Tugas Mandiri Pendampingan Empati
Tugas Mandiri Pendampingan Empati
Tugas Mandiri Pendampingan Empati
PENDAMPINGAN EMPATI
Disusun Oleh :
Nim : 042020023
2020/2021
KETRAMPILAN DAN SIKAP DASAR PENDAMPING PASTORAL
Relasi antara pendamping pastoral dan orang yang didampingi, bukanlah sebuah relasi
biasa, tetapi relasi yang sengaja dibangun agar shalom Illahi itu nyata dialami oleh warga jemaat.
Dalam bahasa akademik, relasi seperti ini disebut sebagai relasi terapeutik. Untuk membangun
relasi terapeutik, seorang pendamping perlu menguasai ketrampilan dan sikap dasar, yaitu Sikap
Empati Dan Ketrampilan Mendengarkan.
A. Empati
Empati adalah ekspresi konselor yang merupakan ungkapan pernyataan “dapat
memahami’ apa yang dirasakan konseli. Untuk berempati, konselor harus benar-benar mengikuti
semua yang diekspresikan (penuturan, ekspresi wajah, sikap tubuh) oleh konseli. Oleh karena
itu, konsentrasi dan dan kemauan konselor untuk mendengarkan sangatlah diperlukan, agar dapat
mengikuti pembicaraan konseli. Empati dapat diekspresikan melalui:
B. Kemampuan Mendengarkan
Syarat utama agar kita dapat menjalankan pastoral care adalah kemampuan
mendengarkan pasien/klien. Ada 6 syarat untuk dapat mendengarkan secara efektif (bdk.
Tulus Tu’u, Dasar-dasar Konseling Pastoral, Yogyakarta: Andi Offset, 2007), yaitu:
a. Sosialisasi
Sosialisasi dapat mempengaruhi empati melalui permainan-permainan yang
memberikan peluang kepada anak untuk mengalami sejumlah emosi, membantu
untuk lebih berpikir dan memberikan perhatian kepada orang lain, serta lebih
terbuka terhadap kebutuhan orang lain, serta lebih terbuka terhadap kebutuhan
orang lain sehingga akan meningkatkan kemampuan berempatinya. Model atau
peragaan yang diberikan pada anak-anak tidak hanya dapt menimbulkan respon
pro-sosial, tetapi juga mengembangkan perasaan empati dalam diri anak.
b. Mood dan feeling
Apabila seseorang dalam situasi perasaan yang baik, maka dalam berinteraksi dan
menghadapi orang lain ia akan lebih baik dalam menerima keadaan orang lain.
c. Proses Belajar dan Identifikasi
Dalam proses belajar, seorang anak membutuhkan repons-respons khas, dari
situasi yang khas, yang disesuaikan dengan pengaturan yang dibuat oleh orang tua
atau penguasa lainnya. Apa yang telah dipelajari anak di rumah pada situasi
tertentu, diharapkan dapat pula diterapkan olehnya pada waktu yang lebih luas di
kemudian hari.
d. Situasi atau Tempat
Pada situasi tertentu seseorang dapat berempati lebih baik dibandingkan dengan
situasi yang lain. Hali ini disebabkan situasi dan tempat yang berbeda dapat
memberikan suasana yang berbeda pula.Suasana yang berbeda inilah yang dapat
meninggi-rendahkan empati seorang anak.
e. Komunikasi dan Bahasa
Komunikasi dan Bahasa sangat mempengaruhi seseorang dalam mengungkapkan
dan menerima empati.Ini terbukti dalam penyampaian atau penerimaan bahasa
yang disampaikan dan diterima olehnya. Bahasa yang baik akan memunculkan
empati yang baik. Sedangkan komunikasi dan bahasa yang buruk akan
menyebabkan lahirnya empati yang buruk.
f. Pengasuhan
Lingkungan yang berempati dari suatu keluarga sangat membantu anak dalam
menumbuhkan empati dalam dirinya. Seorang anak yang dibesarkan dalam
lingkungan yang broken home atau dibesarkan dalam kehidupan rumah yang
penuh cacian dan makian dan persoalan dapat dipastikan akan menumbuhkan
empati buruk pula dalam diri si anak. Sebaliknya, pengasuhan dalam suasana
rumah yang baik akan menyebabkan empati anak tumbuh dengan baik pula.