ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN Dengan GASTRITIS-dikonversi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 30

/2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur pemakalah panjatkan kepada Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah asuhan keperawatan pada pasien dengan gastritis. Adapun
maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
keperawatan medical bedah di Stikes Muhammadiyah Klaten. Disusunnya
makalah ini tidak lepas dari peran dan bantuan beberapa pihak dan
sumber. Karena itu, pemakalah mengucapkan terima kasih dan apresiasi
setinggi-tingginya kepada dosen pembimbing yang telah membantu dan
membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini.
Kiranya amal baik serta budi luhur secara ikhlas yang telah
diberikan kepada kami dari beliau di atas yang dapat maupun belum dapat
kami sebutkan, mendapatkan imbalan yang semestinya dari Allah SWT.
Pemakalah menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, untuk itu pemakalah sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini.
Pemakalah berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
pemakalah khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Pemakalah
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kasus dengan gastritis merupakan salah satu jenis kasus yang
umumnya diderita oleh kalangan remaja, khususnya penyakit ini
meningkat pada kalangan mahasiswa. disebabkan oleh berbagai faktor
misalnya tidak teraturnya pola makan, gaya hidup yang salah dan
meningkatnya aktivitas (tugas perkuliahan) sehingga mahasiswa tersebut
tidak sempat untuk mengatur pola makannya dan malas untuk makan.
(Fahrur, 2009).
Penyebab dari gastritis menurut Herlan tahun 2001 yaitu asupan
alkohol berlebihan (20%), merokok (5%), makanan berbumbu (15%), obat-
obatan (18%) dan terapi radiasi (2%), sedangkan menurut Hasna dan
Hurih tahun 2009 gastritis bisa juga disebabkan karena, infeksi bakteri,
stress, penyakit autoimun, radiasi dan Chron’s Disease.
Salah satu penyebab dari gastritis adalah infeksi dari bakteri
Helicobacter pylori(H. pylori) dan merupakan satu-satunya bakteri yang
hidup di lambung. Bakteri ini dapat menginfeksi lambung sejak anak-anak
dan menyebabkan penyakit lambung kronis. Bahkan diperkirakan lebih
dari 50% penduduk dunia terinfeksi bakteri ini sejak kecil. Jika dibiarkan,
akan menimbulkan masalah sepanjang hidup (Soemoharjo, 2007).
Menurut Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI) dan Kelompok
Studi Helicobacter Pylori Indonesia (KSHPI) tahun 2001, menyatakan
diperkirakan 20 % dari penduduk Negara Indonesia telah terinfeksi oleh H.
Pylori (Daldiyono, 2004). Penemuan infeksiHelicobacter pylori ini
mungkin berdampak pada tingginya kejadian gastritis, pada beberapa
daerah di Indonesia menunjukkan angka kejadian gastritis yang cukup
tinggi.
Gejala yang umum terjadi pada penderita gastritis adalah rasa tidak
nyaman pada perut, perut kembung, sakit kepala dan mual yang dapat
menggangu aktivitas sehari-hari, rasa tak nyaman di epigastrium, nausea,
muntah, Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang
dapat menjadi lebih baik atau
lebih buruk ketika makan, hilang selera makan, bersendawa, dan
kembung. Dapat pula disertai demam, menggigil (kedinginan), cegukan
(hiccups)
Bila penyakit gastritis ini terus dibiarkan, akan berakibat semakin
parah dan akhirnya asam lambung akan membuat luka-luka (ulkus) yang
dikenal dengan tukak lambung. Bahkan bisa juga disertai muntah darah
(Arifianto, 2009). Menurut penelitian Surya dan Marshall pada tahun 2007
hingga 2008 mengatakan gastritis yang tidak ditangani dengan tepat akan
menimbulkan komplikasi yang mengarah kepada keparahan.yaitu kanker
lambung dan peptic ulcer.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan gastritis ?
2. Bagaimana penyebab dari gastritis ?
3. Apa gejala yang ditimbulkan dari gastritis ?
4. Bagaimana patofisiologis gastritis akut dan gastritis kronik ?
5. Pengobatan apa yang dilakukan untuk penyakit gastritis ?
6. Pencegahan yang bagaimana yang dapat dilakukan sebagai
tindakan preventif?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari gastritis
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya peradangan lambung (gastritis)
3. Untuk mengetahui gejala-gejala dari gastritis
4. Untuk mengetahui patofisiologi gastritis akut dan gastritis kronik
5. Untuk mengetahui pengobatan yang dapat dilakukan untuk penderita
gastritis
6. Untuk mengetahui tindakan preventif dari gastritis tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI LAMBUNG

Ventrikulum atau maag atau lambung atau gaster merupakan saluran


makanan yang paling dapat mengembang lebih besar terutama pada
epigastrium
Bagian gaster atau ventrikulum ini terdiri atas :
 Osteum kardiak adalah bagian akhir esofagus yang masuk ke dalam
lambung
 Fundus fentrikuli adalah bagia yang menonjol ke atas terletak
disebelah kiri osteum kardiak biasanya terisi gas
 Korpus ventrikuli adalah badan lambung setinggi osteum kardiak
lekukan pada bagian bawah kurvatura minor.
 Kurvatura minor terletak disebelah kanan lambung dari osteum kardiak
sampai pilorus
 Kurvatura mayor terletak disebelah kiri osteum kardiak melalui fundus
ventrikuli menuju kekanana sampai pilorus inferior
 Antrium pilorus adalah bagian lambung berbentuk seperti tabung
mempunyai otot tebal yang membentuk sfingter pilorus

Fungsi gaster antara lain :

 Tempat berkumpulnya makanan, menghancurkan , dan menghaluskan


makanan oleh peristaltik lambung dan getah lambung
 Mempersiapkan makanan untuk dicerna oleh usus dengan semua
makan dicairkan dan dicampurkan dengan asam hidroklorida.
 Mengubah protein menjadi pepton oleh pepsin
 Membekukan susu dan kasein yang dikeluarkan oleh renin

B.DEFINISI GASTRITIS

Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selekta


Kedokteran, Edisi Ketiga Hal 492). Gastritis adalah segala radang mukosa
lambung (Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisihal749)
Gastritis merupakan keadaan peradangan atau pendarahan pada mukosa
lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difusi atau local (Patofisiologi Sylvia
A Price hal 422).
Gastritis merupakan inflamasi pada dinding gaster terutama pada
lapisan mukosa gaster (Sujono Hadi, 1999, hal : 492). Gastritis merupakan
peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa lambung dan berkembang
di penuhi bakteri (Charlene. J, 2001, hal : 138)
Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh
adanya asam lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung
sehingga mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung
seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang terjadi yaitu perut terasa
perih dan mulas.
Ada dua jenis penyakit gastritis yaitu:
1. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang
akut. Gatritis Akut paling sering diakibatkan oleh kesalahan diit, mis. makan
terlalu banyak, terlalu cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu
atau makanan yang terinfeksi. Penyebab lain termasuk alcohol, aspirin,
refluks empedu atau terapi radiasi.
2. Gastritis Kronis
Gastritis kronik adalah Suatu peradangan bagian permukaan mukosa
lambung yang menahun yang disebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun
ganas atau bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini berkoloni pada tempat
dengan asam lambung yang pekat.
C. ETIOLOGI

Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan


klasifikasinya sebagai berikut
1. Gastritis Akut
Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut seperti:
□ Obat-obatan seperti obat anti inflamasi nonsteroid, silfonamide
merupakan obat yang bersifat mengiritasi mukosa lambung.
□ Minuman beralkohol
□ Infeksi bakteri seperti H. pylori, H. heilmanii, streptococci
□ Infeksi virus oleh sitomegalovirus
□ Infeksi jamur seperti candidiasis, histoplosmosis, phycomycosis
□ Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, trauma, pembedahan.
□ Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu dan
minuman dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan salah satu
penyebab iritasi mukosa lambung.
2. Gastritis Kronik
Penyebab pasti dari gastritis kronik belum diketahui, tapi ada dua
predisposisi penting yang bisa meningkatkan kejadian gastritis kronik,
yaitu infeksi dan non-infeksi (Wehbi, 2008).
□ Gastritis infeksi
Beberapa agen infeksi bisa masuk ke mukosa lambung dan memberikan
manifestasi peradangan kronik. Beberapa agen yang diidentifikasi meliputi
hal-hal berikut.
a) H. Pylori. Beberapa peneliti menyebutkan bakteri itu merupakan
penyebab utama dari gastritis kronik (Anderson, 2007).
b) Helicobacter heilmanii, Mycobacteriosis, dan Syphilis (Quentin, 2006)
c) Infeksi parasit (Wehbi, 2008).
d) Infeksi virus (Wehbi, 2008).
□ Gastritis non-infeksi
a) Gastropai akbiat kimia, dihubungkan dengan kondisi refluks garam
empedu kronis dan kontak dengan OAINS atau aspirin (Mukherjee, 2009).
b) Gastropati uremik, terjadi pada gagal ginjal kronik yang menyebabkan
ureum terlalu banyak beredar pada mukosa lambung (Wehbi, 2008).

D. PATOFISIOLOGI

1. Gastritis Akut. Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan


mengiitasi mukosa lambung. Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal
yang akan terjadi :

a) Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung.


Lambung akan meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung
HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan HCI dan
NaCO3.Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung
. Jika asam lambung meningkat maka akan meningkatkan mual muntah,
maka akan terjadi gangguan nutrisi cairan & elektrolit.

b) Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika


mukus yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan
HCL maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi
penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa lambung maka
akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai
pada lapisan pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan yang akan
menyebabkan nyeri dan hypovolemik.

2. Gastritis Kronik. Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang


berulang sehingga terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan
terjadi penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi
kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel
pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi
intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis
serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi
perdarahan serta formasi ulser.

E. MANIFESTASI KLINIK

1. Gastritis Akut yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium,


perdarahan saluran cerna pada hematemesis melena, tanda lebih lanjut
yaitu anemia
2. Gastritis Kronik, Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya
sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati anorexia, nausea, dan keluhan
anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan.

F. KOMPLIKASI
1. Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut:
 Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan kedaruratan
medis, terkadang perdarahan yang terjadi cukup banyak sehingga
dapat menyebabkan kematian.
 Ulkus, jika prosesnya hebat
 Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat.
2. Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan
vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia
pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah
antrum pylorus.
G. PATHWAY
H. POTENSIAL KOMPLIKASI
 terjadinya pendarahan
 syok
 perforasi
 peradangan selaput perut
 kanker lambung

I. PENATAKSANAAN
 Berikan diet tinggi kalori sesuai toleransi
 Berikan terapi antasida dan antibiotik
 Berikan agen penyekat kalsium,procardia,isordil
 Berikan analgesik jenis cair topikal
ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS

I.PENGKAJIAN.

Anamnese meliputi :
1. Nama :
2. Usia :
3. Jenis kelamin :
4. Jenis pekerjaan :
5. Alamat :
6. Suku/bangsa :
7. Agama :
8. Tingkat pendidikan : bagi orang yang tingkat pendidikan rendah/minim mendapatkan
pengetahuan tentang gastritis, maka akan menganggap remeh penyakit ini, bahkan
hanya menganggap gastritis sebagai sakit perut biasa dan akan memakan makanan
yang dapat menimbulkan serta memperparah penyakit ini.

9. Riwayat sakit dan kesehatan

a) Keluhan utama : Nyeri di ulu hati dan perut sebelah kanan


bawah.
b) Riwayat penyakit saat ini : Meliputi perjalan penyakitnya, awal dari
gejala yang dirasakan klien, keluhan timbul
dirasakan secara mendadak atau bertahap,
faktor pencetus, upaya untuk mengatasi
masalah tersebut.
c) Riwayat penyakit dahulu : Meliputi penyakit yang berhubungan dengan
penyakit sekarang, riwayat dirumah sakit,
dan riwayat pemakaian obat.

Pemeriksaan fisik, yaitu Review of system (ROS)


Keadaan umum : tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik terdapat
nyeri tekan di kwadran epigastrik.
1. B1(breath) : takhipnea
2. B2 (blood) : takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah,
pengisian perifer lambat, warna kulit pucat.
3. B3 (brain) : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran
dapat terganggu, disorientasi, nyeri epigastrum.
4. B4 (bladder) : oliguria, gangguan keseimbangan cairan.
5. B5 (bowel) : anemia, anorexia, mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak
toleran terhadap makanan pedas.
6. B6 (bone) : kelelahan, kelemahan

Fokus Pengkajian
1. Aktivitas / Istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan
Tanda : takikardia, takipnea / hiperventilasi (respons terhadap aktivitas)

2. Sirkulasi
Gejala : kelemahan, berkeringat
Tanda : - hipotensi (termasuk postural)
- takikardia, disritmia (hipovolemia / hipoksemia)
- nadi perifer lemah
- pengisian kapiler lambat / perlahan (vasokonstriksi)
- warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah)
- kelemahan kulit / membran mukosa, berkeringat (menunjukkan status
syok, nyeri akut, respons psikologik)

3. Integritas ego
Gejala : faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan
kerja), perasaan tak berdaya.
Tanda : tanda ansietas, misalnya gelisah, pucat, berkeringat,
perhatian menyempit, gemetar, suara gemetar.
4. Eliminasi
Gejala : riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena
perdarahan gastroenteritis (GE) atau masalah yang berhubungan dengan
GE, misalnya luka peptik atau gaster, gastritis, bedah gaster, iradiasi area
gaster. Perubahan pola defekasi / karakteristik feses.
Tanda : - nyeri tekan abdomen, distensi
- bunyi usus : sering hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif setelah
perdarahan.
- karakteristik feses : diare, darah warna gelap, kecoklatan atau
kadang-kadang merah cerah, berbusa, bau busuk (steatorea), konstipasi
dapat terjadi (perubahan diet, penggunaan antasida).
- haluaran urine : menurun, pekat.

5. Makanan / Cairan
Gejala : - anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga
obstruksi pilorik bagian luar sehubungan dengan luka duodenal).
- masalah menelan : cegukan
- nyeri ulu hati, sendawa bau asam, mual atau muntah
Tanda : muntah dengan warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau
tanpa bekuan darah, membran mukosa kering, penurunan produksi
mukosa, turgor kulit buruk (perdarahan kronis)

6. Neurosensi
Gejala : rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena sinar, kelemahan.
Tanda : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak cenderung
tidur, disorientasi / bingung, sampai pingsan dan koma (tergantung pada
volume sirkulasi / oksigenasi).
7. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : - nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar,
perih, nyeri hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi. Rasa ketidaknyamanan
/ distres samar-samar setelah makan banyak dan hilang dengan makan
(gastritis akut).
- nyeri epigastrum kiri sampai tengah / atau menyebar ke punggung
terjadi 1-2 jam setelah makan dan hilang dengan antasida (ulkus gaster).
- nyeri epigastrum kiri sampai / atau menyebar ke punggung terjadi
kurang lebih 4 jam setelah makan bila lambung kosong dan hilang dengan
makanan atau antasida (ulkus duodenal).
- tak ada nyeri (varises esofegeal atau gastritis).
- faktor pencetus : makanan, rokok, alkohol, penggunaan obat-obatan
tertentu (salisilat, reserpin, antibiotik, ibuprofen), stresor psikologis.
Tanda : wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat,
berkeringat, perhatian menyempit.

8. Keamanan

Gejala : alergi terhadap obat / sensitif misal : ASA


Tanda : peningkatan suhu, spider angioma, eritema palmar (menunjukkan sirosis
/ hipertensi portal)

9. Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : adanya penggunaan obat resep / dijual bebas yang
mengandung ASA, alkohol, steroid. NSAID menyebabkan perdarahan GI.
Keluhan saat ini dapat diterima karena (misal : anemia) atau diagnosa
yang tak berhubungan (misal : trauma kepala), flu usus, atau episode
muntah berat. Masalah kesehatan yang lama misal : sirosis, alkoholisme,
hepatitis, gangguan makan (Mustaqin A., Gangguan Gastrointestinal
II DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri (akut) b/d inflamasi mukosa lambung.


2. Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih (mual dan
muntah)
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anorexia
4. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan fisik
5. Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang penyakit

Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa Intervensi Rasional


1. Nyeri (akut) 1. Puasakan pasien di 6 1.Mengurangi
berhubungan jam pertama, inflamasi pada
dengan inflamasi Mukosa lambung,
mukosa lambung.
2. Berikan makanan 2. Dilatasi gaster
Tujuan:
lunak sedikit demi dapat terjadi bila
Setelah dilakukan
sedikit berikan pemberian
dan
tindakan
minuman hangat, makanan setelah
keperawatan
puasa terlalu cepat.
selama 1 x 24 jam
- Nyeri klien
3. Posisi yang tepat
berkurang atau 3. Atur posisi yang
dan dirasa nyaman
hilang. nyaman bagi klien.
oleh klien dapat
- Skala nyeri 0.
mengurangi resiko
- Klien dapat
relaks. klien terhadap nyeri
- Keadaan umum
klien baik. 4. Ajarkan teknik distraksi 4. Dapat membuat
dan reklasasi. klien jadi lebih baik
dan melupakan
nyeri.
5. Kolaborasi 5. Analgetik dapat
dalam pemberian memblok reseptor
analgetik. nyeri pada susunan
saraf pusat.
-

.
2. Volume cairan 1. Penuhi kebutuhan 1. Intake cairan
Kurang dari individual. Anjurkan klien yang adekuat
Kebutuhan tubuh untuk minum (dewasa : akan mengurangi
berhubungan 40- 60 cc/kg/jam). resiko dehidrasi
dengan intake pasien
yang tidak
2. Awasi tanda-tanda 2. menunjukka
adekuat dan
vital, evaluasi turgor kulit, n status dehidrasi
output cair yang
pengisian kapiler dan atau kemungkinan
berlebih (mual
membran mukosa peningkatan
dan muntah)
kebutuhan
penggantian cairan.
- Tujuan :
3. Pertahankan tirah 3. Aktivitas/munt
Setelah dilakukan
baring, mencegah ah
tindakan
muntah dan tegangan meningkatkan
keperawatan
pada defekasi tekanan intra
1x24jam,masalah
abdominal dan
kekurangan
dapat mencetuskan
volume cairan
perdarahan lanjut.
pasien dapat 4. Berikan terapi IV line
teratasi. sesuai indikasi 4. Mengganti
kehilangan cairan
yang hilang dan
memperbaiki
keseimbanngan
cairan segera.
5. Cimetidine dan
Kriteria Hasil : 5. Kolaborasi
ranitidine berfungsi
Mempertahankan pemberian cimetidine
untuk menghambat
volume cairan dan ranitidine
sekresi asam
Adekuat dengan
lambung
dibuktikan oleh
Mukosa bibir
lembab, turgor
kulit baik,
pengisian kapiler
berwarna merah
muda, input dan
output seimbang
3. Nutrisi kurang dari 1. Anjurkan pasien untuk 1. Menjaga nutrisi
kebutuhan tubuh makan sedikit demisedikit tetap terpenuhi dan
b/d anorexia dengan porsi kecil namun mencegah
sering. terjadinya mual dan
Tujuan :
muntah yang
Setelah dilakukan
berlanjut.
tindakan
keperawatan 3x24 2. Berikan makanan 2. Untuk
jam kebutuhan yang lunak dan makanan mempermudah
nutrisi pasien yang di sukai pasien/di pasien dalam
dapat terpenuhi gemari. mengunyah
makanan.
Kriteria hasil :
3. kebersihan
- Keadaan umum
mulut akan
cukup 3. lakukan oral higyne 2x
merangsang nafsu
-Turgor kulit baik sehari
makan pasien.
- BB meningkat
- Kesulitan 4. Mengetahui
menelan 4. timbang BB pasien status nutrisi
berkurang setiap hari dan pantau pasien.
turgor kulit,mukosa bibir
dll
5. Mempercepat
5. Konsultasi dengan tim pemenuhan
ahli gizi dalam pemberian kebutuhan nutrisi
menu. dengan pemberian
menu yang tepat
sasaran.

4. Intoleransi 1. Observasi sejauh 1.Mengetahui


aktifitas b/d mana klien dapat aktivitas yang
kelemahan fisik melakukan aktivitas. dapat dilakukan
klien.
Tujuan : Klien 2. Berikan lingkungan 2. Menigkatkan
dapat beraktivitas. yang tenang. istirahat klien.
3. Berikan bantuan 3. Membantu bila
dalam aktivitas. perlu, harga diri
ditingkatkan bila
klien melakukan
sesuatu sendiri.

Kriteria hasil : 4. Jelaskan pentingnya 4. Klien melakukan

- Klien dapat beraktivitas bagi klien sesuatu sendiri,

beraktivitas tanpa klien tahu

bantuan, pentingnya
- Skala aktivitas 0- . beraktivitas.
1
5. Tingkatkan tirah 5. Tirah baring
baring atau duduk dan dapat meningkatkan
berikan obat sesuai stamina tubuh
dengan indikasi pasien sehinggga
pasien dapat
beraktivitas kembali.
4.
5. Ansietas b/d 1. Awasi respon 1. Dapat menjadi
Perubahan status fisiologi misalnya: indikator derajat takut
kesehatan,ancam takipnea, palpitasi, yang dialami pasien,
an kematian dan pusing, sakit tetapi dapat juga
nyeri. kepala, sensasi berhubungan dengan
kesemutan. kondisi fisik atau status
Tujuan :
syok.
Setelah dilakukan
tindakan
2. Dorong 2.Membuat hubungan
pernyataan takut terapeutik
keperwatan
dan ansietas,
1x24jam pasien
berikan umpan
Kriteria hasil : balik. 3. Melibatkan pasien
-Mengungkapkan dalam rencana asuhan
perasaan dan 3. Berikan informasi dan menurunkan
yang akurat.
pikirannya secara ansietas yang tak perlu
terbuka tentang ketidaktahuan.
- Melaporkan 4. Memindahkan pasien
Berkurangnya dari stresor luar,
cemas dan takut meningkatkan
- Mengungkapkan 4. Berikan
ketrmapilan koping
mengerti proses lingkungan yang
penyakit tenang untuk
- Mengungkapkan 5. Membantu
istirahat.
menyadari menurunkan takut
terhadap apa melalui pengalaman
yang menakutkan menjadi
diinginkannya 5. Dorong orang seorang diri
yaitu terdekat untuk tinggal
menyesuaikan diri dengan pasien. 6. Belajar cara untuk
terhadap rileks dapat membatu
perubahan menurunkan takut dan
fisiknya
6. Tunjukkan teknik ansietas
relaksasi

7.
cemas dan takut relaksasi. luar, meningkatkan
-Mengungkapkan relaksasi, dapat
mengerti meningkatkan
tentangpeoses keterampilan koping.
penyakit 5.Membantu
-Mengemukakan menurunkan takut
menyadari melalui
terhadap
pengalaman
apa yang menakutkan menjadi
diinginkannya seorang diri.
yaitu
menyesuaikan diri 6.Belajar cara untuk
terhadap rileks dapat
perubahan
fisiknya membantu
menurunkan
takutdan
ansietas
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan
submukosa lambung dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan
adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut.
Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari
beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada
lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi
oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok
di lambung yaitu Helicobacter pylori. Tetapi factor – factor lain seperti
trauma fisik dan pemakaian secara terus menerus beberapa obat
penghilang sakit dapat juga menyebabkan gastritis. Walaupun banyak
kondisi yang dapat menyebabkan gastritis, gejala dan tanda – tanda
penyakit ini sama antara satu dengan yang lainnya.
B. KRITIK DAN SARAN

Guna penyempurnaan makalah ini,saya sangat mengharapkan


kritik dan serta saran dari Dosen Pembimbing beserta teman-teman
kelompok lain.
DAFTAR PUSTAKA

Agus P., & Sri L., (2008). Endoskopi Gastrointestinal.Jakarta : salemba

Medika Chandrasoma, & Parakrama. (2005). Ringkasan patologi Anatomi

Edisi 2. Jakarta
:EGC

Mustaqin A., & Kumala S (2011). Gangguan Gastrointestinal Aplikasi


Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : Salemba Medika.

Rudi H., (2012). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan.


Yogyakarta : Gosyen Publising.

Jurnal

Asuhan keperawatan pada pasien gastritis dengan gangguan rasa


nyaman nyeri di RSUD jombang

Hubungan pola makanan dengan timbulnya gastritis pada pasien di


universitas muhammadiyah malang center (UMC)

Jurnal nyeri gastritis versi wayan supetran

Anda mungkin juga menyukai