Laporan Pekerjaan Memplester Rata Dinding Dan Mengaci Plesteran Rata
Laporan Pekerjaan Memplester Rata Dinding Dan Mengaci Plesteran Rata
Laporan Pekerjaan Memplester Rata Dinding Dan Mengaci Plesteran Rata
Dosen Pengampu :
Bapak Drs. Sumarjo H, MT.
Disusun Oleh :
1. Almira Alshabilla Shafa (20505241011)
2. Annisa Jaherta Saragih (20505241012)
Prodi : S1 Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan
Kelas : A1
MATA KULIAH : PRAKTIK KERJA BATU II
Adapun makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Praktik Keja Batu
II. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah Praktik Kerja
Batu, Bapak Drs. Sumarjo H, MT. yang telah membimbing kami dalam penyelesaian
makalah ini. Kami juga berterimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam setiap proses
penyusunan makalah.
Dengan segala kerendahan hati, kami selaku penulis memohon maaf apabila ada
kesalahan dalam penulisan makalah ini. Penulis berharap terbuka pada kritik dan saran
sebagai bagian dari revisi makalah Praktik Kerja Kayu ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…..……………………………………………………………………………...i
DAFTAR ISI...…………………………………………………………………………………………ii
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………………………..1
A. Latar Belakang……………………………………………………………………………1
B. Tujuan Laporan.…………………………………………………………………………..2
C. Keselamatan Kerja………………………………………………………………………..6
BAB 2 PEMBAHASAN………………………………………………………………………………3
KESIMPULAN………………………………………………………………………………………..6
DAFTAR PUSTAKA……...………………………………………………………………………….7
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Plesteran merupakan pekerjaan finishing sebuah bangunan berupa lapisan
penutup dinding pasangan bata agar dinding terlihat lebih halus dan memberi
perlindungan pada dinding dari cuaca sehingga konstruksi dinding menjadi tahan
lama. Pekerjaan plesteran dinding harus dikerjakan dengan baik dan benar agar sesuai
dengan standar ketegakan, kerataan dan kehalusan. Untuk menghasilkan pekerjaan
plesteran yang sempurna, dibutuhkan banyak pengalaman dan latihan melakukan
pekerjaan plesteran.
Pada saat ini, pekerjaan plesteran dapat dilakukan dengan tiga cara/teknik,
yaitu dengan cara manual, semi otomatis, dan juga mesin otomatis. Pekerjaan
plesteran dengan cara manual dikerjakan dengan tangan dan memerlukan tenaga yang
berpengalaman. Mulai dari membuat profil, memplester, sampai pekerjaan acian atau
menghaluskan plester. Pekerjaan plester dengan cara semi otomatis yakni campuran
semen ditempel dengan cara disemprotkan, untuk meratakan dan menghaluskannya
dilakukan dengan cara manual. Sedangkan pekerjaan plesteran dengan cara otomatis
yakni dengan menggunakan mesin plester.
Sementara itu, pekerjaan acian merupakan pekerjaan menghaluskan plesteran
dinding agar dinding menjadi halus, kuat, dan tahan air. Hasil pekerjaan acian banyak
tergantung pada kerataan plesteran. Dinding yang plesterannya kurang rata akan
menjadi sulit untuk diaci, meski pekerjaan acian sudah dilakukan berulang-ulang.
Jadi, pekerjaan acian bergantung pada kualitas plesteran.
Pekerjaan acian masih dilakukan secara manual hingga saat ini. Apabila
dinding terbuat dari satu cetak, maka pekerjaan plesteran dan acian tidak diperlukan.
Namun, untuk menghemat biaya, pekerjaan dinding pada umumnya terdiri dari
pasangan dinding, plesteran, dan acian.
Konsep acian plester yakni penyatuan bahan aci dan bahan plester menjadi
satu kesatuan. Dengan demikian, pekerjaan acian mencakup menempelkan bahan aci,
menyatukan atau memutar bahan acian dan menghaluskan acian. Pekerjaan tersebut
terutama untuk bahan acian yang daya lekatnya lemah, misalnya menggunakan
pengikat kapur. Pekerjaan acian menjadi lebih ringan apabila bahan perekatnya baik,
seperti semen portland (PC) dan bahan baru lainnya.
Bahan acian yang mudah dikerjakan (memililiki word ability yang tinggi)
pada umumnya menggunakan mild atau kapur, dengan perbandingan campuran misal
1 Pc: ½ Kpr dan air secukupnya. Campuran bahan yang standar adalah dengan hanya
menggunakan semen dan bahan adonan jadi yang tersedia.
Alat mengaci yang nyaman bagi pemula yakni roskam plastik atau kayu untuk
menempelkan bahan aci secara berulang sembari diputar. Setelah jeda, bahan aci
dihaluskan dengan roskam besi (satu arah) agar menjadi halus dan padat.
B. Tujuan Laporan
1. Mengetahui gambar kerja plesteran dan acian dinding rata dengan dilengkapi
gambar kerja.
2. Mengetahui Flowchart SOP dalam mengerjakan plesteran dan acian dinding rata.
3. Mengetahui bagaimana standar kerja dalam melakukan pekerjaan plesteran dan
acian dinding rata.
C. Keselamatan Kerja
1. Mengenakan APD (pakaian kerja dengan benar, masker, rompi, sarung tangan,
dan bersepatu).
2. Bekerja sesuai dengan langkah kerja.
3. Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.
4. Mengerjakan dengan teliti dan penuh konsentrasi.
5. Mengikuti petunjuk instruktur.
6. Bekerja dengan cermat sesuai K3.
BAB II
PEMBAHASAN
MULAI
BERSIHKAN DINDING
BASAHI DINDING
CEK
CEK
RATAKAN PLESTER
CEK
MENGISI PLESTER
CEK
SELESAI
3) Standar Kerja HO 1
a. Gambar kerja dibuat sesuai dengan gambar rencana
Sebelum memulai pekerjaan plesteran dinding, langkah pertama yang harus
dipersiapkan yaitu pembuatan gambar kerja. Gambar kerja berfungsi untuk
memudahkan kita dalam melakukan suatu pekerjaan konstruksi. Gambar kerja
juga dapat disebut dengan hardfile dari pemikiran rencana atau ide.
b. Mempersiapkan alat-alat pekerjaan plester dengan benar
Peralatan yang akan digunakan hendaknya sudah disiapkan dengan baik agar
saat kita sedang melaksanakan pekerjaan plesteran tidak perlu mencari-cari
lagi alat yang akan digunakan. Alat-alat yang digunakan untuk pekerjaan
plesteran antara lain roskam besi, sendok spesi persegi, sekop, jidar
alumunium, cangkul, palu besi, ember, benang, dan unting-unting.
c. Bahan plesteran disiapkan sesuai dengan rencana
Mempersiapkan bahan adonan plesteran dengan baik dan benar sebelum mulai
memplester sangatlah penting. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat
adonan plester yaitu pasir ayakan, semen portland, dan air.
d. Pekerjaan profil plester dibuat sesuai dengan gambar rencana dengan
memperhatikan ketegakan dan ketebalan
Profil merupakan output atau hasil yang dicapai sesuai dengan rencana. Jarak
profil dengan dinding adalah 2 meter. Setelah profil selesai dibuat, langkah
berikutnya yaitu membuat dot dan diteruskan dengan menghubungkan dot
tersebut dengan dot-dot lainnya (kepala plester). Hal ini bertujuan untuk
memudahkan kita dalam melakukan pekerjaan plesteran dinding. Kita juga
harus memperhatikan ketegakan dan ketebalan plester sesuai dengan gambar
rencana. Ketebalan plester dinding sangat berpengaruh pada kenyamanan
penghuni rumah. Jika pekerjaan plesteran tidak dilakukan dengan benar,
dinding dapat menjadi lembab dan ditumbuhi jamur. Sedangkan ketegakan
plesteran berpengaruh pada struktur dinding.
e. Pekerjaan plesteran dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang baik dan benar
Teknik memplester harus sesuai dengan prosedur karena hal ini dapat
berpengaruh pada finishing pekerjaan. Teknik memplester yang tidak baik dan
benar dapat mengakibatkan dinding menjadi tidak rata dan bergelombang.
f. Hasil plesteran memenuhi standar ketegakan
Standar ketegakan plesteran yakni maksimum 2% dari tinggi dinding.
Plesteran harus tegak lurus dengan lantai dan dipastikan ketegakannya
menggunakan waterpass agar dinding kokoh, terlihat rapi dan presisi.
g. Hasil plesteran memenuhi standar kerataan
Plesteran dinding harus rata dan tidak boleh bergelombang. Kerataan plesteran
sangat berpengaruh pada hasil acian nantinya. Oleh karena itu, digunakan jidar
untuk meratakan plesteran.
h. Hasil plesteran memenuhi standar kehalusan
Hasil kehalusan acian bergantung pada halusnya hasil plesteran. Untuk
menghaluskan plesteran, digunakan roskam dengan cara memutar-mutar dan
tidak menekan roskam terlalu kuat.
MULAI
BERSIHKAN DINDING
BASAHI DINDING
CEK
TUNGGU JEDA
CEK
HALUSKAN ACI
CEK
SELESAI
2) Standar Kerja HO 2
a. Mempersiapkan peralatan pekerjaan acian plester dengan baik dan benar
Peralatan yang akan digunakan hendaknya sudah disiapkan dengan baik agar
saat kita sedang melaksanakan pekerjaan acian tidak perlu mencari-cari lagi
alat yang akan digunakan. Alat-alat yang digunakan untuk pekerjaan acian
antara lain roskam, sendok spesi persegi, dan ember.
b. Bahan acian disiapkan sesuai dengan rencana
Mempersiapkan bahan adonan aci dengan baik dan benar sebelum mulai
mengaci sangatlah penting. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat
adonan aci yaitu semen portland dan air.
c. Pekerjaan acian dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang baik dan benar
Pada saat mengaci, alat yang digunakan ketika mengambil adonan aci dari
ember ialah sekop persegi. Kemudian adonan dioleskan pada dinding yang
plesterannya sudah mengering. Roskam kayu atau besi digunakan saat
mengoleskan dan menggosok permukaan acian. Jangan menggosok
menggunakan kertas ataupun kuas.
d. Hasil acian memenuhi standar kerataan
Hasil acian harus memenuhi standar kerataan 95% tembok tidak
bergelombang sehingga permukaan dinding mudah dihaluskan.
e. Hasil acian memenuhi standar kehalusan
Hasil acian harus memenuhi standar kehalusan 95% agar saat dinding akan
dicat, seluruh permukaan dinding dapat tertutup dengan rapi.
KESIMPULAN
Pekerjaan finishing bangunan seperti pekerjaan plesteran dan acian dinding sama-
sama membutuhkan ketelitian dan ketelatenan yang tinggi agar pekerjaan plesteran dan acian
yang dihasilkan maksimal. Pekerjaan plesteran dan acian yang dikerjakan dengan baik dan
benar dapat memenuhi standar ketegakan, kerataan dan kehalusan plesteran. Plesteran yang
tegak, rata, dan halus dapat memberikan perlindungan pada dinding dari cuaca dengan
maksimal sehingga konstruksi dinding dapat bertahan lama.
Kualitas plesteran yang baik juga mempengaruhi pekerjaan acian. Pekerjaan acian
bertujuan agar dinding menjadi halus, kuat, dan tahan air. Dinding yang plesterannya kurang
rata akan menjadi sulit untuk diaci, meski pekerjaan acian sudah dilakukan berulang-ulang.
Bahan yang digunakan pada pekerjaan plesteran dan acian juga sangat berpengaruh
terhadap hasil pekerjaan. Penggunaan bahan aci yang memiliki daya lekat baik seperti semen
portland (PC) dan bahan-bahan baru lainnya dapat memudahkan pekerjaan acian.
Selain itu, untuk mendapatkan hasil pekerjaan plesteran dan acian yang maksimal,
dibutuhkan tukang bangunan yang sudah berpengalaman karena pekerjaan plesteran dan
acian merupakan pekerjaan finishing bangunan yang cukup sulit. Masih banyak terdapat
tukang bangunan yang kurang memperhatikan standar pekerjaan plesteran dan acian seperti
menggunakan kuas dan kertas untuk menghaluskan acian, padahal hal ini dapat membuat
permukaan acian menjadi bergelombang. Menghaluskan acian menggunakan kuas dan kertas
dilakukan oleh banyak tukang bangunan karena lebih mudah dan cepat selesai.