Diferensiasi Numerik - A - Anisah Tiara Pratiwi (Laporan)

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA KOMPUTASI
PRAKTIKUM 7 – DIFERENSIASI NUMERIK
KELAS A

Disusun Oleh:
Nama : Anisah Tiara Pratiwi
NIM : 175090800111013
Hari/Tanggal Praktikum : Jumat, 20 November 2020

LABORATORIUM KOMPUTASI
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2020
A. Soal 1
Carilah dua metode diferensiasi numerik selain metode beda hingga.
Kemudian jelaskan konsep dasar, rumusan, kelebihan dan kekurangan dua
metode diferensiasi numerik tersebut!

Jawaban:
Metode Euler
Suatu persamaan diferensial (dy/dt) dinyatakan dalam fungsi f(t,y),
dimana y(t) adalah persamaan asalnya

Nilai t dibatasi dari a hingga ke b. Sementara, syarat awal telah diketahui yaitu
pada saat t - a maka y bernilai α. Akan tetapi kita sama sekali tidak tahu bentuk
formulasi persamaan asalnya y(t).
Tahap awal solusi pendekatan numerik adalah dengan menentukan point-
point dalam jarak yang sama di dalam interval [a,b]. Jarak antar point
dirumuskan sebagai

dengan N adalah bilangan integer positif. Nilai h ini juga dikenal dengan nama
step size. Selanjutnya nilai t diantara a dan b ditentukan berdasarkan
Metode Euler diturunkan dari deret Taylor. Misalnya, fungsi y(t) adalah
fungsi yang kontinyu dan memiliki turunan dalam interval [a,b]. Dalam deret
Taylor, fungsi y(t) tersebut dirumuskan sebagai

dengan memasukkan h = (ti+1 − ti), maka

dan, karena y(t) memenuhi persamaan diferensial, dimana y ′ (ti) tak lain adalah
fungsi turunan f(ti , y(ti)), maka

Metode Euler dibangun dengan pendekatan bahwa suku terakhir dari


persamaan, yang memuat turunan kedua, dapat diabaikan. Disamping itu, pada
umumnya, notasi penulisan bagi y(ti) diganti dengan wi . Sehingga metode Euler
diformulasikan sebagai

dengan syarat awal w0 = α


dimana i = 0, 1, 2, .., N − 1.
Pada metode Euler kelebihannya adalah mudah dicari dengan nilai analitik
sehingga mudah untuk membandingkan nilai antara program dengan analitik
sehingga kesalahan dapat segera terdeteksi. Kelemahannya adalah metode ini
tidak menggunakan titik-titik iterasi yang begitu banyak sehingga error untuk
metode ini lumayan besar dibandingkan dengan metode lainnya.
Secara umum, bentuk persamaan finite difference dirumuskan sebagai
berikut.

𝑓(𝑥𝑖+1 ) − 𝑓(𝑥𝑖 )
𝑓 ′ (𝑥𝑖 ) = + 𝑂(𝑥𝑖+1 − 𝑥𝑖 )
𝑥𝑖+1 − 𝑥𝑖

atau

𝑓 (𝑥𝑖+1 ) − 𝑓(𝑥𝑖 )
𝑓 ′ (𝑥𝑖 ) = + 𝑂(ℎ)

ℎ merupakan step size atau jarak interval antara 𝑥𝑖+1 dengan 𝑥𝑖 . Bentuk
persamaan differensial diatas disebut “forward” difference atau diferensiasi
maju, sebab persamaan diatas menggunakan nilai data suatu fungsi saat di posisi
i dan i+1 untuk menentukan diferensial dari fungsi tersebut. 𝑂(ℎ) merupakan
besarnya truncation error (error yang muncul akibat adanya approksimasi
persamaan diferensial eksak menjadi persamaan diferensial yang menggunakan
nilai selisih dari data-data yang dihasilkan suatu fungsi). Dalam menentukan
turunan suatu fungsi menggunakan finite difference, tidak hanya terbatas pada
metode “forward” difference saja, masih terdapat metode lain yaitu
“backward” difference dan “central” difference. Metode “backward”
difference atau diferensiasi mundur menggunakan nilai data suatu fungsi saat di
posisi i dan i-1 untuk menentukan diferensial dari fungsi tersebut. Persamaan
penentuan diferensial dari suatu fungsi dengan metode “backward” difference
dirumuskan sebagai berikut.
𝑓(𝑥𝑖 ) − 𝑓(𝑥𝑖−1 )
𝑓 ′ (𝑥𝑖 ) ≅

Selain metode “backward” difference, terdapat metode “central” difference
atau diferensiasi tengah yang mana pada metode ini menggunakan nilai data
dari suatu fungsi saat di posisi i-1 dan i+1 untuk menentukan differensial dari
fungsi tersebut. Persamaan penentuan diferensial dari suatu fungsi dengan
metode “central” difference dirumuskan sebagai berikut.
𝑓 (𝑥𝑖+1 ) − 𝑓(𝑥𝑖−1 )
𝑓 ′ (𝑥𝑖 ) = + 𝑂(ℎ 2 )
2ℎ
.Untuk memperkecil galat atau meningkatkan orde ketelitian, tambahkan deret
Taylor untuk titik-titik sebelum atau sesudahnya dua tingkat atau lebih, dan
eliminasi suku-suku yang sesuai. Semakin banyak ’keterlibatan’ titik-titik
sebelum dan sesudahnya, semakin kecil galat yang dihasilkan. Tetapi hal itu
harus dibayar dengan semakin berat beban komputasi yang dibutuhkan.
Untuk soal nomor 2 dan 3, perhatikan penjelasan berikut ini.
Hubungan tekanan udara terhadap ketinggian dapat dijelaskan melalui
persamaan berikut

dimana p(z) adalah tekanan udara, z adalah ketinggian, ρ adalah densitas udara
dan g adalah percepatan gravitasi. Hubungan tekanan terhadap densitas dan
suhu dapat dijelaskan melalui persamaan gas ideal berikut ini

dimana M adalah massa molar udara, R adalah konstanta gas universal dan T
adalah temperatur dalam satuan Kelvin. Dengan mensubstitusikan persamaan
(ii) ke persamaan (i), diperoleh persamaan diferensial biasa

Diketahui :
B. Soal 2
Buatlah sebuah flowchart untuk menentukan hubungan tekanan udara dan
ketinggian berdasarkan penjelasan di atas dengan menggunakan metode
beda hingga yang Anda kuasai!

Jawaban:
C. Soal 3
Berdasarkan flowchart yang telah Anda buat pada soal nomor 2, tunjukkan
grafik hubungan tekanan udara dan ketinggian, jika diketahui:

𝑃0 = 101.325 𝑘𝑃𝑎
𝑇 = 23.7ᵒ𝐶
𝑧𝑚𝑎𝑥 = 50 𝑘𝑚

Berdasarkan hasil yang Anda peroleh, bandingkan dengan literatur/teori


yang ada! Petunjuk: diskritisasikan pers. (iii), ubah T dan z menjadi SI,
hitung untuk rentang z = 0 – 50 km, sumbu x adalah tekanan udara (p) dan
sumbu y adalah ketinggian (z) *Sertakan program, command window,
current folder, workspace dan penjelasan!
Permasalahan Fisika:
Menunjukkan grafik hubungan tekanan udara dan ketinggian dengan metode
beda hingga forward difference.

Governing Equation:
(*Persamaan yang mengatur permasalahan tersebut)

Working Equation:
(*Hasil penyederhanaan atau simplifikasi dari governing equation dengan
menggunakan intusi fisis dan/atau matematis)

Persamaan Numerik:
(*Bentuk numerik dari working equation)

Kode Program:
Penjelasan:
Pertama mengclear dan clc agar nilai program sebelumnya tidak
mempengaruhi. Kemudian diinisialisasi konstanta T,R,M,g,rho untuk
diinputkan pada program. Kemudian set nilai z max sdan membuat nilai
cacahan dari z max. Setelah itu diinisialisasikan iterasi 2-n ke dalam
persamaan p yang telah dideferensiasi. Kemudian buat plot grafik p dan z
terhadap t. Terakhir ditunjukkan grafik hubungan p terhadap z.

Hasil:
Penjelasan:
Grafik menunjukkan hubungan antara tekanan udara dan ketinggian dengan
metode beda hingga dan dibandingkan dengan sumber terkait. Pada grafik
didapatkan, pada ketinggian 5x104 m di atas permukaan, tekanan udaranya
adalah mendekati 0 Pa. hal ini sesuai dengan literatur yang menyebutkan
bahwa tekanan udara akan berbanding terbalik dengan ketinggian suatu
tempat.

Workspace:

Penjelasan:
Pada workspace ditampilkan nilai – nilai yang diinisialisasikan pada
program.

Anda mungkin juga menyukai