Ijarah Dan Syirkah
Ijarah Dan Syirkah
Ijarah Dan Syirkah
1. Menurut Sayyid Sabiq, al-ijarah adalah suatu jenis akad atau transaksi untuk
mengambil manfaat dengan jalan memberi penggantian.1
2. Menurrut Ulama Syafi’iyah al-ijarah adalah suatu jenis akad atau transaksi
terhadap suatu manfaat yang dituju, tertentu bersifat mubah dan boleh
dimanfaatkan, dengan cara memberi imbalan tertentu.2
1
2
3
1
Artinya :” Jika mereka telah menyusukan anakmu, maka berilah upah mereka”.
(QS. At-Thalaq: 6)
Artinya : “ salah seorang dari wanita itu berkata, wahai itu berkata, wahai bapakku
ambillah ia sebagai pekerja kita, karena orang yang paling baik untuk dijadikan
pekerja ialah orang yang kuat dan dapat dipercaya .” ( QS. Al-Qashas : 26).
Artinya : “ berikanlah upah atau jasa kepada orang yang kamu pekerjakan
sebelum kering kringat mereka.” (Hadis Riwayat Ibnu Majah).
1. Yang terkait dengan dua orang yang berakad. Menurut ulama Syafi’iyah
dan Hanabalah disyaratkan telah balig dan berakal. Oleh sebab itu, apabila
orang yang belumatau tidak berakal, seperti anak kecil dan orang gila
ijarahnya tidak sah.
2. Kedua belah pihak yang berakad menyatakan kerelaannya melakukan akad
al-ijarah. apabila seseorang diantaranya terpaksa melakukan akad ini,
maka akad al-ijarah nya tidak sah. Hal ini sesuai firman Allah QS. An-
Nisa : 29, yang artinya :
2
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
kamu dengan cara yang bathil kecuali melalui suatu perniagaan yang
berlaku suka sama suka.........
3. Objek al-ijarah itu boleh diserahkan dan digunakan secara langsung dan
tidak ada cacatnya. Oleh sebab itu, para ulama fiqh sepakat, bahwa tidak
boleh menyewakan sesuatu yang tidak boleh diserahkan dan dimanfaatkan
langsung oleh penyewa. Misalnya, seseorang menyewa rumah, maka
rumah itu dapat langsung diambil kuncinyadan dapat lansung boleh ia
manfaatkan.
4. Objek al-ijarah itu sesuatu yang dihalalkan oleh syara’ oleh sebab itu,
para ulama fiqh sepakat mengatakan tidak boleh menyewa seseorang
untuk menyantet orang lain, menyewa seorang untuk membunuh orang
lain, demikian juga tidak boleh menyewakan rumah untuk dijadikan
tempat-tempat maksiat.
5. Yang disewakan itu bukan suatu kewajiban bagi penyewa, misalnya
menyewa orang untuk melaksanakan sholat untuk diri penyewa atau
menyewa orang yang belum haji untuk menggati haji penyewa. Para
ulama fiqh sepakat mengatakan bahwa akad sewa menyewa seperti ini
tidak sah, karena sholat dan haji merupakan kewajiban penyewa itu
sendiri.
6. Upah atau sewa dalam al-ijarah harus jelas, tertentu, dan sesuatu yang
dimiliki nilai ekonomi.
Adapun Jumhur Ulama dalam hal ini mengatakan bahwa akad al-ijarah itu
bersifat mengikat kecuali ada cacat atau barang itu tidak boleh dimanfaatkan.
3
Akibat perbedaan pendapat ini dapat diamati dalam kasus apabila seseorang telah
meninggal. Selanjutya sampai kapankah akad al-ijarah itu berakhir ? Menurut al-
Kasani dalam kitab al-Badaa’iu ash- -Shanaa’iu menyatakan bahwa akad al-ijarah
berakhir bila ada hal –hal sebagai berikut:
Sementara itu, menurut Sayyid Sabiq, al-ijarah akan menjadi batal dan
berakhir bila ada hal-hal sebagai berikut:
4
Secara bahasa kata syirkah bearti al-ikhtilath (percampuran) dan
persekutuan.4 Yang dimaksud dengan percampuran disini adalah seseorang
mencampurkan hartanya dengan harta orang lain sehingga sulit untuk dibedakan.
1. Al-Qur’an
5
َ ِ﴾فَإِن َكانُ َو ْا أَ ْكثَ َر ِمن َذل
ِ ُك فَهُ ْم ُش َر َكاء فِي الثُّل
١٢﴿ ث
2. Hadits
3. Ijma’
6
Rukun syirkah adalah sesuatu yang harus ada ketika syirkah itu
berlangsung. Ada perbedaan pendapat terkait dengan rukun syirkah. Menurut
ulama Hanafiah rukun syirkah hanya ada dua yaitu ijab (ungkapan penawaran
melakukan perserikatan) dan kabul (ungkapan penerimaan perserikatan).
Adapun syarat syirkah merupakan perkara penting yang harus ada sebelum
dilaksanakan syitksh. Jika syarat tidak terwujud maka transaksi syirkah batal.
7
a. Syirkah inan
b. Syirkah al-mufawadhah
c. Syirkah al-abdan
d. Syirkah al-wujud
e. Syirka mudharabah