Laporan Kelompok 6 Skenario 4 BBDM 6.1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KELOMPOK

BBDM MODUL 6.1


SKENARIO 4

Dosen Pembimbing :
drg. Gloria Fortuna,Sp.KG

Disusun oleh :
Kelompok 6
1. Welmanco Pandapotan M. 22010218140064
2. Azzahra Astiana Putri 22010218140065
3. Nia Damayanti 22010218130066
4. Primalita Susilowati 22010218130067
5. Sarah Faustine Idelia 22010218130068
6. Laila Rahma Milenia 22010218140069
7. Farhan Jordan Akbar 22010218140070
8. Saskya Aldina Nur A. 22010218140072
9. Bima Kurnia Adi I. 22010217130034
10. Mega Resinta Dewi 22010217140049
11. Attamara Ati S. 22010217130061

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan : Belajar Bertolak Dari Masalah


Modul : 6.1
Skenario :4
Kelompok :6
Tutor :

Tanggal
Tanda Tangan Tutor/Dosen Yang Mengesahkan Nilai Laporan
Pengesahan

12/03/2021 drg. Gloria Fortuna,Sp.KG


Skenario 4

Seorang pasien laki-laki, berprofesi sebagai pengusaha batu bara, berusia 55 tahun datang
ke RSND untuk dibuatkan gigi tiruan karena gigi tiruan lama yang digunakan selama 5 tahun
sudah longgar. Ternyata kawat gigi tiruan sebagian lepasan akrilik sudah berubah bentuk.
Hasil pemeriksaan intra oral menunjukkan gigi yang hilang 16,15,23,24,27 pada rahang atas
dan 38,37,36,44,45. Terdapat sisa akar pada gigi 46, 17, 26.
Dokter gigi menganjurkan gigi tiruan yang akan dibuat untuk pasien tsb adalah gigi tiruan
sebagian lepasan kerangka logam. Dia menjelaskan gigi tiruan ini berbeda dengan gigi tiruan
lama pasien.

Narasumber :
1. drg. Windriatna, Sp.Pros

Bahan referensi :
- Phoenix, R.D., Cagna, D.R., DeFreest, C.F., 4th Stewart’s Clinical Removable
Partial Prosthodontics. Quintessence. 2008

I. Terminologi
1. GTSL Akrilik : Bahan basis gigi tiruan resin akrilik jenis heat cured, mempunyai
kelebihan estetik yang baik, karena basis dapat didesain sesuai warna normal
gingiva, lebih ringan, dan nyaman digunakan. Namun, bahan tersebut juga
mempunyai kekurangan yaitu menyerap cairan dan mempunyai sifat porus yang
merupakan tempat ideal untuk pengendapan sisa makanan sehingga
mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembang biak. Semua jenis gigi tiruan
sebagian lepasan harus dilepaskan dari mulut setiap selesai makan untuk
dibersihkan. Memelihara gigi tiruan sebagian lepasan kerangka logam pada
dasarnya sama dengan gigi tiruan sebagian lepasan resin akrilik. bahan akrilik
merupakan sejenis bahan yang mirip plastik yang keras dan kaku. Bahan ini
dipakai untuk plat pada kawat gigi yang bisa dilepas pasang. Biasanya plat gigi
tiruan yang terbuat dari akrilik dibuat agak tebal agar plat tidak mudah patah.
Akrilik digunakan untuk membuat basis gigi tiruan rehabilitative, untuk plat
ortodonsi, maupun resoransi. Resin akrilik polimerisasi panas (heat-cured acrylic
resin) adalah resin akrilik yang membutuhkan proses pemanasan untuk
polimerisasi. Resin akrilik (self-cured acrylic resin) adalah resin akrilik yang
memerlukan akselerator kimia untuk proses polimerisasi.
2. GTSL kerangka logam : protesa yang digunakan untuk mengganti satu atau lebih
gigi yang hilang dengan desain yang melibatkan cengkram dan kerangka logam
tuang serta diberi basis akrilik diatasnya untuk menyangga gigi tiruan. Dapat
dilepas dan dipasang sendiri oleh pengguna. Kobalt kromium merupakan bahan
untuk pembuatan gigi tiruan berbasis logam. gigi tiruan yang terdiri dari basis
kerangka logam terletak diatas lingir dan resin akrilik yang diaplikasikan untuk
meningkatakn estetis, mengembalikan kontur jaringan yang hilang dan menahan
anasir gigi tiruan. Gigi tiruan kerangka logam lebih baik dibandingkan gigi tiruan
akrilik, karena dapat dibuat lebih sempit, lebih tipis, lebih rigid, dan lebih kuat,
sehingga dapat dibuat disain yang tepat. Beberapa jenis bahan logam yang
digunakan sebagai bahan basis gigitiruan adalah kobalt kromium aloi emas,
aluminium dan stainless steel. Logam yang digunakan adalah campuran logam
khusus yang memerlukan manipulasi lebih rumit, sehingga gigi tiruan ini lebih
mahal dari gigi tiruan akrilik. kandungan yang paling umum pada logam adalah
60% - 63% Co, 29%-31,5% Cr, dan 5%-6% Mo, dengan penyeimbangnya
termasuk Si, Mn, Fe, N dan C.
3. kawat gigi tiruan : kawat yang berfungsi sebagai retensi dan stabilisasi protesa,
juga sebagai alat untuk meneruskan beban kunyah yang diterima gigi tiruan ke
gigi penjangkarannya. Ukuran dan jenis kawat yang digunakan unuk GTSL akrilik
adalah yang bulat dengan diameter 0,7mm untuk gigi anterior dan premolar dan
0,8 mm untuk gigi molar.
4. Syarat dalam pembuatan cengkeram: sandaran dan badan tidak boleh mengganggu
oklusi maupun artikulasi, lengan cengkeram melewati garis survei, ujung lengan
cengkeram harus bulat dan tidak ada bekas tang dan lekukan yang rusak.
II. Rumusan masalah
1. Penyebab dan perwatan sisa akar
2. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam pembuatan GTSL kerangkra logam?
3. Indikasi dan kontraindikasi GTSL kerangka logam?
4. Keuntungan dan kerugian GTSL kerangka logam?
5. Perbedaan GTSL antara bahan logam dan akrilik?
6. perawatan yang dapat dilakukan selama menggunakan gigi tiruan?
7. Apakah dampak gigi tiruan yang longgar bagi pasien?
8. Apa syarat keberhasilan perawatan GTSL?
9. Rencana perawatan sesuai scenario?
10. Apa saja komponen GTSL kerangka logam?
11. Apa saja yang menyebabkan kawat gigi tiruan berubah bentuk?
12. Faktor apa saja yang dapat menyebabkan gigi tiruan longgar?
13. Perawatan sebelum dilakukan pemasangan GTSL?
III. Hipotesis
1. Tertinggalnya sebagian akar bahkan mahkota akibat dari pencabutan tidak
sempurna, seringkali terjadi apabila saat pencabutan mahkota gigi sudah sangat
rapuh. Hal ini ditandai dengan bentuk lubang gigi yang sudah sangat besar atau
adanya kelainan bentuk akar yang menyebabkan kesulitan saat pencabutan. Gigi
dengan kondisi sisa akar yang kronis menyebabkan jaringan periapikal rentan
infeksi (gangren radik) karena jaringan pulpa yang mati merupakan media yang
baik bagi pertumbuhan mikroorganisme. Melalui foramen apikal gigi,
mikroorganisme penyebab infeksi pada jaringan pulpa dapat menjalar ke jaringan
periodontal di sekitar apeks gigi, menyebabkan keradangan atau infeksi jaringan.
Sisa akar gigi yang tertinggal di dalam gusi dapat disebabkan oleh :
1. Karies akibat gigi yang keropos
2. Pencabutan gigi yg kurang sempurna seperti struktur gigi yang rapuh, akar gigi
yang bengkok, akar gigi menyebar, aplikasi forceps kurang tepat
3. Gigi patah/ trauma akibat terbentur benda keras, terjatuh, berkelahi
2. Dokter gigi harus mempertimbangkan beberapa aspek dalam pembuatan desain
GTSL kerangka logam yaitu: (1) Statis dinamis, mempertimbangkan distribusi
gaya vertikal dan horizontal diantara gigi-gigi penyangga dengan mukosa untuk
mempertahankan stabilitas fungsional gigi tiruan; (2) Biologis yaitu mengurangi
efek pemakaian jangka panjang yang merusak seperti karies; (3) Estetis yaitu
dengan membuat bagian-bagian GTSL kerangka logam tidak terlihat dan (4)
Kenyamanan yaitu desain gigi tiruan tidak mengalami pergerakan selama
berfungsi, tidak mengiritasi lidah dan tidak terjadi penumpukan sisa makanan.
Pembuatan Desain cengkeram. prinsip desain cangkolan agar memenuhui retensi
harus didesain berdasarkan pemelukan (memeluk gigi penyangga >180 derajat
tetapi kurang dari 360 derajat), pengimbang (dapat melawan gaya yang
ditimbulkan oleh bagian lain), retensi, stabilitas, dukungan (Cangkolan harus
mampu melawan gaya oklusal/vertical saat berfungsi). Pasifitas (lengan retentive
pada daerah gerong gigi penyangga harus bersifat pasif/tidsak menekan gigi
penyangga) harus memperhatikan gigi yang masih ada, tissue preservation, oklusi
yang harmonis, kebersihan rongga mulut dan pemeliharaannya, ketahanan
terhadap berbagai gaya (retensi dan stabilisasi), meminimalkan elemen kerangka
(meminimalkan konektor minor, plate, dll), hal ini dilakukan juga agar gigi tiruan
lebih higienis.
3. Indikasi
- Pada kasus single denture
- Pasien yang memilih untuk tidak menggunakan gigi tiruan cekat
- Pasien dengan kasus yang sulit, seperti pasien anak-anak
- Pasien yang alergi terhadap akrilik
- Pasien yang memiliki Riwayat GTSL patah berulang
- Penderita yang hipersensitif terhadap resin.
- Penderita dengan daya kunyah abnormal.
- Ruang intermaksilar kecil.
- Kasus basis dukungan gigi dengan desain unilateral.
- Pasien dengan oral hygiene yang baik
- Gigi penyangga dengan dukungan tulang alveolar yang baik
Kontraindikasi
- Overbite dalam (4mm atau lebih) karena gigi anterior dapat lepas pada Gerakan
yang menyimpang
- Sedikit gigi yang tersisa dengan goyang yang minimal untuk retensi
- Jarak interoklusal pada daerah posterior kurang dari 4mm
- Bilateral free end perluasan distal dengan linggir tajam atau torus lingual pada
rahang bawah
- Bilateral free end perluasan distal dengan linggir alveolar yang mengalami atrofi
parah
- Pasien dengan dimensi vertical yang rendah dan mahkota tidak sesuai untuk
kasus GTSL fleksibel
- tidak dapat diaplikasikan pada pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap
kobalt dan kromium
- pasien dgn oh buruk bisa berakibat penyakit2 periodontal dan kelainan tl
alveolar
4. Keuntungan
- Gigi tiruan kerangka logam lebih baik dibandingkan gigi tiruan akrilik, karena
dapat dibuat lebih sempit, lebih tipis, lebih rigid, dan lebih kuat, sehingga dapat
dibuat disain yang tepat
-Tahan karat (stainless steel)
- Nyaman dipakai pasien karena dapat dibuat tipis.
- Gaya yang timbul akibat pengunyahan dapat disalurkan lebih baik.
- Sulkus gingiva lebih sehat (tidak tertutup/teriritasi landasan).
- Gigi tiruan dengan basis logam baik dari gold, chromium atau titanium tidak
hanya dapat cetak secara akurat dibandingkan gigi tiruan dengan basis resin tapi
juga bisa mempertahankannya keakuratan bentuk tanpa perubahan di mulut.
- Perubahan suhu ditransmisikan melalui dasar logam ke jaringan di bawahnya,
sehingga membantu dalam menjaga kesehatan jaringan sekitarnya.
- Metal alloy dapat dicetak lebih tipis dibandingkan resin akrilik dan tetap
memiliki kekuatan yang baik dan bersifat kaku.
- Kekuatan yang diberikan pada daerah edentulous dan gigi pendukung berkurang
secara substansial.
- Resistensi dan stabilitas yang baik.
Kerugian
- Gigi tiruan kerangka logam mempunyai beberapa kekurangan seperti, estetik
kurang baik karena logam terlihat, dan proses pembuatan yang rumit serta biaya
lebih tinggi.
5. Gigi tiruan yang terdiri dari basis kerangka logam terletak diatas lingir dan resin
akrilik yang diaplikasikan untuk meningkatakn estetis, mengembalikan kontur
jaringan yang hilang dan menahan anasir gigi tiruan. Gigi tiruan kerangka logam
lebih baik dibandingkan gigi tiruan akrilik, karena dapat dibuat lebih sempit, lebih
tipis, lebih rigid, dan lebih kuat, sehingga dapat dibuat disain yang tepat. Gigi
tiruan kerangka logam mempunyai beberapa kekurangan seperti, estetik kurang
baik karena logam terlihat, dan proses pembuatan yang rumit serta biaya lebih
tinggi.
6. Setelah melewati masa penyesuaian, gigitiruan harus dikeluarkan dari mulut pada
malam hari (akan tidur), gunanya :
- mengurangi kemungkinan patahnya gigitiruan terutama bagi pasien dengan
kebiasaan jelek
- agar kebersihan gigitiruan tetap terjaga.
Bila gigitiruan tidak dipakai pada malam hari, gigitiruan tersebut sebaiknya
direndam dalam suatu tempat berisi air bersih untuk menghindari terjadinya
proses pengeringan atau berubahnya bentuk basis resin.
Cara membersihkan gigitiruan :
Gigitiruan dibersihkan tiap selesai makan, membersihkannya di atas wadah berisi
air untuk memperkecil kemungkinan patahnya gigitiruan bila terlepas dari tangan.
Membersihkan gigitiruan dapat menggunakan :
- sikat gigi dan pasta gigi.
- cairan perendam (polydent).
Jika gigitiruan tidak dibersihkan akibatnya:
- sisa makanan melekat pada gigitiruan.
- terjadi perubahan warna.
- bau mulut tidak enak.
- dapat terjadi denture stomalitis.
- Usahakan 1 tahun sekali gigi palsu diperiksa, karena gusi akan mengalami
penyusutan. Biasanya dalam 5-10 tahun gigi palsu akan longgar, sehingga perlu
diperbaiki.
- Rendam gigi palsu setiap malam atau saat tidak digunakan
Hal ini untuk menjaga gigi palsu tetap lembap, sehingga tidak kering atau
kehilangan bentuknya. Rendam gigi palsu dengan air yang sudah dicampur larutan
pembersih khusus gigi palsu, selama semalaman. Bersihkan kembali jika ingin
dipakai. Hindari merendam gigi palsu dengan air panas karena dapat
menyebabkan gigi palsu berubah bentuk dan berlubang.
- Berhati-hati saat memegang gigi palsu
Jatuh atau terbentur benda lain bisa menyebabkan gigi palsu patah atau pecah.
Untuk mengantisipasi gigi palsu pecah saat dicuci, Anda bisa melapisi wastafel
dengan handuk atau mencucinya dalam wadah berisi air.
7. Salah satu dampak gigi tiruan yang longgar adalah terjadinya hyperplasia jaringan
lunak. Hiperplasia jaringan lunak di bawah atau di sekeliling gigi tiruan lengkap
merupakan akibat dari respon fibroepitelial terhadap pemakaian gigi tiruan
lengkap. Sayap gigi tiruan yang terlalu lebar dapat menyebabkan ulser pada
mukosa dan bahkan menjadi hiperplasia. Hiperplasia yang terjadi dapat berupa
pertumbuhan fibrotik yang disebut epulis fisuratum. Hal ini terjadi pada mukosa
bergerak atau pada perbatasan mukosa bergerak dan tidak bergerak. Untuk
mengembalikan gigi tiruan yang longgar dapat dilakukan relining.
- Tidak nyaman, TMJ disorder, iritasi mukosa, beban pengunyahan tidak
seimbang, akumulasi plak makanan di bawah GTSL
- Pasien dengan gigi tiruan rahang atas yang longgar akan mengalami gangguan
bicara apabila lidah menekan gigi tiruan untuk retensi. Pengucapan “m”, “n”, dan
“ng” juga akan terganggu, GT yang tidak pas akan menimbulkan rasa nyeri saat
mastikasi dan berbicara akibat tekanan yang tidak terdistribusi secara rata.
8. - Pasien harus kooperatif;
- Kondisi rongga mulut pasien baik;
- Kemampuan tekniker dalam memproses gigi tiruan di laboratorium harus baik;
- Stabilisasi dan Retensi GTSl berasal dari cangkolan dan juga anatomi rongga
mulut pasien;
- Sifat bahan dan material pembuatan gigi tiruan harus aman dan mampu
beradaptasi dengan kondisi mulut pasien;
- Warga gigi, ukuran gigi, bentuk gigi dan gusi harus sesuai dan mendekati asli
sehingga faktor estetika terlihat baik
- Retensi dan stabilisasi gigitiruan yang baik, dukungan yang cukup, oklusi
harmonis, estetik serta nyaman dan tidak menimbulkan rasa sakit pada jaringan
rongga mulut.
- Retensi merupakan kemampuan gigi tiruan untuk melawan daya pemindah yang
cenderung memindah prothesa ke arah oklusal. Yang dapat memberikan retensi
adalah retentive, klamer, occlusal rest, kontur dan landasan gigi, oklusi, adhesi,
tekanan atmosfer, dan surface tension. Stabilisasi adalah kemampuan gigi tiruan
untuk melawan daya pemindah dalam arah horizontal. Semua bagian cengkeram
berfungsi kecuali bagian ujung lengan retentive. Gigi yang memiliki stabilisasi
pasti mempunyai retensi, sedang gigi yang memiliki retensi belum pasti memiliki
stabilisasi.
- jaringan pendukung yang memadai, koordinasi neuromuskular kontrol sekitarnya
yang baik, kualitas dan kuantitas saliva serta terdapat oklusi dan artikulasi yang
seimbang
9. -Memberikan surat rujukan untuk rontgen rahang
-Mencetak gigi
-Pembuatan gigi palsu di laboratorium
-Pengepasan gigi palsu
-Kontrol
10. - konektor mayor
Bentuk umum konektor mayor RA:
 Batang palatal tunggal
 Plat palatal
 Batang palatal ganda
 Plat palatal bentuk U
Bentuk umum konektor mayor RB:
 Batang lingual
 Plat lingual
 Batang lingual ganda
 Batang labial
- konektor minor
- penahan langsung
- penahan tidak langsung
- sandaran
- basis
11. -tekanan oklusi berlebih
-Pembuatan yang kurang pas sehingga menyebabkan kawat longgar
- Merendam gigi palsu dalam air panas atau mendidih
Hal yang menyebabkan kawat gigi palsu rusak adalah merebus atau merendam
gigi palsu dalam air panas atau air mendidih. Tindakan ini dapat mengubah bentuk
gigi palsu. Temperatur dapat mempengaruhi kawat busur, karena secara umum
kawat busur akan mengalami perubahan daya lenting bila terpapar oleh suhu yang
lebih rendah atau tinggi. Hal ini disebabkan karena kawat busur terbuat dari logam
yang bersifat konduksi atau pengantar panas yang baik dan dapat menyimpan
panas.
- Menyimpan gigi palsu dalam keadaan kering
Kebiasaan menyimpan gigi palsu dalam keadaan kering dapat membuatnya
berubah bentuk. Saat digunakan, gigi palsu Anda tidak cekat lagi di dalam mulut.
12. -Sayap gigi tiruan lengkap yang terlalu pendek
- Resorpsi residual ridge pada pasien yang kehilangan berat badan
-Penggunaan gigi tiruan lengkap yang tidak tepat yang mengakibatkan
tertekannyaalveolar ridge yang menyebabkan resorpsi residual ridge
-Resorpsi fisiologis edentulous ridge sering berjalannya waktu
-Penyakit sistemik sepertinya diabetes mellitus yang menyebabkan
resorpsialveolar ridge semakin cepat
- Pada pasien lanjut usia maka resorpsi tulang semakin cepat
-Resorpsi tulang, di mana gusi mulai menyusut karena gusi tidak perlu lagi
menahan gigi tetap di tempat. Salah satu cara untuk membantu mencegah resorpsi
tulang adalah dengan menggunakan rahang sebanyak mungkin bahkan
mengunyah makanan padat akan membantu menjaga gusi Anda tetap kuat dan
sehat. Diet seimbang juga merupakan faktor utama dalam membantu mencegah
resorpsi, jadi cobalah untuk memasukkan berbagai makanan bergizi dalam
makanan.
-Gigi palsu sudah terlalu lama digunakan
resorpsi tulang, di mana gusi mulai menyusut karena gusi tidak perlu lagi
menahan gigi tetap di tempat. Salah satu cara untuk membantu mencegah resorpsi
tulang adalah dengan menggunakan rahang sebanyak mungkin bahkan
mengunyah makanan padat akan membantu menjaga gusi Anda tetap kuat dan
sehat.
- Perubahan dimensi vertikal sehingga terjadi abrasi pada gigi tiruan
- Resorbsi fisiologi edentulous ridge seiring berjalannya waktu perubahan dimensi
pada elemen pendukung gigi tiruanoklusi berlebih dimana beban pengunyahan
yang diterima terlalu berat akan merusak tulang alveolar.
13. a. Rencana Perawatan
Pada tahap rencana perawatan dilakukan analisis tentang konsep umum
kehilangan gigi, mengapa gigi tiruan dibutuhkan, bagaimana cara menangani
kehilangan gigi sebagian, klasifikasi dari kehilangan gigi sebagian, biomekanika
dari gigi tiruan sebagian lepasan, pengetahuan mengenai konektor mayor dan
minor, sandaran dan dudukan sandaran, retainer langsung dan tidak langsung,
basis gigi tiruan, prinsip desain gigi tiruan sebagian lepasan, dan cara melakukan
survei serta tujuan dilakukan survei pada model.
b. Pemeriksaan Klinik dan Laboratorium
Pada tahap akhir klinik dan laboratorium dilakukan pemasangan, penyesuaian, dan
perbaikan gigi tiruan sebagian lepasan. Pada tahap ini, gigi tiruan sebagian lepasan
dicobakan kepada pasien untuk melihat apakah gigi tiruan telah retentif, tidak
memiliki hambatan oklusi, serta pasien diedukasi tentang gigi tiruan yang
dimilikinya.
Pemeriksaan ekstraoral dan intraoral, Pencetakan pendahuluan dilakukan
menggunakan stock tray dengan bahan cetak alginat kemudian diisi dengan gips
stone tipe III. Selanjutnya dilakukan survei pendahuluan pada model anatomis
untuk melihat adanya undercut, menetapkan gigi yang akan dijadikan retainer,
penempatan cangkolan serta arah pasang dan lepas terbaik untuk gigi tiruan.
- Pemeriksaan untuk sisa akar meliputi pemeriksaan subjektif, objektif, penunjang
dengan radiografi untuk melihat sisa akar gigi apakah bermanifestasi menjadi
gangren radix atau menimbulkan abses/kista di jaringan sekitarnya.Tindakan
preprostetik dilakukan sebelum pembuatan gigi tiruan, seperti penyelarasan
oklusal, tulang alveolar tajam dilakukan alveolektomi, perawatan sisa akar jika
akar masih utuh dan jaringan penyangganya baik, bisa dilakukan perawatan
dengan pemberian mahkota gigi. Sedangkan untuk sisa akar yang tidak utuh dan
jaringan sekitarnya buruk, tentunya perlu pencabutan, perawatan periodontal
berupa scalling dan root planning
IV. Peta Konsep

indikasi Kontraindikasi

BAHAN Jenis cengkeram

Dampak
Gigi tiruan longgar
GTSL perawatan

Definisi, syarat,
dan fungsi
V. Sasaran belajar
Mengetahui, memahami dan menjelaskan
1. Definisi, syarat dan fungsi GTSL
2. Bahan
- indikasi dan kontraindikasi bahan logam dan akrilik
3. Jenis cengkeram
4. Dampak gigi tiruan yang longgar
5. Perawatan
- pemeriksaan objektif
- pemeriksaan subjektif
- pemeriksaan penunjang
- perawatan pasien
VI. Belajar Mandiri
1. Definisi, syarat dan fungsi GTSL
A. Definisi:
GTSL dapat didefinisikan sebagai alat untuk mengganti gigi dan jaringan
pendukung yang telah hilang dengan menggunakan piranti tiruan yang di desain
dapat dilepas pasang sendiri oleh penggunanya (Dangkeng Zulkarnain, 2016:1).
GTSL merupakan alternatif perawatan prostodontik yang tersedia dengan biaya
yang lebih terjangkau untuk sebagian besar pasien dengan kehilangan gigi
(Wahjuni Sri, 2017:76-77).
B. Syarat:
Geligi tiruan sebagian lepasan harus didukung oleh retensi, stabilisasi dan harus
nyaman bila dipakai. Retensi ditentukan dengan memilih arah yang tetap untuk
pergerakan dari gigi tiruan sebagian lepasan serta cengkeram di dalam mulut,
yang disebut arah pemasangan gigi tiruan sebagian lepasan.
C. Fungsi:
1. Pemulihan fungsi estetik
2. Peningkatan fungsi bicara
3. Perbaikan dan peningkatan fungsi pengunyahan
4. Mempertahankan jaringan mulut
5. Pencegahan migrasi gigi
2. Bahan
A. Logam
Indikasi :
1. Pada kasus single denture
2. Pasien yang memilih tidak menggunakan gigi tiruan cekat
3. Pada kasus yang sulit seperti pasien anak-anak
4. Pasien yang alergi terhadap akrilik
5. Pada pasien yang memiliki riwayat GTSL patah berulang
6. Orang-orang dengan kebutuhan khusus seperti atlet, polisi, pemadam
kebakaran, anggota militer, tahanan dan petugas penjara atau orang-orang
yang mungkin terkena cedera fisik

Kontraindikasi :

1. Overbite dalan (4mm atau lebih) karena gigi anterior dapat lepas pada
gerakan yang menyimpang
2. Sedikit gigi yang tersisa dengan gerong yang minimal untuk retensi
3. Jarak inter oklusal pada daerah posterior kurang dari 4mm
4. Bilateral free end perluasan distal dengan linggir tajam atau torus lingual
pada pada rahang bawah
5. Bilateral free end perluasan distal pada rahang atas dengan linggir alveolar
yang mengalami atrofi parah
6. Pasien dengan dimensi vertikal yang rendah dan mahkota yang pendek
tidak sesuai dengan kasus GSTL fleksibel
B. Akrilik
Kebanyakan basis protesa dibuat menggunakan resin poli (metil metakrilat). Resin-
resin tesebut merupakan kandungan bahan yang dibentuk dengan menggabungkan
molekul-molekul metil metakrilat multiple. Akrilik adalah turunan etilen yang
mengandung gugus vinil dalam rumus strukturnya CH2=CHCOOH dan
CH2=C(CH3)COOH. Kedua senyawa ini berpolimerisasi tambahan dengan cara
yang sama.
Kelebihan basis gigi tiruan resin akrilik
1. Biokompatibilitas.
2. Stabilisasi warna baik sehingga lebih estetis.
3. Mudah dipoles dan dapat diperbaiki.
4. Proses pembuatan mudah dan hanya memerlukan alat sederhana.
Kekurangan bahan basis gigi tiruan resin akrilik
1. Konduktivitas termal yang rendah.
2. Kekuatan impak dan kekutan transversal yang rendah.
3. Ketahanan terhadap abrasi yang rendah.
Indikasi bahan basis gigi tiruan resin akrilik
1. Sebagai alat untuk menyelesaikan masalah estetik dan fonetik.
2. Sebagai alat sementara selama perawatan pendahuluan untuk mengadakan
perbaikan secara orthodontic.
3. Karena alasan keuangan oleh pasien.
4. Resin merupakan bahan terpilih (material of choice).
5. Pasien dengan oral hygiene yang baik
6. Gigi penyangga dengan dukungan tulang alveolar yang baik
Kontraindikasi
1. Pasien dengan sedikit gigi yang tersisa. Rotasi, perubahan posisi oklusal dan
resorpsi residual ridge cenderung terjadi. Hati-hati pada kondisi jika
penyangga molar telah hilang.
2. Pada pasien dengan panjang mahkota pendek secara klinis, dimana jarak antara
garis survei pada gigi penyangga tidak memadai, dan dengan undercut yang
berlebihan di bagian alveolar
3. OH buruk. Karena degradasi bahan resin dapat meningkatkan plak gigi.
3. Jenis cengkeram
Secara garis besar cengkram kawat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu cengkram
Oklusal dan cengkram Ginggival yang masing masing terdiri dari beberapa
bentuk.
Cengkeram kawat oklusal
Cengkeram ini disebut juga Circumferential Type Clasp. Cengkeram ini
merupakan cengkeram yang mencapai daerah undercut retentif dari arah oklusal
atau dari atas garis survey. Bentuk-bentuk cengkeram ini diantaranya:
1) Cengkram Tiga jari
Berbentuk seperti Akers Clasp, cengkeram ini dibentuk dengan jalan menyoldir
lengan-lengan kawat pada sandaran atau menanamnya ke dalam basis.
2) Cengkeram Dua Jari
Berbentuk sama seperti Akers Clasp tetapi tanpa sandaran, tanpa sandaran
cengkram ini dengan sendirinya berfungsi retentif saja pada protesa dukungan
jaringan.

3) Cengkram Full Jackson


Cengkram ini merupakan penahan langsung ortodontic. Indikasi cengkeram ini
pada gigi posterior yang mempunyai kontak yang baik dibagian mesial dan distal.

4) Cengkeram Half Jackson


Cengkeram ini sering disebut cengkeram satu jari atau cengkeram C. Indikasi dari
cengkeram ini ialah biasanya dipakai pada gigi posterior yang memiliki kontak
yang baik dibagian mesial dan distal dan bila gigi penjangkarnya terlalu cembung,
sering kali cengkeram ini sulit untuk masuk pada waktu pemasangan protesa.
5) Cengkeram S
Cengkeram ini bersandar pada Cingulum gigi kaninus. Biasa dipakai untuk gigi
kaninus bawah juga dapat digunakan untuk gigi kaninus atas, bila ruang
interoklusalnya cukup.

6) Cengkeram Panah
Disebut cengkeram panah, karena berbentuk anak panah yang ditempatkan pada
interdental gigi, dan diperuntukkan bagi anak-anak dimana retensi kurang. Oleh
sebab itu cengkeram ini digunakan untuk protesa sementara selama masa
pertumbuhan.

7) Cengkeram Adam
Cengkeram ini merupakan penahan langsung.

8) Cengkeram Anker Crib


Cengkeram ini berindikasi pemakaian sama seperti Cengkeram Embrasur.
Cengkeram Kawat Ginggiva
Cengkeram ini disebut Bar Type Clasp. Cengkeram ini merupakan cengkeram
yang mencapai daerah undercut retentif dari arah ginggiva atau dari bawah
garis survey. Terdapat beberapa jenis dari cengkeram ginggiva yaitu:
1) Cengkeram Meacock
Cengkeram ini khusus untuk bagian interdental, terutama pada Molar 1 ini,
merupakan cengkeram protesa dukungan jaringan. Dipakai pada anak-anak
masa pertumbuhan.

2) Cengkeram Panah Anker


Cengkeram ini merupakan cengkeram interdental atau proksimal dan dikenal
sebagai Arrow Anchorn Clasp.

3) Cengkeram Penahan Bola


Cengkeram ini disebut juga cengkeram Ball Retainer Clasp, sama seperti
cengkeram panah anker.
4) Cengkeram C
Lengan retentif cengkeram ini seperti Cengkeram Half Jackson dengan
standar (pangkal) ditanam pada basis.

4. Dampak gigi tiruan yang longgar


Pemakaian gigi tiruan yang tidak cekat dapat mengakibatkan nyeri dan trauma
pada mukosa yang menyebabkan denture stomatitis. Selain itu pemakain GTSL
yang tidak cekat dapat menimbulkan berbagai akibat mulai dari resorbsi hingga
kerusakan jaringan pendukunga seperti epulis fisuratum. Penelitian menunjukkan
bahwa penggunaan GTSL longgar dapat menyebabkan beberapa kelainan yaitu
epulis fisuratum hyperplasia papilar stomatitis karena pemakaian gigi tiruan dan
kerusakan mukosa akibat gigi tiruan (denture abused mukosa). Gigi tiruan yang
tidak cekat juga dapat menyebabkan gigi tiruan akan mudah terlepas dan
mengakibatkan gangguan bicara pasien apabila batas gigi tiruan berada pada
jaringan yang bergerak. Pasien dengan gigi tiruan rahang atas yang longgar akan
mengalami gangguan bicara apabila lidah menekan gigi tiruan untuk retensi.
Pengucapan “m”, “n”, dan “ng” juga akan terganggu.
5. Perawatan
 Pemeriksaan subjektif dan objektif
A. Pemeriksaan Subjektif
Lakukan anamesis pada pasien, seperti riwayat kesehatan pasien, riwayat dental,
seperti dental visit dan perawatan terakhir serta masalah dental sebelumnya. Lalu
tanyakan juga ekspektasi pasien setelah dilakukan perawatan.
- Riwayat dan kontraindikasi pasien
Pada konsultasi pertama dapat diidentifikasi kontraindikasi yang mungkin ada
pada pasien, perlu dilakukan anamnesis yang meliputi riwayat penyakit dan
penyakit yang sedang dialami, medikasi yang dikonsumsi sementara atau jangka
panjang, riwayat merokok dan kondisi dietnya. Dapat juga ditanyakan mengenai
protesis yang sedang digunakan pasien (seperti lama pemakaian) dan alasan
kehilangan gigi (karies, penyakit periodontal, trauma dan lainnya).
- Keluhan dan ekspektasi pasien
Pada pertemuan pertama, disarankan untuk mengetahui keluhan utama,
kekhawatiran pasien dan permintaan perawatan. Pada kasus kehilangan gigi
anterior, maka estetika merupakan hal yang penting, dan pada kasus kehilangan
gigi belakang biasanya terjadi berkurangnya fungsi. Perlu ditanyakan pada pasien
dengan partially edentulous dan edentulous, apakah mereka lebih memilih
menggunakan restorasi fixed atau removable.
B. Pemeriksaan Objektif
Pada pemeriksaan klinis, lakukan pemeriksaan ekstraoral dan intraoral, dan
melakukan pengamatan lebih pada tulang alveolar dan kontur jaringan lunak.
Berikut pemeriksaan ekstraoral yang sistematis:
- proporsi wajah yang benar (dibagi menjadi 3 bagian: hairline ke alis, lalu
ke titik subnasal, lalu ke dagu)
- facial symmetry (smile line, occlusal plane)
- lip and cheek support (pasien dengan removeable prosthesis harus dievaluasi
dengan dan tanpa penggunaan restorasi yang sudah ada, sehingga dapat
dilakukan perencanaan prosthesis flange untuk dukungan yang adekuat
apabila dirasa dibutuhkan)
- Intermaxillary relation (occlusal vertical dimension “OVD”, interocclusal
distance “ID”)
- Insicsal edge position dari maxillary centrals dan occlusal plane
- Tes neurologik pada area yang diinervasi oleh saraf trigeminal untuk
mengetahui adanya kelainan sensitifitas
- Pergerakan dan fungsi TMJ, kontraksi atau hipertrofi dari otot fasial sebagai
indikator dari kebiasaan parafungsional
Pemeriksaan Intraoral:
- Dental examination  termasuk restorasi dan rekonstruksi yang sudah ada,
decayed and gigi yang sudah ditambal, pemeriksaan oral hygiene,
pemeriksaan periodontal dan test pulpa, deteksi gigi yang malposisi (elongasi,
intrusi, dll), garis midline diantara gigi insisivus sentral rahang atas dengan
posisi philtrum.
- Regio edentulous  defek ridge (vertikal, horizontal, kombinasi), hubungan
mahkota ke tulang (jarang antara posisi ideal antara mahkota klinis dan tulang
dibawahnya)
- Kualitas dan kuantitas dari mukosa dan kontur dari tulang dibawahnya, titik
pressure dan patologi dicatat dan besarnya alveolar ridge resorption.
- Prothesis yang sudah ada  basis protesa, inter-/intramaxillary relation,
ukuran/bentuk/posisi/warna dari gigi tiruan.
- Status oklusal dan pemeriksan fungsi  kebiasaan parafungsional (bruxism,
clenching) dapat didiagnosis dari muscular tension dan hipertrofi, dental
abrasion, dan atrisi. Walaupun kebiasaan tersebut bukan merupakan
kontraindikasi namun apabila tidak terkontrol dapat menyebabkan komplikasi
klinis, seperti fraktur screw karena adanya overloading.
 Pemeriksaan penunjang
A. Pemeriksaan radiografik
Pemeriksaan radiografik pada prinsipnya penting dilakukan untuk mengevaluasi
kondisi setiap pasien yang memerlukan perawatan prostodontik sehingga kondisi
di bawah membran mukosa yang secara klinis tidak ditemukan adanya kelainan,
tetapi setelah dilakukan pemeriksaan radiografik dapat diketahui adanya sisa akar,
gigi terpendam maupun keadaan patologis seperti kista. Pemeriksaan radiografik
juga dapat melihat keadaan jaringan periodontal gigi yang masih ada serta
vitalitasnya, tebal submukosa yang menutupi tulang, lokasi kanalis mandibula,
foramen mentale serta adanya tulang yang tajam.
Pemeriksaan radiografik panoramik dari kedua lengkung rahang ditambah dengan
foto periapikal atau oklusal bila diperlukan sangat membantu didalam
menegakkan diagnosa, namun perlu dipertimbangkan pemaparan radiasi pada
pasien harus seminimal mungkin. Karena itu disarankan untuk melakukan
pemeriksaan radiografik dengan menggunakan foto panoramik, sedangkan foto
periapikal atau oklusal hanya bila diperlukan untuk pemeriksaan tambahan.
 Perawatan pasien
Perawatan yang akan dilakukan pada pasien sesuai skenario, yaitu:
a. Rencana Perawatan
Pada tahap rencana perawatan dilakukan analisis tentang konsep umum
kehilangan gigi, mengapa gigi tiruan dibutuhkan, bagaimana cara menangani
kehilangan gigi sebagian, klasifikasi dari kehilangan gigi sebagian, biomekanika
dari gigi tiruan sebagian lepasan, pengetahuan mengenai konektor mayor dan
minor, sandaran dan dudukan sandaran, retainer langsung dan tidak langsung,
basis gigi tiruan, prinsip desain gigi tiruan sebagian lepasan, dan cara melakukan
survei serta tujuan dilakukan survei pada model.
b. Klinik dan Laboratorium
Pada tahap klinik dan laboratorium dilakukan penentuan diagnosa dan rencana
perawatan, persiapan keadaan rongga mulut sebelum dilakukannya proses
pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan, persiapan gigi penyangga, bahan cetak
yang digunakan dan prosedur pencetakan yang akan dilakukan, dukungan pada
basis gigi tiruan sebagian lepasan, hubungan oklusal pada gigi tiruan sebagian
lepasan, proses laboratorium, otorisasi kerja dalam pembuatan gigi tiruan
sebagian lepasan, dan pemasangan, penyesuaian, serta perbaikan gigi tiruan
sebagian lepasan.
Diagnosis dari dari kasus pada skenario, yaitu untuk rahang atas adalah Klas III
Kennedy Modifikasi 1 dan untuk rahang bawah yaitu Klas II Kennedy Modifikasi
I. Kemudian dilakukan persiapan keadaan rongga mulut (tindakan preprostetik)
terlebih dahulu yaitu berupa penyelarasan oklusal, pencabutan sisa akar gigi
46,17, dan 26, penghalusan tulang alveolar jika terdapat bagian yang tajam
(alveolektomi), Kemudian dilakukan perawatan periodontal berupa scaling dan
root planning.
Pada tahap akhir klinik dan laboratorium dilakukan pemasangan, penyesuaian,
dan perbaikan gigi tiruan sebagian lepasan. Pada tahap ini, gigi tiruan sebagian
lepasan dicobakan kepada pasien untuk melihat apakah gigi tiruan telah retentif,
tidak memiliki hambatan oklusi, serta pasien diedukasi tentang gigi tiruan yang
dimilikinya. Istilah penyesuaian pada tahap ini memiliki dua konotasi, yaitu
penyesuaian yang dilakukan pada permukaan dukungan gigi tiruan dan
permukaan oklusal gigi tiruan, sedangkan arti lain dari istilah ini adalah
penyesuaian yang dilakukan terhadap pasien, baik secara psikologis dan biologis.
Tahap pemasangan, penyesuaian, dan perbaikan gigi tiruan sebagian lepasan
mencakup lima tahap, antara lain penyesuaian permukaan dukungan basis gigi
tiruan, mengeleminasi gangguan oklusal yang berasal dari komponen gigi tiruan,
penyesuaian oklusi dengan gigi asli dan gigi tiruan lain, memberikan instruksi
kepada pasien, dan pentingnya kunjungan berkala. Pada tahap penyesuaian oklusi
antara gigi asli dengan gigi tiruan lain, diperlukan alat untuk mendeteksi apakah
oklusi yang dihasilkan harus diperbaiki.
Salah satu alat yang dapat mendeteksi adanya gangguan oklusal adalah shim
stock. Penyesuaian oklusi ini penting dilakukan untuk mencegah terjadinya beban
pengunyahan yang berlebih oleh karena permukaan oklusal yang tidak efisien
yang dapat mengakibatkan terjadinya trauma pada struktur pendukung. Oklusi
yang menyebabkan trauma pada struktur pendukung dikenal sebagai traumatik
oklusi.
c. Pasca Perawatan
Instruksi dan penyuluhan diberikan kepada pasien tentang pemakaian,
pemeliharaan gigi tiruan dan mempertahankan kebersihan rongga mulut serta
anjuran untuk kontrol. Pada tahap pemeliharaan mencakup tahap relining dan
rebasing gigi tiruan sebagian lepasan, perbaikan dan penambahan komponen gigi
tiruan sebagian lepasan, gigi tiruan sebagian lepasan interim, pertimbangan
pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan sebagai protesa maksilofasial, dan
pertimbangan pemakaian dental implan pada gigi tiruan sebagian lepasan. pasien
harus dapat memahami pentingnya kunjungan berkala yang dilakukan setiap 6
bulan untuk menjaga kesehatan rongga mulutnya, baik gigi dan struktur
pendukung serta mengevaluasi gigi tiruan sebagian lepasan yang digunakannya.

DAFTAR PUSTAKA
1. Wostmann, B., Budtz-Jorgensen, E., Jepson, N., Mushimoto, E.,Palmqvist, S., Sofou, A.,
Owall, B., Indications for removable partial dentures: a literature review. Int. J.
Prosthodont. 2005.18, 139- 145.
2. Haryanto A. G., Buku Ajar Gigi tiruan Sebagian Lepasan Jilid 1. 1991.Jakarta:
Hipokrates.
3. Haryanto A. G., Buku Ajar Gigi tiruan Sebagian Lepasan Jilid 2. 1995. Jakarta:
Hipokrates
4. Kenneth dan Austin, Geligi Tiruan Sebagian, Sebuah Buku Praktis. Alih bahasa drg. Ny
Wachijati H, Prof Dr RM. Soelarso. 1995. Surabaya; Airlangga University Press.
5. Hartono dan Hendra, Estetis dan Prostetik Mutakhir Kedokteran Gigi. 1992. Jakarta.EGC.
6. Ratu, Desain Basis Geligi Tiruan Lengkap Rahang bawah Pada Resorbsi Pada Tulang
Alveolar Yang Berlebihan. Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi. 2003. Th.18 No.51
7. Battituzi Dr., Titik Tolak pada Diagnosa dan Perawatan dari Gigi Geligi yang Rusak. Alih
Bahasa Andre K., 1995. Jakarta, EGC.
8. Freddy, Beberapa Faktor Estetika Dalam Senyum yang Menunjang Pembuatan Geligi
Tiruan. Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi Usakti. 2000.
9. Fueki K, Ohkubo C, Yatabe M, Arakawa I, Arita M, Ino S, Kanamori T, Kawai Y,
Kawara M, Komiyama O, Suzuki T. Clinical application of removable partial dentures
using thermoplastic resin—Part I: Definition and indication of non-metal clasp dentures.
Journal of prosthodontic research. 2014;58(1):3-10.
10. OKTAVIA L. 2019. Prosedur Pembuatan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Akrilik Dengan
Kasus Protrusif Dan Crossbite Gigi 23 Serta Impaksi Gigi 48 (Doctoral dissertation,
Poltekkes Tanjungkarang).
11. Gunadi, dkk., 2012. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid I. Jakarta,
Hipokrates, pp 14.
12. Leepel, Max. (2015). Epulis Fisuratum akibat Pemakaian Gigi Tiruan Lengkap yang
Longgar. Journal of Dentistry Indonesia. 3. 10.14693/jdi.v3i0.953.
13. Collett HA. Oral conditions associated with dentures. J Prosthet Dent1958;8:591-99.
14. Jorgensen EB. Prosthodontics for the Elderly. Diagnosis and Treatment. Illinois.
Quintessence Publishing Co, 1999
15. Yuliharsini, S., & Syafrinani, S. (2016). Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Kerangka Logam
Kombinasi Bahan Fleksibel Sebagai Upayamemenuhi Kebutuhan Estetik Pada Gigi
Penyangga Dengan Resesi Gingiva. B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas
Baiturrahmah, 3(1), 9-17.
16. Setiawan, K., & Adenan, A. (2011). Penggunaan gigitiruan sebagian lepasan kerangka
logam pascaperawatan periodontal Using metal frame removable partial denture after
periodontal treatment. J Dentomaxillofac Sci, 10, 97.

Anda mungkin juga menyukai