Komunikasi Efektif

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH:

KOMUNIKASI EFEKTIF

Disusun Oleh :
1. Alma Dwi Putri
2. Marlyn Sholica
3. Mega Hafidha
4. Nindi Khoirunnisa
5. Rezhela Lintang
6. Ria Arsitasari
7. Riska Fitriana
8. Sepsiana Puspitasari
Kelompok 1

Makalah ini disusun guna melengkapi salah satu tugas


Mata Kuliah “Budi Pekerti”
DIII KEBIDANAN TINGKAT 1
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

Tahun 2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas ini. Dalam penulisan makalah
ini penulis mengambil judul “Komunikasi Efektif”. Makalah ini diselesaikan dalam rangka
memenuhi tugas Budi Pekerti D3 Kebidanan Semester I tahun ajaran 2016/2017.

Dalam penulisan makalah ini penulis mendapatkan bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Untuk itulah dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada :

1) Ayah, Ibu dan segenap keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dorongan dan
semangat dalam menyelesaikan tugas ini.

2) Ibu Siti Tyastuti, S.Kep, Ners, M.Kes selaku Dosen Budi Pekerti D3 Kebidanan yang
senantiasa memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan tugas ini.

3) Teman-teman D3 Kebidanan 2016 yang secara langsung maupun tidak langsung


memberikan motivasi dalam menyelesaikan tugas ini.

4) Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari banyak kekurangan dalam makalah ini, maka segala saran dan
tanggapan sangat diharapkan untuk kebaikan makalah ini pada masa yang akan datang.
Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
khususnya bagi penulis sendiri.

Yogyakarta, 19 September 2016

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Komunikasi merupakan seni penyampaiaan informasi (pesan, ide, sikap, atau gagasan)
dari komunikator atau penyampaian berita, untuk mengubah serta membentuk perilaku
komunikasi atau penerima berita (pola, sikap, pandangan, dan pemahamannya), kepola dan
pemahaman yang dikehendaki bersama.
Menurut Taylor (1993) mengemukakan komunikasi adalah proses pertukaran informasi
atau proses yang menimbulkan dan meneruskan makna atau arti, berarti dalam komunikasi
terjadi penambahan pengertian antara pemberi informasi dengan penerima informasi
sehingga mendapatkan pengetahuan.
Komunikasi harus dilakukan secara efektif agar komunikasi itu dapat mudah di mengerti
oleh komunikan, komunikasi yang efektif dapat dilakukan apabila seseorang yang
berkomunikasi memahami tentang pengertian dari komunikasi efektif, proses komunikasi
efektif dan unsur-unsur komunikasi efektif.
Pada makalah kali ini akan disampaikan tentang pengertian komunikasi efektif, proses
komunikasi efektif dan juga unsur-unsur yang ada pada komunikasi efektif.

B.Rumusan masalah
a. Apa pengertian dari komunikasi efektif?
b. Bagaimana proses dari komunikasi efektif?
c. Apa saja unsur-unsur yang ada dalam komunikasi efektif?
d. Bagaimana tahapan-tahapan komunikasi efektif?

C. Tujuan
a. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian dari komunkasi efektif
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang proses dari komunikasi efektif
c. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang unsur-unsur komunikasi efektif
d. Mahasiswa mampu menjelaskan tahapan-tahapan komunikasi fektif
BAB II
PEMBAHASAN

KOMUNIKASI
Pengertian Komunikasi efektif
Komunikasi efektif yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap
( attitude change) pada orang yang terlibat dalam komunikasi.
Komunikasi efektif memungkinkan seseorang dapat saling bertukar informasi, ide,
kepercayaan, perasaan dan sikap antara dua orang atau kelompok yang hasilnya sesuai
dengan harapan .
Tujuan komunikasi efektif adalah memberi kemudahan dalam memahami pesan yang
disampaikan antara pemberi dan penerima pesan. Sehingga tercipta feed back yang baik
antara pemberi dan penerima pesan.

A. Unsur Komunikasi
1. Sumber
Sumber sebagai salah satu unsur dalam unsur-unsur komunikasi adalah dasar
yang digunakan dalam penyampaian pesan dan digunakan dalam rangka
memperkuat pesan yang hendak disampaikan. Sumber sebagai salah satu unsur
dalam unsur-unsur komunikasi dapat berwujud dalam berbagai bentuk. Sumber
dapat berupa orang, lembaga, buku, dokumen, dan lain sebagainya.
2. Komunikator
Komunikator sebagai salah satu unsur dari unsur-unsur komunikasi dapat
dipahami sebagai orang yang membawa dan menyampaikan pesan. Dalam
komunikasi, komunikator memiliki peranan yang sangat penting untuk
menentukan keberhasilan dalam memengaruhi komunikan (penerima pesan).
Komunikator harus memiliki ketrampilan untuk memilih sasaran dan
menentukan tanggapan yang hendak dicapai. Sebelum melakukan proses
komunikasi, komunikator harus memperhitungkan apakah komunikan mampu
menangkap pesan yang disampaikannya. Komunikator juga harus bisa
menentukan media yang akan digunakan untuk melakukan persuasi sehingga
lebih efisien dalam mencapai sasaran.
3. Pesan
Unsur-unsur komunikasi yang ketiga adalah pesan. Pesan sebagai salah satu
unsur dalam unsur-unsur komunikasi dapat dipahami sebagai materi yang
diberikan oleh komunikator kepada komunikan. Pesan dapat disampaikan oleh
komunikator dalam berbagai cara, misalnya saja melalui kata-kata, nada suara,
hingga gerak tubuh dan ekspresi wajah.
Pesan sebagai salah satu unsur dalam unsur-unsur komunikasi dapat
berwujud dalam berbagai bentuk, diantaranya:
a. Pesan informatif
Pesan informatif bersifat memberikan keterangan-keterangan atau fakta-
fakta yang menuntun komunikan untuk mengambil keputusan
b. Pesan persuasif
Pesan persuasif adalah pesan yang berisikan bujukan yang bertujuan untuk
memberikan perubahan sikap komunikan. Perubahan yang terjadi
merupakan perubahanan yang tidak dipaksakan, melainkan berasal dari
kehendak diri sendiri.
c. Pesan koersif
Pesan koersif adalah kebalikan dari pesan persuasif. Pesan koersif bersifat
memaksa dengan mengandalkan sanksi-sanksi untuk menekan komunikan.
4. Channel
Channel merupakan unsur-unsur komunikasi yang selanjutnya. Channel
merupakan saluran penyampaian pesan atau sering juga disebut dengan media
komunikasi. Media komunikasi dapat dibagi ke dalam dua kategori, yakni media
komunikasi personal dan media komunikasi massa. Media komunikasi personal
digunakan oleh dua orang atau lebih untuk saling berhubungan. Sifat dari media
komunikasi ini pribadi, sehingga dampaknya tidak bisa dirasakan oleh orang
banyak. Contoh dari media komunikasi personal adalah telepon, aplikasi chatting
(whatsapp, line, BBM), dan juga Skype.
Media komunikasi yang kedua adalah media komunikasi massa. Media
komunikasi ini digunakan untuk mengkomunikasikan pesan dari satu atau
beberapa orang kepada khalayak ramai. Karena sifatnya yang masif, maka media
komunikasi massa dapat memiliki dampak yang besar bagi banyak orang. Contoh
media komunikasi massa adalah televisi, radio, hingga yang terbaru adalah
media sosial (instagram, twitter, youtube).
5. Komunikasi
Unsur-unsur komunikasi yang selanjutnya adalah komunikasi itu sendiri.
Komunikasi sebagai salah satu unsur dalam unsur-unsur komunikasi dapat
dibedakan dalam berbagai macam kategori, mulai dari segi sifatnya, arahnya,
hingga jumlah orang yang terlibat di dalamnya. Unsur-unsur komunikasi ini
umumnya dibedakan berdasarkan kategori sifat, yakni dikelompokkan ke dalam
dua kategori, yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.
a. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan
simbol-simbol verbal. Simbol-simbol verbal ini dapat diwujudkan ke dalam
bentuk lisan maupun tulisan. Unsur-unsur komunikasi secara lisan dapat
dilakukan oleh dua orang atau lebih melalui hubungan tatap muka secara
langsung tanpa ada jarak maupun peralatan yang menjadi medianya. Unsur-
unsur komunikasi lisan dapat terlihat pada kegiatan “ngobrol” yang
dilakukan oleh orang-orang ketika berada di kantor, sekolah, kampus,
ataupun tempat-tempat lainnya.
Selain secara lisan, unsur-unsur komunikasi verbal juga dapat
dilakukan melalui tulisan. Unsur-unsur komunikasi ini dapat berupa surat-
menyurat konvensional, surat elektronik (email), chatting, dan lain
sebagainya.
b. Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non verbal merupakan unsur-unsur komunikasi dalam
bentuk komunikasi yang dilakukan tanpa menggunakan kata-kata, melainkan
melalui simbol-simbol lainnya. Komunikasi non verbal dapat ditunjukkan
oleh tubuh manusia secara alami melalui gerak isyarat, bahasa tubuh,
ekspresi wajah, dan kontak mata. Sementara itu, komunikasi non verbal
dapat pula ditunjukkan dari hal-hal lain seperti gaya berpakaian, potongan
rambut, intonasi suara, hingga gaya berjalan.
6. Efek
Unsur-unsur komunikasi yang selanjutnya adalah efek. Efek merupakan
unsur-unsur komunikasi yang memiliki definisi hasil akhir dari suatu komunikasi.
Efek komunikasi dapat beraneka macam dan dapat dilihat dalam tiga kategori:
a. Personal opinion
Personal opinion adalah sikap dan pendapat seseorang pada suatu masalah
tertentu`
b. Publik opinion
Public opinion merupakan penilaian sosial mengenai suatu hal berdasarkan
proses pertukaran pikiran.
c. Majority opinion
Majority opinion dapat dipahami sebagai pendapat yang disetujui oleh
sebagian besar publik atau masyarakat.

B. Proses Komunikasi
Model proses komunikasi secara umum dapat memberikan gambaran kepada
pengelola organisasi, bagaimana mempengaruhi atau mengubah sikap
anggota/stakeholder nya melalui desain dan implementasi komunikasi. Dalam hal
ini, pengirim atau sumber pesan bisa individu atau berupa organisasi sebagaimana
dapat dilihat dalam gambar proses komunikasi di bawah ini:
Berdasarkan pada bagan atau gambar proses komunikasi tersebut, suatu
pesan, sebelum dikirim, terlebih dahulu disandikan (encoding) ke dalam simbol-
simbol yang dapat menggunakan pesan yang sesungguhnya ingin disampaikan oleh
pengirim. Apapun simbol yang dipergunakan, tujuan utama dari pengirim adalah
menyediakan pesan dengan suatu cara yang dapat memaksimalkan kemungkinan
dimana penerima dapat menginterpretasikan maksud yang diinginkan pengirim
dalam suatu cara yang tepat. Pesan dari komunikator akan dikirimkan kepada
penerima melaui suatu saluran atau media tertentu. Pesan yang di terima oleh
penerima melalui simbol-simbol, selanjutnya akan ditransformasikan kembali
(decoding) menjadi bahasa yang dimengerti sesuai dengan pikiran penerima
sehingga menjadi pesan yang diharapkan (perceived message).
Hasil akhir yang diharapkan dari proses komunikasi yakni supaya tindakan
atau pun perubahan sikap penerima sesuai dengan keinginan pengirim. Akan tetapi
makna suatu pesan dipengaruhi bagaimana penerima merasakan pesan itu sesuai
konteksnya. Oleh sebab itu, tindakan atau perubahan sikap selalu didasarkan atas
pesan yang dirasakan.
Adanya umpan balik menunjukkan bahwa proses komunikasi terjadi dua
arah, artinya individu atau kelompok dapat berfungsi sebagai pengirim sekaligus
penerima dan masing-masing saling berinteraksi. Interaksi ini memungkinkan
pengirim dapat memantau seberapa baik pesan-pesan yang dikirimkan dapat
diterima atau apakah pesan yang disampaikan telah ditafsirkan secara benar sesuai
yang diinginkan.
C. Efektifitas Komunikasi
Secara sederhana, komunikasi dinilai efektif bila orang berhasil
menyampaikan apa yang dimaksudnya. Sebenarnya ini adalah salah satu ukuran bagi
efektivitas komunikasi. Secara umum, komunikasi dinilai efektif bila rangsangan yang
disampaikan dan yang dimaksud oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan
rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima. Bila S adalah pengirim atau
sumber pesan dan R penerima pesan, maka komunikasi disebut mulus lengkap bila
respon yang diinginkan S dan respon ynag diberikan R identik (Goyer,1970:10) :
R makna yang ditangkap penerima
= =1
S makna yang dimaksud pengirim

Nilai 1 = yang menunjukkan kesempurnaan penyampaian dan penerimaan


pesan jarang diperoleh.

D. Bentuk Komunikasi
Ada beberapa bentuk komunikasi diantaranya:
1. Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi intrapersonal sering disebut juga komunikasi intrapribadi, secara
harfiah dapat diartikan sebagai komunikasi dengan diri sendiri. Komunikasi yang
terjadi dalam diri individu ini juga berfungsi sebagai:
a. Untuk mengembangkan kreatifitas imajinasi, memahami dan
mengendalikan diri serta meningkatkan kematangan berfikir sebelum
mengambil suatu keputusan.
b. Komunikasi ini akan menjadikan seseorang agar tetap sadar akan kejadian
disekitarnya.
2. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi Interpersonal ialan komunikasi antara dua orang dan terjadi
kontak langsung dalam percakapan. Komunikasi ini juga dapat berlangsung
dengan berhadapan muka atau melalui media komunikasi antara lain dengan
melalui: pesawat telfon, atau radio. Komunikasi ini bisa disebut efektif apabila
komunikasi dapat menghasilkan perubahan sikap pada orang yang terlibat
dalam komunikasi tersebut.
3. Komunikasi kelompok
Menurut (Michael Burgoon, 1978) komunikasi kelompok ialah: interaksi tatap
muka antara tiga orang atau lebih dengan tujuan berbagi informasi, pemecahan
maasalah yang mana anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota
lain secara tepat.
Sedangkan menurut (Goldberg, 1975) komunikasi kelompok ialah suatu
bidang studi, penelitian dan penerapan yang menitikberatkan tidak hanya pada
proses kelompok secara umum, tetapi juga pada perilaku komunikasi individu
untuk memiliki susunan rencana tertentu untuk mencapai tujuan kelompok.
Media komunikasi kelompok ini ialah seperti Seminar dengan tujuan
membicarakan suatu masalah dengan menampilkan pembicara kemudian
meminta pendapat.

4. Komunikasi Massa
Komunikasi Massa ialah suatu proses dimana suatu organisasi memproduksi
dan menyebarkan pesan kepada public secara luas, atau suatu proses komunikasi
dimana pesan dari media dicari digunakan dan dikonsumsi oleh audiens. Oleh
karena itu, komunikasi massa mempunyai karekteristik utama yaitu MEDIA
MASSA sebagai alat penyebaran pesannya.
E. Macam Komunikasi
1. Komunikasi Menurut Cara Penyampaian.
Kiranya kita tidak perlu sulit untuk mengenali cara-cara penyampaian
informasi dalam komunikasi, karena pada dasarnya kita telah melakukannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut cara penyapaian informasi dapat dibedakan menjadi :
a. Komunikasi Lisan.
Yang terjadi secara langsung dan tidak dibatasi oleh jarak, dimana ke
dua belah pihak dapat bertatap muka. Yang terjadi secara tidak langsung
karena dibatasi oleh jarak.
b. Komunikasi Tertulis.
Yang dilaksanakan dalam bentuk surat dan dipergunakan untuk
menyampaikan yang beritanya singkat. Jelas tetapi dipandang perlu untuk
ditulis dengan maksud tertentu.
1) Naskah, yang biasanya dipergunakan untuk menyampaikan berita yang
bersifat komplek.
2) Blangko-blangko, yang dipergunakan untuk mengirimkan berita dalam
suatu daftar.
3) Gambar dan foto, Karena tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata atau
kalimat.
4) Spanduk, yang biasa dipergunakan untuk menyampaikan informasi
kepada orang banyak.
Dalam berkomunikasi secara tertulis, sebaiknya dipertimbagkan maksud
dan tujuan komunikasi itu dilaksanakan. Dan perlu juga resiko dari
komunikasi tertulis tersebut aman dan mudah dimengerti .

2. Komunikasi Menurut Perilaku.


Komunikasi merupakan hasil belajar manusia yang terjadi secara otomatis,
sehingga dipengaruhi oleh perilaku maupun posisi seseorang. Menurut perilaku,
komunikasi dapat dibedakan menjadi :
a. Komunikasi Formal.
Komunikasi yang terjadi diantara anggota organisasi atau perusahaan yang
tata caranya telah diatur dalam sruktur organisasinya.
a. Komunikasi Informal.
Komunikasi yang terjadi di dalam suatu organisasi atau perusahaan yang tidak
ditentukan dalam struktur organisasi.
b. Komunikasi Nonformal.
Komunikasi yang terjadi antara komunikasi yang bersifat formal dan informal,
yaitu komunikasi yang bertujuan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan
organisasi.
Maka telah diketahui bahwa komunikasi formal, informal dan nonformal saling
berhubungan, dimana komunikasi nonformal merupakan jembatan antara
komunikasi formal dengan komunikasi informal yang dapat memperlancar
penyelesaian tugas resmi.
3. Komunikasi Menurut Ruang Lingkup.
Ruang lingkup terjadinya komunikasi merupakan batasan jenis komunikasi
ono. Maka dalam komunikasi menurut ruang lingkup dapat dibedakan sebagai
berikut :
a. Komunikasi Internal.
Komunikasi yang berlangsung dalam ruang lingkup atau lingkungan
organisasi atau perusahaan yang terjadi diantara anggota organisasi atau
perusahaan tersebut saja.
b. Komunikasi Eksternal.
Komunikasi yang berlangsung antara organisasi kepada pihak
masyarakat yang ada di luar organisasi atau perusahaan tersebut.
Komunikasi dengan pihak luar dapat berbentuk :
1) Eksposisi, pameran, promosi, publikasi, dan sebagainya.
2) Komperensi pers.
3) Siaran televise, radio, dan sebagainnya.
4) Bakti social, pengabdian pada masyarakat, dan sebagainnya.
Komunikasi eksternal dimaksudkan untuk mendapatkan pengertian,
kepercayaan, bantuan dan kerjasamadengan masyarakat.

4. Komunikasi Memurut Aliran Informasi.


Komunikasi menurut aliran informasi dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Komunikasi satu arah.
Komunikasi yang berlangsung dari satu pihak saja.
b. Komunikasi dua arah.
Komunikasi yang bersifat timbale balik, dalam hal ini komunikasi diberi
kesempatan untuk memberikan respons atau feedbeck kepada
komunikatornya.
c. Komunikasi ke atas.
Komunikasi yang terjadi dari bawahan kepada atasan.
d. Komunikasi ke bawah.
Komunikasi yang terjadi dari atasan kepada bawahan.
e. Komunikasi kesamping.
Komunikasi yang terjadi diantara orang yang memiliki kedudukan sejajar.
Dengan demikian arah informasi tersebut akan dianut sebagai bentuk interaksi
komunikasinya.
5. Komunikasi Menurut Jaringan Kerja.

Di dalam sebuah organisasi atau perusahaan komunikasi akan terlaksana


neburut sistem yang ditetapkanya dalam jaringan kerja. Komunikasi menurut
jaringan kerja ini dapat dibedakan menjadi :
a. Komunikasi jaringan kerja rantai.
Komunikasi trjadi menurut saluran hirarchi organisasi dengan jaringan
komando sehingga mengikuti pola komunikasi formal.
b. Komunikasi jaringan kerja lingkaran.
Komunikasi terjadi melalui saluran komunikasi yang berbentuk seperti
lingkaran.
c. Komunikasi jaringan bintang.
Komunikasi yang terjadi melalui satu sentral dan saluranya yang dilalui lebih
pendek.
6. Komunikasi Menurut Peranan Individu.
Dalam komunikasi ini peranan individu sangat mempengaruhi keberhasilan
proses komunikasinya. Ada beberapa macam antara lain :
a. Komunikasi antar individu dengan individu yang lain.
b. Komunikasi yang terlaksana secara nonformal maupun informal.
c. Komunikasi antara individu dengan lingkungan yang lebih luas.
d. Komunikasi yang terjadi karena individu yang dimaksudkan memiliki kemampuan
yang tinggi.
e. Komunikasi antara individu dengan dua kelompok atau lebih.

7. Komunikasi Menurut Jumlah Yang Berkomunikasi.

Komunikasi yang selalu terjadi diantara sesama manusia baik perorangan


maupun kelompok. Jumlah yang berkomunikasi akan mempengaruhi proses
komunikasi itu sendiri, disamping sifat dan tujuan komunikasi itu dilaksanakan.
Untuk itu dapat dibedakan sebagai berikut :

Komunikasi perseorangan.
Komunikasi yang terjadi secara perseorangan atau individual antara pribadi dengan
pribadi tentang permasalahan yang bersifat pribadi juga.

Komunikasi kelompok .
Komunikasi yang berlangsung dalam suatu kelompok atau group tentang masalah-
masalah yang menyangkut kepentingan banyak orang dalam kelompok.

F. Tahap-tahap komunikasi efektif :


1. Tahap-tahap pre-interaksi
Dalam tahapan ini perawat menggali perasaan dan menilik dirinya dengan
cara mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya. Pada tahap ini juga perawat
mencari informasi tentang klien sebagai lawan bicaranya. Setelah hal ini
dilakukan perawat merancang strategi untuk pertemuan pertama dengan klien.
Tahapan ini dilakukan oleh perawat dengan tujuan mengurangi rasa cemas atau
kecemasan yang mungkin dirasakan oleh perawat sebelum melakukan
komunikasi terapeutik dengan klien.
Kecemasan yang dialami seseorang dapat sangat mempengaruhi interaksinya
dengan orang lain (Ellis, Gates dan Kenworthy, 20011 dalam Suryani, 2009). Hal
ini disebabkan oleh adanya kesalahan dalam menginterpretasikan apa yang
diucapkan oleh lawan bicara. Pada saat perawat merasa cemas, dia tidak akan
mampu mendengarkan apa yang dikatakan oleh klien dengan baik (Brammer,
2007 dalam Suryani, 2009) sehingga tidak mampu melakukan active listening
(mendengarkan dengan aktif dan penuh perhatian). Tugas perawat dalam
tahapan ini adalah:
1. Mengeksplorasi perasaan, mendefinisikan harapan dan mengidentifikasi
kecemasan.
2. Menganalisis kekuatan dan kelemahan diri.
3. Mengumpulkan data tentang klien.
4. Merencanakan pertemuan pertama dengan klien.

2. Tahap Interaksi
Tahap perkenalan dilaksanakan setiap kali pertemuan dengan klien dilakukan.
Tujuan dalam tahap ini adalah memvalidasi keakuratan data dan rencana yang
telah dibuat sesuai dengan keadaan klien saat ini, serta mengevaluasi hasil
tindakan yang telah lalu (Stuart. G. W, 2009). Tugas perawat dalam tahapan ini
adalah:
1. Membina rasa saling percaya, menunjukkan penerimaan dan
komunikasi terbuka.
2. Merumuskan kontrak (waktu, tempat pertemuan, dan topik
pembicaraan) bersama-sama dengan klien dan menjelaskan atau
mengklarifikasi kembali kontrak yang telah disepakati bersama.
3. Menggali pikiran dan perasaan serta mengidentifikasi masalah klien
yang umumnya dilakukan dengan menggunakan teknik komunikasi
pertanyaan terbuka.
4. Merumuskan tujuan interaksi dengan klien.
Sangat penting bagi perawat untuk melaksanakan tahapan ini dengan
baik karena tahapan ini merupakan dasar bagi hubungan terapeutik
antara perawat dan klien.

3. Tahap Implementasi
Tahap kerja/implementasi merupakan inti dari keseluruhan proses
komunikasi terapeutik (Stuart, G. W, 2009). Tahap kerja merupakan tahap yang
terpanjang dalam komunikasi terapeutik karena didalamnya perawat dituntut
untuk membantu dan mendukung klien untuk menyampaikan perasaan dan
pikirannya dan kemudian menganalisa respons ataupun pesan komunikasi verbal
dan non verbal yang disampaikan oleh klien. Dalam tahap ini pula perawat
mendengarkan secara aktif dan dengan penuh perhatian sehingga mampu
membantu klien untuk mendefinisikan masalah yang sedang dihadapi oleh klien,
mencari penyelesaian masalah dan mengevaluasinya.
Dibagian akhir tahap ini, perawat diharapkan mampu menyimpulkan
percakapannya dengan klien. Teknik menyimpulkan ini merupakan usaha untuk
memadukan dan menegaskan hal-hal penting dalam percakapan, dan membantu
perawat dan klien memiliki pikiran dan ide yang sama (Murray, B. & Judith, P,
2011 dalam Suryani, 2010). Dengan dilakukannya penarikan kesimpulan oleh
perawat maka klien dapat merasakan bahwa keseluruhan pesan atau perasaan
yang telah disampaikannya diterima dengan baik dan benar-benar dipahami oleh
perawat.

4. Tahap Terminasi
Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dan klien. Tahap
terminasi dibagi dua yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir (Stuart, G. W,
2009). Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan perawat dan klien,
setelah hal ini dilakukan perawat dan klien masih akan bertemu kembali pada
waktu yang berbeda sesuai dengan kontrak waktu yang telah disepakati
bersama.

Sedangkan terminasi akhir dilakukan oleh perawat setelah menyelesaikan


seluruh proses keperawatan. Tugas perawat dalam tahap ini adalah:
a. Mengevaluasi pencapaian tujuan dari interaksi yang telah dilaksanakan
(evaluasi objektif). Brammer dan McDonald (2009) menyatakan bahwa
meminta klien untuk menyimpulkan tentang apa yang telah didiskusikan
merupakan sesuatu yang sangat berguna pada tahap ini.
b. Melakukan evaluasi subjektif dengan cara menanyakan perasaan klien
setelah berinteraksi dengan perawat.
c. Menyepakati tindak lanjut terhadap interaksi yang telah dilakukan. Tindak
lanjut yang disepakati harus relevan dengan interaksi yang baru saja
dilakukan atau dengan interaksi yang akan dilakukan selanjutnya. Tindak
lanjut dievaluasi dalam tahap orientasi pada pertemuan berikutnya.

5. Sikap Selama Komunikasi


Lima sikap atau cara untuk menghadirkan diri secara fisik yang dapat
memfasilitasi komunikasi yang terapeutik menurut Egan, yaitu :
1. Berhadapan. Artinya dari posisi ini adalah “Saya siap untuk anda”.
2. Mempertahankan kontak mata.
3. Membungkuk ke arah klien. Posisi ini menunjukkan keinginan untuk
mengatakan atau mendengar sesuatu.
4. Mempertahankan sikap terbuka, tidak melipat kaki atau tangan
menunjukkan keterbukaan untuk berkomunikasi.
5. Tetap rileks. Tetap dapat mengontrol keseimbangan antara
ketegangan dan relaksasi dalam memberi respon kepada klien.
Selain hal-hal di atas sikap terapeutik juga dapat teridentifikasi melalui
perilaku non verbal. Stuart dan Sundeen (1998) mengatakan ada lima kategori
komunikasi non verbal, yaitu :
Syarat vokal, yaitu isyarat paralingustik termasuk semua kualitas bicara
non verbal misalnya tekanan suara, kualitas suara, tertawa, irama dan
kecepatan bicara.
Syarat tindakan, yaitu semua gerakan tubuh termasuk ekspresi wajah dan
sikap tubuh.
Syarat obyek, yaitu obyek yang digunakan secara sengaja atau tidak
sengaja oleh seseorang seperti pakaian dan benda pribadi lainnya.
Ruang memberikan isyarat tentang kedekatan hubungan antara dua
orang. Hal ini didasarkan pada norma-norma social budaya yang dimiliki.
Sentuhan, yaitu fisik antara dua orang dan merupakan komunikasi non
verbal yang paling personal. Respon seseorang terhadap tindakan ini
sangat dipengaruhi oleh tatanan dan latar belakang budaya, jenis
hubungan, jenis kelamin, usia dan harapan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya komunikasi itu sangat penting bagi setiap orang, apalagi bagi
mahasiswa kebidanan. Karena selain dituntut agar cakap berbicara dan berkomunikasi,
seorang bidan juga harus mampu berkomunikasi secara berkesinambungan. Proses
untuk berkomunikasi efektif pun banyak dengan menggunakan media-media lain. Dari
proses pertukaran informasi dan ide tersebut akan menghasilkan feed back, sehingga
dapat merubah sikap dan perilaku yang sebelumnya menyimpang.
B. Saran
Semoga dari makalah yang telah kelompok kami buat, dapat bermanfaat dan bisa di
aplikasikan pada masyarakat nanti. Juga dapat menjadi bahan referensi untuk tugas
berikutnya yang berhubungan dengan komunikasi juga untuk mahasiswa lain yang
membutuhkan informasi mengenai materi komunikasi efektif.
DAFTAR PUSTAKA

Indrawati, Tatik. 2003. Komunikasi kebidanan. Jakarta : EGC


http://ocw.gunadarma.ac.id/course/diploma-three-program/study-program-of-
midwifepractices-d3/komunikasi-konseling-dalam-praktek-kebidanan/komunikasi-efektif
http://ciputrauceo.net/blog/2016/2/18/unsur-unsur-komunikasi-efektif

http://tipsserbaserbi.blogspot.co.id/2014/12/proses-komunikasi-dan-penjelasannya.html

https://sorayailham.wordpress.com/2011/11/21/bentuk-bentuk-komunikasi/

http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-efektivitas-komunikasi-dam.html

https://ericklatumeten.wordpress.com/2010/03/08/macam-macam-komunikasi/

http://chenalya2.blogspot.co.id/2014/03/makalah-komunikasi-efektif.html

Anda mungkin juga menyukai