Penyelidikan Epidemiologi Kejadian Luar Biasa (KLB) Keracunan Pangan Di Kampung Cijoho RW 01 Desa Sirnamekar Kabupaten Sukabumi Tahun 2019
Penyelidikan Epidemiologi Kejadian Luar Biasa (KLB) Keracunan Pangan Di Kampung Cijoho RW 01 Desa Sirnamekar Kabupaten Sukabumi Tahun 2019
Penyelidikan Epidemiologi Kejadian Luar Biasa (KLB) Keracunan Pangan Di Kampung Cijoho RW 01 Desa Sirnamekar Kabupaten Sukabumi Tahun 2019
JURNAL SEHAT MASADA VOLUME XIV NOMOR 2 Juli 2020 e-ISSN : 2502-5414
Yeni Suryamah
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Bandung
[email protected]
Abstrak
Setiap makanan selalu mengalami proses penyediaan bahan mentah, pengolahan, penyimpanan dan
distribusinya sampai di meja makan yang berisiko terjadinya keracunan, baik keracunan karena
pangan itu sendiri beracun atau adanya bahan racun yang mencemari makanan. Keracunan pangan
sering dikaitkan dengan pengelolaan atau penyimpanan makanan yang tidak atau kurang higienis.
Faktor perilaku merupakan hal yang berperan penting dalam berbagai kasus. selain itu faktor
lingkungan dengan kondisi sanitasi yang tidak memadai atau kurang memenuhi syarat kesehatan juga
berpengaruh dengan berbagai kejadian keracunan pangan. Tujuan penyeldikan epidemiologi ini adalah
untuk memperoleh gambaran dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian KLB Keracunan
pangan di Kampung Cijoho RW 01 Desa Sirnamekar Kecamatan Tegalbuled Kabupaten Sukabumi.
Desain studi ini menggunakan deskriptif Cohort Historical dengan waktu pengumpulan data dimulai
pada Jumat 15 Nopember 2019 hingga 19 Nopember 2019. Populasi penelitian adalah seluruh kasus
keracunan makanan di Wilayah Kampung Cijoho RW 01 Desa Sirnamekar Kecamatan Tegalbuled
Kabupaten Sukabumi. sedangkan sampel terdiri dari kasus yang memenuhi kriteria kasus dan kontrol
yang memenuhi kriteria control yaitu orang yang memakan makanan syukuran namun tidak menjadi
sakit. Hasil penyelidikan epidemiologi didapatkan bahwa Attack rate KLB keracunan pangan terbesar
pada jenis kelamin perempuan (0.041%) dan kelompok umur 15->60 tahun (0.029%). Case Fatality
Rate pada KLB Keracunan Pangan sebesar 0.027. Gejala terbanyak pada kejadian KLB keracunan
pangan ini adalah gejala mual 77.9% (60 orang) dan diare 67.5% (52 orang). Kurva epidemik pada
kejadian KLB ini berbentuk common source dengan rentang masa inkubasi 30 menit sampai dengan
79.5 jam, dengan mean inkubasi 12,51 jam. Berdasarkan masa inkubasi diperoleh informasi bahwa
agent penyebab penyakit yang memungkinkan adalah bakteri E.colli. Berdasarkan jenis makanan yang
dimakan, dicurigai bahwa makanan yang berisiko menyebabkan keracunan adalah bihun, dengan
selisih attack rate sebesar 0.12. Hasil pemeriksaan rapid test pada alat masak didapatkan hasil positif
mengandung residu glukosa dan residu protein. Rekomendasi antara lain diperlukan adanya penguatan
Program sanitasi lingkungan, Peningkatan kembali sosialisasi dari perangkat daerah yang menangani
kesehatan lingkungan serta meningkatkan kembali pola partisipasi masyarakat melalui pemberdayaan
masyarakat
Abstract
Every food always experiences the process of supplying raw materials, processing, storing and
distributing it to the dinner table which is at risk of poisoning, either poisoning because the food itself
is poisonous or the presence of poisonous substances that pollute food. Food poisoning is often
associated with the management or storage of food that is not or less hygienic. Behavioral factors are
things that play an important role in various cases. In addition, environmental factors with inadequate
sanitation conditions or inadequate health requirements also affect various food poisoning incidents.
The purpose of this epidemiological investigation is to obtain an overview and factors that influence
the incidence of food poisoning outbreaks in Cijoho Village RW 01 Sirnamekar Village, Tegalbuled
District, Sukabumi Regency. The study design uses descriptive Historical Cohort with data collection
time starting on Friday 15 November 2019 until 19 November 2019. The study population was all
cases of food poisoning in the Cijoho Village RW 01 Sirnamekar Village Tegalbuled District
Sukabumi District. while the sample consists of cases that meet the criteria of cases and controls that
meet the control criteria, namely people who eat thanksgiving food but do not become ill. The results
of epidemiological investigations found that the outbreak of food poisoning outbreaks was greatest in
the female sex (0.041%) and the age group 15-> 60 years (0.029%). Case Fatality Rate in KLB Food
Poisoning is 0.027. The most common symptom in the outbreak of food poisoning was nausea of
77.9% (60 people) and diarrhea 67.5% (52 people). The epidemic curve in the outbreak event is in the
form of a common source with an incubation period of 30 minutes to 79.5 hours, with a mean
incubation of 12.51 hours. Based on the incubation period, information was obtained that the possible
causative agent was E. coli bacteria. Based on the type of food eaten, it is suspected that food that is
at risk of causing poisoning is vermicelli, with a difference in attack rate of 0.12. The results of the
rapid test on the cookware showed positive results containing glucose residues and protein residues.
Recommendations include the need to strengthen the environmental sanitation program, re-increase
the socialization of the regional apparatus that handles environmental health and to increase the
pattern of community participation through community empowerment.
1. Perangkat lunak untuk pengolahan data - Jarak ke Ibu Kota Kabupaten : 120 Km
yang diperoleh diolah secara - Lama jarak tempuh ke Ibu Kabupaten : 4
komputerisasi menggunakan program Jam
Microsoft Office - Jarak ke Ibu Kota Propinsi : 230 Km
2. Analisis data sekunder dan primer - Lama jarak tempuh ke Ibu Propinsi : 7
berupa : Data jumlah penderita menurut Jam
kelompok umur, Curve epidemik
Keracunan Pangan, Distribusi kasus KLB Kronologis Kejadian
Keracunan Pangan,Menganalisis distribusi Pada hari Jumat, tanggal 15 November
kasus KLB Keracunan Pangan berdasarkan 2019, BP.Pudin Di Kp Cijoho Rt 01 Rw 01
variabel, orang, tempat dan waktu, attack Desa Sirnamekar Kec. Tegalbuleud, Kab.
rate dan case fatality rate, Mendeskripsikan Sukabumi menggelar acara Syukuran Tahfidz
upaya yang telah dilakukan untuk Qur’an. Acara tersebut dilaksanakan selama
menanggulangi KLB Keracunan Pangan satu hari, yaitu Hari Jumat (Syukuran). Untuk
yang telah terjadi acara hari Jumat makanan mulai siap disajikan
sejak pukul 16.00 wib,
HASIL DAN PEMBAHASAN Ada beberapa makanan yang dihidangkan
Deskripsi Wilayah Desa Sirnamekar dalam acara syukuran Tahfidz Qur’an : antara
Desa Sirnamekar merupakan salahsatu di lain Daging Ayam Bumbu, Bihun, nasi putih,
Kecamatan Tegalbuleud yang memiliki luas Bugis, papais, ulen. Makanan disajikan dengan
wilayah 1.750 ha dan terbagi menjadi 4 dibungkus dan ketika hendak pulang, masing-
Kedusunan dan 12 ke-RT-an. Dengan Batas- masing keluarga dibekali dengan 1 dus
Batas Desa sebagai berikut makanan dengan menu yang sama yang di
- Sebelah utara berbatasan dengan Sungai kemas dalam nasi bok putih berbungkus
Cikaso, Desa Bojong Kecamatan steyrofoam.
Kalibunder. Pada hari Sabtu siang, tanggal 16
- Sebelah selatan berbatasan dengan Desa November 2019, sekitar pukul 14.00WIB
Nangela Kecamatan Tegalbuleud sampai dengan sabtu pagi ada beberapa warga
- Sebelah timur berbatasan dengan Desa mengeluh mual, muntah-muntah disertai
Bangbayang Kecamatan Tegalbuleud pusing setelah menyantap hidangan dari acara
- Sebelah barat berbatasan dengan Desa syukuran tersebut. Kemudian warga yang
Cimahpar Kecamatan Kalibunder mengeluh gejala yang sama semakin
Orbitasi Desa bertambah di sekitar jam 12.00WIB hingga
- Jarak ke Ibu Kota Kecamatan :78 Km jam 19.00WIB. Selanjutnya Ketua RT melapor
- Lama jarak tempuh ke Ibu Kecamatan : 3 Ke Kepala Dusun Cijoho (enyang) pada jam
Jam 19.00WIB dan menginformasikan ke Bidan
Tabel. 9 Dugaan Agen Kimia Penyebab dan orang yang tidak makan daging ayam
Penyakit dengan Masa Inkubasi Terpendek namun sakit sebanyak 15 orang. Hal ini tidak
Pada Kejadian KLB Keracunan Pangan Di
Kampung Cijoho Desa Sirnamekar Kecamatan jauh berbeda dengan orang yang tidak makan
Tegalbuleud Kab. Sukabumi 15-19 Nopember bihun namun sakit (20 orang). Namun bila
2019
dilihat dari selisih attack rate terbesar ternyata
No Nama Rata-rata Rata-rata Agent
Agent Masa Masa Penyakit di duga penyebab keracunan berasal dari
Penyebab Inkubasi Inkubasi Disingkirkan
Kasus
makanan bihun (selisih attact rate = 0.12)
1 keracunan beberapa Disingkirkan
kadmium menit
sampai Faktor Risiko Yang Memungkinkan
beberapa
jam a. Hasil Wawancara dengan penjamah
2 keracunan beberapa Disingkirkan makanan
florida menit
sampai 2
jam
Penjamah Makanan Hanya Anggota
12.51 jam
3 keracunan 30 menit Belum Keluarga Yang Berjumlah 2 Orang,
timbal atau lebih
lama ditambah ibu Holis dan isap. Bapak. Pudin
4 keracunan 30 menit Disingkirkan
timah sampai 2 menyatakan bahwa mereka sudah biasa
jam
5 Keracunan Beberapa Disingkirkan menyelenggarakan syukuran seperti itu
sianida detik sampai
beberapa beberapa kali dan tidak ada kejadian
menit apapun.
6 Keracunan ± 1 jam Disingkirkan
arsenik b. Hasil investigasi lingkungan
Berdasarkan investigasi ke rumah
Tabel 10 Attack Rate Makanan yang di
Konsumsi Pada Kejadian KLB Keracunan penyelenggara syukuran (Bpk. Pudin)
12,51 jam. Berdasarkan masa inkubasi Undang – Undang Republik Indonesia No. 4
Tahun 1984, Wabah Penyakit Menular.
diperoleh informasi bahwa agent
Jakarta.
penyebab penyakit yang memungkinkan Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2004,
Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan.
adalah bakteri E.colli
Jakarta
f. Berdasarkan jenis makanan yang
Departemen Kesehatan RI, 2008, Petunjuk
dimakan, dicurigai bahwa makanan
Teknis Surveilans Keracunan Pangan.
yang berisiko menyebabkan keracunan Jakarta
adalah bihun, dengan selisih attack rate
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
sebesar 0.12 Tahun 2011, Buku Pedoman Penyelidikan
dan Penanggulangan Kejadian Luar
g. Hasil pemeriksaan rapid test pada alat
Biasa Penyakit Menular dan Keracunan
masak didapatkan hasil positif Pangan. Jakarta.
mengandung residu glukosa dan residu
Chin, James, 2009, Manual Pemberantasan
protein Penyakit Menular, Editor Penterjemah :I
Nyoman Kandun. Edisi 17. Jakarta.