Makalah Kelompok 3 Ipa (Media E-Learning)
Makalah Kelompok 3 Ipa (Media E-Learning)
Makalah Kelompok 3 Ipa (Media E-Learning)
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Pemanfaatan Media Pembelajaran E-Learning untuk Meningkatkan
Minat Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SD ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Bapak Dr. H. Yudo Dwiyono, M.Si pada Mata Kuliah Problematika
Pembelajaran. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang media pembelajaran E-Learning bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang semakin canggih menjadi sarana penting untuk
mencapai tujuan pendidikan yang lebih efektif dan efesien. Namun dibalik itu
menjadi tuntutan besar bagi para guru untuk mengembangkan kemampuan dalam
menguasai teknologi dan media pembelajaran. Peranan media pembelajaran dalam
proses belajar dan mengaja rsangat penting dilaksanakan oleh para pendidik saat
ini, karena peranan media pembelajaran dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan pengirim kepada penerimadan melalui media pembelajaran juga dapat
membantu peserta didik untuk menjelaskan sesuatu yang disampaikan oleh
pendidik. Oleh karena itu, guru dituntut untuk menggunakan media di dalam
proses pembelajaran. Dengan demikian, melalui mediapembelajaran dapat
membuat proses belajar mengajar lebih efektif dan efesien serta terjalin hubungan
baik antara guru dengan peserta didik.
Lantas apa yang terjadi jika media pembelajaran tidak ada, yang terjadi
adalah mengalami kesulitan dalam mengajar, materi menjadi monoton dan siswa
merasa bosan denganapa yang diajaroleh pendidik. Oleh karena itu, media
pembelajaran harus difungsikan untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar.
Dengan demikian semakin menarik media pembelajaran yang digunakan oleh
guru akan semakin tinggi pula tingkat motivasi belajar siswa. Namun dalam
prakteknya, masih banyak dijumpai guru-guru yang belum menerepankan media
pembelajaran secara inovatif, bukan hanya tidak menerapkanmedia tersebut,
namun sama sekali tidak ada media pembelajaran di sekolah. Ada beberapa
alasan, mengapa guru tidak menggunakan media pembelajaran.Alasan pertama
adalah (1). Guru menganggap bahwa menggunakan media perlu persiapan. (2).
Media itu barang canggih dan mahal. (3). Tidak biasa menggunakan media (gagap
teknologi). (4). Media itu hanya untuk hiburan sedangkan belajar itu harus serius.
(5). Di sekolah tidak tersedia media tersebut, sekolah tidak memiliki peralatan dan
bahan untuk membuat media pembelajaran. (6). Guru tidak memahami arti
1
penting penggunaanmedia pembelajaran. (7). Guru tidak memiliki pengetahuan
dan kemampuan mengenai cara membuat sendiri media pembelajaran. (8). Guru
tidak memiliki keterampilan mempergunakan media pembelajaran. (9). Guru tidak
memiliki peluang (waktu) untuk membuat media pembelajaran. (10). Guru sudah
biasa mengandalkan metode ceramah.
Skenario mengajar dan belajar perlu disiapkan secara matang dalam sebuah
kurikulum pembelajaran yang memang dirancang berbasis internet.
Mengimplementasikan pembelajaran berbasis internet bukan berarti sekedar
meletakkan materi ajar pada web. Selain materi ajar, skenario pembelajaran perlu
disiapkan dengan matang untuk mengundang keterlibatan peserta didik secara
aktif dan konstruktif dalam proses belajar mereka. Teknologi baru terutama dalam
bidang ICT memiliki peran yang semakin penting dalam pembelajaran. Banyak
orang percaya bahwa multimedia akan dapat membawa kita kepada situasi belajar
dimana "learning with effort" akan dapat digantikan dengan " learning with .fun".
Apalagi dalam pembelajaran orang dewasa, learning with effort menjadi hal yang
cukup menyulitkan untuk dilaksanakan karena berbagai faktor pembatas seperti
usia, kemampuan daya tangkap, kemauan berusaha, dll. Jadi proses pembelajaran
yang menyenangkan, kreatif, tidak membosankan menjadi pilihan para fasilitator.
Jika situasi belajar seperti ini tidak tercipta, paling tidak multimedia dapat
membuat belajar lebih efektif menurut pendapat beberapa pengajar. Pada saat ini
kita semua memahami bahwa "proses belajar" dipandang sebagai proses yang
aktif dan partisipatif, konstruktif, kumulatif, dan berorientasi pada tujuan
pembelajaran, baik Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) maupun Tujuan
Pembelajaran Khusus (TPK).
2
pembelajaran. Segala persiapan seperti penjadwalan sampai dengan penentuan
teknis komunikasi selama proses pembelajaran merupakan tahapan penting dalam
melaksanakan pembelajaran berbasis web.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan media pembelajaran?
2. Apakah yang dimaksud dengan media pembelajaran e-learning?
3. Bagaimanakah fungsi dan manfaatmedia pembelajaran e-learning?
4. Apakah kelebihan dan kelemanan penggunaan media pembelajaran e-
learning?
5. Bagaimanakah proses pembelajaran dengan menggunakan media e-learning?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan media pembelajaran.
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan media pembelajaran e-learning.
3. Mengetahui fungsi dan manfaat penggunaan media pembelajaran e-learning.
4. Mengetahui kelebihan dan kelemanan penggunaan media pembelajaran e-
learning.
5. Mengetahui proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran
e-learning.
D. Manfaat
Adapun manfaat penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Memberikan sumbangsih pada ilmu pengetahuan tentang E-Learning sebagai
media pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan interaktif bagi dunia
pendidikan.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Guru
Memotivasi guru dalam mengembangkan penerapan media pembelajaran e-
learning dalam pembelajaran,
b. Bagi siswa
3
Memotivasi siswa dalam belajar untuk meningkatkan minat dan kemampuan
yang dimiliki melalui media pembelajaran e-learning.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian media pembelajaran adalah paduan antara bahan dan alat atau
perpaduan antara software dan hardware (Sadiman, dkk, 1996: 5). Media
pembelajaran bisa dipahami sebagai media yang digunakan dalam proses dan
tujuan pembelajaran. Pada hakikatnya proses pembelajaran juga merupakan
komunikasi, maka media pembelajaran bisa dipahami sebagai media komunikasi
yang digunakan dalam proses komunikasi tersebut, media pembelajaran memiliki
peranan penting sebagai sarana untuk menyalurkan pesan pembelajaran.
Menurut Anderson (1987) yang dikutip Bambang Warsita (2008: 123). Media
dapat dibagai dalam dua kategori, yaitu alat bantu pembelajaran (instructional
aids) dan media pembelajaran (instructional media). Alat bantu pembelajaran atau
alat untuk membantu guru (pendidik) dalam memperjelas materi (pesan) yang
akan disampaikan. Oleh karena itu alat bantu pembelajaran disebut juga alat bantu
mengajar (teaching aids). Misalnya OHP/OHT, film bingkai (slide) foto, peta,
5
poster, grafik, flip chart, model benda sebenarnya dan sampai kepada lingkungan
belajar yang dimanfaatkan untuk memperjelas materi pembelajaran.
6
jarak jauh yang dilakukan melalui media internet. Sedangkan Dong (dalam
Kamarga, 2002) mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous
melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang
sesuai dengan kebutuhannya. Atau e-learning didefinisikan sebagai berikut : e-
Learning is a generic term for all technologically supported learning using an
array of teaching and learning tools as phone bridging, audio and videotapes,
teleconferencing, satellite transmissions, and the more recognized web-based
training or computer aided instruction also commonly referred to as online
courses (Soekartawi, Haryono dan Librero, 2002). Rosenberg (2001) menekankan
bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk
mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan. Hal ini senada dengan Cambell (2002), Kamarga (2002) yang
intinya menekankan penggunaan internet dalam pendidikan sebagai hakekat e-
learning. Bahkan Onno W. Purbo (2002) menjelaskan bahwa istilah “e” atau
singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala
teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat
teknologi elektronik internet. Internet, Intranet, satelit, tape audio/video, TV
interaktif dan CD-ROM adalah sebagian dari media elektronik yang digunakan
Pengajaran boleh disampaikan secara „synchronously‟ (pada waktu yang sama)
ataupun „asynchronously‟ (pada waktu yang berbeda). Materi pengajaran dan
pembelajaran yang disampaikan melalui media ini mempunyai teks, grafik,
animasi, simulasi, audio dan video. Ia juga harus menyediakan kemudahan untuk
„discussion group‟ dengan bantuan profesional dalam bidangnya.
7
perancangan dan mencari materi dengan usaha, dan inisiatif sendiri. Khoe Yao
Tung (2000) mengatakan bahwa setelah kehadiran dosen dalam arti sebenarnya,
internet akan menjadi suplemen dan komplemen dalam menjadikan wakil guru
yang mewakili sumber belajar yang penting di dunia. Cisco (2001) menjelaskan
filosofis e learning sebagai berikut. Pertama, elearning merupakan penyampaian
informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan secara on-line. Kedua, e-learning
menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara
konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap buku teks, CD-ROM,
dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat menjawab tantangan
perkembangan globalisasi. Ketiga, e-learning tidak berarti menggantikan model
belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut
melalui pengayaan content dan pengembangan teknologi pendidikan. Keempat,
Kapasitas mahasiswa amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara
penyampaiannya. Makin baik keselarasan antar konten dan alat penyampai
dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas siswa yang pada gilirannya
akan memberi hasil yang lebih baik.
Sementara itu Onno W. Purbo (2002) mensyaratkan tiga hal yang wajib
dipenuhi dalam merancang elearning, yaitu : sederhana, personal, dan cepat.
Sistem yang sederhana akan memudahkan peserta didik dalam memanfaatkan
teknologi dan menu yang ada, dengan kemudahan pada panel yang disediakan,
akan mengurangi pengenalan sistem e-learning itu sendiri, sehingga waktu belajar
peserta dapat diefisienkan untuk proses belajar itu sendiri dan bukan pada belajar
menggunakan sistem e-learningnya. Syarat personal berarti pengajar dapat
berinteraksi dengan baik seperti layaknya seorang guru yang berkomunikasi
dengan murid di depan kelas. Dengan pendekatan dan interaksi yang lebih
personal, peserta didik diperhatikan kemajuannya, serta dibantu segala persoalan
yang dihadapinya. Hal ini akan membuat peserta didik betah berlama-lama di
depan layar komputernya. Kemudian layanan ini ditunjang dengan kecepatan,
respon yang cepat terhadap keluhan dan kebutuhan peserta didik lainnya. Dengan
8
demikian perbaikan pembelajaran dapat dilakukan secepat mungkin oleh pengajar
atau pengelola.
Pembelajaran formal vs. informal. E-learning dalam arti luas bisa mencakup
pembelajaran yang dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal
maupun informal. E-learning secara formal, misalnya adalah pembelajaran dengan
kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun
berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning
dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya
tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya, atau pembelajaran
jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya
perusahan konsultan) yang memang bergerak di bidang penyediaan jasa e-learning
untuk umum. E-learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi
yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau
9
website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa,
program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya
tanpa memungut biaya). Beberapa manfaat yang bisa dinikmati dari proses
pembelajaran dengan e-learning, diataranya :
1. Fleksibilitas
2. Independent Learning
10
board yang tersedia di LMS (di Website pengelola). Banyak orang yang merasa
cara belajar independen seperti ini lebih efektif daripada cara belajar lainnya yang
memaksakannya untuk belajar dengan urutan yang telah ditetapkan.
3. Biaya
Banyak biaya yang bisa dihemat dari cara pembelajaran dengan e-learning.
Biaya di sini tidak hanya dari segi finansial tetapi juga dari segi non-finansial.
Secara finansial, biaya yang bisa dihemat, antara lain biaya transportasi ke tempat
belajar dan akomodasi selama belajar (terutama jika tempat belajar berada di kota
lain dan negara lain), biaya administrasi pengelolaan (misalnya: biaya gaji dan
tunjangan selama pelatihan, biaya instruktur dan tenaga administrasi pengelola
pelatihan, makanan selama pelatihan), penyediaan sarana dan fasilitas fisik untuk
belajar (misalnya: penyewaan ataupun penyediaan kelas, kursi, papan tulis, LCD
player, OHP).
Pada dasarnya cara penyampaian atau cara pemberian (delivery system) dari
e-learning, dapat digolongkan menjadi dua, yaitu : komunikasi satu arah dan
komunikasi dua arah. Komunikasi atau interaksi antara dosen dan mahasiswa
memang sebaiknya melalui sistem dua arah. Dalam e-learning, sistem dua arah ini
juga bisa diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
11
b. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks).
c. Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan
dikomputer sehingga dapat diakses oleh dosen dan mahasiswa kapan saja dan
dimana saja bila yang bersangkutan memerlukan.
d. Memanfaatkan jadual pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan
hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap
saat di komputer.
12
a. Sederhana, sistem yang sederhana akan memudahkan peserta didik dalam
memanfaatkan teknologi dan menu yang ada, dengan kemudahan pada panel
yang disediakan, waktu belajar peserta akan lebih efisien.
b. Personal, pengajar dapat berinteraksi dengan baik dengan mahasiswanya,
seperti layaknya berkomunikasi di depan kelas. Dengan pendekatan dan
interaksi yang lebih personal, peserta didik diperhatikan kemajuanya, serta
dibantu segala persoalan yang dihadapi.
c. Cepat, layanan yang ditunjang dengan kecepatan, respon yang cepat terhadap
keluhan dan kebutuhan peserta didik, sehingga perbaikan pembelajaran dapat
dilakukan secepat mungkin oleh pengajar atau pengelola.
13
hal ini, tidak ada kewajiban bagi peserta didik untuk mengakses materi
pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang
memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
b. Sebagai pelengkap (komplemen) Dikatakan berfungsi sebagai komplemen,
apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi
materi pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas. Sebagai komplemen
berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi
pengayaan (reinforcement) atau remedial bagi peserta didik di dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional.
c. Sebagai pengganti (substitusi) Dikatakan subtitusi, apabila sekolah
memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran kepada para
peserta didiknya. Tujuannya agar para peserta didik dapat secara fleksibel
mengelola kegiatan pembelajarannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain
sehari-hari peserta didik.
Ada tiga alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih peserta
didik, yaitu:
Alternatif model pembelajaran mana pun yang akan dipilih peserta didik tidak
menjadi masalah dalam penilaian. Ketiga model penyajian materi pembelajaran
mendapatkan pengakuan atau penilaian yang sama. Jika peserta didik dapat
menyelesaikan program pembelajarannya dan lulus melalui cara konvensional
atau sepenuhnya melalui internet, atau bahkan melalui perpaduan kedua model
ini, maka institusi penyelenggara pendidikan akan memberikan pengakuan yang
sama. Keadaan yang sangat fleksibel ini dinilai sangat membantu peserta didik
untuk mempercepat penyelesaian pembelajarannya.
14
Manfaat E-Learning yaitu mempermudah interaksi antara peserta didik
dengan bahan/materi pelajaran. Demikian juga interaksi antara peserta didik
dengan guru/instruktur maupun antara sesama peserta didik. Peserta didik dapat
saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut
pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri peserta didik. Guru atau
instruktur dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di dalam web untuk diakses oleh
para peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan, guru/instruktur dapat pula
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengakses bahan belajar
tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya dapat diakses oleh peserta didik sekali
saja dan dalamrentangan waktu tertentu pula.
Secara lebih rinci, manfaat E-Learning dapat dilihat dari dua sudut, yaitu dari
sudut peserta didik dan guru. Dilihat dari peserta didik, kegiatan E-Learning
dimungkinkan berkembang suatu fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, peserta
didik dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang.
Peserta didik juga dapat berkomunikasi dengan guru setiap saat.
15
pendidikannya, yang dikeluarkan oleh sekolah, maupun peserta didik yang
berada di berbagai daerah atau bahkan yang berada di luar negeri.
d. Tidak tertampung di sekolah konvensional untuk mendapatkan pendidikan.
16
mandiri. E-Learning dapat diterima dan diadopsi dengan cepat karena pengguna
termotivasi dengan keuntungannya. Adapun kelebihan yang ditawarkan E-
Learning antara lain :
17
a. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa bahkan antar-siswa itu sendiri.
Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam
proses belajar-mengajar.
b. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan
sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis.
c. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada
pendidikan.
d. Berubahnya peran guru dan yang semula menguasai teknik pembelajaran
konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang
menggunakan ICT (information and communication technology).
e. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
f. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan
dengan masalah tersedianya listrik, telepon, ataupun komputer).
g. Kurangnya penguasaan komputer.
18
3. Konten E-Learning, yaitu konten dan bahan ajar yang ada pada ELearning
system (Learning Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa
berbentuk multimediabased content (konten berbentuk multimedia interaktif)
atau text-based content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran
biasa). Konten E-Learning biasa disimpan dalam LMS sehingga dapat diakses
oleh siswa kapanpun dan di manapun.
Banyak hal yang dapat dilaksanakan melalui e-learning pada proses pembelajaran,
diantaranya adalah pada 2 (dua) hal, yaitu:
19
siswa terialu ringkas pembahasannya, sehingga belum memenuhi indikator
yang dikehendaki oleh guru.
e. Setelah di edit, guru mengirimkan ke alamat email siswa apabila materi
pokok pembelajaran sudah disesuaikan indikator yang dikehendaki.
2. Pelaksanaan ulangan/ujian
a. Guru mempersiapkan bank soal, akan lebih bagus apabila soalnya cukup
banyak namun masih dalam koridor indikator yang dikehendaki oleh guru,
sehingga soalnya dapat diacak agar masing masing peserta tidak sama persis
soalnya, bank soal ini tentu harus di lengkapi dengan program pengacak soal,
kunci jawaban serta skor yang akan di peroleh bagi masing masing peserta.
b. Program ini hendaknya dilengkapi dengan KKM, serta penjelasan untuk
jawaban yang benar ataupun yang salah untuk keperiuan remidi lagi yang
belum mencapai norma KKM.
c. Masing-masing siswa mempunyai nomor khusus, NIS misalnya, sebagai
identitas siswa disamping nama ketika entri data.
d. Semua unit PC sudah tersambung secara LAN dengan server bagi guru,
dimana bank soal maupun program program pendukung yang lain disimpan.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
E-Learning didefinisikan sebagai upaya menghubungkan pembelajar
(siswa/mahasiswa) dengan sumber belajarnya (database, pakar/guru/dosen,
perpustakaan) yang secara fisik terpisah dan berjauhan, dimana interaktivitas
dalam hubungan tersebut dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.
B. Saran
E-Learning merupakan salah satu upaya pendidik untuk menyampaikan
materi kepada siswa walaupun sedang dalam kondisi tidak dapat bertatap muka.
E-Learning tentunya akan sangat bermanfaat untuk pembelajaran Online. Guru
atau pendidik maupun siswa sebagai peserta didik dapat memperdalam lagi
pengetahuan tentang penggunaan media pembelajaran E-Learning karena
pembelajaran tidak akan tersampaikan dengan maksimal jika ada salah satu
21
diantara pendidik atau peserta didik yang kurang terampil dalam menggunakan
media E-Learning tersebut.
22
DAFTAR PUSTAKA
23
Ananda Hadi Elyas , Penggunaan Model Pembelajaran E-learning Dalam
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran, Medan: Universitas Dharmawangsha,
April 2018
24