Kimia Farma Vs Kalbe Farma
Kimia Farma Vs Kalbe Farma
Kimia Farma Vs Kalbe Farma
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Matakuliah Pasar Uang dan Modal
Disusun oleh :
Analisis fundamental mikro pada dasarnya adalah melakukan analisis historis atas
kekuatan keuangan dari suatu perusahaan, dimana proses ini sering juga disebut sebagai
analisis perusahaan (company analysis). Data historis mencerminkan keadaan keuangan
yang telah lalu yang digunakan sebagai dasar untuk memproyeksikan keadaan keuangan
perusahaan dimasa depan. Dalam company analysis para investor (pemodal) akan
mempelajari laporan keuangan perusahaan dengan tujuan untuk menganalisis kinerja
perusahaan dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan, mengidentifikasi
kecenderungan dan mengevaluasi efisiensi operasional serta memahami sifat dasar dan
karakter operasional perusahaan.
Fluktuasi nilai tukar suatu mata uang juga dapat mempengaruhi kegiatan dan nilai
pasar atas pasar lokal, jika perusahaan pada taraf persaingan internasional, hal ini berarti
return saham perusahaan dipengaruhi oleh perubahan nilai tukar mata uang karena
berdampak 3 terhadap laporan perdagangan dan modal atas keseimbangan pembelian
dalam negeri. Selain itu nilai dolar akan mendorong peningkatan ekspor dan dapat
mengurangi laju pertumbuhan impor. Nilai tukar rupiah yang rendah juga akan
mendorong melemahnya daya beli masyarakat yang dapat memicu kurang menariknya
tingkat investasi dalam rupiah.
Dari segi ukuran perusahaan, Kalbe Farma memiliki asset total yag lebih besar ( Rp 20,3 triliun)
dibadingkan Kimia Farma (Rp 18,3 triliun). KLBF juga mampu meraih laba bersih secara nominal juga
jauh lebih dibandingkan KAEF (Rp2,5 triliun & Rp15,8 miliar)
KLBF juga memiliki ROE jauh diatas KAEF. Hal ini menujukan pengembalian ekuitas KLBF jauh lebih tinggi
dibandingkan KAEF, serta kemampuan KLBF untuk memuaskan pemegang saham dari segi deviden lebih
besar.
DER KLBF juga jauh lebih rendaah dibawah 1 kali sedangkan KAEF 1,47 kali. Dari segi DER, hal ini
mennunjukan KLBF lebih mampu menjaga rasio utang yang sehat.
PER KLBF dibandingkan rata-rata sektornnya cukup tinggi sekitar 30 kali, namun PER KAEF jauh lebih
besar sekitar 1.171 kali. Hal ini dikarenakan salah satunya penurunan laba bersih KAEF, sehingga
berpengaruh pada EPS dan EPR.
Kita juga bisa perhatikan EPS KLBF yang jauh lebih besar dibandingkan KAEF yaitu Rp53,48 per saham vs
Rp2,86 per saham. Lalu kita lihat dari segi kapitalisasi pasar, KLBF juga jauh lebih besar (Rp76,17 triliun)
dibandingkan (Rp18,61 triliun)
ANALISIS TEKNIKAL
SAHAM KAEF
SAHAM KLBF
Kalau kita amati kedua saham ini saat jam trending, kita pasti menemukan perbedaan volatiles
harga yang signifikan. Hal ini sebenarnya sudah bisa terlihat dari pola-pola grafiknya dimana
saham KAEF memiliki volalitas harga yang sangat tinggi.
Harga Saham seringkali turun tajam, lalu sideways lama, dan kemudian harganya bisa naik
puluhan ratusan persen dalam waktu singkat. Saham KLBF pergerakan harga lebih stabil, dan
volalitasnya tidak secepat KAEF.
Pada grafik KAEF diatas pada tanda lingkaran misalnya, dimana harga saham nya naik 1.500 ke
3.500 hanya dalam kurun waktu sekitar 2 minggu. Sebuah kennaikan yang sangat fantaastis .
Namun disaat bersamaan, hal ini tidak terjadi pada saham KLBF, karena KLBF “hanya” naik
dari 1.500 ke 1.700 Jadi bisa di bandingkan sendiri berapa selisih profit jangka pendek dari
KAEF dan KLBF jika kita mentrandingkan sahamnya saat itu.
Naik turun nya Saham Kimia Farma dan Kalbe Farma
KIMIA FARMA
Penurunan laba Kimia Farma lebih disebabkan kenaikan pada beban usaha dan beban
keuangan. Penjualan bersih sebenarnya Farma naik 2,4 persen dari Rp6,87 triliun menjadi
Rp7,04 triliun.
Namun, kenaikan penjualan diiringi dengan kenaikan pada beban usaha sebesar Rp23
miliar dan beban keuangan Rp90 miliar. Alhasil, laba sebelum pajak bekurang dari Rp61
miliar menjadi Rp45 miliar.
Meski demikian, beban keuangan itu berasal bunga atas penggunaan fasilitas pinjaman.
Per 30 September, Kimia Farma memiliki utang jangka pendek sebesar Rp2,8 triliun
dengan kreditur terbesar Bank BRI Rp1 triliun. Adapun utang jangka panjang perseroan
mencapai Rp1,9 triliun dengan kreditur terbesar Bank BNI Rp1,6 triliun.
KALBE FARMA
ada penurunan dividen payout ratio dari tahun sebelumnya di kisaran 45-55% dari laba bersih karena
perseroan mengalokasikan dana untuk belanja modal dan meningkatkan arus kas dan kebutuhan
operasional sebagai mitigasi keuangan dalam menghadapi pandemi virus Corona (Covid-19).
Sementara itu, laba bersih KLBF di kuartal III 2020 mencapai Rp 639,9 miliar.
Jumlah tersebut turun 2,7% secara yoy dan turun 10,9% secara qoq.
Asal tahu saja, berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, hingga kuartal III biasanya
laba bersih yang diperoleh perusahaan dikisaran 73,4% hingga 76,4%
Hingga akhir tahun 2020, diprediksi penjualan KLBF akan mencapai Rp 23,5
triliun. Angka ini sudah dipangkas dari sebelumnya Rp 24,09 triliun. Sementara
untuk laba bersihnya, diperkirakan mencapai Rp 2,61 triliun. Angka ini juga
dipangkas dari sebelumnya Rp 2,63 triliun.
"Di tengah situasi yang menantang karena pandemi Covid-19, kami percaya
pertumbuhan laba bersih KLBF berpotensi positif untuk tahun ini menunjukkan
ketahanan perusahaan secara keseluruhan," jelas Mimi dalam risetnya.
Kendati kinerja KLBF cenderung lebih rendah dari perkiraan, Mirae Asset
Sekuritas masih berpandangan positif terhadap emiten farmasi ini. Secara
jangka panjang, KLBF memiliki prospek yang baik seiring dengan semakin
tingginya kesadaran konsumen akan pentingnya kesehatan. Oleh karenanya,
investor tetap disarankan trading buy saham KLBF dengan target harga Rp
1.760 per saham.