SK Bell's Palsy
SK Bell's Palsy
SK Bell's Palsy
2. INSPEKSI :
a. Statis :
1) Wajah asimteris
2) Wajah cenderung mencong ke sebelah kiri
b. Dinamis :
1) Ketika diminta mengangkat alis kanan, pasien mengalami kesulitan
2) Ketika diminta menutup mata, pasien kesulitan menutup rapat mata kanan
3) Ketika diminta tersenyum, pasien kesulitan
4) Ketika diminta melakukan gerakan mencucu, pasien kesulitan
5) Ketika diminta mengerutkan dahi, pasien kesulitan
3. PALPASI
a. Lowtonus pada otot-otot wajah. Meliputi : m. Frontalis, m. Corrugator supercili, m.
Orbicularis oris, m. Orbicularis oculi, m. Bucinator, m. Zygomaticum, m. Nasalis, m.
Mentalis, m. Procerus, dan m. Levator labii.
b. Ketegangan otot m. Sternocleidomastoideus dextra
4. PERKUSI
a. Tidak dilakukan
5. PEMERIKSAAN GERAK DASAR
a. Gerak aktif
Otot-otot pada wajah sulit untuk digerakkan secara aktif
b. Pemeriksaan gerak pasif
Otot-otot pada wajah bisa digerakkan secara pasif
c. Gerakan isometrik melawan tahanan
Otot-otot pada wajah sisi dextra sulit untuk digerakkan jika diberikan tahanan
C. PEMERIKSAAN KHUSUS
1. Nyeri
Pasien tidak mengeluhkan nyeri
2. Pemeriksaan kekuatan otot dengan MMT
Otot Dextra Sinistra
m. Frontalis 1 5
m. Corrugator Supercili 1 5
m. Orbicularis Oculi 1 5
m. Nasalis 1 5
m. Zygomaticum 1 5
m. Orbicularis Oris 1 5
m. Bucinator 5 5
m. Procerus 1 5
m. Mentalis 1 5
m. Levator Labii 1 5
3. LGS
Tidak Dilakukan
4. Antropometri
Tidak Dilakukan
5. Sensibilitas
Sensoris pasien baik dengan tes tajam tumpul serta tes kasar halus.
7. Refleks patologis
Tidak Dilakukan
8. Tes khusus sesuai kelainan/penyakit/ gangguan
Tidak Dilakukan
D. DIAGNOSIS FISIOTERAPI
1. Impairment
Lowtonus pada otot-otot wajah pasien sisi dextra
Wajah asimetris, cenderung perok ke arah sinistra
Kelemahan pada otot-otot wajah dextra
Ketegangan pada m. Sternocleidomastoideus dextra
2. Functional limitation
Pasien tidak mampu menutup mata kanan rapat
Pasien tidak mampu tersenyum lebar
Pasien tidak mampu mengerutkan dahi
Pasien tidak mampu mengangkat alis kanan
Pasien kesulitan melakukan gerakan mencucu
3. Disabilitas
Pasien merasa terganggu saat bersosialisasi dengan orang lain
E. PROGRAM RENCANA FISIOTERAPI
1. Tujuan
a. Jangka pendek
1) Meningkatkan tonus otot-otot wajah
2) Mengurangi ketegangan m. Sternocleidomastoideus dextra
3) Meningkatkan kekuatan otot-otot wajah
4) Mengatasi asymetris pada wajah pasien
b. Jangka panjang
1) Meneruskan program jangka pendek
2) Meningkatkan aktifitas fisik dan kemampuan fungsional wajah
2. Rencana tindakan fisioterapi
a. Teknologi fisioterapi
IR, ES (Arus Faradic) , Mirror Exercise, Massage
b. Edukasi
Pasien diedukasikan agar melakukan mirror exercise di rumah secara rutin
F. PELAKSANAAN FISIOTERAPI
a. IR (Infra Red)
Tujuan : Memperbaiki vaskularisasi
1) Persiapan Alat :
a) cek kabel dan bohlam IR,
b) masukkan kabel IR ke stopkontak,
c) hidupkan dan panasi alat, pastikan alat siap untuk digunakan.
2) Persiapan pasien :
a) pasien tidur terlentang di bed senyaman mungkin,
b) cek sensibilitas panas dan dingin di area yang akan di IR
c) pastikan area yang akan sinari bebas dari kain,
d) jelaskan tujuan terapi dan rasa yang akan didapatkan saat IR dinyalakan
(hangat).
3) Pelaksanaan :
a) hidupkan alat, arahkan sinar IR tegak lurus pada area yang akan diterapi (wajah
sisi sebelah kanan)
b) waktu penyinaran 15 menit
c) Setelah selesai, matikan alat serta rapikan dan kembalikan ke tempatnya.
b. Electrical Stimulation (Arus Faradic)
Tujuan : Re-education Nervus Facialis (N7), Meningkatkan Kekuatan Otot
1) Persiapan Alat :
a) cek alat ES (kabel, pad, dll),
b) basahi ped elektroda terlebih daulu,
c) masukan kabel ES ke stopkontak,
d) hidupkan alat dan pastikan alat siap digunakan.
2) Persiapkan pasien :
a) pasien tidur terlentang di bed senyaman mungkin,
b) Jelaskan tujuan terapi
3) Penatalaksanaan :
a) Pasang pad elektroda pada leher belakang pasien
b) Elektroda berupa pen di letakkan pada 7 titik wajah dengan waktu 2 menit pada
setiap titiknya.
c) Hidupkan alat, naikkan intensitas hingga muncul kontraksi pada otot wajah.
d) Setelah selesai matikan alat dan rapikan serta kembalikan pada tempatnya.
c. Massage
Tujuan : Stimulasi dan Rileksasi otot
1) Persiapan Alat :
a) Siapkan Baby Oil
b) Terpis menggunakan handscoon
2) Persiapan pasien :
a) Pasien tidur terlentang di bed senyaman mungkin,
b) Jelaskan tujuan terapi
3) Pelaksanaan :
a) Terapis melakukan massage menggunakan teknik efflurage, strocking, tapping,
dan fibration
b) Setelah selesai, matikan alat serta rapikan dan kembalikan ke tempatnya.
d. Mirror Exercise
Tujuan : Meningkatkan Kekuatan Otot. Meningkatkan Aktivitas
Fungsional Wajah
Pasien mengikuti gerakan-gerakan yang diarahkan oleh terapis sembari melihat
cermin. Gerakan-gerakan tersebut meliputi : Mengangkat alis, mengerutkan
dahi, menutup mata, kembang kempis hidung, tersenyum lebar, bersiul dan
menurunkan mulut kebawah.
G. RENCANA EVALUASI
1. Evaluasi kekuatan otot menggunakan MMT
2. Evaluasi tonus otot dengan palpasi
3. Evaluasi ketegangan otot dengan palpasi
4. Evaluasi pengukuran fungsional menggunakan Indeks ugofish
H. EVALUASI .
1. Evaluasi kekuatan otot menggunakan MMT
T1 T2 T3 T4
Otot
Dex Sin Dex Sin Dex Sin Dex Sin
m. Frontalis 1 5 1 5 3 5 5 5
m.Corrugator
1 5 1 5 3 5 5 5
Supercili
m.Orbicularis Oculi 1 5 1 5 3 5 3 5
m. Nasalis 1 5 1 5 3 5 5 5
m. Zygomaticum 1 5 1 5 3 5 5 5
m. Orbicularis Oris 1 5 1 5 1 5 3 5
m. Bucinator 5 5 5 5 5 5 5 5
m. Procerus 1 5 1 5 3 5 5 5
m. Mentalis 1 5 1 5 3 5 3 5
m. Levator Labii 1 5 1 5 3 5 3 5
( )
Underlying Process
Udara Dingin
Vasokontriksi
Pembuluh Darah
Ishcemia Vaskuler