Panduan Pengelolaan Limbah B3
Panduan Pengelolaan Limbah B3
Panduan Pengelolaan Limbah B3
RSIA VITALAYA
Jalan Raya Siliwangi Pondok Benda Indah No 1 Pamulang
Tangerang Selatan
Banten
2017
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK VITALAYA
NOMOR: 001/RSIA VITALAYA/SK-DIR/VI/2017
TENTANG
PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B-3)
DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK VITALAYA
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................... iv
DAFTAR ISI...................................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................ 1
A. DEFINISI............................................................................................................................ 1
B. TUJUAN.............................................................................................................................. 1
C. KEBIJAKAN....................................................................................................................... 1
D. PRINSIP.............................................................................................................................. 2
BAB V DOKUMENTASI................................................................................................................. 36
REFERENSI...................................................................................................................................... 37
Lampiran
Peraturan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak
Vitalaya
Nomor : 001/RSIA VITALAYA/SK-DIR/VI/2017
Tanggal : 01 April 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah bahan yang Karena sifat dan
atau konsentrasinya dan jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung,dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan
atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta makluk hidup lainnya. Pengelolaan B3 adalah
kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan,
menggunakan dan atau membuang B3. Dalam hal ini yang dapat
dilakukan di RS adalah mengadakan, menerima, menyimpan, dan
menggunakan B3. Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan
B3 untuk menjaga kualitas dan kuantitas B3 dan atau mencegah dampak
negative B3 terhadap lingkungan hidup, kesehatan manusia, dan
makhluk hidup lainnya.
B. TUJUAN
1. Menyediakan panduan untuk rumah sakit/fasilitas kesehatan lainnya
mengenai pengelolaan B3.
2. Untuk menghindari bahaya yang timbul bagi karyawan yang
melakukan penyimpananB3 ataupun akan menggunakan B3.
3. Membangun suatu proses penanganan yang terstandar bagi
pengelolaan B3.
C. KEBIJAKAN
Penyimpanan bahan berbahaya harus ditempat yang terpisah, tersedia
APAR, Alat Pelindung Diri (APD), Lembar MSDS (material safety data
sheet) dan diberi label sesuai klasifikasi B3.
D. PRINSIP
A. KLASIFIKASI BARANG/LIMBAH B3
B3 dapat diklasifikasikan sebagaiberikut:
1. Mudah meledak (explosive)
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang
pada suhu dan tekanan standar
(25˚C,760mmHg) dapat meledak dan
menimbulkan kebakaran atau melalui reaksi
kimia dan / fisika dapat menghasilkan gas
dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan
cepat dapat merusak lingkungan disekitarnya
2. Pengoksidasi (oxidizing)
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang dapat
melepaskan banyak panas atau menimbulkan api
ketika bereaksi dengan bahan kimia lainnya,
terutama bahan–bahan yang sifatnya mudah
terbakar meskipun dalam keadaan hampa udara.
5. Berbahaya(harmful)
Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan baik
berupa padatan, cairan ataupun gas yang jika terjadi
kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat
menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai
tingkat tertentu.
6. Korosif (corrosive)
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Padatan maupun cairan yang terjadi
kontak secara langsung dan/atau terus
menerus dengan kulit atau selaput lendir
dapat menyebabkan iritasi atau
peradangan;
b. Toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena paparan
tunggal dapat menyebabkan iritasi pernafasan, mengantuk atau
pusing;
c. Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada
kulit; dan/atau
d. Iritasi/kerusakan parah pada mata yang dapat menyebabkan
iritasi serius pada mata.
A. KEBIJAKAN UMUM
1. Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun harus mengacu kepada
standar baku mutu yang telah ditetapkan.
2. Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun meliputi bahan yang mudah
meledak (explosive), pengoksidasi (oxidizing), sangat mudah sekali
menyala (extremely flammable), sangat mudah menyala (highly
flammable), dan mudah menyala (flammable), amat sangat beracun
(extremely toxic), sangat beracun (highly toxic), beracun (moderately
toxic), berbahaya (harmfull), korosif (corrosive), karsinogenik
(carcinogenic), teratogenik (teratogenic), mutagenic (mutagenic), gas
bertekanan (pressure gas).
3. Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun di rumah sakit harus
meminimalisir dampak terhadap lingkungan dan pekerja.
4. Petugas dalam pengelolaan bahan berbahaya dan beracun wajib
membaca petunjuk maupun symbol dan lembar data keselamatan bahan
(MSDS).
B. KEBIJAKAN KHUSUS
1. Perencanaan bahan berbahaya dan beracun berdasarkan SPO di Unit
Pengadaan.
2. Pengadaan bahan berbahaya dan beracun harus bersumber dari
distributor resmi, mempunyai sertifikat analisa dari pabrik, melampirkan
MSDS (lembar data keselamatan bahan).
3. Penerimaan bahan berbahaya dan beracun dengan memeriksa wadah dan
pengemas, memperhatikan label dan symbol dan atau tulisan berupa
kalimat peringatan berbahaya.
4. Unit kerja yang menggunakan bahan berbahaya dan beracun atau barang
yang menghasilkan limbah berbahaya dan beracun wajib melakukan
reduksi limbah B3, mengolah limbah B3 dan/atau menimbun limbah B3.
5. Masing-masing Kepala Unit kerja bertanggung jawab atas penyimpanan
limbah B3 selama-lamanya 90 (Sembilan puluh) hari, untuk selanjutnya
bertanggung jawab atas penyerahan limbah B3 kepada pihak ketiga yang
ditunjuk oleh Direktur RS.
6. Serah terima limbah B3 kepada pihak pengelola limbah B3 wajib
dilakukan secara tertulis dengan menyertakan inventarisasi jumlah
limbahB3 .
7. Setiap tempat penyimpanan bahan berbahaya dan beracun wajib
diberikan symbol dan label serta melengkapi MSDS (lembar data
keselamatan bahan).
8. Symbol bahan berbahaya dan beracun adalah gambar yang menunjukkan
klasifikasi B3, sedangkan label B3 adalah uraian singkat yang
menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3.
9. Lembar Data Keselamatan Bahan (MSDS) berisi :
a. Merk dagang
b. Rumus kimia B3
c. Jenis B3
d. Klasifikasi B3
e. Teknik penyimpanan, dan
f. Tata cara pengamanan bila terjadi kecelakaan.
10. Lembar data pengamanan ini harus diletakkan pada tempat yang mudah
dilihat dan dibaca untuk memudahkan tindakan pengamanan bila
diperlukan.
BAB IV
TATA LAKSANA
6. MenyertakanMSDS
Lembar data keselamatan bahan (MaterialSafety Data
Sheet,MSDS) memberikan informasi tentang potensi bahaya zat
komersial dan tindakankeselamatan yang perlu diikuti pengguna.
Lembaga harus menyimpan MSDS yang disediakan oleh pemasok
kimia, dan membuatnya tersedia untuk pekerja, lembaga
penanggulangan keadaan darurat, dan lainnya.
Pegawai harus memeriksa MSDS untuk setiap bahan kimia tak
dikenal sebelum mulai bekerja. File MSDS dapat berada disetiap
laboratorium atau hanya disimpan di tempat terpusat. Banyak
laboratorium yang saat ini mengakses MSDS secara elektronik.
Pegawai laboratorium dapat selalu menghubungi pemasok kimia
secara langsung dan meminta agar MSDS dikirim melalui surat.
MSDS berisi:
a. Merk dagang
b. Rumus kimia B3
c. Jenis B3
d. Klasifikasi B3
e. Teknik Penyimpanan, dan
f. Tata cara pengamanan bila terjadi kecelakaan
MSDS harus diletakkan pada tempat yang mudah dilihat dan dibaca
untuk memudahkan tindakan pengamanan bila diperlukan.
7. Bekerja dengan B3
a. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah menjaga prilaku pribadi
saat bekerja dengan menghindari mengganggu atau mengejutkan
pegawai lain, tidak membiarkan lelucon praktis, keributan, atau
kegaduhan berlebih terjadi kapan pun, ataupun bahan B3
hanya dipergunakan untuk tujuan yang dimaksudkan.
b. Menghindari cedera mata dengan pelindung mata, menghindari
penghirupan bahan kimia berbahaya (dapat menggunakan
masker), meminimalkan kontak kulit dengan mengenakan sarung
tangan kapan pun menangani B3.
c. Menghindari makan, minum, merokok, mengunyah permen karet,
menggunakan kosmetik, dan meminum obat di tempat bahan
kimia berbahaya digunakan. Menyimpan makanan, minuman,
cangkir, dan peralatan makan dan minum lainnya di tempat
bahan kimia ditangani atau disimpan, ataupun mengecap bahan
kimia. Mencuci tangan dengan sabun dan air segera setelah
bekerja dengan bahan kimia laboratorium apapun, meski sudah
mengenakan sarung tangan.