Elly Ermaridha Listian - Percobaan 4
Elly Ermaridha Listian - Percobaan 4
Elly Ermaridha Listian - Percobaan 4
PERCOBAAN 4
TITRASI KONDUKTOMETRI
Disusun oleh:
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2020
1. TUJUAN
Menetapkan kadar Pb secara titrasi konduktometri dengan cara grafik
sebagai penentuan titik ekivalen.
2. DASAR TEORI
Konduktivitas larutan merupakan ukuran kemampuan larutan itu
membawa arus listrik. Kemampuan ini tergantung kepada jennies dan
banyaknya ion-ion dalam larutan, kemobilan dan valensi serta suhu.
Konduktivitas atau daya hantar listrik didefinisikan sebagai 1/R dalam satuan
ohm-1 atau mho per cm atau umho persentimeter. Dalam satuan SI
dinyatakan sebagai ms/m, yaitu berbanding terbalik dengan luar muka dan
berbandingan langsung dengan jarak antar cell. Hambatan pesifik adalah
larutan pada 1 cm3 dan menjadi dasar pemberian satuan tersebut diatas. Akan
tetapi karena sulitnya memebuat cell yang demikian makan untuk tujuan
praktis perlu penetapan tetapan cell.
K = 1/RS =C/Rm
L = I/V
4. PROSEDUR KERJA
4.1 Penetapan Tetapan Cell
- Dibilas cell konduktometri dengan larutan standart 0,01 N KCl
- Diukur nilai konduktansi larutan standart 0,01 N KCI dan catat
temperature
(atau pengukuran resistansi).
- Hitung tetapan cell dengan persamaan berikut :
4.3 Penetapan Pb
- Diamati nilai konduktansi (atau resistansi) larutan cuplikan yang
disediakan.
- Dengan bola karet hisap, dipipet 50 ml larutan cuplikan ke dalam cell
titrasi konduktometri dimasukkan batang pengaduk kecil ke dalamnya.
- Disiapkan mikro buret, dibilas dan diisi dengan larutan asam sulfat
yang telah dipersiapkan dan di standarisasi.
- Diaduk larutan Pb asetat dan ditambahkan titran sebanyak 0,3 ml,
diaduk selama 15 detik. Dan diamati nilai konduktansi (atau nilai
resistensinya) dan dicatat suhu larutan.
- Lanjutkan prosedur penambahan titran ini dengan setiap penambahan
sebanyak 0,3 ml sampai diperoleh 4 titik setelah lewat titik ekivalen.
- Diulangi penetapan ini dengan cuplikan yang baru dua atau tiga kali
ulangan
- Dibuat plot masing – masing titrasi antara ml titran sebagai ordinat
dan nilai konduktansi sebagai sumbu absis.
- Ekstrapolasikan kurva dan temukan ekivalen serta hitung/nilai atau
moralitas Pb asetat.
5. DATA PENGAMATAN
Pb-Asetat
Massa sampel = 18,9667 gram
Massa kaca arloji = 21,2576 gram
Massa kaca aroji + sampel = 40,2243 gram
Pb-asetat, titran (H2SO4)
mL Titran ms
0 3,77
0,3 3,70
0,6 3,64
0,9 3,60
1,2 3,57
1,5 3,51
1,8 3,47
2,1 3,29
2,4 3,27
2,7 3,23
3,0 3,23
3,3 3,14
3,6 3,11
3,9 2,97
ms VS V
4
3.5
2.5
1.5
0.5
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Δms/ΔV VS V
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
-0.1
-0.2
-0.3
-0.4
-0.5
-0.6
-0.7
Δms2/ΔV2 VS V
2
1.5
0.5
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
-0.5
-1
-1.5
-2
6. PERHITUNGAN
gr 1000
M = ×
mr V
gr 1000
0,1 = ×
379,34 500
= 18,967 gr
- M H2SO4 (P)
10× % × P
M =
Mr
10× 95 ×1,84
=
98
= 17,8 M
- Pengenceran H2SO4 (P)
V1.N1 = V2.N2
14.17,8 = 500.N2
N2 = 0,5 M
- Pengenceran H2SO4
V1.N1 = V2.N2
V1.0,5 = 100.0,1
V1 = 20 ml
- Standarisasi H2SO4
Bobot Na2CO3 = 1,0628 gr
Volume Titran:
1 = 29,4 ml
2 = 29,5 ml
Rata-rata = 29,5 ml
- M H2SO4
mg Na 2CO 3
M =
Fp × BM Na 2CO 3
1062,8
=
4 × 29,5× 106
= 0,0850 M
7. PEMBAHASAN
Titrasi konduktometri merupakan metode analisa kimia secara
kuantitatif yang biasa digunakan dalam laboratorium untuk menentukan
konsentrasi dari reaktan berdasarkan daya hantar listrik suatu larutan.
Penggantian ion-ion analit yang sebelumnya ada di dalam larutan menjadi
ion-ion titran yang di tambahkan ke dalamnya. Penggantian ion-ion ini tentu
akan mengubah nilai hantaran dari larutan tersebut sesuai dengan muatan,
jumlah, dan ukuran dari ion-ion analit dan ion titran di dalam larutan.
Perbedaan nilai hantaran inilah yang diamati untuk menentukan titik ekivalen
dari suatu titrasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi jenis larutan hanya
larutan elektrolit yang bisa menghantarkan arus listrik (lemah dan kuat).
Konsentrasi Semakin besar konsentrasi maka semakin banyak jumlah ion-ion
yang berada dalam larutan akibatnya kemungkinan menghantarkan listrik
akan semakin meningkat. Suhu Ketika dipanaskan atau diberikan kenaikan
suhu maka gerakan dari ion-ion dalam larutan akan semakin acak sehingga
kemampuan untuk menghantarkan elektron atau listrik akan semakin
meningkat.
Titik akhir titrasi diharapkan mendekati titik ekuivalen sehingga data
yang dihasilkan dianggap memiliki kesalahan kecil. Setiap perubahan volume
titran akan menyebabkan perubahan arus yang dapat teramati pada kurva.
Kurva yang diperoleh terdiri atas dua garis lurus yang merupakan titik
perpotongan yang disebut dengan titik ekivalen. Titrasi dilakukan dengan
hanya menambahkan titran 3 sampai 4 kali sampai muncul arus difusi (berarti
penitrannya yang tereduksi). Ekstrapolasi antara garis lurus yang dibentuk
akibat kenaikan arus sebagai akibat bertambahnya titran terhadap sumbu
volume memberikan titik ekivalen. Maka didapatkan titik ekivalen titrasi
adalah 2.1 ml dengan nilai konduktimetri yaitu 1.7778 ms
8. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil M H2SO4 yaitu
0,0850 M. Metode dari praktikum ini yaitu metode untuk menganalisa larutan
berdasarkan kemampuan ion dalam menghantarkan muatan listrik di antara
dua elektroda.
DAFTAR PUSTAKA
[APHA]. America Public Health Association, 2005. Standart Methods For the
Examination of Water and Waste Water. Washington DC.
Day RA & AL Underwood, 1983, Kimia Analisa Kimia Kuantitatif, 4th ed. A.b
Soendoro, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Roth HJ & G Blacshke, 1988, Analisis Farmasi, a.b Kisman dkk, editor Dr. Sri
woelan S, Gajah Mada University Press, Yogyakarta
TUGAS DAN PERTANYAAN
2. Apakah jenis reaksi redoks, asam basa dan pembentukan kompleks juga dapat
memanfaatkan teknik ini untuk mengikuti perubahan parameter titrasi? Jenis
reaksi redoks, asam basa dan pembentukan kompleks dapat
memanfaatkan teknik ini.