LAPORAN GTC Sri Irmayana

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN

GIGI TIRUAN CEKAT


“CROWN DAN VENEER”

OLEH :

Nama : Sri irmayana


Nim : (B1G121016)

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK GIGI


FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melipahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan
“GIGI TIRUAN CEKAT AKRYLIC DAN METAL”

Dalam kesempatan ini, saya juga ingin mengucapkan terima kasih dengan
hati yang tulus kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam
menyelesaikan laporan ini. Semoga tuhan senantiasa membalas dengan kebaikan
yang berlipat ganda.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari semua pihak guna perbaikan dan kelengkapan penyusunan
laporan ini. Harapan saya semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, 19 July 2022

Sri irmayana
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN

“GIGI TIRUAN CEKAT AKRYLIC DAN METAL”

DI SUSUN SEBAGAI TUGAS PELENGKAP MATA KULIAH GTC AKRYLIC


DAN METAL

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK GIGI

FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

PERIODE 2021

DI SUSUN OLEH:

Nama : Sri irmayana

Nim : B1G121016

Makassar, 19 July 2022

Disetujui oleh dosen Mengetahui

Pengampu mata kuliah GTC Ketua prodi D III Teknik gigi

Acrylic dan metal

drg. Rahmy wardiningsih, S.KG.,M. Kes Dr. Umar dg palallo,SKM, M.kes

NIDN : 0931019102 NIDN : 0924088002


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehilangan gigi merupakan suatu keadaan lepasnya satu atau lebih


gigi dari soketnya atau tempatnya. Kehilangan gigi merupakan masalah
kesahatan gigi dan mulut yang banyak muncul di masyarakat karena dapat
mengganggu fungsi mastikasi, fonetik, estetik, bahkan hubungan social
sehingga mengakibatkan kualitas hidup seseorang menjadi berkurang atau
menurun. Berdasarkan penelitian terkini, banyak dilaporkan bahwa
keinginan pasien untuk menggantikan gigi yang hilang terus meningkat.
Beberapa perawatan gigi tiruan yang dapat di lakukan untuk menggantikan
Sebagian gigi yang hilang yaitu gigi tiruan Sebagian lepasan (GTSL), gigi
tiruan cekat (GTC), dan dental implant.

Gigi tiruan cekat atau biasa disebut GTC merupakan gigi tiruan
yang berfungsi untuk menggantikan satu atau lebih gigi yang hilang
dimana pemasangan dan pelepasannya tidak dapat dilakukan oleh pasien
itu sendiri melainkan harus dengan bantuan operator atau dokter gigi. Jenis
gigi tiruan cekat antara lain adalah mahkota dan gigi tiruan jembatan.

GTJ adalah gigi tiruan Sebagian yang menggantikan kehilangan


satu atau beberapa gigi dan direkatkan dengan semen secara permanen
pada satu atau beberapa gigi penyangga yang telah dipersiapkan. Ketika
gigi hilang dan tidak segera digantikan, gigi tetangga atau gigi beberapa
gigi penyangga yang telah dipersiapkan. Ketika gigi hilang dan tidak
segera digantikan, gigi tetangga atau gigi antagonisnya akan bergeser ke
ruang edentulous, yang dapat menyebabkan system mastikasi terganggu.
GTJ akan meningkatkan kemampuan mastikasi dan kenyamanan pasien,
menjaga Kesehatan dan integritas lenmgkung gigi, serta meningkatkan
penampilan pasien.
B. Rumusan masalah
1. Pengertian gigi tiruan cekat
2. Jenis-jenis Gigi Tiruan Cekat
3. Fungsi gigi tiruan cekat
4. Indikasi dan kontraindikasi gigi tiruan cekat
5. Pengertian mahkota tiruan (crown)
6. Fungsi mahkota jaket (crown)
7. Syarat-syarat mahkota jaket (crown)
8. Kondisi gigi memerlukan perawatan mahkota jaket (crown)
9. Jenis-jenis mahkota jaket (crown) berdasarkan permukaan gigi yang
diperbaiki dengan restorasi
10. Indikasi dan kontraindikasi crown
11. Jenis bahan yang digunakan pada crown
12. Pengertian veneer
13. Macam-macam veener
14. Indikasi dan kontraindikasi veener
15. Jenis bahan yang digunakan pada veener
16. Alat dan bahan
17. Prosedur pembuatan
C. Tujuan penulisan

Dapat mengetahui Pengertian gigi tiruan cekat, Jenis-jenis Gigi


Tiruan Cekat, Fungsi gigi tiruan cekat, Indikasi dan kontraindikasi gigi
tiruan cekat, Pengertian mahkota tiruan (crown), Fungsi mahkota jaket
(crown), Syarat-syarat mahkota jaket (crown), Kondisi gigi memerlukan
perawatan mahkota jaket (crown), Jenis-jenis mahkota jaket (crown)
berdasarkan permukaan gigi yang diperbaiki dengan restorasi, Indikasi
dan kontraindikasi crown, Jenis bahan yang digunakan pada crown,
Pengertian veneer, Macam-macam veener, Indikasi dan kontraindikasi
veener, Jenis bahan yang digunakan pada veener, Alat dan bahan, beserta
prosedur pembuatannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gigi tiruan cekat
1. Pengertian gigi tiruan cekat

Gigi tiruan cekat adalah suatu gigi tiruan Sebagian yang di


lekatkan secara cekat pada satu atau lebih gigi penyangga untuk
menggantikan satu atau lebih gigi yang hilang. Pemakaian gigi tiruan
cekat sebagai salah satu alat untuk merostorasi gigi asli yang hilang
semakin popular di masyarakat. Alasan penggunaan gigi tiruan cekat
sebagai salah satu pilihan untuk merestorasi dilandasi karena gigi
tiruan cekat memiliki desain yang lebih sederhana, nyaman untuk di
gunakan, estetik baik, dan dapat menambah rasa percaya diri
pemakaianya jika di bandingkan dengan gigi tiruan Sebagian lepasan
serta bersifat kompatibel dan kuat terhadap daya kunyah.

2. Jenis-jenis Gigi Tiruan Cekat


Jenis dari perawatan gigi tiruan cekat adalah mahkota (crown),
gigi tiruan jembatan (bridge), dan implan. Mahkota (crown) adalah
restorasi ekstrakoronal yang di pasang secara permanem atau di
semenkan pada permukaan luar mahkota klinis. Crown harus
memperbaiki morfologi dan bentuk luar gigi yang telah rusak, tetapi
tetap dapat berfungsi dengan baik. Crown juga harus dapat melindungi
struktur gigi yang tersisa dari kerusakan lebih lanjut. Bila hanya
Sebagian mahkota klinis yang di lapisi, restorasi di sebut partial
coverage atau partial veneer crown.Bila
Gigi tiruan Sebagian cekat dukungan implant cocok untuk di
gunakan pada kasus kehilangan gigi yang tidak mempunyai jumlah
gigi penyangga yang cukup kuat untuk dipasangkan gigi tiruan
jembatan dan bila perilaku pasien dan kombinasi dengan faktor
intraoral menjadikan gigi tiruan lepasan merupakan pilihan yang
kurang baik. Indikasi utama penggunaan gigi tiruan Sebagian cekat
dukungan adalah kehilangan gigi perluasan distal di mana tidak
terdapat gigi penyangga pada bagian posterior. Gigi tiruan Sebagian
cekat dukungan implant dapat berupa single tooth implant restoration,
fixed cementable prosthesis, fixed-detachable prosthesis, hybrid bridge
fixed-detacheble prosthesis.
3. Fungsi gigi tiruan cekat

Gigi tiruan berfungsi mengembalikan fungsi, estetik dan


kenyamanan. Indikasi pemakaian GTC, yaitu menggantikan satu atau
beberapa gigi. Yang hilang, daerah tidak bergigi masih dibatasi oleh
gigi alami pada kedua sisinya, gigi penyangga harus sehat dan jaringan
periodontal adekuat, dan pasien berusia 22-50.

4. Indikasi dan kontraindikasi gigi tiruan cekat


a. Indikasi
1) Pada pasien muda
2) Peggantian 1-3 gigi yang bersebelahan
3) Lapisan email yang masih kuat
4) Gigi penyangga berada di dalam lengkung rahang
5) Tinggi mahkota klinis cukup, yaitu cukup untuk memberikan
retensi yang baik dalam hal ini perbandingan antara mahkota
dan akar adalah 1:2
6) Sebagai backing pada gigi asli yang fraktur, untuk kombinasi
dengan restorasi lain
b. Kontraindikasi
1) Email yang sudah mengalami karies atau tambalan yang besar
2) Gigi malposisi
3) Mahkota klinis yang pendek
4) Daerah pontic / span terlalu Panjang
5) Ada kelainan periodontal pada daerah gigi penyangga
6) Pada kondisi email yang buruk, misalnya pada email yang
mudah rapuh

B. Mahkota tiruan (crown)


1. Pengertian mahkota tiruan (crown)
Mahkota jaket (dental crown) adalah salah satu jenis restorasi tidak
langsung (indirect), yang di gunakan untuk untuk memperbaiki
kerusakan gigi yang luas, atau kerusakan gigi yang tidak dapat di
lakukan restorasi konvesional, tapi masih memiliki struktur gigi yang
masih cukup. Mahkota (crown) adalah restorasi ekstrakoronal yang di
pasang secara permanem atau di semenkan pada permukaan luar
mahkota klinis. Crown harus memperbaiki morfologi dan bentuk luar
gigi yang telah rusak, tetapi tetap dapat berfungsi dengan baik. 2

Mahkota (crown) adalah suatu restorasi ekstrakoronal yang


dipasang secara permanen atau di semenkan yang meliputi atau
melapisi permukaan luar mahkota klinis. Mahkota harus memproduksi
morfologi dan bentuk luar bagian mahkota gigi yang rusak, tetapi
tetap dapat berfungsi dengan baik. Mahkota juga harus dapat
melindungi struktur gigi yang tersisa dari kerusakan lebih lanjut. Bila
mahkota menutupi seluruh mahkota klinis, restorasi ini di sebut
mahkota full veener, full coverage, complete atau hanya di sebut full
crown. Mahkota ini dapat di buat seluruhnya dari alloy emas atau
logam lain yang tidak bisa berkarat, mahkota logam keramik dan
keramik penuh, resin dan logam atau hanya resin. Bila hanya Sebagian
mahkota klinis yang di lapisi, restorasi di sebut partial veneer crown.1

2. Fungsi mahkota jaket (crown)


a. Melindungi gigi yang rentan fraktur
b. Menyatukan bagian-bagian gigi yang fraktur
c. Mengembalikan gigi yang sudah rusak
d. Menutupi dan melindungi gigi yang berlubang
e. Menutupi dan melindungi gigi yang berubah warna seperti
menguning atau hitam
f. Menutupi implant gigi
3. Syarat-syarat mahkota jaket (crown)
a. Pemilihan jenis restorasi dimana dalam beberapa kasus fraktur gigi
harus memperhatikan aspek kesuksesan perawatan saluran akar
sebagai syarat dari kelanjutan upaya restorative
b. Pemilihan jenis pasak
c. Kelayakan jaringan keras gigi yang masih tersisa
d. Jaringan pendukung gigi wajib untuk di pertimbangkan dalam
mendapatkan hasil restorasi yang baik dan memenuhi syarat
retensi maupun resistensi
4. Kondisi gigi memerlukan perawatan mahkota jaket (crown)
a. Gigi dengan kerusakan yang luas

Gigi yang telah berulangkali direstorasi dan tidak dapat di


perbaiki lagi.

b. Trauma primer
Gigi utuh yang mengalami fraktur besar tanpa kerusakan
pulpa dan masih terdapat dentin yang cukup untuk mendukung
mahkota.

c. Tooth wear

Erosi atrisi dan abrasi yang terjadi berlebihan atau usia


muda.

d. Kondisi hipoplastik
1) Herediter, misal : hipodonsia imperfecta imperfecta
2) Efek yang didapat misal : fluorosis stain tetrasiklin
e. Mengubah inklinasi, ukuran atau bentuk gigi
Pada kasus yang tidak terlalu parah
f. Bagian dari restorasi lain:
1) Sebagai retainer GTJ
2) Penyangga GTSL
g. Gigi non-vital (post endo)

Gigi dengan pulpa nekrotik (nonvital) sering mengalami


diskolorisasi

5. Jenis-jenis mahkota jaket (crown) berdasarkan permukaan gigi


yang diperbaiki dengan restorasi
a. Mahkota tiruan penuh (full crown)

Mahkota tiruan yang menggantikan seluruh jaringan


permukaan mahkota gigi yang di pasang secara permanen
mengguanakan bahan semen gigi.

b. Mahkota tiruan Sebagian (partial crown)


Mahkota tiruan Sebagian merupakan mahkota tiruan yang
hanya menutupi dua atau tiga permukaan gigi. Berdasarkan
banyaknya permukaan gigi yang di ganti yaitu :

1) MTS 3/4 (untuk anterior) yaitu MT yang memperbaiki


permukaan mesial, distal dan palatal/lingual gigi
anterior
2) MTS 4/5 ( untuk posterior) yaitu MT yag memperbaiki
permukaan mesial, distal, oklusal dan palatal/lingual
gigi posterior
c. Mahkota tiruan pasak ( pin crown atau dowel crown )
Mahkota tiruan pasak merupakan mahkota tiruan yang
memperbaiki seluruh akar dengan sempurna dan di persiapkan
dengan pasak sebagai retensi utama. Diindikasi pada gigi yang
telah dilakukan perawatan edodontik sedangkan kontraindikasinya
yaitu ada karies atau merupakan restorasi yang besar dan gigi
depan dengan pengisian saluran akar yang tidak sempurna.
C. Indikasi dan kontraindikasi mahkota tiruan
1. Indikasi
a. Karies gigi cukup luas, tidak dapat di lakukan restorasi
konvensional
b. Fraktur mahkota, kehilangan lebih dari ½ mahkota
c. Anomaly bentuk gigi, contohnya: rudimenter, peg-teeth, mulberry
teeth
d. Untuk melakukan koreksi pada malposisi gigi individual
2. Kontaraindikasi
a. Gigi terlalu pendek/tidak mempunyai singulum
b. Gigitan tertutup (close bite) atau edge to edge bite
c. Ketebalan struktur jaringan keras gigi yang kurang atau terlalu tipis
pada bagian labio lingual
d. Pasien yang mengalami bruxism
e. Desain preparasi tidak didukung oleh jaringan kuat 2

D. Jenis bahan yang digunakan pada crown


1. Mahkota jaket porselen (porcelain)

Porselen gigi pada dasarnya merupakan bahan kaca yang


bagian-bagian utamanya adalah feldspar, quatz, dan kaolin. Porselen
adalah salah satu bahan material kedokteran gigi yang popular di
gunakan dalam bidang prostodonti. Porselen rapuh tetapi kuat, tidak
berubah warna setelah waktu lama, tidak terpengaaruh oleh caairaan
mulut dan dapat diproduksi dalam berbagai warna. Itu sebabnya
porselen sudaah digunakan berabad-abad lamanya sebagai bahan yang
paling cocok untuk mahkota ssewarna gigi. Tidak ada bahan lain yang
cocok bila penaampilan yang baik sangat dibutuhkan. Mahkota
porselen biasanya terbatas pada daerah anterior tetapi dapat digunakan
dibagian premolar bila oklusi mengizinkan. Tetapi dalam situasi ini
ketebalan oklusi yang dianjurkan kira-kira 1,5 mm.3

Mahkota jaket jenis ini memiliki estetika yang sangat baik,


lebih kuat, tahan abrasi. Adapun kekurangan mahkota jaket jenis ini
deri segi biaya relative mahal, pembuatannya sulit, dapat
menyebabkan abrasi pada gigi antagonis.2

Gambar 1. restorasi berbahan porselen


a. Kelebihan
1) Estetik warna stabil tidak berbau
2) Tidak mudah aus
3) Tidak menimbulkan alergi
4) Tidak bereaksi dengan cairan mulut
b. Kekurangan
1) Mudah pecah dan pembuatan agak sulit
2) Preparasi kurang konserfatif
3) Lebih mahal di bandingkan dengan bahan lain seperti
kombinasi

2. Logam keramik (fused to metal) dan metal akrilik(packing)


Porselen dapat diikat dengan berbagai alloy, termaasuk alloy yang
berisi logam mulia, alloy yang kandungan logam mulianya lebih
rendah, serta, alloy basis logam berisi nikel dan kromium.

Kemampuan untuk mengkombinasikan kekuatan logam dengan


penampilan porselen menggantikan penggunaan plastik (mahkota
akrilik facing) yang walaupun berguna pada masanya, dapat rusak
karena aus atau mengalami perubahan warna. Alasan utama
penggunaan mahkota porselen tetapi mahkota logam-porselen lebih
kuat, lebih baik, dan dapat digunakan sebagai retainer jembatan.4

Gambar 2. Restorasi berbahan Logam keramik

Metal akrilik :

a. Pada gigi yang butuh estetik dan juga kekuatan restorasi


b. Pada pasien yang tidak alergi akrilik dan ukuran giginya
normal atau lebih
c. Cukup elastis namun warna tidak stabil
d. Kemungkinan bocor pada batas karena hanya ikatan mekanis

Metal porselen :
a. Pada gigi yang butuh estetik dan juga kekuatan, retensim
kerusakan luas post-endo
b. Tidak untuk yang punya indeks karies tinggi dan kamr pulpa
besar
c. Estetik baik dan kuat
d. Relative mahal, preparasi kurang konservatif pembuatan sulit
3. Alloy
Alloy emas untuk gigi dapat dicor menjadi vinir tipis yang cukup
kuat melawan daya oklusal dan tidak mudah patah oleh tekaanan yang
berulang-ulang. Mahalnya harga emas memaksa dicarinya alternatif
lain, alloy cor yang lebih murah,, serta dikembangkannya aloi
kombinasi setengah mulia atau non mulia. Banyak penenelitian
dilaakukan dalam bidang ini serta dikembangkannya logam lain yang
mempunyai semua sifat baik dari emas tetapi mempunyai harga yang
lebih murah dimasa yang akan datang. Pada saat ini sudah digunakan
alloy semi mulia dan non mulia, tetapi semuanya ternyata mempunyai
banyak sifat yang merugikan dan bagaimanapun juga tidak dapat
bersaing dengan emas. Jika penampilan gigi alami penting, emas
sering kali hanya dipakai pada bagian yang tidak terlihat dari mahkota
klinis sebagai mahkota klinis sebagai mahkota vinir lepasan.

Gambar 3. Restorasi berbahan alloy


a. Kelebihan
1) Kuat, preparasi lebih minimal daripada porselen
2) Pembuatan lebih sederhana
b. Kekurangan
1) Tidak estetik
2) Konduktor termis atau elektris
3) Sukar di lepas dan direparasi

4. Akrilik
Mahkota jenis ini memiliki nilai estetika yang cukup baik, biaya
relative murah, proses pwmbuatan mudah. Akan tetapi mahkota jaket
akrillik memiliki kekurangan bahan yang mudah terkikis, sehingga
mahkota jaket dapat mudah di berubah bentuk.

Gambar4. restorasi berbahan akrilik

a. Kelebihan
1) Pembuatan mudah cepat dan biaya murah
2) Isolator terhadap termis elektris dan benturan
3) Mudah dipreparasi bila rusak
b. Kekurangan
1) Estetik tidak begitu sempurna
2) Mudah aus
3) Mudah berubah warna
4) Dapat menimbulkan alergi
E. Veener
1. Pengertian veneer
Veener adalah bahan lapisan sewarna gigi untuk mengembalikan
kerusakan local atau umum dan perubahan warna instrinsik. Biasanya,
veener terbuat dari bahan komposit, porselen atau bahsn keramik.
Indikasi umum veener yaitu gigi depan permukaan yang rusak,
perubahan warna, abrasi atau erosi, dan restorasi yang buruk.
Seringkali pasien mengimginkan nilai kosmetik yang baik untuk
penampilan, selain meningkatkan rasa percaya diri juga merupakan
faktor ynag berperan dalam menentukan kesuksesan di lingkungan
kompetitif saat ini. Bahan yang di gunakan untuk pembuataan veener
dapat dari resin komposit atau porselen. Veener perselen mempunyai
kelebihan di bandingkan vener porselen antara laon estetik yang baik,
warna yang stabil dan daya tahan terhadap abrasi yang tinggi.
2. Macam-macam veener
Ada dua macam jenis veener yaitu:
a. Veener parsial

Veener parsial diindikasikan untuk memperbaiki Sebagian


permukaan gigi yang mengalami perubahan warna intrisik pada
gigi. Kontraindikasi dari veener parsial yaitu pada gigi yang
memiiki mahkota yang pendek kerena retensi yang tidak memadai.

b. Full veener

Full veener diindikasikan untuk memperbaiki perbahan


warna yang terjadi pada seluruh bagian intrisik gigi. Beberapa
faktor yang harus diperhatikan untuk pemilihan full veener adalah
usia pasien, oklusi gigi, kebersihan mulut pasien harus dievaluasi
terlebih dahulu.

3. Manfaat veener gigi


Selain membuat tampilan gigi lebih putih, pemasangan veener pada
gigi juga dapt bermanfaat untuk mengatasi:
a. Dikolorasi gigi yang tidak bisa di perbaiki dengan bleaching,
misalnya karna fluorosis, pemakaian obat seperti tetrasiklin yang
meninggalkan noda, atau amelogenesis imprefecta
b. Fraktur gigi (gigi patah atau rusak)
c. Bentuk gigi abnormal
d. Malposisi gigi yang ringan
F. Indikasi dan kontraindikasi veener
1. Indikasi
a. Untuk mengoreksi diastema
b. Memperbaiki diskolorisasi gigi yang mengalami perubahan warna
karena fluorosis, tetrasiklin
c. Menutupi cacat pada email
d. Mengoreksi bentuk gigi seperti prg-shaped
e. Memperbaiki kerusakan struktur gigi, seperti gigi yang mengalami
fraktur
2. Kontraindikasi
a. Penderita dengan kebiasaan buxism atau aktivitas fungsional yang
menyebabkan chipping
b. Gigi dengan email yang tdk memadai untuk retensi yang cukup.
c. Fraktur gigi yang parah
d. Celah interdental yang besar (diastema yang besar)
e. Gigi dengan mahkota yang pendek
f. Gigi dengnan restorasi yang besar dan dalam
g. Bila gigi yang menalami pewarnaan yang berat, dalam hal ini gigi
harus di bleaching dahulu, kemudian dilakukan venering.
G. Jenis bahan yang digunakan pada veener
1. Veener resin komposit
Bahan komposit adalah produk yang setidaknya terdiri dari dua
bahan berbeda yang dibentuk oleh komponen yang dicampur secara
bersamaan dan akan menghasilkan struktur serta sifat yang berbeda.
Tujuan ini adalah untuk menghasilkan bahan yang memiliki sifat yang
tidak dapat diperoleh dari salah satu komponen bahan saja. Dua
komponen tersebut adalah matriks dan bahan. Resin komposit
diperkenalkan sekitar tahun 1960 yang banyak digunakan dalam
kedokteran gigi sebagai restorasi estetik yang bagus. Perkembangan
resin komposit sekitar 1960 menghasilkan sifat mekanik yang lebih
tinggi, menghantarkan panas yang rendah, perubahan dimensi yang
lebih rendah saat setting dan menghasilkan resisten yang tinggi
sehingga meningkatkan kinerja klinis.
a. Teknik direk
Restorasi veneer direk atau labial veneering dilakukan
secara langsung didalam mulut pasien dengan menggunakan bahan
resin komposit. Namun perlu ketrampilan yang tinggi dalam
membentuk morfologi yang baik (octarina, 2012). Menurut
Heymann (2011) teknik direk terbagi menjadi direct vartial veneer
dan direct full veneer.

b. Teknik indirek

Restorasi veneer indirek resin komposit memiliki


komposisi yang sama dengan resin komposit yang digunakan
sebagai tumpatan langsung sewarna gigi, yaitu terdiri dari
campuran matriks resin organik, anorganik, dan coupling agent.
Material ini dibuat dengan kombinasi proses panas, tekanan
vakum, dan intensitas sinar tinggi, sehingga menghasilkan sifat
fisik dan mekanik yang lebih baik. Dibandingkan dengan resin
komposit untuk restorasi direk.

2. Veener bahan porselen

Veneer porselen adalah suatu lapisan tipis setebal kira –kira 0.5
– 0.7 mm yang menutupi permukaan permukaan labial gigi anterior
dan permukaan bukal beberapa gigi premolar. Veneer porselen ini
pertama kali diperkenalkan oleh Pincus di Hollywood sekitar tahun
l930, restorasi tersebut diciptakan untuk membantu penampilan aktor
dan aktris dalam industri perfilman, yang gigi nya tidak sesuai dengan
karakter yang diperaninya, tetapi para aktor dan aktris tersebut tidak
mau gigi nya dipreparasi untuk dibuatkan mahkota penuh.

a. Kelebihan
1) Lebih kuat
2) Memiliki daya tahan warna lebih baik dari resin komposit
3) Memberikan hasil lebih maksimal
b. Kekurangan
1) Dari segi harga bahan ini memang mahal

BAB III

PEMBAHASAN

A. Alat dan bahan


Alat :
1. Bowl
2. Lecron
3. Spatel
4. Sendok cetak
5. Bunsen
6. Okludator
7. Base
8. Penjepit
9. Gergaji
10. Muvel
11. Kuas
12. Micromotor
13. Penjepit amplas
14. Penjepit disk
15. Freezer
16. Maxum mixer
17. Preheating furnace
18. Trimmer
19. Pindex system
20. Sentrifugal casting

Bahan :
1. Vaselin
2. Gips lunak
3. Gips biru
4. Investment
5. Air
6. Alginat
7. Wax
8. Spirtus
9. Disk
10. Bahan porselen
B. Prosedur pembuatan
1. Penerimaan dan duplikasi model kerja
Model kerja yang sudah di cetak oleh dokter gigi, lalu di kirim
kelaboratorium lalu di duplikat untuk pembuatan all porcelain.

2. Trimming dan ditching


Trimming adalah alat yang digunakan untuk merapikan atau
menggrinding model kerja. Setelah itu di lakukan ditching untuk
memperjelas daerah servikal pada model kerja atau daerah yang telah
dipreparasi.

3. Coating
Coating adalah proses pemberian hardener, picosep dengan die master.

4. Modeler malam / coping malam


Tahapan ini adalah tahapan pemberian malam pada daerah gigi yang
telah di preparasi oleh dokter pada gigi I1 regio maxilla sinistra yang
sesuai bentuknya dengan menggunakan wax biru, coping malam yang
di buat harus tebal agar pada saat melakukan press tidak bocor

5. Sprue
Proses ini adalah pemasangan sprue malam biru dengan ukuran kurang
lebih 2 mm dengan meletakkan di atas incical coping gigi.Setelah
pemasangan coping selesai, selanjutya pemasangan sprue pada crusibel
dengan cara memanaskan ujung sprue lalu dipasang. Selanjutnya,
wetting agent di semprotkan pada sprue dan coping.
6. Investing
Investing adalah penanaman model kerja ke dalam bumbung tuang
dengan menggunakan bahan investment yang di aduk secara
homogeny. setelah itu tuang adonan ke dalam bumbung tuang (muvel)
yang di letakkan di atas vibrator.
7. Burn out furnace
Burn out adalah proses pembakaran ke dalam oven furnace bertujuan
untuk menghilangkan sisa-sisa malam.

8. Pressing, divesting, dan sandblasting


Tahapan dilakukan dengan teknik press menggunakan bahan ingot
dengan alox plunger. Kemudian mengeluarkan coping e-max yang
telah dipressing dengan menggunakan mesin sandblasting. Jenis
partikel yang di gunakan saat sandblasting e-max adalah Alumina
Oxide (ALO2) dan ukuran partikel saat sandblasting adalah 110 μk.

9. Pemotongan Sprue, fitting, grinding, dan washing


Memotong sprue dengan micromotor bur dist, kemudian mencocokkan
kembali coping e-max kedalam model kerja tanpa mengubah bentuk
coping. Setelah itu memotong sprue yang melekat pada coping emax
dengan menggunakan disk, haluskan dan rapikan permukaan gigi
sesuai bentuk gigi yang telah dipreparasi. Penipisan coping emax
dengan menggunakan stone hijau dengan ketebalan 0,5 mm.
10. Washing
Mengolesi bagian coping dengan menggunakan liquid aplikasi( emax
build up all around) secara merata. Kemudian memberikan bahan Ips
E-max Dentin dengan cara menyerbukkan bahan menggunakan kuas
secara merata.

11. Margin Firing pertama ( pembakaran), pengaplikasian


Tahapan ini adalah tahap pembakaran coping ke dalam mesin furnace
khusus dengan memasukkan coping ke dalam mesin programant
khusus dengan suhu 800-1472℃ selama 40 menit. Setelah
pembakaran selesai tunggu coping benar-benar dingin. Kemudian
dilanjutkan dengan tahapan pengaplikasian bahan Ips Emax ceram
transpa Neutral dan Ips E-mas transpa incical. Setelah itu dilakukan
margin firing dentine pertama dan kedua
12. Fitting dan Grinding
Tahapan ini adalah tahap pembentukan bentuk crown all porcelain
sesuai bentuk anatomi gigi.
13. Staining dan Glazing
Tahapan ini adalah tahapan akhir atau tahapan pengkilapan pada crown
all porcelain. Bahan glazing diaplikasikan pada crown all porcelain
sampai semua bagian crown merata. Kemudian memasukkan kembali
ke mesin programant dengan suhu 750C.
14. Hasil pengamatan gigi tiruan Crown All porcelain berbahan E-max
pada gigi Incicivus Centralis Regio Maxilla Sinistra.5
BAB 4

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemakaian gigi tiruan cekat sebagai salah satu alat untuk


merestorasi gigi asli yang rusak atau hilang semakin populer di
masyarakat. Alasan penggunaan gigi tiruan cekat sebagai salah satu
pilihan untuk merestorasi gigi dilandasi kenyataan bahwa gigi tiruan cekat
mempunyai desain lebih sederhana, nyaman untuk digunakan, estetik yang
baik,dan dapat menambah rasa percaya diri pemaikanya, jika
dibandingkan dengan gigi tiruan lepasan.
Alasan penggunaan gigi tiruan cekat sebagai salah satu pilihan
untuk merestorasi dilandasi karena gigi tiruan cekat memiliki desain yang
lebih sederhana, nyaman untuk digunakan, estetik baik, dan dapat
menambah rasa percaya diri pemakainya jika dibandingkan dengan gigi
tiruan sebagian lepasan serta bersifat kompatibel dan kuat terhadap daya
kunyah.

Kunci keberhasilan pada perawatan mahkota dan GTJ adalah


terletak pada penentuan desain yang tepat, misalnya dengan melakukan
analisis senyum, orientasi dentofasial, dan menimbang bentuk, warna,
posisi, dan bahan, serta komunikasi antara pasien, dokter gigi, teknisi
laboratorium. Dalam melakukan perawatan GTC, selalu mengikuti
prinsip-prinsip perawatan dan mempertimbangkan berbagai faktor yang
mempengaruhi keberhasilan perawatan.

Bahan untuk restorasi veneer ini biasa digunakan adalah resin


komposit. Resin komposit ini merupakan bahan yang terdiri dari bahan
matriks resin, filler, coupling agent, dan insiator dan aktivator. Resin
komposit dibagi menjadi Komposit makrofil, mikrofil, nanofil dan
mikrohibrid. Masing-masing dari komposit tersebut memiliki kelebihan
dan kekurangan masing-masing.

B. Saran

Meskipun dalam penulisan laporan ini, penulis menginginkan


kesempurnaan dalam penyusunannya, akan tetapi pada kenyataannya
masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan
masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu saran dan kritik
yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan sebagai bahan
evaluasi untuk kedepannya
DAFTAR PUSTAKA

1. Wilson, E. L. (2015). Fundamental prostodontik cekat (4 ed.). (S. Elias, Ed.,


& g. Subrata, Trans.) penerbit buku kedokteran EGC
2. Ningsih, juwita raditya. Dkk. (2019). Modul skilss lab semester VI edisi
keempat. Fakultas kedokteran gigi universitas Muhammadiyah Surakarta
3. Prawesthi, e. (2019). Buku ajar gigi tiruan cekat mahkota metal porselen
(PFM) (2019 ed.). jakarta: politeknik Kesehatan kemenkes Jakarta II.
4. Kumaran, t. (n.d.). online gigi. (c.m. Subramaniam, Ed.) inspiration.
5. Talli, R.; Ilmi, A. A. Prosedur Pembuatan Jacket Crown Berbahan IPS E-Max
Press Pada Gigi Incisivus Centralis Regio Maxilla Sinistra. 13.

Anda mungkin juga menyukai