PB 1
PB 1
PB 1
Segala puji syukur kepada Tuhan yang telah memberikan saya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan atas kebaikan-Nya, sehingga saya mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah Teologi Perjanjian Baru
1.
Dalam pembuatan makalah ini semoga dapat menambah wawasan kita lebih luas, jika
ada kekurangan sebagai penulis saya minta dimakhlumi.
Penulis
Sara Melindah
&
Rian Missa
1
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
BAB II ISI 4
A. Kesimpulan 14
B. Saran 14
2
BAB 1
PENDAHULUAN
Kerajaan Allah atau Kerajaan Sorga merupakan salah satu topik yang menarik
untuk dibahas. Banyak teolog-teolog yang melakukan penelitian untuk membuktikan
keberadaan Kerajaan Allah ataupun sebaliknya. Banyak orang Kristen juga yang
mencari tahu tentang Kerajaan Allah atau Kerajaan sorga. Sehingga pada masa ini ada
banyak cerita tentang kisah hidup orang yang sering melakukan perjalanan ke sorga.
Bahkan banyak orang kristen yang membukukan kisah perjalanannya ke sorga tanpa
adanya suatu pembuktian secara ilmiah. Banyak diantara mereka yang seolah-olah
sangat memahami tentang sorga lebih dari apa yang telah dijelaskan dalam Alkitab.
Dan lebih tragisnya lagi banyak orang kristen yang mempercayai kisah hidup orang
lain yang melihat sorga dan menjadikannya doktrin. Hal ini menjadi pergumulan
besar bagi gereja masa kini. Gereja harus dapat memberikan pengarahan yang tepat
tentang Kerajaan Allah atau Kerajaan Sorga sesuai dengan apa yang telah Alkitab
ajarkan. Hal ini juga merupakan tugas bagi para teolog untuk menggali isi Alkitab
yang berkaitan dengan Kerajaan Allah atau Kerajaan Sorga.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
3
BAB II
ISI
A. Kerajaan Allah.
4
Injil Matius : Seruan pertama tentang Kerajaan Sorga atau Kerajaan Allah
dalam Injil Matius dimulai oleh kehadiran Yohanes Pembaptis yang berkhotbah agar
orang-orang Yahudi bertobat sebab Kerajaan Sorga (h` basilei,a tw/n
ouvranw/n) sudah dekat (Matius 3:1-2).
Menurut liberal kuno diwakili oleh tulisan Harnack, What Is Christianity? Dan
memandang Kerajaan Allah sebagai Allah sebagai agama nubuat murni yang
diajarkan oleh Yesus: Allah sebagai Bapa, persaudaraan manusia, nilai yang tak
terhingga dari jiwa seseorang, dan etika kasih.
Menurut Gordon Fee yang dikutip oleh Glen dan David dalam
bukunya yang berjudul Etika Kerajaan, menjelaskan bahwa “Kerajaan
Allah adalah suatu peristiwa masa depan sekaligus suatu realitas masa
kini”.
5
tahap perwujudannya dan mengalami berkat-berkat pemerintahan-Nya
itu dalam kadar yang berbeda-beda. Kerajaan Allah adalah zaman yang
akan datang, yan lazim disebut Sorga. Waktu itu kita akan mengalami
berkat-berkat pemerintahan-Nya dalam kepenuhan yang sempurna.
Akan tetapi, kerajaan itu ada di sini saat ini dan dapat kita nikmati
sebagian dari berkat-berkat pemerintahan Allah itu secara nyata.
Istilah "Kerajaan Allah" tidak terdapat dalam tulisan nabi-nabi PL. Namun ide
tentang Kerajaan Allah terdapat di dalam seluruh tulisan para nabi secara implisit. Hal
tersebut nampak, terutama dari sebutan "Raja" yang seringkali dikenakan kepada
Allah. Allah disebut sebagai Raja, baik atas Israel, maupun atas seluruh bumi (Kel.
15:18; Bil. 23:21; 2Raj. 19:15; Yes. 6:5; Yer. 46:18; dsb.).
6
Bangsa Israel melihat Allah. bukan saja sebagai Raja yang tidak kelihatan,
melainkan juga sebagai Raja yang memanifestasikan secara nyata pemerintahan-Nya
dalam hidup manusia dan bangsa-bangsa. Setelah masa pembuangan dan dalam masa
peralihan antara PL dan PB, bangsa Yahudi mengembangkan ide atau gagasan tentang
Kerajaan Allah secara beraneka ragam. Berdasarkan pemahaman tentang Kerajaan
Allah tersebut, bangsa Yahudi dapat dibagi dalam tiga golongan yaitu:
7
Allah. Mereka juga tidak ragu-ragu menggunakan pedang sebagai alat
untuk mencapai tujuan tersebut.
Dari konsep orang Yahudi tersebut, kita dapat melihat bahwa keyakinan
mereka sebagai umat pilihan Allah telah membuat mereka merasa yakin dan berharap
bahwa suatu hari Allah akan memberkati mereka dan mendirikan pemerintahan-Nya
di atas bumi ini, entah di dalam zaman ini ataukah di zaman yang akan datang. Hal ini
menunjukkan bahwa sebenarnya penghargaan bangsa Yahudi tidak sejalan dengan
makna sesungguhnya dari seruan para nabi tentang pemerintahan oleh Allah.
Bangsa Yahudi memahami Kerajaan Allah lebih secara historis (masa kini
atau masa yang akan datang) dan duniawi (keamanan negara, kemenangan politik,
kesejahteraan hidup, dsb.). Padahal para nabi tidak pernah menyerukan bentuk
Kerajaan Allah sebagai tatanan duniawi. Mereka memberitakan tentang Kerajaan
Allah sebagai tindakan Allah untuk memberikan keselamatan kepada umatNya dan
membawa mereka pada suatu kehidupan yang dipimpin oleh Allah (Yes 24-27; Mi
4:3; Zef 3:15; Zak 14:16-17).
Dari latar belakang bangsa Yahudi di atas, kita dapat memahami dengan jelas
bahwa seruan tentang kedatangan Kerajaan Allah dalam PB memiliki arti khusus bagi
orang-orang Yahudi yang mendengarkannya. Berita yang telah lama orang Yahudi
dengar dan nantikan, sekarang telah digenapi dengan kedatangan Tuhan Yesus ke
dunia. Namun sayang, tidak semua orang Yahudi yang mengharapkan kedatangan
Kerajaan Allah, dapat melihat penggenapannya yang sejati.
Ada banyak pakar yang mengatakan kata basileia tersebut mengacu kepada
“akhir zaman” dan tahap akhir dari eskatologis. Tetapi pandangan itu kurang rasional
mengingat Kerajaan itu justru terjadi sekarang dan yang akan datang. Jadi arti yang
paling mendekati pemerintahan kedaulatan Allah atas bumi, seperti doa Bapa kami.
4. Kerajaan Sorga
Kerajaan Allah hanya terdapat dalam Matius, di mana kata itu dipakai 35 kali.
( 3:2 ; 4:17 ; 5:3 ; 5:10 ; 5:19 ; 5:19 ; 5:20 ; 7:21 ; 8:11 ; 9:35 ; 10:7 ; 11:11 ;
11:12 ; 13:11 ; 13:19 ; 13:24 ; 13:31 ; 13:33 ; 13:44 ; 13:45 ; 13:47 ; 13:52 ;
8
16:19 ; 18:1 ; 18:3 ; 18:4 ; 18:23 ; 19:12 ; 19:14 ; 19:23 ; 20:1 ; 22:2 ; 23:13 ;
25:1 ; 25:14 ).
Maka, Matius tidak perlu menuliskan Kerajaan Allah di dalam kitabnya. Akan
tetapi sekalipun nama Allah tidak dapat diucapkan karena terlalu kudus bagi orang-
orang Yahudi, pada beberapa ayat, Matius pun tetap menuliskan istilah Kerajaan
Allah di dalamnya. Pada bagian ini penulis akan menjelaskan berdasarkan hasil resert
yang telah penulis lakukan.
9
belakang. Maka penulis memberi kesimpulan bahwa di mulai dari ayat tersebut,
sebelum Mesias lahir, telah diberitakan oleh malakiat Tuhan bahwa dalam kelahiran-
Nya akan menghadirkan hubungan Allah yang tinggal diantara dan ada bersama-sama
dengan kita.
10
2. Kerajaan sebagai suatu Anugerah Masa Kini
Jika kita bertanya tetang isi dari alam baru yang penuh berkat ini, kita
mendapati bahwa basileia, tidak hanya berarti pemerintahan Allah yang dinamis
dan kenyataan tentang keselamatan, melainkan pakai untuk menunjukkan
anugerah hidup dan keselamatan.
Kerajaan Allah itu sebagai harta terpendam atau mutiara yang berharga
yang nilainya melebihi harta yang lain ( Matius 13;44-46 ). Kerajaan itu adalah
sesuatu yang harus dicari disini, saat ini ( Matius 6:33 ) dan patut diterima
sebagaimana anak-anak menerima satu hadiah ( Markus 10:15 = Lukas 18:16-
17 ).dalam ungkapan ini, Kerajaan itu adalah pemerintahan Allah, tetapi
termmasuk pemberian kekuasaan-Nya. pemerintahan ini bukanlah suatu kuasa
menakutkan yang memaksa manusia tunduk, melainkan suatu pemberian.
3. Anugerah Keselamatan
4. Anugerah Pengampunan
11
Nya sehingga tidak ada lagi yang sakit, karena Tuhan akan mengampuni segala
keselahan ( Yesaya 33:24 ).
5. Anugerah Kebenaran
12
C. Allah kerajaan itu
13
BAB III
PENUTUP
14
DAFTAR PUSTAKA
http://oasisofthesouls.blogspot.com/2013/12/penyarian-teologi-sinoptik-dalam_16.html
http://kristannu.blogspot.com/2017/07/kerajaan-allah-dalam-injil-matius.html
15