PB 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Tuhan yang telah memberikan saya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan atas kebaikan-Nya, sehingga saya mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah Teologi Perjanjian Baru
1.

Dalam pembuatan makalah ini semoga dapat menambah wawasan kita lebih luas, jika
ada kekurangan sebagai penulis saya minta dimakhlumi.

Jakarta, 22 Januari 2020

Penulis

Sara Melindah

&

Rian Missa

1
DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB I PENDAHULUAN 3

A. Latar Belakang Masalah 3


B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Pembahasan 3

BAB II ISI 4

A. Kerajaan Allah 4,5,6,7,8,9,10


B. Masa baru keselamatan 11,12
C. Allah kerajaan Itu 13

BAB III PENUTUP 14

A. Kesimpulan 14
B. Saran 14

BAB IV DAFTAR PUSTAKA 15

2
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kerajaan Allah atau Kerajaan Sorga merupakan salah satu topik yang menarik
untuk dibahas. Banyak teolog-teolog yang melakukan penelitian untuk membuktikan
keberadaan Kerajaan Allah ataupun sebaliknya. Banyak orang Kristen juga yang
mencari tahu tentang Kerajaan Allah atau Kerajaan sorga. Sehingga pada masa ini ada
banyak cerita tentang kisah hidup orang yang sering melakukan perjalanan ke sorga.
Bahkan banyak orang kristen yang membukukan kisah perjalanannya ke sorga tanpa
adanya suatu pembuktian secara ilmiah. Banyak diantara mereka yang seolah-olah
sangat memahami tentang sorga lebih dari apa yang telah dijelaskan dalam Alkitab.
Dan lebih tragisnya lagi banyak orang kristen yang mempercayai kisah hidup orang
lain yang melihat sorga dan menjadikannya doktrin. Hal ini menjadi pergumulan
besar bagi gereja masa kini. Gereja harus dapat memberikan pengarahan yang tepat
tentang Kerajaan Allah atau Kerajaan Sorga sesuai dengan apa yang telah Alkitab
ajarkan. Hal ini juga merupakan tugas bagi para teolog untuk menggali isi Alkitab
yang berkaitan dengan Kerajaan Allah atau Kerajaan Sorga.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian Kerajaan Allah ?

2. Apa itu Masa Baru Keselamatan ?

3. Apa itu Allah Kerajaan Itu ?

C. Tujuan Masalah

1. Mendiskripsikan pengertian Kerajaan Allah

2. Menjelaskan Masa Baru Keselamatan

3. Menjelaskan Allah Kerajaan Itu

3
BAB II

ISI

A. Kerajaan Allah.

Kerajaan Allah sama artinnya dengan Kerajaan Sorga. Kerajaan Allah


merupakan pusat tema dari Perjanjian Baru. Bahkan sabagai pokok utama dalam
pemberitaan yang disampaikan oleh Yesus selama di dunia. J. Sidlow Baxter
menuliskan: “Perlu sekali kita ketahui apa sebenarnya yang dimaksud dengan
Kerajaan Sorga, karena hal itu adalah pokok utama ajaran Tuhan Yesus.”

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (selanjutnya akan disingkat KBBI),


kata Kerajaan Allah terbagi menjadi dua bagian  yaitu “kerajaan” yang berarti bentuk
pemerintahan yang dikepalai oleh raja, tanda-tanda kebesaran raja, martabat
(kedudukan) raja, wilayah kekuasaan seorang raja. Dan Allah yang berarti pencipta
alam semesta yang maha sempurna, Tuhan yang maha Esa yan disembah oleh orang
yang beriman. Berdasarkan pengertian KBBI maka Kerajaan Allah dapat diartikan
sebagai bentuk pemerintahan dengan memiliki wilayah kekuasaan di mana Tuhan-lah
yang memerintah. Berikut merupakan definisi tentang Kerajaan Allah menurut para
ahli.

Kerajaan Allah adalah pemerintahan-Nya yang universal, kedaulatan-Nya atas


seluruh bumi. “Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan
membicarakan keperkasaan-Mu” (Mzm. 145:11).

Markus memperkenalkan misi Yesus dengan kata-kata, “SesudahYohanes


ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, kata-Nya: ‘Waktunya
telah genap, Kerajaan Allah sudah dekat, bertobatlah dan percayalah kepada Injil’”
( Markus 1: 14-15 ).

Matius meringkas pelayanan-Nya dengan kata-kata, “Yesus pun berkeliling di


seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil
Kerajaan Allah . . . “ ( Matius 4:23 ).

4
Injil Matius : Seruan pertama tentang Kerajaan Sorga atau Kerajaan Allah
dalam Injil Matius dimulai oleh kehadiran Yohanes Pembaptis yang berkhotbah agar
orang-orang Yahudi bertobat sebab Kerajaan Sorga (h` basilei,a tw/n
ouvranw/n) sudah dekat (Matius 3:1-2).

Injil Markus : Sebagaimana Matius, Markus juga menampilkan pelayanan


awal Yesus di Galilea setelah penangkapan Yohanes, dengan seruan “Waktunya telah
genap; Kerajaan Allah sudah dekat (Makus 1:14-15). 

Penekanan Lukas terhadap sejarah pengajaran Yesus tentang Kerajaan Allah


dalam Lukas 4:14-15.

1. Tafsiran-tafsiran tentang Kerajaan Allah.

Tafsiran-tafsiran tentang kerajaan Allah terdapat dalam beberapa bentukk


yang berbeda-beda dengan detail yang sangat bervariasi. Dari Agustinus sampai para
reformator, pandangan yang lazim adalah bahwa Kerajaan Allah dalam atau yang lain
hal disamakan dengan gereja.

Menurut liberal kuno diwakili oleh tulisan Harnack, What Is Christianity? Dan
memandang Kerajaan Allah sebagai Allah sebagai agama nubuat murni yang
diajarkan oleh Yesus: Allah sebagai Bapa, persaudaraan manusia, nilai yang tak
terhingga dari jiwa seseorang, dan etika kasih.

Banyak pakar memandang Kerajaan Allah memandang Kerajaan Allah


terutama dalam kaitan dengan pengalaman religius pribadi – pemerintahan Allah
dalam jiwa seseorang.

Berikut merupakan definisi tentang Kerajaan Allah menurut para ahli:

 Menurut Gordon Fee yang dikutip oleh Glen dan David dalam
bukunya yang berjudul Etika Kerajaan, menjelaskan bahwa “Kerajaan
Allah adalah suatu peristiwa masa depan sekaligus suatu realitas masa
kini”.

 Menurut George Eldon Ladd, Kerajaan Allah adalah pemerintahan


tertinggi Allah, namun pemerintahan Allah terwujud dalam tahap yang
berbeda-beda sepanjang sejarah penebusan. Oleh karena itu manusia
dapat masuk ke dalam wilayah pemerintahan Allah dalam beberapa

5
tahap perwujudannya dan mengalami berkat-berkat pemerintahan-Nya
itu dalam kadar yang berbeda-beda. Kerajaan Allah adalah zaman yang
akan datang, yan lazim disebut Sorga. Waktu itu kita akan mengalami
berkat-berkat pemerintahan-Nya dalam kepenuhan yang sempurna.
Akan tetapi, kerajaan itu ada di sini saat ini dan dapat kita nikmati
sebagian dari berkat-berkat pemerintahan Allah itu secara nyata.

 Menurut Albert Schweitzer yang dikutip oleh Eldon Ladd dalam


bukunya yang berjudul Injil Kerajaan, menjelaskan bahwa “Kerajaan
Allah sama sekali bukanlah suatu kenyataan rohani atau kenyataan
yang ada sekarang; Kerajaan Allah seluruhnya merupakan kenyataan
masa mendatang dan bersifat adikodrati”.

 Menurut Graeme Goldsworthy menjelaskan bahwa “has summarized a


ssdefinition of the kingdom of God as “God’s people in God’s place
under God’s rule’.

 Menurut Anthony Hoekema,Kerajaan Allah telah digambarkan sebagai


masa pemerintahan Allah secara dinamis aktif dalam sejarah manusia
oleh Yesus Kristus, yang bertujuan menebus umatnya dari dosa dan
kuasa setan, dan finalnya pembentukan langit yang baru dan bumi
yang baru.

 Menurut Donald Guthrie,Kerajaan Allah menunjuk kepada adanya


hubungan antara masa sekarang dan masa yang akan datang.
Perwujudan ini akan lengkap hanya dalam kerajaan yang akan datang,
tetapi sudah diwakili pada masa sekarang di dalam jemaat.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa


Kerajaan Allah adalah pusat dari pemerintahaan Allah sendiri yang telah ada masa
sekarang dan yang akan datang.

2. Kerajaan Allah Dalam Yudaisme.

Istilah "Kerajaan Allah" tidak terdapat dalam tulisan nabi-nabi PL. Namun ide
tentang Kerajaan Allah terdapat di dalam seluruh tulisan para nabi secara implisit. Hal
tersebut nampak, terutama dari sebutan "Raja" yang seringkali dikenakan kepada
Allah. Allah disebut sebagai Raja, baik atas Israel, maupun atas seluruh bumi (Kel.
15:18; Bil. 23:21; 2Raj. 19:15; Yes. 6:5; Yer. 46:18; dsb.).

6
Bangsa Israel melihat Allah. bukan saja sebagai Raja yang tidak kelihatan,
melainkan juga sebagai Raja yang memanifestasikan secara nyata pemerintahan-Nya
dalam hidup manusia dan bangsa-bangsa. Setelah masa pembuangan dan dalam masa
peralihan antara PL dan PB, bangsa Yahudi mengembangkan ide atau gagasan tentang
Kerajaan Allah secara beraneka ragam. Berdasarkan pemahaman tentang Kerajaan
Allah tersebut, bangsa Yahudi dapat dibagi dalam tiga golongan yaitu:

a. Orang-orang Yahudi yang mengharapkan berdirinya Kerajaan Allah secara


fisik di dalam sejarah umat manusia pada masa yang akan datang.

Orang-orang dalam kelompok ini melihat bahwa bangsa Israel terus


menerus berada di dalam ancaman perang. kejahatan, dan penderitaan-
penderitaan lainnya. Karena itu, mereka memilih mengasingkan diri untuk
menantikan dan mengharapkan terbentuknya pemerintahan Allah secara
sempurna dalam dunia ini. Kebanyakan dari mereka ini adalah orang-
orang yang tergabung dalam kelompok Qumran.

b. Orang-orang Yahudi yang merasa pesimis dengan pengharapan


kedatangan Kerajaan Allah.

Kelompok ini menganggap bahwa dunia telah diserahkan ke dalam


kuasa-kuasa kejahatan, sehingga umat Allah akan terus menerus menemui
penderitaan di dalam dunia ini. Mereka percaya bahwa Allah pada
akhirnya memang akan mendirikan KerajaanNya, namun bukan pada
zaman ini, melainkan pada suatu zaman yang akan datang, yang sama
sekali baru. Pandangan ini lebih banyak dipengaruhi karena kekecewaan
orang-orang Yahudi atas peristiwa pembuangan yang menguburkan
harapan mereka terhadap pemulihan kerajaan Daud sebagai bentuk
perwujudan berdirinya Kerajaan Allah dalam kehidupan zaman ini.

c. Orang-orang Yahudi yang ingin mewujudkan Kerajaan Allah secepatnya.

Kelompok ini adalah orang-orang yang menamakan dirinya kaum


Zelot. Mereka adalah kelompok Yahudi radikal yang berpendapat bahwa
aksi politis mutlak perlu sebagai pendahuluan bagi kedatangan Kerajaan

7
Allah. Mereka juga tidak ragu-ragu menggunakan pedang sebagai alat
untuk mencapai tujuan tersebut.

Dari konsep orang Yahudi tersebut, kita dapat melihat bahwa keyakinan
mereka sebagai umat pilihan Allah telah membuat mereka merasa yakin dan berharap
bahwa suatu hari Allah akan memberkati mereka dan mendirikan pemerintahan-Nya
di atas bumi ini, entah di dalam zaman ini ataukah di zaman yang akan datang. Hal ini
menunjukkan bahwa sebenarnya penghargaan bangsa Yahudi tidak sejalan dengan
makna sesungguhnya dari seruan para nabi tentang pemerintahan oleh Allah.

Bangsa Yahudi memahami Kerajaan Allah lebih secara historis (masa kini
atau masa yang akan datang) dan duniawi (keamanan negara, kemenangan politik,
kesejahteraan hidup, dsb.). Padahal para nabi tidak pernah menyerukan bentuk
Kerajaan Allah sebagai tatanan duniawi. Mereka memberitakan tentang Kerajaan
Allah sebagai tindakan Allah untuk memberikan keselamatan kepada umatNya dan
membawa mereka pada suatu kehidupan yang dipimpin oleh Allah (Yes 24-27; Mi
4:3; Zef 3:15; Zak 14:16-17).

Dari latar belakang bangsa Yahudi di atas, kita dapat memahami dengan jelas
bahwa seruan tentang kedatangan Kerajaan Allah dalam PB memiliki arti khusus bagi
orang-orang Yahudi yang mendengarkannya. Berita yang telah lama orang Yahudi
dengar dan nantikan, sekarang telah digenapi dengan kedatangan Tuhan Yesus ke
dunia. Namun sayang, tidak semua orang Yahudi yang mengharapkan kedatangan
Kerajaan Allah, dapat melihat penggenapannya yang sejati.

3. Arti Basileia Tou Theou

Ada banyak pakar yang mengatakan kata basileia tersebut mengacu kepada
“akhir zaman” dan tahap akhir dari eskatologis. Tetapi pandangan itu kurang rasional
mengingat Kerajaan itu justru terjadi sekarang dan yang akan datang. Jadi arti yang
paling mendekati pemerintahan kedaulatan Allah atas bumi, seperti doa Bapa kami.

4. Kerajaan Sorga

Kerajaan Allah hanya terdapat dalam Matius, di mana kata itu dipakai 35 kali.

( 3:2 ; 4:17 ; 5:3 ; 5:10 ; 5:19 ; 5:19 ; 5:20 ; 7:21 ; 8:11 ; 9:35 ; 10:7 ; 11:11 ;
11:12 ; 13:11 ; 13:19 ; 13:24 ; 13:31 ; 13:33 ; 13:44 ; 13:45 ; 13:47 ; 13:52 ;

8
16:19 ; 18:1 ; 18:3 ; 18:4 ; 18:23 ; 19:12 ; 19:14 ; 19:23 ; 20:1 ; 22:2 ; 23:13 ;
25:1 ; 25:14 ).

Pertanyaan yang mungkin tidak pernah terpikirkan ialah mengapa Kerajaan


Allah disebut sebanyak lima kali dan Kerajaan Sorga disebut sebanyak tiga puluh
lima kali? Jika memang Matius menulis untuk orang Yahudi dan istilah itu hanya
sebagai permainan kata, bukankah seharusnya Matius cukup hanya menuliskan
Kerajaan Sorga saja, karena bagi orang Yahudi menyebutkan nama Allah sangat
kudus, sehingga tidak dapat diucapkan.

Maka, Matius tidak perlu menuliskan Kerajaan Allah di dalam kitabnya. Akan
tetapi sekalipun nama Allah tidak dapat diucapkan karena terlalu kudus bagi orang-
orang Yahudi, pada beberapa ayat, Matius pun tetap menuliskan istilah Kerajaan
Allah di dalamnya. Pada bagian ini penulis akan menjelaskan berdasarkan hasil resert
yang telah penulis lakukan.

Berdasarkan tabel di atas, Injil Matius lebih banyak menggunakan kata


Kerajaan Sorga dari pada Kerajaan Allah. Injil ini merupakan satu-satunya yang
menggunakan kata Kerajaan Sorga. Kata Kerajaan Sorga (Yun. βασιλεια των
ουρανων) digunakan sebanyak 35 kali pada 34 ayat sedangkan Kerajaan Allah
(Yun. βασιλειαν του θεου) digunakan sebayak 6 kali pada 6 ayat. Banyak orang yang
berpendapat bahwa, hal tersebut dikarenakan Injil Matius ditujukan kepada orang-
orang Yahudi.

Banyak penafsiran yang menjelaskan pula bahwa Matius lebih memilih


menggunakan kata Kerajaan Sorga dari pada Kerajaan Allah, karena bagi orang
Yahudi nama Allah sangat sakral untuk disebutkan. Sehingga Matius menggunakan
padanan kata yang tepat dan mudah dimengerti tanpa mengurangi makna yang
sebenarnya, dan kata yang digunakan adalah Kerajaan Sorga. Maka berdasarkan
pendapat para penafsir, Kerajaan Sorga dan Kerajaan Allah memiliki arti yang sama,
hanya saja Matius mengunakannya sesuai konteks orang Yahudi.

5. Kerajaan Masa Kini

Kerajaan Allah saat ini merupakan kerajaan yang dibuktikan dengan


keteladanan Yesus dan ajaran-ajaran-Nya ketika Ia di dunia. Matius mencatat banyak
pengajaran tentang Kerajaan Allah yang diberitakan Yesus pada saat itu. Di mulai
dari pasal 1:23, “… Imanuel – yang berarti: Allah menyertai kita.”Secara tekstual ayat
tersebut telah menjelaskan mengenai kehadiran dari Sang Imanuel – “Allah meyertai
kita” – bahwa sesungguhnya kata “μετα” (menyertai) merupakan kata depan, genetatif
berarti dengan, di antara, serta, bersama-sama dengan; akusatif berarti sesudah, di

9
belakang. Maka penulis memberi kesimpulan bahwa di mulai dari ayat tersebut,
sebelum Mesias lahir, telah diberitakan oleh malakiat Tuhan bahwa dalam kelahiran-
Nya akan menghadirkan hubungan Allah yang tinggal diantara dan ada bersama-sama
dengan kita.  

B. Masa Baru Keselamatan

1. Kerajaan itu sebagai Alam Berkat Masa Kini

Fakta yang paling khas dalam pemberitaan Yesus  tentang Kerajaan itu


adalah kehadirannya yang menerobos sejarah, dalam pribadi dan misiNya. Oleh
Karena itu tidaklah heran jika menemukan Basileia tou theou dipakai dalam  alam
baru dari berkat penebusan yangdimasuki manusia dengan menerima berita Yesus
tenang Kerajaan Allah. Penolakan Israel, par ahli Taurat akan Kerajaan Allah
sering digambarkan Yesus (Luk 11:52, Mat 21:31) termasuk yang paling sukar
dalam Jawaban Yesus ketika murid-murid Yohanes menanyakan kemesiasannya
dengan mengutip Yesaya 35:5-6 bahwa nubuat itu sekarang dipenuhi dan masa
keselamatan mesias telah hadir (Mat 11:11-13).  Pemerintahan Allah datang
dengan kekuatan besar dan para pengagumnya berusaha menguasainya, yakni ikut
ambil bagian di dalamnya.

Kerajaan Sebagai suatu anugerah masa kini: Kalau kita cermati kata


basileia  tersebut maka tidak hanya berarti kerajaan Allah tetapi
juga  menunjukkan anugerah hidup  dan keselamatan oleh mesias. Dalam
eskatologi maka Kerjaan itu akan diwarisi orang percaya secara cuma-cuma (Mat
25:34).  Di dalamnya jelas mengandung keselamatan, sebagai berkat eskatologis
maupun berkat masa kini. Keselamatan yang akan datang mengandung 2 arti,
kebebasan dari kefanaan dan persekutuan sempurna dengan Allah. Keselamatan
eskatologis tersebut meliputimanusia seutuhnya (Luk 20;34-36 bnd Mrk 12:24-
27). Sebaliknya dimensi agama  dari keselamatan eskatologis diwakili
kata apollumi yang berarti membinasakan atau membunuh dengan kehilangan
(bnd Mat 7:13). Misi Yesus menyelamatkan domba yang hilang dari bangsa Israel
(Mat 10:6; 15:24) berdiri atas latar belakang esktologis. “Terhilangnya”
menyangkut masa kini dan masa yang akan datang. Karena mereka tersesat dari
Allah dan kehilangan hidup.

Oleh karena itulah pertobatan dimaknai sebagai pemulihan kesempatan


masa kini dan masa yang akan datang seperti terjadi pada Zakheus. Ketika itu
Yesus mengatakan :”hari ini telah terjadi keselamatan di rumah ini.. karena anak
manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Luk 19:9-10).

10
2. Kerajaan sebagai suatu Anugerah Masa Kini

Jika kita bertanya tetang isi dari alam baru yang penuh berkat ini, kita
mendapati bahwa basileia, tidak hanya berarti pemerintahan Allah yang dinamis
dan kenyataan tentang keselamatan, melainkan pakai untuk menunjukkan
anugerah hidup dan keselamatan.

Kerajaan Allah itu sebagai harta terpendam atau mutiara yang berharga
yang nilainya melebihi harta yang lain ( Matius 13;44-46 ). Kerajaan itu adalah
sesuatu yang harus dicari disini, saat ini ( Matius 6:33 ) dan patut diterima
sebagaimana anak-anak menerima satu hadiah ( Markus 10:15 = Lukas 18:16-
17 ).dalam ungkapan ini, Kerajaan itu adalah pemerintahan Allah, tetapi
termmasuk pemberian kekuasaan-Nya. pemerintahan ini bukanlah suatu kuasa
menakutkan yang memaksa manusia tunduk, melainkan suatu pemberian.

( Matius 19:14 ) mengumandangkan pikiran yang sama bahwa Kerajaan


Allah adalah suatu pemilikan masa kini dari orang yang seperti anak-anak. Janji
bahwa mereka yang meminta akan meminta akan menerima dan mereka yang
mencari akan mendapat ( Matius 7:7 ), patut dipahami dalam konteks ini. “Hal
yang dicari adalah Kerajaan Allah, yang setelah ditemukan, adalah pemenuhan
dari segala kebutuhan ( Lukas 12;31 ). Pintu yang diketuk adlah pintu yang
memberi jalan masuk kedalam Kerajaan Allah.

3. Anugerah Keselamatan

Kerajaan sebagai pemberian Allah dapat dijelaskan lebih lanjut dengan


studi tentang kata “KESELAMATAN”.
Keselamatan itu terutama adalah suatu pemberian eskatologis. Dalam jawaban
Yesus kepada penguasa muda yang kaya mengenai hidup yang kekal, keselamatan
itu sama dengan hidup yang kekal dan masuk ke dalam Kerajaan Allah dalam
Masa Yang Akan Datang ( Markus 10:17-30 ).

4. Anugerah Pengampunan

Penyebutan pengampunan menunjukkan makna yang mendalam dari


keselamatan mesianis. Menurut Markus, konflik antara Yesus dan ahli-ahli Taurat
dimulai ketika Yesus mengaku dapat mengampuni dosa. Pengakuan demikian
berarti hujat, karena hanya Allah yang berkuasa mengampuni doa ( Markus 2:7 ).
Menurut praduga mereka, para ahli Taurat itu benar ( Mazmur 103:3 ; Yesaya
43:25 ). Menurut para nabi, pengampunan adalah salah satu berkat dari masa
mesianis. Tuhan adalah Hakim, penguasa, dan Raja akan menyelamatkan umat-

11
Nya sehingga tidak ada lagi yang sakit, karena Tuhan akan mengampuni segala
keselahan ( Yesaya 33:24 ).

5. Anugerah Kebenaran

Yang paling dekat dengan pengampunan adalah kebenaran. Kebenaran


bukanlah semata-mata kualitas etika, tetapi satu hubungan yang benar,
pembebasan ilahi dari kesalahan dosa. Mencari Kerajaan berarti mencari
kebenaran Allah ( Matius 6:33 ); dan menerima Kerajaan Allah berarti menerima
kebenaran yang menyertainya.

12
C. Allah kerajaan itu

1. Allah yang Mencari

Dalam pemberitaan Yesus kita temukan Allah yang mencari, dalam arti


bahwa Allah bertindak bukan hanya dalam masa eskatologi tetapi juga masa kini
dimana Dia menebus sejarah, pemenuhan jandi-janji dalam Perjanjian Lama
sedang terjadi. Inti yang terdalam dari Kerajaan Allah adalah pengalaman yang
mendalam dari Yesus akan Allah sebagai Bapa, dan misinya untuk membagi
pengalaman tersebut kepada manusia. Allah mancari, kita lihat ketika Yesus
melanggar standar kebenaran dengan mengatakan bahwa misiNya adalah
melayani orang berdosa (Mrk 2:15-17). Allah mencari ini adalah sesuaatu yang
baru, sebab dalam Perjanjian Lama orang berdosalah yang bertobat untuk kembali
kepada Allah.

2. Allah yang Mengundang

Seperti disarikan dalam peristiwa keselamatan eskatologis dengan pesta


perjamuan (Mat 22:1 dst; Luk 14:16 dst).

3. Allah sebagai Bapa

Sangat relevan dengan Kerajaan Allah. Dialah Bapa yang sudah


mempersiapkan warisan Kerajaan eskatologis yang penuh berkat (Mat 25:34).
Dialah Bapa yang memberikan kepada murid-murid Yesus anugerah Kerajaan itu
(Luk 12:32). Namun pun demikian, Allah juga adalah Allah yang menuntut balas
atas mereka yang menolak tawaran tersebut. Ini dikatakan berulang kali dalam
pemberitaan Yesus, misalnya keselamatan bagi orang benar tetapi hukuman bagi
orang yang tidak mau bertobat (Mat 3:12). Yesus juga mengumumkan hukuman
atas kota-kota  dimana dia pernah mengajar  seperti kota Khorazim, Betsaida,
Kapernaum (Mat 11:20-24; Luk 10;13-15).

13
BAB III

PENUTUP

Kerajaan Allah merupakan tema yang menjadi motif untuk menetapkan


batasan-batasan serta memberikan pola bagi pesan yang disampaikan oleh Injil-Injil.
Pengajaran tentang Kerajaan Allah merupakan salah satu pokok utama misi Kristus di
Bumi. Tuhan sebagai Raja menunjukkan bahwa Allah mempunyai kerajaan dimana Ia
sebagai raja yang dalam hal ini Ia sebagai yang berkuasa atas alam semesta. Pada saat
Kristus ada dibumi, Ia memandang pekerjaan-Nya  sebagai upaya untuk
mengungkapkan kehadiran kerajaan Allah.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://oasisofthesouls.blogspot.com/2013/12/penyarian-teologi-sinoptik-dalam_16.html

http://kristannu.blogspot.com/2017/07/kerajaan-allah-dalam-injil-matius.html

Buku Teologi Perjanjian Baru Jilid I – George Eldon Ladd/2002

15

Anda mungkin juga menyukai