Siklus Rankine
Siklus Rankine
Siklus Rankine
energi gerak. Dikembangkan oleh William John Macquorn Rankine pada abad ke-19 dan sejak
saat itu banyak diaplikasikan pada mesin-mesin uap. Saat ini, siklus rankine digunakan pada
pembangkit-pembangkit listrik dan memproduksi 90% listrik dunia.
Air menjadi fluida kerja siklus rankine dan mengalami siklus tertutup (close-loop cycle) artinya
secara konstan air pada akhir proses siklus masuk kembali ke proses awal siklus. Pada siklus
rankine, air ini mengalami empat proses sesuai dengan gambar di atas, yaitu:
1. Proses C-D: Fluida kerja / air dipompa dari tekanan rendah ke tinggi, dan pada proses ini
fluida kerja masih berfase cair sehingga pompa tidak membutuhkan input tenaga yang
terlalu besar. Proses ini dinamakan proses kompresi-isentropik karena saat dipompa,
secara ideal tidak ada perubahan entropi yang terjadi.
2. Proses D-F: Air bertekanan tinggi tersebut masuk ke boiler untuk mengalami proses
selanjutnya, yaitu dipanaskan secara isobarik (tekanan konstan). Sumber panas
didapatkan dari luar seperti pembakaran batubara, solar, atau juga reaksi nuklir. Di boiler
air mengalami perubahan fase dari cair, campuran cair dan uap, serta 100% uap kering.
3. Proses F-G: Proses ini terjadi pada turbin uap. Uap air kering dari boiler masuk ke turbin
dan mengalami proses ekspansi secara isentropik. Energi yang tersimpan di dalam uap air
dikonversi menjadi energi gerak pada turbin.
4. Proses G-C: Uap air yang keluar dari turbin uap masuk ke kondensor dan mengalami
kondensasi secara isobarik. Uap air diubah fasenya menjadi cair kembali sehingga dapat
digunakan kembali pada proses siklus.
Skema pada gambar 5 dapat digambarkan garis kerjanya pada diagram T-s seperti pada gambar 6
berikut ini.
Ga
mbar 6 diagram T-s untuk siklus Rankine ideal sederhana
Keterangan gambar 6 :
Proses 1 – 2 adalah proses pada tekanan konstan yang berlangsung pada boiler. Pada proses ini
kalor masuk ke dalam sistem (Qin).
Proses 2 – 3 adalah proses ekspansi isentropis (adiabatis reversibel) yang berlangsung di dalam
turbin uap. Pada proses ini terjadi kerja keluar sistem (Wout)
Proses 3 – 4 adalah proses pada tekanan konstan yang berlangsung di dalam kondensor. Pada
proses ini kalor keluar dari sistem (pembuang kalor) (Qout).
Proses 4 – 1 adalah proses penekanan secara isentropis oleh pompa. Pada proses ini kerja masuk
ke dalam sistem (Win).
Pada siklus Rankine ideal sederhana. Air dipompa oleh pompa pengisi boiler ke dalam boiler.
Pompa yang bertugas untuk memompakan air ke dalam boiler disebut feed water pump. Pompa
ini harus dapat menekan air ke boiler dengan tekanan yang cukup tinggi (sesuai dengan tekanan
kerja siklus). Secara ideal pompa bekerja menurut proses isentropis (adiabatis reversibel) dan
secara aktual pompa bekerja menurut proses adiabatis irreversibel.
Di dalam boiler, air yang bertekanan tinggi dipanaskan hingga menjadi uap panas lanjut,
prosesnya adalah sebagai berikut:
1. Ekonomiser, air pertama-tama masuk ke ekonomiser. Ekonomier berfungsi sebagai
pemanas awal. Sesuai namanya alat ini berfungsi untuk meningkatkan efisiensi boiler
dengan cara menggunakan panas sisa gas buang untuk memanaskan awal air yang masuk
ke boiler.
2. Evaporator, dari ekonomiser, air masuk ke drum penampung air di evaporator. Di dalam
evaporator air dipanaskan melalui pipa-pipa evaporasi hingga berubah menjadi uap. Uap
air yang keluar dari evaporator adalah uap jenuh.
3. Superheater, selanjutnya uap jenuh dari evaporator masuk ke superheater. Superheater
adalah alat penukar kalor yang dirancang khusus untuk memanaskan uap jenuh menjadi
uap panas lanjut dengan menggunakan gas panas hasil pembakaran. Uap panas lanjut yang
keluar dari superheater siap digunakan untuk memutar turbin uap.
Uap panas lanjut dari boiler kemudian dialirkan ke turbin uap melalui pipa – pipa uap. Di dalam
turbin uap , uap panas lanjut diekspansikan dan digunakan untuk memutar rotor turbin uap.
Proses ekspansi di dalam turbin uap berlangsung melalui beberapa tahap yaitu :
1. Proses ekspansi awal di dalam turbin tekanan tinggi (roda Curtis)
Uap panas lanjut yang bertekanan tinggi diekspansikan di nosel dan kemudian digunakan untuk
memutar roda Curtis. Roda Curtis adalah turbin uap jenis turbin implus. Pada roda Curtis terjadi
penurunan tekanan yang signifikan.
2. Proses ekspansi pada turbin tingkat menengah.
Turbin tingkat menengah menggunakan turbin jenis reaksi dan tersusun atas beberapa tingkat
turbin.
3. Proses ekspansi tingkat akhir.
Pada tingkat akhir ini uap terus diekspansikan hingga tekanan sangat rendah (biasanya dibawah
tekanan atmosfir ) dengan bantuan kondensor.
Putaran poros yang dihasilkan dari proses ekspansi uap panas lanjut di dalam turbin digunakan
untuk memutar beban. Beban dapat berupa generator listrik seperti di PLTU atau propeler
(baling-baling) untuk menggerak kapal.
Uap tekanan rendah dari turbin uap mengalir ke kondensor. Di dalam kondensor, uap
didinginkan dengan media pendingin air hingga berubah fase menjadi air. Kemudian air
ditampung di dalam tangki dan dipisahkan dari gas-gas yang tersisa dan siap untuk dipompa ke
dalam boiler oleh pompa pengisi boiler. Proses ini terus berlanjut dan berulang membentuk
sebuah siklus yang disebut siklus Rankine.
Pada siklus Rankine ideal. Ke 4 alat dianggap bekerja pada kondisi Steady flow. Sehingga
persamaan energi untuk kondisi steady flow dapat ditulis :
Fluida pada Siklus Rankine mengikuti aliran tertutup dan digunakansecara konstan.
Berbagai jenis fluida dapat digunakan pada siklus ini, namun airdipilih karena berbagai
karakteristikfisikadankimia, seperti tidak beracun,terdapat dalam jumlah besar, dan
murah.Sistem siklus Rankine terdiri atas empat komponen, yaitu:
1. Pompa
2. Boiler
3. Turbin
4. Condenser
Dalam siklus Rankine yang sebenarnya, kompresi oleh pompa danekspansi dalam turbin tidak
isentropic,dengan kata lain proses ini tidak
bolak- balik dan entropi meningkat selama proses. Hal ini meningkatkan tenaga yangdibutuhkan
oleh pompa dan mengurangi energi yang dihasilkan oleh turbin.Secara khusus, efisiensi turbin
akan dibatasi oleh terbentuknya titik-titik airselama ekspansi ke turbin akibat kondensasi. Titik-
titik air ini menyerang turbin,menyebabkan erosidan korosi, mengurangi usia turbin dan efisiensi
turbin. Caratermudah dalam menangani hal ini adalah dengan memanaskannya padatemperatur
yang sangat tinggi.
Siklus Rankine regeneratif
Konsepnya hampir sama seperti konsep pemanasan ulang. Yangmembedakannya adalah uap
yang telah melewati turbin kedua dan kondenserakan bercampur dengan sebagian uap yang
belum melewati turbin kedua.Pencampuran terjadi dalam tekanan yang sama dan mengakibatkan
pencampurantemperature, hal ini akan mengefisiensikan pemanasan primer.
Proses 1-2 : Fluida kerja (misalnya air) dipompa dari tekanan rendah ke tekanantinggi. Pada
tahap ini fluida kerja berfase cair sehingga hanyamembutuhkan energi yang relatif kecil untuk
proses pemompaan.
Proses 2-3 : Air bertekanan tinggi memasuki boiler untuk dipanaskan. Di sini
air berubah fase menjadi uap jenuh. Proses ini berlangsung padatekanan konstan.
Proses 4-1: Uap basah memasuki kondenser dan didinginkan sehingga semua uap berubah
menjadi fase cair. Air dipompakan kembali (Proses 1-2)
Besarnya kerja yang dibutuhkan pompa, panas yang diberikan boiler,kerja yang dihasilkan turbin
dan panas yang dibuang pada Kondenser dapatdiperhitungkan dengan bantuan tabel Enthalpy-
entropy air-uap air.
Gambar 2.2 Contoh T-s diagram Siklus Rankine
proses 1-2 : Ekspansi isentropik (s = konstan) dari fluida kerja melalui turbin danuap jenuh pada
kondisi 1 hingga mencapai tekanan kondenser.
proses 2-3 : Perpindahan kalor dari fluida kerja ketika mengalir pada tekanankonstan melalui
kondenser dengan cairan jenuh pada kondisi 3.
proses 3-4 : Kompresi isentropic (s=konstan) dalam pompa menuju ke kondisi
4dalam daerah hasil kompresi.
proses 4-5 : Perpindahan kalor ke fluida kerja ketika mengalir pada tekanankonstan melalui
boiler untuk menyelesaikan siklus