Bab Iii Proses Penyusunan RKJM

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 28

BAB III

PROSES PENYUSUNAN RKJM

A. Analisis Lingkungan Eksternal (BISA DIPILIH SALAH SATU ANALISIS – ALINEA


PERTAMA DI REVISI OLEH KALIMAT YANG KITA BUAT)

Memasuki abad ke 21, dunia ditandai dengan pesatnya perkembangan


teknologi dibidang informasi dan komunikasi . Fakta tersebut menguatkan
kenyataan bahwa dunia telah menjadi komunitas glogal yang menjadi satu. Tidak
terpisah satu dengan yang lain dan saling tergantung satu sama lain. Sebagai contoh,
semakin pesatnya aplikasi bisnis online pada berbagai bidang kehidupan manusia,
berdampak terhadap bisnis offline di beberapa negara maju seperti Amerika, Eropa,
dan Jepang pada tahun 2019 sekitar 20% bisnis offline tidak beroperasi akibat kalah
bersaing oleh bisnis online

Contoh 1 : Analisis dampak revolusi Industri 4.0

Kemajuan teknologi memungkinkan terjadinya otomatisasi hampir di semua


bidang. Teknologi dan pendekatan baru yang menggabungkan dunia fisik, digital, dan
biologi secara fundamental akan mengubah pola hidup dan interaksi manusia
(Tjandrawinata, 2016). Industri 4.0 sebagai fase revolusi teknologi mengubah cara
beraktifitas manusia dalam skala, ruang lingkup, kompleksitas, dan transformasi dari
pengalaman hidup sebelumnya. Manusia bahkan akan hidup dalam ketidakpastian
(uncertainty) global, oleh karena itu manusia harus memiliki kemampuan untuk
memprediksi masa depan yang berubah sangat cepat. Tiap negara harus merespon
perubahan tersebut secara terintegrasi dan komprehensif. Respon tersebut dengan
melibatkan seluruh pemangku kepentingan politik global, mulai dari sektor publik,
swasta, akademisi, hingga masyarakat sipil sehingga tantangan industri 4.0 dapat
dikelola menjadi peluang.
Industri 4.0 yang merupakan lanjutan dari industri 3.0 yang menambahkan
instrumen konektivitas untuk memperoleh dan mengolah data, otomatis perangkat
jaringan, internet untuk segala (IoT), big data analytics, komputasi awan dan
keamanan cyber merupakan elemen utama dalam industri 4.0. Saat ini, revolusi
industri keempat (4.0) mengubah ekonomi, pekerjaan, dan bahkan masyarakat itu
sendiri. Hakikat Industri 4.0, merupakan penggabungan teknologi fisik dan digital
melalui analitik, kecerdasan buatan, teknologi kognitif, dan Internet of Things (IoT)
untuk menciptakan perusahaan digital yang saling terkait dan mampu menghasilkan
keputusan yang lebih tepat.
Perkembangan revolusi Industri 4.0 membawa perubahan besar pada suatu
Negara termasuk Indonesia dalam bidang militer, pilitik, budaya, ekonomi, dan
bidang kehidupan lainnya. Dampak Industri 4.0 tersebut tertuang dalam uraian
analisa dampak Industri 4.0 terhadap kehidupan bangsa seperti berikut :

1. Dampak Revolusi Industri 4.0 dalam bidang pendidikan


Dampak Revolusi Industri 4.0 terhadap pendidikan di Indonesia pada era
modern ini, informasi dan teknologi mempengaruhi aktivitas sekolah dengan
sangat massif. Informasi dan pengetahuan baru menyebar dengan mudah dan
aksesibel bagi siapa saja yang membutuhkannya. Pendidikan mengalami disrupsi
yang sangat hebat sekali. Peran guru yang selama ini sebagai satu-satunya
penyedia ilmu pengetahuan sedikit banyak bergeser menjauh darinya. di masa
mendatang, peran dan kehadiran guru di ruang kelas akan semakin menantang
dan membutuhkan kreativitas yang sangat tinggi.
Industri 4.0 adalah nama tren dari system otomatisasi industry, dimana
terdapat pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik. Istilah ini mencakup
sistim siber fisik, internet untuk segala aktifitas , komputasi kognitif dan aktifitas
lain berbasis jaringan. Revolusi Industri 4.0 sering pula disebut revolusi industri
generasi keempat yang ditandai dengan kemunculan super komputer, robot
pintar, kendaraan tanpa awak, editing genetik dan perkembangan
neuroteknologi yang memungkinkan manusia dapat mengoptimalkan fungsi
otak.
Era revolusi industry 4.0 merupakan tantangan berat bagi guru Indonesia.
Mengutip dari Jack Ma dalam pertemuan tahunan World Economic Forum 2018,
pendidikan adalah tantangan besar abad ini. Jika tidak mengubah cara mendidik
dan belajar mengajar, 30 tahun mendatang kita akan mengalami kesulitan besar.
Pendidikan dan pembelajaran yang syarat dengan muatan pengetahuan
mengesampingkan muatan sikap dan keterampilan sebagaimana saat ini
terimplementasi, akan menghasilkan peserta didik yang tidak mampu
berkompetisi dengan mesin. Dominasi pengetahuan dalam pendidikan dan
pembelajaran harus diubah agar kelak anak-anak muda Indonesia mampu
mengungguli kecerdasan mesin sekaligus mampu bersikap bijak dalam
menggunakan mesin untuk kemaslahatan.
Sistem pendidikan membutuhkan gerakan kebaruan untuk merespon era
industry 4.0. Salah satu gerakan yang dicanangkan oleh pemerintah adalah
gerakan literasi baru sebagai penguat bahkan menggeser literasi lama. Gerakan
literasi baru yang dimaksudkan terfokus pada tiga literasi utama yaitu 1) literasi
digital, 2) literasi teknologi, dan 3) literasi manusia (Aoun, 2018). Tiga
keterampilan ini diprediksi menjadi keterampilan yang sangat dibutuhkan di
masa depan atau era industry 4.0. Literasi digital diarahkan pada tujuan
peningkatan kemampuan membaca, menganalisis, dan menggunakan informasi
di dunia digital (Big Data), literasi teknologi bertujuan untuk memberikan
pemahaman pada cara kerja mesin dan aplikasi teknologi, dan literasi manusia
diarahkan pada peningkatan kemampuan berkomunikasi dan penguasaan ilmu
desain (Aoun, 2017).
Literasi baru yang diberikan diharapkan menciptakan lulusan yang
kompetitif dengan menyempurnakan gerakan literasi lama yang hanya focus
pada peningkatan kemampuan membaca, menulis, dan matematika. Adaptasi
gerakan literasi baru dapat diintegrasikan dengan melakukan penyesuaian
kurikulum dan system pembelajaran sebagai respon terhadap era industri 4.0.
Sebagai kesimpuannya, Revolusi Industri 4.0 telah mempengaruhi sektor
pendidikan. Guru di Era Revolusi Industri 4.0 dituntut untuk kreativ dan cepat
beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, bila tidak maka akan ditinggalkan
oleh peserta didiknya.

2. Dampak Revolusi Industri 4.0 dalam bidang budaya dan disiplin kerja
Revolusi Industri 4.0 yang terjadi saat ini akan membawa banyak peruahan
terhadap kinerja manusi dimana tenaga kerja manusia diganti oleh mesin akibat
dari berkembangnya teknologi digital dan internet. Menurut Prof. Klaus Martin
Schwab menyebutkan bahwa saat ini kita berada pada awal sebuah revolusi yang
secara fundamental mengubah cara hidup, bekerja, dan berhubungan satu sama
lain. Saat ini Kementrian Perindustrian telah meluncurkan program Making
Indonesia 4.0 sebagai roadmap (peta jalan) yang terintegrasi untuk
mengimplementasikan strategi dalam menghadapi era revolusi industry
keempat.
Budaya kerja merupakan suatau organisasi komitmen yang luas dalam
upaya untuk membangun sumber daya manusia, proses kerja, dan hasil kerja
yang lebih baik. Budaya kerja di era revolusi industry 4.0 mampu mengubah
kinerja suatu karyawan akibat adanya perkembangan teknologi. pada era
revolusi industry 4.0 telah megubah budaya karyawan yang awalnya
menggunakan paper based dalam bekerja, beralih menjadi digital based.
Revolusi industry 4.0 akan banyak dirasakan oleh generasi millennial dimana
generasi ini banyak menjadi pekerja. Dengan adanya teknologi digital dan
internet yang semakin maju akan mengubah kebiasaan-kebiasaan pekerja di era
revolusi industry sebelumnya.
Sebagai contoh dengan kemajuan teknologi saat ini karyawan dapat
melakukan pekerjaannya dengan fleksibel jam kerja dan tempat kerja, artinya
karyawan dapat bekerja dimana saja tanpa adanya keterbatasan tempat dan
waktu, karena teknologi dan internet dapat mengakses dimanapun dan
kapanpun. Perubahan industry juga dapat mengubah peraturan-peraturan
dalam bekerja. peraturan merupakan bentuk ketegasan yang diberikan untuk
ketertiban dan kenyamanan dalam melaksanakan pekerjaan. sebagai contoh jam
kerja suatu pekerjaan diatur dalam Undang-Undang yaitu selama delapan jam
dalam satu hari, namun pada perusahaan industry e-commerce yang banyak
memanfaatkan teknologi seperti Bukalapak, Go-Jek, dsb tidak mengatur jam
kerja resmi karyawan. Tantangan yang harus dihadapi karyawan, mampu berfikir
inovatif, kreatif dan mampu mengembangkan softskill.
Namun dengan berkembangnya revolusi industry 4.0 masih ada unsur
budaya kerja yang harus diperthankan yaitu, pertama sikap terhadap pekerjaan,
yakni menyukai pekerjaan kita sehingga tidak merasa terpaksa melakukan
sesuatu pekerjaan, dan kedua perilaku pada waktu bekerja, yakni kejujuran
dalam bekerja selalu diutamakan, mampu bekerja sama dengan tim, berhati-
hati, dan bertanggung jawab.
Fasilitas kantor yang lengkap dan nyaman juga mempengaruhi budaya
kerja karyawan. Kebanyakan perusahaan startup tersebut menyediakan tempat
bersantai, bermain dan kantin gratis. Dekorasi kantor sangat mendukung
kreativitas karyawan. Cara berpakaian juga membedakan budaya kerja, biasanya
bekerja dalam berpakaian kerja sudah diatur dengan mggunakan kemeja,
berbeda dengan perusahaan startup yang membebaskan karyawan dalam
berpakaian.

Disiplin kerja merupakan suatu proses perkembangan konstruktif bagi


pegawai yang berkepentingan karena disiplin kerja ditujukan pada tindakan
bukan orangnya (Bintoro dan Daryanto, 2017:95). Seorang karyawan dapat
dikatakan disiplin apabila telah mematuhi peraturan yang ada dan tidak
melanggar norma-norma sosial yang berlaku. Pada era revolusi industry 4.0
disiplin kerja tidak lagi memperhatikan jam masuk dan jam pulang karyawan,
melainkan performance seorang karyawan yang menentukan jam kerja.
Etika dan tata krama dimiliki manusia dan tidak dimiliki teknologi. Prinsip-
prinsip disiplin kerja akan berubah sebagai contoh dengan semakin canggihnya
teknologi, karyawan tidak perlu hadir di tempat kerja tepat waktu. Prinsip-
prinsip disiplin kerja yang masih bisa dilakukan kariyawan adalah bekerja sesuai
prosedur, mematuhi dan taat kepada saran atasan, menggunakan peralatan
kerja dengan efektif dan efisien, dan tidak menunjukan sikap malas bekerja. di
era revolusi 4.0 membutuhkan tenaga kerja kreatif, kritis, komunikatif, dan
kolaboratif.
Hal itu dapat menjadi dasar dalam merancang program kerja dan
menyelesaikan program kerja. Kesimpulannya budaya dan disiplin kerja dapat
berubah dengan adanya perkembangan teknologi dan internet pada era revolusi
4.0, maka untuk menghadapi disruption ini, generasi millennial harus mampu
meningkatkan kemampuan, keterampilan, dan kerja sama tim dalam
menghadapi perubahan teknologi.
3. Dampak Revolusi Industri 4.0 dalam bidang ekonomi
Terdapat banyak dampak dari revolusi industry 4.0 di bidang ekonomi,
contohnya harus mengeluarkan biaya yang tinggi untuk mengimplementasikan
industry 4.0 di perusahaan dan merubah model bisnis yang telah diterapkan.
selain itu penggunaan teknologi baru akan menyebabkan kerugian pada investasi
teknologi yang telah digunakan sebelumnya. namun dengan menggunakan
teknologi baru tersebut dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Di Indonesia sekarang ini sudah memasuki revolusi industry 4.0 yang
sangat berpengaruh pada teknologi dan informasi. Sudah sangat terasa di dalam
kehidupan sehari-hari pengguna teknologi seperti smartphone yang rata-rata
dimiliki semua orang, juga jejaring sosial yang sudah menjadi makanan sehari-
hari bagi masyarakat. Hal ini tentunya bisa dijadikan salah satu cara untuk
meningkatkan perekonomian Indonesia dengan mengembangkan berbagai
aplikasi seperti aplikasi belanja atau aplikasi untuk edukasi anak.
Para ahli ekonomi menuturkan bahwa Pertumbuhan ekonomi Indonesia
diproyeksikan mencapai 6%-7% pada tahun 2030, jika pengembangan revolusi
industry 4.0 dilakukan dengan tepat. Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional RI Bambang P. S. Brodjonegoro menuturkan bahwa revolusi industry
4.0 tidak akan berjalan pada perekonomian apabila semua pihak tidak secara
aktif menaikan perekonomian Indonesia. Beliau membuat estimasi making
Indonesia 4.0, GDP growth Indonesia akan bertambah 1%-2% per tahun
dibandingkan baseline dalam periode 2018-2030, kalau menjalankan revolusi
industry 4.0 dengan benar. Artinya, ada potensi pertumbuhan ekonomi
bertambah 1%-2% dari baseline sebesar 5% menjadi 6%-7%. Hal ini disebabkan
oleh kondisi ekonomi yang lebih efisien dengan pertumbuhan industry
manufaktur yang dominan.
Dari sisi lapangan pekerjaan, bappenas melihat akan ada lapangan
pekerjaan baru yang akan mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia. Di sisi
lain industri 4.0 akan mendorong pertumbuhan industry manufaktur di atas 20%
terhadap PDB pada 2030. Namun ini semua dapat dicapai jika pengembangan
industry 4.0 dilakukan dengan baik. Dalam hal ini, bappennas menekankan
bahwa pemerintah serius terkait revolusi industri 4.0 dan akan memasukan
pengembangan industry 4.0 dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Menengah Nasional (RPJMPN) 2020-2024.
4. Dampak Revolsi Industri 4.0 dalam bidang politik
Perkembangan teknologi di bidang politik memberikan dampak positif dan
juga dampak negative dari perkembangan teknologi di bidang politik. Contoh
dampak positif dan negative perkembangan teknologi di bidang politik sebagai
berikut.
Dampak positif revolusi industry di bidang politik antara lain dengan
munculnya e-government, membuat masyarakat ikut berperan dalam
perkembangan pemerintah. Masyarakat juga bisa menerima laporan tentang
kinerja pemerintah secara actual dan transparan. Hal ini sangat berguna untuk
meminimalisir kecurigaan masyarakat terhadap pemerintah. Dengan
berkembangnya teknologi di bidang politik akan membuat segala sesuatu
menjadi lebih cepat, efektif, dan efisien. Informasi akan lebih cepat sampai ke
telinga masyarakat. Dan juga bagi masyarakat yang ingin mengeluarkan
aspirasinya kepada wakil rakyat, bisa menggunakan email. Hal ini tentunya
sangat efektif dan efisien. Selain itu dengan berkembangnya teknologi kita bisa
dengan mudah berkomonikasi dengan seseorang yang berada di luar negeri.
Begitupun di bidang politik, hubungan dengan Negara lain akan lebih mudah
karena bisa berkomunikasi jarak jauh. Dan untuk mengirim gambar ke Negara
lain pun sangat mudah dan cepat.
Perkembangan teknologi di bidang politik, juga membawa dampak
negative antara lain memerlukan biaya yang tidak sedikit, untuk membangun
sebuah infrastruktur dan teknisinya akan mengeluarkan biaya yang sangat
mahal. Selain itu masalah jangkauan akses adanya daerah-daerah yang belum
bisa mengakses internet untuk membaca artikel atau video tentang politik dalam
dan luar negeri membuat masyarakat di daerah tersebut akan sedikit lambat
dalam menerima informasi. Dampak negative lainnya perkembangan teknologi
di bidang politik yaitu banyaknya berita Hoax di internet yang dapat
menimbulkan perpecahan kerukunan antar bangsa. oleh sebab itu maka
masyarakat harus bisa membedakan berita asli dan hoax dengan hanya
membaca berita dari organisasi resmi atau website resmi.

5. Dampak Revolusi Industri 4.0 dalam bidang sumber daya manusia (SDM)
Di era digital, banyak hal yang bisa dikerjakan dengan mesin atau robot, ia
bisa jadi bom waktu bertambahnya pengangguran bila revolusi industry 4.0 tidak
diikuti dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Mulai tahu 2020,
seluruh dunia akan masuk pada robotika canggih, termasuk Indonesia. Jika
semua industry sudah menggunakan robot, tidak mustahil ada kenaikan yang
cukup besar pada tingkat pengangguran.
Contoh sederhana sudah terjadi dalam sebuah pabrik handphone di kota
Dongguan, China yang menggunakan 650 orang dalam produksi, sekarang sudah
digantikan oleh 60 robot di 10 line produksi, hanya diperlukan 60 orang
operator. Dengan robot bisa lebih efeisien, tentu saja pengusaha lebih memilih
itu dari pada tenaga manusia karena dianggap lebih menguntungkan.
Oleh sebab itu, sangat penting untuk segera mengantisipasi revolusi
robotik dengan menyiapkan platform bagaimana meningkatkan SDM yang punya
keterampilan dan berdaya saing. Jika tidak, maka SDM Indonesia akan kalah
bersaing sehingga tenaga kerja asing akan lebih membanjiri peluang kerja di
Indonesia.

6. Dampak revolusi Industri 4.0 dalam bidang lainnya


……………………………………………..

Contoh 2 : Analisis Dampak Globalisasi abad 21

Munculnya globalisasi tentunya membawa dampak bagi kehidupan bangsa suatu


negara termasuk Indonesia. Dampak globalisasi tersebut meliputi dampak positif
dan dampak negatif di berbagai bidang kehidupan seperti kehudupan sosial budaya,
politik, ekonomi, ideologi, dan lainnya yang berdampak kepada nilai-nilai
nasionalisme terhadap bangsa. Hal tersebut tertuang dalam uraian analisa dampak
globalisasi terhadap kehidupan bangsa yang meliputi :
1. Dampak globalisasi dalam bidang sosial budaya
Globalisasi akan banyak mengubah kebiasaan, bahkan dapat mengubah
budaya suatu bangsa. Dampak positif dalam aspek ini adalah kita dapat
mengambil atau belajar dari tatanan nilai sosial budaya, cara hidup yang baik,
pola pikir yang baik maupun teknologi, komunikasi serta ilmu pengetahuan dari
bangsa lain yang lebih maju untuk kemajuan dan kesejahteraan kita. Kita dapat
meniru kebiasaan baik, misalnya etos kerja yang tinggi, disiplin, tanggung jawab,
mandiri, suka membaca, meneliti dan menulis, sportif, jujur, rasional, bahkan
semua terprogram. Namun demikian kita harus waspada karena globalisasi di
bidang ini mempunyai dampak negatif, antara lain : 1) liberalisme akan tumbuh,
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, 2) munculnya hedonisme, paham
mengenai suatu kenikmatan hidup sebagai nilai tertinggi. Hal tersebut memaksa
manusia untuk memenuhi keinginan dan kenikmatan pribadi, 3) rasa
kekeluargaan yang akan berkurang dengan adanya jiwa individualis, 4)
kesenjangan sosial yang semakin tajam, dan 5) budaya-budaya tradisional kita
akan tergeser oleh budaya negara lain.

2. Dampak globalisasi dalam bidang ekonomi;


Globalisasi dalam bidang ekonomi membawa dampak positif, antara lain : 1)
makin terbukanya pasar Internasional bagi hasil produksi dalam negeri, 2) dapat
meningkatkan kesempatan kerja dan devisa Negara, 3) mendorong kita untuk
meningkatkan kualitas produk yang tinggi, 4) mendorong para pengusaha untuk
meningatkan efisiensi dan menghilangkan biaya tinggi. Namun keberadaan
globalisasi juga mempunyai dampak negatif bagi perekonomian bangsa
Indonesia, antara lain yaitu dengan keterbukaan perdagangan maka kita akan
kebanjiran barang-barang dari luar negeri, barang luar negeri bisa mengalahkan
produksi dalam negeri, karena kualitas barang luar negeri dipandang lebih bagus
dan lebih murah dibanding produk bangsa sendiri. Banyaknya produk luar negeri
(seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut, dll) membanjiri di Indonesia
berdampak terhadap hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri.
Hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala
berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
Dengan kebebasan masuknya investasi luar negeri ke dalam Negara kita, bisa
jadi suatu saat mereka bisa mengendalikan dan menguasai perekonomian
Indonesia. Tidak berhenti dari itu, bahkan mereka dapat mendikte pemerintah
atau bangsa kita. Persaingan bebas mengakibatkan adanya kesenjangan antar
pelaku ekonomi. Akan ada menang dan kalah, yang menang akan mampu
memonopoli dan yang kalah akan tersisih dan menjadi penonton kegiatan
perekonomian. Antara kaya dan miskin kesenjangannya akan tajam, sehingga
melahirkan kelas-kelas ekonomi. Hal yang perlu dipertimbangkan dari dampak
buruk globalisasi terhadap bidang ekonomi, yaitu jika pencitraan (image) produk
luar negeri selalu lebih baik dari produk dalam negeri akan berakibat fatal.
Kefatalan tersebut akan menjadi bomerang bagi pruduk-pruduk dalam negeri
yang tentu saja akan kalah bersaing, baik dari segi kualitas maupun kuantitas
produk yang dihasilkan. Bagaimana tidak, kita selalu tertinggal dari teknologi
yang digunakan dibanding dari negara industri luar yang lebih maju. Belum lagi
sumber daya manusia yang rata-rata lebih rendah dari Negara-negara industri
(Negara maju).

3. Dampak Globalisasi dalam bidang politik;


Dampak positif globalisasi di bidang politik yaitu adanya kehidupan pilitik
yang demokratis, dengan mengutamakan keterbukaan, jaminan hak azasi
manusia, dan kebebasan. Dengan adanya keterbukaan akan dapat dicegahnya
praktek KKN untuk menuju pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Dengan
adanya pemerintahan yang demokratis akan meningkatkan partisipasi rakyat
dalam pemerintahan. Rakyat akan percaya terhadap penguasa yang
menjalankan pemerintahannya. Pemerintahan akan memperoleh legitimasi dari
rakyatnya. Masyarakat yang demokratis pun akan kritis terhadap jalannya
pemerintahan. Dengan begitu akan ada check and balance, sehingga dapat
dihindari adanya penyalahgunaan kekuasaan, maupun praktek pemerintahan
yang menyeleweng dari konstitusi. Namun demikian, disamping adanya dampak
positif ada pula dampak negatif dari globalisasi dalam bidang politik yaitu
mampu membuka cakrawala berpikir masyarakat secara global. Sesuatu yang
diterapkan di luar negeri, dapat mempengaruhi kita untuk mengikutinya.
Padahal apa yang ada di luar negeri belum tentu sesuai dengan kehidupan dan
tradisi bangsa sendiri. Sementara bila tidak mengikuti akan dianggap tidak
aspiratif sehingga dapat mengganggu kesetabilan nasional, pertahanan dan
ketahanan bahkan persatuan dan kesatuan bangsa. Dampak negatif globalisasi
lainnya terhadap bidang politik bagi bangsa Indonesia, terutama adanya
ancaman disintegrasi bangsa dan negara yang akan menggoyahkan Negara
Kesatuan republik Indonesia.

4. Dampak globalisasi dalam bidang pertahanan dan kemanan;


Dampak positif globalisasi dalam aspek pertahanan dan keamanan dapat
dilihat dari adanya hubungan kerjasama antar bangsa, khususnya dalam bidang
pertahanan dan keamanan baik kerjasama bilateral, regional, maupun
internasional. Kerjasama Negera Indonesia dalam memperkuat keamanan dan
pertahanan wilayah regional, misalnya dengan negara-negara ASEAN dalam
bidang kemiliteran, latihan perang bersama, pemberantasan jaringan narkoba,
perjanjian ekstradisi, jaringan teroris dan kegiatan lainnya yang dianggap
membahayakan negara. Dengan saling tukar informasi mengenai adanya
ancaman dan gangguan keamanan akan lebih cepat diketahui sehingga dapat
diantisipasi lebih dini secara bersama-sama sebelum meletus dan mempunyai
kekuatan yang besar. Mengenai dampak negatif di bidang ini, dengan adanya
perjanjian kerjasama antar negara, dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan
seperti kuruptor untuk melarikan diri ke luar negeri dan menetap disana bahkan
para penjahat politik dapat memperoleh suaka politik.

5. Dampak globalisasi dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;


Arus globalisasi semakin cepat dengan berkembangnya ilmu pengetahuan
dan teknologi. Ditemukannya obat-obatan dan teknologi dalam kedokteran akan
membantu banyak manusia dalam hal kemanusiaan. Dalam bidang biologi
dalam hal biotoc, banyak membantu kemajuan para petani memaksimalkan
produk pertanian dan peternakan. Selain dampak positif, ada juga dampak
negatifnya, seperti ketika manusia menemukan bahan peledak dan bom bom
yang digunakan dalam peperangan. Senjata kimia dan biologis yang sangat
mengerikan jika digunakan dalam pemusnahan manusia karena perang. Hal
seperti ini yang seharuskan kita hindari.

B. Analisis Kondisi Pendidikan Saat Ini


SMK …… Tasikmalaya sebagai salah satu sekolah yang dipavoritkan oleh
masyarakat kota Tasikmalaya, hingga saat ini memiliki animo
menyekolahkan/masyarakat yang sangat tinggi yaitu rata-rata setiap tahunnya di
atas 100% dari kuota calon peserta didik baru yang tersedia.
Dalam menyikapi kondisi tersebut, agar kepercayaam masyarakat terus
meningkat maka SMK……Tasikmalaya sebagai lembaga penyelenggara pendidikan
yang akuntabel terhadap mutu pendidikan, terus-menerus mengikuti perubahan dan
perkembangan yang terjadi di dunia pendidikan, sehingga mutu layanan pendidikan
di SMK…….Tasikmalaya sejalan dengan perkembangan pada berbagai aspek
kehidupan dimasyarakat baik lingkungan regional, nasional maupun global.

SMK ….. Tasikmalaya merupakan salah satu sekolah yang menerapkan kurikulum
KTSP dengan pemenuhan delapan Standar Nasional Pendidikan yang telah
dikembangkan untuk meningkatkan penjaminan mutu sekolah. Hal tersebut tertuang
dalam uraian hasil analisa data mutu sekolah berdasarkan capaian nilai rapot mutu
SNP tahun …. sebagai berikut
Keterangan : Capaian nilai mengacu kepada data capaian rapot mutu atau data hasil
observasi (kondisi nyata saat ini)
1. Kondisi Pendidikan Saat Ini berdasarkan Capaian Nilai Standar SNP
Berikut adalah capaian Standar SNP berdasarkan rapot mutu tahun ……
Tabel 2.1
Capaian Standar SNP Berdasarkan Rapot Mutu Tahun …..
No Aspek SNP Capaian nilai Katagori
1 Standar Kompetensi Lulusan
2 Standar Isi
3 Stadar Proses
4 Standar Penilaian
5 Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
6 Standar Sarana dan Prasarana
Pendidikan
7 Standar Pengelolaan Pendidikan
8 Standar Pembiayaan
Rata-rata Capaian Nilai X

Kondisi pendidikan saat ini berdasarkan capaian nilai standar SNP berada
pada katagori ……….(X) dengan capaian nilai rata-rata …. .. Dari delapan aspek
SNP yang sudah mencapai katagori SNP yaitu standar …… dengan nilai…..,
mencapai katagori menuju SNP 4 yaitu standar…… dengan nilai….., mencapai
katagori menuju SNP 3 yaitu standar…. dengan nilai….. , mencapai katagori
menuju SNP 2 yaitu standar….., mencapai katagori menuju SNP 1 yaitu
standar…..

2. Kondisi Pendidikan Saat Ini Berdasarkan Capaian Indikator Rapot Mutu Aspek
SNP
Kondisi mutu pendidikan SMK…. saat ini berdasarkan capaian indicator rapot
mutu aspek SNP tahun …. sebagai berikut
1) Standar Kompetensi Lulusan
Kondisi mutu sekolah saat ini berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan
adalah sebagai berikut.
Tabel 2.3
Capaian Nilai Indikator Mutu Asek SKL.
No. Indikator Mutu SNP Nilai Katagori
1 1.1. Lulusan memiliki kompetensi pada
dimensi sikap
2 1.2. Lulusan memiliki kompetensi pada
dimensi pengetahuan
3 1.3. Lulusan memiliki kompetensi pada
dimensi keterampilan
Nilai rata-rata SKL

Berdasarkan capaian indicator mutu SNP pada aspek SKL, kondisi


SMK…. saat ini berada pada katagori ….. dengan capaian nilai rata-rata….. .
Dari 3 (tiga) indikator mutu SNP pada aspek SKL, yang sudah mencapai
katagori SNP sebayak …. indikator, yaitu indicator …….. (misal 1.1 Lulusan
memiliki kompetensi pada dimensi sikap) dengan capaian nilai …... dan
yang belum mencapai SNP sebanyak…. indicator yaitu indicator….. dengan
capaian nilai….
Penyebab indicator mutu …. (sudah/belum) mencapai SNP (lihat
masalah pada F1) adalah….. (lihat akar masalah pada F1)

Catatan : Indikator Mutu masing-masing aspek SNP dapat ditambah, bila


ada sasaran mutu yang tidak terakomodir pada indicator rapot mutu,
namun masih dalam ruang lingkup regulasi SNP

2) Standar Isi
Kondisi mutu sekolah pada saat ini berdasarkan Standar Isi adalah sebagai
berikut
tabel 2.4
Capaian Nilai Mutu SNP Aspek Standar Isi
No. Indikator Mutu SNP Nilai Katagori
1 2.1 Perangkat pembelajaran sesuai
rumusan kompetensi lulusan
2 2.2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
dikembangkan sesuai prosedur
3 2.3. Sekolah melaksanakan kurikulum
sesuai ketentuan
Nilai rata-rata SKL

Berdasarkan capaian indikator mutu SNP pada aspek Standar Isi,


kondisi SMK…. Tasikmalaya saat ini berada pada katagori menuju SNP
…../SNP dengan capaian nilai rata-rata….. . Dari 3 (tiga) indikator mutu SNP
pada aspek SKL, yang sudah mencapai katagori SNP sebayak …. indikator,
yaitu indicator …….. dengan capaian nilai …... dan yang belum mencapai SNP
sebanyak…. indicator yaitu indicator….. dengan capaian nilai….
Penyebab indicator mutu …. (sudah/belum) mencapai SNP (lihat
masalah pada F1) adalah….. (lihat akar masalah pada F1)
(lanjutkan untuk aspek SNP lainnya seperti contoh di atas)
3) Satandar Proses

4) Standar Penilaian

5) Stanadar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

6) Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan

7) Standar Pengelolaan Pendidikan

8) Standar Pembiayaan

C. Analisis Kondisi Pendidikan Empat Tahun Mendatang

Mengacu kepada PP RI Nomor 19 Tahun 2005 sebagaimana telah diubah yang kedua
kalinya dengan PP RI Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan,
kondisi mutu pendidikan di SMK…. empat tahun mendatang diharapkan semua aspek
standar nasional pendidikan dapat mencapai nilai sebagai berikut :

Keterangan : Target mutu 4 tahun mendatang, mngacu kepada rentang nilai katagori
SNP : 6,67 -7,00 (Peningkatan) atau di atas SNP 7,01 s.d. 10 (Pengembangan)

1. Standar Kompetensi Lulusan


Kondisi mutu pendidikan berdasarkan standar kompetensi lulusan pada
empat tahun mendatang diharapkan dapat (pilih salah satu : mencapai /
melampaui) SNP dengan capaian nilai rata-rata minimal….. . dan capaian nilai
pada masing-masing indicator mutu sebagai berikut : (1.1) lulusan memiliki
kompetensi pada dimensi sikap dengan capaian nilai rata-rata minimal… ; (1.2)
lulusan memiliki kompetensi pada dimensi pengetahuan dengan capapan nilai
rata-rata minimal ….; dan (1.3) lulusan memiliki kompetensi pada dimensi
keterampilan dengan capaian nilai rata-rata nilai minimal ….
2. Standar Isi
Kondisi mutu pendidikan berdasarkan standar Isi empat tahun mendatang
diharapkan dapat (pilih salah satu : mencapai / melampaui) SNP dengan capaian
nilai rata-rata minimal….. . dan capaian nilai pada masing-masing indicator mutu
sebagai berikut : (2.1) Perangkat pembelajaran sesuai rumusan kompetensi
lulusan dengan capaian nilai rata-rata minimal …..; (2.2) Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan dikembangkan sesuai prosedur dengan capaia nilai rata-rata
minima ….. ; (2.3) Sekolah melaksanakan kurikulum sesuai ketentuan dengan
capai nilai rata-rata minima ….
3. Standar Proses
Kondisi mutu pendidikan berdasarkan standar Proses empat tahun
mendatang diharapkan dapat (pilih salah satu : mencapai / melampaui) SNP
dengan capaian nilai rata-rata minimal….. . dan capaian nilai pada masing-
masing indicator mutu sebagai berikut : (3.1) Sekolah merencanakan proses
pembelajaran sesuai ketentuan dengan capaian nilai rata-rata minimal…. ; (3.2)
Proses pembelajaran dilaksanakan dengan tepat dengan capaian nilai rata-rata
minimal…. ; (3.3) Pengawasan dan penilaian otentik dilakukan dalam proses
pembelajaran dengan capaian nilai rata-rata minimal….
4. Standar Penilaian Pendidikan
Kondisi mutu pendidikan berdasarkan standar Penilaian Pendidikan empat tahun
mendatang diharapkan dapat (pilih salah satu : mencapai / melampaui) SNP
dengan capaian nilai rata-rata minimal….. . dan capaian nilai pada masing-
masing indicator mutu sebagai berikut : (4.1) Aspek penilaian sesuai ranah
kompetensi dengan capaian nilai rata-rata minimal….; (4.2) Teknik penilaian
obyektif dan akuntabel dengan capaian nilai rata-rata minimal…. ; (4.3) Penilaian
pendidikan ditindaklanjuti dengan capaian nilai rata-rata minimal….; (4.4).
Instrumen penilaian menyesuaikan aspek dengan capaian nlai rata-rata
minimal….; (4.5) Penilaian dilakukan mengikuti prosedur dengan capaian nilai
rata-rata minimal…
5. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Kondisi mutu pendidikan berdasarkan standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan empat tahun mendatang diharapkan dapat (pilih salah satu :
mencapai / melampaui) SNP dengan capaian nilai rata-rata minimal….. . dan
capaian nilai pada masing-masing indicator mutu sebagai berikut : (5.1)
Ketersediaan dan kompetensi guru sesuai ketentuan dengan capaian nilai rata-
rata minimal….; (5.2) Ketersediaan dan kompetensi kepala sekolah sesuai
ketentuan dengan capaian nilai rata-rata minimal….; (5.3) Ketersediaan dan
kompetensi tenaga administrasi sesuai ketentuan denan capaian nilai rata-rata
minimal…. ; (5.4) Ketersediaan dan kompetensi laboran sesuai ketentuan dengan
capaian nilai rata-rata minimal….; (5.5.) Ketersediaan dan kompetensi
pustakawan sesuai ketentuan dengan capaian nilai rata-rata minimal….

6. Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan


Kondisi mutu pendidikan berdasarkan standar Sarana dan Prasasra
Pendidikan empat tahun mendatang diharapkan dapat (pilih salah satu :
mencapai / melampaui) SNP dengan capaian nilai rata-rata minimal….. . dan
capaian nilai pada masing-masing indicator mutu sebagai berikut : (6.1) Kapasitas
daya tampung sekolah memadai dengan capaian nilai rata-rata minimal….: (6.2)
Sekolah memiliki sarana dan prasarana pembelajaran yang lengkap dan layak
dengan capaian nilai rata-rata minimal…. ; (6.3) Sekolah memiliki sarana dan
prasarana pendukung yang lengkap dan layak dengan capaian nilai rata-rata
minimal….

7. Standar Pengelolaan Pendidikan


Kondisi mutu pendidikan berdasarkan standar Pengelolaan Pendidikan
empat tahun mendatang diharapkan dapat (pilih salah satu : mencapai /
melampaui) SNP dengan capaian nilai rata-rata minimal….. . dan capaian nilai
pada masing-masing indicator mutu sebagai berikut : (7.1) Sekolah melakukan
perencanaan pengelolaan dengan capaian nilai rata-rata minimaL….; (7.2)
Program pengelolaan dilaksanakan sesuai ketentuan dengan capaian nilai rata-
rata minimal…; (7.3) Kepala sekolah berkinerja baik dalam melaksanakan tugas
kepemimpinan dengan capaian nilai rata-rata minimal… ; (7.4) Sekolah
mengelola sistem informasi manajemen dengan capaian nilai rata-rata minimal…

8. Standar Pembiayaan
Kondisi mutu pendidikan berdasarkan standar Pembiayaan empat tahun
mendatang diharapkan dapat (pilih salah satu : mencapai / melampaui) SNP
dengan capaian nilai rata-rata minimal….. . dan capaian nilai pada masing-
masing indicator mutu sebagai berikut : (8.1) Sekolah memberikan layanan
subsidi silang dengan capaian nilai rata-rata minimal…. ; (8.2) Beban operasional
sekolah sesuai ketentuan dengan capaian nilai-rata-rata minimal…..; (8.3)
Sekolah melakukan pengelolaan dana dengan baik dengan capaian nilai ata-rata
minimal….

D. Identifikasi Tangtangan Nyata


Upaya mewujudkan sekolah yang berkualitas bertaraf nasional, selain perlu
dukungan internal sekolah juga memerlukan keterlibatan orang tua, komite sekolah,
masyarakat dan pemerintah sebagai dukungan eksternal, secara bersama-sama,
bahu membahu, mendorong dan mendukung, serta berpartisipasi aktif dalam
mewujudkan sekolah yang kualitas. Oleh karena itu untuk mengetahui tantangan
dalam mewujudkan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan, maka perlu
diindentifikasi kesenjangan kondisi pendidikan saat ini dengan kondisi pendidikan
empat tahun mendatang, sebagai berikut.
Tabel.2….
Analisis Kesenjangan Kondisi Pendidikan Saat Ini dengan Empat Tahun
Mendatang

Kondisi
Kondidi Besarnya
Standar, Indikator/Sub Indikator Pendidikan
No Pendidikaan Tantangan Ket.
Mutu 4 Tahun
saat ini Nyata
Mendatang
1 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 6,35 7,00 0,65 SELISIH
1.1 Lulusan memiliki kompetensi pada 6,92 7,00 0,08
dimensi sikap
1.1.1 Memiliki perilaku yang mencerminkan
sikap beriman dan bertakwa kepada
Tuhan YME
Kondisi
Kondidi Besarnya
Standar, Indikator/Sub Indikator Pendidikan
No Pendidikaan Tantangan Ket.
Mutu 4 Tahun
saat ini Nyata
Mendatang
1.1.2 Memiliki perilaku yang mencerminkan
sikap berkarakter
1.1.3 Memiliki perilaku yang mencerminkan
sikap disiplin
1.1.4 Memiliki perilaku yang mencerminkan
sikap santun
1.1.5 Memiliki perilaku yang mencerminkan
sikap jujur
1.1.6 Memiliki perilaku yang mencerminkan
sikap peduli
1.1.7 Memiliki perilaku yang mencerminkan
sikap percaya diri
1.1.8 Memiliki perilaku yang mencerminkan
sikap bertanggungjawab
1.1.9 Memiliki perilaku pembelajar sejati
sepanjang hayat
1.1.1 Memiliki perilaku sehat jasmani dan
0 rohani
1.2 Lulusan memiliki kompetensi pada
dimensi pengetahuan
1.2.1 Memiliki pengetahuan faktual,
prosedural, konseptual, metakognitif
1.3 Lulusan memiliki kompetensi pada
dimensi keterampilan
1.3.1 Memiliki keterampilan berpikir dan
bertindak kreatif
1.3.2 Memiliki keterampilan berpikir dan
bertindak produktif
1.3.3 Memiliki keterampilan berpikir dan
bertindak kritis
1.3.4 Memiliki keterampilan berpikir dan
bertindak mandiri
1.3.5 Memiliki keterampilan berpikir dan
bertindak kolaboratif
1.3.6 Memiliki keterampilan berpikir dan
bertindak komunikatif
2 STANDAR ISI
2.1 Perangkat pembelajaran sesuai
rumusan kompetensi lulusan
2.1.1 Memuat karakteristik kompetensi
sikap
2.1.2 Memuat karakteristik kompetensi
pengetahuan
2.1.3 Memuat karakteristik kompetensi
keterampilan
2.1.4 Menyesuaikan tingkat kompetensi
Kondisi
Kondidi Besarnya
Standar, Indikator/Sub Indikator Pendidikan
No Pendidikaan Tantangan Ket.
Mutu 4 Tahun
saat ini Nyata
Mendatang
siswa
2.1.5 Menyesuaikan ruang lingkup materi
pembelajaran
2.2 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
dikembangkan sesuai prosedur
2.2.1 Melibatkan pemangku kepentingan
dalam pengembangan kurikulum
2.2.2 Mengacu pada kerangka dasar
penyusunan
2.2.3 Melewati tahapan operasional
pengembangan
2.2.4 Memiliki perangkat kurikulum tingkat
satuan pendidikan yang dikembangkan
2.3 Sekolah melaksanakan kurikulum
sesuai ketentuan
2.3.1 Menyediakan alokasi waktu
pembelajaran sesuai struktur
kurikulum yang berlaku
2.3.2 Mengatur beban belajar bedasarkan
bentuk pendalaman materi
2.3.3 Menyelenggarakan aspek kurikulum
pada muatan lokal
2.3.4 Melaksanakan kegiatan
pengembangan diri siswa
3 STANDAR PROSES
3.1 Sekolah merencanakan proses
pembelajaran sesuai ketentuan
3.1.1 Mengacu pada silabus yang telah
dikembangkan
3.1.2 Mengarah pada pencapaian
kompetensi
3.1.3 Menyusun dokumen rencana dengan
lengkap dan sistematis
3.1.4 Mendapatkan evaluasi dari kepala
sekolah dan pengawas sekolah
3.2 Proses pembelajaran dilaksanakan
dengan tepat
3.2.1 Membentuk rombongan belajar
dengan jumlah siswa sesuai ketentuan
3.2.2 Mengelola kelas sebelum memulai
pembelajaran
3.2.3 Mendorong siswa mencari tahu
3.2.4 Mengarahkan pada penggunaan
pendekatan ilmiah
3.2.5 Melakukan pembelajaran berbasis
kompetensi
Kondisi
Kondidi Besarnya
Standar, Indikator/Sub Indikator Pendidikan
No Pendidikaan Tantangan Ket.
Mutu 4 Tahun
saat ini Nyata
Mendatang
3.2.6 Memberikan pembelajaran terpadu
3.2.7 Melaksanakan pembelajaran dengan
jawaban yang kebenarannya multi
dimensi;
3.2.8 Melaksanakan pembelajaran menuju
pada keterampilan aplikatif
3.2.9 Mengutamakan pemberdayaan siswa
sebagai pembelajar sepanjang hayat
3.2.1 Menerapkan prinsip bahwa siapa saja
0 adalah guru, siapa saja adalah siswa,
dan di mana saja adalah kelas.
3.2.1 Mengakui atas perbedaan individual
1 dan latar belakang budaya siswa.
3.2.1 Menerapkan metode pembelajaran
2 sesuai karakteristik siswa
3.2.1 Memanfaatkan media pembelajaran
3 dalam meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran
3.2.1 Menggunakan aneka sumber belajar
4
3.2.1 Mengelola kelas saat menutup
5 pembelajaran
3.3 Pengawasan dan penilaian otentik
dilakukan dalam proses pembelajaran
3.3.1 Melakukan penilaian otentik secara
komprehensif
3.3.2 Memanfaatkan hasil penilaian otentik
3.3.3 Melakukan pemantauan proses
pembelajaran
3.3.4 Melakukan supervisi proses
pembelajaran kepada guru
3.3.5 Mengevaluasi proses pembelajaran
3.3.6 Menindaklanjuti hasil pengawasan
proses pembelajaran
4 STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN
4.1 Aspek penilaian sesuai ranah
kompetensi
4.1.1 Mencakup ranah sikap, pengetahuan
dan keterampilan
4.1.2 Memiliki bentuk pelaporan sesuai
dengan ranah
4.2 Teknik penilaian obyektif dan
akuntabel
4.2.1 Menggunakan jenis teknik penilaian
yang obyektif dan akuntabel
4.2.2 Memiliki perangkat teknik penilaian
Kondisi
Kondidi Besarnya
Standar, Indikator/Sub Indikator Pendidikan
No Pendidikaan Tantangan Ket.
Mutu 4 Tahun
saat ini Nyata
Mendatang
lengkap
4.3 Penilaian pendidikan ditindaklanjuti
4.3.1 Menindaklanjuti hasil pelaporan
penilaian
4.3.2 Melakukan pelaporan penilaian secara
periodik
4.4 Instrumen penilaian menyesuaikan
aspek
4.4.1 Menggunakan instrumen penilaian
aspek sikap
4.4.2 Menggunakan instrumen penilaian
aspek pengetahuan
4.4.3 Menggunakan instrumen penilaian
aspek keterampilan
4.5 Penilaian dilakukan mengikuti
prosedur
4.5.1 Melakukan penilaian berdasarkan
penyelenggara sesuai prosedur
4.5.2 Melakukan penilaian berdasarkan
ranah sesuai prosedur
4.5.3 Menentukan kelulusan siswa
berdasarkan pertimbangan yang sesuai
5 STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
5.1 Ketersediaan dan kompetensi guru
sesuai ketentuan
5.1.1. Berkualifikasi minimal S1/D4
5.1.2 Rasio guru kelas terhadap rombongan
belajar seimbang
5.1.3 Tersedia untuk tiap mata pelajaran
5.1.4 Bersertifikat pendidik
5.1.5 Berkompetensi pedagogik minimal
baik
5.1.6 Berkompetensi kepribadian minimal
baik
5.1.7 Berkompetensi profesional minimal
baik
5.1.8 Berkompetensi sosial minimal baik
5.2 Ketersediaan dan kompetensi kepala
sekolah sesuai ketentuan
5.2.1 Berkualifikasi minimal S1/D4
5.2.2 Berusia sesuai kriteria saat
pengangkatan
5.2.3 Berpengalaman mengajar selama yang
ditetapkan
5.2.4 Berpangkat minimal III/c atau setara
Kondisi
Kondidi Besarnya
Standar, Indikator/Sub Indikator Pendidikan
No Pendidikaan Tantangan Ket.
Mutu 4 Tahun
saat ini Nyata
Mendatang
5.2.5 Bersertifikat pendidik
5.2.6 Bersertifikat kepala sekolah
5.2.7 Berkompetensi kepribadian minimal
baik
5.2.8 Berkompetensi manajerial minimal
baik
5.2.9 Berkompetensi kewirausahaan
minimal baik
5.2.1 Berkompetensi supervisi minimal baik
0
5.2.1 Berkompetensi sosial minimal baik
1
5.3 Ketersediaan dan kompetensi tenaga
administrasi sesuai ketentuan
5.3.1 Tersedia Kepala Tenaga Administrasi
5.3.2 Memiliki Kepala Tenaga Administrasi
berkualifikasi minimal SMK/sederajat
5.3.3 Memiliki Kepala Tenaga Administrasi
bersertifikat
5.3.4 Tersedia Tenaga Pelaksana Urusan
Administrasi
5.3.5 Memiliki Tenaga Pelaksana Urusan
Administrasi berpendidikan sesuai
ketentuan
5.3.6 Berkompetensi kepribadian minimal
baik
5.3.7 Berkompetensi sosial minimal baik
5.3.8 Berkompetensi teknis minimal baik
5.3.9 Berkompetensi manajerial minimal
baik
5.4 Ketersediaan dan kompetensi laboran
sesuai ketentuan
5.4.1 Tersedia Kepala Tenaga Laboratorium
5.4.2 Memiliki Kepala Tenaga Laboratorium
berkualifikasi sesuai
5.4.3 Memiliki Kepala Tenaga Laboratorium
bersertifikat
5.4.4 Tersedia Kepala Tenaga Laboratorium
berpengalaman sesuai
5.4.5 Tersedia Tenaga Teknisi Laboran
5.4.6 Memiliki Tenaga Teknisi Laboran
berpendidikan sesuai ketentuan
5.4.7 Tersedia Tenaga Laboran
5.4.8 Memiliki Tenaga Laboran
berpendidikan sesuai ketentuan
5.4.9 Berkompetensi kepribadian minimal
Kondisi
Kondidi Besarnya
Standar, Indikator/Sub Indikator Pendidikan
No Pendidikaan Tantangan Ket.
Mutu 4 Tahun
saat ini Nyata
Mendatang
baik
5.4.1 Berkompetensi sosial minimal baik
0
5.4.1 Berkompetensi manajerial minimal
1 baik
5.4.1 Berkompetensi profesional minimal
2 baik
5.5. Ketersediaan dan kompetensi
pustakawan sesuai ketentuan
5.5.1 Tersedia Kepala Tenaga Pustakawan
5.5.2 Memiliki Kepala Tenaga Pustakawan
berkualifikasi sesuai
5.5.3 Memiliki Kepala Tenaga Pustakawan
bersertifikat
5.5.4 Memiliki Kepala Tenaga Pustakawan
berpengalaman sesuai
5.5.5 Tersedia Tenaga Pustakawan
5.5.6 Memiliki Tenaga Pustakawan
berpendidikan sesuai ketentuan
5.5.7 Berkompetensi manajerial minimal
baik
5.5.8 Berkompetensi pengelolaan informasi
minimal baik
5.5.9 Berkompetensi kependidikan minimal
baik
5.5.1 Berkompetensi kepribadian minimal
0 baik
5.5.1 Berkompetensi sosial minimal baik
1
5.5.1 Berkompetensi pengembangan profesi
2 minimal baik
6 STANDAR SARANA DAN PRASARANA
PENDIDIKAN
6.1 Kapasitas daya tampung sekolah
memadai
6.1.1 Memiliki kapasitas rombongan belajar
yang sesuai dan memadai
6.1.2 Rasio luas lahan sesuai dengan jumlah
siswa
6.1.3 Kondisi lahan sekolah memenuhi
persyaratan
6.1.4 Rasio luas bangunan sesuai dengan
jumlah siswa
6.1.5 Kondisi bangunan sekolah memenuhi
persyaratan
6.1.6 Memiliki ragam prasarana sesuai
Kondisi
Kondidi Besarnya
Standar, Indikator/Sub Indikator Pendidikan
No Pendidikaan Tantangan Ket.
Mutu 4 Tahun
saat ini Nyata
Mendatang
ketentuan
6.2 Sekolah memiliki sarana dan
prasarana pembelajaran yang lengkap
dan layak
6.2.1 Memiliki ruang kelas sesuai standar
6.2.2 Memiliki laboratorium IPA sesuai
standar
6.2.3 Memiliki ruang perpustakaan sesuai
standar
6.2.4 Memiliki tempat bermain/lapangan
sesuai standar
6.2.6 Memiliki laboratorium biologi sesuai
standar
6.2.6 Memiliki laboratorium fisika sesuai
standar
6.2.7 Memiliki laboratorium kimia sesuai
standar
6.2.8 Memiliki laboratorium komputer
sesuai standar
6.2.9 Memiliki laboratorium bahasa sesuai
standar
6.2.1 Kondisi ruang kelas layak pakai
0
6.2.1 Kondisi laboratorium IPA layak pakai
1
6.2.1 Kondisi ruang perpustakaan layak
2 pakai
6.2.1 Kondisi tempat bermain/lapangan
3 layak pakai
6.2.1 Kondisi laboratorium biologi layak
4 pakai
6.2.1 Kondisi laboratorium fisika layak pakai
5
6.2.1 Kondisi laboratorium kimia layak pakai
6
6.2.1 Kondisi laboratorium komputer layak
7 pakai
6.2.1 Kondisi laboratorium bahasa layak
8 pakai
6.3 Sekolah memiliki sarana dan
prasarana pendukung yang lengkap
dan layak
6.3.1 Memiliki ruang pimpinan sesuai
standar
6.3.2 Memiliki ruang guru sesuai standar
6.3.3 Memiliki ruang UKS sesuai standar
Kondisi
Kondidi Besarnya
Standar, Indikator/Sub Indikator Pendidikan
No Pendidikaan Tantangan Ket.
Mutu 4 Tahun
saat ini Nyata
Mendatang
6.3.4 Memiliki tempat ibadah sesuai standar
6.3.5 Memiliki jamban sesuai standar
6.3.6 Memiliki gudang sesuai standar
6.3.7 Memiliki ruang sirkulasi sesuai standar
6.3.8 Memiliki ruang tata usaha sesuai
standar
6.3.9 Memiliki ruang konseling sesuai
standar
6.3.1 Memiliki ruang organisasi kesiswaan
0 sesuai standar
6.3.1 Menyediakan kantin yang layak
1
6.3.1 Menyediakan tempat parkir yang
2 memadai
6.3.1 Menyediakan unit kewirausahaan dan
3 bursa kerja
6.3.1 Kondisi ruang pimpinan layak pakai
4
6.3.1 Kondisi ruang guru layak pakai
5
6.3.1 Kondisi ruang UKS layak pakai
6
6.3.1 Kondisi tempat ibadah layak pakai
7
6.3.1 Kondisi jamban sesuai standar
8
6.3.1 Kondisi gudang layak pakai
9
6.3.2 Kondisi ruang sirkulasi layak pakai
0
6.3.2 Kondisi ruang tata usaha layak pakai
1
6.3.2 Kondisi ruang konseling layak pakai
2
6.3.2 Kondisi ruang organisasi kesiswaan
3 layak pakai
7 STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN
7.1 Sekolah melakukan perencanaan
pengelolaan
7.1.1 Memiliki visi, misi, dan tujuan yang
jelas sesuai ketentuan
7.1.2 Mengembangkan rencana kerja
sekolah ruang lingkup sesuai
ketentuan
7.1.3 Melibatkan pemangku kepentingan
sekolah dalam perencanaan
Kondisi
Kondidi Besarnya
Standar, Indikator/Sub Indikator Pendidikan
No Pendidikaan Tantangan Ket.
Mutu 4 Tahun
saat ini Nyata
Mendatang
pengelolaan sekolah
7.2 Program pengelolaan dilaksanakan
sesuai ketentuan
7.2.1 Memiliki pedoman pengelolaan
sekolah lengkap
7.2.2 Menyelenggarakan kegiatan layanan
kesiswaan
7.2.3 Meningkatkan dayaguna pendidik dan
tenaga kependidikan
7.2.4 Melaksanakan kegiatan evaluasi diri
7.2.5 Membangun kemitraan dan
melibatkan peran serta masyarakat
serta lembaga lain yang relevan
7.2.6 Melaksanakan pengelolaan bidang
kurikulum dan kegiatan pembelajaran
7.3 Kepala sekolah berkinerja baik dalam
melaksanakan tugas kepemimpinan
7.3.1 Berkepribadian dan bersosialisasi
dengan baik
7.3.2 Berjiwa kepemimpinan
7.3.3 Mengembangkan sekolah dengan baik
7.3.4 Mengelola sumber daya dengan baik
7.3.5 Berjiwa kewirausahaan
7.3.6 Melakukan supervisi dengan baik
7.4 Sekolah mengelola sistem informasi
manajemen
7.4.1 Memiliki sistem informasi manajemen
sesuai ketentuan
8 STANDAR PEMBIAYAAN
8.1 Sekolah memberikan layanan subsidi
silang
8.1.1 Membebaskan biaya bagi siswa tidak
mampu
8.1.2 Memiliki daftar siswa dengan latar
belakang ekonomi yang jelas
8.1.3 Melaksanakan subsidi silang untuk
membantu siswa kurang mampu
8.2 Beban operasional sekolah sesuai
ketentuan
8.2.1 Memiliki biaya operasional non
personil sesuai ketentuan
8.3 Sekolah melakukan pengelolaan dana
dengan baik
8.3.1 Mengatur alokasi dana yang berasal
dari APBD/APBN/Yayasan/sumber
lainnya
Kondisi
Kondidi Besarnya
Standar, Indikator/Sub Indikator Pendidikan
No Pendidikaan Tantangan Ket.
Mutu 4 Tahun
saat ini Nyata
Mendatang
8.3.2 Memiliki laporan pengelolaan dana
8.3.3 Memiliki laporan yang dapat diakses
oleh pemangku kepentingan

Catatan :

Kolom Keterangan dapat diisi dengan : Pemenuhan, Peningkatan, atau Pengembangan

Anda mungkin juga menyukai