Tugas Mandiri 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MANDIRI I

A. Hakikat manusia dan pengembangannya

1. Hakikat manusia dan pengembangannya

a. Pengertian hakekat manusia

Menurut Modul Pengantar Pendidikan,Manusia adalah makhluk bertanya, ia


mempunyai hasrat untuk mengetahui segala sesuatu. Atas dorongan hasrat ingin tahunya,
manusia tidak hanya bertanya tentang berbagai hal yang ada di luar dirinya, tetapi juga
bertanya tentang dirinya sendiri. Dalam rentang ruang dan waktu, manusia telah dan selalu
berupaya mengetahui dirinya sendiri. Berbagai kesamaan yang menjadi karakteristik
esensial setiap manusia ini disebut pula sebagai hakikat manusia, sebab dengan
karakteristik esensialnya itulah manusia mempunyai martabat khusus sebagai manusia
yang berbeda dari yang lainnya.

Menurut Modul Hakikat Manusia dan Pendidikan, manusia adalah makhluk bertanya, ia
mempunyai hasrat untuk mengetahui segala sesuatu. Atas dorongan hasrat ingin tahunya,
manusia tidak hanya bertanya tentang berbagai hal yang ada di luar dirinya, tetapi juga
bertanya tentang dirinya sendiri. Dalam rentang ruang dan waktu, manusia telah dan selalu
berupaya mengetahui dirinya sendiri. Hakikat manusia dipelajari melalui berbagai
pendekatan (common sense, ilmiah, filosofis, religi) dan melalui berbagai sudut pandang
(biologi, sosiologi, antropobiologi, psikologi, politik).

Jadi, menurut saya manusia merupakan makhluk sosial yang berupaya untuk mengetahui
tentang dirinya sendiri. Dengan rentang ruang dan waktu,manusia memiliki dorongan untuk
memenuhi kebutuhannya.

b. Aspek-aspek hakikat manusia

Menurut Modul Pengantar Pendidikan, aspek-aspek hakkat manusia,yaitu:

 Manusia merupakan makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Tuhan
Yang Maha Esa. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu
konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka bumi ini. Manusia
merupakan subjek yang memiliki kesadaran (consciousness) dan penyadaran diri
(self-awarness).
 Manusia sebagai Kesatuan Badan dan Jiwa Plato, memandang manusia terdiri dari
badan/tubuh dan jiwa/roh. Dua elemen manusia ini memiliki esensi dan
karakteristik yang berbeda.
 Manusia sebagai Makhluk Individu Kesadaran manusia akan dirinya sendiri
merupakan perwujudan individualitas manusia. Manusia sebagai individu atau
sebagai pribadi merupakan kenyataan yang paling riil dalam kesadaran manusia.
Sebagai individu, manusia adalah satu kesatuan yang tak dapat dibagi, memiliki
perbedaan dengan manusia yang lainnya sehingga bersifat unik dan merupakan
subjek yang otonom. Sebagai individu, manusia adalah kesatuan yang tak dapat
dibagi antara aspek badani dan rohaninya.

Menurut Modul Hakikat Manusia dan Pendidikan, aspek-aspek hakikat manusia, yaitu :

 Manusia sebagai Makhluk Tuhan, manusia adalah makhluk paling sempurna yang
pernah diciptakan oleh Tuhan YME. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia
merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka
bumi ini. Manusia adalah subjek yang memiliki kesadaran (consciousness) dan
penyadaran diri (self-awarness). Oleh karena itu, manusia adalah subjek yang
menyadari keberadaannya, ia mampu membedakan dirinya dengan segala sesuatu
yang ada di luar dirinya (objek). Selain itu, manusia bukan saja mampu berpikir
tentang diri dan alam sekitarnya, tetapi sekaligus sadar tentang pemikirannya.
Namun, sekalipun manusia menyadari perbedaannya dengan alam bahwa dalam
konteks keseluruhan alam semesta manusia merupakan bagian daripadanya. Oleh
sebab itu, selain mempertanyakan asal usul alam semesta tempat ia berada, manusia
pun mempertanyakan asal-usul keberadaan dirinya sendiri.
 Manusia sebagai Kesatuan Badan–Roh, seagai kesatuan badani-rohani, manusia
hidup dalam ruang dan waktu, sadar akan diri dan lingkungannya, mempunyai
berbagai kebutuhan, insting, nafsu, serta mempunyai tujuan. Selain itu, manusia
mempunyai potensi untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan potensi
untuk berbuat baik, potensi untuk mampu berpikir (cipta), potensi berperasaan (rasa),
potensi berkehendak (karsa), dan memiliki potensi untuk berkarya.
 Manusia sebagai Makhluk Individu, kesadaran manusia akan dirinya sendiri
merupakan perwujudan individualitas manusia. Manusia sebagai individu atau
sebagai pribadi merupakan kenyataan yang paling riil dalam kesadaran manusia.
Sebagai individu, manusia adalah satu kesatuan yang tak dapat dibagi, memiliki
perbedaan dengan manusia yang lainnya sehingga bersifat unik dan merupakan
subjek yang otonom.

 Manusia sebagai Makhluk Sosial, setiap individu mempunyai dunia dan tujuan
hidupnya masing-masing, mereka juga mempunyai dunia bersama dan tujuan hidup
bersama dengan sesamanya. Selain adanya kesadaran diri, terdapat pula kesadaran
sosial pada manusia. Melalui hidup dengan sesamanyalah manusia akan dapat
mengukuhkan eksistensinya. Sehubungan dengan ini, Aristoteles menyebut manusia
sebagai makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat (Ernst Cassirer, 1987).

 Manusia tidak terlepas dari kebudayaan, bahkan manusia itu baru menjadi manusia
karena bersama kebudayaannya (C. A. Van Peursen, 1957). Sejalan dengan ini, Ernst
Cassirer menegaskan bahwa "manusia tidak menjadi manusia karena sebuah faktor di
dalam dirinya, seperti misalnya naluri atau akal budi, melainkan fungsi
kehidupannya, yaitu pekerjaannya, kebudayaannya. Demikianlah kebudayaan
termasuk hakikat manusia" (C.A. Van Peursen, 1988)

 Manusia sebagai Makhluk Susila, manusia memiliki aspek kesusilaan karena pada
manusia terdapat rasio praktis yang memberikan perintah mutlak (categorical
imperative).

 Manusia sebagai Makhluk Beragama, Aspek keberagamaan merupakan salah satu


karakteristik esensial eksistensi manusia yang terungkap dalam bentuk pengakuan
atau keyakinan akan kebenaran suatu agama yang diwujudkan dalam sikap dan
perilaku. Hal ini terdapat pada manusia manapun baik dalam rentang waktu (dulu-
sekarang-akan datang) maupun dalam rentang geografis tempat manusia berada.
Keberagamaan menyiratkan adanya pengakuan dan pelaksanaan yang sungguh atas
suatu agama.

Jadi, menurut saya

c. Wujud sifat hakikat manusia

Menurut Modul Pengantar Pendidikan, hakikat manusia diartikan sebagai ciri-ciri


karateristik, yang secara prinsipiil (jadi bukan hanya gradual) membedakan manusia dari
hewan.Adanya sifat hakikat tersebut memberikan tempat kedudukan pada manusia
sedemikian rupa sehingga derajatnya lebih tinggi daripada hewan. Wujud sifat hakikat
manusia yang dikemukakan dalam paham essensialisme (Tirtarahardja dan Sulo, 2005),
dengan maksud menjadi masukan dalam membenahi konsep pendidikan, yaitu:

 Kemampuan Menyadari Diri Manusia menyadari bahwa dirinya (akunya)


memiliki ciri khas atau karakteristik diri. Kemampuan menyadari diri adalah
bahwa manusia itu berbeda dengan makhluk lain, karena manusia mampu
mengambil jarak dengan objeknya termasuk mengambil jarak terhadap dirinya
sendiri. Hal ini menyebabkan manusia dapat membedakan dirinya dengan
akuaku yang lain (seperti ia, mereka) dan dengan non aku (lingkungan fisik dan
abiotik) di sekitarnya. Manusia juga dapat membuat jarak (distansi) dengan
lingkungan. Kemampuan membuat jarak dengan lingkungannya berarah ganda,
yaitu arah ke luar dan ke dalam.
 Kemampuan Bereksistensi Jarak yang terjadi antara aku dengan objek, lalu
melihat objek itu sebagai sesuatu, berarti manusia itu dapat menembus atau
menerobos dan mengatasi yang membelenggu dirinya. Kemampuan menerobos
ini bukan hanya dalam kaitannya dengan soal ruang melainkan juga soal waktu.
Manusia tidak terbelenggu oleh ruang (di ruang ini atau di sini), dia juga tidak
terbelenggu oleh waktu (waktu ini atau sekarang ini), tetapi mampu menembus
ke masa depan atau ke masa lampau. Kemampuan menempatkan diri dan
menerobos inilah yang disebut kemampuan bereksistensi.
 Kata Hati (Conscience of Man) = Hati nurani = Lubuk hati = Suara hati atau
Pelita hati Kata hati adalah kemampuan membuat keputusan tentang yang baik
dan yang buruk bagi manusia sebagai manusia. Manusia memiliki pengertian
yang menyertai tentang apa yang akan, yang sedang, dan yang telah dibuatnya,
bahkan mengerti pula akibat keputusannya baik atau buruk bagi manusia
sebagai manusia.
 Moral, Moral atau etika adalah perbuatan yang dilakukan itu. Seseorang yang
telah memiliki kata hati yang tajam belum otomatis perbuatannya merupakan
realisasi dari kata hatinya. Untuk menjembatani jarak tersebut diperlukan
adanya kemauan. Contoh: banyak orang yang memiliki kecerdasan akal tetapi
tidak cukup memiliki moral (keberanian berbuat).
 Tanggungjawab Tanggung jawab adalah kesediaan untuk menanggung akibat
dari perbuatan yang menuntut jawab. Kesediaan untuk menanggung segenap
akibat dari perbuatan yang menuntut jawab, sebagai pertanda dari sifat orang
yang bertanggung jawab. Wujud tanggung jawab bermacam-macam. Ada
tanggung jawab kepada diri sendiri, kepada masyarakat dan kepada Tuhan
 Rasa Kebebasan, Rasa kebebasan adalah perasaan yang dimiliki oleh manusia
untuk tidak terikat oleh sesuatu, selain terikat (sesuai) dengan tuntutan kodrat
manusia. Manusia bebas berbuat sepanjang tidak bertentangan (sesuai) dengan
tuntutan kodratnya sebagai manusia. Orang mungkin hanya merasakan adanya
kebebasan batin apabila ikatan-ikatan yang ada telah menyatu dengan dirinya,
dan menjiwai segenap perbuatannya. Dalam pernyataan ini ada dua hal yang
kelihatannya saling bertentangan yaitu rasa bebas dan sesuai dengan tuntutan
kodrat manusia yang berarti ada ikatan. Dalam pembelajaran, pendidik
mengusahakan agar peserta didik dibiasakan menginternalisasikan nilai-nilai,
aturan-aturan, norma (etika), tata tertib sekolah ke dalam dirinya, sehingga
dirasakan sebagai miliknya. Dengan demikian aturan-aturan itu tidak lagi
dirasakan sebagai sesuatu yang merintangi gerak hidupnya..
 Kewajiban dan Hak Kewajiban dan hak adalah dua macam gejala yang timbul
sebagai manifestasi dari manusia sebagai makhluk sosial. Keduanya tidak bisa
dilepaskan satu sama lain, karena yang satu mengandaikan yang lain. Hak tak
ada tanpa kewajiban, dan sebaliknya. Kenyataan sehari-hari menunjukkan
bahwa hak sering diasosiasikan dengan sesuatu yang menyenangkan,
sedangkan kewajiban sering diasosiasikan dengan beban.
 Kemampuan Menghayati Kebahagiaan. Kebahagiaan manusia itu tidak terletak
pada keadaannya sendiri secara faktual, atau pun pada rangkaian prosesnya,
maupun pada perasaan yang diakibatkannya, tetapi terletak pada
kesanggupannya atau kemampuannya menghayati semuanya itu dengan
keheningan jiwa, dan mendudukkan hal-hal tersebut dalam rangkaian atau
ikatan tiga hal, yaitu usaha, norma-norma dan takdir.
Menurut Skripsi
d. Dimensi hakikat manusia

Menurut Modul Pengantar Pendidikan, Manusia adalah makhluk berdimensi banyak,


yakni dimensi keindividualan, dimensi kesosialan, dimensi kesusilaan, dimensi
keberagamaan (religiusitas), dimensi kesejarahan (historis), dimensi komunikasi, dan
dimensi dinamika.

Menurut buku pengantar pendidikan,Pada dasarnya, kekuatan manusia tidak terdapat


pada kekuatan fisiknya atau jiwanya saja, namun juga terdapat pada kemampuan berkeja
sama dengan orang lain. Melalui kerjasama dengan dengan individu yang lain, manusia dapat
menciptakan kebudayaan. Dengan demikian, hal ini yang membedakan manusia dengan
dengan makhluk hidup yang lainnya. Dengan bekerjasama menciptakan kubudayaan, dapat
meningkatkan kualitas, harkat, dan martabat manusia pada zaman kini dan yang akan datang.

Jadi, menurut saya

e. Hubungan hakikat manusia dengan pendidikan

Menurut Modul Pegantar Pendidikan, beberapa ahli pendidikan menyatakan bahwa


pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang dapat dididik atau diberi pelajaran (animal
educable). Disamping itu menurut Langeveld, pada hakikatnya manusia juga harus dididik
(animal educandum). Selain itu manusia juga disebut homo educandus yang bermakna
bahwa manusia merupakan makhluk yang bukan hanya harus dan dapat dididik, tetapi
juga harus dan dapat mendidik (berperan sebagai tenaga pendidik atau guru).

f. Manusia menurut pandangan Islam


2. Dimensi-dimensi hakikat manusia

a. Dimensi keindividualan

Menurut Modul Pegantar Pendidikan, manusia adalah suatu kesatuan yang tak
dapat dibagi-bagi antara aspek jasmani dan rohani. Manusia juga bersifat unik atau
khas, artinya berbeda antara manusia yang satu dengan manusia lainnya baik secara
fisik, psikis, maupun sosial.

Menurut Jurnal Mengupas Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Pendidikan Dan


Implikasinya, pada dasarnya manusia mempunyai potensi, baik potensi fisik maupun
mental-psikologis, serta kemampuan intelegensi, bakat dan kemampuan pribadi lainnya.
Tetapi potensi yang dimiliki.

Jadi, menurut saya

b. Dimensi kesosialan

Menurut Modul Pegantar Pendidikan, anusia dilahirkan memiliki potensi


sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya terjadi saling berinteraksi dengan
sesamanya, berupa saling menerima dan memberi seseorang menyadari dan
menghayati kemanusiaannya. Dimensi sosial ini mambuat manusia tidak dapat hidup
seorang diri. Manusia senantiasa membutuhkan esamanya, semakin membuat manusia
menyadari dirinya.

Menurut Jurnal Mengupas Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Pendidikan Dan


Implikasinya, Tidak bisa dipungkiri, manusia selain sebagai makhluk individu juga
sebagai makhluk sosial, yang berarti bahwa individu membutuhkan untuk berkomunikasi
dengan individu lain dan sekaligus menggalang kerjasama dengan individu lainnya.
Implementasinya dalam pendidikan adalah pendidikan didasari oleh pengembangan atau
peningkatan kemampuan manusia untuk dapat berkomunikasi dan berkerja sama dengan
individu lainnya dalam rangka pemenuhan kebutuhannya sebagai makhluk sosial.

Jadi, menurut saya


c. Dimensi Kesusilaan
Menurut Modul Pegantar Pendidikan, manusia memiliki dimensi moralitas
sebab ia memiliki kata hati yang dapat membedakan antara baik dan buruk. Manusia
adalah mahluk yang memiliki keterikatan dengan nilai-nilai dan norma-norma, baik
norma masyarakat, norma agama, maupun norma hukum.Dimensi keberagaman
Menurut Jurnal Mengupas Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Pendidikan Dan
Implikasinya, sebagai makhluk sosial individu butuh untuk berkomunikasi dan berkerja
sama dengan orang lain. Oleh karena itu, manusia membutuhkan kesusilaan yang
mengandung nilai dan moral yang mengatur hubungan individu satu dengan individu
lainnya. Dimensi kesusilaan menekankan pada kemampuan memberikan penghargaan
terhadap sesuatu, dalam rentang penilaian tertentu. Implementasinya dalam pendidikan
adalah pendidikan harus didasari atas pembentukan individu yang mempunyai kesusilaan,
yaitu individu yang memahami nilai dan moral serta mampu mematuhinya sebagai
pedoman dalam berhubungan dengan sesama manusia di dunia.
Jadi, menurut saya
d. Dimensi keberagaman
Menurut Modul Pegantar Pendidikan, manusia adalah makhluk religius,
memiliki kecenderungan untuk mengakui, menyadari dan meyakini akan adanya zat
yang memiliki kekuatan supranatural di luar dirinya atau adanya yang Maha (Maha
Esa, Maha Kuasa, Maha Tau, Maha Agung, Maha Mulia dan Maha Besar).
Menurut Jurnal Mengupas Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Pendidikan Dan
Implikasinya, setiap individu pada dasarnya memiliki kecenderungan dan kemampuan
untuk mempercayai adanya Sang Maha Pencipta dan Maha Kuasa serta mematuhi
segenap aturan dan perintah-Nya. Setiap manusia di manapun tinggal di dunia ini
menyadari bahwa ada yang lebih berkuasa di dunia ini.
Jadi, menurut saya

3. Pengembangan dimensi hakikat manusia

a. Pengembangan yang utuh

b. Pengembangan yang tidak utuh


4. Sosok manusia Indonesia seutuhnya

B. Pengertian dan unsur-unsur pendidikan

1. Pengertian pendidikan

a. Pengertian tentang pendidikan

Pendidikan merupakan suatu proses sosial budaya untuk meningkatkan harkat dan
martabat manusia. Pendidikan secara lebih luas berarti proses pengubahan sikap dan
tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia (peserta
didik) melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dalam memahami pengertian pendidikan
itu sendiri kita harus memahami bahwa sejak manusia itu ada, sebenarnya sudah ada
pendidikan, tetapi dalam perwujudan yang berbeda- beda sesuai dengan situasi dan
kondisi. Secara etimologi, pendidikan berasal dari kata mendidik, yaitu mengasuh anak;
membimbing ke arah yang lebih baik; memajukan mental, keindahan fisik atau
perkembangan moral. Pendidikan seperti sifat yaitu manusia, mengandung banyak aspek
dan sifatnya sangat kompleks, maka tidak sebuah batasan pun yang cukup memadai untuk
menjelaskan arti pendidikan secara lengkap.

b. Tujuan dan proses pendidikan

Menurut Modul Pegantar Pendidikan, proses pendidikan merupakan kegiatan


memobilisasi segenap komponen pendidikan oleh pendidik (guru) terarah kepada
pencapaian tujuan pendidikan, sehingga sangat menentukan kualitas hasil pencapaian
tujuan pendidikan. Kualitas proses pendidikan tertuju pada dua segi yaitu kualitas
komponen dan kualitas pengelolaannya. Tersedianya komponen pendidikan seperti
tersedianya prasarana dan sarana serta biaya yang cukup juga perlu ditunjang dengan
pengelolaan yang andal demikian pula sebaliknya. Pengelolaan proses pendidikan meliputi
lingkup makro (besar), meso (menengah) dan mikro (kecil). Tujuan utama pengelolaan
proses pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengelolaan belajar yang optimal.

Menurut Modul Pegantar Pendidikan, Tujuan pendidikan diantaranya :

1) Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur,


pantas, benar dan indah untuk kehidupan. Secara psikologi, tujuan pendidikan
adalah pembentukkan karakter yang berwujud dalam kesatuan esensial si
subyek dengan perilaku dan sikap hidup yang dimilikinya. Oleh karena itu
tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu
 memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan.
 merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan
pendidikan.
2) Tujuan pendidikan adalah memberikan pengalaman belajar yang meliputi
domain kognitif, afektif dan psikomotor secara bermakna, yang berfungsi
menyiapkan peserta didik menjalani kehidupan dalam era global yang sangat
kompleks.
3) Tujuan pendidikan terlihat bersifat normatif, yaitu mengandung unsur norma
yang bersifat memaksa, tetapi tidak bertentangan dengan hakikat
perkembangna peserta didik serta dapat diterima oleh masyarakat sebagai nilai
hidup yang baik.
4) Tujuan pendidikan juga bersifat abstrak, karena memuat nilai-nilai yang
bersifat abstrak. Tujuan ini bersifat umum, ideal dan kandungannya sangat luas,
sehingga sangat sulit untuk dilaksanakan dalam praktek di lapangan.
5) Pada umumnya ada empat jenjang tujuan pendidikan yang di dalamnya masih
terdapat tujuan antara, yaitu:
 Tujuan Umum Pendidikan Nasional Indonesia ialah Pancasila
 Tujuan Institusional, yaitu tujuan yang menjadi tugas dari lembaga
pendidikan tertentu, misalnya tujuan pndiikan SD berbeda dari
pendidikan tingkat menengah, tujuan pendidikan pertanian tidak sama
dengan tujuan pendidikan seni, kedokteran, agama dan seterusnya.
 Tujuan Kurikuler, yaitu tujuan bidang studi atau tujuan mata pelajaran.
 Tujuan instruksional, terdapat dalam kurikulum berupa bidang studi
yang terdiri dari pokok bahasan dan sub pokok bahasan.
c. Konsep pendidikan sepanjang hayat
d. Kemandirian dalam pendidikan
Menurut artikel Pendidikan kemandirian merupakan pendidikan untuk membantu anak
agar mampu  mengelola waktu, berjalan dan berfikir secara mandiri, kemampuan mengambil
resiko dan memecahkan masalah (Parker, 2006: 226). Dalam dunia pesantren dalam
mendidik para santrinya agar mandiri dengan jargon Al-I’timadu ‘Ala an-NafsiAsasun
Najah (berdiri di atas kaki sendirisebagai kunci kesuksesan), sehigga pendidikan
kemandirian menjadi hal yang penting.

2. Unsur-unsur pendidikan

a. Peserta didik

Menurut Modul Pengantar Pendidikan, peserta didik (tanpa pandang usia) merupakan
subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya. Selaku pribadi
yang memiliki ciri khas dan otonomi, untuk mengembangkan diri (mendidik diri). Ciri
khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik, yaitu:

 Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan
insan yang unik.
 Individu yang sedang berkembangkan Terjadinya perubahan dalam diri peserta
didik secara wajar.
 Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi
 Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri
b. Pendidik

Menurut Modul Pengantar Pendidikan, guru merupakan orang yang bertanggung


jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik (siswa). Dalam
melaksanakan tugas yang maha berat ini, pendidik (guru) harus memiliki kemampuan
dalam penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni (IPTEKS) serta
kewibawaan ( taksu ). Dengan taksu, guru akan memiliki pengaruh dan mampu
mempengaruhi peserta didik dalam proses pembelajaran. Guru yang memiliki wibawa
dan bertaksu akan menjadi idola dan dirindu oleh peserta didiknya. Guru yang
memiliki kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik, maka guru tersebut memiliki taksu dalam
pembelajaran, yang menjadikan guru itu sebagai orang yang patut digugu dan ditiru,
menjadi idola, dicintai dandirindu serta ditunggu oleh peserta didik untuk memberikan
materi pelajaran.

c. Interaksi edukatif antara pendidik dan peserta didik

Menurut Modul Pengantar Pendidikan, pada dasarnya interaksi edukatif merupakan


komunikasi timbal balik antar peserta didik dengan pendidik (guru) yang terarah
kepada tujuan pendidikan. Dalam melaksanakan tugas yang maha berat ini, pendidik
(guru) Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses
berkomunikasi intensif dengan memanipulasi isi, metode serta media pendidikan.

d. Materi pendidikan

Menurut Modul Pengantar Pendidikan, materi pendidikan telah tertuang dalam


kurikulum yang akan disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan. Materi pendidikan
meliputi materi inti (muatan inti) maupun materi lokal (muatan lokal). Materi inti
bersifat nasional yang mengandung misi pengendalian dan persatuan bangsa.
Sedangkan muatan lokal misinya untuk mengembngkan potensi daerah, termasuk
kebudayaan daerah sebagai cerminan jiwa dan semangat Bhinneka Tunggal Ika.

e. Kontes yang mempengaruhi pendidikan

Menurut Modul Pengantar Pendidikan Kontes yang mempengaruhi pendidikan, yaitu :

 Alat dan Metode Alat melihat jenisnya, sedangkan metode melihat efisiensi dan
efektivitasnya. Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang
dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan.
 Tempat Peristiwa Bimbingan berlangsung Secara umum fungsi lingkungan
pendidikan adalah membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai
lingkungan sekitarnya (fisik, sosial dan budaya), utamanya berbagai sumber
daya pendidikan yang tersedia, agar dapat dicapai tujuan pendidikan yang
optimal.
Yunitasari, D. (2018). MENGUPAS HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK PENDIDIKAN
DAN IMPLIKASINYA. Pelita Bangsa Pelestari Pancasila, 13(1), 77-93.

Drs. Sutarto, M. (2018, April 14). Pendidikan Kemandirian. Pendidikan Kemandirian, Pentingkah?, p. 1.

Anda mungkin juga menyukai