Makalah Evaluasi Dan Pengendalian
Makalah Evaluasi Dan Pengendalian
Makalah Evaluasi Dan Pengendalian
Dosen Pengajar :
Disusun Oleh :
Kelompok 10
a) Adanya perubahan kondisi dan situasi pasar serta perekonomian dimana pasar semakin
berkembang, teknologi berubah dan pesaing-pesaing baru bermunculan.
b) Semakin rumit dan kompleksnya organisasi akan membutuhkan suatu kontrol yang lebih
baik.
c) Dengan semakin terdesentralisirnya kekuasaan dan wewenang, para manajer
membutuhkan suatu alat untuk mengetahui aktivitas dan kinerja para bawahannya.
Proses evaluasi dan pengendalian strategi dilakukan dengan melalui beberapa langkah
yaitu menentukan suatu standar untuk mengukur kinerja perusahaan dan membuat batas
toleransi yang dapat diterima untuk tujuan, sasaran dan strategi. Langkah pertama penting
sekali untuk dilakukan yaitu menentukan apa yang akan diukur. Pengukuran harus terkait
dengan kuantitas, kualitas, penetapan waktu dan harus bisa diperiksa secara obyektif.
Pengendalian strategis, taktis dan operasional membentuk hierarki pengendalian yang sama
dengan hierarki strategis.
Dalam mengevaluasi kinerja terhadap rencana bisnis, seseorang harus selalu
menanyakan “Apakah tujuan dan sasaran perusahaan? Dan bagaimana kinerja perusahaan
dalam mendukung pencapaian tujuan/sasaran tersebut?. Jawaban dari pertanyaan ini akan
menghasilkan suatu daftar dari tujuan (dirinci pada tujuan dari pihak-pihak yang terkait
dengan perusahaan), sasaran dan hasil kinerja perusahaan. Kemudian pimpinan harus
memberikan suatu nilai (0-10) yang menggambarkan tingkatan mengenai pencapaiannya.
2. Mengukur Kinerja
Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama
periode tertentu di dalam melaksanakan suatu tugas dibandingkan dengan berbagai
kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kinerja yang telah ditentukan
terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Pengukuran kinerja merupakan tindakan
pengukuran yang dapat dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada
perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan
memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik di mana
perusahaan memerlukan penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian tersebut.
Menurut Hansen dan Mowen (2004), pengukuran kinerja terbagi menjadi dua
kelompok, yaitu tradisional dan kontemporer. Pengukuran kinerja tradisional dilakukan
dengan membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan atau biaya standar
sesuai dengan karakteristik pertanggungjawabannya. Pengukuran kinerja kontemporer
menggunakan aktivitas sebagai pondasinya. Ukuran kinerja dirancang untuk menilai seberapa
baik aktivitas dilakukan dan dapat mengidentifikasi apakah telah dilakukan perbaikan yang
berkesinambungan. Pengukuran kinerja merupakan langkah penting yang harus dilakukan
oleh perusahaan karena pengukuran kinerja memiliki banyak manfaat. Manfaat sistem
pengukuran kerja diantaranya sebagai berikut :
a. Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa suatu
perusahaan lebih dekat pada pelanggannya dan membuat seluruh orang dalam organisasi
terlibat dalam upaya memberi kepuasan kepada pelanggan.
b. Memotivasi para pegawai untuk memberikan pelayanan sebagai bagian dari mata rantai
pelanggan dan pemasok internal.
c. Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya-upaya nya untuk
mengurangi terhadap adanya pemborosan untuk pengeluaran .
d. Membuat tujuan strategis yang biasanya masih kabur, menjadi lebih nyata sehingga dapat
mempercepat proses pembelajaran dari suatu organisasi.
e. Membangun konsensus untuk melakukan sesuatu perubahan dengan memberi reward atas
perilaku yang diharapkan tersebut. Uraian manfaat pengukuran kinerja tersebut sudah
cukup baik, hanya saja kekurangannya belum mengungkapkan manfaat pengukuran
kinerja terkait dengan aspek non-market yaitu lingkungan dan sosial.
Peter Drucker mengusulkan lima kriteria untuk penentuan standar pengukuran kinerja
yaitu sebagai berikut :
1) Posisi pasar
Penilaian yang nyata terhadap keberhasilan perusahaan adalah mengukur posisi pangsa
pasarnya dibandingkan dengan para pesaing. Apakah pangsa pasar telah meningkat atau
cenderung menurun ?
2) Kinerja inovasi (Divisi Riset dan Pengembangan)
Bagaimana urutan pengeluaran riset dan pengembangan (sebagai persentase penjualan)
dalam indusri ?
3) Produktivitas
Kinerja ini berhubungan dengan “nilai tambah” output. Penjualan per karyawan
merupakan salah satu ukuran produktivitas.
4) Likuiditas dan aliran kas (cas flow)
Kriteria aliran kas biasanya lebih baik daripada masalah keuntungan.
5) Keuntungan
Kriteria ini akan mengukur, apakah marjin keuntungan meningkat atau menurun ?
menghitung dan mengukur hasil kinerja yang telah dicapai, membandingkan antara
standar dengan hasil yang dicapai dan jika melampaui batas toleransi, harus dianalisa
penyebab-penyebabnya, mengambil tindakan perbaikan jika diperlukan.
Evaluasi strategi sangat penting, sebab sukses sekarang tidak menjamin sukses besok.
Kesuksesan selalu menciptakan masalah baru dan berbeda. Oleh sebab itu sangat
diperlukannya evaluasi dan pengendalian di dalam perusahaan. Dalam sistem evaluasi dan
pengendalian, langkah pertama yang penting adalah menentukan apa yang akan diukur.
Pengukuran harus terkait dengan kuantitas, kualitas, penetapan waktu dan harus bisa diperiksa
secara obyektif. Pengendalian strategis, taktis dan operasional membentuk hierarki
pengendalian yang sama dengan hierarki strategis. Faktor-faktor penting penentu keberhasilan
(critical success factor) akan menentukan informasi apa saja yang perlu dikumpulkan bagi
setiap unit bisnis sebagai bagian dari sistem informasi strategis. Sebuah sistem evaluasi dan
pengendalian yang tepat harus mampu melengkapi kesimpulan seperti yang ditunjukkan
dalam model manajemen strategik.