RDTR Kota
RDTR Kota
GAMBARAN UMUM
3.1 KEBIJAKAN
Rencana tata ruang wilayah merupakan wujud susunan dari suatu tempat kedudukan
yang berdimensi luas dan isi dengan memperhatikan struktur dan pola dari tempat tersebut
berdasarkan sumber daya alam dan buatan yang tersedia serta aspek adminsitratif dan aspek
fungsional untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan demi kepentingan generasi
sekarang dan yang akan datang. Perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang. Kegiatan penataan ruang dimaksudkan untuk mengatur
ruang dan membuat suatu tempat menjadi bernilai dan mempunyai ciri khas dengan
memperhatikan kondisi fisik wilayah negara kesatuan republik indonesia yang rentan
terhadap bencana. Potensi sumbar daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan
kondisi ekonomi, sosial budaya, politik, hukum, pertahanan keamanan, lingkungan hidup,
serta ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai satu persatuan, geostrategi, geopolitik, dan
geoekonomi (UU No. 26 tahun 2007).
Gambar 3.1
Visi
Visi adalah rumusan umum yang menganai cita cita yang diinginkan pada akhir periode
perencanaan.
ELOK Kota Palembang memiliki Iingkungan yang bersih, indab, hijau, tertata
sehingga nyaman dan Iayak huni. Masyarakatnya ramah, santun,
bersahabat, sehingga menarik untuk menjadi tempat tujuan melakukan
berbagai aktivitas, baik ekonomi, sosiaL, budaya, pariwisata, olahraga,
dan investasi.
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
nmewujudkan visi.dalam upaya untuk mencapai visi pembangunan diatas,maka ada 5 (lima)
misi pembangunan kota palembang periode 2018-2023 yaitu:
Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota adalah rencana secara terperinci tentang tata
ruang wilayah yang dilengkapi dengan peraturan zonasi. Rencana Detail Tata Ruang
berfungsi sebagai kendali untuk pemanfaatan ruang dan acuan dalam kegiatan pemanfaatan
ruang (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20 Tahun 2011).
Kedudukan Rencana Detail Tata Ruang dalam perencanaan sebagai penjelasan tentang
pembagian wilayah untuk zona rencana kawasan dapat dilihat pada gambar 2.1. Penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang menjadi dasar dalam pengendalian dan pemanfaatan ruang untuk
kawasan sekaligus menjadi dasar penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lantai (RTBL).
Pedoman penyusunan Rencana Detail Tata Ruang yaitu Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Detail Tata Ruang dan Peraturan
Zonasi Kabupaten/Kota.
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2011
Gambar 3.1
Kedudukan RDTR dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang dan Sistem Perencanaan Pembangunan
Hubungan antara Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, Rencana Detail Tata Ruang
dan Rencana Tata Bangunan dan Lantai (RTBL) dapat dilihat pada gambar 1.2.
Gambar 3.3
Peta Pola Ruang Kecamatan Sematang borang
Tabel 3.1
Luas Wilayah Kecamatan Bukiyt Kecil
Dirinci Menurut Kelurahan
3.2.2 Topografi
Dilihat dari sisi topografi, seperti halnya Kota Palembang, Kecamatan Bukit
Kecil merupakan dataran rendah dan berawa. Pada bagian ilir terdapat variasi
topografi (ketinggian) 4 sampai dengan 20 meter di atas permukaan laut dan lembah
– lembah yang kontinyu serta tidak terdapat topografi yang terjal. Sampai dengan jarak
5 km ke arah Utara Sungai Musi kondisi topografi relatif menaik dan setelah itu semakin
ke Utara menurun kembali. Kemiringan lereng Kec.Bukit Kecil adalah 0 – 2%.
Jumlah Penduduk di KecamatanBukit Kecil pada tahun 2018 bersumber dari data hasil
pencacahan Potensi Desa tahun 2019 dimana jumlah penduduk Laki –Laki berjumlah
24.503jiwa sedangkan untuk pendudukPerempuan berjumlah 25.154jiiwa, untuk
kepadatan penduduk di kecamatan Bukit Kecil berjumlah 5.005,5jiwa/Km2 , dimana
kelurahan 24 Ilir yang memiliki kepadatan penduduk terbesar yaitu 23.224jiwa /km2
3.5 Aspek Sarana
Sarana ialah fasilitas dalam lingkungan hunian yang berfungsi untuk
mendukung penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya dan
ekonomi. Sarana selalu dalam bentuk titik (doth), dan Mempunyai skala pelayanan,
tingkatannya mulai dari skala terkecil hingga terbesar.
Sarana pendidikan adalah salah satu sumber daya yang menjadi tolok ukur
mutu sekolah dan perlu peningkatan terus menerus seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih. Adapun menurut para ahli,
Ibrahim Bafadal (2003: 2), sarana pendidikan adalah “semua perangkatan peralatan,
bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di
sekolah”. Wahyuningrum (2004: 5), berpendapat bahwa sarana pendidikan adalah
“segala fasilitas yang diperlukan dalam proses pembelajaran, yang dapat meliputi
barang bergerak maupun barang tidak bergerak agar tujuan pendidikan tercapai”.
Adapun sarana pendidikan di Kecamatan Bukit kecil seperti jumlah
sekolah di Kecamatan Bukit kecil , baik negeri maupun swasta pada tahun
ajaran 2018/2019 sebanyak 8 sekolah TK, 6 Sekolah Dasar (SD), 4 Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan 1 Sekolah Menengah Kejuruan.
3 Sekolah menengah pertama (SMA). Sarana pendidikan negeri dan swasta tersebut
digunakan oleh sejumlah murid sekolah negeri dan swasta yang mengalami perubahan
jumlah dari tahun ke
tahun.
Selama Tahun Ajaran 2018 /2019 terdapat murid Taman Kanak-Kanak 441, SD
sebanyak 3185 orang, SMP sebanyak 1120 orang dan SMK Swasta 468 orang.
Sementara tenaga guru yang tersedia pada tahun 2015/2016 ini pada masing-masing
sekolah adalah TK sebanyak 52 orang, SD sebanyak 114 orang, SMP sebanyak 61
orang dan 27 orang guru di SMK.
Jumlah Saranan
Kesehatan
No. Kelurah
2019
an Ruma Ruma Prakte Prakte Toko
h h Poliklini Puskesma Pustu k k Posyand Apoti Obat
Sakit Bersali k s Dokter Bidan u k
n
Kelurah
an
1 Talang - 2 - 1 - - - 3 3 1
Semut
Keluraha
2 n - - - - - 1 1 3 - -
22 Ilir
Keluraha
3 n 1 - - - 1 - 1 3 - -
19 Ilir
Keluraha
4 n - - - 1 - - - 3 - -
23 Ilir
Jumlah Saranan
Kesehatan
No. Kelurah 2019
an Ruma Ruma Prakte Prakte Toko
h h Poliklini Puskesma Pustu k k Posyand Apoti Obat
Sakit Bersali k s Dokter Bidan u k
n
Keluraha
5 n - - - - 1 3 2 7 3 2
26 Ilir
Keluraha
6 n - - - - 1 9 4 11 5 -
24 Ilir
Kecamatan
Bukit 1 2 0 2 3 13 8 30 11 3
Kecil
Gambar 1. Puskesmas Merdeka
Masjid
Fasilitas peribadatan ini lokasinya berdasarkan skala tingkat pelayanan. Apabila
merupakan masjid lingkungan lokasinya disesuaikan dengan lingkungan dan
didukung penduduk minimum 3.000 jiwa. Sedangkan untuk masjid skala pelayanan
tingkat kecamatan lokasi menyesuaikan berdasarkan pertimbangan wilayah
kecamatan dan minimum didukung oleh 30.000 jiwa penduduk.
Musholla
Untuk musholla lokasi
sebaiknya di lingkungan RW
dengan minimum
didukung oleh 2500
penduduk.
Gereja
Fasilitas ini sebaiknya berlokasi di pusat lingkungan atau menyesuaikan
dengan jumlah komunitas penganutnya, didukung minimum oleh 2500 penduduk
pemeluk agama bersangkutan.
1 Kelurahan Talang 4 - 2 1 -
Semut
2 Kelurahan 22 Ilir 2 1 - - -
3 Kelurahan 19 Ilir 3 3 - - -
4 Kelurahan 23 Ilir 1 1 - - -
5 Kelurahan 26 Ilir 5 - - - -
6 Kelurahan 24 Ilir 6 50 - - -
Kecamatan Bukit Kecil21 55 2 1 0
3.6 Prasarana
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian area darat,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi
lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di
bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan
kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Rencana sistem prasarana utama yang ada di
Kec.Bukit Kecil berupa rencana sistem jaringan transportasi. Jaringan pergerakan di
Kec.Bukit Kecil berupa jaringan jalan transportasi darat dan angkutan sungai
penyeberangan. Jaringan jalan bertujuan untuk:
1. Mendukung inter-koneksi antar pusat pelayanan dan membentuk struktur tata ruang
(sistem kota-kota).
2. Mendukung keterhubungan antar pusat pelayanan dan sub pusat pelayanan Kecamatan
Bukit Kecil, Kota Palembang maupun kawasan-kawasan lainnya yang berdekatan dengan
Kecamatan Bukit Kecil
3. Mendukung wilayah-wilayah berproduksi tinggi (menciptakan akses pada kawasan
perumahan, kawasan perdagangan dan jasa, dll).
4. Memberi akses bagi semua wilayah pelayanan menuju pusat-pusat layanan
Fungsi Jalan Karakteristik Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan
Arteri Sekunder Kecepatan rencana minimal 40 Parkir di badan jalan diperkenankan
km/jam tetapi terpisah dengan jalur cepat,
Lebar jalan minimal 8 m selain mempertimbangkan volume
Kapasitas lebih besar daripada kendaraan, lebar (kapasitas jalan),
volume lalu lintas rata-rata jumlah lajur
Lalu lintas jarak jauh tidak boleh Bangunan sepanjang jalan ini harus
terganggu oleh lalu lintas lambat memiliki GSB (GSB tidak boleh
Jalan persimpangan dengan berimpit dengan rumija)
pengaturan tertentu tidak Set-back bangunan diperkenankan
mengurangi kecepatan rencana dan
kapasitas jalan
Kolektor Primer Kecepatan rencana minimal 40 Parkir di badan jalan diperkenankan
km/jam tetapi terpisah dengan jalur cepat,
Lebar jalan minimal 7 m selain mempertimbangkan volume
Kapasitas lebih besar daripada kendaraan, lebar (kapasitas jalan),
volume lalu lintas rata-rata jumlah lajur
Jalan masuk dibatasi, direncanakan Bangunan sepanjang jalan ini dapat
sehingga tidak mengurangi dengan GSB berimpit dengan rumija
kecapatan rencana dan kapasitas Set-back bangunan diperkenankan
jalan
Tidak terputus walaupun masuk kota
Kolektor Kecepatan rencana minimal 20 Parkir di badan jalan diperkenankan
km/jam tetapi terpisah dengan jalur cepat,
Sekunder
Lebar badan jalan minimal 7 m selain mempertimbangkan volume
kendaraan, lebar (kapasitas jalan),
jumlah lajur
Bangunan sepanjang jalan ini dapat
dengan GSB berimpit dengan rumija
Set-back bangunan diperkenankan
Lokal Primer Kecepatan rencana paling rendah 20 Kendaraan angkutan barang dan
km/jam bus dapat diizinkan melalui jalan ini.
Lebar badan jalan lokal primer tidak
kurang dari 6 meter
Lokal Sekunder Kecepatan rencana paling rendah 10 Kendaraan angkutan barang berat
km/jam dan bus tidak diizinkan melalui
Lebar badan jalan lokal sekunder fungsi jaIan ini di daerah
tidak kurang dari 5 meter pemukiman
Sumber: Karakteristik dan Hal-hal yang Harus Diperhatikan Diatur dalam UU No. 38 Tahun 2004 tentang
Jalan
Adapun panjang keseluruhan rencana peningkatan fungsi jalan/jalan lingkungan yaitu 15.501,30
m sedangkan untuk rencana jalan baru/jalan inspeksi yaitu 2.108,31 m. jaringan jalan yang
melewati Kecamatan Bukit Kecil meliputi jaringan jalan yaitu:
1. jaringan jalan arteri sekunder dengan lebar badan jalan 11 m, yaitu di Jalan
Jend.Sudirman
2. jaringan jalan kolektor primer dengan lebar badan jalan 9 m, yaitu Jalan Kapten
A.Rivai, Jalan. Radial, Jalan Merdeka, Jalan. Diponegoro, Jl.SW.Subekti, danJalan
Letkol Iskandar
3. jaringan jalan kolektor sekunder dengan lebar badan jalan 9 meter, yaitu, Jalan
KH.Ahmad Dahlan
4. jaringan jalan lokal dengan lebar badan jalan 7,5 meter meliputi seluruh jalan-jalan
di perumahan dan permukiman yang tersebar di Kec.Bukit Kecil dan jalan lokal
lainnya
3.6.2 Drainase
Kota merupakan tempat bagi banyak orang untuk melakukan berbagai aktivitas, maka untuk
menjamin kesehatan dan kenyamanan penduduknya harus ada sanitasi yang memadai,
misalnya drainase. Dengan adanya drainase tersebut genangan air hujan, air buangan (limbah)
rumah tangga seperti MCK dan limbah pabrik dapat disalurkan sehingga banjir dapat
dihindari dan tidak akan menimbulkan dampak ganguan kesehatan pada masyarakat serta
aktivitas masyarakat tidak akan terganggu. Drainase merupakan suatu sistem yang tidak
hanya untuk menyalurkan air hujan, tetapi untuk limbah rumah tangga maupun limbah pabrik.
Sistem ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang
sehat, apalagi di daerah yang berpenduduk padat seperti di perkotaan. Sistem jaringan
drainase kota bertujuan untuk mengatasi masalah pembuangan air, baik untuk pengeringan air
hujan yang jatuh maupun untuk pembuangan air limbah yang dihasilkan dari rumah tangga
terutama untuk limbah cair dan mengatasi masalah pembuangan air hujan ke badan sungai.
Saluran drainase yang terdapat di Kecamatan Bukit Kecil pada dasarnya merupakan sistem
drainase alam, yaitu dengan memanfaatkan sungai-sungai yang ada yang berfungsi sebagai
saluran primer. Pembangunan jaringan primer dan sekunder drainase harus memperhatikan
aspek hidrolis dan aspek struktur. Aspek Hidrolis mencakup kecepatan maksimum dan
minimum aliran dalam saluran, bentuk saluran, dan bangunan pelengkap yang diperlukan.
Aspek Struktur mencakup jenis dan mutu saluran, serta kekuatan dan kestabilan bangunan.
Jaringan sistem penyaluran air hujan yang disesuaikan dengan keadaan fisik daerah
pelayanan. Jalur saluran drainase ini sebagian besar terletak pada kanan dan kiri jalan.
Jaringan Listrik - Tenaga listrik (energi listrik) dibangkitkan oleh pusat-pusat listrik. Sudah
banyak terdapat jenis pusat pembangkit listrik yang telah dikembangkan dan dimanfaatkan
secara ekonomis. Disamping itu masih banyak lagi energi alternatif yang masih dalam
penelitian guna menjawab tantangan lingkungan hidup yang bersih dan tantangan
keterbatasan sumber daya alam (SDA) yang akan habis digunakan. Seluruh kawasan di
Kecamatan Bukit Kecil telah dilayani oleh jaringan listrik, masyarakat setempat
memanfaatkannya tidak hanya untuk kepentingan rumah tangga, tetapi juga untuk berusaha
(perkantoran, perdagangan dan jasa, dan pariwisata). Pada umumnya pengembangan
jaringan listrik mengikuti pola jaringan jalan, kecuali jaringan SUTT (Saluran Udara
Tegangan Tinggi). Pengembangan jaringan listrik oleh PLN didasarkan oleh adanya
permintaan dari masyarakat, sehingga apabila akan direncanakan suatu kawasan yang
membutuhkan jaringan listrik baru, PLN akan mengembangkan jaringan listrik baru di
kawasan tersebut apabila ada permintaan. Dalam memenuhi kebutuhan energi listrik
sesuai dengan perkembangan wilayah/ kawasan perkotaan, maka secara umum
kebutuhan energy terbagi menjadi 2 kebutuhan yaitu kebutuhan listrik domestic dan
non domestic. Berdasarkan SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan
Lingkungan Perumahan Perkotaan, kebutuhan listrik domestik sebesar 450 VA per unit
rumah dan kebutuhan listrik non-domestik sebesar 40% dari kebutuhan listrik domestik.
Kelurahan Talang
1 Semut 7.369 828.979 331.592 1.160.570
2 Kelurahan 22 Ilir 3.135 352.672 141.069 493.741
2024
2029
Kelurahan Talang
1 Semut 8.173 919.457 367.783 1.287.240
2 Kelurahan 22 Ilir 3.477 391.164 156.466 547.629
Kelurahan Talang
1 Semut 8.575 964.696 385.878 1.350.574
2 Kelurahan 22 Ilir 3.648 410.410 164.164 574.574
2039
Kelurahan Talang
1 Semut 8.977 1.009.935 403.974 1.413.909
2 Kelurahan 22 Ilir 3.819 429.656 171.862 601.518
Timbulan sampah semakin meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk di masing-
masing wilayah, sampah adalah semua jenis bahan buangan baik yang berasal dari manusia atau
binatang yang biasanya berbentuk padat. Umumnya bahan-bahan tersebut dibuang karena
dirasakan oleh pemiliknya sebagai barang yang tidak berharga, tidak bernilai dan tidak diinginkan
Ketika jumlah makhluk hidup sangat kecil maka sampah yang dihasilkan secara kuantitas dapat
diabaikan, apalagi semuanya merupakan bahan organik sehingga dengan proses dekomposisi atau
pembusukan alami akan kembali ke alam secara sempurna. Namun, ketika jumlah manusia
semakin banyak maka produksi sampah tidak bisa begitu saja diserahkan kepada proses alamiah.
Ketika jenis sampah semakin bervariasi maka proses pengelolaannya juga semakin kompleks.