03-KAK Audit Teknis, AKNOP Situ & Embung

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

KERANGKA ACUAN KERJA

PENELUSURAN JARINGAN, AUDIT TEKNIS DAN


PENYUSUNAN AKNOP SITU DAN EMBUNG

1. Latar Belakang
Investasi di bidang prasarana Pekerjaan Umum sampai tahun 2013 telah mengalami
peningkatan sebesar kurang lebih rata-rata 20 persen. Investasi ini salah satunya adalah
pembangunan dan rehabilitasi prasarana Pekerjaan Umum yang bertujuan untuk melayani
kebutuhan dasar masyarakat untuk beraktifitas. Investasi ini meliputi bidang-bidang
pekerjaan umum diantaranya adalah Bina Marga (prasarana jalan), Cipta Karya (prasarana
permukiman), Sumber Daya Air (prasarana sumber daya air) dan bidang-bidang pendukung
lainnya. Salah satu yang mengalami peningkatan yang signifikan adalah investasi di bidang
Sumber Daya Air.

Investasi di bidang Sumber Daya Air sebagian besar dibelanjakan untuk pembangunan dan
rehabilitasi prasarana Sumber Daya Air. Hal ini tentunya perlu diimbangi oleh bertambahnya
biaya Operasi dan Pemeliharaan. Sesuai dengan siklus kegiatan manajemen infrastruktur
bahwa kegiatan operasi dan pemeliharaan merupakan kegiatan yang dilaksanakan sesudah
kegiatan pembangunan dan rehabilitasi untuk mempertahankan kondisi infrastruktur
sebagaimana pada Gambar 1 di bawah ini.

1
Gambar 1. Pengaruh Sistem Integrasi Manajemen Aset pada Biaya (Uddin, 2013).
Kegiatan operasi dan pemeliharaan merupakan rangkaian kegiatan pengelolaan Sumber Daya
Air yang diamanatkan dalam Undang-Undang sehingga kegiatan operasi dan pemeliharaan
prasarana SDA merupakan kegiatan yang penting dalam menunjang keberhasilan dan
keberlanjutan suatu prasarana Sumber Daya Air.
Kegiatan operasi dan pemeliharaan merupakan suatu kegiatan yang kompleks mengingat
infrastruktur yang sudah terbangun harus dijaga kondisi kinerja dari hasil perencanaan dan
pembangunan yang sebelumnya. Terkadang infrastruktur yang terbangun sudah memiliki
umur yang tua dan tidak memiliki catatan (track record) yang lengkap, mulai dari
perencanaan sampai selesai pembangunan. Untuk mencapai kegiatan operasi dan
pemeliharaan prasarana Sumber Daya Air yang tepat sasaran untuk meningkatkan kinerja
(efektif) dan biaya yang proporsional (efisien), maka perlu adanya pendekatan siklus kegiatan
operasi dan pemeliharaan. Pendekatan tersebut dapat digambarkan pada Gambar 2 sebagai
berikut.

ASET
DATABASE AUDIT TEKNIS
MANAGEMENT
AKUNTABEL PENILAIAN KINERJA PROGRAM 5 TAHUN
- P. Preventif - Prioritas
- Output
- P. Korektif - Outcome
- P. Rehabilitatif

PERENCANAAN OP
PELAKSANAAN OP
AKNOP

Gambar 2 Pendekatan Penyelenggaraan Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sumber


Daya Air (Dit OP 2014)

Dari Gambar 2 di atas dapat dijelaskan bahwa proses yang pertama yang dilaksanakan
adalah tersedianya database yang akuntabel yang diikuti dengan audit teknis dan kegiatan

2
lainnya. Database dan hasil audit teknis merupakan kunci yang utama dari proses
penyelenggaraan OP tersebut. Namun demikian, permasalahan yang muncul adalah database
dan hasil audit teknis yang dimiliki oleh BBWS Citarum dalam hal ini Satuan Kerja Operasi
dan Pemeliharaan SDA Citarum masih minim dan belum terstruktur dengan baik.
Permasalahan lainnya adalah Satuan Kerja (Satker) Operasi dan Pemeliharaan (OP) SDA
Citarum merupakan unit organisasi yang baru sehingga memunculkan potensi untuk
pembuatan sistem database dan audit teknis yang baik.
Untuk itu dalam tahun anggaran 2016 PPK Operasi dan Pemeliharaan SDA III Satuan Kerja
Operasi dan Pemeliharaan SDA Citarum menyelenggarakan pekerjaan Penelusuran Jaringan,
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Situ dan Embung.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dilaksanakan pekerjaan ini adalah melakukan kajian terhadap peraturan yang
berlaku, inventarisasi kondisi secara fisik melalui penelusuran jaringan, menilai kinerja
sarana dan prasarana melalui audit teknis, penyusunan AKNOP dan kelembagaan pengelola
situ dan embung yang berada di wilayah kerja BBWS Citarum yang dituangkan dalam sistem
database berbasis spasial.
Tujuan dilaksanakan pekerjaan ini adalah untuk mendapatkan data yang akurat tentang
kondisi 40 situ dan embung yang sesuai dengan kondisi lapangan dan menyusun database
berbasis spasial.

3. SASARAN
Sasaran dari pekerjaan ini adalah :
a) Terinventarisasinya 40 situ dan embung di Wilayah Sungai Citarum beserta
dokumentasinya
b) Tersusunnya parameter-parameter dan tata cara penelusuran sarana dan prasarana 40 situ
dan embung
c) Tersusunnya parameter-parameter dan tata cara penilaian kinerja sarana dan prasarana 40
situ dan embung
d) Tersususnnya parameter-parameter dan tata cara penelusuran sarana dan prasarana 40 situ
dan embung

3
e) Tersusunnya hasil penelusuran sarana dan prasarana, audit teknis, dan AKNOP untuk
kegiatan pemeliharaan
f) Tersusunnya database sistem sarana dan prasarana 40 situ dan embung berbasis spasial
dan interaktif dengan menggunakan software berbasis open source atau tidak memerlukan
biaya
g) Tersusunnya sistem kelembagaan pengelola sarana dan prasarana 40 situ dan embung
termasuk didalamnya kondisi sosial ekonomi masyarakat dan organisasi pengelola

4. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


Pejabat Pembuat Komitmen : PPK Operasi dan Pemeliharaan SDA III
Satuan Kerja : Operasi dan Pemeliharaan SDA Citarum
Direktorat Jenderal : Sumber Daya Air
Kementerian : Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

5. SUMBER PENDANAAN
a. Biaya untuk pelaksanaan pekerjaan ini bersumber dari APBN melalui DIPA Satuan Kerja
Operasi dan Pemeliharaan SDA Citarum Tahun Anggaran 2016

6. RUANG LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG


SERTA PENGETAHUAN

a. Metodologi dan Lingkup Kegiatan


Metodologi dan lingkup pelaksanaan kegiatan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini
merupakan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan yang sangat mendasar sehingga peserta
lelang harus mengembangkan metodologi. Adapun metodologi pelaksanaan kegiatan
sebagai berikut :

1) Persiapan
a. Mobilisasi sumber daya yang terkait dengan pekerjaan
b. Menyusun rencana kerja dan laporan
c. Koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait
2) Pengumpulan Data Primer dan Sekunder

4
2.1. Pengumpulan Data Sekunder meliputi :
a. Pengumpulan/kompilasi data 40 situ dan embung dari data yang tersedia di
Direktorat Sungai dan Pantai dan Direktorat OP Ditjen SDA dan instansi lain
yang terkait.
b. Data dan informasi pembangunan dan rehabilitasi sarana dan prasarana 40
situ dan embung dari SNVT PJSA Citarum dan Dinas terkait di Pemerintah
Daerah
c. Data dan informasi terkait dengan kelembagaan sarana dan prasarana 40 situ
dan embung dari instansi terkait.
d. Data dan informasi terkait dengan kondisi sosial ekonomi dan pemerintahan
2.2. Pengumpulan Data Primer meliputi :
a. Foto-foto kondisi sarana dan prasarana 40 situ dan embung
b. Survey-survey meliputi :
1. Penelusuran kondisi sarana dan prasarana 40 situ dan embung
2. Wawancara dengan kelompok pengelola atau kelompok masyarakat yang
terkait dengan sarana dan prasarana 40 situ dan embung mengenai kondisi
kelembagaan, tata cara operasi dan pemeliharaan yang dilakukan,
partisipasi masyarakat dan lainnya.
3. Pengambilan koordinat geografis dengan GPS
3) Pengkajian peraturan dan dokumen teknis terkait dengan operasi dan pemeliharaan,
penelusuran jaringan, penilaian kinerja sarana dan prasarana 40 situ dan embung, dan
penyusunan AKNOP sarana dan prasarana 40 situ dan embung.
4) Analisa Hasil Pengumpulan Data
Analisa hasil pengumpulan data yang meliputi :
a. Kecukupan parameter untuk menilai kondisi sarana dan prasarana 40 situ dan
embung
b. Kondisi sarana dan prasarana 40 situ dan embung
c. Kondisi kelembagaan yang untuk melaksanakan operasi dan pemeliharaan sarana
dan prasarana 40 situ dan embung
d. Jenis dan layout database yang dibutuhkan
e. Rekomendasi kegiatan operasi dan pemeliharaan

5
5) Pembuatan hasil penelusuran sarana dan prasarana 40 situ dan embung
6) Pembuatan hasil audit teknis sarana dan prasarana 40 situ dan embung
7) Pembuatan database berbasis spasial
8) Pembuatan AKNOP sarana dan prasarana 40 situ dan embung
9) Penyusunan kelembagaan pengelola 40 situ dan embung
10) Penyelenggaraan diskusi dengan pihak-pihak terkait
11) Pembuatan laporan-laporan

e. Lokasi Kegiatan

1) Kegiatan jasa konsultasi ini harus dilaksanakan di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2) Lokasi pekerjaan terletak di wilayah kerja Wilayah Sungai Citarum.

f. Data dan Fasilitas Penunjang

Penyediaan oleh Pejabat Pembuat Komitmen:


a) Studi terdahulu
b) Petugas Pengawas Pekerjaan
c) Surat yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan
PPK Operasi dan Pemeliharaan SDA III Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan SDA
Citarum Balai Besar Wilayah Sungai Citarum akan mengangkat petugas yang bertindak
sebagai pengawas atau pendamping dalam rangka pelaksanaan pekerjaan.

Penyediaan oleh Penyedia Jasa


Dalam melaksanakan pekerjaan, konsultan harus menyediakan peralatan dan fasilitas
yang diperlukan antara lain:
a) Kantor/studio lengkap dengan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan seperti: peralatan tulis, dan barang - barang habis pakai.
b) Alat transportasi berupa kendaraan bermotor roda 4.
c) Staf administrasi dan keuangan.
d) Tenaga pembantu untuk kegiatan di lapangan.
e) Fasilitas dan peralatan lain yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.

6
g. Alih Pengetahuan
Apabila dipandang perlu oleh Pejabat Pembuat Komitmen, maka penyedia jasa harus
mengadakan pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar terkait dengan substansi
pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada instansi terkait dan staf
Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan SDA Citarum Balai Besar Wilayah Sungai
Citarum.

7. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ini selama 132 (seratus tiga puluh dua) hari kerja.

8. KEBUTUHAN TENAGA AHLI


Kebutuhan ahli yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini adalah :

a. Tenaga Ahli/Tenaga Profesional

1) Ketua Tim (Team Leader)

Ketua tim disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata 1 (S1) jurusan Teknik Sipil/
Teknik Pengairan/ Teknik Keairan lulusan universitas / perguruan tinggi negeri atau
yang disamakan, mempunyai sertifikat keahlian dan berpengalaman dalam
perencanaan kebijakan pengelolaan sumber daya air sekurang-kurangnya 6 (enam)
tahun. Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir
seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan. Waktu penugasan
selama 6 bulan kerja.

2) Ahli Bangunan Air

Tenaga Ahli Bangunan Air disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata 1 (S1) jurusan
Teknik Sipil/ Teknik Pengairan/ Teknik Keairan lulusan universitas / perguruan tinggi
negeri atau yang disamakan, mempunyai sertifikat keahlian dan berpengalaman dalam
perencanaan bangunan air sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun. Waktu penugasan
selama 5 bulan kerja.

3) Ahli Hidrologi

7
Tenaga Ahli Hidrologi disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata 1 (S1) jurusan
Teknik Sipil/ Teknik Pengairan/ Teknik Keairan lulusan universitas / perguruan tinggi
negeri atau yang disamakan, mempunyai sertifikat keahlian dan berpengalaman dalam
perhitungan dan analisa hidrologi dan hidrometri untuk menunjang perencanaan
bangunan air sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun. Waktu penugasan selama 1,5 bulan
kerja.

4) Ahli Sosial Ekonomi

Tenaga Ahli Sosial Ekonomi disyaratkan seorang Sarjana Strata 1 (S1) jurusan Sosial
Ekonomi Pertanian lulusan universitas / perguruan tinggi negeri atau yang disamakan
dan berpengalaman dalam analisa sosial ekonomi kelembagaan untuk menunjang
perencanaan bangunan air sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun. Waktu penugasan
selama 3,5 bulan kerja.

5) Ahli Geodesi/GIS

Tenaga Ahli Geodesi disyaratkan seorang Sarjana Strata 1 (S1) jurusan Teknik
Geodesi lulusan universitas / perguruan tinggi negeri atau yang disamakan, mempunyai
sertifikat keahlian dan berpengalaman dalam survey, pengukuran, dan pemetaan untuk
menunjang perencanaan bangunan air sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun. Waktu
penugasan selama 5 bulan kerja.

6) Ahli Estimasi Biaya

Tenaga Ahli Estimasi Biaya disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata 1 (S1) jurusan
Teknik Sipil/ Teknik Pengairan/ Teknik Keairan lulusan universitas / perguruan tinggi
negeri atau yang disamakan, mempunyai sertifikat keahlian dan berpengalaman dalam
perhitungan rencana anggaran biaya, penyusunan spesifikasi teknik dan dokumen
lelang untuk menunjang perencanaan bangunan air sekurang-kurangnya 4 (empat)
tahun. Waktu penugasan selama 1,5 bulan kerja.

b. Tenaga Asisten Ahli

Asisten Ahli Geodesi/GIS

8
Asisten Ahli Geodesi/GIS disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata 1 (S1) jurusan Teknik
Geodesi lulusan universitas / perguruan tinggi negeri atau yang disamakan dan
berpengalaman dalam penyusunan database berbasis spasial sekurang-kurangnya 2
(dua) tahun. Waktu penugasan selama 1 bulan kerja.
Tenaga Pendukung
Operator Komputer
Operator Komputer disyaratkan lulusan Diploma 1 (D1) jurusan Komputer, menguasai
aplikasi Office dengan pengalaman kerja sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.
Kepala Surveyor
Kepala Surveyor disyaratkan seorang lulusan Diploma 3 (D3) jurusan Teknik Geodesi dan
berpengalaman dalam survey, pengukuran, dan pemetaan untuk menunjang
perencanaan bangunan air sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun.
Surveyor
Surveyor disyaratkan lulusan SMA jurusan IPA, SMK Teknik Sipil, SMK Teknik Geodesi
dan berpengalaman dalam survey, pengukuran, dan pemetaan untuk menunjang
perencanaan bangunan air sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.
Kepala Juru Gambar Ukur
Kepala Juru Gambar Ukur disyaratkan seorang lulusan Diploma 3 (D3) jurusan Teknik
Geodesi dan berpengalaman dalam penggambaran hasil survey, pengukuran, dan
pemetaan untuk menunjang perencanaan bangunan air sekurang-kurangnya 4 (empat)
tahun.
Juru Gambar Ukur
Juru Gambar Ukur disyaratkan lulusan SMA jurusan IPA, SMK Teknik Sipil, SMK Teknik
Geodesi dan berpengalaman dalam penggambaran hasil survey, pengukuran, dan
pemetaan untuk menunjang perencanaan bangunan air sekurang-kurangnya 3 (tiga)
tahun.

KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah berupa laporan dan
gambar.
Laporan maupun gambar dan foto-foto agar diserahkan juga dalam bentuk Flash Drive.

9
LAPORAN
Laporan-laporan harus disusun dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar serta harus
memuat/ menguraikan hal-hal sebagai berikut:
Rencana Mutu Kontrak (RMK)
RMK berisi uraian prosedur pelaksanaan pekerjaan yang penyusunannya mengacu pada
standar pembuatan RMK dari Direktur Jenderal Sumber Daya Air serta harus
dikonsultasikan dan disetujui Pejabat Pembuat Komitmen. RMK harus diserahkan
selambat-lambatnya 2 minggu setelah tanggal penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK).
Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan sekurang-kurangnya berisi:
Catatan data temuan hasil survey pendahuluan
Rencana kerja secara menyeluruh
Rencana mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung
Jadwal pengadaan dan mobilisasi peralatan
Jadwal kegiatan pelaksanaan pekerjaan
Laporan pendahuluan harus diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak SPMK
diterbitkan. Laporan pendahuluan harus dibuat konsep terlebih dahulu untuk
didiskusikan dengan Pejabat Pembuat Komitmen dan pihak terkait lainnya.
Laporan Bulanan
Laporan bulanan sekurang-kurangnya berisi:
Laporan kemajuan pekerjaan
Keterlibatan personil tenaga ahli pada pekerjaan setiap bulan
Rencana kegiatan bulan berikutnya
Hambatan yang dihadapi dan cara penyelesaiannya.
Notulen rapat dan hal-hal penting lainnya
Laporan Bulanan harus diserahkan selambat-lambatnya setiap tanggal 2 bulan berikutnya.
Laporan Bulanan harus bisa menggambarkan proses pencapaian kemajuan pekerjaan
dengan menyampaikan secara umum namun jelas dari setiap kegiatan yang telah
dilaksanakan.

10
Laporan Antara/ Interim
Laporan Antara/ Interim memuat hasil sementara pelaksanaan pekerjaan, yang berisi antara
lain :
Laporan kemajuan pekerjaan
Data-data yang telah dikumpulkan
Kriteria dan metode yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan
Hambatan yang dihadapi dan cara penyelesaiannya
Kesimpulan sementara hasil pelaksanaan pekerjaan
Notulen rapat dan hal-hal penting lainnya
Laporan Antara/ Interim harus dibuat konsep terlebih dahulu untuk didiskusikan dengan
Pejabat Pembuat Komitmen dan pihak terkait lainnya.
Laporan Akhir Pengukuran
Laporan Akhir Pengukuran sekurang-kurangnya berisi :
Peralatan yang digunakan
Data ukur
Buku Deskripsi BM dan CP
Gambar-gambar berupa peta situasi
NSPM yang dipakai
Laporan Hidrologi
Laporan Hidrologi sekurang-kurangnya berisi :
Data curah hujan dari hasil pengamatan/ catatan minimum 10 tahun terakhir
Analisa hidrologi
NSPM yang dipakai
Laporan Inventarisasi
Laporan Inventarisasi sekurang-kurangnya berisi hasil penelusuran.
Laporan Hasil Audit Teknis
Laporan Hasil Audit Teknis sekurang-kurangnya berisi hasil dari analisa yang dilakukan
sesuai kondisi di lapangan.
Laporan AKNOP
Laporan AKNOP sekurang-kurangnya berisi hasil dari analisa dan kebutuhan biaya operasi
dan pemeliharaan.

11
Laporan Sosial Ekonomi
Laporan Sosial Ekonomi sekurang-kurangnya berisi kondisi sosial ekonomi dan
kelembagaan sarana dan prasarana situ dan embung.
Laporan Database
Laporan Database memuat hasil audit teknis yang dituangkan dalam bentuk database
spasial berbasis geografi.
Laporan Akhir
Laporan Akhir memuat rangkuman dan kesimpulan penting dari seluruh kegiatan yang
telah dilaksanakan. Laporan Akhir harus dibuat konsep terlebih dahulu untuk
didiskusikan dengan Pejabat Pembuat Komitmen dan pihak terkait lainnya.
Laporan Ringkasan
Berisi uraian dari seluruh kegiatan yang teiah dilaksanakan oleh Konsultan yang disajikan
secara singkat.

PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari kegiatan Penelusuran Jaringan, Audit Teknis dan Penyusunan
AKNOP Situ dan Embung adalah Pengguna Jasa PPK Operasi dan Pemeliharaan SDA
III Satuan Kerja OP SDA Citarum Balai Besar Wilayah Sungai Citarum.

Bandung, Januari 2016


Satuan Kerja OP Sumber Daya Air Citarum
PPK Operasi dan Pemeliharaan SDA III

Sony Soeharsono, ST
NIP. 19620930 198503 1009

12

Anda mungkin juga menyukai