Havelock
Havelock
Havelock
“TEORI HAVELOCK”
DOSEN PEMBIMBING:
PATIMA, S.Kep.,Ns.,M.Kep
DISUSUN OLEH
KELOMPOK IV :
WAHYULIANA (70300120048)
NANDA (70300120043)
Syukur Alhamdulillah senantiasa kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya , sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan dengan judul:
“Teori Havelock”
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini bisa
terselesaikan dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa sepenuhnya makalah ini jauh dari kata sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan
dunia pendidikan.
Kelompok IV
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................2
DAFTAR ISI ........................................................................................................................3
BAB I ...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN ................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG ...............................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................5
C. TUJUAN PENULISAN ................................................................................................5
BAB II ..................................................................................................................................6
PEMBAHASAN ...................................................................................................................6
A.
DEFINISI KONSEP BERUBAH ...............................................................................6
B.
MACAM-MACAM PERUBAHAN.........................................................................…7
C.
JENIS DAN PROSES PERUBAH...............................................................................................................7
D.
KONSEP PEMIKIRAN HAVELOCK.............................................................................8
E.
DISEMINASI DAN PEMANFAATAN DALAM KONTEKS ORGANISASI ......…8
F.
TIPE ALIRAN............................................................................................................10
G.
POLA PROSES INTERNAL INFORMASI DALAM ORGANISASI....................…11
H.
FAKTOR-FAKTOR YANG MENJADI PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG
PADA INPUT THROGHPUT DAN OUTPUT ..............................................................13
BAB III............................................................................................................................... 16
PENUTUP .......................................................................................................................... 16
A. KESIMPULAN..................................................................................................... 16
B. SARAN ................................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
Perubahan merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari status
tetap (statis) menjadi statis yang bersifat dinamis, artinya dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang ada.
Banyak definisi tentang perubahan, diantaranya yaitu :
1. Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang berbeda
dengan keadaan sebelumnya ( Atkinson,1987)
2. Berubah merupakan proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau
instuisi ( Brooten, 1987 ) .
Perubahan bisa terjadi setiap saat dan merupakan proses yang dinamik serta tidak dapat
dielakkan. Berubah berarti beranjak dari keadaan yang semula. Tanpa berubah tidak ada
pertumbuhan dan tidak ada dorongan. Namun dengan berubah terjadi ketakutan, kebingungan,
kegagalan dan kegembiraan. Setiap orang dapat memberikan perubahan pada orang lain.
Keperawatan yang sedang berada pada proses profesionalisasi terus berusaha membuat atau
merencanakan perubahan. Adaptasi terhadap perubahan telah menjadi persyaratan kerja
dalam keperawatan.
B. MACAM-MACAM PERUBAHAN
1. Linkage: bagaimana jumlah dan keragaman sistem sumber dan sistem pengguna
berhubungan, saling berinteraksi mengadakan kolaborasi hubungan.
2. Struktur: tingkatan sistematik dan koordinasi, meliputi :
a. sistem sumber,
b. sistem pengguna, dan
c. sistem diseminasi dan pemanfaatan
3. Keterbukaan : kepercayaan bahwa perubahan, sesuatu yang diinginkan dan
dimungkinkan. Kemauan dan kesediaan untuk menerima bantuan. Iklim sosial cukup
kondusif untuk dapat berubah
4. Kapasitas : kapasitas untuk menata berbagai sumber. Dalam hal ini berhubungan erat
dengan kesejahteraan, kekuatan, ukuran, sentralitas, intelejensi, pendidikan,
pengalaman, kosmopolitan dan sejumlah keberadaan dari keterhubungan.
5. Imbalan : frekuensi, keseragaman dan kebersamaan dalam konteks perencanaan dan
penyusunan pengetahuan yang positif.
6. Proksismilitas: kedekatan waktu, jarak dan konteks, ketersesuaian, (Jarak)
keserupaan, kebaruan.
7. Sinergi : jumlah, variasi, frekuensi, dan presistensi yang dapat dimobilisasikan untuk
memproduksi sebuah efek pemanfaatan pengetahuan.
E. DISEMINASI DAN PEMANFAATAN DALAM KONTEKS ORGANISASI
a. Komunikasi
Salah satu faktor peneting dalam diseminasi dan pemanfaatan adalah komunikasi.
Bahkan secara sederhana sebenarnya diseminasi dan pemanfaatan adalah transfer berbagai
pesan melalui berbagai media antara sistem sumber dan sistem pengguna (Havelock, 1969).
Komunikasi pada dasarnya adalah penyampaian (transfer) informasi dan pergantian perasaan
serta nilai pada seseorang. Ada sebuah kaidah yang disebut 5 kaidah dalam komunikasi
organisasi yang memungkinkan adanya penerimaan yang efektif dari para penerima.
b. Sistem
Diseminasi dan pemanfaatan dalam hal ini dipandang sebagai sebuah sistem. Di
dalamnya terdapat subsistem-subsistem yang saling berinteraksi. Dalam konteks sistem
inipun mengacu pada proses yang terdapat pada masing-masing sistem (Havelock,1969). Dari
sekian banyak pengertian sistem, sebenarnya dapat dibagi dua pengertian pokok, yaitu :
1. Sistem sebagai entitas
Sebagai entitas (wujud benda) menunjuk pada unsur-unsur sistem, tujuan sistem,
kegiatan yang dilakukan sistem untuk mencapai tujuan apa yang diproses serta apa hasilnya
beserta ukuran keberhasilan pemrosesan tersebut.
2. Sistem sebagai metoda
Menyangkut suatu keseluruhan cara kerja dan mekanisme tertentu.
Havelock (1969) menyatakan Entitas dari subsistem-subsistem tersebut
yang berada dalam keseluruhan sistem aliran pengetahuan dapat
diidentifikasikan sebagai penelitian dasar pengembangan dan penelitian
aplikasi praktek dan para pengguna yang berkomunikasi secara dua arah
serta juga terdapatnya saling kebergantungan antara subsistem.
c. Diseminasi dan Pemanfaatan
Havelock (1969) menyebutkan bahwa tiga model yang dikenal secara luas dalam hal
diseminasi dan pemanfaatan ini yaitu :
1. Model Penyelesaian Masalah (Problem Solver Model)
Model ini menerapkan pendekatan dengan asumsi adanya agen perubah yang
berinteraksi dengan orang yang menjadi target sasaran (client). Dalam interaksi inilah peran
agen perubah menjembatani untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah yang timbul pada
proses tersebut.
2. Model Difusi Pengembangan dan Penelitian (The R, D & D model)
Model ini ditekankan pada adanya penelitian yang kemudian hasilnya dapat
disebarkan pada masyarakat, wlaupun sebenarnya dapat saja secara implisit penelitian
dimaksud kurang di respon oleh masyarakat. Model ini berangkat juga dari asumsi bila hasil
penelitian ada maka pengunaannya pasti ada.
3. Model Interaksi Sosial (The Sosial Interaction Model)
Adalah pendekatan diseminasi dan penyebaran yang menekankan pada aspek difusi,
ukuran gerakan pesan dari person serta dari sistem ke sistem. Teori interaksi sosial dalam hal
ini biasanya tidak memandang masyarakat sebagai suatu kesatuan menyeluruh.
Dari ketiga model di atas kemudian (havelock, 1969) menyintesakan bentuk
keempat yaitu :
4. Sintesis dari Tiga Model (The Synthezing, 1969)
Adalah sebuah pendekatan dari diseminasi yang menyintesakan ketiga model di atas.
Tidak ada satu aspek yang ditekankan, tetapi dikerangkai oleh ketiga model yang sudah ada.
Konsep pemanfaatan semata-mata difokuskan pada adanya dari para pemanfaat akan tetapi
tidak menafikan adanya pengetahuan dari luar. Masayarakat sebagai satu kesatuan yang unik
tentu saja diperlukan pendekatan yang berbeda, tetapi tetap dalam kerangka bahwa
masyarakat sebagai satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh (The Wholism). Demikian pula
penelitian dasar diperlukan sebagai keseluruhan keseluruhan totalitas diseminasi dan
pemanfaatan yang mampu menjadi penggerak kemanfaatan dari pengetahuan.
F. TIPE ALIRAN
Havelock (1969) menyatakan bahwa organisasi adalah sistem terbuka, dengan kata lain
mereka dapat menerima informasi dari luar yang diproses ketika masuk kerangka dalam
organisasi tersebut. Mungkin kita akan lebih memahami kompleksitas pertukaran tersebut
dengan membatasi pada tiga tahap yang membedakan pengelolaan informasi dalam
organisasi, yaitu :
1. Input
Yaitu aliran pesan dari lingkungan luar ke dalam organisasi. Beberapa faktor yang
memberikan kontribusi bagi kesiapan dan kemauan untuk menerima pengetahuan dari pihak
luar adalah kepemimpinan, pola dan susunan tertentu, struktur sosial, kebanggaan lokal,
status, kondisi ekonomi, link dan kapasitas organisasi.
2. Thoughput
Yaitu proses penyebaran atau pemakaian informasi dalam organisasi. Alur dari pengetahuan
baru memasuki organisasi dari satu departemen kerangka departemen lain, dari satu
kelompok kerangka kelompok lain, dari satu individu kerangka individu lain tergantung pada
jenis variabel organisasi, seperti gaya kepemimpinan, pembagian pekerjaan, definisi tugas
dan pekerjaan, definisi peran dan tingkah laku, sistem ganjaran dan pelatiham diantara
anggota.
3. Output
Yaitu proses pengeriman pesan kembali pada lingkungan luar. Tahap ketiga dari proses aliran
informasi adalah definisi pesan kembali kelingkungan luar. Seluruh organisasi mempunyai
jenis output yang bebeda misalnya produk atau jasa untuk kelompok atau orang lain sehingga
masing-masing organisasi memiliki bentuk dan cara difusi pesan yang berbeda.
Beberapa hal yang penting dalam mekanisme koordinasi organisasi dalam kaitannya
dengan aliran informasi adalah:
1. Jadwal (schedule), dalam ini digunakan untuk mengkompatibelkan semua aktivitas
organisasi sehingga menjadi sebuah sinergi.
2. Departementalisasi, sebagai upaya untuk menjembatani kesulitan tugas yang sangat besar
dan peran yang dimainkan beserta wewenangnya.
3. Hirarki keorganisasian digunakan sebagai respon atas meningkatnya informasi yang
diterima organisasi
4. Delegasi, dimaksudkan sebagai kejelasan wewenang sehingga tugas yang rumit dan
banyak dapata didistribusikan.
Karakteristik struktural dan keinovativan organisasi dalam hal ini terdapat tiga hal yang
mempengaruhi terhadap keinovatifan organisasi yaitu :
1. Karakteristik individu (pimpinan) meliputi sikap untuk berubah
2. Karakteristik struktur organisasi internal meliputi :
a) Sentralisasi, dimana kekuasaan dan kontrol berada dalam sebuah sistem yang
terkonsentrasi hanya pada sedikit individu. Dalam hal ini sentralisasi berhubungan
secara negatif dengan keinovasian.
b) Komplekstisitas, yaitu tergambar dalam anggotanya dengan kemampuan sangat
tinggi dari penguasaan pengetahuan yang didapatkan dari training.Faktor ini
mempunyai pengaruh positif dengan keinovasian.
c) Fromalisasi, yaitu tingkat dimana organisasi menekankan akan kepatuhan pada aturan
dan prosedur yang telah ditetapkan. Hal ini berkorelasi negatir dengan keinovasian.
d) Saling keterhubungan, yaitu rekatnya interaksi antar sistem sosial yang di bangun oleh
jaringan interpersonal. Variabel ini menyebabkan kemudahan bagi aliran pengetahuan.
e) Kelenturan organisasi, dalam hal ini kelenturan diartikan sebagai kemampuan untuk
mengantisipasi keadaan, sehingga korelasinya sangat positif dengan keinovasian.
3. Karakteristik kondisi eksternal organisasi, misalnya keterbukaan sistem.
Proses inovasi dalam organisasi terdiri dari lima tahap, dimana kalau satu tahap belum
terlampaui tahap berikutnya tidak akan terlewati, tahap tersebut diantaranya :
a) Agenda Setting
Dalam hal ini masalah-masalah organisasi yang mungkin mengkreasi sebuah penerimaan
kebutuhan untuk inovasi dari sekian banyak nilai-nilai potensil organisasi.
b) Matching
Masalah-masalah yang muncul dari yang telah diagendakan oleh organisasi dipertimbangkan
bersama dengan konteks inovasi, sehingga kelayakannya direncanakan dan di desain
c) Redefining/Restrukturisasi
Pemodifikasian kembali yang diupayakan agar secara spesifik inovasi sesuai dengan kondisi
daro organisasi. Sebaliknya pula dilakukan penyesuaian yang dapat berupa perubahan dari
organisasi atau yang lain untuk mengakomodasi inovasi.
d) Klarifikasi
Pada tahap ini secara jelas telah didefinisikan hubungan antara inovasi dengan organissi
dalam kerangka penggunaan organisasi.
e) Perutinan
Tahap terakhir menjadi suatu tahap dimana inovais benar-benar melebur dengan organisasi
dan secara rutin digunakan dan tidak terasa.
Tahap satu sampai dua dikelompokkan ke dalam inisiasi, yaitu pengumpulan semua
informasi, konseptualisasi, perencanaan adopsi inovasi, kepemimpinan untuk
keputusan pengadopsian.
H. FAKTOR-FAKTOR YANG MENJADI PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG
PADA INPUT THROUGHPUT DAN OUTPUT
Havelock (1969) menyatakan sepuluh faktor yang menghalangi input dibawah ini telah
dikelompokkan dalam urutan yang logis dan sering diperlihatkan dalam literatur yang relevan
dengan masalah tersebut diantaranya :
1. Kebutuhan akan stabilitas, disebutkan bahwa inovasi mengancam keseimbangan yang
dinamis yang ditandai dengan hubungan orang dan kelompok dan sejak keuntungan dari
menerima dan menggunakan pengetahuan mungkin lebih sedikit dibandingkan dengan
keraguan yang diakibatkan terganggunya keseimbangan, masuknya pengetahuan
mungkin akan dicegah.
2. Koding Scheme Barrier, sebuah kelompok berdiri dengan identitas serta yang tentu
hanya dimilikinua melalui uoaya memperluas keunikannya. Salah satu cara untuk
melakukan hal tersebut adalah memberikan arti sebuah perbendaharaan khas kepada
kelompok.
3. Hubungan sosial, penghalang lain bagi informasi adalah keberadaan pola tingkah laku
sosial yang kekal dalam organisasi. Pola ini menjadi penghalang masuknya pengetahuan
karena perubahan dianggap mengancam akan berubah struktur sosial yang sudah ada.
4. Rasa takut pada kecemburuan sosial, garis batas yang memisahkan organiasi dengan
lingkungannya mendorong pembentukan mitos organisasi yang menolong anggot untuk
setuju dengan ketidakpastian dan kemajuan pada perubahan yang dibawa dari luar.
Dengan demikian pengetahuan dianggap sebagai ancaman tetapi juga sebagai tuduhan
langsung bagi organisasi dan anggotanya.
5. Ancaman personal, anggota takut pada pihak luar yang kelihatannya akan kehilangan
kemampuan dan kecakapannya dengan adanya pengetahuan.
6. Kebanggan lokal, organisais menginginkan anggota untuk menyadari organisasi sebagai
tempat bekerja yang menarik. Hal ini menunjukkan bahwa semangat dari kebanggaan
dalm organisasi dapat merintangi aliran pengetahuan ke dalam organisasi.
7. Perbedaan status antar organisai, selisih status antara organisasi dapat menciptakan
ketidakpercayaan dan rintangan bagi aliran pengetahuan.
8. Kondisi ekonomi, jika organisai memiliki situasi keuangan yang sangat menguntungkan,
ia akan sanggup mencari penemuan baru dan informasi untuk percobaan.
9. Pelatihan bagi pendatang untuk menerima cara lama, banyak sikap dan asumsi dari
anggota bahwa mereka akan diajarkan secara berulang-ulang selama pelatihan dalam
orgamisasi, ketika seseorang harus berfikir untuk mempercayai atau tidak pada pihak luar,
kesempatan pertama untuk mengajarkannya adalah di awal masa jabatannya.
10. Ukuran organisasi, organisasi yang besar lebih cepat mengadopsi ide-ide baru dan
teknologi baru dari pada yang kecil.
B. SARAN
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami tentang defenisi
dari konsep berubah dan mengetahui apa saja yang menjadi motivasi serta faktor
terjadinya perubahan dan diharapkan juga bagi pembaca agar dapat mengetahui kunci
sukses dalam perubahan. Dan bagi pembaca yang berprofesi sebagai seorang perawat atau
tenaga medis lainnya agar dapat mengetahui peranannya dalam proses perubahan serta
menuju keperawatan yang professional
DAFTAR PUSTAKA