau itu teman dekat, demi lokalitas.
menjaga relasi pertemanan tetap berlanjut. Dalam menyikapi tradisi Islam yang
Meskipun informan pernah mendapatkan bersumber dari budaya lokal, Informan
informasi bahwa mengucapkan selamat hari menganggap bahwa tradisi Islam yang
raya kepada teman yang beda agama itu bersumber dari budaya lokal bisa dijadikan
dilarang dalam Islam. sebagai bagian dari dakwah Islam, asalkan
Secara umum sikap dan jawaban tradisi tersebut sudah mengalami modifikasi
informan dalam merespon pertanyaan soal dengan masuknya unsur-unsur agama Islam
pancasila dan tawaran ideologi alternatif, dalam dalam tradisi tersebut. Dengan kata lain budaya
hal ini ideologi islam bisa dikategorikan sangat itu mengandung unsur yang tidak dilarang
nasionalis, dengan menjelaskan bahwa dalam agama Islam. Dengan demikian, Islam

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


yang bercampur dengan budaya lokal bisa tersebut ideologi pancasila menawarkan
dikatakan adalah gejala normal dari dinamika kemanusian yang adil dan beradab. Saya
umat Islam di perkampungan Surabaya. belum pernah mengetahui bahwa ada
Pergumulan dan interaksi landasan yang menawarkan jargon seperti
Ketika informan disuguhkan pada itu selain pancasila. Dalam sila ketiga,
pertanyaan terkait isu-isu seperti ucapan meskipun kita mempunyai pemahaman yang
selamat hari raya kepada umat non-muslim, berbeda tentang suatu hal, selama kita
informan cenderung toleran. Hal ini bersatu itu tidak masalah. Intinya kita diberi
memperlihatkan bahwa cara pandang informan kebebasan berbeda pendapat namun selama
sangat dinamis. Terjadi proses rasionalisasi itu dalam koridor persatuan tidak masalah.
yang dilakukan informan dengan alasan Dalam sila keempat, kita tahu secara jelas
toleransi kepada teman serta rasa sungkan, bahwa negara kita adalah negara
apalagi kalau itu teman dekat, demi menjaga demokrasi. Dalam sila itu, kita bebas
relasi pertemanan tetap berlanjut. Meskipun berpendapat, namun harus tetap ada
dalam beberapa kesempatan, menururt musyawarah dan diskusi. Sila yang kelima
informan, dia pernah mendapatkan informasi sudah jelas kan.”
bahwa mengucapkan selamat hari raya kepada “Saya sependapat dengan Febrian, namun
teman yang beda agama itu secara umum sikap ada hal yang sering diangkat dalam setiap
dan jawaban informan dalam merespon isu, yakni keadilan, padahal menurut saya
pertanyaan soal pancasila dan tawaran ideologi keadilan hukum kita baik-baik saja. Setiap
alternative, dalam hal ini ideologi islam bisa orang berpendapat atau bersuara tidak
dikategorikan moderat, meski yang ditangkap, yang jadi masalah adalah saat
bersangkutan dalam hal memilih pemimpin orang-orang sering memanfaatkan kata
cenderung memihak kepada yang seagama, dan keadilan untuk kepentingan mereka sendiri.
tidak akan memilih pemimpin/kepala daerah Demo saja diperbolehkan, tidak masalah,
yang non-muslim. Hal ini dimungkinkan karena asal kita memenuhi prosedur perijinan untuk
pemahaman informan terhadap Pancasila itu. Karena yang mempunyai negara ini
sebagai keyakinan kolektif bukan kelompok tertentu, namun milik kita
“Ya pernah sih dialog dengan agama lain bersama, jadi kita harus menaati prosedur
seperti masalah Jesus dll. Dari situ saya yang ada demi kepentingan bersama.
paham tentang ajaran-ajaran agama lain, Memang ada beberapa kelompok yang
Cuma saya gak mau bertanya lebih detail meneriakkan keadilan, seakan-akan mereka
tentang kepercayaan mereka, takutnya nanti ditindas, padahal mereka semena-mena.
saya malah menyinggung . Apa yang bagi saya ukuran kebenaran adalah yang
dilakukan informan dengan tidak diakui oleh khalayak umum. Misalkan saya
menanyakan perihal kepercayaan teman non mengangap suatu hal benar, namun orang
muslimnya dengan lebih lanjut karena banyak mengatakan salah ya saya yang
ditakutkan menyinggung menggambarkan salah. Jadi saya menganggap bahwa apa
bahwa informan mempunyai sifat toleran.” yang bermanfaat bagi orang lain ya saya
Selain itu hal ini menandakan bahwa ikuti. Dalam beragama saya lebih ke konsep
tindakan yang diambil oleh informan bersifat moral individu sih, contoh kayak berjilbab,
logis, karena informan ingin mengetahui perihal ada beberapa wanita yang berjilbab namun
Yesus langsung pada umatnya. masih menampakkan lekuk tubuh, namun
“Menurut saya jika ada kelompok atau ada yang tidak berjilbab namun pakaiannya
pihak yang ingin mengganti pancasila sopan, lebar. sama sih, saya sependapat
dengan ideologi lain itu adalah hal yang dengan Febrian. Saya sih lebih jika
bodoh. Menurut saya, pancasila adalah kebenaran itu diakui oleh masyarakat maka
landasan yang tanpa batasan. Dalam sila hal itu dianggap benar. Semua kembali ke
pertama, hanya disebutkan menyembah mayoritas. Namun ada kebenaran yang
Tuhan yang Maha Esa, namun tidak bukan hanya dari mayoritas, katakan
dijelaskan Tuhan yang mana. Dalam sila pancasila, meskipun ada yang menentang
kedua, kita tahu bahwa dalam sila kedua hal tapi pancasila adalah hal yang telah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


disepakati. Dalam beragaimanapun, jika 3. Generasi Milinial Surabaya menerima
kita mempunyai penafsiran yang berbeda Pancasila sebagai ideologi negara
dengan mayoritas kita tidak bisa berkutik, sekaligus menyaratkan negara menjalankan
kita tidak bisa memaksakan penafsiran syariat islam.
pribadi kita ke orang lain.”
“Sikap masa bodoh karena saya ini
sebenernya masa bodo, kamu mau jadi
ekstrimis yaudah selama tidak menggangu
urusan orang lain, mau kamu menginginkan
negara khilafah tapi selama tidak
menggangu, walaupun agak gak setuju juga. Daftar Pustaka
walaupun benar juga khilafah dengan
hukum islam namun tudak bisa dipukul rata 1) Abdullah, Junaidi “Radikalisme Agama:
kan negara kita beraneka macam Dekonstruksi Ayat Kekerasan dalam al-
kepercayaan. karena saya ini sebenernya Qur’an”, dalam Jurnal Kalam, Vol. 8, No.
masa bodo, kamu mau jadi ekstrimis ya 2, Desember 2014, hlm. 3. Anzar Abdullah
udah selama tidak menggangu urusan orang 4 ADDIN, Vol. 10, No. 1, Februari 2016
lain, mau kamu menginginkan negara
khilafah tapi selama tidak menggangu, 2) Aziz , Imam, Galaksi Simulacra Esai-esai
walaupun agak gak setuju juga.” Jean Baudrillard, Yogyakarta:LKis, 2014
Meskipun informan mengikuti acara
keagamaan lain secara aksidental, namun 3) Auben, Roxsane L. EnemyIn The Mirror:
pemahaman informan mencerminkan prinsip Islamic Fundamentalism And The Limited
toleransi positif, dimana informan tetap Of Islamic
mengikuti upacara keagamaan agama lain tanpa 4) Modern Rationalisme (Princeton NJ:
mengorbankan nilai-nilai yang informan Princeton Univercity press, 1999
percayai.islam kan masuk jawa dalam bentuk
budaya seperti wayang dll, sebenernya agama 5) Antoun, Richard T.Understanding funda-
dan budaya itu bisa satu. Informan mengamini mentalism: Christian, Islamic, and Jewish.
bahwa agama dan budaya bisa saling membaur, Walnut Creek. 2001
secara tidak langsung informan mengamini
akulturasi budaya, bahwa ada beberapa nilai 6) Anwar , M. Syafi’i dalam pengantar Jurnal
esensial dalam budaya yang selaras dengan nilai Ulumul Qur’an, No. 3, Vol. III, 1993
agama
7) Asshofie, , Agil “Radikalisme Gerakan
E. Penutup Islam”, http://agil
Dari pembahasan diatas maka dapat
ditarik kesimpulan :
8) asshofie.blogspot.com/2011/10/radikalism
1. Generasi Milinial mempersepsikan Islam
Moderat adalah Islam yang adaptasi e-gerakan-politik.html, diakses pada 25
terhadap perubabahan masyarakat modern, Januari 201
budaya lokal, serta tidak menggunakan
agama sebagai justifikasi politik dan 9) Ahmad Rizki Mardhatillah umar, Melacak
ekonomi, sedangkan Islam Radikal adalah akar radikalisme Islam di Indonesia ,
Islam yang intoleran, tidak fleksibel, serta Journal Ilmu sosial dan politik Vol 14
bersifat kaku terhadap perubahan. Nomer 2 nov 2010.
2. Gererasi milial mengunakan media internet
dan media sosial sebagai rujukan referesnis 10) al-Kitab Al-Muqaddas, Sifr Lawiyyin,
sekaligus rolemodel dalam pemahaman Ashhah 12 Ayat 2-5.
dan tindakan beragama, terutama para artis
hijrah dan ustad gaul. 11) al-Kitab Al-Muqaddas, Sifr Injil Matta,
Ashhah 5 Ayat 17.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


24) France , Alan,. Understanding Youth in
12) Berger, , Peter.l, Briggite & Kellner, Late Modernity.New York: Open
Hansfried. The Homeless Mind: University Press.20071
Modernization and Conciousness. USA:
Random House. 1973 25) Flynn, R. J., Gharzal, H., Legault, L.,
Vandermeulen, G., & Petrick, S. Use of
13) Bennett , Andy,, “Subcultures or Neo- population methods and norms to identify
tribes? Rethinking theRelationship resilient outcomes in young people in care:
between Youth, Style and Musical Taste.” Anexploratory study. Child and Family
Social Work, 2004
Journal Sociolog, 1999
26) Gellner, Post Modernism : Reason and
14) Cambridge Advanced Learners Dictionary Religion, London : 1992.
(Singaure : Cambridge University Press,
2008
27) George. Ritzer,). Contemporary
15) Departemen Pendidikan dan Sociological Theory. USA: McGrawhill,
Kebudayaan.1989 1992.

28) Hasil Survey Lembaga Kajian Islam dan


16) David Rapoport, Inside Terrorist
Perdamaian,(Lkip) Jakarta, 2011
Organizations, London: Frank Cass, 2001
29) HaSIL SERVEY , Center for the Study of
17) Debord , Guy, Society of the Spectacle Religion and Culture (CSRC) DAN Pusat
(London: Bread and Circuses Publish Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
18) Esposito, John L. The Islamic Threat: United Nation Development Programme
Myth or Reality (New York: Oxford (UNDP).
University Press, 1992
30) Jane, Pilcher, Mannheim's sociology of
19) France,. , Alan Understanding Youth in generations: an undervalued legacy,(New
Late Modernity. New York: Open York: Routledge.1993
University Press.2007
31) Jenny Edkins, Teori-teori Kritis
20) Flynn, R. J., Gharzal, H., Legault, L., Menantang Pandangan Utama Studi Politik
Vandermeulen, G., & Petrick, S. Use of Internasional, Yogyakarta:BACA, 2010
population methods and norms to identify
resilient outcomes in young people in care: 32) Piling,: , Yasraf Amir Tamasya Melampaui
Anexploratory study. Child and Family Batas-batas Kehidupan,
Social Work, 2004), 65–79. Yogyakarta:Jalasutra, 2006-

21) France,, Alan Understanding Youth in Late 33) ----------, Hipersimiotika: Tafsir Cultural
Modernity. (New York:Open University Studies Atas Matinya Makna, (Bandung:
Press.2007 Jalasutra, 1999

22) Furlong , Andy, Fred Cartmel.Young 34) M Hass, & Graydon, Sources of resiliency
People and Social ChangeNew among foster youth. Children andYouth
Perspectives. USA: Open Services Review, 2008
35) Muhammad Said al-Ashmawi, Agains
23) University Press,2007 Islamic Extremism: the Writings of
Muhammad Said al-Ashmawi (Florida:
University Press of Florida, 1998

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


36) Wyn, Johann, Dan Woodman..
“Generation, Youth and Social Change in 47) Soetapa, , Djaka Asal-Usul Gerakan
Australia.” Journal of Youth Studies 2006 Fundamentalisme, dalam Ulumul Qur’AN,
No. 3, Vol. IV, 1993,
37) Woodman, Andy Bennett.,. Youth 48) Qutb, Sayyed Fi Zilal al-Qur’an, Surat an-
Cultures, Transitionsand Generations: Nisa’, ayat 44-48.
Bridging the Gap in Youth Research. UK:
Palgrave Macmillan. 2015 49) Qutb , Sayyed, Jahiliyah Abad Dua Puluh,
Ter. M. Tohir dan Abu Laila. Bandung,
38) Rahmat , Jalaludin, psikologi Komunikasi, 1985.
Jakarta: 2007
39) R. Hrair Dikmejian, Islam in Revolution: 50) Marty , Martin E., “What is
Fundamentalism in Arab World (New Fundamentalisme? Theological
York: Syracuse University Press, 1985 Perspective”, dalam Hans Kung dan
Jurgen Moltmann (eds.), Fundamentalism
40) Purnomo, Agus Ideologi Kekerasan, as a Ecumanical Challenge (London: Mac
Argumen Teologis Sosial Radikalisme Millan, 1992
Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009
51) Woodman, Andy Bennett.,. Youth
41) Hassan , Riffat, mempersoalkan Istilah Cultures, Transitionsand Generations:
Fundamentalisme Islam, terj. Dewi Bridging the Gap in Youth Research. UK:
Nuriulianti dalam Ululmul ur’an, No. 3, Palgrave Macmillan. 2015
Vol. IV, 1993
a) . 52) Sarup , Madan, Postrukturalisme dan
42) Nasr , Sayyed Hossein, The Religious and Postmodernisme, Terj. Medhy Aginta
Political Life of a World Community, New Hidayat, Yogyakarta: Jalasutra, 2011
York : Praeger, 1984,
a) . 53) Ritzer, , George Teori Sosiologi Modern,
Terj. Alimandan , Jakarta: Kencana
43) Rahman ,Fazlur, Roots of Neo- Prenada Media Group, 2016
Fundamentalism, dalam Change in the
Muslim World, Syracuse: Syracuse 54) \Widiantoro, Membongkar Rezin
University Press, 1981 Kepastian, Yogyakarta:Kanisuis, 2016

44) Patrick j. Ryan, Islamic Fundamentalism : 55) Kadir, Ilmu Islam Terapan Menggagas
Aquestionable Category, America, 1984 Paradigma Amali dalam Agama Islam
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003
45) Seligman , Edwin R.A dan elvin Johnson
(Edit), Encyclopedi of the SocialSeteuces,
Vol. VI, 56) Prensky ,Marc, “Digital Natives Digital
a) . Immigrants,” On the Horizon MCB
University, Vol. 9, No. 5, (2008
46) Hadimulyo, Fundamentalisme Islam :
Istilah Yang Dapat Menyesatkan, dalam
Ulumul Qur’an, No. 3, Vol. III, 1993

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Anda mungkin juga menyukai