Levia Azzahra - N1A120182 - E - Materi 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH KOMUNIKASI KESEHATAN

DISUSUN OLEH :
NAMA : LEVIA AZZAHRA

NIM : N1A120182

DOSEN PANGAMPU :

M. Ridwan, S.KM., M.P.H.

FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS JAMBI 2021


Kata Pengantar

Assalamualaikum wr. wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah Komunikasi Kesehatan ini.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pada mata kuliah Program Komunikasi kesehatan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk mengetahui tentang peran komunikator.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak M. Ridwan, S.KM., M.P.H. selaku
dosen mata kuliah Program Komunikasi Kesehatan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.

Jambi, 15 Februari 2021

Levia Azzahra
DAFTAR ISI
Halaman Judul 1

Kata Pengantar 2

Daftar Isi 3

Bab I Pendahuluan 4

A. Latar Belakang 4

B. Tujuan 5

C. Manfaat 5

D. Pertanyaan Kajian 5

Bab II Tinjauan Pustaka 5

Bab III Pembahasan 7

A. Pengertian Komunikasi 7

B. Karakteristik Komunikasi 7

C. Unsur-unsur Komunikasi 10

D. Fungsi Komunikasi 12

E. Model Komunikasi 13

Bab IV Penutup 24

A. Kesimpulan 24

B. Saran 24

C. Daftar Pustaka 24
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan hal terpenting dalam kehidupan. Komunikasi dibuat untuk
menyebarluaskan pesan kepada publik, mempengaruhi khalayak dan
menggambarkan kebudayaan pada masyarakat. Hal ini membuat media menjadi
bagian salah satu institusi yang kuat di masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan
berinteraksi yang bersifat antarpribadi, dipenuhi melalui kegiatan komunikasi
interpersonal atau antarpribadi. Sedangkan kebutuhan untuk berkomunikasi secara
public dengan orang banyak, dipenuhi melalui aktivitas komunikasi massa.
Dengan demikian komunikasi menjadi unsur penting dalam berlangsungnnya
kehidupan suatu masyarakat. Selain merupakan kebutuhan, aktivitas komunikasi
sekaligus merupakan unsur pembentuk suatu masyarakat. Sebab tidak mungkin
manusia hidup di suatu lingkungan tanpa berkomunikasi satu sama lain.
Komuikasi massa adalah proses penyampaian informasi kepada khalayak massa
dengan menggunakan saluran-saluran media massa. Jadi komunikasi massa tidak
sama dengan media massa. Media massa hanyalah salah satu factor yang
membentuk proses komunikasi massa tersebut, yaitu sebagai alat atau saluran.
Iklan merupakan berita pesanan untuk mendorong, membujuk orang agar tertarik
pada barang yang ditawarkan. Secara garis besar iklan dibagi menjadi dua, yang
pertama iklan komersil yaitu iklan yang bertujuan untuk meningkatkan pemasaran
suatu produk dan jasa. Yang kedua iklan non komersil yaitu bagian dari kampanye
sosial dengan tujuan mengajak, menghimbau atau menyampaikan gagasan demi
kepentingan umum. Iklan non komersil lebih dikenal dengan iklan layanan
masyarakat.
B. Tujuan

Agar mahasiswa mengetahui tentang Pengertian Komunikasi, Karakteristik


Komunikasi, unsur-unsur Komunikasi, fungsi komunikasi, dan model komunikasi

C. Manfaat

Adapun manfaat dari makalah ini dapat dijadikan pembelajaran dalam


pengembangan komunikasi dan menambah ilmu pengetahuan mengenai dasar-
dasar komunikasi

D. Pertanyaan Kajian
1. Apa itu komunikasi?
2. Bagaimana karakteristik komunikasi?
3. Apa saja unsur komunikasi?
4. Apa fungsi dari komunikasi?
5. Apa saja model komunikasi?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia


dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari- hari di rumah
tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat atau di mana saja manusia
berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi.

Menurut Kohler Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri begitu
juga halnya bagi suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu
organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil begitu pula sebaliknya, kurangnya atau
tidak adanya komunikasi organisasi dapat macet atau berantakan. Komunikasi yang
efektif adalah penting bagi semua organisasi. Oleh karena itu, para pimpinan organisasi
dan para komunikator dalam organisasi perlu memahami dan menyempurnakan
kemampuan komunikasi mereka (dalam Muhammad, 2009:1).

Menurut Muhammad, komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun nonverbal


antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku (2009:4-5).

Si pengirim pesan dapat berupa seorang individu, kelompok, atau organisasi. Begitu
juga halnya dengan si penerima pesan dapat berupa seorang anggota organisasi,
seorang kepala bagian, pimpinan, kelompok orang dalam organisasi, atau organisasi
secara keseluruhan.

Istilah proses maksudnya bahwa komunikasi itu berlangsung melalui tahap-tahap


tertentu secara terus-menerus, berubah-ubah, dan tidak ada henti- hentinya. Proses
komunikasi merupakan proses yang timbal balik karena antara si pengirim dan si
penerima saling mempengaruhi satu sama lain. Perubahan tingkah laku maksudnya
dalam pengertian yang luas yaitu perubahan yang terjadi di dalam diri individu mungkin
dalam aspek kognitif, afektif atau psikomotor.

Menurut Onong Uchjana (dalam Bungin, 2008: 31) mengatakan komunikasi sebagai
proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran, atau perasaan
oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan
gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa
berupa keyakinan, kepastian, keraguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian,
kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati.

Menurut Louis Forsdale komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut
aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat didirikan, dipelihara, dan
diubah. Kata signal maksudnya adalah signal yang berupa verbal dan nonverbal yang
mempunyai aturan tertentu. Dengan adanya aturan ini menjadikan orang yang
menerima signal yang telah mengetahui aturannya akan dapat memahami maksud dari
signal yang diterimanya (dalam Muhammad, 2009:2).
BAB III
PEMBAHASAN

1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengiriman dan pene-
rimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat, sehingga
pesan yang dimaksud dapat dipahami. Stephen Littlejohn mengatakan: Communication
is difficult to define. The word is abstract and, like most terms, possesnumerous
meanings (komunikasi sulit untuk didefinisikan. Kata "komunikasi" bersifat abstrak,
seperti kebanyakan istilah, memiliki banyak arti).

Kesulitan dalam mendefinisikan kata "komunikasi, baik bagi kepentingan akademis


maupun penelitian, disebabkan kata kerja to communicate (berkomunikasi) sudah
sangat mapan sebagai kosakata yang sangat umum dan karenanya tidak mudah
ditangkap maknanya untuk keperluan ilmiah. Kata komunikasi menjadi salah satu kata
yang paling sering digunakan dalam percakapan baik dalam bahasa Inggris maupun
bahasa Indonesia.' Para ahli telah melakukan berbagai upaya untuk mendefinisikan
komunikasi, namun membangun suatu definisi tunggal mengenai komunikasi terbukti
tidak mungkin dilakukan dan mungkin juga tidak terlalu bermanfaat.

2. Karakteristik Komunikasi
a. Karakteristik Model Komunikasi Aristoteles
Model komunikasi Aristoteles memiliki beberapa karakteristik, di antaranya yaitu:

- Berpusat pada pengirim pesan.

- Khalayak bersifat pasif.

- Tidak terlalu fokus pada komunikasi intrapersonal atau komunikasi interpersonal.

- Fokus pada interaksi khalayak dalam komunikasi.

- Tidak terdapat konsep umpan balik.


- Tidak ada konsep kegagalan komunikasi.

- Komunikasi berlangsung satu arah.

- Hanya bisa digunakan dalam public speaking.

b. Karakteristik Model Komunikasi Berlo


- Fokus pada proses encoding dan decoding.
- Komponen komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor.
- Tidak adanya konsep umpan balik.
- Efek komunikasi tidak dapat diketahui.
- Tidak ada konsep gangguan atau noise ataupun berbagai hambatan proses
komunikasi lainnya
- Komunikasi berlangsung satu arah.
- Baik pemberi pesan atau penerima pesan memiliki kesamaan jika dilihat dari faktor-
faktor yang memengaruhi keduanya

c. Karakteristik Model Komunikasi Barnlund


Karakteristik model komunikasi Barnlund, sebagai berikut:
- Komunikasi bersifat transaksional.
- Digunakan dalam komunikasi interpersonal.
- Pengirim dan penerima pesan dapat bertukar peran.
- Melibatkan peran konteks dan lingkungan.
- Melibatkan gangguan dan hambatanhambatan komunikasi sebagai faktor.
- Membahas komunikasi nonverbal.
- Umpan balik bersifat simultan.
- Pengirim pesan dan penerima pesan saling berbagi kedalaman pengalaman.
- Fokus pada pengiriman pesan yang simultan, gangguan serta umpan balik.
- Dipandang sebagai model komunikasi yang sangat sistematis.
- Model komunikasi dipandang sangat kompleks.
- Pengirim pesan dan penerima pesan harus mengerti kode kode yang dikirim oleh
masing-masing pihak.
d. Karakteristik Model Komunikasi Osgood dan Schramm
Model komunikasi Osgood dan Schramm memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
- Fokus pada encode dan decode.
- Komunikasi berlangsung dua arah.
- Adanya konsep field of experience yang merupakan efek psikologis dapat
membantu untuk memahami proses komunikasi.
- Umpan balik bersifat tidak langsung dan lambat.
- Terdapat konsep umpan balik sehingga memudahkan bagi pengirim pesan untuk
mengetahui apakah pesan diinterpretasi dengan baik oleh penerima pesan.
- Tidak diabaikannya konsep gangguan atau noise.
- Penerima pesan dan pengirim pesan dapat bertukar peran dalam menyampaikan
dan menerima pesan.
- Bersifat dinamis dan berguna secara praktis.
- Gangguan semantik atau semantic noise merupakan konsep yang dapat membantu
memahami permasalah yang dapat terjadi selama pesan diinterpretasi.
- Konsep interpretatif membuat komunikasi menjadi efektif.
- Konsep konteks membuat faktor lingkungan dapat di masukkan ke dalam
interpretasi pesan dan membuat perubahan dalam nilai pesan.
- Tidak sesuai atau tidak cocok untuk diterapkan dalam proses komunikasi yang
sangat kompleks.
- Hanya terdapat dua sumber utama yang berkomunikasi. Banyaknya sumber justru
akan membuat proses komunikasi mengalami komplikasi dan model komunikasi
tidak dapat diimplementasikan dengan baik.
- Dimungkinkan terjadinya perbedaan interpretasi terhadap pesan yang dikirimkan
dan pesan yang diterima
- Digunakan untuk media baru.
- Dapat menjadi model komunikasi linear jika penerima pesan tidak memberikan
tanggapan.

e. Karakteristik Model Komunikasi Shannon dan Weaver


Model komunikasi Shannon dan Weaver memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
- Komunikasi berlangsung dalam dua proses yang membuatnya sebagai model yang
dapat diterapkan dalam semua bentuk komunikasi.
- Konsep gangguan atau noise membantu dalam membuat komunikasi efektif
dengan cara menghilangkan gangguan atau masalah yang menyebabkan berbagai
gangguan.
- Hanya dapat diterapkan dengan baik pada komunikasi interpersonal dibandingkan
dengan komunikasi massa atau komunikasi kelompok.
- Penerima pesan berperan sebagai bagian yang pasif dalam proses komunikasi.
- Pengirim pesan berperan aktif dalam mengirim pesan.
- Umpan balik tidak begitu penting jika dibandingkan dengan pesan yang dikirimkan
oleh pengirim.

3. Unsur Komunikasi

Komunikasi dapat berjalan baik dan lancar jika pesan yang disampaikan seseorang
yang didasari dengan tujuan tertentu dapat diterimanya dengan baik dan dimengerti.
Suksesnya suatu komunikasi apabila dalam penyampaiannya menyerta kan unsurunsur
berikut:

1. Sumber

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim
informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi
bisa juga dalam bentuk kelompok, misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber
sering disebut pengirim, komunikator atau source, sender atau encoder.

2. Pesan

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan
dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya berupa ilmu pengetahu
an, hiburan, informasi, nasihat ataupun propaganda. Sering disebut juga sebagai
message, content atau informasi.
3. Media

Media yang dimaksud adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari
sumber kepada penerima. Ter dapat beberapa pendapat mengenai saluran atau media.

Ada yang menilai bahwa media bisa bermacammacam bentuknya, misalnya dalam
komunikasi antarpribadi, pancaindra dianggap sebagai media komunikasi. Terma suk
juga telepon, surat kabar, dan media masa lainnya.

4. Penerima

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber.
Penerima biasanya terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok,
partai bah kan negara. Sering juga disebut sebagai khalayak, sasaran, komunikan, atau
audience. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, maka akan menimbulkan
berbagai ma cam masalah yang sering kali menuntut perubahan, apa kah pada
sumber, pesan atau saluran.

5. Pengaruh

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang di pikirkan, dirasakan, dan
dilakukan oleh penerima sebe lum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini biasa
terjadi pada pegetahuan, sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan
pesan.

6. Tanggapan Balik

Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk
daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik
bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, mes ki pesan belum sampai
pada penerima.

7. Lingkungan
Lingkungan atau situasi adalah faktorfaktor tertentu yang dapat memengaruhi jalannya
komunikasi. Faktor ini da pat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik,
lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis dan dimensi waktu. (Cangara, 2004)

Aristoteles (Cangara, 2004), mengatakan bahwa suatu pesan akan terlaksana dengan
baik dan hanya cukup dengan tiga unsur saja yaitu sumber, pesan, dan penerima.
Adapun Claude E. Shannon dan Warren Weaver menyatakan, bahwa proses
komunikasi memerlukan unsur pengirim, transmitter, sinyal, penerima, dan tujuan.

4. Fungsi Komunikasi

William I. Gorden (dalam deddy mulyana, 2005) mengategorikan fungsi komunikasi


menjadi empat, yaitu:

a. Sebagai Komunikasi Sosial


Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa
komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk
kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan
ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk
hubungan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota
masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, desa, ..., negara
secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama
b. Sebagai Komunikasi Ekspresif
Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaanperasaan (emosi) kita.
Perasaanperasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesanpesan
nonverbal. Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin,
marah, dan benci dapat disampaikan lewat katakata, namun bisa disampaikan
secara lebih ekspresif lewat perilaku nonverbal. Seorang ibu menunjukkan kasih
sayangnya dengan membelai kepala anaknya. Orang dapat menyalurkan
kemarahannya dengan mengumpat, mengepalkan tangan seraya melototkan
matanya, mahasiswa memprotes kebijakan penguasa negara atau penguasa
kampus dengan melakukan demonstrasi.
c. Sebagai Komunikasi Ritual
Suatu komunitas sering melakukan upacaraupacara berlainan sepanjang tahun dan
sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebagai rites of passage, mulai dari
upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, dan
lainlain. Dalam acaraacara itu orang mengucapkan katakata atau perilakuperilaku
tertentu yang bersifat simbolik. Ritusritus lain seperti berdoa (salat, sembahyang,
misa), membaca kitab suci, naik haji, upacara bendera (termasuk menyanyikan lagu
kebangsaan), upacara wisuda, perayaan lebaran (Idul Fitri) atau Natal, juga adalah
komunikasi ritual. Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual
tersebut menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku,
bangsa, negara, ideologi, atau agama mereka.
d. Sebagai Komunikasi Instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu:
menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap, menggerakkan
tindakan, dan juga menghibur. Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita
gunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk
menghancurkan hubungan tersebut.

5. Model Komunikasi Kesehatan


Model-model komunikasi dalam bukunya, (Rakhmat, 2008: h.48) menyebutkan empat
bentuk komunikasi yang terdiri dari komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal,
komunikasi kelompok, dan komunikasi massa. Secara singkat komunikasi intrapersonal
adalah komunikasi dengan diri sendiri saat menerima stimuli dari lingkungan. Adapun
komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran makna orangorang yang saling
berkomunikasi. Komunikasi kelompok adalah interaksi antara tiga atau lebih individu
untuk memperoleh maksud dan tujuan tertentu. Terakhir yaitu komunikasi massa yang
berarti komunikasi yang dilakukan di mana sebuah media dalam memproduksi dan
menyebarkan pesan kepada publik secara luas. Setiap model komunikasi memiliki
fungsi dan tujuan masingmasing. Seperti komunikasi intrapersonal atau komunikasi diri
sendiri salah satunya dilakukan seseorang saat ia ingin merenung. Komunikasi
interpersonal yang dilakukan antarpribadi dilakukan dengan berbagai tujuan seperti
untuk membantu atau bercakapcakap. Seperti seorang pasien yang berkonsultasi
dengan dokternya. Komunikasi yang baik antara keduanya akan membuat dokter
menjadi lebih tahu apa yang benarbenar dirasakan pasien. Komunikasi kelompok salah
satu contohnya dilakukan saat beberapa orang sedang berdiskusi mencari sebuah
kesepakatan. Adapun komunikasi massa adalah komunikasi yang melalui media seperti
kita membaca koran untuk yang tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi.
A. Model Lasswell
Salah satu model komunikasi yang tua tetapi masih digunakan orang untuk tujuan
tertentu adalah model komunikasi yang dikemukakan oleh Harold Lasswell
(Forsdale, 1981), seorang ahli ilmu politik dari Yale University. Dia menggunakan
ilmu pertanyaan yang perlu ditanyakan dan dijawab dalam proses komunikasi, yaitu
who (siapa), says what (mengatakan apa), in which medium atau dalam media apa,
to whom atau kepada siapa, dan dengan what effect atau apa efeknya.
B. Model Shannon
Claude Elwood Shannon dan Warren Weaver (1948) mengembangkan salah satu
model komunikasi linear yang disebut dengan Model Komunikasi Shannon dan
Weaver. Model komunikasi lain yang banyak digunakan adalah model komunikasi
dari Claude Shannon atau lebih terkenal dengan model Shannon Wever. Model ini
berbeda dengan model Lasswell mengenai istilah yang digunakan bagi masing-
masing komponen.
a. Sumber Informasi (Information Source)
Dalam komunikasi manusia yang menjadi sumber informasi adalah otak. Pada
otak ini terdapat kemungkinan message/pesan yang tidak terbatas jumlahnya.
Tugas utama dari otak adalah menghasilkan suatu pesan atau suatu set kecil
pesan dari berjutajuta pesan yang ada. Sering kali dalam kehidupan seharihari
pesan itu merupakan tugas yang sederhana bagi otak seperti bila kita berjumpa
dengan teman mengucapkan selamat pagi, selamat sore, mau ke mana, dan
sebagainya. Tetapi dalam keadaan pesan yang kompleks menghendaki otak
untuk lebih memikirkan dan mempertimbangkan pesan yang akan dikirimkan
seperti menerangkan sesuatu pemacahan masalah kepada orang lain. Dalam
setiap kejadian, otak harus memilih pesan yang tepat atau cocok dengan situasi.
Proses pemilihan ini sering kali merupakan perbuatan yang tidak disadari
manusia.
b. Transmitter
Langkah kedua dari model Shannon adalah memilih transmitter. Pemilihan
transmitter ini tergantung pada jenis komunikasi yang digunakan. Kita dapat
membedakan dua macam komunikasi yaitu komunikasi tatap muka dan
komunikasi menggunakan mesin. Pada komunikasi tatap muka yang menjadi
transmitternya adalah alatalat pembentuk suara dan dihubungkan dengan otototot
serta organ tubuh lainnya yang terlibat dalam penggunaan bahasa nonverbal.
Adapun pada komunikasi yang menggunakan mesinmesin alatalat komunikasi
yang berfungsi sebagai transmitter adalah alat itu sendiri seperti telepon, radio,
televisi dan film.
c. Penyandian (Enconding)
Pesan Penyandian (enconding) pesan diperlukan untuk mengubah ide dalam otak
ke dalam suat sandi yang cocok dengan transmitter. Dalam komunikasi tatap
muka signal yang cocok dengan alatalat suara adalah berbicara. Signal yang
cocok dengan otototot tubuh dan indra adalah anggukan kepala, sentuhan dan
kontak mata.
Pengirim pesan menyandi pesan dan mengirimkannya kepada penerima pesan
melalui media. Pengirim mengubah pesan ke dalam berbagai kode yang dapat
dipahami ke dalam mesin. Pesan dikirim dalam bentuk kode melalui media. Pe-
nerima harus menerima sandi pesan sebelum memahami dan
menginterpretasikannya. Mesin penerima dapat juga berperan sebagai penerima
sandi dalam beberapa kasus. Media dapat mengalami gangguan dan penerima
bisa saja tidak memiliki kapasitas untuk melakukan sandiawa sehingga
menyebabkan masalah dalam proses komunikasi.
Pada komunikasi yang menggunakan mesin, di mana alatalat yang digunakan
sebagai perluasan dari indra, penyandian pesan juga berasal dari tubuh tetapi
diperluas melalui jarak jauh dengan transmitter. Misalnya radio adalah perluasan
dari suara manusia, televisi perluasan dari mata dan begitu juga dengan alat
komunikasi lainnya.
d. Penerima dan Decoding
Istilah Shannon mengenai penerima dan decoding atau penginterpretasian pesan
seperti berlawanan dengan istilah penyandian pesan. Pada komunikasi tatap
muka kemungkinan transmitter menyandikan pesan dengan menggunakan alat-
alat suara dan otototot tubuh. Penerimaan dalam hal ini adalah alatalat tubuh yang
sederhana yang sanggup mengamati signal, misalnya telinga menerima dan
menguraikan sandi pembicaraan, mata menerima dan menguraikan sandi gerakan
badan dan kepala, kilatan mata dan signal lainnya yang dapat dilihat mata.
Jelaslah jika seorang individu pada komunikasi tatap muka kekurangan satu atau
lebih organ tubuh maka penerimaan pesan akan menjadi macet.
e. Tujuan (Destination)
Komponen terakhir dari Shannon adalah destination (tujuan) yang dimaksud oleh
si komunikator. Destination ini adalah otak manusia yang menerima pesan yang
berisi bermacammacam hal, ingatan atau pemikiran mengenai kemungkinan dari
arti pesan. Penerima pesan telah menerima signal mungkin melalui pendengaran,
penglihatan, penciuman, dan sebagainya kemudian signal itu diuraikan dan
diinterpretasikan dalam otak.
f. Sumber Gangguan (Noise)
Dalam model komunikasi Shannon ini terlihat adanya faktor sumber gangguan
pada waktu memindahkan signal dari transmitter kepada si penerima. Misalnya
pada waktu Anda berbicara dengan teman di jalan kedengaran suara mobil lewat,
anakanak berteriak, yang semuanya itu mengganggu pembicaraan anda sesaat
dan gangguan itu dinamakan noise.
Menurut model ini, terdapat tiga macam permasalahan komunikasi, yaitu masalah
teknis, masalah semantik, dan masalah efektivitas.
1. Masalah teknis—masalah yang disebabkan oleh channel.
2. Masalah semantik—adanya perbedaan dalam mengartikan pesan yang dikirim
dan diterima.
3. Masalah efektivitas—reaksi penerima terhadap pesan yang disampaikan.
Model ini pada awalnya ditujukan untuk memperbaiki teknis komunikasi utamanya
komunikasi melalui telepon dengan tujuan memaksimalkan kapasitas telepon dan
meminimalkan gangguan. Namun dalam perkembangannya, model ini kemudian
diterapkan bagi seluruh bentuk komunikasi untuk mengembangkan komunikasi
yang efektif.

C. Model Komunikasi Aristoteles


Model komunikasi Aristoteles adalah salah satu model komunikasi linear yang
ditujukan untuk menggambarkan atau menjelaskan proses public speaking. Model ini
merupakan model komunikasi pertama dan merupakan model komunikasi yang
diterima secara luas di antara model komunikasi lainnya.
a. Komponen-komponen dalam Model Komunikasi Aristoteles
Model komunikasi Aristoteles menitikberatkan pada pembicara (speaker) dan
bicara (speech). Model ini memiliki lima elemen, yaitu speaker, speech, occasion,
audience, dan effect.
1. Pembicara (speaker). Orang yang berperan aktif dalam membentuk dan
mengirimkan pesan kepada khalayak.
2. Pesan verbal (speech). Pesan yang dibentuk dan disampaikan oleh speaker.
3. Situasi (occasion). Situasi saat pesan disampaikan.
4. Khalayak (audience). Orang yang menjadi target sasaran atau khalayak sasaran
dalam proses komunikasi.
5. Efek (effect). Dampak yang ditimbulkan dalam proses komunikasi.

Model komunikasi Aristoteles dikenal sebagai model komunikasi yang berpusat pada
speaker atau pembicara karena pembicara dipandang sebagai pihak yang aktif dan
berperan penting dalam proses public speaking yaitu mengirimkan pesan kepada
khalayak.
Dalam model ini, khalayak digambarkan bersifat pasif dalam menerima pesan. Itulah
mengapa proses komunikasi dalam model Aristoteles berlangsung secara satu arah
yakni dari pengirim ke penerima. Dalam menyampaikan pesannya, pembicara harus
menyiapkan pesan sedemikian rupa yang disesuaikan dengan target sasaran dan
situasi sehingga khalayak dapat dengan mudah dilakukan persuasi maupun
pengaruh melalui pesan yang disampaikan.

D. Model Komunikasi Berlo


David K. Berlo (1960) merumuskan sebuah model komunikasi linear yang
merupakan pengembangan dari model komunikasi Shannon dan Weaver. Model
komunikasi dari David K. Berlo disebut dengan Model Komunikasi SMCR (Sender-
MessageChannelReceiver). Menurut Berlo, terdapat beberapa faktor yang
memengaruhi berbagai komponen yang dimiliki oleh individu dalam komunikasi yang
membuat komunikasi berlangsung secara lebih efisien. Faktorfaktor tersebut adalah
keterampilan komunikasi, sikap, pengetahuan, sistem sosial, dan budaya.
a. Komponen-komponen dalam Model Komunikasi Berlo
Model komunikasi SMCR juga menitikberatkan pada proses encoding dan
decoding yang terjadi sebelum pengirim mengirim pesan dan sebelum penerima
menerima pesan. Dalam model ini terdapat beberapa komponen, yaitu sender,
message, channel, dan receiver di mana masingmasing komponen dipengaruhi
oleh beberapa faktor.
1. Pengirim (Sender)

Sumber pesan atau orang yang mengorganisasi pesan. Seorang pengirim


pesan atau sumber pesan mengirimkan pesan kepada penerima pesan.
Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi pengirim pesan dan penerima
pesan, yaitu:

1. Keterampilan komunikasi. Jika pengirim pesan memiliki keterampilan


komunikasi yang baik, maka pesan akan lebih mudah dikomunikasikan
dibandingkan dengan pengirim pesan yang tidak memiliki keterampilan
komunikasi yang baik. Keterampilan komunikasi mencakup keterampilan
berbicara, keterampilan membaca, keterampilan menulis, keterampilan
mendengarkan, dan lain-lain.
2. Sikap. Sikap yang dimiliki oleh pengirim pesan untuk menciptakan efek
pesan.
3. Pengetahuan. Pengetahuan yang dimiliki oleh pengirim pesan dapat
membuat pesan dapat dikomunikasikan secara lebih efektif.
4. Sistem sosial. Sistem sosial yang mencakup nilai, kepercayaan, hukum,
aturan, agama dan lainlain serta tempat dan situasi memengaruhi cara
pengirim pesan dalam mengomunikasikan pesan. Hal ini menciptakan
perbedaan dalam membuat pesan.
5. Budaya. Perbedaan budaya menyebabkan perbedaan dalam menyampaikan
pesan.

2. Pesan (Message)
Pesan adalah hal substansif yang dikirimkan oleh pengirim pesan kepada
penerima pesan. Pesan dapat berbentuk suara, teks, video atau lainlain.
Faktorfaktor yang memengaruhi pesan, yaitu:
1. Isi pesan. Merupakan sesuatu yang terdapat dalam pesan.
2. Elemen pesan. Elemen pesan merupakan halhal yang berkaitan dengan
pesan nonverbal yang melekat dalam isi seperti gesture, tanda, bahasa
sebagai alat komunikasi, dan lainlain.
3. Perlakuan. Cara pesan dikirimkan kepada penerima pesan yang
menimbulkan efek berupa umpan balik yang diberikan oleh penerima pesan.
4. Struktur pesan. Pola pembentukan pesan dapat memengaruhi efektivitas
pesan.
5. Kode. Bentuk di mana pesan dikirimkan bisa berupa teks, video, dan lainlain.

3. Media (Channel)

Media yang digunakan untuk mengirim pesan misalnya telepon, internet


sebagai media komunikasi dan lainlain dan biasanya digunakan dalam
komunikasi bermedia (media massa atau media baru). Namun, jika merujuk
pada bentuk atau konteks komunikasi lain seperti misalnya komunikasi inter-
personal maka media komunikasi yang dimaksud merujuk pada kelima rasa
melalui pancaindra yang dimiliki oleh manusia. Kelima rasa inilah yang turut
memengaruhi arus dan efektivitas komunikasi. Kelima rasa tersebut adalah
mendengarkan, melihat, menyentuh, mencium, dan merasakan.

1. Mendengar. Pesan yang diterima melalui indra pendengaran.

2. Melihat. Pesan yang diterima melalui indra penglihatan mencakup pesan


nonverbal.

3. Menyentuh. Sebagian pesan nonverbal terjadi melalui sentuhan seperti


menepuk pundak.

4. Mencium. Pesan yang diterima melalui indra penciuman.

5. Merasakan. Pesan yang diterima melalui indra perasa.

4. Penerima (Receiver) Orang yang menerima pesan yang dikirimkan oleh


pengirim pesan. Faktor-faktor yang memengaruhi penerima pesan sama
dengan faktor-faktor yang memengaruhi pengirim pesan, yaitu:

1. Keterampilan komunikasi. Penerima pesan yang memiliki keterampilan


komunikasi (keterampilan berbicara, keterampilan menulis, keterampilan
membaca, kemampuan mendengarkan dan lainlain) yang baik akan dapat
menerima pesan dengan baik.

2. Sikap. Sikap yang dimiliki oleh penerima pesan untuk menerima pesan.

3. Pengetahuan. Pengetahuan yang dimiliki oleh penerima pesan dapat


membuat pesan mudah diterima dengan baik oleh penerima pesan.

4. Sistem sosial. Sistem sosial (nilai, kepercayaan, hukum, aturan, agama, dan
lainlain) memengaruhi cara menerima pesan yang menyebabkan perbedaan
dalam menerima pesan.

5. Budaya. Perbedaan budaya dapat menyebabkan perbedaan dalam


menerima pesan.
E. Model Komunikasi Barnlund

Pada tahun 1970, Dean C. Barnlund mengenalkan sebuah model komunikasi


transaksional bagi dasar komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi yang
menggambarkan proses pengiriman dan penerimaan pesan yang terjadi secara
simultan antara partisipan komunikasi. Model komunikasi Barnlund dikenal dengan
nama Model Komunikasi Transaksional Barnlund. Model ini merupakan respon
terhadap model komunikasi linear yang bersifat statis ke model komunikasi yang
bersifat dinamis dan model komunikasi dua arah.

Model komunikasi transaksional Barnlund menggambarkan proses komunikasi yang


berlangsung secara berkesinambungan di mana pengirim dan penerima saling
bertukar peran dan bertukar tempat secara seimbang. Pesan berjalan mengambil
tempat dengan umpan balik konstan yang diberikan oleh partisipan komunikasi.
Umpan balik yang diberikan oleh salah satu pihak adalah pesan bagi pihak lainnya.

a. Komponen-komponen dalam Model Komunikasi

Dalam model komunikasi Barnlund, terdapat beberapa komponen, yaitu:

1. Cues. Tanda untuk melakukan sesuatu. Terdapat tiga macam cues, yaitu public
cues, private cues, dan behavioral cues.

a. Public cues. Lingkungan, fisik, artifisial atau alamiah.

b. Private cues. Dikenal dengan orientasi objek pribadi, dapat berupa verbal
dan nonverbal.

c. Behavioral cues. Dapat berupa verbal atau nonverbal.

2. Speech act. Contoh khusus dalam model komunikasi.

3. Filter. Realitas manusia yang terikat dengan komunikasi.


4. Noise. Masalah yang berkembang dalam arus komunikasi dan mengganggu
arus pesan.

F. Model Komunikasi Osgood dan Schramm

Model Komunikasi Schramm dikenalkan oleh Wilbur Schramm (1954) yang


menggambarkan proses komunikasi berlangsung secara dua arah baik pengirim
pesan atau penerima pesan dapat berganti peran dalam mengirim dan menerima
pesan. Pesan dikirimkan setelah proses encoding karenanya pengirim pesan juga
disebut dengan Encoder. Sementara itu, penerima pesan atau receiver disebut juga
dengan decoder karena pesan yang telah diencode oleh pengirim pesan kemudian
mengalami proses decoding yang dilakukan oleh penerima pesan atau receiver.

Model komunikasi Schramm diadaptasi dari teori yang dikemukakan oleh Ryan A.
Osgood, karenanya model komunikasi ini disebut dengan Model Komunikasi Osgood
dan Schramm atau Model Komunikasi EncodeDecode. Melalui model ini, Osgood
mengganti model komunikasi linear dengan model proses komunikasi sirkular dan
Schramm menambahkan konsep field of experience kedalamnya. Yang dimaksud
dengan field of experience adalah halhal yang memengaruhi pemahaman dan
menginterpretasi pesan yang umumnya meliputi budaya, latar belakang budaya,
kepercayaan, pengalaman, nilainilai, dan peraturan.

a. Komponen-komponen Model Komunikasi Osgood dan Schramm

Menurut model komunikasi Osgood dan Schramm, terdapat sembilan komponen


dalam proses komunikasi, yaitu sender (transmitter), encoder, decoder,
interpreter, receiver, message, feedback, medium, dan noise.

1. Sender (transmitter). Orang yang mengirimkan pesan.

2. Encoder. Orang yang mengubah pesan ke dalam bentuk kode.


3. Decoder. Orang yang mendapatkan pesan yang telah di encode yang telah
dikirimkan oleh encoder dan mengubahnya ke dalam bahasa yang dapat
dimengerti oleh orang lain.

4. Interpreter.Orang yang mencoba untuk memahami dan menganalisis pesan.


Pesan diterima setelah interpretasi. Interpreter dan receiver adalah orang yang
sama.

5. Receiver. Orang yang menerima pesan yang melakukan proses decoding dan
menginterpretasikan pesanpesan aktual.

6. Message. Data yang dikirimkan oleh pengirim pesan dan informasi yang
diterima oleh penerima pesan.

7. Feedback. Proses merespons pesan yang diterima oleh penerima pesan.

8. Medium. Media atau saluran yang digunakan oleh pengirim pesan untuk
mengirim pesan.

9. Noise. Gangguan yang terjadi selama proses komunikasi berlangsung.


Gangguan juga dapat berupa gangguan semantik di mana terjadi perbedaan
dalam pemaknaan pesan yang dikirimkan oleh pengirim pesan dan pemaknaan
pesan yang diinterpretasi oleh penerima pesan.

Menurut Schramm, latar belakang individu yang terlibat dalam proses komunikasi
memainkan peranan yang sangat penting dalam komunikasi. Sebagaimana
diketahui, setiap orang memiliki latar belakang pengetahuan, pengalaman, serta
budaya yang berbeda satu sama lain. Perbedaan latar belakang ini memengaruhi
setiap individu dalam menginterpretasi pesan yang diterima.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Komunikasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengiriman dan pene-
rimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat,
sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Komunikasi merupakan kegiatan
manusia untuk berhubungan satu dengan yang lain secara otomatis. Sehingga
sering terlupakan bahwa keterampilan berkomunikasi adalah merupakan hasil dari
belajar manusia. Keinginan untuk berhubungan satu sama lain adalah karena pada
hakekatnya naluri manusia itu selalu hidup berkawan atau berkelompok serta
bersosialisasi. Komunikasi pada umumnya diartikan sebagai hubungan atau
kegiatan-kegiatan yang kaitannya dengan masalah hubungan atau diartikan pula
sebagai saling tukar menukar pendapat. Komunikasi dapat juga diartikan hubungan
kontak antara manusia baik individu maupun kelompok.
Fungsi komunikasi menurut William I. Gorden (dalam deddy mulyana, 2005) dibagi
menjadi empat kategori yaitu: sebagai komunikasi social, sebagai komunikasi
Ekspresif, Sebagai komunikasi ritual, sebagai komunikasi instrumental.

B. Saran
Demikian yang bisa saya sampaikan mengenai materi yang menjadi uraian makalah
ini, tentu banyak kekurangan dan kelemahan karena keterbatasan pengetahuan dan
rujukan atau referensi yang saya peroleh. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis pada umumnya dan pembaca pada khususnya.

C. Daftar Pustaka
file:///C:/Users/TOSHIBA/AppData/Local/Temp/Buku%2520Ajar%2520Komunilasi
%2520Kesehatan-ok.pdf

http://repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/6505/

http://repository.uinsu.ac.id/8240/1/Buku%20Ajar%20Komunilasi%20Kesehatan-
ok.pdf
http://repository.unpas.ac.id/30283/4/BAB%20II%20%284%29.pdf

Anda mungkin juga menyukai