CBR B.indonesia Kel.2
CBR B.indonesia Kel.2
CBR B.indonesia Kel.2
Kelompok 2
MEDAN
2021
0
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan bagi Tuhan Allah Yang Maha Kuasa atas berkat dan
karuniaNya, penulisan makalah ini dapat terselesaikan.Critical book report (CBR) ini kami
susun dengan maksud sebagai tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dan menjadikan
penambahan wawasan sekaligus pemahaman terhadap materi tersebut. Harapankami ,
semoga setelah penyelesaian penulisan Critical book report ini kami semakin memahami
tentang bagaimana penulisan Critical book report yang baik dan benar.
Di lain sisi, kami mendapatkan pengalaman dan ilmu yang berharga dalam
penyusunan penulisan Critical book report ini. Kami sangat berterima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian CBR ini, khususnya kepada dosen pengampu
mata kuliah ini ibu Dra.Inayah Hanum, M.Pd. dan kawan sekelas kami mahasiswa/i kelas
Matematik Dik A 2019.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan CBR ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran serta bimbingan
dari para dosen demi penyempurnaan di masa-masa yang akan datang, semoga karya tulis
CBR ini bermanfaat bagi semuanya.
Penyusun
Kelompok 2
1
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN/PENGANTAR ……….…………………………………………....….. 3
BAB 1
2
PENDAHULUAN
Critical Book Review (CBR) secara singkat dapat diartikan sebagai evaluasi terhadap
suatu buku atau artikel yang direview. Latar belakang saya membuat critical book ini yaitu
untuk mengevaluasi, seperti mengulas atau mereview, menginterprestasi serta menganalisis
isi sebuah buku, yang menitik beratkan pada evaluasi ( penjelasan, interprestasi dan analisis)
mengenai keunggulan dan kelemahan buku, apa yang menarik dari buku tersebut, bagaimana
isi buku tersebut bisa mempengaruhi cara berfikir pembaca dan menambah pemahaman
pembaca terhadap suatu bidang kajian tertentu. Dengan kata lain, melalui CBR ini pembaca
(reviewer) menguji pikiran pengarang atau penulis berdasarkan sudut pandang pembaca
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahuai kelemahan dan kelebihan dari buku yang dikritis serta
untuk mengetahui keunikan dari buku utama
Untuk mengetahuai kelemahan dan kelebihan dari buku yang dikritis serta
untuk mengetahui keunikan dari buku pembanding
Untuk memenuhi salah satu Tugas KKNI
1.3 Manfaat
1. Bagi reviewer :untuk menambah pengetahuan mengenai pembuatan critical book
report dan Menambah wawasan reviewer terkait ilmu yang di sajikan dalam buku
utama dan buku pembanding.
2. Bagi pembaca : untuk menambah pengetahuan baru dalam hal pembuatan critical
book report dan Menambah wawasan pembaca terkait ilmu yang di sajikan dalam
buku utama dan buku pembanding.
3
Judul : Pendidikan Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi
Penerbit :-
ISBN :-
2 Edisi :-
IDENTITAS BUKU PEMBANDING
ISBN : 978-602-73433-6-8
3 Edisi :1
BAB II
4
A) Ringkasan Buku Utama
BAB I
1. Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu dan termasuk ke dalam rumpun
Bahasa Austronesia. Dalam hal ini, Bahasa Melayu sydah lama (berabad-abad)
digunakan sebagai lingua franca ‘ bahasa perhubungan’ di nusantara ini pada zaman
Sriwija dan Majapahit. Pada masa pemerintahan colonial Belanda baha Melayu
dikenal sebagai bahasa sehari-hari yang sering dinamai dengan istilah Melayu Pasar.
Bahasa melayu Pasar sangat mydah dimengerti, ekspresif, memiliki toleransi
kesalahan yang sangat besar, dan mudah menyerao istilah istilah lain dari berbagai
bahasa yang digunakan pada pengunanya. Oleh karena itu, dapat dikatan bahwa
bahasa melayu Pasar ada pula bahasa melayu Tinggi yang digunakan di kalangan
keluarga kerajaan di sekitar Sumatera, Malaya, dan jawa.
Penamaan bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari peristiwa
ikrar Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, dalam rangkaian kegiatan Kongres
Pemuda Kedua di Jakarta, Butir ketiga ikrar Sumpah Pemuda Berbunyi,”Kami, Putra
dan putri Inbdonesia, menjungjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.” Soekarno
tidak memilih bahasanya sendiri, yaitu bahasa Jawa (yang sebenarnya merupakan
bahasa daerah yang masyarakat pemakainya mayoritas pada saat itu) sebagai dasar
bahasa Indonesia, tetapi beliau memilih bahasa Indonesia yang didasarkan pada
bahasa Melayu yang dituturkan di Riau.
2. Bahasa Daerah
3. Bahasa Asing
5
sesungguhnya hanya melengkapi fungsi bahasa Indonesia yang juga dikembangkan
agar menjadi sarana serupa.
6
Alat Perhubungan pada Tingkat Nasional
Dalam hal ini bahasa Indonesia dipakai bukan saja sebagai alat komunikasi
timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat luas dan bukan saja sebagai
alat perhubungan antardaerah, dan antarsuku melainkan juga sebagai alat
perhubungan di dalam masyakarat yang sama latar belakang social budaya dan
bahasanya.
Alat pengembangan kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan teknologi
Didalam hubungan ini, bahasa Indonesia adalah satu-satunya alat yang
memungkinkan kita membina dan ngembangkan kebudayaan nasional
sedemikian rupa sehingga bahasa Indonesia memiliki ciri-ciri dan identitasnya
sendiri.
E. Bahasa Indonesia Baku
1. Pengertian Bahasa baku dan Nonbaku
Bahasa baku adalah bahasa yang menjadi pokok, yang menjadi dasar
ukuran, atau yang menjadi standar. Jadi bahasa Indonesia baku adalah ragan
bahasa Indonesia yang menjadi pokok, yang menjadi dasar ukuran, atau yang
menjadi standar.
Bahasa nonbaku adalah bahasa yang tidak menjadi pokok, yang tidak
menjadi dasar ukuran, atau yang tidak menjadi standar. Jadi, bahasa Indonesia
nonbaku adalah ragam bahasa Indonesia yang tidak menjadi pokok, yang tidak
menjadi dasar ukuran, atau yang tidak menjadi standar. Bahasa baku adalah
bentuk bahasa yang biasa memakai kata-kata atau ungkapan, struktur kalimat,
ejaan, dan pengucapan yang biasa dipakai oleh mereka yang berpendidikan,
seperti pejabat,ahli,dosen,guru,ilmuwan,cendikiawan,dan sebagainya. Sedangkan
bahasa nonbaku adalah bentuk bahasa yang biasa dipakai oleh mereka yang
kurang berpendidikan dan yang biasa beraktivitas dalam lingkungan tidak resmi.
Bahasa Indonesia baku memiliki empat fungsi yang secara satu persatu
dapat dijelaskan sebagai berikut :
7
rumpun dan bahasa yang ada di Indonesia dengan mengatasi batas batas
kedaerahan.
BAB II
8
PENULISAN TEKS AKADEMIK
Menurut KBB1, teks berarti wacana tertulis. Kndataksana (2011: 238) menyatakan
bahwa teks adalah, (1) satuan bahasa tertengkap yang bersital abstrak, (2) deretan kalirnal
kata, dan sebagainyayang rnernbentuk ujaran. (3) ujaran yang dihasilkan dalam interaksi
manusta. Ddibat dari tiga pengerhan teks yang dikemukakan tersebut dapat dikatakan bahwa
teks adalah satuan bahasa yang bisa berupa bahasa tulis dan bisa juga berupa bahasa lisan
yang dihasilkan dan interaksi atau kornunikasi manusia.Dengan demikian, teks akademik
merupakan teks yang diproduksi dan digunakan dalarn keperluan akademik. Teks akademik
atau teks ilrniah dapat berwujud dalam berbagai jenis, misatnya buku, ulasan buku, proposal
penelit:an, laporan penelitian, laporan praktikurn, dan artikel ilrniah. Teks akademik atau
yang sering juga disebut teks ilmiah adalah tultsan yang diperoleh sesuai dengan sifat
keilmuannya dan didasan oleh hasil pengamatan.peninjauan. penelitian dalam bidang tenentu,
disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannyaikeilmiahannya.
Teks akadernik atau yang sering juga disebut teks ilmiah berbeda dengan teks non-
akademik atau teks non-ilmiah.Teks akademik dan teks non-akademik ditandai oleh tertentu.
Untuk membedakan keduanya, anda harus menelusuri ciri-ciri tersebut Denoan memahami
teks akademik, anda akan merasa yakin bahwa jenis teks tersebut memang penting bagi
kehidupan akademik anda. Terbukti bahwa dalam menjalankan kehidupan akademik, anda
harus membaca dan mencipta teks akademik
Perbedaan antara teks akademik dan teks non-akademik perlu dijelaskan secara
memadai dengan mengidentifikasi ciri-ciri yang ada.Teks akademik yang dihasilkan harus
memperhatikan ada/tidaknya penggunaan kalimat minor.Kalimat minor adalah kalimat yang
tidaklengkap.Kalimat minor berkekurangan, salah satu dari undur pengisi subjek atau
prediktator.Akibatnya kalimat tersebut dapat dianalisi dari sudut pandang leksikogramatika.
Pada toks non akademik cenderung menggunakan verba Karena Itu, dalam menulis teks
akademik pemakai Bahasa seyogianya selalu berusaha menggunakan nomina dalam
menyatakan proses Itu.
Pendapat tentang teks akademik yang benkembang selama ini adalah banwa teks
akademik mempunyai ciri-ciri antara lain sederhana. padat, objektif dan logis. Akan
tetapi.selama ini pula belum terdapat bukti-bukti empiris yang diajukan untuk memberikan
penjelasan, yang memadai secara linguistik tentang pengertian sederhana, padat. objektif. dan
logis tersebut. Akibatnya, ciri-ciritersebut biasanya hanya dIpahami secara nalun tanpa
didasarkan pada data atauteori tertentu (Wiratno, dkk, 2014.3)
9
D. Teks Akademik Dalam Berbagai Genre Makro
Seperti telah dinyatakan terdahulu, teks akademik atau teknik ilmiah dapat terwujud
dan berbagai jenis, misalnya buku, ulasan buku, proposal penelitian, laporan penelitian,
laporan praktikum, dan artikel ilmiah.Jenis-jenis tersebut rnerupakan genre makro yang
masing-masing di dafamnya terkandung campuran dari beberapa genre mikro seperti
deskripsi, laporan prosedur, eksplanasi, eksposis, dan diskusi.Genre makro adalah genre yang
diguankan rnenarnai sebuah jenis teks secraa keseluruhan, dan genre mikro adalah
subgenresu Ulasan Buku yang lebih kecil yang terdapat di dalamnya dan dipayungi oleh
genre makro tersebut.
Ulasan Buku
Dapat dikelompokkan menjadi buku ajar dan buku referensi.Buku referensi adalah yang
digunakan sebagai referensi atau bahan rujukan pada saat orang menyusun karya ulasan buku
yang juga sering disebut dengan timbangan buku adalah tulisan yang tentang kritik terhadap
buku yang dimaksud.Ulasan seperti ini dibutuhkan pada tesis dan disertasi.Ataupun artikel
Ilmfah menyajikan kajian pustaka dalam ProPosal Peoelitian.
Proposal
Proposal merupakan tullsan yang berisi rancangan penelitian Proposal dapat beniPa proposal
nenelittan atau proposal kegiatan.Proposai penelitian memillki struktur teks
pendahuluan.landasan teon dan tinjauan pustaka, metodologi penelitian.
Laporan Penelitian
Laporan dapat dikelompokkan menjadi laporan penelitian dan laporan kegiatan Laporan
penelitian ditata dengan struktur teks desknpsi
Artikel Ilmiah
Artikel ilmiah dapat dikelornpokkan menjadi artikel penelitian dan artikel konseptual. Dalam
hal ini, arlikel penelitian adalah artikel yang disusun berdasarkan sebuah laporan penelitian,
sedangkan artikel konseptual adalah arlikel yang disusun sebagai hasil pemikiran secara
konseptual
BAB III
Identitas pada teks ulasan sifatnya opsional. Pada bagian identitas memuat judul,
penulis, penerbit, tahun terbit, bahsan yang digunakan, warna sampul dan lain lain. Pada
bagian ini idetitas yang dibuat berdasarkan fakta-fakta dan kebutuhan si pengulas buku.Genre
mikro yang dipakai untuk memaparkan identitas adalah deskripsi.Dari bagian identias buku
dapat dilihat bahwa keseluruhan yang termuat dalam identitas merupakan fakta yang dapat
ditemukan dari buku yang diulas baik dihalaman sampul, dalam sambul, dan lembar hak
cipta.Orientasi merupakan pengenalan terhadap keseluruhan teks ulasan.Fungsi dari tahapan
orientasi adalah menyampaikan informasi tentang buku yang diulas.
Merekonstruksi tkes ulasan buku maksudnya adalah menuliskan kembali teks ulasan
yang telah ada dengan enggunakan bahasa sendiri. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika
merekonstruksi teks ulasan buku adalah :
2. Apabila belum pernah membaca buku yang diulas dapat mencari informasi mengenai buku
tersebut.
Mengulas sebuah buku artinya memberikan penilaian terhadap buku yang diulas
secara objektif.Pengulas buku harus memaparkan kelebihan dan kekurangan dari buku yang
diulas dengan berimbang.Supaya dapat menghasilkan ulasan yang baik. Menurut Direktorat
jendaral Pembelajaran dan Kemahasiswaan ( 2016 ) perlu diperhatikan langkah-langkah
berikut:
2. Membaca kritis
3. Membuat Ringkasan
11
5. Mencari buku pembanding dan referensi untuk rujukan
BAB IV
Kegiatan belajar 1
A. Hakikat proposal
Teks proposal secara singkat dapat dimaknai dengan rancangan atau gambaran dari suatu
kegiatan. Dengan lebih jelas dapat pula dikatakan bahwa teks proposal merupakan suatu
bentuk rancangan kegiatan yang dibuat secara formal dan standar serta diajukan kepada
pemimpin atau pemangku kepentingan atau pihak terkait untuk mendapatkan pertimbangan
persetujuan titik pada umumnya proposal merupakan tulisan informatif dan persuasif yang
mengedukasi dan meyakinkan pembaca..
Kegiatan belajar 2
B. Jenis-jenis kegiatan
1. Proposal kegiatan
Proposal kegiatan merupakan rencana kegiatan yang disusun oleh panitia untuk
mendapatkan bantuan dan persetujuan dari pihak ketiga dan pihak terkait. Proposal kegiatan
merupakan sebuah usulan
a. berisi pedoman kerja atau peta perjalanan lengkap yang akan dinilai selama
melakukan kegiatan
b. panitia kegiatan telah memiliki gambaran menyeluruh dan lengkap mengenai ruang
lingkup dan urutan kegiatan maupun tenggang waktunya.
c. Dirancang oleh kelompok panitia yang berencana menggelar acara,
d. Bisanya memiliki susunan panitia, bentuk kegiatan, waktu kegiatan dan nama
kegiatan.
Unsur-unsur proposal kegiatan
Hal-hal yang harus terdapat di dalam sebuah proposal antara lain adalah
12
a. Latar belakang yang memuat landasan kegiatan tersebut dilaksanakan,
b. Tema atau kerangka pemikiran,
c. Maksud atau tujuan
d. Waktu pelaksanaan
e. Tempat
f. Kegiatan yang akan dilaksanakan
g. Biaya yang dibutuhkan
h. Kepanitiaan
i. Penutup
a. menggunakan kata yang sesuai untuk mengungkapkan maksud dan tujuan proposal
dengan jelas,
b. Menulis proposal dengan format penulisan proposal yang dipakai secara umum,
c. Menggunakan kalimat yang padat jelas dan benar
d. Menggunakan bahasa sesuai dengan prinsip EYD
e. Menulis proposal dengan gaya yang menarik,
f. mengaitkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain agar seluruh isi proposal tetap
memiliki pemahaman yang sama,
g. menyunting kembali proposal yang telah ditulis dengan mengoreksi kesalahan
kesalahan penulisan maupun isi proposal tersebut.
2. Proposal penelitian
Menyusun proposal penelitian diibaratkan seperti membuat suatu produk untuk dijual titik
artinya, terjual atau tidaknya barang tersebut sangat tergantung kepada dan kepandaian kita
dalam menawarkan barang tersebut.
DalamUraian berikut akan disajikan secara garis besar mengenai petunjuk pembuatan suatu
proposal penelitian. Lazimnya sebuah rencana penelitian terdiri dari bab bab:
Pendahuluan :
A. Latar belakang
B. Perumusan masalah
C. Tujuan penelitian
1. formulasi permasalahan
penelitian berpangkal pada suatu pertanyaan dari suatu permasalahan yang muncul dari
benak peneliti karena ketidaktahuan mengenai suatu fenomena atau gejala.
13
stimuli penelitian dapat datang dari berbagai sumber: pengamatan, bacaan baik dari
buku ataupun sumber-sumber lain misalnya pertemuan ilmiah titik stimuli penelitian di
perguruan tinggi juga dapat berasal dari pesanan dari pembuat kebijaksanaan mengenai suatu
permasalahan tertentu yang dihadapi mereka titik permasalahan penelitian merupakan
justifikasi/alasan mengapa penelitian tertentu perlu dilakukan.
Definisi permasalahan yang dimaksud dalam penelitian mempunyai arti yang spesifik.
Masalah dapat diperoleh dari dua sumber: dari teori yang sudah ada (eksperimen) dan dari
lapangan (survei, pengumpulan data di lapangan setelah dianalisis dan diinterpretasikan harus
dikaitkan dengan teori).beberapa cara untuk mengidentifikasikan apakah formulasi
permasalahan telah dapat terungkap dengan baik titik permasalahan penelitian yang baik
harus memenuhi beberapa syarat:
Relevan dengan waktu timbulnya permasalahan,
Berhubungan dengan problematik praktis,
Memungkinkan generalisasi,
Memiliki ketajaman dalam definisi dari konsep konsep utama,
Dapat memperbaiki metode penelitian bagi peneliti berikutnya.
2. Tujuan proposal
tujuan penelitian adalah formula siapa yang ingin diketahui atau ditentukan dalam
melaksanakan penelitian titik apabila rumusan permasalahan dinyatakan sebagai kalimat
bertanya maka tujuan penelitian bentuk pernyataan, seperti misalnya dengan menggunakan
kalimat:
1. Untuk mengetahui....
2. Untuk memperoleh....
3. Kegunaan penelitian
manfaat yang dapat diperoleh kalau tujuan penelitian telah tercapai disebut sebagai kegunaan
penelitian apakah memberikan sumbangan pada khasanah ilmu pengetahuan atau berguna
untuk menjawab masalah-masalah pembangunan nyata.
tinjauan pustaka
Bab tinjauan pustaka ini harus dapat memberikan landasan ilmiah tentang:
A. Masalah penelitian
B. Metode yang dipilih
C. Memberikan landasan ilmiah, mengapa perlakuan yang satu dihipotesiskan diduga
lebih baik daripada perlakuan yang lain atau mengapa suatu variabel diduga
berhubungan dengan variabel yang lain. Misalnya mengapa tanaman yang dipupuk
hasilnya lebih tinggi daripada yang tidak dipupuk ?
Hipotesis
hipotesis adalah suatu perkiraan atau dugaan hasil mental penelitian mengenai fakta-fakta
yang diperoleh atau jawaban sementara mengenai suatu gejala atau hubungan antara dua
gejala empiris. Fungsi utama hipotesa adalah sebagai dasar penelitian dan pengamatan
14
baru.fungsi kedua adalah suatu alat untuk memperoleh pengetahuan baru yang pada
permulaannya belum dapat dipastikan kebenarannya.
hipotesis harus didasarkan pada landasan teori yang mantap, sehingga dapat terhindar dari
hubungan-hubungan palsu titik teori dapat diangkat menjadi hipotesa di mana teori tersebut
diuji kembali secara empiris dalam suatu lingkungan tertentu.
Perumusan tujuan penelitian penulisan harus menyajikan dalam bentuk kalimat yang sangat
jelas dalam arti dapat memberi petunjuk tentang pengujian hasil penelitian, seperti lazimnya
kita merumuskan hipotesis.Hanya bedanya hipotesis disajikan dalam kalimat pernyataan,
sedangkan tujuan penelitian disajikan dalam kalimat pertanyaan.
Metode penelitian
Bab ini berisi antara lain:
15
9. daftar pustaka, dalam penyusunan daftar pustaka dianjurkan untuk menggunakan buku
petunjuk tentang itu. Dengan menggunakan buku pedoman tidak hanya konsistensi
penulisan dapat dijaga tetapi sekaligus juga mencerminkan kualifikasi dari penulisnya.
10. Lampiran, apabila penyajian tabel, grafik, gambar dan foto dalam teks dipandang akan
menggunakan kontinuitas jalannya pembahasan sebaiknya disajikan dalam lampiran..
Kegiatan belajar 3
16
Menyajikan ulasan tentang
penelitian sebelumnya dan
perbandingannya dengan
penelitian yang akan
dilaksanakan.
Metodologi penelitian Deskripsi ( dan atau meliputi Menyajikan pendekatan,
laporan prosedur) metode, dan teknik penelitian
yang akan diterapkan,
termasuk langkah langkah
yang akan ditempuh.
BAB V
Model pertama
Model ini adalah model yang paling banyak digunakan oleh para mahasiswa penyusun skripsi
atau tesis.
Variasi 1:
Bab I. Pendahuluan
Bab II. Penyusunan kerangka teori dan pengajuan hipotesis
17
Bab III metodologi penelitian
Bab IV laporan penelitian
Bab V simpulan dan saran
Variasi 2
Bab I pendahuluan
Bab II landasan teori
Bab III landasan faktual
Bab IV. Persiapan dan pelaksanaan penelitian
Bab V. Hasil-hasil penelitian
Bab VI. Simpulan, diskusi, implikasi dan saran
Variasi 3
Bab I. Pendahuluan
Bab II. Landasan teori
Bab III. Metodologi penelitian
Bab IV. Laporan penelitian
Bab V. Simpulan, diskusi, implikasi dan saran
Variasi 4
Bab I pendahuluan
Bab II. Judul disesuaikan dengan inti variabel atau permasalahan penelitian
Bab III. Rancangan penelitian
Bab IV. Pengumpulan pengolahan dan analisis data.
Bab V. Pembahasan kesimpulan dan implikasi
Variasi 5
Bab I. Pendahuluan
A. Latar belakang masalah
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penelitian
D. Manfaat penelitian
Bab II kerangka teoretis dan pengajuan hipotesis
A. Jenis penelitian
B. Data dan sumber data
C. Teknik pengumpulan data
D. Teknik analisis data
18
E. Tahapan penelitian
Bab IV hasil penelitian dan pembahasan
A. Hasil penelitian
B. Pembahasan
Bab V penutup
a. Simpulan
b. Saran
Model kedua
Model kedua adalah laporan penelitian yang wujudnya tidak seluas dan komprehensif
skripsi tesis atau disertasi titik laporan kedua ini misalnya, laporan penelitian pesanan bagi
para dosen yang diselenggarakan oleh pusat atau balai penelitian di universitas institut atau
jenis perguruan tinggi lain.
Bab I pendahuluan
Judul
Ringkasan
BAB I pendahuluan
Nama kegiatan
Lokasi
Waktu
Pelaksanaan
Simpulan
D. Hubungan genre pada teks laporan penelitian
untuk mengetahui apakah setiap tahapan dalam penulisan teks laporan penelitian
diungkapkan dengan genre mikro yang sesuai dapat diketahui dengan menganalisis hubungan
genre pada setiap tahap teks laporan penelitian yang dibawah ini.
20
ini.
Metodologi penelitian Deskripsi (dan atau Menggambarkan data hasil
meliputi laporan recount penelitian atau temuan
prosedur) berdasarkan tema,
pertanyaan penelitian atau
metode pengambilan data.
Hasil penelitian dan Deskripsi (dan atau Menyajikan pendekatan,
pembahasan meliputi laporan diskusi, metode dan teknik penelitian
eksplanasi) yang diterapkan pada
diskusi, eksplanasi)
penelitian Yang dilaporkan,
termasuk langkah-langkah
yang ditempuh. Membahas
hasil yang diperoleh
dikaitkan dengan teori yang
dirujuk dan penelitian-
penelitian sebelumnya.
Penutup Eksposisi (dan atau Menyampaikan simpulan,
meliputi deskripsi) implikasi hasil penelitian
dan saran.
Mengidentifikasi kendala
21
yang dihadapi dan cara
mengatasi kendala tersebut.
Penutup Deskripsi (dan atau Menyatakan bahwa
meliputi eksposisi) kegiatan yang telah
dilaksanakan dapat berjalan
dengan baik serta
mengajukan saran-saran
untuk kegiatan yang akan
datang.
22
G. Manfaat teks laporan,
bagi peneliti laporan penelitian menjadi bukti bahwa dia sudah melakukan suatu
penelitian atau sudah menemukan sesuatu melalui penelitian yang telah dilakukannya.
bagi pelaksana kegiatan, laporan kegiatan menjadi bukti bahwa mereka telah
melaksanakan tugas dengan baik.
Bagi pihak penerima laporan, laporan memberi masukan tentang pemecahan masalah
yang telah diteliti atau suatu kegiatan yang telah dilaksanakan.
BAB VI
23
ulasan tentang penelitian
terdahulu dan
perbandingannya dengan
penelitian Yang dilaporkan
pada artikel yang dimaksud.
Metodologi penelitian Rekon (dana atau meliputi Menyajikan pendekatan,
deskripsi, prosedur, laporan, metode dan teknik penelitian,
rekon) termasuk langkah-langkah
yang ditempuh.
Hasil Deskripsi (dana atau meliputi Menyajikan temuan-temuan
laporan, rekon) penelitian.
Pembahasan Diskusi (dan atau meliputi Membahas temuan-temuan
eksplanasi) penelitian dari berbagai sudut
pandang teori yang telah
disajikan pada tinjauan
pustaka membahas apakah
kekurangan penelitian
sebelumnya dapat ditutup
oleh penelitian Yang
dilaporkan.
Simpulan Eksposisi (dan atau meliputi menyajikan uraian tentang
deskripsi) pokok persoalan yang
disajikan telah diperlakukan
sedemikian rupa dengan hasil
seperti yang telah disajikan
pada pembahasan, diikuti
dengan saran baik secara
teoritis maupun praktis.
24
Pembahasan Diskusi (dan atau meliputi Membahas (dan atau
eksplanasi) menjelaskan) permasalahan
yang disertai pemecahan
Simpulan Eksposisi (dan atau meliputi Penyajian uraian bahwa
deskripsi) pokok persoalan yang
disajikan telah diperlakukan
sedemikian rupa dengan hasil
seperti yang telah disajikan
pada pembahasan, diikuti
dengan saran baik secara
teoritis maupun praktis.
Penulisan pendahuluan,
Penulisan tinjauan pustaka,
Penulisan pembahasan,
Penulisan penutup.
26
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA
27
Sejak diikrarkannya Sumpah Pemuda tersebut berarti secara resmi bahasa
Indonesia telah lahir. Namun demikian, karena kelahiran itu terwujud dalam
rangka ikrar politis, maka kelahiran tersebut juga disebut kelahiran politis.
BAB II
28
dengan tidak adanya unsur-unsur bahasa yang mubazir.Hal itu berarti menuntut
adanya penggunaan bahasa yang hemat.Terakhir, sifat konsisten yang ditampakkan
pada penggunaan unsur bahasa, tanda baca, tandatanda lain, dan istilah yang sesuai
dengan kaidah dan semuanya digunakan secara konsisten.
BAB III
A. Kaidah Makna
Kaidah makna dalam pemilihan kata mengacu kepada persyaratan ketepatan
pemilihan kata sebagai lambang objek pengertian atau konsep-konsep yang meliputi
berbagai aspek.
1. Kata yang denotatif dan kata yang konotatif
Kata yang denotatif mengandung makna yang sebenarnya, makna kata yang
sesuai dengan konsepnya sehingga disebut juga makna konseptual, makna yang
sesuai dengan makna kata dalam kamus atau makna leksikal.Kata yang konotatif
mengandung makna tambahan yang sesuai dengan sikap dan nilai rasa tertentu
pengguna bahasa bersangkutan.Kata konotatif biasa juga disebut makna gramatikal
atau makna struktural, yaitu makna yang timbul bergantung pada struktur tertentu
sesuai dengan konteks dan situasi di mana kata itu berada.
Contoh :
(1) Toko itu dilayani gadis-gadis cantik.
(2) toko itu dilayani dara-dara cantik
29
(3) toko itu dilayani perawan- perawan cantik.
Kata-kata gadis, dara, perawan secara denotatif maknanya sama, yaitu wanita
atau wanita muda yang belum kawin, tetapi secara konotatif maknanya berbeda.
Gadis mengandung makna umum, dara mengandung makna yang bersifat puitis,
dan perawan mengandung makna asosiasi tertentu.
2. Kata yang bersinonim dan berhomonim
Sinonim adalah kata yang maknanya sama atau mirip dengan kata lain.
Persamaan makna itu dapat tidak berlaku sepenuhnya. Namun, dalam kadar
tertentu ada pertalian makna antara kata-kata yang berbeda itu. Contohnya dapat
terlihat pada penggunaan kata-kata indah, cantik, dan bagus yang mengandung
makna yang sama tentang sesuatu yang sedap dipandang mata. Ketepatan kata-kata
itu dalam penggunaannya bergantung pada ketepatan pilihan atas kata masing-
masing.
Antonim atau lawan makna adalah ungkapan yang maknanya kebalikan dari
ungkapan yang lain. Misalya, kata mudah dan sukar, yaitu dua kata yang maknanya
berlawanan dan relasi antonim selalu berlaku dua arah. Istilah berhomonim atau
homonim terjadi jika dua kata mempunyai bentuk (tulisan) dan lafalnya sama,
tetapi maknanya berbeda. Homonim dalam bahasa Indonesia hanya terjadi dalam
bentuk tataran pada tingkat kata. Selain itu, homonim juga dapat dipahami satu
kata yang mengandung beberapa makna disebut kata yang berhomonim atau kata
yang homonim.Misalnya, kata buku dapat bermakna sendi (pada tulang, bambu,
dan tebu), dapat pula bermakna kertas tulis yang dijilid (buku tulis, atau buku
bacaan).Begitu pula kata bisa dapat bermakna racun atau dapat atau boleh.
3. Kata konkret dan kata abstrak
Kata-kata yang tergolong kata konkret adalah katakata yang berupa objek
yang nyata, dapat dilihat, didengar, diraba, dan dirasa.Kata-kata konkret dapat
dilihat pada kata orang, pohon, kucing, awan, makanan, dan minuman.Kata abstrak
adalah kata-kata yang berupa konsep. Kata-kata abstrak dalam bahasa Indonesia
pada umumnya adalah kata-kata bentukan dengan konfiks peng-/ -an dan ke-/ -an,
seperti pada kata-kata perdamaian, penyesalan, kecerdasan ketahanan nasional, di
samping kata-kata seperti demokrasi dan aspirasi.
4. Kata umum dan kata khusus
Kata-kata yang tergolong kata umum dibedakan dari kata-kata yang tergolong
kata khusus berdasarkan ruang lingkupnya.Makin luas ruang lingkup suatu kata
makin umum sifatnya, sebaliknya makin sempit ruang lingkupnya makin khusus
sifatnya.Kata-kata umum termasuk kata yang mempunyai hubungan luas,
sedangkan kata-kata khusus mempunyai hubungan sempit, terbatas, bahkan khusus
atau unik.
Bandingkan :
kata umum kata khusus
pemimpin direktur
runcing tajam mancung
memasak menanak
30
Kata runcing dapat digunakan untuk menyebut sifat semua benda yang makin
ke ujung makin kecil dan tajam, sedangkan kata mancung hanya digunakan secara
khusus untuk hidung yang runcing.
5. Kata popular dan kata kajian
Kata-kata yang tergolong kata populer adalah kata yang populer atau terkenal
di kalangan masyarakat atau katakata yang banyak digunakan dalam
berkomunikasi pada berbagai lapisan masyarakat.Sebaliknya, kata kajian adalah
kata-kata yang digunakan secara terbatas pada kesempatan tertentu berupa kata
atau istilah yang digunakan oleh golongan ilmuwan dalam pembicaraan tulisan
ilmiah.
kata populer kata kajian
isi volume
sejajar paralel
bahagian unsur suku cadang
6. Kata baku dan tidak baku
Tuturan dan tulisan resmi harus menggunakan katakata baku, yaitu kata-kata
yang telah resmi dan standar dalam penggunaannya. Kata-kata baku ada yang
berasal dari bahasa Indonesia, ada juga yang berasal dari bahasa daerah dan bahasa
asing yang telah disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia yang resmi.
Sebaliknya, kata-kata tidak baku, yaitu kata-kata yang belum berterima secara
resmi atau kata-kata yang tidak mengikuti kaidah yang berlaku dalam bahasa
Indonesia.
7. Kata mubazir
Kata mubazir adalah kata-kata bersinonim atau katakata yang sama maknanya
dan digunakan bersama-sama sekaligus sehingga menjadi mubazir, yaitu menjadi
berlebihlebihan. Penggunaan kata mubazir itu dalam tuturan atau tulisan sebaiknya
dihindari karena menimbulkan makna yang berlebihan. Hal seperti itu terlihat
antara lain pada pemakaian kata-kata sejak dan dari, demi dan untuk, agar dan
supaya, sebab dan karena, amat sangat dan sekali. adalah merupakan, namun
demikian.
8. Kata Mirip
Kata-kata yang tergolong kata mirip adalah kata-kata yang tampak mirip dari
segi bentuknya atau kata-kata yang rasanya mirip dari segi maknanya. Kata suatu
dan sesuatu, sekali-sekali dan sekali-sekali, sedang dan sedangkan termasuk kata-
kata memunyai kemiripan bentuk, sedangkan kata-kata seperti tiap-tiap dan
masing-masing, jam dan pukul, dari dan daripada termasuk kata yang memunyai
kemiripan makna.
9. Pasangan idiomatic
Berdasarkan kaidah bahasa maka dalam bahasa Indonesia terdapat pilihan kata
yang merupakan kata berpasangan tetap atau ungkapan idiomatis. Kata tersebut
selalu muncul bersamaan, tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya.
B. Penggunaan Pilihan Kata (Diksi)
1. Ketepatan Diksi
31
Agar pemilihan kata benar-benar tepat, seseorang pengguna bahasa
diharapkan dapat memahami syarat-syarat dalam pemilihan kata.Syarat yang
dimaksud di antaranya adalah ketepatan diksi dan kesesuain diksi. Persyaratan
kesesuaian diksi adalah hal yang sangat penting dalam pemilihan kata, agar kata-
kata yang dipergunakan tidak mengganggu suasana dan tidak akan menimbulkan
ketegangan antara penulis dan pembaca atau antara pembicara dan pendengar.
2. Ketepatan Diksi
Kesalahan diksi meliputi kesalahan kalimat yang disebabkan oleh kesalahan
pemakaian kata.
BAB IV
A. Pendahuluan
Bahasa merupakan simbol yang bermakna terdiri atas satuan-satuan tertentu yang
secara fungsional saling berhubungan sebagai satu sistem.Satuan terkecil yang
mengandung makna berupa kata dan frasa, sedangkan satuan yang lebih besar yang
mengandung pikiran yang utuh dapat berupa kalimat.
B. Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang merupakan kesatuan pikiran. Dalam
bahasa lisan kalimat diawali dan diakhiri dengan kesenyapan, dalam bahasa tulis
diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda seru, atau tanda
tanya. Kalimat disusun berdasarkan unsurunsur yang berupa kata, frase, atau
klausa.Jika disusun berdasarkan pengertian di atas, unsur-unsur tersebut mempunyai
fungsi dan pengertian tertentu yang disebut bagian kalimat.Ada bagian kalimat yang
tidak dapat dihilangkan disebut inti kalimat (subjek dan predikat), sedangkan bagian
yang dapat dihilangkan bukan unsur inti kalimat (objek, keterangan, dan
pelengkap).Bagian inti dapat membentuk kalimat dasar dan bagian bukan inti dapat
membentuk kalimat luas.
32
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang terbentuk dari
penggabungan beberapa kalimat tunggal yang setara kedudukannya dan menyatakan
peristiwa yang terjadi secara berturut-turut atau dalam waktu yang bersamaan.
Hubungan koordinatif antara bagian kalimat yang satu dan bagian kalimat yang lain
yang setara itu akan terlihat pada penggunaan kata sambung (kata penghubung)
sebagai koordinator dalam struktur kalimat majemuk. Kalimat majemuk setara
mempunyai ciri (1) dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal dan (2) kedudukan
tiap kalimat sederajad.Karena kalimat majemuk merupakan gabungan kalimat, lebih
tepat jika kalimat yang digabung itu disebut dengan istilah klausa.
F. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terbentuk dari sebuah kalimat
tunggal yang salah satu bagiannya mengalami perluasan atau penggantian dengan
kalimat lain. Hubungan bagian kalimat yang satu dengan bagian kalimat yang lain
dalam suatu struktur kalimat majemuk tidak sama atau bertingkat. Bagian yang lebih
tinggi kedudukannya disebut induk kalimat (klausa utama), sedangkan bagian yang
lebih rendah kedudukannya disebut anak kalimat (klausa sematan).Hubungan antara
induk kalimat dan anak kalimatnya bersifat subordinatif.
G. Jenis Konjungsi
Konjungsi atau kata penghubung dalam bahasa Indonesia terdiri atas konjungsi
intrakalimat, yaitu konjungsi yang terletak di tengah kalimat, dan konjungsi
antarkalimat, yaitu konjungsi yang terletak di awal kalimat.
33
BAB V PEMBENTUKANPARAGRAF
A. Pendahuluan
P
ikiran utama atau gagasan utama yang dikem-bangkan dalam tulisan
disusun melalui seperangkat kalimat yang saling berhubungan
dalam kesatuan yang lebih besar, yaitu paragraf atau alinea. Paragraf
merupakan wadah pengembangan pikiran dalam tulisan, yang memberikan
kesempatan bagi penulis untuk merinci pikirannya secara logis dan sistematis dalam
seperangkat kalimat yang saling berhubungan secara fungsional.Penyusunan dan
pengembangan pikiran dalam paragraf dapat membantu pengungkapan pikiran
penulis secara bertahap dan tertib sehingga maksud penulis mudah dipahami dan
diterima oleh pembaca.
B. PengertianParagraf
Paragraf adalah satu kesatuan pikiran, suatu kesa- tuan yang lebih luas
daripada kalimat. Ia merupakan him- punan dari kalimat-kalimat yang bertalian
dalam suatu rangkaian untuk menjelaskan sebuah pikiran utama. Melalui paragraf
itu gagasan menjadi jelas oleh uraian tambahan, yang tujuannya menonjolkan
pikiran utama secara lebih jelas.Setiap paragraf hanya boleh mengandung satu
pikiran utama atau gagasan utama secarajelas.
Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraf, yang perlu
diperhatikan adalah kesatuan dan kepa- duan.Kesatuan berarti seluruh kalimat
dalam paragraf membicarakan satu gagasan.Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam
paragraf itu kompak, saling berkaitan men- dukung gagasan tunggal dalam
paragraf.Apabila dalam suatu
paragrafterdapatlebihdarisatugagasanberartiparagrafitu tidak tepat dan harus
dipecah ke dalam beberapa paragraf.Jadi, setiap paragraf hanya boleh mengandung
satu pikiran utama atau gagasan utama.
C. StrukturParagraf
Berdasarkan fungsinya, kalimat yang membangun paragraf pada dasarnya
terdiri atas dua macam, yaitu (1) kalimat topik atau kalimat pokok dan (2) kalimat
penjelas atau pendukung.Kalimat topik adalah kalimat yang berisi ide pokok atau
ide utama paragraf, sedangkan kalimat penjelas atau pendukung adalah kalimat
yang berfungsi menjelaskan atau mendukung ide utama paragraf.
D. Tujuan PembentukanParagraf
Ada dua tujuan utama pembentukan paragraf. Pertama, pembentukan
paragraf bertujuanmemudahkan pengertian dan pemahaman dengan memisahkan
pikiran utama yang satu dari utama pikiran yang lain. Oleh karena itu, paragraf
hanya dapat memuat satu pikiran utama.Apabila terdapat dua pikiran utama,
paragraf tersebut harus dipecah menjadi dua atau lebih.Kedua, pembentukan
paragraf bertujuan memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan
formal untuk memungkinkan kita berhenti lebih lama daripada perhentian pada
34
akhir kalimat.Dengan perhentian yang lebih lama tersebut, kosentrasi terhadap
pikiran utama pada setiap paragraf lebih terarah.
E. Jenis-JenisParagraf
Berdasarkan fungsinya dan wujudnya dalam karangan paragraf dapat dibagi menjadi tiga
jenis, yaitu (1) paragraf pembuka, (2) paragraf pengembang, dan (3) paragraf penutup. Ketiga
jenis paragraf itu memiliki fungsi tersendiri yang membedakannya satu sama lain.
BAB VI
K
KETERAMPILAN MEMBACA
A. Teknik MembacaSQ3R
Soedarso (1989: 59-78) sistem membaca SQ3R dikemukakan Francis P.
35
Robinson tahun 1941 merupakan sistem membaca yang semakin populer digunakan
masyarakat. SQ3R adalah proses membaca yang terdiri atas lima langkah: survey,
question, read, recite (recall), dan review.
B. Teknik Membaca Skimming danScanning
Banyak orang melakukan kegiatan membaca tidak melalui bimbingan
khusus membaca cepat sehingga sehingga memunyai kecepatan yang sama dalam
membaca. Pembaca yang efisien memunyai kecepatan bermacam-macam.Membaca
ibarat berkendaraan adakalanya lambat dan ada waktunya cepat sangat bergantung
pada bahan bacaan dan tujuan membaca. Soedarso (1989: 18-19) menguraikan pada
umumnya kecepatan membaca dapat dirinci sebagai berikut:
1. Membaca secara skimming dan scanning (kecepatan lebih 1.000 kpm)
digunakanuntuk:
a. Mengenal bahan yang akandibaca,
b. Mencari jawaban atas pertanyaantertentu
c. Mendapatkan struktur dan organisasi bacaan serta menemukan gagasan
umum dari bacaanitu.
2. Membaca dengan kecepatan yang tinggi (500 – 800 kpm) digunakanuntuk:
a. Membaca bahan-bahan yang mudah telahdikenali
b. Membaca novel ringan untuk mengikuti jalan ceritanya
3. Membaca secara cepat (350 – 500 kpm) digunakan untuk:
a. Membaca bacaan yang mudah dalam bentuk deskriptif dan bahan-bahan
nonfiksi lain yang bersifat informatif.
b. Membaca fiksi yang agak sulit untuk menikmati keindahan sastranya dan
mengantisipasi akhircerita.
4. Membaca dengan kecepatan rata-rata (250 – 350 kpm) digunakanuntuk:
a. Membaca fiksi yang kompleks untuk analisis watak serta jalanceritanya,
b. Membaca nonfiksi yang agak sulit, untuk mendapatkan detail, mencari
hubungan, atau membuat evaluasi idepenulis
5. Membaca lambat (100 – 125 kpm) digunakanuntuk:
a. Mempelajarai bahan-bahan yang sulit dan untuk menguasaiisinya,
b. Menguasai bahan-bahan ilmiah yang sulit dan bersifat teknik,
c. Membuat analisis bahan-bahan bernilai sastraklasik.
6. Memecahkan persoalan yang ditunjuk dengan bacaan yang bersifat
instruksional(pedoman)
D. Membaca tulisanilmiah
1. Membaca artikelilmiah
36
Membaca tulisan/artikel ilmiah berbeda dengan membaca jenis tulisan lain
karena jenis informasinya yang berbeda. Tulisan ilmiah biasanya berisi informasi
yang merupakan hasil penelitian. Ini berbeda dengan jenis tulisan lain yang
informasinya bisa berupa pendapat dan kesan pribadi yang belum dibuktikan
melalui penelitian dan prosedur ilmiah.
A. MenulisSurat
S
urat merupakan salah satu produk komunikasi tulis yang penting.
Pesan-pesan praktis berupa kabar atau berita tertulis umumnyadisampaikan
orang melalui surat. Kiranya keunggulan surat yang tak dimiliki oleh alat
komunikasi lisan, yaitu bukti berupa tulisan ”hitam di atas putih”
mengakibatkan orang harus memakai surat sebagai alatkomunikasi.
Suatu karangan formal, terutama karangan nonfiksi seperti surat, bahasanya
harus jelas, lugas, dan umum (memasyarakat). Selain ketiga syarat utama itu,
penulis surat hendaknya juga memperhatikan pemakaian kata-kata baku,
pemakaian ungkapan tetap, dan pemakaian ejaansecarambenar.Berikut ini
permasalahan tersebut akan dibahas secara ringkas satu persatu.Salah satu
keterampilan mengarang yang sangat perlu dikuasai adalah menulis
surat. Dalam kehidupan sehari-hari kita pasti memerlukan surat. Surat
merupakan produk komunikasi tulis yang paling banyak dibuat oleh perseorangan,
lebih-lebih oleh suatu organisasi. Dari segi pemakaiannya surat dapat dibedakan
atas empat macam, yaitu (1) surat pribadi, (2) surat dinas pemerintah, (3) surat
bisnis, dan (4) surat sosial kemasyarakatan.
Surat pada dasarnya merupakan sarana komu- nikasi tertulis dari satu
pihak kepada pihak yang lain. Dalam komunikasi itu terkandung informasi tertentu
yang ingin disampaikan. Informasi itu dapat berupa pemberitahuan, perintah, tugas,
permintaan, teguran, peringatan,peng- hargaan, panggilan, perjanjian, laporan,
penawaran, pesanan, pengantar, putusan, dan sebagainya.
A. Bagian BagianSurat
Salah satu hal yang sangat khas, yang mem- bedakan surat dari bentuk
karangan lainnya adalah bagian-bagian surat yang disusun dalam posisi
tertentu sesuai dengan bentuk surat yang digunakan. Masing- masing bagian
memiliki fungsi. Jumlah bagian surat berbeda-beda, tergantung jenisnya. Pada
37
surat pribadi misalnya, hanya terdapat bagian-bagian yang dianggap penting
saja. Keberadaan bagian-bagian itu bervariasi antara satu orang dengan yang
lainnya. Sebaliknya, dalam surat resmi atau surat dinas, bagian-bagian itu
biasanya relatif lebih lengkap dan seragam.
Surat dinas biasanya terdiri atas :
1. kepalasurat,
2. nomorsurat,
3. tanggal, bulan, dan tahunsurat,
4. lampiran,
5. hal atauperihal,
6. alamat surat (alamatdalam),
7. salampembuka,
8. isisurat,
9. salampenutup,
10. jabatan penulissurat,
11. tandatangan,
12. namaterang,
13. nomor induk pegawai/NIP bagi
pegawaipemerintah,
14. cap dinas atau capjabatan,
15. tembusan,dan
16. inisial.
BAB VIII
KETERAMPILAN BERBICARA
A. Presentasi
38
dan perhatian peserta, (2) menjaga agar presentasi tetap fokus pada masalah
yang dibahas, dan (3) menjaga etika ketika tampil di depan forumilmiah.
Untuk menarik minat dan perhatian pada topik/masalah yang dibahas,
seorang penyaji dapat menggunakan media yang menarik (media visual
seperti gambar dengan warna yang menarik, ilustrasi, dll.), mengetahui latar
belakang peserta, dan menjaga suara agar tidak monoton serta terdengar jelas
oleh seluruh peserta yang berada di suatu ruangan. Untuk menjaga agar
presentasi tetap fokus pada madalah yang dibahas, penyaji harus menaati
bahan yang telah disiapkan dan memberi penjelasan singkat, padat, terhadap
butir-butir inti.
2. Tata Cara dan Etika PresentasiIlmiah
Presentasi ilmiah akan berhasil jika penyaji menaati tata cara yang
lazim. Pertama, penyaji perlu memberi informasi kepada peserta secara
memadai. Informasi tersebut akan dipahami dengan baik jika peserta
memperoleh bahan tertulis, baik bahan lengkap maupun bahasan presentasi
powerpoint. Jika diperlukan, bahan dapat dilengkapi dengan ilustrasi yang
relevan.Apabila bahan ditayangkan, harus dipastikan bahwa semua peserta
dapat melihat layar dan dapat membaca tulisan yang disajikan.Kedua, penyaji
menyajikan bahan dalam waktu yang tersedia.Untuk itu, penyaji perlu
merencanakan penggunaan waktu dan menaati panduan yang diberikan oleh
moderator.Ketiga, penyaji menaati etika yang berlaku di forum ilmiah.Hal itu
karena forum ilmiah merupakan wahana bagi ilmuwan dan akademisi dari
berbagai disiplin ilmu saling asah otak dan hati serta bertukar berbagai
informasi akademik, baik sebagai hasil pemikiran maupun hasil
penelitian.Dalam forum tersebut ada beberapa peran yang dimainkan oleh
aktor yang berbeda, yakni penyaji, pemandu (moderator), notulis, peserta, dan
teknisi.
4. Melaksanakan PresentasiIlmiah
Presentasi ilmiah pada dasarnya adalah mengomunikasikan bahan ilmiah
kepada peserta forum ilmiah.Oleh karena itu, dalam presentasi ilmiah berlaku
prinsip- prinsip komunikasi.Beberapa prinsip komunikasi berikut dapat
39
dipertimbangkan.
a. Mengurangi gangguan komunikasi secaraantisipatif.
1) Memastikan kecukupan pencahayaan dan ruang gerak.
2) Memperhatikan tingkat kapasitas peserta ketika memilih bahasa
danmedia.
3) Menghindari kemungkinan multitafsir ungkapan yangdipilih.
4) Berpikir positif tentang peserta.
5) Membuat peserta dihormati dan dihargai.
6) Mempertimbangkan budayapeserta.
7) Bersikap terbuka terhadap perbedaan sikap dan pendapat oranglain.
8) Memastikan bahwa pakaian yang akan dipakai tepat pilihan dari segi
situasi formal dan budaya setempat.
b. Memaksimalkan efektivitas dalam prosespresentasi.
1) Memastikan bahwa suaranya dapat didengar oleh semuapeserta.
2) Memastikan bahwa penyaji dapat melihat semua peserta.
3) Menjadi penyimak/pendengar yang baik jika ada peserta
yangbertanya.
4) Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya.
5) Mendorong peserta untuk aktifterlibat.
6) Menggunakan media yang menarik dan tepat guna.
B. Seminar
Kata seminar berasal dari kata Latin semin yang berarti “benih”. Jadi, seminar
berarti “ tempat benih-benih kebijaksanaan”. Seminar merupakan pertemuan ilmiah
yang dengan sistematis mempelajari suatutopikkhusus di bawah pimpinan seorang
ahli dan berwenang dalam bidang tersebut.Seminar merupakan suatu pertemuan
atau persidanganuntuk membahas suatu masalah.Pertemuan atau persidangan dalam
seminar biasanya menampilkan satu atau beberapa pembicaraan dengan makalah
atau kertas kerja masing- masing.Seminar biasanya diadakan untuk membahas suatu
masalah secara ilmiah.Yang berpartisipasi pun orang yang ahli dalam
bidangnya.Seminar tentang pemasaran suatu produk, tentu dihadiri oleh para pakar
bidang pemasaran.Seminar pendidikan tentu saja dihadiri oleh para ahli
pendidikan.Sementara itu, peserta berperan untuk menyampaikan pertanyaan,
ulasan, dan pembahasan sehingga menghasilkan pemahaman tentang suatu
masalah.Kegiatan seminar ini juga lazim dilaksanakan dalam kelas baik di sekolah
maupun perguruantinggi.
40
keefisienan dan keefektifan pengungkapan gagasan kepada orang banyak dalam
suatu acaratertentu.
BAB III
A. KELEBIHAN BUKU
Kelebihan Buku Utama
Pada cover buku utama sangat menarik dan megah, bernuansa langit dan pulau serta
terdapat peta indonesia yang bercorak daun sehingga menambah minat pembaca
untuk membaca buku tersebut.
Keterkaitan tiap babnya saling berhubungan, penjelasan pada bab-bab nya
menjelaskan penggunaan Bahasa Indonesia dan penulisan Teks Akademik, Ulasan
Buku, Proposal, Laporan, Artikel Ilmiah.
Setiap babnyaterdapat tujuan pembelajaran, penjelasan yang di sertai dengan
contoh, rangkuman, latihan untuk mahasiswa dan daftar pustaka sehingga
memudahkan Mahasiswa memahami materi-materi di dalam buku ini.Buku ini juga
lengkap dengan pengarang dan penulisan daftar pustakanya.
Didalam buku ini Penjelasan mengenai materi pada setiap bab nya dijelaskan secara
ringkas dan tidak bertele tele sehingga pembaca dapat lebih mudah memahami
pesan ataupun informasi yang disampaikan pada setiap babnya.
41
Keterkaitan tiap babnya saling berhubungan, penjelasan pada bab-bab nya
menjelaskan penggunaan Bahasa Indonesia, Diksi, Pembantukan dan perluasan
kalimat, keterampilan membaca, keterampilan menulis, dan keterampilan
berbicara
Buku pembanding ini telah memiliki ISBN
Didalam buku ini Penjelasan mengenai materi pada setiap bab nya dijelaskan
secara ringkas dan tidak bertele tele sehingga pembaca dapat lebih mudah
memahami pesan ataupun informasi yang disampaikan pada setiap babnya.
Secara garis besar buku pembanding ini sudah lengkap membahas tentang materi
bahasa Indonesia itu sendiri. Mulai dari pengertian bahasa sebagai pengembang
kepribadian sampai penulisan karya ilmiah. Materi yang dipaparkan juga sangat
jelas. Dengan pemberian contoh- contoh kasus, misalnya pada ejaan bahasa
Indonesia semakin menambah pemahaman materi oleh pembaca. Selain itu di
akhir pembahasan tiap bab disuguhkan latihan soal guna memantapkan materi
yang telah diulas pada tiap-tiap bab pembahasan. Kemudian diakhiri dengan
pemberian tugas yang berkaitan dengan materi-materi tersebut.
Buku yang diterbitkan pada Agustus 2016 ini terdiri dari 8(delapan) bab. Materi
pokok yang dibahas dalam buku ini adalah sejarah dan perkembangan Bahasa
Indonesia ,Bahasa Indonesia ragam ilmiah, Diksi (pilihan kata), Pembentukan dan
Perluasan Kalimat, Pembentukan Parragraf, Keterampilan Menulis, Keterampilan
Berbicara.
.Pada bagian akhir buku ini dilampirkan daftar pustaka. Jadi pembaca dapat
mengetahui sumber / referensi dari bukunya.
Dilihat Dari Aspek TataBahasa
Penggunaan tata bahasa pada buku terbitan Aksara Timur ini juga sangat baku. Jadi
tidak banyak hal yang mengganjal dalam memahami isi materinya.Meskipun terdapat juga
kata-kata yang jarang didengar oleh orang awam namun menurut saya itu tidak menjadi
penghalang yang berarti.Jadi saya simpulkan dari aspek tata bahasa ini bahwa bahasa yang
digunakan singkat, padat, danjelas.
Jadi dalam menganalisa kelebihan dan kekurangan pada buku ini saya dapat menarik
sebuah kesimpulan bahwasanya buku ini secara keseluruhan lebih banyak keunggulan dari
pada kelemahannya.
B.KELEMAHAN BUKU
42
Kelemahan buku utama
Pada buku utama setiap babnya terdapat kesalahan penulisan kata, seperti kata “nerti”
pada halaman 84 dan kata “ penelithan” pada halaman 87.
Kelemahan buku pembanding
Buku ini tidak memiliki cover
Ada terdapat beberapa bagian yang urutannya tidak jelas atau acak, misalnya pada
daftar isi dan bab V
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Mata Kuliah Wajib Umum (MKWU) Bahasa Indonesia pada Perguruan Tinggi
memiliki posisi strategis dalam melakukan transmisi pengetahuan dan transformasi sikap
dan perilaku mahasiswa Indonesia melalui proses pembelajaran mata kulaiah Bahasa
Indonesia. Dalam upaya meningkatkan mutu dan pembentukan karakter bangsa perlu
dilakukan peningkatan dan perbaikan materi yang dinamis mengikuti perkembangan yang
senantiasa dilakukan perbaikan terus menerus, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai
dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman, dan semangat belanegara dan terakhir
diperkaya dengan muatan kesadaranpajak.
B. Rekomendasi / saran
Rekomendasi kami untuk kedua buku ini, menurut kami buku ini semuanya cocok
untuk bahan pengajaran dan media pembelajaran antar guru dengan siswa ataupun dosen
43
dengan mahasiswa atau untuk belajar mandiri di kalangan umum.Karena selain buku-buku
ini mudah untuk di pahami, buku ini juga membahas secara rinci tentang penggunaan
bahasa Indonesia.
Buku ini juga sangat cocok sebagai buku bacaan karena buku ini ringan.Buku-buku ini
juga tidak semuanya lengkap, jadi saya sarankan untuk para pembaca, jangan berpatok
hanya pada satu atau dua buku saja. Sebab, sumber-sumber yang lain juga amatlah penting,
seperti media massa atau media elektronik (internet)
Saran yang dapat diberikan yaitu agar makalah ini dapat menjadi refrensi atau rujukan
bagi mahasiswa lainnya. Dan hasil analisa atau review buku ini dapat menjadi penilaian
untuk menciptakan buku yang lebih baik lagi agar memudahkan pembaca untuk
memahaminya. Saran dan kritik juga kami harapkan dari para pembaca guna mencapai
kesempurnaan dalam makalah critical book reviewini.
44