Tugas Akhir
Tugas Akhir
Tugas Akhir
Disusun oleh :
FAKULTAS TEKNIK
2021
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1. BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penulisan, manfaat penulisan, batasan masalah, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.
2. BAB II : LANDASAN TEORI
Berisi tentang definisi karakteristik lalu lintas, definisi
volume lalu lintas, definisi arus lalu lintas, definisi kapasitas,
definisi derajat kejenuhan, defisinisi korelasi arus, definisi
tundaan dan hamabatan samping, definisi simpang tak
sinyal, definisi arus lalu lintas,dan definisi prilaku lalu lintas.
3. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian, Metode
penelitian, Bagan alir penelitian, dan prosedur penelitian.
4. BAB IV : ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang kompilasi data analisis kinerja lalu lintas pada
saat wisuda universitas Kristen Indonesia toraja.
5. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang kesimpulan dan saran dari analisis kinerja
lalu lintas pada saat wisuda universitas Kristen Indonesia
toraja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1 Ketentuan
Jika karakteristik jalan pada suatu titik praktis berubah, maka titik
tersebut menjadi batas segmen walaupun tidak ada simpang di
dekatnya. Perubahan kecil geometrik jalan atau hanya sebagian
kecil saja tidak merubah batas segmen, misalnya jika perbedaan
lebar jalur lalu lintas yang kurang dari 0,5m.
a) Geometrik
Geometrik jalan yang mempengaruhi terhadap kapasitas dan
kinerja jalan, yaitu tipe jalan yang menentukan perbedaan
pembebanan lalu lintas, lebar jalur lalu lintas yang dapat
mempengaruhi nilai kecepatan arus bebas dan kapasitas,
kereb dan bahu jalan yang berdampak pada hambatan
samping di sisi jalan, median yang mempengaruhi pada arah
pergerakan lalu lintas, dan nilai alinemen jalan tertentu yang
dapat menurunkan kecepatan arus bebas, kendati begitu,
alinemen jalan yang terdapat di Jalan Perkotaan dianggap
bertopografi datar, maka pengaruh alinemen jalan ini dapat
diabaikan.
a) Pejalan kaki;
b) Angkutan umum dan kendaraan lain yang berhenti;
c) Kendaraan lambat;
d) Kendaraan masuk dan keluar dari lahan di samping jalan.
2) Paling ekonomis. Ambang arus lalu lintas tahun ke-1 untuk desain
yang paling ekonomis dari jalan perkotaan yang baru berdasarkan
analisis BSH diberikan pada Tabel 2. sebagai fungsi dari KHS
untuk dua kondisi yang berbeda:
Rentang ambang arus lalu lintas tahun ke-1 untuk lebar jalur lalu
lintas tertentu dan BSH terendah ditunjukkan pada Tabel 2, untuk
ukuran kota 1juta s ampai dengan 3juta jiwa. Nilai ambang sedikit
lebih rendah untuk kota yang lebih kecil, dan sedikit lebih tinggi
untuk kota yang lebih besar.
Tabel 2. Rentang ambang arus lalu lintas tahun ke-1 untuk pemilihan
tipe jalan, ukuran kota 1- 3juta. (sumber PKJI 2014).
Konstruksi jalan baru
Rentang ambang arus lalu lintas
tahun ke 1, kend/jam
Tipe Jalan 2/2TT 4/2T 6/2T
Lebar Jalur Lalu lintas, m 7,00 2 x 7,00 2 x 10,50
KHS Rendah 200-300 650-1500 > 2000
KHS Tinggi 200-300 550-1350 > 1600
No Detail teknis
1 Standar jalan harus dipertahankan tetap sepanjang segmen
jalan
2 Bahu jalan harus diperkeras dengan perkerasan
berpenutup dan rata sama tinggi dengan jalur lalu lintas
sehingga dapat digunakan oleh kendaraan yang berhenti
sementara
3 Halangan seperti tiang listrik, pohon, dll. tidak boleh
terletak di bahu jalan, lebih baik jika terletak jauh di luar
bahu untuk kepentingan keselamatan
Data masukan lalu lintas yang diperlukan terdiri dari dua, yaitu pertama
data arus lalu lintas eksisting dan kedua data arus lalu lintas rencana.
Data lalu lintas eksisting digunakan untuk melakukan evaluasi kinerja
lalu lintas, berupa arus lalu lintas per jam eksisting pada jam-jam
tertentu yang dievaluasi, misalnya arus lalu lintas pada jam sibuk pagi
atau arus lalu lintas pada jam sibuk sore. Data arus lalu lintas rencana
digunakan sebagai dasar untuk menetapkan lebar jalur lalu lintas atau
jumlah lajur lalu lintas, berupa arus lalu lintas jam desain (q JP) yang
ditetapkan dari LHRT, menggunakan faktor k.
q jp = LHRT x K 1)
Keterangan:
LHRT = adalah volume lalu lintas rata-rata tahunan yang ditetapkan dari
survei perhitungan lalu lintas selama satu tahun penuh dibagi
jumlah hari dalam tahun tersebut, dinyatakan dalam skr/hari.
K = adalah faktor jam rencana, ditetapkan dari kajian fluktuasi arus
lalu lintas jam-jaman selama satu tahun. Nilai k yang dapat
digunakan untuk jalan perkotaan berkisar antara 7% sampai
dengan 12%.
KHS ditetapkan dari jumlah total nilai frekuensi kejadian setiap jenis
hambatan samping yang diperhitungkan yang masing-masing telah
dikalikan dengan bobotnya. Frekuensi kejadian hambatan samping
dihitung berdasarkan pengamatan di lapangan untuk periode waktu
satu jam di sepanjang segmen yang diamati. Bobot jenis hambatan
samping ditetapkan dari Tabel A.1, dan kriteria KHS berdasarkan
frekuensi kejadian ini ditetapkan sesuai dengan Tabel A.2. dalam
Lampiran B.
Ekr untuk kendaraan ringan adalah satu dan ekr untuk kendaraan berat
dan sepeda motor ditetapkan sesuai dengan yang ditunjukkan dalam
Tabel A.3. dan Tabel A.4. dalam Lampiran B.
Keterangan:
Jika kondisi eksisting sama dengan kondisi dasar (ideal), maka semua
faktor penyesuaian menjadi 1,0 dan VB menjadi sama dengan VBD.
Keterangan:
Untuk tipe jalan 2/2TT, C ditentukan untuk total arus dua arah. Untuk
jalan dengan tipe 4/2T, 6/2T, dan 8/2T, arus ditentukan secara terpisah
per arah dan kapasitas ditentukan per lajur. Kapasitas segmen dapat
dihitung menggunakan persamaan 4.
C = C 0 x FCLJ x FCPA x FC HS x FU KC 4)
Keterangan:
Nilai C0 disesuaikan dengan perbedaan lebar lajur atau jalur lalu lintas
(FCLJ), pemisahan arah (FCPA), Kelas hambatan samping pada jalan
berbahu (FCHS), dan ukuran kota (FCUK). Besar nilai masing-masing FC
ditunjukkan dalam Tabel A.11 hingga Tabel A.15.
keterangan:
keterangan:
L
WT = 7)
VT
keterangan:
WT = adalah waktu tempuh rata-rata kendaraan ringan, jam L adalah
panjang segmen, km
VT = adalah kecepatan tempuh kendaraan ringan atau kecepatan
rata-rata ruang kendaraan ringan (space mean speed, sms),
km/jam
Cara lain untuk menilai kinerja lalu lintas adalah dengan melihat D J
eksisting yang dibandingkan dengan DJ desain sesuai umur pelayanan
yang diinginkan. Jika DJ desain terlampaui oleh DJ eksisting, maka perlu
untuk merubah dimensi penampang melintang jalan untuk
meningkatkan kapasitasnya.
Tabel 7. Kinerja lalu lintas sebagai fungsi dari ukuran kota, tipe
jalan, dan LHRT. (sumber PKJI 2014).
UKURAN TI LHRT 5.000 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.0 120.00 140.00 160.00
KOTA PE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0
JAL
AN QR 450 900 1350 1800 225 2700 3150 3600 4050 4500 5400 6300 7200 810 9000 10800 12600 14400
0 0
>3,0
juta 2/2- DJ 0,12 0,23 0,35 0,47 0,58 0,70 0,82 0,93
TT,
berker
eb VKR 45 43 42 40 37 38 33 29
4/2- DJ 0,04 0,08 0,12 0,16 0,20 0,24 0,28 0,32 0,36 0,40 0,48 0,56 0,64 0,7 0,80
T,
2
berba
hu
VT 71 71 70 69 68 67 66 65 64 63 61 59 54 54 50
4/2-T, DJ 0,04 0,08 0,13 0,17 0,21 0,25 0,29 0,34 0,38 0,42 0,5 0,59 0,67 0,7 0,84
berker 6
eb
VT 69 69 68 67 66 65 64 63 62 61 59 57 54 51 48
6/2- DJ 0,03 0,05 0,08 0,11 0,13 0,16 0,19 0,21 0,24 0,27 0,32 0,37 0,43 0,4 0,53 0,64 0,75 0,85
T,
8
berba
hu
VT 72 71 71 70 70 69 68 68 67 66 65 64 62 61 60 56 53 48
6/2-T, DJ 0,03 0,06 0,08 0,11 0,14 0,17 0,20 0,22 0,25 0,28 0,34 0,39 0,45 0,5 0,56 0,67 0,78 0,90
berker 0
eb
VT 70 69 69 68 68 67 66 66 65 64 63 62 61 60 58 54 50 44
1,0-3,0 2/2- DJ 0,13 0,25 0,38 0,50 0,63 0,75 0,88 1,00
juta TT,
berker
eb VT 44 43 41 39 37 35 32 27
4/2- DJ 0,04 0,09 0,13 0,17 0,21 0,26 0,30 0,34 0,39 0,43 0,51 0,60 0,69 0,7 0,86
T, 7
berba
hu
VT 69 68 68 67 66 65 64 63 62 61 59 57 54 51 47
4/2-T, DJ 0,05 0,09 0,14 0,18 0,23 0,27 0,32 0,36 0,41 0,45 0,54 0,63 0,72 0,8 0,9
berker 1
eb
VT 69 69 68 67 66 65 64 63 62 61 59 56 54 51 46
6/2- DJ 0,03 0,06 0,09 0,11 0,14 0,17 0,20 0,23 0,26 0,29 0,34 0,40 0,46 0,5 0,57 0,69 0,80 0,91
T, 1
berba
hu
VT 70 69 69 68 68 67 66 66 65 64 63 62 61 60 58 54 50 44
6/2-T, DJ 0,03 0,06 0,09 0,12 0,15 0,18 0,21 0,24 0,27 0,30 0,36 0,42 0,48 0,5 0,60 0,72 0,84 0,96
berker 4
eb
VT 70 69 69 68 68 67 66 66 65 64 63 62 61 60 57 54 49 42
4/2- DJ 0,05 0,09 0,14 0,19 0,24 0,28 0,33 0,38 0,42 0,47 0,56 0,66 0,75 0,8 0,94
T, 5
berba
hu
VT 66 65 64 63 62 62 61 60 59 58 56 53 51 48 44
4/2-T, DJ 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 0,30 0,35 0,40 0,44 0,49 0,59 0,69 0,79 0,8 0,99
berker 9
eb
VT 65 65 64 63 62 62 61 60 59 58 56 53 50 47 42
6/2- DJ 0,03 0,06 0,09 0,13 0,16 0,19 0,22 0,25 0,28 0,31 0,38 0,44 0,50 0,5 0,63 0,75 0,88 1,00
T, 6
berba
hu
VT 66 66 65 64 64 63 63 62 62 61 60 58 58 56 54 51 47 40
6/2-T, DJ 0,03 0,07 0,10 0,13 0,16 0,20 0,23 0,26 0,30 0,33 0,40 0,46 0,53 0,5 0,66 0,79 0,92
berker 9
eb
VT 64 66 65 64 64 63 63 62 62 61 60 59 57 55 54 50 46
4/2- DJ 0,05 0,10 0,15 0,20 0,26 0,31 0,36 0,41 0,46 0,51 0,61 0,72 0,82 0,9
T, 2
berba
hu
VT 65 64 63 62 61 60 59 58 57 56 55 52 49 46
4/2-T, DJ 0,05 0,11 0,16 0,22 0,27 0,32 0,38 0,43 0,48 0,54 0,65 0,75 0,86 0,9
berker 7
eb
VT 63 63 61 60 59 59 57 56 56 54 52 50 47 43
6/2- DJ 0,03 0,07 0,10 0,14 0,17 0,20 0,24 0,27 0,31 0,34 0,41 0,48 0,55 0,6 0,68 0,82 0,96
T, 1
berba
hu
VT 65 65 64 63 63 62 61 61 60 60 58 57 55 54 53 49 44
6/2-T, DJ 0,04 0,07 0,11 0,14 0,18 0,22 0,25 0,29 0,32 0,36 0,43 0,50 0,57 0,6 0,72 0,86 1,00
berker 5
eb
VT 63 63 62 61 61 60 59 59 58 58 56 55 54 52 50 47 42
4/2- DJ 0,06 0,11 0,17 0,22 0,28 0,33 0,39 0,44 0,50 0,55 0,66 0,78 0,89 1,0
T, 0
berba
hu
VT 62 61 61 60 59 58 57 56 55 54 52 49 46 42
4/2-T, DJ 0,06 0,12 0,17 0,23 0,29 0,35 0,41 0,47 0,52 0,58 0,70 0,81 0,93
berker
eb
VT 61 60 59 58 57 56 55 54 53 52 50 47 44
6/2- DJ 0,04 0,07 0,11 0,15 0,18 0,22 0,26 0,30 0,33 0,37 0,44 0,52 0,59 0,6 0,74 0,89
T, 6
berba
hu
VT 63 62 61 61 61 60 59 59 58 57 56 55 53 52 50 46
6/2-T, DJ 0,04 0,08 0,12 0,16 0,19 0,23 0,27 0,31 0,35 0,39 0,47 0,54 0,62 0,7 0,78 0,93
berker 0
eb
VT 61 60 60 59 59 58 57 57 56 55 54 53 52 50 48 45
Jika anggapan dasar mengenai faktor-k dan komposisi lalu lintas tidak
sesuai dengan kondisi yang diamati, maka Tabel 6 masih dapat
digunakan dengan menghitung qJP yang disesuaikan. Langkah
perhitungan yang diperlukan adalah sebagai berikut:
Kondisi eksisting:
keterangan:
Pek , Pas =adalah prosentase komposisi kendaraan
eksisting dan anggapan,
KRek, KBek, SMek =adalah prosentase arus KR eksisting, KB
eksisting, dan SM eksisting, %
KRas, KBas, SMas =adalah prosentase arus KR anggapan, KB
anggapan, dan SM anggapan, %
3. Hitung arus lalu lintas jam desain yang disesuaikan (q JP -disesuaikan )
dalam kend/jam:
p ek
q jp -disesuaikan = k x LHRT x (kend/jam)........................................9)
p as
4. Gunakan nilai qJP -disesuaikan untuk perhitungan kinerja lalu lintas dan
gunakan Tabel 6.
Jika kondisi aktual sangat berbeda dari kondisi anggapan dasar, maka
nilai dasar yang diperlukan untuk dapat menggunakan Tabel 6 adalah
mengubah LHRT menjadi q JP. Tipikal perbedaan dalam analisis
operasional adalah:
2 .Prosedur perhitungan
Jika kriteria desain telah terpenuhi, maka Tipe Jalan awal adalah
desain Jalan yang menjadi sasaran. Jika kriteria desain belum terpenuhi,
maka desain awal harus diubah, misalnya dengan memperlebar jalur lalu
lintas, meningkatkan Tipe Jalan. Hitung ulang kapasitas Jalan dan kinerja
lalu lintasnya untuk desain Jalan yang telah diubah ini sesuai dengan
Langkah B, Langkah C, dan Langkah D. hasilnya agar dievaluasi terhadap
kriteria desain yang ditetapkan. Ulangi (iterasi) langkah-langkah tersebut
sampai kriteria desain Jalan tercapai.
Masih dalam Formulir JK-I, buat sketsa segmen jalan yang diamati,
pada kotak kosong di bawah kolom isian data umum, beri arah utara
dengan gambar anak panah, beri patok kilometer atau objek lain sebagai
referensi, alinemen horisontal sepanjang segmen jalan, anak panah untuk
identitas arah lalu lintas 1 dan arah lalu lintas 2, nama tempat yang dilalui
atau dihubungkan oleh segmen jalan yang bersangkutan, bangunan
utama dan tata guna lahan di samping jalan, persimpangan dan tempat
keluar-masuk lahan samping jalan, marka jalan (marka garis tengah,
marka batas lajur, marka garis tepi, dan marka lainnya yang dianggap
perlu), dan rambu lalu lintas eksisting.
Kemudian, isikan pada tabel di bawahnya data lebar jalur lalu lintas
kedua sisi jalan (penentuan L J untuk kondisi jalan dengan kereb berbeda
dengan bahu), keterangan kondisi menggunakan kereb atau bahu, jarak
rata-rata dari kereb ke penghalang pada trotoar, lebar bahu efektif (L BE)
dengan ketentuan pada persamaan 10 hingga 13 yang berdasarkan
Gambar 3. Catat pula kesinambungan median, apabila jalan mempunyai
median dengan ketentuan tanpa bukaan, sedikit bukaan (ada bukaan,
paling banyak satu per 500m), dan banyak bukaan (satu atau lebih
bukaan per 500m).
Batas
Rumija, SISI SISI
misal A B
dinding bahu Median
bahu jalur lalu dala
bahu dala jalur lalu bahu luarsaluran
m m
luar lintas lintas samping
Tipikal Jalan Sedang (atau jalan Kecil) dengan kereb dan trotoar
Kere Kere
b lalu lintas
Trotoarjalur b Troto
ar
LKP LJ LKP
Formulir kerja untuk mencatat data lalu lintas ini pada Formulir JK-II.
Data arus lalu lintas untuk tahun yang dianalisis berupa q JP dalam satuan
skr/jam. Ada dua alternatif penentuan, tergantung pada data yang
tersedia, yaitu:
PA
qjp= k x LHRT x 14)
100
a) Hitung qJP dalam satuan skr/jam dengan mengalikan arus dalam satuan
kend/jam dengan ekr yang sesuai. Hitung arus total dalam ekr/jam.
b) Hitung PA, dengan membagi arus total (kend/jam) arah 1 dibagi dengan
arus total dua arah 1+2 dalam satuan kend./jam.
c) Hitung Fskr.
2.1.4 Langkah A-4: Menetapkan kelas hambatan samping
1) Masukkan frekuensi hambatan samping per jam per 200m dari kedua
sisi segmen yang diamati (atau perkiraan jika analisis untuk tahun yang
akan datang):
1) Pada Tabel A.2, periksa uraian tentang “kondisi khusus” dan pilih salah
satu yang paling tepat untuk keadaan segmen jalan yang dianalisis.
2) Amati potret pada Gambar D.1. sampai dengan E.6. yang menunjukkan
kesan visual rata-rata yang khusus dari masing-masing KHS, dan pilih
salah satu yang paling sesuai dengan kondisi rata-rata sesungguhnya
pada lokasi untuk periode yang diamati.
3) Pilih kelas hambatan samping berdasarkan pertimbangan dari
gabungan langkah 1) dan 2) di atas.
Gunakan data masukan yang dicatat dalam Formulir JK-I, JK-II dan
nilai VB serta C0 yang dicatat dalam Formulir JK-III untuk menentukan
derajat kejenuhan (DJ), kecepatan (VT) dan waktu tempuh (TT). Penetapan
kinerja jalan mengikuti prosedur sebagai berikut (Gunakan Formulir JK-III):
Nilai frekuensi
Kelas
kejadian Ciri-ciri khusus
Hambatan
(dikedua sisi)
Samping
dikali bobot
Daerah Permukiman, tersedia jalan
Sangat <100
lingkungan (frontage road)
rendah, SR
Daerah Permukiman, ada beberapa
Rendah, R 100 – 299
angkutan umum (angkot).
Daerah Industri, ada beberapa toko di
Sedang, S 300 – 499
sepanjang sisi jalan.
Daerah Komersial, ada aktivitas sisi
Tinggi, T 500 – 899
jalan yang tinggi.
Daerah Komersial, ada aktivitas pasar
Sangat >900
sisi jalan.
tinggi, ST
<6m >6m
total< dua
3700arah 1,3 0,5 0,40
2/2TT > 1800 1,2 0,35 0,25
VB0,
km/jam Rata-rata semua
Tipe jalan KR KB kendaraan
SM
6/2 T atau 3/1 61 52 48 57
4/2T atau 2/1 57 50 47 55
2/2TT 44 40 40 42
FVBHS
LBe (m)
Tipe jalan KHS
< 0,5 m 1,0 m 1,5 m >2m
Sangat 1,02 1,03 1,03 1,04
rendah
Rendah 0,98 1,00 1,02 1,03
4/2T Sedang 0,94 0,97 1,00 1,02
Tinggi 0,89 0,93 0,96 0,99
Sangat 0,84 0,88 0,92 0,96
tinggi
Sangat 1,00 1,01 1,01 1,01
rendah
2/2TT Rendah 0,96 0,98 0,99 1,00
Atau
Sedang 0,90 0,93 0,96 0,99
Jalan
Tinggi 0,82 0,86 0,90 0,95
satu-arah
Sangat 0,73 0,79 0,85 0,91
tinggi
FVB,HS
Lk-p (m)
Tipe jalan KHS
< 0,5 m 1,0 m 1,5 m >2m
Sangat rendah 1,00 1,01 1,01 1,02
Rendah 0,97 0,98 0,99 1,00
4/2T
Sedang 0,93 0,95 0,97 0,99
Tinggi 0,87 0,90 0,93 0,96
Sangat tinggi 0,81 0,85 0,88 0,92
2/2TT Sangat rendah 0,98 0,99 0,99 1,00
atau Rendah 0,93 0,95 0,96 0,98
Jalan Sedang 0,87 0,89 0,92 0,95
satu-arah
Tinggi 0,78 0,81 0,84 0,88
Sangat tinggi 0,68 0,72 0,77 0,82
FCHS
Tipe jalan KHS Lebar bahu efektif LBe, m
≤ 0,5 1,0 1,5 ≥ 2,0
0,96 0,98 1,01 1,03
SR R S T 0,94 0,97 1,00 1,02
ST 0,92 0,95 0,98 1,00
4/2T
0,88 0,92 0,95 0,98
0,84 0,88 0,92 0,96
SR R S T 0,94 0,96 0,99 1,01
2/2TT
ST 0,92 0,94 0,97 1,00
atau Jalan 0,89 0,92 0,95 0,98
satu arah 0,82 0,86 0,90 0,95
0,73 0,79 0,85 0,91
Tabel A. 14. Faktor penyesuaian kapasitas akibat KHS pada jalan
berkereb dengan jarak dari kereb ke hambatan
samping terdekat sejauh LKP, FCHS. (sumber PKJI 2014).
FCHS
Jarak: kereb ke penghalang terdekat
Tipe jalan KHS LKP, m
< 0,5 1,0 1,5 > 2,0
0,95 0,97 0,99 1,01
0,94 0,96 0,98 1,00
SR R S T
ST 0,91 0,93 0,95 0,98
4/2T 0,86 0,89 0,92 0,95
0,81 0,85 0,88 0,92
Tabel A. 16. Nilai normal komposisi jenis kendaraan dalam arus lalu
lintas. (sumber PKJI 2014).
METODOLOGI PENELITIAN
50
Gambar 4 Lokasi pengambilan sampel data lalu lintas pertama yaitu
pertiagaan segitiga jam sampai pada kwasan smp Kristen
makale.
Gambar 8 Peta pengambilan sampel data arus lalu lintas dan titik
merah menadakan lokasi pengambilan data. (sumber
google map).
Mulai
persiapan
Observasi lapangan
Identivikasi masalah
Pengumpulan kebutuhan
data
Analisis kecukupan
data-data
ya
Pengolahan data
kesimpulan
selesai
a) Lingkup Survey
e) Perlengkapan Survey
b. Stopwatch
c. Meteran
d. Kamera
e. counter
f) Waktu Survey
waktu pulang dari pusat pertokoan, pulang dari tempat kerjanya dan
pulang dari aktivitasnya masing – masing. Pengamatan dilakukan selama
1 jam pada masing – masing waktu yang telah ditentukan .
69
70
DAFTAR PUSTAKA
Jurusan teknik sipil “Analisis arus lalu lintas kawasan terminal dan pasar
bolu” Sefrio Mangiwa & Yulius Kassa’ Tanduk Allo,Universitas
Kristen Indonesia Toraja.
Jurusan teknik sipil “Analiasis damapak lalu lintas pada RSU Laki padada”
Yosep Sibata,Universitas Kristen Indonesia Toraja.
Jurusan teknik sipil “Analisis panajang antrian akibat kendaraaan yang
putar balik pada area U turn” Andarianus Lolok K.A , Universitas
Kristen Indonesia Toraja.
Jurusan teknik sipil “Analisis kerusakan jalan dijalan poros Makale
Rantepao” Esra Bura,Universitas Kristen Indonesia Toraja.
Jurusan teknik sipil “ Analisis kelayakan terminal Makale” Jonson Rante .D
,Universitas Kristen Indonesia Toraja.
Jurusan teknik sipil “Analisis dampak lalu lintas akibat kegiatan oprasinoal
bus AKDP di kota Rantepao” Dari Tangkearrung,Universitas
Kristen Indonesia Toraja.
Jurusan teknik sipil “Analisis pejalan kaki dan tingkat pelayanan fasilitas
pejalan kaki” Barata Danduru,Universitas Kristen Indonesia
Toraja.
Jurusan teknik sipil “Evaluasi kinerja terminal Makale-Tana Toraja” Monika
Indriani, Universitas Kristen Indonesia Toraja.
Jurusan teknik sipil “Analalisis kinerja persimpangan bersinyal dengan
metode statis” Elvan Randiy Tandiarung,Universitas Kristen
Indonesia Toraja.
Jurusan teknik sipil “Analisis arus lalu lintas pada simpang jalan tak
bersinyal Andi mappanyuki-sawerigading-emmi saleaan” Miler
Patanduk ,Universitas Kristen Indonesia Toraja.
Jurusan teknik sipil “Analisis pelayanan angkutan mobil penumpang
umum antar kota” Nelman Kanan, Universitas Kristen Indonesia
Toraja.
71