Makalah B.jawa

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

TATA SWARA DALAM BAHASA JAWA

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


PENDIDIKAN BAHASA DAERAH SD
Yang dibina oleh Ibu. Desy Dwi Riana, M.Pd

Disusun oleh :
1. Rodliatul Aini 1786206032
2. Devi Yolanda Ratnasari 1786206132

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA BLITAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN SOSIAL
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Oktober 2018
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberi rahmat serta
hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Tata Swara
dalam Bahasa Jawa.

Adapun penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Bahasa Daerah SD. Dalam penulisan makalah ini, berbagai hambatan telah kami alami. Oleh
karena itu, terselesaikannya makalah ini tentu saja bukan karena kemampuan saya semata –
mata. Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak – pihak yang terkait.

Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya saya dengan ketulusan hati mengucapkan
terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan petunjuknya kepada kami untuk menyelesaikan
makalah ini.

2. Kedua orang tua kami yang selalu mendukung dalam menyelesaikan makalah ini
dalam bentuk moral maupun materi,

3. Dosen Pengampu kami Ibu Desy Dwi Riana , M, Pd.

Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari pengetahuan dan pengalaman saya masih
sangat terbatas. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai
pihak agar makalah ini lebih baik dan bermanfaat. Atas partisipasinya,saya selaku penyusun
mengucapkan terima kasih.

OKTOBER 2018

PENULIS
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………….

KATA PENGANTAR……………………………………………………………...

DAFTAR ISI……………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...

1.1 Latar Belakang………………………………………………………….

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………

1.3 Tujuan…………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….

2.1 Tata swara vokal dan konsonan dalam bahasa jawa…………………..


2.2 Suara jejeg dan miring dalam bahasa jawa……………………………

2.3 Contoh swara pada tembung bahasa jawa…………………………….

BAB III PENUTUP……………………………………………………………….

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………..

3.2 Saran……………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Bahasa Jawa merupakan sarana komunikasi yang memiliki jangkauan yang sangat
luas dan memilik variasi kebahasaan yang bermacam – macam dan variasi itu
memperlihatkan pola – pola tertentu yang dipengaruhi pola social maupun yang bersifat
geografis.
Bahasa Jawa juga salah satu Bahasa daerah dari kurang lebih empat ratus Bahasa
daerah yang terdapat di Indonesia. Namun dalam penggunaanya Bahasa jawa sendiri sering
terjadi adanya kesalahan baik dari lisan maupun secara tulisan. Kesalahan tersebut sering
terjadi, hal ini disebabkan kurangnya pemahaman dari pendidik maupun masyarakat akan
ilmu kebahasaan atau linguistic dalam Bahasa Jawa. Dari itu pula nantinya aka nada
kesalahan secara turun temurun.

1.2 RUMUSAN MASALAH

A. Apa saja Tata swara vokal dan konsonan dalam bahasa jawa itu ?
B. Apa yang dimaksud Suara jejeg dan miring dalam bahasa jawa ?
C.Apa saja contoh swara pada tembung bahasa jawa ?

1.3 TUJUAN

A. Mengetahui Tata swara vokal dan konsonan dalam bahasa jawa itu ?
B. Mengetahui Suara jejeg dan miring dalam bahasa jawa ?
C.Mengetahui contoh swara pada tembung bahasa jawa ?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tata swara vokal dan konsonan dalam bahasa jawa

Vokal merupakan bunyi bersuara yang dihasilkan oleh udara yang dikeluarkan dari
paru – paru melalui mulut tanpa dihambat oleh alat wicara. Dengan kata lain, bunyi udara
yang keluar dari paru – paru dan mulut tanpa mengalami hambatan apapun, baik hambatan
lidah, gigi, maupun bibir akan menghasilkan vokal. Sementara itu jika bunyi udara keluar
dari paru – paru melalui kerongkongan dan mulut mengalami hambatan, baik hambatan
lidah, gigi, gusi, maupun bibir, bunyia yang dihasilkan berupa konsonan. Semua bunyi, diluar
vokal adalah konsonan.
 Fonem Vokal
Fonem vokal adalah bunyi bahasa yang dapat membedakan makna yang dikeluarkan
oleh alat ucap manusia tanpa hambatan saat mengucapkannya. Vokal bahasa jawa
hanya terdiri atas tujuh vokal, yaitu /i/, /e/, /a/, /ə/, /u/, /o/, dan / /.
 
Vokal /i/
o Vokal /i/ bahasa jawa mempunyai dua alofon, yaitu [i] dan [I]. Yang membedakan
kedua bunyi itu hanya terletak pada kuat atau lemahnya tekanan. Bunyi [i]
merupakan vokal tertutup tinggi-kuat depan-tak bundar, sedangkan bunyi [I]
merupakan vokal tertutup tinggi-lemah depan-tak bundar.

Vokal /e/
o Vokal /e/ bahasa jawa mempunyai dua alofon, yaitu [e] dan [ε]. Yang
membedakan kedua bunyi itu hanya terletak pada kuat atau lemahnya tekanan.
Bunyi [e] merupakan vokal agak tertutup sedang-kuat depan-tak bundar,
sedangkan bunyi [ε] merupakan vokal agak tertutup sedang-lemah depan-tak
bundar.

Vokal /ə/
o Vokal /ə/ dalam bahasa jawa bukan merupakan alofon fonem /e/ melainkan
merupakan fonem tersendiri karena kedua bunyi itu dalam bahasa jawa dapat
membedakan makna.

Vokal /a/
o Dalam khazanah linguistik jawa vokal /a/ lazim disebut a swara miring
‘bunyi a miring’.

Vokal / /
o Vokal / / dalam bahasa jawa bukan merupakan alofon vokal /o/ melainkan
merupakan vokal tersendiri karena kedua bunyi tersebut mampu membedakan
makna.
Vokal /o/
o Vokal /o/ dalam tata bahasa jawa lazim disebut o swara jejeg ‘bunyi o tegak’.

Vokal /u/
o Vokal /u/ bahasa jawa mempunyai dua alofon, yaitu [u] dan [ ]. Yang
membedakan kedua bunyi itu hanya terletak pada kuat atau lemahnya tekanan.
Bunyi [u] merupakan vokal tertutup belakang-bundar tinggi-kuat, sedangkan
bunyi [ ] merupakan vokal tertutup belakang-bundar tinggi-lemah.

2.2 Suara jejeg dan miring dalam bahasa jawa

Urut-urutane aksara Jawa  diucapake a jejeg lan ditulis  ha na ca ra ka ora ditulis ho no co ro


ko.  Dene pangucape tembung mapan, jaran, dalan iku diucapake nganggo swara a miring.
Kanggo nggampangake pratelan swara a jejeg takwenehi lambang a dene a miring nganggo
lambang ā .
 Pangucape tembung kang nduweni swara a jejeg.
Tembung kang kedadean saka rong wanda lan wandane menga, wanda wiwitan lan
pungkasan diucapake jejeg, tuladha: sapa, tapa, jala, dara, sanga, rana, bata, baya,
bawa, gada.
Tembung rong wanda kang wanda wiwitan nganggo swara o lan wanda pungkasan swara
a wanda menga, swara a mau diucapake jejeg, tuladha: dora, dosa, donga, loma, sona,
toya, boga, motha, Sing nyebal: orā, boyā.
Tembung kang kedadean saka rong wanda, wanda wiwitan arupa wanda sigeg, dene
wanda pungkasan menga. Wanda wiwitan diucapake miring, lan wanda kapindho
diucapake jejeg, tuladha: jānma, pālwa, sārta, wārna, kārna, mārga, tānpa, sāpta,
ngārsa,
Tembung kang kedadean saka rong wanda utawa luwih, lan wandane kang pungkasan
menga, wanda kang pungkasan diucapake jejeg, tuladha: mila, sirna, kuna, kurma, bela,
renda, sona, rondha, guna, suwita, kumala, duraka,
 Pangucape tembung kang nduweni swara a miring.
Swara a miring mapan ing tembung  sawanda lan arupa wanda sigeg, tuladha: lān, bān,
tān, pāng, lāp, pān, pās, tāk, sāk, blās, tās,
Mapan ing tembung, kang tembung mau kedadean saka rong wanda, lan wanda
pungkasan wanda sigeg, tuladha: jārān, dālān, māngān, jājāl, bāntāl, kāsār, gālār,
dādār.
Ing tembung kang kedadean telung wanda utawa luwih, wanda kapisan lan kapindho
diucapake a miring, tuladha: gāndārwa, pālāstra, rāhārja, bāgāskara, wārāstra, rāhāyu,
sādārum, jālādri,  rānānggana (perang), dārāpon, tārānggana,
Ing tembung kang kedadean saka telung wanda lan wanda kapisan arupa wanda sigeg,
tuladha: bāntala, cāndhala, sāngsaya, pārwata, dārsana, kāntaka,

2.3 Contoh swara pada tembung bahasa jawa

Swara jejeg iku swara karo tulisane padha, tulisane i diwaca /i/ ing tembung kunciateges

swara i jejeg, dene yen tulisane i nanging diwaca /e/ ing tembung deningateges swara i miring,

luwih jangkepe ana ing tabel swara jejeg lan swara miring. Swara jejeg lan swara miring iki

banget dipentingake marang sapa wae sing pengin ngucapake tetembungan kankthi pangucap

kang pener lan bener supaya maknane tembung ora kliru. Dipentingake kanggo maca geguritan

apadene lelagon tetembangan, sarta sabisa-bisa digunakake ana tata pasrawungan. Ora lali ing

tata tulis panganggone swara ing aksara latin kudu luwih disetitekake, luwih cetha yen sinau

nulis aksara jawa migunakake sandhangan swara.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa kesalahan mendasar
yang semakin meluas ini tidak hanya disebabkan dari generasi sekarang tetapi generasi sebelum
kita juga jarang memberikan contoh yang benar. Sehingga sampai sekarang atau masa depan
dimngkinkan selalu berkembang.

Tidak dapat dipungkiri dari segi pendidikan seolah juga mengesampingkan pendidikan
Bahasa Jawa. Memang ada diantarnya yang masih melestarikan budaya Jawa diliaht dari segi
Bahasa, tapi jika hal tersebut tidak menjadi mayoritas tentu dirasa kurang.

3.2 Saran
Untuk Mahasiswa
Agar mempelajari lebih lanjut mengenai penerapan tentang Swara jejeg dan miring dalam
Bahasa Jawa agar tetap terjaga kelestariannya.
Untuk Umum
Agar lebih memperhatikan dan mendalami ketrampilan menggunakan Bahasa Jawa dan
menerapkannya sejak dini.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyani, Siti, 2008. Fonologi Bahasa Jawa.Yogyakarta: Kanwa Publisher


http://www.kompasiana.com/2016/09/08/swarajejeg/

Anda mungkin juga menyukai