Tugas Mandiri 1
Tugas Mandiri 1
Tugas Mandiri 1
Menurut Modul Hakikat Manusia dan Pendidikan, manusia adalah makhluk bertanya, ia
mempunyai hasrat untuk mengetahui segala sesuatu. Atas dorongan hasrat ingin tahunya,
manusia tidak hanya bertanya tentang berbagai hal yang ada di luar dirinya, tetapi juga
bertanya tentang dirinya sendiri. Dalam rentang ruang dan waktu, manusia telah dan selalu
berupaya mengetahui dirinya sendiri. Hakikat manusia dipelajari melalui berbagai
pendekatan (common sense, ilmiah, filosofis, religi) dan melalui berbagai sudut pandang
(biologi, sosiologi, antropobiologi, psikologi, politik).
Jadi, menurut saya manusia merupakan makhluk sosial yang berupaya untuk mengetahui
tentang dirinya sendiri. Dengan rentang ruang dan waktu,manusia memiliki dorongan untuk
memenuhi kebutuhannya.
Manusia merupakan makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Tuhan
Yang Maha Esa. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu
konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka bumi ini. Manusia
merupakan subjek yang memiliki kesadaran (consciousness) dan penyadaran diri
(self-awarness).
Manusia sebagai Kesatuan Badan dan Jiwa Plato, memandang manusia terdiri dari
badan/tubuh dan jiwa/roh. Dua elemen manusia ini memiliki esensi dan
karakteristik yang berbeda.
Manusia sebagai Makhluk Individu Kesadaran manusia akan dirinya sendiri
merupakan perwujudan individualitas manusia. Manusia sebagai individu atau
sebagai pribadi merupakan kenyataan yang paling riil dalam kesadaran manusia.
Sebagai individu, manusia adalah satu kesatuan yang tak dapat dibagi, memiliki
perbedaan dengan manusia yang lainnya sehingga bersifat unik dan merupakan
subjek yang otonom. Sebagai individu, manusia adalah kesatuan yang tak dapat
dibagi antara aspek badani dan rohaninya.
Menurut Modul Hakikat Manusia dan Pendidikan, aspek-aspek hakikat manusia, yaitu :
Manusia sebagai Makhluk Tuhan, manusia adalah makhluk paling sempurna yang
pernah diciptakan oleh Tuhan YME. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia
merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka
bumi ini. Manusia adalah subjek yang memiliki kesadaran (consciousness) dan
penyadaran diri (self-awarness). Oleh karena itu, manusia adalah subjek yang
menyadari keberadaannya, ia mampu membedakan dirinya dengan segala sesuatu
yang ada di luar dirinya (objek). Selain itu, manusia bukan saja mampu berpikir
tentang diri dan alam sekitarnya, tetapi sekaligus sadar tentang pemikirannya.
Namun, sekalipun manusia menyadari perbedaannya dengan alam bahwa dalam
konteks keseluruhan alam semesta manusia merupakan bagian daripadanya. Oleh
sebab itu, selain mempertanyakan asal usul alam semesta tempat ia berada, manusia
pun mempertanyakan asal-usul keberadaan dirinya sendiri.
Manusia sebagai Kesatuan Badan–Roh, seagai kesatuan badani-rohani, manusia
hidup dalam ruang dan waktu, sadar akan diri dan lingkungannya, mempunyai
berbagai kebutuhan, insting, nafsu, serta mempunyai tujuan. Selain itu, manusia
mempunyai potensi untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan potensi
untuk berbuat baik, potensi untuk mampu berpikir (cipta), potensi berperasaan (rasa),
potensi berkehendak (karsa), dan memiliki potensi untuk berkarya.
Manusia sebagai Makhluk Individu, kesadaran manusia akan dirinya sendiri
merupakan perwujudan individualitas manusia. Manusia sebagai individu atau
sebagai pribadi merupakan kenyataan yang paling riil dalam kesadaran manusia.
Sebagai individu, manusia adalah satu kesatuan yang tak dapat dibagi, memiliki
perbedaan dengan manusia yang lainnya sehingga bersifat unik dan merupakan
subjek yang otonom.
Manusia sebagai Makhluk Sosial, setiap individu mempunyai dunia dan tujuan
hidupnya masing-masing, mereka juga mempunyai dunia bersama dan tujuan hidup
bersama dengan sesamanya. Selain adanya kesadaran diri, terdapat pula kesadaran
sosial pada manusia. Melalui hidup dengan sesamanyalah manusia akan dapat
mengukuhkan eksistensinya. Sehubungan dengan ini, Aristoteles menyebut manusia
sebagai makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat (Ernst Cassirer, 1987).
Manusia tidak terlepas dari kebudayaan, bahkan manusia itu baru menjadi manusia
karena bersama kebudayaannya (C. A. Van Peursen, 1957). Sejalan dengan ini, Ernst
Cassirer menegaskan bahwa "manusia tidak menjadi manusia karena sebuah faktor di
dalam dirinya, seperti misalnya naluri atau akal budi, melainkan fungsi
kehidupannya, yaitu pekerjaannya, kebudayaannya. Demikianlah kebudayaan
termasuk hakikat manusia" (C.A. Van Peursen, 1988)
Manusia sebagai Makhluk Susila, manusia memiliki aspek kesusilaan karena pada
manusia terdapat rasio praktis yang memberikan perintah mutlak (categorical
imperative).
a. Dimensi keindividualan
Menurut Modul Pegantar Pendidikan, manusia adalah suatu kesatuan yang tak
dapat dibagi-bagi antara aspek jasmani dan rohani. Manusia juga bersifat unik atau
khas, artinya berbeda antara manusia yang satu dengan manusia lainnya baik secara
fisik, psikis, maupun sosial.
b. Dimensi kesosialan
1. Pengertian pendidikan
Pendidikan merupakan suatu proses sosial budaya untuk meningkatkan harkat dan
martabat manusia. Pendidikan secara lebih luas berarti proses pengubahan sikap dan
tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia (peserta
didik) melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dalam memahami pengertian pendidikan
itu sendiri kita harus memahami bahwa sejak manusia itu ada, sebenarnya sudah ada
pendidikan, tetapi dalam perwujudan yang berbeda- beda sesuai dengan situasi dan
kondisi. Secara etimologi, pendidikan berasal dari kata mendidik, yaitu mengasuh anak;
membimbing ke arah yang lebih baik; memajukan mental, keindahan fisik atau
perkembangan moral. Pendidikan seperti sifat yaitu manusia, mengandung banyak aspek
dan sifatnya sangat kompleks, maka tidak sebuah batasan pun yang cukup memadai untuk
menjelaskan arti pendidikan secara lengkap.
2. Unsur-unsur pendidikan
a. Peserta didik
Menurut Modul Pengantar Pendidikan, peserta didik (tanpa pandang usia) merupakan
subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya. Selaku pribadi
yang memiliki ciri khas dan otonomi, untuk mengembangkan diri (mendidik diri). Ciri
khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik, yaitu:
Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan
insan yang unik.
Individu yang sedang berkembangkan Terjadinya perubahan dalam diri peserta
didik secara wajar.
Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi
Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri
b. Pendidik
d. Materi pendidikan
Alat dan Metode Alat melihat jenisnya, sedangkan metode melihat efisiensi dan
efektivitasnya. Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang
dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan.
Tempat Peristiwa Bimbingan berlangsung Secara umum fungsi lingkungan
pendidikan adalah membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai
lingkungan sekitarnya (fisik, sosial dan budaya), utamanya berbagai sumber
daya pendidikan yang tersedia, agar dapat dicapai tujuan pendidikan yang
optimal.
Yunitasari, D. (2018). MENGUPAS HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK PENDIDIKAN
DAN IMPLIKASINYA. Pelita Bangsa Pelestari Pancasila, 13(1), 77-93.
Drs. Sutarto, M. (2018, April 14). Pendidikan Kemandirian. Pendidikan Kemandirian, Pentingkah?, p. 1.