Seismologi Dan Interior Bumi
Seismologi Dan Interior Bumi
Seismologi Dan Interior Bumi
OLEH:
IKHWAN FIKRI MAULIDAN
NIM 1710441018
JURUSAN FISIKA
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2019
SEISMOLOGI DAN INTERIOR BUMI
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata-kata seismologi, gempa bumi,
gelombang seismik, seismometer, dan seismogram. Memang semua memiliki hubungan yang erat,
tetapi itu semua kata tersebut memiliki perbedaan arti pula. Kita mungkin sering salah menafsirkan
arti dari kata-kata tersebut. Maka dari itu mari kita telaah apa arti dari semua kata tersebut.
Kita mulai dari kata seismologi. Seismologi berasal dari dua kata dalam bahasa
Yunani, yaitu seismos yang berarti getaran atau goncangan dan logos yang berarti risalah atau
ilmu pengetahuan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seismologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang getaran pada bumi. Lalu kata gempa bumi. Gempa bumi adalah getaran
atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara
tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh
pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi).
Sedangkan gelombang seismik adalah rambatan energi yang disebabkan karena
adanya gangguan di dalam kerak bumi, misalnya adanya patahan atau adanya ledakan. Energi
ini akan merambat ke seluruh bagian bumi dan dapat terekam oleh seismometer. Hasil dari
rekaman seismometer tersebut dinamakan seismogram. Dan seismogram adalah rekaman
gerak bumi (getaran) pada suatu tempat dalam kurun waktu tertentu, dari seismogram dapat
kita ketahui besar getaran yang terjadi jika ada gempa dalam skala Mercalli, skala kekuatan
Moment, ataupun skala Richter, hal ini tergantung metode yang digunakan.
Menurut teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi kita terbuat dari suatu
lempengan tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif terhadap yang lain.
Gerakan ini terjadi secara terusmenerus sejak bumi ini tercipta hingga sekarang. Teori
Lempeng Tektonik muncul sejak tahun 1960-an, dan hingga kini teori ini telah berhasil
menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti gempa bumi, tsunami, dan meletusnya
gunung berapi, juga tentang bagaimana terbentuknya gunung, benua, samudra. dan bahan
galian. Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental crust) ataupun kerak
samudra (oceanic crust), dan lapisan batuan teratas dari mantel bumi (earth's mantle). Kerak
benua dan kerak samudra, beserta lapisan teratas mantel ini dinamakan litosfer. Kepadatan
material pada kerak samudra lebih tinggi dibanding kepadatan pada kerak benua. Demikian
pula, elemen-elemen zat pada kerak samudra/basaltis) lebih berat dibanding elemen-elemen
pada kerak benua/granitis.
Teori Tektonik Lempeng berasal dari Hipotesis Pergeseran Benua (continental drift) yang
dikemukakan Alfred Wegener tahun 1912. dan dikembangkan lagi dalam bukunya The Origin of
Continents and Oceans terbitan tahun 1915. Ia mengemukakan bahwa benua-benua yang sekarang ada
dulu adalah satu bentang muka yang bergerak menjauh sehingga melepaskan benua-benua tersebut
dari inti bumi seperti 'bongkahan es' dari granit yang bermassa jenis rendah yang mengambang di atas
lautan basal yang lebih padat. Namun, tanpa adanya bukti terperinci dan perhitungan gaya-gaya yang
dilibatkan, teori ini dipinggirkan. Mungkin saja bumi memiliki kerak yang padat dan inti yang cair,
tetapi tampaknya tetap saja tidak mungkin bahwa bagian-bagian kerak tersebut dapat bergerak-gerak.
Di kemudian hari, dibuktikanlah teori yang dikemukakan geolog Inggris Arthur Holmes tahun 1920
bahwa tautan bagian-bagian kerak ini kemungkinan ada di bawah laut. Terbukti juga teorinya bahwa
arus konveksi di dalam mantel bumi adalah kekuatan penggeraknya.
Permukaan bumi ini terbagi atas kira-kira 20 pecahan besar yang disebut lempeng.
Ketebalannya sekitar 70 km. Ketebalan lempeng kira-kira hampir sama dengan litosfer yang
merupakan kulit terluar bumi yang padat. Litosfer terdiri dari kerak dan selubung atas.
Lempengnya kaku dan lempeng-lempeng itu bergerak diatas astenosfer yang lebih cair. Arus
konveksi memindahkan panas melalui zat cair atau gas, yang membuat lempeng-lempeng
dapat bergerak, yang dapat menimbulkan getaran yang terjadi dipermukaan bumi. Di bawah
litosfer terdapat lapisan batuan cair yang dinamakan astenosfer. Karena suhu dan tekanan di
lapisan astenosfer ini sangat tinggi, batu-batuan di lapisan ini bergerak mengalir seperti
cairan (fluid) disebabkan arus konveksi.dan pecah menjadi lempenganlempengan. Litosfer
terpecah ke dalam beberapa lempeng tektonik yang saling bersinggungan satu dengan
lainnya.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui jika kita mempelajari seismologi maka kita
tidak akan lepas dari kata-kata tersebut. Sehingga dapat kita ambil sebuah contoh, Ketika
lempeng samudra Hindia patah pada saat tsunami di Aceh beberapa tahun silam maka terjadi
sebuah getaran berulang-ulang (gelombang seismik) dan getaran tersebut menghasilkan
gempa bumi yang sangat dahsyat. Gempa tersebut direkam oleh seismometer dalam bentuk
seismogram. Dari data seismogram dapat diketahui besar kekuatan gempa di Aceh tersebut
8,9 Skala Richter. Dan ilmu untuk bisa mengetahui itu semua hingga seluk-beluknya adalah
seismologi.
Metode Seismik
-Frekuensi
Semakin tinggi frekuensinya maka akan semakin tinggi pula tingkat resolusi data seismik.
Penjalaran gelombang yang semakin dalam akan menyebakan hilangnya atau teratenuasinya
kandungan frekuensi tingginya sehingga hanya kandungan frekuensi rendah saja yang
mampu menjalar lebihdalam.
-Intervalvelocity
Semakin tinggi kecepatannya maka akan semakin rendah resolusinya. Bumi sebagai filter
alami akan mengatenuasi frekuensi tinggi pada kedalaman yang semakin dalam yang diikuti
dengan trend umum velocity yang semakin besar pada kedalaman yang semakin dalam
karena adanya faktor kompaksi dan diagenesa. Kedua fenomena ini dengan bertambahnya
kedalaman akan memperburuk resolusi seismik.
Semakin kecil nilai λ (wavelength) maka semakin kecil jarak event yang mampu di resolve
oleh seismik, dengan demikian semakin tinggi tingkat resolusi seismik begitu juga
sebaliknya.
-Lebar bandwidth
Semakin lebar maka akan semakin tinggi resolusinya.
-Kontras impedansi
Semakin besar kontras impedansinya maka akan semakin tinggi nilai amplitudo sehingga
akan semakin lebih terlihat dan menambah tinggi tingkatresolusinya.
-Interferensi
Resolusi seismik juga tergantung pada tingkat kerapatan spacing vertikal, semakin rapat
maka akan terjadi interferensi yang menyebabkan resolusi seismik berubah karena respon
wavelet pada bidang batas kontras impedansi yang saling overlap . Interferensi dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu destructive interference dan constructive interference.
Dikatakan destructive jika respon seismik menjadi saling meniadakan nilai amplitudo satu
sama lain sehingga merusak respon seismik, sedangkan dikatakan constructive jika respon
seismik antara boundary saling menguatkan nilai amplitudo satu sama lainnya. Jika
constructive interference nya maksimum maka fenomena ini dikenal dengan tuning thickness
yaitu suatu ketebalan di mana respon seismik pada ketebalan tersebut mempunyai nilai
amplitudo paling besar yang diakibatkan oleh interferensi.
Minyak Dan Gas Bumi
Tujuan interpretasi seismik khusus dalam eksplorasi minyak dan gas bumi adalah
untuk menentukan tempat-tempat terakumulasinya (struktur Jebakan-jebakan)minyak dan
gas. Minyak dan gas akan terakumulasi pada suatu tempat jika memenuhi tiga syarat, yaitu:
(1) Adanya Batuan sumber (source rock), adalah lapisan-lapisan batuan yang merupakan
tempat terbentuknya minyak dan gas, (2) Batuan Reservoir yaitu batuan yang permeabel
tempat terakumulasinya minyak dan gas bumi setelah bermigrasi dari batuan sumber, (3)
Batuan Penutup, adalah batuan yang impermeabel sehingga minyak yang sudah terakumulasi
dalam batuan reservoir akan tetap tertahan di dalamnya dan tidak bermigrasi ke tempat yang
lain.
Δ = {(S – P) – 1} × 1 megameter
Contoh soal:
Gempa Gunung Tangkubanperahu tercatat pada seismograf stasion di Garut sebagai berikut:
a. Gelombang longitudinal tercatat pada jam 08 25’ 25″
b. Gelombang transversal tercatat pada jam 08 26’ 40″ Berapa jarak Garut dari episentrum
gempa?
Jawab:
Delta = {(08 26’ 40” – 08 25’ 25”) – 1’} × 1.000 km
= ( 01’ 15” – 1’) × 1.000 km
=15/60 × 1.000 km
= 250 km
Jarak dari episentrum ke Garut adalah sekitar 250 km.
Waktu untuk Gelombang Primer dan Sekunder
P S
1.600 3 22 6 03 2 41
3.100 5 56 10 48 4 52
4.900 8 01 14 28 6 27
6.500 9 50 17 50 8 00
8.000 11 26 20 51 9 25
9.500 12 43 23 27 10 44
11.000 13 50 25 39 11 49