Makalah Evaluasi Dan Pengendalian

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

RESUME

EVALUASI DAN PENGENDALIAN

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Kebijakan Bisnis C1

Dosen Pengajar :

Dr. Djoko Poernomo, M.Si

Disusun Oleh :

Kelompok 10

1. Tika Apriliana Wati (180910202022)


2. Risandy Al Afghani (180910202033)
3. Shafira Isa (180910202085)

PROGAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2020
1. Evaluasi dan Pengendalian dalam Manajemen Strategis
Evaluasi yaitu proses monitoring atas aktivitas perusahaan dan hasil suatu performa
sehingga performa aktual dapat dibandingkan dengan performa yang diinginkan. Evaluasi
strategi adalah suatu proses untuk mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan-pelaksanaan
rencana bisnis dan kinerjanya serta membandingkan informasi tersebut dengan standar yang
telah ditentukan. Evaluasi strategi merupakan tahap terakhir dalam manajemen strategi,
setelah strategi diterapkan dalam praktek nyata dinilai efektifitasnya terhadap ekspektasi dan
pencapaian tujuan perusahaan. Penilaian dilakukan dengan mengukur faktor-faktor atau
indikator sukses yang dicapai dan mengevaluasi keberhasilan kinerja dari strategi guna
perumusan dan penerapan lanjutan dimasa yang akan datang agar lebih baik dan efektif.
Evaluasi strategi melingkupi tiga aktivitas dasar, yaitu :
1) Memeriksa basis dari strategi perusahaan,
2) Membandingkan hasil yang diharapkan dengan hasil aktual,
3) Mengambil tindakan koreksi untuk memastikan kinerja sejalan dengan rencana.
Umpan balik yang memadai dan tepat waktu adalah dasar bagi evaluasi strategi yang efektif.
Evaluasi strategi sama pentingnya dengan informasi yang mendasari operasinya. Tekanan
yang terlalu kuat dari manajer puncak bisa menyebabkan manajer lebih rendah memanipulasi
informasi (terutama yang berupa angka) untuk memuaskan manajer puncak.
Pengendalian strategi adalah suatu proses merubah rencana bisnis yang diakibatkan
adanya perubahan kondisi/situasi, adanya tambahan pengetahuan atau membuat penyesuaian
untuk mengarahkan aktivitas-aktivitas agar sesuai dengan rencana. Terdapat empat jenis
dasar pengendalian strategi, antara lain :
1) Pengendalian Premis (Premise Control)
Dirancang untuk memeriksa secara sistematis dan terus-menerus apakah prinsip yang
mendasari strategi masih berlaku atau tidak. Jika sebuah premis utama tidak lagi
terpenuhi, maka strategi tersebut harus diubah. Lebih cepat suatu premi yang tidak sah
dapat dikenali dan ditolak, maka semakin baik peluang suatu perubahan yang dapat
diterima dalam strategi yang dapat digunakan.
2) Pengamatan Strategis (Sstrategic Surveillance)
Usaha manajemen untuk memantau secara luas berbagai peristiwa di dalam dan lebih
sering di luar perusahaan yang mungkin sekali mempengaruhi pelaksanaan strategi pada
masa depan.
3) Pengendalian Berupa Peringatan Khusus (Special Alert Control)
Tindakan – tindakan manajemen yang dilakukan secara teliti dan umumnya sangat cepat,
untuk memikirkan kembali strategi perusahaan karena sebuah peristiwa mendadak dan
tidak diharapkan.
4) Pengendalian Atas Implementasi (Implementasion Control)
Usaha manajemen yang dirancang untuk menilai apakah keseluruhan strategi harus
diubah dengan mempertimbangkan hasil- hasil yang berkaitan dengan tindakan tindakan
tambahan dalam keseluruhan strategis. Hal ini biasanya berkaitan dengan tujuan khusus
strategi atau proyek dengan pemeriksaan peristiwa penting yan ditentukan sebelumnya.
Evaluasi dan pengendalian strategi dalam perusahaan penting sekali untuk dilakukan
karena :

a) Adanya perubahan kondisi dan situasi pasar serta perekonomian dimana pasar semakin
berkembang, teknologi berubah dan pesaing-pesaing baru bermunculan.
b) Semakin rumit dan kompleksnya organisasi akan membutuhkan suatu kontrol yang lebih
baik.
c) Dengan semakin terdesentralisirnya kekuasaan dan wewenang, para manajer
membutuhkan suatu alat untuk mengetahui aktivitas dan kinerja para bawahannya.
Proses evaluasi dan pengendalian strategi dilakukan dengan melalui beberapa langkah
yaitu menentukan suatu standar untuk mengukur kinerja perusahaan dan membuat batas
toleransi yang dapat diterima untuk tujuan, sasaran dan strategi. Langkah pertama penting
sekali untuk dilakukan yaitu menentukan apa yang akan diukur. Pengukuran harus terkait
dengan kuantitas, kualitas, penetapan waktu dan harus bisa diperiksa secara obyektif.
Pengendalian strategis, taktis dan operasional membentuk hierarki pengendalian yang sama
dengan hierarki strategis.
Dalam mengevaluasi kinerja terhadap rencana bisnis, seseorang harus selalu
menanyakan “Apakah tujuan dan sasaran perusahaan? Dan bagaimana kinerja perusahaan
dalam mendukung pencapaian tujuan/sasaran tersebut?. Jawaban dari pertanyaan ini akan
menghasilkan suatu daftar dari tujuan (dirinci pada tujuan dari pihak-pihak yang terkait
dengan perusahaan), sasaran dan hasil kinerja perusahaan. Kemudian pimpinan harus
memberikan suatu nilai (0-10) yang menggambarkan tingkatan mengenai pencapaiannya.

2. Mengukur Kinerja
Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama
periode tertentu di dalam melaksanakan suatu tugas dibandingkan dengan berbagai
kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kinerja yang telah ditentukan
terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Pengukuran kinerja merupakan tindakan
pengukuran yang dapat dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada
perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan
memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik di mana
perusahaan memerlukan penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian tersebut.
Menurut Hansen dan Mowen (2004), pengukuran kinerja terbagi menjadi dua
kelompok, yaitu tradisional dan kontemporer. Pengukuran kinerja tradisional dilakukan
dengan membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan atau biaya standar
sesuai dengan karakteristik pertanggungjawabannya. Pengukuran kinerja kontemporer
menggunakan aktivitas sebagai pondasinya. Ukuran kinerja dirancang untuk menilai seberapa
baik aktivitas dilakukan dan dapat mengidentifikasi apakah telah dilakukan perbaikan yang
berkesinambungan. Pengukuran kinerja merupakan langkah penting yang harus dilakukan
oleh perusahaan karena pengukuran kinerja memiliki banyak manfaat. Manfaat sistem
pengukuran kerja diantaranya sebagai berikut :
a. Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa suatu
perusahaan lebih dekat pada pelanggannya dan membuat seluruh orang dalam organisasi
terlibat dalam upaya memberi kepuasan kepada pelanggan.
b. Memotivasi para pegawai untuk memberikan pelayanan sebagai bagian dari mata rantai
pelanggan dan pemasok internal.
c. Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya-upaya nya untuk
mengurangi terhadap adanya pemborosan untuk pengeluaran .
d. Membuat tujuan strategis yang biasanya masih kabur, menjadi lebih nyata sehingga dapat
mempercepat proses pembelajaran dari suatu organisasi.
e. Membangun konsensus untuk melakukan sesuatu perubahan dengan memberi reward atas
perilaku yang diharapkan tersebut. Uraian manfaat pengukuran kinerja tersebut sudah
cukup baik, hanya saja kekurangannya belum mengungkapkan manfaat pengukuran
kinerja terkait dengan aspek non-market yaitu lingkungan dan sosial.
Peter Drucker mengusulkan lima kriteria untuk penentuan standar pengukuran kinerja
yaitu sebagai berikut :
1) Posisi pasar
Penilaian yang nyata terhadap keberhasilan perusahaan adalah mengukur posisi pangsa
pasarnya dibandingkan dengan para pesaing. Apakah pangsa pasar telah meningkat atau
cenderung menurun ?
2) Kinerja inovasi (Divisi Riset dan Pengembangan)
Bagaimana urutan pengeluaran riset dan pengembangan (sebagai persentase penjualan)
dalam indusri ?
3) Produktivitas
Kinerja ini berhubungan dengan “nilai tambah” output. Penjualan per karyawan
merupakan salah satu ukuran produktivitas.
4) Likuiditas dan aliran kas (cas flow)
Kriteria aliran kas biasanya lebih baik daripada masalah keuntungan.
5) Keuntungan
Kriteria ini akan mengukur, apakah marjin keuntungan meningkat atau menurun ?
menghitung dan mengukur hasil kinerja yang telah dicapai, membandingkan antara
standar dengan hasil yang dicapai dan jika melampaui batas toleransi, harus dianalisa
penyebab-penyebabnya, mengambil tindakan perbaikan jika diperlukan.

3. Sistem Informasi Strategis


Sistem Informasi Strategis (SIS) adalah dukungan terhadap sistem yang ada dan membantu
dalam mencapai keunggulan kompetitif atas pesaing organisasi dalam hal adalah
tujuan.Sistem Informasi dapat mempengaruhi aktivitas bisnis perusahaan secara keseluruhan
sehingga dapat membantu perusahaan dalam persaingan bisnis dengan perusahaan lainnya.
Sistem Informasi dapat mempengruhi aktifitas bisnis perusahaan secara keseluruhan sehingga
dapat membantu perusahaan dalam persaingan bisnis dengan perusahaan lainnya.Sistem yang
dijalankan tidak hanya dalam lingkup organisasi itu sendiri,tapi melibatkan pelanggan atau
klien,pemasok,dan pesaing.
Peranan Sistem Informasi Strategis :
1. Penggunaan teknologi informasi untuk menghasilkan produk layanan.
2. Meningkatkan kemampuan perusahaan dalam mencapai keunggulan kompetitifnya.
3. Membantu perusahaan dalam menghadapi pasar global.

4. Berbagai Masalah dalam Mengukur Kinerja


a. Kecenderungan memberikan nilai tengah
Kecenderungan memberi nilai tengah (Central tendency), terjadi bila pekerja di beri nilai rata-
rata secara tidak tepat atau di tengah-tengah skala penilaian, Biasanya, penilai memberi nilai
tengah karena ingin menghindari kontroversi atau kritik.
b. Hanya melihat pada perilaku sekilas
Merupakan kesalahan yang cenderung dibuat oleh penilai. Dimana, penilai akan sangat
bergantung dengan kesan yang didapatkan dari perilaku untuk menetapkan berapa rating
secara keseluruhan dalam segi karakter atau perilakunya. Hal ini bisa menyebabkan suatu
penilaian menjadi tidak akurat karena hanya berdasarkan pada emosi, seharusnya penilai bisa
memberikan rating berdasarkan fakta yang sebenarnya.
c. Menilai dengan konsisten
Kesalahan umum selanjutnya yang bisa dilakukan oleh penilai adalah kecenderungan menilai
dengan konsisten. Maksudnya, penilai akan memberikan sama rata bisa terlalu tinggi ataupun
terlalu rendah tanpa melihat bagaimana karyawannya. Masalah ini akan menyebabkan
kegagalan dalam proses penilaian dan akan sangat fatal bahkan tidak akan menghasilkan hal
positif untuk karyawan atau perusahaan
d. Terlalu subjektif
Kesalahan selanjutnya yang mungkin akan dilakukan oleh penilai pada karyawannya adalah
terlalu subjektif. Seharusnya, penilai harus melakukan penilaian secara objektif agar bisa
berlaku adil pada semua karyawan dalam perusahaan. Jangan sampai, bila penilai tidak suka
terhadap satu karyawan akhirnya malah memberikan nilai yang sangat rendah. Akibatnya
penilaian yang dihasilkan benar-benar tidak akurat. Ini malah bisa menghancurkan perjalanan
karir dari karyawan
5. Pedoman untuk Melakukan Pengendalian yang Tepat
Dalam mendesain sistem pengendalian, manajemen puncak perlu mengingat bahwa
pengendalian yang dilakukan harus sesuai dengan strategi yang ditetapkan. Beberapa
pedoman berikut ini derekomendasikan untuk melakukan pengendalian yang tepat:
1. Pengendalian yang dilakukan melibatkan sejumlah kecil informasi yang diperlukan untuk
memberikan gambaran yang dapat dipercaya mengenai suatu kejadian.
2. Pengendalian tersebut hanya memantau aktivitas dan hasil yang memiliki arti cukup
penting, dengan mengesampingkan kesulitan-kesulitan pengukuran yang mungkin muncul.
3. Pengendalian harus tepat pada umumnya sehingga dapat diambil tindakan perbaikan
sebelum terlambat.
4. Pengendalian jangka panjang harus dilakukan seperti halnya pengendalian jangka pendek.
5. Pengendalian harus menunjukkan kekecualian dengan tepat, yaitu hnaya memperhatikan
aktivitas atau hasil yang gagal di luar batas toleransi yang telah ditetapkan.
6. Pengendalian harus digunakan untuk memenuhi penghargaan yang akan diberikan atau
melebihi standar yang telah ditetapkan.
6. Manajemen Insentif Strategis
Insentif merupakan bagian dari kompensasi. Insentif adalah penghargaan/ganjaran yang
diberikan untuk memotivasi para pekerja agar produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak
tetap atau sewaktu-waktu. Oleh karena itu insentif sebagai bagian dari keuntungan, terutama
sekali diberikan kepada pekerja yang bekerja secara baik atau yang berprestasi. Program-
program insentif dapat dikaitkan dengan produktivitas individu, kelompok, organisasi. Untuk
membuat sebuah program/rencana gaji insentif agar berhasil, dua item data yang mendasar
adalah sangat penting: (1) jumlah rata-rata keluaran yang diperlukan bagi kinerja yang
memadai, dan (2) jumlah dana yang wajar dan adil yang pantas untuk jumlah rata-rata
pekerjaan.
KESIMPULAN

Evaluasi strategi sangat penting, sebab sukses sekarang tidak menjamin sukses besok.
Kesuksesan selalu menciptakan masalah baru dan berbeda. Oleh sebab itu sangat
diperlukannya evaluasi dan pengendalian di dalam perusahaan. Dalam sistem evaluasi dan
pengendalian, langkah pertama yang penting adalah menentukan apa yang akan diukur.
Pengukuran harus terkait dengan kuantitas, kualitas, penetapan waktu dan harus bisa diperiksa
secara obyektif. Pengendalian strategis, taktis dan operasional membentuk hierarki
pengendalian yang sama dengan hierarki strategis. Faktor-faktor penting penentu keberhasilan
(critical success factor) akan menentukan informasi apa saja yang perlu dikumpulkan bagi
setiap unit bisnis sebagai bagian dari sistem informasi strategis. Sebuah sistem evaluasi dan
pengendalian yang tepat harus mampu melengkapi kesimpulan seperti yang ditunjukkan
dalam model manajemen strategik.

Anda mungkin juga menyukai