Makalah Asuhan Keperawatan Pada Agregat Ibu Hamil Dan Menyusui

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KEPERAWATAN KOMUNITAS II
“Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Agregat Ibu Hamil dan Menyusui”

Oleh:

Adelina Rizki Wardani Rangkuti


NIM. 183310796

Dosen Pembimbing:
Ns. Desi Deswita, S. Kep. Kom

PRODI SARJANA TERAPAN JURUSAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah Keperawatan Komunitas II ini
tepat pada waktunya yang berjudul “Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Agregat Ibu Hamil
dan Menyusui”.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, kesempurnaan hanyalah milik
Allah semata. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat
saya harapkan. Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada ibu dosen pembimbing dan teman
teman sekalian. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai semua usaha kita. Aamiin.

Padang, 25 Januari 2021

Adelina Rizki Wardani Rangkuti

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... 2

DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
C. Tujuan ..................................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN TEORITIS ......................................................................................
A. Konsep Dasar Komunitas Agregat Ibu Hamil dan Menyusui ................................ 5
B. Asuhan Keperawatan Komunitas Agregat Ibu hamil dan Menyusui...................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 17
B. Saran ....................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbagai macam program kesehatan yang di rintis oleh pemerintah sebagian besar di tujukan
kepada masalah kesehatan yang terjadi pada ibu dan anak. Ibu dan anak merupakan individu-
individu yang dijadikan satu kelompok karena memiliki persamaan karakter yang disebut
dengan agregat ibu. Target utama mengapa ditujukan kepada ibu dan anak yaitu untuk
menurunkan angka kematian ibu dan anak, angka kelahiran kasar dan angka kematian ibu
hamil dengan alasan kesehatan ibu merupakan komponen penting dalam pembangunan
bangsa. Rasionalnya ibu yang sehat pasti akan melahirkan anak-anak yang sehat apabila ada
saat dikandungan dan saat kelahirannya dirawat sesuai dengan kebutuhan si anak. Tiga
indikator yang dipakai dalam meningkatkan derajat kesehatan ibu adalah angka kematian ibu
(AKI), proporsi pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih, dan angka pemakaian
kontrasepsi (Depkes RI, 2001). Demi tercapainya program kesehatan yang ditujukan untuk ibu
dan anak diharapkan seluruh pihak yang berpengaruh dalam program kesehatan reproduksi
Indonesia mendukung pencapaian kualitas hidup sehingga dapat terwujud pula kualitas hidup
keluarga. Pertolongan persalinan yang aman adalah yang dilakukan oleh tenaga medis. Tenaga
penolong persalinan menjadi sangat penting karena berkaitan dengan program
safemotherhood. Semakin tinggi cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan semakin rendah
risiko terjadinya kematian ibu. AKI Indonesia pada tahun 2007 adalah sebesar 228 per 100.000
kelahiran hidup (Depkes, 2007).

B. Tujuan

Dalam penyusunan makalah ini, didapatkan tujuannya adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan memahami konsep dasar dan konsep komunitas agregat pada
ibu hamil dan menyusui.
2. Untuk mengetahui dan memahami asuhan keperawatan komunitas agregat pada ibu
hamil dan menyusui.

4
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Materi


1. Konsep Dasar Ibu Hamil dan Menyusui

Konsep Ibu Hamil

Kehamilan (graviditas) dimulai dengan konsepsi (pembuahan) dan berakhir dengan permulaan
persalinan. Persalinan (partus) didefinisikan sebagai proses pengeluaran bayi dan uri dari badan
ibu. Nifas (puerperium) ialah masa setelah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya alat
kandungan sampai kepada keadaan sebelum hamil.

Konsepsi atau biasa disebut fertilisasi terjadi ketika inti sel sperma dari laki–laki memasuki inti
sel ovum dari perempuan (Chapman & Durham, 2010). Ovum yang sudah dibuahi (dinamakan
zigot) memerlukan waktu 6–8 hari untuk berjalan ke dalam uterus. Perjalanannya di sepanjang
tuba falopi dibantu oleh kerja peristaltik tuba, gerakan mendorong zigot yang dilakukan oleh silia
pada dinding tuba dan cairan yang dihasilkan oleh epitelium bersilia. Sekitar 10 hari setelah terjadi
fertilisasi, zigot berkembang menjadi blastokist dan akan menanamkan dirinya dalam
endometrium. Implantasi/penanaman/ nidasi biasanya terjadi pada pars superior korpus uteri
(bagian atas badan uterus).

Ibu hamil harus mengetahui kapan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT). Hal ini dimaksudkan agar
petugas kesehatan dapat mengetahui kapan taksiran persalinan (TP) ibu hamil tersebut. Tujuannya
adalah petugas kesehatan dapat mengetahui apakah ibu hamil tersebut memiliki usia kehamilan
yang sesuai dengan persalinannya atau tidak. Usia kehamilan yang matur/normal atau fisiologis
adalah antara 37–41 minggu. Jika usia kehamilan antara 32–36 minggu, maka kehamilannya
adalah kehamilan premature. Jika usia kehamilan lebih dari 42 minggu, maka kehamilannya adalah
kehamilan postmatur/ serotinus.

5
Konsep Angka Kematian Ibu Hamil

Evaluasi Data Demografik dan Statistik, Ada beberapa jenis evaluasi data demografik dan statistik
yang diperhatikan dalam memahami obstetrik yang meliputi:

a. Angka kematian kasar (crude death rate)


Angka kematian kasar adalah jumlah kematian setahun setiap 1000 penduduk yang
dihitung pada pertengahan tahun tersebut.
b. Angka kelahiran fertilitas kasar (crude birth rate)
Angka kelahiran kasar adalah jumlah kelahiran hidup selama setahun setiap 1000
penduduk.
c. Angka kesuburan (fertility rate)
Angka kesuburan adalah jumlah kelahiran hidup setiap 1000 wanita antar umur 15 – 44
tahun.
d. Angka kematian ibu (maternal mortality ratio)
Angka kematian ibu adalah jumlah kematian ibu akibat langsung dari proses reproduksi
setiap 100.000 kelahiran hidup.
e. Angka kematian perinatal (perinatal mortality rate)
Angka kematian perinatal adalah jumlah kematian bayi baru lahir dengan kelahiran mati
setiap 1000 kelahiran.
f. Angka kematian bayi (infant mortality rate)
Angka kematian bayi adalah jumlah kematian bayi kurang dari 1 tahun setiap 1000
kelahiran hidup.

Untuk memahami hal tersebut ada beberapa istilah yang harus diketahui meliputi:

a. Kelahiran mati (stillbirth)


Kelahiran mati adalah kelahiran anak tanpa tanda-tanda hidup yang meliputi: tidak
bernapas, tidak bergerak, dan tanpa adanya bunyi jantung anak.
b. Kematian jabang bayi (early neonatal mortality)
Kematian jabang bayi adalah kematian bayi yang lahir hidup yang dalam minggu pertama
setelah lahir.

6
c. Masa perinatal (perinatal period)
Masa perinatal adalah masa janin/bayi mulai umur kehamilan 20 minggu/500 gram sampai
hari ke 28 pasca persalinan.

Kematian ibu dan kematian perinatal merupakan cermin kemampuan dalam memberikan
pelayanan kesehatan di tengah masyarakat. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu
indikator kesehatan ibu. Negara – negara di dunia memberi perhatian yang cukup besar terhadap
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) sehingga menempatkannya dalam
Millennium Development Goals (MDGs), dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan manusia. Target AKI di Indonesia pada tahun 2015 adalah 108 kematian per 100.000
kelahiran hidup, sementara itu berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012 Angka Kematian Ibu adalah 359 per 100.000 kelahiran hidup. Salah satu cara untuk
menurunkan AKI di Indonesia adalah dengan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang
terlatih dan melakukan persalinan dengan difasilitasi pelayanan kesehatan.

Penyebab kematian ibu tidak langsung antara lain akibat anemi karena kekurangan gizi kronis dan
dapat mengakibatkan BBLR yang merupakan faktor risiko utama kematian bayi baru lahir. Ibu
hamil di daerah endemis malaria seperti Papua, Maluku, dan NTT mudah menderita panas tinggi
dan meninggal karena penyakit malaria (prevalensi ibu hamil dengan malaria). Selain itu isu utama
yang mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi adalah kelahiran pada remaja, rokok selama
kehamilan, penyalahgunaan obat selama kehamilan dan gangguan kesehatan. Kelahiran pada ibu
remaja juga sangat mempengaruhi anak mereka kelak.

Sebagian besar kematian ibu sebenarnya dapat dicegah, misalnya; Kematian akibat perdarahan
dapat dicegah dengan pertolongan tepat dan cepat serta persedian darah yang cukup, Preeklamsi
dan eklamsi dapat dicegah dengan asuhan prenatal (asuhan dan pengawasan sebelum melahirkan)
yang teliti dan Infeksi nifas dapat dicegah dengan kebersihan badan, pertolongan aseptis dan
dengan pemberian antibiotika. Menurut klasifikasi penyebab langsung kematian yang menjadi
pertimbangan, walaupun penyebab predisposisi mungkin juga merupakan faktor penting, seperti
seorang ibu mengalami perdarahan yang masif, dalam kondisi lemah dapat mengalami infeksi
nifas yang pada akhirnya menyebabkan kematian. Infeksi nifas adalah infeksi luka pada jalan lahir
setelah melahirkan, yang kadang kala meluas menyebabkan peritonitis, perawat dapat berperan
aktif dalam membantu mencegah infeksi tersebut

7
Adanya gangguan kesehatan mengacu pada perbedaan akses, penggunaan jasa pelayanan
kesehatan dan kesehatan yang terkait berbagai faktor seperti usia, ras, etnik, status sosio-ekonomi
dan kelompok geografis serta status kesehatan populasi tersebut.

a. Gangguan kesehatan paling tinggi terjadi pada orang dengan penghasilan rendah tanpa
memperhatikan ras atau etnik.
b. Orang dengan penghasilan rendah cenderung tidak dapat menerima pelayanan kesehatan
yang komprehensif dan cenderung menolak untuk dirawat di rumah sakit (Agency for
Healthcare Research and Quality, 2007).
c. Wanita dengan penghasilan rendah cenderung tidak mencari dan melanjutkan perawatan
prenatal. Hal ini dapat meningkatkan resiko komplikasi selama kehamilan, persalinan dan
nifas.

Konsep Ibu Menyusui

Masa postpartum/nifas dimulai dari setelah ibu melahirkan/bersalin dan diakhiri saat alat
kandungan kembali dalam kondisi sebelum hamil, lamanya kurang lebih antara 6 sampai dengan
8 minggu. (Anggraini, 2010), (Astuti, 2015), (Bahiyatun, 2009). Masa nifas dan menyusui
merupakan masa adaptasi setelah masa hamil dan bersalin. Pada masa nifas ini, ibu nifas
mengalami beberapa perubahan, diantaranya perubahan fisik maupun perubahan psikologis.
Proses adaptasi ibu nifas terkadang muncul menjadi ketidaknyamanan yang dialami ibu selama
masa nifas. Ketidaknyaman yang dirasakan ibu nifas salah satunya adalah kecemasan dalam proses
menyusui. Tantangan ibu menyusui diantaranya ibu merasa ASI-nya tidak cukup untuk bayinya
sehingga menjadi penghambat dalam menyusui. Selain hal tersebut, proses menyusui berdampak
adanya gangguan dalam kebutuhan tidur/istirahat selama masa nifas. Masalah tersebut muncul
dapat disebabkan karena ibu sering terbangun yang dikarenakan bayi menangis, bayi tidur tidak
nyenyak, dan proses menyusui.

8
(WHO) dan Pemerintah RI yang gencar dikemukakan di sektor kesehatan untuk mengurangi
morbiditas dan mortalitas anak. ASI adalah sumber nutrisi yang primer bagi anak sejak dilahirkan
sampai ia mampu mencernakan asupan lain setelah usia enam bulan. Lemak, protein, karbohidrat,
vitamin, mineral, enzim, dan hormon yang terdapat dalam ASI tidak dapat digantikan oleh susu
buatan industri. ASI mengandung zat-zat kekebalan yang melindungi anak dari infeksi dan
penyakit kronis, serta mengurangi kemungkinan menderita gangguan kesehatan di kemudian hari
seperti obesitas, diabetes, dan asthma (WHO, 2014).

Faktor yang mempengaruhi produksi ASI berasal dari internal dan eksternal. Faktor internal
meliputi kondisi fisik, psikologis, pengetahuan ibu dan faktor fisik bayi sedangkan faktor eksternal
diantaranya inisiasi menyusui dini (IMD) dan frekuensi menyusui (Kadir, 2014). Kondisi fisik
seperti kelainan anatomi fisiologi, usia, paritas, dan asupan nutrisi ibu merupakan faktor internal
yang mempengaruhi produksi ASI. Sebagian besar ibu bekerja telah memiliki intensi untuk
memberikan ASI eksklusif sejak hamil, namun setelah kembali bekerja produksi ASI menjadi
sedikit dan tidak mencukupi kebutuhan bayi sehingga ibu memberikan tambahan susu formula
(Anggraenil, Nurdiati & Padmawati, 2015).

2. Konsep Dasar Komunitas Pada Agregat Ibu Hamil dan Menyusui

Keperawatan komunitas merupakan bagian dari bidang praktik professional dalam keperawatan
kesehatan komunitas atau masyarakat, dilaksanakan berdasarkan penggunaan keterampilan teknis
keperawatan, interpersonal, analitis, dan organisasi dengan tujuan meningkatkan peningkatan
kebijakanan kesehatan dan taraf kesehatan komunitas atau masyarakat. Asuhan keperawatan
komunitas dilaksanakan secara komprehensif terhadap idividu, keluarga, komunitas, dan
masyarakat berdasarkan hasil pengukuran kondisi-kondisi yang mengancam kesehatan. Upaya
peningkatan kesehatan komunitas dilakukan dengan memanfaatkan data demografi populasi,
penggunaan metode epidemiologi, dan proses diagnosis kebutuhan kesehatan. Perawat/ners
komunitas dalam melakukan asuhan keperawatan komunitas perlu menguasai berbagai
kompetensi.

9
Agregat adalah sebuah kelompok atau komunitas terdiri dari orang yang memiliki kesamaan
kareakteristik secara umum. Suatu komunitas dapat terdiri dari agregat yang tumpeng tindih
dimana orang-orang yang ada di komunitas menjadi beberapa agregat. Pengkategorian agregat
yang umum dipakai dalam pelaksanaan proses keperawatan dikategorikan berdasar kelompok usia
dan sistem sosial. Contoh nya seperti kelompok ibu hamil dan menyusui.

Kelompok ibu hamil dan menyusui termasuk ke dalam population at risk. Dimana kelompok yang
memiliki peluang untuk lebih cepat memiliki mengalami masalah kesehatan. Masalah kesehatan
pada ibu hamil dan menyusui muncul karena interaksi faktor resiko dengan dimensi biologi dan
usia, faktor risiko perilaku dann faktor lingkungan (Stanhope & Lancaster, 2010). Ibu hamil dan
menyusui berada dalam kelompok berisiko, karena ibu hamil dan menyusui memperoleh asuhan
belum terputus pemberian ASI eksklusif pada bayi mereka. Faktor risiko biologi pada ibu hamil
dan menyusui adalah bentuk puting susu ibu, kesiapan ibu berperan menjadi ibu, kecemasan ibu.
Faktor perilaku pada ibu menyusui adalah diit ibu, ibu bekerja sehingga menganggap menyusui
adalah hal yang merepotkan. Faktor lingkungan pada ibu hamil dan menyusui yang berpengaruh
adalah sulitnya mendapatkan pelayanan konseling laktasi, dukungan keluarga dan masyarakat
untuk tetap memberikan ASI.

B. Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Agregat Ibu Hamil dan Menyusui


1. Pengkajian (Dengan Model CAP/Community as Partner)
a. Data Inti
• Demografi: Variabel yang dapat dikaji adalah karakteristik komunitas
atau dilingkungan dimana melihat usia ibu hamil dan menyusui, agama,
status perkawinan apakah masih bersuami atau single parent, latar
belakang pendidikan ibu hamil dan menyusui, serta pekerjaan ibu.
Metode pengkajian dapat dilakukan dengan wawancara kepada ibu,
angket dan data sekunder melalui profil kesehatan.
• Statistik vital: Data statistik vital yang dapat dikaji adalah jumlah angka
ibu melahirkan, angka kesakitan dan angka kematian ibu hamil serta
menyusui (nifas). Angka kesakitan dan kematian tersebut diperoleh dari
penelusuran data sekunder melalui profil kesehatan.

10
• Etnis dan Budaya: Variabel yang dapat dikaji meliputi: bagaimana
suku/rasnya, apakah terdapat adat atau kebiasaan terhadap ibu hamil dan
menyusui yang dapat mempengaruhi terhadap kesehatan ibu dan bayi
kemudian bahasa yang digunakan ibu.
• Karakteristik Ibu hamil dan menyusui: Fisik (jenis keluhan yang dialami
oleh ibu), Psikologis (efek psikologis terhadap ibu hamil dan menyusui,
contohnya berupa kesiapan akan menjadi ibu atau akan hadirnya
anggota keluarga baru, perubahan tubuh), Sosial (Sikap ibu hamil dan
menyusui terhadap adanya masalah kesehatan yang rentan terjadi pada
ibu hamil, serta tanggapan berupa untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan)
• Perilaku: Seperti pola makan ibu yang kurang baik yang mungkin bisa
mempengaruhi penyebab ibu maupun bayi gizi kurang, sikap ibu dalam
memberikan asi eksklusif kepada bayi, apakah ada sikap ibu yang
kurang efektif akbiat ekonomi yang kurang.

b. Sub Sistem
• Lingkungan fisik
Yang dapat dikaji meliputi seperti di lingkungan daerah ibu hamil dan
menyusui bagaimana iklim dan cuacanya apakah cenderung panas atau
dingin, bagaimana dengan tempat tinggal ibu, apakah tempat padat
penduduk, kelembapannya bagaimana, dan pencahayaan dan
ventilasinya apakah baik untuk ibu hamil dan menyusui. Kemudian di
daerah tersebut rata-rata bangunan tempat tinggalnya seperti apa,
apakah sudah tua atau masih kokoh, bagaimana bentuk arsitekturnya,
kemudian bagaimana kualitas lingkungan, kebersihan lingkungannya,
lingkungan fisik yang kurang bersih akan menambah dampak buruk
terhadap penurunannya daya tahan tubuh sehingga rentan terkena
penyakit.

11
• Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Yang dapat dikaji meliputi; Apakah di daerah ibu hamil dan menyusui
ini terdapat pelayanan kesehatan seperti puskesmas dan posyandu,
bagaimana waktu dalam pemberian pelayanan kesehatan apakah setiap
hari atau terbatas waktu, sumber daya, apakah banyak ibu hamil yang
datang memeriksakan kandungannya, dan ibu menyusui yang
memeriksakan kesehatan bayinya, dan apakah pelayanan kesehatan di
daerah itu untuk ibu hamil dan menyusui dalam memeriksakan
kandungannya dipungut biaya. Pengkajian ini dapat dilakukan melalui
wawancara kepada pemimpin unit terkait (jika ada) dan ibu.
• Ekonomi
Mengkaji karakteristik finansial ibu, apakah ibu bekerja atau tidak baik
ibu hamil dan menyusui. Karakteristik finansial ini mengidentifikasi
penghasilan ibu dan keluarga berdasarkan indikator upah regional.
Kategori pekerja apa jika ibu bekerja, kelompok khusus yang bekerja
(single parent dan anak). Metode yang dilakukan adalah survei rumah
tangga atau data sekunder melalui profil ibu hamil dan menyusui.
• Keamanan dan transportasi
Keamanan mengidentifikasi pelayanan dan perlindungan terhadap ibu
hamil dan menyusui mencakupi; kebakaran, kepolisian, krisis senter dan
sanitasi. Terjaminnya sanitasi lingkungan misalnya seperti air yang
bersih, jauh dari limbah, jauh dari penumpukan sampah, guna agar
terhindar dari penyakit dan wabah untuk ibu hamil dan menyusui.
Kajian transportasi meliputi kondisi jalan di lingkungan seperti apa,
jenis kenderaan yang biasanya digunakan oleh ibu hamil dan menyusui
di lingkungan tersebut baik kenderaan umum dan kenderaan pribadi,
kalau kenderaan umum di daerah tersebut apakah terdapat tempat
khusus untuk ibu hamil. Pengkajian ini dapat dilakukan dengan metode
mengkaji data kemanan komunitas dengan survei, sementara untuk
mengkaji transportasi menggunakan winshield survey.

12
• Politik dan pemerintahan
Mengidentifikasi partai politik dan partisipasinya dalam pelayanan
kesehatan terkhusus untuk ibu hamil dan menyusui, jenis pemerintahan
(RT/RW/Kelurahan/Desa), dan kebijakan kesehatan seperti pelayanan
khusus ibu hamil dan menyusui, dana sehat ibu hamil dan menyusui atau
asuransi terhadap ibu hamil dan menyusui.
• Komunikasi
Komunikasi meliputi jenis dan tipe komunikasi yang digunakan oleh
ibu, khususnya komunikasi formal dan informal yang digunakan dalam
keluarga, jenis bahasa yang digunakan terutama dalam penyampainan
informasi kesehatan ibu hamil dan menyusui tentang gizi, daya dukung
keluarga terhadap peningkatan kesehatan dan asi eksklusif. Jika
dilingkungan terdapat komunitas khusus ibu hamil/menyusui apakah
sering berkumpul dan berkomunikasi.
• Pendidikan
Pendidikan sebagai sub sistem meliputi; latar belakang pendidikan rata-
rata ibu hamil/menyusui di lingkungan, tingkat pengetahuan ibu tentang
pengertian penyakit yang ibu hamil atau menyusui bisa terhadapi,
bahaya dan dampaknya, cara mengatasi, bagaimana cara perawatannya,
serta cara mencegahnya.
• Rekreasi
Yang perlu dikaji adalah jenis dan tipe sarana rekreasi yang ada seperti
taman, dan lainnya, tingkat partisipasi atau kemanfaatan dari sarana
rekreasi tersebut untuk ibu hamil/menyusui, serta jaminan keamanan,
apakah dikenai biaya penanganan atau tidak dari sarana rekreasi yang
ada.

13
c. Persepsi

Persepsi ibu hamil dan menyusui terhadap suatu penyakit apakah masih acuh atau
sudah mulai ingin tahu, kalau masih acuh bisa jadi dipengaruhi oleh rendahnya
tingkat pendidikan ibu atau masyarakat ataupun kurangnya pengetahuan kesehatan
mengenai suatu penyakit terhadap ibu hamil dan menyusui.

2. Diagnosa Keperawatan Komunitas


a. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan Ketidaktahuan Menemukan Sumber
Informasi (SDKI, hal. 246-248)
b. Defisit Kesehatan Komunitas berhubungan dengan Hambatan akses ke Pemberi
Pelayanan Kesehatan (SDKI, hal. 244-245)
3. Intervensi Keperawatan Komunitas

NO SDKI SIKI SLKI

1. Defisit Tingkat Pengetahuan (hal. Edukasi perawatan kehamilan


Pengetahuan b.d 146): (hal. 93):
ketidaktahuan ⎯ Perilaku sesuai anjuran Observasi
menemukan meningkat ⎯ Identifikasi kesiapan dan
sumber informasi ⎯ Verbalisasi minat kemampuan menerima
dalam belajar informasi
meningkat ⎯ Identifikasi pengetahuan
⎯ Perilaku sesuai dengan tentang perawatan masa
pengetahuan kehamilan
meningkat
⎯ Pertanyaan tentang Terapeutik
masalah yang dihadapi ⎯ Sediakan materi dan media
meningkat pendidikan kesehatan
⎯ Persepsi yang keliru ⎯ Berikan kesempatan untuk
terhadap masalah bertanya
menurun

14
⎯ Menjalani pemeriksaan Edukasi
yang tidak tepat ⎯ Jelaskan perubahan fisik
menurun dan psikologis masa
⎯ Perilaku membaik kehamilan
⎯ Jelaskan ketidaknyaman
selama kehamilan
⎯ Jelaskan kebutuhan nutrisi
kehamilan
⎯ Jelaskan kebutuhan
aktivitas dan istirahat
⎯ Jelaskan tanda bahaya
kehamilan
⎯ Jelaskan adaptasi siblings
⎯ Anjurkan ibu rutin
memeriksakan
kehamilannya

Promosi Edukasi Laktasi di


Komunitas (hal. 362):
Observasi
⎯ Identifikasi perilaku
menyusui di komunitas
⎯ Identifikasi adanya
kelompok pendukung ASI
atau kader kesehatan
Terpeutik
⎯ Bentuk kelompok
pendukung ASI dan kader
terlatih (jika belum ada)

15
⎯ Sosialisasikan pada ibu
hamil tentang ASI miniml
2 kali
⎯ Libatkan suami, keluarga
dan masyarakat sekitar
untuk mendukung ibu
menyusui
Edukasi
⎯ Adakan penyuluhan
tentang manfaat, posisi,
perlekatan dan
permasalahan selama
menyusui oleh tenaga
kesehatan atau kader atau
kelompok pendukung ASI
⎯ Anjurkan kader berkunjung
pada ibu postpartum
kurang dari 2 minggu
⎯ Anjurkan ibu memberi
makanan pendamping ASI
setelah 6 bulan sampai 2
tahun
⎯ Anjurkan memerah ASI
minimal 1 bulan sebelum
ibu bekerja kembali
⎯ Ajarkan cara penyimpanan
ASI dengan tepat

16
2. Defisit Kesehatan Status Kesehatan Komunitas Pengembangan Kesehatan
Komunitas (Hal. 113) : Masyarakat (hal.296):
Komunitas b.d ⎯ Ketersediaan program
Observasi
Hambatan akses promosi kesehatan
ke pemberi meningkat ⎯ Identifikasi masalah atau
pelayanan ⎯ Ketersediaan program isu kesehatan dan
kesehatan proteksi kesehatan prioritasnya
meningkat ⎯ Identifikassi potensi atau
⎯ Partisipasi dalam aset dalam masyarakat
program kesehatan terkait isu yang dihadapi
komunitas meningkat ⎯ Identifikasi kekuatan dan
⎯ Kepatuhan terhadap partner dalam
standar kesehatan pemgembangan kesehatan
lingkungan meningkat ⎯ Identifikasi
⎯ Angka mortalitas pemimpin/tokoh dalam
menurun masayarakat
⎯ Angka morbiditas
Terapeutik
menurun
⎯ Angka kelahiran ⎯ Berikan kesempatan
preterm menurun kepada setiap anggota

⎯ Angka berat badan masyarakat untuk

lahir rendah menurun berpartisipasi sesuai aset


yang dimiliki
⎯ Libatkan anggota
masyarakat untuk
meningkatkan kesdaran
terhadap isu dan masalah
kesehatan yang dihadapi

17
⎯ Pertahankan komunikasi
yang terbuka dengan
anggota masyarakat dan
pihak-pihak yang terlibat
⎯ Fasilitasi struktur
organisasi untuk
meningkatkan kemampuan
berkomunikasi dan
bernegosiasi
⎯ Kembangkan mekanisme
keterlibatan tatanan lokal,
regional bahkan nasional
terkait isu kesehatan
komunitas.

4. Implementasi Keperawatan Komunitas

Dengan dilakukannya intervensi keperawatan komunitas yang disusun, diharapkan dapat


membantu komunitas ibu hamil dan menyusui mencapai tujuan peningkatan kesehatan, pemulihan
penyakit, memfasilitasi koping serta dapat mengubah atau mengatur ulang faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan komunitas ibu hamil dan menyusui.

5. Evaluasi Keperawatan Komunitas

Dalam tahapan ini, evaluasi keperawatan komunitas berguna untuk melengkapi proses
keperawatan komunitas khususnya terhadap ibu hamil dan menyusui. Hal ini dilaksanakan dengan
melihat respon komunitas ibu hamil dan menyusui terhadap intervensi yang diberikan, sehingga
perawat dapat dalam mengambil keputusan. Serta dapat mengukur proses yang telah terjadi dalam
melakukan intervensi keperawatan dalam komunitas ibu hamil dan menyusui.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kelompok ibu hamil dan menyusui termasuk ke dalam population at risk. Dimana kelompok yang
memiliki peluang untuk lebih cepat memiliki mengalami masalah kesehatan. Masalah kesehatan
pada ibu hamil dan menyusui muncul karena interaksi faktor resiko dengan dimensi biologi dan
usia, faktor risiko perilaku dann faktor lingkungan (Stanhope & Lancaster, 2010). Ibu hamil dan
menyusui berada dalam kelompok berisiko, karena ibu hamil dan menyusui memperoleh asuhan
belum terputus pemberian ASI eksklusif pada bayi mereka. Faktor risiko biologi pada ibu hamil
dan menyusui adalah bentuk puting susu ibu, kesiapan ibu berperan menjadi ibu, kecemasan ibu.
Faktor perilaku pada ibu menyusui adlaah diit ibu, ibu bekerja sehingga menganggap menyusui
adalah hal yang merepotkan. Faktor lingkungan pada ibu hamil dan menyusui yang berpengaruh
adalah sulitnya mendapatkan pelayanan konseling laktasi, dukungan keluarga dan masyrakat
untuk tetap memberikan ASI.

B. Saran

Semoga dengan makalah ini dapat membuat kita lebih mengerti tentang asuhan keperawatan
komunitas pada agregat ibu hamil dan menyusui sehingga kita dapat mengaplikasinnya
dikomunitas guna meningkatkan derajat kesehatan ibu hamil dan menyusui dalam komunitas.

19
DAFTAR PUSTAKA

Aprisunadi. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus
Pusat.

Aprrisunadi. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus
Pusat.

Aprisunadi. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus
Pusat.

Abdurrasyid. 2019. Sistem Keperawatan Komunitas I. Jakarta: Universitas Esa Unggul.

Karjatin, Atin. 2016. Keperawatan Maternitas. Jakarta Selatan: Pusdik SDM Kesehatan,
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Nies, Mary A.., & Melanie mcEWEN. 2019. Keperawatan kesehatan komunitas dan keluarga.
Singapore: ELSEVIER

Rahmawati, A. & Prayogi, B. 2017. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Produksi Air Susu Ibu
(ASI) Pada Ibu Menyusui yang Bekerja. Jurnal Ners dan Kebidanan. 4(2): 134-140.

Wattinema, I. & Werdani, D. W. 2015. Manajemen Laktasi dan Kesejahteraan Ibu Menyusui.
Jurnal Psikologi. 42(5): 231-242.

Windayanti, H., Astuti, F. P. & Sofiyanti, I. 2020. Hypnobreastfeeding dan Kualitas Tidur pada
Ibu Menyusui. Indonesian Journal of Midwifery. 3(2): 151-159.

20

Anda mungkin juga menyukai