Buku Penunjang Cetak

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 102

1

KATA PENGANTAR
OM SWASTYASTU,
Buku penunjang pembelajaran disusun sebagai rambu-rambu dalam
proses pembelajaran dikelas. Sebagaimana diketahui bahwa Buku
Penunjang Pembelajaran Terintegrasi Kecakapan Abad 21, Literasi, PPK
dan Hots, disusun sebagai salah satu penunjang pelaksanaan kurikulum
2013, yang sangat mengedepankan pencapaian kompetensi siswa sesuai
dengan standar kelulusan yang ditetapkan. Dalam Permenag Nomor 9 tahun
2018 tentang Buku Pendidikan Agama, ada dua jenis buku yakni: buku teks
dan non teks. Buku teks adalah buku yang dikeluarkan oleh pemerintah
sebagai buku utama dalam proses pembelajaran, sedangkan buku non teks
adalah buku yang digunakan untuk memperkaya buku teks yang disediakan
oleh masyarakat. Buku ini tergolong buku non teks yang digunakan sebagai
penunjang dan memperkaya proses pembelajaran yang disesuaikan dengan
kurikulum dan kebutuhan terkini. Isi dari Buku penunjang hanyalah contoh
aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan di kelas. Guru-guru memiliki
keleluasaan untuk membangun kegiatan pembelajaran sendiri yang sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan siswa di kelas. Guru juga tetap harus
membuka dan mempelajari Peraturan Pemerintah khususnya yang berkaitan
dengan konsep penilaian dan pelaporan yang tidak dapat diuraikan secara
detil dalam buku ini yang terus mengalami penyempurnaan.
Walaupun buku penunjang ini juga dilengkapi dengan materi
tambahan untuk pengayaan guru, contoh RPP, soal-soal berstandar nasional
sebagai acuan USBN, guru tidak mengesampingkan buku guru dan buku
siswa yang dikeluarkan oleh pemerintah. Kehadiran buku penunjang juga
berdaya guna memperkaya wawasan dan keterampilan peserta didik dalam
proses pembelajaran agar tercapainya pendidikan yang bermutu dan berdaya
saing tinggi. Guru maupun peserta didik juga dapat memanfaatkan bahan-
bahan belajar lainnya yang relevan, termasuk ensiklopedia, berbagai buku
yang membahas topik terkait pembelajaran, majalah, suratkabar, dan
sebagainya.

i
Buku penunjang dibuat dengan berlandaskan pada Kompetensi Dasar
yang telah disusun sesuai Kurikulum 2013 revisi 2017. Demikian pula, buku
ini telah melalui proses yang panjang, evaluasi, editing, oleh dan
mendapatkan catatan serta saran-saran perbaikan yang dilakukan oleh
penelaah maupun tim editor di bawah kerjasama TIM MGMP Kabupaten
Bangli.
Penulis menyadari betul bahwa buku penunjang ini belum sempurna.
Pada kenyataannya, buku ini merupakan draft pertama, dan masih akan
disusul dengan draf kedua sebelum akhirnya dianggap sempurna pada draf
ketiga atau final. Untuk mencapai hal tersebut, sesuai rencana penulis,
dibutuhkan waktu selama 3 (tiga) tahun. Karena itu, penulis sangat mengharapkan
masukan untuk perbaikan mengarah pada kesempurnaan. Kritik dan saran-saran
produktif dari pembaca dan pengguna sangat kami nantikan untuk perbaikan di
masa kini dan dimasa yang akan datang

OM SANTIH,SANTIH,SANTIH OM.

Denpasar, Mei 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………………… i
Daftar Isi……………………………………………………………………………………... ii
BAGIAN I PETUNJUK UMUM
A. Maksud dan Tujuan Buku Penunjang……………………………………………….1
B. Petunjuk penggunaan Buku Penunjang…………………………………………….1
C. KI dan KD Mata Pelajalaran Agama Hindu dan Budi Pekerti……………………. 2
D. Tujuan dan Ruang Lingkup Buku Penunjang…………………………………… . 5

BAGIAN II. KEGIATAN PEMBELAJARAN


BAB I MAHABHARATA
A. Subbab 1 Pengertian Mahabharata………………………………………. 9
B. Subbab 2 Asta dasa Parwa……………………………………………….10
C. Subbab 3 Proses dan Riwayan Penyusun Kitab Mahabharata……….15
D. Subbab 4 Isi ringkas Parwa-parwa dalam Mahabharata……………… 21
E. Uji Kompetensi 1……………………………………………………………26

BAB II Budaya Hidup Sehat dalam Persfektif Veda


A. Subbab 1 Pengertian Prilaku Hidup Bersih dan Sehat………………… 30
B. Subbab 2 Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Pura………… 32
C. Subbab 3 Budaya Hidup Bersih dan Sehat dalam Veda……………… 39
D. Uji kompetensi 2…………………………………………………………….45
BAB III ASTA AISWARYA
A. Subbab 1 Pengertian Asta Aiswarya……………………………………..48
B. Subbab 2 Bagian-bagian Asta Aiswarya……………………………….. 50
C. Subbab 3 Cerita Kemahakuasaan Ida Sang Hyang Widhi…………… 56
D. Sloka-sloka yang berhubungan dengan Asta Aiswarya………………. 59
E. Uji Kompetensi 3………………………………………………………….. 65

SOAL UAS SEMESTER GANJIL


CONTOH RPP Abad 21
Daftar Pustaka

iii
Bagian 1
PETUNJUK UMUM
BUKU PENUNJANG PEMBELAJARAN KELAS IX

A a. Maksud dan Tujuan Buku Penunjang


Maksud dan Tujuan Buku Guru
Maksud dan tujuan disusunnya buku Penunjang Pendidikan Agama Hindu dan Budi
Pekerti adalah sebagai berikut.
1. Memfasilitasi para Guru dan Peserta didik dalam membangun persepsi dan
sikap positif terhadap mata pelajaran Pendidikan agama Hindu dan Budi Pekerti
sesuai dengan ide, regulasi, karakteristik psikologis-pedagogis, dan fungsinya
dalam konteks sistem pendidikan agama Hindu.
2. Memahami secara utuh dan menyeluruh karakteristik Pendidikan agama Hindu
dan Budi Pekerti sebagai landasan membangun pembelajaran berbasis aktivitas
sebagai roh dari kurikulum 2013.
3. Memfasilitasi tumbuhnya kompetensi Peserta didik untuk mewujudkan
pembelajaran yang berkualitas dan mampu mengembangkan nilai agama Hindu
di lingkungan satuan pendidikan dan lingkungan sosial-budaya peserta didik.
4. Mengembangkan diri sebagai guru yang profesional dan dinamis dalam
menyikapi dan memecahkan masalah-masalah praktis terkait visi dan misi mata
pelajaran Pendidikan agama Hindu dan Budi Pekerti di lingkungan satuan
pendidikan.

B Petunjuk Penggunaan Buku Penunjang


etunjuk Penggunaan Buku Gu
ru

Buku Penunjang Mata Pendidikan agama Hindu dan Budi Pekerti disusun untuk
menjadi acuan bagi Guru dan kretivitas siswa dalam rangka kegiatan-kegiatan
sebagai berikut.
1. Merancang dan melaksanakan pembelajaran dari KI dan KD ke dalam bahan
ajar, pendekatan, strategi, metode, dan model pembelajaran secara lebih
inovatif, kreatif, efektif, efisien serta sesuai dengan kebutuhan, kapasitas,

1
karakteristik dan sosial budaya daerah, sekolah/satuan pendidikan dan peserta
didik.
2. Memanfaatkan dan mengembangkan sumber belajar agar lebih kreatif, inovatif,
efektif, efisien, dan kontekstual sesuai dengan kebutuhan serta karakteristik
peserta didik dan kondisi sosial budaya daerah.
3. Melaksanakan pembelajaran yang berbasis aktivitas, yang kreaktif, inovatif dan
selalu mengikuti perkembangan kurikulum

C KI dan KD Mata Pelajaran Agama Hindu


dan KD Mata Pelajaran PPKn
1. Kompetensi Inti

Mata pelajaran Pendidikan agama Hindu dan Budi Pekerti kelas IX memiliki empat
kompetensi inti dan 12 kompetensi dasar pada semester ganjil yang dijabarkan
secara koheren dan linier dalam IPK masing-masing KD. Hal ini berbeda dengan
kurikulum sebelumnya, yaitu adanya konsep kompetensi inti.
Setiap kompetensi inti mempunyai kedudukannya masing-masing, yaitu :
a. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
b. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
c. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
d. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
KI 1, KI 2, dan KI 4 harus dikembangkan dan ditumbuhkan melalui proses
pembelajaran setiap materi pokok yang tercantum dalam KI 3. KD KI 4, 2 dan 1
koheren dan linier dengn KD KI 3. Adapun KI 1 dan KI 2 diajarkan secara langsung
dan tidak langsung (direct teaching dan indirect), secara koheren dan linier melalui
penjabaran IPK pada setiap kegiatan pembelajaran.
Kompetensi Inti Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas IX
Kompetensi Inti 1 :
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

2
Kompetensi Inti 2 :
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Kompetensi Inti 3 :
Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata.
Kompetensi Inti 4 :
Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Kompetensi Dasar (KD)
Tabel 1.1 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Hindu dan
Budi Pekerti Kelas IX

KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL) KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL)


1. Menghargai dan menghayati ajaran 2. Menghargai dan menghayati perilaku
agama yang dianutnya jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


1.1 Menghayati ceritera Mahabharata 2.1 Disiplin dalam mengahayati kitab
sebagai tuntunan hidup Mahabharata sebagai tuntunan hidup

1.2 Menghargai budaya hidup sehat 2.2 Berprilaku budaya hidup sehat dalam
dalam kehidupan sehari-hari sesuai kehidupan sehari-harisesuai ajaran
ajaran Kitab Suci Veda Kitab Suci Veda

1.3 Menghayati kemahakuasaan Sang 2.3 Disiplin menghayati kemahakuasaan


Hyang Widhi sebagai Asta Aiswarya Sang Hyang Widhi sebagai Asta
Aiswarya

3
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan (faktual, 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji
konseptual, dan prosedural) dalam ranah konkret (menggunakan,
berdasarkan rasa ingin tahunya mengurai, merangkai, memodifikasi,
tentang ilmu pengetahuan, dan membuat) dan ranah abstrak
teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
fenomena dan kejadian tampak menggambar, dan mengarang) sesuai
mata dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.1 Menguraikan isi parwa-parwa dalam 4.1 Menyajikan cerita singkat parwa-
Kitab Mahabharata parwa dalam kitab Mahabharata
3.2 Memahami budaya hidup sehat dari 4.2 Menyajikan contoh budaya hidup
sudut pandang kitab suci Veda sehat dari sudut pandang kitab suci
Veda
3.3 Memahami kemahakuasaan Sang 4.3 Menguraikan kemahakuasaan Sang
Hyang Widhi sebagai Asta Aiswarya Hyang Widhi sebagai Asta Aiswarya

Empat Kompetensi Inti (KI) yang kemudian dijabarkan menjadi 12


Kompetensi Dasar (KD) itu merupakan bahan kajian yang akan ditransformasikan
dalam kegiatan pembelajaran selama satu semester (semester ganjil) yang terurai
dalam 16 -18 minggu. Agar kegiatan pembelajaran itu tidak terasa terlalu panjang
maka dibagi menjadi beberapa kali pertemuan satu Bab minimal 3 - 4 x pertemuan
dan kegiatan remedi/pengayaan. Sehingga alokasi waktu yang tersedia adalah 3 ×
40 menit × 18 minggu/semester atau 3 × 40 menit × 16 minggu/semester.

4
D Tujuan dan Ruang Lingkup Buku Penunjang

1. Tujuan Penggunaan Buku Penunjang .


Dalam Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 9 tahun
2018 tentang Buku Pendidikan Agama, ada dua jenis buku yakni: buku teks
dan non teks. Buku teks adalah buku yang dikeluarkan oleh pemerintah
sebagai buku utamayang digunakan dalam proses pembelajaran dikelas
sesuai kurikulum yang berlaku, sedangkan buku non teks adalah buku yang
digunakan untuk memperkaya buku teks, yang disediakan oleh masyarakat.
Buku non teks ini merupakan salah satu bahan ajar yang representatif untuk
menjawab segala permasalahan agar sejalan dengan Kurikulum 2013.

Secara umum tujuan penggunaan buku ini adalah untuk mengembangkan


potensi peserta didik dalam seluruh dimensi utamanya dalam proses pembelajaran
yang aktif, inivatif, dan menyenangkan dalam memahami beberapa hal diantaranya
yakni: (1) pemahaman kitab suci Hindu, karena untuk mempermudah mempelajari
Veda hendaknya dipelajari dengan kegiatan yang menyenangkan (2) memahami
ajaran agama Hindu yang tertuang didalam susastra suci Hindu; (3) meningkatkan
kwalitas pembelajaran.
Secara khusus tujuan penggunaan buku penunjang yang koherenisasi
pada masing-masing KD KI 3 dengan KI 4, 2 dan 1 agar peserta didik mampu :
a. menampilkan karakter yang mencerminkan penghayatan, pemahaman, dan
pengamalan nilai-nilai ajaran Agama Hindu secara personal dan sosial;
b. memiliki keyakinan dengan ajaran-ajaran agama Hindu sebagai pedoman
bertingkahlaku dalam kehidupan sehari-hari;
c. Meningkatkan sradha dan bhakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa
sebagai wujud dari penerapan ajaran agama Hindu;
d. berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif serta memiliki semangat keagamaan
dan cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai agama;
e. berpartisipasi secara aktif, cerdas, dan bertanggung jawab sebagai anggota
masyarakat yang agamawan;
f. sebagai makhluk Tuhan yang hidup bersama dengan menjaga kerukunan
anatar sesama.

5
g. meningkatkan kualitas pembelajaran agar lebih bermutu melalui kegiatan
pembelajaran yang menyenangkan dan berbasis aktivitas.

2. Ruang Lingkup Buku Penunjang .

Dengan digunakanya buku penunjang bukan berarti tidak menggunakan buku


Siswa yang dikeluarkan oleh Pemerintah Melalui Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, adapun ruang lingkup buku penunjang pendidikan agama Hindu dan
budi pekerti kelas IX antara lain:
a. Buku penunjang sebagai rambu-rambu dalam melaksanakan pembelajaran
berbasis aktivitas sesuai roh dari Kurikulum 2013;
b. Untuk mempasilitasi kegiatan pembelajaran Pendidikan agama Hindu dan Budi
Pekerti agar lebih aktif dan menyenangkan.
c. Mengembangkan proses pembelajaran melalui ide-ide dari peserta didik agar
mendapat keleluasaan dalam mengembangkan kreativitasnya.
d. Adanya keseragaman antar sekolah dan guru dalam mengembangkan IPK
agar mempermudah pencapaian SKL yang diukur melalui USBN.
e. Setiap Sub. Judul Materi dilengkapi dengan soal-soal sebagai tolak ukur
tercapainya Indikator pada setiap Kompetensi Dasar (KD)

6
Bagian 2
Bab 1
Kitab Mahabharata
1.1.1 Meyakini pengertian
Mahabharata
KD 1.1
1.1.2 Meyakini bagian-bagian Asta
Menghayati ceritera dasa parwa
Mahabharata sebagai 1.1.3 Mensyukuri telah tersusunya
tuntunan hidup kitab Mahabharata
1.1.4 Menghayati cerita-cerita dalam
kitab Mahabharata

2.1.1 Percaya diri dalam menjelaskan


kitab Mahabharata
2.1.2 Santun dalam menyajikan
Parwa-parwa KD 2.1 bagian-bagian Asta dasa parwa
Disiplin dalam 2.1.3 Menunjukan sikap yang sesuai
dalam mengahayati kitab dengan isi kitab Mahabharata
Mahabharata Mahabharata sebagai 2.1.4 Menghargai cerita-cerita dalam
tuntunan hidup kitab Mahabharata

3.1.1 Menguraikan Pengertian


Mahabharata
Kdu3.1 3.1.2 Menyebutkan bagian-bagian
Menguraikan isi Asta dasa parwa
parwa-parwa dalam 3.1.3 Menguraikan Proses
Kitab Mahabharata Penyusunan Mahabharata
3.1.4 Menganalisis cerita singkat
dalam Parwa-parwa
Mahabharata

4.1.1 Menyalin kembali


KD 4.1 pengertian Mahabharata
Menyajikan cerita 4.1.2 Menyajikan bagian-bagian
singkat parwa- Asta dasa parwa
parwa dalam kitab 4.1.3 Menceritakan riwayat
penyusunan kitab
Mahabharata
Mahabharata
4.1.4 Menceritakan Isi masing-
masing parwa dalam
Mahabharata
Gambar 1.1 Peta konseP

7
1. Ayo mengamati
Mengamati

Ayo implementasikan ajaran-ajaran yang tersirat dalam parwa-parwa


Mahabharata!

Gambar 1.2 Masa kecil Pandawa di Pasraman Drona Acarya


Sumber: https://www.google.com

Kita wajib bersyukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena telah
tersusun parwa-parwa dalam kitab Mahabharata yang mengandung ajaran-jaran
luhur, tuntunan hidup yang tidak akan pudar sepanjang jaman. Agama Hindu adalah
agama yang besar yang sangat menghargai ajaran cinta kasih dan kebenaran. Oleh
karena itu sebagai umat Hindu hendaknya kita berupaya menjadi orang yang
cerdas, kreatif dan terampil, berbudi pekerti yang luhur, menumbuhkan cinta kasih
antar sesama serta menghormati orang suci yang sudah berasil menyusun parwa-
parwa dalam kitab Mahabharata yang tentunya mengandung nilai yang universal.
Umat beragama yang baik adalah umat yang mentaati ajaran-ajaran
agamanya, meneladani prilaku-prilaku baik seperti yang tersirat dalam ajaran
Mahabharata, serta menjauhi prilaku-prilaku yang buruk, agar bisa hidup tenang dan
berdampingan dengan sesama dalam wujud cinta kasih. Oleh karena itu, kita
sebagai pelajar dan umat beragama harus terus mengasah kreativitas dan
keterampilan. Salah satu keterampilan yang harus dimiliki adalah keterampilan

8
keagamaan. Keterampilan keagamaan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku,
menumbuhkan nilai karakter, meningkatkanb sradha dan bhakti, menghargai
sesama, kebersamaan, cintakasih seperti prilaku-prilaku yang ditunjukan oleh para
Pandawa dalam kisah cerita Mahabharata.

A. Pengertian Mahabharata
Kitab Mahabarata berasal dari kata “Maha” yang berarti besar dan “Bharata”
yang berarti raja-raja dari dinasti Bharata. Jadi Mahabharata adalah cerita agung
dari keluarga Bharata. Mahabharata juga merupakan sebuah karya sastra kuno
yang ditulis oleh Maharsi Vyasa. Kitab ini terdiri dari delapan belas kitab, yang
dinamakan dengan Astadasaparwa (asta = 8, dasa = 10, parwa = kitab). Namun,
ada pula yang meyakini bahwa kisah ini sesungguhnya merupakan kumpulan dari
banyak cerita yang semula terpencar-pencar, yang dikumpulkan semenjak abad ke
4 Sebelum Masehi. .
Mahabharata merupakan sejarah yang menceritakan kisah konflik para
Pandawa dengan saudara sepupunya Korawa, mengenai sengketa hak
pemerintahan mahkota Kerajaan Astina. Puncaknya perselisihan menyebabkan
terjadinya perang Bharatayuddha di medan Kurusetra dan pertempuran berlangsung
selama delapan belas hari. Selain berisi cerita kepahlawanan (wiracarita),
Mahabharata juga mengandung nilai-nilai Hindu, mitologi dan berbagai petunjuk
lainnya. Oleh sebab itu kisah Mahabharata ini dianggap suci, teristimewa oleh
pemeluk agama Hindu. Kisah yang semula ditulis dalam bahasa Sansekerta ini
kemudian disalin dalam berbagai bahasa, terutama mengikuti perkembangan
peradaban Hindu pada masa lampau .
Di Indonesia, salinan berbagai bagian dari Mahabharata, seperti Adiparwa,
Wirataparwa, Bhismaparwa dan mungkin juga beberapa parwa yang lain, diketahui
telah digubah dalam bentuk prosa bahasa Kawi (Jawa Kuno) semenjak akhir abad
ke-10 Masehi. Yakni pada masa pemerintahan raja Dharmawangsa Teguh (991-
1016 M) dari Kadiri. Karena sifatnya itu, bentuk prosa ini dikenal juga sebagai sastra
parwa.

9
2. Ayo Membaca

B. Asta Dasa Parwa Mahabharata


Mahābhārata disususun dalam bentuk parva yang jumlahnya 18 buahyang
disebut dengan asta dasa parwa, oleh karena itu di dalam sastra jawa kuno,
Mahābhārata juga disebut dengan Astadasaparva (Sanghyang Astadasaparva)
yang merupakan karya seorang Maharsi yang agung yakni, Rsi Vyasa seperti
yang telah disebutkan di depan. Kitab Mahābhārata berakhir ketika Yudistira
mencapai sorga dan bertemu kembali dengan saudara-saudaranya disana.
Berikut diuraian masing-masing parva dari 18 parva kitab Mahābhārata yaitu:

1. Adiparwa (Buku Pengantar)


2. Sabhaparwa (Buku Persidangan
3. Wanaparwa (Buku Pengembaraan di Hutan)
4. Wirataparwa (Buku Pandawa di Negeri Wirata)
5. Udyogaparwa (Buku Usaha dan Persiapan)
6. Bhismaparwa (Buku Mahasenapati Bhisma)
7. Dronaparwa (Buku Mahasenapati Drona)
8. Karnaparwa (Buku Mahasenapati Karna)
9. Salyaparwa (Buku Mahasenapati Salya)
10. Sauptikaparwa (Buku Penyerbuan di Waktu Malam)
11. Striparwa (Buku Janda):
12. Shantiparwa (Buku Kedamaian Jiwa)
13. Anusasanaparwa (Buku Ajaran)
14. Aswamedhikaparwa (Buku Aswamedha)
15. Asramaparwa (Buku Pertapaan)
16. Mausalaparwa (Buku Senjata Gada)
17. Mahaprashthanikaparwa (Buku Perjalanan Suci)
18. Swargarohanaparwa (Buku Naik ke Surga)

10
Mari Bertanya

Kalian telah membaca bacaan tentang “Pengertian Mahabharata dan


Pembagian parwa-parwa dalam Mahabharata, sekarang Buatlah
pertanyaan tentang hasil Literasi tersebut, dan tulislah di dalam
kartu tanya di bawah ini :

Tabel 1.1 Kartu Tanya

No Pertanyaan
1

Setelah kalian menulis beberapa pertanyaan pada kartu di atas, kemudian


tukarkan pertanyaanmu dengan temanmu yang lain.

11
Mari Berpikir kritis dan kreatif

Kamu telah menukar pertanyaan dengan temanmu tentang “ Pengertian

Mahabharata dan Pembagian parwa-parwa dalam Mahabharata jawablah


pertanyaan temanmu dengan benar dan tulislah jawabanmu pada kolom di
bawah ini:
1. soal ….

………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………

2. soal….

………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………

3. soal….

………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………

4. soal ….

………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………

5. soal….

………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………

12
Mari Berkomunikasi !

Setelah kalian membaca, menulis, beraktivitas dan menjawab soal


teman kalian, sekarang marilah kita evaluasi bersama. Jawablah
pertanyaan di bawah ini dengan benar dan presentasikan didepan kelas.
1. Uraikanlah apa itu Mahabharata ?

2. Didalam Mahabharata dikenal istilah Parwa, apa itu Parwa?

3. Sebutkanlah bagian-bagian dari Asta Dasa parwa tersebut?

4. Bagaimanakah kedudukan Mahabharata dalam kitab Veda?

5. Apa pentingnya mempelajari Mahabharata dalam kehidupan?

13
Kegiatan bersama dengan orang tua

Sampaikanlah apa yang telah kamu pelajari disekolah kepada orang


tuamu dirumah, kemudian mintalah pendapatnya apakah sudah
melaksanakan PHBS dirumah!

14
3. Mari Membaca

C. Masa dan Riwayat Penyusunan Kitab Mahābhārata


1. Masa Penyusunan Kitab Mahabharata
Sejarah disusunya Mahabharata belum
diketahui secara pasti, dimana benih-benih
Mahabharata sudah ada sebelum jauh kitab
Mahabharata itu di susun. Proses penyusunan
dan perkembangan mahabharata itu terdiri
atas beberapa tahapan antara lain: pada tahun
400 SM terdapat kisah tentang asal-usul
bangsa Bharata, tetapi pandawa belum dikenal
pada saat itu. Tahun 400-200 MS muncul
kisah-kisah tentang Mahabharata, dimana
ditemukan pandawa sebagai pahlawan-
pahlawan yang memegang peranan utama dan Gambar 1.3 Kitab Mahabharata
Sumber: https://www.google.com/
Krsna sebagai perwujudan dewa. Tahun 300
SM-100-200 M, Krsna dikisahkansebagai dewa.
Ada penambahan kisah-kisah baru yang bersifat didaktis yang bertujuan
untuk mempertinggisemangat dan moral-spiritual para pembaca, dan Tahun 200-400
M, bab-bab pendahuluan dan bahan-bahan baru ditambahkan. Masa penyusunan
kitab Mahābhārata menurut kitab Varaha Purana, Maharsi Vyasa sebagai kitab
Mahabharata pada masa akhir Dvaparayuga dan sekaligus pada masa awal
Kaliyuga, sedangkan Bhagavata Purana menyatakan Sri Krsna meninggalkan
raganya pada hari pertama jaman Kaliyuga. Bhagavata Purana merupakan kitab
yang isinya didedikasikan kepada Sri Krsna, Tuhan Yang Maha Esa yang
mengambil Wujud manusia maha sempurna. Kitab ini juga disebutkan ditulis oleh
Maharsi Vyasa, seperti dijelaskan dalam Adi Parwa(1.100) sebagai berikut.
“Vasudevasya mahatmyam pandavanam ca satyatam
Durvrttam Dharttarastran uktavan bhagavanrsih,
Idam satasahastram tu lokanam punyakarmanam”

Ia juga (Maharsi Vyasa) menggambarkan kayangan Vasudeva (Sri Krsna), kebajikan


putra-putra Pandawa dan juga kejahatan yang dilakukan oleh putra-putra
Dhrtarasthra.

15
Seperti disebutkan di atas, nama asli kitab ini adalah Bharata (dinyatakan dalam
Adi Parva 1. 201) yang disusun oleh Maharsi Vyasa dengan nama “jaya” seperti
dinyatakan dalam kitab Adiparva (1.1) berikut.
“Narayanam namaskrtya naram caiva narottaman,
Devim Saraswatim caiva tato jayam udirayet”

Dengan menyampaikan sujud bhakti ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa
(Narayana) dan semua tokoh-tokoh agung dan juga Dewi Ilmu Pengetahuan
(Sarasvati), marilah dengan ini kita berdoa semoga karya yang bernama “jaya” ini
sukses dikerjakan. Begitupula dijelaskan dalam kekawin Adi Parwa ada
disebutkan demikian:
“Ya tika ineket ring sastra de Bhagavan byasa
Kala niran gumaveyaken parwa ring pati sang dhrstaratra,
Vidura ndan Sanjayaring patapan”.

Ya itulah yang dikarang dan ditulis oleh Bhagavan Byasa, pada waktu beliau
membuat atau mengarang parva, ketika wafatnya Sans Dhrstaratra, Widura dan
Sanjaya di pertapaan.
Setelah kematian pandava dan Kaurava, para siswa Maharsi Vyasa seperti
Sumantu, Jaimini, paila, Suka dan Vaisampayana menyebar luaskan buku ini.
Mereka menulis cerita yang bersumber pada cerita Bharata yang kini hanya 2
tertinggal yakni: Bharata karya Vaisampayana dan Asvamedaparva karya Jaimini.
Karya agung Maharsi Vyasa disebut “Bharata” yang pertama kali dijelaskan oleh
Vaisampayana ketika upacara kurban ular atau yajnasarpa berlangsung.

16
4. Mari Bercerita

2. Riwayat Penyusun Kitab Mahabharata

Gambar 1.4 Maharsi Vyasa dan Ganesa Menyusun Kitab Mahabharata


Sumber: https://www.google.com/search

Diceritakan pada suatu hari Rsi Parasara berdiri ditepi sungai Yamuna, minta
diseberangkan dengan perahu, kemudian seorang gadis yang berbau amis
mendekatinya dan menghantarkanya keseberang dengan menggunakan perahu.
Ditengah sungai Rsi Parasara terpikat dengan gadis yang berbau amis tersebut, dan
gadis tersebut menceritakan dirinya yang terkena penyakit berbau amis, kemudian
gadis tersebut juga menceritakan pesan ayahnya bahwa barang siapa bisa
menyembuhkan penyakit (bau amisnya) maka maka ia boleh dijadikan suami.
Mendengar hai itu Rsi Parasara bersedia menyembuhkan penyakit gadis yang
berbau amis tersebut yang tiada lain gadiss tersebut adalah Setyawati. Karena
kesaktianya yang luar biasa Rsi Parasara mampu menyembuhkan penyakit
Setyawati dengan sekejap, dan akhirnya Setyawati dilamar kerumah orang tuanya
dan akhirnya menikah.
Setelah melaksanakan pernikahan mereka pergi kesebuah pulau ditengah
sungai Yamuna, konon terletak dekat kota kalpi didistrik Jalaun di Uttar Paradesh
India. Di Pulau itu Rsi Parasara menciptakan Kabut hitam yang tebal agar tidak bisa
dilihat oleh orang lain. Dari hasil perkawinanya tersebut lahirlah seorang anak yang

17
sangat luar biasa diberi nama Krishna Dwipayana, Krishna (kulit hitam) dan
Dwipayana (lahir ditengah pulau) setelah melahirkan anak tersebut Rsi Parasara
memberikan anugrah kepada Satyawati agar tetap perawan seperti sediakala dan
bahkan lebih suci. Akhirnya Anak Setyawati tersebut dalam sekejap menjadi
seorang Rsi agung dengan memancarkan cahaya spiritual sebagai pahala dari
kebaktianya, melaksanakan pertapaan yang ketat, dan berkata kepada ibunya “Ibu,
silakan Ibu pergi kemana Ibu suka”. Ibu tidak perlu khawatir dengan saya, saya
akan melanjutkan pertapaan saya meninggalkan pulau ini, ketika sesuatu terjadi
pada diri Ibu saat itu pikirkan saya, tidak beberapa lama saya akan muncul
dihadapan Ibu, semoga Ibu selalu bahagia dan dan ijinkan saya untuk pergi,
demikianlah kata-kata Krishna Dwipayana kepada Ibunya.
Pada swatu ketika Setyawati memerlukan bantuan dari anaknya Krishna
Dwipayana yang kemudian setelah mejajadi petapa yang agung dikenal dengan Rsi
Vyasa. Vyasa membantu Setyawati dalam 2 hal, yang pertama melakukan niyoga
pada istri-istri Wicitrawirya untuk mempertahankan keturunan bangsa kuru, yang
kedua datang diminta untuk membelah daging darah kelahiran gandari menjadi
100, dan menanamkan pada pot-pot serta lahirlah Kurawa. Bhagawan biasa juga
menganugrahkan pengelihatan tembus kepada Sanjaya kusir Raja Drestarasta,
agar mampu melihat secara gaib terjadinya perang di Kurukhsetra serta
menceritakan kejadian perang tersebut kepada Drestarasta. Rsi Vyasa tinggal di
sebuah hutan dekat Kurukshetra dan sangat dekat dengan tempat terjadinya perang
Bharatayuddha. Setelah perang Bharatayuddha berakhir Aswatama pergi meminta
perlindungan kepada Rsi Vyasa ditempat Pasramanya, tak lama kemudian Arjuna
bersama Pandawa menyusulnya. Di Pasraman Rsi Vyasa terjadilah pertempuran
yang sangat sengit antara Arjuna dengan Aswatama sehingga sama-sama
mengeluarkan senjata sakti Brahmastra, sehingga tri loka menjadi terguncang dan
akhirnya pertarungan dihentikan oleh si Vyasa.
Pada suatu ketika timbul keinginan Rsi Vyasa untuk menyusun riwayat
keluarga Bharata, atas persetujuan dewa Brahma Hyang ganapati (Ganesa) datang
membantu Vyasa, Ganesa adalah dewa pintar yang berkepala gajah. Dalam
penulisanya Ganesa mengajukan syarat kalau Rsi Vyasa ditak boleh berhenti
mendikte/berceritra, selanjutnya Vyasa juga membuat persyaratan bahwa Vyasa
akan mendikte asal Ganesa bisa memikirkan terlebih dahulu apa yang akan di
sampaikan. Akhirnya Ganesa meminta Vyasa untuk menceritakan Mahabharata
18
dengan tidak berhenti sedangakan Ganesa akan mencatatnya tanpa berhenti pula.
Setelah dua setengah tahun maka kitab Mahabharata berhasil disusun dan murid-
murir Rsi Vyasa yakni, Pulaha, Jaimini, Sumantu dan Wesampayana
menyebarkanya keseluruh pelusok dunia. Demikianlah cerita singkat proses
penyusunan dan riwayat penulis kitab Mahabharata.

Mari Beraktivitas

Setelah kalian mengali informasi dengan membaca wacana materi di atas dan
sumber belajar lain, diskusikanlah dengan kelompokmu dan tulislah apa yang
sudah kalian ketahui tentang Mahabharata bersama kelompok kalian, seperti :

No Soal Jawaban

1 Kapan disusunya kitab


Mahabharata?

2 Bagaimana Proses penyusunan


kitab Mahabharata?

3 Siapa Penyusun Kitab


Mahabharata?

4 Bagaimanakah riwayat penyusun


Mahabharata itu?

Kalian dapat menambahkan semua informasi yang diperoleh dari


berbagai sumber tentang Mahabharata. Presentasikan dan kumpulkan
tugas kalian pada gurumu dengan disiplin dan tepat pada waktunya

19
Mari Merangkum

Rangkuman Materi
Kalian telah membaca, menulis dan berdiskusi tentang “Masa penyusunan dan
riwayat penulis kitab Mahabharata”, sekarang buatlah rangkuman dengan bahasamu
sendiri dalam bentuk cerita. Tulislah pada kolom di bawah ini.

Rangkuman Materi
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………..

Kegiatan bersama dengan orang tua


Asrama
Tanyakanlah kepada orang tuamu bagaimana kisak kelahiran Rsi
Byasa, catatlah cerita orang tuamu tersebut sebagai bahan
informasi!

20
4. Ayo Membaca

C. Isi ringkas Parwa-Parwa dalam Mahabharata

Bacalah dengan seksama isi ringkas masing-masing parwa berikut ini,

kemudian diskusikan dan ceritakan didepan temanmu apa yang kamu dapatkan

dari kegiatan membacamu!

1. Adiparwa (Buku Pengantar): Adi parwa merupakan parva yang pertama dan

perdana. Kisah dimulai dari silsilah wangsa Bharata, memuat tentang asal-

usul dan sejarah keturunan keluarga Kaurawa dan Pandawa leluhur dari

dinasti Kuru adalah Sentanu yang menikahi dewi Gangga, memiliki putra

bernama Bisma. Menceritakan juga kisah; kelahiran, watak, dan sifat

Dritarastra dan Pandu, juga anak-anak mereka; timbulnya permusuhan dan

pertentangan di antara dua saudara sepupu, yaitu Kaurawa dan Pandawa;

dan berhasilnya Pandawa memenangkan Dewi Draupadi, putri kerajaan

Panchala, dalam suatu sayembara.

2. Sabhaparwa (Buku Persidangan): melukiskan persidangan antara kedua

putra mahkota Kaurawa dan Pandawa; kalahnya Yudhistira dalam permainan

dadu, dan pembuangan Pandawa ke hutan.

3. Wanaparwa (Buku Pengembaraan di Hutan): menceritakan kehidupan

Pandawa dalam pengembaraan di hutan Kamyaka. Buku ini buku terpanjang;

antara lain memuat episode kisah Nala dan Damayanti dan pokokpokok cerita

Ramayana .

4. Wirataparwa (Buku Pandawa di Negeri Wirata): mengisahkan kehidupan

Pandawa dalam penyamaran selama setahun di Negeri Wirata, yaitu pada

tahun ketiga belas masa pembuangan mereka.

21
5. Udyogaparwa (Buku Usaha dan Persiapan): memuat usaha dan persiapan

Kaurawa dan Pandawa untuk menghadapi perang besar di padang

Kurukshetra.

6. Bhismaparwa (Buku Mahasenapati Bhisma): menggambarkan bagaimana

balatentara Kaurawa di bawah pimpinan Mahasenapati Bhisma bertempur

melawan musuh-musuh mereka dan gugurnya Bisma yang agung di panah

Arjuna.

7. Dronaparwa (Buku Mahasenapati Drona): menceritakan berbagai

pertempuran, strategi dan taktik yang digunakan oleh balatentara Kaurawa di

bawah pimpinan Mahasenapati Drona untuk melawan balatentara Pandawa.

8. Karnaparwa (Buku Mahasenapati Karna): menceritakan peperangan di

medan Kurukshetra ketika Karna menjadi mahasenapati balatentara Kaurawa

sampai gugurnya Karna di tangan Arjuna.

9. Salyaparwa (Buku Mahasenapati Salya): menceritakan bagaimana Salya

sebagai mahasenapati balatentara Kaurawa yang terakhir memimpin

pertempuran dan bagaimana Duryodhana terluka berat diserang musuhnya

dan kemudian gugur.

10. Sauptikaparwa (Buku Penyerbuan di Waktu Malam): menggambarkan

penyerbuan dan pembakaran perkemahan Pandawa di malam hari oleh tiga

kesatria Kaurawa.

11. Striparwa (Buku Janda): menceritakan tentang banyaknya janda dari kedua

belah pihak yang bersama dengan Dewi Gandhari, permaisuri Raja

Dritarastra, berdukacita karena kematian suami-suami mereka di medan

perang .

22
12. Shantiparwa (Buku Kedamaian Jiwa): berisi ajaranajaran Bhisma kepada

Yudhistira mengenai moral dan tugas kewajiban seorang raja dengan maksud

untuk memberi ketenangan jiwa kepada kesatria itu dalam menghadapi

kemusnahan bangsanya.

13. Anusasanaparwa (Buku Ajaran): berisi lanjutan ajaran dan nasihat Bhisma

kepada Yudhistira dan berpulangnya Bhisma ke surgaloka.

14. Aswamedhikaparwa (Buku Aswamedha): menggambarkan jalannya upacara

Aswamedha dan bagaimana Yudhistira dianugerahi gelar Maharaja Diraja.

15. Asramaparwa (Buku Pertapaan): menampilkan kisah semadi Raja Dritarastra,

Dewi Gandhari dan Dewi Kunti di hutan dan kebakaran hutan yang

memusnahkan ketiga orang itu.

16. Mausalaparwa (Buku Senjata Gada): menggambarkan kembalinya Balarama

dan Krishna ke alam baka, tenggelamnya Negeri Dwaraka ke dasar

samudera, dan musnahnya bangsa Yadawa karena mereka saling

membunuh dengan senjata gada ajaib.

17. Mahaprashthanikaparwa (Buku Perjalanan Suci): menceritakan bagaimana

Yudhistira meninggalkan takhta kerajaan dan menyerahkan singgasananya

kepada Parikeshit, cucu Arjuna, dan bagaimana Pandawa melakukan

perjalanan suci ke puncak Himalaya untuk menghadap Batara Indra.

18. Swargarohanaparwa (Buku Naik ke Surga): menceritakan bagaimana

Yudhistira, Bhima, Arjuna, Nakula, Sahadewa dan Draupadi sampai di pintu

gerbang surga, dan bagaimana ujian serta cobaan terakhir harus dihadapi

Yudhistira sebelum ia memasuki surga.

Selain delapan belas parwa tersebut, sebuah suplemen yang disebut

Hariwangsa ditambahkan kemudian. Suplemen ini memuat asal-usul

23
kelahiran dan sejarah kehidupan Krishna secara panjang lebar. Tetapi

berdasarkan penelitian, buku ini ternyata mengacu pada data yang masanya

jauh sekali dari masa kehadiran parwa-parwa itu . Dilihat dari segi

kesusastraan, epos Mahabharata memiliki sifat-sifat dramatis. Tokoh-

tokohnya seolah-olah nyata karena perwatakan mereka digambarkan dengan

sangat hidup, konflik antara aksi dan reaksi yang berkelanjutan akhirnya

selalu mencapai penyelesaian dalam bentuk kebajikan yang harmonis. Nafsu

melawan nafsu merupakan kritik terhadap hidup, kebiasaan, tatacara dan

citacita yang berubah-ubah. Dasar-dasar moral, kewajiban dan kebenaran

disampaikan secara tegas dan jelas dalam buku ini. Menurut Mahatma

Gandhi, konflik abadi yang ada dalam jiwa kita diuraikan dan dicontohkan

dengan sangat jelas dan membuat kita berpikir bahwa semua tindakan yang

dilukiskan di dalam Mahabharata seolaholah benar-benar dilakukan oleh

manusia

Aktivitas Kelompok

Setelah kalian membaca mengenai isi Parwa-parwa dalam Mahabharata


diskusikanlah dengan kelompokmu satu kelompok terdiri dari 4-5 orang, kemudian
tuliskan hasilnya pada tabel berikut!

No Nama Parva Tokoh-tokoh yang diceritakan

1
2
3
4
5
dst

Setelah selesai mendiskusikan bersama kelompokmu ceritakanlah didepan kelas


dan setorkan hasil diskusimu kepada Gurumu.

24
Ayo Menulis Cerita

Tulislah sebuah cerita Mahabharata yang terdapat dalam salah satu


parwa yang paling kamu sukai dengan menggunakan bahasamu
sendiri!....

Penugasan

Penugasan Tidak terstruktur

Cobalah membuat sosio drama dengan memerankan tokoh pandawa dan kurawa,
bentuk kelompok sesuai kebutuhan dalam permainan drama tersebut dan buatkan
teks ceritanya dengan menggunakan bahasa sendiri, kemudian demontrasikan
didepan kelas.

Interkasi dengan orang tua


Tanyakan orang tua/walimu tentang cerita Mahabharata, lalu catat
jawaban mereka pada buku catatanmu, Serta carilah tokoh dalam ceritra
tersebut yang kamu sukai.
______________________________________________________________

25
Uji Kompetensi 1

A. Pilihan Ganda
Silanglah huruf a, b, c atau d jawaban yang paling benar!

1. Kesusastraan Hindu yang isinya menceritakan kisah-kisah epik atau


kepahlawanan para raja dan ksatria Hindu pada masa lampau dalam kisahnya
berisi ajaran filsafat agama mithologi dan makhluk supernatural, hal ini
terhimpun dalam kitab yang disebut....
A. Itihasa
B. Purana
C. Ayur veda
D. Artha Sastra
2. Dalam Adi parwa diceritakan kisah dimulainya silsilah wangsa Bharata, memuat
tentang asal-usul dan sejarah keturunan keluarga Kaurawa dan Pandawa leluhur
dari dinasti Kuru adalah Sentanu yang menikahi dewi Gangga, memiliki putra
bernama Bisma. Menceritakan juga kisah; kelahiran, watak, dan sifat Dritarastra
dan Pandu, juga anak-anak mereka; timbulnya permusuhan dan pertentangan di
antara dua saudara sepupu, yaitu Kaurawa dan Pandawa; dan berhasilnya
Pandawa memenangkan Dewi Draupadi, putri kerajaan Panchala, dalam suatu
sayembara.

Penggalan cerita tersebut mengisahkan keberadaan tokoh utama yakni….

A. Kelahiran Bharata
B. Kisah pengembaraan Bisma
C. Masa kelahiran Drstarata dan Pandu
D. Masa kecil Pandawa dan Kaurawa

3. Perhatikan Tabel dibawah ini!


No Bagia-bagian Parwa

1 Salya Parwa

26
2 Karna Parwa

3 Santi Parwa

4 Stri Parwa

5 Bhisma Parwa

6 Adi Parwa

Urutan bagian-bagian parwa yang benar di atas adalah....


A. 6, 5, 1, 2, 3 dan 4
B. 6, 2, 3, 4, 1, dan 5
C. 6, 5, 2, 1, 4 dan 3
D. 6, 1, 3, 4, 5, dan 2
4. Veda yang diterima secara langsung melalui pendengaran oleh para Maha Rsi
sesuai dengan kondifikasinya disebut dengan....
A. Veda Smerti
B. Veda Sruti
C. Vedangga
D. Veda Parikrama
5. Mempelajari Veda hendaknya menguasai bagian-bagian Sadangga Veda, seperti
cara melagukan mantram-mantram agar memiliki arti yang tepat sehingga tidak
menimbulkan penapsiran yang salah hal ini diuraikan dalam Sadangga Veda
yakni bagian...
A. Wyakarana
B. Jyothisa
C. Chanda
D. Nirukta
6. Wahyu Tuhan yang diterima oleh para Maha Rsi agar tersusun dan tidak
tercecer, maka ada usaha Maha Rsi Vyasa untuk mengkodifikasikan Veda sesuai
jaman dan pembagiannya seperti jaman mantra, tersusun Catur Veda Samhita
salah satunya dikumpulkan oleh Maha Rsi Pulaha murid Maha Rsi Vyasa yaitu
bagian...
A. Reg Veda
B. Sama Veda

27
C. Yayur Veda
D. Atharwa Veda
7. Karya sastra yang ditulis oleh Maha Rsi Vyasa yang dibantu oleh Dewa Ganesha
isinya mengisahkan keluarga Bharata terurai kedalam parwa- parwa sebanyak
delapan belas parwa, karya sastra tersebut terkenal dengan nama kitab...
A. Mahabharata
B. Ramayana
C. Gatotkacasraya
D. Bhomantaka
8. Mahabharata dalam kodifikasi veda merupakan bagian dari kitab Itihasa yang
dikelompokan sebagai veda semerti yaitu bagian dari kelompok .....
A. Sadangga Veda
B. Vedangga
C. Sruti
D. UpaVeda
9. Cerita Mahabharata dalam kisahnya berisi tentang filsafat agama mithologi dan
makhluk supernatural yang sari-sarinya dihimpun oleh Bhagawan Wawaruci
dalam sebuah kitab yang disebut....
A. Menawadharmasastra
B. Bhagawadgita
C. Slokantara
D. Sarassamuscaya
10. Pada zaman kerajaan di Indonesia kitab Itihasa diterjemahkan ke dalam bahasa
jawa kuno dan diadaptasi sesuai dengan kebudayaan lokal yang digubah
menjadi kakawin seperti gubahan Mpu Kanwa yang dipersembahkan kepada
Raja Airlangga dari kerajaan Medang Kemulan, gubahan tersebut terkenal
dengan nama Kekawin...
A. Ramayana
B. Arjunawiwaha
C. Hariwangsa
D. Hariwangs

28
B. Esai
Jawablah Pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan benar!
1. Jelaskanlah apa itu Mahabharata!
2. Sebutkanlah bagian-bagian parwa dalam Mahabharata!
3. Uraikanlah secara ringkas proses penyusunan mahabharata!
4. Uraikanlah isi ringkas Sabhaparwa!
5. Uraikanlah secara singkat riwayat Rsi Vyasa!

Refleksi

1. Apa yang kamu pelajari hari ini ?


……………………………………………………………
……………………………………………………………
2. Pengetahuan apa saja yang dapat kamu
dapat melalui pembelajaran hari ini ?
……………………………………………………………
…………………………………………………………..
3. Keterampilan apa saja yang dapat kamu
kuasai melalui pembelajaran hari ini ?
……………………………………………………………
……………………………………………………………
4. Apa yang akan kamu lakukan setelah
melalui pembelajaran hari ini ?
……………………………………………………………

29
Bab 2
Budaya Hidup Sehat dalam Persfektif Veda
1.2.1 Meyakini pola hidup bersih
KD 1.2 dan sehat untuk kesehatan
Menghargai budaya 1.2.2 Menghargai penerapan pola
hidup sehat dalam hidup bersih dan sehat di Pura
kehidupan sehari- 1.2.3 Menghayati contoh budaya
hari sesuai ajaran Hidup sehat dalam Veda
Kitab Suci Veda

2.2.1 Teliti dalam menuliskan pola


hidup bersih dan sehat dalam
KD 2.2 kehidupan
Berprilaku budaya
PHBS
2.2.2 Cermat dalam merancang
hidup sehat dalam
kehidupan sehari- penerapan pola hidup bersih
harisesuai ajaran dan sehat di Pura
Kitab Suci Veda 2.2.3 Menerapkan contoh budaya
Hidup sehat dalam Veda

Kdu3.2 3.2.1 Menjelaskan pengertian pola


Memahami budaya hidup bersih dan sehat
hidup sehat dari 3.2.2 Mencontohkan pola hidup
sudut pandang bersih dan sehat di Pura
kitab suci Veda 3.2.3 Menguraikan Budaya Hidup
bersih dalam kitab Veda

KD 4.2 4.2.1 Menuliskan budaya pola


Menyajikan contoh hidup bersih dan sehat
budaya hidup
4.2.2 Merancang penerapan
sehat dari sudut
pola hidup bersih dan
pandang kitab suci
Veda sehat di pura
4.2.3 Mendifinisikan contoh
budaya Hidup sehat
sesuai kitab Veda
Gambar 2.1 Peta konsep

30
Mari
mengamati

Ayo implementasikan Budaya hidup bersih dan sehat dalam kehidupan

Gambar 2.2 Budaya hidup Bersih sebelum kegiatan pembelajaran


Sumber: Pribadi dalam proses pembelajaran berbasis lingkungan

Sebagai umat manusia perilaku hidup sehat harus selalu dijaga, karena
kesehatan merupakan harta yang paling berharga dalam kehidupan. Kesehatan
diposisikan sebagai faktor paling utama yang mempengaruhi harkat dan martabat
hidup manusia di masyarakat. Pola hidup sehatan sering kita kenal dengan istilah
PHBS, yang mana PHBS mencakup lima tatanan yaitu: PHBS di Rumah Tangga, di
sekolah, di institusi kesehatan, di kerja serta tatanan di tempat-tempat umum (TTU)
seperti Pura dan yang lainya. Tempat-tempat umum yang tidak sehat dapat
menimbulkan berbagai penyakit, yang selanjutnya dapat menurunkan kualitas
sumber daya manusia.
Penyakit yang banyak terjadi di tempat-tempat umum antara lain Diare,
Demam Berdarah, Keputihan, infeksi saluran pernafasan akut serta penyakit-
penyakit lain akibat terpapar asap rokok, seperti : penyakit paru-paru, jantung dan
kanker. Sekitar 55% sumber penularan penyakit Demam Berdarah terjadi di tempat-
tempat umum karena kumuh, oleh karena itu tempat-tempat umum perlu menjadi
perhatian utama dalam pemberantasan penyakit. Terjadinya penyakit-penyakit
tersebut disebabkan lingkungan yang kumuh dan perilaku yang tidak sehat seperti
31
tidak menggunakan air bersih, membuang sampah sembarangan, membiarkan air
tergenang dan kebiasaan merokok di tempat umum.
PHBS sangat penting diperkenalkan dan dilaksanakan sejak dini dan
kemudian disosialisasikan melalui sekolah, keluarga dan masyarakat. Untuk itu mari
kita budayakan pola hidup bersih dan sehat untuk menghindarkan diri kita dari
segala kuman dan penyakit. Selain membiasakan budaya hidup bersih dan sehat
kita harus membiasakan hidup disiplin, jujur, bertanggung jawab dengan
mengedepankan nilai-nilai karakter dalam membentuk manusia yang sehat jasmani
dan rohani.

Mari Membaca

A. Pengertian Prilaku Hidup Bersih dan Sehat


Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) Adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan
seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri, di bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. PHBS dikembangkan di
tatanan rumah tangga, institusi pendidikan, tempat kerja, tempat umum dan sarana
kesehatan. PHBS untuk masyarakat umum kususnya bagi umat Hindu sangat efektif
dilaksanakan melalui tempat-tempat suci seperti Pura.
Pura sebagai tempat yang sangat efektif karena disamping sebagai tempat
persembahyangan untuk memuja kebesaran Ida Sang Hyang Widhi Wasa, pura juga
sebagai pusat berbagai kegiatan umat Hindu seperti bidang pendidikan, seni
budaya, sosial kemasyarakatan, persembahyangan serta tempat untuk sosialisasi
berbagai informasi. Oleh karena itu pura sangatlah strategis dipergunakan sebagai
tempat atau rumah perubahan perilaku menuju prilaku hidup bersih dan sehat.

B. Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Pura


Budaya hidup bersih dijaman sekarang ini sangatlah penting untuk kita
budayakan, agar tercapainya tujuan hidup yang utama, seperti yang dijelaskan
dalam buku Proverbia Latina, dalam sebuah pepatah “ mens sana in corpore
san” selengkapnya adalah Orandum est ut sit Mens Sana in Corpore Sano,
artinya hendaknya engkau berdoa agar ada jiwa yang sehat dalam tubuh yang

32
sehat. Dalam pepatah tersebut diberi penekanan akan kesehatan yang utama dalam
diri manusia yaitu jiwa yang sehat. Sekaligus kalimat tersebut mengandung makna
bahwa mempunyai jiwa yang sehat itu sulit. Karena sulit, maka dibutuhkan
waranugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang kita mohonkan lewat Beliau melalui
doa dan harapan. Manusia tidak cukup hanya dengan berdoa di pura atau di
tempat-tempat suci kehadapan Tuhan untuk memohon keselamatan dan kesehatan
tanpa memperhatikan lingkungan, karena lingkungan yang bersih menjadi faktor
utama didalam menjaga kesehatan jasmani dan rohani kita.

Budaya hidup bersih hendaknya kita mulai dari diri kita sendiri, keluarga, sekolah
dan tempat tempat umum seperti pura. Pura sebagai tempat yang sangat efektif
didalam membudayakan pola hidup bersih, karena pura diyakini memiliki kesakralan
dan sebagai tempat untuk berkumpul dalam serangkaian melaksanakan pemujaan
terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Selain sebagai tempat pemujaan atau
persembahyangan pura juga sebagai pusat berbagai kegiatan umat Hindu seperti
bidang pendidikan, seni budaya, sosial kemasyarakatan, serta tempat untuk
sosialisasi berbagai informasi baik dari tokoh masyarakat, tokoh agama, dan institusi
Pemerintah. Oleh karena itu Pura sangat strategis dipergunakan sebagai tempat
atau rumah perubahan perilaku untuk menuju budaya hidup bersih. Pura yang sehat
adalah tempat suci umat Hindu dimana pengelola dan umat yang datang
bersembahyang dapat menerapkan PHBS. Penerapan PHBS di pura memiliki
tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku umat Hindu dalam
melaksanakan PHBS dan terciptanya lingkungan Pura yang bersih dan sehat
melalui pemberdayaan umat. Terciptanya pura yang sehat bila mana terpenuhi
beberapa hal seperti:

a. Tempat cuci tangan dengan air mengalir dan


sabun cuci tangan;
b. Jamban yang bersih dan tersedia air bersih
dan sabun
c. Tempat sampah tertutup dan ada sarana
pemilahan sampah
d. Tempat/wadah tirta yang bersih dan tertutup
e. Alat pemercik tirta khusus (dari alang-alang)
f. Mading atau pojok informasi.

33
g. Sarana Perpustakaan (Taman Bacaan) terkait kesehatan
h. Lingkungan yang hijau, bersih, sehat dan asri

Pemberdayaan Pola Hidup Bersih dan Sehat di Pura dapat dilakukan melalui
beberapa hal seperti:
a. Mengenakan pakaian yang bersih, rapi
dan sopan
b. Tidak merokok di areal pura
c. Tidak meludah sembarangan;
d. Memberantas jentik dan sarang nyamuk
e. Pengelolaan Pura yang bersih, rapi dan
asri (ada penghijauan) serta menjaga
kebersihan lingkungan, sarana dan
prasarana Pura
f. Mencegah hewan peliharaan berkeliaran
di lingkungan Pura
g. Menggunakan air bersih
Gambar : 2.3 Penggunaan Pakaian yang bersih dan rapi ke pura
Sumber : Dokumen Pribadi

h. Saat sembahyang sebaiknya perut dalam keadaan kosong


i. Penyiapan dan penyimpanan tirta menggunakan air bersih dalam wadah
tertutup dan memercikan tirta dengan menggunakan alat pemercik tirta
/bunga yang bersih
j. Persembahan/Penyediaan sesajen yang bersih dan segar;
k. Diupayakan agar Pandita dan Pinandita menjaga kebersihan diri melakukan
pemeriksaan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan secara berkala/
sewaktu-waktu bila diperlukan;
l. Diupayakan agar Pandita dan Pinandita memiliki JPK (Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan);
m. Menyampaikan pesan-pesan Kesehatan khususnya PHBS pada berbagai
kesempatan misalnya Dharma Wacana, Pertemuan Warga, Sosial, Arisan dll;
n. Berpedoman hidup pada ajaran Weda terkait PHBS

34
Mari Bertanya

Kalian telah membaca bacaan tentang “Pengertian dan PHBS di Pura


”. Sekarang, Buatlah pertanyaan tentang PHBS di Pura, dan tulislah
di dalam kartu tanya di bawah ini :

Tabel 2.1 Kartu Tanya

No Pertanyaan
1

Setelah kalian menulis beberapa pertanyaan pada kartu di atas,


kemudian tukarkan pertanyaanmu dengan temanmu yang lain.

35
Mari Menulis

Kamu telah menukar pertanyaan dengan temanmu tentang “PHBS di Pura”.


Sekarang, jawablah pertanyaan temanmu dengan benar dan tulislah
jawabanmu pada kolom di bawah ini:
1. soal ….

………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………

2. soal….

………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………

3. soal….

………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………

4. soal ….

………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………

5. soal….

………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………

36
Mari beraktivitas !

Setelah kalian membaca, menulis, beraktivitas dan menjawab soal


teman kalian sekarang marilah kita evaluasi bersama. Jawablah
pertanyaan di bawah ini dengan benar.
1. Uraikanlah kenapa hidup bersih itu penting !

2. Bagaimanakah cara membudayakan hidup bersih?

3. Apakah yang dimaksud dengan PHBS itu?

4. PHBS mencakup lima tatanan, sebutkanlah kelima tatanan yang


dimaksud tersebut!

37
5. Uraikanlahlah standar pura bila dikatakan sudah memenuhi stndar
PHBS!

Kegiatan bersama dengan orang tua

Sampaikanlah apa yang telah kamu pelajari disekolah kepada orang


tuamu dirumah, kemudian mintalah pendapatnya apakah sudah
melaksanakan PHBS dirumah!

38
Mari Membaca

C. Budaya Hidup Besih dan Sehat dalam Veda

“Adbhir gatrani cuddyanthi,


Manah sayena cuddhyanthi,
Widyo tapobhyam bhratatma,
Budhir jnanena cuddhyati”
(MDS V.109)
Artinya:
Tubuh dibersihkan dengan air, pikiran dibersihkan
dengan kejujuran, jiwa (atman) dibersihkan dengan
ilmu, dan tapa, akal (budi) dibersihkan dengan kebijaksanaan

Pola Hidup Bersih dan Sehat pada aspek niskala dapat digambarkan
sebagai kesucian atman (jiwa/rohani), pikiran, dan akal (budi) yang diperoleh dari
upaya yang terus menerus mempelajari dan melaksanakan ajaran-ajaran Veda
dalam kehidupan sehari-hari (kehidupan spiritual), dengan menekankan pada
keyakinan yang kuat dengan adanya Ida Sang Hyang Hyang Widhi.
Dalam upaya menjaga kesehatan ada 3 (tiga) hal yang wajib dikelola dengan
sebaik-baiknya sebagaimana dijelaskan dalam kitab Yajurveda antara lain :
1) Ahara : menjaga makanan
2) Wihara : gaya hidup yang harus diperhatikan
3) Ausadha : menjaga kesehatan dengan sebaik baiknya.

Dengan menjaga makanan (Ahara). Tidak sembarang makanan baik untuk


kesehatan. Makanan yang baik dan bermanfaat untuk badan disebut sebagai
Satvika Ahara.
Bhagawadgita XVII (Sraddhatraya vibhaga yoga) Sloka 8: menyebutkan
sebagai berikut:
“Ayuhsattvabalarogya, sukhapritivivardhanah, rasyah Snigdhah sthira hridya, aharah
sattvikapriyah”
Artinya:

39
Makanan yang memberi hidup, kekuatan, tenaga, kesehatan, kebahagiaan dan
kegembiraan yang terasa lezat, lembut, menyegarkan dan enak sangat disukai
(sattvika).

Sloka 9:
“Katwamlalavanatyushna, tikshnarukshavidahinah, ahara Rajasasye shhta,
duhkhasokamaya pradah”
Artinya:
Makanan yang pahit (bukan obat), masam, asin, pedas, banyak rempah, keras, dan
hangus yang menyebabkan kesusahan, kesedihan dan penyakit.

Sloka 10:
“Yatayamam gatarasam, puti paryushitam cha yat, uchchhistam api chamedhyam,
bhojanam tamasapriyam”
Artinya:
Makanan yang usang, hilang rasa, busuk, berbau, bekas, sisa-sisa dan tidak bersih
adalah makanan yang sangat buruk.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, makanan yang baik adalah
makanan yang berguna untuk:
1) Memperpanjang hidup (ayuh)
2) Mensucikan atma (satvika)
3) Memberi kekuatan fisik (bala)
4) Menjaga kesehatan (arogya)
5) Memberi rasa bahagia (sukha)
6) Memuaskan (priti)
7) Meningkatkan status kehidupan (vivar dhanah)

Selanjutnya makanan yang dikatakan baik tersebut harus:


1) Mengandung sari (rasyah)
2) Sedikit lemak (snigdhah)
3) Tahan lama (sthitah)
4) Menyenangkan (hrdyah)
5) Tidak merusak ingatan atau mabuk (amada)

40
Vihara, yaitu berperilaku wajar, misalnya tidak bergadang, terlambat
makan (kecuali sedang upawasa), menahan hajat buang air, berdekatan dengan
orang yang berpenyakit menular, tidur berlebihan, dan menghibur diri berlebihan.
Usada, yaitu secara teratur minum jamu (loloh) yang terbuat dari tumbuh-
tumbuhan. Selain itu, badan juga perlu dirawat dengan keseimbangan gerak dan
peredaran tenaga (prana) ke seluruh tubuh antara lain dengan berolah raga, atau
dalam agama Hindu dengan melakukan Yoga Asana dan Pranayama secara rutin
setiap hari.
Kebersihan dan kesehatan lingkungan perlu dijaga karena berkaitan erat
dengan kebersihan dan kesehatan manusia. Yang dimaksud dengan lingkungan
adalah alam semesta. Lontar Ganapati Tattwa pada Bab I menguraikan bahwa pada
awal penciptaan semesta (Bhuwana Agung), Hyang Widhi dalam manifestasinya
sebagai Panca Dewata menjaga kelestarian alam sebagai berikut:
1) Brahma bertempat di selatan menjaga bumi (pertiwi)
2) Wisnu di utara menjaga air (apah)
3) Rudra di barat menjaga matahari, bulan, dan bintang (teja)
4) Iswara di timur menjaga udara (bayu)
5) Sadasiwa di tengah menjaga ether (akasa)
Pertiwi, apah, teja, bayu, dan akasa disebut sebagai Panca Mahabutha.
Setelah semuanya dijaga dan setelah terciptanya binatang dan tumbuh-tumbuhan
barulah Panca Dewata menciptakan manusia sebagai berikut:
1) Brahma dan Wisnu menciptakan tubuh dengan sarana tanah (pertiwi) dan air
(apah)
2) Rudra menciptakan mata dari teja
3) Iswara menciptakan nafas dari bayu
4) Sadasiwa menciptakan suara dari akasa

Kelima unsur yang membentuk tubuh manusia ini disebut sebagai Bhuwana
Alit. Dengan demikian maka jelaslah bahwa unsur-unsur Bhuwana Agung sama
dengan unsur-unsur Bhuwana Alit. Atau dengan kata lain tubuh manusia pun disebut
sebagai Panca Mahabutha.
Bila manusia ingin hidup bersih dan sehat maka manusia juga mempunyai
kewajiban memelihara Bhuwana Agung bersih dan sehat, sebab jika Bhuwana
Agung tidak bersih dan tidak sehat mustahillah manusia bisa hidup bersih dan sehat.

41
Dalam ajaran catur marga tentang Bhakti Marga disebutkan bahwa wujud kecintaan
seorang bhakta kepada Hyang Widhi tercermin juga pada cinta dan kasih sayangnya
kepada semua ciptaan-Nya, termasuk alam semesta.
Jika semua itu dilakukan dengan penuh disiplin, hidup sehat dan
sejahtera nicaya dapat diwujudkan. Seperti yang disebutkan dalam (Atharvaveda VI.
135.7) sebagai berikut:
“Yad asnami balam kurve Ittham vajram a dade”
Artinya:
Kami makan makananku dengan hati-hati, supaya
makanan itu bisa memberikan kekuatan kepada kami. Selanjutnya dalam kitab
Bhagavadgita juga disebutkan:
“Ayuhsattwabalarogya
Sukhaprltlwiwardnahan
Rasyah snigdhah sthira hridya
Aharah sattwikapriyah”
(Bhagavadgita XVII.8)
Artinya:
Makanan yang memberi hidup, kekuatan, kesehatan, kebahagiaan dan kesenangan
yang terasa lezat, lembut, menyegarkandan enak adalah sangat disukai oleh
satwika (orang baik).
Didalam Veda disebutkan bahwa Makanan yang bersumber dari tumbuh-
tumbuhan, padi-padiaan, susu dan lain sejenisnya merupakan makanan yang
bersifat Satwika, buah-buahan adalah salah satunya makanan pelengkap yang
sehat yang diakui kedokteran modern. Apakah pernah terbayang di dalam pikiran
kita bahwa persembahan buah adalah sebuah kearifan leluhur kita untuk
menerapkan hidup sehat? Mungkin kita belum sempat berpikir sejauh itu dan atau
berpikir secara ilmiah, sejauh ini mungkin kita memaknai persembahan buah hanya
sebatas sebagai ungkapan rasa syukur atas rahmat Ida sang Hyang Widhi Wasa
yang dilimpahkan kepada kita, namun lebih dari itu persembahan buah akan lebih
bermakna lagi jika kita memaknai dari segi cara hidup sehat
Dalam ajaran Panca Nyama Brata (lima cara pengendalian untuk mencapai
kesucian dan kesempurnaan batin) disebutkan tentang pengaturan cara makan yang
disebut Aharalagawa yang artinya makan secukupnya (tidak berlebihan, tidak
kekurangan dan tidak berfoya-foya). Begitu besarnya pengaruh makanan sehingga

42
harus diatur agar dapat meningkatkan spiritual dan mencapai kesucian serta
kesempurnaan bathin.
Pedoman hidup tentang PHBS pada Veda juga di urakan dalam beberapa
kitab, salah satunya seperti yang diuraikan dalam kitab Sarascamuscaya sloka 777,
disebutkan:
“Phalaning Sang Hyang Weda inaji
kinawruhaning ayuning sila muang acara"
artinya:
Tujuan mempelajari veda adalah untuk mendapatkan pengetahuan guna
memperbaiki (ayuning) Perilaku (sila) dan berbagai kebiasaan hidup (acara), Veda
bukan hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan melainkan juga mengatur
seluruh aspek kehidupan manusia termasuk kesehatan hidup manusia.

Mari beraktivitas

Kalian telah membaca bacaan berjudul “Budaya Hidup Bersih dalam Veda”,
sekarang, jawablah pertanyaan berikut :
1. Bagaiman pola menjaga budaya bersih sesuai ajaran Veda!

2. Upaya apa saja yang wajib dijaga dan dikelola untuk menjaga kesehatan
sesuai kitab yajur veda!

43
3. faktor-faktor apa saja yang mendukung terciptanya kesehatan dalam
kehidupan!

Mari Merangkum

Rangkuman Materi
Kalian telah membaca, menulis dan berdiskusi tentang “Budaya Hidup Bersih dalam
Veda”, sekarang buatlah rangkuman dengan bahasamu sendiri tentang Budaya
hidup bersih dalam veda. Tulislah pada kolom di bawah ini.

Rangkuman Materi
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………

Kegiatan bersama dengan orang tua


Asrama
Tanyakanlah kepada orang tuamu bagaimana peranan kebersihan
dalam menjaga kesehatan diri!

44
Uji Kompetensi

A. Pilihan Ganda
Silanglah huruf a, b, c atau d jawaban yang paling benar!
1. Sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri
sendiri, di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat merupakan esensi dari ….
A. Budaya Hidup Sehat
B. Prilaku hidup sehat dan bersih
C. Prilaku hidup bersih dan sehat
D. Peranan Kesehatan
2. Prilaku hidup bersih dan sehat di pura sering disebut dengan…
A. PHBS
B. PHBS di Pura
C. UKS
D. Budaya bersih
3. PHBS mencakup lima tatanan yaitu: PHBS di Rumah Tangga, di sekolah, di
institusi kesehatan, di kerja serta tatanan di tempat-tempat umum (TTU)
seperti Pura dan yang lainya. Diantara tempat-tempat tersebut yang diyakini
sebagai tempat yang paling mudah untuk mengawali budaya hidup bersih
adalah…
A. Sekolah
B. Perkantoran
C. Rumah Tangga
D. Pura
4. Salah satu penyakit utama yang dapat disebabkan karena lingkungan kumuh
dan jorok adalah….
A. Tipes
B. Vertigo
C. Diabetes
D. Diare
5. Keharmonisan Alam semesta beserta isinya, hendaknya selalu dipelihara
secara berkelanjutan agar terciptanya kesehatan, kedamaian dan ketenangan
setiap mahluk. Salah satu jalan untuk menjaga keharmonisan diri dengan
alam semesta dapat dilakukan dengan jalan…
A. Mengadakan Reboisasi secara berkelanjutan

45
B. Menjaga kebersihan lingkungan
C. Selalu berdoa memohon memohon kearmonisan
D. Menjaga keletarian lingkungan
6. Veda mengajarkan betapa pentingnya budaya hidup bersih untuk menjaga
kesehatan, seperti yang diuraikan sebagai berikut: Tubuh dibersihkan
dengan air, pikiran dibersihkan dengan kejujuran, jiwa (atman) dibersihkan
dengan ilmu, dan tapa, akal (budi) dibersihkan dengan kebijaksanaan. Sloka
tersebut dalam kitab…
A. MDS
B. Reg Veda
C. Saracamuscaya
D. Bhagavadgita
7. Makanan yang bersih memberi hidup, kekuatan, kesehatan, kebahagiaan dan
kesenangan yang terasa lezat, lembut, menyegarkandan enak adalah sangat
disukai oleh satwika (orang baik). Pernyataan tersebut tersurat dalam
salahsatu kitab Hindu yakni…
A. MDS
B. Reg Veda
C. Saracamuscaya
D. Bhagavadgita
8. Didalam Veda disebutkan bahwa Makanan yang bersumber dari tumbuh-
tumbuhan, padi-padiaan, susu dan lain sejenisnya merupakan makanan yang
bersifat….
A. Satwika
B. Tamasika
C. Rajasika
D. Satwam
9. Sekolah merupakan salah satu tempat yang efektif untuk mengawali
penerapan budaya hidup bersih agar bisa diterapkan di keluarga, masyarakat
dan tempat-tempat lainya, melalui beberapa kegiatan seperti….
A. LSS
B. Bhakti Sosial
C. Kantin Sehat
D. Piket setiap hari
10. Pemberdayaan Pola Hidup Bersih dan Sehat di Pura dapat dilakukan melalui
beberapa hal seperti….
A. Sembahyang pada hari purnama tilem

46
B. Berpakaian Putih kuning
C. Berpakaian bersih
D. Tidak menyalakan dupa

B. Esai
Jawablah Pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan jawaban yang
benar!
1. Sebutkan beberapa penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang
kumuh!
2. Sebutkan beberapa tempat yang relevan untuk mengawali penerapan
budaya hidup bersih!
3. Apa pentingnya budaya hidup bersih dalam kehidupan!
4. Sebutkanlah beberapa contoh budaya hidup bersih dalam Veda!
5. Sebutkanlah beberapa contoh pemberdayaan pola hidup bersih dan sehat
di Pura!

Refleksi

5. Apa yang kamu pelajari hari ini ?


………………………………………………………………
…………………………………………………………
6. Pengetahuan apa saja yang dapat kamu
dapat melalui pembelajaran hari ini ?
………………………………………………………………
………………………………………………………..
7. Keterampilan apa saja yang dapat kamu
kuasai melalui pembelajaran hari ini ?
………………………………………………………………
…………………………………………………………
8. Apa yang akan kamu lakukan setelah
melalui pembelajaran hari ini ?

47
Bab 3
Kemahakuasaan Sang Hyang Widhi Sebagai Asta Aiswarya
1.3.1 Meyakini pengertian Asta
KD 1.3 Aiswarya
1.3.2 Menghayati bagian-bagian Asta
Menghayati
Aiswarya
kemahakuasaan Sang
1.3.3 Menghayati cerita
Hyang Widhi sebagai
kemahakuasaan Sang Hyang
Asta Aiswarya Widhi
1.3.4 Menghayati isi Sloka-sloka
tentang Asta Aiswarya

2.3.1 Teliti dalam menuliskan


KD 2.3 pengertian Asta Aiswarya
Disiplin menghayati 2.3.2 Santun dalam menjabarkan
Asta kemahakuasaan Sang bagian-bagian Asta Aiswarya
Aiswarya Hyang Widhi sebagai 2.3.3 Disiplin dalam menceritakan
Asta Aiswarya kemahakuasaan Sang Hyang
Widhi
2.3.4 Menerapkan isi Sloka-sloka
tentang Asta Aiswarya

3.3.1 Menjelaskan pengertian Asta


Kdu3.3
Aiswarya
Memahami 3.3.2 Menyebutkan bagian-bagian Asta
kemahakuasaan Sang Aiswarya
Hyang Widhi sebagai 3.3.3 Menguraikan cerita
Asta Aiswarya Kemahakuasaan Sang Hyang
Widhi
3.3.4 Menyebutkan Sloka-sloka tentang
Asta Aiswarya

KD 4.2 4.3.1 Menuliskan pengertian Asta


Menguraikan Aiswarya
kemahakuasaan 4.3.2 Menjabarkan bagian-bagian
Sang Hyang Widhi Asta Aiswarya
sebagai Asta 4.3.3 Menceritakan kemahakuasaan
Aiswarya
Sang Hyang Widhi
4.3.4 Menlantunkan Sloka-sloka
tentang Asta Aiswarya

Gambar 3.1 Peta konsep Materi

48
Mari mengamati
Mengamati

Mari kita yakini bersama sifat kemahakuasaan Ida Sang Hyang Widhi

Gambar 3.2 Visnu menunjukan wujud kemahakuasaanya kepada Arjuna


Sumber: https://www.google.co.id/search

Sebagai umat beragama sudah seyogyanya kita meyakini keberadaan Ida


Sang Hyang Widhi Wasa, rajin dan terbiasa membaca sloka-sloka yang terdapat
didalam kitab-kitab Agama Hindu untuk meningkatkan nilai sikap spiritual baik
yang berhubungan dengan Ida sang Hyang Widhi maupun untuk menjaga
keselamatan diri dalam kehidupan sehari-hari. Sloka-sloka yang terdapat dalam
kitab Reg Veda, Itihasa, Sarasamuscaya, Bhagavadgita, Purana dan kitab-kitab
Hindu lainya wajib kita baca dan dihayati sebagai umat beragama utuk
memahami sifat kemahakuasaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Agama Hindu merupakan agama yang universal, cinta kedamaian, yang
memiliki berbagai kitab yang memuat ajaran-ajaran keagamaan, baik ajaran,
Ketuhanan, Moralitas, Kedamaian, dan ajaran ajaran lainya yang berhubungan
dengan kemahakuasaan Tuhan. Semua ajaran itu bertujuan untuk meningkatkan
sradha dan bhakti, penguatan karakter, rasa tanggung jawab untuk pencapaian
tujuan hidup dan menjauhi segala larangan-Nya. Melalui peningkatan sradha
bhakti dengan membaca dan menghayati sloka-sloka dalam kitab Hindu

49
merupakan realisasi yang sangat relevan dalam menjalankan ajaran Agama untuk
meningkatkan sikap spiritual dan kepercayaan kepada Tuhan.
Untuk mengawali pembelajaran hari ini mari kita membaca bersama
tentang sifat ke Mahakuasaan Ida Sang Hyang Widhi di bawah ini:

Mari Membaca

A. Pengertian Asta Aiswarya


Asta Aiswarya berasal dari bahasa Sanskerta,
yakni dari kata Asta yang artinya delapan, dan
kata Aiswarya yang berarti kemahakuasaan.
Dengan demikian Asta Aiswarya mengandung arti
Delapan sifat kemahakuasaan Ida Sang Hyang
Widhi. Asta Aiswarya dapat digambarkan sebagai
kemahakuasaan Brahman sebagai Padma Asta
Dala (teratai berdaun delapan). Kedelapan

Gambar 3.3: Padma Asta Dala


kemahakuasaan Ida Sanghyang Widhi
Sumber: https://www.google.co.id/search
tersebut meliputi: Anima, Laghima, Mahima,
Prapti, Prakamya, Isitwa, Wasitwa, dan
Yatrakamawasaitwa.
B. Bagian-bagian Asta Aiswarya
Asta Aiswarya terdiri dari delapan seperti dijelaskan dalam kitab Wrhaspati
Tattwa sloka 66 adalah sebagai berikut:
1. Anima
Kesaktian Tuhan yang disebut Anima atau Anu" yang berarti "atom". Anima dari Asta
Aiswarya ialah sifat yang halus bagaikan kehalusan atom yang dimiliki oleh Sang
Hyang Widhi Wasa.
2. Laghima
Kesaktian Tuhan yang disebut Laghima. Laghima berasal dari kata "Laghu" yang
artinya ringan. Laghima berarti sifat- Nya yang amat ringan lebih ringan dari ether
dalam unsur panca mahabhuta.

50
3. Mahima
Kesaktian Tuhan yang disebut Mahima, Mahima berasal dari kata "Maha" yang
berarti Maha Besar, di sini berarti Sang Hyang Widhi Wasa meliputi semua tempat.
Tidak ada tempat yang kosong (hampa) bagi- Nya, semua ruang angkasa dipenuhi.
4. Prapti
Kesaktian Tuhan yang disebut Prapti, Prapti berasal dari "Prapta" yang artinya
tercapai. Prapti segala tempat tercapai oleh- Nya, ke mana Ia hendak pergi di sana
Ia telah ada.
5. Prakamya
Kesaktian Tuhan yang disebut Prakamya, Prakamya berasal dari kata "Pra Kama"
berarti segala kehendak- Nya selalu terlaksana atau terjadi.
6. Isitwa
Kesaktian Tuhan yang disebut Isitwa, Isitwa berasal dari kata "Isa" yang berarti raja,
Isitwa berarti merajai segala- galanya, dalam segala hal paling utama.
7. Wasitwa
Kesaktian Tuhan yang disebut Wasitwa, Wasitwa berasal dari kata "Wasa" yang
berarti menguasai dan mengatasi. Wasitwa artinya paling berkuasa.
Yatrakamawasayitwa berarti tidak ada yang dapat menentang kehendak dan kodrat-
Nya.
8. Yatrakamawasayitwa
Kesaktian Tuhan yang disebut Yatrakamawasayitwa berarti tidak ada yang dapat
menentang kehendak dan kodrat- Nya.
Simbol tentang Asta Aiswarya menggambarkan delapan sifat keagungan
Sang Hyang Widhi Wasa, ini disimbolkan dengan singgasana bunga teratai
(padmasana) yang berdaun bunga delapan helai (asta dala). Singgasana teratai
adalah lambang kemahakuasaan-Nya dan daun bunga teratai sejumlah delapan
adalah lambang delapan sifat agung atau kemahakuasaan (Asta Aiswarya) yang
menguasai dan mengatur alam semesta dan semua makhluk. Kekuasaan ini
sebagai kesimbangan alam semesta beserta seluruh makhluk.

51
Mari Bertanya

Kalian telah membaca bacaan tentang “Pengertian dan Pembagian


Asta Aiswarya ”. Sekarang, diskusikanlah apa yang telah kalian baca
bersama kelompokmu, dan tulislah di dalam kartu tanya di bawah
ini hal-hal yang blm kalian ketahui:

Tabel 3.1 Kartu Tanya

No Pertanyaan
1

Setelah kalian menulis beberapa pertanyaan pada kartu di atas,


kemudian tukarkan pertanyaanmu dengan kelompok yang lain
dan diskusikan pertanyaan yang diberikan oleh kelompok lain.

52
Mari Menulis

Kamu telah menukar pertanyaan dengan kelompok lain tentang “Pengertian


dan Bagian-bagian Asta Aiswarya”. Sekarang, jawablah pertanyaan kelompok
lain dengan benar dan tulislah jawabanmu pada kolom di bawah ini:
1. soal ….

………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………

2. soal….

………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………

3. soal….

………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………

4. soal ….

………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………

5. soal….

………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………

53
Mari beraktivitas !

Setelah kalian membaca, menulis, beraktivitas dan menjawab soal


kelompok lain sekarang marilah kita evaluasi bersama. Jawablah
pertanyaan di bawah ini dengan benar.
1. Uraikanlah kenapa kemahakuasaan Ida Sang Hyang Widhi
digambarkan seperti Padma Asta Dala!

2. Bagaimanakah konsep kemahakuasaan Tuhan Dalam Asta Aiswarya!

3. Apa saja sifat-sifat kemahakuasaan Ida Sang Hyang Widhi itu!

4. Jelaskanlah masing-masing bagian Asta Aiswarya tersebut!

54
5. Nilai-nilai apa saja yang dapat dipetik dari pembelajaran tentang Asta
Aiswarya!

Kegiatan bersama dengan orang tua

Sampaikanlah apa yang telah kamu pelajari disekolah kepada orang tuamu
dirumah, kemudian mintalah pendapatnya kenapa kita perlu bersembahyang
diberbagai tempat tidak disatu pura saja, apakah ada hubunganya dengan Asta
Aiswarya?

55
Mari Membaca

C. Cerita Kemahakuasaan Ida Sang Hyang Widhi


Kitab Veda banyak menjelaskan tentang
berbagai kemahakuasaan Hyang Widhi
seperti yang tertuang dalam Chandogya
Upanisad (Radhakrhisnan, 1992). Cerita
pendek berikut ini, mengutip percakapan
antara Svetaketu dan ayahnya yang
bernama Udhalaka. Mereka mencoba untuk
mengungkapkan ajaran tentang Veda yang
maha mulia. Cerita berawal ketika Svetaketu
bertanya kepada ayahnya, Uddalaka, yang
membicarakan keberadaaan Tuhan:
“Percayalah, anakku,” kata ayah Svetaketu.
“Brahman adalah esensi tak terlihat dan
Gambar 3.4: Garam yang ditaruh dalam air
Sumber: https://www.google.co.id/search halus yang merupakan Roh seluruh alam
semesta ini.”
“Jelaskan kepadaku, Ayah,” kata Svetaketu. “Baiklah, anakku. Taruhlah garam ini
ke dalam air dan kembali besok pagi.” Svetaketu melakukan seperti yang
diperintahkan ayahnya. Di pagi hari, ayahnya meminta Swetaketu untuk
mengeluarkan kembali garam itu. Swetaketu melihat ke dalam air, tapi tidak bisa
menemukan garam itu karena telah larut.
Ayahnya kemudian berkata, “Minumlah air itu. Bagaimana rasanya?”
“Asin, Ayah”, jawab Svetaketu. “Carilah garam itu lagi,” ayahnya menyuruh
Swetaketu untuk mencari garam yang sudah larut itu. “Aku tidak bisa melihat garam,
Ayah. Aku hanya melihat air yang rasanya asin,” komentar Svetaketu. Ayah
Svetaketu kemudian berkata, “Dengan cara yang sama, O anakku, Kamu tidak
dapat melihat Sang Pencipta. Akan tetapi sebenarnya Dia ada dimana-mana dan
meresapi segala yang ada di alam semesta ini. Beliau tidak dapat dilihat, tetapi
dapat dirasakan melalui segala ciptaan-Nya yang ada di alam semesta ini
(Radhakrishnan, 1992).
Cerita ini menunjukan adanya keterkaitan dengan Assta Aiswarya Cerita ini
menunjukkan bagian dari sifat kemahakuasaan Tuhan yang sangat halus (Anima).
Cerita ini menunjukkan bahwa Tuhan mempunyai sifat yang mampu untuk menyatu

56
dengan segala ciptaan-Nya dari semua makhluk, dan menguasai segala yang ada
(Wasitwa) dari segala penjuru alam semesta. Selain itu, percaya terhadap Tuhan
mempunyai pengertian yakin terhadap Tuhan itu sendiri. Pengakuan atas dasar
keyakinan bahwa sesungguhnya Tuhan itu ada, maha kuasa, maha esa dan maha
segala-galanya. Tuhan Yang Maha Kuasa, yang disebut juga Hyang Widhi
(Brahman), adalah Ia yang kuasa atas segala yang ada ini. (Cerita di kutip dari buku
siswaAgama Hindu dan Bp kelas IX hal: 7)

Mari beraktivitas

Kalian telah membaca bacaan berjudul “Cerita Kemahakuasaan Ida Sang


Hyang Widhi”, sekarang, jawablah pertanyaan berikut :
b. Sifat kemahakuasaan apa saja yang terdapat dalam cerita tersebut!

2. Bagaimanakah penggambaran Brahman atau Ida Sang Hyang Widhi dalam


cerita tersebut!

c. Adakah hubunganya cerita tersebut dengan Asta Aiswarya, coba berikan


pendapatmu!

57
Mari Menulis Cerita

Rangkuman Materi
Kalian telah membaca, menulis dan bercerita tentang “Kemahakuasaan Ida Sang
Hyang Widhi”, sekarang buatlah karangan cerita yang menggambarkan
kemahakuasan Tuhan dengan bahasamu sendiri. Tulislah pada kolom di bawah ini.

Rangkuman Materi
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………

Kegiatan bersama dengan orang tua


Asrama
Tanyakanlah kepada orang tuamu pernahkah mendengar tentang
cerita-cerita kemahakuasaan Tuhan, mintalah untuk
menceritakan!

58
D.Sloka-sloka yang berhubungan dengan Kemaha Kuasaan Ida Sang
Hyang Widhi
Sifat kemahakuasaan Ida Sang hyang Widhi tertuang dalam beberapa sloka
kitab-kitab Hindu seperti didalam kitab Bhagavad Gita, Tuhan bersabda mengenai
hal ini, sebagai berikut:
Etadyonini bhutani
sarvani ty upadharaya
aham kristnasya jagatah
prabhavah pralayas tatha. (BG. VII.6)
Artinya;
Ketahuilah, bahwa semua insani mempunyai sumber-sumber kelahiran disini, Aku
adalah asal mula alam semesta ini demikian pula kiamat-kelaknya nanti.

Aham atma gudakesa


sarva bhutasaya sthitah
aham adis cha madhyam cha
bhutanam anta eva cha. (BG.X.20)
Artinya;
Aku adalah jiwa yang berdiam dalam hati segala insani, wahai Gudakesa. Aku
adalah permulaan, pertengahan dan penghabisan dari mahluk semua.

yach cha pi sarvabhutanam


bijam tad aham arjuna
na tad asti vina syan
maya bhutam characharam. (BG. X.39)
Artinya:
Dan selanjutnya apapun, oh Arjuna, aku adalah benih dari segala mahluk, tidak ada
sesuatupun bisa ada, bergerak atau tidak bergerak, tanpa aku.
Tuhan (Sang Hyang Widhi), yang bersifat Maha Ada, juga berada disetiap
mahluk hidup, didalam maupun doluar dunia (imanen dan transenden). Tuhan
(Hyang Widhi) meresap disegala tempat dan ada dimana-mana (Wyapi Wyapaka),
serta tidak berubah dan kekal abadi (Nirwikara). Di dalam Upanisad (k.U. 1,2)
disebutkan bahwa Hyang Widhi adalah "telinga dari semua telinga, pikiran dari
segala pikiran, ucapan dari segala ucapan, nafas dari segala nafas dan mata dari
59
segala mata", namun Hyang Widhi itu bersifat gaib (maha suksma) dan abstrak
tetapi ada. Di dalam Bhuana Kosa disebutkan sebagai berikut:
"Bhatara Ciwa sira wyapaka
sira suksma tan keneng angen-angen
kadiang ganing akasa tan kagrahita
dening manah muang indriya".

Artinya:
Tuhan (Ciwa), Dia ada di mana-mana, Dia gaib, sukar dibayangkan, bagaikan
angkasa (ether), dia tak dapat ditangkap oleh akal maupun panca indriya.
Walaupun amat gaib, tetapi Tuhan hadir dimana-mana. Beliau bersifat wyapi-
wyapaka, meresapi segalanya. Tiada suatu tempatpun yang Beliau tiada tempati.
Beliau ada disini dan berada disana Tuhan memenuhi jagat raya ini.

"Sahasrasirsa purusah sahasraksah sahasrapat,


sa bhumim visato vrtva tyatistad dasangulam". (Rg Veda X.90.1)
Tuhan berkepala seribu, bermata seribu, berkaki seribu, Ia memenuhi bumi-bumi
pada semua arah, mengatasi kesepuluh penjuru.

Seribu dalam mantra Rg. Veda di atas berarti tak terhingga. Tuhan berkepala
tak terhingga, bermata tak terhingga, bertangan tak terhingga. Semua kepala adalah
kepa-Nya, semua mata adalah mata-Nya, semua tangan adalah tangan-Nya.
Walaupun Tuhan tak dapat dilihat dengan mata biasa, tetapi Tuhan dapat dirasakan
kehadirannya dengan rasa hati, bagaikan garam dalam air. Ia tidak tampak, namun
bila dicicipi terasa adanya disana. Demikian pula seperti adanya api di dalam kayu,
kehadirannya seolah-olah tidak ada, tapi bila kayu ini digosok maka api akan
muncul.
Eko devas sarva-bhutesu gudhas
sarva vyapi sarwa bhutantar-atma
karmadyajsas sarvabhutadhivasas
saksi ceta kevalo nirgunasca. (Svet. Up. VI.11)
Tuhan yang tunggal sembunyi pada semua mahluk, menyusupi segala, inti hidupnya
semua mahluk, hakim semua perbuatan yang berada pada semua mahluk, saksi
yang mengetahui, yang tunggal, bebas dari kualitas apapun.

60
Karena Tuhan berada di mana-mana, ia mengetahui segalanya. Tidak ada sesuatu
apapun yang ia tidak ketahui. Tidak ada apapun yang dapat disembunyikan kepada-
Nya. Tuhan adalah saksi agung akan segala yang ada dan terjadi. Karena demikian
sifat Tuhan, maka orang tidak dapat lari kemanapun untuk menyembunyikan segala
perbuatannya. Kemanapun berlari akan selalu berjumpa dengan Dia. Tidak ada
tempat sepi yang luput dari kehadiran-Nya.
Yas tisthati carati yasca vancanti
Yo nilayam carati yah pratamkam
dvatu samnisadya yanmantrayete
raja tad veda varunas trtiyah (A.W. IV.16.2)
Siapapun berdiri, berjalan atau bergerak dengan sembunyi-sembunyi, siapaun yang
membaringkan diri atau bangun, apapun yang dua orang duduk bersama bisikan
satu dengan yang lain, semuanya itu diketahui oleh Tuhan (Sang Raja Alam
Semesta), ia adalah uyang ketiga hadir di sana.
Kendatipun Tuhan itu selalu hadir dan meresap di segala tempat, tetapi sukar
dapat dilihat oleh mata biasa. Indra kita hanya dapat menangkap apa yang dilihat,
didengar, dikecap dan dirasakan. Kemampuannya terbatas, sedangkan Tuhan
(Hyang Widhi) adalah Maha Sempurna dan tak terbatas.
Di dalam Veda disebutkan bahwa Tuhan (Hyang Widhi) tidak berbentuk
(nirupam), tidak bertangan dan berkaki (nirkaram nirpadam), tidak berpancaindra
(nirindryam), tetapi Tuhan (Hyang Widhi) dapat mengetahui segala yang ada pada
mahluk. Lagi pula Ida Sang Hyang Widhi tidak pernah lahir dan tidak pernah tua,
tidak pernah berkurang tidak juga bertambah, namun Beliau Maha Ada dan Maha
Mengetahui segala yang ada di alam semesta ini. Tuhan berkuasa atas semua dan
Tunggal atau Esa adanya.
Karena Tuhan tidak terjangkau oleh pikiran, maka orang membayangkan
bermacam-macam sesuai dengan kemampuannya. Tuhan yang Tunggal (Esa) itu
dipanggilnya dengan banyak nama sesuai dengan fungsinya. Ia dipanggil Brahma
sebagai pencipta, Wisnu sebagai pemelihara dan Ciwa sebagai pelebur/pemralina.
Banyak lagi panggilannya yang lain. Ia maha tahu, berada dimana-mana. Karena itu
tak ada apapun yang dapat kita sembunyikan dihadapan-Nya. Orang-orang
menyembah-Nya dengan bermacam-macam cara pada tempat yang berbeda-beda.

61
Kepada-Nyalah orang menyerahkan diri, mohon perlindungan dan petunjuk-Nya
agar ia menemukan jalan terang dalam mengarungi hidup ini.
Agama Hindu mendidik umatnya untuk yakin akan adanya kemaha Agungan
Sang Hyang Widhi Wasa. Tuhan merupakan sumber segala yang ada di alam ini
baik yang tampak nyata maupun yang abstrak (sekala - niskala). Tuhan berada di
mana- mana dan mengatasi segala keadaan, ada tanpa diadakan atau ada karena
mengadakan dirinya sendiri (Wibhu Sakti), Maha Pencipta (Krya Sakti), dan maha
mengetahui segala- galanya (Jnana Sakti). Brahman adalah Maha Esa, oleh karena
itu agama Hindu adalah Monotheisme.
Dalam menguasai alam semesta Tuhan Yang Maha Esa dikenal dalam
berbagai manifestasi sesuai fungsi dan kemahakuasaan- Nya dalam nama "Dewa"
(Dewa berasal dari kata Sanskerta DIV- Sinar).
Reg Weda Mandala I, Sukta 164, mantra 46:
ekam sat wipra bahuda wadanti,
agnim yamam matariswanam.
Artinya:
Tuhan itu hanya satu adanya, oleh para Resi disebutkan dengan berbagai nama
seperti: AGNI, YAMA, MATARISWAN
Upanishad IV.2.1.
ekam ewa
adwityam brahman
Tuhan itu hanya satu tidak ada duanya.

Upanishad IV.2.1.
ekam ewa
adwityam brahman
Tuhan itu hanya satu tidak ada duanya.

Narayana Upanishad
narayanad na dwityo 'asti kascit.
Narayana tidak ada dua- Nya yang hamba hormati.

Banyak gelar lagi yang dipersembahkan oleh umat Hindu kepada Tuhan
Yang Maha Esa sebagai:
62
Sang Hyang Parameswara (Raja Termulia), Parama Wisesa (Maha Kuasa), Jagad
Karana (Pencipta Alam) dan lain- lainnya. Sebagai Pencipta Ia bergelar Brahma
(Utpati), sebagai Pemelihara dan Pelindung (Sthiti) Ia disebut Wisnu dan dalam
fungsi atau kekuasaan- Nya mengembalikan segala isi alam ini kepada sumber
asalnya (pralina) Ia bergelar Siwa. Dalam ketiga gelar perwujudan inilah Ia disebut
Tri Murti.

Kalian telah membaca bacaan berjudul “Sloka-sloka yang


berhubungan dengan Kemaha Kuasaan Ida Sang Hyang Widhi”,
sekarang, jawablah pertanyaan berikut :

1. Sebutkanlah beberapa kitab yang menguraikan tentang


kemahakuasaan Tuhan!

2. Sebutkan dan lantunkanlah salah satu sloka yang menyatakan tentang


keesaanIda Sang Hyang Widhi Wasa!

63
Mari Menyimpulkan

Kesimpulan Materi
Kalian telah membaca, menulis dan berdiskusi tentang “Sloka-sloka yang
berhubungan dengan Kemaha Kuasaan Ida Sang Hyang Widhi”, sekarang buatlah
kesimpulan dengan bahasamu sendiri tentang isi sloka-sloka tersebut di atas.
Tulislah pada kolom di bawah ini.

Rangkuman Materi
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………..

Kegiatan bersama dengan orang tua


Asrama
Tanyakanlah kepada orang tuamu bagaimana cara melantunkan
sloka atau mantra dengan benar!

64
Uji Kompetensi

A. Pilihan Ganda
Silanglah huruf a, b, c atau d jawaban yang paling benar!
11. Umat Hindu meyakini Sang Hyang Widhi hanya satu yang menghidupi
semua makhluk dan menjadi inti bathin dari alam semesta, sebagaimana
disebutkan dalam teks terjemahan Svetasvatara Upanisad VI.11, yaitu
Tuhan yang tunggal sembunyi pada semua makhluk merupakan arti dari
ucapan mantra yang berbunyi :
A. Brahman Atman Aikyam
B. Ekam Eva Adwityam Brahman
C. Eko devas sarva bhutesu gudhas
D. Eko narayana nadwityo sti kascit
12. Dalam kitab Wrhaspati Tattwa Sloka 66 dijelaskan bahwa Sang Hyang
Widhi memiliki delapan sifat kemakuasaan, penjelasan ini merupakan arti
dari...
A. Asta Bratha
B. Asta Dala
C. AstaKosala-Kosali
D. Asta Aiswarya
13. Sang Hyang Widhi memiliki sifat hana tan hana artinya beliau ada namun
tidak nampak, karenaNya beliau sering disimbolkan dengan berbagai
simbol yang diyakini memiliki kekuatan, seperti delapan sifat
kemahakuasaan Sang Hyang Widhi yang disimbolkan dengan....
A. Padma asta dala
B. Padma lingga
C. Padma anglayang
D. Padmasari
14. Kedelapan sifat kemahakuasaan Sang Hyang widhi dbawah ini adalah...
A. Anima, lagima, mahima prapti, Wyakarana, Chanda, Jyothisa,
yatrakamawasayitwa
B. Anima, lagima, mahima, prapti, Agnida, prakamya, isitwa,
yatrakamawasayitwa

65
C. Anima, lagima, mahima, prapti, prakamya, isitwa, Wasitwa,
yatrakamawasayitwa
D. Anima, lagima, mahima, prapti, prakamya, isitwa, Wisada,
yatrakamawasayitwa
15. Kemahakuasaan Sang Hyang Widhi jika dibandingkan dengan salah satu
unsur panca mahabhuta yaitu ether yang memiliki sifat yang ringan, jauh
lebih ringan sifat kemahakuasaan Sang Hyang Widhi yang disebut...
A. Laghima
B. Mahima
C. Anima
D. Prapti
16. Pelaksanaan persembahyangan pada saat hari purnama maupun tilem
diberbagai tempat seperti sekolah, kantor, maupun ditempat lainnya pada
waktu bersamaan memuja kemahakuasaan Sang Hyang Widhi, beliau
selalu dapat menjangkaunya/tercapai oleh-Nya, kemana ia hendak pergi,
disana Ia telah ada, sifat beliau yang demikian disebut...
A. Anima
B. Prapti
C. Wasitwa
D. Isitwa
17. Bila seorang mengalami penderitaan baik ringan maupun berat selalu
mereka berpasrah kepada Tuhan karena beliau sebagai Raja dari segala
Raja yang berkuasa ini menunjukan sifat Tuhan yang disebut....
A. Isitwa
B. Mahima
C. Anima
D. Prakamia
18. Adanya kelahiran makhluk hidup yang berbeda-beda misalnya ada yang
kaya, ada yang miskin ada yang sempurna, ada yang cacat, semua itu
ditentukan oleh Tuhan karena beliau memiliki sifat kemahakuasaan Tuhan
yang mahakuasa dalam Asta Aiswarya disebut...
A. Wasitwa
B. Prapti
C. Prakamya
66
D. Laghima
19. Dalam Cerita Candogya Upanisad diceritakan: Percakapan antara
Swetaketu dengan ayahnya bernama Udhalaka yang berawal ketika
Svetaketu bertanya tentang keberadaan Tuhan, ayahnya berkata...”
Percayalah anaku bahwa brahman adalah esensi tak terlihat dan halus
yang merupakan roh dari seluruh alam semesta ini, cobalah engkau taruh
garam kedalam air dan besok pagi keluarkanlah garam tersebut” Svetaketu
tidak mampu mengeluarkan garam tersebut tetapi hanya mampu
merasakan air tersebut rasanya berubah menjadi asin dan Svetaketu tidak
menemukan garam yang ditaruh di air itu lagi.
Cuplikan cerita tersebut menunjukkan adanya keterkaitan dengan Asta
Aiswarya pada bagian kemahakuasaan Tuhan yang sangat halus dan
mampu meresap dan menyatu dengan segala ciptaan-Nya, yang disebut...
A. Anima dan Yatrakama Wasitwa
B. Anima dan Prapti
C. Laghima dan Anima
D. Prapti dan Prakamya
10. Perhatikan pernyataan terkait Asta Aiswarya berikut ini!
1) Tidak ada yang mampu melawan-Nya
2) Tidak ada yang lebih keci dari-Nya
3) Tidak ada yang bisa menentang-Nya
4) Tidak ada yang lebih besar dari-Nya
Dari pernyataan tersebut yang sesuai dengan sifat Yatra Kama Wasayitwa
terdapat pada nomor….
A. 1 dan 3
B. 2 dan 3
C. 3 dan 4
D. 4 dan 5

67
B. Esai
Jawablah Pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan benar!
6. Jelaskanlah pengertian Asta Aiswarya!
7. Sebutkankanlah bagian-bagian dari Asta Aiswarya!
8. Jelaskanlah masing-masing sifat kemahakuasaan Ida Sang Hyang Widhi!
9. Berikanlah contoh-contoh sifat kemahakuasaan Ida Sang Hyang Widhi!
10. Sebutkan dan jelaskanlah salah satu sloka yang berhubungan dengan
Asta Aiswarya!

Refleksi

9. Apa yang kamu pelajari hari ini ?


……………………………………………………………
……………………………………………………………
10.Pengetahuan apa saja yang dapat kamu
dapat melalui pembelajaran hari ini ?
……………………………………………………………
…………………………………………………………..
11.Keterampilan apa saja yang dapat kamu
kuasai melalui pembelajaran hari ini ?
……………………………………………………………
……………………………………………………………
12.Apa yang akan kamu lakukan setelah
melalui pembelajaran hari ini ?
……………………………………………………………

68
ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL (UAS)

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat diantara opsien A, B, C, dan
D yang anda anggap paling benar.

1. Veda itu hendaknya dipelajari dengan sempurna melalui jalan mempelajari


Itihasa dan Purana sebab Veda itu akan takut kepada orang-orang yang
sedikit pengetahuannya, sabdanya wahai tuan-tuan jangan datang padaku,
demikian konon sebdanya karena takut. Uraian terjemahan sloka tersebut
terdapat dalam pustaka suci...
A. Bhagawadgita C. Sarassamuscaya
B. Chandogya Upanisad D. Wrehaspatitattwa
2. Kesusastraan Hindu yang isinya menceritakan kisah-kisah epik atau
kepahlawanan para raja dan ksatria Hindu pada masa lampau dalam
kisahnya berisi ajaran filsafat agama mithologi dan makhluk supernatural, hal
ini terhimpun dalam kitab yang disebut....
A. Itihasa C. Purana
B. Ayur veda D. Artha Sastra
3. Veda yang diterima secara langsung melalui pendengaran oleh para Maha
Rsi sesuai dengan kondifikasinya disebut dengan....
A. Veda Smerti C. Veda Sruti
B. Vedangga D. Veda Parikrama
4. Mempelajari Veda hendaknya menguasai bagian-bagian Sadangga Veda,
seperti cara melagukan mantram-mantram agar memiliki arti yang tepat
sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang salah hal ini diuraikan dalam
Sadangga Veda yakni bagian...
A. Wyakarana C. Jyothisa
B. Chanda D. Nirukta
5. Wahyu Tuhan yang diterima oleh para Maha Rsi agar tersusun dan tidak
tercecer, maka ada usaha Maha Rsi Vyasa untuk mengkodifikasikan Veda
sesuai jaman dan pembagiannya seperti jaman mantra, tersusun Catur
Veda Samhita salah satunya dikumpulkan oleh Maha Rsi Pulaha murid
Maha Rsi Vyasa yaitu bagian...
A. Reg Veda C. Sama Veda
B. Yayur Veda D. Atharwa Veda

69
6. Karya sastra yang ditulis oleh Maha Rsi Vyasa yang dibantu oleh Dewa
Ganesha isinya mengisahkan keluarga Bharata terurai kedalam parwa-
parwa sebanyak delapan belas parwa, karya sastra tersebut terkenal
dengan nama kitab...
A. Mahabharata C. Ramayana
B. Gatotkacasraya D. Bhomantaka
7. Mahabharata dalam kodifikasi veda merupakan bagian dari kitab Itihasa
yang dikelompokan sebagai veda semerti yaitu bagian dari kelompok .....
A. Sadangga Veda C. Vedangga
B. Sruti D. UpaVeda
8. Cerita Mahabharata dalam kisahnya berisi tentang filsafat agama mithologi
dan makhluk supernatural yang sari-sarinya dihimpun oleh Bhagawan
Wawaruci dalam sebuah kitab yang disebut....
A. Menawadharmasastra C. Bhagawadgita
B. Slokantara D. Sarassamuscaya
9. Pada zaman kerajaan di Indonesia kitab Itihasa diterjemahkan ke dalam
bahasa jawa kuno dan diadaptasi sesuai dengan kebudayaan lokal yang
digubah menjadi kakawin seperti gubahan Mpu Kanwa yang
dipersembahkan kepada Raja Airlangga dari kerajaan Medang Kemulan,
gubahan tersebut terkenal dengan nama Kekawin...
A. Ramayana C. Arjunawiwaha
B. Hariwangsa D. Hariwangsa
10. Kakawin Bharatayuddha yang isinya tentang peperangan antara keluarga
Pandawa dengan Kaurawa sebagai wujud hancurnya suatu kerajaan yang
tidak mengindahkan kaidah-kaidah atau aturan-aturan yang berlaku
kakawin ini dipersembahkan kepada Prabu Jayabhaya yang ditulis pada
akhir masa pemerintahan Raja Daha (Kediri), Kakawin ini adalah hasil
karya sastra...
A. Mpu Sedah dan Mpu Panuluh
B. Mpu Sendok dan Mpu Beradah
C. Mpu Triguna dan Mpu Tanakung
D. Mpu Kanwa dan Mpu Panuluh
11. Kisah timbulnya permusuhan dan pertentangan diantara para Pandawa
lima dengan saudara sepupu mereka sang seratus Kaurawa, mengenai
70
sengketa hak pemerintahan tanah Negara Astina puncaknya adalah
perang Bharatayuddha di Medan Kurukesetra, kisah ini diceritakan dalam
parwa...
A. Sabhaparwa C. Adiparwa
B. Wanaparwa D. Wirataparwa
12. Bila tidak mampu mengendalikan indriya maka akan timbul hal-hal yang
tidak dapat kita harapkan seperti halnya permainan dadu dalam kisah
Mahabharata antara pangeran Dhuryodana dengan Yudisthira yang
berakhir ricuh sehingga terjadi kutukan oleh Pandawa lima dan Dewi
Dupadi kepada Korawa atas perbuatannya yang salah ucap, hal ini
diceritakan dalam parwa...
A. Wirataparwa C. Sabhaparwa
B. Adiparwa D. Wanaparwa
13. Dalam Mahaprastanika Parwa diceritakan, Setelah perang Bharata Yuda
Yudistira menyerahkan tapuk pemerintahanya kepada Parikesit putra
Abimanyu, Beliau sepakat bersama saudara-saudaranya berserta istrinya
untuk mengakhiri masa keduniawiannya untuk menuju tujuan akhir. Yudistida
mengajak saudara-saudaranya dan Istrinya untuk menuju puncak Himalaya
sebagai langkah awal menuju sorga. Dalam perjalananya banyak rintangan
yang mereka hadapi, selain jalan yang terjal, juga jalan berbatuan, hutan
lebat, tebing serta cuaca yang tidak menentu. Singkat cerita karena
kelelahan maka Drupadi tidak bisa mengikuti perjalanan suaminya dan
akhirnya meninggal dunia. Dengan meninggalnya Drupadi maka Bima
bertanya kepada Yudistira… Wahai Kakanda Yudistira kenapa adinda
Drupadi tidak bisa mengikuti perjalanan kita?, dijawablah oleh Yudistira… Oh
adikku Bima, Drupadi meninggal karna ia terlalu membedakan cintanya untuk
kita, dia paling mencintai Arjuna. Selanjutnya meninggalah Saha Dewa, dan
Bima bertanya lagi kepada Yudistira, wahai kakanda… kenpa Saha Dewa
tidak bisa mengikuti perjalanan kita juga?, dijawablah karna ia merasa lelaki
paling tampan, dan selanjutnya meninggalah Nakula, Arjuna dan Bima,
Sebelum Bima mati iapun sempat bertanya, wahai kakanda aku sudah mulai
tidak kuat, kenapa aku tidak bisa mengikuti perjalananmu?, Yudistirapun
menjawab… karena dirimu dimasa lalu sangat rakus dan bagian orang lain
selalu engkau habiskan. Akhirnya hanya Yudistira dan Anjing hitam yang
71
ditemukan dalam perjalanan itulah yang bisa sampai di puncak Himalaya, dan
akhirnya dijemputlah oleh Indra menuju alam Nirwana. Penggalan cerita
tersebut sarat berhubungan dengan nilai-nilai pendidikan, yakni:
A. Kasih sayang
B. Cintakasih
C. Karmaphala
D. Kebersamaan
14. Bhisma parwa mengisahkan peperangan antara Pandawa dengan
Kaurawa, dalam kisah ini Arjuna linglung tidak mau mengangkat busur
karena yang dihadapi dalam perang adalah kakek Bhisma guru Drona,
kriva carya dan saudara sepupunya, sehingga terjadi wejangan Krisnha
kepada Arjuna yang sangat panjang, bulir-bulir wejangannya dibukukan
dalam sebuah kitab yang disebut...
A. Kitab Manu Smerti C. Kitab Dharma Sutra
B. Kitab Isa Upanisad D. Kitab Bhagawadgita
15. Dalam Adiparwa dikisahkan saat Kaurawa dengan Pandawa makan
bersama di Istana, Bhisma mengajarkan kepada cucu-cucunya dengan
memberikan syarat cara makan bersama yaitu makan tidak boleh menekuk
siku syarat ini mengandung nilai ajaran budi pekerti yang sangat dalam
yaitu....
A. makan dengan menjulurkan bibir ke makanan
B. makan dengan menggunakan sendok makan yang panjang
C. makan dengan penuh rasa persaudaraan, kerukunan dan
kekeluargaan
D. makan dengan kemewahan
16. Epos Mahabharata memiliki sifat-sifat yang dramatis tokoh-tokohnya
seolah-olah nyata karena perwatakan mereka digambarkan dengan sangat
hidup sehingga peran tokoh dalam cerita Mahabharata sangat
berpengaruh dalam perilaku kehidupan sehari-hari seperti peran tokoh
yang antagonis dibawah ini adalah...
A. Yudhistira C. Sakuni
B. Krisnha D. Bhisma
17. Masa pengembaraan Pandawa di hutan Kamyaka selama dua belas tahun
sebagai akibat kalahnya dalam permainan dadu yang dilanjutkan dengan
72
kehidupan Pandawa dalam penyamaran selama setahun di Negeri wirata
yaitu pada tahun ketiga belas masa pembuangan mereka , kisah ini di
ceritakan dalam parwa...
A. Sabhaparwa dan Wirataparwa C. Wanaparwa dan Wirataparwa
B. Adiparwa dan Wirataparwa D. Udyogaparwa dan Wirataparwa
18. Karnaparwa menceritakan peperangan di medan Kurukesetra ketika Karna
menjadi mahasenapati balatentara Kaurawa dalam kisah ini Arjuna
mewujudkan perkataannya untuk memengal kepalanya Karna yang
terucap saat Dewi Drupadi di telanjangi oleh Dhursasana, dilihat dari
rangkaian ceritanya Karnaparwa merupakan parwa yang ke....
A. Enam C. Tujuh
B. Delapan D. Sembilan
19. Dalam cerita kelairan Bhisma terkandung makna ajaran Karma Phala yaitu
para wasu yang perilakunya mencuri sapi kepunyaan Rsi dikutuk untuk
menjelma kembali menjalani hukuman, dari kedelapan wasu yang
paling lama menjalani hukuman adalah menjelma menjadi....
A. Bhagawan Wiasa C. Bagawan Parasara
B. Bhisma D. Maharaja Santanu
20. Dalam kisah kelahiran Bhisma disebutkan akibat Hyang Brahma murka
dewi Gangga dikutuk turun kedunia menjalani hukuman ,kemudian setelah
Dewi Gangga kawin dengan Raja Santanu lahirlah Bhisma, singkat cerita
Dewi Gangga kembali ke sorga loka, dan Raja Santanu beristri lagi dengan
Dhurgandini mantan istri Bhagawan Parasara, Perkawinan antara Parasara
dengan Dhurgandini melahirkan....
A. Rsi Vyasa C. Rsi Kanwa
B. Rsi Wiswamitra D. Rsi Baradwaja
21. Prilaku yang didasarkan atas kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang
menjadikan seseorang, keluarga maupun masyarakat agar mampu
menolong dirinya sendiri dibidang kebersihan dan kesehatan serta
berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat adalah
pengertian ...
A. Pola hidup bersih dan sehat
B. Penerapan hidup bersih dan sehat
C. Perilaku hidup bersih dan sehat
73
D. Perencanaan hidup bersih dan sehat
22. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat sangat penting untuk
diterapkan guna menjaga hubungan yang harmonis baik antara manusia
dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan
lingkungannya merupakan penerapan ajaran.....
A. Tri Kaya Parisudha C. Tri Pramana
B. Tri Hita Karana D. Tri Rna
23. Salah satu cara penerapan perilaku hidup bersih dan sehat di pura yaitu
memberantas jentik nyamuk, jika dibiarkan dapat menyebabkan suatu
penyakit dari luar tubuh hal ini dijelaskan dalam lontar adhibhaudika,
walaupun demikian memberantas / membunuh nyamuk tidak bertentangan
dengan ajaran agama , dalam lontar Wrtti Sesana disebutkan membunuh
nyamuk termasuk....
A. Dewa Puja C. Pitra Puja
B. Atiti Puja D. Dharma Wigata
24. Pernyataan dibawah ini yang bukan merupakan cara penerapan PHBS di
pura adalah....
A. Merokok di areal Pura karena tidak ada tanda larangan
B. Mencegah hewan peliaraan berkeliaaran di Pura
C. Menggunakan pakaian yang bersih, rapi, dan sopan
D. membuang sampah pada tempatnya sesuai jenis sampah
25. Setiap hari kita mengucapkan mantram yang bertujuan membersihkan
tangan kanan kita, sebelum sembahyang sebagai perilaku
pembersihan/penyucian dalam bentuk bathin yang diucapkan dengan
mantram...
A. Om suddhamam swaha
B. Om hati suddahman swaha
C. Om sanjiwani ya namah swaha
D. Om Ang Brahma ya namah swaha
26. Menerapkan prilaku hidup bersih dan sahat (PHBS) di Pura akan
menimbulkan dampak di areal Pura dampak positifnya adalah...
A. Terciptanya kenyamanan dan ketenangan ketika melaksanakan
persembahyang di pura
B. Timbulnya bau busuk ketika melaksanakan persembahyang di pura
74
C. Riuhnya suara anjing yang dibiarkan berkeliaran di pura
D. Banyaknya nyamuk berkeliaran di lingkungan pura
27. Susila sebagai anggota OSIS bidang ketaqwaan kegiatannya setiap hari
purnama dan tilem senantiasa menyiapkan sarana persembahyangan
seperti air untuk tirtha, bija, serta sarana lainnya di pura padmasana
sekolah seingga setiap siswa yang sembahyang terpenuhi
kelengkapannya sehingga merasa nyaman dan khusuk, bila ditinjau dari
ajaran Tri Hita Karana susila melaksanakan bagian...
A. Pariyangan C, Pawongan
B. Palemahan D, Semua jawaban benar
28. Dalam lontar purwaka budha disebutkan mantra Om tas mawastra mami
buda ya namah swaha merupakan salah satu cara penerapan PHBS pada
saat mulai...
A. memakai pakaian sembahyang C. membersihkan tangan
B. membersikan badan D. menggosok gigi

29. Tujuan PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan prilaku
umat Hindu dalam melaksanakan PHBS dan terciptanya lingkungan Pura
yang bersih dan sehat, hal ini diterapkan oleh...
A. Pandita/Pinandita C. Pengunjung Pura
B. Umat Hindu pada umumnya D. Semua jawaban benar
30. Pengetahuan tentang PHBS hendaknya kita kuasai agar tidak menyimpang
dari indikator bersih dan sehat seperti syarat fisik air bersih dibawah ini,
yang bukan merupakan syarat fisik air bersih dibawah ini adalah...
A. Tempat penampungan air yang bersih, terhindar dari debu, bibit
penyakit dan binatang serta tumbuan lumut, jamur dan sebagainya
B. Air meninggalkan endapan
C. Air tidak berwarna
D. Air tidak berasa
31. Umat Hindu meyakini Sang Hyang Widhi hanya satu yang menghidupi
semua makhluk dan menjadi inti bathin dari alam semesta, sebagaimana
disebutkan dalam teks terjemahan Svetasvatara Upanisad VI.11, yaitu
Tuhan yang tunggal sembunyi pada semua makhluk merupakan arti dari
ucapan mantra yang berbunyi :
75
A. Brahman Atman Aikyam C. Ekam Eva Adwityam Brahman
B. Eko devas sarva bhutesu gudhas D. Eko narayana nadwityo sti kascit
32. Dalam kitab Wrhaspati Tattwa Sloka 66 dijelaskan bahwa Sang Hyang
Widhi memiliki delapan sifat kemakuasaan, penjelasan ini merupakan arti
dari...
A. Asta Bratha C. Asta Dala
B. AstaKosala-Kosali D. Asta Aiswarya
33. Sang Hyang Widhi memiliki sifat hana tan hana artinya beliau ada namun
tidak nampak, karenaNya beliau sering disimbolkan dengan berbagai
simbol yang diyakini memiliki kekuatan, seperti delapan sifat
kemahakuasaan Sang Hyang Widhi yang disimbolkan dengan....
A. Padma asta dala C. Padma lingga
B. Padma anglayang D. Padmasari
34. Kedelapan sifat kemahakuasaan Sang Hyang widhi dbawah ini adalah...
A. Anima, lagima, mahima prapti, Wyakarana, Chanda, Jyothisa,
yatrakamawasayitwa
B. Anima, lagima, mahima, prapti, Agnida, prakamya, isitwa,
yatrakamawasayitwa
C. Anima, lagima, mahima, prapti, prakamya, isitwa, Wasitwa,
yatrakamawasayitwa
D. Anima, lagima, mahima, prapti, prakamya, isitwa, Wisada,
yatrakamawasayitwa
35. Kemahakuasaan Sang Hyang Widhi jika dibandingkan dengan salah satu
unsur panca mahabhuta yaitu ether yang memiliki sifat yang ringan, jauh
lebih ringan sifat kemahakuasaan Sang Hyang Widhi yang disebut...
A. Laghima C. Mahima
B. Anima D. Prapti
36. Pelaksanaan persembahyangan pada saat hari purnama maupun tilem
diberbagai tempat seperti sekolah, kantor, maupun ditempat lainnya pada
waktu bersamaan memuja kemahakuasaan Sang Hyang Widhi, beliau
selalu dapat menjangkaunya/tercapai oleh-Nya, kemana ia hendak pergi,
disana Ia telah ada, sifat beliau yang demikian disebut...
A. Anima C. Prapti
B. Wasitwa D. Isitwa
76
37. Bila seorang mengalami penderitaan baik ringan maupun berat selalu
mereka berpasrah kepada Tuhan karena beliau sebagai Raja dari segala
Raja yang berkuasa ini menunjukan sifat Tuhan yang disebut....
A. Isitwa C. Mahima
B. Anima D. Prakamia
38. Adanya kelahiran makhluk hidup yang berbeda-beda misalnya ada yang
kaya, ada yang miskin ada yang sempurna, ada yang cacat, semua itu
ditentukan oleh Tuhan karena beliau memiliki sifat kemahakuasaan Tuhan
yang mahakuasa dalam Asta Aiswarya disebut...
A. Wasitwa C. Prapti
B. Prakamya D. Laghima
39. Bila kita lihat dengan kasat mata bumi, matahari, maupun planet, planet
lainnya luar biasa besarnya, namun jika dibandingkan dengan
kemahakuasaan Sang Hyang widhi jauh lebih besar kemahakuasaan Sang
Hyang Widhi karena beliau memiliki sifat...
A. Prapti C. Isitwa
B. Mahima D. Prakamya
40. Penomena alam seperti Gunung Agung yang menurut para ahli PVMBG
pada tanggal 22 September 2017 ditingkatkan statusnya dari status siaga
menjadi status awas, berarti sudah diketahui adanya gejala akan meletus,
namun kalau Sang Hyang Widhi berkehendak Gunung tidak akan meletus
maka tidak ada yang dapat menentang kehendak dan kodratNya, sifat
kemahakuasaan beliau yang demikian dalam Asta Aiswarya disebut...
A. Yatrakamawasayitwa C. Wasitwa
B. Prapti D. Isitwa
41. a. Anima, b. Laghima, c. Mahima, d. Prapti
Arti dari masing-masing bagian a, b,c dan d secara berurutan yang paling
tepat dibawah ini adalah :
A. a. halus/kecil, b.ringan, c tercapai/terjangkau, d. maha besar
B. d. tercapai/terjangkau, b. maha besar, c. halus/kecil, d. ringan
C. a. halus/kecil, b.ringan, c. maha besar, d. tercapai/terjangkau
D. b. halus/kecil, b. maha besar, c tercapai/terjangkau, d. ringan
42. Banyak dokter ahli yang dapat meracik obat untuk kesembuhan pasien,
namun bila Sang Hyang Widhi berkehendak lain, maka pasien tak dapat
77
terembuhkan karena Sang Hyang Widhi memiliki sifat kemahakuasaan
yang disebut „prakamya” artinya...
A. menagatasi, menguasai atau paling berkuasa
B. semua ruang atau tempat terpenuhi oleh-Nya
C. segala tempat tercapai/ terjangkau oleh-Nya
D. segala kehendaknya selalu terlaksana atau terjadi
43. Cerita tentang kemahakuasaan Sang Hyang Widhi dikutip dari percakapan
antara Svetaketu dengan ayahnya bernama Udhalaka, merekan mencoba
mengungkapkan ajaran veda yang maha mulia, percakapan ini termuat
dalam kitab...
A. Isa Upanisad C. Chandogya Upanisad
B. Werhaspati tattwa D. Slokantara
44. Dalam percakapan antara Svetaketu dengan ayahnya udhalaka
menyatakan sifat Tuhan yang mampu untuk menyatu dengan segala
ciptaan-Nya dan menguasai segala yang ada melalui percobaan air
dengan garam , kemahakuasaan Sang Hyang Widhi yang demikian dalam
Asta Aiswarya disebut...
A. Papti C. Isitwa
B. Wasitwa D. Prakamya
45. Dalam kitab Bhagavadgita X 20 dijelaskan bahwa beliau sebagai sumber
dan awal serta akhir dan pertengahan dari segala yang ada. Sang Hyang
Widhi dikatakan meresapi segala tempat, dan ada dimana-mana serta
kekal abadi, keadaan yang demikian disebutdengan....
A. Acintya C. Nirkaram nirpadam
B. Wyapi wyapaka nirwikara D. Nirwikalpa
46. Disamping Sang hyang widhi memiliki delapan sifat kemahakuasaanNya
beliau juga memiliki empat sifat kemahakuasaan yang disebut....
A. Cadhu Sakti C. Catur Bhuja
B. Catur Bhuta D. Catur Marga
47. Sang Hyang Widhi diyakini dapat mengetahui segala kejadian yang terjadi
baik di masa lampau, sekarang maupun yang akan datang,
kemahakuasaan beliau yang demikian disebut...
A. Prabhu sakti C. Wibhu sakti
B. Jnana sakti D. Kriya sakti
78
48. Sang Hyang Widhi sebagai saksi yang Maha Agung memiliki sifat istimewa
salah satunya adalah dura dharsana yang artinya Sang hyang Widhi
memiliki....
A. Pandangan yang tembus C. Pikiran yang tembus
B. Pendengaran yang tembus D. Pengetahuan yang tembus
49. Wibhu sakti artinya...
A. Tuhan dapat mengetahui segala-galanya, yang meliputi awal,
pertengahan dan akhir dari segala kejadian
B. Tuhan bersifat Maha ada, meresap dan meliputi alam semesta
C. tuhan dapat berbuat apa saja sesuai yang dikehendakinya
D. tuhan menguasai alam semesta baik sebagai pencipta, pemelihara
maupun pelebur yang masing-masing sifatnya disebut Brahma,
Wisnu dan Siwa
50. Bumi selalu berputar pada porosnya, benda-benda angkasa selalu berada
pada posisinya masing-masing, makhluk hidup tidak mampu bernafas
tanpa ada udara, hal ini berkat kemahakuasaan Sang Hyang Widhi Yang
Maha Kuasa, dalam Cadhu Sakti beliau disebut...
A. Prabhu Sakti C. Jnana Sakti
B. Wibhu Sakti D. Kriya Skati

79
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP Abad 21)

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Bangli


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Kelas / Semester : IX / I
Materi pokok : Kitab Mahabharata
Alokasi Waktu : 3 X Pertemuan (9 JP)

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,
gotong royong) santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/ teori.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR PENCAPAIN KOMPETENSI (IPK)


1.1 Menghayati ceritera Mahabharata sebagai 1.1.1 Meyakini pengertian Mahabharata
tuntunan hidup 1.1.2 Meyakini Bagian-bagian Asta dasa parwa
1.1.3 Mensyukuri telah tersusunya kitab
Mahabharata
1.1.4 Menghayati cerita-cerita dalam kitab
Mahabharata

2.1 Disiplin dalam mengahayati kitab 2.1.1 Percaya diri dalam menjelaskan kitab
Mahabharata sebagai tuntunan hidup Mahabharata
2.1.2 Santun dalam menyajikan bagian-bagian
Asta dasa parwa
2.1.3 Menunjukan sikap yang sesuai dengan isi
kitab Mahabharata
2.1.4 Meneladani tokoh baik dalam cerita-cerita
Mahabharata

3.1 Menguraikan isi parwa-parwa dalam Kitab 3.1.1 Menguraikan Pengertian Mahabharata
Mahabharata 3.1.2 Menyebutkan bagian-bagian Asta dasa
parwa
3.1.3 Menguraikan Proses Penyusunan
Mahabharata
3.1.4 Menganalisis cerita singkat dalam Parwa-

80
parwa Mahabharata

4.1 Menyajikan cerita singkat parwa-parwa 4.1.1 Menyajikan kembali pengertian


dalam kitab Mahabharata Mahabharata
4.1.2 Menyajikan bagian-bagian Asta dasa parwa
4.1.3 Menceritakan riwayat penyusunan kitab
Mahabharata
4.1.4 Menceritakan isi masing-masing parwa
dalam Mahabharata

C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Discovery Learning yang menuntun peserta
didik untuk mengamati (membaca) permasalahan, menuliskan penyelesaian dan
mempresentasikan hasilnya di depan kelas, peserta didik diharapkan mampu menyelesaikan
masalah kontekstual, selama dan setelah mengikuti proses pembelajaran ini, peserta didik
diharapkan dapat:
1.1.1 Meyakini esensi kitab Mahabharata sebagai tuntunan hidup
1.1.2 Meyakini bagian-bagian Asta dasa parwa
2.1.1 Percaya diri dalam menjelaskan pengertian Mahabharata sebagai pengalaman hidup
2.1.2 Santun dalam menjabarkan bagian-bagian Asta dasa parwa
3.1.1 Menjelaskan pengertian Mahabharata
3.1.2 Menyebutkan bagian-bagian Asta dasa parwa
4.1.1 Menjabarkan pengertian Mahabharata dengan baik
4.1.2 Menyajikan bagian-bagian Asta dasa parwa
dengan rasa ingin tahu, tanggung jawab, disiplin selama proses pembelajaran, bersikap
jujur, santun, percaya diri,pantang menyerah, memiliki sikap responsif (berpikir kritis)
dan proaktif (kreatif), serta mampu berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik.
Fokus nilai-nilai Sikap
 Religious
 Disiplin
 Mandiri
 Kerja keras
 Integritas
 Kreatif

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler
1) Fakta:
 Bagian-bagian Asta dasa parwa dalam Mahabharata

2) Konsep
 Menjelaskan pengertian Kitab Mahabharata
3) Prinsip
 Mengklasifikasi pengertian Mahabharata dan bagian-bagian Astadasa parwa.
 Meneladani sikap arif dan bijaksana sebagai implementasi dari pemahaman
mengenai Pengertian dan Bagian-bagian Asta dasa parwa
4) Prosedur
 Meneladani sikap arif dan bijaksana sebagai implementasi dari pemahaman
mengenai Asta dasa parwa

81
 Mengklasifikasi bagian-bagian Asta dasa parwa dalam Mahabharata

Materi pembelajaran remedial

 Menguraikan awal mula keluarga Bharata.


Materi pembelajaran pengayaan

 Pembiasaan sikap bijaksana sebagai implementasi dari pemahaman mengenai sejarah


berdirinya Dinasti kuru, mendalami nilai-nilai yang tersirat dalam kitab Mahabharata.
E. Metode Pembelajaran
a. Pendekatan : Saintifik
b. Metode : Mind mapping, teknik ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi), diskusi
kelompok, tanya jawab, penugasan
c. Model : Discovery learning

F. Media Pembelajaran
a. Media LCD projector,
b. Laptop,
c. Bahan Tayang/ Vidio
d. Worksheet atau lembar kerja (siswa)
e. Lembar penilaian
f. Laboratorium komputer sekolah atau warnet
g. Perpustakaan sekolah
h. Buku Penunjang/modul

G. Sumber Belajar
a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Mata Pelajaran Agama
Hindu dan Budi Pekerti. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
b. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Siswa Mata Pelajaran
Pelajaran Agama Hindu dan Budi Pekerti. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
c. Kitab Mahabharata
d. Modul/bahan ajar,
e. Internet,
f. Sumber lain yang relevan

H. Langkah-langkahPembelajaran

1. Pertemuan Ke-1 ( 3 x 40 menit ) Waktu


Kegiatan Pendahuluan 10
Guru : menit
Orientasi(Menunjukkan sikap disiplin sebelum memulai proses pembelajaran, menghayati
dan mengamalkan ajaran agama yang dianut (Karakter) serta membiasakan membaca dan
memaknai (Literasi)).
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Apersepsi
 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya, pada kelas
VIII

82
 Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
Motivasi
 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari ajaran Mahabharata dalam
kehidupan.
 Apabila materi/tema/ projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh, maka
peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang:
 Kitab Mahabharata
 Pengertian Mahabharata
 Pembagian Astadasa parwa
 Diansti Bharata
 Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
 Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
 Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KBM
pada pertemuan yang berlangsung
 Pembagian kelompok belajar
 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.

Kegiatan Inti 100


Sintak menit
Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Stimulation (Berpikir kritis dan bekerjasama (4C) dalam mengamati permasalahan
(stimullasi/ (literasi membaca) dengan rasa ingin tahu, jujur dan pantang menyerah
pemberian (Karakter) pada topic
rangsangan)  Kitab Mahabharata
 Pengertian Mahabharata
 Pembagian Astadasa parwa
 Dinasti Bharata
dengan cara :
 Melihat (tanpa atau dengan alat)/ Berpikir kritis dan bekerjasama
(4C) dalam mengamati permasalahan (Literasi) dengan rasa ingin
tahu, jujur dan pantang menyerah (Karakter)
Menayangkan gambar/foto tentang
 Peserta didik diminta untuk mengamati penayangan gambar
yang disajikan oleh guru maupun mengamati gambar yang
terdapat pada buku siswa
 Mengamati Berpikir kritis dan bekerjasama (4C) dalam mengamati
permasalahan (Literasi) dengan rasa ingin tahu, jujur dan pantang
menyerah (Karakter)
 Peserta didik diminta mengamati gambar /foto yang yang
terdapat pada buku maupun melalui penayangan video yang
disajikan oleh guru seperti gambar dibawah ini

83
 Membaca( dilakukan di rumah sebelum kegiatan pembelajaran
berlangsung), (Literasi)
 Peserta didik diminta membaca materi dari buku paket atau
buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang
berhubungan dengan
 Mendengar
 Peserta didik diminta mendengarkan pemberian materi oleh
guru berkaitan dengan
 Kitab Mahabharata
 Pengertian Mahabharata
 Pembagian Astadasa parwa
 Dinasti Bharata
 Menyimak, Berpikir kritis dan bekerjasama (4C) dalam mengamati
permasalahan (literasi membaca) dengan rasa ingin tahu, jujur dan
pantang menyerah (Karakter)
 Peserta didik diminta menyimak penjelasan pengantar
kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran
mengenai :
 Kitab Mahabharata
 Pengertian Mahabharata
 Pembagian Astadasa parwa
 Dinasti Bharata
Problem Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
statemen mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan
(pertanyaan/ gambar/materi yang disajikan secara berkelompok dan akan dijawab
identifikasi melalui kegiatan belajar Berpikir kritis dan kreatif (4C) dengan sikap
masalah) jujur, disiplin, serta tanggung jawab dan kerja sama yang tingi
(Karakter)

84
 Peserta didik diminta mendiskusikan hasil pengamatannya dan
mencatat fakta-fakta yang ditemukan, serta menjawab
pertanyaanberdasarkan hasil pengamatan yang ada pada buku
paket/buku penunjang;
 Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal
yang belum dipahami berdasarkan hasil pengamatan dari buku
paket yang didiskusikan bersama kelompoknya;:
 Mengajukan pertanyaan tentang :
 Kitab Mahabharata
 Pengertian Mahabharata
 Pembagian Astadasa parwa
 Keluarga Bharata
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
(dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang
bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin
tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk
pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang
hayat. Misalnya :
 Apa manfaat dari mempelajari kitab Mahabharata?
Data Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
collection mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan
(pengumpulan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan
data) belajarBerpikir kritis dan kreatif (4C) dengan sikap jujur , disiplin, serta
tanggung jawab dan kerja sama yang tingi (Karakter)
 Peserta didik diminta mendiskusikan hasil pengamatannya dan
mencatat fakta-fakta yang ditemukan, serta menjawab
pertanyaanberdasarkan hasil pengamatan yang ada pada buku
paket;
 Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal
yang belum dipahami berdasarkan hasil pengamatan dari buku
paket yang didiskusikan bersama kelompoknya;:
 Mengamati bukti-bukti Mahabharata itu benar adanya,
 Wawancara dengan nara sumber
 Mengumpulkan informasi
 Peserta didik diminta mengumpulkan data yang diperoleh dari
berbagai sumber tentang
 Kitab Mahabharata
 Pengertian Mahabharata
 Pembagian Astadasa parwa
 Keluarga Bharata
 Membaca sumber lain selain buku teks,
 Peserta didik diminta mengeksplor pengetahuannya dengan
membaca buku referensi tentang
 Kitab Mahabharata
 Pengertian Mahabharata
 Pembagian Astadasa parwa
 Keluarga Bharata
 Mempresentasikan ulang
 Aktivitas:(Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif,
berkomunikasi dan bekerjasama (4C),) dengan rasa ingin tahu dan

85
pantang menyerah (Karakter)
 Mendiskusikan Berpikir kritis, kreatif, bekerjasama dan saling
berkomunikasi dalam kelompok (4C), dengan rasa ingin tahu dan
pantang menyerah (Karakter)
 Mengulang
 Saling tukar informasi tentang :
 Kitab Mahabharata
 Pengertian Mahabharata
 Pembagian Astadasa parwa
 Dinasti Bharata
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya
sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan
sebagai bahan diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan
metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik
atau pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat
orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Data Peserta didik mengumpulkan berbagai informasi(Berpikir kritis, kreatif,
processing bekerjasama dan saling berkomunikasi dalam kelompok (4C), dengan
(pengolahan rasa ingin tahu, tanggung jawab dan pantang menyerah
Data) (Karakter),literasi (membaca) yang dapat mendukung jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, baik dari buku paket maupun
sumber lain seperti buku penunjang, internet; melalui kegiatan
 Berdiskusi tentang data :
 Kitab Mahabharata
 Pengertian Mahabharata
 Pembagian Astadasa parwa
 Dinasti Bharata
yang sudah dikumpulkan/terangkum dalam kegiatan sebelumnya.

 Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil


kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang
berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar
kerja.
 Pesertadidik mengerjakan beberapa soal mengenai
 Kitab Mahabharata
 Pengertian Mahabharata
 Pembagian Astadasa parwa
 Dinasti Bharata
Verification Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi
(pembuktian) hasil pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber
melalui kegiatan :
 Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan
informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang
bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin,
taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan
kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan :

86
 Kitab Mahabharata
 Pengertian Mahabharata
 Pembagian Astadasa parwa
 Dinasti Bharata
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama
membahas jawaban soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta
didik.
Generalizatio Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan/merangkum
(menarik  Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan berdasarkan hasil
kesimpulan) analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir
sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan
 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang :
 Kitab Mahabharata
 Pengertian Mahabharata
 Pembagian Astadasa parwa
 Dinasti Bharata
 Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan dan
ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan
 Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan peserta didik lain
diberi kesempatan untuk menjawabnya.
 Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa : Laporan hasil
pengamatan secara tertulis tentang
 Kitab Mahabharata
 Pengertian Mahabharata
 Pembagian Astadasa parwa
 Dinasti Bharata
 Menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku pegangan peserta
didik atau lembar kerja yang telah disediakan.
 Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru
melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa.
 Menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat pada buku pegangan
peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan secara
individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran
Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang
meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah
tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan) dan dicatat dalam jurnal perkembangan sikap.
Kegiatan Penutup 10
Peserta didik : menit
 Membuat rangkuman dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
 Mengagendakan pekerjaan rumah. (penugasan terstruktur/tidak terstruktur)
 Mengagendakan projek yang harus mempelajari pada pertemuan berikutnya di luar
jam sekolah atau dirumah.
Guru :
 Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta didik yang
selesai mengerjakan projek dengan benar diberi paraf/keterangan serta diberi
nomor urut peringkat, untuk penilaian projek.

87
 Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama
yang baik

I. PENILAIAN
1. Sikap Spiritual

No Teknik Bentuk Contoh butir Waktu Keterangan


Instrumen Instrumen pelaksanaan
1 Observasi Jurnal Lampiran 4 Saat Penilaian untuk dan
pembelajaran pencapaian pembelajaran
berlangsung (assessment for and of
learning)
2 Penilaian Lembar Lampiran 5 Setelah Penilaian sebagai
diri Penilaian diri pembelajaran pembelajaran
selesai (assessment as learning)
3 Penilaian Lembar Lampiran 6 Setelah Penilaian sebagai
antar penilaian pembelajaran pembelajaran
teman antar teman selesai (assessment as learning)

2. Sikap Sosial

No Teknik Bentuk Contoh butir Waktu Keterangan


Instrumen Instrumen pelaksanaan
1 Observasi Jurnal Lampiran 4 Saat Penilaian untuk dan
pembelajaran pencapaian pembelajaran
berlangsung (assessment for and of
learning)

2 Penilaian diri Lembar Lampiran 5 Setelah Penilaian sebagai


Penilaian diri pembelajaran pembelajaran
selesai (assessment as learning)

3 Penilaian antar Lembar Lampiran 6 Setelah Penilaian sebagai


teman penilaian pembelajaran pembelajaran
antar teman selesai (assessment as learning)

88
3. Pengetahuan

No Teknik Bentuk Contoh butir Waktu Keterangan


Instrumen Instrumen pelaksanaan
1 Lisan Pertanyaan Lampiran 7 Saat Penilaian untuk
Lisan dengan pembelajaran pembelajaran
jawaban berlangsung (assessment for
terbuka learning)
2 Penugasan Tugas ter Lampiran 8 Saat Penilaian untuk
terstruktur tulis pembelajaran pembelajaran
berlangsung (assessment for
learning)
Dan sebagai
pembelajaran
(assessment as
learning
3 Tertulis Soal-soal Lampiran 9 Setelah Penilaian untuk
esei pembelajaran pembelajaran
selesai (assessment for
learning)
4 Portofolio Sampel Setelah Data untuk penulisan
Penugasan pembelajaran deskripsi pencapaian
terbaik hasil selesai pengetahuan
dari (assessment of
penugasan learning)
atau tes
tertulis
4. Ketrampilan

No Teknik Bentuk Contoh butir Waktu Keterangan


Instrumen Instrumen pelaksanaan
1 Produk Soal Lampiran 10 Saat Penilaian untuk,
ketrampilan pembelajaran sebagai,
produk berlangsung dan/ataupencapaian
pembelajaran
(assessment for and of
learning)
4 Portofolio Sampel Setelah Data untuk penulisan
Penugasan pembelajaran deskripsi pencapaian
terbaik hasil selesai pengetahuan
dari (assessment of
penugasan learning)
atau tes
tertulis

5. Pembelajaran Remidial :
Pembelajaran langsung (direct instruction) disertai tanya jawab untuk hal-hal yang sulit dipahami
peserta didik. Guru perlu menjelaskan secara berlahan sesuai dengan kecepatan daya serap peserta
didik peserta program remedial, pembelajaran dilaksanakan dengan pembelajaran ulang, bimbingan
perorangan, belajar kelompok dan pemanfaatan tutor sebaya. Bagi siswa yang belum mencapai

89
ketuntasan belajar sesuai hasil analisis penilaian diberikan remedial max 2 x dengan program
sebagai berikut:

KEGIATA PEMBELAJARAN
< 20% 20% - 50% >50%
( (TugasKelom Pemb.
NO INDIKATOR PENILAIAN KET
TugasIndividu/ pok/ tutorial Ulang
Bimbingankhu temansebay
sus) a)
 Menguraikan  Pembelaja Soal disusun
1 lebih mudah.
Pengertian ran Ulang
Mahabharata - -  Pembelaja
 Menyebutkan bagian- ran Teman
bagian Asta dasa Sejawat KKM =
parwa 80
 Menguraikan Proses
Penyusunan
Mahabharata
 Menganalisis cerita
singkat dalam Parwa-
parwa Mahabharata

6. Pengayaan:
Pengayaan diberikan terhadap siswa yang telah menuntaskan pembelajaran agar mampu
mengembangan potensinya secara oftimal dengan pemamfaatan sisa waktu yang dimilikinya, melaui
pemberian tugas, pemberian kliping dan menjadi tutor sebaya dikelas, dengan format sebagai
berikut:

NO NAMA NILAI PH BENTUK PENGAYAAN


1 ……………………………………………………… ……………… 1. Belajar Kelompok
……………. …….. 2. Belajar mandiri
3. Pembelajaran berbasis tema
4. Pemadatan kurikulum
5. Mencari sumber-sumber lain
tentang pemecahan masalah
dalam materi

Mengetahui Bangli,.......................
Kepala SMPN ………… Guru Mata Pelajaran PAH

………………………………………….. ………………………………………………….
…………………………………………… ………………………………………….

90
LAMPIRAN 1 : JURNAL SIKAP SPIRITUAL

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Bangli


Kelas/Semester : IX/Semester I
Tahun pelajaran : 2018/2019
No Waktu Nama Catatan Butir Ttd Tindak
Siswa Prilaku Sikap lanjut

Dst

LAMPIRAN 2 : LEMBAR PENILAIAN DIRI SIKAP SPIRITUAL

Petunjuk: Berilah tanda centang (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya
No Pernyataan Ya Tidak

1 Saya selalu berdoa sebelum melakukan


aktivitas

2 Saya Tri Sandya Tiga kali sehari tepat waktu.

3 Saya tidak mengganggu teman saya yang


sedang berdoa
4 Saya berani mengakui kesalahan saya

5 Saya menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu.

6 Saya berani menerima resiko atas tindakan


yang saya lakukan
7 Saya mengembalikan barang yang saya pinjam

8 Saya meminta maaf jika saya melakukan


kesalahan.

... ...

Keterangan: Pernyataan dapat diubah atau ditambah sesuai dengan butir-


butir sikap yang dinilai pada pasraman

91
LAMPIRAN 3 :
LEMBAR PENILAIAN ANTAR TEMAN SIKAP SPIRITUAL
Petunjuk: Berilah tanda centang (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya.
No Pernyataan Ya Tidak

1 Teman Saya selalu berdoa sebelum


melakukan aktivitas

2 Teman Saya selalu Tri Sandya Tiga kali


sehari tepat waktu.

2 Saya tidak mengganggu teman saya yang


sedang berdoa
4 Teman saya selalu berani mengakui
kesalahan saya

5 Teman Saya meminta maaf jika ia


melakukan kesalahan.

... ...

Keterangan: Pernyataan dapat diubah atau ditambah sesuai dengan butir-


butir sikap yang dinilai pada pasraman

LAMPIRAN 4 : JURNAL SIKAP SPIRITUAL

No Wakt Nama Catata Buti Tt Tinda


u Brahmaca n r d k
ri Prilaku Sika lanjut
p
1

Ds
t

92
LAMPIRAN 5 : LEMBAR PENILAIAN DIRI SIKAP SOSIAL
Petunjuk: Berilah tanda centang (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya
No Pernyataan Ya Tidak

1 Saya menjaga sikap dalam pergaulan sehari-


hari

2 Saya menjaga perkataan dalam pergaulan


sehari-hari agar tidak menyakiti orang lain
3 Saya Saya berbuat baik kepada orang lain dan
tidak menyakiti sebagai penerapan sloka-sloka
Bhagavadgita
4 Saya berprilaku jujur kepada siapapun karena
menyadari akan tanggung jawabnya kelak di
hadapan Tuhan
5 Saya selalu sayang terhadap orang lain karena
disetiap manusia terdapat atman sebagai
percikan brahman.
Keterangan:
a. Penilaian sikap dengan teknik penilaian diri dilakukan sekurang-
kurangnya satu kali dalam satu semester
b. Penilaian diri dilakukan dalam rangka pembinaan dan penguatan
karakter siswa yang hasilnya merupakan salah satu data
komfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh pendidik.

LAMPIRAN 6 : LEMBAR PENILAIAN ANTAR TEMAN SIKAP SOSIAL


Petunjuk: Berilah tanda centang (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya.
No Pernyataan Ya Tidak

1 Teman Saya menjaga sikap dalam pergaulan


sehari-hari
2 Teman Saya menjaga perkataan dalam
pergaulan sehari-hari agar tidak menyakiti
orang lain
3 Teman saya berprilaku jujur karena menyadari
bahwa semua manusia sama bersumberdari
atman
4 Teman selalu Saya berbuat baik kepada orang
lain dan tidak menyakiti sebagai penerapan
sloka-sloka Bhagavadgita
5 Teman Saya sayang terhadap orang lain karena
disetiap manusia terdapat atman sebagai
percikan brahman
... ...

Keterangan: Pernyataan dapat diubah atau ditambah sesuai dengan butir-


butir sikap yang dinilai pada KI 2

93
LAMPIRAN 7 : SOAL TES LISAN
Petunjuk: Jawablah pertanyan-pertanyaan berikut dengan benar.
No Daftar Pertanyaan Ket

1 Jelaskanlah Pengertian Mahabharata?

2 Uraikanlah peranan mempelajari Mahabharata?

3 Uraikanlah pengelompokan kitab Mahabharata dalam Veda?

4 Sebutkanlah bagian-bagian dari Asta dasa parwa?

5 Sebutkanlah beberapa nama leluhur keluarga Bharata?

LAMPIRAN 8 : SOAL TES LISAN

Ceritakanlah secara singkat bagaimana sejarah leluhur keluarga Bharata, sebelum adanya para
Pandawa!

Pedoman Penskoran

Nilai = Skor Perolehan x Sekor ideal (100)


Skor Maksimal

LAMPIRAN 9 : SOAL PILIHAN GANDA


KISI-KISI DAN SOAL TERLAMPIR TERLAMPIR

94
BIODATA PENULIS

1. Nama : I Ngh Asrama Juta Ningrat, S.Ag., M.Fil.H


2. Tempat/Tgl Lahir: Kintamani, 15 Juni 1980
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Hindu
5. Pendidikan : S2 Agama Hindu
6. Pengalaman Organisasi dan Menulis Buku:
a. Juara I Guru Berpretasi Tk. Provinsi tahun 2014
b. Ketua MGMP PAH Kab. Bangli
c. Pengurus Pusat Persatuan Guru Agama Hindu Nusantara
d. Penulis Buku Geguritan Catur Bujangga Bali Mula tahun 2014
e. Penulis Buku Guru dan Siswa Keagamaan Hindu Kls I Tahun 2016
f. Penulis Buku Guru dan Siswa Keagamaan Hindu Kls II Tahun 2016
g. Penulis Buku Guru dan Siswa Keagamaan Hindu Kls III Tahun 2017
h. Penulis Buku Guru dan Siswa Keagamaan Hindu Kls IV Tahun 2017
i. Penulis Buku Guru dan Siswa Keagamaan Hindu Kls VII Tahun 2017
j. Penulis Buku Guru dan Siswa Keagamaan Hindu Kls VIII Tahun 2016
7. Email : [email protected]
8. No HP : 081338502939

95
BIODATA PENELAAH

1. Nama : I Dr I Wayan Suija, M.Pd


2. Tempat/Tgl Lahir: Tunju Singaraja, 8 Desember 1957
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Hindu
5. Pendidikan : S3 Pendidikan
6. Tempat Kerja : UNHI Denpasar
7. Jabatan : Lektor Kepala Pembina Utama Muda IV/C

96
Daftar Pustaka

Dinas Pendidikan Provinsi. 1989. Bharata Yuddha Kakawin Miwah


Tegesipun: Bali. Tidak diterbitkan
Dinas Pendidikan Provinsi. 1988. Arjuna Wiwaha Kakawin Miwah
Tegesipun: Bali. Tidak diterbitkan
Kadjeng, dkk. I Nyoman. 2001. Sarasamuscaya Jakarta: (terjemahan dalam
bahasa Indonesia.) --- : Dharma Nusantara.
Kadjeng, DKK, I Nyoman, 2005, Sārasamuccaya, Paramita, Surabaya
Kosasih R.A. 2006. Mahabharata. Surabaya : Paramita.
Mantik, Agus S (penerjemah), 1992, Upanisad Utama Jilid II, Yayasan
Dharma Sarathi, Jakarta
Pandit, Bansi, 2005, Pemikiran Hindu : Pokok-Pokok Pikiran Agama dan
Filsafatnya, Paramita, Surabaya
Parisada Hindu Dharma Pusat. 1992. Himpunan Keputusan Tafsir Terhadap
Asfek-asfek Agama Hindu. Jakarta: PHDI Pusat.
Parisada Hindu Dharma Pusat & Kemenkes RI. 2012. Prilaku Hidup bersih
dan Sehat di Pura. Jakarta: PHDI Pusat.
Pendit, Nyoman S. 1989. Bhagavadgita. Jakarta: Yayasan Dharma Sarathi
_______. 2003. Mahabharata. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014
tentang Pendidikan Keagamaan Hindu
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
22 Tahun 2016 tentang Standar Proses;
Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 2016 Tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik pada
Satuan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Panduan
Penilaian untuk Sekolah Menengah Pertama);
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pendidikan Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiya
Pudja, G. 2005. Bhagavad Gita (Pancama Veda). Surabaya: Paramita
Punyatmaja, Drs. IB. Oka. 1984. Panca Sraddha. Denpasar : Parisada
Hindu Dharma Pusat.
Puja, Gde. 2004. Bhagavad Gìtā (Pañcamo Veda). Surabaya: Pāramita.
Tim Penyusun. 2002. Kamus Istilah Agama Hindu. Denpasar: Pemda Bali.
120 Kelas VII SMP
Sivananda, Sri Svami, 2003, Intisari Ajaran Hindu, Surabaya: Paramita
Subagiasta, Ketut. 2007. Susastra Hindu. Surabaya: Paramita.
Sujana, Gede. 2011. Pengantar Kitab Itihasa, Surabaya: Paramita.
Supartha, Wayan. 2003. Mengenal Tokoh- Tokoh Ramayana.Denpasar:
Pustaka Bali Post.
Sukmono. 1973. Pangantar Sejarah Kebudayaan Indonesia. Jakarta:
Yayasan Kanisius.
Sura, Gede. 1985. Pengendalian Diri dan Etika dalam ajaran Agama Hindu.
Jakarta: Penerbit Hanoman Sakti.

97
Titib, I Made. 1998. Veda Sabda Suci pedoman praktis kehidupan.
Surabaya. Surabaya : Paramita
Titib, I Made. 2008. Itihasa Ramayana dan Mahabharata (Viracarita) Kajian
Kritis Sumber Ajaran Hindu. Surabaya : Paramita.
Titib, I Made. 2003. Menumbuhkembangkan Pendidikan Budhi Pekerti Pada
Anak (Perspektif Agama Hindu).Ganeca Exact: Bandung
Wagiyo. 2014. Bahan Ajar Filsafat India Pra Modern. Yogyakarta: Fakultas
Filsafat UGM
Wiana, I Ketut. dkk. Buku Paket Agama Hindu. Denpasar: CV. Kayumas
Agung.
Wiana, Drs I Ketut. 2002. Memelihara Tradisi Veda. Denpasar : PT. Bali
Post.
Wiratmaja, Drs. I Gst. Agama Hindu Sejarah dan Sraddha. Tanpa tahun
dan tidak diterbitkan
Widyatranta, Siman. Adi Parwa Jilid I dan II. Yogyakarta : U.P. Spring.
Zoetmulder, P.J. 2005. Ădiparva. Surabaya : Pāramita.
-----------Himpunan Kesatuan Tafsir Terhadap Aspek-Aspek Agama Hindu;
Parisada
Hindu Dharma Indonesia. Tanpa Penulis
----------- 1992. Sundarigama. Denpasar : Departemen Agama Kota
Denpasar. Tanpa Penulis

https://www.google.com/search? Gambar Mahabharata


Śivānanda, Śrī Swāmī.2003.Intisari Ajaran Hindu.Surabaya:Pāramita.
https://www.google.com/search?q=gambar+ Ramayana (diunduh tanggal 15 juni 2018)
pukul
https://www.google.com/search?q=gambar
http://tommyhnm.blogspot.co.id/2018/06/cerita-ramayana-lengkap.html
http://maretanakbali.blogspot.co.id/2018

98

Anda mungkin juga menyukai