Perbandingan Trilogi Vitruvius Dan Mangunwijaya Asistensi 14 Sept
Perbandingan Trilogi Vitruvius Dan Mangunwijaya Asistensi 14 Sept
Perbandingan Trilogi Vitruvius Dan Mangunwijaya Asistensi 14 Sept
Perbedaan Teori :
Page | 1
meningkat. Sedangkan Citra, sebetulnya menunjukkan suatu “gambaran “ (image).
• Citra tidak jauh sekali dari guna, tetapi lebih bertingkat spirituil, lebih menyangkut
derajat dan martabat manusia yang berumah. Citra menunjuk pada tingkat
kebudayaan sedangkan guna lebih menuding pada segi keterampilan/ kemampuan.
• Guna pada dwilogi Mangunwijaya sudah dapat mencakup Firmitas dan Utilitas,
mengingat inti dari Guna adalah diperolehnya pemanfaatan yang optimal yang tidak
terbatas pada daya tahan atau keawetan (durability) tapi juga mencakup
menyamankan kehidupan penghuni atau pemakai (conveinance).
Cara pandang antara Arsitektur Barat dan Timur dalam pemahaman bahwa;
Arsitektur Barat mementingkan obyek dan tata cara membangun, Timur lebih
memandang proses dan nilai-nilai yang dikaitkan dengan hubungan yang lebih luas
(sosial dan spiritual).
• Tradisi membangun dan arsitektur di dunia Timur dan Nusantara selalu dikaitkan
dengan keharmonisan, ini tidak bisa lepas dari pandangan hidup yang dilestarikan
adat istiadat dan pelaksanaan upacara membangun (dan upacara lainnya).
• Dasar berfikir Barat senantiasa sesuai dengan runtutan logika. Adanya gejala selalu
dianggap sebagai kumpulan dari berbagai unsur. Kesatuan ini tidak akan berdiri
sendiri, karena akan melanjutkan hubungan dengan unsur-unsur lain sehingga
membentuk suatu konteks. Para pakar Barat melihat arsitektur adalah suatu gejala.
Berbeda dengan arsitektur yang terjadi di dunia Timur, yang sangat dipengaruhi
oleh nilai-nilai, sikap hidup dan pandangan masyarakat Timur itu sendiri.
Page | 2
Persamaan Teori :
• Contoh : Karya arsitektur Timur, seperti rumah panggung atau rumah kolong, bila
dilihat melalui teori Guna dan Citra adalah benar-benar merupakan penyelesaian
soal/masalah yang berkualitas. Pertama, ia sehat, tidak langsung terkena
kelembaban dan serangan binatang-binatang yang mengganggu bahkan
membahayakan; jadi higenis. Kedua, dari aspek fisika bangunan hal itu sangat
melindungi bangunan terhadap kelembaban tropika yang amat ganas dan mudah
‘membusukkan’ bangunan. Apa lagi pada daerah-daerah banjir yang tidak pernah
berhenti. Selain itu, rumah bersistem rumah panggung tahan terhadap gempa bumi.
Namun yang terpenting ialah, bahwa sistem itu secara spontan mengungkapkan
mental yang sadar akan dirinya, sebentuk harga diri yang benar-benar harfiah
maupun kiasan mengatasi alam. Bila dilihat memalui Trilogi Vitruvius, dua hal yang
pertama tercakup dalam utilitas dan firmitas, sedangkan venustas lebih cenderung
akan mengungkapkan yang berhubungan bentuk dan proporsi dari segi keindahan
dan estetika. Tidak ada seorangpun yang akan berdebat tentang pemikiran bahwa
sebuah bangunan harus didirikan dengan perhitungan yang benar agar tidak
ambruk (kekuatannya tidak diragukan). Semua ini harus dibangun dengan mengacu
pada daya tahan, kenyamanan, dan keindahan.Demikian pula dengan kualitas
bahan bangunan yang digunakan haruslah prima. Kekasaran dan kelembutan bahan
bangunan merupakan prasyarat pula agar bangunan tersebut nyaman digunakan,
hubungan inilah yang menunjukan eratnya firmitas dan utilitas. Bahan bangunan dan
bentuk struktur yang ada menghadirkan suatu keindahan (venustas) bagi bangunan
itu sendiri.
Page | 3
Wastu Citra : Pengantar ke Ilmu Budaya Bentuk Arsitektur, Sendi-Sendi Filsafatnya,
Beserta Contoh-Contoh Praktis
• Buku ini memberikan pengetahuan berupa aspek kebudayaan dan filosofis untuk
desain arsitektural.
• Rumah manusia merupakan bangunan, meskipun benda mati namun bukan berarti tak
“berjiwa” yang selalu dinapasi oleh kehidupan manusia, oleh watak dan
kecenderungan-kecenderenguan, oleh napsu dan cita-citanya. Rumah adalah CITRA
sang manusia pembangunannya.
• Romo Mangun menyebut beberapa hal penting dalam kaitannya dengan sebuah
bangunan :
• Teladan dari Yunani, bangunan di Yunani didominasi oleh balok dan pilar-pilar besar
kokoh yang komposisinya sangat teratur, dan terbuat dari batu alam. Hal ini menunjuk
pada masyarakat Yunani yang berpendapat bahwa ada 2 prinsip, yaitu ada yang
ditopang dan menopang, dimana jika si penopang dan yang ditopang seimbang maka
akan terwujud keharmonisan dalam keseimbangan yang kokoh. Sesuai dengan
karakteristik Yunani yang serba teratur, tata kelola yang baik, kritis dan rasional.
• Teladan dari Jepang, Jepang dikenal dengan bangunannya yang sederhana. Terbuat
dari
bahan bambu, kayu, jerami, kertas dan sutra. Hal ini menunjuk pada jiwa Jepang yang
mencari ketenangan jiwa dan keheningan cipta. Semakin sederhana semakin indah,
semakin sedikit semakin baik, sesuai dengan prinsip Shinto dan Zen, keyakinan yang
Page | 4
banyak dianut oleh masyarakat Jepang.
• Bab 3, Guna dan Citra : Buku ini dekat dengan filsafat estetika. Kenapa bangunan harus
berbentuk ini itu Karena dekat dengan filsafat, dan penuh gambar, buku ini dibaca
untuk dihayati, dinikmati arti-arti bentuknya. Buku yang kaya dengan ilustrasi ini nampaknya
ingin menegaskan bahwa sebuah bangunan tidak hanya memiliki fungsi, tapi juga elemen
citra yang bisa direpresentasikan di dalamnya.
“The Departments of Architceture”, yaitu seni dalam membangun (the art of building),
pembuatan jadwal pembangunan berkala (the making of time-pieces), dan konstruksi
bangunan (the construction of machinery).
• Ketahanan maupun keawetan suatu bangunan bisa dipengaruhi oleh prinsip prinsip urutan
(order) dan penyusunan (arrangement), dari tingkat akurasi antara bangunan asli yang
berdiri di tapak dengan rancangan final bangunan yang telah diperhitungkan secara
maksimal dan keseluruhan. Sebagai penunjang kehidupan yang pantas kriteria bangunan
harus didukung oleh prinsip ekonomi (economy) dan kewajiban (propriety.)
Page | 5
.
Page | 6