Laporan Anfar P2
Laporan Anfar P2
Laporan Anfar P2
ANALISIS FARMASI
“ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT ASAM MEFENAMAT DALAM JAMU
PEGAL LINU DAN JAMU REUMATIK YANG BEREDAR DI KOTA
MANADO”
PENGESAHAN
DAFTAR ISI....................................................................................................................2
BAB I................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.............................................................................................................2
A. Tujuan...................................................................................................................2
B. Landasan Teori.....................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................4
A. Alat dan Bahan Serta Kegunaannya...................................................................4
B. Cara kerja dan Skema Kerja..............................................................................5
C. Perhitungan..........................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan
Tujuannya adalah untuk mengetahui cara menganalisi bahan kimia
obat, mengetahui kandungan kadar asam mefenamat dalam jamu pegal dan
jamu rematik.
B. Landasan Teori
Obat tradisional merupakan bahan atau ramuan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau
campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan
untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, obat tradisional dilarang menggunakan
bahan kimia hasil isolasi atau sintetik berkhasiat obat, narkotika atau
psikotropika dan hewan atau tumbuhan yang dilindungi (BPOM RI, 2006)
Penggunaan jamu yang semakin lama semakin meningkat
menyebabkan beberapa produsen jamu menambahkan bahan kimia obat
(BKO) ke dalam produk jamu. Tujuan penambahan BKO untuk
memberikan efek terapi yang lebih maksimal sehingga produk yang
dihasilkan lebih laku di pasaran. Berdasarkan data BPOM tahun 2015
terdapat 54 merek jamu yang mengandung bahan kimia obat (BPOM,
2015). Hal ini karena suatu sediaan jamu tidak boleh mengandung bahan
kimia obat atau hasil sintesis yang memiliki khasiat sebagai obat
(Permenkes, 2012).
Penambahan BKO tersebut meningkatkan aktivitas dari obat
sehingga masyarakat gemar untuk mengkonsumsinya. Penggunaan asam
mefenamat yang tidak terkontrol dapat menyebabkan risiko bahaya yang
secara umum adalah risiko gangguan kesehatan serius, terutama pada
lambung, jantung, ginjal, hati dan bisa berujung kematian (Sidoretno dkk,
2018). Beberapa efek merugikan penambahan asam mefenamat yang lain
berdasarkan Public Warning/Peringatan BPOM RI No. KH. 00.01.43.2397
tanggal 4 Juni 2009 adalah diare, ruam kulit, trombositopenia, anemia
hemolitik, kejang, dan tukak lambung. Menurut Pharmaceutical Press
(2009), penggunaan asam mefenamat yang berlebihan akan berkaitan
dengan toksisitas pada sistem saraf pusat (Central Nervous Systems)
seperti kejang ataupun koma, sehingga penambahan asam mefenamat pada
jamu pegal linu perlu dilakukan pengawasan dengan baik oleh pihak
pemerintah maupun swasta. Asam mefenamat kedalam golongan obat anti
inflamasi non steroid atau yang sering juga disebut dengan AINS dan
merupakan derivate asam antranilat. Asam mefenamat merupakan salah
satu bahan obat yang memiliki efek analgesic atau anti nyeri (Munaf,
1994).
Nama lain dari asam mefenamat yaitu asam N-2,3-
xililantranilatasit, dengan rumus kimia C15H15NO2. Asam mefenamat
memilki massa molecular 241.29 gr/mol, berbentuk serbuk hablur
berwarna putih atau hampur putih. Asam mefenamat melebur pada suhu
lebih kurang 230C disertai peruraian, larut dalam alkali hidroksida, agak
sukar larut dalam kloroform, sukar larut dalam etanol dan methanol dan
praktis tidak larut dalam air (Anonim,1995).
Reumatoid Arthritis (RA) merupakan penyakit degenerasi pada
sendi yang melibatkan kartilago, lapisan sendi, ligamen, dan tulang
sehingga menyebabkan nyeri dan kekakuan pada sendi. Dalam
perhimpunan reumatologi Indonesia secara Reumatoid Arthritis sederhana
didefinisikan sebagai suatu penyakit sendi degeneratif yang terjadi karena
proses inflamasi kronis pada sendi dan tulang yang ada disekitar sendi-
sendi tersebut (Harmita, 2004).
Asam mefenamat pada jamu pegel linu dapat di deteksi
menggunakan metode Kromatografi lapis tipis (KLT). Metode ini
digunakan karena tingkat selektifitas yang tinggi, tidak memerlukan
peralatan canggih dan sederhana. Prinsip analisa metode ini yaitu
pemisahan senyawa berdasarkan tingkat kepolaran sehingga dapat
digunakan untuk mengindentifikasi senyawa-senyawa yang memiliki
kepolaran yang hampir sama. Untuk memperkuat hasil dilakukan deteksi
secara kualitatif menggunakan pereaksi warna. Pereaksi yang digunakan
yaitu FeCl3, Vitalin-morin dan fenolftalein (PP).
BAB II
C. Perhitungan
a. Pembuatan larutan induk
12,5 mg/ 50 ml = 12,500mcg/50ml = 250mcg/ml
*1mg = 1000mcg
b. Perhitungan seri konsentrasi :
Konsentrasi(mcg/ml ml yang diambil Absorbansi
)
5 250 x V1 = 5 x 10
V1 = 50/250
V1 = 0,2 ml
7 250 x V1 = 7 x 10
V1 = 70/250
V1 = 0,28 ml
9 250 x V1 = 9 x 10
V1 = 90/250
V1 = 0,36 ml
11 250 x V1 = 11 x 10
V1 = 110/250
V1 = 0,44 ml
13 250 x V1 = 13 x 10
V1 = 130/250
V1 = 0,52 ml