RPJMD Klu 2016-2021

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 296

KABUPATEN LOMBOK UTARA

Dr. H. NAJMUL AKHYAR, SH., MH.


BUPATI LOMBOK UTARA
H. SARIFUDIN, SH., MH.
WAKIL BUPATI LOMBOK UTARA
BUPATI LOMBOK UTARA

SAMBUTAN

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, hanya karena ijin dan
rahmatNYA buku Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Lombok Utara tahun 2016-2021 ini dapat
diterbitkan. Buku ini disusun berdasarkan hasil perubahan peraturan
daerah nomor 10 tahun 2016 tentang RPJMD Kabupaten Lombok Utara
Tahun 2016-2021.
Bencana gempa bumi yang melanda Propinsi Nusa Tenggara Barat
Tanggal 29 Juli 2018 pada pukul 05:47:39 WIB dan 5 Agustus 2018 Pukul
18:46:35 WIB dengan magnitude masing-masing 6.4 dan 7.0 SR kemudian
diselingi oleh banyaknya gempa susulan baik yang bisa dirasakan maupun
tidak. Kabupaten Lombok Utara merupakan daerah terdampak paling besar
di Propinsi Nusa Tenggara Barat. Hal ini menuntut paradigma
pembangunan nasional dan daerah, baik dalam upaya pemulihan maupun
mitigasi dan adaptasi terhadap bencana. Berpijak pada hal di atas maka
peraturan daerah kabupaten Lombok Utara 10 Tahun 2016 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lombok
Utara Tahun 2016-2021 dirubah.
Dokumen Perubahan RPJMD merupakan pedoman untuk mencapai
tujuan dan sasaran pembangunan Kabupaten Lombok Utara selama sisa
periode RPJMD ini, yang akan mejadi acuan bagi seluruh pemangku
kepentingan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di
Kabupaten Lombok Utara dengan titik berat utama pada pemulihan pasca
bencana secara terpadu dan selaras dengan pembangunan provinsi NTB
dan Nasional.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 i


Ucapan terima kasih disampaikan atas peran aktif masyarakat,
komitmen dan dukungan DPRD, swasta, aparatur pemerintah Kab. Lombok
Utara, pemerintah provinsi NTB dan Pemerintah Pusat yang telah
memberikan pendapat, saran dan usulan yang bersifat membangun dalam
proses penyusunan secara bersama-sama hingga ditetapkannya peraturan
daerah tentang perubahan RPJMD Kabupaten Lombok Utara Tahun 2016-
2021.

BUPATI LOMBOK UTARA

Dr. H. NAJMUL AKHYAR, S.H.,M.H.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 ii


BUPATI LOMBOK UTARA
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA


NOMOR 5 TAHUN 2019

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH


KABUPATEN LOMBOK UTARA TAHUN 2016 - 2021

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LOMBOK UTARA,

Menimbang : a. bahwa sehubungan dengan adanya perubahan


yang mendasar dalam upaya menyelaraskan
pembangunan daerah dengan perubahan
kebijakan nasional serta dalam rangka
mendukung percepatan penanganan bencana
alam gempa bumi yang dituangkan dalam
kebijakan daerah sesuai dengan ketentuan
Pasal 342 ayat (1) hurup c Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang
Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan
Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, dan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah, maka peraturan daerah
Kabupaten Lombok Utara 10 Tahun 2016
tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Lombok Utara
Tahun 2016-2021 perlu dirubah;

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 iii


b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud hurup a perlu menetapkan Peraturan
Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Lombok Utaran
Tahun 2016-2021.

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas
dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
75, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4280);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421);
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);
7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional 2005 – 2025 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4700);
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4725);
9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Kabupaten Lombok Utara di
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 iv
Propinsi Nusa Tenggara Barat (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 99,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4872);
10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234);
11. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 27
Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5490);
12. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988
tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3373);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000
tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah
dan Wakil Kepala Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 210,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4028);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005
tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Penyelanggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
165, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4593);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007
tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 v
Daerah kepada Pemerintah, Laporan Katerangan
Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada
Dewan perwakilan Rakyat Daerah, dan
Informasi Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4639);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008
tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4816);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
21, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4817);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5887);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6322);
21. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017
tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 136);
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59
Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah;
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86
Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 vi
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
24. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat
Nomor 11 Tahun 2006 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat
(Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat
Tahun 2006 Nomor 11);
25. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat
Nomor 2 tahun 2008 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
(Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat
Tahun 2008 Nomor 2);
26. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat
Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi
Nusa Tenggara Barat Tahun 2005-2025
(Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat
Tahun 2008 Nomor 3);
27. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Utara
Nomor 12 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Kabupaten Lombok Utara Tahun 2005-2025
(Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Utara
Tahun 2010 Nomor 12, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Lombok Utara Nomor 12).

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 vii


Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH


KABUPATEN LOMBOK UTARA
dan
BUPATI LOMBOK UTARA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA


PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN LOMBOK UTARA TAHUN 2016 – 2021

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Kabupaten Lombok Utara.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai
unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah Kabupaten Lombok
Utara.
3. Bupati adalah Bupati Lombok Utara.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD
adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur
Penyelenggara Pemerintahan Daerah Kabupaten Lombok Utara.
5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Kepala Daerah dan DPRD
dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah.
6. Badan Perencanaan Pembangunan Daearah yang selanjutnya disebut
Bappeda adalah lembaga teknis daerah yang mempunyai tugas dan
fungsi koordinasi dalam perumusan kebijakan perencanaan
pembangunan daerah Kabupaten Lombok Utara.
7. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa
depan yang tepat, melalui urutan prioritas dengan memperhitungkan
sumberdaya yang tersedia.
8. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada
akhir periode perencanaan.
9. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 viii


10. Tujuan adalah sesuatu kondisi yang akan dicapai atau dihasilkan
dalam jangka waktu 5 (lima) Tahunan.
11. Sasaran adalah rumusan kondisi yang menggambarkan tercapainya
tujuan, berupa hasil pembangunan daerah/ Perangkat Daerah yang
diperoleh dari pencapaian hasil (outcome) program Perangkat Daerah.
12. Arah Pembangunan Daerah adalah strategi untuk mencapai tujuan
pembangunan jangka panjang daerah.
13. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif
untuk mewujudkan visi dan misi.
14. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah
Pusat/Daerah untuk mencapai tujuan.
15. Program adalah instrument kebijakan yang berisi satu atau lebih
kegiatan yang dilaksanakan instansi pemerintah/lembaga untuk
mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran
atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi
pemerintah.
16. Indikator kinerja adalah tanda yang berfungsi sebagai alat ukur
pencapaian kinerja suatu kegiatan, program atau sasaran dan tujuan
dalam bentuk keluaran (output) , hasil (outcome), dampak (impact).
17. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 -2025
yang selanjutnya disebut RPJP Nasional adalah dokumen
Perencanaan Pembangunan Nasional untuk periode 20 ( dua puluh )
tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025.
18. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005 -2025
yang selanjutnya disebut RPJP Daerah adalah dokumen Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Lombok Utara untuk periode 20
(dua puluh ) tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai dengan tahun
2025.
19. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016 - 2021
yang selanjutnya disebut RPJM Daerah adalah dokumen
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lombok Utara untuk
periode 5 ( lima ) tahunan yang merupakan penjabaran dari visi, misi
dan program Kepala Daerah dengan berpedoman pada RPJP Daerah
dan memperhatikan RPJP Nasional.
20. Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disebut RKPD
adalah rencana kerja tahunan sebagai pedoman untuk menyusun
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lombok Utara.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 ix


BAB II
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Pasal 2

Program Pembangunan Daerah periode 2016 -2021 dilaksanakan dengan


RPJM Daerah.

Pasal 3

(1) RPJM Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, tercantum


dalam Lampiran yang menjadi bagian tidak perpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.
(2) RPJM Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi pedoman
dalam penyusunan RPKP Daerah Kabupaten yang memuat Program
Kegiatan SKPD.
(3) RPJM Daerah Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
disusun dengan memperhatikan RPJM Nasional dan RPJP Provinsi
Nusa Tenggara Barat

Pasal 4

RPJMD Kabupaten Lombok Utara Tahun 2016 – 2021 disusun dengan


sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
BAB III : GAMBARAN KEUANGAN DAERAH
BAB IV : PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS
DAERAH
BAB V : VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB VI : STRATEGI ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN DAERAH
BAB VII : KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN
PROGRAM PERANGKAT DAERAH
BAB VIII : KINERJA PENYELENGGARA PEMERINTAHAN
DAERAH
BAB IX : PENUTUP

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 x


BAB III
PENGENDALIAN DAN EVALUASI

Pasal 5

(1) Pemerintah Daerah melaksanakan pengendalian dan evaluasi


pelaksanaan RPJM Daerah.
(2) Tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana
pembangunan ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 6

(1) Pembangunan Daerah Kabupaten Lombok Utara dalam Kurun waktu


Tahun 2016 – 2021 dilaksanakan sesuai dengan RPJMD Kabupaten.
(2) RPJMD Kabupaten Lombok Utara Tahun 2016 – 2021 sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran yang merupakan
bagian tak terpisahkan dari peraturan daerah ini.

BAB IV
PENUTUP

Pasal 7

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Nomor 10
Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Lombok Utara Tahun 2016-2021 dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 xi


Pasal 8

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan


Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kabupaten Lombok Utara.

Ditetapkan di Tanjung
pada tanggal, 11 Juni 2019

BUPATI LOMBOK UTARA,

H. NAJMUL AKHYAR

Diundangkan di Tanjung
pada tanggal, 11 Juni 2019

SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN LOMBOK UTARA,

H. SUARDI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA TAHUN 2019 NOMOR 5

NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA


TENGGARA BARAT NOMOR 28 TAHUN 2019

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 xii


DAFTAR ISI
Halaman

SAMBUTAN BUPATI LOMBOK UTARA .......................................... i


PERATURAN DAERAH RPJMD ..................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................ xvii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................ I-1


1.1 Latar Belakang .................................................... I-1
1.2 Dasar Hukum Penyusunan .................................. I-3
1.3. Hubungan Antar Dokumen .................................. I-5
1.4. Sistematika Penyusunan RPJMD ......................... I-6
1.5. Maksud dan Tujuan ............................................. I-7

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH ......................... II-1


2.1. Aspek Geografi dan Demografi .............................. II-1
2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat ......................... II-18
2.3. Aspek Pelayanan Umum ...................................... II-29
2.4. Aspek Daya Saing Daerah .................................... II-48
2.5. Kawasan Rawan Bencana .................................... II-59

BAB III. GAMBARAN KEUANGAN DAERAH ................................ III-1


3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu ................................ III-2
3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD ........................ III-5
3.1.2 Neraca Daerah .......................................... III-8
3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan
Masa Lalu .......................................................... III-9
3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran ................. III-9
3.2.2. Analisis Pembiayaan ................................. III-10
3.3. Kerangka Pendanaan ........................................... III-14
3.3.1. Proyeksi Pendapatan dan Belanja .............. III-14
3.3.2. Perhitungan Kerangka Pendanaan ............. III-17
3.4. Kerangka Pendanaan Pasca Gempa ...................... III-19
3.4.1. Penilaian Akibat dan Dampak Bencana ..... III-19
3.4.2. Kebutuhan Pasca Bencana Berdasarkan
Kewenangan ............................................. III-22
3.4.3. Perencanaan dan Pendanaan Pelaksanaan
Rehabilitasi dan Rekonstruksi ................... III-24

BAB IV. PERMASALAHAN DAN ISU-ISU


STRATEGIS DAERAH .................................................... IV-1
4.1 Permasalahan Pembangunan ............................... IV-1
4.1.1. Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan
Sasaran Pembangunan Jangka Panjang
Daerah ..................................................... IV-1
4.1.2. Penilaian Akibat dan Dampak Bencana ..... IV-28

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 xiii


4.1.3. Permasalahan Pembangunan yang Berhubungan
dengan Penyelenggaraan Urusan Pemerintah
Daerah ..................................................... IV-49
4.2. Isu-isu Strategis................................................... IV-67
4.2.1. Analisis Lingkungan Strategis Global......... IV-67
4.2.2 Analisis Lingkungan Strategis Nasional ..... IV-68
4.2.3. Analisis Lingkungan Strategis Regional ..... IV-72
4.2.4. Isu Strategis Daerah ................................. IV-75

BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN .............................. V-1


5.1. Visi ...................................................................... V-1
5.2. Misi ..................................................................... V-2
5.3. Tujuan dan Sasaran ............................................ V-2

BAB VI. STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN


PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH ........................... VI-1
6.1 Strategi dan Arah Kebijakan ................................. VI-1
6.2 Kebijakan Pembangunan Jangka Menengah
Nasional .......................................................... VI-14
6.3 Kebijakan Pembangunan Jangka Menengah
Provinsi .......................................................... VI-18
6.4. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan
Daerah .......................................................... VI-18

BAB VII. KERANGKA PENDANAAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN


DAERAH TAHUN 2016-2021 ......................................... VII-1

BAB VIII. PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH ................. VIII-1

BAB IX. PENUTUP ..................................................................... IX-1

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 xiv


DAFTAR TABEL
Tabel : Halaman

2.1. Luas Wilayah dan Ketinggian dari Permukaan laut Kabupaten


Lombok Utara ..................................................................... II-4
2.2. Nama Kecamatan, Ibu Kota Kecamatan, Jumlah Desa dan Dusun
Tahun 2016 ........................................................................ II-4
2.3. Luas Daratan Berdasarkan Kemiringan Tanah di Rinci Per
Kecamatan di Kabupaten Lombok Utara 2017 ..................... II-6
2.4. Temperatur, Tekanan Udara dan Kecepatan Angin di Kabupaten
Lombok Utara Tahun 2016 .................................................. II-9
2.5. Curah Hujan di Kabupaten Lombok Utara 2016 .................. II-10
2.6. Sebaran Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Lombok Utara
Tahun 2016 ........................................................................ II-17
2.7. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lombok
Utara Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun
2012-2016 .......................................................................... II-20
2.8. Perkembangan Beberapa Indikator Ekonomi Tahun 2012–2016
dengan Perhitungan Baru ................................................... II-22
2.9. IPM, AHH, EYS, MYS, Pengeluaran yang Disesuaikan dan Rangking
IPM Kab. Lombok Utara Tahun 2010-2016 .......................... II-24
2.10. Angka Partisipasi Sekolah di Kabupaten Lombok Utara
Tahun 2012-2016 ............................................................... II-26
2.11. Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Kerja Utama
Tahun 2012-2015 (%) .......................................................... II-28
2.12. Pencapaian Indikator SPM Bidang Pendidikan Dasar
Tahun 2014-2015 ............................................................... II-31
2.13. Pencapaian Indikator SPM Bidang Kesehatan
Tahun 2014-2015 ............................................................... II-33
2.14. Capaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Tahun 2015 .............................................. II-38
2.15. Pencapaian Indikator Kinerja Urusan Wajib Lingkungan Hidup II-40
2.16. Capaian Kinerja Urusan Perhubungan Tahun 2014-2015 .... II-41
2.17. Pencapaian Kependudukan dan Catatan Sipil ...................... II-44
2.18. Capaian Kinerja Urusan Tenaga Kerja ................................. II-45
2.19. Pencapaian Pelayanan Keluarga Berencana dan Keluarga
Sejahtera ............................................................................ II-47
2.20. Capaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Komunikasi dan
Informatika Tahun 2016 ...................................................... II-47
2.21. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lombok
Utara Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2012-2016 ............................................................... II-48
2.22. Luas Panen, Rata-rata Produksi dan Produksi Padi
Tahun 2012-2016 ............................................................... II-50
2.23. Luas Panen, Rata-rata Produksi dan Produksi Jagung Dirinci Per
Kecamatan Kabupaten Lombok Utara Tahun 2016 .............. II-51
2.24. Luas Panen, Rata-rata Produksi dan Produksi Kacang Tanah Dirinci
Per Kecamatan Kabupaten Lombok Utara Tahun 2016 ........ II-51
2.25. Obyek Pariwisata Dirinci Menurut Kecamatan Tahun 2016 .. II-53
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 xv
2.26. Jumlah Kunjungan Wisatawan Tahun 2011-2015 ............... II-54
2.27. Hasil Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah Terhadap Capaian
Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan ................... II-56
3.1. Rata-rata Pertumbuhan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
Tahun 2014 s/d Tahun 2018 Kabupaten Lombok Utara ...... III-6
3.2. Rata-rata pertumbuhan Neraca Daerah Kab. Lombok Utara . III-8
3.3. Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kabupaten Lombok Utara .................................................... III-10
3.4. Defisit Riil Anggaran Kabupaten Lombok Utara .................... III-11
3.5. Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran ............................. III-11
3.6. Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kabupaten Lombok
Utara .................................................................................. III-13
3.7. Proyeksi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Tahun 2017-2021
Kabupaten Lombok Utara .................................................... III-15
3.8. Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai
Pembangunan Daerah Kabupaten Lombok Utara ................. III-18
3.9. Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
Kabupaten Lombok Utara .................................................... III-18
3.10. Rekapitulasi Penilaian Kerusakan dan Kerugian .................. III-21
3.11. Rekapitulasi Penilaian Kebutuhan Pemulihan Pasca Bencana Gempa
Bumi di Kabupaten Lombok Utara Berdasarkan Kewenangan III-23
3.12. Perencanaan pendanaan rehabilitasi rekonstruksi pescabencana
gempa bumi Kabupaten Lombok Utara tahun 2018 – 2019 .. III-26
4.1. Sektor, Sub Sektor Penilaian Kerusakan dan Kerugian ........ IV-28
4.2. Jumlah Perkiraan kerusakan perumahan dan jumlah yang telah
terverifikasi ......................................................................... IV-29
4.3. Rekapitulasi Penilaian Kerusakan dan Kerugian Sektor
Permukiman ....................................................................... IV-30
4.4. Rekapitulasi Penilaian Kerusakan dan Kerugian Sektor
Infrastruktur ....................................................................... IV-31
4.5. Rekapitulasi Penilaian Kerusakan dan Kerugian Sektor Ekonomi
Produktif ............................................................................. IV-33
4.6. Rekapitulasi Penilaian Kerusakan dan Kerugian Sektor
Sosial .................................................................................. IV-35
4.7. Jumlah Kerusakan Sarana Prasarana Sektor Sosial ............ IV-36
4.8. Rekapitulasi Penilaian Kerusakan dan Kerugian Lintas Sektor IV-40
4.9. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Sasaran Pembangunan
Jangka Panjang Daerah ....................................................... IV-43
4.10. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Penyelenggaraan urusan
Pemerintah Daerah ............................................................. IV-50
5.1. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran ......................... V-3
6.1. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi Kab. Lombok Utara VI-2
6.2. Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Lombok Utara..... VI-6
6.3 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah
Tahun 2016-2021 ............................................................... VI-19
7.1. Rencana Program Daerah Tahun 2016-2021........................ VII-2
8.1. Indikator Kinerja Utama Kabupaten Lombok Utara 2016-2021 VIII-2
8.2. Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kab. Lombok Utara VIII-4
8.3. Indikator Kinerja Perubahan RPJMD Kabupaten Lombok Utara
Periode 2016-2021 .............................................................. VIII-8
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan ............................. I-6


2.1 Grafik Luas Wilayah Kab. Lombok Utara (km ).....................
2 II-2
2.2 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Utara ....................... II-3
2.3 Peta Kelerengan Kabupaten Lombok Utara .......................... II-7
2.4 Endapan Sungai Bentek ...................................................... II-11
2.5 Outcrop breksi pada dinding kaldera rinjani yang merupakan
anggota Formasi Gunungapi Tak Terpisahkan (Qhv) ............ II-12
2.6 Outcrop batuan lava penciri Formasi Lokopiko yang dijumpai di
Dasan Belek Kecamatan Kayangan ...................................... II-12
2.7 Outcrop lava yang merupakan anggota dari Formasi Kalibalak yang
dijumpai di daerah Malaka Kecamatan Pemenang................ II-13
2.8 Peta Geologi Regional dilayout oleh BPBD Kab. Lombok Utara II-13
2.9 Peta Pola Aliran Sungai Kab. Lombok Utara ......................... II-14
2.10 Peta Kondisi Air Bersih di Kab. Lombok Utara...................... II-15
2.11 Peta Guna Lahan Kabupaten Lombok Utara ........................ II-16
2.12 Peta Kepadatan Penduduk Menurut Desa ............................ II-18
2.13 Angka Kemiskinan Tahun 2010-2017 .................................. II-23
2.14 Grafik Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lombok Utara
Berdasarkan Perhitungan Metode Baru Tahun 2010 -2016 .. II-25
2.15 Grafik Indeks Pembangunan Manusia Kab./Kota di Prov. NTB dan
Pertumbuhannya Tahun 2016 ............................................. II-25
2.16 Grafik Angka Partisipasi Sekolah Th 2012-2016 .................. II-27
2.17 Grafik Angka Melek Huruf Penduduk Usia 15 Tahun Keatas (%)
Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Usia 25 Tahun Keatas (Tahun)
Th 2012-2016 ..................................................................... II-27
2.18 Grafik Lapangan Kerja Utama Penduduk Tahun 2012-2015 . II-29
2.19 Peta Ibu Hamil Kurang Energi Kronis .................................. II-34
2.20 Peta Ibu Hamil Anemia ........................................................ II-35
2.21 Peta Balita Gizi Kurang/Bawah Garis Merah........................ II-36
2.22 Peta Desa dengan Penyakit TBC Positif ................................ II-37
2.23 Grafik Capaian Kinerja Urusan Tenaga Kerja ....................... II-46
2.24 Grafik Distribusi Persentase PDRB Kab. Lombok Utara Atas Dasar
Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2016 II-49
2.25 Grafik Kunjungan Wisatawan Tahun 2011-2016.................. II-55
3.1 Proporsi Realisasi Belanja Langsung dan Tidak Langsung .... III-10
3.2 Diagram kerusakan dan kerugian ........................................ III-22
3.3 Proporsi rencana sumber pendanaan rehabilitasi dan
rekonstruksi ....................................................................... III-27
4.1 Peta Ancaman Banjir Bandang Kabupaten Lombok Utara .... IV-4

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 xvii


4.2 Peta Risiko Bencana Banjir Bandang Kab. Lombok Utara..... IV-5
4.3 Peta lokasi terdampak banjir bandang 4 November 2016 di
Kecamatan Pemenang ......................................................... IV-6
4.4 Peta Ancaman Bencana Cuaca Ekstrim Kab. Lombok Utara . IV-7
4.5 Peta Risiko Bencana Cuaca Ekstrim Kab, Lombok Utara ...... IV-7
4.6 Peta Ancaman Bencana Banjir Kabupaten Lombok Utara..... IV-8
4.7 Peta Risiko Bencana Banjir Kab. Lombok Utara ................... IV-9
4.8 Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Rinjani ................... IV-10
4.9 Peta ancaman bencana erupsi gunungapi Kab, Lombok Utara IV-13
4.10 Peta Ancaman Bencana Gempa Bumi Kab, Lombok Utara.... IV-14
4.11 Peta Risiko Bencana Gempa Bumi ....................................... IV-15
4.12 Peta seismisitas gempa di NTB menurut magnitude
(2008–2017) ........................................................................ IV-16
4.13 Peta sebaran gempa di NTB menurut kedalaman gempa
(2008–2017) ........................................................................ IV-16
4.14 Peta Sebaran Pusat Gempa Lombok pada Bulan Juli sampai dengan
13 September 2018 ............................................................. IV-18
4.15 Peta Ancaman Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan Kab. Lombok
Utara .................................................................................. IV-19
4.16 Peta Risiko Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan Kabupaten
Lombok Utara ..................................................................... IV-20
4.17 Peta Jumlah Kejadian Kebakaran Hutan dan Lahan Kabupaten
Lombok Utara Menurut Wilayah .......................................... IV-20
4.18 Peta Ancaman Kekeringan Kab. Lombok Utara ................... IV-22
4.19 Peta Risiko Bencana Kekeringan Kabupaten Lombok Utara .. IV-22
4.20 Peta jumlah dropping air bersih oleh BPBD Kab. Lombok Utara
Tahun 2017 ........................................................................ IV-24
4.21 Peta Ancaman Longsor Kab. Lombok Utara .......................... IV-25
4.22 Peta Risiko Bencana Longsor Kabupaten Lombok Utara ....... IV-26
4.23 Peta Ancaman Tsunami Kab. Lombok Utara ........................ IV-27
4.24 Peta Risiko Bencana Tsunami Kabupaten Lombok Utara...... IV-27
4.25 Kerusakan Ruas Jalan Nasional di Kec. Gangga................... IV-32
4.26 Wisatawan mancanegara keluar dari lokasi wisata
Gili Trawangan .................................................................... IV-34
4.27 Kerusakan salah satu sekolah di Kabupaten Lombok Utara . IV-36
4.28 Presiden RI meninjau Kerusakan RSUD Tanjung ................. IV-38
4.29 Kerusakan Masjid Lading-lading .......................................... IV-39
4.30 Kantor Bupati Lombok Utara sebelum dirubuhkan dan setelah
dirubuhkan ......................................................................... IV-41
4.31 Kantor sementara pemerintahan Kabupaten Lombok Utara . IV-41
4.32 Isu Strategis Pembangunan Kabupaten Lombok Utara Tahun
2016-2021 .......................................................................... IV-78
6.1 Diagram Strategi Penanggulangan Kemiskinan Holistik Integratif
Berbasis Wilayah/Spasial (Level 1) ...................................... VI-10

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 xviii


6.2 Diagram Strategi Holistik Integratif Pemberdayaan Ekonomi Berbasis
Potensi Lokal (Peningkatan Produksi Pertanian Lahan Kering/Quick
Wins) (Level 2) ..................................................................... VI-11
6.3 Diagram Strategi Holistik Integratif Pemberdayaan Ekonomi Berbasis
Potensi Lokal (Pengolahan/Industrialisasi Hasil Pertanian/Quick
Wins) (Level 2) ..................................................................... VI-12
6.4 Diagram Strategi Peningkatan Status Gizi Ibu dan Anak Holistik
Integratif Berbasis Wilayah/Spasial ..................................... VI-13
6.5 Strategi Pembangunan Nasional 2015-2019 ......................... VI-16

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 xix


Lampiran : Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Utara
Nomor : 5 Tahun 2019
Tanggal : 11 Juni 2019
Tentang : Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Lombok Utara Tahun
2016-2021

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG

Tanggal 29 Juli 2018 pada pukul 05:47:39 WIB dan 5 Agustus 2018
Pukul 18:46:35 WIB telah terjadi gempa dengan guncangan cukup besar
dengan magnitude masing- masing 6.4 dan 7.0 SR. Dua gempa ini
diselingi oleh banyaknya gempa susulan baik yang bisa dirasakan
maupun tidak. Adapun jumlah penduduk terpapar sangat tinggi dimana
hampir semua masyarakat Kabupaten Lombok Utara terkena dampak
yang diakibatkan.
Dampak gempa di Lombok Utara menyebabkan sebanyak 481 jiwa
meninggal dunia, dimana hingga tanggal 18 September 2018 sebanyak
101.735 jiwa mengungsi.Banyak bangunan rumah mengalami kerusakan
dengan rumah rusak berat, rusak sedang maupun rusak ringan. Selain
itu, berbagai fasilitas ekonomi (pasar, pertokoan, perhotelan dan
akomodasi lainnya), fasilitas umum dan sosial, kantor pemerintahan,
sarana dan prasarana transportasi, komunikasi, air bersih serta layanan
publik lainnya terganggu. Beberapa fasilitas umum dan kantor
pemerintahan yang mengalami rusak berat yakni, 1 (satu) unit rumah
sakit umum daerah, 8 (delapan) unit Puskesmas dan 45 unit Puskesmas
Pembantu, polindes, poskesdes, poyandu yang tersebar di 5 (lima)
kecamatan sehingga sampai dengan hari ke-4 sesudah kejadian tidak
dapat memberikan pelayanan. Selain itu, bangunan kantor pemerintahan
sebagian besar mengalami kerusakan termasuk peralatan kantor yang
dimiliki sehingga tidak dapat memberikan pelayanan seperti semestinya.
Dengan kejadian bencana yang berdampak sangat masif, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021 telah
ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2016, perlu
dilakukan revisi RPJMD sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
No. 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian, dan
Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 I-1


Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah. Selain kejadian bencana perlunya perubahan RPJMD disebabkan
oleh :
1. Amanat Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah, yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Lombok Utara Nomor 15 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Lombok Utara, yang menyatakan bahwa dokumen
perencanaan agar disesuaikan dengan perangkat daerah, yang
secara otomatis terjadi perubahan terhadap Organsiasi
Perangkat Daerah (OPD) penanggungjawab urusan.
2. Terbitnya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 59
Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan.
3. Perlunya perbaikan dokumen perencanaan dalam rangka
membangun Sistem Akuntabilitas Kinerja yang baik.
Sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 86
Tahun 2017, proses penyusunan Perubahan RPJMD Kabupaten Lombok
Utara Tahun 2016-2021 dilakukan sebagaimana proses penyusunan
RPJMD yakni diawali dengan Persiapan penyusunan Perubahan RPJMD;
Penyusunan Rancangan Awal Perubahan RPJMD; Penyusunan Rancangan
Perubahan RPJMD, Pelaksanaan Musrenbang Perubahan RPJMD;
Perumusan Rancangan Akhir Perubahan RPJMD dan Penetapan
Perubahan RPJMD.
Perubahan RPJMD Kabupaten Lombok Utara Tahun 2016-2021
merupakan RPJMD periode 5 tahun kedua dari Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lombok Utara Tahun 2005-
2025. Perubahan RPJMD terintegrasi dan dijabarkan kembali dalam
Perubahan Renstra OPD se Kabupaten Lombok Utara Tahun 2016-2021
dalam bentuk program dan kegiatan yang disertai kebutuhan pendanaan.
Program-program yang menjadi prioritas pembangunan Daerah seperti
Terbangunnya ketahanan terhadap bencana secara progresif dan
terjaganya kualitas lingkungan hidup, Meningkatkan kualitas akhlak dan
budi pekerti berdasarkan nilai luhur agama dan budaya, Meningkatnya
kualitas hidup masyarakat Pasca Bencana, Meningkatkan (Pemulihan)
Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif berbasiskan Potensi daerah,
Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik
dan Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur yang
dilaksanakan dengan strategi holistik integratif sesuai dengan tugas dan
fungsi masing-masing OPD.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 I-2


1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN

Penyusunan dokumen Perubahan Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Daerah Tahun 2016-2021 berdasarkan pada :
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara
Repbulik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Kabupaten Lombok Utara di Provinsi Nusa Tenggara Barat
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 99,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4872);
5. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Repulik Indonesia Nomor
4674);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar
Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6178);
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-
2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2017
tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 I-3
Nomor 136);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah
Dengan Peraturan Menteri DalamNegeriNomor 21 Tahun 2011t
entang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang
tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018 tentang
Pembuatan dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2018 Nomor 459);
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 98 Tahun 2018 tentang
Sistem Informasi Pembangunan Daerah;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 tentang
Standar Pelayanan Minimal;
15. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 2 Tahun
2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013-2018;
16. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Utara Nomor 10 Tahun 2010
tentang Urusan Pemerintah yang Menjadi Kewenangan Pemerintah
Daerah Kabupaten Lombok Utara (Lembaran Daerah Kabupaten
Lombok Utara Tahun 2010 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Lombok Utara Nomor 10);
17. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Utara Nomor 12 Tahun 2010
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten
Lombok Utara Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten
Lombok Utara Tahun 2010 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Lombok Utara Nomor 12);
18. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Utara Nomor 15 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran
Daerah Kabupaten Lombok Utara Tahun 2016 Nomor 15, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Utara Nomor 62);

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 I-4


1.3. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN

Dokumen Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah


Daerah Tahun 2016-2021 berpedoman kepada RPJPD Kabupaten Lombok
Utara 2005-2025 dengan visi Lombok Utara Sejahtera dan Bermartabat,
memperhatikan RPJM Nasional Tahun 2015-2019 yang memiliki visi :
Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan
Gotong Royong; dan memperhatikan RPJMD Provinsi Nusa Tenggara
Barat Tahun 2013-2018 dengan visi Mewujudkan Masyarakat NTB yang
Beriman, Berbudaya, Berdaya Saing dan Sejahtera.
Penyusunan Perubahan RPJMD Tahun 2016-2021 memperhatikan
dan mempertimbangkan struktur dan pola penataan ruang sesuai dengan
RTRW Kabupaten Lombok Utara sebegai dasar untuk menetapkan lokasi
program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang di
Kabupaten Lombok Utara. Di samping itu penyusunan Perubahan
RPJMD juga memperhatikan RTRW Nasional, RTRW Provinsi NTB serta
RTRW kabupaten-kabupaten yang berbatasan yakni Kabupaten Lombok
Barat, Kabupaten Lombok Tengah dan Kabupaten Lombok Timur.
Kabupaten Lombok Utara umunya berbatasan dengan kawasan lindung
dengan kabupaten lainnya yakni Kabupaten Lombok Barat, Lombok
Tengah dan Lombok Timur. Sementara perbatasan di kawasan budidaya
ditemui pada wilayah perbatasan dengan Lombok Barat dan Lombok
Timur.
Selanjutnya Perubahan RPJMD menjadi pedoman bagi OPD dalam
penyusunan Perubahan Renstra OPD. Renstra OPD harus terintegrasi
dan sesuai dengan RPJMD dalam memecahkan isu-isu strategis sesuai
dengan tugas dan fungsi masing-masing OPD; keselarasan dalam visi,
misi, tujuan dan sasaran; keselarasan dalam strategi dan arah kebijakan;
mempedomani kebijakan umum dan program pembangunan daerah serta
mempedomani indikasi rencana program prioritas disertai kebutuhan
pendanaan.
Pelaksanaan Perubahan RPJMD Tahun 2016-2021 setiap tahun
dijabarkan ke dalam RKPD sebagai suatu dokumen perencanaan tahunan
daerah yang memuat prioritas program dengan kegiatan. RKPD menjadi
acuan dalam pelaksanaan musyawararah perencanaan pembangunan
(Musrenbang) yang dilaksanakan secara berjenjang. Selanjutnya OPD
dengan berpedoman pada Renstra OPD dan RKPD menyusun rencana
kerja tahunan berupa Renja OPD. Gambaran tentang hubungan antara
RPJMD dengan dokumen perencanaan lainnya sebagai kesatuan sistem
perencanaan dan sistem penganggaran disajikan pada gambar 1.1.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 I-5


Gambar 1.1. Hubungan Antar Dokumen Perencanaan

1.4. SISTEMATIKA PENYUSUNAN RPJMD


BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Dasar Hukum Penyusunan
1.3. Hubungan Antar Dokumen Perencanaan
1.4. Sistimatika Penyusunan Perubahan RPJMD
1.5. Maksud dan Tujuan
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1. Aspek Geografi dan Demografi
2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.3. Aspek Pelayanan Umum
2.4. Aspek Daya Saing Daerah

BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH


3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu
3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu
3.3. Kerangka Pendanaan
3.4. Kerangka Pendanaan Pasca Gempa
BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS DAERAH
4.1. Permasalahan Pembangunan
4.2. Isu Strategis

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 I-6


BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
5.1. Visi
5.2. Misi
5.3. Tujuan dan Sasaran
BAB VI STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN DAERAH
BAB VII. KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN
PROGRAM PERANGKAT DAERAH
BAB VIII. KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
DAERAH
BAB IX. PENUTUP

1.5. MAKSUD DAN TUJUAN

Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah


Daerah Tahun 2016-2021 disusun dengan maksud untuk
mengarahkan penyelenggaraan pemerintahan daerah, masyarakat
dan dunia usaha dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan
pembangunan nasional, provinsi serta visi dan misi Bupati dan
Wakil Bupati Kabupaten Lombok Utara periode 2016-2021 yang
responsif terhadap kejadian bencana
Sedangkan tujuan yang hendak dicapai dari penyusunan
Perubahan RPJMD Tahun 2016-2021 adalah :
1. Menetapkan visi, misi, tujuan,sasaran, strategi, arah
kebijakan, kebijakan umum, program dan kegiatan
pembangunan daerah jangka menengah, serta indikator
kinerja pembangunan daerah responsif bencana;
2. Menetapkan pedoman bagi penyusunan Perubahan Rencana
Strategis (Renstra OPD), Rencana Kerja Pembangunan Daerah
(RKPD), Rencana Kerja (Renja) OPD dan dokumen
penganggaran serta indikator kinerja pembangunan daerah
responsif bencana;
3. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar
ruang, antar waktu dan antar fungsi pemerintahan.
4. Menjamin terwujudnya keterpaduan antara perencanaan
pembangunan kabupaten dengan perencanaan pembangunan
provinsi dan perencanaan pembangunan nasional serta antar
kabupaten yang berbatasan.
5. Menjamin tercapainya pemanfaatan sumber daya secara
efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 I-7


BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI
Kabupaten Lombok Utara pada awalnya merupakan bagian
dari Kabupaten Lombok Barat yang termasuk dalam 15 (lima belas)
Kecamatan yaitu Kecamatan Bayan, Gangga, Kayangan, Tanjung,
Pemenang, Gunungsari, Batulayar, Narmada, Lingsar, Labuapi,
Kediri, Kuripan, Gerung, Lembar dan Sekotong Tengah.
Seiring dengan terjadinya perkembangan yang menuntut
pelayanan administrasi pemerintahan dan pembangunan serta
pelayanan masyarakat yang maksimal tercetus keinginan warga
masyarakat Kabupaten Lombok Barat bagian Utara untuk
mengusulkan pemekaran Kabupaten lombok Barat bagian Utara
menjadi Kabupaten Lombok utara. Alasan pemekaran Kabupaten
ini adalah dalam rangka percepatan pembangunan dan
pendekatkan pelayanan masyarakat yang mana dengan
dipindahkannya Ibukota Kabupaten lombok Barat di Gerung
berimplikasi pada semakin jauhnya jarak tempuh masyarakat
Lombok Barat bagian utara ke pusat pemerintahan Kabupaten.
Proses dan tahapan berlanjut pada usulan pemekaran
Kabupaten Lombok Barat dengan diagendakannya 12 Rancangan
Undang Undang dalam sidang Dewan Perwakilan Rakyat, termasuk
Undang Undang tentang Pembentukan Kabupaten Lombok Utara
yakni dengan diterbitkannya Surat Ketua DPR RI kepada Presiden
RI Nomor RU.02/8231/DPR-RI/2007 tanggal 25 Oktober 2007
perihal Usul DPR mengenai 12 RUU tentang Pembentukan
Kabupaten/Kota dan RUU tentang Perubahan Ketiga atas UU Nomor
53 Tahun 1999.
Perjuangan Pembentukan Kabupaten Lombok Utara yang
menjadi harapan seluruh Masyarakat Lombok Utara akhirnya
terwujud dengan Pembentukan Kabupaten Lombok Utara di
Provinsi Nusa Tenggara Barat menjadi tonggak sejarah bagi
keberlangsungan pemerintahan Kabupaten Lombok Utara dengan
Penjabat Bupati DRS. H. LALU BAKRI yang pelantikannya
dilaksanakan pada tanggal 30 Desember 2008 oleh Menteri dalam
Negeri atas nama presiden RI.
Daerah Otonomi baru, belum memiliki Bupati dan Wakil
Bupati Definitif maka KPUD Kabupaten Lombok Barat sebagai
Pelaksana Pemilu-Kada Kabupaten Lombok Utara diselenggarakan
pada tanggal 7 Juni 2010. Pemilu-Kada pertama ini diikuti oleh
empat pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati dan telah berhasil
dilaksanakan dengan aman, damai, dalam suasana yang sangat
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-1
kondusif. Masyarakat telah memilih Pemimpin mereka untuk
selanjutnya ditetapkan oleh KPUD Kabupaten Lombok Barat
Pemenang Pemilu-Kada Kabupaten Lombok Utara yakni Pasangan
H. Djohan Sjamsu, S.H. sebagai Bupati dan H. Najmul Ahyar, S.H.,
M.H., sebagai wakil Bupati Kabupaten Lombok Utara periode 2010-
2015.
Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati terpilih Kabupaten
Lombok Utara tercatat sebagi tonggak sejarah Pemerintah dan
Masyarakat Kabupaten Lombok Utara bahwa H. Djohan Sjamsu,
S.H. dan H. Najmul Ahyar, S.H., M.H., sebagai Bupati dan Wakil
Bupati PERTAMA Kabupaten Lombok Utara.

Pemenang,
81.09

Tanjung,
Bayan, 329.1 115.64

Gangga,
157.35
Kayangan,
126.35

Gambar. 2.1 Grafik Luas Wilayah Kabupaten Lombok Utara (Km2)

Kabupaten Lombok Utara terletak antara 115⁰28’ - 115⁰46’


Bujur Timur dan antara 8⁰120’ - 8⁰550’ Lintang Selatan. Total luas
daratan Kabupaten Lombok Utara mencapai 809,53 Km2 dan luas
perairan laut mencapai 503,24 Km2. Terdiri dari 5 (lima) Kecamatan
yaitu Kecamatan Bayan 329,1 Km2, Kayangan 126,35 Km2, Gangga
157,35 Km2, Pemenang 81,09 Km2 dan Kecamatan Tanjung 115,64
Km2 sebagai Ibukota Kabupaten.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-2


Gambar 2.2 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Utara

Kabupaten Lombok Utara mempunyai luas wilayah daratan


yakni seluas 809,53 Km2. Secara administratif Kabupaten Lombok
Utara terdiri atas 5 (lima) Kecamatan yaitu Kecamatan Pemenang,
Tanjung, Gangga, Kayangan, dan Kecamatan Bayan. Kecamatan
yang memiliki daerah terluas adalah Kecamatan Bayan dengan luas
wilayah 329,10 Km2 atau 40,65% dari luas wilayah keseluruhan
Kabupaten Lombok Utara. Kecamatan Bayan terdiri dari 9 Desa dan
114 Dusun. Kecamatan Pemenang memiliki wilayah paling kecil
yaitu dengan luas wilayah 81,09 Km2 atau 10,02 % dari Luas
wilayah Kabupaten Lombok Utara. Kecamatan Pemenang yang
terdiri dari 4 Desa dan 51 Dusun. Jumlah desa yang terdapat di
Kabupaten Lombok Utara Sebanyak 33 Desa. Disajikan pada tabel
2.1 dibawah ini.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-3


Tabel 2.1 Luas Wilayah dan Ketinggian dari Permukaan Laut
Kabupaten Lombok Utara

Kecamatan Luas (km2) Persentase Ketinggian dari


permukaan laut
(m)

1. Pemenang 115,64 14,28 10


2. Tanjung 81,09 10,02 5
3. Gangga 157,35 19,44 5
4. Kayangan 126,35 15,61 5
5. Bayan 329,1 40,65 7
Jumlah 809,53 100,00
Sumber: Dinas Kominfo Kabupaten Lombok Utara, 2017

Tabel 2.2 Nama Kecamatan, Ibu Kota Kecamatan,


Jumlah Desa dan Dusun Tahun 2016

Kecamatan Ibu Kota Jumlah Jumlah


Desa Dusun

1. Pemenang Pemenang 4 51
2. Tanjung Tanjung 7 88
3. G a n g g a Gangga 5 77
4.Kayangan Kayangan 8 112
5. B a y a n Bayan 9 114
Jumlah 33 442
2015 33 442
2014 33 376
2013 33 376
2012 33 376

Sumber: Dinas Kominfo Kabupaten Lombok Utara, 2017

Kabupaten Lombok Utara merupakan salah satu kabupaten


yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat, memiliki letak yang
strategis di bagian utara Pulau Lombok, berjarak sekitar 20 Km dari
Pusat Pemerintahan Provinsi Nusa Tenggara Barat di Mataram.
Secara umum Kabupaten Lombok Utara merupakan wilayah yang
dinamis berbagai dinamika pembangunan terus berlangsung baik
dibidang politik, ekonomi, sosial maupun budaya, sehingga berbagai
perkembangan terjadi pada hampir semua sektor terutama pada
sektor pariwisata, pertanian, dan perkebunan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-4


Kondisi Topografi
Berdasarkan kondisi topografinya, Wilayah Kabupaten
Lombok Utara didominasi oleh jenis kemiringan lereng. Adapun
klasifikasi lereng yang digunakan dalam tulisan ini adalah
Klasifikasi Lereng Van Zuidam, 1985. Klasifikasi ini mencakup
sudut dan persentase lereng yang menentukan jenis serta proses
yang biasa terjadi.
Kemiringan tanah (lereng) merupakan beda tinggi dari dua
tempat yang berbeda yang dinyatakan dalam persen artinya
beberapa meter berbeda tinggi dari dua tempat yang berbeda
dinyatakan dalam jarak 100 meter mempunyai beda tinggi 2 meter.
Pada Tabel 2.3 terlihat bahwa sebagian besar permukaan tanah di
Kabupaten Lombok Utara mempunyai kemiringan tanah ≤ 40 %
yaitu mencapai 48.571,80 Ha atau 60 % dari keseluruhan wilayah,
diikuti dengan kemiringan tanah 15 – 40 % yang meliputi 20.238,25
Ha atau 25 % dari keseluruhan luas tanah, kemiringan tanah 2 - 15
% mencapai luas 10.523,89 Ha atau 13 % dan kemiringan 0 - 2%
mencapai luas 1.619,06 Ha atau hanya 2 % dari keseluruhan luas
tanah yang ada.
Ketinggian wilayah Kabupaten Lombok Utara berada pada
kisaran 0 ≤ 1000 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan
ketinggian rata-rata 539,69 mdpl. Luas wilayah dengan ketinggian
0 - 100 meter dari permukaan laut mencapai 8.095,30 Ha, wilayah
dengan ketinggian 100 – 500 meter d.p.l mencapai 1.619,06 Ha dan
diatas 1000 meter d.p.l mencapai 539,69 Ha.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-5


Tabel 2.3 Luas Daratan Berdasarkan Kemiringan Tanah di Rinci Per Kecamatan
di Kabupaten Lombok Utara 2017

Klasifikasi kemiringan tanah (Ha)


No Kecamatan Jumlah %
0-2 % % 2-15 % % 15-40% % Diatas 40% %

1 Pemenang 162,18 10,02 1.054,17 10,02 2.027,25 10,02 4.865,40 10,02 8.109 10,02

2 Tanjung 231,28 14,28 1.503,32 14,28 2.891,00 14,28 6.938,40 14,28 11.564 14,28

3 Gangga 314,70 19,44 2.045.55 19,44 3.933,75 19,44 9.441,00 19,44 15.735 19,44

4 Kayangan 252,70 15,61 1.642,55 15,61 3.158,75 15,61 7.581.00 15,61 12.635 15,61

5 Bayan 658,20 40,65 4.278,30 40,65 8.227,50 40,65 19.746,00 40,65 32.910 40,65

TOTAL 1.619,06 2,00 10.523,89 13,00 20.238,25 25,00 48.571,80 60,00 80.953 100,00

Sumber Data: BPN Perwakilan Kabupaten Lombok Utara

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-6


Sebagai kabupaten yang memiliki gunung berapi tertinggi
kedua di Indonesia, yaitu Gunung Rinjani (3726 mdpl), maka
sebagian wilayah Kabupaten Lombok Utara termasuk dalam
kawasan Pegunungan Rinjani. Gunung Rinjani terletak di bagian
Tenggara/ Timur kabupaten dan wilayah Danau Segara Anak yang
terdapat di tengah kawah Gunung Rinjani juga merupakan bagian
dari wilayah Kabupaten Lombok Utara. Kawasan Gunung Rinjani ini
melampar ke bagian barat dan sekitar 27 % luas wilayah Kabupaten
Lombok Utara termasuk dalam kawasan Gunung Rinjani.
Selain menggunakan analisa lereng dari BPN yang berupa
luasan dari masing-masing kelompok persen lereng, BPBD
Kabupaten Lombok Utara juga melakukan pengklasifikasian kelas
lereng menurut acuan tertentu, yaitu Klasifikasi Kelas Lereng
menggunakan klasifikasi Van Zuidam, 1985.

Gambar 2.3 Peta Kelerengan Kabupaten Lombok Utara

Berdasarkan klasifikasi tersebut di atas, Tim Pemetaan


BPBD Kabupaten Lombok Utara membuat peta kelerengan dari
raster DEM (Digital Elevation Map). Dari peta kelerengan yang telah
dibuat oleh BPBD Kabupaten Lombok Utara, memperlihatkan
adanya beda tinggi yang cukup signifikan antara daerah satu
dengan yang lain. Secara umum peta kelerengan tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
- Kecamatan Pemenang (terdiri dari 4 Desa: Desa Pemenang
Barat, Pemenang Timur, Malaka, dan Desa Gili Indah);
Sebagian besar wilayah kecamatan ini berada pada persen
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-7
kemiringan di atas 30% (Curam/ Steep). Dataran sebagian
besar terdapat pada bagian ibukota kecamatan (Pemenang
Barat dan Pemenang Timur bagian Utara. Pada bagian Selatan
Kecamatan Pemenang, terdapat barisan perbukitan yang
membentuk lembah menyerupai huruf U. Di tengah lembah
besar itulah terdapat Dusun Menggala, Telaga Wareng,
Kerujuk, dan Bentek. Untuk wilayah Desa Gili Indah, wilayah
ini juga termasuk wilayah landai (datar) dan memiliki satu
bukit di Gili Trawangan.
- Kecamatan Tanjung (terdiri dari 7 Desa: Desa Sokong, Sigar
Penjalin, Medana, Tegal Maja, Tanjung, Teniga dan Jenggala) :
Wilayah ini memanjang Barat Laut – Tenggara. Pada bagian
berdekatan pantai, daerah ini cukup landai. Namun secara
berangsur semakin terjal ke arah Selatan dan Tenggara.
Adapun desa yang memiliki topografi lebih terjal adalah Desa
Jenggala bagian Selatan, Desa Tegal Maja bagian Selatan serta
Desa Teniga bagian Selatan. Untuk Desa Sokong, Sigar Penjalin
Medana, dan Tanjung relatif landai dan didominasi oleh kelas
lereng 0% – 15% (Datar – Miring).
- Kecamatan Gangga (terdiri dari 5 Desa: Desa Bentek,
Genggelang, Rempek, Sambik Bangkol, dan Desa Gondang),
Wilayah dengan slope (kemiringan) tertinggi adalah Desa
Bentek dan Desa Rempek bagian Tenggara. Terkhusus Desa
Bentek, sebagian besar wilayah berada dalam kelas lereng 30%
– 70% (curam/ steep). Wilayah lainnya didominasi oleh kelas
lereng 0% – 7% (datar – sedikit miring).
- Kecamatan Kayangan (terdiri dari 8 Desa: Desa Kayangan,
Pendua, Sesait, Gumantar, Santong, Selengen, Dangiang, dan
Desa Salut) : Adapun wilayah Barat/ Barat Laut untuk semua
desa terhitung cukup landai dengan kelas lereng 0% – 7%.
Namun daerah sekitar aliran sungai besar memiliki kemiringan
cukup signifikan karena berupa lembah fluvial yang terbentuk
dari perkembangan daerah sungai. Daerah di atasnya
(Tenggara dan Selatan) berangsur makin curam. Daerah Hulu
Lokoq Santong sebagai yang berbatasan dengan Desa
Gumantar dan Rempek bagian hulu memiliki kelas lereng
paling tinggi yaitu 70% – 140% (sangat curam). Daerah ini tidak
digunakan sebagai tempat bermukim masyarakat, maka
daerah ini terhitung tidak membahayakan terkecuali jika
terjadi proses dalam skala besar yang tertransport sampai ke
daerah bagian bawah yang banyak ditempati masyarakat
bermukim. Daerah paling landai di Kecamatan Kayangan
adalah: Desa Kayangan, Pendua, Salut, Sesait, dan Dangiang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-8


dengan kelas lereng dominan 0% - 7%. Sedangkan desa yang
lain beragam sampai dengan tertinggi 140%.
- Kecamatan Bayan (terdiri dari 9 Desa: Desa Mumbul Sari, Akar-
Akar, Sukadana, Anyar, Karang Bajo, Senaru, Bayan, Loloan,
dan Desa Sambik Elen): Adapun wilayah Bayan memiliki
karakteristik kelerengan yang cukup mirip dengan Kecamatan
Kayangan. Namun daerah hulu dari Kecamatan Bayan memiliki
kelerengan maksimum sampai dengan lebih dari 140% (curam
ekstrim) tepatnya dinding kawah Gunung Rinjani di Desa
Senaru. Adapun daerah dengan kelas lereng paling landai
adalah Desa Anyar, Karang Bajo, dan Desa Mumbul Sari. Untuk
desa-desa yang lain memiliki persen lereng maksimum sampai
dengan 140% (kecuali Desa Senaru, yang memiliki persen
lereng lebih dari 140% pada daerah bagian paling Selatan).

Kondisi Klimatologi
Kondisi topografi Kabupaten Lombok Utara pada bagian
utara menyusurkebagian tengah terdapat gugusan pegunungan
dengan hutan lindung yang berfungsi sebagai hidrologi, sedangkan
sepanjang pantainya hanya terdapat dataran rendah yang sempit
dan terbatas. Pada bagian tengah membentang dari timur ke barat
terdapat suatu dataran rendah yang cukup luas yang merupakan
suatu daerah pertanian yang subur. Pada wilayah bagian selatan
terdapat Kondisi Iklim dan Curah Hujan berdasarkan data dari
Badan Meteorologi, Klimatologidan Geofisika (BMKG) Mataram,
suhu udara di Kabupaten Lombok Utara berkisar antara 21,3° C
sampai dengan 33,1° C. Suhu minimun sepanjang tahun tercatat
terjadi pada bulan Agustus sedangkan suhu maksimum tercatat
pada bulan Maret dengan kecepatan angin mencapai 3 - 5 knot.

Tabel 2.4 Temperatur, Tekanan Udara dan Kecepatan Angin di


Kabupaten Lombok Utara Tahun 2016

No Bulan Temperatur (C ) Tekanan udara Kecepatan Angin


(Bar) (Knot)
Maksimum Minimum
1 Januari 32,6 23,7 1.006,30 3
2 Pebruari 31,8 23,7 1.005,60 3
3 Maret 33,1 23,6 1.005,70 3
4 April 33,0 23,6 1.005,40 4
5 Mei 32,4 23,9 1.005,20 3
6 Juni 32,1 22,4 1.006,10 3
7 Juli 31,7 22,0 1.005,90 4
8 Agustus 31,6 21,3 1.006,40 5

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-9


No Bulan Temperatur (C ) Tekanan udara Kecepatan Angin
(Bar) (Knot)
Maksimum Minimum
9 September 32,4 22,4 1.006,20 4
10 Oktober 32,8 26,9 1.005,50 3
11 Nopember 32,9 22,8 1.005,00 3
12 Desember 31,3 24,2 1.003,00 4
Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Mataram, 2017

Sedangkan, Hujan umumnya terjadi pada bulan Oktober


sampai dengan Desember dengan hari hujan (HH) berkisaran antara
4 sampai dengan 28 hari. Hari hujan tertinggi terjadi di Kecamatan
Bayan mencapai 28 hari yaitu pada bulan Desember sedangkan hari
hujan terendah terjadi di Kecamatan Gangga yaitu pada bulan Juli
dimana tidak terjadi (0 hari) hujan pada bulan tersebut.
Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.5 berikut:

Tabel 2.5 Curah Hujan di Kabupaten Lombok Utara 2016

No Bulan Kecamatan / Curah Hujan (CH) / Hari Hujan (HH) / mm / hari

Pemenang Tanjung Gangga Kayangan Bayan

CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH
1 Januari 449 13 278 20 289 5 578 23 329 12

2 Pebruari 380 23 356 21 533 8 568 21 460 20

3 Maret 216 17 66 20 130 3 398 23 121 17

4 April 113 19 172 16 263 6 447 19 45 9

5 Mei 163 11 115 8 136 3 143 15 37 12

6 Juni 164 16 78 13 65 5 257 15 105 11

7 Juli 24 6 20 11 0 0 59 12 24 12

8 Agustus 64 3 64 8 112 1 44 3 50 11

9 September 97 6 15 15 68 6 79 13 8 5

10 Oktober 152 15 193 19 - - 124 13 10 8

11 Nopember 133 13 112 14 43 4 312 16 32 15

12 Desember 243 25 185 25 267 12 497 25 557 28

Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Mataram, 2017

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-10


Kondisi Geologi
Berdasarkan jenis batuannya, daerah Kabupaten Lombok
Utara tersusun oleh litologi batuan vulkanik dalam berbagai jenis
seperti breksi, lava, tufa. Menurut urutan formasi batuannya,
kabupaten ini tersusun oleh beberapa formasi batuan (mulai dari
termuda ke tua) ;
1. Alluvial (Qa_Quarter Alluvial): Terusun oleh alluvial (endapan
sungai : pasir kerikil, kerakal, sampai bongkah). Umur dari
formasi ini adalah recent atau prosesnya masih berlangsung
sampai sekarang. Jenis endapan ini terdapat di sepanjang
daerah aliran sungai. Tersebar dominan di wilayah Desa
Pemenang Barat, Pemenang Timur, Tanjung, Genggelang, dan
Desa Gondang.

Gambar 2.4 Endapan sungai Bentek, Desa Pemenang Barat,


Kecamatan Pemenang

2. Formasi Gunungapi Tak Terpisahkan (Qhv_ Quarter


Holocene Volcanic): Tersusun oleh batuan vulkanik muda
seperti lava, tufa, breksi vulkanik, dan lain- lain. Umur dari
formasi ini adalah Plistosen Atas sampai Holosen (masih
berlangsung prosesnya sampai dengan sekarang). Batuan ini
banyak dijumpai di sekitar Gunungapi Rinjani.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-11


Gambar 2.5 Outcrop Breksi pada Dinding Kaldera Rinjani yang
Merupakan Anggota Formasi Gunung Api Tak Terpisahkan (Qhv)

3. Formasi Lokopiko (Qvl_ Quarter Volcanic Lava):


Beranggotakan lava dan breksi. Umur dari batuan ini adalah
Plistosen Atas. Tipe batuan ini banyak dijumpai dijumpai dari
mulai Desa Gondang sampai dengan Desa Bayan bagian bawah.

Gambar 2.6 Outcrop Batuan Lava Penciri Formasi Lokopiko yang


Dijumpai di Dasan Belek Kecamatan Kayangan

4. Formasi Kalibalak (Qtb_Quarter Tertiarry Breccia): Tersusun


oleh breksi dan lava. Umur dari batuan ini adalah Pliosen -
Plistosen. Banyak dijumpai di daerah Kecamatan Tanjung dan
Pemenang bagian Tengah serta di Gili Trawangan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-12


Gambar 2.7 Outcrop Lava yang Merupakan Anggota dari Formasi
Kalibalak yang Dijumpai di Daerah Malaka Kecamatan Pemenang

5. Batuan Terobosan(Ta): Batuan beku terobosan (intrusi)


tersebut berupa andesit yang terdapat setempat di sekitar Bukit
Sebiris (911 mdpl) di Desa Pemenang Barat. Batuan ini berumur
Miosen Tengah.

Sumber : BVMBG – ESDM


Gambar 2.8 Peta Geologi Regional dilayout oleh BPBD
Kabupaten Lombok Utara

Kondisi Hidrologi
Adapun jenis sungai di Kabupaten Lombok Utara didominasi
oleh sungai non permanent (semi permanent dan periodik). Sungai-
sungai tersebut dominan mengalir ke arah Barat dan Utara sesuai
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-13
bentuk morfologi wilayah Kabupaten Lombok Utara. Kondisi ini
tentu saja merupakan kekayaan tersendiri jika bisa dimanfaatkan.
Namun akan berdampak sangat membahayakan jika terjadi
bencana.
Adapun muara sungai yang teridentifikasi sebagai sungai
dengan debit paling tinggi antara lain : Sungai Menggala (Kecamatan
Pemenang, Sungai Sokong (Kecamatan Tanjung), Sungai Segara
(Perbatasan Kecamatan Tanjung dan Gangga), Sungai Tampes
(Kecamatan Gangga), Sungai Santong (Kayangan) serta Sungai
Senaru (Bayan). Sungai- sungai tersebut masih mengalirkan air
permukaan di musim kemarau meskipun debitnya menurun secara
signifikan.
Selain sumber daya air berupa sungai, di Lombok Utara juga
terdapat banyak air terjun yang sangat potensial untuk dijadikan
pembangkit listrik. Air terjun di Kabupaten Lombok Utara merata di
semua kecamatan dan ditemukan dominan berada di Kecamatan
Bayan terutama di wilayah Taman Nasional Gunung Rinjani.

Gambar 2.9 Peta Pola Aliran Sungai


Kabupaten Lombok Utara

Wilayah Lombok Utara masih memiliki ketersediaan air


bersih yang terbatas meskipun sumber daya air pegunungannya
cukup melimpah. Ini bisa disebabkan oleh jenis tanah ataupun
curah hujan yang berbeda-beda. Wilayah dengan kondisi air bersih
cukup melimpah berada di bagian tengah wilayah kabupaten seperti
daerah Selelos, Kerta Gangga, dan sebagian wilayah Santong.
Sedangkan daerah dengan kualitas dan ketersediaan air bersih yang
paling kurang yaitu berada di bagian tengah Kecamatan Pemenang,
Teniga (Kecamatan Tanjung), serta sebagian berada di wilayah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-14


Kayangan bagian barat dan daerah Kayangan yang berbatasan
dengan Kecamatan Bayan.

Gambar 2.10 Peta Kondisi Air Bersih di


Kabupaten Lombok Utara

Menurut ketersediaan air bersih yang dialirkan oleh PDAM,


sebaran lokasi yang terjangkau lebih dominan berada di perkotaan
Tanjung. Adapun kendala yang paling signifikan adalah sebaran
pemukiman masyarakat yang tersebar secara tidak teratur serta
topografi yang cukup ekstrim di beberapa wilayah.
Berdasarkan data yang dihimpun dari PDAM, jumlah air
yang disuplai oleh PDAM sepanjang Tahun 2016 adalah sebanyak
2,632,688.00 m³. Dan rata- rata volume yang berhasil disuplai
selama sebulan adalah sebanyak 219,390.67 m³. Tentu saja jumlah
ini belum mencukupi kebutuhan semua masyarakat Kabupaten
Lombok Utara. Meskipun demikian, jumlah volume air diharapkan
akan bertambah setiap tahun untuk mencukupi kebutuhan baik
masyarakat, dunia usaha, maupun untuk kebutuhan pemerintah
sendiri.

Kondisi Sumberdaya Alam


Berdasarkan peta tata guna lahan Kabupaten Lombok Utara,
hutan masih mendominasi wilayah ini dengan luas mendekati 50%
luas wilayah Kabupaten. Wilayah hutan berada di daerah ketinggian
yang memanjang dari barat ke timur. Wilayah hutan terluas

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-15


menurut wilayah desa berada di Desa Genggelang Kecamatan
Gangga. Secara umum, kawasan hutan ini dominan berada di
Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. Tipikal wilayah
persawahan di Kabupaten Lombok Utara sangat berkaitan dengan
topografi wilayah, dimana wilayah persawahan mendominasi
wilayah dengan morfologi datar atau landai yang bisa dijumpai di
daerah bagian bawah dari semua Kecamatan. Selain berupa
persawahan (normal), wilayah Kabupaten Lombok Utara juga
memiliki pertanian tanah kering semusim yang banyak dijumpai di
daerah bagian barat. Sementara itu, pemanfaatan wilayah sebagai
areal perkebunan juga mendominasi wilayah Kabupaten Lombok
Utara yang dominan berada di bagian tengah wilayah. Tipe lahan
seperti ini bisa dijumpai di daerah Selelos Kecamatan Gangga yang
memiliki komoditas perkebunan yang beragam, mulai dari kacang
mente, cengkeh, dan komoditas perkebunan yang lain. Hal ini juga
berkaitan dengan tingkat kesuburan tanah yang relative lebih
gembur dibandingkan daerah lain.
Adapun kawasan Gunung Rinjani sebagai zona morfologi
paling luas, selain memiliki kawasan hutan yang cukup luas,
kawasan ini juga memiliki lahan terbuka yang tidak ditumbuhi
pepohonan yang persis berada di sekitar kepundan gunung. Untuk
lahan pemikiman sendiri, masyarakat cenderung memilih kawasan
yang dekat dengan perkotaan sebagai tempat untuk berdomisili.
Kawasan ini rata- rata berada di kawasan pesisir yang merupakan
daerah dengan topografi paling datar.

Gambar 2.11 Peta Guna Lahan


Kabupaten Lombok Utara
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-16
Kependudukan
Mengingat penduduk adalah subyek sekaligus obyek
pembangunan, maka ketersediaan data dan informasi
kependudukan yang akurat dan lengkap merupakan hal sangat
penting. Data dan informasi penduduk merupakan data dasar bagi
pengambilan kebijakan dalam menentukan langkah-langkah yang
dapat mengendalikan laju pertumbuhan maupun meningkatkan
kualitas penduduk.

Tabel 2.6 Sebaran Penduduk Menurut Kecamatan


Kabupaten Lombok Utara Tahun 2016

Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis


Kelamin

1. Pemenang 18.138 17.728 35.866 102,31


2. Tanjung 23.589 24.329 47.918 96,96
3. Gangga 20.811 21.761 42.572 95,63
4. Kayangan 19.480 20.277 39.757 96,07
5. Bayan 23.712 24.568 48.280 96,52
Jumlah 105.730 108.663 214.393 97,30
2015 104.573 107.692 212.265 97,10
2014 103.490 106.643 210.133 97,04
2013 100.953 104.111 205.064 96,97
2012 100.269 103.295 203.564 97,07
Sumber: Dinas Kominfo Kabupaten Lombok Utara, 2017

Penduduk Kabupaten Lombok Utara terdiri dari suku asli Sasak.


Selain penduduk asli setempat, juga terdapat suku-suku lain
sebagai pendatang seperti: Samawa, Mbojo, Bima, Bali, Jawa dan
lain-lainnya. Jumlah penduduk Kabupaten Lombok Utara pada
tahun Tahun 2016 mencapai 214.092 jiwa. Komposisi secara
gender, Penduduk Kabupaten Lombok Utara masih didominasi oleh
penduduk dengan jenis kelamin perempuan. Jumlah penduduk
perempuan pada tahun 2016 mencapai 108.663 jiwa sedangkan
jumlah penduduk laki-laki hanya terpaut sedikit yaitu 105.730 jiwa.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-17


Gambar 2.12 Peta Kepadatan Penduduk Menurut Desa

Sumber: Dinas Kominfo Kabupaten Lombok Utara, 2017

Bila mengacu pada peta kepadatan penduduk di atas,


terlihat bahwasanya kepadatan penduduk di Kabupaten Lombok
Utara sangat tidak merata. Kepadatan tertinggi adalah Desa
Tanjung (Kecamatan Tanjung) dengan kepadatan lebih dari 3000
jiwa/ km². Selain karena Tanjung adalah pusat pemerintahan dan
perekonomian Kabupaten Lombok Utara, daerah Tanjung juga
sangat landai, dengan persen kemiringan sekitar 0% - 7%. Beda
halnya dengan desa desa lain di Kabupaten Lombok Utara, sebagian
wilayahnya bermorfologi curam sehingga tidak cocok untuk
dijadikan sebagai tempat tinggal dan kondisi pemukiman relatif
tersebar.

2.2. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT


Menilik data kontribusi per sektor terhadap PDRB, secara
umum potensi unggulan daerah Kabupaten Lombok Utara
bertumpu pada sektor Pertanian dalam arti luas dan sektor
perdagangan, hotel dan restoran yang sebagian besar
disumbangkan oleh aktivitas Pariwisata. Pada sub sektor tanaman
bahan makanan, komoditas tanaman padi sebagai tanaman pangan
menjadi komoditas utama yang diusahakan oleh masyarakat. Selain
padi, tanaman pangan yang paling banyak dibudidayakan dan
diproduksi di Kabupaten Lombok Utara adalah Jagung, Kacang
Tanah dan Ubi Kayu. Jika dilihat dari masing-masing kecamatan,
untuk komoditi jagung paling banyak dibudidayakan dan
diproduksi di Kecamatan Bayan yang mencapai luas panen 4.485
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-18
ha atau 70% dari luas tanam keseluruhan dengan produksi 28.058
ton atau 70% total produksi jagung di Kabupaten Lombok Utara.
Mengingat besarnya produksi jagung di Kecamatan Bayan, menjadi
sangat penting untuk mengembangkan industri pengolahan jagung
dalam skala mikro maupun kecil di wilayah ini sehingga masyarakat
dapat memperoleh nilai tambah dari produksi komoditas yang
menjadi potensi wilayahnya.
Sementara itu, sub sektor pertanian yang lain yaitu sub
sektor perkebunan rakyat memegang peranan yang penting dan
beberapa komiditinya menjadi produk unggulan daerah yaitu
Kelapa, Kopi dan Kakao (PAPIKO). Tanaman kelapa terdapat di
sepanjang pesisir pantai sampai daerah perbukitan mencakup areal
tanam seluas 10.888 Ha di Kabupaten Lombok Utara, tanaman
kakao seluas 3.023 Ha dan tanaman kopi mencakup areal 1.302 Ha
terluas berada di Kecamatan Gangga.
Potensi sub sektor pertanian lainnya di Kabupaten Lombok
Utara adalah sub sektor peternakan yang beberapa tahun terakhir
menunjukkan perkembangan yang signifikan. Dengan luas wilayah
dan daya dukung sektor pertanian, sub sektor peternakan dapat
dikembangkan secara optimal terutama pengembangan populasi
dan produktivitas ternak besar yaitu Sapi sebagai dukungan
terhadap program Bumi Sejuta Sapi yang dicanangkan oleh
Pemerintah Provinsi NTB. Beberapa tahun terakhir pengembangan
ternak Sapi ini dilakukan secara komprehensif dengan produk
sampingannya berupa pengolahan kotoran ternak sebagai sumber
energi alternatif (biogas) dan pupuk organik. Selanjutnya
pengembangan sub sektor peternakan diarahkan pada pengelolaan
dan tata laksana secara modern dan terpadu sehingga dapat lebih
meningkatkan pendapatan petani peternak.
Selain sapi, ternak lain yang memiliki potensi cukup besar
untuk dikembangkan adalah ternak kecil yaitu ternak kambing
terutama di wilayah timur yaitu di Kecamatan Bayan dan Kayangan
mengingat kondisi wilayahnya yang sesuai (lahan kering).
Pengembangan ternak ruminansia ini harus diikuti dengan
pengembangan faktor-faktor produksi yang lain terutama pakan
hijauan makanan ternak.
Kabupaten Lombok Utara juga memiliki pesona alam yang
indah. Hal tersebut mendukung tumbuhnya usaha di bidang
pariwisata semakin pesat. Wisata alam yang menjadi primadona
adalah wisata pantai yang terpusat di Tiga Gili di Kecamatan
Pemenang. Selain itu wisata budaya yang berlokasi sebagian besar
diwilayah Bayan juga menjadi pilihan wisatawan seperti Masjid
Kuno Bayan dan Rumah adat Segenter di bayan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-19


Aspek kesejahteraan masyarakat dapat ditinjau dari
kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial dan
perkembangan seni budaya dan olahraga. Kesejahteraan dan
pertumbuhan ekonomi diukur diantaranya dengan indikator
pertumbuhan ekonomi, laju inflasi, pendapatan perkapita dan
pemerataan pendapatan. Sementara itu kesejahteraan sosial dapat
digambarkan dengan indikator pendidikan, kesehatan, kemiskinan,
kesempatan kerja dan angka kriminalitas.
Dari sisi pertumbuhan ekonomi, laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Lombok Utara menunjukkan keadaan yang terus
tumbuh secara positif walaupun pertumbuhannya cukup fluktuatif.
Berdasarkan data BPS Kabupaten Lombok Utara, laju pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Lombok Utara Tahun 2016 mencapai 4,99 %,
tumbuh lebih tinggi dari tahun- tahun sebelumnya. Pada tahun
2015, tercatat laju pertumbuhan sebesar 4,73%. Dan pada tahun
2012 sampai dengan 2014 tercatat laju pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Lombok Utara tercatat 4,08% sampai dengan 4,59 %.

Tabel 2.7 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten


Lombok Utara Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2012-2016

Kategori 2012 2013 2014 2015 2016


1. Pertanian, Kehutanan, dan 37,86 37,01 36,23 35,7 34,9
Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian 3,69 3,77 3,86 3,90 3,94
3. Industri Pengolahan 1,57 1,55 1,53 1,54 1,55
4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,09 0,09 0,12 0,12 0,13
5. Pengadaan Air, Pengelolaan 0,12 0,12 0,13 0,13 0,13
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
6. Konstruksi 8,74 8,97 9,1 9,31 9,49
7. Perdagangan Besar dan Eceran; 13,05 13,24 13,37 13,40 13,7
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
8. Transportasi dan Pergudangan 5,46 5,44 5,53 5,56 5,59
9. Penyediaan Akomodasi dan Makan 5,28 5,45 5,59 5,65 5,9
Minum
10. Informasi dan Komunikasi 2 2,07 2,08 2,1 2,15
11. Jasa Keuangan dan Asuransi 2,5 2,52 2,53 2,56 2,55
12. Real Estate 4,06 4,06 4,1 4,15 4,18
13. Jasa Perusahaan 0,25 0,25 0,25 0,26 0,26
14. Administrasi Pemerintahan, 6,07 6,04 6,03 6 5,85
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-20


15. Jasa Pendidikan 5,41 5,47 5,53 5,61 5,60
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan 1,67 1,71 1,72 1,74 1,77
Sosial
17. Jasa lainnya 2,19 2,25 2,29 2,32 2,34
PDRB 2,94 2,96 3,43 3,68 3,95

Sumber data: BPS Kabupaten Lombok Utara, 2017

Struktur ekonomi Kabupaten Lombok Utara masih


didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan
sebesar 34,9%; diikuti sektor perdagangan besar dan eceran,
reparasi mobil dan sepeda motor yang kontribusinya sebesar
13,7%; sektor konstruksi 9,49%; penyediaan akomodasi dan
makan minum 5,9%; administrasi pemerintahan, pertanahan dan
jaminan sosial 5,85%; jasa pendidikan 5,60%; transportasi dan
pergudangan 5,59%; real estate 4,18%; pertambangan dan
penggalian 3,94%; jasa keuangan dan asuransi 2,55%; jasa lainnya
2,34%; jasa kesehatan dan kegiatan sosial 1,77%; informasi dan
komunikasi 2,15%; industri pengolahan 1,55%; serta beberapa
sektor lainnya yang menyumbang kontribusi di bawah 1%.
Berdasarkan tabel dan grafik di atas, rata-rata
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lombok Utara selama kurun
waktu tahun 2012 sampai dengan 2016 mencapai 0,91%, dengan
rata-rata pertumbuhan sektor pertanian selaku sektor utama
pembangun struktur ekonomi hanya mencapai 0,23%, sehingga
berpengaruh nyata terhadap belum optimalnya pertumbuhan
ekonomi daerah secara keseluruhan.
Sementara itu sektor yang tumbuh sangat progresif adalah
sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor (tumbuh 13,7% di tahun 2016), sektor penyediaan
akomodasi dan makan minum (tumbuh 5,9% di tahun 2016),
sektor konstruksi (tumbuh 4,49% tahun 2016), sektor
Pertambangan dan Penggalian (tumbuh sampai 3,94% di tahun
2016).
Disisi lain, kontribusi sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan mengalami penurunan sebesar negatif 0,8% menjadi
34,9% ditahun 2016. Dengan tren penurunan terus berlangsung
dari tahun 2012. Upaya-upaya industrialisasi hasil-hasil pertanian
yang dilakukan selama 5 (lima) tahun terakhir belum mampu
mendorong pertumbuhan sektor industri pengolahan secara
progresif yang ditunjukkan dengan rata-rata-rata pertumbuhan
sektor industri pengolahan yang baru mencapai 0,618%. Data ini
menggambarkan perlunya upaya lebih massif dan komphrehensif

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-21


dalam mendorong pemberian nilai tambah terhadap sektor-sektor
lainnya mengingat produk-produk pertanian yang diandalkan
sebagai salah satu strategi percepatan pertumbuhan ekonomi
sekaligus upaya penanggulangan kemiskinan terus mengalami tren
penurunan.
Mengingat besarnya kontribusi sektor pertanian terhadap
struktur ekonomi secara keseluruhan, maka percepatan
pertumbuhan ekonomi utamanya harus didorong dari sektor utama
yakni sektor pertanian. Potensi sektor pertanian terutama di lahan
kering yang selama ini belum mendapat perhatian perlu segera
digali dan dikembangkan pada berbagai sub sektor maupun
komoditi dengan mencermati kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki serta menangkap peluang yang tersedia. Sektor pertanian
harus menjawab kebutuhan sektor pariwisata yang terus
berkembang melalui pemenuhan kebutuhan sektor pariwisata
berupa komiditi hortikultura, telur, daging dan lain-lain.
Sementara itu PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun
2016 tercatat sebesar 18,494 trilyun rupiah meningkat dengan
nilai PDRB tahun 2015 yang mencapai 16,988 trilyun rupiah.
Kondisi yang sama ditunjukkan oleh nilai PDRB atas dasar harga
konstan tahun 2010 yang pada tahun 2016 mencapai 14,509
trilyun rupiah rupiah, mengalami peningkatan sebesar 3,95 % jika
dibandingkan dengan kondisi tahun 2013 yang besarnya 13,957
trilyun rupiah.

Tabel 2.8. Perkembangan Beberapa Indikator Ekonomi


Tahun 2012 - 2016 dengan Perhitungan Baru

No Indikator 2012 2013 2014 2015 2016

1. Pertumbuhan 4.08 4.11 4.59 4.73 4.99


ekonomi (%)
2. PDRB ADH 13.316.407 14.036.839 15.464.144 16.988.873 18.494.709
Berlaku (Juta Rp)
3. PDRB ADH 12.642.029 13.015.711 13.462.151 13.957.936 14.509.646
Konstan Tahun
2010 (Juta Rp)

Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Utara, 2017

Pertumbuhan ekonomi, nilai PDRB dan PDRB per kapita


tidaklah cukup untuk menggambarkan kesejahteraan ekonomi
masyarakat, meskipun PDRB per kapita penduduk Kabupaten
Lombok Utara lebih tinggi dari PDRB per kapita penduduk di
beberapa kabupaten di Provinsi NTB, namun angka kemiskinan
penduduk Kabupaten Lombok Utara menunjukkan angka tertinggi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-22
di Provinsi NTB.
Di tahun 2015 Kabupaten Lombok Utara berhasil
menurunkan angka kemiskinan sebear 34,13% atau lebih rendah
dari target yang ditetapkan dalam RPJMD sebesar 30,64% pertahun.
Pada tahun berikutnya (tahun 2016) penurunan angka sebesar
kemiskinan sebesar 33,21% hal ini juga tidak memenuhi target
RPJMD 2016- 2021 dimana target tahun 2016 sebesar 33,21%.

50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
target 43.14 40.64 38.14 35.64 33.14 30.64 28.14 25.64
capaian 43.14 39.27 35.97 34.63 34.27 34.13 33.21 32.06

Gambar 2.13 Angka Kemiskinan Tahun 2010-2017

Mencermati tren penurunan angka kemiskinan yang terus


melambat, upaya percepatan penurunan kemiskinan harus
dipertajam dengan melakukan penanggulangan kemiskinan secara
terpadu antar berbagai sektor dan memastikan bahwa upaya
penanggulangan kemiskinan yang dilakukan tepat sasaran.
Penanggulangan kemiskinan bukan hanya perlindungan sosial dan
upaya meningkatkan pendapatan masyarakat namun juga sangat
terkait dengan bagaimana garis kemiskinan dirasionalkan, artinya
untuk memenuhi kebutuhan hidup layak, masyarakat harus
mendapatkannnya dengan harga yang wajar. Bagaimana peredaran
barang lebih lancar dan terdistribusi dengan baik sampai ke pelosok
desa akan sangat berpengaruh terhadap percepatan penurunan
kemiskinan. Penyediaan bahan pangan lokal yang menjadi
kebutuhan keluarga sehari-hari berupa sayur-sayuran dan buah-
buahan di sekitar lingkungan melalui pemanfaatan pekarangan juga
berperan penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan karena

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-23


keluarga miskin dapat meningkatkan konsumsinya tanpa harus
membeli atau mengeluarkan uang.
Kualitas penduduk yang utamanya ditunjukkan dengan
indikator Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Lombok
Utara menunjukkan perkembangan yang signifikan selama 3 (tiga)
tahun terakhir. IPM mengukur tiga dimensi utama: hidup yang
panjang dan sehat (longevity), akses untuk ilmu pengetahuan
(knowledge), dan standar kehidupan yang layak (decent living).
Indikator hidup yang panjang dan sehat dihitung berdasarkan
angka harapan hidup, indikator akses untuk ilmu pengetahuan
dihitung berdasarkan angka harapan lama sekolah (Expected year
school) dan rata-rata lama sekolah (Mean Years School). Sedangkan
indikator standar kehidupan yang layak dihitung berdasarkan
pengeluaran per kapita disesuaikan (Purchasing Power Parity).
Berdasarkan perhitungan IPM metode baru, IPM Kabupaten Lombok
Utara pada tahun 2016 mencapai 62,24 poin, naik sebesar 1,09 poin
dari tahun 2015 yang besarnya 61,15 poin. Pada komponen indeks
pembangunan IPM, Kabupaten Lombok Utara menunjukkan
peningkatan terprogresif pada indikator harapan lama sekolah dan
peningkatan daya beli. Pencapaian ini harus ditingkatkan untuk
dapat mensejajarkan IPM Kabupaten Lombok Utara dengan
kabupaten-kabupaten lain dengan secara terus-menerus
memberikan prioritas pada pembangunan pendidikan disertai
inovasi dan kreativitas pemecahan masalah, seiring dengan
pembangunan kesehatan dan peningkatan daya beli masyarakat
yang juga menjadi komponen IPM.

Tabel 2.9 IPM, AHH, EYS, MYS, Pengeluaran


yang Disesuaikan dan Rangking IPM
Kabupaten Lombok Utara Tahun 2010- 2016

Komponen 2012 2013 2014 2015 2016

AHH (angka harapan 64,74 65,04 65,19 65,59 65,88


hidup)
EYS (Expected Years 11,46 11,87 12,31 12,34 12,68
School)
MYS (Mean Years 4,63 4,89 4,97 5,22 5,47
School)
Pengeluaran 7.304 7.358 7.594 7.940 8.155
IPM 58,19 59,20 60,17 61,15 62,24

Sumber: Kabupaten Lombok Utara, 2017

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-24


62.24

61.15
60.17
59.2

58.19

2012 2013 2014 2015 2016

Gambar 2.14 Grafik Indeks Pembangunan Manusia


Kabupaten Lombok Utara Berdasarkan
Perhitungan Metode Baru Tahun 2012 – 2016

77.20
73.67 69.26
65.48 65.5564.8964.15
6… 63.22 62.24
0,69
0,48 0,97 ,58
0 1,05
0,97 0,85
0,71 1,63
1,03

Gambar 2.15 Grafik Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota di


Provinsi NTB dan Pertumbuhannya Tahun 2016

Jika ditinjau dari setiap komponen indeks yang membangun


IPM, tingkat pendidikan penduduk dari tahun 2012 sampai dengan
tahun 2016 menunjukkan perkembangan walaupun belum cukup
siginifikan. Pada tahun 2014 rata-rata lama bersekolah penduduk
Kabupaten Lombok Utara mencapai 4,97 tahun, naik menjadi 5,22
di tahun 2015 dan dan 5,97 di tahun 2016. Lambatnya peningkatan
rata-rata lama bersekolah ini disebabkan kerana indikator ini
diukur pada penduduk usia 25 tahun ke atas, warisan masa lalu
para orangtua yang tidak sempat mengenyam pendidikan maupun
sempat sekolah namun tidak sampai tamat SD tergambar pada data
rata-rata lama sekolah ini. Lebih lanjut intervensi pemerintah dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-25
memperbaiki rata-rata lama sekolah dengan mendorong
peningkatan partisipasi pendidikan pada penduduk usia sekolah,
cukup sulit mendorong peningkatan yang progresif pada indikator
ini. Strategi memperbaiki rata-rata lam sekolah pada penduduk usia
25 tahun ke atas dapat ditempuh dengan mengencarkan program-
program Paket Kesetaraan (Paket A, B, C) yang dapat dipadukan
dengan program pemberdayaan ekonomi sehingga meningkatan
motivasi masyarakat untuk mengikuti program ini.
Di sisi lain, partisipasi pendidikan pada penduduk usia
sekolah menunjukkan penurunan terutama pada kelompok umur
16 - 18 tahun/ jenjang pendidikan menengah dimana angka
partisipasi pendidikan kelompok umur 16 - 18 tahun di tahun 2014
mencapai 70,2%, turun menjadi 65,73% di tahun 2015 dan tetap
65,73% di tahun 2016. Sementara itu untuk angka melek huruf
(meskipun tidak lagi menjadi indikator perhitungan IPM),
menunjukkan keadaan yang fluktuatif. Jika pada tahun 2014,
penduduk usia 15 tahun ke atas yang melek huruf mencapai 80,5%,
maka dapat ditingkatkan menjadi 81,38 % di tahun 2015 dan turun
menjadi 81,04% di tahun 2016. Meskipun begitu, 19,5% penduduk
usia 15 tahun ke atas yang masih buta huruf tetap perlu mendapat
penanganan guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat
maupun meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia dalam
mengakses peluang ekonomi yang akan berdampak terhadap
pengurangan kemiskinan.

Tabel 2.10 Angka Partisipasi Sekolah di


Kabupaten Lombok Utara Tahun 2012-2016

Kelompok Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun


Umur 2012 2013 2014 2015 2016
7 – 12 Tahun 97,42 96,34 97,23 100 100
13 – 15 Tahun 85,54 95,28 96,56 98,95 98,95
16 – 18 Tahun 48,59 57,81 70,2 65,73 65,73

Sumber: Kabupaten Lombok Utara Dalam Angka, 2017

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-26


65.73
65.73
16-18 Tahun 70.2
57.81
48.59
98.95
98.95
13-15 Tahun 96.56
95.28
85.54
100
100
7-12 Tahun 97.23
96.34
97.42

0 20 40 60 80 100

2016 2015 2014 2013 2012

Gambar 2.16 Grafik Angka Partisipasi Sekolah


Tahun 2012- 2016

R ATA - R ATA L A M A ANGKA MELEK HURUF


S E KO L A H
81.38
81.04
80.5
5.47

5.22

4.97 77 77.03
4.89

4.63

2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016

Gambar 2.17 Grafik Angka Melek Huruf Penduduk


Usia 15 Tahun Keatas (%) Rata-rata Lama Sekolah Penduduk
Usia 25 Tahun Keatas (Tahun) Tahun 2012-2016

Indikator IPM yang lain yakni indikator kesehatan berupa


Angka Harapan Hidup juga menunjukkan perkembangan yang
positif. Jika pada tahun 2012 angka harapan hidup mencapai 64,74
tahun, maka di tahun 2016 dapat ditingkatkan menjadi 65,88
tahun. Kasus kematian bayi dapat diturunkan dari tahun ke tahun,
namun kematian ibu masih cenderung fluktuatif, dimana upaya-

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-27


upaya yang dilakukan dapat menekan kematian ibu menjadi 0
kasus di tahun 2012, namun muncul lagi 2 kasus di tahun 2013
dan meningkat menjadi 6 kasus di tahun 2014.
Pada indikator ketenagakerjaan, di Lombok Utara penduduk
berusia 15 tahun keatas (angkatan kerja) jumlahnya cukup
potensial yaitu sebesar 145.949 jiwa atau sekitar 69,45 persen dari
total jumlah penduduk Lombok Utara. Jika dilihat dari kegiatan
utama yang dilakukan sebesar 73,11 persen bekerja dan 10,65
persen sekolah atau mengurus rumah tangga. Sementara angka
pengangguran terbuka di Kabupaten Lombok Utara adalah sebesar
5,42 persen dari total angkatan kerja.Angka pengangguran di
Lombok Utara sangat terpengaruh pada daya serap pada sector
pertanian, pada umumnya pekerja di Kabupaten Lombok Utara
masih bekerja pada sector pertanian yaitu sebesar 53,98 persen dari
jumlah penduduk bekerja. Salah satu ciri dari pekerja pertanian di
Kabupaten Lombok Utara adalah pekerja keluarga yang membantu
usaha pertanian dari kepala rumah tangga, para pekerja keluarga
ini umumnya bekerja di bawah 24 jam dalam seminggu sehingga
nilai tambah yang dihasilkan relatif kecil.

Tabel 2.11 Penduduk Bekerja Menurut


Lapangan Kerja Utama Tahun 2012-2015 (%)

Lapangan L P L+P
Usaha
Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan
Perikanan
2012 55,93 59,31 57,13
2013 53,17 50,44 52,20
2014 54,86 53,76 54,42
2015 55,30 52,25 53,98
Industri
2012 4,71 6,73 5,43
2013 4,90 5,27 5,03
2014 4,02 9,68 6,27
2015 3,41 4,02 3,67
Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi
2012 11,44 23,78 15,82
2013 10,63 29,34 17,26
2014 11,71 30,39 19,14
2015 11,74 30,39 19,14
Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan
2012 12,95 7,68 11,08
2013 12,16 13,47 12,62
2014 11,26 5,31 8,90
2015 12,03 10,01 11,16

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-28


Lapangan L P L+P
Usaha
Lainnya
2012 14,97 2,48 10,54
2013 19,14 1,47 12,88
2014 18,15 0,87 11,28
2015 17,52 0,97 10,38

Sumber Data : BPS Kabupaten Lombok Utara, 2015

2015 53.98 3.67 19.14 11.16 10.38


2014 54.42 6.27 19.14 8.9 11.28
2013 52.2 5.03 17.26 12.62 12.88
2012 57.13 5.43 15.82 11.08 10.54

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan
Industri
Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi
Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan
Lainnya

Gambar 2.18 Grafik Lapangan Kerja Utama Penduduk


Tahun 2012 - 2015

Salah satu sektor yang mengalami peningkatan pada


persentase penduduk bekerja adalah sektor perdagangan dengan
tingkat pertumbuhan mencapai 2 persen pertahun, hal ini
mengingat adanya perkembangan jumlah penduduk yang
mengakibatkan sebagian penduduk bekerja mulai meninggalkan
sektor tradisional seperti pertanian dan beralih ke sektor lainnya
salah satunya adalah sektor perdagangan.

2.3. ASPEK PELAYANAN UMUM


Aspek pelayanan umum meliputi pelayanan dasar dan
pelayanan penunjang. Pelayanan dasar dalam rangka memenuhi
kebutuhan/ hajat hidup masyarakat meliputi pelayanan
pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, sarana dan prasarana
umum, perhubungan dan penataan ruang. Sementara pelayanan
penunjang antara lain dalam bidang penanaman modal, koperasi
usaha kecil dan menengah, kependudukan dan catatan sipil,
ketenagakerjaan, pemberdayaan perempuan dan perlindungan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-29


anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, komunikasi dan
informatika, pertanahan, pemberdayaan masyarakat desa,
perpustakaan, penyelenggaraan keamanan dan ketertiban serta
pemuda dan olahraga.
Pelayanan dasar di bidang pendidikan diukur dengan
pencapaian pelayanan sesuai dengan standar pelayanan minimal.
Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan serta ketersediaan
dan kualifikasi tenaga pengajar pada jenjang pendidikan dasar
sampai dengan tahun 2014 di Kabupaten Lombok Utara belum
dapat memenuhi standar pelayanan minimal.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010
Tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di
Kabupaten/ Kota, terdapat 27 indikator untuk mengukur pelayanan
tingkat pendidikan dasar, mulai dari jarak sekolah sampai dengan
penerapan manajemen berbasis sekolah.
Sejak tahun 2013 sampai dengan saat ini, pelaksanaan
urusan pendidikan telah dapat memenuhi standar tersedianya
satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan berjalan
kaki yaitu maksimal 3 km untuk SD/ MI dan 6 Km untuk SMP/ MTs
dari kelompok permukiman permanen di daerah terpencil,
sementara itu SD dengan jumlah peserta didik dalam setiap
rombongan belajar tidak melebihi 32 orang mencapai 73,65 % di
tahun 2015, atau 26,35 % SD belum dapat memenuhi standar
jumlah rombongan belajar tidak melebihi 32 orang.
Pada jenjang SMP, indikator setiap rombongan belajar tidak
melebihi 36 orang baru dapat dipenuhi oleh 61,11 % sekolah,
meningkat dari kondisi tahun sebelumnya yang besarnya 58 %.
Sementara ketersediaan ruang kelas yang dilengkapi dengan meja
dan kursi yang cukup untuk peserta didik, guru dan papan tulis
pada SD dapat ditingkatkan dari 59,86 % di tahun 2014 menjadi
64,19 % di tahun 2015, sedangkan pada SMP indikator yang sama
dapat ditingkatkan dari 73,53 % di tahun 2014 menjadi 83,33 % di
tahun 2015.
Untuk indikator di setiap SMP tersedia ruang laboratorium
IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36
peserta didik dan minimal satu set peralatan praktek IPA untuk
demonstrasi dan eksperimen peserta didik, dapat ditingkatkan dari
73,53 % di tahun 2014 menjadi 75 % di tahun 2015. Selengkapnya
tentang capaian SPM disajikan pada table 2.12.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-30


Tabel 2.12. Pencapaian Indikator SPM Bidang Pendidikan Dasar
Tahun 2014-2015

JENIS PELAYANAN DASAR/ INDIKATOR SPM PERHITUNGAN (%)


TINGKAT TAHUN TAHUN TAHUN
2014 2015 2016

I. PENDIDIKAN DASAR OLEH KABUPATEN/ KOTA


1. Tersedia satuan pendidikan dalam jarak SD 100.00 100.00
yang terjangkau dengan berjalan kaki MI 100.00 100.00
yaitu maksimal 3 km untuk SD/MI dan 6 SMP 100.00 100.00
km untuk SMP/MTs dari kelompok MTs 100.00 100.00
permukiman permanen di daerah terpencil
2. Jumlah peserta didik dalam setiap SD 76.19 73,65
rombongan belajar untuk SD/MI tidak MI 100.00 100,00
melebihi 32 orang, dan untuk SMP/MTs SD 59.86 64,19
tidak melebihi 36 orang. Untuk setiap MI 12.50 12,50
rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang SMP 58.82 61,11
kelas yang dilengkapi dengan meja dan MTS 100.00 100,00
kursi yang cukup untuk peserta didik dan SMP 73.53 83,33
guru, serta papan tulis; MTS 0.00 0,00
3. Di setiap SMP dan MTs tersedia ruang SMP 73.53 75,00
laboratorium IPA yang dilengkapi dengan MTS 0.00 0,00
meja dan kursi yang cukup untuk 36 SMP 73.53 75,00
peserta didik dan minimal satu set MTs 0.00 0,00
peralatan praktek IPA untuk demonstrasi
dan eksperimen peserta didik;
4. Di setiap SD/MI dan SMP/MTs tersedia SD 39.19 39,19
satu ruang guru yang dilengkapi dengan MI 0.00 0,00
meja dan kursi untuk setiap orang guru, SMP 47.06 88,8
kepala sekolah dan staf kependidikan MTs 0.00 0,00
lainnya; dan di setiap SMP/MTs tersedia
ruang kepala sekolah yang terpisah dari
ruang guru;
5. Di setiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang SD 58.11 73,65
guru untuk setiap 32 peserta didik dan 6 MI 0.00 0,00
(enam) orang guru untuk setiap satuan SD 31,08 31,08
pendidikan, dan untuk daerah khusus 4 MI 0.00 0,00
(empat) orang guru setiap satuan
pendidikan
6. Di setiap SMP/MTs tersedia 1 (satu) orang SMP 44.12 44,12
guru untuk setiap mata pelajaran, dan MTs 35.56 35,56
untuk daerah khusus tersedia satu orang
guru untuk setiap rumpun mata pelajaran;
7. Di setiap SD/MI tersedia 2 (dua) orang SD 99.32 100,00
guru yang memenuhi kualifikasi akademik MI 84.38 84,38
S1 atau D-IV dan 2 (dua) orang guru yang SD 100.00 100,00
telah memiliki sertifikat pendidik MI 50.00 50,00
8. Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan SMP 100.00 100,00
kualifikasi akademik S-1 atau D-IV MTS 48.89 48,89

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-31


JENIS PELAYANAN DASAR/ INDIKATOR SPM PERHITUNGAN (%)
TINGKAT TAHUN TAHUN TAHUN
2014 2015 2016

sebanyak 70% dan separuh diantaranya SMP 47.06 44,44


(35% dari keseluruhan guru) telah memiliki MTs 44.44 44,44
sertifikat pendidik, untuk daerah khusus
masing-masing sebanyak 40% dan 20%

9. Di setiap SMP/MTs tersedia guru SMP 55.88 52,78


kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan MTs 44.44 44,44
memiliki sertifikat pendidik masing-masing
satu orang untuk mapel Matematika, IPA,
B. Indonesia, B. Inggris, dan PKn
10. Di setiap Kabupaten/Kota semua kepala SD 99.32 100,00
SD/MI berkualifikasi akademik S-1 atau D- MI 50.00 50,00
IV dan telah memiliki sertifikat pendidik
11. Di setiap kab/kota semua kepala SMP 100.00 100,00
SMP/MTs berkualifikasi akademik S-1 MTs 44.44 44,44
atau D-IV dan telah memiliki sertifikat
pendidik;
12. Di setiap kab/kota semua pengawas SD 100.00 100,00
sekolah/ madrasah memiliki kualifikasi MI 100.00 100,00
akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki
sertifikat Pendidik

Pelaksanaan pelayanan umum bidang kesehatan selama tahun


2014 - 2016 menunjukkan perkembangan yang cukup baik yang
diindikasikan dengan usia harapan hidup, angka kematian bayi, angka
kematian ibu melahirkan, jumlah kasus gizi buruk maupun gizi kurang.
Kasus kematian ibu maupun kasus kematian bayi menunjukkan kondisi
yang membaik dari tahun sebelumnya ditunjukkan dengan kejadian kasus
yang menurun. Pada tahun 2016, kematian ibu dapat mencapai 2 kasus,
sedangkan kematian bayi dapat diturunkan dari 22 kasus di tahun 2015
menjadi 7 kasus di tahun 2016. Sementara itu kasus gizi buruk meningkat
dari 15 kasus di tahun 2015 menjadi 22 kasus di tahun 2016, demikian
pula dengan kasus gizi kurang meningkat dari 14% di tahun 2015 menjadi
16,5% di tahun 2016.
Meskipun berbagai indikator kesehatan terutama kesehatan ibu dan
anak menunjukkan perbaikan, namun untuk memperbaiki status
kesehatan secara berkesinambungan diperlukan penanganan
komphrehensif mulai dari akar permasalahan. Resiko kematian ibu dan
bayi maupun resiko rendahnya berat badan bayi yang dilahirkan masih
cukup tinggi yang diindikasikan dengan status gizi ibu ketika hamil yang
perlu penanganan menyeluruh. Ibu hamil yang kurang energi kronis belum
dapat diturunkan secara siginifikan dan masih berada di atas angka 20%,
bahkan pada beberapa desa menunjukkan angka di atas 30% diantaranya
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-32
di Desa Loloan dan Sukadana. Sementara itu persentase ibu hamil anemia
menunjukkan peningkatan dari angka 16,79% menjadi 17,07%. Pada
beberapa desa diantaranya Sambik Elen, Loloan, Senaru, Karangbajo,
Dangiang, Sokong, Pemenang Barat persentase ibu hamil Anemia mencapai
lebih dari 20%.

Tabel 2.13 Pencapaian Indikator SPM Bidang Kesehatan


Tahun 2014- 2015

JENIS PELAYANAN DASAR/ INDIKATOR SPM PERHITUNGAN (%)


SATUAN TAHUN TAHUN TAHUN
2014 2015 2016

I PELAYANAN KESEHATAN DASAR


1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4. % 86,47 75,97 82,26
2 Cakupan Ibu hamil dengan komplikasi % 150,4 134,46 126,67
yang ditangani.
3 Cakupan pertolongan persalinan oleh % 86,80 80,46 85,87
bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
4 Cakupan pelayanan Ibu Nifas % 87,34 81,47 86,44
5 Cakupan neonatal dengan komplikasi yang % 60,6 73,6 95,18
ditangani
6 Cakupan kunjungan bayi. % 103,3 89,1 87,86
7 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child % 93,9 82,1 96,97
Immunization (UCI).
8 Cakupan pelayanan anak balita. % 100 96,5 92,84
9 Cakupan pemberian makanan % 3,41 23,98 1,65
pendamping ASI pada anak usia 6-24
bulan keluarga miskin.
10 Cakupan Balita gizi buruk mendapat % 100 100 100
perawatan
11 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD % 88 86 107,15
dan setingkat
12 Cakupan peserta KB Aktif % SPM
BPMPP
KBPEM
DES
13 Cakupan Penemuan dan penanganan % - - -
penderita penyakit
A Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per Orang 1 1 1,44
100.000 penduduk < 15 tahun
B Penemuan Penderita Pneumonia Balita % 72,91 41,62 57,01
C Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif % 45,9 44,9 9,09
D Penderita DBD yang Ditangani % 100 100 100
E Penemuan Penderita Diare % 100 100 100

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-33


JENIS PELAYANAN DASAR/ INDIKATOR SPM PERHITUNGAN (%)
SATUAN TAHUN TAHUN TAHUN
2014 2015 2016

14 Cakupan pelayanan kesehatan dasar % 100 100 100


masyarakat miskin
II PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
15 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan % SPM 9,30
pasien masyarakat miskin. RSUD
16 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 % SPM 100
yg harus diberikan sarana kesehatan (RS) RSUD
di Kab/Kota.
III PENYELIDIKAN
17 Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB % 100 100 100
yang dilakukan penyelidikan epidemiologi
<24 jam
IV PROMOSI
18 Cakupan Desa Siaga Aktif % 100 100 100

Gambar 2.19 Peta Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-34


Gambar 2.20 Peta Ibu Hamil Anemia

Kondisi Ibu ketika hamil yang mengalami kurang energi


kronis maupun anemia menimbulkan resiko tinggi yang dihadapi
ibu pada saat proses persalinan, demikian pula resiko terjadinya
berat badan lahir rendah pada bayi yang dilahirkan dan berujung
pada kematian bayi maupun resiko balita yang mengalami gizi
kurang dan tinggi badan yang tidak sesuai umur (stunting). Kondisi
ini tentunya memerlukan penanganan komphrehensif dari berbagai
pihak, tidak cukup hanya dengan sosialisasi dan penyuluhan
namun permasalahan kurangnya asupan gizi pada ibu hamil dan
balita dapat diperbaiki dengan menyediakan sumber pangan dan
gizi di lingkungan ibu dan balita melalui pemanfataan pekarangan
(kawasan rumah panga lestari) atau kebun gizi.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-35


Gambar 2.21 Peta Balita Gizi Kurang/
BGM (Bawah Garis Merah)

Khusus untuk kejadian penyakit, beberapa penyakit yang


selama ini menjadi penyakit endemik di Kabupaten Lombok Utara
diantaranya penyakit Malaria, masih ditemukan, demikian pula
kejadian penyakit demam berdarah. Penyakit yang perlu mendapat
prioritas perhatian adalah masih tingginya penemuan penderita
Tubercolosis (TB). Penyakit TB berkaitan erat dengan pola hidup
masyarakat yang belum menerapkan periku hidup bersih dan sehat,
maupun sanitasi lingkungan yang buruk, untuk itu pendekatan
promotif/ preventif melalui PHBS harus digencarkan demikian pula
perbaikan terhadap kualitas perumahan dan sanitasi. Kejadian TBC
positif yang relatif tinggi ditemukan pada desa-desa wilayah
perkotaan diantaranya Pemenang Barat, Pemenang Timur, Sigar
Penjalin, Sokong, Tanjung dan Gondang.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-36


Gambar 2.22 Peta Desa dengan Penyakit TBC Positif

Layanan dasar selanjutnya adalah pada bidang pekerjaan umum


dan penataan ruang. Jenis layanan pada bidang ini meliputi
sumberdaya air, jalan, air minum, penyehatan lingkungan
pemukiman (sanitasi lingkungan dan persampahan), penataan
pemukiman kumuh perkotaan, penataan bangunan dan
lingkungan, jasa konstruksi dan penataan ruang dengan setiap jenis
layanan memiliki indikator. Sampai dengan tahun 2015, sebagian
layanan dasar pada bidang pekerjaan umum dan penataan ruang
ini dapat tercapai, namun beberapa indikator belum dapat
memenuhi standar pelayanan minimal yang ditetapkan. Indikator
yang belum tercapai diantaranya tersedianya air baku,tersedianya
sistem air limbah, penanganan sampah, tersedianya sistem jaringan
drainase, tersedianya Sistem Informasi Jasa Konstruksi,
tersedianya informasi mengenai Rencana Tata Ruang (RTR) wilayah
melalui peta analog dan digital, dilakukannya tindakan awal
terhadap pengaduan masyarakat dan tersedianya luasan RTH
publik sebesar 20 %. Selengkapnya disajikan pada pada Tabel dan
Grafik.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-37


Tabel 2.14 Capaian Standar Pelayanan Minimal
Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Tahun 2015

No Indikator Standar Pelayanan Minimal Capaian Target Nasional


2015 Nilai Tahun
1 Tersedianya air baku untuk memenuhi 20.71 100% 2014
kebutuhan pokok minimal sehari hari.
2 Tersedianya air irigasi untuk pertanian 70.0 70% 2014
rakyat pada sistem irigasi yang sudah ada.
3 Tersedianya jalan yang menghubungkan 100 100% 2014
pusat-pusat kegiatan dalam wilayah
kabupaten/kota.
4 Tersedianya jalan yang memudahkan 100 100% 2014
masyarakat perindividu melakukan
perjalanan.
5 Tersedianya jalan yang menjamin pengguna 62.21 60% 2014
jalan berkendara dengan selamat
6 Tersedianya jalan yang menjamin 80.83 60% 2014
kendaraan dapat berjalan dengan selamat
dan nyaman.
7 Tersedianya jalan yang menjamin 80.83 60% 2014
perjalanan dapat dilakukan sesuai dengan
kecepatan rencana
8 Tersedianya akses air minum yang aman 79.37 80% 2014
melalui Sistem Penyediaan Air Minum
dengan jaringan perpipaan dan bukan
jaringan perpipaan terlindungi dengan
kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/
hari.
9 Tersedianya sistem air limbah setempat 0 60% 2014
yang memadai.
10 Tersedianya sistem air limbah skala 1.75 5% 2014
komunitas/kawasan/kota
11 Tersedianya fasilitas pengurangan sampah 10.28 20% 2014
di perkotaan.
12 Tersedianya sistem penanganan sampah di 0.10 70% 2014
perkotaan.
13.1 Tersedianya sistem jaringan drainase skala 0 50% 2014
kawasan dan skala kota
13.2 Tersedianya sistem jaringan drainase skala Belum 50% 2014
kawasan dan skala kota sehingga tidak tersedia
terjadi genangan (lebih dari 30 cm, selama 2 data
jam) dan tidak lebih dari 2 kali setahun.
14 Berkurangnya luasan permukiman kumuh di Belum 10% 2014
kawasan perkotaan. tersedia
data
15 Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan 13.84 100% 2014
IMB di kabupaten/kota.
16 Tersedianya pedoman Harga Standar 84.84 100% 2014
Bangunan Gedung Negara di Kabupaten
/kota
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-38
No Indikator Standar Pelayanan Minimal Capaian Target Nasional
2015 Nilai Tahun
17 Penerbitan IUJK dalam waktu 10 (sepuluh) 100 100% 2014
hari kerja setelah persyaratan lengkap.
18 Tersedianya Sistem Informasi Jasa 0 100% 2014
Konstruksi setiap tahun
19.1 Tersedianya informasi mengenai Rencana 73.33 100% 2014 Kab
Tata Ruang (RTR) wilayah kabupaten/kota 73.33 100% 2014 Kec
beserta rencana rincinya melalui peta 33.33 100% 2014 Kel
analog
19.2 Tersedianya informasi mengenai Rencana 73.33 100% 2014 Kab
Tata Ruang (RTR) wilayah kabupaten/kota 73.33 100% 2014 Kec
beserta rencana rincinya melalui peta 33.33 100% 2014 Kel
analog
20.1 Terlaksananya penjaringan aspirasi 100 100% 2014
masyarakat melalui forum konsultasi publik
yang memenuhi syarat inklusif dalam proses
penyusunan RTR dan program
pemanfaatan ruang, yang dilakukan minimal
2 (dua) kali setiap disusunnya RTR
20.2 Terlaksananya penjaringan aspirasi 100 100% 2014
masyarakat melalui forum konsultasi publik
yang memenuhi syarat inklusif dalam proses
penyusunan program pemanfaatan ruang.
21 Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan 100 100% 2014 Kab
izin pemanfaatan ruang sesuai dengan
Peraturan Daerah tentang RTR wilayah
kabupaten/kota beserta rencana rincinya
22 Terlaksanakannya tindakan awal terhadap 0 100% 2014
pengaduan masyarakat tentang Kab,Kec
pelanggaran di bidang penataan ruang,
dalam waktu 5 (lima) hari kerja
23 Tersedianya luasan RTH publik sebesar 0 25% 2014
20% dari luas wilayah kota/kawasan
perkotaan.

Pelayanan dasar berikutnya adalah pelayanan dasar


lingkungan hidup yang terbagi menjadi pelayanan pencegahan
pencemaran air, pelayanan pencegahan pencemaran udara.
Pelayanan informasi status kerusakan lahan serta pelayanan tindak
lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran
dan atau perusakan lingkungan hidup. Sampai dengan tahun 2015,
prosentase jumlah usaha dan/ atau kegiatan yang mentaati
persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air
telah mencapai 100%, sementara tidak terdapat usaha/ kegiatan
yang berpotensi mencemari udara sehinga prosentase jumlah usaha
dan/ atau kegiatan sumber yang tidak bergerak yang memenuhi
persyaratan administrasi dan teknis pencegahan pencemaran udara

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-39


diasumsikan tercapai 100 %, sedangkan luasan lahan dan/ atau
tanah untuk produksi biomassa belum ditetapkan ditetapkan dan
diinformasikan status kerusakannya, sehingga capaian indikator ini
0 %, selanjutnya prosentase jumlah pengaduan masyarakat akibat
adanya dugaan pencemaran dan/ atau perusakan lingkungan
hidup yang ditindaklanjuti telah mencapai 100 % sementara kinerja
penanganan sampah baru mencapai 13 %.

Tabel 2.15 Pencapaian Indikator Kinerja Urusan Wajib Lingkungan Hidup

No. Indikiator Kinerja Tahun Tahun


2015 2016

1. Prosentase jumlah usaha dan/atau 100 % 100 %


kegiatan yang mentaati persyaratan
administrasi dan teknis pencegahan
pencemaran air
2. Prosentase jumlah usaha dan/atau 100 % 100 %
kegiatan sumber yang tidak bergerak
yang memenuhi persyaratan
administrasi dan teknis pencegahan
pencemaran udara
3. Prosentase luasan lahan dan/atau 0% 0%
tanah untuk produksi biomassa yang
telah ditetapkan dan diinformasikan
status kerusakannya
4. Prosentase jumlah pengaduan 100 % 100 %
masyarakat akibat adanya dugaan
pencemaran dan/ atau perusakan
lingkungan hidup yang
ditindaklanjuti
5. Prosentase Penanganan sampah 13 % 13 %

Selanjutnya pelayanan dasar perhubungan yang terdiri dari


jenis layanan angkuta jalan, angkutan sungai dan danau, angkutan
penyebrangan dan angkutan laut. Pencapaian pada beberapa
indikator SPM telah memenuhi target, sebaliknya beberapa
indikator belum memenuhi target SPM.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-40


Tabel 2.16 Capaian Kinerja Urusan Perhubungan
Tahun 2014- 2015

No Jenis Pelayanan Dasar Indikator SPM 2015 2016

1 Angkutan 1 Jaringan 1 Tersedianya angkutan umum 79,21% 98,30%


Jalan Pelayanan yang melayani wilayah yang
Angkutan telah tersedia jaringan jalan
Jalan untuk jaringan jalan
Kabupaten/Kota
2 Tersedianya angkutan umum 98,26% 100%
yang melayani jaringan trayek
yang menghubungkan daerah
tertinggal dan terpencil dengan
wilayah yang telah berkembang
pada wilayah yang telah tersedia
jaringan jalan Kabupaten/Kota.
2 Jaringan 3 Tersedianya halte pada setiap 5,00% 25,00%
Prasarana Kabupaten/Kota yang telah
Angkutan dilayani angkutan umum dalam
Jalan trayek.
4 Tersedianya terminal angkutan 50,00% 75,00%
penumpang pada setiap
Kabupaten/Kota yang telah
dilayani angkutan umum dalam
trayek.
3 Fasilitas 5 Tersedianya fasilitas 20,73% 28,48%
Perlengkap perlengkapan jalan (rambu,
an Jalan marka, dan guardrill) dan
penerangan jalan umum (PJU)
pada jalan Kabupaten/Kota.
a Tersedianya fasilitas 17,85% 27,08%
. perlengkapan jalan (rambu,
marka, dan guardrill) pada jalan
Kabupaten/Kota.
Tersedianya fasilitas 25,51% 45,45%
perlengkapan jalan (rambu) pada
jalan Kabupaten/Kota.
Tersedianya fasilitas 7,71% 9,82%
perlengkapan jalan (marka) pada
jalan Kabupaten/Kota.
Tersedianya fasilitas 20,33% 25,97%
perlengkapan jalan (guardrill)
pada jalan Kabupaten/Kota.
b Tersedianya fasilitas penerangan 23,61% 29,89%
. jalan umum (PJU) pada jalan
Kabupaten/Kota.
4 Pelayanan 6 Tersedianya unit pengujian 100,00% 100,00%
Pengujian kendaraan bermotor bagi
Kendaraan Kabupaten/Kota yang memiliki
Bermotor populasi kendaraan wajib uji
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-41
No Jenis Pelayanan Dasar Indikator SPM 2015 2016

minimal 4000 (empat ribu)


kendaraan wajib uji.
5 Sumber 7 Tersedianya Sumber Daya 0,00% 0,00%
Daya Manusia (SDM) di bidang
Manusia terminal pada Kabupaten/Kota
(SDM) yang telah memiliki terminal.
8 Tersedianya Sumber Daya 100,00% 100,00%
Manusia (SDM) di bidang
pengujian kendaraan bermotor
pada Kabupaten/Kota yang telah
melakukan pengujian berkala
kendaraan bermotor.
9 Tersedianya Sumber Daya 100,00% 100,00%
Manusia (SDM) di bidang MRLL,
Evaluasi Andalalin, Pengelolaan
Parkir pada Kabupaten/Kota.
1 Tersedianya Sumber Daya 33,33% 50,00%
Manusia (SDM) yang memiliki
kompetensi sebagai pengawas
kelaikan kendaraan pada setiap
perusahaan angkutan umum
6 Keselamat 1 Terpenuhinya standar 98,26% 100%
an keselamatan bagi angkutan
umum yang melayani trayek di
dalam Kabupaten/Kota.
2 Angkutan 1 Jaringan 1 Tersedianya kapal laut yang 99,39% 100%
Laut Pelayanan beroperasi pada lintas dalam
Angkutan Kabupaten/Kota pada wilayah
Laut yang memiliki alur pelayaran dan
tidak ada alternatif angkutan
jalan.
2 Tersedianya kapal laut yang 92,12% 100%
beroperasi pada lintas atau
trayek dalam Kabupaten/Kota
untuk menghubungkan daerah
tertinggal dan terpencil dengan
wilayah yang telah berkembang
pada wilayah yang memiliki alur
pelayaran dan tidak ada alternatif
angkutan jalan.
2 Jaringan 3 Tersedianya dermaga pada 100,00% 100,00%
Prasarana setiap ibukota Kecamatan dalam
Angkutan Kabupaten/Kota untuk melayani
Laut kapal laut yang beroperasi pada
trayek dalam Kabupaten/Kota
pada wilayah yang memiliki alur
pelayaran dan tidak ada alternatif
angkutan jalan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-42


No Jenis Pelayanan Dasar Indikator SPM 2015 2016

3 Keselamat 5 Terpenuhinya standar 92,12% 100%


an keselamatan kapal dengan
ukuran di bawah 7 GT yang
beroperasi pada lintas dalam
Kabupaten/Kota.
4 Sumber 6 Tersedianya Sumber Daya 92,12% 100%
Daya Manusia (SDM) yang
Manusia mempunyai kompetensi sebagai
(SDM) awak kapal angkutan laut
dengan ukuran di bawah 7 GT

Selanjutnya adalah pelayanan umum yang sifatnya


penunjang. Pelayanan umum yang sifatnya penunjang antara lain
pelayanan kependudukan dan catatan sipil, ketenagakerjaan,
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga
berencana dan keluarga sejahtera, komunikasi dan informatika
serta penyelenggaraan keamanan dan ketertiban.
Sampai dengan tahun 2016, jumlah penduduk yang telah
memiliki KTP elektronik (KTP elektroniknya telah terbit) sebesar
93,72%, naik dari kondisi tahun 2015 yang mencapai 92,10%.
Sementara cakupan kepemilikan akte kelahiran meningkat dari
32,66% di tahun 2015 menadi 38,50% di tahun 2016.
Target standar pelayanan minimal untuk cakupan
penduduk ber KTP dan cakupan akte kelahiran adalah 100%, belum
tercapainya target standar pelayanan minimal ini disebabkan antara
lain karena masih adanya masyarakat yang belum memiliki
kesadaran untuk mengakses layanan kependudukan sedangkan
rendahnya cakupan akte kelahiran disebabkan karena orangtua
belum memiliki akte nikah, namun dengan terbitnya Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2016, persyaratan akte nikah
dalam penerbitan akte kelahiran dapat digantikan dengan surat
pernyataan. Solusi yang dilakukan adalah dengan melakukan
pelayanan jemput boladan menginisiasi kerjasama dengan
pengadilan agama untuk melakukan itsbat nikah bari orangtua
yang belum memiliki akte nikah.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-43


Tabel 2.17 Pencapaian Kependudukan dan Catatan Sipil

No. Indikator Kinerja Tahun Tahun Tahun


2014 2015 2016
1. Ketersedian Sistem Ada Ada Ada
Administrasi
Kependudukan
2. Cakupan kepemilikan 100 % 100 % 100 %
kartu keluarga
3. Presentase Penduduk 87,95 % 92,10 % 93,72%
memiliki KTP terhadap
jumlah penduduk wajib
KTP
4. Cakupan kepemilikan 29,12 % 32,66 % 38,50%
Akte Kelahiran

Selanjutnya pelayanan penunjang ketenagakerjaan terdiri


dari Pelayanan Pelatihan Kerja, Pelayanan Penempatan Tenaga
Kerja, Pelayanan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial,
Pelayanan Kepesertaan Jamsostek dan Pelayanan Pengawasan
Ketenagakerjaan.
Kinerja Pelayanan Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial dengan indikator besaran kasus yang diselesaikan
dengan perjanjian bersama telah dapat melampaui target SPM
dengan capaian 92 %, demikian pula dengan pelayanan penempatan
tenaga kerja dengan indikator besaran pencari kerja yang terdaftar
yang ditempatkan telah mencapai 91,77 %. Sedangkan sebagian
besar kinerja yang lain belum mencapai target SPM antara lain
pelayanan pelatihan kerja dengan indikator besaran tenaga kerja
yang medapatkan pelatihan berbasis kompetensi, besaran tenaga
kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat, besaran
tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan, besaran
pekerja buruh yang menjadi peserta jamsostek, besaran
pemeriksaan perusahaan dan besaran pengujian peralatan di
perusahaan. Selengkapnya Capaian kinerja pada masing-masing
indikator tersebut disajikan pada table 2.18.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-44


Tabel 2.18 Capaian Kinerja Urusan Tenaga Kerja

No Jenis Pelayanan Indikator Standar Target Nasional Capaian


Dasar Pelayanan Minimal Nilai Tahun 2016

1 Pelayanan 1 Besaran tenaga 75% 2016 42%


Pelatihan Kerja kerja yang
mendapatkan
pelatihan berbasis
kompetensi
2 Besaran tenaga 60% 2016 46%
kerja yang
mendapatkan
pelatihan berbasis
masyarakat
3 Besaran tenaga 60% 2016 -
kerja yang
mendapatkan
pelatihan
kewirausahaan
2 Pelayanan Penem- Besaran pencari kerja 70% 2016 91,77%
patan Tenaga yang terdaftar yang
Kerja ditempatkan
3 Pelayanan Besaran Kasus yang 50% 2016 92%
Penyelesaian diselesaikan dengan
Perselisihan Perjanjian Bersama
Hubungan (PB)
Industrial
4 Pelayanan Besaran 50% 2016 28%
Kepesertaan Pekerja/buruh yang
Jamsostek menjadi peserta
Jamsostek
5 Pelayanan 1 Besaran 45% 2016 5%
Pengawasan pemeriksaan
Ketenagakerjaan perusahaan
2 Besaran 50% 2016 7,5%
pengujian
peralatan di
perusahaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-45


Besaran pengujian peralatan di 7.50%
perusahaan 50%

Besaran pemeriksaan perusahaan 5%


45%
Capaian
Target Nasional
Besaran Pekerja/buruh yang 28%
menjadi peserta Jamsostek 50%
Besaran Kasus yang diselesaikan 92%
dengan Perjanjian Bersama (PB) 50%
Besaran pencari kerja yang terdaftar 91.77%
yang ditempatkan 70%
Besaran tenaga kerja yang 0
mendapatkan pelatihan… 60%
Besaran tenaga kerja yang 46%
mendapatkan pelatihan berbasis… 60%
Besaran tenaga kerja yang 42%
mendapatkan pelatihan berbasis… 75%

Gambar 2.23 Grafik Capaian Kinerja Urusan Tenaga Kerja

Selanjutnya layanan penunjang Keluarga Berencana dan


Keluarga Sejahtera. Pada tahun 2016 cakupan peserta KB aktif
mencapai 67 %, melampaui target Standar Pelayanan Minimal
sebagaimana ditetapkan dengan Peraturan Kepala Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Nomor 55/HK-
010/B5/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Keluarga
Berencana dan Keluarga Sejahtera di Kabupaten/ Kota dimana
Cakupan peserta KB aktif ditargetkan mencapai 65 % (Tahun 2014).
Sementara itu untuk cakupan pasangan usia subur dengan
istri dibawah 20 tahun, di tahun 2016 mencapai 4 %, masih lebih
tinggi dari standar pelayanan minimal yang besarnya 3,5 %. Upaya
penurunan pasangan usia subur dengan istri dibawah 20 tahun ini
harus ditingaktkan dengan penanganan lintas sektor dari berbagai
pihak untuk dapat menekan jumlah PUS dengan istri usia muda
termasuk upaya pencegahan pernikahan dini. Pencegahan
pernikahan usia dini sangat penting, mengingat menikah terlalu
dini berimplikasi pada ketidaksiapan pasangan secara psikologis
maupun ekonomi sehingga dapat menimbulkan berbagai masalah
termasuk permasalahan di bidang kesehatan ibu dan anak.
Pernikahan pada usia muda berkaitan erat dengan kejadian putus
sekolah terutama pada siswa perempuan di jenjang pendidikan
menengah. Untuk itu penanganan pencegahan pernikahan usia
muda melibatkan berbagai OPD diantaranya Dinas Pendidikan,
tidak kalah pentingnya adalah peran masyarakat sendiri dengan
penguatan kearifan lokal melalui regulasi lokal mapun penguatan
peran kelembagaan kearifan lokal (diantaranya Majelis Krama
Desa).

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-46


Tabel 2.19 Pencapaian Pelayanan Keluarga Berencana dan
Keluarga Sejahtera

No. Indikator Kinerja Tahun Tahun


2015 2016
1. Cakupan PUS dengan istri 4 4
dibawah 20 tahun (%)
2. Cakupan Peserta KB Aktif (%) 67 67
3. Persentase PUS sasaran KB 16 16
yang tida terpenuhi
(unmeetneed)
4. Cakupan penyediaan alat 100 100
dan obat kontrasepsi untuk
masyarakat

Di layanan dasar komunikasi dan informatika, sebagian


besar indikator layanan telah memenuh target nasional yang
ditetapkan. Indikator yang telah terpenuhi adalah Pelaksanaan
Diseminasi dan Pendistribusian Informasi Nasional melaluimedia
massa: majalah, radio, dan televisi, media website (media online),
media tradisional seperti pertunjukan rakyat, media luar
ruangberupa buletin, leaflet, booklet, spanduk, baliho serta
Cakupan pengembangan dan pemberdayaan Kelompok Informasi
Masyarakat di tingkat kecamatan. Yang belum tercapai adalah
diseminasi dan pendistribusian informasi melalui media
interpersonal seperti sarasehan, ceramah/diskusi dan lokakarya.

Tabel 2.20 Capaian Standar Pelayanan Minimal


Bidang Komunikasi dan Informatika Tahun 2016

Indikator SPM Capaian Target


2016 Nasional
Desiminasi Informasi melalui Majalah, 100 100
Radio, dan Televisi
Desiminasi Informasi melalui Media 100 100
website (media online)
Desiminasi Informasi melalui Media 100 100
tradisionil seperti pertunjukan rakyat;
Desiminasi Informasi melalui Media 0 100
interpersonal seperti sarasehan,
ceramah/diskusi dan lokakarya;
Desiminasi Informasi melalui Buletin, 100 100
Leaflet, Booklet, Brosur, Spanduk,
Baliho
100 50

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-47


Indikator SPM Capaian Target
2016 Nasional

Cakupan pengembangan dan


pemberdayaan Kelompok Informasi
Masyarakat di Tingkat Kecamatan

2.4 ASPEK DAYA SAING DAERAH


Sampai dengan tahun 2016, struktur ekonomi Kabupaten
Lombok Utara masih didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan
dan perikanan sebesar 34,78%; diikuti sektor perdagangan besar
dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor yang kontribusinya
sebesar 13,65%; sektor konstruksi 8,71 %; penyediaan akomodasi
dan makan minum 7,55%; administrasi pemerintahan, pertanahan
dan jaminan sosial 6,67%; jasa pendidikan 5,64%; transportasi dan
pergudangan 5,30%; real estate 4,35%; pertambangan dan
penggalian 3,57%; jasa keuangan dan asuransi 2,39%; jasa lainnya
2,17%; jasa kesehatan dan kegiatan sosial 1,63%; informasi dan
komunikasi 1,73%; industri pengolahan 1,36%; serta beberapa
sektor lainnya yang menyumbang kontribusi di bawah 1%.

Tabel 2.21 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto


Kabupaten Lombok Utara Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012- 2016

Kriteria 2012 2013 2014 2015 2016

Pertanian, Kehutanan, 37,28 36,11 34,78 34,77 34,78


dan Perikanan
Pertambangan dan 3,60 3,64 4,07 3,62 3,57
Penggalian
Industri Pengolahan 1,50 1,46 1,35 1,35 1,36
Pengadaan Listrik dan 0,08 0,07 0,08 0,09 0,10
Gas
Pengadaan Air, 0,13 0,13 0,14 0,14 0,14
Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi 8,36 8,42 8,44 8,70 8,71
Perdagangan Besar dan 13,32 13,45 13,55 13,48 13,65
Eceran; Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor
Transportasi dan 5,29 5,24 5,24 5,31 5,30
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi 5,73 6,32 7,09 7,27 7,55
dan Makan Minum

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-48


Kriteria 2012 2013 2014 2015 2016

Informasi dan 1,91 1,92 1,85 1,75 1,73


Komunikasi
Jasa Keuangan dan 2,47 2,46 2,44 2,41 2,39
Asuransi
Real Estate 4,22 4,34 4,42 4,41 4,35
Jasa Perusahaan 0,24 0,25 0,26 0,25 0,26
Administrasi 6,49 6,60 6,91 6,99 6,67
Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 5,61 5,74 5,57 5,63 5,64
Jasa Kesehatan dan 1,63 1,67 1,65 1,64 1,63
Kegiatan Sosial
Jasa lainnya 2,14 2,18 2,16 2,20 2,17
PDRB 100 100 100 100 100

Selama 3 (tiga) tahun terakhir, beberapa sektor


menunjukkan tren penurunan kontribusi terhadap PDRD
diantaranya sektor pertanian. Sementara beberapa sektor yang lain
menunjukkan tren peningkatan kontribusi terhadap PDRB seperti
sektor perdagangan besar dan eceran dan penyediaan akomodasi
dan makan minum.

Gambar 2.24 Grafik Distribusi Persentase PDRB Kabupaten


Lombok Utara Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan
Usaha Tahun 2014- 2016

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-49


Menilik data kontribusi per sektor terhadap PDRB, secara
umum potensi unggulan daerah Kabupaten Lombok Utara
bertumpu pada sektor pertanian dalam arti luas; sektor
perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor;
serta penyediaan akomodasi dan makan minum yang
menggambarkan aktivitas pariwisata. Pada sub sektor tanaman
bahan makanan, komoditas tanaman padi sebagai tanaman pangan
menjadi komoditas utama yang diusahakan oleh masyarakat.
Pada sub sektor tanaman bahan makanan, komoditas
tanaman padi sebagai tanaman pangan menjadi komoditas utama
yang diusahakan oleh masyarakat. Selama tahun 2012 sampai
dengan tahun 2016 rata-rata produksi dan produksi padi baik padi
sawah maupun padi ladang di Kabupaten Lombok Utara disajikan
pada table 2.22.

Tabel 2.22 Luas Panen, Rata-rata Produksi dan Produksi Padi


Tahun 2012-2016

No Tahun Luas Rata-rata Produksi


Panen Produksi (Ton)
(Ha) (Kw/Ha)
1. 2012 13.265 51.36 77.878
2. 2013 13.252 56,59 74.991
3. 2014 13.260 54,12 71.761
4. 2015 13.674 54,42 74.415
5. 2016 11.557 54,58 63.077

Sumber data: Dinas Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Kelautan dan Perikanan


KLU, 2017

Selain padi, tanaman pangan yang paling banyak


dibudidayakan dan diproduksi di Kabupaten Lombok Utara di
Tahun 2016 adalah Jagung, Kacang Tanah dan Ubi Kayu. Jika
dilihat dari masing-masing kecamatan, untuk komoditi jagung
paling banyak dibudidayakan dan diproduksi di Kecamatan Bayan
yang mencapai luas panen 4.863,8 ha atau 75 % dari luas tanam
keseluruhan dengan produksi 25.173,98 ton atau 75 % total
produksi jagung di Kabupaten Lombok Utara. Sementara itu total
luas panen jagung di Kabupaten Lombok Utara pada Tahun 2016
mencapai 9.248,4 Ha dengan produksi mencapai 63.232,47 ton.
Mengingat besarnya produksi jagung di Kecamatan Bayan, menjadi
sangat penting untuk mengembangkan industri pengolahan jagung
dalam skala mikro maupun kecil di wilayah ini sehingga masyarakat
dapat memperoleh nilai tambah dari produksi komoditas yang
menjadi potensi wilayahnya. Pengolahan sederhana antara lain
dalam bentuk jagung pecah maupun beras jagung memberikan nilai

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-50


tambah yang cukup siginifikan bagi petani dalam meningkatkan
pendapatannya.

Tabel 2.23 Luas Panen, Rata-rata Produksi dan Produksi Jagung


Dirinci Per Kecamatan
Kabupaten Lombok Utara Tahun 2016

No Kecamatan Luas Panen Rata-rata Produksi


(Ha) Produksi (Ton)
(Kw/Ha)
1 Pemenang 27,7 6,72 186,28
2 Tanjung 49,8 6,85 341,13
3 Gangga 611,8 6,15 3.762,57
4 Kayangan 3.695 6,52 24.093,36
5 Bayan 4.863,8 7,16 34.849,13
TOTAL 9.248,4 66,82 63.232,47

Sumber data : Dinas Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Kelautan dan Perikanan


KLU, 2017

Selain padi dan jagung, komoditas kacang tanah


dibudidayakan di seluruh kecamatan namun paling banyak dipanen
di Kecamatan Bayan (luas panen 2.387 Ha atau 40,7 % dari
keseluruhan luas panen kabupaten).

Tabel 2.24 Luas Panen, Rata-rata Produksi dan Produksi


Kacang Tanah Dirinci Per Kecamatan Kabupaten Lombok Utara
Tahun 2016

No Kecamatan Luas Rata-rata Produksi


Panen Produksi (Ton)
(Ha) (Kw/Ha)
1 Pemenang 127 20,06 254,76
2 Tanjung 375 20,12 754,50
3 Gangga 1.522 20,22 3.077,48
4 Kayangan 1.443 19,36 2.480,02
5 Bayan 2.387 19,49 4.652,26
TOTAL 5.854 19,85 11.219,02
Tahun 2015 5.692 19,49 11.219,03

Sumber data : Dinas Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Kelautan dan Perikanan


KLU, 2015

Sementara itu, sub sektor pertanian yang lain yaitu sub


sektor perkebunan rakyat memegang peranan yang penting dan
beberapa komiditinya menjadi produk unggulan daerah yaitu
Kelapa, Kopi dan Kakao. Potensi sub sektor pertanian lainnya di

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-51


Kabupaten Lombok Utara adalah sub sektor peternakan yang
beberapa tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang
signifikan. Dengan luas wilayah dan daya dukung sektor pertanian,
sub sektor peternakan dapat dikembangkan secara optimal
terutama pengembangan populasi dan produktivitas ternak.
Selanjutnya pengembangan sub sektor peternakan diarahkan pada
pengelolaan dan tata laksana secara modern dan terpadu sehingga
dapat lebih meningkatkan pendapatan petani peternak.
Mengingat sepanjang wilayah Kabupaten Lombok Utara
merupakan pesisir pantai, sub sektor perikanan juga potensial
untuk dikembangkan terutama perikanan laut baik tangkap
maupun budidaya, demikian juga perikanan darat potensial untuk
berkembang dengan melimpahnya ketersediaan air dibeberapa
wilayah yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal.
Selain sektor pertanian, potensi unggulan Kabupaten
Lombok Utara adalah keindahan panorama alam dan kekhasan
budaya yang menjadi obyek pariwisata. Keindahan alam Kabupaten
Lombok Utara utamanya berada di kawasan pulau-pulau kecil (3
Gili) yaitu Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan. Pulau-pulau ini
selain terkenal dengan keindahan pantai juga memiliki keindahan
taman bawah laut yang menjadi tujuan utama wisatawan. Selain
wisata pantai dan bahari, wilayah pegunungan yang menyusur
sepanjang bagian tengah wilayah Kabupaten Lombok Utara juga
menjadi daya tarik tersendiri dengan alam khas pegunungan yang
sejuk terutama kawasan wisata Taman Nasional Gunung Rinjani
(TNGR) yang menjadi jalur pendakian pencinta gunung baik
domestik maupun asing. Wilayah pegunungan ini juga dilengkapi
dengan air terjun antara lain air terjun Tiu Pupus di kecamatan
Gangga, air terjun Teja di Kecamatan Kayangan, air terjun Sendang
Gila dan Kelep di Kecamatan Bayan. Disisi lain wisata budaya
dengan nilai-nilai budaya yang terjaga kearifannya sampai saat ini
dapat dijumpai di Desa Tradisional Senaru dan Segenter serta
Bangunan Masjid Kuno Bayan Beleq di Kecamatan Bayan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-52


Tabel 2.25 Obyek Pariwisata Dirinci Menurut Kecamatan
Tahun 2016

No Kecamatan Nama Obyek Wisata Jenis Obyek Wisata


1 Pemenang a. Gili Tramena - Alam Pantai
(Trawangan,Meno dan Air.
b. Goa Jepang Gili - Alam/sejarah
Trawangan
Jumlah 2 lokasi
2 Tanjung a. Pantai Sire - Alam Pantai
b. Arung Jeram Tengak - Minat Khusus
Pekatan
Jumlah 2 Lokasi
3 Gangga a. Pantai Kerakas - Alam pantai
b. Selelos - Budaya
c. Air Terjun Kerta Raharja - Alam pegunungan
d. Air Terjun Tiu Pupus - Alam pegunungan
e. Pantai Lempenge - Alam pantai
Jumlah 5 Lokasi
4 Kayangan a. Air Terjun Teja - Alam Pegunungan
b. Masjid Kuno sesait - Budaya
Jumlah 2 Lokasi
5 Bayan a. Air Terjun Sindang Gila - Alam pegunungan
b. Air Terjun Kelep - Alam Pegunungan
c. Air Terjun Torean - Alam pegunungan
d. Masjid Kuno Bayan Beleq - Budaya
e. Desa Tradisional Senaru - Budaya
f. Desa Tradisional Segenter - Budaya
g. T.N.Gunung Rinjani - Alam pegunungan
h. Pantai Tanjung Menangis - Alam pantai
i. Padang Golf - Minat khusus
j. Dam Keru - Budaya buatan
Jumlah 10 Lokasi
Total 21 Lokasi Obyek Wisata

Sumber data: Dinas Pariwisata, 2017

Kunjungan wisatawan di Kabupaten Lombok Utara selama 5


tahun terakhir terus meningkat, jika pada tahun 2011 pada tahun
2013 tercatat kunjungan wisatawan asing dan domestik mencapai
485.870 orang lebih. Perkembangan sektor pariwisata yang sangat
menggembirakan ini tentunya menjadi potensi bagi pengembangan
sektor lain karena pertumbuhan sektor pariwisata memiliki efek
yang kompleks terhadap pertumbuhan berbagai sektor lainnya
sebagai daya ungkit bagi kemajuan disektor pariwisata itu sendiri,
serta menjadi salah satu unggulan bagi peningkatan dan
pertumbuhan ekonomi masyarakat karena kegiatan pariwisata

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-53


mencakup banyak sektor ekonomi seperti perdagangan, hotel, dan
restoran, transportasi, komunikasi dan perhubungan.
Disisi lain perkembangan sektor pariwisata di Kabupaten
Lombok Utara yang pada saat ini masih didominasi oleh kunjungan
ke Tiga Gili menjadi peluang untuk berkembangnya wilayah-
wilayah lain yang juga memiliki potensi wisata baik potensi wisata
alam maupun budaya. Pengembangan pariwisata tentunya harus
diarahkan bagi pengembangan ekonomi masyarakat mulai dari
tingkat bawah dan bukan hanya bermanfaat bagi pemilik modal.
Dengan berkembangnya pariwisata, sektor lain seperti sektor
pertanian harus dapat menangkap peluang besarnya kebutuhan
akan konsumsi tanaman pangan, telur, ikan, hortikultura dan lain-
lain. Dengan demikian produksi dan komoditas pertanian di wilayah
Kabupaten Lombok Utara harus selaras dengan kebutuhan sektor
pariwisata sehingga perkembangan pariwisata juga memberikan
manfaat nilai tambah bagi petani.

Tabel 2.26 Jumlah Kunjungan Wisatawan


Tahun 2011 – 2015

No Tahun Wisatawan Wisatawan Jumlah


Domestik Asing

1. Tahun 2011 31.511 306.135 337.646


2. Tahun 2012 43.165 383.804 426.969
3. Tahun 2013 52.663 433.207 485.870
4. Tahun 2014 55.544 447.797 503.341
5. Tahun 2015 66.838 468.687 535.524
6. Tahun 2016 95.555 569.189 664.744

Sumber Data: Dinas Pariwisata KLU

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-54


Wisatawan Domestik Wisatawan Mancanegara

700000
569189
600000
468687
500000 447797
433207

400000 383804

306135
300000

200000

100000 95555
52663 55544 66838
31511 43165
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016

Gambar 2.25 Grafik Kunjungan Wisatawan Tahun 2011- 2016

Capaian Kinera Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang


lain dapat dilihat pada tabel berikut:

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-55


Tabel 2.27 Hasil Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah Terhadap Capaian Kinerja
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

No Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Capaian Kinerja Standar Interpretasi


Pembangunan Daerah 2012 2013 2014 2015 2016
1. KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,
Administrasi keuangan daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan Persandian
Pertumbuhan PDRB 2,94% 2,96% 3,43% 3,68% 3,95%
Laju inflasi 4,10% 9,51% 2,24% 3,25% 2,47%
PDRB per kapita 13.316.407 14.036.839 15.464.144 16.988.873 18.494.709
Pertumbuhan ekonomi 4,08% 4,11% 4,59% 4,73% 4,99%
IPM 58,19% 59,20% 60,17% 61,15% 62,24%
Angka Kemiskinan 35,97% 34,63% 34,27% 34,13% 33,21%
Kesejahteraan Sosial
Pendidikan
Angka melek huruf 77% 77,03% 80,5% 81,38% 81,04%
Angka rata-rata lama sekolah 4,63% 4,89% 4,97% 5,22% 5,47%
2. PELAYANAN UMUM
Pelayanan Urusan Wajib
Pendidikan
Pendidikan dasar
Jumlah SD 149 149 144 148 151
Angka partisipasi sekolah 7-12 Tahun 97,42% 96,34% 97,23% 100% 100%
Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah 82 84 83 85 160
Pendidikan menengah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-56


No Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Capaian Kinerja Standar Interpretasi
Pembangunan Daerah 2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah SMP 16 37 38 38 37
Angka partisipasi sekolah 85,54% 95,28% 96,56% 98,95% 98,95%
Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk 221 119 111 116 218
usia sekolah
Jumlah Kunjungan Perpustakaan 1.030 2.339 2.873 2.562 2.645
Kesehatan
Rasio kunjungan ke Puskesmas 60,59 93,89 107,81 57,46 80,96
Jumlah Puskesmas Pembantu 24 27 25 30 30
Jumlah Puskesmas 5 6 8 8 8
Jumlah Posyandu 331 358 381 381 391
Pelayanan Urusan Pilihan
Pertanian
Produktivitas padi 77.878 74.991 71.761 74.415 63.077
Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB 37,86 37,01 36,23 35,7 34,9
Produksi Kelapa 14.139,16 15.275,45 7.185,57 11.282,77 11.250,58
Populasi Ternak Sapi 76.086 82.954 84.613 68.041 87.608
3. DAYA SAING DAERAH
Kemampuan Ekonomi
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,
Administrasi keuangan daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan Persandian
PDRB Perkapita ADH konstan (Rp) 12.642.029 13.015.711 13.462.151 13.957.936 14.509.646
Laju pertumbuhan PDRB perkapita ADH konstan 2,94 2,96 3,43 3,95
(%)
Fasilitas Wilayah/Infrastuktur
Perhubungan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-57


No Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Capaian Kinerja Standar Interpretasi
Pembangunan Daerah 2012 2013 2014 2015 2016
Banyaknya Sarana dan Prasarana Perhubungan 10 11 11 11 12
(Terminal dan Pelabuhan)
Jumlah Jembatan 44 59 94 46 45
Banyaknya Sarana dan Prasarana Telekomunikasi 121 115 125 136 104
(Tower, Warnet, TV kabel, Kantor Pos)
Banyaknya Sarana dan Prasarana Transportasi 319 321 369 381 460
Angkutan Darat
Banyaknya Sarana dan Prasarana Transportasi 701 876 1.037 1.190 1.380
Darat
Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan
Jumlah orang/ barang yang terangkut angkutan 84.548 93.942 104.382 115.979 44.626
darat terminal
Banyaknya Sarana Transportasi Laut 71 112 115 304 254

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-58


2.5. Kawasan Rawan Bencana
Ancaman merupakan situasi, kondisi, atau karakteristik
biologis, klimatologis, geografis, geologis, sosial, ekonomi, politik,
budaya, dan teknologi yang berpotensi menimbulkan korban dan
kerusakan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan analisis tingkat
ancaman yang berpotensi di suatu daerah. Sedangkan Risiko (risk)
bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana
pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu berupa kematian,
luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi,
kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan
masyarakat.
Untuk menganalisa tingkat ancaman, digunakan Matriks
Tingkat Ancaman yang memadukan indeks ancaman dengan indeks
penduduk terpapar. Titik pertemuan antara indeks ancaman
dengan indeks penduduk terpapar akan menghasilkan tingkat
ancaman. Skala indeks ancaman dibagi dalam 3 kategori yaitu:
rendah (0, 0–0, 3), sedang (>0, 3 – 0, 6), dan tinggi (>0, 6–1, 0).
Skala indeks penduduk terpapar untuk kategori indeks
rendah apabila kepadatan jumlah penduduk terpapar kurang dari
500 jiwa/ Km² dan jumlah penduduk kelompok rentan kurang dari
20%. Skala indeks sedang apabila kepadatan jumlah penduduk
terpapar 500– 1000 jiwa/ Km² dan jumlah penduduk kelompok
rentan 20– 40 %. Indeks tinggi apabila kepadatan jumlah penduduk
terpapar lebih dari 1000 jiwa/ Km², dan jumlah penduduk kelompok
rentan lebih dari 40%.
Sebagai tambahan, dapat disimpulkan bahwa indeks
ancaman bencana disusun berdasarkan dua komponen utama,
yaitu kemungkinan terjadi suatu ancaman dan besaran dampak
yang pernah tercatat untuk bencana yang terjadi tersebut. Dapat
dikatakan bahwa indeks ini disusun berdasarkan data dan catatan
sejarah kejadian yang pernah terjadi serta potensi ancaman yang
ada pada suatu daerah.
Berikut dijelaskan tentang rata-rata indeks ancaman setiap
bencana yang pernah terjadi dan berpotensi terjadi di Kabupaten
Lombok Utara. Indeks/ peta ancaman di Kabupaten Lombok Utara
dibuat dengan menerapkan “Petunjuk Teknis Pembuatan Peta
Bahaya untuk Kabupaten/ Kota” yang dikembangkan berdasarkan
Pedoman Nasional Pengkajian Risiko Bencana yang telah
ditentukan oleh BNPB. Untuk lebih jelas, peta bahaya dapat dilihat
pada bagian Peta Risiko Bencana.
Berdasarkan hasil kajian risiko bencana Kabupaten Lombok
Utara, maka jenis ancaman yang ada di Kabupaten Lombok Utara
antara lain:

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-59


Banjir Bandang
Komponen yang digunakan untuk indeks ancaman bencana
banjir bandang adalah peta bencana historis (peta sejarah banjir
bandang). Untuk membuat matriks penentuan tingkat ancaman dan
memperoleh tingkat ancaman bencana banjir bandang, indeks
ancaman bencana dikombinasikan dengan indeks penduduk
terpapar Sedangkan berdasarkan risiko yang ditimbulkan oleh
banjir bandang di Kabupaten Lombok Utara maka daerah- daerah
yang berdekatan dengan bagian hilir sungai memiliki risiko yang
lebih tinggi daripada daerah lain (indeks risiko sedang- tinggi). Hal
ini diakibatkan lebih banyaknya potensi kerugian yang diakibatkan
oleh banjir bandang tersebut karena sebaran pemukiman
masyarakat lebih banyak tersebar di tempat tersebut. Adapun
sungai- sungai lain dengan debit lebih kecil juga berisiko terhadap
bencana banjir bandang, namun tidak setinggi risiko pada daerah
aliran sungai besar.

Cuaca Ekstrim
Adapun cuaca ektrim yang dimaksud adalah proses atau
kejadian dimana cuaca sangat berbeda dari keadaan normal.
Adapun kejadian cuaca ektrim ini kerap dalam bentuk angin puting
beliung, tornado, atau sejenisnya. Komponen yang digunakan untuk
indeks ancaman bencana cuaca ekstrim (angin puting beliung, dll.)
adalah peta bahaya cuaca ekstrim tingkat Provinsi dan peta bencana
historis (peta sejarah cuaca ekstrim). Untuk membuat matriks
penentuan tingkat ancaman dan memperoleh tingkat ancaman
bencana cuaca ekstrim (angin puting beliung), indeks ancaman
bencana dikombinasikan dengan indeks penduduk terpapar.
Daerah dengan ancaman cuaca ekstrim terbesar adalah : Desa
Gondang, Jenggala, Selengen, Salut, dan Desa Akar- Akar. Adapun
daerah dengan indeks risiko tertinggi terhadap ancaman cuaca
ekstrim adalah daerah- daerah dengan kepadatan penduduk
tertinggi, antara lain : Desa Gondang, Tanjung, Pemenang Barat,
Pemenang Timur, dan Kayangan.

Banjir
Wilayah Kabupaten Lombok Utara sebagian besar adalah
dataran tinggi dengan kelerengan di atas 30 %. Adapun wilayah
pedataran dominan pada daerah bagian Utara dan Barat. Komponen
yang digunakan untuk indeks ancaman bencana banjir adalah peta
bencana historis (peta sejarah banjir). Untuk membuat matriks
penentuan tingkat ancaman dan memperoleh tingkat ancaman
bencana banjir, indeks ancaman bencana dikombinasikan dengan
indeks penduduk terpapar. Ancaman banjir tertinggi terdapat di

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-60


Desa Tanjung, Gondang, Jenggala, dan Desa Sukadana. Potensi
ancaman ini lebih diakibatkan topografi daerah yang laindai, serta
sirkulasi fluida di permukaan yang tidak tersalurkan dengan baik
mengingat tidak baiknya drainase di daerah tersebut.
Sedangkan menurut risiko yang bisa diakibatkan oleh banjir,
daerah yang termasuk berisiko tinggi terhadap bencana banjir
antara lain: Desa Pemenang Barat, Pemenang Timur, Tanjung,
Jenggala, dan Desa Gondang. Beberapa wilayah ini merupakan
daerah dengan kepadatan penduduk paling tinggi di daerah
pedataran yang berpotensi banjir.

Erupsi Gunungapi
Komponen yang digunakan untuk indeks ancaman bencana
letusan gunung api adalah peta SNI letusan gunung api dari
PVMBG. Untuk membuat matriks penentuan tingkat ancaman dan
memperoleh tingkat ancaman bencana letusan gunung api, indeks
ancaman bencana dikombinasikan dengan indeks penduduk
terpapar.
Adapun kawasan rawan bencana gunungapi Rinjani dapat
dijelaskan sebagai berikut :
- Kawasan Rawan Bencana I (KRB I): Yang termasuk
kawasan KRB I antara lain sungai- sungai yang berpotensi
membawa aliran lahar yang berasal dari aliran sungai yang
berjulu di sekitar kawah Gunung rinjani, seperti Lokoq
Putek serta dua sungai lain yang mengalir kearah Desa
Santong (Lokoq Santong) serta ke arah Desa Anyar (Lokoq
Senaru). Selain itu termasuk juga area yang memiliki
kemungkinan terkena perluasan aliraan awan panas, lava
dan guguran puing vulkanik dari atas kawah Gunung
Rinjani pada radius lebih dari 5 Km dari pusat erupsi.
- Kawasan Rawan Bencana II (KRB II): Yang termasuk KRB II
adalah semua kawasan yang beradius 5 km dari sumber
erupsi Rinjani/ Barujari. Kawasan ini berpotensi terlanda
awan panas, aliran lava, lahar dan kemungkinan guguran
puing vulkanik, serta tertimbun hujan abu lebat dan
lontaran batu (pijar). Sejauh pengamatan selama ini, tidak
ada pemukiman masyarakat di area tersebut. Kelompok
rawan bencana ini adalah area- area pendakian menuju
gunung Rinjani, baik dari jalur Senaru, Torean, maupun
jalur lain pada radius tersebut.
- Kawasan Rawan Bencana III (KRB III): Ini adalah kawasan
dengan tingkat ancaman paling tinggi, yaitu areal yang
beradius 3 Km dari pusat erupsi utamanya areal sekitar

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-61


Danau Segara Anak. Kawasan ini berpotensi terlanda awan
panas, aliran lava, lontaran batu (pijar) dan gas beracun.

Sumber erupsi gunungapi di Kabupaten Lombok Utara


adalah Gunung Rinjani/ Gunung Barujari. Adapun jenis bahaya
yang mungkin timbul dapat dijelaskan sebagai berikut: Banjir
bandang, tersebut berasal dari produk vulkanis yang diakibatkan
oleh erupsi seperti lahar panas dan dingin. Banjir bandang
diperkirakan akan mengalir ke arah Desa Santong, Desa Bayan,
Karang Bajo, Anyar, dan Desa Sambik Bangkol; Lava pijar,akan
mengalir di Danau Segara Anak (kawah Gunung Rinjani) dan
kemungkinan mengalir melalui aliran Lokoq Puteq yang berhulu di
Danau Segara Anak dan mengalir sepanjang perbatasan dengan
Kabupaten Lombok Timur; Debu vulkanik, merupakan salah satu
jenis produk ringan dari suatu erupsi, berukuran sangat halus dan
sangat sulit diprediksi arah sebarannya karena bergantung dari
arah angin pasca letusan. Dan debu vulkanik tersebut sangat
mungkin untuk terdistribusi sampai radius ratusan kilometer.
Kejadian beberapa tahun terakhir merupakan pengalaman berharga
dimana ketika meletus, debu vulkanik Gunung Rinjani sampai
mengganggu penerbangan di luar Pulau Lombok; Gas Beracun,
letusan gunungapi selain mengeluarkan material padat, juga
mengeluarkan gas- gas berbahaya seperti gas dengan kadar sulphur
tinggi yang jika melebihi ambang batas normal bisa menyebabkan
kematian. Gas beracun ini akan lebih banyak tersebar di sekitar
kawah Gunung Rinjani; Awan Panas, lebih cenderung keluar dari
lubang kepundan jika terjadi letusan besar. Jenis awan ini sangat
berbahaya karena bisa bersuhu ratusan derajat celcius. Arah
sebaran awan panas sangat sulit diprediksi. Namun awan panas
akan cenderung menyebar ketika semakin jauh dari sumber
letusan. Jadi, daerah dengan radius rendah dari sumber letusan
Gunung Rinjani/ Barujari akan lebih berpotensi terdampak oleh
jenis bahaya ini; Gempa vulkanik, jika terjadi letusan besar,
aktifitas kegempaan (vulkanik) juga rentan menjadi sesuatu yang
membahayakan bagi masyarakat di sekitar Gunung Rinjani, terlebih
jika letusan tersebut terjadi secara terus menerus. Semakin dekat
radius suatu tempat dari sumber erupsi Rinjani/ Barujari, maka
akan semakin besar getaran gempa yang dirasakan. Jika Gunung
Rinjani/ Barujari meletus secara terus menerus, maka dampak
signifikan yang akan paling cepat bisa berubah adalah terjadinya
penambahan material ke arah danah yang bisa berpotensi
mengakibatkan pendangkalan air danau. Di letusan Tahun 2015,
dalam beberapa kali erupsi saja, material letusan yang menutupi
danau mencapai jutaan meter kubik dan kaki lereng Gunung

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-62


Barujari semakin meluas. Adapun pemukiman masyarakat di
sekitar Gunung Rinjani berada paling dekat 13 Km dari sumber
erupsi, sehingga masih cukup berisiko ketika terjadi letusan. Radius
terdekat berada di Desa Santong (Kecamatan Kayangan), Desa
Senaru, Loloan, dan Sambik Elen (Kecamatan Bayan). Masyarakat
di radius terdekat harus mendapatkan prioritas dalam mitigasi
bencana erupsi semisal dengan memberikan informasi sesering
mungkin dan membuat rambu evakuasi agar masyarakat sudah
mengerti apa yang harus dilakukan ketika terjadi erupsi.

Gempa Bumi
Komponen yang digunakan untuk indeks ancaman bencana
gempabumi adalah intensitas getaran di batuan dasar berdasarkan
peta SNI gempabumi dan faktor amplifikasi tanah. Untuk membuat
matriks penentuan tingkat ancaman dan memperoleh tingkat
ancaman bencana gempabumi, indeks ancaman bencana
dikombinasikan dengan indeks penduduk terpapar. Suatu desa
yang sebagian wilayahnya memiliki tingkat ancaman tinggi
(meskipun hanya sebagian kecil) dikategorikan sebagai desa dengan
tingkat ancaman tinggi, Desa yang wilayahnya memiliki nilai PGA di
permukaan tinggi dan/ atau memiliki faktor amplifikasi tanah tinggi
dikategorikan sebagai desa dengan tingkat ancaman tinggi. Semua
desa di Kabupaten Lombok Utara termasuk dalam kategori memiliki
ancaman tinggi terhadap gempa bumi berdasarkan parameter yang
dipakai tersebut di atas. Hal ini juga didukung oleh kondisi struktur
geologi Pulau Lombok (lihat Peta Geologi Pulau Lombok). Daerah
Kabupaten Lombok Utara, meskipun tidak berada langsung di zona
tumbukan lempeng besar seperti di Lombok bagian Selatan, tapi
tumbukan pada lempeng besar tersebut juga akan bisa memicu
getaran pada daerah Back Arc (Busur Belakang) dimana lokasi
Kabupaten Lombok Utara menurut tatanan tektoniknya. Begitupun
jika mengacu pada sejarah kejadian gempa bumi. Beberapa tahun
lalu, terjadi gempa bumi di Kabupaten Lombok Utara yang
menyebabkan rusaknya ratusan rumah masyarakat. Rata- rata
kejadian gempa bumi tersebut berada di bagian barat wilayah sesuai
dengan letak struktur sesar diperkirakan (inferred fault) yang berada
di sekitar Daerah Malaka (Kecamatan Pemenang) dan sekitarnya.
Keberadaan Pegunungan Rinjani juga pastinya berkaitan
erat dengan proses struktur geologi di masa lalu yang menyebabkan
terbentuknya pegunungan tersebut. Sedangkan jika mengacu pada
risiko yang bisa ditimbulkan jika terjadi gempa bumi, maka indeks
risiko paling tinggi berada pada wilayah- wilayah dengan kepadatan
tertinggi seperti wilayah Tanjung, Gondang dan Pemenang
perkotaan. Berdasarkan sejarah kegempaan yang berhasil terekam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-63


oleh alat perekam gempa BMKG selama 10 tahun terakhir (2008–
2017), wilayah Kabupaten Lombok Utara sangat rentan untuk
terjadi gempa baik dengan magnitude besar maupun yang tidak
dirasakan. Wilayah perairan utara Pulau Lombok menjadi episenter
beberapa kali kejadian gempa. Meskipun proses kegempaan itu
didominasi oleh gempa yang tidak dirasakan, namun beberapa kali
gempa dengan magnitude lebih dari 5 SR sempat terjadi di wilayah
ini. Selain berbahaya karena tingginya magnitude, karakteristik
gempa di bagian utara Lombok yang dikenal dengan Back Arc
Thrust (Sesar Belakang Busur) juga banyak yang memiliki
kedalaman hanya beberapa kilometer (dangkal).

Kebakaran Hutan dan Lahan


Komponen yang digunakan untuk indeks ancaman bencana
kebakaran hutan dan lahan adalah peta bahaya kebakaran hutan
dan lahan Provinsi dan peta bencana historis (peta sejarah
kebakaran hutan dan lahan). Untuk membuat matriks penentuan
tingkat ancaman dan memperoleh tingkat ancaman bencana
kebakaran hutan dan lahan, indeks ancaman bencana
dikombinasikan dengan indeks penduduk terpapar.
Adapun wilayah- wilayah dengan potensi kebakaran hutan
dan lahan adalah wilayah- wilayah yang memiliki luasan hutan dan
lahan paling tinggi. Dan menurut sebaran kawasan hutan dan lahan
di Kabupaten Lombok Utara, sebagian besar berada pada bagian
Selatan dan Tenggara wilayah. Hanya wilayah perkotaan (Desa
Tanjung dan Desa Tanjung) yang memiliki potensi ancaman paling
rendah. Menurut risiko yang bisa timbul jika terjadi bencana
kebakaran hutan dan lahan, maka wilayah dengan ancaman tinggi
dengan jumlah penduduk terpapar tinggi masuk dalam kategori
risiko tinggi. Yang masuk dalam kategori risiko tinggi adalah wilayah
bagian selatan Kabupaten Lombok Utara yang memiliki kawasan
hutan dan lahan.
Sedangkan jika mengacu pada jumlah kejadian kebakaran
hutan dan lahan yang terjadi di seluruh wilayah Kabupaten Lombok
Utara berdasarkan kejadian yang ditangani langsung oleh BPBD
Kabupaten Lombok Utara (Satuan DAMKAR), maka daerah dengan
intensitas kejadian kebakaran paling tinggi berada di Desa
Pemenang Barat (Kecamatan Pemenang) yaitu 4 kejadian, dan Desa
Kayangan (Kecamatan Kayangan) sebanyak 5 kejadian kebakaran
hutan dan lahan. Data ini tidak termasuk kebakaran yang tidak
ditangani atau tidak diterima laporannya oleh Pemadam Kebakaran.
Adapun wilayah di Desa Pemenang Barat yang sering
mengalami kebakaran adalah Kawasan Hutan Pusuk yang berada di
batas selatan Kecamatan Pemenang. Hutan ini dilalui oleh jalan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-64


propinsi sehingga sangat mungkin terjadinya human error berupa
pembuangan puntung rokok atau prilaku lain dari manusia yang
berada atau melintas di tempat tersebut. Masih banyaknya
masyarakat yang menggantungkan hidup dari fungsi hutan ini juga
akan bisa meningkatkan kerentanan terjadinya kebakaran hutan
dan lahan. Jika melihat dari faktor curah hujan, kawasan Hutan
Pusuk terbilang memiliki curah hujan yang cukup tinggi dan
melebihi tempat- tempat lain di Kabupaten Lombok Utara, yaitu
berkisar 1250– 1500 mm per tahun.
Sedangkan untuk wilayah Desa Kayangan lebih banyak
diakibatkan oleh begitu tandusnya lahan di desa tersebut serta
rendahnya curah hujan per tahun tahun yang berkisar antara 1450
sampai 1900 mm per tahun. Ketika musim kemarau lahan di
Kayangan sangat gersang dan hanya beberapa jenis tanaman yang
mampu bertahan hidup. Meskipun demikian, penyebab kebakaran
di wilayah tersebut juga bisa dipicu oleh aktifitas manusia yang
tidak memperhatikan potensi kebakaran di tempat tersebut.

Kekeringan
Komponen yang digunakan untuk indeks ancaman bencana
kekeringan adalah peta bahaya kekeringan tingkat Provinsi dan peta
bencana historis (peta sejarah kekeringan). Untuk membuat matriks
penentuan tingkat ancaman dan memperoleh tingkat ancaman
bencana kekeringan, indeks ancaman bencana dikombinasikan
dengan indeks penduduk terpapar. Adapun wilayah dengan tingkat
ancaman kekeringan paling tinggi menurut desa di masing- masing
kecamatan adalah Kecamatan Pemenang : Desa Malaka, Pemenang
Barat, Pemenang Timur; Kecamatan Tanjung: Desa Teniga;
Kecamatan Gangga : Desa Gondang, Rempek, Sambik Bangkol;
Kecamatan Kayangan : Desa Kayangan, Dangiang, Gumantar,
Selengen, Salut, dan; Kecamatan Bayan : Desa Munbul Sari, Akar-
Akar, Sukadana, Loloan, Bayan, dan Sambik Elen.
Sedangkan jika mengacu pada data jumlah dropping air
bersih yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lombok Utara pada
Tahun 2014 ke seluruh wilayah Kabupaten Lombok Utara yang
membutuhkan bantuan air bersih, Kecamatan Pemenang: Daerah
yang paling sering membutuhkan bantuan air bersih di Tahun 2014
adalah Desa Pemenang Barat. Nilai rata- rata permohonan bantuan
tiap desa adalah 7,5. Kecamatan Tanjung : Daerah dengan jumlah
permohonan bantuan tertinggi adalah Desa Sokong. Nilai rata- rata
permohonan bantuan tiap desa adalah 9. Kecamatan Gangga: Desa
yang paling sering dilayani adalah Desa Gondang dengan jumlah
permohonan bantuan 15 kali. Nilai rata- rata permohonan bantuan
tiap desa adalah 11,2. Kecamatan Kayangan : Desa yang paling

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-65


sering dibantu untuk mengatasi masalah kekeringan adalah Desa
Salut yaitu sebanyak 39 kali dropping air bersih. Nilai rata- rata
permohonan bantuan tiap desa adalah 11,75. Kecamatan Bayan :
Desa yang paling sering membutuhkan bantuan air bersih adalah
Desa Sukadana dengan total bantuan sebanyak 62 tangki selama
Tahun 2014. Nilai rata- rata permohonan bantuan tiap desa adalah
26,1.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwasanya
daerah bagian Timur Kabupaten Lombok Utara memiliki tingkat
ancaman lebih tinggi dibandingkan wilayah Barat. Data jumlah
bantuan air bersih ini menunjukkan kemiripan dengan hasil kajian
ancaman dan risiko kekeringan di Kabupaten Lombok Utara. Oleh
karena itu sangat perlu adanya perencanaan pipanisasi dari mata-
mata air pada daerah hulu di bagian timur agar bisa tersuplai secara
maksimal kepada masyarakat di sekitarnya.
Dan berdasarkan pengalaman selama beberapa tahun
terakhir, wilayah Timur Kabupaten Lombok Utara yang selalu
menerima bantuan air bersih tersebut selalu memiliki musim
kemarau lebih panjang dibandingkan daerah- daerah lain di
Kabupaten Lombok Utara. Pada penghujung Tahun 2016
(November– Desember) daerah- daerah lain di wilayah Barat sudah
memasuki puncak musim hujan, namun wilayah- wilayah tersebut
masih membutuhkan bantuan air bersih. Jadi, wilayah Timur
sangat cocok untuk lebih diprioritaskan dalam program
pengurangan risiko kekeringan di masa- masa yang akan datang.

Longsor
Komponen yang digunakan untuk indeks ancaman bencana
tanah longsor adalah peta bahaya oleh ESDM, Badan Geologi dan
peta bencana historis (peta sejarah tanah longsor). Untuk membuat
matriks penentuan tingkat ancaman dan memperoleh tingkat
ancaman bencana tanah longsor, indeks ancaman bencana
dikombinasikan dengan indeks penduduk terpapar. Kecamatan
Pemenang adalah kecamatan dengan indeks ancaman paling tnggi
dibandingkan dengan kecamatan lain menurut persentase wilayah
rawan terjadi longsor. Hanya wilayah Desa Gili Indah yang relative
aman dari bahaya longsor meskipun Gili Trawangan juga memiliki
potensi longsor karena terdapat perbukitan landai di atasnya.
Adapun untuk daerah kecamatan lain, daerah dengan ancaman
longsor tinggi berpotensi terjadi di sepanjang aliran sungai besar
berupa longsoran debris karena banyaknya sungai dengan slope
tebing sungai yang cukup besar.
Tsunami

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-66


Komponen yang digunakan untuk indeks ancaman bencana
tsunami adalah perkiraan ketinggian tsunami dan kemungkinan
daerah genangan dan kedalaman. Untuk membuat matriks
penentuan tingkat ancaman dan memperoleh tingkat ancaman
bencana tsunami, indeks ancaman bencana dikombinasikan
dengan indeks penduduk terpapar.
Adapun daerah dengan ancaman tinggi terdapat di
sepanjang pantai Kabupaten Lombok Utara: mulai dari Klui
(Kecamatan Pemenang) sampai dengan muara Lokoq Puteq
(Kecamatan Bayan). Semakin rendah dan semakin dekat suatu
tempat dari garis pantai, maka semakin tinggi pula ancaman daerah
tersebut.
Daerah dengan ancaman paling tinggi adalah Kepulauan
Tiga Gili, dimana jika tsunami terjadi dengan ketinggian 12 meter,
maka satu- satunya tempat yang aman adalah Bukit Gili
Trawangan. Sedangkan dua pulau lainnya dipastikan akan
tenggelam karena ketinggian pulau tersebut tidak lebih dari 10
meter dari permukaan air laut.
Jika melihat risiko yang kemungkinan akan timbul oleh
bencana tsunami, maka wilayah Kecamatan Tanjung (khususnya
Desa Tanjung) dan Kecamatan Pemenang (daerah ibukota
kecamatan) memiliki risiko paling tinggi karena masyarakat paling
banyak bermukim di tempat tersebut, dan memiliki topografi sangat
landai. Indeks risiko rata- rata pada dataran pantai di Kecamatan
Tanjung adalah sedang- tinggi. Selanjutnya adalah Desa Gili Indah
di Kecamatan Pemenang.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-67


BAB III
GAMBARAN KEUANGAN DAERAH
Keuangan Daerah dijabarkan sebagai semua hak dan kewajiban
daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat
dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang
berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah. Ruang lingkup
keuangan daerah ini meliputi : hak daerah untuk memungut pajak daerah
dan retribusi daerah serta melakukan pinjaman; kewajiban daerah untuk
menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah dan membayar tagihan
pihak ketiga; penerimaan daerah; pengeluaran daerah; kekayaan daerah
yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga,
piutang, barang serta hal-hal lain yang dapat dinilai dengan uang
termasuk kekayaan daerah yang dipisahkan pada perusahaan daerah
atau kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam
rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah dan atau
kepentingan umum.
Pengelolaan keuangan daerah yakni keseluruhan kegiatan yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah di Kabupaten
Lombok Utara sesuai dengan Pasal 4 Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
berdasarkan pada azas umum :
1. Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan
perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis transparan dan
bertanggungjawab dengan memperhatikan azas keadian, kepatutan
dan manfaat untuk masyarakat.
2. Secara tertib artinya adalah keuangan daerah dikelola secara tepat
waktu dan tepat guna didukung dengan bukti-bukti aministrasi
yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. Taat pada peraturan perundangan-undangan berarti bahwa
pengelolaan keuangan daerah harus berpedoman pada peraturan
perundang-undangan.
4. Efektif merupakan pencapaian hasil program dengan target yang
telah ditetapkan yaitu dengan cara membandingkan keluaran
dengan hasil.
5. Efisien dalam arti pencapaian keluaran yang maksimum dengan
masukan tertentu atau penggunaan masukan terendah untuk
mencapai keluaran tertentu.
6. Ekonomis berarti pemerolehan masukan dengan kualitas dan
kuantitas tertentu pada tingkat harga terendah.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 III-1


7. Transparan merupakan prinsip keterbukaan yang memungkinkan
masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi
seluas-luasnya tentang keuangan daerah.
8. Bertanggungjawab merupakan perwujudan kewajiban seseorang
untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian
sumberdaya dan pelaksanan kebijakan yang dipercayakan
kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
9. Keadilan adalah keseimbangan distribusi kewenangan dan
pendanaannya dan/atau keseimbangan distribusi hak dan
kewajiban berdasarkan pertimbangan yang obyekitf.
10. Kepatutan berarti tindakan atau suatu sikap yang dilakukan dengan
wajar dan proporsional.
11. Manfaat untuk masyarakat dalam arti bahwa keuangan daerah
diutamakan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat.

3.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU


Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lombok Utara
selama Tahun 2014-2018 terus tumbuh secara positif. Selama kurun
waktu tersebut, realisasi pendapatan daerah tumbuh dengan rata-rata
10,26 % per tahun sedangkan realisasi belanja tumbuh sebesar 11,65 %
per tahun. Jika pada tahun 2014 realisasi pendapatan baru mencapai
587,5 milyar rupiah lebih, maka pada tahun 2018 telah mencapai 839,9
milyar rupiah lebih. Sementara itu realisasi belanja yang pada tahun
2014 baru mencapai 549,85 milyar rupiah lebih dapat ditingkatkan
menjadi 831,7 milyar rupiah lebih di tahun 2018.
Gambaran kinerja pelaksanaan APBD diuraikan dalam
perkembangan pendapatan, proporsi sumber pendapatan, pencapaian
kinerja pendapatan dan gambaran realisasi belanja daerah. Pendapatan
daerah merupakan semua hak daerah yang diakui sebagai penambah
nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan.
Sumber-sumber pendapatan daerah terdiri atas pendapatan asli daerah
yaitu hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil perusahaan milik
daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain
pendapatan daerah yang sah; sumber kedua adalah dana perimbangan
yang terdiri dari dana bagi hasil yang bersumber dari pajak dan sumber
daya alam, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus. Sumber
pendapatan daerah juga dapat berasal dari pinjaman daerah dan lain-lain
penerimaan daerah yang sah.
Pendapatan daerah dalam struktur APBD merupakan elemen yang
sangat penting peranannya baik untuk mendukung penyelenggaraan
pemerintahan maupun pemberian pelayanan kepada publik. Dalam
pengelolaan pendapatan daerah akan diperhatikan upaya untuk
peningkatan pendapatan pajak daerah dan retribusi daerah tanpa harus
menambah beban bagi masyarakat dan menimbulkan keengganan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 III-2


berinvestasi. Dengan pola kebijakan yang tepat untuk meningkatkan
kemampuan keuangan daerah, secara bertahap akan mampu keluar dari
berbagai persoalan yang selama ini dihadapi seperti tingkat pengangguran
yang tinggi dan jumlah penduduk miskin yang cukup besar.
Formulasi kebijakan dalam mendukung pengelolaan pendapatan
daerah lebih difokuskan pada upaya untuk mobilisasi pendapatan asli
daerah, dana perimbangan dan penerimaan daerah lainnya. Pertumbuhan
komponen pajak daerah, retribusi daerah dan hasil usaha daerah akan
menjadi faktor penting dalam mendorong pertumbuhan PAD. Masih
kecilnya kontribusi pendapatan asli daerah sebagai barometer tingkat
kemandirian daerah, mengharuskan Pemerintah Daerah secara terus
menerus berupaya meningkatkan pendapatan asli daerah sebagai sumber
utama pendapatan daerah secara wajar dan dapat
dipertanggungjawabkan dengan memperhatikan kondisi masyarakat yang
menjadi subyek pendapatan asli daerah.
Arah pengelolaan pendapatan daerah difokuskan pada langkah-
langkah sebagai berikut :
a. Penertiban sistem dan prosedur pemungutan pendapatan
daerah termasuk diantaranya berbasis pada teknologi
informasi.
b. Intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah termasuk
diantaranya dengan memberikan kemudahan dalam perijinan.
c. Peningkatan koordinasi dan pengawasan terhadap
pemungutan pendapatan daerah.
d. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat, baik kecepatan
pelayanan pembayaran maupun kemudahan untuk
memperoleh informasi.
e. Pemanfaatan sumber daya organisasi secara efektif dan efisien.
f. Peningkatan upaya sosialisasi pendapatan daerah.
g. Peningkatan kualitas data dasar seluruh pendapatan daerah.

Sebagaimana disebutkan diatas, upaya meningkatkan kemampuan


keuangan daerah diantaranya dilakukan dengan kebijakan intensifikasi
dan eksentifikasi pendapatan daerah. Namun demikian manajemen
pengelolaan dan audit kinerja juga menjadi komponen penting dalam
meningkatkan pendapatan daerah. Dengan menerapkan manajemen
pengelolaan dan audit kinerja yang objektif maka akan berdampak pada
efisiensi, transparansi dan efektif menutup kebocoran-kebocoran.
Intensifikasi dan ekstensifikasi juga direncanakan dengan selalu
mempertimbangkan keseimbangan objek pajak dan retribusi dengan
beban yang ditanggung masyarakat. Pemerintah Kabupaten Lombok Utara
telah melakukan berbagai upaya dalam rangka intensifikasi dan
ekstensifikasi pendapatan daerah yang berdampak pada meningkatnya
penerimaan pendapatan daerah dari tahun ke tahun.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 III-3


1. Pendapatan Asli Daerah
Sebagai komponen dari pendapatan daerah, Pendapatan
Asli Daerah merupakan ujung tombak dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah, berbagai kegiatan pemerintahan baik tugas
pokok maupun tugas pembantuan harus diimbangi oleh adanya
PAD sebagai media penggerak program pemerintah daerah. Agar
keberadaan PAD berfungsi maksimal, maka jumlah pendapatan
minimal seimbang dengan pengeluaran artinya tidak lebih besar
pasak daripada tiang. Strategi peningkatan PAD dilakukan dengan
intensifikasi dan ekstensifikasi PAD, mempelajari pengembangan
kerjasama dengan pemerintah daerah lain maupun dengan badan
swasta berupa kerjasama ekonomi yang saling menguntungkan
serta penyertaan modal pada badan usaha milik pemerintah atau
merintis pembentukan perseroan daerah.
Selama tahun 2014-2018, realisasi pendapatan asli daerah
mengalami rata-rata pertumbuhan yang mencapai 7,47 % per
tahun, dimana hasil pajak daerah tumbuh rata-rata sebesar 11,56
% per tahun, hasil retribusi daerah tumbuh 0,45 % per tahun,
hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan tumbuh 25,04
% per tahun dan lain-lain PAD yang sah tumbuh 12,80 % per
tahun.
Meskipun telah mengalami rata-rata pertumbuhan yang
cukup signifikan selama tahun 2014-2018, peluang
mengoptimalkan penerimaan pendapatan asli daerah masih
terbuka lebar, dengan memperbaiki sistem pemungutan pajak dan
retribusi daerah berbasis pada tekonologi informasi sehingga
meningkatkan kepercayaan wajib pajak dan mengeliminir peluang
kebocoran-kebocoran, sementara hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan walaupun tumbuh signifikan namun
jumlahnya secara absolut masih sangat rendah dan sementara ini
hanya bersumber dari deviden penyertaaan modal pada Bank NTB,
disisi lain perusahaan daerah air minum yang dimiliki daerah
belum berkontribusi terhadap penerimaan hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan ini karena cakupan layanan
yang belum mencapai 80 %. Upaya meningkatkan pendapatan
perusahaan daerah air minum dapat dilakukan dengan melakukan
diversifikasi usaha antara lain dengan usaha penyediaan air
minum dalam kemasan yang selama ini masih didatangkan dari
luar daerah bahkan untuk memenuhi kebutuhan lokal.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 III-4


2. Dana Perimbangan
Selama tahun 2014-2018, penerimaan dana perimbangan
tumbuh sebesar 10,34 %. per tahun yang terdiri dari dana alokasi
umum yang tumbuh sebesar 3,79 % per tahun, dana alokasi
khusus tumbuh sebesar 36,07% per tahun, dan penerimaan bagi
hasil pajak/bukan pajak sebesar 63,08 % per tahun.

3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah


Lain-lain pendapatan daerah yang sah selama tahun 2014-
2018 tumbuh sebesar 15,55% per tahun, yang terdiri dari dana
bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya yang
tumbuh sebesar 7,81 %, dana penyesuaian dan otonomi khusus
turun sebesar 17,01 %, bantuan keuangan dari provinsi dan
pemerintah daerah lainnya cenderung fluktuatif dan pendapatan
lainnya berupa dana desa yang merupakan dana transfer dari
pemerintah pusat untuk disalurkan kepada pemerintah desa.

3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD


Bagian ini menguraikan perkembangan pendapatan dan belanja
tidak langsung, proporsi sumber pendapatan, pencapaian kinerja
pendapatan, dan gambaran realisasi belanja daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 III-5


Tabel.3.1 Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
Tahun 2014 s/d Tahun 2018 Kabupaten Lombok Utara

No Uraian 2014 2015 2016 2017 2018 Rata-rata


Pertumbuhan
1 PENDAPATAN 587.508.732.282,50 652.342.627.548,24 861.332.384.180,21 910.951.577.444,69 839.945.335.422,97 10,26
1.1. Pendapatan Asli Daerah 81.090.502.359,92 102.754.277.832,75 129.750.829.543,07 150.949.553.107,69 91.427.976.346,97 7,47
1.1.1. Pajak daerah 48.825.192.460,00 57.090.102.508,18 76.168.588.893,00 92.645.659.869,00 68.816.145.279,00 11,56
1.1.2. Retribusi daerah 13.641.497.678,00 23.461.718.564,17 10.229.086.288,00 9.305.407.983,00 8.864.449.689,00 0,45
1.1.3 Hasil pengelolaan 1.807.734.585,00 2.544.580.651,00 4.073.349.561,85 5.073.723.177,00 3.793.981.094,00 25,04
keuangan daerah yang
dipisahkan
1.1.4. Lain-lain PAD yang sah 16.816.077.636,92 19.657.876.109,40 39.279.804.800,22 43.924.762.078,69 9.953.400.284,97 12,80
1.2. Dana Perimbangan 416.735.617.603,00 469.693.280.446,00 606.795.455.710,00 609.345.962.783,00 603.594.314.676,00 10,34
1.2.1 Dana bagi hasil pajak 23.573.560.603,00 15.801.782.446,00 67.008.782.774,00 57.981.319.310,00 43.313.872.057,00 63,08
/bagi hasil bukan pajak
1.2.2 Dana alokasi umum 339.993.327.000,00 362.867.848.000,00 398.209.000.000,00 392.932.943.000,00 392.932.943.000,00 3,79
1.2.3 Dana alokasi khusus 53.168.730.000,00 91.023.650.000,00 141.577.672.936,00 158.431.700.473,00 167.347.499.619,00 36,07
1.3. Lain-Lain Pendapatan 89.682.612.319,58 79.895.069.269,49 124.786.098.927,14 150.656.061.554,00 144.923.044.400,00 15,55
Daerah yang Sah
1.3.1 Hibah - 1.153.190.000,00 1.273.927.000,00 27.311.443.000,00 1.572.000.000,00
1.3.2 Dana darurat
1.3.3 Dana bagi hasil pajak 28.329.524.319,58 27.879.855.726,17 29.723.123.281,14 37.304.501.054,00 37.565.886.000,00 7,81
dari provinsi dan
Pemerintah Daerah
lainnya
1.3.4 Dana penyesuaian dan 45.779.088.000,00 37.939.193.000,00 27.523.618.646,00 86.040.117.500,00 17,01
otonomi khusus
1.3.5 Bantuan keuangan dari 15.574.000.000,00 - - 20.747.816.400,00
provinsi atau Pemerintah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 III-6


No Uraian 2014 2015 2016 2017 2018 Rata-rata
Pertumbuhan
Daerah lainnya
1.3.6 Pendapatan Lainnya 12.922.830.543,32 66.265.430.000,00 85.037.342.000,00
2 Belanja 549.858.186.197,00 662.039.757.343,00 824.439.275.369,95 904.647.795.805,58 831.705.376.142,80 11,65
2.1 Belanja Tidak Langsung 234.343.260.748,00 304.509.876.474,00 316.107.321.777,00 330.878.109.193,00 363.306.069.354,00 12,06
2.1.1 Belanja Pegawai 195.819.797.418,00 215.653.217.384,00 235.242.956.282,00 225.434.958.947,00 238.338.562.453,00 5,19
2.1.2 Belanja Bunga
2.1.3 Belanja Subsidi (322.500.000,00)
2.1.4 Belanja Hibah 7.359.483.500,00 20.312.277.875,00 5.848.957.200,00 6.939.777.256,00 8.547.775.000,00 36,65
2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 14.058.000.000,00 13.784.366.635,00 560.866.635,00 5.680.866.635,00 8.460.000.000,00 215,98
2.1.6 Belanja Bagi Hasil 4.307.782.359,00 5.882.397.000,00 10.022.825.296,00 14.158.732.768,00 49,40
2.1.7 Belanja Bantuan 17.105.979.830,00 50.542.880.321,00 68.572.144.660,00 82.799.681.059,00 93.800.999.133,00 66,29
Keuangan
2.1.8 Belanja Tidak Terduga 231.851.900,00
2.2 Belanja Langsung 315.514.925.449,00 357.529.880.869,00 508.331.953.592,95 573.769.686.612,58 468.399.306.788,80 12,50
2.2.1 Belanja Pegawai 44.190.452.631,00 44.798.072.625,00 50.701.490.036,00 50.405.453.554,00 42.171.892.650,00 (0,59)
2.2.2 Belanja Barang dan 124.884.510.538,00 159.306.605.693,00 148.840.485.833,40 251.663.211.842,00 233.779.042.549,00 20,74
Jasa
2.2.3 Belanja Modal 146.439.962.280,00 153.425.202.551,00 308.789.977.723,55 271.701.021.216,58 192.448.371.589,80 16,21

3 Pembiayaan 31.741.245.815,65 60.973.791.901,15 43.285.162.106,39 72.178.270.916,65 13.000.371.853,28 11,96


3.1 Penerimaan 37.741.245.815,65 69.473.791.901,15 51.285.162.106,39 80,178,270,916.65 23.000.371.853,28 10,73
Pembiayaan
3.2 Pengeluaran 6.000.000.000,00 8.500.000.000,00 8.000.000.000,00 8,000,000,000.00 10.000.000.000,00 15.20
Pembiayaan

Sumber: BPKAD Kabupaten Lombok Utara

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 III-7


3.1.2 Neraca Daerah
Pertumbuhan Neraca Daerah Kabupaten Lombok Utara
tahun 2015-2018 disajikan pada tabel berikut.

Tabel. 3.2 Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah


Kabupaten Lombok Utara

No Uraian Rata-rata
Pertumbuhan
(%)
1. ASET
1.1. ASET LANCAR 13,35
1.1.1. Kas (40,34)
1.1.2. Piutang Pajak Daerah 6,63
Piutang Pajak Retribusi Daerah (20,70)
Piutang PAD Lainnya 12,58
Piutang Pendapatan Bagi Hasil Provinsi (0,48)

1.1.3. Persediaan 14,03

1.2. ASET TETAP 18,62


1.2.1. Tanah 21,09
1.2.2. Peralatan dan mesin 11,83
1.2.3. Gedung dan bangunan 11,89
1.2.4. Jalan, irigasi, dan jaringan 28,81
1.2.5. Aset tetap lainnya 11,93
1.2.6. Konstruksi dalam pengerjaan 1.946,13
1.2.7. Akumulasi Penyusutan 26,49

1.3. ASET LAINNYA 46,91


1.3.1. Tagihan penjualan angsuran 0.00
1.3.2. Tagihan tuntutan ganti kerugian daerah 0.00
1.3.3. Kemitraan dengan pihak ketiga 0.00
1.3.4. Aset tak berwujud 6,69
1.3.5. Aset lain-lain 47,69

JUMLAH ASET DAERAH 18,92

2. KEWAJIBAN
2.1. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
2.1.1. Utang perhitungan pihak ketiga Pajak 4,58
Pusat
Utang perhitungan pihak ketiga Lainnya 0.00
2.1.2. Uang muka dari kas daerah
2.1.3. Pendapatan diterima dimuka 28,55

3. EKUITAS 18,47
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 18,92

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 III-8


3.2. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN MASA LALU
3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran
Belanja daerah terdiri dari belanja langsung dan belanja
tidak langsung. Belanja tidak langsung terdiri dari belanja
pegawai; belanja hibah; belanja bantuan sosial; belanja bagi hasil
kepada provinsi, kabupaten/kota dan pemerintahan desa; belanja
bantuan keuangan kepada provinsi kabupaten/kota dan
pemerintahan desa; serta belanja tidak terduga. Sementara belanja
langsung terdiri dari belanja pegawai; belanja barang dan jasa
serta belanja modal.
Selama tahun 2014-2018, proporsi realisasi belanja dapat
dipertahankan dengan proporsi belanja langsung yang lebih besar
dari belanja tidak langsung dengan rata-rata 41,44 % belanja tidak
langsung dan 58,56 % belanja langsung.
Belanja daerah selama tahun 2014-2018 terus meningkat
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 11,65 % per tahun. Jika
pada tahun 2014 belanja daerah hanya mencapai 549,85 milyar
rupiah lebih maka pada tahun 2018 telah mencapai 831,70 milyar
rupiah lebih. Belanja tidak langsung juga meningkat rata-rata
12,06 % per tahun yang didominasi belanja pegawai yang
mengalami pertumbuhan sebesar 5,19 % per tahun, yang
dipergunakan untuk membayar gaji dan tunjangan PNS, Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota DPRD,
tambahan penghasilan PNS, biaya operasional Kepala
Daerah/wakil Kepala Daerah, Penunjang Komunikasi Intensif
Pimpinan dan Anggota DPRD. Kecendurangan peningkatan belanja
pegawai terjadi seiring dengan peningkatan jumlah pegawai baru
hasil seleksi CPNS mengingat masih belum terpenuhinya jumlah
PNS di Kabupaten Lombok Utara.
Belanja Langsung untuk pelaksanaan program dan
kegiatan juga terus meningkat dengan pertumbuhan 12,50 % per
tahun. Jika pada tahun 2014 belanja langsung mencapai 315,51
milyar rupiah lebih, maka pada tahun 2018 dapat ditingkatkan
menjadi 468,39 milyar rupiah lebih.. Sementara itu belanja
barang/jasa pada belanja langsung juga terus meningkat dengan
kenaikan 20,74 % per tahun, sementara itu belanja modal
meningkat rata-rata sebesar 16,21 % per tahun.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 III-9


100

80
61.66 63.42
57.38 54.00 56.32
60 46.00 43.68
42.62 38.34 36.58
40

20

0
2014 2015 2016 2017 2018

Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung

Gambar 3.1. Proporsi Realisasi Belanja Langung dan Tidak


Langsung

Tabel 3.3. Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur


Kabupaten Lombok Utara

No Uraian Total belanja Total pengeluaran Persentase


untuk pemenuhan (Belanja+
kebutuhan Pembiayaan
aparatur (Rp) Pengeluaran) (Rp)
(a) (b) (a) / (b) x
100%
1 2016 312.535.180.857,81 917,575,150,920.51 34,06
2 2017 300.462.808.460,07 912,647,795,805.58 30,52
3 2018 315.042.250.610,08 879,708,600,561.80 31,91

3.2.2. Analisis Pembiayaan


Realisasi APBD Kabupaten Lombok Utara sepanjang tahun
2014 sampai dengan 2018, menunjukkan realisasi surplus pada
tahun 2016 (surplus sebesar 36 milyar rupiah lebih) dan tahun
2017 (dengan surplus sebesar 6 milyar rupiah lebih) serta tahun
2018 (dengan surplus sebesar 8 milyar rupiah lebih). Sementara
itu realisasi APBD terjadi defisit hanya pada tahun 2015 (defisit 9
milyar rupiah lebih. Defisit APBD yang terjadi pada tahun 2015
diatasi dengan pembiayaan yang berasal dari penerimaan
pembiayaan berupa sisa lebih perhitungan angggaran tahun
sebelumnya. Pertumbuhan penerimaan pembiayaan berupa SILPa
ini selama tahun 2014-2018 cenderung fluktuatif dengan rata-rata
pertmbuhan 10,73 %. Meskipun meningkat di periode 2014-2018,
namun penerimaan pembiayaan dari SILPa diproyeksikan terus
berkurang seiring meningkatnya kualitas perencanaan
penganggaran dan kualitas penyerapan belanja.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 III-10
Penerimaan pembiayaan berupa SILPa, tidak sepenuhnya
dipergunakan untuk menutup defisit APBD, namun dikeluarkan
pula dalam bentuk pengeluaraan pembiayaan berupa penyertaan
modal pada badan usaha milik daerah yang jumlahnya terus
meningkat dalam upaya meningkatkan penerimaan pendapatan
asli daerah dalam bentuk pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan.

Tabel 3.4 Defisit Riil Anggaran Kabupaten Lombok Utara

No Uraian 2016 (Rp) 2017 (Rp) 2018 (Rp)


1 Realisasi 861,332,384,180.21 910,951,577,444.69 839.945.335.422,97
Pendapatan
Daerah
Dikurangi
realisasi:
2 Belanja 824,439,275,369.95 904,647,795,805.58 831.705.376.142,80
Daerah
3 Pengeluaran 8,000,000,000.00 8,000,000,000.00 10,000,000,000.00
Pembiayaan
Daerah
Defisit riil 28,893,108,810.26 (1,696,218,360.89) (1.760.040.719,83)

Tabel.3.5 Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran

Proporsi dari total defisit riil


No Uraian 2016 2017 2018
(%) (%) (%)
1 Sisa Lebih 51,285,162,106.39 80,178,270,916.65 78,482,052,555.76
Perhitungan
Anggaran
(SiLPA) Tahun
Anggaran
sebelumnya
2 Pencairan - - -
Dana
Cadangan
3 Hasil 4.073.349.561,85 5.073.723.177,00 3.793.981.094,00
Penjualan
Kekayaan
Daerah Yang di
Pisahkan
4 Penerimaan - - -
Pinjaman
Daerah
5 Penerimaan - - -
Kembali
Pemberian
Pinjaman
Daerah
6 Penerimaan 44.080.405.226,70 28.353.555.531,27 39.640.233.084,86
Piutang Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 III-11


Komposisi penutup defisit riil anggaran Kabupaten Lombok Utara
hanya terdiri dari 3 (tiga) komponen, yaitu SiLPA tahun anggaran
sebelumya, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan dan
penerimaan piutang daerah dengan pertumbuhan dari ketiga komponen
tersebut yang cenderung fluktuatif setiap tahunnya. Penerimaan piutang
daerah merupakan akumulasi piutang yang terdiri dari piutang pajak,
piutang retribusi, piutang PAD lainnya dan piutang pendapatan bagi hasil
provinsi.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 III-12


Tabel 3.6 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kabupaten Lombok Utara

No Uraian 2016 2017 2018


Rp % dari Rp % dari Rp % dari
SILPA SILPA SILPA
1 Jumlah SiLPA 36.893.108.810,26 46,01 6.303.781.639,11 8,03 8.239.959.280,17 38,79
2 Pelampauan - - - - - -
penerimaan PAD
3 Pelampauan - - - - - -
penerimaan dana
perimbangan
4 Pelampauan - - - - - -
penerimaan lain-lain
pendapatan daerah
yang sah

5 Sisa penghematan - - -
belanja atau akibat
lainnya
6 Kewajiban kepada 26.318.030.494,39 32,82 16.712.196.286,97 21,29 20.327.881.080,34 95,70
pihak ketiga sampai
dengan akhir tahun
belum terselesaikan
(Jumlah Kewajiban
Jangka Pendek)
7 Kegiatan lanjutan - - - - - -

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 III-13


3.3 KERANGKA PENDANAAN
Kerangka pendanaan keuangan daerah terkait dengan pengelolaan
penerimaaan pendapatan daerah, pengeluaran daerah atau belanja
daerah dan pembiayaan daerah.

3.3.1. Proyeksi Pendapatan dan Belanja


Proyeksi pendapatan dan belanja didasarkan pada data awal
pendapatan daerah tahun 2019 yang besarnya
Rp.1.130.314.492.868,67 dan belanja daerah tahun 2019 yang
besarnya Rp 1.158.475.036.183,67 dengan menggunakan asumsi
rata-rata pertumbuhan APBD selama tahun 2011-2015 sebesar
12%, diproyeksikan pendapatan daerah tahun 2017-2021
sebagaimana tabel berikut.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 III-14


Tabel 3.7 Proyeksi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Tahun 2017 – 2021 Kabupaten Lombok Utara

NO URAIAN ANGGARAN 2017 ANGGARAN 2018 ANGGARAN 2019 2020 2021


1 PENDAPATAN 904,026,462,493.75 908,669,663,006.59 1.130.314.492.868,67 1.265.952.232.013 1.417.866.499.854
1.1. Pendapatan Asli Daerah 157,232,999,565.75 145,485,598,325.59 185.253.554.796,67 207.483.981.372,27 232.382.059.137
1.1.1. Pajak daerah 87,606,348,968.00 77,277,488,994.15 115.955.582.300,07 129.870.252.176,08 145.454.682.437
1.1.2 Retribusi daerah 13,905,000,000.00 11,971,849,240.60 9.931.788.000,00 11.123.602.560,00 12.458.434.867
1.1.3 Hasil pengelolaan keuangan 5,073,723,177.00 4,508,732,049.44 4.508.732.049,44 5.049.779.895,37 5.655.753.483
daerah yang dipisahkan
1.1.4. Lain-lain PAD yang sah 50,647,927,420.75 51,727,528,041.40 54.857.452.447,16 61.440.346.740,82 68.813.188.350
1.2. Dana Perimbangan 597,622,877,000.00 610,466,129,000.00 761.460.547.000,00 852.835.812.640,00 955.176.110.157
1.2.1. Dana bagi hasil pajak /bagi 34,407,761,000.00 42,303,695,000.00 35.994.866.000,00 40.314.249.920,00 45.151.959.910
hasil bukan pajak
1.2.2. Dana alokasi umum 392,932,943,000.00 392,932,943,000.00 408.751.699.000,00 457.801.902.880,00 512.738.131.226
1.2.3. Dana alokasi khusus 170,282,173,000.00 175,229,491,000.00 316.713.982.000,00 354.719.659.840,00 397.286.019.021
1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah 149,170,585,928.00 152,717,935,681.00 183.600.391.072,00 205.632.438.000,64 230.308.330.561
yang Sah
1.3.1 Hibah - 27,234,000,000.00 28.806.000.000,00 32.262.720.000,00 36.134.246.400
1.3.2 Dana darurat
1.3.3 Dana bagi hasil pajak dari 35,896,463,928.00 38,182,414,681.00 41.468.565.072,00 46.444.792.880,64 52.018.168.026
provinsi dan Pemerintah
Daerah lainnya
1.3.4 Dana penyesuaian dan 27,234,000,000.00
otonomi khusus
1.3.5 Bantuan keuangan dari 1,500,000,000.00 19.200.000.000,00 21.504.000.000,00 24.084.480.000
provinsi atau Pemerintah
Daerah lainnya
1.3.6 Pendapatan Lainnya 86,040,122,000.00 85,801,521,000.00 94.125.826.000,00 105.420.925.120,00 118.071.436.134

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 III-15


NO URAIAN ANGGARAN 2017 ANGGARAN 2018 ANGGARAN 2019 2020 2021
2 BELANJA 976,204,733,410.40 977,151,715,562.35 1.158.475.036.183,67 1.297.492.040.526 1.453.191.085.389
2.1 Belanja Tidak Langsung 349,153,304,123.87 382,630,258,432.65 415.360.445.064,00 465.203.698.471,68 521.028.142.288
2.1.1 Belanja Pegawai 240,002,602,733.07 255,453,574,031.08 267.222.162.710,00 299.288.822.235,20 335.203.480.903
2.1.2 Belanja Bunga
2.1.3 Belanja Subsidi
2.1.4 Belanja Hibah 8,346,900,000.00 9,288,900,000.00 7.916.800.000,00 8.866.816.000,00 9.930.833.920
2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 6,060,866,635.00 9,251,000,000.00 12.750.000.000,00 14.280.000.000,00 15.993.600.000
2.1.6 Belanja Bagi Hasil 10,151,134,896.80 14,158,732,966.57 12.588.737.039,00 14.099.385.483,68 15.791.311.742
2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan 83,591,799,859.00 94,228,051,435.00 113.632.745.315,00 127.268.674.752,80 142.540.915.723
2.1.8 Belanja Tidak Terduga 1,000,000,000.00 250,000,000.00 1.250.000.000,00 1.400.000.000,00 1.568.000.000
2.2 Belanja Langsung 627,051,429,286.53 594,521,457,129.70 743.114.591.119,67 832.288.342.054,03 932.162.943.101
2.2.1 Belanja Pegawai 50,405,453,554.00 59,588,676,579.00 69.331.224.964,00 77.650.971.959,68 86.969.088.595
2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 251,663,211,842.00 307,588,331,227.70 320.198.289.146,74 358.622.083.844,35 401.656.733.906
2.2.3 Belanja Modal 271,701,021,216.58 227,344,449,323.00 353.585.077.008,93 396.015.286.250,00 443.537.120.600

3 PEMBIAYAAN 72,178,270,916.65 68,482,052,555.76 28.160.543.315,00 31.539.808.512,80 35.324.585.534


3.1 Penerimaan Pembiayaan 80,178,270,916.65 78,482,052,555.76 40.160.543.315,00 44.979.808.512,80 50.377.385.534
3.2 Pengeluaran Pembiayaan 8,000,000,000.00 10,000,000,000.00 12.000.000.000,00 13.440.000.000,00 15.052.800.000

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 III-16


3.3.2. Perhitungan Kerangka Pendanaan
Perhitungan kapasitas riil keuangan daerah dilakukan
dalam rangka mengukur kapasitas keuangan daerah yang
dialokasikan untuk mendanai program pembangunan jangka
menengah daerah. Kapasitas riil keuangan daerah diproyeksikan
terus meningkat sepanjang tahun 2016-2021. Pada tahun 2020,
pendapatan daerah diproyeksikan mencapai 1,1 triliun rupiah
lebih ditambah dengan proyeksi pembiayaan netto sebesar 31
milyar rupiah lebih. Dengan kewajiban belanja wajib dan mengikat
untuk belanja tidak langsung berupa gaji dan tunjangan, belanja
bagi hasil dan bantuan keuangan kepeda pemerintah desa serta
belanja langsung berupa belanja jasa kantor yang besarnya
diproyeksikan sebesar 465 milyar rupiah lebih dan pengeluaran
pembiayaan yang diproyeksikan mencapai 13 milyar rupiah lebih,
maka kapasitas riil kemampuan keuangan daerah di tahun 2020
diperkirakan mencapai 787 milyar rupiah, sampai dengan tahun
2021 diperkirakan telah mencapai 880 milyar rupiah lebih.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 III-17


Tabel 3.8 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan Daerah Kabupaten Lombok Utara

N Uraian Proyeksi
o Anggaran 2017 Anggaran 2018 Anggaran 2019 2020 2021
1 Pendapatan 904,026,462,493.75 908,669,663,006.59 1.130.314.492.868,67 1.265.952.232.013 1.417.866.499.854
2 Pencairan dana cadangan (sesuai
- - - - -
Perda)
3 Sisa Lebih Riil Perhitungan 78.482.052.555,76 21.240.331.133,45 0,00 0,00 0,00
Anggaran
Total penerimaan 982,508,515,049,51 929,909,994,140,04 1.130.314.492.868,67 1.265.952.232.013 1.417.866.499.854
Dikurangi:
4 Belanja Tidak Langsung 349,153,304,123.87 382,630,258,432.65 415.360.445.064,00 465.203.698.471,68 521.028.142.288
5 Pengeluaran Pembiayaan 8,000,000,000.00 10,000,000,000.00 12.000.000.000,00 13.440.000.000,00 15.052.800.000
Kapasitas riil kemampuan 625,355,210,925.64 547,279,735,707.39 702.954.047.804,67 787.308.533.541,32 881.785.557.566,00
keuangan

Tabel 3.9 Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Lombok Utara

No Uraian Proyeksi
2017 2018 2019 2020 2021
1 Kapasitas riil kemampuan keuangan 625,355,210,925.64 547,279,735,707.39 702.954.047.804,67 787.308.533.541,32 881.785.557.566,00
2 Prioritas I
3 Prioritas II

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 III-18


3.4 Kerangka Pendanaan Pasca Gempa
Pada tanggal 29 Juli 2018 pada pukul 05:47:39 WIB dan 5
Agustus 2018 Pukul 18:46:35 WIB telah terjadi gempa dengan guncangan
cukup besar dengan magnitude masing- masing 6.4 dan 7.0 SR. Dua
gempa ini diselingi oleh banyaknya gempa susulan baik yang bisa
dirasakan maupun tidak. Adapun jumlah penduduk terpapar sangat
tinggi dimana hampir semua masyarakat Kabupaten Lombok Utara
terkena dampak yang diakibatkan.
Dampak gempa di Lombok Utara menyebabkan sebanyak 537 jiwa
meninggal dunia, dimana hingga tanggal 15 Oktober 2018 sebanyak
101.735 jiwa mengungsi. Banyak bangunan rumah mengalami kerusakan
dengan rumah rusak berat, rusak sedang maupun rusak ringan. Selain
itu, berbagai fasilitas ekonomi (pasar, pertokoan, perhotelan dan
akomodasi lainnya), fasilitas umum dan sosial, kantor pemerintahan,
sarana dan prasarana transportasi, komunikasi, air bersih serta layanan
publik lainnya terganggu. Beberapa fasilitas umum dan kantor
pemerintahan yang mengalami rusak berat yakni, 1 (satu) unit rumah
sakit umum daerah, 8 (delapan) unit Puskesmas dan 45 unit Puskesmas
Pembantu, polindes, poskesdes, poyandu yang tersebar di 5 (lima)
kecamatan sehingga sampai dengan hari ke-4 sesudah kejadian tidak
dapat memberikan pelayanan. Selain itu, bangunan kantor pemerintahan
sebagian besar mengalami kerusakan termasuk peralatan kantor yang
dimiliki sehingga tidak dapat memberikan pelayanan seperti semestinya.
3.4.1 Penilaian Akibat dan Dampak Bencana
Gempa bumi yang melanda Kabupaten Lombok Utara
menimbulkan dampak berupa kerusakan dan kerugian yang besar.
Kerusakan (dampak langsung), merupakan dampak terhadap aset,
properti yang dinilai dengan harga unit penggantian yang disepakati.
Perkiraan itu harus memperhitungkan tingkat kerusakan (apakah aset
masih bisa dipulihkan/diperbaiki, atau sudah sama sekali hancur).
Umumnya kerusakan yang terjadi terhadap masing – masing fisik yang
mengalami kerusakan memiliki tingkat kerusakan yang berbeda dengan
yang lainnya. Penilaian kerusakan dilakukan untuk menentukan angka
kerusakan langsung terhadap fisik yang terdampak bencana. Kriteria
penilaian kerusakan dikelompokkan menjadi tiga kategori jenis
kerusakan, yaitu rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan. Kerugian
(dampak tidak langsung), merupakan proyeksi hambatan produktivitas
akibat aset yang rusak/hilang akibat bencana, seperti potensi
pendapatan yang berkurang, pengeluaran yang bertambah dan lain-lain
selama beberapa waktu hingga aset dipulihkan berdasarkan nilai saat
ini. Dampak ekonomi (kadang disebut dampak sekunder) meliputi
dampak fiskal, dampak pertumbuhan PDB, dan lain-lain. Untuk
memperoleh nilai rupiah dampak bencana dilakukan perhitungan dengan
menggunakan metode penilaian kerusakan dan kerugian yang meliputi

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 III-19


lima sector terdampak bencana yaitu sektor permukiman, sektor
infrastruktur, sektor ekonomi produktif, sektor sosial dan lintas sektor
Hasil perhitungan kerusakan dan kerugian dampak akibat
bencana Gempa Bumi di Lombok Utara adalah sebesar
Rp.9.991.185.255.451,-(sembilan triliun sembilan ratus sembilan puluh
satu miliar seratus delapan puluh lima juta dua ratus lima puluh lima
ribu empat ratus lima puluh satu rupiah) yang terdiri kerusakan sebesar
Rp.5.479.211.198.187,-(lima triliun empat ratus tujuh puluh sembilan
miliar dua ratus sebelasjuta seratus sembilan puluh delapan ribu seratus
delapan puluh tujuh rupiah) dankerugian sebesar
Rp.4.511.974.057.264,- (empat triliun lima ratus sebelas miliar sembilan
ratus tujuh puluh empat juta lima puluh tujuh ribu dua ratus enam
puluh empat rupiah) Perhitungan dampak bencana tersebut
menggunakan metode analisis penilaian kerusakan dan kerugian pasca
bencana terhadap sektor–sektor yang terdampak, meliputi sektor
permukiman, infrastruktur,ekonomi produktif, sosial, dan lintas sektor.
Berdasarkan hasil penilaian kerusakan dan kerugian, dampak terbesar
dialami disektor permukiman yaitu sebesar 72,43% kemudian disusul
sektor sosial sebesar 13,32%. Secara rinci nilai kerusakan dan kerugian
disajikan dalam Tabel 3.10

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 III-20


Tabel 3.10 Rekapitulasi Penilaian Kerusakan dan Kerugian

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 III-21


Ekonomi Lintas
Produktif Sektor
7.04% 4.01%
Sosial
13.32%
Infrastruktur
3.20%

Permukiman
72.43%

Gambar 3.2 Diagram kerusakan dan kerugian

Berdasarkan hasil penilaian kerusakan dan kerugian, dampak


terbesar dialami oleh sektor permukiman yaitu sebesar 72,43% kemudian
disusul sektor sosial sebesar 13,32%, sektor ekonomi produktif 7,04%,
lintas sektor 4,01% dan infrastruktur 3,20%.

3.4.2 Kebutuhan Pasca Bencana Berdasarkan Kewenangan


Penilaian kebutuhan pemulihan pasca bencana gempa bumi di
Kabupaten Lombok Utara dilakukan melalui koordinasi dengan
Pemerintah Kabupaten Lombok Utara serta dengan melibatkan
kementerian/lembaga terkaitserta dukungan dari lembaga lainnya.
Penilaian kebutuhan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana gempa
bumi Kabupaten Lombok Utara dimulai dari analisis terhadap data
kerusakan dan kerugian serta analisis dampak terhadap kemanusiaan
akibat gangguan terhadap akses, fungsi/ proses dan peningkatan risiko
pasca bencana gempa bumi Lombok Utara.
Berdasarkan analisis terhadap kerusakan dan kerugian serta
dampak terhadap kemanusian pasca bencana Gempa Lombok Utara
tersebut, yang meliputi sektor permukiman, sektor infrastruktur, sektor
ekonomi produktif, sektorsosial, dan lintas sektor. Diperkirakan
kebutuhan pendanaan rehabilitasi dan rekonstruksi untuk Kabupaten
Lombok Utara sebesar Rp. 5.599.622.455.621,- Penilaian kebutuhan
rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah pascabencana gempa bumi di
kabupaten Lombok Utara per subsektor berdasarkan kewenangan
disajikan dalam Tabel 3.11.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 III-22


Tabel 3.11 Rekapitulasi Penilaian Kebutuhan Pemulihan Pasca Bencana Gempa Bumi
di Kabupaten Lombok Utara Berdasarkan Kewenangan

Nilai Kebutuhan Berdasarkan Kewenangan (Rp)


SEKTOR/ Nilai Kebutuhan
NO Lainnya
SUBSEKTOR Kabupaten/Kota Provinsi K/L
(Rp) Masyarakat Swasta
1 PERMUKIMAN 3,182,787,143,000 206,621,350,000 - 21,761,000,000 2,954,404,793,000 -
1 Perumahan 2,996,887,143,000 20,721,350,000 - 21,761,000,000 2,954,404,793,000 -
2 Prasarana Lingkungan 185,900,000,000 185,900,000,000 - - - -
2 INFRASTRUKTUR 471,556,296,279 183,955,069,379 23,042,284,900 261,772,442,000 - 2,786,500,000
1 Transportasi Darat 356,240,678,000 98,390,886,000 1,500,000,000 255,349,792,000 - 1,000,000,000
2 Transportasi Laut 48,000,000,000 48,000,000,000 - - - -
3 Energi 21,542,284,900 - 21,542,284,900 - - -
4 Sumber Daya Air 24,190,429,279 24,190,429,279 - - - -
5 Pos dan Telekomunikasi 1,786,500,000 - - - - 1,786,500,000
6 Air Bersih dan Sanitasi 19,796,404,100 13,373,754,100 - 6,422,650,000 - -
3 SOSIAL 1,056,558,750,000 279,553,950,000 13,500,000,000 - 763,504,800,000 -
1 Kesehatan 123,672,720,000 123,672,720,000 - - - -
2 Pendidikan 205,146,030,000 139,381,230,000 13,500,000,000 - 52,264,800,000 -
3 Keagamaan 711,240,000,000 - - - 711,240,000,000 -
4 Seni Budaya, Cagar Budaya dan Bangunan Bersejarah 16,500,000,000 16,500,000,000 - - - -
4 EKONOMI 499,525,111,400 54,484,811,400 - 941,600,000 444,098,700,000 -
1 Pertanian, Perternakan, Perkebunan 17,122,511,400 6,344,811,400 - - 10,777,700,000 -
2 Perikanan 12,266,000,000 2,000,000,000 - - 10,266,000,000 -
3 Perdagangan 23,800,000,000 21,300,000,000 - - 2,500,000,000 -
4 Koperasi 1,905,000,000 750,000,000 - 150,000,000 1,005,000,000 -
5 Pariwisata 421,500,000,000 17,000,000,000 - - 404,500,000,000 -
6 UKM, UMKM, IKM, Warung, Kios, BUMDES 22,931,600,000 7,090,000,000 - 791,600,000 15,050,000,000 -
5 LINTAS SEKTOR 389,195,154,943 334,841,085,695 8,033,537,025 45,410,882,223 909,650,000 -
1 Pemerintahan 227,979,681,119 206,308,037,228 6,095,092,225 15,576,551,666 - -
2 Keamanan Ketertiban 29,834,330,557 - - 29,834,330,557 - -
3 Lingkungan Hidup 106,794,114,767 104,855,669,967 1,938,444,800 - - -
4 Perbankan 909,650,000 - - - 909,650,000 -
5 Pengurangan Risiko Bencana 23,677,378,500 23,677,378,500 - - - -
TOTAL 5,599,622,455,621 1,059,456,266,474 44,575,821,925 329,885,924,223 4,162,917,943,000 2,786,500,000

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 III-23


3.4.3 Perencanaan dan Pendanaan Pelaksanaan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi
Rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana adalah
kebijakan yang harus diintegrasikan ke dalam sistem perencanaan
pembangunan nasional dan daerah sesuai dengan amanat Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, termasuk dalam kaitannya dengan mekanisme
perencanaan dan penganggaran pembangunan tahunan. Rencana aksi
rehabilitasi dan rekonstruksi pada tahun pertama pasca bencana,
dimasukkan sebagai penyesuaian terhadap Rencana Kerja Pemerintah
(RKP) yang sudah ditetapkan sebelumnya, demikian juga terhadap RAPBN
dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) provinsi dan
kabupaten/kota dan RAPBD tahun berjalan. Untuk tahun kedua dan
seterusnya kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi harus sudah
dimasukkan dalam RKP, APBN, RKPD dan RAPBD, sesuai dengan
mekanisme dalam peraturan dan perundang-undangan terkait.
Sumber pendanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana
berasal dari APBN berupa dana siap pakai BNPB, hibah pemerintah
kepada pemerintah daerah (dari Kementerian Keuangan), DIPA
Kementerian/Lembaga teknis terkait, dan APBD sesuai kewenangan
masing-masing. Penetapan prioritas kegiatan rehabilitasi dan
rekonstruksi pasca bencana akan dilaksanakan dalam tiga tahun
anggaran, yakni dari 2018 sampai dengan 2019, dengan rincian sebagai
berikut :
1. Pemulihan sektor permukiman dilaksanakan selama dua tahun
anggaran, yakni tahun anggaran 2018-2019 dengan prioritas
pembangunan rumah dilaksanakan pada tahun 2018,
2. Pemulihan sektor infrastruktur dilaksanakan secara bertahap dengan
mengutamakan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana
prasarana infrastruktur untuk pelayanan transportasi, air minum,
sumberdaya air dan irigasi, serta kegiatan pengurangan risiko
bencana, sebagian besar akan dilaksanakan pada tahun 2019,
3. Pemulihan sektor ekonomi produktif dilaksanakan secara bertahap
bersamaan dengan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca
bencana sektor ekonomi produktif, dilakukan kegiatan penguatan
kapasitas dalam rangka pengurangan risiko bencana pelaku ekonomi
produktif untuk mencegah timbul kerugian yang besar ketika terjadi
bencana;
4. Pemulihan sektor sosial diprioritaskan pada tahun anggaran 2018-
2019; bersamaan dengan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca
bencana sektor sosial, dilakukan kegiatan penguatan kapasitas dalam
rangka pengurangan risiko bencana; dan
5. Pemulihan lintas sektor diprioritaskan pada tahun anggaran 2018-
2019 dalam rangka mengembalikan fungsi pelayanan kepada

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 III-24


masyarakat dan meningkatkan kapasitas dalam pengurangan risiko
bencana.
Identifikasi potensi sumber pendanaan ditempuh dengan cara
pendayagunaan anggaran pemerintah sebagai berikut:
1. Rupiah murni APBN, APBD provinsi/kabupaten pada 2018 hingga
2019 didayagunakan secara optimal untuk kegiatan rehabilitasi dan
rekonstruksi pasca bencana pada daerah terkena dampak bencana
melalui realokasi (jika dimungkinkan) kegiatan berdasarkan pedoman
dan peraturan yang berlaku;
2. Anggaran perubahan APBN, APBD provinsi/kabupaten pada 2018
didayagunakan secara optimal untuk upaya penyelenggaraan transisi
darurat sebagai dasar kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca
bencana pada daerah yang terkena dampak bencana sesuai dengan
prosedur perencanaan dan penganggaran tahunan yang berlaku; dan
3. Anggaran pemerintah APBN, APBD provinsi/kabupaten pada 2018
hingga 2019 didayagunakan secara optimal untuk upaya lanjutan
kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana di daerah yang
terkena dampak bencana sesuai dengan prosedur perencanaan dan
penganggaran tahunan yang berlaku.
Penyusunan kebutuhan pendanaan tersebut dilakukan
sinkronisasi usulan-usulan dari kementerian/lembaga dan pemerintah
daerah serta dikonsolidasikan oleh BNPB dan BPBD. Proses ini dilakukan
dengan tujuan mengurangi potensi duplikasi kegiatan dan pembiayaan
serta menganalisis prioritas pemulihan masing-masing sektor
berdasarkan kebijakan rehabilitasi dan rekonstruksi.
Besarnya kebutuhan pendanaan untuk kegiatan rehabilitasi dan
rekonstruksi dihitung berdasarkan hasil Kajian Kebutuhan Pasca bencana
(Jitu Pasna). Pengkajian kebutuhan pasca bencana untuk rehabilitasi dan
rekonstruksi dilakukan berdasarkan hasil pengkajian terhadap akibat
bencana dan dampak bencana. Komponen akibat bencana yang dikaji
terdiri dari penilaian kerusakan, kerugian, gangguan akses, gangguan
fungsi dan peningkatan risiko bencana. Pengkajian akibat bencana,
dampak bencana sampai kepada kebutuhan Pasca bencana meliputi
sektor permukiman, infrastruktur, ekonomi produktif, sosial, dan lintas
sektor.
Jumlah kebutuhan pendanaan kegiatan rehabilitasi dan
rekonstruksi Pasca bencana Gempa Bumi di Kabupaten Lombok Utara
sebesar Rp. 5.599.622.455.621,- (lima triliun lima ratus sembilan puluh
sembilan milyar enam ratus enam dua puluh dua juta empat ratus lima
puluh lima ribu enam ratus dua puluh satu rupiah). Secara rinci rencana
sumber pendanaan Pasca bencana Kabupaten Lombok Utara tiap sektor
disajikan pada Tabel 3.12 dan Gambar 3.3 berikut.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 III-25


Tabel 3.12 Perencanaan Pendanaan Rehabilitasi Rekonstruksi Pescabencana Gempa Bumi
Kabupaten Lombok Utara tahun 2018 – 2019

Sumber Lainnya
SEKTOR/ APBD Kabupaten APBD Provinsi Kementerian Lain/ Lembaga DSP BNPB (Rp) Usulan HIBAH RR (Rp)
NO Nilai Kebutuhan Masyarakat Dunia Usaha
SUBSEKTOR
2018 2019 2018 2019 2018 2019 2018 2019 2018/2019 2018/2019

1 PERMUKIMAN 3,182,787,143,000 950,000,000 48,421,350,000 - - 6,000,000,000 151,995,000,000 2,819,170,793,000 156,250,000,000 - -


1 Perumahan 2,996,887,143,000 - 19,721,350,000 - - 6,000,000,000 151,995,000,000 2,819,170,793,000 - - -
2 Prasarana Lingkungan 185,900,000,000 950,000,000 28,700,000,000 - - - - - 156,250,000,000 - -
2 INFRASTRUKTUR 471,556,296,279 6,174,000,000 82,177,173,457 - 7,461,000,000 76,984,676,000 186,787,766,000 - 109,185,180,821 - 2,786,500,000
1 Transportasi Darat 356,240,678,000 2,562,000,000 21,255,296,000 - 1,500,000,000 74,984,676,000 180,365,116,000 - 74,573,590,000 - 1,000,000,000
2 Transportasi Laut 48,000,000,000 - 48,000,000,000 - - - - - - - -
3 Energi 21,542,284,900 - - - - - - - 21,542,284,900 - -
4 Sumber Daya Air 24,190,429,279 842,000,000 9,140,577,357 - 5,961,000,000 - - - 8,246,851,921 - -
5 Pos dan Telekomunikasi 1,786,500,000 - - - - - - - - - 1,786,500,000
6 Air Bersih dan Sanitasi 19,796,404,100 2,770,000,000 3,781,300,100 - - 2,000,000,000 6,422,650,000 - 4,822,454,000 - -
3 SOSIAL 1,056,558,750,000 600,000,000 22,061,610,000 - 2,707,766,000 20,046,706,000 15,841,463,515 38,810,388,227 174,808,336,485 777,520,079,773 4,162,400,000
1 Kesehatan 123,672,720,000 - 9,160,000,000 - - - - 30,380,000,000 79,970,320,000 - 4,162,400,000
2 Pendidikan 205,146,030,000 600,000,000 8,401,610,000 - 2,707,766,000 16,746,706,000 15,841,463,515 - 84,838,016,485 76,010,468,000 -
3 Keagamaan 711,240,000,000 - - - - 1,300,000,000 - 8,430,388,227 - 701,509,611,773 -
4 Seni Budaya, Cagar Budaya dan Bangunan Bersejarah 16,500,000,000 - 4,500,000,000 - - 2,000,000,000 - - 10,000,000,000 - -
4 EKONOMI 499,525,111,400 11,372,137,000 6,192,174,400 275,000,000 375,000,000 3,748,200,000 20,803,300,000 - 52,101,800,000 404,657,500,000 -
1 Pertanian, Perternakan, Perkebunan 17,122,511,400 962,137,000 2,812,174,400 275,000,000 375,000,000 3,568,200,000 3,632,500,000 - 5,340,000,000 157,500,000 -
2 Perikanan 12,266,000,000 8,820,000,000 230,000,000 - - - - - 3,216,000,000 - -
3 Perdagangan 23,800,000,000 900,000,000 300,000,000 - - - 16,069,200,000 - 6,530,800,000 - -
4 Koperasi 1,905,000,000 - 300,000,000 - - - 150,000,000 - 1,455,000,000 - -
5 Pariwisata 421,500,000,000 380,000,000 1,500,000,000 - - - - - 15,120,000,000 404,500,000,000 -
6 UKM, UMKM, IKM, Warung, Kios, BUMDES 22,931,600,000 310,000,000 1,050,000,000 - - 180,000,000 951,600,000 - 20,440,000,000 - -
5 LINTAS SEKTOR 389,195,154,943 3,900,790,400 10,920,962,521 - 8,540,549,590 899,177,200 46,563,519,658 - 318,370,155,575 - -
1 Pemerintahan 227,979,681,119 2,313,790,400 8,864,499,839 - 6,192,454,790 - 16,729,189,101 - 193,879,746,989 - -
2 Keamanan Ketertiban 29,834,330,557 - - - - - 29,834,330,557 - - - -
3 Lingkungan Hidup 106,794,114,767 1,587,000,000 2,023,162,681 - 1,438,444,800 899,177,200 - - 100,846,330,086 - -
4 Perbankan 909,650,000 - - - 909,650,000 - - - - - -
5 Pengurangan Risiko Bencana 23,677,378,500 - 33,300,000 - - - - - 23,644,078,500 - -
TOTAL 5,599,622,455,621 22,996,927,400 169,773,270,378 275,000,000 19,084,315,590 107,678,759,200 421,991,049,173 2,857,981,181,227 810,715,472,881 1,182,177,579,773 6,948,900,000

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 III-26


3.44% 0.35%

9.46%
21.11% APBD KLU
APBD NTB
Kementerian/Lembaga
14.48% DSP BNPB
Usulan Hibah RR
51.04%
Sumber Lainnya

Gambar 3.3 Proporsi Rencana Sumber Pendanaan


Rehabilitasi Dan Rekonstruksi

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa komposisi


rencana pendanaan dari APBN sebesar 51,04% yang terdiri dari DSP
BNPB, Anggaran Kementerian/Lembaga dan Usulan Hibah RR. Dana
berasal dari sumber lainnya yaitu dana masyarakat dan dunia usaha
sebesar 21,11%, berasal APBD Kabupaten Lombok Utara sebesar 3,44%
dan dari APBD Provinsi NTB sebesar 0,35% .

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 III-27


BAB IV
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS
DAERAH
4.1. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN
4.1.1. Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan Sasaran
Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Sasaran pembangunan daerah yang ditetapkan dalam Rencana


Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP) Kabupaten Lombok
Utara Tahun 2005-2025 mencakup 3 (tiga) sasaran pokok sebagai
berikut :
1. Terwujudnya masyarakat Lombok Utara yang sejahtera,
ditunjukkan oleh:
a. Terwujudnya masyarakat yang bermoral tinggi
berdasarkan nilai-nilai agama dan budaya
b. Berkurangnya keluarga miskin.
c. Tersedianya kebutuhan pangan dan gizi masyarakat
d. Meningkatnya kualitas penduduk
e. Tersedianya lapangan kerja yang layak
f. Terpenuhinya kebutuhan hunian dan permukiman yang
layak
g. Terpenuhinya sarana dan prasarana publik
h. Meningkatnya pelayanan dasar pendidikan
i. Meningkatnya pelayanan kesehatan
j. Meningkatnya kesejahteraan sosial

2. Terwujudnya Pemerataan Pembangunan yang Berkeadilan,


ditunjukkan:
a. Tersedianya infrastruktur dasar yang tersebar di seluruh
wilayah Lombok Utara.
b. Tingkat pembangunan yang semakin merata diseluruh
wilayah kecamatan.
c. Mantapnya sistem hukum dan penegakan hak azasi
manusia.
d. Terwujudnya manajemen sistem perencanaan
pembangunan yg partisipatif.
e. Terwujudnya keseimbangan peran laki-laki dan
perempuan dalam berbagai bidang pembangunan.
f. Meningkatnya kualitas pendayagunaan sumberdaya alam
seperti hutan, lahan pertanian, perkebunan dan perairan
dan kelautan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-1


3. Terwujudnya masyarakat yang mandiri dan berdaya saing,
yang ditunjukkan oleh:
a. Kualitas SDM yang makin meningkat.
b. Meningkatnya daya juang masyarakat dengan
memanfatkan potensi yang ada.
c. Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya yang ada tanpa
harus mengandalkan program pemerintah.
d. Meningkatnya perekonomian daerah seperti komoditi
pertanian, industri dan jasa lainnya.
e. Meningkatnya penguasan dan pemanfaatan IPTEK.
f. Tersedianya infrastruktur transportasi yang memadai.

Dari 3 (tiga) sasaran pokok di atas didasarkan pada perencanaan


mitigasi kebencanaan. Hal ini dikarenakan wilayah Kabupaten
Lombok Utara merupakan daerah rawan bencana. Dibawah ini
dijelaskan jenis-jenis bencana alam yang berpotensi di wilayah
Kabupaten Lombok Utara.

Kawasan Rawan Bencana


Ancaman merupakan situasi, kondisi, atau karakteristik
biologis, klimatologis, geografis, geologis, sosial, ekonomi, politik,
budaya, dan teknologi yang berpotensi menimbulkan korban dan
kerusakan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan analisis tingkat
ancaman yang berpotensi di suatu daerah.
Sedangkan Risiko (risk) bencana adalah potensi kerugian
yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun
waktu tertentu berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam,
hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan
harta, dan gangguan kegiatan masyarakat. Untuk menganalisa
tingkat ancaman, digunakan Matriks Tingkat Ancaman yang
memadukan indeks ancaman dengan indeks penduduk terpapar.
Titik pertemuan antara indeks ancaman dengan indeks
penduduk terpapar akan menghasilkan tingkat ancaman. Skala
indeks ancaman dibagi dalam 3 kategori yaitu: rendah (0,0–0,3),
sedang (>0,3 – 0,6), dan tinggi (>0,6–1,0).
Skala indeks penduduk terpapar untuk kategori indeks
rendah apabila kepadatan jumlah penduduk terpapar kurang dari
500 jiwa/km² dan jumlah penduduk kelompok rentan kurang
dari 20%. Skala indeks sedang apabila kepadatan jumlah
penduduk terpapar 500–1000 jiwa/km² dan jumlah penduduk
kelompok rentan 20%–40%. Indeks tinggi apabila kepadatan
jumlah penduduk terpapar lebih dari 1000 jiwa/km², dan jumlah
penduduk kelompok rentan lebih dari 40%. Sebagai tambahan,
dapat disimpulkan bahwa indeks ancaman bencana disusun

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-2


berdasarkan dua komponen utama, yaitu kemungkinan terjadi
suatu ancaman dan besaran dampak yang pernah tercatat untuk
bencana yang terjadi tersebut. Dapat dikatakan bahwa indeks ini
disusun berdasarkan data dan catatan sejarah kejadian yang
pernah terjadi serta potensi ancaman yang ada pada suatu
daerah.
Berikut dijelaskan tentang rata-rata indeks ancaman setiap
bencana yang pernah terjadi dan berpotensi terjadi di Kabupaten
Lombok Utara. Indeks/peta ancaman di Kabupaten Lombok
Utara dibuat dengan menerapkan “Petunjuk Teknis Pembuatan
Peta Bahaya untuk Kabupaten/Kota” yang dikembangkan
berdasarkan Pedoman Nasional Pengkajian Risiko Bencana yang
telah ditentukan oleh BNPB. Untuk lebih jelas, peta bahaya dapat
dilihat pada bagian Peta Risiko Bencana. Berdasarkan hasil
kajian risiko bencana Kabupaten Lombok Utara, maka jenis
ancaman yang ada di Kabupaten Lombok Utara antara lain:

1. Banjir Bandang
Komponen yang digunakan untuk indeks ancaman bencana
banjir bandang adalah peta bencana historis (peta sejarah
banjir bandang). Untuk membuat matriks penentuan tingkat
ancaman dan memperoleh tingkat ancaman bencana banjir
bandang, indeks ancaman bencana dikombinasikan dengan
indeks penduduk terpapar. Banjir bandang di Kabupaten
Lombok Utara berpotensi cukup tinggi terjadi di beberapa
wilayah antara lain:
Kecamatan Pemenang : Desa Pemenang Barat
Kecamatan Tanjung : Desa Jenggala
Kecamatan Gangga : Desa Bentek, Desa
Genggelang, Desa Gondang
Kecamatan Kayangan : Desa Santong, Desa Pendua,
Desa Kayangan, Desa Salut,
Desa Selengen
Kecamatan Bayan : Desa Akar- Akar, Desa
Sukadana, Desa Karang
Bajo, dan Desa Sambik Elen
Desa-desa tersebut merupakan daerah yang memiliki debit
sungai cukup besar ketika terjadi hujan. Lebar sungai-
sungai tersebut berkisar 20-60 meter.
Sedangkan berdasarkan risiko yang ditimbulkan oleh
banjir bandang di Kabupaten Lombok Utara maka daerah-
daerah yang berdekatan dengan bagian hilir sungai memiliki
risiko yang lebih tinggi daripada daerah lain (indeks risiko
sedang-tinggi). Hal ini diakibatkan lebih banyaknya potensi

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-3


kerugian yang diakibatkan oleh banjir bandang tersebut
karena sebaran pemukiman masyarakat lebih banyak
tersebar di tempat tersebut. Adapun sungai-sungai lain
dengan debit lebih kecil juga berisiko terhadap bencana
banjir bandang, namun tidak setinggi risiko pada daerah
aliran sungai besar.

Gambar 4.1 Peta Ancaman Banjir Bandang


Kabupaten Lombok Utara

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-4


Gambar 4.2 Peta Risiko Bencana Banjir Bandang
Kabupaten Lombok Utara

Pada Tanggal 4 November 2016, terjadi banjir bandang setelah dua


jam terjadi hujan lebat di salah satu sungai yang memiliki risiko tinggi
pada peta risiko tersebut, yaitu Lokoq Menggala. Banjir tersebut
menyebabkan kerugian berupa terendamnya puluhan rumah masyarakat
dan beberapa fasilitas publik, serta merusak beberapa hektar sawah dan
kebun milik masyarakat.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-5


Gambar 4.3 Peta Lokasi Terdampak Banjir Bandang
4 November 2016 di Kecamatan Pemenang

Ini seakan sebagai pengingat bahwasanya semua kajian risiko


bencana ini merupakan salah satu early warning system untuk kita lebih
mewaspadai kemungkinan yang akan timbul di kemudian hari.

2. Cuaca Ekstrim
Adapun cuaca ektrim yang dimaksud adalah proses atau kejadian
dimana cuaca sangat berbeda dari keadaan normal. Adapun kejadian
cuaca ektrim ini kerap dalam bentuk angin puting beliung, tornado, atau
sejenisnya. Komponen yang digunakan untuk indeks ancaman bencana
cuaca ekstrim (angin puting beliung, dll.) adalah peta bahaya cuaca
ekstrim tingkat Provinsi dan peta bencana historis (peta sejarah cuaca
ekstrim). Indeks ancaman bencana dikombinasikan dengan indeks
penduduk terpapar untuk membuat matriks penentuan tingkat ancaman
dan memperoleh tingkat ancaman bencana cuaca ekstrim (angin puting
beliung). Daerah dengan ancaman cuaca ekstrim terbesar adalah: Desa
Gondang, Jenggala, Selengen, Salut, dan Desa Akar-Akar.
Adapun daerah dengan indeks risiko tertinggi terhadap ancaman
cuaca ekstrim adalah daerah-daerah dengan kepadatan penduduk
tertinggi, antara lain: Desa Gondang, Tanjung, Pemenang Barat,
Pemenang Timur, dan Kayangan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-6


Gambar 4.4 Peta Ancaman Bencana Cuaca Ekstrim
Kabupaten Lombok Utara

Gambar 4.5 Peta Risiko Bencana Cuaca Ekstrim


Kabupaten Lombok Utara

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-7


3. Banjir
Wilayah Kabupaten Lombok Utara sebagian besar adalah
dataran tinggi dengan kelerengan di atas 30% (Lihat Peta Kelerengan).
Adapun wilayah pedataran dominan pada daerah bagian Utara dan
Barat. Komponen yang digunakan untuk indeks ancaman bencana
banjir adalah peta bencana historis (peta sejarah banjir). Indeks
ancaman bencana dikombinasikan dengan indeks penduduk terpapar
untuk membuat matriks penentuan tingkat ancaman dan
memperoleh tingkat ancaman bencana banjir.
Ancaman banjir tertinggi terdapat di Desa Tanjung, Gondang,
Jenggala, dan Desa Sukadana. Potensi ancaman ini lebih diakibatkan
topografi daerah yang landai, serta sirkulasi fluida di permukaan yang
tidak tersalurkan dengan baik mengingat tidak baiknya drainase di
daerah tersebut. Sedangkan menurut risiko yang bisa diakibatkan
oleh banjir, daerah yang termasuk berisiko tinggi terhadap bencana
banjir antara lain: Desa Pemenang Barat, Pemenang Timur, Tanjung,
Jenggala, dan Desa Gondang. Beberapa wilayah ini merupakan
daerah dengan kepadatan penduduk paling tinggi di daerah
pedataran yang berpotensi banjir.

Gambar 4.6 Peta Ancaman Bencana Banjir


Kabupaten Lombok Utara

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-8


Gambar 4.7 Peta Risiko Bencana Banjir
Kabupaten Lombok Utara

4. Erupsi Gunungapi
Komponen yang digunakan untuk indeks ancaman bencana
letusan gunung api adalah peta SNI letusan gunung api dari PVMBG.
Indeks ancaman bencana dikombinasikan dengan indeks penduduk
terpapar untuk membuat matriks penentuan tingkat ancaman dan
memperoleh tingkat ancaman bencana letusan gunung api.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-9


Gambar 4.8 Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB)
Gunung Rinjani

Adapun kawasan rawan bencana gunungapi Rinjani dapat


dijelaskan sebagai berikut :
• Kawasan Rawan Bencana I (KRB I): Kawasan KRB I
antara lain sungai- sungai yang berpotensi membawa
aliran lahar yang berasal dari aliran sungai yang
berjulu di sekitar kawah Gunung rinjani, seperti Lokoq
Putek serta dua sungai lain yang mengalir kearah Desa
Santong (Lokoq Santong) serta ke arah Desa Anyar
(Lokoq Senaru). Selain itu termasuk juga area yang
memiliki kemungkinan terkena perluasan aliraan awan
panas, lava dan guguran puing vulkanik dari atas
kawah Gunung Rinjani pada radius lebih dari 5 km dari
pusat erupsi.
• Kawasan Rawan Bencana II (KRB II) : KRB II adalah
semua kawasan yang beradius 5 km dari sumber
erupsi Rinjani/Barujari. Kawasan ini berpotensi
terlanda awan panas, aliran lava, lahar dan
kemungkinan guguran puing vulkanik, serta tertimbun
hujan abu lebat dan lontaran batu (pijar). Sejauh
pengamatan selama ini, tidak ada pemukiman
masyarakat di area tersebut. Kelompok rawan bencana
ini adalah area-area pendakian menuju gunung
Rinjani, baik dari jalur Senaru, Torean, maupun jalur
lain pada radius tersebut.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-10


• Kawasan Rawan Bencana III (KRB III) : Kawasan Rawan
Bencana III adalah kawasan dengan tingkat ancaman
paling tinggi, yaitu areal yang beradius 3 km dari pusat
erupsi utamanya areal sekitar Danau Segara Anak.
Kawasan ini berpotensi terlanda awan panas, aliran
lava, lontaran batu (pijar) dan gas beracun.
Sumber erupsi gunungapi di Kabupaten Lombok
Utara adalah Gunung Rinjani/Gunung Barujari. Adapun
jenis bahaya yang mungkin timbul dapat dijelaskan sebagai
berikut:
- Banjir Bandang.
Banjir bandang tersebut berasal dari produk vulkanis
yang diakibatkan oleh erupsi seperti lahar panas dan
dingin. Banjir bandang diperkirakan akan mengalir ke
arah Desa Santong, Desa Bayan, Karang Bajo, Anyar, dan
Desa Sambik Bangkol
- Lava pijar
Akan mengalir di Danau Segara Anak (kawah Gunung
Rinjani) dan kemungkinan mengalir melalui aliran Lokoq
Puteq yang berhulu di Danau Segara Anak dan mengalir
sepanjang perbatasan dengan Kabupaten Lombok Timur.
- Debu vulkanik
Debu vulkanik merupakan salah satu jenis produk
ringan dari suatu erupsi, berukuran sangat halus dan
sangat sulit diprediksi arah sebarannya karena
bergantung dari arah angin pasca letusan. Dan debu
vulkanik tersebut sangat mungkin untuk terdistribusi
sampai radius ratusan kilometer. Kejadian beberapa
tahun terakhir merupakan pengalaman berharga dimana
ketika meletus, debu vulkanik Gunung Rinjani sampai
mengganggu penerbangan di luar Pulau Lombok.
- Gas Beracun
Letusan gunungapi selain mengeluarkan material
padat, juga mengeluarkan gas-gas berbahaya seperti gas
dengan kadar sulphur tinggi yang jika melebihi ambang
batas normal bisa menyebabkan kematian. Gas beracun
ini akan lebih banyak tersebar di sekitar kawah Gunung
Rinjani.
- Awan Panas
Awan panas lebih cenderung keluar dari lubang
kepundan jika terjadi letusan besar. Jenis awan ini sangat
berbahaya karena bisa bersuhu ratusan derajat celcius.
Arah sebaran awan panas sangat sulit diprediksi. Namun
awan panas akan cenderung menyebar ketika semakin

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-11


jauh dari sumber letusan. Daerah dengan radius rendah
dari sumber letusan Gunung Rinjani/ Barujari akan lebih
berpotensi terdampak oleh jenis bahaya ini.
- Gempa vulkanik
Aktifitas kegempaan (vulkanik) rentan menjadi sesuatu
yang membahayakan bagi masyarakat di sekitar Gunung
Rinjani jika terjadi letusan besar, terlebih jika letusan
tersebut terjadi secara terus menerus. Semakin dekat
radius suatu tempat dari sumber erupsi Rinjani/Barujari,
maka akan semakin besar getaran gempa yang dirasakan.
Gunung Rinjani/ Barujari yang meletus secara terus
menerus dapat memberikan dampak signifikan. Dampak
yang akan paling cepat bisa berubah adalah terjadinya
penambahan material ke arah danau yang bisa berpotensi
mengakibatkan pendangkalan air danau. Letusan yang
terjadi pada Tahun 2015, dalam beberapa kali erupsi saja,
material letusan yang menutupi danau mencapai jutaan
meter kubik dan kaki lereng Gunung Barujari semakin
meluas.
Adapun pemukiman masyarakat di sekitar Gunung
Rinjani berada paling dekat 13 km dari sumber erupsi,
sehingga masih cukup berisiko ketika terjadi letusan.
Radius terdekat berada di Desa Santong (Kecamatan
Kayangan), Desa Senaru, Loloan, dan Sambik Elen
(Kecamatan Bayan). Masyarakat di radius terdekat harus
mendapatkan prioritas dalam mitigasi bencana erupsi
semisal dengan memberikan informasi sesering mungkin
dan membuat rambu evakuasi agar masyarakat sudah
mengerti apa yang harus dilakukan ketika terjadi erupsi.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-12


Gambar 4.9 Peta Ancaman Bencana Gunung Api
Kabupaten Lombok Utara

5. Gempa Bumi
Komponen yang digunakan untuk indeks ancaman
bencana gempa bumi adalah intensitas getaran di batuan
dasar berdasarkan peta SNI gempabumi dan faktor
amplifikasi tanah. Untuk membuat matriks penentuan
tingkat ancaman dan memperoleh tingkat ancaman
bencana gempa bumi, indeks ancaman bencana
dikombinasikan dengan indeks penduduk terpapar. Suatu
desa yang sebagian wilayahnya memiliki tingkat ancaman
tinggi (meskipun hanya sebagian kecil) dikategorikan
sebagai desa dengan tingkat ancaman tinggi, Desa yang
wilayahnya memiliki nilai PGA di permukaan tinggi
dan/atau memiliki faktor amplifikasi tanah tinggi
dikategorikan sebagai desa dengan tingkat ancaman tinggi.
Semua desa di Kabupaten Lombok Utara termasuk
dalam kategori memiliki ancaman tinggi terhadap gempa
bumi berdasarkan parameter yang dipakai tersebut di atas.
Hal ini juga didukung oleh kondisi struktur geologi Pulau
Lombok (lihat Peta Geologi Pulau Lombok). Daerah
Kabupaten Lombok Utara, meskipun tidak berada langsung
di zona tumbukan lempeng besar seperti di Lombok bagian
Selatan, tapi tumbukan pada lempeng besar tersebut juga
akan bisa memicu getaran pada daerah Back Arc (Busur

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-13


Belakang) dimana lokasi Kabupaten Lombok Utara menurut
tatanan tektoniknya.
Begitupun jika mengacu pada sejarah kejadian
gempa bumi. Beberapa tahun lalu, terjadi gempa bumi di
Kabupaten Lombok Utara yang menyebabkan rusaknya
ratusan rumah masyarakat. Rata-rata kejadian gempa bumi
tersebut berada di bagian barat wilayah sesuai dengan letak
struktur sesar diperkirakan (inferred fault) yang berada di
sekitar Daerah Malaka (Kecamatan Pemenang) dan
sekitarnya.
Keberadaan Pegunungan Rinjani juga pastinya
berkaitan erat dengan proses struktur geologi di masa lalu
yang menyebabkan terbentuknya pegunungan tersebut.
Sedangkan jika mengacu pada risiko yang bisa ditimbulkan
jika terjadi gempa bumi, maka indeks risiko paling tinggi
berada pada wilayah-wilayah dengan kepadatan tertinggi
seperti wilayah Tanjung, Gondang dan Pemenang
perkotaan.

Gambar 4.10 Peta Ancaman Bencana Gempa Bumi


Kabupaten Lombok Utara

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-14


Gambar 4.11 Peta Risiko Bencana Gempa Bumi

Berdasarkan sejarah kegempaan yang berhasil


terekam oleh alat perekam gempa BMKG selama 10 tahun
terakhir (2008 – 2017), wilayah Kabupaten Lombok Utara
sangat rentan untuk terjadi gempa baik dengan magnitude
besar maupun yang tidak dirasakan. Wilayah perairan
utara Pulau Lombok menjadi episenter beberapa kali
kejadian gempa. Meskipun proses kegempaan itu
didominasi oleh gempa yang tidak dirasakan, namun
beberapa kali gempa dengan magnitude lebih dari 5 SR
sempat terjadi di wilayah ini.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-15


Gambar 4.12 Peta Seismisitas Gempa di NTB menurut
Magnitude 2008-2017

Selain berbahaya karena tingginya magnitude,


karakteristik gempa di bagian utara Lombok yang dikenal
dengan Back Arc Thrust (Sesar Belakang Busur) juga
banyak yang memiliki kedalaman hanya beberapa kilometer
(dangkal).

Gambar 4.13 Peta Sebaran Gempa di NTB menurut


Kedalaman Gempa (2008 – 2017)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-16
Kronologi Bencana Gempa Bumi
Pada tanggal 29 Juli 2018 pukul 5:47:39 telah terjadi gempa
tektonik dengan magnitude 6.4 SR (Skala Richter) yang mengguncang
seluruh wilayah Lombok dan beberapa wilayah di sekitarnya seperti Bali
dan sebagian Jawa. Gempa tersebut berpusat di koordinat 116.55 Bujur
Timur (BT) – 8.26 Lintang Selatan (LS), persis berada di Pantai Utara
Kabupaten Lombok Timur. Wilayah ini sangat berdekatan dengan
Kabupaten Lombok Utara bagian Utara utamanya Kecamatan Bayan
sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Lombok
Timur. Gempa ini telah menyebabkan banyak kerusakan dan kerugian di
beberapa tempat di Kabupaten Lombok Utara yang dibuktikan dengan
beberapa korban jiwa dan kerusakan rumah di Kecamatan Bayan dan
sekitarnya.
Gempa 6.4 SR ini diikuti oleh beberapa kali gempa susulan
(aftershocks) yang semakin memperparah kerusakan rumah masyarakat.
Setelah terjadinya gempa ini, Pemerintah Daerah mengeluarkan status
Tanggap Darurat dengan nomor 307/40/BPBD/2018 tentang penetapan
status tanggap darurat bencana gempa bumi Kabupaten Lombok Utara
tahun 2018 untuk penanganan pasca gempa bumi. Kali ini, bantuan
logistik dipusatkan di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Kabupaten Lombok Utara dengan dukungan dari posko cabang di
Kantor Camat Bayan sebagai daerah yang memiliki jumlah korban dan
kerusakan tertinggi pada saat itu. Selain menyebabkan kerusakan cukup
parah, gempa pertama ini juga mengakibatkan longsor di beberapa tempat
di Gunung Rinjani yang menyebabkan terjebaknya ratusan pendaki untuk
turun. Beberapa dari pendaki, yang didominasi oleh pendaki mancanegara
tersebut, harus menunggu selama beberapa hari sampai akhirnya semua
bisa diselamatkan oleh bantuan Kopassus yang mengerahkan ratusan
anggota untuk membantu evakuasi.
Pada tanggal 5 Agustus 2018, terjadi gempa dengan magnitude
lebih besar dari sebelumnya yaitu 7 SR yang berlokasi di koordinat 116.48
BT 8.37 LS, tepatnya berada di bagian Timur Laut kepundan Gunung
Rinjani. Gempa ini membawa kerusakan sangat parah yang
meluluhlantakkan hampir semua wilayah di Kabupaten Lombok Utara.
Pada saat gempa ini terjadi, BMKG sempat mengeluarkan peringatan
tsunami selama beberapa menit sebelum akhirnya dicabut. Masyarakat
sangat panik oleh gempa tersebut karena begitu banyaknya rumah yang
roboh dalam hitungan detik. Masyarakat seketika langsung menuju
daerah ketinggian untuk menyelamatkan diri ketika mengetahui adanya
peringatan tsunami. Tidak sedikit dari mereka yang terinjak oleh yang lain
saking paniknya mereka pada saat itu.
Setelah gempa 7 SR tersebut, masyarakat seketika mengungsikan
diri ke tempat yang dianggap aman. Sebagian dari mereka tetap memilih
mengungsi ke daerah ketinggian karena masih trauma dengan isu

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-17


tsunami, sebagian lagi memilih untuk tetap berada di dusun tempat
mereka berdomisili. Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan,
hampir tidak ada warga yang berani memasuki rumah mereka meskipun
sebagian dari mereka memiliki rumah yang masih berdiri karena sebagian
besar dari rumah tersebut mengalami retakan akibat gempa.
Kedua gempa yang menghantam Pulau Lombok memiliki
kesamaan penyebab: sama-sama disebabkan aktivitas Sesar Naik
Flores atau Flores Back-Arc Thrust. Imbas sesar ini saat aktif, tak hanya
dirasakan di wilayah NTB, tapi juga Nusa Tenggara Timur (NTT). BMKG
mencatat dari monitoring gempa bumi selama empat tahun (2012-2015) di
Regional Seismic Center (RSC) Kupang, tercatat ada 2.636 kali
kejadiangempa bumi di wilayah NTT akibat aktivitas sesar Flores dan
sesar lokal lainnya.

Gambar 4.14 Peta Sebaran Pusat Gempa Lombok pada


Bulan Juli sampai dengan 13 September 2018

Gempa bumi di Kabupaten Lombok Utara telah mengakibatkan


ribuan warga terpaksa mengungsi. Tercatat puluhan ribu rumah rusak
dengan kategori rusak berat, rusak sedang maupun rusak ringan,
termasuk kerusakan sarana dan prasarana di wilayah yang terkena
bencana dan berdampak pada sektor permukiman, infrastruktur, sosial,
ekonomi, dan lintas sektor yang mengakibatkan terganggunya aktivitas
dan layanan umum di wilayah terdampak bencana. Untuk mengetahui
akibat dan dampak gempa tersebut telah dilakukan penilaian kerusakan
dan kerugian serta kajian kebutuhan pasca bencana (Jitu-Pasna) yang
dilanjutkan dengan penyusunan rencana aksi rehabilitasi dan
rekonstruksi pasca bencana, yang dilaksanakan oleh BPBD Kabupaten
Lombok Utara, Bappeda, SKPD terkait serta relawan dengan difasilitasi
oleh BNPB.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-18


6. Kebakaran Hutan dan Lahan
Komponen yang digunakan untuk indeks ancaman bencana
kebakaran hutan dan lahan adalah peta bahaya kebakaran hutan dan
lahan Provinsi dan peta bencana historis (peta sejarah kebakaran hutan
dan lahan). Untuk membuat matriks penentuan tingkat ancaman dan
memperoleh tingkat ancaman bencana kebakaran hutan dan lahan,
indeks ancaman bencana dikombinasikan dengan indeks penduduk
terpapar. Adapun wilayah- wilayah dengan potensi kebakaran hutan dan
lahan adalah wilayah- wilayah yang memiliki luasan hutan dan lahan
paling tinggi. Dan menurut sebaran kawasan hutan dan lahan di
Kabupaten Lombok Utara, sebagian besar berada pada bagian Selatan dan
Tenggara wilayah. Hanya wilayah perkotaan (Desa Tanjung dan Desa
Tanjung) yang memiliki potensi ancaman paling rendah. Menurut risiko
yang bisa timbul jika terjadi bencana kebakaran hutan dan lahan, maka
wilayah dengan ancaman tinggi dengan jumlah penduduk terpapar tinggi
masuk dalam kategori risiko tinggi. Yang masuk dalam kategori risiko
tinggi adalah wilayah bagian selatan Kabupaten Lombok Utara yang
memiliki kawasan hutan dan lahan.

Gambar 4.15 Peta Ancaman Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan


Kabupaten Lombok Utara

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-19


Gambar 4.16 Peta Risiko Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan
Kabupaten Lombok Utara

Gambar 4.17 Peta Jumlah Kejadian Kebakaran Hutan dan Lahan


Kabupaten Lombok Utara Menurut Wilayah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-20


Sedangkan jika mengacu pada jumlah kejadian kebakaran hutan
dan lahan yang terjadi di seluruh wilayah Kabupaten Lombok Utara
berdasarkan kejadian yang ditangani langsung oleh BPBD Kabupaten
Lombok Utara (Satuan DAMKAR), maka daerah dengan intensitas
kejadian kebakaran paling tinggi berada di Desa Pemenang Barat
(Kecamatan Pemenang) yaitu 4 kejadian, dan Desa Kayangan (Kecamatan
Kayangan) sebanyak 5 kejadian kebakaran hutan dan lahan. Data ini
tidak termasuk kebakaran yang tidak ditangani atau tidak diterima
laporannya oleh Pemadam Kebakaran.
Adapun wilayah di Desa Pemenang Barat yang sering mengalami
kebakaran adalah Kawasan Hutan Pusuk yang berada di batas selatan
Kecamatan Pemenang. Hutan ini dilalui oleh jalan propinsi sehingga
sangat mungkin terjadinya human error berupa pembuangan puntung
rokok atau prilaku lain dari manusia yang berada atau melintas di tempat
tersebut. Masih banyaknya masyarakat yang menggantungkan hidup dari
fungsi hutan ini juga akan bisa meningkatkan kerentanan terjadinya
kebakaran hutan dan lahan. Jika melihat dari factor curah hujan,
kawasan Hutan Pusuk terbilang memiliki curah hujan yang cukup tinggi
dan melebihi tempat-tempat lain di Kabupaten Lombok Utara, yaitu
berkisar 1250–1500 mm per tahun.
Sedangkan untuk wilayah Desa Kayangan lebih banyak
diakibatkan oleh begitu tandusnya lahan di desa tersebut serta rendahnya
curah hujan per tahun tahun yang berkisar antara 1450 sampai 1900 mm
per tahun. Ketika musim kemarau lahan di Kayangan sangat gersang dan
hanya beberapa jenis tanaman yang mampu bertahan hidup. Meskipun
demikian, penyebab kebakaran di wilayah tersebut juga bisa dipicu oleh
aktifitas manusia yang tidak memperhatikan potensi kebakaran di tempat
tersebut.

7. Kekeringan
Komponen yang digunakan untuk indeks ancaman bencana
kekeringan adalah peta bahaya kekeringan tingkat Provinsi dan peta
bencana historis (peta sejarah kekeringan). Untuk membuat matriks
penentuan tingkat ancaman dan memperoleh tingkat ancaman bencana
kekeringan, indeks ancaman bencana dikombinasikan dengan indeks
penduduk terpapar. Adapun wilayah dengan tingkat ancaman kekeringan
paling tinggi menurut desa di masing- masing kecamatan adalah:
- Kecamatan Pemenang : Desa Malaka, Pemenang Barat, Pemenang Timur
- Kecamatan Tanjung : Desa Teniga
- Kecamatan Gangga : Desa Gondang, Rempek, Sambik Bangkol
- Kecamatan Kayangan : Desa Kayangan, Dangiang, Gumantar, Selengen,
Salut
- Kecamatan Bayan : Desa Munbul Sari, Akar- Akar, Sukadana, Loloan,
Bayan, dan Sambik Elen.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-21


Gambar 4.18 Peta Ancaman Kekeringan
Kabupaten Lombok Utara

Gambar 4.19 Peta Risiko Bencana Kekeringan


Kabupaten Lombok Utara

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-22


Sedangkan jika mengacu pada data jumlah dropping air bersih
yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lombok Utara pada Tahun 2014 ke
seluruh wilayah Kabupaten Lombok Utara yang membutuhkan bantuan
air bersih, maka dapat digambarkan pada peta di bawah ini :
- Kecamatan Pemenang: Daerah yang paling sering membutuhkan bantuan
air bersih di Tahun 2014 adalah Desa Pemenang Barat. Nilai rata- rata
permohonan bantuan tiap desa adalah 7,5.
- Kecamatan Tanjung: Daerah dengan jumlah permohonan bantuan
tertinggi adalah Desa Sokong. Nilai rata- rata permohonan bantuan tiap
desa adalah 9.
- Kecamatan Gangga: Desa yang paling sering dilayani adalah Desa
Gondang dengan jumlah permohonan bantuan 15 kali. Nilai rata- rata
permohonan bantuan tiap desa adalah 11,2.
- Kecamatan Kayangan: Desa yang paling sering dibantu untuk mengatasi
masalah kekeringan adalah Desa Salut yaitu sebanyak 39 kali dropping
air bersih. Nilai rata- rata permohonan bantuan tiap desa adalah 11,75.
- Kecamatan Bayan : Desa yang paling sering membutuhkan bantuan air
bersih adalah Desa Sukadana dengan total bantuan sebanyak 62 tangki
selama Tahun 2014. Nilai rata- rata permohonan bantuan tiap desa
adalah 26,1.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwasanya daerah
bagian Timur Kabupaten Lombok Utara memiliki tingkat ancaman lebih
tinggi dibandingkan wilayah Barat. Data jumlah bantuan air bersih ini
menunjukkan kemiripan dengan hasil kajian ancaman dan risiko
kekeringan di Kabupaten Lombok Utara. Oleh karena itu sangat perlu
adanya perencanaan pipanisasi dari mata- mata air pada daerah hulu di
bagian timur agar bisa tersuplai secara maksimal kepada masyarakat di
sekitarnya.
Dan berdasarkan pengalaman selama beberapa tahun terakhir,
wilayah Timur Kabupaten Lombok Utara yang selalu menerima bantuan
air bersih tersebut selalu memiliki musim kemarau lebih panjang
dibandingkan daerah- daerah lain di Kabupaten Lombok Utara. Pada
penghujung Tahun 2016 (November – Desember) daerah- daerah lain di
wilayah Barat sudah memasuki puncak musim hujan, namun wilayah-
wilayah tersebut masih membutuhkan bantuan air bersih. Jadi, wilayah
Timur sangat cocok untuk lebih diprioritaskan dalam program
pengurangan risiko kekeringan di masa- masa yang akan datang.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-23


Gambar 4.20 Peta Jumlah Dropping Air Bersih oleh BPBD Kabupaten
Lombok Utara Tahun 2017

8. Longsor
Komponen yang digunakan untuk indeks ancaman bencana
tanah longsor adalah peta bahaya oleh ESDM, Badan Geologi dan
peta bencana historis (peta sejarah tanah longsor). Untuk membuat
matriks penentuan tingkat ancaman dan memperoleh tingkat
ancaman bencana tanah longsor, indeks ancaman bencana
dikombinasikan dengan indeks penduduk terpapar.
Kecamatan Pemenang adalah kecamatan dengan indeks
ancaman paling tnggi dibandingkan dengan kecamatan lain menurut
persentase wilayah rawan terjadi longsor. Hanya wilayah Desa Gili
Indah yang relatif aman dari bahaya longsor meskipun Gili
Trawangan juga memiliki potensi longsor karena terdapat perbukitan
landai di atasnya. Adapun untuk daerah kecamatan lain, daerah
dengan ancaman longsor tinggi berpotensi terjadi di sepanjang aliran
sungai besar berupa longsoran debris karena banyaknya sungai
dengan slope tebing sungai yang cukup besar.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-24


Gambar 4.21 Peta Ancaman Longsor
Kabupaten Lombok Utara

Jika melihat potensi dampak yang mungkin timbul, Kecamatan


Pemenang juga memiliki risiko paling tinggi. Untuk kecamatan lain, risiko
tinggi terdapat pada daerah yang ditempati masyarakat bermukim dengan
kemiringan tinggi. Daerah-daerah berisiko lebih tinggi (indeks risiko :
sedang-tinggi) tersebut juga terdapat di aliran sungai besar yang ditempati
bermukim oleh masyarakat.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-25


Gambar 4.22 Peta Risiko Bencana Longsor Kabupaten Lombok Utara

9. Tsunami
Komponen yang digunakan untuk indeks ancaman bencana
tsunami adalah perkiraan ketinggian tsunami dan kemungkinan
daerah genangan dan kedalaman. Untuk membuat matriks
penentuan tingkat ancaman dan memperoleh tingkat ancaman
bencana tsunami, indeks ancaman bencana dikombinasikan dengan
indeks penduduk terpapar.
Adapun daerah dengan ancaman tinggi terdapat di sepanjang
pantai Kabupaten Lombok Utara., mulai dari Klui (Kecamatan
Pemenang) sampai dengan muara Lokoq Puteq (Kecamatan Bayan).
Semakin rendah dan semakin dekat suatu tempat dari garis pantai,
maka semakin tinggi pula ancaman daerah tersebut.
Daerah dengan ancaman paling tinggi adalah Kepulauan Tiga
Gili, dimana jika tsunami terjadi dengan ketinggian 12 meter, maka
satu- satunya tempat yang aman adalah Bukit Gili Trawangan.
Sedangkan dua pulau lainnya dipastikan akan tenggelam karena
ketinggian pulau tersebut tidak lebih dari 10 meter dari permukaan
air laut.
Jika melihat risiko yang kemungkinan akan timbul oleh
bencana tsunami, maka wilayah Kecamatan Tanjung (khususnya
Desa Tanjung) dan Kecamatan Pemenang (daerah ibukota kecamatan)
memiliki risiko paling tinggi karena masyarakat paling banyak
bermukim di tempat tersebut, dan memiliki topografi sangat landai.
Indeks risiko rata-rata pada dataran pantai di Kecamatan Tanjung
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-26
adalah sedang-tinggi. Selanjutnya adalah Desa Gili Indah di
Kecamatan Pemenang.

Gambar 4.23 Peta Ancaman Tsunami


Kabupaten Lombok Utara

Gambar 4.24 Peta Risiko Bencana Tsunami


Kabupaten Lombok Utara

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-27


4.1.2 Penilaian Akibat dan Dampak Bencana
Gempa bumi yang melanda Kabupaten Lombok Utara
menimbulkan dampak berupa kerusakan dan kerugian yang
besar. Kerusakan (dampak langsung), merupakan dampak
terhadap aset, properti yang dinilai dengan harga unit
penggantian yang disepakati. Perkiraan itu harus
memperhitungkan tingkat kerusakan (apakah aset masih bisa
dipulihkan/diperbaiki, atau sudah sama sekali hancur).
Umumnya kerusakan yang terjadi terhadap masing – masing fisik
yang mengalami kerusakan memiliki tingkat kerusakan yang
berbeda dengan yang lainnya. Penilaian kerusakan dilakukan
untuk menentukan angka kerusakan langsung terhadap fisik
yang terdampak bencana. Kriteria penilaian kerusakan
dikelompokkan menjadi tiga kategori jenis kerusakan, yaitu rusak
berat, rusak sedang dan rusak ringan. Kerugian (dampak tidak
langsung), merupakan proyeksi hambatan produktivitas akibat
aset yang rusak/hilang akibat bencana, seperti potensi
pendapatan yang berkurang, pengeluaran yang bertambah dan
lain-lain selama beberapa waktu hingga aset dipulihkan
berdasarkan nilai saat ini. Dampak ekonomi (kadang disebut
dampak sekunder) meliputi dampak fiskal, dampak pertumbuhan
PDB, dan lain-lain. Untuk memperoleh nilai rupiah dampak
bencana dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode
penilaian kerusakan dan kerugian yang meliputi lima sector
terdampak bencana yaitu sektor permukiman, sektor
infrastruktur, sektor ekonomi produktif, sektor sosial dan lintas
sektor. Masing–masing sektor tersebut masih terbagi menjadi
beberapa subsektor sebagaimana dijelaskan dalam Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Sektor, Sub. Sektor Penilaian Kerusakan


dan Kerugian

No. Sektor Sub. Sektor Penilaian Kerusakan


dan Kerugian
1 Permukiman • Perumahan
• Prasarana Lingkungan
2 Infrastruktur • Transportasi (Darat, Laut,
Udara)
• Sumberdaya Air (SDA) dan
Irigasi
• Energi/ Listrik
• Pos dan Telekomunikasi
• Air bersih dan Sanitasi
3 Ekonomi Produktif • Pertanian, Perkebunan
• Perikanan, Perternakan
• UKM, IMKM, IKM, warung,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-28
No. Sektor Sub. Sektor Penilaian Kerusakan
dan Kerugian
kios, Bumdes
• Perdagangan
• Koperasi
• Pariwisata
4 Sosial • Kesehatan, Pendidikan,
Keagamaan
• Budaya, cagar budaya dan
Bangunan bersejarah
5 Lintas Sektor • Pemerintah
• Ketertiban dan Keamanan
• Perbankan
• Lingkungan Hidup
• Pengurangan Resiko Bencana

Sektor Permukiman
Angka kerusakan rumah berdasarkan hasil verifikasi adalah angka
yang akan digunakan sebagai dasar penilaian kerusakan dan kerugian
akibat bencana, hasil penghitungan, perkiraan jumlah rumah rusak berat
sebanyak 50.665 unit atau 80%, rusak sedang 9.500 unit (15%), dan
rusak ringan 3.167 unit (5%) dengan total rumah rusak sebanyak 63.332
unit, luasan rumah diasumsikan seluas 36m2 dengan harga diasumsikan
sebesar Rp 2.000.000,-/m2. Selain penilaian kerusakan bangunan rumah
juga dilakukan penghitungan kerusakan kerusakan isi bangunan rumah.
Sampai dengan tanggal 15 Oktober 2018 jumlah rumah yang telah
diverifikasi sebanyak 44.014 unit rumah rusak berat, 1.758 unit rusak
sedang dan 4.081 unit rusak ringan, hingga kini verifikasi masih
berlangsung.

Tabel 4.2 Jumlah Perkiraan Kerusakan Perumahan dan Jumlah yang


Telah Terverifikasi

No Tingkat Jumlah Telah Terverifikasi


Kerusakan Perkiraan Hingga 15 Oktober 2018
(Unit) (Unit)
1 Rusak Berat 50,665 44.014

2 Rusak Sedang 9,500 1.758

3 Rusak Ringan 3,167 4.081

Total 63,332 49.853

Diasumsikan untuk rumah yang mengalami rusak membutuhkan


waktu pembersihan selama 7 hari, yang didukung oleh 10 orang untuk
rusak berat, 7 orang untuk rusak sedang, dan 5 orang untuk rusak
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-29
ringan, dengan ongkos per orangnya sebesar Rp.100.000/hari/orang.
Untuk pembersihan yang membutuhkan alat berat diasumsikan biaya
sewa alat berat Rp 2.500.000,-/rumah untuk rusak berat, Rp 2.000.000,-
/rumah untuk rusak sedang dan Rp 1.000.000,-/rumah untuk rumah
rusak ringan.
Hasil perhitungan penilaian dampak bencana terhadap sektor
permukiman menimbulkan kerusakan sebesar Rp.3,505,485,200,000,-
(tiga triliun lima ratus lima miliar empat ratus delapan puluh lima juta dua
ratus ribu rupiah) dan kerugian yang ditimbulkan sebesar Rp.
3,731,409,800,000,- (tiga triliun tujuh ratustiga puluh satu miliarempat
ratus sembilan juta delapan ratus ribu rupiah) sedangkan total dampak
bencana di sektor permukiman adalah penjumlahan nilai kerusakan
dengan nilai kerugian menjadi sebesar Rp. 7,236,895,000,000,- (tujuh
triliun dua ratus tiga puluh enam miliar delapan ratus sembilan puluh
limajuta rupiah). Kerusakan dan kerugian bangunan rumah menjadi
penyumbang terbesar subsektor perumahan yaitu sebesar 97.43%, hal ini
sesuai kondisi dilapangan bahwa sebegian besar rumah warga di
Kabupaten Lombok Utara dalam keadaan rusak akibat gempa bumi.
Berdasarkan kepemilikan, kerusakan dan kerugian pada sektor
permukiman seluruhnya milik swasta atau masyarakat. Secara rinci
disajikan dalam

Tabel 4.3 Rekapitulasi Penilaian Kerusakan dan


Kerugian Sektor Permukiman

Sektor Infrastruktur
Infrastruktur merupakan sarana penting dalam menunjang
mobilitas aktivitas sosial dan ekonomi penduduk. Terjadinya gempa
mengakibatkan rusaknya berbagai infrastruktur yang mengakibatkan
aktivitas masyarakat terganggu dan secara tidak langsung berdampak
terhadap aliran ekonomi masyarakat setempat. Penilaian dampak bencana
pada sektor infrastruktur dilakukan terhadap kerusakan infrastruktur
akibat bencana yang diantaranya di bidang transportasi (jalan dan
jembatan) dan sumber daya air serta dampak kerugian yang
ditimbulkannya.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-30
Tingkat kerusakan infrastruktur didapatkan dari laporan data
kerusakan infrastruktur oleh OPD teknis terkait. Adapun nilai kerusakan
didapatkan dengan formula dibawah.

Nilai Kerusakan = X1 * X2 * X3
Dimana:
X1 = Tingkat kerusakan
X2 = Harga satuan
X3 = Volume kerusakan

Kerugian pada sektor infrastruktur dapat dihitung terhadap


bertambahnya biaya yang dikeluarkan untuk pemakaian pembersihan
puing bangunan, pembersihan longsoran di jalan, serta untuk perbaikan
darurat meliputi jalan, jaringan pipa, sanitasi dan jaringan irigasi, serta
potensi penurunan hasil produksi pertanian wilayah setempat. Hasil
perhitungan dampak bencana pada sektor infrastruktur menghasilkan
nilai kerusakan sebesar Rp.303.676.794.062,- (tiga ratus tiga miliar enam
ratustujuh puluh enam juta tujuh ratus Sembilan puluh empat ribu enam
puluh dua rupiah) dan kerugian akibat rusaknya infrastruktur sarana
umum sebesar Rp.15.943.406.000,- (lima belas miliar sembilan ratus
empat puluh tiga juta empat ratus enam puluh ribu rupiah). Total dampak
bencana adalah hasil penjumlahan nilai kerusakan dan kerugian sebesar
Rp.319.620.200.062,- (tiga ratus Sembilan belas miliar enam ratus ratus
dua puluh juta dua ratus ribu enam puluh dua rupiah). Kerusakan dan
kerugian di sektor infrastruktur seluruhnya merupakan milik pemerintah.
Secara rinci disajikan dalam Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Rekapitulasi Penilaian Kerusakan dan Kerugian


Sektor Infrastruktur

Sub sektor transportasi terdampak paling besar yaitu 63%,


kerusakan terbesar terjadi pada kerusakan jalan dan jembatan,
kerusakan jalan Kabupaten sepanjang 8,6 km yang terdiri kerusakan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-31
berat 1,3 km, rusak sedang 6,65 km dan rusak ringan sepanjang 0,65 km,
jalan propinsi mengalami kerusakan 0,625 km dan jembatan terdampak
sepanjang 366,8 meter yang terdiri dari jembatan kabupaten sepanjang
117,6 dan jembatan nasional sepanjang 259,2 meter.

Gambar 4.25 Kerusakan ruas jalan nasional di


Kecamatan Gangga

Sektor Ekonomi Produktif


Akibat bencana gempa bumi yang melanda Kabupaten Lombok
Utara, beberapa sarana dan prasarana ekonomi masyarakat mengalami
kerusakan secara fisik dan berdampak langsung terhadap penghidupan
masyarakat setempat. Penilaian kerusakan dilakukan terhadap aset
berupa lahan pertanian, perkebunan, aset fisik di bidang industri kecil
menengah, perdagangan, koperasi, pariwisata, UMKM dan badan usaha
milik desa. Tingkat kerusakan infrastruktur didapatkan dari laporan data
kerusakan infrastruktur oleh OPD teknis terkait dan pendamping
wirausaha baru. Adapun nilai kerusakan didapatkan dengan formula
dibawah.

Nilai Kerusakan = X1 * X2 * X3

Dimana:
X1 = Tingkat kerusakan
X2 = Harga satuan
X3 = Volume kerusakan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-32


Kerugian pada sektor ekonomi produktif dapat dihitung terhadap
potensi hilangnya pendapatan, penurunan produksi, dan biaya yang
dikeluarkan untuk pembersihan puing bangunan yang terkena dampak.
Hasil perhitungan kerusakan dampak bencana pada sektor
ekonomi produktif sebesar Rp. 274.310.973.839,- dan kerugian yang
ditimbulkan sebesar Rp. 428.718.820.000,- sehingga total dampak
bencana yang merupakan gabungan nilai kerusakan dan nilai kerugian
sebesar Rp. 703.029.793.839,-. Secara rinci disajikan dalam Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Rekapitulasi Penilaian Kerusakan dan Kerugian


Sektor Ekonomi Produktif

Kerusakan dan kerugian terbesar dialami oleh kegiatan usaha


pariwisata dan usaha pendukungnya mencapai 66,17%, mengingat
Kabupaten Lombok Utara merupakan salah satu destinasi wisata andalan
nasional, keterpurukan sub sektor pariwisata memberikan dampak ikutan
pula pada sektor lainnya seperti perdagangan dan UMKM/UMK. Sub
sektor yang mengalami dampak terendah terjadi pada sub sektor
perikanan hanya 0,36% terjadi karena kerusakan alat penangkapan dan
alat bantu penangkapan ikan yang dimiliki oleh nelayan dan kerusakan
sarana budidaya sedangkan kerugiannya timbul karena berkurang jumlah
hari melaut dan turunnya produksi perikanan budidaya.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-33


Gambar 4.26 Wisatawan Mancanegara Keluar
dari Lokasi Wisata Gili Trawangan

Sektor Sosial
Pada sektor sosial dampak bencana terjadi di bidang pendidikan,
kesehatan, kegamaan. Perhitungan kerusakan dan kerugian subsektor
pendidikan mencakup kerusakan fisik pada gedung sekolah,
perpustakaan, rumah dinas guru beserta peralatan pendukungnya dari
pendidikan usia dini hingga sekolah menengah atas serta dampak
kerugian yang ditimbulkannya. Perhitungan kerusakan dan kerugian
Subsektor Kesehatan meliputi kerusakan sarana kesehatan, rumah dinas
kesehatan, dan peralatan pendukungnya dari polindes, puskesmas
pembantu, puskesmas, dan rumah sakit serta dampak kerugian yang
ditimbulkannya. Perhitungan kerusakan dan kerugian Subsektor Agama
meliputi sarana peribadatan beserta peralatanya seperti masjid, wihara,
dan pura, serta dampak kerugian yang ditimbulkannya. Adapun nilai
kerusakan dan kerugian didapatkan dengan menggunakan formula
dibawah ini.

Nilai Kerusakan = X1 * X2 * X3 * X4

Dimana:
X1 = Jumlah bangunan dalam Unit
X2 = Harga satuan dalam meter persegi
X3 = Luas bangunan
X4 = Tingkat kerusakan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-34


Nilai kerugian dihitung berdasarkan biaya pembersihan puing :

Nilai Kerugian = Y1 * Y2 * Y3 * Y4
Dimana:

Y1 = Jumlah orang per hari


Y2 = Jumlah hari
Y3 = Jumlah unit bangunan
Y4 = Harga upah per orang per hari

Perhitungan penilaian kerusakan dan kerugian pada sektor sosial


menghasilkan nilai kerusakan sebesar Rp.1.160.633.995.036, nilai
kerugian sebesar Rp.169.893.013.566, dengan total dampak bencana
yang ditimbulkan sebesar Rp.1.330.527.008.602,-. Sub sektor pendidikan
terkena terdampak paling besar yaitu 39,98% dan terendah pada sektor
seni budaya, cagar budaya dan bangunan bersejarah sebesar 7,90%.
Secara rinci disajikan dalam Tabel 4.6

Tabel 4.6 Rekapitulasi Penilaian Kerusakan


dan Kerugian Sektor Sosial

No Sub Sektor Kerusakan Kerugian Kerusakan dan Kerugian Persentase

1 Kesehatan Rp 137,419,625,036 Rp 58,023,462,566 Rp 195,443,087,602 14.69%

2 Pendidikan Rp 498,146,570,000 Rp 33,772,411,000 Rp 531,918,981,000 39.98%

3 Keagamaan Rp 435,942,800,000 Rp 62,097,140,000 Rp 498,039,940,000 37.43%

4 Seni Budaya, Cagar Budaya dan


Rp Bangunan
89,125,000,000
BersejarahRp 16,000,000,000 Rp 105,125,000,000 7.90%

Total Rp 1,160,633,995,036 Rp 169,893,013,566 Rp 1,330,527,008,602 100.00%

Nilai kerusakan dan kerugian di sektor sosial adalah akumulasi


dari nilai kerusakan dan kerugian subsektor di bawah ini:
1) Subsektor Pendidikan
Akibat gempa bumi kegiatan belajar mengajar di wilayah
terkena dampak terhenti karena bangunan sekolah berikut peralatan,
ruang kelas belajar, perpustakaan, rumah dinas guru. Mulai dari
jenjang PAUD, RA, TK, SD,SMP, SMA/SMK, MI, MTs, dan MA
mengalami kerusakan yang bervariasi. Sebagian gedung hancur total,
rata dengan tanah, dan ada beberapa yang rusak sebagian namun
berbahaya bagi keselamatan bila digunakan. Kerusakan sarana
pendidikan tersebar merata di semua kecamatan di Kabupaten
Lombok Utara, sebagian besar mengalami rusak berat, sekolah dasar

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-35


menjadi paling banyak mengalami kerusakan yaitu 151 sekolah,
terdiri dari 140 unit rusak berat dan 11 unit rusak ringan. secara
rinci jumlah unit sektor sosial yang mengalami kerusakan tertuang
dalam Tabel 4.7.
Penilaian kerusakan pada aset fisik sarana pendidikan sebesar
Rp.498.146.570.000 dan nilai kerugian yang ditimbulkan akibat
kerusakan fisik sebesar Rp. 33.772.411.000, sehingga total dampak
bencana pada sarana pendidikan sebesar Rp.531.918.981.000,-

Gambar 4.27 Kerusakan Salah Satu Sekolah di


Kabupaten Lombok Utara

Tabel 4.7 Jumlah Kerusakan Sarana Prasarana Sektor Sosial

No Sub Sektor Jumlah (Unit) Total (unit)


Rusak Rusak Rusak
Berat Sedang Ringan
1 Kesehatan
a Rumah Sakit 1 - - 1
b Puskesmas 8 1 - 9
c Puskesmas Pembantu 25 7 1 33
d Poskesdes/Polindes/ 6 2 4 12
Pusyandu
2 Pendidikan
a Paud/TK 68 4 - 72
b Sekolah Luar Biasa 1 - - 1
c SD 140 11 - 151
d SLTP 32 3 1 36

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-36


No Sub Sektor Jumlah (Unit) Total (unit)
Rusak Rusak Rusak
Berat Sedang Ringan
e Madrasah 99 - - 99
f SMA/SMK 19 5 1 25
3 Keagamaan
a Masjid/Mushalla 657 45 18 720
b Vihara 33 - 2 35
c Pura 49 2 51
4 Seni Budaya, Cagar
Budaya dan Bangunan
Bersejarah
a Bangunan dan Peralatan 18 - - 18
Sanggar Seni

b Cagar Budaya 3 2 11 16

Subsektor Kesehatan
Dampak gempa bumi di subsektor kesehatan terlihat pada
kerusakan aset beberapa gedung sarana kesehatan seperti rumah
sakit, puskesmas, puskesmas pembantu, polindes beserta
peralatan dan fasilitas pendukungnya yang mengalami kerusakan
bervariasi, beserta kerugian yang ditimbulkan akibat kerusakan
fisik sarana kesehatan. Dengan rusaknya sarana
kesehatanpelayanan kesehatan di wilayah terdampak bencana
mengalami penurunan dengan fasilitas dan tenaga yang terbatas
dibandingkan dengan permintaan pelayanan kesehatan yang
meningkat drastis seiring dengan terjadinya bencana. Satu-
satunya RSUD, 8 (delapan) puskesmas yang ada di Kabupaten
Lombok Utara mengalami rusak berat dan 1 (satu) unit puskesmas
mengalami rusak sedang. Penilaian kerusakan aset fisik sarana
kesehatan diperkirakan sebesar Rp.137.419.625.036,- kerugian
yang ditimbulkan sebesar Rp.58.023.462.566,- dengan nilai total
dampak bencana sebesar Rp. 195.443.087.602,-.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-37


Gambar 4.28 Presiden RI Meninjau Kerusakan
RSUD Tanjung

Subsektor Agama
Kerusakan fisik bidang keagamaan meliputi fasilitas
keagamaan seperti bangunan masjid, mushalla, Wihara dan Pura
serta peralatan yang terdapat di dalamnya. Kerugian disini adalah
kerugian material yang disebabkan karena fasilitas keagamaan
yang tidak dapat dipergunakan lagi sampai pada pemulihan selesai
dilaksanakan termasuk di dalamnya biaya pembersihan puing.
Kabupaten Lombok Utara berpenduduk mayoritas memeluk agama
Islam sehingga banyak terdapat masjid dan mushalla yang
terdampak, yaitu sebanyak 720 unit masjid/mushalla yang terdiri
dari 657 rusak berat, 45 unit rusak sedang dan 18 unit rusak
ringan. Secara keseluruhan nilai kerusakan dampak bencana
gempa bumi pada subsektor agama sebesar Rp. 435.942.800.000,-
dan nilai kerugian sebesarRp. 62.097.140.000, sehingga total
dampak bencana sebesar Rp. 498.039.940.000,-

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-38


Gambar 4.29 Kerusakan Masjid lading-lading

Lintas Sektor
Dampak yang terjadi pada lintas sektor berupa kerusakan
fisik dankerugian yang ditimbulkannya. Penilaian kerusakan dan
kerugian terhadap lintassektor dilakukan atas subsektor
pemerintahan, keamanan dan ketertiban, sertaperbankan. Tingkat
kerusakan didapatkan dari laporan OPD pengelola aset melalui
Bidang Aset Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dan
instansi vertikal. Pada lintas sektor kerusakan dihitung
berdasarkan tingkat kerusakanyang dialami dengan cara:

Nilai Kerusakan = X1 * X2 * X3 * X4

Dimana:
X1 = Jumlah dalam Unit
X2 = Harga satuan dalam meter persegi
X3 = Luas bangunan
X4 = Tingkat kerusakan

Dampak bencana gempa bumi atas lintas sektor mengalami


kerusakansebesar Rp. 235.104.235.250 dan nilai kerugian sebesar
Rp. 166.009.017.698, sehinggatotal kerusakan dan kerugian lintas
sektor adalah Rp. 401.113.252.948. Secara rinci disajikan dalam
Tabel 4.8.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-39


Tabel 4.8 Rekapitulasi Penilaian Kerusakan dan
Kerugian Lintas Sektor

No Sub Sektor Kerusakan Kerugian Kerusakan dan Kerugian Persentase

1 Pemerintahan Rp 195,663,826,782 Rp 33,550,512,231 Rp 229,214,339,013 57.14%

2 Keamanan Ketertiban Rp 22,215,737,258 Rp 1,032,360,589 Rp 23,248,097,847 5.80%

3 Lingkungan Hidup Rp 11,738,214,210 Rp 31,355,000 Rp 11,769,569,210 2.93%

4 Perbankan Rp 791,000,000 Rp 130,690,471,328 Rp 131,481,471,328 32.78%

Pengurangan Risiko
5 Rp 4,695,457,000 Rp 704,318,550 Rp 5,399,775,550 1.35%
Bencana

Total Rp 235,104,235,250 Rp 166,009,017,698 Rp 401,113,252,948 100.00%

Nilai kerusakan dan kerugian di lintas sektor adalah akumulasi


dari nilai kerusakan dan kerugian subsektor di bawah ini :
Subsektor Pemerintahan
Kerusakan fisik terjadi pada subsektor pemerintahan baik
sebagian atau keseluruhan di kantor pemerintah provinsi,
pemerintahan kabupaten, kecamatan, desa, dan instansi vertikal
beserta peralatan yang ada di dalamnya. Penilaian kerugian
subsektor pemerintahan yaitu biaya yang dikeluarkan untuk
pembersihan puing dari gedung yang rusak. Dampak bencana di
subsektor pemerintahan, terdiri dari kerusakan sebesar
Rp.195.663.826.782,- dan kerugian sebesar Rp.33.550.512.231,-
Total dampak bencana kerusakan dan kerugian sebesar Rp.
229.214.339.013,-. Kerusakan dan kerugian pada sub sektor
pemerintahan merupakan terbesar pada lintas sektor yaitu sebesar
57,14%, sehingga mengakibatkan pelayanan oleh pemerintah
dilaksanakan pada tenda atau kantor darurat.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-40


Gambar 4.30 Kantor Bupati Lombok Utara Sebelum dirubuhkan dan
Setelah Dirubuhkan

Gambar 4.31 Kantor Sementara Pemerintahan


Kabupaten Lombok Utara

Subsektor Ketertiban
Dampak bencana gempa bumi di subsektor ketertiban
berupa kerusakan fisik gedung asrama, rumah dinas dan Kantor
Polres Lombok Utara, rumah dinas dan kantor koramil. Kerugian
yang ditimbulkan akibat pengeluaran biaya tambahanuntuk
pembersihan puing. Dampak bencana di subsektor ketertiban,
terjadi kerusakan sebesar Rp. 22.215.737.258,- dan kerugian
sebesar Rp. 1.032.360.589,-, sehingga total dampak bencana
kerusakan dan kerugian sebesar Rp. 23.248.097.847,-.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-41


Subsektor Perbankan
Berdasarkan hasil pendataan bahwa kerusakan fisik pada
bangunan perbankan tidak besar karena sebagian besar kantor
perbankkan di Kabupaten Lombok Utara merupakan hasil sewa,
namun menurut laporan Bank Indonesia dampak gempa bumi
membuat pembayaran kredit modal kerja, investasi, dan konsumsi
tersendat pada sejumlah bank. Sub sektor perbankkan di
Kabupaten Lombok Utara mengalami kerusakan sebesar
Rp.791.000.000,- kerugian finansial sebesar Rp130.690.471.328,-.
Total dampak bencana alam gempa bumi di sub sektor
perbankkan sebesar Rp 131.481.471.328,-.

Dari hasil potensi dan resiko kebencanaan dan berbagai


permasalahan pembangunan daerah yang berhubungan dengan sasaran
pembangunan daerah tersebut diidentifikasi pada tabel berikut.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-42


Tabel 4.9 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Sasaran Pembangunan Jangka Panjang Daerah

No. Sasaran RPJPD/Indikator Kinerja Interpretasi Permasalahan Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan


Belum Tercapai (<)
Sesuai (=)
Melampaui (>)
1. Meningkatkan kualitas akhlak dan 1. Ancaman degradasi moral dan 1. Penguatan aktualisasi nilai-nilai agama
budi pekerti berdasarkan nilai luhur budaya akibat globalisasi, dan budaya dalam kehidupan sehari-
agama dan budaya kemajuan teknologi, dan hari
1. Jumlah Kasus/Kejadian Konflik dampak negatif berkembangnya 2. Kembali ke hakikat pendidikan dimulai
Terkait Sara < pariwisata dari keluarga, lingkungan dan sekolah
2. PDRB per kapita 2. Tingginya angka kemiskinan di sejak usia dini
3. Kasus kekerasan terhadap < Kabupaten Lombok Utara 3. Meningkatkan peran tokoh agama,
perempuan dan anak < (34,23 % Tahun 2014) dengan tokoh adat, tokoh masyarakat dalam
4. Kasus asusila < percepatan penurunan yang segala aspek pembangunan
5. Kasus penyalahgunaan narkoba melambat dibandingkan dengan 4. Penanggulangan kemiskinan secara
< periode tahun 2010-2012 holistik dan terintegrasi berbasis
< 3. Sektor pertanian sebagai kawasan/spasial dengan memastikan
lapangan usaha utama ketepatan sasaran program
penduduk (54%) dan kontributor penanggulangan kemiskinan
terbesar PDRB (34,78%) belum 5. Revitalisasi sektor pertanian dalam arti
tumbuh secara signifikan, belum luas, mengoptimalkan pembangunan
meningkatkan kesejahteraan pertanian pada lahan kering dengan
petani dan belum dapat arah diversifikasi komoditas yang
menangkap peluang tumbuhnya menjadi kebutuhan pariwisata dan
sektor pariwisata memiliki NTP tinggi (al tanaman
4. Sektor industri terutama industri hortikultura, telur, daging, ikan), transfer
pengolahan berbasis pertanian teknologi budidaya, fasilitasi
belum tumbuh secara signifikan penyediaan peralatan produksi dan
untuk menangkap peluang pemasaran.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-43
No. Sasaran RPJPD/Indikator Kinerja Interpretasi Permasalahan Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Belum Tercapai (<)
Sesuai (=)
Melampaui (>)
potensi sektor pertanian dan 6. Meningkatkan pertumbuhan sektor
pariwisata industri pengolahan berbasis pertanian
5. Belum terbangunnya terutama industri skala rumah tangga
kewirausahaan pada berbagai dengan teknologi tepat guna dan kecil
sektor untuk menjawab kebutuhan domestik
6. Belum terbangunnya koordinasi dan pariwisata dengan fasilitasi
dan sinergi yang baik dalam penyediaan peralatan produksi, modal
program penanggulangan dan pemasaran.
kemiskinan 7. Menggencarkan wirausaha baru
7. Pertumbuhan aktivitas dengan fasilitasi diklat, permodalan,
pariwisata belum memberikan peralatan produksi dan pemasaran
dampak yang optimal terhadap 8. Membangun destinasi wisata berbasis
pertumbuhan sektor lain dalam masyarakat (desa wisata) dengan
rangka penanggulangan penekanan pada upaya pemberdayaan
kemiskinan masyarakat

Kesehatan 1. Masih tingginya angka kematian 1. Mengawal secara intesif kesehatan ibu
1. Usia Harapan Hidup (UHH) < bayi karena faktor ekonomi dan dan anak terutama pada 1.000 hari
2. Angka Kematian Bayi (AKB) < faktor sosial budaya. pertama kehidupana (ASHAR)
3. Angka Kematian Ibu Melahirkan < 2. Relatif rendahnya kesadaran 2. Mendorong berperannya kearifan lokal
(AKI) dan pengetahuan masyarakat yang mendukung perlindungan
dalam menerapkan pola hidup kesehatan ibu dan anak, perilaku hidup
bersih dan sehat serta bersih dan sehat
perlindungan ibu dan anak 3. Menggencarkan pemanfaatan
3. Relatif rendahnya kesadaran pekarangan untuk pemenuhan gizi
dan pengetahuan pemenuhan (kebun gizi keluarga/ kawasan rumah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-44


No. Sasaran RPJPD/Indikator Kinerja Interpretasi Permasalahan Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Belum Tercapai (<)
Sesuai (=)
Melampaui (>)
gizi. pangan lestari)
4. Belum optimalnya pelaksanaan 4. Mengawal dan meningkatkan peran
program pembangunan pemerintah desa dalam membangun
kesehatan yang bersifat pelayanan kesehatan di tingkat paling
promotif/preventif bawah (Posyandu) sesuai amanat
5. Belum optimalnya peran tokoh Undang-Undang Desa
masyarakat/tokoh agama, tokoh 5. Menggencarkan program kesehatan
budaya dalam mendukung promotif/preventif diantaranya stimulasi
pembangunan kesehatan pembangunan jamban keluarga
6. Belum terbangunnya koordinasi 6. Mengoptimalkan peran kader-kader
dan sinergi yang baik antara kesehatan dan pemberdayaan
stakeholder pembangunan masyarakat ditingkat yang paling bawah
kesehatan dalam mendukung program
pembangunan kesehatan.
Pendidikan 1. Ancaman degradasi nilai dan 1. Revitalisasi kembali hakikat
Rata-rata Lama Sekolah < hakikat penyelenggaraan penyelenggaraan pendidikan dalam
Angka Partisipasi Sekolah < pendidikan rangka membangun sumberdaya
Angka melek huruf < 2. Relatif rendahnya tingkat manusia berkualitas
pendidikan penduduk (rata-rata 2. Meningkatkan secara progresif tingkat
lama sekolah) menghadapi pendidikan penduduk usia sekolah,
tantangan perkembangan mengawal secara intensif keberlanjutan
nasional dan global sekolah.
3. Sarana prasarana untuk semua 3. Pembangunan sarana prasarana baik
jenjang pendidikan belum untuk peningkatan cakupan maupun
memenuhi Standar Pelayanan peningkatan mutu menuju pemenuhan
Minimimal SPM secara berkeadilan baik bagi

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-45


No. Sasaran RPJPD/Indikator Kinerja Interpretasi Permasalahan Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Belum Tercapai (<)
Sesuai (=)
Melampaui (>)
4. Masih reltif tingginya angka sekolah negeri maupun swasta
buta aksara 4. Peningkatan kompetensi dan kualifikasi
5. Relatif rendahnnya partisipasi guru dalam rangka peningkatan mutu
sekolah dijenjang pendidikan pendidikan
menengah dan tinggi 5. Stimulasi peningkatan partisipasi
6. Relatif rendahnya mutu dan sekolah menengah dengan penyediaan
relevansi pendidikan. beasiswa transisi dan beasiswa
pendidikan sekolah menengah.
6. Stimulasi partisipasi pendidikan tinggi
dengan beasiswa masuk perguruan
tinggi dan beasiswa selama menempuh
pendidikan
7. Fasilitasi beasiswa bagi siswa
berrestasi akademis maupun di bidang
olahraga/atlet
8. Menggencarkan penyelenggaraan
pendidikan keaksaraan dan kesetaraan
(program kejar paket) dipadukan
dengan pemberdayaan ekonom
9.
2. Terwujudnya Pemerataan
Pembangunan yang Berkeadilan 1. Perencanaan dan penganggar- 1. Mengintegrasikan data terpilah dan
serta Reformasi Birokrasi dan Tata an belum responsif gender analisis gender dalam perencanaan
Kelola Pemerintahan yang Baik 2. Kesempatan kerja perempuan dan penganggaran (Perencanaan dan
Angka partisipasi sekolah perempuan < belum setara dengan laki-laki penganggaran responsif gender).
2. Menciptakan kesempatan kerja yang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-46


No. Sasaran RPJPD/Indikator Kinerja Interpretasi Permasalahan Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Belum Tercapai (<)
Sesuai (=)
Melampaui (>)
Partisipasi dan kesempatan kerja sama untuk laki-laki dan perempuan
perempuan <
Reformasi Birokrasi dan Kualitas 1. Rendahnya kapasitas birokrasi 1. Meningkatkan kapasitas birokrasi
Pelayanan Publik 2. Rendahnya kualitas pelayanan melalui reformasi birokrasi
Indeks Kepuasan Masyarakat < publik 2. Meningkatkan kualitas pelayanan publik
Terhadap Kualitas Pelayanan Publik 3. Belum optimalnya keterbukaan sesuai UU No. 25 Tahun 2009
informasi dan komunikasi publik 3. Meningkatkan keterbukaan informasi
Tingkat kepatuhan terhadap Standar 4. Belum optimalnya partisipasi dan komunikasi publik berbasis teknologi
Pelayanan Publik < masyarakat dalam perumusan informasi
kebijakan 4. Meningkatkan partisipasi masyarakat
Nilai SAKIP baik laiki-laki maupun perepuan dalan
< perumusan kebijakan berbasis kemajuan
Opini BPK teknologi informasi
= 5. Membangun sistem akuntabilitas kierja
birokasi berbasis teknologi informasi
6. Meningkatkan sarana prasarana
berbasis teknologi informasi

Infrastruktur 1. Masih terdapat kesejangan 1. Meningkatkan pemerataan


1. Tingkat kemantapan jalan < infrastruktur antar wilayah pembangunan infrastruktur dengan
kabupaten 2. Potensi sumber air baku belum meningkatkan panjang jalang
2. Tersedianya air baku untuk terkelola dan terdistribusi kabupaten yang ditangani (dari 209 km
kebutuhan pokok minimal sehari- < dengan baik menjadi 350 km)
hari 3. Tingginya jumlah rumah tidak 2. Menentukan skala prioritas
3. Tersedianya air irigasi untuk layak huni pembangunan infrastruktur

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-47


No. Sasaran RPJPD/Indikator Kinerja Interpretasi Permasalahan Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Belum Tercapai (<)
Sesuai (=)
Melampaui (>)
pertanian rakyat pada sistem irigasi 4. Rendahnya kesadaran 3. Meningkatkan distribusi air baku
yang sudah ada < masyarakat untuk menerapkan maupun air bersih
4. Tersedianya akses air minum yang pola hidup sehat dan 4. Penangangan secara komphrehensif
aman melalui sistem penyediaan menyediakan sarana prasarana dan terintergrasi antara pemenuhan
air minum dengan jaringan sanitasi infrastruktur dan pemberdaayaan
perpipaan dan bukan jaringan < 5. Relatif rendahnya kualitas 5. Meningkatkan jumlah rumah tidak layak
perpipaan terlindungi dengan sarana prasarana perhubungan huni yang direhabilitasi
kebutuhan pokok minimal 60 liter 6. Masih terdapat rumah tangga 6. Meningkatkan stimulasi pembangunan
per hari belum mengakses listrik jamban keluarga
5. Tersedianya sistem jaringan 7. Ancaman degradasi kualitas 7. Meningkatkan kualitas sarana
drainase di perkotaan sehingga lingkungan hidup akibat prasarana perhubungan
tidak terjadi genangan pelaksanaan pembangunan 8. Stimulasi pembangkit listrik tenaga
6. Berkurangnya pemukiman kumuh < 8. Tingginya ancaman kejadian surya
7. Persentase rumah dengan jamban bencana 9. Intensifikasi pemanfaatan energi baru
sendiri dan bertangki septik < terbarukan (biogas, matahari sebagai
8. Tersedianya sistem transportasi sumber energi)
yang terpadu 10. Mengurangi sampah dari sumbernya
9. Persentase rumah tangga < dengan meningkatkan peran aktif
menggunakan listrik masyarakat dalam mengelola sampah
10. Persentase penanganan sampah secara mandiri
11. Persentase penanganan kejadian 11. Meningkatkan mitigasi dan
bencana < kesiapsiagaan serta cakupan
12. Persentase penanganan penangangan bencana
pelanggaran Perda < 12. Meningkatkan sarpras pengamanan
perda
<

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-48


4.1.3. Permasalahan Pembangunan yang Berhubungan dengan
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah

Selain permasalahan yang diidentifikasi berdasarkan


sasaran pembangunan daerah sebagaimana diatas, permasalahan
juga diidentifikasi untuk setiap penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah yang meliputi urusan wajib dan pilihan,
walaupun sebagian permasalahan penyelenggaraan urusan
tentunya juga merupakan permasalahan yang telah diidentifikasi
berdasarkan prioritas dan sasaran pembangunan daerah.

Permasalahan diidentifikasi berdasarkan urusan wajib yang


diselenggarakan yakni urusan Pendidikan; Kesehatan; Pekerjaan
Umum; Perumahan; Penataan Ruang; Perencanaan Pembangunan;
Perhubungan; Lingkungan Hidup; Kependudukan dan Catatan
Sipil; Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; Keluarga
Berencana dan Keluarga Sejahtera; Sosial; Tenaga Kerja; Koperasi
dan Usaha Kecil Menengah; Penanaman Modal; Kebudayaan;
Kepemudaan dan Olahraga; Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam
Negeri; Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian; Pemberdayaan Masyarakat dan Desa; Statistik;
Kearsipan; Komunikasi dan Informatika serta urusan
Perpustakaan. Sementara urusan pilihan sesuai dengan kondisi,
kekhasan dan potensi unggulan daerah potensi daerah meliputi
urusan Pertanian, Kehutanan, Pariwisata, Kelautan dan
Perikanan, Perdagangan, Perindustrian serta Transmigrasi.

Identifikasi permasalahan pada penyelenggaraan urusan


tersebut disajikan pada tabel berikut.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-49


Tabel 4.10 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah

No. Bidang Urusan dan Indikator Interpretasi Permasalahan Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Kinerja Penyelenggaraan Belum Tercapai (<)
Pemerintahan Daerah Sesuai (=)
Melampaui (>)
1. Pendidikan
1. Angka Partisipasi Kasar 1. Relatif rendahnya pendidikan penduduk 1. Meningkatkan secara progresif tingkat
a. SD/MI/Paket A > menghadapi tantangan perkembangan pendidikan penduduk usia sekolah,
b. SMP/MTs/Paket B > nasional dan global mengawal secara intensif keberlanjutan
c. SMA/SMK/MA/Paket C > 2. Sarana prasarana untuk semua jenjang sekolah
pendidikan belum memenuhi Standar 2. Pembangunan sarana prasarana baik
2. Angka Partisipasi Murni Pelayanan Minimimal untuk peningkatan cakupan maupun
a. SD/MI/Paket A > 3. Masih reltif tingginya angka buta aksara peningkatan mutu menuju pemenuhan
b. SMP/MTs/Paket B > Kurangnya jumlah dan kompetensi SPM baik untuk sekolah negeri maupun
c. SMA/SMK/MA/Paket C > guru. swasta
4. Relatif rendahnnya partisipasi sekolah 3. Peningkatan kompetensi dan kualifikasi
3. Angka Melek Huruf < dijenjang pendidikan menengah dan guru dalam rangka peningkatan mutu
4. Rasio Jumlah SD/MTs : < tinggi pendidikan
Penduduk usia 7-12 tahun 5. Relatif rendahnya mutu dan relevansi 4. Stimulasi peningkatan partisipasi
5. Rasio Jumlah SMP/MI : < pendidikan sekolah menengah dengan penyediaan
Penduduk usia 13-15 tahun beasiswa transisi dan beasiswa
6. Rasio Jumlah SMA/SMK Negeri < pendidikan sekolah menengah.
: Rasio Penduduk usia 16-18 5. Stimulasi partisipasi pendidikan tinggi
tahun : < dengan beasiswa masuk perguruan
7. Rasio Jumlah Rombel SD : tinggi dan beasiswa selama menempuh
Jumlah Kelas SD < pendidikan
8. Rasio Jumlah Rombel SMP : < 6. Fasilitasi program vokasi Perguruan
Jumlah Kelas SMP Tinggi/Politeknik di Kabupaten Lombok
9. Rasio Guru : Murid SD < Utara
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-50
No. Bidang Urusan dan Indikator Interpretasi Permasalahan Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Kinerja Penyelenggaraan Belum Tercapai (<)
Pemerintahan Daerah Sesuai (=)
Melampaui (>)
10. Rasio Guru : Murid SMP < 7. Meningkatkan keterjangkauan sekolah
11. Rasio Guru : Murid SMA menengah.
8. Penyelenggaraan pendidikan
keaksaraan dipadukan dengan
pemberdayaan ekonomi
2. Kesehatan 1. Masih tingginya angka kematian bayi 1. Mengawal secara intesif kesehatan ibu
1. Usia Harapan Hidup (UHH) < karena faktor ekonomi dan faktor sosial dan anak terutama pada 1.000 hari
2. Angka Kematian Bayi (AKB) < budaya. pertama kehidupana (ASHAR)
3. Angka Kematian Ibu Melahirkan < 2. Relatif rendahnya kesadaran dan 2. Mendorong berperannya kearifan lokal
(AKI) pengetahuan masyarakat dalam yang mendukung perlindungan
4. Prevalensi Gizi Buruk, Gizi < menerapkan pola hidup bersih dan kesehatan ibu dan anak, perilaku hidup
Kurang sehat serta perlindungan ibu dan anak bersih dan sehat
5. Ibu Hamil Kurang Energi Kronis 3. Relatif rendahnya kesadaran dan 3. Mengawal dan meningkatkan peran
< pengetahuan pemenuhan gizi. pemerintah desa dalam membangun
4. Belum optimalnya pelaksanaan pelayanan kesehatan di tingkat paling
program pembangunan kesehatan yang bawah (Posyandu) sesuai amanat
bersifat promotif/preventif Undang-Undang Desa
5. Belum optimalnya peran tokoh 4. Menggencarkan program kesehatan
masyarakat/tokoh agama, tokoh promotif/preventif diantaranya stimulasi
budaya dalam mendukung pembangunan jamban keluarga
pembangunan kesehatan 5. Mengoptimalkan peran kader-kader
6. Belum terbangunnya koordinasi dan kesehatan dan pemberdayaan
sinergi yang baik antara stakeholder masyarakat ditingkat yang paling bawah
pembangunan kesehatan dalam mendukung program
pembangunan kesehatan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-51


No. Bidang Urusan dan Indikator Interpretasi Permasalahan Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Kinerja Penyelenggaraan Belum Tercapai (<)
Pemerintahan Daerah Sesuai (=)
Melampaui (>)
3. Pekerjaan Umum 1. Masih terdapat kesejangan infrastruktur 1. Meningkatkan pemerataan pembangunan
1. Tingkat kemantapan jalan > antar wilayah infrastruktur
kabupaten 2. Kualitas pekerjaan jalan dan 2. Meningkatkan pengawasan terhadap
2. Tersedianya air baku untuk infrastruktur lainnya belum memadai pihak ketiga
kebutuhan pokok minimal sehari- < 3. Terbatasnya kemampuan keuangan 3. Memperbaiki kualitas perencanaan
hari daerah untuk pembangunan infrastuktur pekerjaan
3. Tersedianya air irigasi untuk 4. Potensi sumber air baku/minum belum 4. Menentukan skala prioritas pembangunan
pertanian rakyat pada sistem < terkelola dan terdistribusi dengan baik infrastruktur
irigasi yang sudah ada 5. Meningkatkan distribusi sumber air minum
4. Tersedianya akses air minum melaui pamdes maupun PDAM
yang aman melalui sistem
penyediaan air minum dengan <
jaringan perpipaan dan bukan
jaringan perpipaan terlindungi
dengan kebutuhan pokok minimal
60 liter per hari
5. Tersedianya sistem jaringan
drainase di perkotaan sehingga
tidak terjadi genangan <

Penataan Ruang
1. Tersedianya Dokumen Rencana = 1. Perkembangan kebijakan nasional 1. Melakukan review dokumen tata ruang
Tata Ruang yang dinamis dan berpengaruh kabupaten (RTRW)
2. Ruang terbuka hijau publik di < terhadap kebijakan penataan ruang 2. Menata ruang terbuka hijau publik
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-52
No. Bidang Urusan dan Indikator Interpretasi Permasalahan Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Kinerja Penyelenggaraan Belum Tercapai (<)
Pemerintahan Daerah Sesuai (=)
Melampaui (>)
perkotaan (20 %) 2. Ruang terbuka hijau publik di
perkotaan belum tertata

4. Perumahan

1. Rumah tidak layak huni < 1. Tingginya jumlah rumah tidak layak 1. Penangangan terintegrasi dengan
direhabilitasi huni terkait dengan tingginya angka pemberdayaan ekonomi dan sanitasi
2. Persentase rumah dengan jamban < kemiskinan
sendiri dan bertangki septik 2. Rendahnya kesadaran masyarakat
untuk menerapkan pola hidup bersih
sehat.
3. Rendahnya kualitas konstruksi rumah
yang aman kebencanaan

5. Ketentraman dan Ketertiban Umum


serta Perlindungan Masyarakat
1. Cakupan petugas perlindungan < 1. Jumlah Linmas belum memadai 1. Meningkatkan jumlah Linmas secara
masyarakat 2. Sarana prasarana satuan polisi pamong bertahap
2. Tingkat penyelesaian praja belum memadai 2. Meningkatkan sarana prasarana secara
pelanggaran K3 (ketertiban, < bertahap
ketentraman, keindahan)
6. Sosial
1. Persentase PMKS yang < 1. Tingginya jumlah PMKS terutama 1. Meningkatkan alokasi anggaran
memperoleh bantuan sosial keluarga miskin pemberdayaan sosial melalui kelompok
untuk pemenuhan kebutuhan 2. Belum tersedia panti sosial yang usaha bersama
dasar menyediakan saran prasarana 2. Meningkatkan bantuan sosial bagi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-53
No. Bidang Urusan dan Indikator Interpretasi Permasalahan Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Kinerja Penyelenggaraan Belum Tercapai (<)
Pemerintahan Daerah Sesuai (=)
Melampaui (>)
2. Persentase PMKS menerima pelayanan kesejahteraan social penyandang cacat dan lansia
program pemberdayaan sosial < 3. Belum terkoordinasinya dengan baik 3. Meningkatkan koordinasi penanganan
melalui kelompok usaha penangangan PMKS antara PMKS
bersama (KUBE) atau kelompok pemerintah daerah, pemerintah 4. Merancang terwujudnya pembangunan
sosial ekonomi sejenis lainnya provinsi dan pemerintah panti sosial secara bertahap
3. Ketersediaan panti sosial
4. Persentase penyandang cacat
fisik dan mental serta lanjut usia <
non potensial yang menerima
jaminan sosial <
5. Persentase korban bencana
yang menerima bantuan sosial
selama masa tanggap darurat
=
1. Ketersediaan dokumen < 1. Terbatasnya jumlah dan kapasitas 1. Meningkatkan kapasitas aparatur
perencanan pembangunan tepat aparatur perencana perencana
waktu 2. Terbatasnya ketersediaan data yang 2. Membangun sistem aplikasi perencanaan
2. Partisipasi masyarakat dalam = diperlukan dalam proses perencanaan dengan teknologi informasi
Musrenbang 3. Mengupayakan ketersediaan data mikro
yang komprehensif
7. Tenaga Kerja
1. Persentase tenaga kerja yang < 1. Terbatasnya jumlah tenaga kerja yang 1. Meningkatkan kegiatan pelatihan tenaga
dilatih dilatih karena keterbatasan anggaran kerja
2. Persentase tenaga kerja yang 2. Belum terkoordinasinya dengan baik 2. Meningkatkan koordinasi pelaksanaan
ditempatkan < program kegiataan urusan program kegiatan
3. Besaran pekerja/buruh yang ketenagakerjaan dengan program 3. Meningkatkan ketersediaan data

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-54


No. Bidang Urusan dan Indikator Interpretasi Permasalahan Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Kinerja Penyelenggaraan Belum Tercapai (<)
Pemerintahan Daerah Sesuai (=)
Melampaui (>)
menjadi peserta jamsostek < kegiatan urusan lain yang terkait ketenagakerjaan
4. Besaran pemeriksaan 3. Belum tersedianya data yang lengkap
perusahaan terkait pelaksanaan urusan
< ketenagakerjaan

8. Pemberdayaan Perempuan dan


Perlindungan Anak
1. Angka partisipasi kasar/sekolah < Perencanaan dan penganggaran belum 1. Data dan infromasi terpilah gender
perempuan responsif gender mendorong perencanaan dan
2. Tersedianya layanan terpadu Sarana prasarana serta SDM layanan pengaggaran responsif gender.
pemberdayaan perempuan dan < terpadu pelayanan perempuan belum 2. Menyusun perencanaan dan
perlindungan anak memadai penganggaran dengan pengarusutama-
an gender
3. Menciptakan kesempatan kerja yang
sama untuk laki-laki dan perempuan
9. Ketahanan Pangan
1. Ketersediaan energi dan protein < Produksi sumber protein sebagian 1. Meningkatkan konsumsi protein di dalam
per kapita diperdagangkan ke luar daerah (ternak) daerah
2. Penguatan cadangan pangan = sementara konsumsi protein dalam 2. Meningkatkan promosi diversifikasi
3. Ketersediaan informasi pasokan, daerah relatif rendah pangan
harga dan akses pangan di
daerah =
10. Pertanahan
Jumlah asset yang teradministrasi < Keterbatasn sumberdaya instansi yang Koordinasi yang massif dengan semua
dengan abaik berwenang untuk menerbitkan sertifkat sektor dibidang pertanahanan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-55
No. Bidang Urusan dan Indikator Interpretasi Permasalahan Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Kinerja Penyelenggaraan Belum Tercapai (<)
Pemerintahan Daerah Sesuai (=)
Melampaui (>)
pemilikan lahan
11. Lingkungan Hidup
1. Persentase penanganan sampah < 1. Jumlah sarana prasarana 1. Mengurangi sampah dari sumbernya
2. Jumlah TPA persampahan terbatas (mendorong kelompok masyarakat
3. Jumlah TPS < 2. Personil penanganan sampah terbatas mengelola sampah secara mandiri)
< 3. Rendahnya kesadasan masyarakat 2. Meningkatkan jumlah sarana prasarana
dalam penanganan sampah persampahan
3. Meningkatkan jumlah personil
penangangan sampah
12. Kependudukan dan Catatan Sipil
1. Ketersediaan sistem administrasi = 1. Sarana prasarana pelayanan 1. Meningkatkan sarana prasarana
kependudukan secara elektronik administrasi kependudukan belum administrasi kependudkan secara
2. Cakupan penerbitan KTP memadai bertahap
< 2. Relatif rendahnya kesadaran 2. Meningkatkan sosialiasi pelayanan
3. Cakupan penerbitan akte masyarakat untuk mengakses kependudukan
kelahiran pelayanan administrasi kependudukan 3. Melakukan pelayanan sistem “jemput
< bola”.

13. Pemberdayaan Masyarakat dan


Desa
1. PKK Aktif = 1. Masih relatif rendahnya tingkat 1. Meningkatkan keberdayaan masyarakat
2. Jumlah Posyandu Aktif = keberdayaan masyarakat melalui pembinaan terus menerus dengan
2. Belum optimalnya pelayanan melibatkan tokoh masyarakat/
pemerintahan desa agama/budaya dan kader-kader
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-56
No. Bidang Urusan dan Indikator Interpretasi Permasalahan Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Kinerja Penyelenggaraan Belum Tercapai (<)
Pemerintahan Daerah Sesuai (=)
Melampaui (>)
masyarakat
2. Menfasilitasi produksi massal hasil temuan
teknologi tepat guna
3. Menfasilitasi peningkatan pelayanan
pemerintahan desa melalui peningkatan
kapasitas aparatur desa dan memenuhi
amanat UU Desa tentang dana alokasi
desa.

14. Keluarga Berencana dan Keluarga


Sejahtera
1. Persentase jumlah akseptor KB = 1. Masih tingginya persentase pasangan 1. Meningkatkan koordinasi dan peran tokoh
aktif terhadap jumlah pasangan usia subur dengan usia istri kurang dari masyarakat/tokoh agama/tokoh budaya
usia subur 20 tahun (4,5 % sementara SPM 3,5 %) dalam membina masyarakat untuk
menunda usia pernikahan
2. Persentase PUS dengan usia 2. Ketersediaan data mikro urusan 2. Meningkatkan koordinasi dengan satuan
istri dibawah 20 tahun < keluarga berencana dan sejahtera kerja penyedia data mikro untuk
3. Cakupan ketersediaan alat dan belum lengkap meningkatkan kualitas data mikro
obat kontrasepsi
4. Cakupan ketersediaan informasi =
data mikro

<
15. Perhubungan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-57
No. Bidang Urusan dan Indikator Interpretasi Permasalahan Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Kinerja Penyelenggaraan Belum Tercapai (<)
Pemerintahan Daerah Sesuai (=)
Melampaui (>)

1. Tersedianya angkutan umum < 1. Jumlah dan kualitas angkutan umum 1. Meningkatkan jumlah dan kualitas sarana
yang melayani wilayah yang tidak memadai dan prasarana perhubungan secara
telah tersedia jaringan jalan 2. Belum tersedia angkutan umum yang bertahap sesuai kemampuan keuangan
untuk jaringan jalan kabupaten melayani jaringan trayek yang daerah
2. Tersedianya angkutan umum menghubungkan daerah tertinggal dan 2. Meningkatkan kapasitas aparatur
yang melayani jaringan trayek terpencil perhubungan melalui pendidikan dan
yang menghubungkan daerah < 3. Keterbatasan ketersediaan anggaran pelatihan
tertinggal dan terpencil dengan untuk pembangunan sarana prasarana
wilayah yang telah berkembang perhubungan
pada wilayah yang telah tersedia 4. Terbatasnya jumlah dan kapasitas
jaringan jalan kabupaten aparatur pelaksana urusan
3. Tersedianya halte yang telah perhubungan
dilayani angkutan umum dalam
trayek
4. Tersedianya terminal angkutan <
penumpang yang telah dilayani
angkutan umum dalam trayek
5. Tersedianya fasilitas
perlengkapan jalan (rambu, <
marka dan guardrill) dan
penerangan jalan umum pada
jalan kabupaten/kota.
6. Tersedianya unit pengujian <
kendaraan bermotor
7. Tersedianya SDM bidang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-58


No. Bidang Urusan dan Indikator Interpretasi Permasalahan Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Kinerja Penyelenggaraan Belum Tercapai (<)
Pemerintahan Daerah Sesuai (=)
Melampaui (>)
terminal, pengujian kendaraan
bermotor dll
8. Terpenuhinya standar =
keselamatan bagi angkutan
umum yang melayani trayek <
9. Tersedianya kapal
penyebrangan
10. Tersedianya pelabuhan
penyebrangan <

16. Komunikasi dan Informatika


1. Pelaksanaan diseminasi dan < 1. Keterbatasan anggaran pelaksanaan 1. Menyusun design pembangunan jaringan
pendistribusian informasi diseminasi dan pendistribusian teknologi informasi menuju e-governmen
nasional informasi 2. Meningkatkan anggaran diseminasi dan
2. Cakupan pengembangan dan 2. Keterbatasan jumlah dan kapasitas pendistribusian informasi nasional secara
pemberdayaan Kelompok < aparatur pengelola informasi terutama proporsional
Informasi Masyarakat (KIM) di diseminasi informasi melalui media 3. Meningkatkan kapasitas aparatur
tingkat Kecamatan online (website) pengelolaan informasi
3. Relatif rendahnya minat dan 4. Meningkatkan kualitas website resmi

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-59


No. Bidang Urusan dan Indikator Interpretasi Permasalahan Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Kinerja Penyelenggaraan Belum Tercapai (<)
Pemerintahan Daerah Sesuai (=)
Melampaui (>)
pengetahuan masyarakat dalam pemerintah daerah
mewujudkan KIM 5. Menfasilitasi tumbuh dan berkembangnya
KIM

17. Koperasi dan Usaha Kecil


Menengah
1. Jumlah Koperasi Aktif = 1. Pertumbuhan koperasi, 1. Meningkatkan stimulasi pertumbuhan dan
2. Jumlah UMKM < UMKM/wirausaha baru belum optimal pembinaan koperasi dan
3. Jumlah Wirausaha Baru = dalam rangka penanggulangan UMKM/wirausaha berbasis sumberdaya
kemiskinan lokal
2. Terbatasnya jumlah dan kapasitas 2. Merekrut kosultan kewirausahaan dari
aparatur pelaksana urusan koperasi perguruan tinggi dalam rangka
dan usaha kecil menengah pendampingan penumbuhan
kewirausahaan di masyarakat

18. Penanaman Modal


1. Tersedianya informasi bidang < 1. Masih relatif rendahnya minat investasi 1. Meningkatkan kualitas informasi bidang
usaha sektor/bidang usaha terutama di luar sektor pariwisata usaha unggulan dan kualitas promosi
unggulan 2. Keterbatasan jumlah dan kapasitas peluang penanaman modal
aparatur pelaksana urusan penanaman 2. Meningkatkan sarana prasarana
2. Terselenggaranya fasilitasi modal pelaksanaan urusan penamanan modal
pemerintah daerah dalam rangka < 3. Keterbatasan anggaran pelaksanaan secara bertahap sesuai dengan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-60


No. Bidang Urusan dan Indikator Interpretasi Permasalahan Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Kinerja Penyelenggaraan Belum Tercapai (<)
Pemerintahan Daerah Sesuai (=)
Melampaui (>)
kerjasama kemitraan antaran urusan penanaman modal kemampuan keuangan daerah
UMKMK tingkat kabupaten 4. Satuan kerja pelaksana urusan
dengan pengusaha tingkat penanaman modal belum berdiri sendiri
provinsi/ nasional
3. Terselenggaranya promosi
peluang penanaman modal
kabupaten =
4. Terselenggaranya pelayanan
perizinan dan nonperizinan
penanaman modal melalui <
pelayanan terpadu satu pintu
(PTSP) di bidang penanaman
modal
5. Terselenggaranya bimbingan
pelaksanaan kegiatan
penanaman modal kepada
masyarakat dunia usaha <
6. Terimplementasikannya Sistem
Pelayanan Informasi dan
Perizinan Investasi Secara
Elektronik (SPIPISE) <
7. Nilai Investasi
8. Jumlah tenaga kerja terserap

<

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-61


No. Bidang Urusan dan Indikator Interpretasi Permasalahan Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Kinerja Penyelenggaraan Belum Tercapai (<)
Pemerintahan Daerah Sesuai (=)
Melampaui (>)
<
19. Kepemudaan dan Olahraga
1. Ketersediaan gedung olahraga = Prestasi olahraga belum memadai Meningkatkan pemasyarakatan dan
2. Jumlah prestasi olahraga pembinaan olahraga
3. Jumlah organisasi olahraga <
<

20. Statistik
Ketersediaan data statitik daerah = Ketersediaan data statistik bekerjasama Menggunakan data mikro secara mandiri
dengan BPS belum dapat memenuhi sebagai evaluasi pelaksanaan dan
kebutuhan waktu penyediaan dan data perencanaan pembangunan
yang tersedia bersifat makro
21. Kebudayaan
1. Jumlah even budaya = Belum tersedianya gedung kesenian Memanfaatkan gedung serba-guna dalam
2. Ketersediaan gedung kesenian penyelenggaraan even budaya dan seni
<
22. Perpustakaan
1. Ketersediaan sarana prasarana < 1. Keterbatasan anggaran peningkatan 1. Meningkatkan anggaran pemenuhan
perpustakaan daerah sarana prasarana perpustakaan sarana dan prasarana perpustakaan
2. Jumlah pengunjung 2. Belum tersedia pejabat fungsional secara bertahap
perpustakaan daerah < pustakawan 2. Melakukan sosialisasi jabatan fungsional
pustakawan
3. Mengoptimalkan peran perpustakaan
masyarakat dengan menfasilitasi
penyediaan buku dan fasilitas lainnya
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-62
No. Bidang Urusan dan Indikator Interpretasi Permasalahan Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Kinerja Penyelenggaraan Belum Tercapai (<)
Pemerintahan Daerah Sesuai (=)
Melampaui (>)
diperpustakaan masyarakat
4.
23. Kearsipan
SKPD yang menerapkan arsip < 1. Kurangnya sarana prasarana SKPD 1. Meningkatkan sarana prasarana kearsipan
secara baku pelaksana urusan kearsipan secara bertahap
2. Belum tersedia tenaga fungsional 2. Mensosialisasikan jabatan fungsional
arsiparis arsiparis

24. Kelautan dan Perikanan


1. Pertumbuhan PDRB sub sektor < 1. Relatif rendahnya penguasaan 1. Meningkatkan penguasaan teknologi
kelautan perikanan teknologi perikanan baik perikanan perikanan tangkap dan budidaya
2. Peningkatan kesejahteraan < tangkap maupun budidaya 2. Fasilitasi tumbuhnya budidaya perikanan
nelayan 2. Terbatasya sarana penangkapan laut
nelayan 3. Memanfaatkan nelayan maju sebagai
3. Terbatasnya jumlah dan kapasitas penyuluh informal dan penggerak nelayan
aparatur pelaksana urusan kelautan lainnya
perikanan 4. Menfasilitasi ketersediaan peralatan dan
4. Potensi wilayah dalam pengembangan permodalan bagi nelayan
perikanan darat belum dikelola secara 5. Mengembangkan perikanan darat
optimal diwilayah yang potensial
25. Pariwisata
1. Jumlah kunjungan wisatawan > 1. Aktivitas pariwisata belum signifikan 1. Pengembangan jasa dan destinasi wisata
2. Jumlah kelompok sadar wisata mengurangi kemiskinan berbasis masyarakat (desa wisata)
3. Potensi destinasi wisata tertata < 2. Sarana prasarana destinasi pariwisata 2. Menata destinasi pariwisata secara
belum terbangun dan tertata secara komhrehensif sesuai dengan kemampuan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-63
No. Bidang Urusan dan Indikator Interpretasi Permasalahan Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Kinerja Penyelenggaraan Belum Tercapai (<)
Pemerintahan Daerah Sesuai (=)
Melampaui (>)
< optimal keuangan daerah
3. Tujuan wisata diluar kawasan Gili 3. Menyusun perencanaan pengembangan
Trawangan belum dikembangkan kawasan wisata di luar gili
sesuai dengan potensinya 4. Meningkatkan pengetahuan dan
4. Relatif rendahnya pengetahuan kesadaran masyarakat dalam mendukung
masyarakat di luar kawasan gili dalam pengembangan kawasan wisata
mengembangkan potensi pariwisata
wilayahnya
26. Pertanian
1. Pertumbuhan PDRB sektor < 1. Relatif rendahnya pengusaan teknologi 1. Revilatasi sumur bor
pertanian budidaya komoditas pertanian secara 2. Merekrut konsultan dari perguruan tinggi
2. Peningkatan kesejahteraan < umum maupun komoditas pertanian dan praktisi pertanian dalam rangka
petani dengan nilai jual tinggi dan dibutuhkan penguasaan teknologi budidaya dan
3. Diversifikasi produk pertanian oleh pasar pariwisata pengelolaan lahan kering
< 2. Luasnya lahan pertanian tadah hujan 3. Memenuhi kebutuhan sarana dan
(lahan kering) prasarana pengairan dilahan kering
3. Terbatasnya jumlah dan kapasitas 4. Mengutamakan fasilitasi teknologi dan
aparatur pelaksana urusan pertanian permodalan pada petani gurem
4. Sebagian besar petani menguasai 5. Menfasilitasi terbangunnya jaringan
lahan pertanian yang terbatas (petani pemasaran produk pertanian
gurem) 6. Pengembangan subsubsektor peternakan
terutama ternak besar/sapi dan unggas
27. Perdagangan
Jumlah prasarana perdagangan < Keterbatasan jumlah dan kualitas Meningkatkan anggaran pembangunan
dalam kondisi baik prasarana perdagangan (pasar sektor perdagangan terutama
tradisional, pasar desa) pembangunan pasar desa, pusat-pusat

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-64


No. Bidang Urusan dan Indikator Interpretasi Permasalahan Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Kinerja Penyelenggaraan Belum Tercapai (<)
Pemerintahan Daerah Sesuai (=)
Melampaui (>)
perdagangan bagi pedagang kecil dan
tempat berusaha bagi pedagang kaki lima
28 Perindustrian
1. Kontribusi PDRB sektor industri < 1. Relatif rendahnya pengetahuan dan 1. Fasilitasi peralatan dan permodalan bagi
pengolahan ketrampilan masyarakat dalam tumbuhnya industri pengolahan terutama
2. Pertumbuhan PDRB sektor penguasaan teknologi industri terutama industri pengolahan berbasis pertanian
industri pengolahan < industri pengolahan dalam skala kecil dan rumah tangga
2. Terbatasnya jumlah dan kapasitas berbasis teknologi tepat guna.
aparatur pelaksana urusan industri 2. Merekrut konsultan perguruan tinggi dalam
pengembangan industri dari aspek
teknologi tepat guna pengolahan hasil
pertanian
29. Transmigrasi
Jumlah transmigran swadaya < Rendahnya minat masyarakat untuk Meningkatkan sosialisasi transmigrasi
mengikuti program transmigrasi

Urusan Pemerintahan Fungsi


Penunjang, Administrasi
Pemerintahan, Pengawasan,
Perencanaan, Keuangan,
Kepegawaian dan litbang
1. Nilai SAKIP < 1. Masih relatif rendahnya kapasitas 1. Membangun sistem SAKIP berbasis
2. Indeks Kepuasan Masyarakat < aparatur dalam pengelolaan keuangan, teknologi informasi
terhadap Pelayanan Publik pelaporan penyelengga-raan 2. Membangun sistem pelayanan publik
3. Nilai Kepatuhan Pelayanan Publik pemerintahan dan pembangunan berbasis teknologi informasi
< 2. Belum terbangunnya sistem 3. Meningkatkan kapasitas dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-65
No. Bidang Urusan dan Indikator Interpretasi Permasalahan Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Kinerja Penyelenggaraan Belum Tercapai (<)
Pemerintahan Daerah Sesuai (=)
Melampaui (>)
akuntabilitas kinerja berbasis teknologi profesionalisme aparatur
informasi
3. Belum terbangunya sistem pelayanan
publik sesuai amanat UU
4. Belum terbangunnya sistem
perencanaan dan penganggaran
berbasis teknologi informasi

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-66


4.2. ISU-ISU STRATEGIS
Untuk memastikan pembangunan dilakukan secara
sistematis dan terencana dengan memanfaatkan berbagai sumber
daya yang tersedia secara optimal, efisien, efektif dan akuntabel,
diperlukan langkah-langkah strategis, taktis dan praktis, sesuai
dengan kekuatan, kelemahan yang dimiliki serta peluang dan
tantangan yang dihadapi. Untuk itu diperlukan analisis terhadap
lingkungan strategis baik global, nasional, regional maupun lokal.

4.2.1. Analisis Lingkungan Strategis Global


Konstelasi geo-politik global akan menjadi tantangan,
khususnya bagi negara yang terbuka dan luas seperti Indonesia.
Amerika Serikat masih merupakan kekuatan utama dunia. Upaya
penyeimbangan kembali oleh Amerika Serikat di kawasan Asia
Pasifik (Rebalancing Asia Pacific) merupakan salah satu
perkembangan geopolitik saat ini. Eropa Barat juga merupakan
aktor besar yang dapat mempengaruhi percaturan politik global.
Peran negara-negara Eropa Barat dalam persoalan di Timur
Tengah (Arab Spring), persoalan nuklir di Iran, dan penyelesaian
sengketa di kawasan Afrika sangat signifikan. Sementara itu
kekuatan baru Tiongkok dengan pertumbuhan ekonomi, jumlah
penduduknya yang besar, serta peningkatan kekuatan militernya
menandai peta politik ekonomi global dan regional. Selanjutnya
Australia juga merupakan aktor yang semakin penting dalam peta
politik di kawasan Pasifik Barat. Australia juga memiliki kekuatan
seperti politik, ekonomi, militer dan teknologi sebagaimana negara
negara barat. Australia memposisikan Asia sebagai peluang pasar
antara lain di bidang kesehatan, pendidikan, perdagangan dan
sosial budaya.
Konstelasi politik global ditandai pula dengan munculnya
aktor non-negara yang memiliki kapasitas dan jejaring
internasional. Terorisme global merupakan salah satu bentuk
ancaman terhadap keamanan negara yang masih akan dihadapi.
Perkembangan teknologi canggih dalam bidang informasi,
komunikasi, bahan peledak (explosive) dan transportasi telah
meningkatkan dampak dan keberhasilan aksi terorisme. Kondisi
geografi Indonesia yang terbuka menjadi peluang bagi negara lain
masuk dan melakukan aktivitasnya di wilayah Indonesia dengan
berbagai dampak yang ditimbulkannya. Pencurian ikan,
perompakan, penyelundupan, peredaran narkotika, perdagangan
manusia, eksploitasi ilegal sumber daya alam seperti kayu, produk
kayu dan kertas merupakan bentuk-bentuk ancaman terhadap
kehidupan masyarakat dan berdampak pula pada kerugian
ekonomi

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-67


Globalisasi nilai-nilai budaya tidak dapat dihindarkan, yang
sesungguhnya tidak terlepas dari pengaruh perkembangan
teknologi informasi yang dapat menembus dan menyingkirkan
sekat-sekat geografi. Internet dan media sosial tidak saja
memudahkan komunikasi antar masyarakat di tingkat global,
regional dan nasional, tetapi juga memicu perubahan paradigma
dalam politik, ekonomi dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
budaya yang melampaui batasan kebangsaannya. Globalisasi tidak
hanya berdampak pada masuknya budaya global ke Indonesia,
tetapi juga berdampak pada penguatan ikatan primordial. Hal ini
membawa Indonesia berada pada persilangan antara budaya global
dan budaya lokal yang berorientasi pada identitas primordial.
Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015
yang dimulai pada tanggal 31 Desember 2015 menjadikan ASEAN
pasar tunggal dan satu kesatuan basis produksi, sehingga akan
terjadi aliran bebas barang, jasa, investasi, modal, dan tenaga
kerja terampil antar negara ASEAN. Hal ini merupakan peluang
sekaligus tantangan yang perlu disikapi oleh Indonesia secara
cermat dan terintegrasi. Kesiapan Indonesia perlu dilakukan di
segala bidang secara menyeluruh, baik di tingkat pusat maupun di
tingkat daerah. Edukasi masyarakat tentang peluang MEA 2015,
peningkatan daya saing perekonomian nasional dan daerah, serta
peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kerja Indonesia akan
menjadi aset berharga bagi Indonesia untuk meraih keberhasilan
MEA 2015 bagi kepentingan pembangunan nasional.

4.2.2. Analisis Lingkungan Strategis Nasional


Indonesia menghadapi suatu lingkungan strategis yang
akan mempengaruhi eksistensi demokrasi dan kemajuan
Indonesia. Sepanjang sejarah negara ini, Indonesia menghadapi
fakta bahwa kebhinekaan bangsa dari segi geografis, etnis,
kebudayaan, agama telah menjadi modalitas dan unsur-unsur
penguat bangunan bangsa Indonesia. Pendiri bangsa Indonesia
secara positif berhasil menjadikan perbedaan-perbedaan dalam
unsur pembentuk bangsa Indonesia sebagai potensi yang
memperkaya Indonesia, terutama dalam menjadikan Indonesia
faktor penting dalam konteks regional maupun global. Namun,
sejarah juga mencatat bahwa perbedaan dapat dieksploitasi
menjadi faktor yang berpotensi untuk merenggangkan, bahkan
memecah ikatan persaudaraan kebangsaan. Bahkan tidak jarang,
faktor yang merenggangkan adalah kepentingan politik-ideologis
yang datang dari luar Indonesia, termasuk persaingan Blok Barat-
Blok Timur dan perang dingin di masa lalu, dan pada masa
sekarang menghadapi pengaruh gagasan ideologi tertentu yang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-68


membenarkan tindakan terorisme untuk mendirikan negara baru
melawan Pancasila.
Tantangan ke depan adalah menguatkan dan
memantapkan Pancasila sebagai ideologi yang dapat menjamin
semua kelompok yang ada di Indonesia, dengan mengutamakan
nilai-nilai toleransi dan non diskriminasi. Konflik-konflik vertikal
dan horizontal yang berdimensi kekerasan harus dicegah secara
serius apabila Indonesia ingin melakukan konsolidasi demokrasi
secara berkelanjutan. Terorisme adalah ancaman langsung pada
nilai-nilai demokrasi karena menggunakan kekerasan dalam
mengekspresikan kepentingan politik dan ketidakpuasan para
pengikutnya. Terorisme menimbulkan kekacauan dan ketakutan
yang meluas dalam kerangka besar untuk melawan negara
Pancasila dan UUD 1945.
Dalam hal regulasi, Indonesia berada di tengah antusiasme
yang besar dari beberapa negara untuk menyelenggarakan
reformasi regulasi. Dalam kaitan ini, kebijakan utama yang harus
dilakukan adalah menyelenggarakan reformasi regulasi guna
mewujudkan sistem regulasi yang sederhana dan tertib, serta lebih
mampu mendorong kinerja perekonomian secara efisien. Reformasi
regulasi dimaksudkan agar Indonesia tidak menjadi pasar bagi
produk negara ASEAN lainnya.
Indonesia mempunyai peluang untuk dapat menikmati
‘bonus demografi’, yaitu percepatan pertumbuhan ekonomi akibat
berubahnya struktur umur penduduk yang ditandai dengan
menurunnya rasio ketergantungan (dependency ratio) penduduk
non-usia kerja kepada penduduk usia kerja. Perubahan struktur
ini memungkinkan bonus demografi tercipta karena meningkatnya
suplai angkatan kerja (labor supply), tabungan (saving), dan
kualitas sumber daya manusia (human capital). Di Indonesia, rasio
ketergantungan telah menurun dan melewati batas di bawah 50
persen pada tahun 2012 dan mencapai titik terendah sebesar 46,9
persen antara tahun 2028 dan 2031. Indonesia mempunyai
potensi untuk memanfaatkan bonus demografi baik secara
nasional maupun regional. Penduduk usia produktif Indonesia
sendiri menyumbang sekitar 38 persen dari total pendudukusia
produktif di ASEAN. Tingginya jumlah dan proporsi penduduk usia
kerja Indonesia selain meningkatkan angkatan kerja dalam negeri
juga membuka peluang untuk mengisi kebutuhan tenaga bagi
negara negara yang proporsi penduduk usia kerjanya menurun
seperti Singapura, Korea, Jepang dan Australia.
Bonus demografi tidak diperoleh secara otomatis, tetapi
harus diupayakan dan diraih dengan arah kebijakan yang tepat.
Berbagai kebijakan yang tepat diperlukan untuk menyiapkan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-69


kualitas sumber daya manusia yang akan masuk ke angkatan
kerja; menjaga penurunan fertilitas; menyiapkan keterampilan dan
kompetensi tenaga kerja; dan kebijakan ekonomi dalam
menciptakan lapangan kerja, fleksibilitas pasar tenaga kerja,
keterbukaan perdagangan dan tabungan serta dukungan sarana
dan prasarana.
Bonus demografi yang dialami Indonesia juga disertai
dengan dinamika kependudukan lain yang juga berdampak luas,
yaitu: (1) meningkatnya jumlah penduduk; (2) penuaan penduduk
(population ageing) yang ditandai dengan meningkatnya proporsi
penduduk lanjut usia; (3) urbanisasi yang ditandai dengan
meningkatnya proporsi penduduk perkotaan; dan (4) migrasi yang
ditandai dengan meningkatnya perpindahan penduduk
antardaerah. Selain itu pertumbuhan dan perubahan struktur
penduduk yang tidak sama antarprovinsi, sehinga pemanfaatan
bonus demografi tersebut harus disesuaikan dengan situasi dan
kondisi kewilayahan. Untuk itu, peluang bonus demografi ini juga
harus diketahui dan dipahami dengan baik oleh seluruh
pemangku kebijakan di daerah sehingga dapat dimanfaatkan
dengan maksimal.
Apabila tidak didukung dengan kebijakan yang tepat,
bonus demografi tidak akan dapat diraih, bahkan dapat
menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan. Penduduk
yang besar akan meningkatkan tekanan pada kebutuhan pangan
dan energi serta kelestarian dan kualitas lingkungan.
Pertumbuhan penduduk lanjut usia (population ageing)
memerlukan jaminan perlindungan sosial, perlindungan hari tua
dan pelayanan penyakit ketuaan (senecsent diseases) dan
degeneratif. Urbanisasi dan migrasi menuntut ketersediaan
infrastruktur perkotaan yang memadai dan pada saat yang sama
berpotensi memunculkan konflik sosial, pengangguran dan
kriminalitas. Tingginya kepadatan penduduk juga berpotensi
meningkatkan polusi dan penyebaran berbagai penyakit menular.
Oleh karena itu, kebijakan sumber daya manusia, kependudukan,
kesehatan, pendidikan, ekonomi dan ketenagakerjaan,
infrastruktur dan sumber daya alam serta politik hukum dan
keamanan harus diarahkan dengan tepat untuk meraih bonus
demografi.
Pembangunan berkelanjutan merupakan elemen strategis
dalam RPJMN 2015-2019 dan penjabaran konkrit ke dalam
bidang-bidang yang relevan akan dilakukan. Lingkungan strategis
sisi global adalah adanya Agenda Pembangunan Paska 2015
(Suistainable Develepment Goals/SDGs) dan pengawasan
perubahan iklim.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-70


Beberapa fokus dalam SDGs yang akan memberi warna
penting dalam Agenda Pembangunan Paska 2015 adalah bahwa: (i)
pembangunan manusia seperti kemiskinan, kelaparan kekurangan
gizi, pembangunan kesehatan, pendidikan dan kesetaraan gender
yang sangat mewarnai MDGs akan tetap dilanjutkan. Dalam
kaitan ini terdapat fokus baru yang menjawab perkembangan
global yang ada yaitu masalah kesenjangan baik di dalam negara
maupun antar negara. Selain itu, masalah gender dan anak-anak,
tidak saja anak perempuan namun juga anak laki-laki; (ii)
pemenuhan akses masyarakat terhadap air dan sanitasi tetap
menjadi isu penting, dan akses terhadap energi merupakan fokus
baru yang ditambahkan; (iii) untuk pembangunan ekonomi
berkelanjutan merupakan isu baru yang akan difokuskan pada
pertumbuhan ekonomi yang terjaga dan inklusif, serta
industrialisasi yang berkelanjutan dan pembangunan hunian dan
kota berkelanjutan yang secara keseluruhannya disertai dengan
penerapan pola produksi dan konsumsi berkelanjutan; (iv)
pembangunan lingkungan yang tercermin pada fokus mitigasi
kepada perubahan iklim, konservasi sumberdaya alam dan
perlindungan ekosistem serta keanekaragaman hayati; dan
terakhir adalah adanya rumusan cara pencapaian (means of
implementation).
Dalam kaitan dengan perubahan iklim, Indonesia
merupakan salah satu negara yang tidak diwajibkan menentukan
target penurunan emisi gas rumah kaca secara kuantitatif.
Namun, Indonesia secara sukarela telah memberikan komitmen
penurunan emisi gas rumah kaca. Komitmen ini dituangkan dalam
Rencana Aksi Nasional penurunan gas rumah kaca (RAN GRK)
melalui Perpres No. 61/2011 dan 33 Rencana Aksi Daerah (RAD
GRK) yang ditetapkan melalui peraturan gubernur.
Rencana pelaksanaan rencana mitigasi dan rencana
adaptasi perubahan iklim pada berbagai bidang terkait dituangkan
di dalam program lintas bidang dalam RPJMN 2015-2019 dengan
target penurunan emisi GRK sekitar 26 persen pada tahun 2019
dan peningkatan ketahanan perubahan iklim di daerah. RAD-GRK
dari 33 provinsi sebagian besar sudah dimasukkan dalam
perencanaan daerah, atau RPJMD. Sehubungan dengan itu,
Kementerian/ Lembaga dan pemerintah daerah perlu menjadikan
target penurunan emisi dan adaptasi GRK sebagai indikator
kinerja. Untuk pelaksanaan rencana aksi tersebut, terus
dilanjutkan pula peningkatan kapasitas SDM dan kapasitas
lembaga pelaksana, serta pemantauan dan evaluasi
pelaksanaannya.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-71


4.2.3. Analisis Lingkungan Strategis Regional
Pertumbuhan ekonomi provinsi di Wilayah Nusa Tenggara
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Namun demikian,
rata-rata pertumbuhan Wilayah Nusa Tenggara selama kurun
waktu 2009 – 2013 yang sebesar 4,5 persen masih lebih rendah
dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi dengan
migas nasional sebesar 5,9 persen. Peranan Wilayah Nusa
Tenggara dalam pembentukan PDB nasional mengalami
penurunan dari 1,5 persen (2009) menjadi 1,3 persen (Triwulan II
2014).
Pemerintah Provinsi di Wilayah Nusa Tenggara telah juga
berhasil dalam menurunkan jumlah penduduk miskin dari tahun
2009 hingga 2014 (Maret) walaupun persentasenya masih berada
di atas angka kemiskinan nasional sebesar 14,15 persen (2009)
dan 11,25 persen (Maret 2014). Dari sisi peningkatan kualitas
sumber daya manusia, di Wilayah Kepulauan Nusa Tenggara ini
dapat dikatakan sudah cukup baik. Hal ini diindikasikan dengan
selalu meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dari
tahun ke tahun pada masing-masing provinsi di Wilayah Nusa
Tenggara. Namun demikian, pencapaian IPM di Wilayah Nusa
Tenggara masih perlu ditingkatkan karena masih jauh di bawah
IPM nasional sebesar 71,76 (2009) dan 73,81 (2013).
Berdasarkan sisi distribusi pendapatan antar golongan
masyarakat, seluruh provinsi di Wilayah Nusa Tenggara mengalami
kenaikan kesenjangan pendapatan antar golongan. Hal ini
diindikasikan dari angka Rasio Gini provinsi-provinsi di Wilayah
Nusa Tenggara cenderung meningkat pada tahun 2013
dibandingkan tahun 2009, namun masih berada di bawah
nasional sebesar 0,37 (2009) dan 0,413 (2013). Ke depan, hal ini
perlu mendapatkan perhatian agar proses pembangunan terus
lebih melibatkan masyarakat secara inklusif, sehingga hasil-hasil
pembangunan tersebut dapat dinikmati secara merata oleh
masyarakat.
Perekonomian Wilayah Nusa Tenggara ditopang oleh 3
sektor utama, yaitu pertanian, jasa-jasa, serta perdagangan, hotel
dan restoran. Di luar ketiga sektor utama tersebut, sektor
pertambangan dan penggalian juga memiliki peran yang cukup
besar Peran Wilayah Nusa Tenggara bidang pariwisata bagi
nasional didasarkan atas potensi keadaan alam terutama bahari.
Dalam hal ini Wilayah Nusa Tenggara diharapkan menjadi etalase
wisata ekologis, petualangan, budaya dan bahari serta
kepariwisataan yang berbasis UKM.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-72


Berdasarkan potensi dan keunggulan Wilayah Nusa
Tenggara, dalam RPJMN Tahun 2015-2019, ditentukan tema
besar Pembangunan Wilayah Nusa Tenggara sebagai :
a. Pintu gerbang pariwisata ekologis melalui pengembangan
industri Meeting, Incentive, Convetion, Exhibition (MICE);
b. Penopang pangan nasional dengan percepatan pembangunan
perekonomian berbasis maritim (kelautan) melalui
pengembangan industri perikanan, garam, dan rumput laut;
c. Pengembangan industri berbasis peternakan sapi dan
perkebunan jagung;
d. Pengembangan industri mangan, dan tembaga.
Selanjutnya tujuan pengembangan Wilayah Nusa Tenggara
tahun 2015-2019 adalah mendorong percepatan dan perluasan
pembangunan Wilayah Nusa Tenggara dengan menekankan
keunggulan dan potensi daerah, melalui:
a. pengembangan pariwisata ekologis, serta pengembangan
industri berbasis komoditas peternakan terutama sapi, garam,
rumput laut, jagung, mangan, dan tembaga,
b. penyediaan infrastruktur wilayah,
c. peningkatan SDM dan ilmu dan teknologi secara terus
menerus.

Sementara itu secara spesifik analisis lingkungan strategis


di Provinsi NTB diuraikan sebagai berikut :
a. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
Isu terkait kesejahteraan masyarakat di Provinsi Nusa
Tenggara Barat yang perlu mendapat perhatian yaitu :
1. Gangguan kamtibmas terutama yang berbau SARA masih
berpotensi terjadi, demikian pula konflik horizontal dan
vertikal.
2. Peredaran NAPZA makin meluas baik kuantitas maupun
kualitasnya.
3. Makin tak terbendungnya pengaruh globalisasi terutama
terhadap nilai-nilai luhur budaya dan kearifan lokal NTB.
4. Pengangguran tenaga terididik makin besar.
5. Kualitas dan distribusi penduduk yang belum optimal.

b. Aspek Pelayanan Umum


Isu terkait pelayanan umum di Provinsi Nusa Tenggara Barat
yang perlu mendapat perhatian yaitu:
1. Sistem pendidikan yang sedang dijalankan belum
mengarah pada pembentukan manusia NTB yang
berkarakter.
2. Tingkat partisipasi politik yang makin menurun.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-73


3. Kualitas pelayanan publik belum optimal.
4. Kualitas dan kuantitas sarana pelayanan sosial belum
sebanding dengan kebutuhan masyarakat.
5. Ketidakpastian hukum masih dirasakan dalam banyak
kasus hokum.
6. Jumlah kasus sengketa lahan yang makin banyak.
7. Peran perempuan pedesaan belum optimal dalam
menghadapi tantangan pembangunan.
8. Derajat kesehatan ibu dan anak yang belum memadai.
9. Laju pertumbuhan penduduk cukup tinggi.
10. Jumlah penyandang kesejahteraan sosial yang makin
besar.
11. Perdagangan manusia masih terjadi dan cenderung
meningkat.

c. Aspek Daya Saing Daerah


Sejumlah isu yang mengemuka terkait aspek daya saing daerah
adalah:
1. Nilai tukar petani yang belum membaik secara signifikan.
2. Keualitas produk olahan lokal belum mampu bersaing di
level nasional maupun internasional.
3. Mekanisme dan besaran penyaluran modal bagi UMKM
belum sesuai target.
4. Angka pengangguran terbuka masih cukup tinggi.
5. Perkembangan ekonomi antar kawasan belum seimbang.
6. Iklim investtasi belum didukung oleh regulasi dan sarana
pendukung lainnya.
7. UMR di bebrapa kabupaten/kota masih dibawah rata-
rata.
8. Jumlah PAD belum tergali secara optimal.
9. Pemanfataan potensi SDA masih terbatas.
10. Sejumlah sarana prasarana wilayah belum terbangun
dengan baik serta utilitasnya belum sepenuhnya
dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.
11. Kualitas lingkungan perkotaan dan pedesaan yang belum
efektif menjawab kebutuhan masyarakat yang bergerak
cepat.
12. Akses antar kawasan di beberapa titik masih belum
terbangun dan berfungsi dengan baik.
13. Terjadinya degradasi sumberdaya alam dan lingkungan
hidup.
14. Perubahan iklim dan pergesaran musim yang akan
mempengaruhi produktivitas sejumlah komoditi masih
terjadi.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-74


15. Kesiapsiagaan menghadapi bencana belum optimal.

4.2.4. Isu Strategis Daerah


Sebagian besar, yaitu 90% barang perdagangan antar
negara diangkut dengan kapal laut. Lebih dari 40% melintasi
perairan Indonesia. Sebagian besar kapal-kapal perdagangan
dunia tersebut melintasi Selat Malaka, dan sebagian lainnya
melintasi Samudra Hindia di sebelah Barat Sumatera, lalu ke
Utara mengikuti “highways” alur pelayaran “lintas damai” yang
disediakan bangsa Indonesia dan telah disetujui PBB, yaitu Alur
Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I, II, dan III. ALKI I melalui Selat
Sunda, lalu ke Utara melintasi Selat Karimata. ALKI II melalui
Selat Lombok dan Selat Makassar. ALKI III melalui Selat Timor dan
ke Utara melalui Laut Banda dan Laut Maluku.
Berdasarkan kajian strategis yang dilakukan Unit Kerja
Staf Ahli Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas bidang Tata Ruang
dan Kemaritiman, Indonesia bisa mengembangkan kota-kota
“bandar dunia” pesisir sekurang-kurangnya 4 “Singapura” besar
dan 14 “Singapura” kecil/sedang. Indonesia seharusnya bisa,
karena tidak hanya memiliki lokasi strategis, tetapi juga memiliki
sumberdaya alam (SDA) yang maha kaya.
Kota “bandar dunia” berpeluang dibangun di Lombok
Utara berdasarkan hasil telaahan, dengan membandingkan lokasi-
lokasi di jalur ALKI di Kabupaten Lombok Barat, di pesisir Selatan
Pulau Lombok yaitu di Kabupaten Lombok Timur, dan di pesisir
Utara, diperoleh kesimpulan bahwa yang terbaik untuk lokasi kota
“bandar dunia” adalah di Kecamatan Kayangan, Kabupaten
Lombok Utara, dengan pertimbangan :
1. Kedalaman laut mampu menerima kapal-kapal masa depan,
berukuran 300 ribu DWT, bahkan1 juta DWT atau lebih besar.
2. Lokasi dekat dengan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) yg
merupakan “highway” pelayaran dunia, dan pada “posisi
strategis” berdasarkan analisis pakar United Nation Conference
on the Trade and Development (UNCTAD).
3. Tersedia lahan kosong 10.000 Ha atau lebih, 1000 Ha untuk
pelabuhan, 3000 Ha untuk kawasan industri, 1000 Ha untuk
CBD (Central Business District), dan 5000 Ha untukkawasan
hunian, termasuk untuk sarana, prasarana, dan ruang terbuka
hijau (RTH).
4. Memiliki keunggulan “beauty” dg latar belakang Gunung
Rinjani, dan bersebelahan dg kawasan pariwisata internasional
Lombok.
5. Berada pada kawasan “dikenal dan menarik” bagi dunia, yaitu
Bali-Lombok.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-75


Rencana jangka panjang berkembangnya Kabupaten
Lombok Utara sebagai ”Bandar Dunia” menjadi peluang sekaligus
tantangan yang harus diantisipasi sejak dini, di sisi lain berbagaai
permasalahan yang dihadapi oleh Kabupaten Lombok Utara
berdasarkan evaluasi terhadap pencapaian sasaran pembangunan
jangka panjang maupun pelaksanaan urusan pembangunan
selama periode RPJMD yang lalu diuraikan sebagai berikut :
1. Tingginya ancaman kejadian bencana.
2. Ancaman degradasi kualitas lingkungan hidup akibat
pelaksanaan pembangunan.
3. Ancaman degradasi moral dan budaya akibat globalisasi,
kemajuan teknologi, dan dampak negatif berkembangnya
pariwisata.
4. Tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Lombok Utara
(34,23 % Tahun 2014) dengan percepatan penurunan yang
melambat dibandingkan dengan periode tahun 2010-2012.
5. Sektor pertanian sebagai lapangan usaha utama penduduk
(54%) dan kontributor terbesar PDRB (34,78%) belum tumbuh
secara signifikan, belum meningkatkan kesejahteraan petani
dan belum dapat menangkap peluang tumbuhnya sektor
pariwisata.
6. Sektor industri terutama industri pengolahan berbasis
pertanian belum tumbuh secara signifikan untuk menangkap
peluang potensi sektor pertanian dan pariwisata.
7. Belum terbangunnya kewirausahaan pada berbagai sektor.
8. Belum terbangunnya koordinasi dan sinergi yang baik dalam
program penanggulangan kemiskinan.
9. Pertumbuhan aktivitas pariwisata belum memberikan dampak
yang optimal terhadap pertumbuhan sektor lain dalam rangka
penanggulangan kemiskinan.
10. Masih tingginya angka kematian bayi karena faktor ekonomi
dan faktor sosial budaya.
11. Relatif rendahnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat
dalam menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta
perlindungan ibu dan anak.
12. Relatif rendahnya kesadaran dan pengetahuan pemenuhan
gizi.
13. Belum optimalnya pelaksanaan program pembangunan
kesehatan yang bersifat promotif/preventif.
14. Belum optimalnya peran tokoh masyarakat/tokoh agama,
tokoh budaya dalam mendukung pembangunan kesehatan.
15. Belum terbangunnya koordinasi dan sinergi yang baik antara
stakeholder pembangunan kesehatan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-76


16. Ancaman degradasi nilai dan hakikat penyelenggaraan
pendidikan.
17. Relatif rendahnya tingkat pendidikan penduduk (rata-rata
lama sekolah) menghadapi tantangan perkembangan nasional
dan global.
18. Sarana prasarana untuk semua jenjang pendidikan belum
memenuhi Standar Pelayanan Minimimal.
19. Masih reltif tingginya angka buta aksara.
20. Relatif rendahnnya partisipasi sekolah dijenjang pendidikan
menengah dan tinggi.
21. Relatif rendahnya mutu dan relevansi pendidikan.
22. Perencanaan dan penganggaran belum responsif gender.
23. Kesempatan kerja perempuan belum setara dengan laki-laki.
24. Rendahnya kapasitas birokrasi.
25. Rendahnya kualitas pelayanan publik.
26. Belum optimalnya keterbukaan informasi dan komunikasi
publik.
27. Belum optimalnya partisipasi masyarakat dalam perumusan
kebijakan.
28. Masih terdapat kesejangan infrastruktur antar wilayah.
29. Potensi sumber air baku belum terkelola dan terdistribusi
dengan baik.
30. Tingginya jumlah rumah tidak layak huni.
31. Rendahnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan pola
hidup sehat dan menyediakan sarana prasarana sanitasi.
32. Relatif rendahnya kualitas sarana prasarana perhubungan.
33. Masih terdapat rumah tangga belum mengakses listrik.

Berdasarkan identifikasi permasalahan, analisis isu-isu


strategis global, nasional, regional, dirumuskan isu strategis
pembangunan daerah tahun 2016-2021 sebagai berikut :
1. Ketangguhan terhadap bencana dan adaptasi perubahan iklim
serta mempertahankan daya dukung lingkungan.
2. Penanggulangan kemiskinan secara holistik dan terintegrasi
berbasis potensi sumberdaya lokal.
3. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia yang Berbudi
Pekerti Luhur dan Berdaya Saing menghadapi perkembangan
regional, nasional dan global.
4. Pemenuhan infrastruktur dasar yang merata dan berkeadilan.
5. Reformasi Birokrasi dan Peningkatan Kualitas Pelayanan
Publik.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-77


Ketangguhan
terhadap bencana
dan adaptasi
perubahan iklim
serta
mempertahankan
daya dukung
lingkungan
Penanggulangan
Pemenuhan kemiskinan secara
infrastruktur dasar holistik dan
yang merata dan terintegrasi berbasis
berkeadilan potensi sumberdaya
Isu lokal

Strategis

Peningkatan Kualitas
Reformasi Birokrasi
Sumberdaya
dan Peningkatan
Manusia yang
Kualitas Pelayanan
Berbudi Pekerti Luhur
Publik
dan Berdaya Saing

Gambar 4.32 Isu Strategis Pembangunan


Kabupaten Lombok Utara Tahun 2016-2021

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-78


BAB V
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Lombok Utara memerlukan suatu filosofi yang
mampu menjadi pedoman dalam menentukan Visi dan Misi serta arah
pembangunan daerah.

Filosofi pembangunan yang disimbolkan di Kabupaten Lombok


Utara yaitu “TIOQ TATA TUNAQ” merupakan cerminan kepribadian
dan semangat kerja masyarakat Lombok Utara, dengan pengertian
sebagai berikut :

TIOQ = Berarti tumbuh, menerima anugerah dari Tuhan YME;


TATA = Berarti atur, mengelola sumberdaya yang dianugerahkan
Tuhan YME;
TUNAQ = Berarti menyayangi, memelihara dan mendayagunakan.

Berdasarkan filosofi pembangunan daerah Kabupaten Lombok Utara


tersebut ditetapkan Visi - Misi Pembangunan Kabupaten Lombok utara
periode 2016-2021 sebagai berikut.

5.1. VISI
Visi pembangunan Kabupaten Lombok Utara Tahun 2016-2021
adalah :

“TERWUJUDNYA LOMBOK UTARA YANG RELIGIUS,


BERBUDAYA, ADIL DAN SEJAHTERA”

Visi pembangunan tersebut mengandung kata kunci yaitu :


1. Religius, artinya masyarakat yang taat beragama, berbudi
pekerti luhur dan saling menghargai satu sama lain dalam
keberagaman.
2. Berbudaya, artinya masyarakat berpartisipasi aktif dalam
pembangunan dilandasi nilai-nilai budaya dan kearifan lokal.
3. Adil, artinya tidak memihak, semua warga masyarakat
memiliki kedudukan yang sama di depan hukum, dan setiap
orang mendapatkan hak menurut kewajibannya.
4. Sejahtera, artinya masyarakat yang mampu memenuhi
kebutuhan dasar secara ekonomi dan sosial.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 V-1


5.2 MISI
Untuk mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Lombok Utara
Tahun 2016-2021, diemban 5 (lima) misi pembangunan sebagai
berikut :
1. Percepatan Pembangunan Ketangguhan Terhadap Bencana dan
Mempertahankan Daya Dukung Lingkungan
2. Percepatan Perwujudan Masyarakat Lombok Utara yang
Beriman, Bertaqwa dan Berbudaya
3. Percepatan Pemulihan dan Peningkatan Kualitas Hidup
Masyarakat Pasca Bencana
4. Percepatan Reformasi Birokrasi dan Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik Pasca Bencana
5. Percepatan Pemerataan Pembangunan Infrastruktur dan
Konektifitas Antar Wilayah Pasca Bencana

5.3 TUJUAN DAN SASARAN


Tujuan pelaksanaan pembangunan tahun 2016-2021 diuraikan
sebagai berikut :
1. Terbangunnya ketahanan terhadap bencana secara progresif
dan terjaganya kualitas lingkungan hidup
2. Meningkatkan kualitas akhlak dan budi pekerti berdasarkan
nilai luhur agama dan budaya
3. Meningkatnya kualitas hidup masyarakat Pasca Bencana
4. Meningkatkan (Pemulihan) Pertumbuhan Ekonomi yang
Inklusif berbasiskan Potensi daerah
5. Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan dan
pelayanan publik
6. Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur
Sedangkan sasaran yang hendak dicapai adalah :
1. Terwujudnya ketahanan masyarakat terhadap bencana
secara progresif
2. Lingkungan hidup lestari
3. Meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai
keagamaan
4. Terintegrasinya nilai luhur budaya dalam kehidupan
masyarakat
5. Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat
6. Meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat
7. Meningkatnya kesetaraan gender
8. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi daerah dan
menurunnya kemiskinan
9. Tumbuhnya ekonomi pedesaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 V-2


10. Meningkatnya ketahanan dan keragaman pangan
masyarakat
11. Meningkatnya perekonomian sektor pariwisata (dampak
wisata terhadap pertumbuhan ekonomi)
12. Pelayanan publik berkualitas dan memuaskan masyarakat
13. Akuntabilitas kinerja dan pengelolaan keuangan dalam
kategori baik
14. Terpenuhinya kebutuhan infrastruktur dasar

Keterkaitan, visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan daerah


tahun 2016-2021 disajikan pada tabel.

Tabel 5.1. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

Visi : Terwujudnya Lombok Utara yang Religius, Berbudaya, Adil dan


Sejahtera

No. MISI TUJUAN SASARAN STRATEGIS


1. Percepatan 1.1. Terbangunnya 1.1.1. Terwujudnya ketahanan
Pembangunan ketahanan masyarakat terhadap
Ketangguhan terhadap bencana bencana secara progresif
Terhadap Bencana secara progresif 1.1.2. Lingkungan hidup lestari
dan Mempertahankan dan terjaganya
Daya Dukung kualitas
Lingkungan lingkungan hidup

2. Percepatan 2.1.Meningkatkan 2.1.1. Meningkatnya pemahaman


Perwujudan kualitas akhlak masyarakat terhadap nilai-
Masyarakat Lombok dan budi pekerti nilai keagamaan
Utara yang Beriman, berdasarkan nilai 2.1.2. Terintegrasinya nilai luhur
Bertaqwa dan luhur agama dan budaya dalam kehidupan
Berbudaya budaya masyarakat

3. Percepatan 3.1.Meningkatnya 3.1.1. Meningkatnya kualitas


Pemulihan dan kualitas hidup kesehatan masyarakat
Peningkatan Kualitas masyarakat Pasca 3.1.2. Meningkatnya kualitas
Hidup Masyarakat Bencana pendidikan masyarakat
Pasca Bencana 3.1.3. Meningkatnya kesetaraan
Gender

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 V-3


No. MISI TUJUAN SASARAN STRATEGIS
3.2.Meningkatkan 3.2.1. Meningkatnya Pertumbuhan
(Pemulihan) Ekonomi daerah dan
Pertumbuhan menurunnya kemiskinan
Ekonomi yang 3.2.2. Tumbuhnya ekonomi
Inklusif pedesaan
berbasiskan 3.2.3. Meningkatnya ketahanan dan
Potensi daerah keragaman pangan
masyarakat
3.2.4. Meningkatnya perekonomian
sektor pariwisata
(dampak wisata thd
pertumbuhan ekonomi)

4. Percepatan 4.1.Meningkatkan 4.1.1. Pelayanan Publik Berkualitas


Reformasi Birokrasi kualitas tata kelola dan Memuaskan Masyarakat
dan Peningkatan pemerintahan dan 4.1.2. Akuntabilitas kinerja dan
Kualitas Pelayanan pelayanan publik pengelolaan keuangan dalam
Publik Pasca kategori baik
Bencana

5. Percepatan 5.1.Meningkatkan 5.1.1. Terpenuhinya kebutuhan


Pemerataan kuantitas dan infrastruktur dasar
Pembangunan kualitas
Infrastruktur dan infrastruktur
Konektifitas Antar
Wilayah Pasca
Bencana

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 V-4


BAB VI
STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
6.1. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Strategi dan arah kebijakan perlu dikembangkan dalam
rangka implementasi dan pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran
pembangunan daerah sehingga pelaksanaan pembangunan tetap
berjalan terarah, terpadu dan berkesinambungan.
Strategi adalah pemikiran-pemikiran secara konseptual,
analitis dan komprehensif tentang langkah-langkah yang
diperlukan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan.
Penentuan strategi dan arah kebijakan dilakukan dengan
menggunakan metode analisis SWOT (kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman) dengan memperhatikan berbagai isu
strategis yag berkembang. Selanjutnya strategi yang telah
ditentukan dijabarkan ke dalam berbagai program/kegiatan yang
akan mendukung pencapaian sasaran yang diinginkan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VI-1


Tabel 6.1. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi Kabupaten Lombok Utara

Visi: Terwujudnya Lombok Utara yang Religius, Berbudaya, Adil dan Sejahtera
Tujuan Sasaran Strategi
Misi 1 : Percepatan Pembangunan Ketangguhan Terhadap Bencana dan Mempertahankan Daya Dukung
Lingkungan
1. Terbangunnya ketahanan 1. Terwujudnya ketahanan 1. Optimalisasi pengurangan resiko
terhadap bencana secara masyarakat terhadap bencana bencana
progresif dan terjaganya secara progresif
kualitas lingkungan hidup
2. Lingkungan hidup lestari 1. Optimalisasi pemberdayaan
masyarakat untuk pengelolaan
sampah dari sumbernya
2. Sinergi dan Koordinasi antar SKPD
(sekolah adiwiyata, pengembangan
lahan pekarangan)
3. Optimalisasi pengawasan kualitas
lingkungan
4. Optimalisasi kearifan lokal untuk
menjaga kelestarian lingkungan

Misi 2: Percepatan Perwujudan Masyarakat Lombok Utara yang Beriman, Bertaqwa dan Berbudaya

1. Meningkatkan kualitas akhlak 1. Meningkatnya pemahaman 1. Revitalisasi gerakan kembali ke


dan budi pekerti berdasarkan masyarakat terhadap nilai-nilai Khittah Pendidikan
nilai luhur agama dan budaya keagamaan 2. Mobilisasi, optimalisasi peran
lembaga/tokoh agama

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VI-2


Visi: Terwujudnya Lombok Utara yang Religius, Berbudaya, Adil dan Sejahtera
Tujuan Sasaran Strategi
2. Terintegrasinya nilai luhur 1. Revitalisasi nilai luhur budaya dan
budaya dalam kehidupan kearifan lokal
masyarakat
Misi 3: Percepatan Pemulihan dan Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat Pasca Bencana
1. Meningkatnya kualitas hidup 1. Meningkatnya kualitas kesehatan 1. Optimalisasi pendekatan promotif
masyarakat Pasca Bencana masyarakat preventif
2. Sinergi dan Koordinasi antar SKPD
dan Desa
3. Revitalisasi Posyandu sebagai ujung
tombak pelayanan kesehatan Ibu dan
Anak
2. Meningkatnya kualitas 1. Revitalisasi gerakan kembali ke
pendidikan masyarakat Khittah Pendidikan
2. Percepatan peningkatan partisipasi
pendidikan
3. Optimalisasi peningkatan melek
huruf dan rata-rata lama sekolah
terutama bagi perempuan
3. Meningkatnya kesetaraan Gender 1. Intensifikasi pemberdayaan
perempuan
2. Optimalisasi pelayanan perlindungan
perempuan dan anak
3. Revitalisasi kearifan lokal terkait
perlindungan perempuan dan anak
4. Meningkatnya ketahanan dan 1. Diversifikasi bahan pangan
keragaman pangan masyarakat
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VI-3
Visi: Terwujudnya Lombok Utara yang Religius, Berbudaya, Adil dan Sejahtera
Tujuan Sasaran Strategi
2. Optimalisasi pemanfaatan
pekarangan untuk penyediaan
pangan
5. Meningkatnya pertumbuhan 1. Optimalisasi pemberdayaan ekonomi
ekonomi daerah dan dan penanggulangan kemiskinan
menurunnya kemiskinan sesuai potensi daerah
2. Penanggulangan kemiskinan holistik
dan terintegrasi (money follow
program)
6. Meningkatnya perekonomian 1. Penataan destinasi dan promosi
sektor pariwisata (dampak wisata
terhadap pertumbuhan ekonomi)
7. Tumbuhnya ekonomi pedesaan 1. Revitalitasi Bumdes

Misi 4: Percepatan Reformasi Birokrasi dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Pasca Bencana
1. Meningkatkan kualitas tata 1. Pelayanan Publik Berkualitas 1. Inovasi Pelayanan Publik
kelola pemerintahan dan dan Memuaskan Masyarakat 2. Optimalisasi sistem berbasis
pelayanan publik Teknologi Informasi, sarana
prasarana melalui rehabilitasi dan
rekonstruksi pusat pemerintahan,
SDM dan lain-lain untuk memenuhi
Kualitas Pelayanan Publik sesuai
perundang-undangan
2. Akuntabilitas kinerja dan 1. Optimalisasi sistem berbasis
pengelolaan keuangan dalam Teknologi Informasi, sarana
kategori baik prasarana, SDM dan lain-lain untuk

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VI-4


Visi: Terwujudnya Lombok Utara yang Religius, Berbudaya, Adil dan Sejahtera
Tujuan Sasaran Strategi
membangun Sistem Akuntabilitas
sesuai peraturan perundang-
undangan

2. Sinergi dan Koordinasi antar SKPD


stake holder
Misi 5: Percepatan Pemerataan Pembangunan Infrastruktur dan Konektifitas Antar Wilayah Pasca Bencana
1. Meningkatkan kuantitas dan 1. Terpenuhinya kebutuhan 1. Optimalisasi pembiayaan DAK untuk
kualitas infrastruktur infrastruktur dasar prioritas daerah
2. Optimalisasi Distribusi sumber air
untuk irigasi pertanian lahan kering
dan sumber air minum
3. Revitalisasi sumber air/sumur bor
4. Optimalisasi keberdayaan
masyarakat
5. Optimalisasi pemanfaatan energi
terbarukan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VI-5


Tabel 6.2. Arah Kebijakan Pembangunan
Kabupaten Lombok Utara

Arah Kebijakan
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Menggencarkan Menggencarkan Menggencarkan Menggencarkan Menggencarkan
pengurangan pengurangan pengurangan pengurangan pengurangan
resiko bencana resiko bencana resiko bencana resiko bencana resiko bencana
dan percepatan dan percepatan dan percepatan
rehabilitasi rehabilitasi rehabilitasi
rekonstruksi rekonstruksi rekonstruksi
pasca bencana pasca bencana pasca bencana
Pemenuhan Pemenuhan Pemenuhan Pemenuhan Pemenuhan
sarana sarana sarana sarana sarana
prasarana prasarana prasarana prasarana prasarana
sesuai SPM sesuai SPM sesuai SPM sesuai SPM sesuai SPM
Penggencaran Penggencaran Penggencaran Penggencaran Penggencaran
pengolahan pengolahan pengolahan pengolahan pengolahan
sampah dari sampah dari sampah dari sampah dari sampah dari
sumbernya sumbernya sumbernya sumbernya sumbernya
terutama di terutama di terutama di terutama di terutama di
perkotaan perkotaan perkotaan perkotaan perkotaan
Penggencaran Penggencaran Penggencaran Penggencaran Penggencaran
peran MKD peran MKD peran MKD peran MKD peran MKD
Integrasi Integrasi Integrasi Integrasi Integrasi
pendidikan pendidikan pendidikan pendidikan pendidikan
akhlak dan budi akhlak dan budi akhlak dan budi akhlak dan budi akhlak dan budi
pekerti dalam pekerti dalam pekerti dalam pekerti dalam pekerti dalam
kurikulum kurikulum kurikulum kurikulum kurikulum
pendidikan pendidikan pendidikan pendidikan pendidikan
formal/non formal/non formal/non formal/non formal/non
formal formal formal formal formal
Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan
aktivitas dan aktivitas dan aktivitas dan aktivitas dan aktivitas dan
kualitas rumah kualitas rumah kualitas rumah kualitas rumah kualitas rumah
ibadah ibadah ibadah ibadah ibadah
Penumbuh- Penumbuh- Penumbuh- Penumbuh- Penumbuh-
kembangan kembangan kembangan kembangan kembangan
lembaga (Majelis lembaga (Majelis lembaga (Majelis lembaga (Majelis lembaga (Majelis
Krama Desa) Krama Desa) Krama Desa) Krama Desa) Krama Desa)
dan regulasi dan regulasi dan regulasi dan regulasi dan regulasi
lokal/awiq-awiq lokal/awiq-awiq lokal/awiq-awiq lokal/awiq-awiq lokal/awiq-awiq
Pendekatan Pendekatan Pendekatan Pendekatan Pendekatan
layanan berbasis layanan berbasis layanan berbasis layanan berbasis layanan berbasis
desa/turun ke desa/turun ke desa/turun ke desa/turun ke desa/turun ke
desa/pos-yandu desa/pos-yandu desa/pos-yandu desa/pos-yandu desa/pos-yandu
Satu Desa Satu Satu Desa Satu Satu Desa Satu Satu Desa Satu Satu Desa Satu
Dokter Dokter Dokter Dokter Dokter
Prioritas Prioritas Prioritas Prioritas Prioritas
penanganan penanganan penanganan penanganan penanganan
pada desa-desa pada desa-desa pada desa-desa pada desa-desa pada desa-desa

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VI-6


Arah Kebijakan
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
paling paling paling paling paling
bermasalah bermasalah bermasalah bermasalah bermasalah
kesehatan kesehatan kesehatan kesehatan kesehatan
Integrasi Integrasi Integrasi Integrasi Integrasi
pendidikan pendidikan pendidikan pendidikan pendidikan
akhlak dan budi akhlak dan budi akhlak dan budi akhlak dan budi akhlak dan budi
pekerti dalam pekerti dalam pekerti dalam pekerti dalam pekerti dalam
kurikulum kurikulum kurikulum kurikulum kurikulum
pendidikan pendidikan pendidikan pendidikan pendidikan
formal/non formal/non formal/non formal/non formal/non
formal formal formal formal formal
Pengawalan Pengawalan Pengawalan Pengawalan Pengawalan
intensif intensif intensif intensif intensif
partisipasi partisipasi partisipasi partisipasi partisipasi
pendidikan baik pendidikan baik pendidikan baik pendidikan baik pendidikan baik
laki-laki maupun laki-laki maupun laki-laki maupun laki-laki maupun laki-laki maupun
perempuan perempuan perempuan perempuan perempuan
Penggencaran Penggencaran Penggencaran Penggencaran Penggencaran
pendidikan pendidikan pendidikan pendidikan pendidikan
keaksaraan dan keaksaraan dan keaksaraan dan keaksaraan dan keaksaraan dan
kesetaraan kesetaraan kesetaraan kesetaraan kesetaraan
Pemenuhan Pemenuhan Pemenuhan Pemenuhan Pemenuhan
sarana sarana sarana sarana sarana
prasarana yang prasarana yang prasarana yang prasarana yang prasarana yang
berkeadilan berkeadilan berkeadilan berkeadilan berkeadilan
antara sekolah antara sekolah antara sekolah antara sekolah antara sekolah
negeri dan negeri dan negeri dan negeri dan negeri dan
swasta swasta swasta swasta swasta
Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan
kualitas layanan kualitas layanan kualitas layanan kualitas layanan kualitas layanan
perlindungan perlindungan perlindungan perlindungan perlindungan
perempuan dan perempuan dan perempuan dan perempuan dan perempuan dan
anak anak anak anak anak
Penumbuhan Penumbuhan Penumbuhan Penumbuhan Penumbuhan
regulasi lokal regulasi lokal regulasi lokal regulasi lokal regulasi lokal
perlindungan perlindungan perlindungan perlindungan perlindungan
perempuan dan perempuan dan perempuan dan perempuan dan perempuan dan
anak anak anak anak anak
Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan
kampanye kampanye kampanye kampanye kampanye
penggunaan penggunaan penggunaan penggunaan penggunaan
bahan pangan bahan pangan bahan pangan bahan pangan bahan pangan
lokal yang lokal yang lokal yang lokal yang lokal yang
beragam beragam beragam beragam beragam
Diversifikasi Diversifikasi Diversifikasi Diversifikasi Diversifikasi
produk pertanian produk pertanian produk pertanian produk pertanian produk pertanian
dan industri dan industri dan industri dan industri dan industri
untuk memenuhi untuk memenuhi untuk memenuhi untuk memenuhi untuk memenuhi
kebutuhan kebutuhan kebutuhan kebutuhan kebutuhan
pariwisata pariwisata pariwisata pariwisata pariwisata
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VI-7
Arah Kebijakan
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan
pertanian di pertanian di pertanian di pertanian di pertanian di
lahan kering lahan kering lahan kering lahan kering lahan kering
(Quick Wins) (Quick Wins) (Quick Wins) (Quick Wins) (Quick Wins)
Industrialisasi Industrialisasi Industrialisasi Industrialisasi Industrialisasi
hasil pertanian hasil pertanian hasil pertanian hasil pertanian hasil pertanian
(Quick Wins) (Quick Wins) (Quick Wins) (Quick Wins) (Quick Wins)
Penumbuh- Penumbuh- Penumbuh- Penumbuh- Penumbuh-
kembangan kembangan kembangan kembangan kembangan
kewirausahaan kewirausahaan kewirausahaan kewirausahaan kewirausahaan
Memastikan Memastikan Memastikan Memastikan Memastikan
kelancaran kelancaran kelancaran kelancaran kelancaran
peredaran peredaran peredaran peredaran peredaran
barang barang barang barang barang
Penumbuh- Penumbuh- Penumbuh- Penumbuh- Penumbuh-
kembangan jasa kembangan jasa kembangan jasa kembangan jasa kembangan jasa
pariwisata pariwisata pariwisata pariwisata pariwisata
alternatif alternatif alternatif alternatif alternatif
berbasis berbasis berbasis berbasis berbasis
masyarakat masyarakat masyarakat masyarakat masyarakat
desa/Desa desa/Desa desa/Desa desa/Desa desa/Desa
Wisata Wisata Wisata Wisata Wisata
Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan
Bantuan Bantuan Bantuan Bantuan Bantuan
keuangan keuangan keuangan keuangan keuangan
kepada Desa kepada Desa kepada Desa kepada Desa kepada Desa
untuk Revitaliasi untuk Revitaliasi untuk Revitaliasi untuk Revitaliasi untuk Revitaliasi
Bumdes Bumdes Bumdes Bumdes Bumdes
Pelayanan Pelayanan Pelayanan Rehabilitasi dan Rehabilitasi dan
ramah, cepat, ramah, cepat, ramah, cepat, rekonstruksi rekonstruksi
murah dan murah dan murah dan pusat pusat
transparan transparan transparan pemerintahan pemerintahan
dan memberikan dan memberikan
pelayanan pelayanan
ramah, cepat, ramah, cepat,
murah dan murah dan
transparan transparan
Evaluasi kinerja Evaluasi kinerja Evaluasi kinerja Evaluasi kinerja Evaluasi kinerja
sebagai indikator sebagai indikator sebagai indikator sebagai indikator sebagai indikator
utama evaluasi utama evaluasi utama evaluasi utama evaluasi utama evaluasi
kinerja kinerja kinerja kinerja kinerja
organisasi, organisasi, organisasi, organisasi, organisasi,
jabatan dan jabatan dan jabatan dan jabatan dan jabatan dan
personil personil personil personil personil
Pengarus- Pengarus- Pengarus- Pengarus- Pengarus-
utamaan utamaan utamaan utamaan utamaan
keterbukaan keterbukaan keterbukaan keterbuka-an keterbukaan
informasi informasi informasi informasi informasi

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VI-8


Arah Kebijakan
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Penambahan Penambahan Penambahan Penambahan Penambahan
panjang jalan panjang jalan panjang jalan panjang jalan panjang jalan
kabupaten pada kabupaten pada kabupaten pada kabupaten pada kabupaten pada
jalan desa jalan desa jalan desa jalan desa jalan desa
strategis secara strategis secara strategis secara strategis secara strategis secara
ekonomi dan ekonomi dan ekonomi dan ekonomi dan ekonomi dan
menuju destinasi menuju destinasi menuju destinasi menuju destinasi menuju destinasi
wisata wisata wisata wisata wisata
Prioritas Prioritas Prioritas Prioritas Prioritas
pipanisasi pada pipanisasi pada pipanisasi pada pipanisasi pada pipanisasi pada
desa-desa desa-desa desa-desa desa-desa desa-desa
dengan lahan dengan lahan dengan lahan dengan lahan dengan lahan
kering dan kering dan kering dan kering dan kering dan
rawan rawan rawan rawan rawan
kekeringan kekeringan kekeringan kekeringan kekeringan
Pemanfaatan Pemanfaatan Pemanfaatan Pemanfaatan Pemanfaatan
energi surya dan energi surya dan energi surya dan energi surya dan energi surya dan
penggencaran penggencaran penggencaran penggencaran penggencaran
pemanfaatan pemanfaatan pemanfaatan pemanfaatan pemanfaatan
biogas biogas biogas biogas biogas
Prioritas Prioritas Prioritas Prioritas Prioritas
pemenuhan pemenuhan pemenuhan pemenuhan pemenuhan
sanitasi dasar sanitasi dasar sanitasi dasar sanitasi dasar sanitasi dasar
pada wilayah pada wilayah pada wilayah pada wilayah pada wilayah
perkotaan perkotaan perkotaan perkotaan perkotaan
dengan kejadian dengan kejadian dengan kejadian dengan kejadian dengan kejadian
penyakit penyakit menular penyakit menular penyakit menular penyakit menular
menular tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VI-9


Dinas Pertanian, Dinas Perindag

Dinas
Pendidikan Pemberdayaan
Ekonomi
Dinas Berbasis
Kesehatan Potensi Lokal
Pemerintah
Pengawalan Perlindungan
Kualitas Pusat, Dinas
Sosial Sosial
Pendidikan dan
Kesehatan

Penanggulangan
Kemiskinan

PU BKP4
Pemenuhan Perbaikan/
Infrastruktur Diversivikasi
Dasar
Konsumsi

Peningkatan
Peredaran
Barang Jasa

Priorirats Penanganan
Dinas Perindang/Bumdes pada Desa-Desa Zona
Merah

Gambar 6.1 Diagram Strategi Penanggulangan Kemiskinan Holistik


Integratif Berbasis Wilayah/Spasial (Level 1)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VI-10


Bumdes/KUBE
PU/Dinas
Pertanian
Dinas
Perindag,
Perguruan Permodalan
Tinggi
Pembangunan/
optimalsasi irigasi
Agro industri (pipanisasi air dari
mata air/revitalisasi
sumur bor)

Peningkatan
Produksi
Pertanian Lahan
KerinKering

Transfer
Pengetahuan/ Pendampingan/
BKP4, Teknologi Penyuluhan
Perguruan
Tinggi BKP4
Manajemen/
Diversifikasi
Komoditi ber
NTP tinggi

Dinas Pertanian,
Perguruan Tinggi

Gambar 6.2 Diagram Strategi Holistik Integratif Pemberdayaan Ekonomi


Berbasis Potensi Lokal
(Peningkatan Produksi Pertanian Lahan Kering/Quick Wins) (Level 2)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VI-11


Bumdes/KUBE

Dinas Perindag, Dikes, Bidang


Perguruan Tinggi Industri

Permodalan

Perijinan,
Kandungan Gizi, Kemasan
PIRT, Halal

Pengolahan/
Industrialisasi
Hasil Pertanian

Pendampingan/
Transfer Penguatan
Pengetahuan/ Kewirausahaan
Teknologi Manajemen
Usaha

Bidang Industri
Pemasaran Bidang Koperasi Dinas
Dinas Perindag
Perguruan Tinggi Perindag, Lembaga Pelatihan
Enterpreneur

Bidang Perdagangan
Dinas Perindag

Gambar 6.3 Diagram Strategi Holistik Integratif Pemberdayaan Ekonomi


Berbasis Potensi Lokal
(Pengolahan/ Industrialisasi Hasil Pertanian/Quick Wins) (Level 2)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VI-12


Prioritas intervensi
holistik integratif pada
desa-desa zona merah

INTERVENSI HOLISTIK
INTEGRATIF

DINAS KESEHATAN

BKP4K
DINAS KESEHATAN
PP

TKPKD, LINTAS SEKTOR

Gambar 6.4. Diagram Strategi Peningkatan Status Gizi Ibu dan Anak
Holistik Integratif Berbasis Wilayah/Spasial

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VI-13


6.2. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL
Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJMN) 2015-2019, dengan mempertimbangkan
masalah pokok bangsa, tantangan pembangunan yang dihadapi dan
capaian pembangunan selama ini, maka visi pembangunan nasional
tahun 2015-2019 adalah : ”TERWUJUDNYA INDONESIA YANG
BERDAULAT, MANDIRI DAN BERKEPRIBADIAN
BERLANDASKAN GOTONG ROYONG”. Upaya untuk mewujudkan
visi ini ditempuh melalui 7 misi pembangunan yaitu :
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga
kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan
mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan
demokratis berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati
diri sebagai negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi,
maju, dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri,
maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam
kebudayaan.
Secara umum Strategi Pembangunan Nasional
menggariskan hal-hal sebagai berikut:
1. Norma Pembangunan yang diterapkan dalam RPJMN 2015-2019
adalah sebagai berikut:
a. Membangun untuk meningkatkan kualitas hidup manusia
dan masyarakat.
b. Setiap upaya meningkatkan kesejahteraan, kemakmuran,
produktivitas tidak boleh menciptakan ketimpangan yang
makin melebar yang dapat merusak keseimbangan
pembangunan. Perhatian khusus kepada peningkatan
produktivitas rakyat lapisan menengah-bawah, tanpa
menghalangi, menghambat, mengecilkan dan mengurangi
keleluasaan pelaku-pelaku besar untuk terus menjadi agen
pertumbuhan. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
c. Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan
daya dukung lingkungan dan mengganggu keseimbangan
ekosistem.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VI-14


2. Tiga Dimensi Pembangunan;
a. Dimensi pembangunan manusia dan masyarakat.
Pembangunan dilakukan untuk meningkatkan kualitas
manusia dan masyarakat yang menghasilkan manusia-
manusia Indonesia unggul dengan meningkatkan
kecerdasan otak dan kesehatan fisik melalui pendidikan,
kesehatan dan perbaikan gizi. Manusia Indonesia unggul
tersebut diharapkan juga mempunyai mental dan karakter
yang tangguh dengan perilaku yang positif dan konstruktif.
Karena itu pembangunan mental dan karakter menjadi salah
satu prioritas utama pembangunan, tidak hanya di birokrasi
tetapi juga pada seluruh komponen masyarakat, sehingga
akan dihasilkan pengusaha yang kreatif, inovatif, memiliki
etos bisnis dan mau mengambil risiko; pekerja yang
berdedikasi, disiplin, kerja keras, taat aturan dan paham
terhadap karakter usaha tempatnya bekerja; serta
masyarakat yang tertib dan terbuka sebagai modal sosial
yang positif bagi pembangunan, serta memberikan rasa
aman dan nyaman bagi sesama.
b. Dimensi pembangunan sektor unggulan dengan prioritas:
• Kedaulatan pangan. Indonesia mempunyai modal yang
cukup untuk memenuhi kedaulatan pangan bagi seluruh
rakyat, sehingga tidak boleh tergantung secara
berlebihan kepada negara lain.
• Kedaulatan energi dan ketenagalistrikan. Dilakukan
dengan memanfaatkan sebesar-besarnya sumber daya
energi (gas, batu-bara, dan tenaga air) dalam negeri.
• Kemaritiman dan kelautan. Kekayaan laut dan maritim
Indonesia harus dapat dimanfaatkan secara optimal bagi
kepentingan nasional dan kesejahteraan rakyat.
• Pariwisata dan industri. Potensi keindahan alam dan
keanekaragaman budaya yang unik merupakan modal
untuk pengembangan pariwisata nasional. Sedangkan
industri diprioritaskan agar tercipta ekonomi yang
berbasiskan penciptaan nilai tambah dengan muatan
iptek, keterampilan, keahlian, dan SDM yang unggul.
c. Dimensi pemerataan dan kewilayahan.
Pembangunan bukan hanya untuk kelompok tertentu, tetapi
untuk seluruh masyarakat di seluruh wilayah. Karena itu
pembangunan harus dapat menghilangkan/memperkecil
kesenjangan yang ada, baik kesenjangan antarkelompok
pendapatan, maupun kesenjangan antarwilayah, dengan
prioritas:

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VI-15


•Wilayah desa, untuk mengurangi jumlah penduduk
miskin, karena penduduk miskin sebagian besar tinggal
di desa;
• Wilayah pinggiran;
• Luar Jawa;
• Kawasan Timur.
3. Kondisi sosial, politik, hukum, dan keamanan yang stabil
diperlukan sebagai prasyarat pembangunan yang
berkualitas. Kondisi perlu tersebut antara lain:
a. Kepastian dan penegakkan hukum;
b. Keamanan dan ketertiban;
c. Politik dan demokrasi; dan
d. Tata kelola dan reformasi birokrasi.
3. Quick wins (hasil pembangunan yang dapat segera dilihat hasilnya).
Pembangunan merupakan proses yang terus menerus dan
membutuhkan waktu yang lama. Karena itu dibutuhkan output
cepat yang dapat dijadikan contoh dan acuan masyarakat tentang
arah pembangunan yang sedang berjalan, sekaligus untuk
meningkatkan motivasi dan partisipasi masyarakat.

Gambar 6.5. Strategi Pembangunan Nasional


Tahun 2015-2019

Gambar 6.5. Strategi Pembangunan Nasional


Tahun 2015-2019

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VI-16


Untuk menunjukkan prioritas dalam jalan perubahan
menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam
bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan,
dirumuskan sembilan agenda prioritas. Kesembilan agenda prioritas
itu disebut NAWA CITA, yaitu:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap
bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga
negara.
2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata
kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan
terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi
sistem dan penegakkan hukum yang bebas korupsi,
bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat
Indonesia.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit
bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan
sektor-sektor strategis Ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia.
Sesuai dengan visi pembangunan “Terwujudnya Indonesia
yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong
Royong”, maka pembangunan nasional 2015-2019 akan diarahkan
untuk mencapai sasaran utama yang mencakup:
1. Sasaran Makro;
2. Sasaran Pembangunan Manusia dan Masyarakat:
3. Sasaran Pembangunan Sektor Unggulan;
4. Sasaran Dimensi Pemerataan;
5. Sasaran Pembangunan Wilayah dan Antarwilayah;
6. Sasaran Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VI-17


6.3. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PROVINSI
Visi pembangunan Provinsi NTB Tahun 2018-2023 adalah
“MEWUJUDKAN NTB GEMILANG”. Visi tersebut diimplementasikan
melalui 8 (delapan) misi yakni:
1. Percepatan perwujudan rehabilitasi rekonstruksi pasca gempa,
dengan konsep membangun yang transparan.
2. Percepatan perwujudan masyarakat madani yang beriman dan
berkarakter dengan prinsip dasar menghargai kemanusiaan,
keberagaman dan kesetaraan gender yang proporsional.
3. Percepat penanggulangan kemiskinan dan kesenjangan dengan
mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan
memberi nilai tambah tinggi.
4. Percepatan peningkatan daya saing manusia sebagai pondasi
daya saing daerah yang lebih kompetitif.
5. Percepatan transformasi birokrasi menjadi birokrasi yang bersih
dan melayani.
6. Mempercepat pengelolaan sumber daya dan lingkungan yang
produktif dan berkelanjutan.
7. Mempercepat pengembangan infrastruktur penopang sektor
pariwisata, industri sektor unggulan serta kawasan strategis.

6.4. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH


Sejalan dengan kebijakan umum pembangunan nasional,
provinsi serta agenda prioritas nasional dan provinsi, serta isu
startegis yang dihadapi di Kabupaten Lombok Utara, prioritas
pembangunan daerah Kabupaten Lombok Utara Tahun 2016-2021
sebagai berikut :
1. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia yang Berbudi
Pekerti Luhur dan Berdaya Saing (Nawacita 1, 5, 8, 9)
2. Penanggulangan kemiskinan secara holistik dan terintegrasi
berbasis potensi sumberdaya lokal. (Nawacita 3,6,7)
3. Pemenuhan infrastruktur dasar yang merata dan berkeadilan
(Nawacita 3)
4. Reformasi Birokrasi dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
(Nawacita 1, 2, 4)
5. Mempertahankan daya dukung lingkungan, ketangguhan
terhadap bencana dan adaptasi perubahan iklim. (Nawacita 5)
Selengkapnya kebijakan umum dan program pembangunan daerah
tahun 2016-2021 disajikan pada matrik.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VI-18


Tabel 6.3. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah Tahun 2016-2021

No Sasaran Strategis Strategi/Arah Indikator Kinerja Satuan Capaian Kinerja Program Urusan OPD
Kebijakan Kondisi Kondisi Penanggung
Awal Akhir Jawab

1 Terwujudnya ketahanan Optimalisasi Tingkat Waktu Menit 30 15 Program Peningkatan Ketentraman BPBD
masyarakat terhadap pengurangan resiko Tanggap (Response Kesiapsiaga-an dan dan Ketertiban
bencana secara bencana Time Rate) Pencegahan Bahaya Umum
progresif Pemenuhan sarana Kebakaran
prasarana sesuai SPM Indeks Resiko Point 152.4 138.6 Program Pencegahan Ketentraman BPBD
Bencana Dini dan Penanggulangan dan Ketertiban
Korban Bencana Alam Umum
Penurunan Indeks % N/A 10 Program Pencegahan Ketentraman BPBD
Resiko Bencana Dini dan Penanggulangan dan Ketertiban
Korban Bencana Alam Umum
2 Lingkungan hidup Optimalisasi Indeks Kualitas Air Indeks 35 60 Program Pengendalian Lingkungan DLH-PKP
lestari pemberdayaan Pencemaran dan Hidup
masyarakat untuk Perusakan Lingkungan
pengelolaan sampah Hidup
dari sumbernya
Sinergi dan Koordinaasi Tutupan vegetasi Indeks 60.55 60.55 Program Pengendalian Lingkungan DLH-PKP
antar SKPD (sekolah Pencemaran dan Hidup
adiwiyata, Perusakan Lingkungan
pengembangan lahan Hidup
pekarangan)
Mata air terlindungi % 20 100 Program Perlindungan Lingkungan DLH-PKP
dan Konservasi SDA Hidup

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VI-19


No Sasaran Strategis Strategi/Arah Indikator Kinerja Satuan Capaian Kinerja Program Urusan OPD
Kebijakan Kondisi Kondisi Penanggung
Awal Akhir Jawab

Optimalisasi Persentase % 25 70 Program Pengembangan Lingkungan DLH-PKP


pengawasan kualitas Penanganan sampah Kinerja Pengelolaan Hidup
lingkungan Persampahan
Optimalisasi kearifan
lokal untuk menjaga
kelestarian lingkungan
Penggencaran
pengolah- sampah dari
sumbernya
Penggencaran peran
MKD
3 Meningkatnya Revitalisasi gerakan Jumlah % 0 0 Program Koordinasi Administrasi Setda/Kesra,
pemahaman kembali ke Khittah Kasus/Kejadian Bidang Keagamaan Pemerintahan Desa
masyarakat terhadap Pendidikan, Mobilisasi, Konflik Terkait Sara
nilai-nilai keagamaan optimalisasi peran
lembaga/tokoh agama,
Integrasi pendidikan
akhlak dan budi pekerti
dalam kurikulum Program Peningkat-an Ketentraman Kesbangpol/Sat
pendidikan formal/non Keamanan dan dan Ketertib-an pol PP
formal, Peningkatan Kenyaman-an Umum
aktivitas dan kualitas Lingkungan
rumah ibadah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VI-20


No Sasaran Strategis Strategi/Arah Indikator Kinerja Satuan Capaian Kinerja Program Urusan OPD
Kebijakan Kondisi Kondisi Penanggung
Awal Akhir Jawab

Persentase Desa % 0 0 Program Pengemba-ngan Kesatuan Kesbang/Satpol


rawan kriminal Wawasan Kebangsaan Bangsa dan PP
Politik Dalam
Negeri
4 Terintegrasinya nilai Revitalisasi nilai luhur Persentase Majelis % 0 100 Program Peningkat-an Pember-dayaan DP2KBPMD
luhur budaya dalam budaya dan kearifan Krama Desa Keberdaya-an Masyarakat
kehidupan masyarakat lokal berfungsi Masyarakat Pedesaan Desa
Penumbuhkembang-an
lembaga (Majelis Persentase % NA 80 Program Pengelolaan Kebudayaan Disbudpar
Krama Desa) dan pelestarian nilai luhur Keragaman Budaya
regulasi lokal/awiq-awiq dan kekayaan budaya

5 Meningkatnya kualitas Optimalisasi Usia Harapan Hidup Tahun 65.59 67.13 Program Upaya Kesehatan Dinas
kesehatan masyarakat pendekatan promotif Kesehatan Masyarakat Kesehatan
preventif
Sinergi dan Koordinasi
antar SKPD dan Desa Program Pencegahan Kesehatan Dinas
Revitalisasi Posyandu dan Penanggulangan Kesehatan
sebagai ujung tombak Penyakit Menular
pelayanan kesehatan Program Pengembangan Kesehatan Dinas
Ibu dan Anak Lingkungan Sehat Kesehatan
Pendekatan layanan Jumlah kasus Orang 2 0 Program Peningkatan Kesehatan Dinas
berbasis desa/turun ke kematian ibu Kesehatan Ibu Melahirkan Kesehatan
desa/posyandu Satu dan Anak
Desa Satu Dokter Angka kematian bayi Orang 20 16 Program Perbaikan Gizi Kesehatan Dinas
(dalam 1000 kelahiran Masyarakat Kesehatan
hidup)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VI-21
No Sasaran Strategis Strategi/Arah Indikator Kinerja Satuan Capaian Kinerja Program Urusan OPD
Kebijakan Kondisi Kondisi Penanggung
Awal Akhir Jawab

Prioritas penangananan Persentase Balita % 44.22 29.6 Program Perbaikan Gizi Kesehatan Dinas
pada desa-desa paling Stunting Masyarakat Kesehatan
bermasalah kesehatan
6 Meningkatnya kualitas Revitalisasi gerakan Angka Partisipasi
pendidikan masyarakat kembali ke Khittah Kasar
Pendidikan PAUD % 58.41 85 Program Pendidikan Anak Pendidikan Dikpora
Percepatan Usia Dini
peningkatan partisipasi SD Sederajat % 108.77 100 Program Wajib Belajar Pendidikan Dikpora
pendidikan Pendidikan Dasar
Optimalisasi Sembilan Tahun
peningkatan melek SMP Sederajat % 98.24 100 Program Wajib Belajar Pendidikan Dikpora
huruf dan rata-rata lama Pendidikan Dasar
sekolah terutama bagi Sembilan Tahun
perempuan Angka Partisipasi
Integrasi pendidikan Murni
akhlak dan budi pekerti SD Sederajat % 96.37 99.5 Program Wajib Belajar Pendidikan Dikpora
dalam kurikulum Pendidikan Dasar
pendidikan formal/non Sembilan Tahun
formal SMP Sederajat % 95.71 100 Program Wajib Belajar Pendidikan Dikpora
Pengawalan intensif Pendidikan Dasar
partisipasi pendidikan Sembilan Tahun
baik laki-laki maupun Rata-rata lama Tahun 4,97 5.67 Program Pendidikan Pendidikan Dikpora
perempuan sekolah (2014) Menengah
Penggencaran
pendidikan keaksaraan
dan kesetaraan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VI-22


No Sasaran Strategis Strategi/Arah Indikator Kinerja Satuan Capaian Kinerja Program Urusan OPD
Kebijakan Kondisi Kondisi Penanggung
Awal Akhir Jawab

Pemenuhan sarana Jumlah putus sekolah


prasarana yang SD Sederajat % NA 0 Program Wajib Belajar Pendidikan Dikpora
berkeadilan antara Pendidikan Dasar
sekolah negeri dan Sembilan Tahun
swasta SMP Sederajat % NA 0 Program Wajib Belajar Pendidikan Dikpora
Pendidikan Dasar
Sembilan Tahun
7 Meningkatnya Optimalisasi layanan Indeks Pembangunan Indeks 84.01 88.51 Program Pengarusuta Pember-dayaan Dinas Sosial PP
kesetaraan Gender PTP2A, Penggencaran Gender maan Gender Perempuan PA
kesetaraan dalam Program Kesetaraan Pendidikan Dikpora,
mengakses pendidikan, Pendidikan
pendidikan luar sekolah Program Pemberdayaan Pertanian,Ketah Dinas
bagi perempuan, Ekonomi Perempuan anan Pangan, Pertanian,
pencegahan pernikahan Perikanan, Dinas Koperasi
usia anak Perindustrian UMKM
Perindag, Dinas
Perikanan
8 Meningkatnya Diversifikasi bahan Skor Pola Pangan % 79.4 86.7 Program Ketahanan Ketahanan Dinas
ketahanan dan Pangan Optimalisasi Harapan Pangan Pangan Ketahanan
keragaman pangan pemanfataan Pangan dan
masyarakat pekarangan untuk Pertanian
Kebutuhan Pangan
9 Meningkatnya Optimalisasi Pertumbuhan % 4.6 4.25 Lintas Program Lintas Urusan Lintas SKPD
Pertumbuhan Ekonomi pemberdayaan ekonomi ekonomi daerah
daerah dan dan penanggulangan % penurunan % 34.14 27,33 Lintas Program Lintas Urusan Lintas SKPD/
kemisknan sesuai kemiskinan TKPD

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VI-23


No Sasaran Strategis Strategi/Arah Indikator Kinerja Satuan Capaian Kinerja Program Urusan OPD
Kebijakan Kondisi Kondisi Penanggung
Awal Akhir Jawab

menurunnya potensi daerah, Jumlah KK miskin KK 3.300 Lintas Program Lintas Urusan Lintas SKPD/
kemiskinan Penanggulangan yang diintervensi TKPD
kemiskinan holistik dan pemberdayaan
terintegrasi (money ekonomi (kumulatif)
follow program) Angka pengangguran % 2.15 1.85 Lintas Program Lintas Urusan Lintas SKPD/
Prioritas penanganan terbuka TKPD
pada Desa paling Jumlah Wirausaha Orang 10,000 Lintas Program Lintas Urusan Lintas SKPD/
bermasalah, baru TKPD
Pembangunan (target kumulatif)
pertanian di lahan Pertumbuhan % 2.46 4.0 Program Peningkatan Pertanian Dinas Pertanian
kering Diversifikasi ekonomi sektor Produksi Pertanian
produk pertanian untuk pertanian /Perkebunan
memenuhi kebutuhan Pertumbuhan sektor % 3.41 2.5 Program Pengembangan Industri Kop Perindag
pariwisata industri pengolahan Industri Kecil dan
Industrialisasi hasil Menengah
pertanian Indeks Gini Ratio Indeks 0.297 0.319 Lintas Program Lintas Urusan Lintas SKPD/
Penumbuhkembangan TKPD
kewirausahaan
Memastikan kelancaran
peredaran barang dan
jasa
Revitalisasi Bumdes
Revitalisasi peran
TKPKD

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VI-24


No Sasaran Strategis Strategi/Arah Indikator Kinerja Satuan Capaian Kinerja Program Urusan OPD
Kebijakan Kondisi Kondisi Penanggung
Awal Akhir Jawab

10 Meningkatnya Penataan destinasi, Jumlah kunjungan Orang 535,524 1,000,0 Program Pengembangan Pariwisata Dinas
perekonomian sektor promosi, wisatawan 00 Pemasaran Pariwisata Pariwisata
pariwisata pengembangan
(dampak wisata destinasi berbasis Rata-rata lama tinggal Hari 3.5 2.6 Program Pengembangan Pariwisata Dinas
terhadap pertumbuhan masyarakat wisatawan Destinasi Pariwisata Pariwisata
ekonomi)
11 Tumbuhnya ekonomi Revitalitasi Bumdes, Persentase Bumdes % 6.00 90.00 Bantuan Keuangan ke Lintas urusan BPM, Dinas
pedesaan Meningkatkan Bantuan dengan modal Desa Perindag, Desa
keuangan kepada Desa minimal 450 Juta
untuk Revitaliasi
Bumdes
12 Pelayanan Publik Inovasi Pelayanan Indeks Kepuasan Indeks NA 80 Lintas Program Lintas Urusan Semua SKPD,
Berkualitas dan Publik Masyarakat Setda/Organisa
Memuaskan Optimalisasi sistem si
Masyarakat berbasis Teknologi Nilai Kepatuhan Indeks 12.95 80 Lintas Program Lintas Urusan Semua SKPD,
Informasi, sarana Pemenuhan Standar Setda/Organisa
prasarana, SDM dan Pelayanan Publik si
lain-lain untuk
memenuhi Kualitas
Pelayanan Publik
sesuai perundang-
undangan
Mengedepankan
pelayanan dari hati
(Pelayanan ramah,
cepat, murah dan
transparan)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VI-25
No Sasaran Strategis Strategi/Arah Indikator Kinerja Satuan Capaian Kinerja Program Urusan OPD
Kebijakan Kondisi Kondisi Penanggung
Awal Akhir Jawab

13 Akuntabilitas kinerja Optimalisasi sistem Nilai Akuntabilitas Indeks C B Lintas Program Lintas Urusan Semua OPD,
dan pengelolaan berbasis Teknologi Inspektorat
keuangan dalam Informasi, sarana Maturitas SPIP indeks Level 1 Level 3 Lintas Program Otonomi Semua OPD,
kategori baik prasarana, SDM dan Daerah Inspektorat,
lain-lain untuk
membangun Sistem
Akuntabilitas sesuai
peraturan perundang-
undangan
Sinergi dan Koordinasi
antar SKPD stake
holder Evaluasi kinerja
sebagai indikator utama
evaluasi kinerja
organisasi, jabatan dan
personil
Pengarusutamaan
keterbukaan informasi
14 Terpenuhinya Optimalisasi % kemantapan jalan % 85 75 Program Pembangunan Pekerja-an PU
kebutuhan infrastruktur pembiayaan DAK untuk kabupaten Jalan Umum
dasar prioritas daerah % Cakupan air bersih % 71 100 Program Pengembangan Pekerja-an PU
Penambahan panjang Kinerja Pengelolaan Air Umum
jalan kabupaten pada Minum dan Limbah
jalan desa strategis % rumah tangga % 85.86 100 Pengemba-ngan Energi Dinas PU
menggunakan listrik ketenaga listrikan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VI-26


No Sasaran Strategis Strategi/Arah Indikator Kinerja Satuan Capaian Kinerja Program Urusan OPD
Kebijakan Kondisi Kondisi Penanggung
Awal Akhir Jawab

secara ekonomi dan % rumah layak huni % N/A 95 Bantuan Sosial, Sosial, Dinas Sosial
menuju destinasi wisata dan tahan gempa Pengemba-ngan Perumahan
Optimalisasi Distribusi (Lantai bukan tanah, Perumahan
sumber air untuk irigasi dinding permanen,
pertanian lahan kering atap layak)
dan sumber air minum % rumah tangga % 70.9 100 Program Perumahan Perumahan Dinas
Revitalisasi sumber mengakses sarana Perumahan dan
air/sumur bor sanitasi layak LH
Sinergitas dengan
Prioritas pipanisasi
irigasi pada desa-desa
dengan lahan kering
dan rawan kekeringan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VI-27


BAB VII
KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN
DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH
Bagian ini akan diuraikan program yang menjadi tanggung jawab
perangkat daerah yang dibagi dalam setiap urusan penyelenggaraan
pemerintahan. Selain itu disajikan pula pencapaian target indikator
kinerja pada akhir periode perencanaan dibandingkan dengan pencapaian
indikator kinerja pada awal periode perencanaan, kemudian akan
dialokasikan pagu indikatif program yang merupakan jumlah dana yang
dialokasikan untuk mendanai program prioritas tahunan. Jumlah dana
yang tersedia tersebut didapatkan dari kerangka pendanaan
pembangunan daerah yang terdiri dari kapasitas riil keuangan dan
belanja daerah. Program-program prioritas yang telah disertai kebutuhan
pendanaan atau pagu indikatif selanjutnya menjadi acuan perangkat
daerah dalam penyusunan Rencana Strategis, sekaligus menjabarkannya
ke dalam kegiatan prioritas beserta kebutuhan pendanaannya. Selain itu
dalam RPJMD ini, tercantum sejumlah program yang ada di setiap
perangkat daerah antara lain: Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur,
Program Peningkatan Sumber Daya Aparatur, Program Peningkatan
Pengembangan Sistem Pelaporan Capian Kinerja dan Keuangan. Program-
program tersebut nantinya akan dijabarkan dalam Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) setiap tahunnya. Pencapaian target kinerja
program di masing-masing urusan sesungguhnya tidak hanya didukung
oleh pendanaan yang bersumber dari APBD saja, tetapi juga bersumber
dari DAK, APBN DBH, dan sumber-sumber pendanaan lainnya.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-1


Tabel 7.1 RENCANA PROGRAM DAERAH TAHUN 2017-2021
Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
BELANJA LANGSUNG 672,430 697,981 815,038 1,328,529 1,430,458 4,944,435

URUSAN WAJIB PELAYANAN 427,000 419,240 551,870 985,860 1,092,705 13,349 3,476,674
DASAR
1 01 PENDIDIKAN 69,217 70,226 111,861 130,138 131,237 5,376 512,679
1 01 01 Dinas Pendidikan Pemuda dan 69,217 70,226 111,861 130,138 131,237 5,376 512,679
Olahraga
1 01 01 01 Program Pelayanan Administrasi Persentase pelayanan administrasi % 100 1,247 100 1,379 100 1,381 100 1,526 100 1,565 100 7,098
Perkantoran perkantoran tepat waktu
1 01 01 02 Program Peningkatan Sarana Prosentase ketersediaan sarana % 100 1,508 100 994 100 1,090 100 2,044 100 1,013 100 6,649
dan Prasarana Aparatur prasarana dalam pemenuhan
standar pelayanan publik
(termasuk ruang ibu menyusui dan
fasilitas kaum difabel)
Tersedianya Front Office sesuai % 100 100 100 100 100 100 -
standar Pelayanan Publik
Tingkat kepuasan masyarakat % 60 70 80 80 80 80 -
terhadap kualitas pelayanan publik
1 01 01 05 Program Peningkatan Kapasitas % kepala sekolah memahami % - 153 364 383 383 - 1,283
Sumberdaya Aparatur gerakan kembali ke khittah
pendidikan dan budaya literasi
1 01 01 06 Program Peningkatan Prosentase laporan capaian kinerja % 334 362 305 759 759 - 2,519
Pengembangan Sistem dan keuangan tersusun tepat
Pelaporan Capaian Kinerja dan waktu
Keuangan Persentase ketersediaan dokumen % 70 80 90 100 100 100 -
perencanaan dan penganggaran
SKPD tepat waktu
1 01 01 15 Pendidikan Anak Usia Dini APK PAUD 3,825 5,100 8,183 9,428 9,428 - 35,964
PAUD Teritegrasi Taman 30 40 50 60 70 60 -
Pendidikan Alquran/TPA
PAUD Terintegrasi Posyandu 70 80 90 100 100 100 -
% Dusun Memilki PAUD 70 80 90 100 100 100 -

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-2


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
1 01 01 16 Program Wajib Belajar Pendidikan APM SD Sederajat 55,858 51,372 87,355 103,907 103,907 - 402,399
Dasar Sembilan Tahun

Laki-laki 98 99 99.2 99.3 99.5 99 -


Perempuan 98 99 99.2 99.3 99.5 99 -
APM SMP Sederajat 97 99 99 99.50 100 100 -
Laki-laki 97 99 99 99.50 100 100 -
Perempuan 97 99 99 99.50 100 100 -
Jumlah putus sekolah SD sederajat 1.5 1 0.6 0.4 0 0 -
Jumlah putus sekolah SMP 1.5 1 0.6 0.4 0 0 -
sederajat
Nilai rata-rata ujian akhir SD 70.2 71.8 73.4 75 76 75 -
sederajat
Nilai rata-rata ujian akhir SMP 53 57 61 65 66 65 -
sederajat
Nilai rata-rata budi pekerti siswa 60 65 70 75 76 75 -
SD
Nilai rata-rata budi pekerti siswa 60 65 70 75 76 75 -
SMP
Persentase SD/SMP sederajat 50 75 100 100 100 100 -
yang menerapkan budaya literasi
Persentase SD Filial menjadi SD 80 90 100 100 100 100 -
Defnitif
Persentase SD yang memiliki % 73.19 82.19 91.19 100.00 100 100 -
ruang kelas dilengkapi meja kursi
untuk setiap rombel
Persentase MI yang memiliki ruang % 22.90 32.90 42.90 52.90 62.90 53 -
kelas dilengkapi meja kursi untuk
setiap rombel
Persentase SMP yang memiliki % 87.30 91.30 95.30 100.00 100 100 -
ruang kelas dilengkapi meja kursi
untuk setiap rombel
Persentase MTs yang memiliki % 5 10 15 20 25 20 -
ruang kelas dilengkapi meja kursi
untuk setiap rombel
Persentase SD/SMP Sederajat % 50 70 100 100 100 100 -
yang menerapkan budaya literasi

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-3


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Persentase SMP memiliki % 85 90 95 100 100 100 -
laboratorium IPA lengkap peralatan

Persentase MTs memiliki % 5 10 15 20 25 20 -


laboratorium IPA lengkap peralatan

Persentase SD memiliki ruang guru % 47.50 50.00 52.50 55.00 57.50 55 -


terpisah
Persentase MI memiliki ruang guru % 2.50 5.00 7.50 10.00 12.50 10 -
terpisah
Persentase SMP memilki ruang % 95 100 100 100 100.00 100 -
kepsek terpisah
Persentase MTs memilki ruang % 2.50 5.00 7.50 10.00 15.00 10 -
kepsek terpisah
1 01 01 17 Program Pendidikan Menengah APK SMA Sederajat 235 468 - 100 - - 803

Jumlah putus sekolah SMA 50 0 0 0 0 - -


sederajat
Jumlah penduduk usia 25 tahun 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 2,500 -
keatas mengikuti program
kesetaraan Paket C
Persentase SMA sederajat 30 60 100 100 100 100 -
menerapkan kurikulum kembali ke
khittah pendidikan
Jumlah SMA Sederajat 30 60 100 100 100 100 -
menerapkan budaya literasi
1 01 01 18 Program Pendidikan Non Formal Meningkatnya angka melek huruf 1,097 1,049 375 703 703 - 3,927
(%)
1 01 01 20 Program Peningkatan Mutu Persentase guru memahami 1,467 5,362 7,845 5,722 7,944 - 28,340
Pendidik dan Tenaga kurikulum kembali ke khittah
Kependidikan pendidikan
1 01 01 22 Program Manajemen Pelayanan Kelancaran UK UNAS 3,646 3,987 4,735 4,766 4,735 - 21,869
Pendidikan
Persentase peningkatan jumlah % 30 50 70 90 100 90 -
mahasiswa vokasi (%)
Persentase sekolah yang % 50 75 100 100 100 100 -
menerapkan budaya literasi

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-4


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Persentase sekolah menerapkan % 30 50 70 90 100 90 -
gerakan kembali ke khittah
pendidikan yang diintegrasikan ke
dalam kurikulum
1 01 01 Program peningkatan derajat rata-rata lama sekolah perempuan - - 228 800 800 - 1,828
pendidikan perempuan
KESEHATAN 128,483 122,330 260,912 194,373 224,464 2,711 930,562
Dinas Kesehatan 110,104 98,085 161,671 139,879 154,196 1,507 663,935
1 02 01 01 Program Pelayanan Administrasi Persentase program SKPD dengan % 65 2,722 70 2,994 75 2,800 80 2,800 85 3,080 80 14,396
Perkantoran penyerapan anggaran sesuai
Aliran Kas
Tingkat kepuasan anggota % 70 10 % 11 80 12 85 13 85 15 85 61
organisasi terhadap layanan
administrasi perkantoran
1 02 01 02 Program Peningkatan Sarana Prosentase ketersediaan sarana % 70 1,172 80 1,289 90 2,500 100 2,500 100 2,750 100 10,210
dan Prasarana Aparatur prasarana dalam pemenuhan
standar pelayanan publik
(termasuk ruang ibu menyusui dan
fasilitas kaum difabel)
Tersedianya Front Office sesuai % 100 10 100 11 100 12 100 13 100 15 100 61
standar Pelayanan Publik
Tingkat kepuasan masyarakat % 60 10 70 11 80 12 80 13 80 15 80 61
terhadap kualitas pelayanan publik
1 02 01 05 Program Peningkatan Kapasitas % pegawai mengikuti bintek % 30 80 40 90 50 100 60 110 70 110 60 490
Sumberdaya Aparatur dinamika kelompok di lokasi2 desa
wisata
1 02 01 06 Program Peningkatan Prosentase laporan capaian kinerja % 80 173 90 190 100 70 100 70 100 77 100 580
Pengembangan Sistem dan keuangan tersusun tepat
Pelaporan Capaian Kinerja dan waktu
Keuangan Persentase ketersediaan dokumen % 80 277 90 305 100 335 100 369 100 406 100 1,692
perencanaan dan penganggaran
SKPD tepat waktu
Akuntabilitas Kinerja SKPD indeks C CC CC B B B -
1 02 01 15 Program Obat dan Perbekalan Persentase Cakupan Pemenuhan % 100 2,101 100 3,041 100 2,735 100 4,021 100 4,423 100 16,321
Kesehatan Kebutuhan Obat pada tahun yang
bersangkutan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-5


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
1 02 01 16 Program Upaya Kesehatan Persentase ketersediaan 1 dokter % 10,772 5,892 21,330 23,024 25,326 - 86,344
Masyarakat. 1 desa
Persentase dusun di desa % 60 70 80 90 100 90 -
perkotaan/zona merah penyakit
tidak menular menggencarkan
olahraga untuk mencegah penyakit
tidak menular
Angka Kesakitan Hipertensi (per 8.00 7.00 7.50 6.00 5.50 6 -
1.000 penduduk)
Angka Kesakitan Diabetes (per 3.80 4.00 4.50 4.30 5.00 4 -
1.000 penduduk)
Persentase penduduk menjadi 90 100 100 100 100 100 -
peserta JKN
1 02 01 17 Program Pengawasan Obat dan Kasus penyalahgunaan obat dan 46,950 43,375 86,675 61,856 70,000 - 308,856
Makanan. keracunan makanan
1 02 01 19 Program Promosi Kesehatan dan Cakupan ketersediaan media % 100 600 100 700 100 1,000 100 1,000 100 900 100 4,200
Pemberdayaan Masyarakat. promosi kesehatan
Persentase rumah tangga dengan % 50 60 70 80 85 80 -
PHBS
1 02 01 20 Program Perbaikan Gizi Prosentase Balita Gizi Kurang % 20.7 850 20.2 900 19.7 2,500 19.2 2,500 18.7 1,050 19 7,800
Masyarakat
Prosentase Ibu Hamil KEK % 17.5 15.5 13.5 11.5 10.5 12 -
Persentase Ibu Hamil Anemia % 15.2 14.2 13.2 10.2 8.2 10 -
1 02 01 21 Program Pengembangan Meningkatnya jml Desa STBM Desa 15 660 21 726 33 190 33 190 33 209 33 1,975
Lingkungan Sehat
Angka Kesakitan TB (per 1.000 0.50 0.30 0.10 0.10 0.10 0 -
penduduk)
1 02 01 22 Program Pencegahan dan Angka Kesakitan Malaria (per 0.20 704 0.10 774 0.00 1300 0.00 1300 0.00 1430 - 5,508
Penanggulangan Penyakit 1.000 penduduk)
Menular
Angka Kesakitan DBD (per 1.000 0.40 0.30 0.20 0.10 0.00 0 -
penduduk)
1 02 01 23 Program Standarisasi Pelayanan Cakupan ketersediaan data dasar % 100 594 100 653 100 400 100 400 100 440 100 2,487
Kesehatan pelayanan kesehatan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-6


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
1 02 01 25 Program Pengadaan, Jumlah Puskesmas terakreditasi A 4 8,000 6 8,000 8 17,000 8 17,000 8 18,700 8 68,700
Peningkatan dan Perbaikan
Terbangunnya Mini Hospital di Tiga 1 8,000 - 8,000
Sarana dan Prasarana
Gili
Puskesmas/Puskesmas
1 02 01 28 Pembantu dan Jaringannya.
Program Kemitraan Peningkatan Indeks Kepuasan Masyarakat indeks 70 25,520 80 28,072 80 20,000 80 20,000 80 22,000 80 115,592
Pelayanan Kesehatan terhadap Pelayanan Puskesmas
1 02 01 30 Program Peningkatan Pelayanan Cakupan pelayanan kesehatan % 60 300 60 350 60 200 60 200 60 500 60 1,550
Kesehatan Lansia. lansia
1 02 01 32 Program Peningkatan Kesehatan Jumlah kasus kematian Ibu Kasus 0 600 0 700 0 2,500 0 2,500 0 2,750 - 9,050
Ibu Melahirkan dan Anak
1 02 02 RSUD 18,379 24,245 99,241 54,494 70,268 1,204 266,627
1 02 02 01 Program Pelayanan Administrasi Persentase program SKPD dengan % 70 830 75 1,928 80 1,946 90 3,050 95 3,274 90 11,028
Perkantoran penyerapan anggaran sesuai
Aliran Kas
1 02 02 02 Program Peningkatan Sarana Prosentase ketersediaan sarana % 100 718 100 1,656 100 942 100 6,895 100 8,126 100 18,337
dan Prasarana Aparatur prasarana dalam pemenuhan
standar pelayanan publik
(termasuk ruang ibu menyusui dan
fasilitas kaum difabel)
1 02 02 03 Program Peningkatan Disiplin Persentase Pegawai yang % 100 137 100 222 100 272 100 355 100 425 100 1,411
Aparatur meningkat kedisiplinannya
1 02 02 05 Program Peningkatan Kapasitas Persentase tenaga RSUD yang % 100 250 100 - 100 500 100 400 100 420 100 1,570
Sumber Daya Aparatur meningkat kompetensinya
1 02 02 06 Program Peningkatan Persentase laporan capaian kinerja % 100 145 100 164 100 264 100 834 100 943 100 2,350
Pengembangan Sistem dan keuangan tersusun tepat
Pelaporan Capaian Kinerja dan waktu
Keuangan
1 02 02 16 Program Upaya Kesehatan Persentase Pelayanan Kesehatan % 100 3,590 100 4,360 100 4,654 100 7,137 100 9,492 100 29,233
Masyarakat. Kepada Masyarakat oleh Tenaga
Kesehatan yang Berkualitas dan
Memuaskan
1 02 02 19 Program Promosi Kesehatan dan Persentase penerima Promosi % 100 215 100 320 100 54 100 530 100 735 100 1,854
Pemberdayaan Masyarakat Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat yang mencapai target

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-7


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
1 02 02 22 Program Pencegahan dan Persentase kasus pencegahan & % 14 225 16 237 14 462
Penanggulangan Penyakit penanggulangan penyakit menular
Menular tertangani di rumah sakit
1 02 02 23 Program standarisasi pelayanan Persentase layanan kesehatan % 100 10 100 15 100 64 100 218 100 233 100 540
kesehatan sesuai dengan Standar Pelayanan
1 02 02 24 Program Pelayanan Kesehatan Persentase pelayanan kesehatan % 100 100 100 122 100 222
Penduduk Miskin bagi penduduk miskin terpapar
yang penyakit tertentu
1 02 02 26 Program Pengadaan, Persentase Pengadaan, % 100 10,689 100 14,337 100 87,986 100 32,344 100 42,696 100 188,052
Peningkatan dan Perbaikan Peningkatan dan Perbaikan
Sarana dan Prasarana Rumah Sarana dan Prasarana Rumah
Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit
Sakit Paru-paru/Rumah Sakit
Mata.
1 02 02 27 Program Pemeliharaan Sarana Persentase kelengkapan sarpras % 100 1,050 100 544 100 1,980 100 1,906 100 3,120 100 8,600
dan Prasarana RS/RS Jiwa/RS rumah sakit terpelihara
Paru/ RS Mata
1 02 02 28 Program Peningkatan Persentase kegiatan yang % 100 45 - 45
Pemeliharaan Pelayanan menunjang upaya peningkatan
Kesehatan pemeliharaan pelayanan
kesehatan di rumah sakit
1 02 02 40 Program Pendukung Pelayanan Persentase jangkauan pelayanan % 100 745 100 699 100 579 100 500 100 400 100 2,923
Kesehatan kesehatan rujukan melalui
dukungan badan layanan umum

PEKERJAAN UMUM DAN 203,709 193,967 143,449 620,092 690,133 1,112 1,851,349
PENATAAN RUANG
Dinas Pekerjaan Umum dan 203,709 193,967 143,449 620,092 690,133 1,112 1,851,349
Penataan Ruang
1 03 01 01 Program Pelayanan Administrasi Persentase tingkat pelayanan % 100 5,064 100 5,569 100 1,197 100 1,193 100 1,253 100 14,276
Perkantoran administrasi perkantoran dalam
mewujudkan tertib administrasi
dilingkungan Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang
1 03 01 02 Program Peningkatan Sarana Prosentase sarana dan prasarana % 100 10,000 100 25,000 100 6,361 100 775 100 813 100 42,949
dan Prasarana Aparatur berfungsi dengan baik

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-8


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
1 03 01 05 Program Peningkatan Disiplin Persentase tingkat kehadiran di % 100 50 100 50 100 50 100 50 100 52 100 252
Aparatur Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang
1 03 01 05 Program Peningkatan Kapasitas Persentase aparatur Dinas PU dan % 30 80 40 90 50 30 60 50 70 50 60 300
Sumberdaya Aparatur Penataan Ruang yang memiliki
kompetensi
1 03 01 06 Program Peningkatan Persentase Cakupan laporan % 100 151 100 166 100 236 100 235 100 249 100 1,037
Pengembangan Sistem kinerja dan keuangan yang disusun
Pelaporan Capaian Kinerja dan sesuai aturan yang berlaku, tepat
Keuangan waktu dan akuntabel
1 03 01 15 Program Pembangunan Jalan Persentase terbangunnya jalan % 11.92 45,000 19.86 46,000 27.81 36,124 35.76 317,607 43.70 333,487 36 778,218
dan Jembatan desa strategis (251,70 km)
1 03 01 18 Program Persentase jalan kabupaten dalam % 59 20,000 63 22,000 67 23,203 71 142,172 75 184,728 71 392,103
Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan kondisi mantap
dan Jembatan
1 03 01 24 Program Pengembangan dan Persentase panjang jaringan irigasi % 65 40,000 69 42,000 72 29,308 75 63,010 80 66,160 75 240,478
Pengelolaan Jaringan Irigasi, dalam kondisi baik
Rawa dan Jaringan Pengairan
Lainnya
1 03 01 27 Program Pengembangan Kinerja Persentase cakupan akses air % 70 20,000 80 25,000 90 28,066 95 29,500 100 31,500 95 134,066
Pengelolaan Air Minum dan minum aman melalui perpipaan
Limbah dan bukan perpipaan dengan
kebutuhan pokok 60 liter/orang/hari

1 03 01 28 Program Pengendalian Banjir Cakupan penanganan bajir (%) % 30 1,500 40 1,500 45 2,000 50 2,200 55 2,420 50 9,620
1 03 01 29 Program Pengembangan Wilayah Persentase terbangunnya % 30 50,000 40 15,000 50 2,993 60 32,600 70 35,685 60 136,278
Strategis dan Cepat Tumbuh. infrastruktur di wilayah strategis
dan cepat tumbuh
1 03 01 30 Program Pembangunan Persentase lingkungan % 30 10,000 40 10,000 50 12,082 60 30,000 70 33,000 60 95,082
Infrastruktur Pedesaan permukiman penduduk yang tertata
dengan baik
1 03 01 31 Program Pengembangan Sistem Persentase Cakupan Ketersediaan % 100 165 100 182 100 202 100 200 100 210 100 959
Informasi ke PU an data dan sistem informasi Ke PU
an

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-9


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
1 03 01 33 Program Pemberdayaan jasa Persentase Cakupan tenaga kerja % 10 200 20 200 30 95 40 100 50 105 40 700
Konnstruksi yang memiliki kompetensi kerja
1 05 01 15 Program Perencanaan Tata Persentase kesesuaian % 60 750 62 605 63 1,500 65 400 68 420 65 3,675
Ruang pemanfaatan ruang
1 05 01 17 Program Pengendalian Persentase kesesuaian % 100 750 250 605 - 1,355
Pemanfataan Ruang pemanfataan ruang

PERUMAHAN RAKYAT DAN 13,510 14,801 14,930 14,390 21,620 144 79,251
KAWASAN PEMUKIMAN
Dinas Lingkungan Hidup dan 13,510 14,801 14,930 14,390 21,620 144 79,251
Perumahan
1 04 01 15 Program Pengembangan Cakupan ketersediaan rumah layak % 10 6,000 20 7,000 50 12,000 90 12,000 90 10,000 90 47,000
Perumahan huni
1 04 01 16 Program Lingkungan Sehat Persetase rumah tangga dengan % 83.9 7,000 30 7,500 - 1,800 50 1,800 100 11,000 50 29,100
Perumahan sanitasi layak
2 05 01 20 Program pengelolaan areal Cakupan luas Penataan, % 4.0 510 3 301 8 1,130 4 590 5 620 4 3,151
pemakaman Pemagaran, Penembokan
Makam/Kuburan
KESATUAN BANGSA DAN 1,813 2,021 2,478 2,697 2,917 1,195 11,926
POLITIK
Badan Kesatuan Bangsa dan 1,813 2,021 2,478 2,697 2,917 1,195 11,926
Politik
1 19 01 01 Program Pelayanan Administrasi Persentase program SKPD dengan % 80 714 90 631 90 555 95 622 95 676 95 3,198
Perkantoran penyerapan anggaran sesuai
Aliran Kas
1 19 01 02 Program Peningkatan Sarana Prosentase ketersediaan sarana % 100 143 100 261 100 266 100 292 100 322 100 1,284
dan Prasarana Aparatur prasarana dalam pemenuhan
standar pelayanan publik
1 19 01 03 Program peningkatan disiplin Persentase Tersedianya pakaian % 100 18 100 28 100 15 100 17 100 19 100 97
aparatur khusus hari hari tertentu
1 19 01 05 Program Peningkatan Kapasitas Persentase peningkatan kapasitas % 100 6 100 6 100 12
Sumber Daya Aparatur aparatur kesbangpol

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-10


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
1 19 01 06 Program Peningkatan Persentase penyusunan % 80 11 90 11 95 11 100 12 100 13 100 58
Pengembangan Sistem pelaporan keuangan semesteran
Pelaporan Capaian Kinerja dan tepat waktu
Keuangan

1 19 01 15 Program Peningkatan Keamanan Memelihara tramtibmas dan % 80 106 90 148 95 371 100 408 100 449 100 1,482
dan Kenyamanan Lingkungan pencegahan tindak kriminal
Jumlah Konflik SARA kasus 0 0 0 0 0 - -
1 19 01 17 Program Pengembangan Persentase pemahaman % 80 254 90 254 95 248 100 273 100 300 100 1,329
Wawasan Kebangsaan masyarakat di bidang wawasan
kebangsaan
1 19 01 18 Program Kemitraan Penyelenggaraan Pendidikan % 80 33 90 107 95 179 100 197 100 217 100 733
Pengembangan Wawasan Wawasan Kebangsaan lingkup
Kebangsaan Kabupaten
1 19 01 20 Program Peningkatan Penyuluhan dan Sosialisasi terkait % 80 33 90 30 95 61 100 67 100 73 100 264
Pemberantasan Penyakit Penyakit Masyarakat
Masyarakat (Pekat)
1 19 01 21 Program Pendidikan Politik Persentase pemahaman politik % 80 259 90 284 95 201 100 253 100 265 100 1,262
Masyarakat masyarakat
1 19 01 31 Program Terpadu Penanganan Penanganan keamanan gangguan % 80 66 90 73 95 118 100 100 100 105 100 462
Konflik Sosial konflik sosial
1 19 01 32 Forum Koordinasi Pimpinan Persentase keamanan wilayah % 80 176 90 194 95 453 100 450 100 472 100 1,745
Daerah
KETENTRAMAN DAN 5,711- 10,663- 12,493- 16,489- 14,719 1,786 60,075
KETERTIBAN UMUM SERTA
PERLINDUNGAN
MASYARAKAT
Satuan Polisi Pamong Praja 3,434 4,788 4,925 6,389 6,873 1,090 26,409
dan Pemadam Kebakaran
1 05 01 01 Program Pelayanan Administrasi Persentase Layanan dasar % 100 686 100 807 100 732 100 1,002 100 1,072 100 4,299
Perkantoran administrasi perkantoran yang
memenuhi kebutuhan secara
berkualitas dan tepat waktu
1 05 01 02 Program Peningkatan Sarana Persentase Peningkatan kapasitas % 100 192 100 64 100 128 100 150 100 150 100 684
dan Prasarana Aparatur dan efektivitas layanan
1 05 01 03 Program Peningkatan Disiplin Persentase peningkatan Daya % 100 - 100 160 100 170 100 170 100 - 100 500
Aparatur Guna Pakaian Dinas

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-11


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
1 05 01 05 Program Peningkatan Kapasitas Persentase Meningkatnya % 100 217 20 146 100 231 100 270 100 280 100 1,144
Sumberdaya Aparatur kapasitas Sumber daya aparatur
1 05 01 06 Program Peningkatan Persentase Peningkatan kualitas % 100 27 100 40 100 46 100 58 100 63 100 234
Pengembangan Sistem kinerja keuangan
Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
1 05 01 15 Program Peningkatan Keamanan Persentase Kualitas keamanan dan % 72 651 76 1,129 76 1,041 86 1,328 96 1,341 86 5,490
dan Kenyamanan Lingkungan kenyamanan lingkungan
Masyarakat
1 05 01 16 Program Pemeliharaan Persentase Gangguan Kamtibmas % 97 769 100 983 100 1,015 100 1,100 100 1,270 100 5,137
Kantrantibmas dan Pencegahan dan tindak kriminal tertangani
tindak kriminal
1 05 01 19 Program Pemberdayaan Cakupan ketersediaan tenaga % 33 165 43 345 48 338 48 396 48 423 48 1,667
Masyarakat untuk Menjaga linmas
Ketertiban dan Keamanan
1 05 01 20 Program Peningkatan Cakupan ketersediaan dok % 100 12 100 97 100 36 100 75 100 85 100 305
Pemberantasan Penyakit penanganan penyakit Masyarakat
Masyarakat (Pekat)
1 05 01 22 Program Pencegahan Dini dan Cakupan Pelayanan Kebakaran % 30 313 30 486 45 653 66 958 81 1,176 66 3,586
Penanggulangan Korban
Bencana Alam
1 05 01 26 Program Peningkatan Kesiagaan Cakupan Kesiapsiagaan % 60 339 60 364 75 381 100 707 100 833 100 2,624
dan Pencegahan Bahaya menghadapi bencana kebakaran
Kebakaran
1 05 01 27 Program Penguatan peraturan Cakupan Penyelesaian Penegakan % 75 63 80 167 80 154 90 175 95 180 90 739
perundang undangan dan Perda
kapasitas kelembagaan
Badan Penanggulangan 2,277 5,875 7,568 10,100 7,846 696 33,666
Bencana Daerah
1 05 03 01 Program Pelayanan Administrasi Persentase layanan dasar % 75 405 80 698 85 883 90 851 95 852 90 3,689
Perkantoran administrasi perkantoran yang
terpenuhi dan tepat waktu
1 05 03 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana prasarana % 70 741 75 2,223 80 1,380 90 1,205 100 1,030 90 6,579
dan Prasarana Aparatur dalam kondisi baik
1 05 03 03 Program peningkatan disiplin Persentase penggunaan pakaian % 80 33 85 95 90 102 95 125 100 125 95 480
aparatur dinas pegawai sesuai Ketentuan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-12


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
1 05 03 05 Program Peningkatan Kapasitas Persentase pegawai mengikuti % - - - - - - 16.67 28 16.67 30 17 58
Sumberdaya Aparatur bintek peningkatan kualitas
pelayanan
1 05 03 06 Program Peningkatan Persentase Ketepatan Waktu % 100 58 100 124 100 120 100 148 100 156 100 606
Pengembangan Sistem penyusunan dan pelaporan
Pelaporan Capaian Kinerja dan dokumen Perencanaan dan
Keuangan Keuangan
1 05 03 22 Program Pencegahan Dini dan Persentase cakupan pelayanan % 100 561 100 782 100 1,585 100 3,163 100 1,599 100 7,690
Penanggulangan Korban pencegahan dini dan
Bencana Alam penanggulangan korban bencana
1 05 03 25 Program Rehabilitas dan Persentase Desa Terdampak % 0.53 54 15.15 1,491 41.17 2,652 72.86 3,230 100 2,767 73 10,194
Rekontruksi Penanganan Bencana di Rehabilitasi dan
Penanggulangan Bencana Rekonstruksi
1 05 03 27 Program Penguatan Peraturan Persentase Meningkatnya % 4.45 50 9.36 56 36.57 306 56.17 220 100 492 56 1,124
Perundang undangan dan pengetahuan dan ketrampilan
Kapasitas Kelembagaan Aparatur Tim Siaga bencana
dalam hal Kebencanaan
1 05 03 28 Program Kesiapsiagaan Persentase Desa Tangguh % 11.55 375 24.05 406 40.67 540 75.51 1,130 100 795 76 3,246
Bencana Terbentuk
SOSIAL 4,557 5,233 5,747 7,681 7,615 1,025 30,833
Dinas Sosial Pemberdayaan 4,557 5,233 5,747 7,681 7,615 1,025 30,833
Perempuan dan Perlindungan
Anak
1 06 01 01 Program Pelayanan Administrasi Persentase Dasar Administrasi % 100 883 100 926 100 962 100 966 100 953 100 4,690
Perkantoran Perkantoran Yang Memenuhi
Kebutuhan Secara Berkualitas dan
Tepat Waktu
1 06 01 02 Program Peningkatan Sarana Persentase Sarana dan Prasarana % 100 296 100 345 100 315 100 330 100 290 100 1,576
dan Prasarana Aparatur Dalam Kondisi Baik
1 06 01 03 Program Peningkatan disiplin Persentase peningkatan disiplin % 100 26 100 50 100 50 100 50 100 50 100 226
aparatur aparatur
1 06 01 05 Program Peningkatan Kapasitas Persentase pegawai mengikuti % 100 35 100 35 100 35 100 35 100 45 100 185
Sumberdaya Aparatur bintek peningkatan kualitas SDM
1 06 01 06 Program Peningkatan Persentase Laporan Capaian % 100 246 100 278 100 306 100 356 100 348 100 1,534
Pengembangan Sistem Kinerja dan Keuangan Tersusun
Pelaporan Capaian Kinerja dan Tepat Waktu
Keuangan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-13


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
1 06 01 15 Program Pemberdayaan Fakir Persentase Penyandang Masalah % 100 585 100 600 100 617 100 975 100 1,065 100 3,842
Miskin, Komunitas Adat Terpencil Kesejahteraan Sosial yang
(KAT) dan Penyandang Masalah terlayani
Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Lainnya
1 06 01 16 Program Pelayanan dan
Persentase PMKS yang menerima % 80 1,015 80 993 80 1,055 80 1,113 80 1,127 80 5,303
Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
bantuan sosial pemenuhan
kebutuhan dasar
1 06 01 17 Program Pembinaan Anak Persentase anak terlantar yang % 14 100 20 110 25 150 30 775 11 775 30 1,910
Terlantar menerima bantuan sosial
1 06 01 18 Program Pembinaan Para Persentase penyandang cacat % 54 185 100 240 100 230 100 740 100 810 100 2,205
Penyandang Cacat dan Trauma yang menerima bantuan sosial
1 06 01 21 Program Pemberdayaan Persentase Lembaga % 20 676 25 678 30 971 35 1,253 35 1,107 35 4,685
Kelembagaan Kesejahteraan Kesejahteraan Sosial aktif
Sosial
1 06 01 22 Program Penanganan Masalah- Persentase tertangainya korban % 100 200 100 616 100 671 100 676 100 626 100 2,789
masalah yang Menyangkut bencana
Tanggap Darurat dan KLB
1 06 01 24 Program Pemantapan Persentase ketepatan sasaran % 80 310 80 362 80 385 80 412 80 419 80 1,888
Pelaksanaan Program Keluarga penerima PKH
Harapan (PKH)

URUSAN WAJIB BUKAN 109,288 118,556 100,007 128,559 114,760 571,170


PELAYANAN DASAR
TENAGA KERJA 1,865 2,668 3,269 9,736 5,423 22,961
Dinas Tenaga Kerja 1,865 2,668 3,269 9,736 5,423 22,961
Penanaman Modal dan PTSP
2 01 01 01 Program Pelayanan Administrasi Persentase layanan dasar % 70 627 80 854 80 932 80 986 80 1,025 80 4,424
Perkantoran administrasi perkantoran yang
memenuhi kebutuhan secara
berkualitas dan tepat waktu
2 01 01 02 Program Peningkatan Sarana Persentase Ketersediaan Sarana % 90 515 100 675 100 745 100 760 100 770 100 3,465
dan Prasarana Aparatur dan Prasarana Kerja Aparatur
2 01 01 03 Program peningkatan disiplin Persentase Jumlah Pakaian % 50 25 51 50 75 50 75 50 80 100 75 275
aparatur Disnaker Terpenuhi
2 01 01 05 Program Peningkatan Kapasitas Meningkatnya kapasitas dan % 10 70 12 90 10 160
Sumberdaya Aparatur kemampuan Pegawai

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-14


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
2 01 01 06 Program Peningkatan Persentase laporan capaian kinerja % 80 105 85 180 90 221 90 260 95 273 90 1,039
Pengembangan Sistem dan keuangan tersusun tepat
Pelaporan Capaian Kinerja dan waktu
Keuangan
2 01 01 15 Program Peningkatan Kualitas Persentase meningkatnya kualitas % 75 100 80 200 95 300 100 5,400 100 500 100 6,500
dan Produktivitas Tenaga Kerja dan produktifitas TK
2 01 01 16 Program Peningkatan persentase meningkatnya pencari % 85 70 90 110 100 140 95 670 100 815 95 1,805
Kesempatan Kerja kerja yang ditempatkan
2 01 01 17 Program Perlindungan Meningkatnya pembinaan % 70 423 75 599 80 765 85 960 90 1,150 85 3,897
Pengembangan Lembaga hubungan industrial
Ketenagakerjaan
2 01 01 22 Program Pelatihan Berbasis Persentase meningkatnya TK yang % 80 116 85 580 90 700 85 1,396
Kompetensi berkualitas, terampil dan kompeten

PEMBERDAYAAN 2,349 2,612 2,785 3,117 3,428 14,291


PEREMPUAN DAN
PERLINDUNGAN ANAK
Dinas Sosial Pemberdayaan 2,349 2,612 2,785 3,117 3,428 14,291
Perempuan dan Perlindungan
Anak
1 06 01 15 Program Keserasian Kebijakan Data terpilah Gender dan anak % 36,4 77 54,5 68 72,7 70 100 260 100 290 100 765
Peningkatan Kualitas Anak dan
Perempuan
1 22 01 16 Program Penguatan Persentase SKPD melaksanakan % 100 1,182 100 1,289 100 1,399 100 1,434 100 1,508 100 6,812
Kelembagaan Pengarusutamaan PPRG
Gender dan Anak
1 22 01 17 Program Peningkatan kualitas Persentase PA korban kekerasan % 100 381 100 426 100 453 100 503 100 555 100 2,318
Hidup dan perlindungan mendapat penanganan pengaduan
perempuan dan Anak
1 22 01 18 Program Peningkatan Peran Persentase desa dengan sekolah % 100 709 100 829 100 863 100 920 100 1,075 100 4,396
Serta dan Kesetaraan Gender perempuan terbentuk dan aktif
dalam Pembangunan
PANGAN 5,494- 8,166- 7,489- 8,029- 8,434 37,612
Dinas Ketahanan Pangan dan 5,494 8,166 7,489 8,029 8,434 37,612
Pertanian
2 03 01 01 Program Pelayanan Administrasi Persentase program SKPD dengan % 75 1,487 80 1,560 85 1,656 90 1,656 95 1,739 90 8,098
Perkantoran penyerapan anggaran sesuai
Aliran Kas

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-15


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Persentase Tingkat Kepuasan % 70 75 80 85 90 85 -
anggota organisasi terhadap
layanan administrasi perkantoran

2 03 01 02 Program Peningkatan Sarana Persentase ketersediaan sarana % 80 470 90 550 100 777 100 777 100 816 100 3,390
dan Prasarana Aparatur prasarana dalam pemenuhan
standar pelayanan pubilk
(termasuk ruang ibu menyusui dan
fasilitas bagi kaum difabel)

Persentase Tersedianya Front % 100 100 100 100 100 100 -


Office sesuai Standar Pelayanan
Publik
Persentase Tingkat Kepuasan % 65 70 75 80 85 80 -
masyarakat terhadap kualitas
pelayanan publik
2 03 01 03 Program Peningkatan Disiplin Persentase Pegawai yang % - 100 65 100 185 195 100 445
Aparatur Meningkat Kedisiplinannya
2 03 01 05 Program Peningkatan Kapasitas Persentase pegawai mengikuti % 1 90 3 100 6 24 11 24 18 25 11 263
Sumberdaya Aparatur bimtek peningkatan kualitas
pelayanan
2 03 01 06 Program Peningkatan Persentase laporan capaian kinerja % 75 176 80 194 85 207 90 252 10 265 90 1,094
Pengembangan Sistem dan keuangan tersusun tepat
Pelaporan Capaian Kinerja dan waktu
Keuangan

Persentase ketersediaan dokumen % 70 80 90 100 100 100 -


perencanaan dan penganggaran
SKPD tepat waktu
2 03 01 16 Program Peningkatan Ketahanan Persentase keluarga miskin di di % 80 150 85 2,000 90 1,577 90 1,857 90 1,950 90 7,534
Pangan desa zona merah rawan gizi ibu
dan anak mengembangkan
kawasan rumah pangan lestari
secara berkesinambungan
Persentase Tingkat Keamanan % 70 80 70 -
Pangan
2 03 01 21 Program Ketersediaan dan Prosentase Ketersediaan Energi % 81 2,000 86 2,500 90 2,078 95 2,103 100 2,209 95 10,890
Cadangan Pangan dan Protein Perkapita

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-16


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Prosentase Ketersediaan Protein % 81 86 90 95 100 95 -
Perkapita
Prosentase Penguatan Cadangan % 23 28 32 36 40 36 -
Pangan Kabupaten
2 03 01 22 Program Distribusi dan Akses Persentase Ketersediaan informasi % 75 121 77 133 79 95 81 215 84 226 81 790
Pangan pasokan, harga dan akses pangan
daerah
2 03 01 23 Program Penganekaragaman dan Persentase keluarga miskin rawan % 80 600 85 629 90 645 95 645 95 678 95 3,197
Keamanan Pangan gizi ibu dan anak yang meningkat
pola konsumsinya
Persentase Tingkat Konsumsi % 84 85 86 87 88 87 -
Energi
Persentase Tingkat Konsumsi % 84 85 86 87 88 87 -
Protein
2 03 01 24 Program Penanganan Persentase penyediaan stock % 36 400 52 500 70 365 85 315 100 331 85 1,911
Kerawananan pangan pangan pada lumbung pangan
desa
PERTANAHAN 30,000 40,000 8,442 14,606 15,336 108,384
Dinas Pekerjaan Umum dan 30,000 40,000 8,442 14,606 15,336 108,384
Penataan Ruang
1 03 01 16 Program Penataan, Penguasaan, Persentase Cakupan pemenuhan % 20 30,000 30 40,000 60 8,442 90 14,606 100 15,336 100 108,384
Pemilikan, Penggunaan dan tanah pelebaran jalan nasional dan
Pemanfaatan Tanah pembangunan kawasan strategis
terpenuhi
LINGKUNGAN HIDUP 13,647 17,994 17,009 12,697 12,823 74,170
Dinas Perumahan Lingkungan 13,647 17,994 17,009 12,697 12,823 74,170
Hidup
1 08 01 01 Program Pelayanan Administrasi Persentase layanan dasar % 60 2,763 65 3,248 70 3,025 75 3,159 80 3,317 75 15,512
Perkantoran administrasi perkantoran yang
terpenuhi dan tepat waktu
1 08 01 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana prasarana % 50 1,044 65 1,662 70 5,530 75 1,050 80 1,103 75 10,389
dan Prasarana Aparatur dalam kondisi baik
1 08 01 03 Program Peningkatan Disiplin Persentase pengunaan pakaian % 55 50 60 55 65 55 70 55 75 73 70 288
dinas pegawai DLH-PKP
1 08 01 05 Program Peningkatan Kapasitas Persentase ASN DLH-PKP yang % 100 50 100 55 100 105
Sumberdaya Aparatur meningkat kapasitasnya tentang
daya dukung daya tampung
lingkungan hidup

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-17


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
1 08 01 06 Program Peningkatan Persentase laporan capaian kinerja % 70 100 80 110 90 176 100 153 100 160 100 699
Pengembangan Sistem dan keuangan tersusun tepat
Pelaporan Capaian Kinerja dan waktu
Keuangan
1 08 01 15 Program Pengembangan Kinerja Prosentase Penanganan Sampah % 45 5,600 56 7,210 60 4,856 70 3,866 70 4,048 70 25,580
Pengelolaan Persampahan
1 08 01 16 Program Pengendalian Persentase jumlah usaha/ kegiatan % 45 622 50 684 55 545 60 860 60 850 60 3,561
Pencemaran dan Perusakan yang mentaati persyaratan
Lingkungan Hidup administrasi dan teknis
pencegahan pencemaran air dan
udara
1 08 01 17 Program Perlindungan dan persentase mata air terlindungi % 60 990 80 1,089 100 1,065 100 1,675 100 1,758 100 6,577
Konservasi Sumberdaya Alam
1 08 01 18 Program Rehabilitasi dan Pemu Peresentase terjaganya kualitas % 20 330 25 363 30 399 30 439 30 1,531
lihan Cadangan Sumberdaya terumbu karang
Alam
1 08 01 19 Program Peningkatan Kualitas Persentase ketersediaan bahan % 7 418 10 460 15 458 20 490 25 514 20 2,340
dan Akses Informasi Sumberdaya perencanaan lingkungan hidup
Alam dan Lingkungan Hidup

1 08 01 21 Program Pengembangan Persentase penanganan kawasan % 65 220 75 242 85 100 100 100 100 105 100 767
Ekowista dan Jasa Lingkungan di konservasi
Kawasan-Kawasan Konservasi
Laut dan Hutan
1 08 01 23 Program Pengelolaan dan persentase pencegahan kerusakan % 55 110 65 121 75 100 85 100 100 105 85 536
Rehabilitasi ekosestem dan kawasan pesisir laut yang luas
Pesisir Laut
1 08 01 24 Program Pengelolaan Ruang RTH, kepemilikan dan % 2 1,400 3 2,750 4 700 5 700 6 735 5 6,285
Terbuka Hijau (RTH) perlindungan hutan kota di
perkotaan seluas 5% dari luas ibu
kota
- - - -
KEPENDUDUKAN DAN 6,013 6,912 6,085 9,513 9,696 38,219
CATATAN SIPIL
Dinas Kependudukan dan 6,013 6,912 6,085 9,513 9,696 38,219
Pencatatan Sipil
2 06 01 01 Program Pelayanan Administrasi Cakupan program RKPD dengan % 70 1,437 80 1,663 80 1,525 80 2,114 80 2,326 80 9,065
Perkantoran penyerapan anggaran sesuai aliran
kas

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-18


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Cakupan kepuasan anggota % 90 95 100 100 100 100 -
organisasi terhadap layanan
administrasi perkantoran
2 06 01 02 Program Peningkatan Sarana Persentase pemenuhan kebutuhan % 90 2,317 100 2,044 100 851 100 3,310 100 2,946 100 11,468
dan Prasarana Aparatur sarana prasarana dalam
pemenuhan standard pelayanan
publik
2 06 01 03 Program Peningkatan Disiplin Cakupan ASN yang disiplin % 100 90 100 145 100 49 100 220 - 100 504
Aparatur
2 06 01 05 Program Peningkatan Kapasitas Persentase ASN yang terlatih % - 40 - 102 113 - 255
Sumberdaya Aparatur
1 10 01 06 Program Peningkatan Cakupan dokumen perencanaan % 144 358 282 338 346 - 1,468
Pengembangan Sistem program, kegiatan, anggaran dan
Pelaporan Capaian Kinerja dan laporan keuangan
Keuangan
2 06 01 15 Program Penataan Administrasi Persentase dokumen kepndudukan % 95,2 702 96,8 1,051 98,4 1,723 100 1,470 100 1,740 100 6,686
Kependudukan yang diterbitkan
2 06 01 16 Program Pelayanan Akta Catatan Persentase akta pencatatn sipil % 75 564 85 591 95 756 100 1,000 100 1,200 100 4,111
Sipil yang diterbitkan
2 06 01 17 Program Pengelolaan Informasi Persentase Jumlah Penduduk yang % 80 759 90 1,020 93 899 95 959 100 1,025 95 4,662
Kependudukan, Pengembangan Terenrollment
Inovasi dan Kebijakan
Kependudukan
PEMBERDAYAAN 2,140- 2,220- 2,985- 3,234- 3,882 14,461
MASYARAKAT DESA
Dinas Pengendalian Penduduk 2,140 2,220 2,985 3,234 3,882 14,461
Keluarga Berencana dan
Pemberdayaan Masyarakat
Desa
2 07 01 15 Program Peningkatan Persentase Peningkatan % 60 863 100 1,096 100 817 100 1,371 100 1,700 100 5,847
Keberdayaan Masyarakat Keberdayaan Masyarakat
Pedesaan Perdesaan
2 07 01 16 Program Pengembangan Persentase peningkatan % 45 602 60 418 78 433 84 575 90 700 84 2,728
Lembaga Ekonomi Pedesaan pengembangan lembaga ekonomi
pedesaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-19


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
2 07 01 17 Program Peningkatan Partisipasi Persentase peningkatan tata kelola % 30 296 45 343 63 305 81 350 100 403 81 1,697
Masyarakat Dalam Membangun pemerintahan desa yang
Desa partisipatif transparan dan
akuntabel
2 07 01 18 Program Peningkatan Kapasitas Persentase Meningkatnya % 28 379 42 363 56 1,430 78 938 100 1,079 78 4,189
Aparatur Pemerintah Desa Kapasitas Aparatur Pemerintahan
Desa

PENGENDALIAN PENDUDUK 4,531 5,915 7,715 6,090 6,394 577 30,645


DAN KELUARGA BERENCANA
Dinas Pengendalian Penduduk 4,531 5,915 7,715 6,090 6,394 577 30,645
Keluarga Berencana dan
Pembaerdayaan Masyarakat
Desa
2 08 01 01 Program Pelayanan Administrasi Persentase Meningkatnya kualitas % 100 844 100 848 100 1,165 100 1,224 100 1,285 100 5,366
Perkantoran pelayanan publik
2 08 01 02 Program Peningkatan Sarana Persentase Peningkatan Sarana % 100 342 100 421 100 468 100 491 100 516 100 2,238
dan Prasarana Aparatur dan Prasarana Aparatur
2 08 01 05 Program Peningkatan Kapasitas Persentase Peningkatan Kapasitas % 42 110 25 59 25 60 27 63 29 66 27 358
Sumberdaya Aparatur Sumber Daya Aparatur
2 08 01 06 Program Peningkatan Persentase peningkatan % 100 84 100 125 80 122 85 128 90 134 85 593
Pengembangan Sistem pengembangan sistem pelaporan
Pelaporan Capaian Kinerja dan capaian kinerja dan keuangan
Keuangan
1 22 01 15 Program Keluarga Berencana Persentase Terkendalinya laju % 1,60 1,516 1,85 1,501 2,15 2,401 2,35 2,521 2,55 2,647 2,35 10,586
pertumbuhan penduduk
1 22 01 16 Program Kesehatan Reproduksi cakupan remaja dalam pusat % 100.00 34 100.00 25 100.00 55 100.00 57 100.00 60 100 231
Remaja informasi dan konseling remaja
(PIK R)
1 22 01 17 Program Pelayanan Kontrasepsi Ratio Akseptor KB % 50 1,508 55 2,248 60 2,769 65 897 70 942 65 8,364
1 22 01 21 Program Peningkatan Presentase Remaja yang terkena % 4,5 48 4,25 42 4 30 3,75 32 3,5 33 3,75 185
Penanggulangan Narkoba, PMS narkoba, PMS termasuk HIV/AIDS
termasuk HIV/ AIDS

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-20


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
1 22 01 23 Program Penyiapan Tenaga Persentase Desa yang memiliki % 100 45 100 646 100 645 100 677 100 711 100 2,724
Pendamping Kelompok Bina Petugas Pembantu Pembina KB
Keluarga

PERHUBUNGAN 22,376 12,312 18,694 29,734 14,354 97,470

Dinas Perhubungan Kelautan 22,376 12,312 18,694 29,734 14,354 97,470


dan Perikanan
2 09 01 01 Program Pelayanan Administrasi Persentase layanan dasar % 100 3,461 100 2,461 100 2,508 100 3,205 100 3,365 100 15,000
Perkantoran administrasi perkantoran yang
berkualitas dan tepat waktu
terpenuhi

2 09 01 02 Program Peningkatan Sarana Persentase ketersediaan sarana % 70 2,062 75 1,064 80 437 85 468 90 465 85 4,496
dan Prasarana Aparatur prasarana dalam pemenuhan
standar pelayanan pubilk
(termasuk ruang ibu menyusui dan
fasilitas bagi kaum difabel)
2 01 01 03 Program Peningkatan Disiplin Persentase Peningkatan Disiplin % 100 80 - - 100 155 - 100 235
Aparatur Aparatur
2 01 01 05 Program Peningkatan Kapasitas Persentase pegawai mengikuti % 40 55 50 61 65 80 75 80 100 84 75 360
Sumberdaya Aparatur bimtek peningkatan kualitas
pelayanan
2 01 01 06 Program Peningkatan Prosentase laporan capaian kinerja % 75 189 80 208 85 329 90 329 100 344 90 1,399
Pengembangan Sistem dan keuangan tersusun tepat
Pelaporan Capaian Kinerja dan waktu
Keuangan
Persentase ketersediaan dokumen % 70 80 90 100 100 100 -
perencanaan dan penganggaran
SKPD tersusun tepat waktu
2 01 01 15 Program Pembangunan Persentase kesesuaian rencana % 65 649 70 869 75 551 80 551 85 577 80 3,197
Prasarana dan Fasilitas dengan pembangunan prasarana
Perhubungan dan fasilitas perhubungan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-21


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
2 01 01 16 Program Rehabilitasi dan Persentase Sarana Prasarana dan % 75 358 80 1,462 85 1,076 90 1,433 100 1,504 90 5,833
Pemeliharaan prasarana dan Fasilitas LLAJ Berfungsi Baik
fasilitas LLAJ
2 01 01 17 Program Peningkatan Pelayanan Persentase masyarakat tersuluh % 55 543 60 1,434 70 1,650 80 1,645 90 1,727 80 6,999
Angkutan yang menerapkan standar
keselamatan transportasi
Persentase peningkatan PAD % 5 10 15 20 25 20 -
melalui retribusi parkir di tepi jalan
umum dan parkir khusus
2 01 01 18 Program Pembangunan Sarana Persentase Sarana dan prasarana % 60 8,745 70 765 80 10,094 90 17,900 100 4,200 90 41,704
dan Prasarana Perhubungan perhubungan tersedia
2 01 01 19 Program Pengendalian dan Persentase Ketersediaan Fasilitas % 35 6,234 45 2,370 55 1,847 65 1,846 75 1,938 65 14,235
Pengamanan Lalu Lintas Keselamatan Jalan (Rambu,
Marka, Guardrail dan PJU) Pada
Jaringan Jalan Kabupaten
2 01 01 29 Program Pengembangan Sarana Cakupan Ketersediaan Sarana % - 73 1,618 73 122 85 2,122 100 150 85 4,012
dan Prasarana Perhubungan Transportasi Yang Aman

KOMUNIKASI DAN 3,901 4,784 3,542 4,664 4,409 21,300


INFORMATIKA
Dinas Komunikasi dan 3,901 4,784 3,542 4,664 4,409 21,300
Informatika
2 10 01 01 Program Pelayanan Administrasi Prosentase layanan dasar % 100 382 100 420 100 1,186 100 1,129 100 1,186 100 4,303
Perkantoran administrasi perkantoran yang
terpenuhi tepat waktu
2 10 01 02 Program Peningkatan Sarana Persentase Ketersediaan Sarana % 100 814 100 1,500 100 311 100 311 100 326 100 3,262
dan Prasarana Aparatur dan Prasarana Kerja Aparatur
2 10 01 03 Program Peningkatan Disiplin Persentase Jumlah Pakaian % - - - - 100 50 100 50 100 52 100 152
Aparatur Diskominfo Terpenuhi
2 10 01 05 Program Peningkatan Kapasitas Persentase Pemenuhan SDM % 100 75 100 83 100 20 100 20 100 21 100 219
Sumberdaya Aparatur Diskominfo Yang Kompeten
2 10 01 06 Program Peningkatan Persentase ketersediaan dokumen % 100 100 100 105 100 115 100 231 100 206 100 757
Pengembangan Sistem perencanaan dan penganggaran
Pelaporan Capaian Kinerja dan SKPD tepat waktu
Keuangan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-22


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
2 10 01 15 Program Pengembangan Persentase Jaringan Komunikasi % 100 2,145 100 2,252 100 1,370 100 2,433 100 2,103 100 10,303
Komunikasi, Informasi dan Media dan Informasi Yang Menjangkau
Massa Masyarakat

2 10 01 17 Program Fasilitasi Peningkatan Persentase Ketersediaan SDM % 100 110 100 121 100 41 100 41 100 43 100 356
SDM Bidang Komunikasi dan Masyarakat di Bidang Komunikasi
Informasi dan Informasi
1 25 01 18 Program Kerjasama Informasi Persentase Penyebaran Informasi % 100 275 100 303 100 449 100 449 100 472 100 1,948
Dengan Media Massa Pemda Melalui Media Massa,
elektronik dan tradisional
KOPERASI DAN USAHA KECIL 2,447 3,096 3,256 3,802 4,240 16,841
MENENGAH

Dinas Koperasi Usaha Kecil 2,447 3,096 3,256 3,802 4,240 16,841
Menengah Perdagangan dan
Perindustrian
2 11 01 01 Program Pelayanan Administrasi Presentase progran SKPD dengan % 70 675 80 771 90 969 95 1,290 95 1,419 95 5,124
Perkantoran penyerapan sesuai aliran kas

2 11 01 02 Program Peningkatan Sarana Persentase ketersediaan sarana % 80 481 90 608 100 650 100 764 100 800 100 3,303
dan Prasarana Aparatur prasarana dalam pemenuhan
standar pelayanan publik
(termasuk ruang ibu menyusui dan
fasilitas bagi kaum difabel)
2 11 01 03 Program Peningkatan Disiplin Persentase Pegawai yang % - 27 100 54 100 30 100 33 100 144
Aparatur meningkat Kedisiplinannya
2 11 01 05 Program Peningkatan Kapasitas Persentase pegawai yang % - - 100 36 100 48 100 84
Sumberdaya Aparatur mengikuti bimbingan dan pelatihan
teknis untuk meningkatkan SDA
2 11 01 06 Program Peningkatan Persentase ketersediaan dokumen % 80 68 90 62 95 77 100 107 100 118 100 432
Pengembangan Sistem perencanaan dan penganggaran
Pelaporan Capaian Kinerja dan SKPD tepat waktu
Keuangan
2 11 01 15 Program Penciptaan Iklim Usaha Persentase UKM yang dibina % 60 50 70 142 80 133 90 146 100 161 90 632
Kecil Menengah yang Kondusif pertumbuhannya

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-23


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
2 11 01 16 Program Pengembangan Persentase UMKM yang % 50 1,173 60 1,051 70 805 80 805 90 974 80 4,808
Kewirausahaan dan Keunggulan mengakses permodalan perbankan
Kompetitif Usaha Kecil Menengah
2 11 01 17 Program Pengembngan Sistem Persentase UMKM yang % - 85 69 90 105 95 115 95 127 95 416
Pendukung Usaha Bagi Usaha mengakses permodalan perbankan
Mikro Kecil Menengah
2 11 01 18 Program Peningkatan Kualitas Persentase Jumlah Koperasi Aktif % - 76.62 366 77.92 463 79.22 509 80.52 560 79 1,898
Kelembagaan Koperasi

PENANAMAN MODAL 942 1,119 1,379 1,499 1,632 6,571

Dinas Tenaga Kerja 942 1,119 1,379 1,499 1,632 6,571


Penanaman Modal dan PTSP
2 12 01 15 Program Peningkatan Promosi Persentase meningkatnya realisasi % 70 750 75 892 80 1,121 80 1,213 80 1,316 80 5,292
dan Kerjasama Investasi investasi
2 12 01 16 Program Peningkatan Iklim Porsentase meningkatnya % 50 142 60 162 70 182 80 202 90 226 80 914
Investasi dan Realisasi Investasi kerjasama dibidang investasi
2 12 01 18 Program Peningkatan Iklim persentase meningkatnya % 50 50 70 65 80 76 80 84 90 90 80 365
Berusaha kemudahan izin berusaha

1 18 KEPEMUDAAN DAN 4,523 4,091 5,821 5,353 6,905 26,693


OLAHRAGA
1 01 01 Dinas Pendidikan Pemuda dan 4,523 4,091 5,821 5,353 6,905 26,693
Olahraga
1 01 01 16 Program Pembinaan dan Peran Persentase partisipasi pemuda % 1,087 1,065 2,968 3,075 3,075 - 11,270
Serta Kepemudaan dalam penyelenggaraan upacara
1 01 01 20 Program Pembinaan dan Cakupan penyelenggaraan % 897 808 1,528 1,528 1,528 - 6,289
Pemasyarakatan Olahraga kompetisi olaharaga pelajar
Persentase dusun di perkotaan % 20 30 40 50 60 50 -
dengan penyakit tidak menular
tinggi memiliki pusat-pusat
olahraga mandiri (kolaborasi
dengan dinas kesehatan)
Prestasi olahraga pelajar tingkat 9 8 7 6 5 6 -
provinsi (rangking)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-24


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Persentase atlet berprestasi 50 60 70 80 90 80 -
memperoleh beasiswa
Tersedianya pusat olahraga di - - 1 1 1 1 -
wilayah timur
1 01 01 20 Program Peningkatan Sarana 2,539 2,218 1,325 750 2,302 - 9,134
dan Prasarana Olah Raga
STATISTIK 413 454 182 182 191 1,422
Dinas Komunikasi dan 413 454 182 182 191 1,422
Informatikan
2 14 01 15 Program Pengembangan Persentase Ketersediaan Data % 100 413 100 454 100 182 100 182 100 191 100 1,422
Data/Informasi/Statistik Daerah Statistik

KEBUDAYAAN 3,776 2,354 7,342 10,713 11,248 35,433

Dinas Pariwisata dan 3,776 2,354 7,342 10,713 11,248 35,433


Kebudayaan
2 16 01 15 Program Pengembangan Nilai Persentase Pengembangan Nilai % 40 171 50 188 60 435 70 260 80 273 70 1,327
Budaya Budaya
2 16 01 16 Program Pengelolaan Kekayaan Persentase Pengelolaan Kekayaan % 40 3,000 50 1,500 60 1,753 70 1,410 80 1,480 70 9,143
Budaya Budaya
2 16 01 17 Program Pengelolaan Keragaman Persentase pengelolaan % 40 605 50 666 60 5,154 70 9,043 80 9,495 70 24,963
Budaya Keragaman Budaya

PERPUSTAKAAN 4,098 3,380 3,519 5,021 5,764 21,782


Dinas Perpustakaan dan Arsip 4,098 3,380 3,519 5,021 5,764 21,782
Daerah
1 26 01 01 Program Pelayanan Administrasi Prosentase Layanan dasar % 60 763 70 886 80 894 90 912 100 1,094 90 4,549
Perkantoran administrasi perkantoran terpenuhi
dan tepat waktu
1 26 01 02 Program Peningkatan Sarana Prosentase sarana prasarana % 60 1,965 70 1,183 80 1,200 90 2,253 100 2,165 90 8,766
dan Prasarana Aparatur dalam kondisi baik
1 26 01 03 Program peningkatan disiplin Prosentase peningkatan disiplin % 60 80 70 80 80 35 90 42 100 51 90 288
aparatur aparatur
1 26 01 05 Program Peningkatan Kapasitas Persentase meiningkatnya % 60 95 70 87 80 91 90 109 100 131 90 513
Sumberdaya Aparatur kapasitas sumber daya aparatur

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-25


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
1 26 01 06 Program Peningkatan Persentase peningkatan % 60 210 70 220 80 76 90 91 100 109 90 706
Pengembangan Sistem pengembangan sistem pelaporan
Pelaporan Capaian Kinerja dan capaian kinerja dan keuangan
Keuangan
1 26 01 15 Program Pengembangan Budaya Jumlah pengunjung Perpustakaan orang 6000 985 8000 924 9000 1,033 10000 1,390 11000 1,945 10000 6,277
Baca dan Pembinaan pertahun
Perpustakaan
1 26 01 20 Program Pelestarian Naskah Porsentase pelestarian naskah % NA - - - 70 190 85 224 100 269 85 683
Kuno kuno
KEARSIPAN 773 479 493 569 601 2,915
Dinas Perpustakaan dan Arsip 730 429 428 494 515 2,596
Daerah
1 24 01 15 Program Perbaikan Sistem porsentase perbaikan sistem % 50 200 70 116 80 122 90 146 100 98 90 682
Administrasi Kearsipan administrasi kearsipan
1 24 01 16 Program Penyelamatan dan Porsentase dokumen /Arsip yang % 60 230 70 146 80 130 90 137 100 164 90 807
Pelestarian Dokumen/Arsip Terselamatkan dan dilestarikan
Daerah
1 24 01 18 Program Peningkatan Kualitas Prosentase peningkatan kualitas % 50 300 60 167 70 176 80 211 100 253 80 1,107
Pelayanan Informasi pelayanan informasi kearsipan
DINAS TENAGA KERJA 43 50 65 75 86 319
2 18 01 15 Program Perbaikan sistem dan persentase terkelolanya data % 70 43 70 50 80 65 80 75 80 86 80 319
kearsipan dengan baik berbasis Teknologi
Informasi
URUSAN PILIHAN 46,763 56,473 63,861 99,182 100,796 367,075
KELAUTAN DAN PERIKANAN 8,435 8,321 11,982 11,956 12,551 53,245
Dinas Perhubungan Kelautan 8,435 8,321 11,982 11,956 12,551 53,245
dan Perikanan
3 01 01 15 Program Pemberdayaan Ekonomi Persentase wirausaha baru % 10 225 - - - - - 225
Masyarakat Pesisir didaerah pesisir
2 01 01 21 Program Pengembangan Persentase kenaikan Hasil % 3.22 1,100 3.33 1,200 3.57 5,107 5.26 5,081 5.85 5,335 5 17,823
Perikanan Tangkap Produksi Perikanan Tangkap
Persentase perubahan % 30 50 65 75 100 75 -
penggunaan Mesin BBM ke Mesin
BBG
Persentase tumbuhnya Wira Usaha % 100 100 50 33 25 33 -
Baru Bidang Perikanan Tangkap

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-26


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
2 01 01 22 Program Pengembangan Sistem Cakupan ketersediaan data klp % 100 110 100 121 100 385 100 385 100 403 100 1,404
Penyuluhan Perikanan perikanan
2 01 01 24 Program Pengembangan Persentase kenaikan Hasil % 60 7,000 65 7,000 70 1,590 75 1,590 80 1,668 75 18,848
Kawasan Budidaya Laut Air Produksi Perikanan Budidaya
Payau dan Air Tawar
Persentase tumbuhnya wirausaha % 10 20 53 80 100 80 -
Baru Bidang Perikanan Budidaya
2 01 01 27 Program Pemberdayaan ekonomi Persentase KK Miskin terintervensi % - - 33.33 4,900 66.66 4,900 100 5,145 67 14,945
perempuan sub sektor perikanan pemberdayaan ekonomi Sektor
Perikanan

PARIWISATA 18,789 20,632 15,299 46,590 48,394 149,704


Dinas Pariwisata dan 18,789 20,632 15,299 46,590 48,394 149,704
Kebudayaan
3 02 01 01 Program Pelayanan Administrasi Persentase layanan dasar % 70 500 80 550 80 1,015 80 1,565 80 1,276 80 4,906
Perkantoran administrasi perkantoran yang
memenuhi kebutuhan secara
berkualitas dan tepat waktu
3 02 01 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana prasarana % 70 959 80 1,055 80 598 80 1,172 80 1,230 80 5,014
dan Prasarana Aparatur dalam kondisi baik
3 02 01 03 Program peningkatan disiplin Persentase peningkatan disiplin % - - 80 51 80 40 80 42 80 133
aparatur aparatur
3 02 01 05 Program Peningkatan Kapasitas Persentase kapasitas sumberdaya % - - 80 20 80 32 80 34 80 86
Sumber Daya Aparatur aparatur semakin meningkat
3 02 01 06 Program Peningkatan Cakupan tersusunnya laporan % 100 95 100 105 100 248 100 350 100 367 100 1,165
Pengembangan Sistem capaian kinerja dan rencana kerja
Pelaporan Capaian Kinerja dan SKPD tepat waktu
Keuangan
3 02 01 15 Program Pengembangan Jumlah kunjungan wisatawan orang 1,000,000 1,500 700,000 1,650 800,000 2,465 900,000 4,079 1,000,000 4,126 900,000 13,820
Pemasaran Pariwisata
3 02 01 16 Program Pengembangan Persentase obyek wisata dengan % 45 15,000 50 16,500 55 9,149 60 37,752 75 39,639 60 118,040
Destinasi Pariwisata kondisi baik

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-27


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
3 02 01 17 Program Pengembangan Kelompok sadar wisata aktif 35 735 40 772 45 1,753 50 1,600 50 1,680 50 6,540
Kemitraan kelompok
PERTANIAN 19,314 17,544 24,970 21,861 22,670 106,359
Dinas Ketahanan Pangan dan 19,314 17,544 24,970 21,861 22,670 106,359
Pertanian
3 03 01 15 Program Peningkatan Persentase Petani dan pelaku % 55 1,300 60 1,226 65 1,852 70 1,461 75 1,297 70 7,136
Kesejahteraan Petani agribisnis yang berkualitas
3 03 01 16 Program Peningkatan Ketahanan Produksi padi GKP Ton 80,865 7,068 66,567 4,618 68,330 5,730 69,524 5,730 70,723 6,016 69,524 29,162
Pangan Pertanian/ Perkebunan
Produksi Jagung (Pipilan Kering) Ton 38,356 41,856 45,856 50,000 52,000 50,000 -
Produksi Kacang Tanah Ton 14,434 3,934 4,000 4,000 4,000 4,000 -
(Gelondongan)
Luas Pengembangan Intensifikasi Ha 40 40 50 30 30 30 -
Perkebunan
Jumlah Pelaku Usaha Baru Orang 70 175 375 550 700 550 -
Subsektor Pertanian
3 03 01 17 Program Peningkatan Pemasaran Persentase Serapan Produk % - 5 174 10 174 15 183 10 531
Hasil Produksi Pertanian oleh Pariwisata
Pertanian/Perkebunan
3 03 01 18 Program Peningkatan Penerapan Jumlah Pelaku Usaha Baru orang 70 440 175 484 375 482 550 482 700 506 550 2,394
Teknologi Pertanian/ Perkebunan Subsektor Perkebunan

3 03 01 19 Program Peningkatan Produksi Produksi Bawang merah Ton 40 2,241 50 3,696 100 3,832 110 3,059 125 3,165 110 15,993
Pertanian/ Perkebunan
Produksi Cabe Besar/Keriting Ton 20 65 92 109 129 109 -
Cabe Rawit (ton) Ton 450.0 300.0 350.0 400.0 475 400 -
Produksi Tomat Ton 200.0 250.0 275.0 290.0 300 290 -
Produksi Melon/Semangka Ton 80.0 120.0 - -
Produksi Melon Ton - 5 7 8 7 -
Produksi semangka Ton - 200 225 250 225 -
Produksi Mentimun Jepang Ton 3 5 7 9 11 9 -
Produksi Paprika Ton 0.7 0.5 1.0 - -
Produksi Selada Ton 1.0 0.5 0.7 - -
Produksi Mangga Ton 75.0 100 175 230 250 230 -
Produksi Buah Naga Ton 15.0 30 50 60 75 60 -
Produksi Stawberry Ton 0.7 - -
Produksi Kakao Ton 1,560 1,340 1,370 1,400 1,415 1,400 -

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-28


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Produksi Kopi Ton 867 700 730 715 750 715 -

Produksi Kelapa Ton 12,438 11,620 11,950 12,200 12,500 12,200 -


3 03 01 20 Program Pemberdayaan Persentase Penyuluh yang % 80 396 85 441 90 1,536 95 1,536 100 1,612 95 5,521
Penyuluh Pertanian/ Pekebunan berperan aktif dalam program
Lapangan pembangunan pertanian strategis
daerah
3 03 01 21 Program Pencegahan dan Persentase penanganan masalah % 50 413 52 593 55 837 60 1,087 70 1,142 60 4,072
Penanggulangan Penyakit Ternak penyakit ternak

3 03 01 22 Program Peningkatan Produksi Produksi Telur Butir 15,813,885 6,678 20,542,590 5,522 18,901,261 4,722 22,438,021 2,527 26,177,691 2,654 22,438,021 22,103
Hasil Peternakan
Produksi Daging Ton 1,296 1,546 1,396 1,667 1,991 1,667 -
Produksi Madu Liter 4,374 4,999 5,344 5,970 6,595 5,970 -
3 03 01 23 Program peningkatan pemasaran Jumlah Pelaku Usaha Baru orang 60 668 150 843 250 525 400 525 600 551 400 3,112
hasil produksi peternakan Subsektor Peternakan

3 03 01 27 Program rehabilitasi, Persentase menurunnya kejadian % 10 110 5 121 5 380 5 380 5 399 5 1,390
Pengembangan lahan dan hama dan penyakit tanaman
perlindungan Tanaman
3 03 01 28 Program pemberdayaan ekonomi Persentase petani perempuan % 60 4,900 70 4,900 80 5,145 70 14,945
perempuan pada sektor pertanian yang meningkat pendapatannya

PERDAGANGAN - 6,912 6,228 13,006 10,849 36,995


Dinas Koperasi Usaha Kecil - 6,912 6,228 13,006 10,849 36,995
Menengah Perdagangan dan
Perindustrian
1 15 01 15 Program Perlindungan Konsumen Cakupan lokasi pembinaan % - 75 194 80 1,642 85 1,873 90 2,060 85 5,769
dan Pengamanan Perdagangan perlindungan konsumen

1 15 01 17 Program Peningkatan dan Persentase produk unggulan yang % - 65 479 70 587 75 645 80 710 75 2,421
Pengembangan Ekspor dipromosikan dalam pameran
1 15 01 18 Program Peningkatan Efisiensi Persentase pasar tradisonal dlm % - 60 5,930 70 3,537 80 7,480 90 4,520 80 21,467
Perdagangan Dalam Negeri kondisi baik
1 15 01 19 Program Pembinaan Pedagang Wirausaha baru bidang WUB - 200 309 300 462 400 3,008 500 3,559 400 7,338
Kaki Lima dan Asongan perdagangan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-29


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
PERINDUSTRIAN - 2,764 5,032 5,369 5,907 19,072
Dinas Koperasi Usaha Kecil - 2,764 5,032 5,369 5,907 19,072
Menengah Perdagangan dan
Perindustrian
1 15 01 15 Program peningkatan kapasitas Kontribusi PRDB Sektor industri % - 1.36 346.00 1.41 640.00 1.47 704.00 1.52 774.00 1 2,464
IPTEK sistem industri
1 15 01 16 Program Pengembangan Industri Persentase Industri kecil difasilitasi % - 20 261 30 952 40 1,047 50 1,152 40 3,412
Kecil dan Menengah peningkatan kualitas produksi
1 15 01 17 Program Pembinaan Industri Kecil Persentase IKM yang dibina % - 20 496 30 663 40 729 50 802 40 2,690
Kerajinan Bekerjasama dengan melalui DEKRANASDA
Dekranasda KLU
1 15 01 19 Program Pengembangan sentra- Persentase jumlah sentra industri % - % 37 80 239 90 98 100 108 90 482
sentra industri potensial potensial yang berkembang
1 15 01 20 Program Peningkatan Persentase Jumlah Wirausaha WUB - 2,000 1,624 3,000 2,538 4,000 2,791 5,000 3,071 4,000 10,024
Kemampuan Teknologi Industri baru bidang inustri

TRANSMIGRASI 225 300 350 400 425 1,700

Dinas Tenaga Kerja 225 300 350 400 425 1,700


Penanaman Modal dan PTSP
3 08 01 15 Program Pengembangan Wilayah Persentase Jumlah KK yang % 80 200 90 250 100 275 100 300 100 300 100 1,325
Transmigrasi diberangkatkan ke wilayah
transmigrasi
1 13 01 17 Program Transmigrasi Regional Persentase meningkatnya % 70 25 75 50 80 75 80 100 100 125 80 375
pemahaman masyarakat tentang
transmigrasi
URUSAN PEMERINTAHAN
FUNGSI PENUNJANG 89,379 103,712 99,300 114,929 122,197 529,516
ADMINISTRASI 56,742 60,120 57,956 68,977 75,680 319,474
PEMERINTAHAN
SEKRETARIAT DAERAH 24,583 25,018 26,065 29,172 31,901 136,739
04 01 03 01 Program Pelayanan Administrasi Persentase program SKPD dengan % 75 7,708 80 7,708 85 7,708 90 8,479 95 9,327 90 40,929
Perkantoran penyerapan anggaran sesuai
Aliran Kas
04 01 03 02 Program Peningkatan Sarana Prosentase ketersediaan sarana % 70 3,249 80 3,249 90 3,249 100 3,574 100 3,931 100 17,252
dan Prasarana Aparatur prasarana dalam pemenuhan
standar pelayanan publik
(termasuk ruang ibu menyusui dan
fasilitas bagi kaum difabel)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-30


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Tersedianya Front Office sesuai % 65 70 75 80 85 80 -
standar Pelayanan Publik
Tingkat kepuasan masyarakat % - -
terhadap kualitas pelayanan publik
04 01 03 03 Program peningkatan disiplin Persentase Tersedianya pakaian % 100 65 100 65 100 65 100 72 100 79 100 345
aparatur dinas bupati/wk bupati
04 01 03 05 Program Peningkatan Kapasitas Persentase Administrasi % 100 101 100 101 100 101 100 111 100 122 100 536
Sumberdaya Aparatur kepegawaian setda yang
terselesaikan
04 01 03 06 Program Peningkatan Persentase tersusunnya laporan % 100 11 100 11 100 11 100 12 100 13 100 58
Pengembangan Sistem capaian kinerja dan keuangan
Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
04 01 03 16 Program Peningkatan Pelayanan Persentase Penerimaan kunjungan % 420 420 518 550 570 - 2,478
Kedinasan Kepala Daerah / Wakil kerja pejabat
Kepala Daerah negara/departemen/lembaga
pemerintah non departemen/luar
negeri
04 01 03 23 Program Optimalisasi Cakupan informasi pemerintahan % 100 45 100 47 100 49 100 51 100 53 100 245
Pemanfaatan Teknologi Informasi tersedia melalui media elektronik
04 01 03 25 Program Peningkatan Kerjasama Persentase kerjasama antar % 75 400 80 473 80 620 80 570 80 570 80 2,633
Antar Pemerintah Daerah daerah berjalan efektif
Persentase pemantauan bidang % 75 75 75 75 75 75 -
ekonomi
04 01 03 26 Program Penataan Peraturan Cakupan Perda/Perbub terlegislasi % 70 896 80 896 100 896 100 986 100 1,084 100 4,758
Perundang-Undangan dan tidak bertentangan dengan
peraturan per UU an diatasnya

04 01 03 27 Program Penataan Daerah Tersusunnya dokumen LPPD Nilai 1,120 1,160 1,448 2,595 3,145 - 9,468
Otonomi Baru Kabupaten Lombok Utara dalam
katagori baik
04 01 03 45 Program Koordinasi Bidang Persentase target pertumbuhan % 70 1,870 80 2,030 90 2,269 100 2,330 100 2,350 100 10,849
Perekonomian Daerah ekonomi daerah per sektor
terpenuhi
Jumlah BUMD dibentuk dan % 1 1 2 2 2 2 -
berfungsi

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-31


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
04 01 03 78 Program Koordinasi Bidang Persentase kegiatan keagamaan % 100 3,618 100 3,618 100 3,618 100 3,980 100 4,378 100 19,212
Keagamaan utama difasilitasi

Persentase tempat ibadah aktif % 40 60 80 100 100 100 -


melaksanakan pengajian
Persentase Desa dengan (Majelis % 30 60 100 100 100 100 -
Taklim/nama lain sesuai agama)
yang aktif
Persentase PNS berzakat % 70 90 100 100 100 100 -
Persentase Muzakki berzakat % 35 45 55 65 70 65 -
04 01 03 79 Program Peningkatan Pelayanan Cakupan keg pimp daerah % 100 2,450 100 2,610 100 2,883 100 2,970 100 3,097 100 14,010
Kehumasan terdokumentasi
04 01 03 86 Program Pembangunan dan Cakupan penangann perkara % 100 1,007 100 1,007 100 1,007 100 1,108 100 1,218 100 5,347
Pengembangan di bidang hukum pemda di dalam dan di luar
pengadilan
04 01 03 87 Program Penyuluhan Hukum dan Persentase pemenuhan kepedulian % 60 196 70 196 90 196 90 216 95 237 90 1,041
HAM thd HAM
Persentase desa sadar hukum % 40 60 80 100 100 100 -
04 01 03 88 Penataan Organisasi dan Cakupan ketersediaan dokumen % 70 1,427 100 1,427 100 1,427 100 1,570 100 1,727 100 7,577
Tatalaksana serta kebijakan penataan kelembagaan
Pendayagunaan Aparatur Negara dan penerapan reformasi birokrasi
(PAN)
Rata-rata indeks kepuasan indeks 70 80 80 80 80 80 -
masyarakat terhadap kualitas
pelayanan publik
SEKRETARIAT DPRD 24,500 24,738 21,564 27,549 30,141 128,492
04 01 04 01 Program Pelayanan Administrasi Persentase layanan dasar % 100 2,468 100 3,197 100 2,993 100 3,293 100 3,592 100 15,543
Perkantoran administrasi perkantoran yang
memenuhi kebutuhan secara
berkualitas dan tepat waktu
04 01 04 02 Program Peningkatan Sarana Persentase ketersediaan sarana % 100 3,497 100 1,717 100 1,375 100 2,676 100 2,640 100 11,905
dan Prasarana Aparatur dan prasarana aparatur
04 01 04 03 Program Peningkatan Disiplin Persentase Jumlah Pakaian % 100 153 100 376 100 317 100 349 100 380 100 1,575
Aparatur Sekretariat DPRD terpenuhi
04 01 04 05 Program Peningkatan Kapasitas Persentase pemenuhan SDM % 100 534 100 716 100 757 100 833 100 909 100 3,749
Sumberdaya Aparatur Sekretariat DPRD yang kompeten

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-32


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
04 01 04 06 Program Peningkatan Persentase laporan capaian kinerja % 100 79 100 133 100 219 100 241 100 263 100 935
Pengembangan Sistem dan keuangan yang tersusun tepat
Pelaporan Capaian Kinerja dan waktu
Keuangan
04 01 04 15 Program Peningkatan Kapasitas Presentase peningkatan kapasitas % 100 17,769 100 18,599 100 15,903 100 20,157 100 22,357 100 94,785
Lembaga Perwakilan Rakyat lembaga perwakilan rakyat daerah
Daerah

KECAMATAN PEMENANG 1,424 2,038 1,940 2,128 2,332 9,862


4 01 05 01 Program Pelayanan Administrasi Persentase layanan dasar % 100 513 100 611 100 645 100 710 100 781 100 3,260
Perkantoran administrasi perkantoran yang
memenuhi kebutuhan secara
berkualitas dan tepat waktu
4 01 05 02 Program Peningkatan Sarana Persentase Ketersediaan Sarana % 100 305 100 451 100 303 100 333 100 366 100 1,758
dan Prasarana Aparatur dan Prasarana Kerja Aparatur
4 01 05 03 Program Peningkatan Disiplin Persentase Jumlah Pakaian Dinas % 100 26 100 35 100 24 100 26 100 28 100 139
Aparatur Terpenuhi
4 01 05 06 Program Peningkatan Persentase laporan capaian kinerja % 9 32 9 31 9 34 9 37 9 40 9 174
Pengembangan Sistem dan keuangan tersusun tepat
Pelaporan Capaian Kinerja dan waktu
Keuangan
4 01 05 23 Program optimalisasi Persentase ketersediaan informasi % 100 - 100 163 100 45 100 49 100 54 100 311
pemanfaatan teknologi informasi layanan publik
4 01 05 24 Program Mengintensifikasikan Persentase layanan pengaduan % 100 22 100 31 100 69 100 76 100 83 100 281
Penanganan Pengaduan masyarakat yang tertangani
Masyarakat
4 01 05 25 Program Peningkatan Kerjasama Persentase peningkatan kerja % 100 6 100 49 100 66 100 73 100 80 100 274
Antar Pemerintah Daerah sama antar pemerintah daerah
memenuhi target
4 01 05 26 Program Penataan Peraturan Persentase ketersediaan Perdes % - - 100 34 100 35 100 39 100 42 100 150
Perundang‑Undangan yang ditetapkan
4 01 05 30 Program Peningkatan Kualitas persentase tingkat kualitas % 100 - 100 149 100 202 100 222 100 245 100 818
Kelembagaan pengembangan kapasitas daerah
kecamatan dan desa meningkst
4 01 05 61 Program Peningkatan Persentase keberdayaan aparatur % 100 215 100 149 100 158 100 174 100 191 100 887
Keberdayaan Masyarakat desa meningkat
Pedesaan
4 01 05 76 Program Perencanaan Persentase Jumlah kegiatan % 100 25 100 27 100 30 100 33 100 36 100 151
Pengembangan Kecamatan musrenbang terlaksana

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-33


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
4 01 05 77 Program Pengamanan Wilayah Persentase Konflik tertangani % 100 77 100 74 100 82 100 90 100 99 100 422

4 01 05 78 Program Koordinasi Bidang Persentase kegiatan bidang % 100 135 100 163 100 174 100 191 100 210 100 873
Keagamaan keagamaan meningkat
4 01 05 91 Program Pelayanan Perijinan Indeks kepuasan publik terhadap indeks 60 68 65 71 70 73 75 75 80 77 75 364
pelayanan perijinan di kecamatan
KECAMATAN TANJUNG 1,800 2,239 1,685 2,243 2,508 10,475
4 01 06 01 Program Pelayanan Administrasi Persentase layanan dasar % 95 459 96 567 97 592 98 641 99 633 98 2,892
Perkantoran administrasi perkantoran yang
memenuhi kebutuhan secara
berkualitas dan tepat waktu
4 01 06 02 Program Peningkatan Sarana Persentase Ketersediaan Sarana % 100 707 100 920 100 342 100 598 100 525 100 3,092
dan Prasarana Aparatur dan Prasarana Kerja Aparatur
4 01 06 03 Program Peningkatan Disiplin Persentase kebutuhan Pakaian % 100 21 100 54 100 37 100 39 100 37 100 188
Aparatur dinas Terpenuhi
4 01 06 05 Program Peningkatan Kapasitas Persentase pegawai mengikuti % 100 29 100 30 100 59
Sumberdaya Aparatur bintek peningkatan kualitas
pelayanan, dinamika kelompok dll
di lokasi2 desa wisata

4 01 06 06 Program Peningkatan Prosentase ketersediaan dok % 70 88 80 106 90 72 100 84 100 87 100 437
Pengembangan Sistem perencanaan, penganggaran,
Pelaporan Capaian Kinerja dan laporan capaian kinerja dan
Keuangan keuangan tersusun tepat waktu
Persentase ketersediaan dokumen % 70 80 90 100 100 100 -
perencanaan dan penganggaran
SKPD tepat waktu
Akuntabilitas Kinerja SKPD indeks CC CC B B B B -
4 01 06 23 Program optimalisasi Persentase tersampaikannnya % 70 36 80 31 90 35 80 102
pemanfaatan teknologi informasi sosialisasi melalui media informasi /
sosial
4 01 06 24 Program Mengintensifkan Pena Cakupan pengaduan masyarakat % 100 35 100 45 100 43 100 41 100 42 100 206
nganan Pengaduan Masyarakat tertangani
4 01 06 25 Program Peningkatan Kerjasama Persentase Kegiatan Promosi / % 100 3 100 16 100 16 100 15 100 16 100 66
Antar Pemerintah Daerah Pameran Yang Diikuti
4 01 06 26 Program Penataan Peraturan Persentase ketersediaan peraturan % 34 100 24 100 24 100 82
Perundang Undangan desa terevaluasi
4 01 06 30 Program Peningkatan Kualitas Persentase kelengkapan data % 90 10 95 61 96 65 97 121 98 130 97 387
Kelembagaan kecamatan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-34


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
4 01 06 61 Program Peningkatan Persentase desa yang % 50 141 60 145 70 121 80 137 90 222 80 766
Keberdayaan Masyarakat membudayakan gotong royong
Pedesaan secara rutin
Persentase desa yang % 50 60 70 80 90 80 -
melaksanakan perencanaan,
penatausahaan dan pelaporan
APBDes sesuai aturan
1 20 08 76 Program Perencanaan Persentase ketersediaan dok % 100 20 100 33 100 32 100 156 100 180 100 421
Pembangunan Kecamatan perencanaan pembangunan
% Partisipasi masyarakat melalui % 70 80 80 85 90 85 -
lembaga kemasyarakatan dalam
proses perencanaan
pembangunan kecamatan Tanjung
1 20 08 77 Program Pengamanan Wilayah Persentase potensi gangguan % 95 68 100 85 100 84 100 70 100 75 100 382
keamanan tertangani
1 20 08 78 Program Koordinasi Bidang Persentase tempat ibadah di % 40 76 50 120 60 153 65 172 70 242 65 763
Keagamaan kecamatan aktif melaksanakan
pengajian / Pembinaan baca
Qur'an
Persentase fasilitasi even % 60 70 80 90 100 90 -
keagamaan tingkat kecamatan
1 20 08 96 Program Pelayanan Perijinan Indeks kepuasan publik terhadap indeks 60 172 65 87 70 58 75 85 80 230 75 632
pelayanan perijinan di kecamatan
KECAMATAN GANGGA 1,174 1,752 1,614 1,748 1,796 8,084
4 01 07 01 Program Pelayanan Administrasi Persentase layanan dasar % 90 467 95 414 95 439 97 463 98 489 97 2,272
Perkantoran administrasi perkantoran yang
memenuhi kebutuhan secara
berkualitas dan tepat waktu
4 01 07 02 Program Peningkatan Sarana Persentase Ketersediaan Sarana % 95 171 95 580 98 289 100 350 100 322 100 1,712
dan Prasarana Aparatur dan Prasarana Kerja Aparatur
4 01 07 03 Program peningkatan disiplin Persentase Peningkatan disiplin % 33 24 66 75 66 86 76 91 76 96 76 372
aparatur aparatur
4 01 07 06 Program Peningkatan Persentase laporan capaian kinerja % 100 63 100 67 100 72 100 76 100 80 100 358
Pengembangan Sistem dan keuangan tersusun tepat
Pelaporan Capaian Kinerja dan waktu
Keuangan
4 01 07 24 Program mengintensifkan Persentase layanan pengaduan % 100 31 100 32 100 43 100 45 100 48 100 199
penanganan pengaduan masyarakat yang tertangani
masyarakat

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-35


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
4 01 07 25 Program Peningkatan Kerjasama Persentase peningkatan kerja % 100 19 100 17 100 25 100 26 100 27 100 114
Antar Pemerintah Daerah sama antar pemerintah daerah
memenuhi target
4 01 07 61 Program Peningkatan Persentase keberdayaan aparatur % 40 83 45 222 50 334 50 353 75 372 50 1,364
Keberdayaan Masyarakat desa meningkat
Pedesaan
4 01 07 76 Program Perencanaan Persentase Jumlah kegiatan % 100 27 100 33 100 33 100 35 100 36 100 164
Pengembangan Kecamatan musrenbang terlaksana
4 01 07 77 Program pengamanan wilayah Persentase Konflik tertangani % 100 96 100 97 100 80 100 85 100 89 100 447
4 01 07 78 Program Koordinasi Bidang Persentase terlaksananya Program % 80 89 85 138 85 139 90 146 90 155 90 667
Keagamaan Koordinasi Bidang Keagamaan

4 01 07 96 Program Pelayanan Perijinan Persentase Meningkatnya % 75 104 80 77 85 74 90 78 95 82 90 415


Pelayanan Perizinan di Kecamatan

KECAMATAN KAYANGAN 1,402 1,953 2,497 3,362 3,774 12,988


4 01 08 01 Program Pelayanan Administrasi Persentase layanan dasar % 75 407 80 473 85 714 90 852 95 915 90 3,361
Perkantoran administrasi perkantoran yang
memenuhi kebutuhan secara
berkualitas dan tepat waktu
4 01 08 02 Program Peningkatan Sarana Persentase Ketersediaan Sarana % 75 427 80 500 85 336 90 730 95 827 90 2,820
dan Prasarana Aparatur dan Prasarana Kerja Aparatur
4 01 05 03 Program Peningkatan Disiplin Persentase ketersediaan pakaian % - 80 11 85 23 90 50 95 60 90 144
Aparatur dinas
4 01 08 06 Program Peningkatan Persentase laporan capaian kinerja % 100 48 100 57 100 63 100 91 100 98 100 357
Pengembangan Sistem dan keuangan tersusun tepat
Pelaporan Capaian Kinerja dan waktu
keuangan
4 01 08 17 Program peningkatan partisipasi Presentase Tingkat Pemberdayaan % - - - - 100 174 100 183 100 195 100 552
masyarakat dalam membangun Lembaga Kemasyarakatan
desa
4 01 08 24 Program Mengintensifkan Persentase layanan pengaduan % 100 22 100 34 100 46 100 47 100 50 100 199
Penanganan Pengaduan masyarakat yang tertangani
Masyarakat
4 01 08 25 Program Peningkatan Kerjasama Persentase kesesuaian prioritas % 45 114 90 384 100 546 100 595 100 671 100 2,310
Antar Pemerintah Daerah perencanaan desa dan Kabupaten

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-36


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
4 01 08 61 Program Peningkatan Persentase keberdayaan aparatur % 35 83 50 100 75 107 100 118 100 127 100 535
Keberdayaan Masyarakat desa meningkat
Pedesaan
4 01 08 76 Program Perencanaan Persentase Jumlah kegiatan % 45 42 90 26 100 37 100 173 100 213 100 491
Pengembangan Kecamatan musrenbang terlaksana
4 01 08 77 Program Pengamanan Wilayah Persentase Konflik tertangani % 100 73 100 78 100 85 100 89 100 92 100 417
4 01 08 78 Program Koordinasi Bidang Persentase Terlaksananya % 100 50 100 185 100 265 100 289 100 326 100 1,115
Keagamaan Program Koordinasi Bidang
Keagamaan
4 01 08 96 Program Peningkatan Pelayanan Persentase Kegiatan Peningkatan % 75 136 80 105 85 101 90 145 95 200 90 687
Perizinan Pelayanan Perizinanan yang
dilaksanakan
KECAMATAN BAYAN 1,244 1,766 1,871 1,983 2,107 8,970
1 20 10 01 Program Pelayanan Administrasi Persentase layanan dasar % 100 501 100 556 100 585 100 596 100 618 100 2,856
Perkantoran administrasi perkantoran yang
memenuhi kebutuhan secara
berkualitas dan tepat waktu
1 20 10 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana prasarana % 100 222 100 546 100 330 100 346 100 364 100 1,808
dan Prasarana Aparatur dalam kondisi baik
1 20 10 06 Program Peningkatan Persentase laporan capaian kinerja % 100 46 100 45 100 56 100 62 100 68 100 277
Pengembangan Sistem dan keuangan tersusun tepat
Pelaporan Capaian Kinerja dan waktu
Keuangan
1 20 11 21 Peogram Peningkatan partisipasi Persentase Lomba Desa yang % 100 7 100 8 100 9 100 24
masyarakat dalam membngun diselenggarakan
desa
1 20 11 24 Program Mengintensifikasikan Persentase pengaduan % 100 6 100 28 100 51 100 57 100 62 100 204
Penanganan Pengaduan masyarakat tertangani
Masyarakat
1 20 11 25 Program Peningkatan Kerjasama Persentase kegiatan % 100 14 100 16 100 17 100 47
Antar Pemerntah Daerah promosi/pameran dllaksanakan
1 20 11 30 Program Peningkatan Kualitas Penilaian dan Evaluasi LPPD indeks Baik 55 Baik 61 Baik 67 Baik 73 Baik 81 Baik 336
Kelembagaan
1 20 11 61 Program Peningkatan Persentase program kebijakan % 100 95 100 196 100 243 100 255 100 267 100 1,056
Keberdayaan Masyarakat pemberdayaan masyarakat
Pedesaan Pedesaan berjalan baik
1 20 11 76 Program Perencanaan Persentase Ketersediaan dok % 100 34 100 42 100 99 100 104 100 113 100 392
Pembangunan Kecamatan perencanaan pemb kecamatan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-37


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
1 20 11 77 Program Pengamanan Wilayah Cakupan potensi gangguan % 100 95 100 72 100 91 100 95 100 100 100 453
keamanan tertangani

1 20 11 78 Program Koordinasi Bidang Persentase hari besar keagamaan % 100 67 100 107 100 128 100 141 100 148 100 591
Keagamaan difasilitasi
1 20 11 91 Program Pelayanan Perijinan Persentase kepuasan masyarakat % 100 123 100 113 100 200 100 230 100 260 100 926
terhadap perijinan
INSPEKTORAT 299 217 230 253 528 1,527
4 02 01 24 Program Mengintensipkan Persentase Pengaduan % 100 299 100 217 100 230 100 253 100 528 100 1,527
Penanganan Pengaduan Masyarakat atas pelayanan publik
Masyarakat yang ditindaklanjuti dalam waktu
20 hari
DINAS TENAGA KERJA 316 399 490 539 593 2,337
96 Program Peningkatan Pelayanan persentase meningkatnya % 90 316 100 399 100 490 100 539 100 593 100 2,337
Perizinan pelayananan DTKPMPTSP

PENGAWASAN 4,945 4,742 5,092 6,525 7,119 28,423


SEKRETARIAT DAERAH 775 825 961 980 1,020 4,561
4 01 3 20 Program peningkatan sistem Persentase Fasilitasi Pengadaan % 775 825 961 980 1,020 - 4,561
pengawasan internal dan barang dan jasa
pengendalian pelaksanaan
kebijakan KDH
Persentase Pengendalian % - -
Pembangunan Daerah
INSPEKTORAT 4,020 3,732 3,911 5,295 5,839 22,797
4 02 01 01 Program Pelayanan Administrasi Persentase layanan dasar % 100 743 100 821 100 772 100 849 100 933 100 4,118
Perkantoran administrasi perkantoran yang
terpenuhi dan tepat waktu
4 02 01 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana prasarana % 100 968 100 718 100 612 100 794 100 881 100 3,973
dan Prasarana Aparatur dalam kondisi baik
4 02 01 03 Program Peningkatan Disiplin Persentase penggunaan pakaian % 100 45 100 58 100 103
Aparatur dinas pegawai Inspektorat sesuai
regulasi
4 02 01 05 Program Peningkatan Kapasitas Persentase SDM APIP yang % 48.6 319 51.4 141 54.3 202 57.1 223 60.0 245 57 1,130
Sumberdaya Aparatur Bersertifikat Teknis Substantif
Bidang Pengawasan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-38


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
4 02 01 06 Program Peningkatan Persentase Laporan capaian % 75.86 783 80 35 85 35 90 864 95 950 90 2,667
Pengembangan Sistem kinerja dan pelaporan keuangan
Pelaporan Capaian Kinerja dan yang tepat waktu
Keuangan
4 02 01 20 Program Peningkatan Sistem Persentase Peningkatan Maturitas % Na 1,109 10 1,932 30 2,191 65 2,410 100 2,651 65 10,293
Pengawasan Internal dan SPIP disetiap OPD
Pengendalian Pelaksanaan
Kebijakan KDH
4 02 01 21 Program Peningkatan Persentase APIP yang bersertifikat % 31.4 74 55 70 60 77 60 85 60 94 60 400
Profesionalisme Tenaga Fungsional
Pemeriksa dan Aparatur
Pengawas
4 02 01 22 Program Penataan dan Cakupan penataan dan % 100 24 100 15 100 22 100 25 100 27 100 113
Penyempurnaan Kebijakan penyempurnaan kebijakan sistem
Sistem dan Prosedur dan prosedur yang telah
Pengawasan terselesaikan

DINAS TENAGA KERJA 150 185 220 250 260 1,065

4 02 01 20 Program Peningkatan Sistem Meningkatnya pemahaman % 70 150 75 185 80 220 80 250 90 260 80 1,065
Pengawasan Internal dan masyarakat tentang perijinan
Pengendalian Pelaksanaan
Kebijakan KDH
PERENCANAAN 9,279 17,045 8,290 9,196 9,346 53,156
PEMBANGUNAN
Dinas Komunikasi dan - - 51 51 54 156
Informatika
15 Program Pengembangan Data/ Persentase Ketersediaan Data % - - 100 51 100 51 100 54 100 156
Informasi Perencanaan

Badan Perencanaan 9,279 17,045 8,239 9,145 9,292 53,000


Pembangunan Daerah
1 06 01 01 Program Pelayanan Administrasi Persentase layanan dasar % 70 1,663 80 2,676 80 2,523 85 2,521 87 2,647 85 12,030
Perkantoran administrasi perkantoran yang
terpenuhi dan tepat waktu
1 06 01 02 Program Peningkatan Sarana Persentase sarana prasarana % 85 1,675 88 1,755 90 761 95 921 100 936 95 6,048
dan Prasarana Aparatur dalam kondisi baik

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-39


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
1 06 01 03 Program peningkatan disiplin Persentase penggunaan pakaian % 90 96 93 48 95 50 100 50 100 53 100 297
aparatur dinas pegawai Bappeda sesuai
regulasi
1 06 01 05 Program Peningkatan Kapasitas Persentase ASN bappeda yang % - - 10 137 2 74 22 231 22 243 22 685
Sumberdaya Aparatur meningkat kapasitasnya tentang
perencanaan pembangunan
daerah
1 06 01 06 Program Peningkatan Persentase laporan capaian kinerja % 70 285 80 308 90 291 100 208 100 218 100 1,310
Pengembangan Sistem dan keuangan tersusun tepat
Pelaporan Capaian Kinerja dan waktu
Keuangan
1 06 01 15 Program Pengembangan Data Persentase Ketersediaan data dan % 75 473 78 294 80 412 90 283 100 225 90 1,687
dan Informasi informasi pembangunan daerah
1 06 01 16 Program Kerjasama Keselarasan kerjasama % 100 106 - - 106
Pembangunan pembangunan dengan
perencanaan pembangunan
daerah
1 06 01 19 Program Perencanaan Keselarasan perencanaan % 92 697 94 564 94 390 95 390 97 410 95 2,451
Pengembangan Kota-kota Pengembangansarana dan
Menengah dan Besar prasarana pekotaan
1 06 01 21 Program Perencanaan Persentase keselarasan Program % 80 1,295 90 1,287 90 1,072 90 1,623 95 1,567 90 6,844
Pembangunan Daerah pada RPJMD dengan RKPD
1 06 01 22 Program Perencanaan Keselarasan perencanaan % 92 724 94 1,012 94 525 95 618 97 649 95 3,528
Pembangunan Ekonomi Pembangunan Ekonomi
1 06 01 23 Program Perencanaan Keselarasan Perencanaan % 92 720 94 8,234 94 1,042 95 1,141 97 1,128 95 12,265
Pembangunan Sosial Budaya Pembangunan Sosial Budaya
1 06 01 24 Program Perencanaan Prasarana Keselarasan Perencanaan % 70 1,336 75 506 75 430 78 528 80 554 78 3,354
Wilayah dan Sumberdaya Alam Prasarana Wilayah dan
Sumberdaya Alam
1 06 01 31 Program Koordinasi Keselarasan Perencanaan % 92 209 94 224 94 669 95 631 97 662 95 2,395
Penanggulangan Kemiskinan penanggulangan kemiskinan
KEUANGAN 13,975 14,988 18,769 18,169 19,281 85,181
SEKRETARIAT DAERAH 827 864 935 1,004 1,095 4,724
4 04 01 17 Program peningkatan dan Persentase dokumen pengelolaan % 100 827 100 864 100 935 100 1,004 100 1,095 100 4,724
pengembangan pengelolaan dan pengembangan keuangan
keuangan daerah daerah terpenuhi dengan tepat
waktu

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-40


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Badan Pengelolaan Keuangan 6,738 7,074 7,953 7,017 7,537 36,319
dan Aset Daerah

4 04 01 01 Program Pelayanan Administrasi Persentase Layanan Dasar % 96 1,232 97 1,316 98 1,345 99 1,291 99 1,360 99 6,544
Perkantoran Administrasi Perkantoran
4 04 01 02 Program Peningkatan Sarana Persentase Sarana Prasarana % 92 401 94 653 96 778 98 555 99 399 98 2,786
dan Prasarana Aparatur Dalam Kondisi Baik
4 04 01 03 Program Peningkatan Disiplin Presentase Terpenuhinya Pakaian % 90 50 95 26 97 20 98 28 99 96 98 220
Apratur Pegawai
4 04 01 05 Program Peningkatan Kapasitas Persentase sumber daya aparatur % 44 76 89 83 88 - 380
Sumberdaya Aparatur yang meningkat kapasitasnya

4 04 01 06 Program Peningkatan Persentase Laporan Capaian % 96 213 97 191 98 303 99 210 100 260 99 1,177
Pengembangan Sistem Kinerja Dan Keuangan Tersusun
Pelaporan Capaian Kinerja dan Tepat Waktu
Keuangan
4 04 01 17 Program Peningkatan dan Cakupan Keuangan Daerah yang WTP WTP 4,318 WTP 4,427 WTP 5,028 WTP 4,421 WTP 4,841 WTP 23,035
Pengembangan Pengelolaan Terkelola dengan akuntabel
Keuangan Daerah
4 04 01 83 Penataan, Penguasaan, Persentase Pengamanan Aset % 61.48 480 71.21 385 80.94 390 90.67 429 100 493 91 2,177
Pemilikan, Penggunaan dan Tanah
Pemanfaatan Tanah

Badan Pendapatan Daerah 6,410 7,050 9,881 10,148 10,649 44,138


4 04 01 01 Program Pelayanan Administrasi Prosentase Capaian Kinerja % 90 513 90 564 95 2,197 95 1,860 95 1,953 95 7,087
Perkantoran Kegiatan Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Prosentase Pelaksanaan Kegiatan % - - 20 - 23 - 26 - 30 - 26 -
Pelayanan Minoritas Gender
Kegiatan Utama
Prosentase Tingkat kepuasan % - - 70 - 80 - 85 - 85 - 85 -
anggota organisasi terhadap
layanan administrasi perkantoran
4 04 01 02 Program Peningkatan Sarana Prosentase Kepatuhan % 70 352 75 387 80 924 80 1,125 80 1,181 80 3,969
dan Prasarana Aparatur Pemenuhan Komponen
Pelayanan Publik
Prosentase Pemenuhan Sarana % - - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 -
dan Prasarana Terhadap
Kesetaraan Gender

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-41


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
4 04 01 03 Program Peningkatan Disiplin
Prosentase Kepatuhan terhadap % - - - 100 65 100 78 100 75 100 218
Aparatur Aturan yang berlaku
4 04 01 05 Program Peningkatan Kapasitas
Prosentase ASN Yang mempunyai % 0 55 0 61 1 196 1 215 1 226 1 753
Sumberdaya Aparatur Standar Kopetensi
4 04 01 06 Program Peningkatan Prosentase Terselesaikannnya % 100 50 100 54 100 264 100 304 100 319 100 991
Pengembangan Sistem laporan pelaksanaan seluruh
Pelaporan Capaian Kinerja dan
kegiatan secara periodik yang
Keuangan terukur dan tepat waktu.
Prosentase Temuan BPK / % 100 - - - - - - - - - - -
Inspektort Yang ditindak lanjuti
Nilai Hasil Evaluasi AKIP SKPD Index LEVEL 2 - - - - - - - - - - -
Oleh Menpan RB/ Inspektorat
Nilai Akuntabilitas Index CC - CC - B - B - B - B -
Maturitas SPIP Index LEVEL 2 - LEVEL 3 - LEVEL 3 - LEVEL 3 - LEVEL 3 - LEVEL 3 -
4 04 01 17 Program Peningkatan dan Prosentase Penerimaan Dana % 100 5,000.00 100 5,500.00 100 5,863.00 100 6,157.00 100 6,465.00 100 28,985
Pengembangan Pengelolaan Perimbangan, Bagi Hasil Pajak /
Keuangan Daerah Bukan Pajak dan Lain-Laian
Pendapatan Daerah Yang Sah
Prosentase Realisasi Penerimaan % 100 0 100 0 100 0 100 0 100 100 -
Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah 0
Prosentase Penambahan Wajib % 10 - 5 - 5 - 5 - 5 - 5 -
Pajak Daerah
Prosentase Wajib Pajak yang % 40 - 45 - 48 - 50 - 50 - 50 -
membayar tepat waktu
Prosentase Teraplikasinya Sistem % 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - -
Pengelolaan dan Pengawasan
Pendapatan Daerah yang
berkuatilas dan Mudah diakses
Prosentase menurunya Piutang % 0 - 15 - 20 - 25 - 30 - 25 -
Pajak
4 04 01 84 Program Peningkatan dan Prosentase Data Potensi % 100 440 100 484 100 372 100 409 100 430 100 2,135
Pengembangan Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah yang
Pendapatan Daerah aktual dalam bentuk buku potensi
Prosentase Peningkatan Realisasi % 0 - 0 - 14 - 14 - 14 - 14 -
Penerimaan Pajak Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-42


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
KEPEGAWAIAN 1,164 1,695 1,436 2,870 2,094 9,259

BKD-PSDM 1,164 1,695 1,436 2,870 2,094 9,259


4 05 01 01 Program Pelayanan Administrasi Persentase layanan dasar % 100 638 100 719 100 737 100 1,029 100 1,141 100 4,264
Perkantoran administrasi perkantoran yang
terpenuhi tepat waktu
4 05 01 02 Program Peningkatan Sarana Persentase ketersediaan sarana % 100 315 100 720 100 361 100 1,398 100 465 100 3,259
dan Prasarana Aparatur prasarana dalam pemenuhan
standar pelayanan kepegawaian
4 05 01 03 Program Peningkatan Disiplin Persentase Tingkat Kepatuhan % 85 13 85 36 90 107 95 105 100 116 95 377
Aparatur Pegawai
4 05 01 04 Program fasilitasi pindah/purna Prosentase administrasi % 78 87 79 130 80 78 82 97 83 107 82 499
tugas PNS kepegawaian yang diselesaikan
tepat waktu (pensiun)
4 05 01 06 Program Peningkatan Prosentase Laporan capaian % 100 111 100 90 100 153 100 241 100 265 100 860
Pengembangan Sistem kinerja dan keuangan tersusun
Pelaporan Capaian Kinerja dan tepat waktu
Keuangan

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 2,495 4,588 6,473 7,908 7,330 28,794

BKD-PSDM 2,495 4,588 6,473 7,908 7,330 28,794

4 05 01 15 Program Pendidikan Kedinasan Persentase pejabat memiliki % 45 628 55 856 60 1,248 65 1,373 70 1,510 65 5,615
sertifikat diklat peningkatan
kompetensi manajerial/diklat
kepemimpinan (PIM II, III dan IV)
4 05 01 16 Program Pengingkatan Kapasitas Meningkatnya kompetensi Aparatur % 7 50 15 240 30 2,388 35 2,629 45 1,510 35 6,817
Sumber Daya Aparatur dalam memahami peraturan dan
tugas pokok serta fungsi masing-
masing
4 05 01 17 Program Pembinaan dan Jumlah jabatan yang sudah jabatan 29 1,817 400 3,492 700 2,837 900 3,906 1,224 4,310 900 16,362
Pengembangan Aparatur memiliki standar kompetensi
Persentase penanganan terhadap % 85 90 95 100 100 100 -
pelanggaran disiplin Pegawai ASN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-43


Target 2017 Target 2018 Target 2019 Target 2020 Target 2021 Kondisi Akhir RPJMD
KODE URUSAN/PROGRAM/ SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN Target Target Target Target Target Target
Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Persentase tingkat kehadiran ASN % 99.77 99.84 100.00 100.00 100.00 100 -

Persentase Administrasi % 76 78 80 83 85 83 -
Kepegawaian yang diselesaikan
tepat waktu
Persentase pegawai yang datanya % 76 78 80 83 85 83 -
akurat
75 80 85 90 95 90 -
PENELITIAN DAN 779 534 1,284 1,284 1,348 5,229
PENGEMBANGAN
Badan Perencanaan 779 534 1,284 1,284 1,348 5,229
Pembangunan Daerah
1 06 01 32 Program Penelitian dan % ketersediaan dewan riset daerah % 70 779 75 534 100 1,284 100 1,284 100 1,348 100 5,229
Pengkajian Teknologi Terapan dan kaji terap hasil penelitian
strategis

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VII-44


BAB VIII
KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH
Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan
gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi misi kepala
daerah dari sisi penyelenggaraan pemerintahan daerah. Penetapan kinerja
dilaksanakan berdasarkan pada asas spesifik, obyektif,
berkesinambungan, terukur, dapat diperbandingkan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Indikator Kinerja Daerah ini kemudian dituangkan menjadi
Indikator Kinerja Utama (IKU) daerah dan indikator kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang ditetapkan menjadi Indikator
Kinerja Kunci (IKK) atau Indikator Kinerja Sasaran pada akhir periode
masajabatan. Indikator tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk
matriks yang akan dipergunakan sebagai acuan dan dasar dalam
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kinerja pembangunan
daerah. Selengkapnya, matriks indikator tersebut disajikan dalam tabel
berikut :

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VIII-1


Tabel 8.1 Indikator Kinerja Utama Kabupaten Lombok Utara 2016-2021

No Misi Tujuan Indikator Kinerja Satuan Kondisi Target Per Tahun


Tujuan (IKU) Tahun
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 Percepatan Terbangunnya 1. Penurunan Indeks 152,4 149,81 147,26 147,26 144,31 141,43 138,60
Pembangunan ketahanan Indeks Resiko
Ketangguhan terhadap Bencana
Terhadap Bencana bencana secara
dan progresif dan
Mempertahankan terjaganya 2. Indeks % 62,60 62,34 65,59 67,10 68,60 70,14 70,18
Daya Dukung kualitas Kualitas
Lingkungan lingkungan Lingkungan
hidup Hidup

2 Percepatan Meningkatkan 3. Jml % 0 0 0 0 0 0 0


Perwujudan kualitas akhlak Kasus/Kejadia
Masyarakat dan budi pekerti n Konflik
Lombok Utara berdasarkan nilai Terkait Sara
yang Beriman, luhur agama dan
Bertaqwa dan budaya
Berbudaya

3 Percepatan Meningkatnya 4. Indeks % 65,59 65,88 66,13 66,38 66,63 66,88 67,13
Pemulihan dan kualitas hidup Pembangunan
Peningkatan masyarakat Manusia (IPM)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VIII-2


No Misi Tujuan Indikator Kinerja Satuan Kondisi Target Per Tahun
Tujuan (IKU) Tahun
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Kualitas Hidup Pasca Bencana 5. Indeks indeks 84,01 84,51 85,01 85,51 86,51 87,51 88,51
Masyarakat Pasca Pembangunan
Bencana Gender
Meningkatkan 6. Pertumbuhan % 4,6 5 5,5 1 2 3,25 4,25
(Pemulihan) ekonomi
Pertumbuhan daerah
Ekonomi yang 7. Penurunan % 34,14 33,21 32,06 28,83 28,83 28,33 27,33
Inklusif Angka
berbasiskan Kemiskinan
Potensi daerah

4 Percepatan Meningkatkan 8. Indeks indeks C CC CC CC B B B


Reformasi kualitas tata Reformasi
Birokrasi dan kelola Birokrasi
Peningkatan pemerintahan
Kualitas dan pelayanan
Pelayanan Publik publik
Pasca Bencana
5 Percepatan Meningkatkan 9. Indeks indeks - - - 47,23 86,66 91,13 93,25
Pemerataan (Pemulihan) Infrastruktur
Pembangunan kuantitas dan Dasar
Infrastruktur dan kualitas
Konektifitas Antar infrastruktur
Wilayah Pasca
Bencana

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VIII-3


Tabel 8.2 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Kabupaten Lombok Utara

No Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Satuan Kondisi Target Per Tahun


Kinerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 2017 2018 2019 2020 2021
2015
A Aspek Kesejahteraan Masyarakat
Pertumbuhan ekonomi daerah % 4,6 5 5,5 1 2 3,25 4,25
Penurunan Angka Kemiskinan % 34,14 33,21 32,06 28,83 28,83 28,33 27,33
Pertumbuhan ekonomi sektor pertanian % 2,46 3,5 4 2,75 3,0 3,25 4,0
Persentase KK miskin yang diintervensi % - - - 4,04 10,33 19,03
pemberdayaan ekonomi (kumulatif) -
Angka pengangguran terbuka % 2,15 2 1,85 1,7 2,15 2 1,85
Persentase Wirausaha Baru Terfasilitasi % 2,27 32,27 62,27 100
(target kumulatif)
Indeks Gini Ratio indeks 0,297 0,319 0,319 0,319 0,319 0,319 0,319
Persentase Bumdes dengan modal % 6,00 12 18,00 33,00 57,00 78,00 90,00
minimal 450 Juta
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) % 65,59 65,88 66,13 66,38 66,63 66,88 67,13
B Aspek Daya Saing
Penurunan Indeks Resiko Bencana % 152,4 149,81 147,26 147,26 144,31 141,43 138,60
Indeks Kepuasan Masyarakat indeks NA 60 70 80 80 80 80
Nilai Kepatuhan Pemenuhan Standar indeks 12,95 25 60 75 80 80 80
Pelayanan Publik
Indeks Reformasi Birokrasi indeks C CC CC CC B B B
C Aspek Pelayanan Umum
1 Urusan Wajib Pelayanan Dasar

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VIII-4


No Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Satuan Kondisi Target Per Tahun
Kinerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 2017 2018 2019 2020 2021
2015
1.01 Pendidikan
Angka Partisipasi Kasar
- PAUD % 58,41 60 65 70 75 80 85
- SD Sederajat % 108,77 100 100 100 100 100 100
- SMP Sederajat % 98,24 100 100 100 100 100 100
Angka Partisipas Murni
- SD Sederajat % 96,37 97 98 99 99,2 99,3 99,5
- SMP Sederajat tahun 95,71 96 97 99 99,5 100 100
Rata-rata lama sekolah tahun 4,97 5,17 5,27 5,37 5,47 5,57 5,67
(Th
2014)
Jumlah putus sekolah
- SD Sederajat % NA 1,67 1,5 1 0,6 0,4 0
- SMP Sederajat % NA 1,97 1,5 1 0,6 0,4 0
1.02 Kesehatan
Jumlah kasus kematian ibu orang 2 0 0 0 0 0 0
Angka kematian bayi (dalam 1000 Angka 20 19 18 17,5 17 16,5 16
kelahiran)
Persentase Balita Stunting % 44,22 40,4 37,6 35,6 33,6 31,6 29,6
Usia Harapan Hidup th 65,59 65,88 66,13 66,38 66,63 66,88 67,13
1.03 Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Indeks Infrastruktur Dasar indeks - - - 47,23 86,66 91,13 93,25
Persentase kemantapan jalan kabupaten % 85 55 59 63 67 71 75
Persentase Cakupan air bersih % 71 75 85 70 95 100 100
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VIII-5
No Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Satuan Kondisi Target Per Tahun
Kinerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 2017 2018 2019 2020 2021
2015
1.04 Perumahan Rakyat dan Kawasan
Pemukiman
Persentase rumah tangga menggunakan % 85,86 88,66 91,46 94,26 97,06 99 100
listrik
Persentase rumah layak huni dan % 5 85 90 95
tahan/aman gempa (Lantai bukan tanah,
dinding permanen, atap layak)
Persentase rumah tangga mengakses % 70,9 76,3 83,9 30 95 100 100
sarana sanitasi layak
1.05 Ketentraman dan Ketertiban Umum
serta Perlindungan Masyarakat
Jml Kasus/Kejadian Konflik Terkait Sara % 0 0 0 0 0 0 0
Persentase Desa rawan kriminal % 0 0 0 0 0 0 0
Tingkat Waktu Tanggap (Response Time menit 30 20 15 15 15 15 15
Rate)
1.06 Sosial
2 Urusan Wajib Bukan Pelayanan Dasar
2.02 Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak
Indeks Pembangunan Gender indeks 84,01 84,51 85,01 85,51 86,51 87,51 88,51
2.03 Pangan
Skor Pola Pangan Harapan % 79,4 80,6 81,8 83 84,2 85,5 86,7
2.05 Lingkungan Hidup
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup % 62,60 62,34 65,59 67,10 68,60 70,14 70,18
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VIII-6
No Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Satuan Kondisi Target Per Tahun
Kinerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 2017 2018 2019 2020 2021
2015
Indeks Kualitas Air (IKA) indeks 35 40 45 50 55 60 60
Tutupan vegetasi (IKH) indeks 60,55 60,55 60,55 60,55 60,55 60,55 60,55
Indeks Kualitas Udara (IKU) Indeks 92,91 87,07 92,9 93,63 93,63 93,63 93,63
Mata air terlindungi % 20 40 60 80 100 100 100
Persentase Penanganan sampah % 25 35 45 55 60 70 70
2.16 Kebudayaan
Persentase Majelis Krama Desa berfungsi % 0 30 60 80 100 100 100
Persentase pelestarian nilai luhur dan % NA 30 40 50 60 70 80
kekayaan budaya
3 Urusan Pilihan
3.02 Pariwisata
kunjungan wisatawan orang
535.524 750.000 1.000.00 700.000 800.000 900.000 1.000.00
0 0
Rata-rata lama tinggal wisatawan hari 3,5 3,6 3,7 2,0 2,2 2,4 2,6
3.07 Perindustrian
Pertumbuhan sektor industri pengolahan % 3,41 3,91 4,41 1 1,5 2 2,5
4 Urusan Fungsi Penunjang
4.02 Pengawasan
Nilai Akuntabilitas indeks C C CC CC B B B
Maturitas SPIP indeks Level 1 Level 2 Level 2 Level 3 Level 3 Level 3 Level 3

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VIII-7


Tabel 8.3 INDIKATOR KINERJA PERUBAHAN RPJMD
KABUPATEN LOMBOK UTARA
Periode 2016-2021

Visi Terwujudnya Lombok Utara yang Religius, Berbudaya, Adil dan Sejahtera
Misi
1. Percepatan Pembangunan Ketangguhan Terhadap Bencana dan Mempertahankan Daya Dukung Lingkungan
2. Percepatan Perwujudan Masyarakat Lombok Utara yang Beriman, Bertaqwa dan Berbudaya
3. Percepatan Pemulihan dan Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat Pasca Bencana
4. Percepatan Reformasi Birokrasi dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Pasca Bencana
5. Percepatan Pemerataan Pembangunan Infrastruktur dan Konektifitas Antar Wilayah Pasca Bencana

Strategi Umum :
Percepatan Inovasi dan Nilai Tambah
#REF! #REF! #REF! #REF!
No Misi Tujuan Indikator Satuan Kondisi Target Per Tahun
Kinerja Tujuan Tahun
2016 2017 2018 2019 2020 2021
(IKU) 2015
1 Percepatan Terbangunnya Penurunan Indeks 152.4 149.81 147.26 147.26 144.31 141.43 138.60
Pembangunan ketahanan terhadap Indeks Resiko
Ketangguhan Terhadap bencana secara Bencana
Bencana dan progresif dan
Mempertahankan Daya terjaganya kualitas
Dukung Lingkungan lingkungan hidup

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VIII-8


1 Percepatan
Pembangunan
Ketangguhan Terhadap
Bencana dan
No Mempertahankan
Misi Daya Tujuan Indikator Satuan Kondisi Target Per Tahun
Dukung Lingkungan Kinerja Tujuan Tahun
2016 2017 2018 2019 2020 2021
(IKU) 2015
Indeks Kualitas % 62.60 62.34 65.59 67.10 68.60 70.14 70.18
Lingkungan
Hidup

2 Percepatan Perwujudan Meningkatkan kualitas Jml % 0 0 0 0 0 0 0


Masyarakat Lombok akhlak dan budi Kasus/Kejadian
Utara yang Beriman, pekerti berdasarkan Konflik Terkait
Bertaqwa dan nilai luhur agama dan Sara
Berbudaya budaya

3 Percepatan Pemulihan Meningkatnya kualitas Indeks % 65.59 65.88 66.13 66.38 66.63 66.88 67.13
dan Peningkatan hidup masyarakat Pembangunan
Kualitas Hidup Pasca Bencana Manusia (IPM)
Masyarakat Pasca
Bencana Indeks indeks 84.01 84.51 85.01 85.51 86.51 87.51 88.51
Pembangunan
Gender
Meningkatkan Pertumbuhan % 4.6 5 5.5 1 2 3.25 4.25
(Pemulihan) ekonomi daerah
Pertumbuhan Ekonomi
Penurunan % 34.14 33.21 32.06 28.83 28.83 28.33 27.33
yang Inklusif
Angka
berbasiskan Potensi
Kemiskinan
daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VIII-9


No Misi Tujuan Indikator Satuan Kondisi Target Per Tahun
Kinerja Tujuan Tahun
2016 2017 2018 2019 2020 2021
(IKU) 2015
4 Percepatan Reformasi Meningkatkan kualitas Indeks indeks C CC CC CC B B B
Birokrasi dan tata kelola Reformasi
Peningkatan Kualitas pemerintahan dan Birokrasi
Pelayanan Publik Pasca pelayanan publik
Bencana

5 Percepatan Pemerataan Meningkatkan Indeks indeks - - - 47.23 86.66 91.13 93.25


Pembangunan (Pemulihan) kuantitas Infrastruktur
Infrastruktur dan dan kualitas Dasar
Konektifitas Antar infrastruktur
Wilayah Pasca Bencana

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VIII-10


BAB IX
PENUTUP
Perubahan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Lombok Utara Tahun 2016- 2021 dilakukan
dengan dasar hasil pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJMD;
sinkronisasi terkait akuntabilitas kinerja daerah; serta karena
penyesuaian Perangkat Daerah. Dokumen Perubahan RPJMD ini adalah
penjabaran Visi, Misi, dan Program Bupati/ Wakil Bupati yang disusun
dengan menggunakan pendekatan teknokratik, pendekatan partisipatif
dan pendekatan politis serta pendekatan atas-bawah dan bawah-atas.
Pendekatan teknokratik adalah pendekatan dengan menggunakan metode
dan kerangka berpikir ilmiah untuk mencapai tujuan dan sasaran
pembangunan Daerah. Pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan
melibatkan seluruh pemangku kepentingan melalui proses Konsultasi
Publik, Focus Group Discussion (FGD), Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (Musrenbang). Sedangkan pendekatan politik dilaksanakan
dengan menerjemahkan visi dan misi kepala daerah yang dibahas
bersama dengan DPRD. Pendekatan atas bawah dan bawah-atas
merupakan hasil perencanaan yang diselaraskan dalam musyawarah
pembangunan secara berjenjang di daerah hingga nasional, serta dengan
penyelarasan kebijakan dan program nasional dan provinsi.
Sehubungan dengan hal tersebut, ditetapkan kaidah-kaidah
pelaksanaan sebagai berikut:
1. Seluruh Perangkat Daerah yang ada di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Lombok Utara agar melaksanakan program-program dalam
Perubahan RPJMD Tahun 2016- 2021 dengan sebaik-baiknya;
2. OPD se Kabupaten Lombok Utara berkewajiban menyusun Rencana
Strategis Perubahan yang memuat visi, misi, tujuan dan sasaran,
strategi dan kebijakan, rencana program dan kegiatan pembangunan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya berpedoman pada RPJMD
Kabupaten Lombok Utara Tahun 2016- 2021.
3. Penyusunan RKPD berpedoman pada RPJMD Kabupaten Lombok
Utara Tahun 2016- 2021 sebagai landasan penyusunan KUA PPAS
dalam rangka penyusunan RAPBD.
4. Bappeda berkewajiban melakukan pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan dan hasil RPJMD Kabupaten Lombok Utara Tahun 2016-
2021.
5. Masyarakat dapat melaporkan program dan kegiatan yang
dilaksanakan OPD yang dinilai tidak sesuai dengan yang telah
ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Lombok Utara Tahun 2016-
2021.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IX-1


6. Bupati dan Wakil Bupati berkewajiban menyebarluaskan Peraturan
Daerah tentang Perubahan RPJMD Kabupaten Lombok Utara Tahun
2016- 2021.
7. DPRD berkewajiban membahas KUA PPAS yang diajukan oleh Bupati
dalam rangka penyusunan RAPBD dan pembahasaan rancangan
Peraturan Daerah tentang RAPBD untuk menjamin agar sesuai
dengan Peraturan Dearah tentang Perubahan RPJMD Kabupaten
Lombok Utara Tahun 2016- 2021.

BUPATI LOMBOK UTARA

Dr. H. NAJMUL AKHYAR, S.H.,M.H.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IX-2

Anda mungkin juga menyukai