RPJMD Klu 2016-2021
RPJMD Klu 2016-2021
RPJMD Klu 2016-2021
SAMBUTAN
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, hanya karena ijin dan
rahmatNYA buku Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Lombok Utara tahun 2016-2021 ini dapat
diterbitkan. Buku ini disusun berdasarkan hasil perubahan peraturan
daerah nomor 10 tahun 2016 tentang RPJMD Kabupaten Lombok Utara
Tahun 2016-2021.
Bencana gempa bumi yang melanda Propinsi Nusa Tenggara Barat
Tanggal 29 Juli 2018 pada pukul 05:47:39 WIB dan 5 Agustus 2018 Pukul
18:46:35 WIB dengan magnitude masing-masing 6.4 dan 7.0 SR kemudian
diselingi oleh banyaknya gempa susulan baik yang bisa dirasakan maupun
tidak. Kabupaten Lombok Utara merupakan daerah terdampak paling besar
di Propinsi Nusa Tenggara Barat. Hal ini menuntut paradigma
pembangunan nasional dan daerah, baik dalam upaya pemulihan maupun
mitigasi dan adaptasi terhadap bencana. Berpijak pada hal di atas maka
peraturan daerah kabupaten Lombok Utara 10 Tahun 2016 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lombok
Utara Tahun 2016-2021 dirubah.
Dokumen Perubahan RPJMD merupakan pedoman untuk mencapai
tujuan dan sasaran pembangunan Kabupaten Lombok Utara selama sisa
periode RPJMD ini, yang akan mejadi acuan bagi seluruh pemangku
kepentingan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di
Kabupaten Lombok Utara dengan titik berat utama pada pemulihan pasca
bencana secara terpadu dan selaras dengan pembangunan provinsi NTB
dan Nasional.
TENTANG
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
BAB III : GAMBARAN KEUANGAN DAERAH
BAB IV : PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS
DAERAH
BAB V : VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB VI : STRATEGI ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN DAERAH
BAB VII : KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN
PROGRAM PERANGKAT DAERAH
BAB VIII : KINERJA PENYELENGGARA PEMERINTAHAN
DAERAH
BAB IX : PENUTUP
Pasal 5
Pasal 6
BAB IV
PENUTUP
Pasal 7
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Nomor 10
Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Lombok Utara Tahun 2016-2021 dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
Ditetapkan di Tanjung
pada tanggal, 11 Juni 2019
H. NAJMUL AKHYAR
Diundangkan di Tanjung
pada tanggal, 11 Juni 2019
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN LOMBOK UTARA,
H. SUARDI
Gambar Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Tanggal 29 Juli 2018 pada pukul 05:47:39 WIB dan 5 Agustus 2018
Pukul 18:46:35 WIB telah terjadi gempa dengan guncangan cukup besar
dengan magnitude masing- masing 6.4 dan 7.0 SR. Dua gempa ini
diselingi oleh banyaknya gempa susulan baik yang bisa dirasakan
maupun tidak. Adapun jumlah penduduk terpapar sangat tinggi dimana
hampir semua masyarakat Kabupaten Lombok Utara terkena dampak
yang diakibatkan.
Dampak gempa di Lombok Utara menyebabkan sebanyak 481 jiwa
meninggal dunia, dimana hingga tanggal 18 September 2018 sebanyak
101.735 jiwa mengungsi.Banyak bangunan rumah mengalami kerusakan
dengan rumah rusak berat, rusak sedang maupun rusak ringan. Selain
itu, berbagai fasilitas ekonomi (pasar, pertokoan, perhotelan dan
akomodasi lainnya), fasilitas umum dan sosial, kantor pemerintahan,
sarana dan prasarana transportasi, komunikasi, air bersih serta layanan
publik lainnya terganggu. Beberapa fasilitas umum dan kantor
pemerintahan yang mengalami rusak berat yakni, 1 (satu) unit rumah
sakit umum daerah, 8 (delapan) unit Puskesmas dan 45 unit Puskesmas
Pembantu, polindes, poskesdes, poyandu yang tersebar di 5 (lima)
kecamatan sehingga sampai dengan hari ke-4 sesudah kejadian tidak
dapat memberikan pelayanan. Selain itu, bangunan kantor pemerintahan
sebagian besar mengalami kerusakan termasuk peralatan kantor yang
dimiliki sehingga tidak dapat memberikan pelayanan seperti semestinya.
Dengan kejadian bencana yang berdampak sangat masif, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021 telah
ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2016, perlu
dilakukan revisi RPJMD sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
No. 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian, dan
Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Pemenang,
81.09
Tanjung,
Bayan, 329.1 115.64
Gangga,
157.35
Kayangan,
126.35
1. Pemenang Pemenang 4 51
2. Tanjung Tanjung 7 88
3. G a n g g a Gangga 5 77
4.Kayangan Kayangan 8 112
5. B a y a n Bayan 9 114
Jumlah 33 442
2015 33 442
2014 33 376
2013 33 376
2012 33 376
1 Pemenang 162,18 10,02 1.054,17 10,02 2.027,25 10,02 4.865,40 10,02 8.109 10,02
2 Tanjung 231,28 14,28 1.503,32 14,28 2.891,00 14,28 6.938,40 14,28 11.564 14,28
3 Gangga 314,70 19,44 2.045.55 19,44 3.933,75 19,44 9.441,00 19,44 15.735 19,44
4 Kayangan 252,70 15,61 1.642,55 15,61 3.158,75 15,61 7.581.00 15,61 12.635 15,61
5 Bayan 658,20 40,65 4.278,30 40,65 8.227,50 40,65 19.746,00 40,65 32.910 40,65
TOTAL 1.619,06 2,00 10.523,89 13,00 20.238,25 25,00 48.571,80 60,00 80.953 100,00
Kondisi Klimatologi
Kondisi topografi Kabupaten Lombok Utara pada bagian
utara menyusurkebagian tengah terdapat gugusan pegunungan
dengan hutan lindung yang berfungsi sebagai hidrologi, sedangkan
sepanjang pantainya hanya terdapat dataran rendah yang sempit
dan terbatas. Pada bagian tengah membentang dari timur ke barat
terdapat suatu dataran rendah yang cukup luas yang merupakan
suatu daerah pertanian yang subur. Pada wilayah bagian selatan
terdapat Kondisi Iklim dan Curah Hujan berdasarkan data dari
Badan Meteorologi, Klimatologidan Geofisika (BMKG) Mataram,
suhu udara di Kabupaten Lombok Utara berkisar antara 21,3° C
sampai dengan 33,1° C. Suhu minimun sepanjang tahun tercatat
terjadi pada bulan Agustus sedangkan suhu maksimum tercatat
pada bulan Maret dengan kecepatan angin mencapai 3 - 5 knot.
CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH
1 Januari 449 13 278 20 289 5 578 23 329 12
7 Juli 24 6 20 11 0 0 59 12 24 12
8 Agustus 64 3 64 8 112 1 44 3 50 11
9 September 97 6 15 15 68 6 79 13 8 5
Kondisi Hidrologi
Adapun jenis sungai di Kabupaten Lombok Utara didominasi
oleh sungai non permanent (semi permanent dan periodik). Sungai-
sungai tersebut dominan mengalir ke arah Barat dan Utara sesuai
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 II-13
bentuk morfologi wilayah Kabupaten Lombok Utara. Kondisi ini
tentu saja merupakan kekayaan tersendiri jika bisa dimanfaatkan.
Namun akan berdampak sangat membahayakan jika terjadi
bencana.
Adapun muara sungai yang teridentifikasi sebagai sungai
dengan debit paling tinggi antara lain : Sungai Menggala (Kecamatan
Pemenang, Sungai Sokong (Kecamatan Tanjung), Sungai Segara
(Perbatasan Kecamatan Tanjung dan Gangga), Sungai Tampes
(Kecamatan Gangga), Sungai Santong (Kayangan) serta Sungai
Senaru (Bayan). Sungai- sungai tersebut masih mengalirkan air
permukaan di musim kemarau meskipun debitnya menurun secara
signifikan.
Selain sumber daya air berupa sungai, di Lombok Utara juga
terdapat banyak air terjun yang sangat potensial untuk dijadikan
pembangkit listrik. Air terjun di Kabupaten Lombok Utara merata di
semua kecamatan dan ditemukan dominan berada di Kecamatan
Bayan terutama di wilayah Taman Nasional Gunung Rinjani.
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
target 43.14 40.64 38.14 35.64 33.14 30.64 28.14 25.64
capaian 43.14 39.27 35.97 34.63 34.27 34.13 33.21 32.06
61.15
60.17
59.2
58.19
77.20
73.67 69.26
65.48 65.5564.8964.15
6… 63.22 62.24
0,69
0,48 0,97 ,58
0 1,05
0,97 0,85
0,71 1,63
1,03
0 20 40 60 80 100
5.22
4.97 77 77.03
4.89
4.63
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016
Lapangan L P L+P
Usaha
Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan
Perikanan
2012 55,93 59,31 57,13
2013 53,17 50,44 52,20
2014 54,86 53,76 54,42
2015 55,30 52,25 53,98
Industri
2012 4,71 6,73 5,43
2013 4,90 5,27 5,03
2014 4,02 9,68 6,27
2015 3,41 4,02 3,67
Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi
2012 11,44 23,78 15,82
2013 10,63 29,34 17,26
2014 11,71 30,39 19,14
2015 11,74 30,39 19,14
Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan
2012 12,95 7,68 11,08
2013 12,16 13,47 12,62
2014 11,26 5,31 8,90
2015 12,03 10,01 11,16
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan
Industri
Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi
Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan
Lainnya
700000
569189
600000
468687
500000 447797
433207
400000 383804
306135
300000
200000
100000 95555
52663 55544 66838
31511 43165
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Cuaca Ekstrim
Adapun cuaca ektrim yang dimaksud adalah proses atau
kejadian dimana cuaca sangat berbeda dari keadaan normal.
Adapun kejadian cuaca ektrim ini kerap dalam bentuk angin puting
beliung, tornado, atau sejenisnya. Komponen yang digunakan untuk
indeks ancaman bencana cuaca ekstrim (angin puting beliung, dll.)
adalah peta bahaya cuaca ekstrim tingkat Provinsi dan peta bencana
historis (peta sejarah cuaca ekstrim). Untuk membuat matriks
penentuan tingkat ancaman dan memperoleh tingkat ancaman
bencana cuaca ekstrim (angin puting beliung), indeks ancaman
bencana dikombinasikan dengan indeks penduduk terpapar.
Daerah dengan ancaman cuaca ekstrim terbesar adalah : Desa
Gondang, Jenggala, Selengen, Salut, dan Desa Akar- Akar. Adapun
daerah dengan indeks risiko tertinggi terhadap ancaman cuaca
ekstrim adalah daerah- daerah dengan kepadatan penduduk
tertinggi, antara lain : Desa Gondang, Tanjung, Pemenang Barat,
Pemenang Timur, dan Kayangan.
Banjir
Wilayah Kabupaten Lombok Utara sebagian besar adalah
dataran tinggi dengan kelerengan di atas 30 %. Adapun wilayah
pedataran dominan pada daerah bagian Utara dan Barat. Komponen
yang digunakan untuk indeks ancaman bencana banjir adalah peta
bencana historis (peta sejarah banjir). Untuk membuat matriks
penentuan tingkat ancaman dan memperoleh tingkat ancaman
bencana banjir, indeks ancaman bencana dikombinasikan dengan
indeks penduduk terpapar. Ancaman banjir tertinggi terdapat di
Erupsi Gunungapi
Komponen yang digunakan untuk indeks ancaman bencana
letusan gunung api adalah peta SNI letusan gunung api dari
PVMBG. Untuk membuat matriks penentuan tingkat ancaman dan
memperoleh tingkat ancaman bencana letusan gunung api, indeks
ancaman bencana dikombinasikan dengan indeks penduduk
terpapar.
Adapun kawasan rawan bencana gunungapi Rinjani dapat
dijelaskan sebagai berikut :
- Kawasan Rawan Bencana I (KRB I): Yang termasuk
kawasan KRB I antara lain sungai- sungai yang berpotensi
membawa aliran lahar yang berasal dari aliran sungai yang
berjulu di sekitar kawah Gunung rinjani, seperti Lokoq
Putek serta dua sungai lain yang mengalir kearah Desa
Santong (Lokoq Santong) serta ke arah Desa Anyar (Lokoq
Senaru). Selain itu termasuk juga area yang memiliki
kemungkinan terkena perluasan aliraan awan panas, lava
dan guguran puing vulkanik dari atas kawah Gunung
Rinjani pada radius lebih dari 5 Km dari pusat erupsi.
- Kawasan Rawan Bencana II (KRB II): Yang termasuk KRB II
adalah semua kawasan yang beradius 5 km dari sumber
erupsi Rinjani/ Barujari. Kawasan ini berpotensi terlanda
awan panas, aliran lava, lahar dan kemungkinan guguran
puing vulkanik, serta tertimbun hujan abu lebat dan
lontaran batu (pijar). Sejauh pengamatan selama ini, tidak
ada pemukiman masyarakat di area tersebut. Kelompok
rawan bencana ini adalah area- area pendakian menuju
gunung Rinjani, baik dari jalur Senaru, Torean, maupun
jalur lain pada radius tersebut.
- Kawasan Rawan Bencana III (KRB III): Ini adalah kawasan
dengan tingkat ancaman paling tinggi, yaitu areal yang
beradius 3 Km dari pusat erupsi utamanya areal sekitar
Gempa Bumi
Komponen yang digunakan untuk indeks ancaman bencana
gempabumi adalah intensitas getaran di batuan dasar berdasarkan
peta SNI gempabumi dan faktor amplifikasi tanah. Untuk membuat
matriks penentuan tingkat ancaman dan memperoleh tingkat
ancaman bencana gempabumi, indeks ancaman bencana
dikombinasikan dengan indeks penduduk terpapar. Suatu desa
yang sebagian wilayahnya memiliki tingkat ancaman tinggi
(meskipun hanya sebagian kecil) dikategorikan sebagai desa dengan
tingkat ancaman tinggi, Desa yang wilayahnya memiliki nilai PGA di
permukaan tinggi dan/ atau memiliki faktor amplifikasi tanah tinggi
dikategorikan sebagai desa dengan tingkat ancaman tinggi. Semua
desa di Kabupaten Lombok Utara termasuk dalam kategori memiliki
ancaman tinggi terhadap gempa bumi berdasarkan parameter yang
dipakai tersebut di atas. Hal ini juga didukung oleh kondisi struktur
geologi Pulau Lombok (lihat Peta Geologi Pulau Lombok). Daerah
Kabupaten Lombok Utara, meskipun tidak berada langsung di zona
tumbukan lempeng besar seperti di Lombok bagian Selatan, tapi
tumbukan pada lempeng besar tersebut juga akan bisa memicu
getaran pada daerah Back Arc (Busur Belakang) dimana lokasi
Kabupaten Lombok Utara menurut tatanan tektoniknya. Begitupun
jika mengacu pada sejarah kejadian gempa bumi. Beberapa tahun
lalu, terjadi gempa bumi di Kabupaten Lombok Utara yang
menyebabkan rusaknya ratusan rumah masyarakat. Rata- rata
kejadian gempa bumi tersebut berada di bagian barat wilayah sesuai
dengan letak struktur sesar diperkirakan (inferred fault) yang berada
di sekitar Daerah Malaka (Kecamatan Pemenang) dan sekitarnya.
Keberadaan Pegunungan Rinjani juga pastinya berkaitan
erat dengan proses struktur geologi di masa lalu yang menyebabkan
terbentuknya pegunungan tersebut. Sedangkan jika mengacu pada
risiko yang bisa ditimbulkan jika terjadi gempa bumi, maka indeks
risiko paling tinggi berada pada wilayah- wilayah dengan kepadatan
tertinggi seperti wilayah Tanjung, Gondang dan Pemenang
perkotaan. Berdasarkan sejarah kegempaan yang berhasil terekam
Kekeringan
Komponen yang digunakan untuk indeks ancaman bencana
kekeringan adalah peta bahaya kekeringan tingkat Provinsi dan peta
bencana historis (peta sejarah kekeringan). Untuk membuat matriks
penentuan tingkat ancaman dan memperoleh tingkat ancaman
bencana kekeringan, indeks ancaman bencana dikombinasikan
dengan indeks penduduk terpapar. Adapun wilayah dengan tingkat
ancaman kekeringan paling tinggi menurut desa di masing- masing
kecamatan adalah Kecamatan Pemenang : Desa Malaka, Pemenang
Barat, Pemenang Timur; Kecamatan Tanjung: Desa Teniga;
Kecamatan Gangga : Desa Gondang, Rempek, Sambik Bangkol;
Kecamatan Kayangan : Desa Kayangan, Dangiang, Gumantar,
Selengen, Salut, dan; Kecamatan Bayan : Desa Munbul Sari, Akar-
Akar, Sukadana, Loloan, Bayan, dan Sambik Elen.
Sedangkan jika mengacu pada data jumlah dropping air
bersih yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Lombok Utara pada
Tahun 2014 ke seluruh wilayah Kabupaten Lombok Utara yang
membutuhkan bantuan air bersih, Kecamatan Pemenang: Daerah
yang paling sering membutuhkan bantuan air bersih di Tahun 2014
adalah Desa Pemenang Barat. Nilai rata- rata permohonan bantuan
tiap desa adalah 7,5. Kecamatan Tanjung : Daerah dengan jumlah
permohonan bantuan tertinggi adalah Desa Sokong. Nilai rata- rata
permohonan bantuan tiap desa adalah 9. Kecamatan Gangga: Desa
yang paling sering dilayani adalah Desa Gondang dengan jumlah
permohonan bantuan 15 kali. Nilai rata- rata permohonan bantuan
tiap desa adalah 11,2. Kecamatan Kayangan : Desa yang paling
Longsor
Komponen yang digunakan untuk indeks ancaman bencana
tanah longsor adalah peta bahaya oleh ESDM, Badan Geologi dan
peta bencana historis (peta sejarah tanah longsor). Untuk membuat
matriks penentuan tingkat ancaman dan memperoleh tingkat
ancaman bencana tanah longsor, indeks ancaman bencana
dikombinasikan dengan indeks penduduk terpapar. Kecamatan
Pemenang adalah kecamatan dengan indeks ancaman paling tnggi
dibandingkan dengan kecamatan lain menurut persentase wilayah
rawan terjadi longsor. Hanya wilayah Desa Gili Indah yang relative
aman dari bahaya longsor meskipun Gili Trawangan juga memiliki
potensi longsor karena terdapat perbukitan landai di atasnya.
Adapun untuk daerah kecamatan lain, daerah dengan ancaman
longsor tinggi berpotensi terjadi di sepanjang aliran sungai besar
berupa longsoran debris karena banyaknya sungai dengan slope
tebing sungai yang cukup besar.
Tsunami
No Uraian Rata-rata
Pertumbuhan
(%)
1. ASET
1.1. ASET LANCAR 13,35
1.1.1. Kas (40,34)
1.1.2. Piutang Pajak Daerah 6,63
Piutang Pajak Retribusi Daerah (20,70)
Piutang PAD Lainnya 12,58
Piutang Pendapatan Bagi Hasil Provinsi (0,48)
2. KEWAJIBAN
2.1. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
2.1.1. Utang perhitungan pihak ketiga Pajak 4,58
Pusat
Utang perhitungan pihak ketiga Lainnya 0.00
2.1.2. Uang muka dari kas daerah
2.1.3. Pendapatan diterima dimuka 28,55
3. EKUITAS 18,47
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 18,92
80
61.66 63.42
57.38 54.00 56.32
60 46.00 43.68
42.62 38.34 36.58
40
20
0
2014 2015 2016 2017 2018
5 Sisa penghematan - - -
belanja atau akibat
lainnya
6 Kewajiban kepada 26.318.030.494,39 32,82 16.712.196.286,97 21,29 20.327.881.080,34 95,70
pihak ketiga sampai
dengan akhir tahun
belum terselesaikan
(Jumlah Kewajiban
Jangka Pendek)
7 Kegiatan lanjutan - - - - - -
N Uraian Proyeksi
o Anggaran 2017 Anggaran 2018 Anggaran 2019 2020 2021
1 Pendapatan 904,026,462,493.75 908,669,663,006.59 1.130.314.492.868,67 1.265.952.232.013 1.417.866.499.854
2 Pencairan dana cadangan (sesuai
- - - - -
Perda)
3 Sisa Lebih Riil Perhitungan 78.482.052.555,76 21.240.331.133,45 0,00 0,00 0,00
Anggaran
Total penerimaan 982,508,515,049,51 929,909,994,140,04 1.130.314.492.868,67 1.265.952.232.013 1.417.866.499.854
Dikurangi:
4 Belanja Tidak Langsung 349,153,304,123.87 382,630,258,432.65 415.360.445.064,00 465.203.698.471,68 521.028.142.288
5 Pengeluaran Pembiayaan 8,000,000,000.00 10,000,000,000.00 12.000.000.000,00 13.440.000.000,00 15.052.800.000
Kapasitas riil kemampuan 625,355,210,925.64 547,279,735,707.39 702.954.047.804,67 787.308.533.541,32 881.785.557.566,00
keuangan
Tabel 3.9 Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Lombok Utara
No Uraian Proyeksi
2017 2018 2019 2020 2021
1 Kapasitas riil kemampuan keuangan 625,355,210,925.64 547,279,735,707.39 702.954.047.804,67 787.308.533.541,32 881.785.557.566,00
2 Prioritas I
3 Prioritas II
Permukiman
72.43%
Sumber Lainnya
SEKTOR/ APBD Kabupaten APBD Provinsi Kementerian Lain/ Lembaga DSP BNPB (Rp) Usulan HIBAH RR (Rp)
NO Nilai Kebutuhan Masyarakat Dunia Usaha
SUBSEKTOR
2018 2019 2018 2019 2018 2019 2018 2019 2018/2019 2018/2019
9.46%
21.11% APBD KLU
APBD NTB
Kementerian/Lembaga
14.48% DSP BNPB
Usulan Hibah RR
51.04%
Sumber Lainnya
1. Banjir Bandang
Komponen yang digunakan untuk indeks ancaman bencana
banjir bandang adalah peta bencana historis (peta sejarah
banjir bandang). Untuk membuat matriks penentuan tingkat
ancaman dan memperoleh tingkat ancaman bencana banjir
bandang, indeks ancaman bencana dikombinasikan dengan
indeks penduduk terpapar. Banjir bandang di Kabupaten
Lombok Utara berpotensi cukup tinggi terjadi di beberapa
wilayah antara lain:
Kecamatan Pemenang : Desa Pemenang Barat
Kecamatan Tanjung : Desa Jenggala
Kecamatan Gangga : Desa Bentek, Desa
Genggelang, Desa Gondang
Kecamatan Kayangan : Desa Santong, Desa Pendua,
Desa Kayangan, Desa Salut,
Desa Selengen
Kecamatan Bayan : Desa Akar- Akar, Desa
Sukadana, Desa Karang
Bajo, dan Desa Sambik Elen
Desa-desa tersebut merupakan daerah yang memiliki debit
sungai cukup besar ketika terjadi hujan. Lebar sungai-
sungai tersebut berkisar 20-60 meter.
Sedangkan berdasarkan risiko yang ditimbulkan oleh
banjir bandang di Kabupaten Lombok Utara maka daerah-
daerah yang berdekatan dengan bagian hilir sungai memiliki
risiko yang lebih tinggi daripada daerah lain (indeks risiko
sedang-tinggi). Hal ini diakibatkan lebih banyaknya potensi
2. Cuaca Ekstrim
Adapun cuaca ektrim yang dimaksud adalah proses atau kejadian
dimana cuaca sangat berbeda dari keadaan normal. Adapun kejadian
cuaca ektrim ini kerap dalam bentuk angin puting beliung, tornado, atau
sejenisnya. Komponen yang digunakan untuk indeks ancaman bencana
cuaca ekstrim (angin puting beliung, dll.) adalah peta bahaya cuaca
ekstrim tingkat Provinsi dan peta bencana historis (peta sejarah cuaca
ekstrim). Indeks ancaman bencana dikombinasikan dengan indeks
penduduk terpapar untuk membuat matriks penentuan tingkat ancaman
dan memperoleh tingkat ancaman bencana cuaca ekstrim (angin puting
beliung). Daerah dengan ancaman cuaca ekstrim terbesar adalah: Desa
Gondang, Jenggala, Selengen, Salut, dan Desa Akar-Akar.
Adapun daerah dengan indeks risiko tertinggi terhadap ancaman
cuaca ekstrim adalah daerah-daerah dengan kepadatan penduduk
tertinggi, antara lain: Desa Gondang, Tanjung, Pemenang Barat,
Pemenang Timur, dan Kayangan.
4. Erupsi Gunungapi
Komponen yang digunakan untuk indeks ancaman bencana
letusan gunung api adalah peta SNI letusan gunung api dari PVMBG.
Indeks ancaman bencana dikombinasikan dengan indeks penduduk
terpapar untuk membuat matriks penentuan tingkat ancaman dan
memperoleh tingkat ancaman bencana letusan gunung api.
5. Gempa Bumi
Komponen yang digunakan untuk indeks ancaman
bencana gempa bumi adalah intensitas getaran di batuan
dasar berdasarkan peta SNI gempabumi dan faktor
amplifikasi tanah. Untuk membuat matriks penentuan
tingkat ancaman dan memperoleh tingkat ancaman
bencana gempa bumi, indeks ancaman bencana
dikombinasikan dengan indeks penduduk terpapar. Suatu
desa yang sebagian wilayahnya memiliki tingkat ancaman
tinggi (meskipun hanya sebagian kecil) dikategorikan
sebagai desa dengan tingkat ancaman tinggi, Desa yang
wilayahnya memiliki nilai PGA di permukaan tinggi
dan/atau memiliki faktor amplifikasi tanah tinggi
dikategorikan sebagai desa dengan tingkat ancaman tinggi.
Semua desa di Kabupaten Lombok Utara termasuk
dalam kategori memiliki ancaman tinggi terhadap gempa
bumi berdasarkan parameter yang dipakai tersebut di atas.
Hal ini juga didukung oleh kondisi struktur geologi Pulau
Lombok (lihat Peta Geologi Pulau Lombok). Daerah
Kabupaten Lombok Utara, meskipun tidak berada langsung
di zona tumbukan lempeng besar seperti di Lombok bagian
Selatan, tapi tumbukan pada lempeng besar tersebut juga
akan bisa memicu getaran pada daerah Back Arc (Busur
7. Kekeringan
Komponen yang digunakan untuk indeks ancaman bencana
kekeringan adalah peta bahaya kekeringan tingkat Provinsi dan peta
bencana historis (peta sejarah kekeringan). Untuk membuat matriks
penentuan tingkat ancaman dan memperoleh tingkat ancaman bencana
kekeringan, indeks ancaman bencana dikombinasikan dengan indeks
penduduk terpapar. Adapun wilayah dengan tingkat ancaman kekeringan
paling tinggi menurut desa di masing- masing kecamatan adalah:
- Kecamatan Pemenang : Desa Malaka, Pemenang Barat, Pemenang Timur
- Kecamatan Tanjung : Desa Teniga
- Kecamatan Gangga : Desa Gondang, Rempek, Sambik Bangkol
- Kecamatan Kayangan : Desa Kayangan, Dangiang, Gumantar, Selengen,
Salut
- Kecamatan Bayan : Desa Munbul Sari, Akar- Akar, Sukadana, Loloan,
Bayan, dan Sambik Elen.
8. Longsor
Komponen yang digunakan untuk indeks ancaman bencana
tanah longsor adalah peta bahaya oleh ESDM, Badan Geologi dan
peta bencana historis (peta sejarah tanah longsor). Untuk membuat
matriks penentuan tingkat ancaman dan memperoleh tingkat
ancaman bencana tanah longsor, indeks ancaman bencana
dikombinasikan dengan indeks penduduk terpapar.
Kecamatan Pemenang adalah kecamatan dengan indeks
ancaman paling tnggi dibandingkan dengan kecamatan lain menurut
persentase wilayah rawan terjadi longsor. Hanya wilayah Desa Gili
Indah yang relatif aman dari bahaya longsor meskipun Gili
Trawangan juga memiliki potensi longsor karena terdapat perbukitan
landai di atasnya. Adapun untuk daerah kecamatan lain, daerah
dengan ancaman longsor tinggi berpotensi terjadi di sepanjang aliran
sungai besar berupa longsoran debris karena banyaknya sungai
dengan slope tebing sungai yang cukup besar.
9. Tsunami
Komponen yang digunakan untuk indeks ancaman bencana
tsunami adalah perkiraan ketinggian tsunami dan kemungkinan
daerah genangan dan kedalaman. Untuk membuat matriks
penentuan tingkat ancaman dan memperoleh tingkat ancaman
bencana tsunami, indeks ancaman bencana dikombinasikan dengan
indeks penduduk terpapar.
Adapun daerah dengan ancaman tinggi terdapat di sepanjang
pantai Kabupaten Lombok Utara., mulai dari Klui (Kecamatan
Pemenang) sampai dengan muara Lokoq Puteq (Kecamatan Bayan).
Semakin rendah dan semakin dekat suatu tempat dari garis pantai,
maka semakin tinggi pula ancaman daerah tersebut.
Daerah dengan ancaman paling tinggi adalah Kepulauan Tiga
Gili, dimana jika tsunami terjadi dengan ketinggian 12 meter, maka
satu- satunya tempat yang aman adalah Bukit Gili Trawangan.
Sedangkan dua pulau lainnya dipastikan akan tenggelam karena
ketinggian pulau tersebut tidak lebih dari 10 meter dari permukaan
air laut.
Jika melihat risiko yang kemungkinan akan timbul oleh
bencana tsunami, maka wilayah Kecamatan Tanjung (khususnya
Desa Tanjung) dan Kecamatan Pemenang (daerah ibukota kecamatan)
memiliki risiko paling tinggi karena masyarakat paling banyak
bermukim di tempat tersebut, dan memiliki topografi sangat landai.
Indeks risiko rata-rata pada dataran pantai di Kecamatan Tanjung
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-26
adalah sedang-tinggi. Selanjutnya adalah Desa Gili Indah di
Kecamatan Pemenang.
Sektor Permukiman
Angka kerusakan rumah berdasarkan hasil verifikasi adalah angka
yang akan digunakan sebagai dasar penilaian kerusakan dan kerugian
akibat bencana, hasil penghitungan, perkiraan jumlah rumah rusak berat
sebanyak 50.665 unit atau 80%, rusak sedang 9.500 unit (15%), dan
rusak ringan 3.167 unit (5%) dengan total rumah rusak sebanyak 63.332
unit, luasan rumah diasumsikan seluas 36m2 dengan harga diasumsikan
sebesar Rp 2.000.000,-/m2. Selain penilaian kerusakan bangunan rumah
juga dilakukan penghitungan kerusakan kerusakan isi bangunan rumah.
Sampai dengan tanggal 15 Oktober 2018 jumlah rumah yang telah
diverifikasi sebanyak 44.014 unit rumah rusak berat, 1.758 unit rusak
sedang dan 4.081 unit rusak ringan, hingga kini verifikasi masih
berlangsung.
Sektor Infrastruktur
Infrastruktur merupakan sarana penting dalam menunjang
mobilitas aktivitas sosial dan ekonomi penduduk. Terjadinya gempa
mengakibatkan rusaknya berbagai infrastruktur yang mengakibatkan
aktivitas masyarakat terganggu dan secara tidak langsung berdampak
terhadap aliran ekonomi masyarakat setempat. Penilaian dampak bencana
pada sektor infrastruktur dilakukan terhadap kerusakan infrastruktur
akibat bencana yang diantaranya di bidang transportasi (jalan dan
jembatan) dan sumber daya air serta dampak kerugian yang
ditimbulkannya.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-30
Tingkat kerusakan infrastruktur didapatkan dari laporan data
kerusakan infrastruktur oleh OPD teknis terkait. Adapun nilai kerusakan
didapatkan dengan formula dibawah.
Nilai Kerusakan = X1 * X2 * X3
Dimana:
X1 = Tingkat kerusakan
X2 = Harga satuan
X3 = Volume kerusakan
Nilai Kerusakan = X1 * X2 * X3
Dimana:
X1 = Tingkat kerusakan
X2 = Harga satuan
X3 = Volume kerusakan
Sektor Sosial
Pada sektor sosial dampak bencana terjadi di bidang pendidikan,
kesehatan, kegamaan. Perhitungan kerusakan dan kerugian subsektor
pendidikan mencakup kerusakan fisik pada gedung sekolah,
perpustakaan, rumah dinas guru beserta peralatan pendukungnya dari
pendidikan usia dini hingga sekolah menengah atas serta dampak
kerugian yang ditimbulkannya. Perhitungan kerusakan dan kerugian
Subsektor Kesehatan meliputi kerusakan sarana kesehatan, rumah dinas
kesehatan, dan peralatan pendukungnya dari polindes, puskesmas
pembantu, puskesmas, dan rumah sakit serta dampak kerugian yang
ditimbulkannya. Perhitungan kerusakan dan kerugian Subsektor Agama
meliputi sarana peribadatan beserta peralatanya seperti masjid, wihara,
dan pura, serta dampak kerugian yang ditimbulkannya. Adapun nilai
kerusakan dan kerugian didapatkan dengan menggunakan formula
dibawah ini.
Nilai Kerusakan = X1 * X2 * X3 * X4
Dimana:
X1 = Jumlah bangunan dalam Unit
X2 = Harga satuan dalam meter persegi
X3 = Luas bangunan
X4 = Tingkat kerusakan
Nilai Kerugian = Y1 * Y2 * Y3 * Y4
Dimana:
b Cagar Budaya 3 2 11 16
Subsektor Kesehatan
Dampak gempa bumi di subsektor kesehatan terlihat pada
kerusakan aset beberapa gedung sarana kesehatan seperti rumah
sakit, puskesmas, puskesmas pembantu, polindes beserta
peralatan dan fasilitas pendukungnya yang mengalami kerusakan
bervariasi, beserta kerugian yang ditimbulkan akibat kerusakan
fisik sarana kesehatan. Dengan rusaknya sarana
kesehatanpelayanan kesehatan di wilayah terdampak bencana
mengalami penurunan dengan fasilitas dan tenaga yang terbatas
dibandingkan dengan permintaan pelayanan kesehatan yang
meningkat drastis seiring dengan terjadinya bencana. Satu-
satunya RSUD, 8 (delapan) puskesmas yang ada di Kabupaten
Lombok Utara mengalami rusak berat dan 1 (satu) unit puskesmas
mengalami rusak sedang. Penilaian kerusakan aset fisik sarana
kesehatan diperkirakan sebesar Rp.137.419.625.036,- kerugian
yang ditimbulkan sebesar Rp.58.023.462.566,- dengan nilai total
dampak bencana sebesar Rp. 195.443.087.602,-.
Subsektor Agama
Kerusakan fisik bidang keagamaan meliputi fasilitas
keagamaan seperti bangunan masjid, mushalla, Wihara dan Pura
serta peralatan yang terdapat di dalamnya. Kerugian disini adalah
kerugian material yang disebabkan karena fasilitas keagamaan
yang tidak dapat dipergunakan lagi sampai pada pemulihan selesai
dilaksanakan termasuk di dalamnya biaya pembersihan puing.
Kabupaten Lombok Utara berpenduduk mayoritas memeluk agama
Islam sehingga banyak terdapat masjid dan mushalla yang
terdampak, yaitu sebanyak 720 unit masjid/mushalla yang terdiri
dari 657 rusak berat, 45 unit rusak sedang dan 18 unit rusak
ringan. Secara keseluruhan nilai kerusakan dampak bencana
gempa bumi pada subsektor agama sebesar Rp. 435.942.800.000,-
dan nilai kerugian sebesarRp. 62.097.140.000, sehingga total
dampak bencana sebesar Rp. 498.039.940.000,-
Lintas Sektor
Dampak yang terjadi pada lintas sektor berupa kerusakan
fisik dankerugian yang ditimbulkannya. Penilaian kerusakan dan
kerugian terhadap lintassektor dilakukan atas subsektor
pemerintahan, keamanan dan ketertiban, sertaperbankan. Tingkat
kerusakan didapatkan dari laporan OPD pengelola aset melalui
Bidang Aset Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dan
instansi vertikal. Pada lintas sektor kerusakan dihitung
berdasarkan tingkat kerusakanyang dialami dengan cara:
Nilai Kerusakan = X1 * X2 * X3 * X4
Dimana:
X1 = Jumlah dalam Unit
X2 = Harga satuan dalam meter persegi
X3 = Luas bangunan
X4 = Tingkat kerusakan
Pengurangan Risiko
5 Rp 4,695,457,000 Rp 704,318,550 Rp 5,399,775,550 1.35%
Bencana
Subsektor Ketertiban
Dampak bencana gempa bumi di subsektor ketertiban
berupa kerusakan fisik gedung asrama, rumah dinas dan Kantor
Polres Lombok Utara, rumah dinas dan kantor koramil. Kerugian
yang ditimbulkan akibat pengeluaran biaya tambahanuntuk
pembersihan puing. Dampak bencana di subsektor ketertiban,
terjadi kerusakan sebesar Rp. 22.215.737.258,- dan kerugian
sebesar Rp. 1.032.360.589,-, sehingga total dampak bencana
kerusakan dan kerugian sebesar Rp. 23.248.097.847,-.
Kesehatan 1. Masih tingginya angka kematian 1. Mengawal secara intesif kesehatan ibu
1. Usia Harapan Hidup (UHH) < bayi karena faktor ekonomi dan dan anak terutama pada 1.000 hari
2. Angka Kematian Bayi (AKB) < faktor sosial budaya. pertama kehidupana (ASHAR)
3. Angka Kematian Ibu Melahirkan < 2. Relatif rendahnya kesadaran 2. Mendorong berperannya kearifan lokal
(AKI) dan pengetahuan masyarakat yang mendukung perlindungan
dalam menerapkan pola hidup kesehatan ibu dan anak, perilaku hidup
bersih dan sehat serta bersih dan sehat
perlindungan ibu dan anak 3. Menggencarkan pemanfaatan
3. Relatif rendahnya kesadaran pekarangan untuk pemenuhan gizi
dan pengetahuan pemenuhan (kebun gizi keluarga/ kawasan rumah
No. Bidang Urusan dan Indikator Interpretasi Permasalahan Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Kinerja Penyelenggaraan Belum Tercapai (<)
Pemerintahan Daerah Sesuai (=)
Melampaui (>)
1. Pendidikan
1. Angka Partisipasi Kasar 1. Relatif rendahnya pendidikan penduduk 1. Meningkatkan secara progresif tingkat
a. SD/MI/Paket A > menghadapi tantangan perkembangan pendidikan penduduk usia sekolah,
b. SMP/MTs/Paket B > nasional dan global mengawal secara intensif keberlanjutan
c. SMA/SMK/MA/Paket C > 2. Sarana prasarana untuk semua jenjang sekolah
pendidikan belum memenuhi Standar 2. Pembangunan sarana prasarana baik
2. Angka Partisipasi Murni Pelayanan Minimimal untuk peningkatan cakupan maupun
a. SD/MI/Paket A > 3. Masih reltif tingginya angka buta aksara peningkatan mutu menuju pemenuhan
b. SMP/MTs/Paket B > Kurangnya jumlah dan kompetensi SPM baik untuk sekolah negeri maupun
c. SMA/SMK/MA/Paket C > guru. swasta
4. Relatif rendahnnya partisipasi sekolah 3. Peningkatan kompetensi dan kualifikasi
3. Angka Melek Huruf < dijenjang pendidikan menengah dan guru dalam rangka peningkatan mutu
4. Rasio Jumlah SD/MTs : < tinggi pendidikan
Penduduk usia 7-12 tahun 5. Relatif rendahnya mutu dan relevansi 4. Stimulasi peningkatan partisipasi
5. Rasio Jumlah SMP/MI : < pendidikan sekolah menengah dengan penyediaan
Penduduk usia 13-15 tahun beasiswa transisi dan beasiswa
6. Rasio Jumlah SMA/SMK Negeri < pendidikan sekolah menengah.
: Rasio Penduduk usia 16-18 5. Stimulasi partisipasi pendidikan tinggi
tahun : < dengan beasiswa masuk perguruan
7. Rasio Jumlah Rombel SD : tinggi dan beasiswa selama menempuh
Jumlah Kelas SD < pendidikan
8. Rasio Jumlah Rombel SMP : < 6. Fasilitasi program vokasi Perguruan
Jumlah Kelas SMP Tinggi/Politeknik di Kabupaten Lombok
9. Rasio Guru : Murid SD < Utara
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-50
No. Bidang Urusan dan Indikator Interpretasi Permasalahan Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Kinerja Penyelenggaraan Belum Tercapai (<)
Pemerintahan Daerah Sesuai (=)
Melampaui (>)
10. Rasio Guru : Murid SMP < 7. Meningkatkan keterjangkauan sekolah
11. Rasio Guru : Murid SMA menengah.
8. Penyelenggaraan pendidikan
keaksaraan dipadukan dengan
pemberdayaan ekonomi
2. Kesehatan 1. Masih tingginya angka kematian bayi 1. Mengawal secara intesif kesehatan ibu
1. Usia Harapan Hidup (UHH) < karena faktor ekonomi dan faktor sosial dan anak terutama pada 1.000 hari
2. Angka Kematian Bayi (AKB) < budaya. pertama kehidupana (ASHAR)
3. Angka Kematian Ibu Melahirkan < 2. Relatif rendahnya kesadaran dan 2. Mendorong berperannya kearifan lokal
(AKI) pengetahuan masyarakat dalam yang mendukung perlindungan
4. Prevalensi Gizi Buruk, Gizi < menerapkan pola hidup bersih dan kesehatan ibu dan anak, perilaku hidup
Kurang sehat serta perlindungan ibu dan anak bersih dan sehat
5. Ibu Hamil Kurang Energi Kronis 3. Relatif rendahnya kesadaran dan 3. Mengawal dan meningkatkan peran
< pengetahuan pemenuhan gizi. pemerintah desa dalam membangun
4. Belum optimalnya pelaksanaan pelayanan kesehatan di tingkat paling
program pembangunan kesehatan yang bawah (Posyandu) sesuai amanat
bersifat promotif/preventif Undang-Undang Desa
5. Belum optimalnya peran tokoh 4. Menggencarkan program kesehatan
masyarakat/tokoh agama, tokoh promotif/preventif diantaranya stimulasi
budaya dalam mendukung pembangunan jamban keluarga
pembangunan kesehatan 5. Mengoptimalkan peran kader-kader
6. Belum terbangunnya koordinasi dan kesehatan dan pemberdayaan
sinergi yang baik antara stakeholder masyarakat ditingkat yang paling bawah
pembangunan kesehatan dalam mendukung program
pembangunan kesehatan.
Penataan Ruang
1. Tersedianya Dokumen Rencana = 1. Perkembangan kebijakan nasional 1. Melakukan review dokumen tata ruang
Tata Ruang yang dinamis dan berpengaruh kabupaten (RTRW)
2. Ruang terbuka hijau publik di < terhadap kebijakan penataan ruang 2. Menata ruang terbuka hijau publik
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-52
No. Bidang Urusan dan Indikator Interpretasi Permasalahan Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Kinerja Penyelenggaraan Belum Tercapai (<)
Pemerintahan Daerah Sesuai (=)
Melampaui (>)
perkotaan (20 %) 2. Ruang terbuka hijau publik di
perkotaan belum tertata
4. Perumahan
1. Rumah tidak layak huni < 1. Tingginya jumlah rumah tidak layak 1. Penangangan terintegrasi dengan
direhabilitasi huni terkait dengan tingginya angka pemberdayaan ekonomi dan sanitasi
2. Persentase rumah dengan jamban < kemiskinan
sendiri dan bertangki septik 2. Rendahnya kesadaran masyarakat
untuk menerapkan pola hidup bersih
sehat.
3. Rendahnya kualitas konstruksi rumah
yang aman kebencanaan
<
15. Perhubungan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-57
No. Bidang Urusan dan Indikator Interpretasi Permasalahan Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Kinerja Penyelenggaraan Belum Tercapai (<)
Pemerintahan Daerah Sesuai (=)
Melampaui (>)
1. Tersedianya angkutan umum < 1. Jumlah dan kualitas angkutan umum 1. Meningkatkan jumlah dan kualitas sarana
yang melayani wilayah yang tidak memadai dan prasarana perhubungan secara
telah tersedia jaringan jalan 2. Belum tersedia angkutan umum yang bertahap sesuai kemampuan keuangan
untuk jaringan jalan kabupaten melayani jaringan trayek yang daerah
2. Tersedianya angkutan umum menghubungkan daerah tertinggal dan 2. Meningkatkan kapasitas aparatur
yang melayani jaringan trayek terpencil perhubungan melalui pendidikan dan
yang menghubungkan daerah < 3. Keterbatasan ketersediaan anggaran pelatihan
tertinggal dan terpencil dengan untuk pembangunan sarana prasarana
wilayah yang telah berkembang perhubungan
pada wilayah yang telah tersedia 4. Terbatasnya jumlah dan kapasitas
jaringan jalan kabupaten aparatur pelaksana urusan
3. Tersedianya halte yang telah perhubungan
dilayani angkutan umum dalam
trayek
4. Tersedianya terminal angkutan <
penumpang yang telah dilayani
angkutan umum dalam trayek
5. Tersedianya fasilitas
perlengkapan jalan (rambu, <
marka dan guardrill) dan
penerangan jalan umum pada
jalan kabupaten/kota.
6. Tersedianya unit pengujian <
kendaraan bermotor
7. Tersedianya SDM bidang
<
20. Statistik
Ketersediaan data statitik daerah = Ketersediaan data statistik bekerjasama Menggunakan data mikro secara mandiri
dengan BPS belum dapat memenuhi sebagai evaluasi pelaksanaan dan
kebutuhan waktu penyediaan dan data perencanaan pembangunan
yang tersedia bersifat makro
21. Kebudayaan
1. Jumlah even budaya = Belum tersedianya gedung kesenian Memanfaatkan gedung serba-guna dalam
2. Ketersediaan gedung kesenian penyelenggaraan even budaya dan seni
<
22. Perpustakaan
1. Ketersediaan sarana prasarana < 1. Keterbatasan anggaran peningkatan 1. Meningkatkan anggaran pemenuhan
perpustakaan daerah sarana prasarana perpustakaan sarana dan prasarana perpustakaan
2. Jumlah pengunjung 2. Belum tersedia pejabat fungsional secara bertahap
perpustakaan daerah < pustakawan 2. Melakukan sosialisasi jabatan fungsional
pustakawan
3. Mengoptimalkan peran perpustakaan
masyarakat dengan menfasilitasi
penyediaan buku dan fasilitas lainnya
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 IV-62
No. Bidang Urusan dan Indikator Interpretasi Permasalahan Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan
Kinerja Penyelenggaraan Belum Tercapai (<)
Pemerintahan Daerah Sesuai (=)
Melampaui (>)
diperpustakaan masyarakat
4.
23. Kearsipan
SKPD yang menerapkan arsip < 1. Kurangnya sarana prasarana SKPD 1. Meningkatkan sarana prasarana kearsipan
secara baku pelaksana urusan kearsipan secara bertahap
2. Belum tersedia tenaga fungsional 2. Mensosialisasikan jabatan fungsional
arsiparis arsiparis
Strategis
Peningkatan Kualitas
Reformasi Birokrasi
Sumberdaya
dan Peningkatan
Manusia yang
Kualitas Pelayanan
Berbudi Pekerti Luhur
Publik
dan Berdaya Saing
5.1. VISI
Visi pembangunan Kabupaten Lombok Utara Tahun 2016-2021
adalah :
Visi: Terwujudnya Lombok Utara yang Religius, Berbudaya, Adil dan Sejahtera
Tujuan Sasaran Strategi
Misi 1 : Percepatan Pembangunan Ketangguhan Terhadap Bencana dan Mempertahankan Daya Dukung
Lingkungan
1. Terbangunnya ketahanan 1. Terwujudnya ketahanan 1. Optimalisasi pengurangan resiko
terhadap bencana secara masyarakat terhadap bencana bencana
progresif dan terjaganya secara progresif
kualitas lingkungan hidup
2. Lingkungan hidup lestari 1. Optimalisasi pemberdayaan
masyarakat untuk pengelolaan
sampah dari sumbernya
2. Sinergi dan Koordinasi antar SKPD
(sekolah adiwiyata, pengembangan
lahan pekarangan)
3. Optimalisasi pengawasan kualitas
lingkungan
4. Optimalisasi kearifan lokal untuk
menjaga kelestarian lingkungan
Misi 2: Percepatan Perwujudan Masyarakat Lombok Utara yang Beriman, Bertaqwa dan Berbudaya
Misi 4: Percepatan Reformasi Birokrasi dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Pasca Bencana
1. Meningkatkan kualitas tata 1. Pelayanan Publik Berkualitas 1. Inovasi Pelayanan Publik
kelola pemerintahan dan dan Memuaskan Masyarakat 2. Optimalisasi sistem berbasis
pelayanan publik Teknologi Informasi, sarana
prasarana melalui rehabilitasi dan
rekonstruksi pusat pemerintahan,
SDM dan lain-lain untuk memenuhi
Kualitas Pelayanan Publik sesuai
perundang-undangan
2. Akuntabilitas kinerja dan 1. Optimalisasi sistem berbasis
pengelolaan keuangan dalam Teknologi Informasi, sarana
kategori baik prasarana, SDM dan lain-lain untuk
Arah Kebijakan
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Menggencarkan Menggencarkan Menggencarkan Menggencarkan Menggencarkan
pengurangan pengurangan pengurangan pengurangan pengurangan
resiko bencana resiko bencana resiko bencana resiko bencana resiko bencana
dan percepatan dan percepatan dan percepatan
rehabilitasi rehabilitasi rehabilitasi
rekonstruksi rekonstruksi rekonstruksi
pasca bencana pasca bencana pasca bencana
Pemenuhan Pemenuhan Pemenuhan Pemenuhan Pemenuhan
sarana sarana sarana sarana sarana
prasarana prasarana prasarana prasarana prasarana
sesuai SPM sesuai SPM sesuai SPM sesuai SPM sesuai SPM
Penggencaran Penggencaran Penggencaran Penggencaran Penggencaran
pengolahan pengolahan pengolahan pengolahan pengolahan
sampah dari sampah dari sampah dari sampah dari sampah dari
sumbernya sumbernya sumbernya sumbernya sumbernya
terutama di terutama di terutama di terutama di terutama di
perkotaan perkotaan perkotaan perkotaan perkotaan
Penggencaran Penggencaran Penggencaran Penggencaran Penggencaran
peran MKD peran MKD peran MKD peran MKD peran MKD
Integrasi Integrasi Integrasi Integrasi Integrasi
pendidikan pendidikan pendidikan pendidikan pendidikan
akhlak dan budi akhlak dan budi akhlak dan budi akhlak dan budi akhlak dan budi
pekerti dalam pekerti dalam pekerti dalam pekerti dalam pekerti dalam
kurikulum kurikulum kurikulum kurikulum kurikulum
pendidikan pendidikan pendidikan pendidikan pendidikan
formal/non formal/non formal/non formal/non formal/non
formal formal formal formal formal
Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan
aktivitas dan aktivitas dan aktivitas dan aktivitas dan aktivitas dan
kualitas rumah kualitas rumah kualitas rumah kualitas rumah kualitas rumah
ibadah ibadah ibadah ibadah ibadah
Penumbuh- Penumbuh- Penumbuh- Penumbuh- Penumbuh-
kembangan kembangan kembangan kembangan kembangan
lembaga (Majelis lembaga (Majelis lembaga (Majelis lembaga (Majelis lembaga (Majelis
Krama Desa) Krama Desa) Krama Desa) Krama Desa) Krama Desa)
dan regulasi dan regulasi dan regulasi dan regulasi dan regulasi
lokal/awiq-awiq lokal/awiq-awiq lokal/awiq-awiq lokal/awiq-awiq lokal/awiq-awiq
Pendekatan Pendekatan Pendekatan Pendekatan Pendekatan
layanan berbasis layanan berbasis layanan berbasis layanan berbasis layanan berbasis
desa/turun ke desa/turun ke desa/turun ke desa/turun ke desa/turun ke
desa/pos-yandu desa/pos-yandu desa/pos-yandu desa/pos-yandu desa/pos-yandu
Satu Desa Satu Satu Desa Satu Satu Desa Satu Satu Desa Satu Satu Desa Satu
Dokter Dokter Dokter Dokter Dokter
Prioritas Prioritas Prioritas Prioritas Prioritas
penanganan penanganan penanganan penanganan penanganan
pada desa-desa pada desa-desa pada desa-desa pada desa-desa pada desa-desa
Dinas
Pendidikan Pemberdayaan
Ekonomi
Dinas Berbasis
Kesehatan Potensi Lokal
Pemerintah
Pengawalan Perlindungan
Kualitas Pusat, Dinas
Sosial Sosial
Pendidikan dan
Kesehatan
Penanggulangan
Kemiskinan
PU BKP4
Pemenuhan Perbaikan/
Infrastruktur Diversivikasi
Dasar
Konsumsi
Peningkatan
Peredaran
Barang Jasa
Priorirats Penanganan
Dinas Perindang/Bumdes pada Desa-Desa Zona
Merah
Peningkatan
Produksi
Pertanian Lahan
KerinKering
Transfer
Pengetahuan/ Pendampingan/
BKP4, Teknologi Penyuluhan
Perguruan
Tinggi BKP4
Manajemen/
Diversifikasi
Komoditi ber
NTP tinggi
Dinas Pertanian,
Perguruan Tinggi
Permodalan
Perijinan,
Kandungan Gizi, Kemasan
PIRT, Halal
Pengolahan/
Industrialisasi
Hasil Pertanian
Pendampingan/
Transfer Penguatan
Pengetahuan/ Kewirausahaan
Teknologi Manajemen
Usaha
Bidang Industri
Pemasaran Bidang Koperasi Dinas
Dinas Perindag
Perguruan Tinggi Perindag, Lembaga Pelatihan
Enterpreneur
Bidang Perdagangan
Dinas Perindag
INTERVENSI HOLISTIK
INTEGRATIF
DINAS KESEHATAN
BKP4K
DINAS KESEHATAN
PP
Gambar 6.4. Diagram Strategi Peningkatan Status Gizi Ibu dan Anak
Holistik Integratif Berbasis Wilayah/Spasial
No Sasaran Strategis Strategi/Arah Indikator Kinerja Satuan Capaian Kinerja Program Urusan OPD
Kebijakan Kondisi Kondisi Penanggung
Awal Akhir Jawab
1 Terwujudnya ketahanan Optimalisasi Tingkat Waktu Menit 30 15 Program Peningkatan Ketentraman BPBD
masyarakat terhadap pengurangan resiko Tanggap (Response Kesiapsiaga-an dan dan Ketertiban
bencana secara bencana Time Rate) Pencegahan Bahaya Umum
progresif Pemenuhan sarana Kebakaran
prasarana sesuai SPM Indeks Resiko Point 152.4 138.6 Program Pencegahan Ketentraman BPBD
Bencana Dini dan Penanggulangan dan Ketertiban
Korban Bencana Alam Umum
Penurunan Indeks % N/A 10 Program Pencegahan Ketentraman BPBD
Resiko Bencana Dini dan Penanggulangan dan Ketertiban
Korban Bencana Alam Umum
2 Lingkungan hidup Optimalisasi Indeks Kualitas Air Indeks 35 60 Program Pengendalian Lingkungan DLH-PKP
lestari pemberdayaan Pencemaran dan Hidup
masyarakat untuk Perusakan Lingkungan
pengelolaan sampah Hidup
dari sumbernya
Sinergi dan Koordinaasi Tutupan vegetasi Indeks 60.55 60.55 Program Pengendalian Lingkungan DLH-PKP
antar SKPD (sekolah Pencemaran dan Hidup
adiwiyata, Perusakan Lingkungan
pengembangan lahan Hidup
pekarangan)
Mata air terlindungi % 20 100 Program Perlindungan Lingkungan DLH-PKP
dan Konservasi SDA Hidup
5 Meningkatnya kualitas Optimalisasi Usia Harapan Hidup Tahun 65.59 67.13 Program Upaya Kesehatan Dinas
kesehatan masyarakat pendekatan promotif Kesehatan Masyarakat Kesehatan
preventif
Sinergi dan Koordinasi
antar SKPD dan Desa Program Pencegahan Kesehatan Dinas
Revitalisasi Posyandu dan Penanggulangan Kesehatan
sebagai ujung tombak Penyakit Menular
pelayanan kesehatan Program Pengembangan Kesehatan Dinas
Ibu dan Anak Lingkungan Sehat Kesehatan
Pendekatan layanan Jumlah kasus Orang 2 0 Program Peningkatan Kesehatan Dinas
berbasis desa/turun ke kematian ibu Kesehatan Ibu Melahirkan Kesehatan
desa/posyandu Satu dan Anak
Desa Satu Dokter Angka kematian bayi Orang 20 16 Program Perbaikan Gizi Kesehatan Dinas
(dalam 1000 kelahiran Masyarakat Kesehatan
hidup)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VI-21
No Sasaran Strategis Strategi/Arah Indikator Kinerja Satuan Capaian Kinerja Program Urusan OPD
Kebijakan Kondisi Kondisi Penanggung
Awal Akhir Jawab
Prioritas penangananan Persentase Balita % 44.22 29.6 Program Perbaikan Gizi Kesehatan Dinas
pada desa-desa paling Stunting Masyarakat Kesehatan
bermasalah kesehatan
6 Meningkatnya kualitas Revitalisasi gerakan Angka Partisipasi
pendidikan masyarakat kembali ke Khittah Kasar
Pendidikan PAUD % 58.41 85 Program Pendidikan Anak Pendidikan Dikpora
Percepatan Usia Dini
peningkatan partisipasi SD Sederajat % 108.77 100 Program Wajib Belajar Pendidikan Dikpora
pendidikan Pendidikan Dasar
Optimalisasi Sembilan Tahun
peningkatan melek SMP Sederajat % 98.24 100 Program Wajib Belajar Pendidikan Dikpora
huruf dan rata-rata lama Pendidikan Dasar
sekolah terutama bagi Sembilan Tahun
perempuan Angka Partisipasi
Integrasi pendidikan Murni
akhlak dan budi pekerti SD Sederajat % 96.37 99.5 Program Wajib Belajar Pendidikan Dikpora
dalam kurikulum Pendidikan Dasar
pendidikan formal/non Sembilan Tahun
formal SMP Sederajat % 95.71 100 Program Wajib Belajar Pendidikan Dikpora
Pengawalan intensif Pendidikan Dasar
partisipasi pendidikan Sembilan Tahun
baik laki-laki maupun Rata-rata lama Tahun 4,97 5.67 Program Pendidikan Pendidikan Dikpora
perempuan sekolah (2014) Menengah
Penggencaran
pendidikan keaksaraan
dan kesetaraan
menurunnya potensi daerah, Jumlah KK miskin KK 3.300 Lintas Program Lintas Urusan Lintas SKPD/
kemiskinan Penanggulangan yang diintervensi TKPD
kemiskinan holistik dan pemberdayaan
terintegrasi (money ekonomi (kumulatif)
follow program) Angka pengangguran % 2.15 1.85 Lintas Program Lintas Urusan Lintas SKPD/
Prioritas penanganan terbuka TKPD
pada Desa paling Jumlah Wirausaha Orang 10,000 Lintas Program Lintas Urusan Lintas SKPD/
bermasalah, baru TKPD
Pembangunan (target kumulatif)
pertanian di lahan Pertumbuhan % 2.46 4.0 Program Peningkatan Pertanian Dinas Pertanian
kering Diversifikasi ekonomi sektor Produksi Pertanian
produk pertanian untuk pertanian /Perkebunan
memenuhi kebutuhan Pertumbuhan sektor % 3.41 2.5 Program Pengembangan Industri Kop Perindag
pariwisata industri pengolahan Industri Kecil dan
Industrialisasi hasil Menengah
pertanian Indeks Gini Ratio Indeks 0.297 0.319 Lintas Program Lintas Urusan Lintas SKPD/
Penumbuhkembangan TKPD
kewirausahaan
Memastikan kelancaran
peredaran barang dan
jasa
Revitalisasi Bumdes
Revitalisasi peran
TKPKD
10 Meningkatnya Penataan destinasi, Jumlah kunjungan Orang 535,524 1,000,0 Program Pengembangan Pariwisata Dinas
perekonomian sektor promosi, wisatawan 00 Pemasaran Pariwisata Pariwisata
pariwisata pengembangan
(dampak wisata destinasi berbasis Rata-rata lama tinggal Hari 3.5 2.6 Program Pengembangan Pariwisata Dinas
terhadap pertumbuhan masyarakat wisatawan Destinasi Pariwisata Pariwisata
ekonomi)
11 Tumbuhnya ekonomi Revitalitasi Bumdes, Persentase Bumdes % 6.00 90.00 Bantuan Keuangan ke Lintas urusan BPM, Dinas
pedesaan Meningkatkan Bantuan dengan modal Desa Perindag, Desa
keuangan kepada Desa minimal 450 Juta
untuk Revitaliasi
Bumdes
12 Pelayanan Publik Inovasi Pelayanan Indeks Kepuasan Indeks NA 80 Lintas Program Lintas Urusan Semua SKPD,
Berkualitas dan Publik Masyarakat Setda/Organisa
Memuaskan Optimalisasi sistem si
Masyarakat berbasis Teknologi Nilai Kepatuhan Indeks 12.95 80 Lintas Program Lintas Urusan Semua SKPD,
Informasi, sarana Pemenuhan Standar Setda/Organisa
prasarana, SDM dan Pelayanan Publik si
lain-lain untuk
memenuhi Kualitas
Pelayanan Publik
sesuai perundang-
undangan
Mengedepankan
pelayanan dari hati
(Pelayanan ramah,
cepat, murah dan
transparan)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 VI-25
No Sasaran Strategis Strategi/Arah Indikator Kinerja Satuan Capaian Kinerja Program Urusan OPD
Kebijakan Kondisi Kondisi Penanggung
Awal Akhir Jawab
13 Akuntabilitas kinerja Optimalisasi sistem Nilai Akuntabilitas Indeks C B Lintas Program Lintas Urusan Semua OPD,
dan pengelolaan berbasis Teknologi Inspektorat
keuangan dalam Informasi, sarana Maturitas SPIP indeks Level 1 Level 3 Lintas Program Otonomi Semua OPD,
kategori baik prasarana, SDM dan Daerah Inspektorat,
lain-lain untuk
membangun Sistem
Akuntabilitas sesuai
peraturan perundang-
undangan
Sinergi dan Koordinasi
antar SKPD stake
holder Evaluasi kinerja
sebagai indikator utama
evaluasi kinerja
organisasi, jabatan dan
personil
Pengarusutamaan
keterbukaan informasi
14 Terpenuhinya Optimalisasi % kemantapan jalan % 85 75 Program Pembangunan Pekerja-an PU
kebutuhan infrastruktur pembiayaan DAK untuk kabupaten Jalan Umum
dasar prioritas daerah % Cakupan air bersih % 71 100 Program Pengembangan Pekerja-an PU
Penambahan panjang Kinerja Pengelolaan Air Umum
jalan kabupaten pada Minum dan Limbah
jalan desa strategis % rumah tangga % 85.86 100 Pengemba-ngan Energi Dinas PU
menggunakan listrik ketenaga listrikan
secara ekonomi dan % rumah layak huni % N/A 95 Bantuan Sosial, Sosial, Dinas Sosial
menuju destinasi wisata dan tahan gempa Pengemba-ngan Perumahan
Optimalisasi Distribusi (Lantai bukan tanah, Perumahan
sumber air untuk irigasi dinding permanen,
pertanian lahan kering atap layak)
dan sumber air minum % rumah tangga % 70.9 100 Program Perumahan Perumahan Dinas
Revitalisasi sumber mengakses sarana Perumahan dan
air/sumur bor sanitasi layak LH
Sinergitas dengan
Prioritas pipanisasi
irigasi pada desa-desa
dengan lahan kering
dan rawan kekeringan
URUSAN WAJIB PELAYANAN 427,000 419,240 551,870 985,860 1,092,705 13,349 3,476,674
DASAR
1 01 PENDIDIKAN 69,217 70,226 111,861 130,138 131,237 5,376 512,679
1 01 01 Dinas Pendidikan Pemuda dan 69,217 70,226 111,861 130,138 131,237 5,376 512,679
Olahraga
1 01 01 01 Program Pelayanan Administrasi Persentase pelayanan administrasi % 100 1,247 100 1,379 100 1,381 100 1,526 100 1,565 100 7,098
Perkantoran perkantoran tepat waktu
1 01 01 02 Program Peningkatan Sarana Prosentase ketersediaan sarana % 100 1,508 100 994 100 1,090 100 2,044 100 1,013 100 6,649
dan Prasarana Aparatur prasarana dalam pemenuhan
standar pelayanan publik
(termasuk ruang ibu menyusui dan
fasilitas kaum difabel)
Tersedianya Front Office sesuai % 100 100 100 100 100 100 -
standar Pelayanan Publik
Tingkat kepuasan masyarakat % 60 70 80 80 80 80 -
terhadap kualitas pelayanan publik
1 01 01 05 Program Peningkatan Kapasitas % kepala sekolah memahami % - 153 364 383 383 - 1,283
Sumberdaya Aparatur gerakan kembali ke khittah
pendidikan dan budaya literasi
1 01 01 06 Program Peningkatan Prosentase laporan capaian kinerja % 334 362 305 759 759 - 2,519
Pengembangan Sistem dan keuangan tersusun tepat
Pelaporan Capaian Kinerja dan waktu
Keuangan Persentase ketersediaan dokumen % 70 80 90 100 100 100 -
perencanaan dan penganggaran
SKPD tepat waktu
1 01 01 15 Pendidikan Anak Usia Dini APK PAUD 3,825 5,100 8,183 9,428 9,428 - 35,964
PAUD Teritegrasi Taman 30 40 50 60 70 60 -
Pendidikan Alquran/TPA
PAUD Terintegrasi Posyandu 70 80 90 100 100 100 -
% Dusun Memilki PAUD 70 80 90 100 100 100 -
PEKERJAAN UMUM DAN 203,709 193,967 143,449 620,092 690,133 1,112 1,851,349
PENATAAN RUANG
Dinas Pekerjaan Umum dan 203,709 193,967 143,449 620,092 690,133 1,112 1,851,349
Penataan Ruang
1 03 01 01 Program Pelayanan Administrasi Persentase tingkat pelayanan % 100 5,064 100 5,569 100 1,197 100 1,193 100 1,253 100 14,276
Perkantoran administrasi perkantoran dalam
mewujudkan tertib administrasi
dilingkungan Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang
1 03 01 02 Program Peningkatan Sarana Prosentase sarana dan prasarana % 100 10,000 100 25,000 100 6,361 100 775 100 813 100 42,949
dan Prasarana Aparatur berfungsi dengan baik
1 03 01 28 Program Pengendalian Banjir Cakupan penanganan bajir (%) % 30 1,500 40 1,500 45 2,000 50 2,200 55 2,420 50 9,620
1 03 01 29 Program Pengembangan Wilayah Persentase terbangunnya % 30 50,000 40 15,000 50 2,993 60 32,600 70 35,685 60 136,278
Strategis dan Cepat Tumbuh. infrastruktur di wilayah strategis
dan cepat tumbuh
1 03 01 30 Program Pembangunan Persentase lingkungan % 30 10,000 40 10,000 50 12,082 60 30,000 70 33,000 60 95,082
Infrastruktur Pedesaan permukiman penduduk yang tertata
dengan baik
1 03 01 31 Program Pengembangan Sistem Persentase Cakupan Ketersediaan % 100 165 100 182 100 202 100 200 100 210 100 959
Informasi ke PU an data dan sistem informasi Ke PU
an
PERUMAHAN RAKYAT DAN 13,510 14,801 14,930 14,390 21,620 144 79,251
KAWASAN PEMUKIMAN
Dinas Lingkungan Hidup dan 13,510 14,801 14,930 14,390 21,620 144 79,251
Perumahan
1 04 01 15 Program Pengembangan Cakupan ketersediaan rumah layak % 10 6,000 20 7,000 50 12,000 90 12,000 90 10,000 90 47,000
Perumahan huni
1 04 01 16 Program Lingkungan Sehat Persetase rumah tangga dengan % 83.9 7,000 30 7,500 - 1,800 50 1,800 100 11,000 50 29,100
Perumahan sanitasi layak
2 05 01 20 Program pengelolaan areal Cakupan luas Penataan, % 4.0 510 3 301 8 1,130 4 590 5 620 4 3,151
pemakaman Pemagaran, Penembokan
Makam/Kuburan
KESATUAN BANGSA DAN 1,813 2,021 2,478 2,697 2,917 1,195 11,926
POLITIK
Badan Kesatuan Bangsa dan 1,813 2,021 2,478 2,697 2,917 1,195 11,926
Politik
1 19 01 01 Program Pelayanan Administrasi Persentase program SKPD dengan % 80 714 90 631 90 555 95 622 95 676 95 3,198
Perkantoran penyerapan anggaran sesuai
Aliran Kas
1 19 01 02 Program Peningkatan Sarana Prosentase ketersediaan sarana % 100 143 100 261 100 266 100 292 100 322 100 1,284
dan Prasarana Aparatur prasarana dalam pemenuhan
standar pelayanan publik
1 19 01 03 Program peningkatan disiplin Persentase Tersedianya pakaian % 100 18 100 28 100 15 100 17 100 19 100 97
aparatur khusus hari hari tertentu
1 19 01 05 Program Peningkatan Kapasitas Persentase peningkatan kapasitas % 100 6 100 6 100 12
Sumber Daya Aparatur aparatur kesbangpol
1 19 01 15 Program Peningkatan Keamanan Memelihara tramtibmas dan % 80 106 90 148 95 371 100 408 100 449 100 1,482
dan Kenyamanan Lingkungan pencegahan tindak kriminal
Jumlah Konflik SARA kasus 0 0 0 0 0 - -
1 19 01 17 Program Pengembangan Persentase pemahaman % 80 254 90 254 95 248 100 273 100 300 100 1,329
Wawasan Kebangsaan masyarakat di bidang wawasan
kebangsaan
1 19 01 18 Program Kemitraan Penyelenggaraan Pendidikan % 80 33 90 107 95 179 100 197 100 217 100 733
Pengembangan Wawasan Wawasan Kebangsaan lingkup
Kebangsaan Kabupaten
1 19 01 20 Program Peningkatan Penyuluhan dan Sosialisasi terkait % 80 33 90 30 95 61 100 67 100 73 100 264
Pemberantasan Penyakit Penyakit Masyarakat
Masyarakat (Pekat)
1 19 01 21 Program Pendidikan Politik Persentase pemahaman politik % 80 259 90 284 95 201 100 253 100 265 100 1,262
Masyarakat masyarakat
1 19 01 31 Program Terpadu Penanganan Penanganan keamanan gangguan % 80 66 90 73 95 118 100 100 100 105 100 462
Konflik Sosial konflik sosial
1 19 01 32 Forum Koordinasi Pimpinan Persentase keamanan wilayah % 80 176 90 194 95 453 100 450 100 472 100 1,745
Daerah
KETENTRAMAN DAN 5,711- 10,663- 12,493- 16,489- 14,719 1,786 60,075
KETERTIBAN UMUM SERTA
PERLINDUNGAN
MASYARAKAT
Satuan Polisi Pamong Praja 3,434 4,788 4,925 6,389 6,873 1,090 26,409
dan Pemadam Kebakaran
1 05 01 01 Program Pelayanan Administrasi Persentase Layanan dasar % 100 686 100 807 100 732 100 1,002 100 1,072 100 4,299
Perkantoran administrasi perkantoran yang
memenuhi kebutuhan secara
berkualitas dan tepat waktu
1 05 01 02 Program Peningkatan Sarana Persentase Peningkatan kapasitas % 100 192 100 64 100 128 100 150 100 150 100 684
dan Prasarana Aparatur dan efektivitas layanan
1 05 01 03 Program Peningkatan Disiplin Persentase peningkatan Daya % 100 - 100 160 100 170 100 170 100 - 100 500
Aparatur Guna Pakaian Dinas
2 03 01 02 Program Peningkatan Sarana Persentase ketersediaan sarana % 80 470 90 550 100 777 100 777 100 816 100 3,390
dan Prasarana Aparatur prasarana dalam pemenuhan
standar pelayanan pubilk
(termasuk ruang ibu menyusui dan
fasilitas bagi kaum difabel)
1 08 01 21 Program Pengembangan Persentase penanganan kawasan % 65 220 75 242 85 100 100 100 100 105 100 767
Ekowista dan Jasa Lingkungan di konservasi
Kawasan-Kawasan Konservasi
Laut dan Hutan
1 08 01 23 Program Pengelolaan dan persentase pencegahan kerusakan % 55 110 65 121 75 100 85 100 100 105 85 536
Rehabilitasi ekosestem dan kawasan pesisir laut yang luas
Pesisir Laut
1 08 01 24 Program Pengelolaan Ruang RTH, kepemilikan dan % 2 1,400 3 2,750 4 700 5 700 6 735 5 6,285
Terbuka Hijau (RTH) perlindungan hutan kota di
perkotaan seluas 5% dari luas ibu
kota
- - - -
KEPENDUDUKAN DAN 6,013 6,912 6,085 9,513 9,696 38,219
CATATAN SIPIL
Dinas Kependudukan dan 6,013 6,912 6,085 9,513 9,696 38,219
Pencatatan Sipil
2 06 01 01 Program Pelayanan Administrasi Cakupan program RKPD dengan % 70 1,437 80 1,663 80 1,525 80 2,114 80 2,326 80 9,065
Perkantoran penyerapan anggaran sesuai aliran
kas
2 09 01 02 Program Peningkatan Sarana Persentase ketersediaan sarana % 70 2,062 75 1,064 80 437 85 468 90 465 85 4,496
dan Prasarana Aparatur prasarana dalam pemenuhan
standar pelayanan pubilk
(termasuk ruang ibu menyusui dan
fasilitas bagi kaum difabel)
2 01 01 03 Program Peningkatan Disiplin Persentase Peningkatan Disiplin % 100 80 - - 100 155 - 100 235
Aparatur Aparatur
2 01 01 05 Program Peningkatan Kapasitas Persentase pegawai mengikuti % 40 55 50 61 65 80 75 80 100 84 75 360
Sumberdaya Aparatur bimtek peningkatan kualitas
pelayanan
2 01 01 06 Program Peningkatan Prosentase laporan capaian kinerja % 75 189 80 208 85 329 90 329 100 344 90 1,399
Pengembangan Sistem dan keuangan tersusun tepat
Pelaporan Capaian Kinerja dan waktu
Keuangan
Persentase ketersediaan dokumen % 70 80 90 100 100 100 -
perencanaan dan penganggaran
SKPD tersusun tepat waktu
2 01 01 15 Program Pembangunan Persentase kesesuaian rencana % 65 649 70 869 75 551 80 551 85 577 80 3,197
Prasarana dan Fasilitas dengan pembangunan prasarana
Perhubungan dan fasilitas perhubungan
2 10 01 17 Program Fasilitasi Peningkatan Persentase Ketersediaan SDM % 100 110 100 121 100 41 100 41 100 43 100 356
SDM Bidang Komunikasi dan Masyarakat di Bidang Komunikasi
Informasi dan Informasi
1 25 01 18 Program Kerjasama Informasi Persentase Penyebaran Informasi % 100 275 100 303 100 449 100 449 100 472 100 1,948
Dengan Media Massa Pemda Melalui Media Massa,
elektronik dan tradisional
KOPERASI DAN USAHA KECIL 2,447 3,096 3,256 3,802 4,240 16,841
MENENGAH
Dinas Koperasi Usaha Kecil 2,447 3,096 3,256 3,802 4,240 16,841
Menengah Perdagangan dan
Perindustrian
2 11 01 01 Program Pelayanan Administrasi Presentase progran SKPD dengan % 70 675 80 771 90 969 95 1,290 95 1,419 95 5,124
Perkantoran penyerapan sesuai aliran kas
2 11 01 02 Program Peningkatan Sarana Persentase ketersediaan sarana % 80 481 90 608 100 650 100 764 100 800 100 3,303
dan Prasarana Aparatur prasarana dalam pemenuhan
standar pelayanan publik
(termasuk ruang ibu menyusui dan
fasilitas bagi kaum difabel)
2 11 01 03 Program Peningkatan Disiplin Persentase Pegawai yang % - 27 100 54 100 30 100 33 100 144
Aparatur meningkat Kedisiplinannya
2 11 01 05 Program Peningkatan Kapasitas Persentase pegawai yang % - - 100 36 100 48 100 84
Sumberdaya Aparatur mengikuti bimbingan dan pelatihan
teknis untuk meningkatkan SDA
2 11 01 06 Program Peningkatan Persentase ketersediaan dokumen % 80 68 90 62 95 77 100 107 100 118 100 432
Pengembangan Sistem perencanaan dan penganggaran
Pelaporan Capaian Kinerja dan SKPD tepat waktu
Keuangan
2 11 01 15 Program Penciptaan Iklim Usaha Persentase UKM yang dibina % 60 50 70 142 80 133 90 146 100 161 90 632
Kecil Menengah yang Kondusif pertumbuhannya
3 03 01 19 Program Peningkatan Produksi Produksi Bawang merah Ton 40 2,241 50 3,696 100 3,832 110 3,059 125 3,165 110 15,993
Pertanian/ Perkebunan
Produksi Cabe Besar/Keriting Ton 20 65 92 109 129 109 -
Cabe Rawit (ton) Ton 450.0 300.0 350.0 400.0 475 400 -
Produksi Tomat Ton 200.0 250.0 275.0 290.0 300 290 -
Produksi Melon/Semangka Ton 80.0 120.0 - -
Produksi Melon Ton - 5 7 8 7 -
Produksi semangka Ton - 200 225 250 225 -
Produksi Mentimun Jepang Ton 3 5 7 9 11 9 -
Produksi Paprika Ton 0.7 0.5 1.0 - -
Produksi Selada Ton 1.0 0.5 0.7 - -
Produksi Mangga Ton 75.0 100 175 230 250 230 -
Produksi Buah Naga Ton 15.0 30 50 60 75 60 -
Produksi Stawberry Ton 0.7 - -
Produksi Kakao Ton 1,560 1,340 1,370 1,400 1,415 1,400 -
3 03 01 22 Program Peningkatan Produksi Produksi Telur Butir 15,813,885 6,678 20,542,590 5,522 18,901,261 4,722 22,438,021 2,527 26,177,691 2,654 22,438,021 22,103
Hasil Peternakan
Produksi Daging Ton 1,296 1,546 1,396 1,667 1,991 1,667 -
Produksi Madu Liter 4,374 4,999 5,344 5,970 6,595 5,970 -
3 03 01 23 Program peningkatan pemasaran Jumlah Pelaku Usaha Baru orang 60 668 150 843 250 525 400 525 600 551 400 3,112
hasil produksi peternakan Subsektor Peternakan
3 03 01 27 Program rehabilitasi, Persentase menurunnya kejadian % 10 110 5 121 5 380 5 380 5 399 5 1,390
Pengembangan lahan dan hama dan penyakit tanaman
perlindungan Tanaman
3 03 01 28 Program pemberdayaan ekonomi Persentase petani perempuan % 60 4,900 70 4,900 80 5,145 70 14,945
perempuan pada sektor pertanian yang meningkat pendapatannya
1 15 01 17 Program Peningkatan dan Persentase produk unggulan yang % - 65 479 70 587 75 645 80 710 75 2,421
Pengembangan Ekspor dipromosikan dalam pameran
1 15 01 18 Program Peningkatan Efisiensi Persentase pasar tradisonal dlm % - 60 5,930 70 3,537 80 7,480 90 4,520 80 21,467
Perdagangan Dalam Negeri kondisi baik
1 15 01 19 Program Pembinaan Pedagang Wirausaha baru bidang WUB - 200 309 300 462 400 3,008 500 3,559 400 7,338
Kaki Lima dan Asongan perdagangan
04 01 03 27 Program Penataan Daerah Tersusunnya dokumen LPPD Nilai 1,120 1,160 1,448 2,595 3,145 - 9,468
Otonomi Baru Kabupaten Lombok Utara dalam
katagori baik
04 01 03 45 Program Koordinasi Bidang Persentase target pertumbuhan % 70 1,870 80 2,030 90 2,269 100 2,330 100 2,350 100 10,849
Perekonomian Daerah ekonomi daerah per sektor
terpenuhi
Jumlah BUMD dibentuk dan % 1 1 2 2 2 2 -
berfungsi
4 01 05 78 Program Koordinasi Bidang Persentase kegiatan bidang % 100 135 100 163 100 174 100 191 100 210 100 873
Keagamaan keagamaan meningkat
4 01 05 91 Program Pelayanan Perijinan Indeks kepuasan publik terhadap indeks 60 68 65 71 70 73 75 75 80 77 75 364
pelayanan perijinan di kecamatan
KECAMATAN TANJUNG 1,800 2,239 1,685 2,243 2,508 10,475
4 01 06 01 Program Pelayanan Administrasi Persentase layanan dasar % 95 459 96 567 97 592 98 641 99 633 98 2,892
Perkantoran administrasi perkantoran yang
memenuhi kebutuhan secara
berkualitas dan tepat waktu
4 01 06 02 Program Peningkatan Sarana Persentase Ketersediaan Sarana % 100 707 100 920 100 342 100 598 100 525 100 3,092
dan Prasarana Aparatur dan Prasarana Kerja Aparatur
4 01 06 03 Program Peningkatan Disiplin Persentase kebutuhan Pakaian % 100 21 100 54 100 37 100 39 100 37 100 188
Aparatur dinas Terpenuhi
4 01 06 05 Program Peningkatan Kapasitas Persentase pegawai mengikuti % 100 29 100 30 100 59
Sumberdaya Aparatur bintek peningkatan kualitas
pelayanan, dinamika kelompok dll
di lokasi2 desa wisata
4 01 06 06 Program Peningkatan Prosentase ketersediaan dok % 70 88 80 106 90 72 100 84 100 87 100 437
Pengembangan Sistem perencanaan, penganggaran,
Pelaporan Capaian Kinerja dan laporan capaian kinerja dan
Keuangan keuangan tersusun tepat waktu
Persentase ketersediaan dokumen % 70 80 90 100 100 100 -
perencanaan dan penganggaran
SKPD tepat waktu
Akuntabilitas Kinerja SKPD indeks CC CC B B B B -
4 01 06 23 Program optimalisasi Persentase tersampaikannnya % 70 36 80 31 90 35 80 102
pemanfaatan teknologi informasi sosialisasi melalui media informasi /
sosial
4 01 06 24 Program Mengintensifkan Pena Cakupan pengaduan masyarakat % 100 35 100 45 100 43 100 41 100 42 100 206
nganan Pengaduan Masyarakat tertangani
4 01 06 25 Program Peningkatan Kerjasama Persentase Kegiatan Promosi / % 100 3 100 16 100 16 100 15 100 16 100 66
Antar Pemerintah Daerah Pameran Yang Diikuti
4 01 06 26 Program Penataan Peraturan Persentase ketersediaan peraturan % 34 100 24 100 24 100 82
Perundang Undangan desa terevaluasi
4 01 06 30 Program Peningkatan Kualitas Persentase kelengkapan data % 90 10 95 61 96 65 97 121 98 130 97 387
Kelembagaan kecamatan
1 20 11 78 Program Koordinasi Bidang Persentase hari besar keagamaan % 100 67 100 107 100 128 100 141 100 148 100 591
Keagamaan difasilitasi
1 20 11 91 Program Pelayanan Perijinan Persentase kepuasan masyarakat % 100 123 100 113 100 200 100 230 100 260 100 926
terhadap perijinan
INSPEKTORAT 299 217 230 253 528 1,527
4 02 01 24 Program Mengintensipkan Persentase Pengaduan % 100 299 100 217 100 230 100 253 100 528 100 1,527
Penanganan Pengaduan Masyarakat atas pelayanan publik
Masyarakat yang ditindaklanjuti dalam waktu
20 hari
DINAS TENAGA KERJA 316 399 490 539 593 2,337
96 Program Peningkatan Pelayanan persentase meningkatnya % 90 316 100 399 100 490 100 539 100 593 100 2,337
Perizinan pelayananan DTKPMPTSP
4 02 01 20 Program Peningkatan Sistem Meningkatnya pemahaman % 70 150 75 185 80 220 80 250 90 260 80 1,065
Pengawasan Internal dan masyarakat tentang perijinan
Pengendalian Pelaksanaan
Kebijakan KDH
PERENCANAAN 9,279 17,045 8,290 9,196 9,346 53,156
PEMBANGUNAN
Dinas Komunikasi dan - - 51 51 54 156
Informatika
15 Program Pengembangan Data/ Persentase Ketersediaan Data % - - 100 51 100 51 100 54 100 156
Informasi Perencanaan
4 04 01 01 Program Pelayanan Administrasi Persentase Layanan Dasar % 96 1,232 97 1,316 98 1,345 99 1,291 99 1,360 99 6,544
Perkantoran Administrasi Perkantoran
4 04 01 02 Program Peningkatan Sarana Persentase Sarana Prasarana % 92 401 94 653 96 778 98 555 99 399 98 2,786
dan Prasarana Aparatur Dalam Kondisi Baik
4 04 01 03 Program Peningkatan Disiplin Presentase Terpenuhinya Pakaian % 90 50 95 26 97 20 98 28 99 96 98 220
Apratur Pegawai
4 04 01 05 Program Peningkatan Kapasitas Persentase sumber daya aparatur % 44 76 89 83 88 - 380
Sumberdaya Aparatur yang meningkat kapasitasnya
4 04 01 06 Program Peningkatan Persentase Laporan Capaian % 96 213 97 191 98 303 99 210 100 260 99 1,177
Pengembangan Sistem Kinerja Dan Keuangan Tersusun
Pelaporan Capaian Kinerja dan Tepat Waktu
Keuangan
4 04 01 17 Program Peningkatan dan Cakupan Keuangan Daerah yang WTP WTP 4,318 WTP 4,427 WTP 5,028 WTP 4,421 WTP 4,841 WTP 23,035
Pengembangan Pengelolaan Terkelola dengan akuntabel
Keuangan Daerah
4 04 01 83 Penataan, Penguasaan, Persentase Pengamanan Aset % 61.48 480 71.21 385 80.94 390 90.67 429 100 493 91 2,177
Pemilikan, Penggunaan dan Tanah
Pemanfaatan Tanah
4 05 01 15 Program Pendidikan Kedinasan Persentase pejabat memiliki % 45 628 55 856 60 1,248 65 1,373 70 1,510 65 5,615
sertifikat diklat peningkatan
kompetensi manajerial/diklat
kepemimpinan (PIM II, III dan IV)
4 05 01 16 Program Pengingkatan Kapasitas Meningkatnya kompetensi Aparatur % 7 50 15 240 30 2,388 35 2,629 45 1,510 35 6,817
Sumber Daya Aparatur dalam memahami peraturan dan
tugas pokok serta fungsi masing-
masing
4 05 01 17 Program Pembinaan dan Jumlah jabatan yang sudah jabatan 29 1,817 400 3,492 700 2,837 900 3,906 1,224 4,310 900 16,362
Pengembangan Aparatur memiliki standar kompetensi
Persentase penanganan terhadap % 85 90 95 100 100 100 -
pelanggaran disiplin Pegawai ASN
Persentase Administrasi % 76 78 80 83 85 83 -
Kepegawaian yang diselesaikan
tepat waktu
Persentase pegawai yang datanya % 76 78 80 83 85 83 -
akurat
75 80 85 90 95 90 -
PENELITIAN DAN 779 534 1,284 1,284 1,348 5,229
PENGEMBANGAN
Badan Perencanaan 779 534 1,284 1,284 1,348 5,229
Pembangunan Daerah
1 06 01 32 Program Penelitian dan % ketersediaan dewan riset daerah % 70 779 75 534 100 1,284 100 1,284 100 1,348 100 5,229
Pengkajian Teknologi Terapan dan kaji terap hasil penelitian
strategis
1 Percepatan Terbangunnya 1. Penurunan Indeks 152,4 149,81 147,26 147,26 144,31 141,43 138,60
Pembangunan ketahanan Indeks Resiko
Ketangguhan terhadap Bencana
Terhadap Bencana bencana secara
dan progresif dan
Mempertahankan terjaganya 2. Indeks % 62,60 62,34 65,59 67,10 68,60 70,14 70,18
Daya Dukung kualitas Kualitas
Lingkungan lingkungan Lingkungan
hidup Hidup
3 Percepatan Meningkatnya 4. Indeks % 65,59 65,88 66,13 66,38 66,63 66,88 67,13
Pemulihan dan kualitas hidup Pembangunan
Peningkatan masyarakat Manusia (IPM)
Kualitas Hidup Pasca Bencana 5. Indeks indeks 84,01 84,51 85,01 85,51 86,51 87,51 88,51
Masyarakat Pasca Pembangunan
Bencana Gender
Meningkatkan 6. Pertumbuhan % 4,6 5 5,5 1 2 3,25 4,25
(Pemulihan) ekonomi
Pertumbuhan daerah
Ekonomi yang 7. Penurunan % 34,14 33,21 32,06 28,83 28,83 28,33 27,33
Inklusif Angka
berbasiskan Kemiskinan
Potensi daerah
Visi Terwujudnya Lombok Utara yang Religius, Berbudaya, Adil dan Sejahtera
Misi
1. Percepatan Pembangunan Ketangguhan Terhadap Bencana dan Mempertahankan Daya Dukung Lingkungan
2. Percepatan Perwujudan Masyarakat Lombok Utara yang Beriman, Bertaqwa dan Berbudaya
3. Percepatan Pemulihan dan Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat Pasca Bencana
4. Percepatan Reformasi Birokrasi dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Pasca Bencana
5. Percepatan Pemerataan Pembangunan Infrastruktur dan Konektifitas Antar Wilayah Pasca Bencana
Strategi Umum :
Percepatan Inovasi dan Nilai Tambah
#REF! #REF! #REF! #REF!
No Misi Tujuan Indikator Satuan Kondisi Target Per Tahun
Kinerja Tujuan Tahun
2016 2017 2018 2019 2020 2021
(IKU) 2015
1 Percepatan Terbangunnya Penurunan Indeks 152.4 149.81 147.26 147.26 144.31 141.43 138.60
Pembangunan ketahanan terhadap Indeks Resiko
Ketangguhan Terhadap bencana secara Bencana
Bencana dan progresif dan
Mempertahankan Daya terjaganya kualitas
Dukung Lingkungan lingkungan hidup
3 Percepatan Pemulihan Meningkatnya kualitas Indeks % 65.59 65.88 66.13 66.38 66.63 66.88 67.13
dan Peningkatan hidup masyarakat Pembangunan
Kualitas Hidup Pasca Bencana Manusia (IPM)
Masyarakat Pasca
Bencana Indeks indeks 84.01 84.51 85.01 85.51 86.51 87.51 88.51
Pembangunan
Gender
Meningkatkan Pertumbuhan % 4.6 5 5.5 1 2 3.25 4.25
(Pemulihan) ekonomi daerah
Pertumbuhan Ekonomi
Penurunan % 34.14 33.21 32.06 28.83 28.83 28.33 27.33
yang Inklusif
Angka
berbasiskan Potensi
Kemiskinan
daerah