Laprak 3

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

A.

TUJUAN
1. Untuk menentukan angka kesetaraan panas dan tenaga, yaitu tetapan Joule.
2. Untuk mengetahui konsep yang mendasari percobaan konstanta joule.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempangaruhi percobaan konstanta joule
4. Untuk mengetahui prinsip kalorimeter
5. Untuk memahami proses perubahan tenaga yang terjadi pada percobaan konstanta
joule

B. ALAT DAN BAHAN


1. Kalorimeter dan lilitan pemanas 5. Pemutus arus
2. Voltmeter AC dan Ampermeter AC 6. Jam tangan
3. Transformator (Step Down) 7. Termometer
4. Tahanan geser atau Rheostat

C. TEORI DASAR
Tenaga dapat ditemui dalam berbagai bentuk. Perubahan dalam proses fisika sering
merupakan perubahan tenaga dari satu bentuk ke bentuk lainnya, misalnya perubahan
tenaga listik menjadi tenaga panas perubahan tenaga mekanis menjadi tenaga panas atau
sebaliknya. Kalau W adalah tenaga yang dinyatakan dalam Joule dan Q adalah jumlah
panas yang timbul sebagai lepasan dan dinyatakan dalam kalori maka angka
kesetaraannya atau tetapan Joule (J ) dinyatakan:

𝑊
𝐽= Joule/Kalori (1)
𝑄

Apabila sejumlah air yang massanya (Ma), suhunya (ta), berada dalam sebuah kalorimeter
yang harga terima kalornya (H = Mk.Ck), dipanaskan sampai mencapai suhu t m, maka
jumlah panas yang diterima oleh air dan kalorimeter adalah:

Q = (M +H)(t m – ta ) kalori (2)

Jumlah panas tersebut dapat merupakan lesapan tenaga listrik atau tenaga mekanis.
Tahanan pada suatu rangkaian listrik ada kesamaan sifat dengan gesekan pada sistem
mekanis. Dengan adanya arus listrik melewati suatu tahanan maka suhu tahanan ini akan
naik, sebagai akibat dari lesapan tenaga listrik. Tenaga lesapan ini dinyatakan dalam
persamaan berikut:

W = V I t Joule (3)

V = beda tegangan antara kedua ujung tahanan (Volt)


I = arus yang melewati tahanan tersebut (Ampere)
t = selang vaktu yang menyatakan lamanya tahanan dilewati arus (detik).

Pada percobaan ini sejumlah air dimasukkan ke dalam kalorimeter, kemudian sebuah
lilitan pemanas dicelupkan ke dalamnya, sehingga apabila lilitan ini dialiri listrik yang
cukup besar maka timbulah panas yang mampu menaikkan suhu air, misalnya dari ta
menjadi tm Jumlah panas yang diperlukan untuk itu dinyatakan oleh persamaan (2).
Dengan demikian tetapan Joule dapat dihitung dari persamaan berikut:
J= VIT Joule/kalori (4)
(Ma +H)(tm – ta )

Susunan alat-alat pada percobaan ini dapat dilihat pada gambar 1.1 berikut:1

Gambar 1.1
Kalor
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Kalor adalah
salah satu bentuk energi yang dapat berpindah dari benda bersuhu lebih tinggi ke benda
bersuhu lebih rendah. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh
suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor
yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka
kalor yang dikandung sedikit. Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya
kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor:
1) massa zat
2) jenis zat (kalor jenis)
3) perubahan suhu
Sehingga secara matematis dapat dirumuskan:
𝑄 = 𝑚. 𝑐 (𝑡2 − 𝑡1 )
Dimana :
Q = kalor yang dibutuhkan (J)
m = massa benda (kg)
c = kalor jenis (J/kg℃)
∆𝑡(𝑡2 − 𝑡1 ) = perubahan suhu (℃)
Kalor dapat dibagi menjadi 2 jenis:
1) Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu

1
Tim Dosen Fisika Dasar, 2014, “Panduan Praktikum Fisika Dasar I”, Jakarta, UNJ
2) Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten), persamaan yang digunakan
dalam kalor laten ada dua macam Q = m.U dan Q = m.L. Dengan U adalah kalor uap
(J/kg) dan L adalah kalor lebur (J/kg) 2

Kalor adalah energi yang timbul saat terjadinya perubahan suhu benda, dan
menjalar dari bagian yang panas ke bagian yang dingin. energi listrik adalah energi yang
ditimbulkan oleh benda yang bermuatan listrik. muatan listrik yang diam (statis)
menimbulkan energi potensial listrik, sedangkan muatan listrik yang bergerak (dinamis)
menimbulkan arus listrik dan energi magnet. arus listrik adalah banyaknya muatan listrik
yang mengalir tiap satuan waktu. tegangan listrik adalah perbedaan potensial listrik antara
dua titik dalam rangkaian listrik dan dinyatakan dalam satuan volt.
Energi listrik adalah energi akhir yang dibutuhkan bagi peralatan listrik untuk
menggerakkan motor, lampu penerangan, memanaskan, mendinginkan ataupun untuk
menggerakkan kembali suatu peralatan mekanik untuk menghasilkan bentuk energi lain.
Jika beda potensial V, kuat arus I, dan waktunya t maka persamaan untuk energi listrik
adalah :
𝑊 = 𝑉. 𝐼. 𝑡
Dengan :
V = beda potensial (volt)
I = kuat arus (ampere)
t = waktu (sekon)
W = energi yang dilepaskan oleh sumber tegangan (joule)

Kalor merupakan satu bentuk energi yang berpindah akibat perbedaan suhu. Panas
bergerak dari daerah bersuhu tinggi ke daerah bersuhu rendah. Ketika dua benda dengan
suhu berbeda bersentuhan , maka akan terjadi pertukaran energi internal sampai suhu kedua
benda tersebut seimbang. Jumlah panas secara matematis dapat ditulis sabagai berikut:

𝑄 = 𝑚𝑐∆𝑇

Q = banyaknya kalor (jumlah panas) dalam joule


m = adalah massa benda dalam kg
c = adalah kalor jenis dalam joule/kg °C,
∆T = adalah besarnya perubahan suhu dalam °C.

Hukum Joule merupakan salah satu contoh dari prinsip hukum kekekalan energi,
yang menyatakan bahwa energi listrik yang terjadi pada kawat yang dialiri arus listrik
dapat di ubah menjadi kalor, berdasarkan pernyataan ini seharusnya : 3
WQ

2
Muhsin, “Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick untuk Meningkatkan Sikap Positif dan Prestasi Belajar
IPA Pokok Bahasan Kalor pada Siswa”, Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar, Vol. 7
No.1 hal 36, 2018
3
H Kuniestiowati, “Analisis penyimpangan konversi energi listrik menjadi kalor pada perangkat eksperimen Hukum
Joule”, JRKPF UAD Vol.5 No.1 hlm.35, April 2018
Satuan Energi Kalor
Para ahli telah sepakat bahwa satuan energi kalor adalah kalori (kita singkat kal).
Bahasa Inggrisnya adalah calorie yang disingkat cal. Definisi yang telah disepakati untuk
satu kalori adalah 1 kalori = energi yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram air
murni sebesar 1℃. Satuan energi dalam sistem SI adalah joule. 4

Kalorimeter
Kalorimeter larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang
terlibat pada reaksi kimia dalam sistem larutan. Kalorimeter bom menurut Chang (2004)
adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang dibebaskan pada
pembakaran sempurna dalam oksigen berlebih suatu materi atau sampel tertentu. Sejumlah
sampel ditempatkan pada tabung beroksigen yang tercelup dalam medium penyerap kalor
(kalorimeter), dan sampel akan terbakar.
Prinsip kerja kalorimeter bom pada volume konstan, yaitu pada waktu molekul-
molekul bereaksi secarakimia, kalor akan dilepas atau diambil dan perubahan suhu pada
fluida kalorimeter diukur. Karena bejana ditutup rapat, volumenya tetap dan tak ada kerja
tekananvolume yang dilakukan. Percobaan pada volume tetap, sulit dilakukan karena
memerlukan penggunaan bejana reaksi yang dirancang dengan baik sehingga dapat tahan
terhadap perubahan tekanan yang besar yang terjadi pada banyak reaksi kimia (Oxtoby,
2001). 5

Asas Black
Asas Black adalah suatu prinsip dalam termodinamika yang dikemukakan oleh Joseph
Black. Asas ini menjabarkan sebagai berikut:
a. Jika dua buah benda yang berbeda suhunya kemudian dicampur, maka benda yang panas
memberi kalor pada benda yang dingin sehingga suhu akhirnya akan sama (tetap)
b. Jumlah kalor yang diserap benda dingin sama dengan jumlah kalor yang dilepas benda
panas.
c. Benda yang didinginkan melepas kalor yang sama besar dengan kalor yang diserap bila
dipanaskan
Kesimpulan dalam percobaan asas Black yaitu jumlah kalor yang dilepaskan sama
dengan jumlah kalor yang diterima, atau dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝑄𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠 = 𝑄𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎
(𝑚1 × 𝑐1 )(𝑇1 − 𝑇𝑎 ) = (𝑚2 × 𝑐2 )(𝑇𝑎 − 𝑇2 )

Keterangan :
𝑚1 = Massa benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi (gr)
𝑐1 = Kalor jenis benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi (J/groC)
𝑇1 = Temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi ( oC)
𝑇𝑎 = Temperatur akhir pencampuran kedua benda (oC)
𝑚2 = Massa benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah (gr)

4
Mikrajuddin Abdullah, “Fisika Dasar I” (11) : 837, Kampus Ganesa, 2016
5
Hesti Nikmah,dkk, “Pengembangan Alat Praktikum Kalorimeter Bom pada Pokok Bahasan Kalor”, Unnes Physics
Education Journal 7 (1) : 43, 2018
𝑐2 = Kalor jenis benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah (J/groC) =
𝑇2 =Temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah ( oC)

Kalor yang diterima berarti zat tersebut suhunya rendah dan kalor yang dilepaskan
berarti zat tersebut suhunya tinggi, artinya kalor yang dilepaskan sama dengan kalor yang
diterima.6

Hubungan Antara Kalori dan Joule


Orang yang pertama kali menentukan relasi antara satuan kalori dan joule adalah
Joule itu sendiri. Ia melakukan percobaan yang sangat sederhana. Skema percobaan Joule
tampak pada Gambar 1.2

Gambar 1.2 . Percobaan Joule untuk mencari hubungan antara satuan kalori dan satuan joule.

Pengukuran Joule menunjukkan bahwa energi kinetik beban setelah turun sejauh h
lebih kecil daripada mgh. Jadi ada sebagian energi kinetik yang hilang. Energi kinetik yang
hilang tersebut berubah menjadi kalor yang memanaskan air yang merupakan hasil
konversi putaran baling-baling. Persamaan yang tepat menjelaskan percobaan Joule adalah
mgh = (1/2)mv2 + Q, dengan Q adalah jumlah kalor yang dihasilkan. Joule mengukur
pertambahan energi air dan kehilangan energi kinetik beban. Joule sampai pada kesimpulan
bahwa untuk menaikkan suhu satu kilogram air murni sebesar satu derajat celcius maka
perlu kehilangan energi kinetik sebesar 4,184 Joule. Dengan demikian, kesetaraan satuan
kalor dan satuan joule yang diterima hingga saat ini adalah
1 kalori = 4,184 joule7

Beberapa Fenomena yang Diakibatkan Kalor


Ketika benda menyerap kalor maka getaran atom dalam benda tersebut akan
meningkat. Getaran makin kencang jika kalor yang diserap makin besar. Ini akan
menimbulkan sejumlah fenomena yang dapat kita amati, baik secara langsung
menggunakan indera maupun dengan menggunakan alat ukur.
- Kalor dapat mengubah suhu benda
Ketika suatu benda menyerap kalor maka suhu benda akan meningkat.
Meningkatnya suhu disebabkan getaran atom benda makin kencang. Masukkan air
dingin dalam panci, lalu letakkan dalam kompor menyala. Maka lama-kelamaan suhu

6
Resky Perdana Yanti, dkk, “Studi Penentuan Nilai Kalori pada Buah Durian (Durio zibethinus)”, Jurnal
Teknosains, Volume 8 Nomor 2, Juli ]hlm. 166 – 167, 2014
7
Mikrajuddin Abdullah, “Fisika Dasar I” (10) :838, Kampus Ganesa, 2016
air dalam panci meningkat. Makin lama dilakukan pemanasan maka makin tinggi suhu
air dalam panci. Hal serupa adalah ketikakita letakkan batang besi dingin di dekat api.
Suhu batang besi lama-lama meningkat akbiat menyerapan kalor.
- Kalor dapat mengubah wujud zat
Zat dapat berada dalam wujud padat, cair, dan gas. Pada suhu di bawah 0℃, air
berada dalam wujud padat (es), antara 0℃ sampai 100℃berada dalam wujud cair (kita
sebut air), dan di atas 100℃ berada dalam wujut gas (uap air). Es yang memiliki suhu
di bawah 0℃ akan mengalami kenaikan suhu jika menyerap kalor. Ketika kalor
diberikan terus maka suhunya terus naik hingga mencapai 0℃ Ketika kalor diberikan
pada es yang bersuhu 0℃, maka tidak terjadi pertambahan suhu. Yang terjadi adalah
perubahan es menjadi air namun semuanya berada pada suhu 0℃. Es yang bersuhu 0℃
berubah menjadi air yang bersuhu 0℃. Ini adalah contoh perubahan fasa, yaitu dari fasa
padat ke fasa cair. Perubahan fasa ini sering disebut peleburan. 8

D. CARA KERJA
1. Memasang rangkaian listrik sesuai dengan gambar di atas. Jangan menghubungkan
dengan sumber arus sebelum diperiksa oleh asisten.
2. Setelah diperiksa, menghubungkan rangkaian dengan sumber arus AC; menutup
pemutus arus dan mengatur tahanan geser sehingga terbaca arus yang cukup besar,
setelah itu pemutus dibuka lagi.
3. Menimbang kalorimeter kosong. Kemudian di isikan air secukupnya, sehingga lilitan
pemanas dapat tercelup semua. Kemudian kalorimeter yang berisi air ditimbang lagi;
dengan demikian massa air dapat dihitung.
4. Mendinginkan kalorimeter di dalam lemari es atau termos es, sampai suhunya turun
beberapa derajat di bawah suhu ruangan.
5. Memasang kalorimeter pada tempatnya, mengaduk pelan-pelan sampai suhu awal
yang diinginkan tercapai. Pertukaran kalor disekelilingnya tak dapat dihindari. Tetapi
hal ini dapat diperkecil, misalnya dengan memulai percobaan ini dengan suhu awal
lebih rendah dari suhu ruangan dan mengakhiri pada suhu yang lebih tinggi dari suhu
ruangan dengan selisih suhu yang sama, misalnya: Suhu ruangan = 30 0C. Bila
percobaan dimulai dari suhu 29 0C , maka percobaan diakhiri pada suhu 31 0C.
6. Pada saat suhu awal yang diinginkan tercapai, menutup pemutus arus (pada saat
jarum detik arloji menunjuk nol). Mencatat beda potensial V dan arus I setiap 30
detik. Selama pengamatan penunjukan ampermeter diusahakan konstan. Apabila
terjadi penurunan/kenaikan, rheostat digeser sampai penunjukan ampermeter kembali
seperti semula. Air dalam kalorimeter senantiasa diaduk perlahan-lahan.
7. Setelah suhu akhir yang dikehendaki tercapai membuka pemutus arus dan mencata
waktu yang ditentukan Catat pula suhu akhirnya.
8. Mengulangi langkah 3 s/d 7 dengan mengambil massa air yang beda.

8
Mikrajuddin Abdullah, “Fisika Dasar I” (11) : 839-840, Kampus Ganesa, 2016
E. PERTANYAAN
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kapasitas kalor jenis?
Jawab : Kapasitas kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1℃. Alat yang digunakan untuk menentukan besar
kalor adalah kalorimeter

2. Bila air bermassa 250 gr bersuhu 28 C dimasukan kedalam bejana, kemudian diberi
aliran listrik melalui lilitan kawat berdaya 60 watt selama 2 menit. Bila hanya air yang
menyerap kalor berapa suhu air sekarang?
Jawab :
Dik -> m = 250 gr Dir -> T2?
Ta = 28℃
P = 60 watt
t = 2 menit = 120 detik
 W=Q
V.I.t = m.c (T2 – T1)
P.t = m.c (T2 – T1)
60.120 = 0,25.4184 (T2 - 28) ℃
7200
= (T2 - 28) ℃
1046

6,88 = (T2 - 28) ℃


6,88 + 28 = T2
T2 = 34,88℃

Anda mungkin juga menyukai