Makalah Kelompok 3 Ipa (Media E-Learning)

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN E-LEARNING UNTUK


MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN
IPA DI SD

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Problematika


Pembelajaran di SD

Dosen Pengampu : Dr. H. Yudo Dwiyono, M.Si

Disusun Oleh :

Kelompok 3 (PGSD A 2019)

1. Muhammad Abigail (1905116003)


2. Isra Zulqiyah (1905116007)
3. Muhie Ma‟riefat K. (1905116010)
4. Mentari Nurjanah (1905116013)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Pemanfaatan Media Pembelajaran E-Learning untuk Meningkatkan
Minat Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SD ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Bapak Dr. H. Yudo Dwiyono, M.Si pada Mata Kuliah Problematika
Pembelajaran. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang media pembelajaran E-Learning bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Yudo Dwiyono,


M.Si, selaku dosen mata kuliah Problematika Pembelajaran yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.

Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Samarinda, 23 Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 3
C. Tujuan....................................................................................................................... 3
D. Manfaat .................................................................................................................... 3
BAB II................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 5
A. Pengertian Media Pembelajaran ............................................................................... 5
B. Pengertian Media Pembelajaran E-Learning ............................................................ 6
C. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran E-Learning ........................................... 13
D. Kelebihan dan Kelemahan Media Pembelajaran E-Learning ................................ 16
E. Proses Pembelajaran dengan Media Pembelajaran E-Learning ............................. 18
BAB III ............................................................................................................................. 21
PENUTUP ........................................................................................................................ 21
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 21
B. Saran ....................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 23

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang semakin canggih menjadi sarana penting untuk
mencapai tujuan pendidikan yang lebih efektif dan efesien. Namun dibalik itu
menjadi tuntutan besar bagi para guru untuk mengembangkan kemampuan dalam
menguasai teknologi dan media pembelajaran. Peranan media pembelajaran dalam
proses belajar dan mengaja rsangat penting dilaksanakan oleh para pendidik saat
ini, karena peranan media pembelajaran dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan pengirim kepada penerimadan melalui media pembelajaran juga dapat
membantu peserta didik untuk menjelaskan sesuatu yang disampaikan oleh
pendidik. Oleh karena itu, guru dituntut untuk menggunakan media di dalam
proses pembelajaran. Dengan demikian, melalui mediapembelajaran dapat
membuat proses belajar mengajar lebih efektif dan efesien serta terjalin hubungan
baik antara guru dengan peserta didik.

Lantas apa yang terjadi jika media pembelajaran tidak ada, yang terjadi
adalah mengalami kesulitan dalam mengajar, materi menjadi monoton dan siswa
merasa bosan denganapa yang diajaroleh pendidik. Oleh karena itu, media
pembelajaran harus difungsikan untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar.
Dengan demikian semakin menarik media pembelajaran yang digunakan oleh
guru akan semakin tinggi pula tingkat motivasi belajar siswa. Namun dalam
prakteknya, masih banyak dijumpai guru-guru yang belum menerepankan media
pembelajaran secara inovatif, bukan hanya tidak menerapkanmedia tersebut,
namun sama sekali tidak ada media pembelajaran di sekolah. Ada beberapa
alasan, mengapa guru tidak menggunakan media pembelajaran.Alasan pertama
adalah (1). Guru menganggap bahwa menggunakan media perlu persiapan. (2).
Media itu barang canggih dan mahal. (3). Tidak biasa menggunakan media (gagap
teknologi). (4). Media itu hanya untuk hiburan sedangkan belajar itu harus serius.
(5). Di sekolah tidak tersedia media tersebut, sekolah tidak memiliki peralatan dan
bahan untuk membuat media pembelajaran. (6). Guru tidak memahami arti

1
penting penggunaanmedia pembelajaran. (7). Guru tidak memiliki pengetahuan
dan kemampuan mengenai cara membuat sendiri media pembelajaran. (8). Guru
tidak memiliki keterampilan mempergunakan media pembelajaran. (9). Guru tidak
memiliki peluang (waktu) untuk membuat media pembelajaran. (10). Guru sudah
biasa mengandalkan metode ceramah.

Skenario mengajar dan belajar perlu disiapkan secara matang dalam sebuah
kurikulum pembelajaran yang memang dirancang berbasis internet.
Mengimplementasikan pembelajaran berbasis internet bukan berarti sekedar
meletakkan materi ajar pada web. Selain materi ajar, skenario pembelajaran perlu
disiapkan dengan matang untuk mengundang keterlibatan peserta didik secara
aktif dan konstruktif dalam proses belajar mereka. Teknologi baru terutama dalam
bidang ICT memiliki peran yang semakin penting dalam pembelajaran. Banyak
orang percaya bahwa multimedia akan dapat membawa kita kepada situasi belajar
dimana "learning with effort" akan dapat digantikan dengan " learning with .fun".
Apalagi dalam pembelajaran orang dewasa, learning with effort menjadi hal yang
cukup menyulitkan untuk dilaksanakan karena berbagai faktor pembatas seperti
usia, kemampuan daya tangkap, kemauan berusaha, dll. Jadi proses pembelajaran
yang menyenangkan, kreatif, tidak membosankan menjadi pilihan para fasilitator.
Jika situasi belajar seperti ini tidak tercipta, paling tidak multimedia dapat
membuat belajar lebih efektif menurut pendapat beberapa pengajar. Pada saat ini
kita semua memahami bahwa "proses belajar" dipandang sebagai proses yang
aktif dan partisipatif, konstruktif, kumulatif, dan berorientasi pada tujuan
pembelajaran, baik Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) maupun Tujuan
Pembelajaran Khusus (TPK).

Mengkombinasikan antara pertemuan secara tatap muka dengan pembelajaran


elektronik dapat meningkatkan kontribusi dan interaktifitas antar peserta didik.
Melalui tatap muka peserta didik dapat mengenal sesama peserta didik dan guru
pendampingnya. Keakraban ini sangat menunjang kerja kolaborasi mereka secara
virtual. Persiapan matang sebelum mengimplementasikan sebuah pembelajaran
berbasis multimedia memegang peran penting demi kelancaran proses

2
pembelajaran. Segala persiapan seperti penjadwalan sampai dengan penentuan
teknis komunikasi selama proses pembelajaran merupakan tahapan penting dalam
melaksanakan pembelajaran berbasis web.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan media pembelajaran?
2. Apakah yang dimaksud dengan media pembelajaran e-learning?
3. Bagaimanakah fungsi dan manfaatmedia pembelajaran e-learning?
4. Apakah kelebihan dan kelemanan penggunaan media pembelajaran e-
learning?
5. Bagaimanakah proses pembelajaran dengan menggunakan media e-learning?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan media pembelajaran.
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan media pembelajaran e-learning.
3. Mengetahui fungsi dan manfaat penggunaan media pembelajaran e-learning.
4. Mengetahui kelebihan dan kelemanan penggunaan media pembelajaran e-
learning.
5. Mengetahui proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran
e-learning.

D. Manfaat
Adapun manfaat penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis
Memberikan sumbangsih pada ilmu pengetahuan tentang E-Learning sebagai
media pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan interaktif bagi dunia
pendidikan.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Guru
Memotivasi guru dalam mengembangkan penerapan media pembelajaran e-
learning dalam pembelajaran,
b. Bagi siswa

3
Memotivasi siswa dalam belajar untuk meningkatkan minat dan kemampuan
yang dimiliki melalui media pembelajaran e-learning.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Media Pembelajaran


Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
‟tengah‟, ‟perantara‟, atau ‟pengantar‟. Secara lebih khusus, pengertian media
dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
photografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun
kembali informasi visual atau verbal. AECT (Association of Education and
Communication Technology) memberi batasan tentang media sebagai segala
bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.

Disamping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang sering


diganti dengan kata mediator, dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi
atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama
dalam proses belajar, yaitu siswa dan isi pelajaran. Ringkasnya, media adalah alat
yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran (Azhar Arsyad,
2010: 3).

Pengertian media pembelajaran adalah paduan antara bahan dan alat atau
perpaduan antara software dan hardware (Sadiman, dkk, 1996: 5). Media
pembelajaran bisa dipahami sebagai media yang digunakan dalam proses dan
tujuan pembelajaran. Pada hakikatnya proses pembelajaran juga merupakan
komunikasi, maka media pembelajaran bisa dipahami sebagai media komunikasi
yang digunakan dalam proses komunikasi tersebut, media pembelajaran memiliki
peranan penting sebagai sarana untuk menyalurkan pesan pembelajaran.

Menurut Anderson (1987) yang dikutip Bambang Warsita (2008: 123). Media
dapat dibagai dalam dua kategori, yaitu alat bantu pembelajaran (instructional
aids) dan media pembelajaran (instructional media). Alat bantu pembelajaran atau
alat untuk membantu guru (pendidik) dalam memperjelas materi (pesan) yang
akan disampaikan. Oleh karena itu alat bantu pembelajaran disebut juga alat bantu
mengajar (teaching aids). Misalnya OHP/OHT, film bingkai (slide) foto, peta,

5
poster, grafik, flip chart, model benda sebenarnya dan sampai kepada lingkungan
belajar yang dimanfaatkan untuk memperjelas materi pembelajaran.

Nunu Mahnun (2012) menyebutkan bahwa“media” berasal dari bahasa Latin


“medium” yang berarti “perantara” atau “pengantar”. Lebih lanjut, media
merupakan sarana penyalur pesan atau informasi belajar yang hendak
disampaikan oleh sumber pesan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut.
Penggunaan media pembelajaran dapat membantu pencapaian keberhasilan
belajar. Menurut AECT (Association of Education and Communication
Technology) yang dikutip oleh Basyaruddin (2002) “media adalah segala bentuk
yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi”.

Sedangkan menurut Steffi Adam dan Muhammad Taufik Syastra(2015)


bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu baik berupa fisik maupun teknis
dalam proses pembelajaran yang dapat membantu guru untuk mempermudah
dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa sehingga memudahkan
pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Selanjutnya (Joni
Purwono, dkk, 2014) menjelaskan bahwa media pembelajaran memiliki peranan
penting dalam menunjang kualitas proses belajar mengajar. Media juga dapat
membuat pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan. Salah satu media
pembelajaran yang sedang berkembang saat ini adalah media audio-visual. Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat bantu
dalam proses belajar mengajar untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemampuan atau ketrampilan pembelajar sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar.

B. Pengertian Media Pembelajaran E-Learning


Jaya Kumar C. Koran (2002), mendefinisikan e-learning sebagai sembarang
pengajaran dan pembelajaran yang meng-gunakan rangkaian elektronik (LAN,
WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau
bimbingan. Ada pula yang menafsirkan e-learning sebagai bentuk pendidikan

6
jarak jauh yang dilakukan melalui media internet. Sedangkan Dong (dalam
Kamarga, 2002) mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous
melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang
sesuai dengan kebutuhannya. Atau e-learning didefinisikan sebagai berikut : e-
Learning is a generic term for all technologically supported learning using an
array of teaching and learning tools as phone bridging, audio and videotapes,
teleconferencing, satellite transmissions, and the more recognized web-based
training or computer aided instruction also commonly referred to as online
courses (Soekartawi, Haryono dan Librero, 2002). Rosenberg (2001) menekankan
bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk
mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan. Hal ini senada dengan Cambell (2002), Kamarga (2002) yang
intinya menekankan penggunaan internet dalam pendidikan sebagai hakekat e-
learning. Bahkan Onno W. Purbo (2002) menjelaskan bahwa istilah “e” atau
singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala
teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat
teknologi elektronik internet. Internet, Intranet, satelit, tape audio/video, TV
interaktif dan CD-ROM adalah sebagian dari media elektronik yang digunakan
Pengajaran boleh disampaikan secara „synchronously‟ (pada waktu yang sama)
ataupun „asynchronously‟ (pada waktu yang berbeda). Materi pengajaran dan
pembelajaran yang disampaikan melalui media ini mempunyai teks, grafik,
animasi, simulasi, audio dan video. Ia juga harus menyediakan kemudahan untuk
„discussion group‟ dengan bantuan profesional dalam bidangnya.

Perbedaan Pembelajaran Tradisional dengan e-learning yaitu kelas


„tradisional‟, dosen/guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan
untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada pelajarnya. Sedangkan di dalam
pembelajaran „e-learning‟ fokus utamanya adalah peserta didik. Peserta didik
mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung-jawab untuk pembelajarannya.
Suasana pembelajaran „e-learning‟ akan „memaksa‟ Peserta didik memainkan
peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Peserta didik membuat

7
perancangan dan mencari materi dengan usaha, dan inisiatif sendiri. Khoe Yao
Tung (2000) mengatakan bahwa setelah kehadiran dosen dalam arti sebenarnya,
internet akan menjadi suplemen dan komplemen dalam menjadikan wakil guru
yang mewakili sumber belajar yang penting di dunia. Cisco (2001) menjelaskan
filosofis e learning sebagai berikut. Pertama, elearning merupakan penyampaian
informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan secara on-line. Kedua, e-learning
menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara
konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap buku teks, CD-ROM,
dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat menjawab tantangan
perkembangan globalisasi. Ketiga, e-learning tidak berarti menggantikan model
belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut
melalui pengayaan content dan pengembangan teknologi pendidikan. Keempat,
Kapasitas mahasiswa amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara
penyampaiannya. Makin baik keselarasan antar konten dan alat penyampai
dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas siswa yang pada gilirannya
akan memberi hasil yang lebih baik.

Sementara itu Onno W. Purbo (2002) mensyaratkan tiga hal yang wajib
dipenuhi dalam merancang elearning, yaitu : sederhana, personal, dan cepat.
Sistem yang sederhana akan memudahkan peserta didik dalam memanfaatkan
teknologi dan menu yang ada, dengan kemudahan pada panel yang disediakan,
akan mengurangi pengenalan sistem e-learning itu sendiri, sehingga waktu belajar
peserta dapat diefisienkan untuk proses belajar itu sendiri dan bukan pada belajar
menggunakan sistem e-learningnya. Syarat personal berarti pengajar dapat
berinteraksi dengan baik seperti layaknya seorang guru yang berkomunikasi
dengan murid di depan kelas. Dengan pendekatan dan interaksi yang lebih
personal, peserta didik diperhatikan kemajuannya, serta dibantu segala persoalan
yang dihadapinya. Hal ini akan membuat peserta didik betah berlama-lama di
depan layar komputernya. Kemudian layanan ini ditunjang dengan kecepatan,
respon yang cepat terhadap keluhan dan kebutuhan peserta didik lainnya. Dengan

8
demikian perbaikan pembelajaran dapat dilakukan secepat mungkin oleh pengajar
atau pengelola.

Pembelajaran dengan menggunakan media elektronik. E-learning, seperti juga


namanya “Electronic Learning” disampaikan dengan menggunakan media
elektronik yang terhubung dengan Internet (World Wide Web yang
menghubungkan semua unit komputer di seluruh dunia yang terkoneksi dengan
Internet) dan Intranet (jaringan yang bisa menghubungkan semua unit komputer
dalam sebuah perusahaan). Jika Anda memiliki komputer yang terkoneksi dengan
Internet, Anda sudah bisa berpartisipasi dalam e-learning. Dengan cara ini, jumlah
pembelajar yang bisa ikut berpartisipasi bisa jauh lebih besar dari pada cara
belajar secara konvensional di ruang kelas (jumlah siswa tidak terbatas pada
besarnya ruang kelas). Teknologi ini juga memungkinkan penyampaian pelajaran
dengan kualitas yang relatif lebih standar dari pada pembelajaran di kelas yang
tergantung pada “mood” dan kondisi fisik dari instruktur. Dalam e-learning,
modul-modul yang sama (informasi, penampilan, dan kualitas pembelajaran) bisa
diakses dalam bentuk yang sama oleh semua siswa yang mengaksesnya,
sedangkan dalam pembelajaran konvensional di kelas, karena alasan kesehatan
atau masalah pribadi, satu instruktur pun bisa memberikan pelajaran di beberapa
kelas dengan kualitas yang berbeda.

Pembelajaran formal vs. informal. E-learning dalam arti luas bisa mencakup
pembelajaran yang dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal
maupun informal. E-learning secara formal, misalnya adalah pembelajaran dengan
kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun
berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning
dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya
tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya, atau pembelajaran
jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya
perusahan konsultan) yang memang bergerak di bidang penyediaan jasa e-learning
untuk umum. E-learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi
yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau

9
website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa,
program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya
tanpa memungut biaya). Beberapa manfaat yang bisa dinikmati dari proses
pembelajaran dengan e-learning, diataranya :

1. Fleksibilitas

Jika pembelajaran konvensional di kelas mengharuskan siswa untuk hadir di


kelas pada jam-jam tertentu (seringkali jam ini bentrok dengan kegiatan rutin
siswa), maka e-learning memberikan fleksibilitas dalam memilih waktu dan
tempat untuk mengakses pelajaran. Siswa tidak perlu mengadakan perjalanan
menuju tempat pelajaran disampaikan, e-learning bisa diakses dari mana saja yang
memiliki akses ke Internet. Bahkan, dengan berkembangnya mobile technology
(dengan palmtop, bahkan telepon selular jenis tertentu), semakin mudah
mengakses e-learning.

Berbagai tempat juga sudah menyediakan sambungan internet gratis (di


bandara internasional dan cafe-cafe tertentu), dengan demikian dalam perjalanan
pun atau pada waktu istirahat makan siang sambil menunggu hidangan disajikan,
Anda bisa memanfaatkan waktu untuk mengakses e-learning.

2. Independent Learning

E-learning memberikan kesempatan bagi pembelajar untuk memegang


kendali atas kesuksesan belajar masing-masing, artinya pembelajar diberi
kebebasan untuk menentukan kapan akan mulai, kapan akan menyelesaikan, dan
bagian mana dalam satu modul yang ingin dipelajarinya terlebih dulu. Ia bisa
mulai dari topik-topik ataupun halaman yang menarik minatnya terlebih dulu,
ataupun bisa melewati saja bagian yang ia anggap sudah ia kuasai. Jika ia
mengalami kesulitan untuk memahami suatu bagian, ia bisa mengulang-ulang lagi
sampai ia merasa mampu memahami. Seandainya, setelah diulang masih ada hal
yang belum ia pahami, pembelajar bisa menghubungi instruktur, nara sumber
melalui email atau ikut dialog interaktif pada waktu-waktu tertentu. Jika ia tidak
sempat mengikuti dialog interaktif, ia bisa membaca hasil diskusi di message

10
board yang tersedia di LMS (di Website pengelola). Banyak orang yang merasa
cara belajar independen seperti ini lebih efektif daripada cara belajar lainnya yang
memaksakannya untuk belajar dengan urutan yang telah ditetapkan.

3. Biaya

Banyak biaya yang bisa dihemat dari cara pembelajaran dengan e-learning.
Biaya di sini tidak hanya dari segi finansial tetapi juga dari segi non-finansial.
Secara finansial, biaya yang bisa dihemat, antara lain biaya transportasi ke tempat
belajar dan akomodasi selama belajar (terutama jika tempat belajar berada di kota
lain dan negara lain), biaya administrasi pengelolaan (misalnya: biaya gaji dan
tunjangan selama pelatihan, biaya instruktur dan tenaga administrasi pengelola
pelatihan, makanan selama pelatihan), penyediaan sarana dan fasilitas fisik untuk
belajar (misalnya: penyewaan ataupun penyediaan kelas, kursi, papan tulis, LCD
player, OHP).

Pada dasarnya cara penyampaian atau cara pemberian (delivery system) dari
e-learning, dapat digolongkan menjadi dua, yaitu : komunikasi satu arah dan
komunikasi dua arah. Komunikasi atau interaksi antara dosen dan mahasiswa
memang sebaiknya melalui sistem dua arah. Dalam e-learning, sistem dua arah ini
juga bisa diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :

a. Dilaksanakan melalui cara langsung artinya pada saat instruktur memberikan


materi kuliah, peserta didik dapat langsung mendengarkanya.
b. Dilaksanakan melalui cara tidak langsung misalnya pesan dari instruktur
direkam dahulu sebelum digunakan.

Beberapa karakteristik e-learning yang dapat dijadikan media pembelajaran di


perguruan tinggi dan di sekolah antara lain :

a. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik, dosen dan mahasiswa atau guru


dengan siswa, siswa dengan sesama siswa atau guru dengan sesama guru
dapat berkomunikasi dengan relatif mudah tanpa dibatasi oleh hal-hal yang
bersifat protokoler.

11
b. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks).
c. Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan
dikomputer sehingga dapat diakses oleh dosen dan mahasiswa kapan saja dan
dimana saja bila yang bersangkutan memerlukan.
d. Memanfaatkan jadual pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan
hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap
saat di komputer.

Pemanfaatan e-learning tidak terlepas dari jasa internet, karena teknik


pembelajaran yang tersedia di internet begitu lengkap, dan hal ini akan
mempengaruhi tugas dosen dalam proses pembelajaran. Dahulu, proses belajar
mengajar dominasi oleh peran pendidik, karena itu disebut the era of teacher.
Kini, proses belajar dan mengajar, banyak didominsi oleh peran pendidik dan
buku (the era of teacher and book) dan pada masa mendatang prose belajar
mengajar akan didominasi oleh peran pendidik, buku dan teknologi (the era of
teacher, book and technology). Dalam era global seperti sekarang ini, mau atau
tidak mau, suka atau tidak suka , kita harus berhubungan dengan teknologi
khususnya teknologi informasi. Hal ini disebabkan karena teknologi tersebut telah
mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari. Oleh karenya sebaiknya kita tidak
„gagap‟ teknologi. Banyak hasil penelitian menunjukan bahwa siapa yang
terlambat menguasai informasi, maka terlambat pulalah memperoleh kesempatan
untuk maju.

Pengembangan e-learning tidak semata-mata hanya menyajikan materi


pelajaran secara online saja, namun harus komunikatif dan menarik. Materi
pembelajaran didesain seolah peserta didik belajar dihadapan pengajar memalui
layar komputer yang dihubungkan melalui jaringan internet. Untuk dapat
menghasilkan e-learning yang menarik dan diminati dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran, ada tiga syarat hal yang wajib dipenuhi dalam merancang e-
learning, yaitu :

12
a. Sederhana, sistem yang sederhana akan memudahkan peserta didik dalam
memanfaatkan teknologi dan menu yang ada, dengan kemudahan pada panel
yang disediakan, waktu belajar peserta akan lebih efisien.
b. Personal, pengajar dapat berinteraksi dengan baik dengan mahasiswanya,
seperti layaknya berkomunikasi di depan kelas. Dengan pendekatan dan
interaksi yang lebih personal, peserta didik diperhatikan kemajuanya, serta
dibantu segala persoalan yang dihadapi.
c. Cepat, layanan yang ditunjang dengan kecepatan, respon yang cepat terhadap
keluhan dan kebutuhan peserta didik, sehingga perbaikan pembelajaran dapat
dilakukan secepat mungkin oleh pengajar atau pengelola.

Secara ringkas e-learning perlu diciptakan seolah-olah peserta didik belajar


secara konvensional, hanya saja dipindahkan kedalam sistem digital melalui
internet. Karena itu e-learning perlu mengadaptasi unsur-unsur yang biasa
dilakukan dalam sistem pembelajaran konvensional. Misalnya dimulai darai
perumusan tujuan operasional dan dapat diukur, ada apersepsi atau pre test,
membangkitkan motivasi, menggunakan bahasa yang komunikatif, uraian materi
yang jelas, contoh-contoh konkrit, problem solving, tanya jawab, diskusi, post
test, sampai penugasan dan kegiatan tindak lanjutnya. Oleh karena itu merancang
e-learning perlu melibatkan pihak terkait, antara lain : pengajar, ahli materi, ahli
komunikasi, programmer, seniman dan lain-lain.

C. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran E-Learning


1. Fungsi Media Pembelajaran E-Learning

Setidaknya ada tiga fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan


pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction) menurut (Siahaan:2002)14,
yaitu :

a. Sebagai tambahan (suplemen) yang sifatnya opsional Dikatakan berfungsi


sebagai suplemen, apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih,
apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam

13
hal ini, tidak ada kewajiban bagi peserta didik untuk mengakses materi
pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang
memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
b. Sebagai pelengkap (komplemen) Dikatakan berfungsi sebagai komplemen,
apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi
materi pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas. Sebagai komplemen
berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi
pengayaan (reinforcement) atau remedial bagi peserta didik di dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional.
c. Sebagai pengganti (substitusi) Dikatakan subtitusi, apabila sekolah
memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran kepada para
peserta didiknya. Tujuannya agar para peserta didik dapat secara fleksibel
mengelola kegiatan pembelajarannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain
sehari-hari peserta didik.

Ada tiga alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih peserta
didik, yaitu:

a. Sepenuhnya secara tatap muka (konvensional).


b. Sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet.
c. Atau bahkan sepenuhnya melalui internet.

Alternatif model pembelajaran mana pun yang akan dipilih peserta didik tidak
menjadi masalah dalam penilaian. Ketiga model penyajian materi pembelajaran
mendapatkan pengakuan atau penilaian yang sama. Jika peserta didik dapat
menyelesaikan program pembelajarannya dan lulus melalui cara konvensional
atau sepenuhnya melalui internet, atau bahkan melalui perpaduan kedua model
ini, maka institusi penyelenggara pendidikan akan memberikan pengakuan yang
sama. Keadaan yang sangat fleksibel ini dinilai sangat membantu peserta didik
untuk mempercepat penyelesaian pembelajarannya.

2. Manfaat Media Pembelajaran E-Learning

14
Manfaat E-Learning yaitu mempermudah interaksi antara peserta didik
dengan bahan/materi pelajaran. Demikian juga interaksi antara peserta didik
dengan guru/instruktur maupun antara sesama peserta didik. Peserta didik dapat
saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut
pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri peserta didik. Guru atau
instruktur dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di dalam web untuk diakses oleh
para peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan, guru/instruktur dapat pula
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengakses bahan belajar
tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya dapat diakses oleh peserta didik sekali
saja dan dalamrentangan waktu tertentu pula.

Secara lebih rinci, manfaat E-Learning dapat dilihat dari dua sudut, yaitu dari
sudut peserta didik dan guru. Dilihat dari peserta didik, kegiatan E-Learning
dimungkinkan berkembang suatu fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, peserta
didik dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang.
Peserta didik juga dapat berkomunikasi dengan guru setiap saat.

Dengan yang demikian ini, peserta didik dapat lebih memantapkan


penguasaannya terhadap materi pembelajaran. Hal ini akan terbukti manakala
fasilitas infrastruktur tidak hanya tersedia di daerah perkotaan tetapi telah
menjangkau daerah kecamatan dan pedesaan, maka kegiatan E-Learning akan
memberikan manfaat kepada peserta didik, adapun manfaatnya yaitu :

a. Belajar di sekolah-sekolah kecil di daerah-daerah miskin untuk mengikuti


mata pelajaran tertentu yang tidak dapat diberikan oleh sekolahnya.
b. Mengikuti program pendidikan keluarga di rumah (home schooling) untuk
mempelajari materi pembelajaran yang tidak dapat diajarkan oleh para orang
tuanya, seperti bahasa asing dan keterampilan di bidang komputer.
c. Merasa phobia dengan sekolah, atau peserta didik yang dirawat di rumah
sakit maupun di rumah, yang putus sekolah tetapi berminat melanjutkan

15
pendidikannya, yang dikeluarkan oleh sekolah, maupun peserta didik yang
berada di berbagai daerah atau bahkan yang berada di luar negeri.
d. Tidak tertampung di sekolah konvensional untuk mendapatkan pendidikan.

Dilihat dari sudut guru, kegiatan E-Learning (Soekartawi, 2002),16 memiliki


beberapa manfaat yang diperoleh guru antara lain adalah bahwa guru/dosen/
instruktur dapat:

a. Lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi


tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang
terjadi.
b. Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan
wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif lebih banyak.
c. Mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Bahkan guru/dosen/instruktur juga
dapat mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik apa yang dipelajari,
berapa lama sesuatu topik dipelajari, serta berapa kali topik tertentu dipelajari
ulang.
d. Mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal latihan setelah
mempelajari topik tertentu.
e. Memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya kepada
peserta didik.

Pengetahuan dan keterampilan untuk pengembangan bahan belajar elektronik


ini perlu dikuasai terlebih dahulu oleh guru yang akan mengembangkan bahan
belajar elektronik. Demikian juga dengan pengelolaan kegiatan pembelajarannya
sendiri. Harus ada komitmen dari guru yang akan memantau perkembangan
kegiatan belajar peserta didiknya dansekaligus secara teratur memotivasi peserta
didiknya.

D. Kelebihan dan Kelemahan Media Pembelajaran E-Learning


1. Kelebihan Media Pembelajaran E-Learning

Beberapa keuntungan dari proses E-Learning adalah ekonomis, mudah


diakses, efisien, interaktif dan kolaboratif, konsisten, fleksibel, kreatif dan

16
mandiri. E-Learning dapat diterima dan diadopsi dengan cepat karena pengguna
termotivasi dengan keuntungannya. Adapun kelebihan yang ditawarkan E-
Learning antara lain :

a. Biaya Kelebihan pertama E-Learning adalah mampu mengurangi biaya


pelatihan. Organisasi perusahaan atau pendidikan dapat menghemat biaya
karena tidak perlu mengeluarkan dana untuk peralatan kelas seperti
penyediaan papan tulis, proyektor dan alat tulis.
b. Fleksibilitas Waktu E-Learning membuat pelajar dapat menyesuaikan waktu
belajar, karena dapat mengakses pelajaran di Internet kapanpun sesuai dengan
waktu yang diinginkan.
c. Fleksibilitas Tempat Adanya E-Learning membuat pelajar dapat mengakses
materi pelajaran dimana saja, selama komputer atau gadget terhubung dengan
jaringan Internet.
d. Fleksibilitas kecepatan pembelajaran E-Learning dapat disesuaikan dengan
kecepatan belajar masingmasing siswa.
e. Efektivitas pengajaran E-Learning merupakan teknologi baru, oleh karena itu
pelajar dapat tertarik untuk mencobanya sehingga jumlah peserta dapat
meningkat. E-Learning yang didesain dengan instructional design mutahir
membuat pelajar lebih mengerti isi pelajaran.
f. Ketersediaan On-demand E-Learning dapat sewaktu-waktu diakses dari
berbagai tempat yang terjangkau Internet, maka dapat dianggap sebagai
“buku saku” yang membantu menyelesaikan tugas atau pekerjaan setiap saat.

2. Kelemahan Media Pembelajaran E-Learning

Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau E-


Learning juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kritik antara lain
dapat disebutkan sebagai berikut:

17
a. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa bahkan antar-siswa itu sendiri.
Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam
proses belajar-mengajar.
b. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan
sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis.
c. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada
pendidikan.
d. Berubahnya peran guru dan yang semula menguasai teknik pembelajaran
konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang
menggunakan ICT (information and communication technology).
e. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
f. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan
dengan masalah tersedianya listrik, telepon, ataupun komputer).
g. Kurangnya penguasaan komputer.

E. Proses Pembelajaran dengan Media Pembelajaran E-Learning


Untuk menerapkan E-Learning, minimal ada tiga komponen pembentuk
ELearning, yaitu:

1. Infrastruktur E-Learning, yaitu dapat berupa personal computer (PC),


jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia. Termasuk
didalamnya peralatan teleconference apabila menggunakan layanan
synchronous learning melalui teleconference.
2. Sistem dan aplikasi E-Learning, yaitu sistem perangkat lunak yang mem-
virtualisasi prosesbelajar mengajar konvensional yang meliputi bagaimana
manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem
penilaian, sistem ujian dan segala fitur yang berhubungan dengan manajemen
proses belajar mengajar. Sistem perangkat lunak tersebut sering disebut
dengan Learning Management System (LMS). LMS banyak yang bersifat
opensource sehingga bisa dimanfaatkan dengan mudah dan murah untuk
dikembangkan di sekolah, universitas, atau lembaga pendidikan lainya.

18
3. Konten E-Learning, yaitu konten dan bahan ajar yang ada pada ELearning
system (Learning Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa
berbentuk multimediabased content (konten berbentuk multimedia interaktif)
atau text-based content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran
biasa). Konten E-Learning biasa disimpan dalam LMS sehingga dapat diakses
oleh siswa kapanpun dan di manapun.

E-Learning atau proses pembelajaran melalui media elektronik, terutama


intemet, saat ini dianggap dapat menjadi solusi pendidikan bagi siswa yang tidak
dapat hadir secara fisik ke setiap pembelajaran, namun mempunyai niat untuk
memperoleh pengetahuan atapun keinginan untuk melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi.

Banyak hal yang dapat dilaksanakan melalui e-learning pada proses pembelajaran,
diantaranya adalah pada 2 (dua) hal, yaitu:

1. Mencari materi pokok pembelajaran.

Proses pembelajaran yang berupa mencari materi pokok pembelajaran,


terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut.:

a. Guru menyampaikan kompetensi dasar serta beberapa indikator kepada para


siswa beserta situs intemet yang dapat dikunjungi berkenaan dengan
kompetensi dasar serta indikator tersebut.
b. Siswa mendownload materi pokok pembelajaran yang sesuai dengan
kompetensi dasar serta indikator yang disampaikan oleh guru pada situs yang
telah ditunjukkan oleh guru, dalam hal ini siswa diberi kesempatan untuk
mencari pada situs lain selain yang ditunjukkan oleh guru .
c. Setelah mengedit apabila diperlukan, siswa mengirimkan hasil download
tersebut ke web site atau email guru.
d. Guru mengedit materi pokok yang dikirim oleh para siswa, mengeditnya,
yaitu dengan mengurangi apabila materi yang dikirim oleh siswa apabila
bahasannya terlalu luas, atau menambah apabila materi yang dikirim oleh

19
siswa terialu ringkas pembahasannya, sehingga belum memenuhi indikator
yang dikehendaki oleh guru.
e. Setelah di edit, guru mengirimkan ke alamat email siswa apabila materi
pokok pembelajaran sudah disesuaikan indikator yang dikehendaki.

2. Pelaksanaan ulangan/ujian

Melalui e-learning seorang guru tidak perlu tertalu banyak mengeluarkan


tenaga, pikiran dan biaya untuk senantiasa melaksanakan ujian dengan soal-soal
yang berupa pilihan ganda. Adapun hal-hal yang diperlukan sebelum pelaksanaan
ujian dengan e-learning diantaranya adalah:

a. Guru mempersiapkan bank soal, akan lebih bagus apabila soalnya cukup
banyak namun masih dalam koridor indikator yang dikehendaki oleh guru,
sehingga soalnya dapat diacak agar masing masing peserta tidak sama persis
soalnya, bank soal ini tentu harus di lengkapi dengan program pengacak soal,
kunci jawaban serta skor yang akan di peroleh bagi masing masing peserta.
b. Program ini hendaknya dilengkapi dengan KKM, serta penjelasan untuk
jawaban yang benar ataupun yang salah untuk keperiuan remidi lagi yang
belum mencapai norma KKM.
c. Masing-masing siswa mempunyai nomor khusus, NIS misalnya, sebagai
identitas siswa disamping nama ketika entri data.
d. Semua unit PC sudah tersambung secara LAN dengan server bagi guru,
dimana bank soal maupun program program pendukung yang lain disimpan.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
E-Learning didefinisikan sebagai upaya menghubungkan pembelajar
(siswa/mahasiswa) dengan sumber belajarnya (database, pakar/guru/dosen,
perpustakaan) yang secara fisik terpisah dan berjauhan, dimana interaktivitas
dalam hubungan tersebut dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.

E-Learning atau proses pembelajaran melalui media elektronik, terutama


intemet, saat ini dianggap dapat menjadi solusi pendidikan bagi siswa yang tidak
dapat hadir secara fisik ke setiap pembelajaran, namun mempunyai niat untuk
memperoleh pengetahuan atapun keinginan untuk melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi.

Manfaat E-Learning yaitu mempermudah interaksi antara peserta didik


dengan bahan/materi pelajaran. Demikian juga interaksi antara peserta didik
dengan guru/instruktur maupun antara sesama peserta didik. Peserta didik dapat
saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut
pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri peserta didik.

E-Learning atau proses pembelajaran melalui media elektronik, terutama


intemet, saat ini dianggap dapat menjadi solusi pendidikan bagi siswa yang tidak
dapat hadir secara fisik ke setiap pembelajaran, namun mempunyai niat untuk
memperoleh pengetahuan atapun keinginan untuk melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi.

B. Saran
E-Learning merupakan salah satu upaya pendidik untuk menyampaikan
materi kepada siswa walaupun sedang dalam kondisi tidak dapat bertatap muka.
E-Learning tentunya akan sangat bermanfaat untuk pembelajaran Online. Guru
atau pendidik maupun siswa sebagai peserta didik dapat memperdalam lagi
pengetahuan tentang penggunaan media pembelajaran E-Learning karena
pembelajaran tidak akan tersampaikan dengan maksimal jika ada salah satu

21
diantara pendidik atau peserta didik yang kurang terampil dalam menggunakan
media E-Learning tersebut.

22
DAFTAR PUSTAKA

Effendi, E-Learning, Konsep dan Aplikasi, Yogyakarta: Andi offsed, 2005

Nuryanti, B.Lena. Model Pembelajaran E-Learning Melalui Homepage Sebagai


Media Pembelajaran Sehingga Diharapkan Dapat Meningkatkan Minat Dan
Kreativitas Siswa, Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember
2012

Sudirman Siahaan, E-Learning (Pembelajaran Elektronik) Sebagai Salah Satu


Alternatif Kegiatan Pembelajaran,2002.

Tafiardi, Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui E-Learning, Jurnal Pendidikan


Penabur - No.04/ Th.IV/ Juli 2005

Zyainuri dan Eko Marpanaji, Penerapan E-Learning Moodle Untuk Pembelajaran


Siswa Yang Melaksanakan Prakerin, Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 2,
Nomor 3, November 2012

Soekartawi, E-Learning di Indonesia dan Prospeknya di Masa Mendatang,


Surabaya:Universitas PETRA, 2003.

Lovi Triono, Urgensi Penggunaan Dan Pengembangan Teknologi Informasi


Dalam Pendidikan (E-Learning), Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer
Fakultas Pendidikan Matematika dan IPA Universitas Pendidikan Indonesia.

Muhammad Fachri, E-learning Sebagai Alternatif Pembelajaran Modern, Jurnal


Pendidikan Inovatif Volume 2, Nomor 1, September 2006

Ade Kusuma, E-Learning Dalam Pembelajaran, Program Pascasarjana


UNJ,Dosen Bahasa Indonesia Univ. Jambi.

Talizaro Tafonao, Peranan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Minat


belajar Peserta Didik, urnal Komunikasi Pendidikan, Vol.2 No.2, Juli 2018

23
Ananda Hadi Elyas , Penggunaan Model Pembelajaran E-learning Dalam
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran, Medan: Universitas Dharmawangsha,
April 2018

24

Anda mungkin juga menyukai