Energi Termal Kelompok 3

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

TERMODINAMIKA

ENERGI THERMAL

Disusun guna memenuhi tugas:

Mata Kuliah: Termodinamika

Dosen Pengampu: Malikhatul Hidayah, S.T., M.Pd

Oleh:

Kelompok: 3

Nama: 1. Anis Saharo

2. Elvy Nur Fadlila (1608036021)

3. Ginda Putri F (1608036024)

4. Dzikria Sari Pratiwi (1608036028)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN WALISONGO SEMARANG

TAHUN 2017
A. Pengertian Energi Termal
Energi termal atau energi panas adalah energi internal keseimbangan termodinamika
yang sebanding dengan suhu mutlak dan dipiindahkan sebagai panas dalam proses
termodinamika. Pada tingkat mikroskopis dan dalam kerangka teori kinetik energy termal
merupakan total energy rata-rata ada dalam kinetik sebagai hasil dari gerakan acak dari atom dan
molekul, yang menghilangkan nol mutlak. Pengertian Energi Termal adalah bentuk energi dasar,
dimana semua energi dapat dikonversi secara penuh menjadi energi panas (kalor). Energi termal
ialah salah satu dari macam-macam energi. Pengonversian dari energi termal ke energi lain
dibatasi oleh hukum termodinamika kedua. Bentuk energi transisi dan energi termal ialah energi
panas dan dapat pula bentuk dari energi ini tersimpan sebagai kalor “laten” atau kalor “sensibel”
yang berbentuk entalpi.

B. Suhu dan energi termal


Sesuai dengan teori kinetik-molekuler, sebuah benda panas memiliki energy termal yang
lebih besar daripada benda yang dingin dalam ukuran yang sama, gambar di bawah ini:

Gambar 1. Perhatikan, panjang panah menandakan besar energinya.


Hal ini berarti bahwa secara keseluruhan partikel-partikel dalam benda yang panas memiliki
energi kinetik dan energi potensial lebih besar daripada benda yang lebih dingin. Hal ini tidak
berarti bahwa seluruh partikel dalam benda memiliki energi yang sama. Partikel-partikel tersebut
memiliki jangkauan energi, beberapa tinggi, beberapa lainnya rendah. Dengan demikian, energi
rata-rata dari partikel dalam benda yang panas lebih tinggi daripada benda yang dingin. Untuk
membantu anda memahami hal ini, tinjau tinggi siswa di kelas 6. Tinggi mereka bermacam-
macam, tetapi anda dapat mengetahui tinggi rata-ratanya. Tinggi rata-rata siswa kelas 6 akan
lebih besar daripada tinggi ratarata siswa di kelas 4, meskipun beberapa siswa kelas 4 mungkin
lebih tinggi daripada siswa kelas 6.

C. Mengukur derajat panas


Bagaimana kita dapat mengukur “kepanasan” dari sebuah benda? Panas/kepanasan,
diukur menggunakan skala tertentu adalah sebuah sifat dari sebuah benda yang dinamakan suhu
(temperatur). Pada benda yang lebih panas, partikel-partikel bergerak dengan lebih cepat,
sehingga memiliki energi kinetik rata-rata lebih besar. Untuk benda-benda tertenu, suhunya tidak
bergantung pada jumlah partikel pada sebuah beda. Kika satu kilogram besi bersuhu sama dengan
dua kilogram besi, maka energi kinetik rata-rata untuk kedua benda tersebut sama. Namun,
jumlah total energi kinetik partikel dalam besi bermassa 2 kilogram, dua kali lebih besar daripada
besi bermassa 1 kilogram. Energi termal dari sebuah benda sebanding dengan jumlah partikel,
tetapi tidak pada suhunya.

D. Kesetimbangan termal
Anda sudah terbiasa dengan gagasan pengukuran suhu. Katakan saja anda sedang
demam—mudah-mudahan tidak terjadi. Anda lalu mengukur suhu tubuh anda. Anda mungkin
tidak terlalu mengenal proses mikroskopik yang terjadi ketika anda mengukur temperatur. Tubuh
anda lebih panas dibadingkan termometer, yang berarti bahwa tubuh anda memiliki energi termal
lebih tinggi daripada termometer. Termometer terbuat dari tabung kaca. Ketika gelas yang dingin
menyentuh tubuh anda yang panas, partikelpartikel di tubuh anda menumbuk partikel kaca.
Tumbukan ini menghasilkan transfer energi menuju partikel kaca melalui konduksi. Energi termal
partikel-partikel yang menyusun termometer lalu meningkat. Saat partikel-partikel dalam kaca
menjadi memiliki energi lebih tinggi dari semula, partikel-partikel tersebut kembali mentransfer
energi menuju tubuh anda. Pada suatu ketika, laju transfer energi maju dan mundur antara kaca
dan tubuh anda sama. Tubuh anda dan termometer berada dalam kesetimbangan termal. Hal ini
berarti bahwa laju transfer energi dari tubuh menuju kaca sama denganlaju transfer energi dari
kaca menuju tubuh.

E. Kalor dan energi termal


Salah satu cara untuk meningkatkan suhu suatu benda adalah dengan menyentuhkannya
dengan benda yang lebih panas. Energi termal benda yang lebih panas lalu turun, dan energi
termal benda yang dingin naik. Energi mengalir dari benda yang lebih panas ke benda yang lebih
dingin. Kalor adalah energi yang mengalir sebagai hasil dari perbedaan suhu. Kita akan
menggunakan simbol Q untuk kalor. Sebagaimana bentuk energi lainnya kalor diukur dalam
joule. Ketika kalor mengalir ke dalam sebuah benda, energi dalamnya meningkat, juga suhunya.
Jumlah kenaikannya bergantung pada ukuran benda dan bahan yang menyusun benda. Kalor jenis
sebuah benda adalah jumlah eneri yang harus ditambahkan untuk menaikkan suhu benda dengan
satu satuan massa sebesar satu satuan suhu. Dalam satuan SI, kalor jenis c dinyatakan dalam J/kg
K. Sebaagai contoh, 903 J harus ditambahkan pada 1 kilogram alumunium untuk meningkatkan
suhu alumunium satu Kelvin. Kalor jenisnya sama dengan 903 J/kg K. Kalor jenis dapat
digunakan untuk menghitung jumlah kalor yang harus ditransfer untuk mengubah suhu benda
bermassa. Kalor jenis air adalah 4.180 J/kg K. Ketika temperatur satu kilogram air naik 1 Kelvin,
kalor yang diserap air sama dengan 4.180 J. Jika temperatur 10 kilogram air naik 5 K, kalor yang
diserap, Q adalah:
Q = (10 kg) (4.180 J/kg K)(5,0 K)
= 210.000 joule
Kalor yang diperoleh atau dilepas oleh sebuah benda berubah bergantung pada massa, perubahan
temperatur, dan kalor jenis. Hubungannya dapat ditulis sebagai,
Q = mcΔt
Dimana
Q = kalor yang dilepas atau diperoleh
m = massa benda
c = kalor jenis
Δt = perubahan suhu

F. Kalorimeter
Kalorimeter adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur perubahan energi
termal. Sebuah benda bermassa (massanya diketahui) yang dipanaskan pada suhu tertentu
dimasukkan dalam kalorimeter. Dari penambahan temperatur air, perubahan energi termal dari
benda dapat dihitung. Kalorimeter bergantung pada konservasi energi (kekekalan energi) dalam
system tertutup. Energi tidak dapat masuk dan keluar dari sistem yang terisolasi. Kalorimeter
diisolasi dengan hati-hati sehingga transfer kalor ke dalam dan keluar sangat kecil. Hasilnya,
energi di satu bagian naik, dan di bagian lain turun.
Tinjau sebuah sistem yang terdiri dari dua balok logam, balok A dan balok B,

Karena sistem terisolasi, maka total energinya konstan,


ΔE = AE+BE konstan
Anggap dua balok pada awalnya terpisah tetapi dapat disentuhkan. Jika energi termal balok A
berubah sejumlah AE, maka perubahan energi termal balok B, menjadi AB, sehingga,
ΔE = DAE + DBE 0
Perubahan energi salah satu balok positif, sementara perubahan energi balok yang lainnya
negatif. Jika perubahan energi termal balok positif, maka suhu balok naik. Jika perubahan
energinya negatif maka temperaturnya turun. Anggap suhu awal dua balok tersebut berbeda.
Ketika balok disentuhkan, kalor mengalir dari balok yang panas menuju balok yang dingin.
Sistem selanjutnya benda pada kesetimbangan termal. Peningkatan energi termal balok A sama
dengan penurunan energi termal balok B. Dengan demikian,
DAm DAc=TDA 0mBBcTB
Perubahan suhu adalah perbedaan antara suhu akhir dengan suhu awal,
fTD=iTD T
Jika suhu balok naik, maka DT positif, jika suhu balok turun maka DT negatif.
Suhu akhir dari kedua balok sama. Persamaan transfer energinya,
DAm DAc = TDA 0mBBcTB
DAmD DAc TDf A T = mi B0c BTf BT,i

G. Entropi

Entropi adalah salah satu besaran termodinamika yang mengukur energi dalam sistem per
satuan temperatur yang tak dapat digunakan untuk melakukan usaha. Mungkin manifestasi yang
paling umum dari entropi adalah (mengikuti hukum termodinamika), entropi dari
sebuah sistem tertutup selalu naik dan pada kondisi transfer panas, energi panas berpindah dari
komponen yang bersuhu lebih tinggi ke komponen yang bersuhu lebih rendah. Pada suatu sistem
yang panasnya terisolasi, entropi hanya berjalan satu arah (bukan proses reversibel/bolak-balik).
Entropi suatu sistem perlu diukur untuk menentukan bahwa energi tidak dapat dipakai untuk
melakukan usaha pada proses-proses termodinamika. Proses-proses ini hanya bisa dilakukan oleh
energi yang sudah diubah bentuknya, dan ketika energi diubah menjadi kerja/usaha, maka secara
teoretis mempunyai efisiensi maksimum tertentu. Selama kerja/usaha tersebut, entropi akan
terkumpul pada sistem, yang lalu terdisipasi dalam bentuk panas buangan.

Pada termodinamika klasik, konsep entropi didefinisikan pada hukum kedua


termodinamika, yang menyatakan bahwa entropi dari sistem yang terisolasi selalu bertambah atau
tetap konstan. Maka, entropi juga dapat menjadi ukuran kecenderungan suatu proses, apakah
proses tersebut cenderung akan "terentropikan" atau akan berlangsung ke arah tertentu. Entropi
juga menunjukkan bahwa energi panas selalu mengalir secara spontan dari daerah yang suhunya
lebih tinggi ke daerah yang suhunya lebih rendah.

Entropi termodinamika mempunyai dimensi energi dibagi temperatur, yang


mempunyai Satuan Internasional joule per kelvin (J/K). Kata entropi pertama kali dicetuskan
oleh Rudolf Clausius pada tahun 1865, berasal dari bahasa Yunani εντροπία [entropía], εν- [en-]
(masuk) dan τροπή [tropē] (mengubah, mengonversi).

Entropi adalah salah satu besaran termodinamika yang mengukur energi dalam sistem per
satuan temperatur yang tak dapat digunakan untuk melakukan usaha. Mungkin manifestasi yang
paling umum dari entropi adalah (mengikuti hukum termodinamika), entropi dari
sebuah sistem tertutup selalu naik dan pada kondisi transfer panas, energi panas berpindah dari
komponen yang bersuhu lebih tinggi ke komponen yang bersuhu lebih rendah. Pada suatu sistem
yang panasnya terisolasi, entropi hanya berjalan satu arah (bukan proses reversibel/bolak-balik).
Entropi suatu sistem perlu diukur untuk menentukan bahwa energi tidak dapat dipakai untuk
melakukan usahapada proses-proses termodinamika. Proses-proses ini hanya bisa dilakukan oleh
energi yang sudah diubah bentuknya, dan ketika energi diubah menjadi kerja/usaha, maka secara
teoritis mempunyai efisiensi maksimum tertentu. Selama kerja/usaha tersebut, entropi akan
terkumpul pada sistem, yang lalu terdisipasi dalam bentuk panas buangan.

Hukum kedua termodinamika berkaitan dengan apakah proses-proses yang dianggap taat
azas dengan hukum pertama, terjadi atau tidak terjadi di alam. Hukum kedua termodinamika
seperti yang diungkapkan oleh Clausius mengatakan, �Untuk suatu mesin siklis maka tidak
mungkin untuk menghasilkan efek lain, selain dari menyampaikan kalor secara kontinu dari
sebuah benda ke benda lain pada temperatur yang lebih tinggi".

Bila ditinjau siklus Carnot, yakni siklus hipotesis yang terdiri dari empat proses
terbalikkan: pemuaian isotermal dengan penambahan kalor, pemuaian adiabatik, pemampatan
isotermal dengan pelepasan kalor dan pemampatan adiabatik; jika integral sebuah kuantitas
mengitari setiap lintasan tertutup adalah nol, maka kuantitas tersebut yakni variabel keadaan,
mempunyai sebuah nilai yang hanya merupakan ciri dari keadaan sistem tersebut, tak peduli
bagaimana keadaan tersebut dicapai. Variabel keadaan dalam hal ini adalah entropi. Perubahan
entropi hanya gayut keadaan awal dan keadaan akhir dan tak gayut proses yang menghubungkan
keadaan awal dan keadaan akhir sistem tersebut.
Hukum kedua termodinamika dalam konsep entropi mengatakan, "Sebuah proses alami
yang bermula di dalam satu keadaan kesetimbangan dan berakhir di dalam satu keadaan
kesetimbangan lain akan bergerak di dalam arah yang menyebabkan entropi dari sistem dan
lingkungannya semakin besar".

Jika entropi diasosiasikan dengan kekacauan maka pernyataan hukum kedua


termodinamika di dalam proses-proses alami cenderung bertambah ekivalen dengan menyatakan,
kekacauan dari sistem dan lingkungan cenderung semakin besar.

Di dalam ekspansi bebas, molekul-molekul gas yang menempati keseluruhan ruang kotak
adalah lebih kacau dibandingkan bila molekul-molekul gas tersebut menempati setengah ruang
kotak. Jika dua benda yang memiliki temperatur berbeda T 1 dan T2 berinteraksi, sehingga
mencapai temperatur yang serba sama T, maka dapat dikatakan bahwa sistem tersebut menjadi
lebih kacau, dalam arti, pernyataan "semua molekul dalam sistem tersebut bersesuaian dengan
temperatur T adalah lebih lemah bila dibandingkan dengan pernyataan semua molekul di dalam
benda A bersesuaian dengan temperatur T1 dan benda B bersesuaian dengan temperatur T2".

Di dalam mekanika statistik, hubungan antara entropi dan parameter kekacauan adalah, pers. (1):

S = k log w

dimana k adalah konstanta Boltzmann, S adalah entropi sistem, w adalah parameter kekacauan,
yakni kemungkinan beradanya sistem tersebut relatif terhadap semua keadaan yang mungkin
ditempati.

Jika ditinjau perubahan entropi suatu gas ideal di dalam ekspansi isotermal, dimana
banyaknya molekul dan temperatur tak berubah sedangkan volumenya semakin besar, maka
kemungkinan sebuah molekul dapat ditemukan dalam suatu daerah bervolume V adalah
sebanding dengan V; yakni semakin besar V maka semakin besar pula peluang untuk menemukan
molekul tersebut di dalam V. Kemungkinan untuk menemukan sebuah molekul tunggal di dalam
V adalah, pers. (2):

W1 = c V

dimana c adalah konstanta. Kemungkinan menemukan N molekul secara serempak di dalam


volume V adalah hasil kali lipat N dari w. Yakni, kemungkinan dari sebuah keadaan yang terdiri
dari N molekul berada di dalam volume V adalah, pers.(3):

w = w1N = (cV)N.

Jika persamaan (3) disubstitusikan ke (1), maka perbedaan entropi gas ideal dalam proses
ekspansi isotermal dimana temperatur dan banyaknya molekul tak berubah, adalah
bernilai positip. Ini berarti entropi gas ideal dalam proses ekspansi isotermal tersebut bertambah
besar.
Definisi statistik mengenai entropi, yakni persamaan (1), menghubungkan gambaran
termodinamika dan gambaran mekanika statistik yang memungkinkan untuk meletakkan hukum
kedua termodinamika pada landasan statistik. Arah dimana proses alami akan terjadi menuju
entropi yang lebih tinggi ditentukan oleh hukum kemungkinan, yakni menuju sebuah keadaan
yang lebih mungkin. Dalam hal ini, keadaan kesetimbangan adalah keadaan dimana entropi
maksimum secara termodinamika dan keadaan yang paling mungkin secara statistik. Akan
tetapi fluktuasi, misal gerak Brown, dapat terjadi di sekitar distribusi kesetimbangan. Dari sudut
pandang ini, tidaklah mutlak bahwa entropi akan semakin besar di dalam tiap-tiap proses spontan.
Entropi kadang-kadang dapat berkurang. Jika cukup lama ditunggu, keadaan yang paling tidak
mungkin sekali pun dapat terjadi: air di dalam kolam tiba-tiba membeku pada suatu hari musim
panas yang panas atau suatu vakum setempat terjadi secara tiba-tiba dalam suatu ruangan. Hukum
kedua termodinamika memperlihatkan arah peristiwa-peristiwa yang paling mungkin, bukan
hanya peristiwa-peristiwa yang mungkin.

H. Entalpi

Entalpi adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah energi dari
suatu sistem termodinamika. Entalpi terdiri dari energi dalam sistem, termasuk satu dari
lima potensial termodinamika dan fungsi keadaan, juga volume dan tekanannya (merupakan
besaran ekstensif. Satuan SI dari entalpi adalah joule, namun digunakan juga satuan British
thermal unit dan kalori.
Total entalpi (H) tidak bisa diukur langsung. Sama seperti pada mekanika klasik, hanya
perubahannya yang dapat dinilai. Entalpi merupakan potensial termodinamika, maka untuk
mengukur entalpi suatu sistem, kita harus menentukan titik reference terlebih dahulu, baru kita
dapat mengukur perubahan entalpi ΔH. . Perubahan ΔH bernilai positif untuk
reaksi endoterm dan negatif untuk eksoterm.
Untuk proses dengan tekanan konstan, ΔH sama dengan perubahan energi dalam sistem
ditambah kerja yang dilakukan sistem pada lingkungannya.[1] Maka, perubahan entalpi pada
kondisi ini adalah panas yang diserap atau dilepas melalui reaksi kimia atau perpindahan panas
eksternal.
Entalpi gas ideal, solid, dan liquid tidak tergantung pada tekanan. Benda nyata pada
temperatur dan tekanan ruang biasanya kurang lebih mengikuti sifat ini, sehingga dapat
menyederhanakan perhitungan entalpi.
Entalpi dari suatu sistem homogen didefinisikan sebagai:

di mana:

 H = entalpi sistem (joule)


 U = energi dalam (joule)
 P = tekanan dari sistem (Pa)
 V = volume sistem ( )
Entalpi adalah properti ekstensif yang berarti untuk sistem homogen, besarnya
berbanding lurus dengan ukuran sistem. Terkadang digunakan juga entalpi
spesifik h =H/mdengan m adalah massa sistem, atau entalpi molar Hm = H/n, dengan n adalah
jumlah mol (h dan Hm adalah properti intensif. Untuk sistem tak homogen, entalpi adalah
jumlahan entalpi dari beberapa subsistem

dengan k merujuk pada beberapa subsistem. Pada kasus untuk nilai p, T, dan komposisi yang
berbeda-beda maka jumlah menjadi integral:

dengan ρ adalah densitas.


Entalpi H(S,p) dari suatu sistem homogen dapat diturunkan sebagai fungsi
karakteristik S dan tekanan p sebagai berikut: kita mulai dari hukum pertama
termodinamika untuk sistem tertutup

Disini, δQ adalah sejumlah kecil panas yang ditambahkan dalam sistem dan δW adalah sejumlah
kerja yang dilakukan sistem. Untuk sistem homohen hanya proses reversibel yang dapat
berlangsung sehingga hukum kedua termodinamika menyatakan
δQ = TdS dengan T adalah temperatur absolut sistem. Jika hanya kerja PV yang ada, δW = pdV.
Sehingga

Menambahkan d(pV) di kedua sisi sehingga menjadi

atau

Maka

I. Energi Dalam
Energi dalam (E) adalah total energi kinetik (Ek) dan energi potensial (Ep) yang ada di
dalam sistem. Oleh karena itu energi dalam bisa dirumuskan dengan persamaan E = Ek + Ep.
Namun karena besar energi kinetik dan energi potensial pada sebuah sistem tidak dapat diukur,
maka besar energi dalam sebuah sistem juga tidak dapat ditentukan, yang dapat ditentukan adalah
besar perubahan energi dalam suatu sistem.

Perubahan energi dalam dapat diketahui dengan mengukur kalor (q) dan kerja (w), yang
akan timbul bila suatu sistem bereaksi. Oleh karena itu, perubahan energi dalam dirumuskan
dengan persamaan E = q + w.

Jika sistem menyerap kalor, maka q bernilai positif. Jika sistem mengeluarkan kalor,
maka q bernilai negatif.

Jika sistem melakukan kerja, maka w pada rumus tersebut bernilai positif. Jika sistem
dikenai kerja oleh lingungan, maka w bernilai negatif.

Jadi bila suatu sistem menyerap kalor dari lingkungan sebesar 10 kJ, dan sistem tersebut
juga melakukan kerja sebesar 6 kJ, maka perubahan energi dalam-nya akan sebesar 16 kJ.

Perubahan energi dalam bernilai 0 jika jumlah kalor yang masuk sama besar dengan
jumlah kerja yang dilakukan, dan jika kalor yang dikeluarkan sama besar dengan kerja yang
dikenakan pada sistem. Artinya, tidak ada perubahan energi dalam yang terjadi pada system.

J. Contoh Soal dan Pembahasan


1. Pada sistem toral silinder pertama-pertama volume gas didalam silinder adalah 40 liter dan
tekanannya 200 Kpa, kemudian beberapa dari massa pemberat diletakkan diatas permukaan
torak diambil sehingga torak bergerak perlahan kearah atas dan tekanan gas didalam silinder
dianggap konstan. Perkirakanlah besar energi mekanik dalam bentuk kerja yang dilakukan
oleh gas dalam silinder terhadap torak pada saat volume gas meningkat menjadi 100 liter.

Diketahui: 𝑉1 = 40 liter = 0,04 𝑚3


𝑉2 = 100 liter = 0,1 𝑚3
p = 200 kpa = 2.105 N/M

ditanya = W....?

dijawab = dW = P dV , 10=1 2ƪPV , W = P(V2-V1)

= 2.105 N/M (0,1 - 0,04) m3

= 12.000 NM.

2. Tentukan banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 500gram es yang bersuhu -
12⁰C menjadi - 2⁰C. Nyatakan dalam satuan joule jika diketahui kalor jenis es 0.5 kalori/gr⁰C!
Diketahui :
m = 500 gram
c = 0.5 kal/gr⁰C
ΔT = -2 ⁰C – (-12⁰C) = 10⁰C
Ditanya :
Q?
Jawab :
Q = m.c.ΔT
Q = (500).(0.5).(10)
Q = 2500 kalori
Ingat 1 kalori = 4.2 joule maka,
2500 (4.2) = 10.500 Joule
Jadi kalor yang diperlukan utuk memanaskan es tersebut sebesar 10.500 Joule.
3. Berapa kalor yang dibutuhkan untuk memanaskan 1 kg air yang bersuhu 20⁰C menjadi 100⁰C
jika diketahui kalor jenis air 1000 J/kg⁰C ?
Diketahui :
m = 1 kg
c = 1000 J/kg⁰C
ΔT = 100⁰C - 20⁰C = 80⁰C
Ditanya :
Q?
Jawab :
Q = m. c ΔT
Q = 1. 1000. 80
Q = 80.000 J
Jadi kalor yang
diperlukan untuk memanaskan air tersebut sebesar 80.000J atau 80KJ.
4. Banyaknya kalor yang harus diserap untuk mengubah wujud 1 gram emas dari padat menjadi
cair adalah….. (Kalor lebur emas = 64,5 x 103J/kg)
Pembahasan

Diketahui :

Massa emas (m) = 1 gram = 1 x 10-3 kg

Kalor lebur emas (LF) = 64,5 x 103 J/kg

Ditanya : Kalor (Q) yang diserap emas

Jawab :

Q = m LF

Q = (1 x 10-3 kg)(64,5 x 103 J/kg)

Q = 64,5 Joule

5. Banyaknya kalor yang harus dilepaskan 1 gram raksa untuk mengubah wujudnya dari cair
menjadi padat adalah….. Kalor lebur raksa = 11,8 x 103J/kg

Pembahasan

Diketahui :

Massa raksa (m) = 1 gram = 1 x 10-3 kg

Kalor lebur raksa (LF) = 11,8 x 103 J/kg

Ditanya : Kalor (Q) yang dilepaskan raksa

Jawab :

Q = m LF

Q = (1 x 10-3 kg)(11,8 x 103 J/kg)

Q = 11,8 Joule

6. Diket :
S + O2 → SO2 dH = -296,8 kj
2SO2 + O2 → 2SO3 dH = -197,8 kj

Tentukanlah entalpi reaksi S + 3/2 O2 → SO3 !

→ Perubahan entalpi reaksi ini dapat diperoleh dengan menyusun dan menjumlahkan 2 reaksi
yang dekat sebagai berikut. Reaksi 1 ditulis tetap sedangkan reaksi 2 dibagi 2 :
Jadi perubahan entalpi yang didapatkan yaitu sebesar -395,7 kJ.
7. Sebanyak 6 gr Urea dialarutkan ke dalam kalorimeter yang berisi 200 ml air . Setelah urea
dilarutkan ternyata suhu larutan turun dari 25 C menjadi 18 C. Bila kalor jenis air sebesar
4,18 j/gr. maka dH pelarutan ialah...

→ Untuk menjawab soal diatas , langkah pertama yang harus kita lakukan adalah mencari
jumlah kalornya dengan menggunakan rumus :

q = m . c . dT

q = jumlah kalor
c = kalor jenis
dT = Perubahan Suhu

Maka jumlah kalornya :

q = m . c . dT
= 206 . 4,18 . 7
= +6027,5 j atau 6,02 kj

Setelah itu kita cari mol dari urea :


n = gr/Mr = 6/60 = 0,1 mol
Maka dH : 1/0,1 x 6027,5 = +60275 j atau +60,275 kJ

8. Sebanyak 4 gr NaOH dilarutkan ke dalam kalorimeter yang berisi 100 ml air . Setelah NaOH
dilarutkan ternyata suhu larutan naik dari 25 menjadi 33 C. Bila kalor jenis air sebesar 4,18
J/gr maka dH pelarutan adalah....
→ Sama seperti soal sebelumnya, langkah pertama mari kita cari jumlah kalornya !
q = m . c . dT
= 104 . 4,18 .( 33 - 25 )
= 104 . 4,18 . 8
= 3477, 7 j
Setelah itu, kita cari mol dari NaOH
n = gr/Mr = 4/40 = 0,1
maka dH = 1/0,1 x 3477,7 = 34777,7 j atau 34,77 kj
9. dHf C2H8 = -150 kj
dHf CO2 = -393,5 kj
dHf H2O = -242 kj
Reaksi pembakaran etana adalah :
2C2H6 + 7O2 → 4CO2 + 6H2O
Berapakah harga dH reaksi pembakaran 2 mol gas etana diatas ?
→ Untuk menjawab soal diatas, kita harus melakukan langkah-langkah berikut :

10. Berapa panas yang dilepaskan jika 50 gr besi (c = 460 J/kg K) turun suhunya dari 100°C
menjadi 20°C?
Penyelesaian:
Diketahui: m = 50gr = 0,05 kg
c = 460 J/kg K
Δt = 100°C - 20°C = 80°C
Ditanya: Q = ?
Jawab: Q = m . c. Δt
Q = 0,05 kg . 460 J/kg K. 80°C = 1840 joule

11. Aluminium dengan massa 0,1 kg suhunya mula - mula 10 °C. Jika diketahui kalor jenis
alumunium 900 joule/kg°C, berapakah suhu akhir yang dihasilkan jika diberi kalor sebesar
8.100 joule?
Penyelesaian:
Diketahui: m = 0,1 kg
c = 900 joule/kg°C
Q = 8.100 joule
Ditanya: suhu akhir = ?
Jawab = Q = m . c. Δt
8.100 joule = 0,1 kg. 900 joule/kg°C. Δt
Δt = 8.100joule : 90 joule/kg°C
Δt = 90°C
Jadi, suhu akhir yang dihasilkan: 90°C + 10°C = 100°C
12. Untuk menaikkan suhu 500 gr tembaga dari 10 °C menjadi 110°C diperlukan kalor 20.000
joule. Berapakah kalor jenis tembaga?
Penyelesaian:
Diketahui: Q = 20.000 joule
m = 500 gr = 5 kg
Δt = 110°C - 10°C = 100°C
Ditanya: c = ?
Jawab: Q = m . c. Δt
20.000 joule = 5 kg. c. 100°C
c = 20.000 joule : 5 kg. 100°C
c = 40 joule/kg°C

13. Banyaknya kalor yang harus dilepaskan 1 gram raksa untuk mengubah wujudnya dari cair
menjadi padat adalah….. Kalor lebur raksa = 11,8 x 103J/kg

Pembahasan

Diketahui :

Massa raksa (m) = 1 gram = 1 x 10-3 kg

Kalor lebur raksa (LF) = 11,8 x 103 J/kg

Ditanya : Kalor (Q) yang dilepaskan raksa

Jawab :

Q = m LF

Q = (1 x 10-3 kg)(11,8 x 103 J/kg)

Q = 11,8 Joule

14. Timah bermassa 2 kilogram mempunyai kalor jenis 1400 J.kg-1C-1. Banyaknya kalor yang
diserap timah untuk menaikkan suhunya dari 50oC sampai 100oC adalah….

Pembahasan

Diketahui :

Massa (m) = 2 kg

Kalor jenis timah (c) = 1400 J.kg-1C-1

Perubahan suhu (ΔT) = 100oC – 50oC = 50oC

Ditanya : Kalor (Q) yang diserap timah

Jawab :
Rumus kalor :

Q = m c ΔT

Keterangan : Q = kalor, m = massa, c = kalor jenis, ΔT = perubahan suhu

Kalor yang diserap timah :

Q = (2 kg)(1400 J.kg-1C-1)(50oC)

Q = (100)(1400)

Q = 140.000 Joule

Q = 1,4 x 105 Joule

15. Tembaga dengan kalor jenis 0,1 kal.gr-1 oC-1 mengalami perubahan suhu 40oC. Apabila
kalor yang diserap tembaga selama suhunya berubah adalah 200 kalori, maka massa tembaga
tersebut adalah….

Pembahasan

Diketahui :

Kalor jenis tembaga (c) = 0,1 kal.gr-1 oC-1

Perubahan suhu (ΔT) = 40oC

Kalor (Q) = 200 kalori

Ditanya : Massa (m) tembaga

Jawab :

Q = m c ΔT

200 kal = (m)(0,1 kal.gr-1 oC-1)(40oC)

200 = (m)(0,1 gr-1)(40)

200 = (m)(1 gr-1)(4)

200 = (m)(4 gr-1)

m = 200 / 4 gr-1

m = 50 gr

Massa tembaga adalah 50 gram.

16. Air bermassa 20 gram dengan kalor jenis 1 kal g-1 oC-1 pada mulanya bersuhu 30oC.
Tentukan perubahan suhu air jika banyaknya kalor yang diserap air adalah 300 kalori!
Pembahasan

Diketahui :

Massa (m) = 20 gr

Suhu awal (T1) = 30oC

Kalor jenis air (c) = 1 kal gr-1 oC-1

Kalor (Q) = 300 kal

Ditanya : Perubahan suhu air

Jawab :

Q = m c ΔT

Q = m c (T2 – T1)

300 kal = (20 gr)(1 kal gr-1 oC-1)(T2 – 30oC)

300 = (20)(1)(T2 – 30)

300 = 20 (T2 – 30)

300 = 20 T2 – 600

300 + 600 = 20 T2

900 = 20 T2

T2 = 900 / 20

T2 = 49oC

Perubahan suhu :

ΔT = 49oC – 30oC

ΔT = 19oC

17. Manakah yang lebih cepat panas jika dijemur bersamaan pada terik matahari, aluminium atau
tembaga ? Kalor jenis aluminium = 900 J/kg oC dan kalor jenis tembaga = 390 J/kg oC.

Pembahasan

Semakin besar kalor jenis benda, semakin lama panas benda tersebut, sebaliknya semakin
kecil kalor jenis benda, semakin cepat panas benda tersebut.

Kalor jenis tembaga lebih kecil dari kalor jenis aluminium karenanya tembaga lebih cepat
panas.
18. Suatu benda bermassa 2 kg menyerap kalor sebanyak 100 kalori ketika suhunya berubah dari
20oC hingga 70oC. Kalor jenis benda tersebut adalah…..

Pembahasan

Diketahui :

Massa (m) = 2 kg = 2000 gr

Kalor (Q) = 100 kal

Perubahan suhu (ΔT) = 70oC – 20oC = 50oC

Ditanya : Kalor jenis benda (c)

Jawab :

c = Q / m ΔT

c = 100 kal / (2000 gr)(50oC)

c = 100 kal / 100.000 gr oC

c = 102 kal / 105 gr oC

c = (102 kal)(10-5 gr-1 oC-1)

c = 10-3 kal gr-1 oC-1

c = 10-3 kal/gr oC

Kalor jenis benda tersebut adalah 10-3 kal/gr oC

19. Kalor jenis air adalah 4180 J/kg Co. Kapasitas kalor 2 kg air adalah…..

Pembahasan

Diketahui :

Kalor jenis air (c) = 4180 J/kg Co

Massa (m) = 2 kg

Ditanya : Kapasitas kalor (C)

Jawab :

C=mc

C = (2 kg)(4180 J/kg Co)

C = (2)(4180 J/Co)
C = 8360 J/Co

20. Pembakaran bensin adalah suatu proses eksoterem. Apabila bensin dianggap terdiri atas
isooktan, C8H8. Tentukanlah jumlah kalor yang dibebaskan pada pembakaran 1 L bensin.
Diketahui entalpi pembakaran isooktana = -5460 kj/mol dan massa jenis isooktana = 0,7 kg.
→ Dalam hal ini telah diketahui entalpi pembakaran isooktana, jadi yang diperlukan adalah
menentukan jumlah mol isooktana dalam 1 L bensin tersebut.
1 L bensin = 1 L x 0,7 x 1000/kg = 700 gr
700 gr isooktana = 7000 x 1mol/114gr = 6,14 mol
Jadi kalor yang dibebaskan pada pembakaran 1 L bensin adalah :
6,14 x 5460 = 33524,4 kj

21. Ke dalam 100 ml larutan HNO3 2 M dengan suhu 2 C ditambahkan 100 ml larutan KOH 2 M
dengan suhu 25 C. ternyata, suhu campuran naik sampai 40 C. Jika kalor jenis air = 4,2 j/g.
maka perubahan entalpi reaksi adalah... j/mol
→ Pertama, kita cari jumlah kalor yang dihasilkan !

q = m . c . ⧍T
= 200 . 4,2 . 15
= 12600 j atau 12,6 kj

Reaksi Penetralan :

HNO3 + KOH → KNO3 + H2O

Jumlah mol = V . M = 0,1 x 2 = 0,2 mol


Maka ⧍H = 12,6 / 0,2 = 63 Kj

22. Sebanyak 7,5 gr kristal LiOH ditambahkan ke dalam kalorimeter yang berisi 120 gr air.
Setelah kristal LiOH itu larut, ternyata suhu kalorimeter beserta isinya naik dari 23,25 C
menjadi 34,9 C. maka tentukanlah entalpi pelarutan LiOH dalam air ! Dik kalor jenis = 4,2
dan kapasitas kalorimeter = 11,7

→ Qreaksi = - ( Qlarutan + Qkalorimeter )

Qlarutan = m . c . ⧍T
= ( 120 + 7,5 ) . 4,2 . ( 34,9 - 23,25 )
= 6238,6 j

Qkalorimeter = c . ⧍T
= 11,7 . ( 34,9 - 23,25 )
= 136,3 j
Kalor tersebut dibebaskan pada pelarutan 7,5 gr LiOH , pada pelarutan 1 mol LiOH akan
dibebaskan kalor sebanyak :

23. Diketahui entalpi pembakaran methanol = 238,6 Kj, CO2 = -393,5 Kj dan H2O = -286 Kj,
maka :
A. Tentukanlah entalpi pembakaran methanol membentuk gas CO2 dan air
B. Tentukanlah jumlah kalor yang dibebaskan pada pembakaran 8 gr Methanol
→ A. Reaksi pembakaran metanol ialah sebagai berikut ;
CH3OH + 3/2 O2 → CO2 + 2H2O

B. jumlah mol CH3OH = 8/32 = 0,25 mol


Maka jumlah kalor yang dibebaskan pada pembakaran 8 gr CH3OH ialah :
= 0,25 x 726,9 = -181,725 kj

24. Pada pelarutan 15,3 gr NaNO3 dalam sebuah kalorimeter terjadi penurunan suhu dari 25 C
menjadi 21 C. Jika kapasitas kalor larutan dari kalorimeter adalah 1071 J, maka tentukan
perubahan entalpi pelarutan 1 mol NaNO3 !
NaNO3 → Na+ + NO3-
→ Qreaksi = - ( Qlarutan + Qkalorimeter )
Qlarutan = m . c . ⧍T
= 15,3 . 1071 . 4
= +65545,2 J

Qkalorimeter = c . ⧍T
= 1071 . 4
= +4284 j

Jadi Qreaksi = 65545,2 + 4284 = +69829,2 J

kalor tersebut diserap pada pelarutan 15,3 gr NaNO3, pada pelarutan 1 mol NaNO3 akan
diserap kalor sebanyak :
25. Pada pembakaran 0,786 belerang dalam suatu kalorimeter terjadi kenaikan suhu dari 25
menjadi 26 C.
1/8 S8 + O2 → SO2
Jika kapasitas kalor kalorimeter dan isinya adalah 10 kj. Maka tentukanlah perubahan entalpi
pada pembakaran 32 gr belerang !
→ Qreaksi = -( Qlarutan + Qkalorimeter )
Qlarutan = m . c . ⧍T
= 0,786 . 10 . 1
= -7,86 J
Qkalorimeter = c. ⧍T
= 10.1
= 10
Maka Qreaksi = -7,86 + - 10 = -17,86 J
Jadi kalor pada pelarutan 32 gr S ialah :

26. Diketahui entalpi pembentukan CO2 = -393,5 Kj, H2O = -242 Kj, C3H8 = -104 Kj. Maka
tentukanlah jumlah kalor yang dapat dibebaskan jika 1 gr C3H8 dibakar sempurna
membentuk gas CO2 dan air.
→ Pertama, Kita buat proses reaksinya terlebih dahulu !

C3H8 + 5O2 → 3CO2 + 4H2O


Maka ⧍H :

27. Pembakaran sempurna 12 gr etana menghasilkan kalor sebanyak 12000 kj. Tentukanlah
entalpi pembakaran molar standar etana !
→ Pertama kita cari jumlah mol atana terlebih dahulu !
n = gr/Mr = 12/24 = 0,5 mol
Maka untuk 1 molnya akan dibebaskan energi sebanyak :
⧍H = 12000/0,5 = 24000 J = 24 Kj
28. Diketahui
⧍Hf CO2 = -393,5 Kj/mol
⧍HF H2O = -284 Kj/mol
⧍Hf C2H2 = -242 Kj/mol
Hitunglah kalor yang dilepaskan pada pembakaran 44,8 L gas C2H2 pada keadaan standar !
→ Pertama, kita buat proses reaksinya terlebih dahulu dan kita tentukan jumlah kalor yang
dilepaskan permolnya !
C2H2 + 5/2 O2 → 2CO2 + H2O
Maka ⧍H :
Setelah itu kita cari mol dari gas C2H2 = 44,8/22.4 = 2 mol
Maka jumlah kalor yang dilepaskan pada pembakaran 44,8 L gas C2H2 ialah = 2 x -1658 = -
3316 Kj

29. Seorang mahasiswa menambahkan panas ke dalam 0,250 kg es pada 0,0 C sampai
semuanya meleleh. Berapa perubahan entropi air? (ces = 2100 J/kg.K dan L =
3,34 105J/kg)

Penyelesaian:

30. Sebatang aluminium dengan massa 4,00 kg dipanaskan dari suhu 717 C sampai 962 C.
Jika kalor jenis aluminium sebesar 910 J/kg.K, hitunglah perubahan entropinya!
Penyelesaian:

31. Gas Argon sebanyak 12 mol mengalami proses isokhorik sehingga tekanannya naik dari 4,0
atm menjadi 7,0 atm. Tentukan perubahan entropi gas tersebut jika suhu akhirnya 217 ℃!
Penyelesaian:
 Keadaan Isokhorik:
 Mencari Nilai Perubahan Entropi

32. Hitunglah perubahan entropi yang terjadi ketika 2,00 kg air 27,0 C dicampur dengan 3,00
air pada 77,0 ℃!
Penyelesaian:
 Mencari suhu campuran

 Menghitung perubahan entropi

33. Mesin Carnot bekerja pada suhu tinggi 550 K, untuk menghasilkan kerja mekanik. Jika mesin
melepas kalor 3000 J, dengan suhu rendah 375 K. Tentukan perubahan entropi pada reservoir
panas, reservoir dingin, dan perubahan entropi total!
Penyelesaian:
 Mencari kalor serap
 Menentukan perubahan entropi pada reservoir panas

Menentukan perubahan entropi pada reservoir dingin

 Menentukan perubahan entropi total

STotal = SH + SC
STotal = 8 J/K + ( 8 J/K)
STotal = 0

34. Hitung perubahan entropi dari 30 gram alumunium yang dipanaskan dari 500 sampai 700
OC. Titik leleh 660 OC, kalor pelelehan 393 J g-1 dan kapasitas kalor zat padat dan zat cair
masing-masing adalah : (31,8 + 3,15 .10-3 T) JK-1 mol-1 dan (34,3 + 1,12 .10-3 T) JK-1
mol-z
Jawaban :

Ada tiga tahapan disini.


Pertama : alumunium memanas dari suhu 500 ke 660
Kedua : alumunium mencair dari 660 dalam wujud padat menjadi 660 dalam wujud cair. Ada
panas latent yang berperan
Ketiga : alumunium dalam wujud cair memanas dari suhu 660 menjadi 700 oC
Gambar dari prosesnya adalah :
m = 30 g
panas Latent pelelehan (L) = 393 j/gram

 path (a)
Cp = 31.8 + 3.15 x10-3 T
ΔS = mCp(dT/T) masukkan Cp dan diintegralkan diperoleh
ΔS = mx(31.8 ln(T/T0) + (3.15/2)x10-3(T-T0)
ΔSa = 272,4206767 j/K
 path (b)
ΔH = mxL
ΔH = 30 x 393 = 11790 j
ΔSb = ΔH /T = 11790 j/660 K
ΔSb = 17,86363636 j/K
 path (c)
Cp = 34.3 + 1.12 x10-3 T
ΔS = mCpdT/T masukkan Cp dan diintegralkan diperoleh
ΔS = mx(34.3 ln(T/T0) + (1.12/2)x10-3(T-T0)
ΔSc = 61,21887452 j/K
 S total = Sa + Sb + Sc
S total = 272,4206767 + 17,86363636 + 61,21887452 j/K
S total = 351,5031876 j/K

35. Perhatikan reaksi pembakaran metana berikut ini :


CH4(g) + O2(g) ==> CO2(g) + 2H2O(l)
Jika diketahui harga perubahan entropinya adalah – 242,2 J/K mol dan perubahan entalpinya
– 890,4 kJ/mol, hitunglah harga perubahan energi bebas gibs standar pada suhu 25 degC?
Pembahasan:

Langkah pertama yang akan kita lakukan adalah mengubah satuan perubahan entropi dari J
ke kJ.
1 kJ = 1000 j
ΔS° = - 242,2 J/K mol = - 242,2/1000 kJ/ K mol = - 0,2422 kJ/mol K
Kemudian suhu juga harus kita ubah menjadi satuan Kelvin.
K = C + 273 = 25 + 273 = 298 K

Setelah itu baru masukkan data ke rumus menghitung perubahan energi bebas Gibbs standar :
ΔG° = ΔH° - TΔS°
= - 890,4 kJ/mol – 298 K x -0,2422kJ/mol K
= (- 890,4 + 72,1756 ) kJ/mol
= - 818,2244 kJ/mol

36. Perhatikanlah reaksi berikut ini :

Jika diketahui harga ΔS = + 160,4 J/mol K dan ΔH = + 178 kJ/mol. Pada suhu berapakah
reaksi diatas dapat berlangsung spontan?
Pembahasan:

Pertama, jangan sampai lupa mengubah satuan ΔS nya!


ΔS = + 160,4 J/ mol K = + 160,4/1000 kJ/mol K = + 0,1604 kJ/mol K

Reaksi akan spontan jika :


ΔH – TΔS < 0
+ 178 kJ/mol – T x (+0,1604) < 0
– T x (+0,1604) < - 178
– T < - 778/0,1604
– T < - 1110
T > 1110 K

Reaksi diatas akan spontan jika suhu reaksi diatas 1110 K.

Anda mungkin juga menyukai