Makalah Etika Kep Kel 8
Makalah Etika Kep Kel 8
Makalah Etika Kep Kel 8
Disusun Oleh:
Anggie Yoya Dwi Lestari P07220119108
Dewi Safitri Melati P07220119115
Maylisa Aulia P07220119130
Reninda Rara Safira P07220119137
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar.......................................................................i
Daftar Isi................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................1
A. Latar Belakang............................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................1
C. Tujuan Penulisan.........................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................3
A. Teori dasar pembutan keputusan husted’s biothical
2. Sumber Teori…………………………………..3
4. Inti Teori……………………………………….4
1. Model I…………………………………………7
2. Model II………………………………………..7
3. Model III (Model Keputusn Bioetis)…………..8
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kemajuan ilmu dan teknologi terutama dibidang biologi dan kedokteran
telah menimbulkan berbagai permasalahan atau dilema etika kesehatan yang
sebagian besar belum teratasi ( catalona,1991 ).Etika adalah peraturan atau
norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perilaku seseorang yang
berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang
dan merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawab moral ( Nila
ismani,2001 ). Etik merupakan suatu pertimbangan yang sistimatis tentang
suatu perilaku benar atau salah, kebajikan atau kejahatan yang berhubungan
dengan perilaku. Etika merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang
filosofi moral kedalam situasi nyata dan bertindak dalam kehidupannya
yang dilandasi oleh nilai-nilai yang dianutnya. Banyak pihak yang
menggunakan masalah etik untuk menggambarkan etika suatu profesi dalam
hubungannya dalam kode etik profesional seperti kode etik PPNI atau
IBI. Nilai-nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang
penghargaan suatu standar atau pegangan yang mengarah pada sikap atau
perilaku seseorang. Sistem nilai dalam suatu organisasi adalah rentang nilai-
nilai yang dianggap penting dan sering diartikan sebagai perilaku
personal.Moral hampir sama dengan etika, biasanya merujuk pada standar
personal tentang benar atau salah. Hal ini sangat penting untuk mengenal
antara etika dalam agama, hukum , adat dan praktek profesional.
Perawat memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan yang
berkualitas berdasarkan standar perilaku yang etis dalam praktek asuhan
profesional. Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan
perawat atau bidan dan berlanjut pada diskusi formal maupun informal
dengan sejawat atau teman. Perilaku yang etis mencapai puncaknya bila
perawat mencoba dan mencontoh perilaku pengambilan keputusan yang
etis untuk membantu memecahkan masalah etika. Dalam hal ini, perawat
atau bidan seringkali menggunakan dua pendekatan : yaitu pendekatan
berdasarkan asuhan keperawatan
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah merupakan suatu acuan berdasarkan pada latar belakang
masalah diatas sehingga penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa saja teori dasar keputusan ?
2. Bagaimana kerangka pembuatan keputusan?
C. TUJUAN PENULISAN
1
1. Mendeskripsikan tentang teori dasar keputusan
2. Mendeskripsikan tentang kerangka pembuatan keputusan.
BAB II
2
PEMBAHASAN
Teori dasar pembutan keputusan husted’s biothical decision
making {model I}
A. Latar Belakang Pencetus Teori
Gladys Husted lahir di Pittsbrugh, hampir selama hidupnya dia di
Pittsbrugh. Dia mendapat gelar bachelor tentang ilmu keperawatan di
Universitas Pittsbrugh pada tahun 1962 dan memulai praktik dipelayanan
kesehatan dan merawat pasien pasca bedah. Pada tahun 1968 dia mendapat
gelar master keperawatan sambil mengajar di Louise Suyden School Of
Nursing at St. Margaret’s Memorial Hospital di Pittsbrugh.
James Husted lahir di Kingston, Pennsylvania ketika dia berada di
ketentaraan Jerman. Dia lebih tertarik pada permasalahan etik akhirnya, dia
melepas karirnya sebagai tentara dan berfokus pada perusahaan asuransi
kesehatan dan pada tahun 1974 dia menikah dengan Gladys yang akhirnya
pertemuan atau pernikahan mereka menjadi awal dari teori Symphonologi
karena teori tersebut hasil dari diskusi mereka.
B. Sumber Teori
Menurut Husted pengertian dari Symphonologi adalah pembelajaran
tentang kesepakatan dan bagian – bagian yang penting untuk terjadinya
kesepakatan. Dalam pelayanan kesehatan Symphonologi dapat berarti
kesepakatan antara tenaga medis dengan pasien. Pengembangan teori ini
berawal untuk membangun praktek berdasarkan kesepakatan dengan
membuat model yang menjelaskan langkah yang benar untuk tenaga medis
dan pasien. Nama teori ini berasal dari Yunani yaitu Symphoni yang berarti
kesepakatan
Etik adalah sistem standar untuk memajukan, menentukan dan
membenarkan perilaku untuk mendapatkan tujuan utama dan dasar. Etik
juga dapat diartikan sebagai pengetahuan untuk menjadikan kehidupan lebih
baik dan teratur.
2. Kesehatan
Kesehatan adalah konsep yang berlaku pada tiap potensi dari seseorang
untuk menunjang kehidupannya. Kesehatan bukan hanya fisik tapi juga
psikis.
3
3. Keperawatan
Keperawatan dapat mendorong dan meningkatkan kualitas dari pasien untuk
menunjang hidup, kesehatan, dan interaksi yang baik.
4. Pasien
Pasien adalah individu dengan karakter unik, memilik hak untuk
mendapatkan tujuannya berdasarkan pilihannya sendiri. Tujuan tersebut
dapat berhubungan untuk bertahan dan meningkatkan hidupnya.
D. Inti Teori
Symphonologi dapat dikalsifikasikan dalam Grand Theory karena
lingkupnya yang luas. Husted membuat Teori Symphonologi tidak hanya
dari perkembangan yang alami dalam pekerjaan tetapi juga karena
kebutuhan dalam pedoman utama yang berhubungan dengan permasalahan
etik dalam perawatan kesehatan.
- Hak
Menurut Husted hak adalah elemen penting dalam etik. Symphonologi
menjadikan hak sebagai konsep utama. Hak adalah hasil dari kesepakatan
implisit antara makhluk - makhluk rasional, dibuat dan diselenggarakan
berdasarkan rasionalitas mereka, tidak mendapatkan tindakan dari satu sama
lain, atau untuk menempatkan satu sama lain dalam keadaan apapun kecuali
melalui persetujuan sukarela.
- Standar Bioethical
Kebaikan adalah standar etik dari sebuah praktik kesehatan. Kesepakatan
antara hubungan pelayanan kesehatan perawat dengan pasien berlandaskan
kebaikan. Berdasarkan asas kebaikan tersebut maka standar biethical
mempunyai cabang yaitu otonomy, freedom, objectivity, beneficence, self-
assertion, dan fidelity.
1. Otonomy
Otonomy adalah keunikan individu, merupakan karakter utama yang
mambangun individu tersebut. Individu mempunyai hak untuk bertindak
karena keinginan atau kepentingan pribadinya. Jika seorang tenaga medis
mengambil kesepakatan tindakan berdasarkan otonomy pasien maka tenaga
medis tersebut membantu pasien membuat tujuan dan tindakan terhadap
pasien sendiri.
2. Freedom
Freedom adalah kekuatan (hak) untuk mengambil keputusan jangka panjang
berdasarkan pada evaluasi diri sendiri terhadap situasi dan kondisi. Jika
seorang tenaga medis mengambil kesepakatan tindakan
berdasarkan freedom maka tenaga medis membantu pasien untuk memiliki
visi dan motivasi yang jelas dalam jangka panjang berdasarkan keinginan
pasien dengan mengikuti perubahan situasi dan kondisi.
4
3. Objectivity
Objectivity adalah kemampuan untuk mengetahui dan bertindak terhadap
sesuatu berdasarkan penilaian diri sendiri. Jika seorang tenaga medis
mengambil kesepakatan tindakan berdasarkan objectivity maka tenaga
medis membantu pasien untuk memungkinkan bertindak tepat berdasarkan
otonomi dan kesadaran pasien sesuai dengan penilaian pasien sendiri.
4. Beneficence
Beneficence adalah kemampuan dalam mengambil keputusan dan bertindak
untuk memperoleh manfaat yang sesuai dengan manfaat dan tujuan
seseorang. Jika seorang tenaga medis mengambil kesepakatan tindakan
berdasarkan beneficence maka tenaga medis tersebut membantu pasien
mengambil keputusan untuk kebaikan dan manfaat yang tertinggi untuk diri
pasien sendiri dengan meminimalkan bahaya atau efek samping terhadap
pasien tersebut.
5. Self-assertion
Self-assertion adalah hak dan kemampuan pasien untuk menganmbil
keputusan. Jika seorang tenaga medis mengambil kesepakatan tindakan
berdasarkan self-assertion maka tenaga medis tersebut membantu pasien
mengambil keputusan seseuai dengan keinginan pasien sendiri walaupun itu
dinilai negatif bagi lingkungan pasien.
6. Fidelity
Fidelity adalah hak dari pasien untuk mempercayai sepenuhnya tindakan
tenaga medis terhadap dirinya tanpa mengetahui baik dan buruknya. Jika
seorang tenaga medis mengambil kesepakatan tindakan
berdasarkan fidelity maka tenaga medis tersebut dituntut untuk bertindak
profesional.
- Keyakinan
Menurut Gladys sebuah tindakan medis disepakati berdasarkan keyakinan
dari tingkat keilmuan, kesadaran dan atau situasi.
5
Davis & slater’s model {model II}
Menurut Davis (1988) keputusan adalah hasil dari pemecahan masalah yang
dihadapinya dengan tegas. Hal ini berkaitan dengan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan dan seterusnya
mengenai unsur-unsur perencanaan. Keputusan dibuat untuk menghadapi
masalah-masalah atau kesalahan yang terjadi terhadap rencana yang telah
digariskan atau penyimpangan serius terhadap rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya. Tugas pengambilan keputusan tingkatnya sederajad dengan
tugas pengambilan rencana dalam organisasi.
6
Model I
Model II
7
5. Mengonsep argumentasi, semua jenis isu yang didapati
merasionalisasi kejadian, kemudian membuat alternatif tentang
tindakan yang akan diambilnya.
6. Langkah selanjutnya mengambil tindakan, setelah semua alternatif
diuji terhadap nilai yang ada di dalam masyarakat dan ternyata dapat
diterima maka pilihan tersebut dikatakan sah (valid) secara etis.
Tindakan yang dilakukan menggunakan proses yang sistematis.
7. Langkah terakhir adalah mengevaluasi, apakah tindakan yang
dilakukan mencapai hasil yang diinginkan mencapai tujuan
menyelesaikan masalah, bila belum berhasl, harus mengkaji lagi hal-
hal apa saja yang menyebabkan kegagalan, dan menjadi umpan balik
untuk melaksanakan pemecahan/ penyelesaian masalah secara
terulang.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam teori dasar ppembuatan keputusan model I, Menurut Husted
pengertian dari Symphonologi adalah pembelajaran tentang kesepakatan dan
bagian – bagian yang penting untuk terjadinya kesepakatan. Dalam
pelayanan kesehatan Symphonologi dapat berarti kesepakatan antara tenaga
medis dengan pasien. Pengembangan teori ini berawal untuk membangun
praktek berdasarkan kesepakatan dengan membuat model yang menjelaskan
langkah yang benar untuk tenaga medis dan pasien. Dalam teori dasar
pembuatan keputusan model II, Keputusan dibuat untuk menghadapi
masalah-masalah atau kesalahan yang terjadi terhadap rencana yang telah
digariskan atau penyimpangan serius terhadap rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dalam penyelesaian masalah etika keperawatan menjadi
tanggung jawab perawat. Berarti perawat melaksanakan norma yang
diwajibkan dalam perilaku keperawatan, sedangkan tanggung gugat adalah
mempertanggungjawabkan kepada diri sendiri, kepada klien/ masyarakat,
kepada profesi atas segala tindakan yang diambil dalam melaksanakan
proses keperawatan dengan menggunakan dasar etika dan standar
keperawatan. Dalam pertanggungjawabkan tindakannya, perawat akan
menampilkan pemikiran etiknya dan perkembangan personal dalam profesi
keperawatan.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://-priambodo.blogspot.com/2013/02/teori-keperawatan-gladys-l-
husted.html
Tomey, A. M., & Aligood, M. R. (2006). Nursing theorists and their work.(6thEd).
St. Louis: Mosby Elsevier,ine
https://ithinkeducation.wordpress.com/2014/04/28/kerangka-pembuatan-
keputusan-keperawatan-secara-etis-framework-for-ethical-decision-making-in-
nursing/
10