Prak Infus Glocosa

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

“INFUS GLUKOSA”

Oleh

Siti Aulia Ulfah


SF 19237

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BORNEO LESTARI

BANJARBARU

JANUARI 2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Formulasi sediaan steril merupakan salah satu bentuk sediaan farmasi yang banyak

dipakai, terutama saat pasien rawat inap di rumah sakit. Sediaan steril sangat membantu pada

saat pasien dioperasi, diinfus, disuntik, mempunyai luka terbuka yang harus segera diobati

dan sebaginya. Semuanya sangat membutuhkan kondisi steril karena pengobatan yang

langsung bersentuhan dengan sel tubuh, lapisan mukosa, organ tubuh, dan dimasukkan

langsung kedalam cairan atau rongga tubuh sangat memungkinkan terjadinya infeksi bila

obatnya tidak steril. Oleh karena itu kita memerlukan sediaan steril. Disamping steril, kitapun

memerlukan sediaan obat dalam kondisi isohidris dan isotonis agar tidak mengiritasi.

Untuk menghasilkan sediaan yang steril, kita memerlukan pengetahuan tambahan selain

pengetahuan tentang pembuatan bentuk sediaan, yaitu adanya jaminan bahwa selama

produksi, sediaan bebas dari cemaran mikroba. Bentuk sediaan steril bisa berbentuk cair,

padat atau semipadat. Proses pembuatannya pun sama dengan sediaan non steril. Infus

merupakan larutan steril dan umumnya diberikan melalui intravena untuk menambah cairan

tubuh, elektrolit, untuk memberi nutrisi atau sebagai pembawa obat. Biasanya diberikan

dalam bentuk volume besar dengan penetesan lambat melalui intravena. Infus intravena dapat

digunakan untuk pemberian obat agar bekerja cepat, seperti keadaan darurat, karena obat tidak

diabsorpsi secara oral. Dapat pula digunakan pada penderita yang tidak sadar atau pada

penderita yang tidak dapat atau tidak tahan menerima pengobatan oral.
Infus ini berguna untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang karena disebabkan oleh

kekurangan cairan akibat muntah, diare berkepanjangan, sebagai penembah energy, serta

pengganti makanan bila seorang penderita penyakit tidak dapat lagi mengkonsumsi makanan

seperti biasanya. Maka untuk mengganti makanan tersebut digunakan infus. Karena di dalam

sediaan infus terdapat zat-zat yang berfungsi sebagai kalorigenik yang dapat menghasilkan

energi, juga dapat menjaga kestabilan cairan dalam tubuh. Karena infus ini merupakan salah

satu sediaan dalam bidang farmasi, maka seorang farmasi wajib mengetahui cara pembuatan

infus dan bagaimana pula cara pemakaiannya untuk itulah praktikum dengan percobaan

pembuatan sediaan infus perlu dilaksanakan. Sediaan infus harus memenuhi syarat yaitu

steril, bebas pirogen, jernih dan praktis bebas partikel. Oleh karena itu, sediaan ini lebih

mahal jika dibandingkan dengan sediaan nonsteril karena ketatnya persyaratan yang harus

dipenuhi.

B. Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui tahapan-tahapan dalam pembuatan sediaan steril infus

glukosa.

2. Mahasiswa dapat membuat sediaan steril infus glukosa dalam skala laboraturium sesuai

dengan persyaratan sediaan steril yang telah ditentukan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sediaan Parenteral

Sediaan parenteral adalah bentuk sediaan obat dalam bentuk terbagi-bagi yang

bebas dari mikroorganisme hidup. Pada prinsipnya, yang termasuk sediaan ini antara lain

sediaan parenteral preparat untuk mata dan preparat irigasi (infus). Sediaan parenteral

merupakan jenis sediaan yang unik diantara bentuk sediaan yang lain yaitu sediaan

disuntikkan melalui kulit atau membrane mukosa, maka sediaan ini harus bebas dari mikroba

dan pirogen atau bahan toksik lainnya, serta harus memiliki tingkat kemurnian yang tinggi.

Semua bahan dan proses yang terlibat dalam pembuatan produk ini harus dipilih dan

dirancang untuk menghilangkan semua jenis kontaminasi fisik, kimia, mikrobiologis.

Infus adalah larutan dalam jumlah besar terhitung mulai 100ml yang diberikan

melalui intravena tetes demi tetes dengan bantuan peralatan yang cocok. Asupan air dan

elektrolit dapat terjadi melalui makanan dan minuman dan dikeluarkan dalam jumlah yang

relative sama. Rasionyandalam tub uh adalah air 57%, lemak 20,8%, protein 17%, serta

mineral dan glikogen 6%. Ketika terjadi gangguan hemostatif, maka tubuh harus segera

mendapatkan terapi untuk mengembalikan keseimbangan air dan elektrolit larutan untuk infus

intravena harus jernih dan praktis bebas partikel.

Infus merupakan metode pemberian cairan dan obat yang dilakukan langsung

melalui pembuluh darah. Cairan diberikan melaui infus dapat berfungsi sbeagai cairan

pemeliharaan ataupun cairan resusitasi. Cairan infus akan diberikan ketika psien melakukan

perawatan di rumah sakit.


Cairan infus tersimpan di dalam sebuah kantong atau botol steril yang akan

dialirkan mellaui selang menuji pembuluh darah. Jenis dan jumlah cairan yang digunakan

akan bergantung kondisi pasien, ketersdedian cairan, dan tujuan pemberian cairan infus.

Selain untuk memberikan cairan, pemberian infus jiga bisa dilakukan sebagai metode

pemberian obat secara parenteral.

Menurut Farmakope Indonesia edisi III halaman 12, infus intravena adalah sdiaan

steril berupa larutan emulsi, bebas pirogen dan sedapat mungkin dibuat dengan volume

relative banyak. Kecuali dinyatkan lain, infus intravena tidak diperbolehkan mengandung

bakterisida dan zat dapar. Larutan untuk infus intravena harus jernih dan prakris bebas

partikel.

B. Syarat-syarat infus

1. Aman, tidak boleh menyebabkan iritasi jaringan dan efek toksik.

2. Jernih, berarti tidak ada partikel padat.

3. Tidak berwarna, kecuali obatnya memang berwarna.

4. Sedapat mungkin isohidris, PH larutan sama dengan darah dan cairan tubuh lain yakni 7,4.

5. Sedapat mungkin isotonis, artinya mempunyai tekanan yang sama dengan darah, airmata,

cairan lumbai dan tekanan osmosis larutan NACL0,9%.

6. Harus steril, suatu bahan dinyatakan steril bila sama sekali bebas dari mikroorganisme

hidup dan pathogen maupun non pathogen, baik dalam bentuk vegetative maupun dalm

bnetuk tidak vegetatif (spora).

7. Bebas pirogen, karena cairan yang mengandung pirogen dapat menimbulkan demam,

menurut CO Tui, pirogen dalah senyawa kompleks polisakarida dimana mengandung


radikal yang ada unsur N, dan P. selama radikal masih terikat, selama itu dapat

menyebabkan demam dan pirogen bersifat termostabil.

C. Keuntungan Sediaan Infus

1. Obat memiliki onset (mula kerja) yang cepat

2. Efek obat dapat diramalkan dengan pasti

3. Bioavabilitas obat dalam traktus gastrointestinal dapat dihindarkan

4. Obat dapat diberikan kepada penderita sakit keras atau dalam keadaan koma

5. Kerusakan obat dalam tractus gastrinitestinal dapat dihindarkan

D. Kerugian Sediaan Infus

1. Rasa nyeri saat disuntikkan apalagi kalau harus diberikan berulang kali

2. Memberukan efek fisikologis pada penderita yang takut suntik

3. Kekeliruan pemberian obat atau dosis hampir tidak mungkin diperbaiki terutama sesudah

pemberian intravena

4. Obat hanya dapat diberikan penderita dirumah sakit atau ditempat praktek dokter oleh

perawat yang kompeten

5. Lebih mahal dari bentuk sediaan non steril dikarenakan ketatnya persyaratan yang harus

dipenuhi (steril, bebas pirogen, jernih, praktis, dan bebas partikel)

E. Fungsi Pemberian Infus

1. Dasar nutrisi, kebutuhan kalori untuk pasien dirumah sakit harus disuplai via intravena

seperti protein dan karbohidrat

2. Keseimbangan elektrolit digunakan pada pasien yang shock, diare, mual, muntah dan

membutuhkan cairan intravena

3. Pengganti cairan tubuh yang hilang akibat dehidrasi


4. Pembawa obat contohnya antibiotic

F. Sterilisasi

Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk menciptakan keadaan steril. Secara

tradisional keadaan steril adalah kondisi mutlak yang tercipta sebagai akibat penghancuran

dan penghilangan semua mikroorganisme hidup. Konsep ini menyatakan bahwa steril adalah

istilah yang mempunyai ko otasi relative dan kemungkinan menciptakan kondisi mutlak

bebas dari mikroorganisme hanya dapat diduga atas dasar proyeksi kinetis angka kematian

mikroba.

Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas,

penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Bila panas digunakan bersama-sma

dengan uap air maka disebur sterilisasi panas lembab atau sterilisasi panas basah.Bila tanpa

kelembaban maka disebut sterilisasi panas kering.Sedangkan kimiawi dilakukan dengan gas

atau radiasi.Pemilihan metode didasrkan pada sifat bahan yang disterilkan.

Pada umumnya metode sterilisasi digunakan untuk sediaan farmasi dan bahan yang

dapat tahan terhadap temperature yang diperginakan dan penembusan uap air, tetapu tiadak

menimbulkan efek yang tidak dikehendaki akiabt uap air tersebut.Metode ini juga

dipergunakan untuk larutan dalam jumlah besar, alat gelas, pembalut operasi dan instrument.

Tidak digunakan untuk mensterilkan minyak-minyak, minyak lemak, dan sediaan lain yang

tidak adapt ditembus oleh uap air atau pnesterilan serbuk terbuka yang mungkin ruska oeleh

uap air jenuh.

G. Glukosa

Glukosa atau dekstrosa yaitu suatu gula yang diperoleh dari hidrolisis

pati.Mengandung satu molekul air hidrat atau anhidrat.Pemberian : Hablur tidak berwarna,
serbuk hablur ataus erbuk granul putih, tidak berbau, rasa manis. Glukosa stabil dalm bentuk

larutan.Dekstrosa stabil dalam keadaan penyimpanan yang kering dengan pemanasan tinggi,

dapat menyebbakan reduksi Ph dan karamelasi dalam larutan.Dekstrosa merupakan cairan

yang menagndung gula sederhana. Cairan ini sering digunakan untuk meningkatkan kadar

gula darah, ada seseorang yang mengalami hipoglikemia (gula darah rendah). Selain itu

cairan infus dekstrosa juga dapat digunakan untuk kondisi hyperkalemia (kadar kalium yang

tinggi)

H. Norit

Norit adalah suatu jenis karbon yang memiliki luas permukaan yang sangat besar,

norit digunakan untuk menyerap kontamin, pemeriannya: hitam tidak berbau.

Cairan infus tidak boleh digunakan secara sembarangan dan penggunaanya harsu

dibawah pengawasan dokter. Hal ini karena faktor resiko keomplikasi akibat pemberian infus

bisa saja terjadi.Selain itu, pemilihan jenis cairan infus juga harus disesuaikan dengan kondisi

pasien dan pertimbangan dokter.

I. Tinjauan Farmakologi

1. Indikasi

Glukosa adalah obat yang tersedia dalam cairan injeksi, biasanya digunakan melalui

cairan infus serta obat minum berupa tablet. Cara kerja obat ini adalah dengan cara

meningkatkan kadar glukosa di dalam darah. Kegunaan utama glukos aadalah untuk

mengobati kadar gula darah rendah (hipoglikemia) biasanya pada orang menderita DM.

namun, glukosa adalah obat yang juga digunakan untuk meningkatkan kadar asupan
karbohidrat pada orang yang tiadak bisa makan karena suatu penyakit, trauma, atau kondisi

media lainnya.

Biasanya glukosa juga diberikan kepada orang yang sakit karena terlalu banyak

mengonsumsi alcohol. Glukosa juga bisa digunakan untuk mengobati hyperkalemia atau

kondisi dimana kadar kalium di dalam darah terlalu tinggi. Obat ini tergolong obat resep

dokter dan hnaya bisa mendapatkannnya jika memiliki resep dokter

2. Efek samping

Efek samping apa yang dapat dialami karena glukosa ?semua obat dapat

menyebabkan efek smaping, tetatpi banyak orang tidak mengalami, atau sedikit merasakan

efek samping. Periksa dengan dokter anda jika salah satu efek samping yang paling umum

secara terus-menerus terjadi atau kondisi anda semakin memburuk. Berikut adalah efek

samping glukosa yang umum terjadi :

a. Semakin sering buang air kecil

b. Nyeri

c. Kulit kemerahan, atau bengkak ditempat suntikan, jika terjadi efek samping serius, cari

bantuan medis segera

d. Reaksi alergi parah (ruam, gatal-gatal, kesulitan bernapas, sesak dada, pembengkakan

mulut, wajah, bibir atau lidah)

e. Kebingungan atau linglung

f. Otot berkedut

g. Kejang

h. Pembengkakan pada tangan atau kaki

i. Tubuh terasa lemah


Tidak semua orang mengalami efek samping, tergantung individu

3. Kontraindikasi

Peringatan dan perhatian obat glukosa, sebelum menggunakan glukosa, ada beberapa

hal yang harus dilakukan dan dipahami :

a. Jangan menggunakan glukosa tanpa sepengetahuan dokter, terutama jika anda memiliki

penyakit diabetes

b. Tanyakan kepada dokter atau apoteker apakah aman menggunakna glukosa jika anada

memiliki alergi terhadap produk yang mengandung glukosa

c. Tanyakan kepada dokter apakah aman menggunakan glukosa jika anda memiliki kondisi

kesehatan tertentu termasuk asma, alergi terhadap makanan, kecanduan alcohol, cedera di

kepala, masalah ginjal, atau penyakit jantung atau stroke.

d. Tanyakan kepada dokter apakah aman menggunakan obat ini jika anda sedang hamil atau

menyusui

4. Dosis glukosa

a. Dosis glukosa untuk hipoglikemia (dewasa). Cairan injeksi : 10-25gm (40-100ml) sebagai

dosis tunggal. Hanya digunakan saat dibutuhkan saja

b. Dosis dlukosa untuk depresi cairan pada orang dewasa. Cairan injeksi 5% cairan yang

diberikan pada pembuluh darah. Dosis ini ditentukan berdasarkan kondisi masing-masing

pasien.

c. Dosis glukosa untuk depresi karbohidrat pada dewasa. Cairan injeksi >5% cairan yang

diberikan pada pembuluh darah. Dosis ini ditentukan berdasarkan kondisi masing-masing

pasien.

d. Dosis untuk tes toleransi glukosa pada dewasa. Oral 75gm digunakna sebagai dosis tunggal
e. Dosis glukosa untuk anak. Cairan injeksi 0,5-1gm/kgbb. Dosis max. 25gm/dosis

f. Dosis tablet kunyah : 1 gm, 4gm, 5gm, tablet biasa 4gm

Gel : 15gm

Larutan intravena /suntikan : 2,5%, 5%, 10%, 20%, 25%, 30%, 40%, 50%, 70%

5. Aturan pemakaian glukosa

Berikut adalah cara penggunaan glukosa :

a. Gunakan glukosa seperti yang diarahkan oleh dokter anda. Periksa label pada obat

untuk instruksi dosis yang tepat

b. Glukosa biasanya diberikan sebagai suntikan. Jika anda mneggunakan glukosa

dirumah, hati-hati dalam mengikuti prosedur injeksi yang diajarkan kepada anda

oleh penyedia layanan kesehatan.

c. Jika anda menggunakan sediaan tablet yang bisa dikunyah, kunyah terlebih dahulu

tablet tersebut sebelum ditelan.

d. Jika anda menggunakan obat ini untuk mengatasi hipoglikemia setidaknya anda

hanya perlu menunggu 10menit setelah menggunakan obat ini hingga kondisi anda

membaik. Jika tidak, gunakan dosis yang sama satu kali lagi

6. Farmakologi glukosa

Aspek penting farmakologi dari glukosa adalah untuk menangani hipoglikemia.

Dekstrosa akan diserap secara cepat pada traktus intestinal, didistribusikan ke seluruh tubuh,

setelah itu dieksresikan melalui urine

7. Farmakodinamik
Dekstrosa atau glukosa merupakan monosakarida yang umum ditemukan dalam

tubuh.Dekstrosa memiliki beberapa peran dalam metabolism tubuh, diantaranya sumber

energy.

8. Komposisi

Glukosa monohidrat 5,9%

Norit 0,1%

WFI steril ad to 500


BAB III

METODE KERJA

1. Alat dan Bahan

a. Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah aluminium foil, batang pengaduk, botol

infus, kaca, corong gelas, Erlenmeyer, gelas beaker, gelas ukur, kaca arloji, kapas, karet

penutup, kertas perkamen, kertas saring, PH universal, pipet tetes palstik, sendok besi,

sendok plastic, sendok porselin, tali kasur, wadah kaca

b. Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah asam bikarbonat, glukosa monohidrat,

HCl, Norit, SLS, WFi steril

2. Formula

R/ glukosa monohidrat 5,9%

Norit 0,1%

WFI steril ad to 500

3. Prosedur kerja

a. Berssihkan alat dan buat kondisi aseptis LAF

b. Kalibrasi wadah dengan WFI steril ad 500ml

c. Glukosa monohidrat yang sudah ditimbang dimasukkan kedalam beker gelas yang sudah

dikalibrasi dan fitambahkan WFI streil kira-kira 450ml diaduk hingga larut. Larutan

dicampur kemudian di cek pH (5), apabila PH belum sesuai maka adjust dengan HCl 0,1

N atau Naoh 0,1 N. ditambahkan WFi pada larutan hingga mencapai 500ml, diaduk

hingga homogen.
d. Ditimbang norit 500mg digelas arloji.Larutan glukosa dipanskan hingga mencapai

80derajatC. Saat suhu mencapai 80derajatC. Tambahkan norit yang sudah ditimbnag,

aduk hingga homogen 15menit. Pastikan volume tidak berkurang.

e. Larutan disaring dengan corong dan kertas saring rangkap 2. Filtrate ditampung dalam

labu Erlenmeyer 1000m, tandai batas atas permukaan larutan. Disaring dengan corong

dan kertas saring 2 rangkap dengan membrane filter 0,45mm untuk pembebasan sisa norit

dan mikroorganisme, dimasukkan ke dalam botol infus 500ml

f. Botol infus dibilas dengan sediaan alu tutup rapat, diikat dengan tali champagne, di

autoklaf pada suhu 115derajatC selama 30menit. Botol infus dikeluarkan dari autoklaf dan

didinginkan

g. Diberi etiket dan brosur kemudian dimasukkan ke dalam kemasan sekunder

4. Evaluasi sediaan

a. Cek PH sediaan menggunakan PH meter. Tujuan dilakukannya evaluasi ini untuk

mengetahui PH sediaan tetes hidung kloramfenikol. Menurut DEPKES RI yaitu PH antara

5,5-6,5

b. Pengujian bahan partikulat dalam sediaan, bahan partikulat merupakan zat asing, tidak

larut dan melayang, kecuali gelembung gas dalam pengujian ini dilakukan secara visual

yang dilakukan oleh seseorang untuk mencek larutan bebas bahan partikulat. Tujuannya

agar tidak tersisa partikulat didalam sediaan tersebut

c. Uji kejernihan bertujuan untuk mengetahui kejernihan sediaan yang dibuat. Diperiksa

dengan melihat wadah pada latar belakang hitam putih. Meletakkan wadah sediaan

didalam kotak hitam putih dibagian dalamnya. Sinari wadah dari samping sinari dari arah
samping, lihat apakah masih ada kotoran yang berwarna hitam atau berwarna muda.

Amatilah kejernihan cairan.

d. Uji kebocoran dilakukan dengan cara membalik botol infus yang amsih tertutup rapat

diatas kerta ssaring yang steril. Dilihat apakah ada rembesan air yang kleuar dari botol

infus dan membasahi kertas saring. Tujuan dari evaluasi ini agar sediaan benar-benar

aman dan tidak ada kebocoran pada wadah sediaan.


BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Praktikum

a. Berdasarkan uji PH yang dilakukan, maka PH dari praktikum adalah 6,2

b. Berdasarkan uji kejernihan yang dilakukan, didapatkan larutan percobaan yang sangat

jernih

c. Uji bebas partikulat yang dilakukan pada larutan percobaan, didapatkan hasil larutan yang

bebas partikulat, tidak ada kotoran, maupun bahan asing dan sudah dilakukan sterilisasi

akhir dengan menggunakan autoklaf

d. Uji kebocoran yang dilakukan pada larutan hasil percobaan didapatkan hasil larutan yang

aman, dan tidak ada kebocoran pada wadah sediaan infus

2. Pembahasan

a. Hal yang pertama dilakukan adalah melakukan sterilisasi terhadap alat-alat yang akan

digunakan pada praktikum. Meliputi botol infus, tutup botol infus, gelas ukur, beker gelas,

Erlenmeyer, batang pengaduk, kertas saring. Sterilisasi dilakukan dengan autoklaf dengan

suhu 121derajatC selama 15menit, kecuali tutup botol infus. Tutup botol infus disterilisasi

dengan cara direbus dengan aquadset selama 30menit

b. Setelah semua alat disterilisasi, membuat aquadest bebas pirogen yang bertujuan agar

pasien tidak mengalmai demam, setelah disuntikkan infus glukosa , karena pirogen

merupakan prosuk mikroorganisme yang dapat menyebabkan naiknya suhu tubuh.

Aquadest bebas pirogen dibuat dengan cara melarutkan karbo adsorben dalam aquadest

sebanyak 0,1% dari volume air lalu dipanaskan pada suhu 60-70derajatC selama 15 menit
3. Kesimpulan

a. Infus adalah larutan dalam jumlah besar terhitung mulai 100ml yang diberikan melalui

intavena tetes demi tetes dengan bantuan peralatan yang coock

b. Uji yang dilakukan pada pembuatan infus adalah uji kejernihan, uji volume, uji PH, uji

kebocoran

c. Sediaan yang dibuat memnuhi syarat uji kejernihan, dikarenakan tidak terdapat partikel

didalam larutan infus

d. Sediaan yang dibuat memiliki PH 6,2

e. Sediaan memenuhi uji kebocoran, karena tidak terjadi kebocoran pada sediaan infus
DAFTAR PUSTAKA

Al Rasyid, M. 2018. Laporan Resmi Praktikum Formualsi Teknologi Sediaan Steril Praktikum
III. Infus D5. Laboratorium Kimia Farmasi. Sekolah Tinggi Faramsi Muhammadiyah
Tangerang
Dr. Pane, Merry. D. C. 2019. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jenis Cairan Infus dan
Kegunaanya https://www.alodokter.com/dasar-dasar-prosedur-memanfaatkan-cairan-
infus
Hapsari, Annisa., dr. Upahita, Damar. 2021. Kementerian kesehatan Republik Indonesia . Hello
Sehat. Glukosa https://hellosehat.com/obatan-suplemen/obat/glucose/
Kristianingsih, Linda. 2016. Laporan Resmi Praktikum Formulasi Steril Larutan Parenteral.
Laboratorium Teknologi Farmasi. SEkolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang
https://www.academia.edu/25792947/LAPORAN_RESMI_PRAKTIKUM_FORMULA
SI_SEDIAAN_STERIL
Nurdiansyah, Dicky. 2015. Laporan Praktikum Teknologi Formulasi Sediaan Steril Sediaan
Infusa Glukosa. Program Studi S-1 Farmasi. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti
Tunas Husada Tasikmalaya
https://www.academia.edu/12111520/laporan_sediaan_steril_infusa_glukosa
Pretest.
1. Tuliskan fungsi dan mekanisme norit dalam sediaan infus!

2. Berdasarkan formula berapakah jumlah glukosa dan norit yang perlu ditimbang?

Jawab

1. Norit adalah suatu jenis karbon yang memiliki luas permukaan yang sangat besar, norit

digunakan untuk menyerap kontaminan. Mekanisme norit yaitu dengan mengadsorpsi gas

dan senyawa-senyawa kimia tertentu, tergantung pada volume pori-pori dan luas

permukaannya. Gugus fungsi dapat terbentuk pada norit ketika dilakukan aktivasi, yang

disebabkan terjadinya interaksi radikal bebas pada permukaan karbon dengan atom-atom

seperti oksigen dan nitrogen yang berasal dari proses pengolahan ataupun atmosfer.

2. Volume dilebihkan menjadi 550 ml.

Penimbangan bahan:

550 ml
Glukosa 5% = x 5 g = 5,5 g
500 ml

550 ml
Norit 0,1% = x 0,1 g = 0,11 g
500 ml

Anda mungkin juga menyukai