Ebn Kelompok 2 Maternitas

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL SEMINAR EBN

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Post Partum Tentang Perawatan


Luka Perineum dengan Penyembuhan Luka

Disusun Oleh :
1. Enda
2. Indah
3. Jajat
4. Samsiah
5. Srihati
6. Tatik
7. Zaenal

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN NON REGULER


STIKes PERTAMEDIKA
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan dan kelahiran merupakan fisiologi yang normal dalam

kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi

ibu dan keluarga. Peranan ibu sangat dibutuhkan untuk malahirkan

bayinya sedangkan peran dari keluarga adalah memberikan bantuan dan

dukungan pada ibu ketika proses persalinan agar seluruh rangkaian

persalinan berlangsung dengan aman, baik bagi ibu dan bayi yang

dilahirkan.Persalinan seringkali mangakibatkan perlukaan jalan lahir. Luka

biasanya ringan, tetapi kadang-kadang terjadinya luka yang luas dan

berbahaya. Penyebab dari luka perineum adanya robekan pada jalan lahir

maupun karena episiotomipada saat melahirkan janin. Bentuk luka

perineum ada 2 macam yaitu, rupturedan episiotomi. Rupturediakibatkan

oleh rusaknya jaringan karena proses desakan kepala janin, sedangkan

episiotomisebuah irisan pada perineum untuk memperlebar ukuran vagina

yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi.

Perawatan perineumsuatu pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan

daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam

masa antara kelahiran plasenta sampai dengan kembalinya organ genetik

seperti pada waktu sebelum hamil. Perawatan luka perineum yang

dilakukan dengan baik dapat mempercepat penyembuhan luka perineum,


sedangkan perawatan luka perineum yang dilakukan secara tidak benar

dapat menyebabkan infeksi.

Salah satu faktor penyebab terjadinya infeksi nifas bisa berasal dari

perlukaan jalan lahir yang merupakan media yang baik untuk

berkembangnya kuman. Munculnya infeksi pada perineumdapat merambat

pada saluran kandung kemih ataupun jalan lahir yang dapat berakibat

munculnya komplikasi infeksi jalan lahir.

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator penting dalam

menilai derajat kesehatan. Kematian ibu dapat digunakan dalam

pemantauan kematian terkait dengan kehamilan. Indikator ini dipengaruhi

oleh status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama

kehamilan dan melahirkan. Sensitifikasi AKI terhadap perbaikan pelayan

kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor

kesehatan.

Kejadian luka perineumdari data WHO(World Health Organization)di

tahun 2018 pada ibu bersalin di dunia terdapat 2,7 juta kasus, dimana

angka ini diperkirakan akan mencapai 6,3 juta pada tahun 2050. Di Benua

Asia sendiri 50% ibu bersalin mengalami luka perineum. Di Amerika 26

juta bersalin yang mengalami luka perineum, 40% diantaranya mengalami

luka perineum karena kelalaian bidannya.Di Asia luka perineumjuga

merupakan masalah yang cukup banyak dalam masyarakat, 50%

mengalami luka perineum didunia terjadi di asia. Pravalensi ibu bersalin

yang mengalami luka perineum di Indonesia pada golongan umur 25-30


tahun yaitu 24% sedangkan pada ibu bersalin usia 32-39 tahun sebesar

62%. Luka perineummenjadi penyebab perdarahan ibu postpartum.

Perdarahan postpartum menjadi penyebab utama 40% kematian ibu di

Indonesia

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti merasa tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu

Post Partum Tentang Perawatan Luka Perineum dengan Penyembuhan

Luka di RSUD Dr Adjidarmo Tahun 2021.

B. Tujuan

Dalam Penulisan makalah ini penulis mempunyai tujuan diantaranya


adalah

1. Tujuan umum
Mampu menganalisis jurnal tentang “Hubungan Pengetahuan dan
Sikap Ibu Post Partum Tentang Perawatan Luka Perineum dengan
Penyembuhan Luka” serta mampu melihat peluang untuk dapat
diaplikasikan di tatanan nyata

2. Tujuan khusus
a. Mampu menganalisis jurnal sesuai judul yang diambil
b. Dapat mengambil suatu kesimpulan dari jurnal tersebut
c. Memberikan gambaran kemungkinan hasil analisis dapat
diaplikasikan ditatanan nyata , khususnya di lingkungan kerja
C. Manfaat
1. Bagi Pelayanan Keperawatan
Analisis jurnal berdasarkan Evedent Base Nusring ini diharapkan
menjadi referensi bagi perawat untuk mengetahui lebih dalam tentang
perawatan luka perineum dengan penyembuhan luka perineum
sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas dalam memberikan
asuhan keperawatan di seluruh tatana pelayanan kesehatan khususnya
RSUD Dr. Adjidarmo.

2. Bagi Perekembangan Ilmu Kperawatan


Analisis jurnal berdasarkan Evedent Base Nusring ini diharapakan
memberikan masukan dalam penelitian selanjutnya berkaiatan dengan
perawatan dan penyembuhan luka perineum dan menjadi acuan di
bidang pendididkan pada kurikulum maternitas.
BAB II

ANALISA JURNAL

A. JURNAL UTAMA
1. JUDUL ARTIKEL
Hubungan Pemenuhan Gizi Ibu Nifas Dengan Pemulihan Luka
Perineum
2. PENELITI
Nining Tyas Triatmaja
3. METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah desain cross sectional study

B. JURNAL PENDUKUNG
1. ARTIKEL PENDUKUNG PERTAMA
a. Judul Artikel
Hubungan Pola Makan Dengan Proses Penyembuhan Luka
PerineumPada Ibu Nifas di BPM Ny. Tutik Kholifah, Amd. Keb
b. Peneliti
Ratna Feti Wulandari
c. Hasil penelitian
Dengan hasil uji statistik Spearman Rankdidapatkan hasil r= 0,715,
t hitung= 2,503 >t tabel= 2,447 maka H0 ditolak dan H1 diterima
yang dapat diartikan bahwa ada hubungan pola makan dengan
proses penyembuhan luka perineum pada ibu nifas. Dengan tingkat
hubungan kuat dan positif, berarti semakin sesuai pola makan
maka semakin baik proses penyembuhan luka perineum pada ibu
nifas

2. ARTIKEL PENDUKUNG KEDUA


a. Judul Artikel
Hubungan Ibu Nifas Tentang Gizi dengan Proses Penyembuhan
luka PerineumDi BPM Ny. Nur Aeni Farida
b. Peneliti
Rizki Nova Aditya
d. Hasil penelitian
Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden
berumur < 25 tahun sebanyak 19 (63,3%) responden. Tingkat
pendidikan SMA sebanyak 14 (46,7%) responden. Ibu yang
bekerja sebagai karyawan sebanyak 12 (40,0%) responden.
Pengetahuan kurang sebanyak 16 (53,3%) responden. Dan ibu
nifas yang belum sembuh luka perineumnya sebanyak 17 (56,7%)
responden. Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang
gizi dengan proses penyembuhan luka perineumdengan p
valuesebesar 0,03

3. ARTIKEL PENDUKUNG KETIGA


a. Judul Artikel
Hubungan Vulva Hygine dengan pencegahan Infeksi Luka
PerineumPada IbuPost Partumdi Rumah Sakit Pancaran kasih
GMIM Manado
b. Peneliti
Sriani Timbawa
c. Hasil penelitian
Penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif analitik dengan

menggunakan Uji Chi-Square diperoleh nilai vulva hygineyang

bermakna yaitu р = 0,001 yang lebih kecil dari α = 0,05.

Kesimpulan dalam penelitian ini ada hubungan vulva

hyginedengan pencegahan infeksi luka perineum pada ibu post

partum

C. ANALISA PICOT
1. Problem
Kurang nya pengetahuan ibu post partum terhadap luka perineum dan
penyembuhan luka perineum.
2. Intervention
Setelah ibu melahirkan terjadinya luka perineum dan di saat itu
mengetahui pengetahuan dan sikap ibu post partum terhadap
penyembuhan luka perineum
3. Comparison
a. Judul artikel Pembanding
Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Penyembuhan Luka
Jahitan PerineumPada Ibu Nifas
b. Peneliti
Trisnawati
c. Hasil Penelitian
d. disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

pengetahuan ibu nifas dengan penyembuhan luka jahitan perineum

dengan nilai p value= 0,004.Ada hubungan yang signifikan antara

status gizi ibu nifas dengan penyembuhan luka jahitan perineum

dengan nilai p value = 0,016. Ada hubungan yang signifikan antara

cara perawatan ibu nifas dengan penyembuhan luka jahitan

perineum dengan nilai p value = 0,001.Tidak ada hubungan yang

signifikan antara personal hygiene ibu nifas dengan penyembuhan

luka jahitan perineum dengan nilai p value = 0,256.(10)

4. Outcome
Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu nifas dengan
penyembuhan luka jahitan perineum dengan nilai p value= 0,004. Ada
hubungan yang signifikan antara cara perawatan ibu nifas dengan
penyembuhan luka jahitan perineum dengan nilai p value = 0,001
5. Time
Penelitian di lakukan tahun 2021 di RSUD Dr. Adjidarmo
BAB III

TINJAUAN TEORI

A. Masa Nifas

Pengertian Masa Nifas Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta

dan berakhirketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil

yang dari beberapa jam setelah lahir plasenta sampai 6 minggu (42 hari), namun

secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan.

Masa nifas atau post partumdisebut juga puerperium yang berasal dari bahasa latin

yaitu dari kata “puer” yang artinya bayi dan “parous” berarti

melahirkan.Puerperium disebut juga masa nifas atau masa post partumadalah

masa atau waktu sejak bayi dilahirkan fan plasenta keluar lepas dari rahim 7

sampai 6 minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ-organ yang

berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti yang perlukan

dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan. Jadi masa nifas (puerperium)

adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat-alatnya reproduksi pulih

seperti sebekum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6

minggu atau 40 hari.


Tujuan Asuhan Masa NifasSemua kegiatan mempunyai tujuan agar kegiatan

terarah dan diadakan evaluasi dan penilaian. Tujuan dari perawatan masa nifas ini

adalah :

1)Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal pengasuh anak.

2)Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologisnya.

3)Melaksanakan skrining yang komprehensif.

4)Mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu

dan bayinya.

5)Memberikan pendidikan kesehatan, tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,

KB, menyusui, memberikan imunisasi dan perawatan bayi sehat.

6)Memberikan pelayanan keluarga berencana.

Tahapan Masa NifasPerode nifas (berdasarkan tingkat kepulihan):

1)Periode masa nifas (berdasarkan tingkat kepulihan )

a.Puerperium dinimerupakan masa kepulihan dimna ibu telah diperbolehkan

berdiri danberjalan-jalan.

b.Puerperium intermedialmerupkan masa kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia

yang lamanya 6-8 minggu.

c.Remote Puerperiummerupakan masa waktu yang diperlukan untuk pulih dan

sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai

komplikasi. Waktu sehat sempurna membutuhkan waktu berminggu-minggu,

bulanan, atau tahun-tahun,

2)Tahapan masa nifas (berdasarkan waktu):

a.Immediate puerperiummerupakan sampai dengan 24 jam pasca melahirkan.


b.Early puerperiummerupakan massa setelah 24 jam sampai dengan 1 minggu

pertama.

c.Late puerperiummerpakan setelah 1 minggu sampai selesai.4.Perubahan

Fisiologis Pada Ibu NifasPerubahan fisiologi pada masa nifas dapat diperhatikan

sebagai berikut :1.Perubahan serviksPerubahan fisiologi masa nifas salah satunya

terjadi pada serviks. Serviks mengalami involusi bersma-sama uterus. Setelah

persalinan, astium eksterna dapat dimasuki oleh dua hingga tiga jari tangan,

setelah enam minggu serviks menutup.2.Perubahan Vulvadan VaginaPerubahan

pada vulva dan vagina, yaitu terjadinya penekanan dan peregangan yang sangat

besar selama proses melahirkan bayi. Selain itu, dalam beberapa hari pertama

sesudah proses tersebut vulva dan vagina tetap berada dalam keadaan kendur.

Setelah tiga minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan

tugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia

menjadi lebih menonjol.3.Perubahan PerineumPerubahan yang terjadi

padaperineum, yaitu mengendurnya perineum setelah melahirkan. Sebelumnya

perineumdalam kondisi terenggang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju.

Pada post natalhari kelima, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar

tonusnya sekali pun tetap lebih kendur pada keadaan sebelum

melahirkan.4.Perubahan PayudaraPada payudara terjadi perubahan, yaitu

penurunan kadar progesteron secara cepat dengan peningkatan hormon piolaktin

setelah persalinan. Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi ASI terjadi pada

hari kedua atau hari ketiga setelah persalinan. Payudara menjadi besar dan keras

sebagai tanda mulanya proses laktasi.


Perubahan LaktasiLaktasi adalah pembentukan dan pengeluaran air susu ibu atau

ASI yang merupakan makanan pokok terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah.

Bagi setiapibu yang melahirkan akan merasa puas dalam pelukan ibunya, merasa

aman, tentram, hangat akan kasih sayang ibunya. Hal ini merupakan faktor

penting bagi perkembangan anak selanjutnya.6.Perubahan Sistem PencernaanPada

sistem pencernaan juga mengalami perubahan-perubahan. Umumnya ibu akan

mengalami obstipasi setelah persalinan. Hal tersebut, disebabkan pada saat

melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan kolon menjadi

kosong. Akibatnya pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan

atau dehidrasi, kurang makan, hemoroid, laserasi jalan lahir. Rasa sakit di daerah

perineumjuga dapat menghalangi keinginan ke belakang, agar buang air besar

kembali teratur dapat di berikan diet atau makanan yang mengandung serat dan

pemberian cairan yang cukup.7.Perubahan Sistem PerkemihanBuang air kecil

sering sulit selama 24 jam pertama. Kemungkinan terdapat spasine sfingterdan

edema leher buli-buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin

dan tulang pubis selama persalinan. Urin dan jumlah yang besar akan dihasilkan

dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar

hormon estrogen yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang

mencolok, keadaan ini menyebabkan cliviesis.

5.Jadwal Kunjungan RumahKunjungan rumah untuk ibu post partumdilakukan

sebagai suatu tindakan untuk pemeriksaan lanjutan. Semakin meningkatnya angka

kematian ibu di Indonesia pada saat nifas(sekitar 60%) mencetuskan pembuatan

program dan kebijakan yang lebih baru mengenai jadwal kunjungan masa nifas.

Paling sedikit 4 kali kunjungan pada masa nifas. Dilakukan untuk menilai keadaan
ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah infeksi, mendeteksidan menangani

masalah-masalah yang terjadi.Frekuensi kunjungan pada masa nifas adalah :

1.Kunjungan I (6-8 jam setelah persalinan)Tujuan :1)Mencegah perdarahan masa

nifas karena atonia uteri2)Mendeteksi dan merawat penyebab lain dari

perdarahan, rujuk jika perdarahan berlanjut.3)Memberikan konseling kepada ibu

atau salah satu anggota keluarga, bagaimana mencegah perdarahan pada masa

nifas karena atonia uteri.4)Pemberian ASI awal.5)Melakukan hubungan antara ibu

dan bayi baru lahir.6)Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah terjadinya

hipotermi.

Kunjungan II (6 hari setelah persalinan)Tujuan :1)Memastikan involusi

uteriberjalan normal, uterusberkontraksi dengan baik, fundusdibawah umbilikus,

tidak ada perdarahan abnormal.2)Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi,

atau perdarahan abnormal.3)Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan

dan istirahat.4)Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan

tanda-tanda penyulit.5)Memberikan konseling kepada ibu mengenaiasuhan

kepada bayi, tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan cara merawat bayi

sehari-hari.

Kunjungan III (2 minggu setelah persalinan)1)Memastikan involusi uteriberjalan

normal, uterusberkontraksi dengan baik, fundusdibawah umbilikus, tidak ada

perdarahan anormal.2)Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau

perdarahan abnormal.3)Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan dan

istirahat.4)Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan

tanda-tanda penyulit.
Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan kepada bayi, tali pusat,

menjaga bayi agar tetap hangat dan cara merawat bayi sehari-hari.

Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan)Tujuan :1)Menanyakan kepada ibu,

penyulit yang ibu atau bayi alami2)Memberikan konseling KB secara dini.

2.2.2.Luka Perineum1.Defenisi Luka PerineumLukaperineumdidefenisikan

sebagai adanya robekan pada jalan rahim maupun karena episiotomi pada saat

melahirkan janin.Bentuk luka perineumsetelah melahirkan ada 2 macam, yaitu :

1)RuptureRupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya

jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat

proses persalinan. Bentuk rupturebisanya tidak teratur sehingga jaringan yang

robek sulit dilakukan penjahitan.2)EpisiotomiEpisiotomi adalah sebuah irisan

pada perineumuntuk memperlebaran ukuran vagina yang dilakukan tepat sebelum

keluarnya kepala bayi.Robekan perineumhampir terjadi pada semua persalinan

pertama dan tidak jarang juga terjadi pada persalina berikutnya. Pada proses

persalinan sering terjadi rupture perineumyang disebabkan oleh :

Kepala janin terlalu cepat2)Persalinan tidak dipimpin sebagaimana

mestinya3)Riwayat jahitan pada perineum4)Pada persalinan distosia

bahu1.Tingkat Derajat Robekan PerineumTerdapat 4 derajat atau tingkat luka

perineumantara lain :1)Derajat I : Robekan hanya pada mukosa vagina atau kulit

perineum. Robekan ini sering kali dibiarkan tanpa perlu dijahit2)Derajat II

:Robekan yang lebih dalam dan luas ke vagina dan perineum dengan melukai

fasial serta otot-otot diafragma urognital. Jika robekan terjadi secara spontan,

dianjurkan untuk beberapa robekan derajat dua tidak memerlukan

jahitan.3)Derajat III : Robekan lebih luas dan dalam mengenai baik kulit lapisan
otot sampai mengenai spingter ani eksternal4)Derajat IV : Perlukaan yang lebih

luas dan lebih dalam yang menyebabkan muskulus spingter ani eksternal sampai

ke dinding rectum anterior2.Tanda dan GejalaTanda dan gejala lukajahitan

perineumakan merasa nyeri, sakit pada jalan lahir, karena adanya jahitan pada

luka perineum, jahitan luka perineumtampak lembab, perdarahan hebat, serta

tampak pengeluaran lochea rubrapada perineum.

Perawatan Perineum1.PengertianPerawatan perineumadalah suatu pemenuhan

kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus

pada ibu yang dalam masa antara kelahiran plasenta sampai dengan kembalinya

organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil. Perawatan perineumditujukan

untuk pencegahan infeksi organ-organ reproduksi yang disebabkan oleh

masuknya mikroorganismeyang masuk melalui vulva yang terbuka2.Faktor yang

mempengaruhi Perawatan PerineumFaktor yang mempengaruhi perawatan

perineumadalah sebagi berikut :1)GiziFaktor gizi terutama protein akan sangat

mempengaruhi terhadap proses penyembuhan luka perineumkarena penggantian

jaringan sangat membutuhkan protein.2)Obat-obatanAntibiotik : Efektif bila

diberikan segera sebelum pembedahan untuk patologi spesifik atau

kontaminasinbakteri. Jika diberikan setelah luka ditutup, tidak efektif karena

koagulasi intravaskular.3)KeturunanSifat genetik seseorang akan mempengarhi

kemampuan dirinya dalam penyembuhan luka. Salah satu sifat genetik yang

mempengaruhi adalah kemampuan dalam sekresi insulin dapat dihambat,

sehingga menyebabkan glukosa darah meningkat. Dapat terjadi penipisan protein-

kalori.
Budaya dan KeyakinanBudaya dan keyakinan akan mempengaruhi penyembuhan

luka perineum misalnya, kebiasaan makan telur, daging ayam, ikan, akan

mempengaruhi asupan gizi ibu dan penyembuhan luka perineum.3.Keuntungan

dari Melaksanakan Perawatan PerineumPerawatan perineumyang dilakukan

dengan menghindarkan terjadinya hal berikut ini :1)InfeksiKondisi perineumyang

terkena lochea dan lembab akan sangat menunjang perkembangbiakan bakteri dan

dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum.2)KomplikasiMunculnya

infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kandung kemih ataupun pada

jalan lahir yang dapat berkaitan pada munculnya komplikasi infeksi kandung

kemih maupun infeksi pada jalan lahir.3)Kamatian Ibu Post PartumPenanganan

komplikasi yang lambat menyebabkan terjadinya kematian pada ibu post

partummengingat kondisi fisik ibu post partummasih lemah.

Waktu PerawatanWaktu perawata luka perineum yang tepat dilakukan adalah :

1)Saat MandiPada saat mandi ibu post partumpasti melepas pembalut, setelah

terbuka maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang

tertambung pada pembalut, demikian pula pada perineumibu, untuk itu diperlukan

pembersihan perineum.2)Setelah buang air kecilPada saat buang air kecil

kemunkinan besar akan terjadi kontaminasi air seni pada rectum, akibatnya dapat

memicu pertumbuhan bakteri pada perineum. Untuk itu diperlukan pembersihan

luka perineum.3)Setelah buang air besarPada saat buang air besar, diperlukan

pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar anus. Untuk mencegah terjadinya

kontaminasi bakteri dari anus ke perineumyang letaknya bersebelahan, maka

diperlukan kebersihan anus dan perineumsecara keseluruhan.5.Penatalaksanaan

Perawatan PerineumPerawatan perineum pada ibu nifas sebaiknya dilakukan di


kamar mandi dengan posisi ibu jongkok, jika ibu telah mampu untuk berdiri maka

perawatan dapat dilakukan dengan posisi kaki terbuka.Cara melakukan perawatan

luka perineumadalah sebagai berikut :

Mencuci tangan di air mengalir dengan menggunakan sabun2)Lepaskan pembalut

dari depan ke belakang untuk menghindari penyebaran bakteri dari anus ke

vagina.3)Bilas dengan air hangat atau cairan antiseptik area perineum setelah

buang air kecil atau besar. Keringkan dengan handuk yang kering.4)Jangan

dipegang sebelum area tersebut pulih.5)Rasa gatal pada area sekitar jahitan

merupakan tanda penyembuhan. Namun, untuk meredakan rasa tidak enak atasi

dengan merendam air hangat atau kompresair dingin dengan menggunakan

handuk.6)Bebaring pada sisi tubuh, hindari berdiri atau duduk lama untuk

mengurangi tekanan pada daerah tersebut.7)Ganti pembalut yang bersih 4-6 jam

atau paling sedikit 3 x sehari, letakkan dengan baik sehingga tidak

tergeser.6.Penyembuhan LukaMenurut Smeltzer, lama penyembuhan luka

perineum terdiri dari :1)CepatJika luka perineumsembuh dalam waktu 1-6 hari,

penutupan luka baik, jaringan granulasi tidak tampak.2)NormalJika luka perineum

sembuh dalam waktu 7-14 hari, penutupan luka baik, jaringan granulasi tidak

tampak, pembentukan jaringan parut minimal, akan tetapi waktu lebih lama.

LamaJika luka perineum sembuh dalam waktu ≥ 14 hari, tepi luka tidak saling

merapat, proses perbaikan kurang, kadang disertai adanya pus dan waktu

penyembuhan lebih lama.7.Fase-fase Penyembuhan LukaPenyembuhan luka

perineumadalah mulai membaiknya luka perineumdengan terbentuknya jaringan

baruyang menutupi luka perineum. Sebagian besar luka perineum dapat

digolongkan sebagai luka dalam karena trauma jaringan melibatkan lapisan di


bawah epidermis dan dermis, orang yang mengalami luka tubuh akan memberikan

reaksiatas terjainya luka tersebut. Reaksi yang terjadi yaitu melalui fase-fase yang

disebut sebagai fase penyembuhan luka,Fase penyembuhan luka adalah sebagai

berikut :1)Fase inflamasi : berlangsung selama 1-4 hariFase inflamasi adalah fase

peradangan. Setelah terjadi luka, pembuluh dara yang terputus pada luka akan

menyebabkan perdarahan. Peradangan berfungsi mengisolasi jaringan yang rusak

dan menurangi penyebaran infeksi.2)Fase proliferasi : berlangsung 5-20

hariProses fibroplasia yaitu penggantian parenkrim yang tidak dapat beregenerasi

dengan jaringan ikat. Fibrolast memperbanyak diri dan membentuk jaringan-

jaringan untuk sel-sel yang bermigrasi.csel-sel epitel membentuk kuncup pada

pinggir luka, kuncup ini berkembang menjadi kapiler.

Fase Maturasi : berlangsung 21 hari sampai berbulan-bula.Sekitar 3 minggu

setelah cidera, fibrolast melai meningkatkan luka. Jaringan parut tampak besar,

sampai fibrilkolagen menyusun ke dalam posisi yang lebih padat

2.4.Pengetahuan1.Defenisi PengetahuanPengetahuan (knowledge)merupakan

hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan pada

dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang

untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Hal ini mengingat bahwa

peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan dari non formal

saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal.2.Tingkat

PengetahuanPengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan, yaitu :1)Tahu (know)Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi

yang telah dipelajari sebelumnya.termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini


adalah mengingat kembali (recall) suatu spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rancangan yang diterima.

Memahami (Comprehension)Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan

untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar.3)Analisis (Analysis)Analisis

diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam

komponen-komponen tetapi masih didalam satu struktur organisasi dan masih ada

satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,

seperti dapat membedakan, memisahkan serta mengelompokkan.4)Aplikasi

(Application)Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah ada dipelajari dengan penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip, dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain, sperti dapat menggunakan rumus

statistik dalam perhitungan hasil penelitian.5)Sintesis (Synthesis)Sintesis

menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan

bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, seperti dapat

menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan terhadap

suatu teori.

BAB IV

ANALISA

A. ANALISA RUANGAN
Di RSUD Dr. Adjidarmo saat ini kapasitas ruang bersalin ada 15 bed,
dengan ketenagaan saat ini 4 perawat pershift. dan di RSUD Dr.
Adjidarmo sudah dilakukan perawatan kepada ibu post partum serta
memberikan pendidikan kesehatan tentang ibu post partum dan luka
perineum.
B. ANALISA SWOT

1. Strength
Pengetahuan tentang ibu post partum dan pengetahuan tentang luka
perineum sangat di perlukan agar ibu post partum mengetahui cara
perawatan luka perineum dan mengetahui gizi yang baik untuk
penyembuhan luka.
2. Weakness
Intervensi tidak bisa dilakukan pada Ibu yang tidak mengalami luka
robekan/luka perineum.
3. Opportunity
Intervensi ini dapat dilakukan pada ibu post partum yang mengalami
luka perineum
4. Threath
Apabila tidak dilakukan proses perawatan luka perineum sehingga
resiko terjadinya infeksi semakin besar.

BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN
Dari hasil penelitian artikel penelitian jurnal utama di dapatkan bahwa
terdapat hubungan antara sikap dan pengetahuan ibu post partum terhadap
penyembuhan luka perineum. Terdapat hubungan antara gizi seimbang
dengan penyembuhan luka perineum.
B. SARAN
1. Bagi Ilmu Keperawatan
Dapat digunakan sebagai dalam pengembangan ilmu keperawatan
dalam penyembuhan luka perineum.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai acuan untuk memberikan
intervensi keperawatan yang lebih efektif dan aman.

Anda mungkin juga menyukai