3.bahan Ajar Asuhan Rawat Inap
3.bahan Ajar Asuhan Rawat Inap
3.bahan Ajar Asuhan Rawat Inap
VISI :
MISI :
4. Meningkatkan kualitas sumber daya melalui kemintraan di dalam dan di luar negeri
TUJUAN :
VISI :
“ Menjadi Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan yang Menghasilkan Terapis gigi Bermutu,
Kompeten dan Berbudaya dengan Keunggulan Layanan Kesehatan Gigi Pariwisata pada
tahun 2030”
MISI :
1. Menyelenggarakan pendidikan D-3 Keperawatan Gigi yang Terukur pada setiap akhir
tahun akademik
semester.
Perguruan Tinggi
5. Menjalin kerjasama dengan institusi pemerintah swasta dan masyarakat baik nasional
maupun internasional
TUJUAN :
Om Swastiastu
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, atas karunia
dan rahmatNya, Modul Teori dan praktik Mata Kuliah Penatalaksanaan Asuhan Kesehatan
Gigi dan Mulut Rawat Inap (KG.3- 406) untuk mahasiswa semester IV Program Studi D III
Modul ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam proses pembelajaran Mata
Kuliah Penatalaksanaan Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut Rawat Inap untuk mencapai
team pembimbing praktik dan pihak yang telah memberikan sumbangan pemikiran dalam
Akhir kata semoga modul ini dapat bermanfaat dalam proses pembelajaran
mahasiswa.
Atas Asung Kerta Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha
Esa, telah tersusun modul Teori dan Praktik Mata Kuliah Penatalaksanaan Asuhan
Kesehatan Gigi dan mulut Rawat Inap (KG.3.406). Saya selaku Ketua Jurusan Kesehatan
Gigi Poltekkes Kemenkes Denpasar sangat bangga dan mendukung dengan tersusunnya
modul ini sebagai pedoman mahasiswa dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas
dan di lahan praktik. Bobot teori mata kuliah Penatalaksanaan Asuhan Kesehatan Gigi dan
Mulut Rawat Inap adalah 2 sks ( 1 T dan 1 P), dengan kemampuan yang ingin dicapai
adalah mampu melaksanakan pengkajian asuhan kesehatan gigi pasien rawat inap, mampu
mengidentifikasi masalah kesehatan gigi dan mulut pasien rawat inap, mampu membuat
rencana intervensi kesehatan gigi dan mulut pasien rawat inap, mampu melakukan evaluasi
dan membuat dokumentasi penatalaksanaan asuhan kesehatan gigi pasien rawat inap.
Saya berharap dengan tersusunnya Modul Teori dan praktik Mata Kuliah ini, dapat
6. Implementasi Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut rawat inap pada pasien sadar
7. Implementasi Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut rawat inap pada pasien
tidak sadarsadar
8. Evaluasi dan dokumentasi Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut rawat inap
DAFTAR ISI
Kebutuhan Dasar Manusia ………………………………………………………………5
Pengertian dan Tujuan Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Pasien
Implementasi Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut rawat inap pada pasien sadar
Implementasi Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut rawat inap pada pasien
tidak sadarsadar
Evaluasi dan dokumentasi Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut rawat inap
BAB I
PENATALAKSANAAN ASUHAN KESEHATAN GIGI
DAN MULUT RAWAT INAP
Ni Ketut Ratmini
PENDAHULUAN
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam
kehidupan dan kesehatan. Setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan fisiologis,
keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri (Potter dan Patricia, 1997).
Dalam mengaplikasikan asuhan kesehatan kepada klien/pasien, kebutuhan dasar manusia tersebut dapat
digunakan untuk memahami hubungan antara kebutuhan klien/pasien terhadap kebutuhan keperawatan.
Meskipun setiap orang mempunyai sifat yang berbeda-beda, tetapi setiap orang mempunyai kebutuhan dasar
yang sama. Besarnya kebutuhan dasar yang terpenuhi menentukan tingkat kesehatan dan posisi pada rentang
sehat-sakit.
Pelayanan asuhan merupakan suatu program atau kegiatan yang dilakukan secara terencana yang
mempunyai hasil tertentu pada suatu kelompok tertentu. Pelayanan asuhan diberikan secara langsung kepada
klien/pasien untuk memenuhi kebutuhan klien/pasien, sehingga dapat mengatasi masalah yang sedang
dihadapinya. Dalam pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut pasien rawat inap, asuhan dilaksanakan untuk
membantu mengatasi masalah kebersihan gigi dan mulut yang dialami klien/pasien yang sedang menjalani rawat
inap.
Anda sebagai Terapis gigi dan mulut diharapkan mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam
memberikan asuhan k eseh atan gigi da n mulut kepada klien/pasien rawat inap. Untuk itu, dalam buku ini
anda akan mempelajari tentang pengertian rawat inap dan tujuan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut
1. menjelaskan pengertian asuhan kesehatan gigi dan mulut pasien rawat inap
2. menjelaskan tujuan dilaksanakannya asuhan kesehatan gigi dan mulut pada pasien rawat inap
3. Menjelaskan standar pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut pasien rawat inap
Pengertian dan Tujuan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Pasien Rawat Inap
Rawat inap merupakan bentuk perawatan dimana pasien dirawat dan tinggal di
Pelayanan rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien yang masuk Puskesmas rawat
inap/rumah sakit, menempati tempat tidur perawatan untuk keperluan observasi, diagnosis,
Pelayanan rawat inap adalah unit yang diperuntukkan untuk pasien yang harus diobservasi
(rawat) karena keadaannya yang tidak memungkinkan untuk mendapat perawatan di rumah,
karena penyakitnya membutuhkan perawatan intensif dari petugas medis, dokter, perawat,
Antara lain :
penyembuhan penyakitnya.
2. Mengembangkan hubungan kerjasama yang produktif baik antara unit maupun antar
profesi
3. Memberikan kesempatan kepada tenaga perawat untuk meningkatkan keterampilan
keperawatannya.
Seara umum tujuan Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Pasien Rawat Inap adalah
terpenuhi kebutuhan pasien rawat inap dalam masalah kesehatan gigi dan mulutnya
1. Rumah Sakit
adalah bagian integral dari suatu organisasi social dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
(preventif) Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat
pelatihan.
menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran
serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan
3. Klinik
perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar atau spesialistik diselenggarakan oleh
o Pelayanan perawatan
o Pelayanan obat
o Pelayanan makanan
Yaitu pasien dengan penuh kesabaran dan keyakinan dirawat tinggal di rumah sakit
2. Tahap Diagnosis
3. Tahap Perawatan
Yaitu berdasarkan diagnosis pasien dimasukkan dalam program perawatan dan terapi
4. Tahap Pemeriksaan
Yaitu secara kontinyu diobservasi dan dibandingkan pengaruh serta respon pasien atas
pengobatan
5. Tahap Kontrol
6. Kelas I
1. Berdasarkan kedatangannya
a. Pasien baru
b. Pasien lama
2. Berdasarkan pengirimannya
profesi lainnya
2. Aspek efisiensi dan aktifitas menyangkut pemanfaatan semua sumber daya di rumah
4. Aspek kepuasan pasien meliputi Kepuasan fisik, mental, dan sosial pasien terhadap :
Lingkungan RS
Kebersihan
Kenyamanan
Kecepatan pelayanan
Keramahan
Perhatian,
dsb
Kemanusiaan
Biaya pengobatan
Penanganan pertama dari perawat harus profesional agar pasien percaya diterima
sesuai SOP
Penanganan dokter harus profesional agar pasien percaya tidak salah memilih RS
Lingkungan RS nyaman
• Pembayaran pasien
• Kesiapan staf, perawat, ruang rawat dan pasien dalam pengantaran dan penerimaan
pasien ke ruangan
• Fasilitas admisi
• Staf admisi
• SOP admisi
• Penempatan pasien
• Pendaftaran pendahuluan, pendaftaran pasien rawat jalan, pendaftaran praktek dokter,
• Pembuatan sertifikat
wasiat
• Presertifikasi
• Telekomunikasi
• Transportasi pasien
• Uji diagnostic
• Manajemen resiko
A. STANDAR PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Standar pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah suatu pedoman yang harus digunakan oleh
Anda sebagai terapis gigi dalam menjalankan tugas asuhan kesehatan gigi dan mulut agar tercapai pelayanan
yang bermutu. Standar Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut ini merupakan petunjuk kerja bagi Anda terapis
Standar ini dimaksudkan untuk memandu Anda sebagai terapis gigi dalam memberikan layanan kesehatan
gigi untuk bekerja secara profesional. Lebih jauh lagi, standar ini juga memberikan perlindungan kepada
individu/masyarakat sebagai penerima pelayanan, demikian pula bagi Terapis gigi dan mulut dalam pelaksanaan
Standar pelayanan bersifat komprehensif, artinya memberikan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut
yang profesional, dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan, dimulai dari tata laksana
tindakan preventif dan kuratif sederhana, menyelesaikan standar hygiene pemeliharaan alat-alat kedokteran
Terapis gigi dan mulut hendaknya mendasarkan tindakannya atas standar-standar yang telah ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan. Asuhan kesehatan gigi dan mulut oleh Terapis gigi dan mulut memiliki 8 jenis
1. Standar Administrasi
Standar administrasi bagi seorang Terapis gigi dan mulut yang menjalankan asuhan kesehatan gigi dan mulut
adalah harus memiliki Surat Izin Terapis gigi dan mulut (SIPG) sebagai bukti tertulis pemberian kewenangan
untuk menjalankan pekerjaan keperawatan gigi. Selain itu, Terapis gigi dan mulut juga harus memiliki Surat Izin
Kerja (SIK) sebagai bukti tertulis yang diberikan kepada Terapis gigi dan mulut untuk melakukan pelayanan
asuhan kesehatan gigi dan mulut di sarana kesehatan. SIPG dan SIK wajib dimiliki perawat gigi dalam
menjalankan pekerjaannya untuk meningkatkan mutu pelayanan asuhan serta perlindungan tenaga kesehatan dan
Tujuan standar ini adalah agar Anda memperoleh data dan informasi masalah kesehatan yang ada pada
klien/pasien sehingga Anda dapat menentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah yang ada,
dengan mempertimbangkan aspek fisik, mental, sosial dan spiritual serta faktor lingkungan. Data tersebut harus
2) Data yang berkaitan dengan segala sesuatu yang mempengaruhi kesehatan, dan kebutuhan
3) Data tentang sumber daya (tenaga, peralatan, dana) yang tersedia untuk mengatasi masalah yang terjadi
pemeriksaan, dan pengamatan, misalnya suhu tubuh, tekanan darah, warna kulit
2) Data subjektif, yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan pasien, atau dari keluarga
Untuk mengumpulkan data di atas, sumber data yang dapat Anda gunakan adalah:
1) Sumber data primer, yaitu data yang dikumpulkan dari pasien, berdasarkan hasil pemeriksaan
2) Sumber data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari orang lain, misalnya keluarga atau orang terdekat
pasien
3) Sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya rekam medik dan catatan riwayat perawatan pasien
sebelumnya.
Setelah Anda menentukan sumber data, cara yang dapat Anda gunakan untuk mengumpulkan data adalah: 1)
Wawancara/anamnesa.
Wawancara/anamnesa adalah komunikasi timbal balik berbentuk Tanya jawab yang Anda lakukan dengan
pasien atau keluarga pasien tentang hal-hal yang berkaitan dengan keluhan pasien. Dalam hal ini Anda
membina hubungan baik dengan pasien sebelum memulai wawancara/anamnesa. Wawancara dilakukan
dengan penuh keramahan, keterbukaan, menggunakan bahasa yang sederhana dan Anda perlu
memastikan kenyamanan pasien terjamin. Semua hasil wawancara Anda catat dalam format proses asuhan
kesehatan gigi. 2) Pengamatan Anda dapat melakukan pengamatan terhadap fisik, perilaku, dan sikap
pasien dalam rangka mengidentifikasi masalah yang ada pada mulut pasien (diagnosis) . Pengamatan ini
dilakukan dengan panca indra. Semakin banyak panca indra yang terlibat maka hasil pengamatan akan
semakin baik. Hasil pengamatan ini Anda catat dalam format proses asuhan kesehatan gigi 3) Pemeriksaan intra
oral perlu Anda lakukan sebagai upaya menegakkan diagnosis kesehatan gigi dengan cara sebagai berikut :
Standar berikutnya yang perlu Anda ketahui adalah standar dalam pemeriksaan gigi dan mulut (green dan
vermilion), dengan menjumlahkan debris indeks (DI) dan calculus indeks (CI). Pemeriksaan ini untuk
mendapatkan data kebersihan gigi dan mulut untuk merencanakan tindakan promotif dan preventif
DI :adalah skor (nilai) dari endapan lunak yang terjadi karena adanya sisa makanan yang melekat pada gigi
indeks
CI : adalah skor (nilai) dari endapan keras terjadi karena adanya calculus yang pada melekat pada gigi indeks
Menentukan gigi-gigi indeks yang akan diperiksa untuk pemeriksaan debris indeks (DI) dan calculus indeks (CI)
Menentukan gigi-gigi pengganti apabila ada gigi indeks yang tidak ada
Standar berikutnya yang perlu Anda pelajari adalah standar dalam memeriksa keadaan gigi geligi seseorang
yang mengalami kerusakan, gigi yang hilang yang disebabkan oleh penyakit karies. Tujuan pemeriksaan
seseorang
karies yang sebenarnya, karena yang dihitung karies pada satu gigi tersebut,
kemungkinan yang terjadi dalam 1 gigi terdapat lebih dari 1 karies. Juga tidak
indeks yang digunakan WHO untuk mengukur kondisi jaringan periodontal, menentukan tingkatan kondisi
jaringan periodontal, serta perkiraan akan kebutuhan perawatannya dengan menggunakan sonde khusus yaitu
periodontal probe.
membuat alat bantu pendidikan yang sesuai dengan materi dan sasaran
Penyuluhan Anda laksanakan untuk meningkatkan pengetahuan sasaran, mengubah perilaku sasaran baik
individu, kelompok, atau masyarakat yang belum mengetahui/mempunyai pengetahuan, dan kebiasaan
berperilaku hidup sehat di bidang kesehatan gigi. Tujuannya adalah agar sasaran mampu memelihara
kesehatan gigi dan mulutnya serta mampu melakukan upaya pencegahan terjadinya penyakit gigi dan mulut.
kelompok sasaran
1. Pasien rawat inap perlu mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut baik promotif,
preventif
2. Terapis gigi dan mulut membantu pasien yang dirawat inap melakukan sikat gigi secara rutin
sebelum mandi pagi dan sore hari sebelum tidur pada malam hari dan setiap kali sesudah makan
3. Membantu pasien menyikat gigi, bagi pasien yang tidak dapat melakukannya sendiri.
Oral hygiene adalah tindakan untuk membersihkan dan menyegarkan mulut, gigi dan gusi
(Clark, dalam Shocker, 2008). Dan menurut Taylor, et al (dalam Shocker, 2008), oral hygiene
adalah tindakan yang ditujukan untuk menjaga kontinuitas bibir, lidah dan mukosa mulut,
mencegah infeksi dan melembabkan membran mulut dan bibir. Sedangkan menurut Hidayat
dan Uliyah (2005), oral hygiene merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada
pasien yang dihospitalisasi. Tindakan ini dapat dilakukan oleh pasien yang sadar secara
mandiri atau dengan bantuan perawat. Untuk pasien yang tidak mampu mempertahankan
kebersihan mulut dan gigi secara mandiri harus dipantau sepenuhnya oleh perawat. Menurut
Perry, ddk (2005), pemberian asuhan keperawatan untuk membersihkan mulut pasien
2. Tujuan
Menurut Clark (dalam Shocker, 2008), tujuan dari tindakan oral hygiene adalah sebagai
berikut:
Sedangkan menurut Hidayat dan Uliyah (2005), tujuan dari tindakan oral hygiene, adalah:
Tujuan utama dari kesehatan rongga mulut adalah untuk mencegah penumpukan plak dan
mencegah lengketnya bakteri yang terbentuk pada gigi. Akumulasi plak bakteri pada gigi
karena hygiene mulut yang buruk adalah faktor penyebab dari masalah utama kesehatan
rongga mulut, terutama gigi. Kebersihan mulut yang buruk memungkinkan akumulasi bakteri
penghasil asam pada permukaan gigi. Asam demineralizes email gigi menyebabkan
kerusakan gigi (gigi berlubang). Plak gigi juga dapat menyerang dan menginfeksi gusi
menyebabkan penyakit gusi dan periodontitis. Banyak masalah kesehatan mulut, seperti
sariawan, mulut luka, bau mulut dan lain-lain dianggap sebagai efek dari kesehatan rongga
mulut yang buruk. Sebagian besar masalah gigi dan mulut dapat dihindari hanya dengan
Menurut Denstisty (2010), cara-cara yang dapat dilakukan sendiri dan efektif dalam menjaga
a. Sikat gigi
Pengenalan teknik sikat gigi yang tepat, memotivasi untuk sikat gigi secara teratur dan
pemilihan pasta gigi dengan tepat. Teknik sikat gigi yang secara horisontal adalah umum
dilakukan dan itu merupakan suatu kesalahan karena dengan cara demikian lambat laun dapat
menimbulkan resesi gingival dan abrasi gigi. Pada pasien yang tidak sadar, sikat gigi diganti
dengan kain pembungkus handuk atau kasa pada ujung batang jari. Pasta gigi membantu
b. Kumur-kumur antiseptik
Terdapat berbagai bahan aktif yang sering digunakan sebagai kumur-kumur, seperti metal
salisilat, chlorhexidine 0,20% dan H2O2 1,5% atau 3,0%. Kumur-kumur yang lebih murah
Cara ini mulai banyak diperkenalkan dan cukup ampuh untuk membersihkan di sela-sela gigi.
d. Pembersih lidah
Tumpukan debris di dorsum lidah penuh dengan kuman-kuman oportunis serta candida yang
5. Cara perawatan oral hygiene pada pasien dengan penurunan tingkat kesadaran
Menurut Perry (2005), adapun perawatan oral hygiene pada pasien dengan penurunan
a. Peralatan
1) Air segar
4) Kom kecil
5) Bengkok
10) Pinset
11) Depper
b. Prosedur tindakan
keluarga pasien
4) Dekatkan alat-alat
6) Uji adanya reflex muntah dengan menempatkan spatel lidah diatas bagian belakang
8) Posisikan klien dekat ke sisi tempat tidur, balik kepala pasien ke arah matras, bila
10) Secara hati-hati regangkan gigi atas dan bawah pasien dengan spatel lidah dengan
memasukkan tong spatel secara cepat tetapi lembut, diantara molar belakang. Masukkan bila
11) Bersihkan mulut pasien menggunakan spatel lidah yang dibasahi dengan air segar. Isap
sesuai kebutuhan selama pembersihan. Bersihkan permukaan penguyah dan permukaan dalam
pertama. Bersihkan atap mulut dan bagian dalam pipi dan bibir. Gosok lidah tetapi hindari
menyebabkan reflex muntah bila ada. Basahi aplikator bersih dengan air dan gosok mulut
Perawat adalah seorang yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan
bagian integral dari layanan kesehatan berbasis ilmu dan kiat keperawatan, yang berbentuk
dan masyarakat baik sehat maupun sakit, yang mencakup keseluruhan proses kehidupan
manusia.
Personal nursing care : Perawat mempunyai peranan yang penting dalam meminimalkan
terjadinya infeksi serta penyebaran infeksi yaitu dengan cara melaksanakan teknik aseptik
• Aseptik merupakan suatu keadaan tidak adanya pathogen penyebab terjadinya suatu
penyakit.
• Medical asepsis
• Surgical asepsis
Medical asepsis , nama lain : Teknik Bersih, meliputi prosedur yang dilakukan untuk
Tindakan yang termasuk dalam teknik bersih adalah : cuci tangan, mengganti linen
Pada teknik bersih, suatu area dikatakan terkontaminasi jika diwaspadai/terdapat pathogen.
• Pada teknik steril, suatu area dikatakan tidak steril jika tersentuh benda yang
tidak steril. Misalnya : sarung tangan bagian luar tersentuh tangan, alat steril tersentuh tangan.
• Cuci tangan merupakan tindakan yang penting untuk dilakukan dengan tujuan
Menurut Larson, ’82 dan Aylette, ’92 pelaksanaan cuci tangan tergantung pada :
• Setelah kontak dengan cairan tubuh, meskipun sudah menggunakan sarung tangan
• Setelah selesai shift, sebelum pulang
• Penggunaan sabun anti mikroba dilakukan jika perawat ingin menurunkan jumlah
mikroba, termasuk saat kontak dengan klien lansia, yang mengalami imunosupresi,
mengalami kerusakan pada sistim integumen dan saat akan melakukan tindakan invasive.
Sarung tangan digunakan untuk mencegah terjadinya transmisi pathogen baik secara langsung
Penggunaan sarung tangan menurut CDC (Centre for Disease Control and Prevention ) akan
menurunkan :
Karmawat, Astit Ita drg,MARS, dkk, Konsep Dasar Pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi dan
Mulut, deepublish, Yogyakarta, Agustus 2014
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 58 tahun 2012 tentang, Penyelenggaraan Pekerjaan Terapis gigi dan
mulut.