A1a119047 Nadyaagustindp r002 Tugas Makalah Perdagangan Internasional

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

EKONOMI PEMBANGUNAN

Perdagangan Internasional Indonesia dengan China dalam Bidang Ekonomi Sektor


Pertanian

DOSEN PENGAMPU :

Dra. Refnida, M.E.

DISUSUN OLEH:

Nadya Agustin Dwi Putri

NIM. A1A119047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugerah dari-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah tentang “Perdagangan Internasional Indonesia dengan China dalam
bidang ekonomi sektor pertanian” ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita
semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah
terbesar bagi seluruh alam semesta.

Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
mata kuliah Ekonomi Pembangunan. Disamping itu, saya mengucapkan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu saya selama pembuatan makalah ini berlangsung
sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Saya mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya
dapat saya perbaiki. Karena saya sadar, makalah yang saya buat ini masih banyak terdapat
kekurangannya.

Jambi, 9 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

NO. HALAMAN ................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan ............................................................................................ 2
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 4
Bab II Pembahasan ............................................................................................ 5
Pengertian Perdagangan Internasional ...................................................... 5
2.1 Kerjasama Bilateral Indonesia Cina .......................................................... 5
2.2 Kerjasama Bilateral Indonesia Cina di bidang Ekonomi Sektor Pertanian . 9
2.3 Analisis SWOT Perdagangan Internasional Indonesia China................13
2.4 Dampak dari Kerjasama Indonesia China pada Sektor Pertanian..............15

Bab III Penutup ............................................................................................... 17


3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 17
3.2 Saran ...................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi seperti sekarang ini persaingan di dunia akan semakin ketat.
Persaingan dari segi ekonomi ideologi dan keamanan makin gencar terjadi. Ukuran
pertumbuhan/ perkembangan suatu negara akan berbeda dengan negara lain. Faktor yang
sangat mempengaruhi adalah ketersediaan sumber daya manusia dan sumber daya alam.
Untuk sumber daya alam merupakan sebuah kekayaan yang sudah ada, sedangkan untuk
sumberdaya manusia perlu untuk membangun atau melakukan pembentukan untuk
masing-masing negara yang berbeda.
Cina merupakan negara yang berada di Asia timur dan berbatasan dengan negara
negara seperti Jepang, India, Pakistasn, Uzbekistan. Dengan julukan negara yang
memiliki kepadatan penduduk tertinggi di dunia, dan wilayahnya yang sangat luas.
Kegiatan penduduknya yang terpusat pada perdagangan, industri, dan berbagai
pelayanan jasa, dikenal sebagai masyarakat yang gigih, ulet dan pantanag menyerah.
Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi Cina yang terus mengalami perkembangan ke
arah yang lebih baik membuat negara ini menjadi salah satu tolak ukur ekonomi dunia.
Selanjutnya tentang Indonesia, negara yang memiliki posisi strategis dan kekayaan
alam yang melimpah serta sejarahnya yang panjang. Bagian dari negara berkembang di
kawasan ASEAN. Dengan jumlah penduduk yang besar dan bisa dikatakan rendah
dalam sisi SDM. Kekayaan alam yang melimpah tidak semerta-merta bisa menjadikan
Indonesia sebagai negara Maju, karena dalam sistem pengelolaannya masih lemah.
Dalam artian bahwa Indonesia sampai saat ini baru bisa melakukan
penggalian/eksploitasitambang tanpa mengolahnya menjadi barang jadi.
Melihat gambaran umum antara Cina dan Indonesia, dalam melakukan kegiatan
ekonomi pada suatu negara dua unsur yakni SDA dan SDM sangat diperlukan. Ada
negara dengan SDA yang melimpah tetapi tidak bisa mengolahnya karena tingkat
SDM yang rendah, dan ada yang sebaliknya negara dengan tingkat SDM tetapi tidak
memiliki SDA yang melimpah. Hubungan kerjasama antarnegara antara yang
membutuhkan SDM dan yang membutuhkan SDA telah lama terjalin. Fenomena diatas
identik SDM tinggi berada pada negara maju sedangkan SDA yang melimpah berada di
negara berkembang. Tidak ada negara yang mampu memenuhi kebutuhan negaranya

2
tanpa ada bantuan dari negara lain. Seperti yang telah diketahui, tiap negara mempunyai
kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Timbul adanya rasa saling membutuhkan antara keduanya, oleh sebab itu rasa
saling membutuhkan tersebut dapat dijangkau dengan adanya hubungan/kerjasama
bilateral/multirateral negara-negara. Kita ambil contoh hubungan kerjasama yang
dilakukan antara Cina dan Indonesia. Bntuk- bentuk kerjasama yang dilakukan baik dari
segi ekonomi, sosial dan budaya serta keamanan menjadi isu penting. Dari sisi ekonomi
hubungan Indonesia Cina adalah saling ketergantungan, Cina membutuhkan bahan
mentah sebagai alat produksi yang tentunya didapat dari ekspor yang dilakukan
Indonesia. Sedangkan Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar dan kebutuhan
penduduknya yang besar pula belum bisa memenuhi kebutuhan secara mandiri.
Kerjasama Indonesia dan China dalam memenuhi kebutuhan negara salah satunya
berupa kerjasama di bidang pertanian. Kerjasama yang termasuk dalam bidang
pertanian antara lain: perkebunan, perikanan, kehutanan, tanaman pangan, dan
hortikultura. Dalam bidang pertanian, antara Indonesia dan China telah terbrntuk forum
kerjasama bilateral di bidang pertanian yang diharpkan mampu menjembatani kebutuhan
kedua negara seperti dalam hal pertukaran teknologi, kerjasama dalam pengembangan
riset dan penelitian bidang pertanian ataupun kepentingan pengembangan agrobisnis
seperti peningkatan ekspor-impor produk-produk pertanian kedua negara. Oleh sebab itu
dilakukan impor barang jadi dari Cina, dengan harga yang rendah sesuai dengan
kemampuan penduduk Indonesia umumnya. Kerjasama ekonomi yang dilakukan juga
mencakup pada bidang pertanian. Dari fenomena diatas kami tertarik membahas tentang
hubungan kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Cina.

3
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kerjasama bilateral Indonesia dengan Cina di bidang ekonomi dan
perdagangan pada sektor pertanian?
2. Apa dampak dari kerjasama Indonesia dengan China (Tiongkok) di bidang ekonomi
pada sektor pertanian ?
3. Bagaimana Analisis SWOT mengenai Perdagangan Internasional Indonesia dan
China

4. Apa dampak dari Kerjasama Indonesia dengan China (Tiongkok) di Bidang


Ekonomi pada Sektor Pertanian

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Untuk mengetahui sejauh mana kerjasama kedua negara di bidang ekonomi dan
perdagangan pada sektor pertanian
2. Agar kita mengetahui dampak yang ditimbulkan dari kerjasama antara Indonesia
dan Cina
3. Untuk mengetahui Analisis SWOT mengenai Perdagangan Internasional Indonesia
dan China

4. Untuk mengetahui dampak dari Kerjasama Indonesia dengan China (Tiongkok) di


Bidang Ekonomi pada Sektor Pertanian

4
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Perdagangan Internasional


Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk
suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk
yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara
individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan
pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu
faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah
terjadi selama ribuan tahun (lihat Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap
kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan.
Perdagangan internasional pun akan turut serta mendorong Industrialisasi,
kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.

2.1 Kerjasama Bilateral antara Indonesia dengan China


1. Pengertian Kerjasama Bilateral
Kerjasama antarnegara dapat pula diartikan sebagai terjalinnya hubungan antara satu
negara dengan negara lainnya melalui kesepakatan untuk mencapai tujuan.
Kerjasama antarnegara bentuknya bermacam-macam, mulai kerjasama ekonomi,
perdagangan, industri, maritim dan masih banyak bentuk kerjasama yang lain.
Ada dua bentuk kerjasama yang bisa terjadi dalam hubungan internasional antar
bangsa di duna, yakni kerjasama Bilateral dan Multilateral. Dalam Kerja sama
bilateral mengandung pengertian bahwa kerja sama ini dilakukan antara dua negara
yang biasanya dalam bentuk hubungan diplomatik, perdagangan, pendidikan, dan
kebudayaan. Sedangkan dalam Kerjasama Multirateral yang memiliki pengertian
bahwa kerja sama ini dilakukan oleh beberapa negara meliputi regional dan
internasional. Pertama, kerja sama regional adalah kerja sama yang dilakukan oleh
beberapa negara dalam suatu kawasan atau wilayah. Kerja sama ini biasanya
dilakukan karena adanya kepentingan bersama baik dalam bidang politik, ekonomi,
dan pertahanan. Kedua, kerja sama internasional adalah perdagangan yang dilakukan
oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan
bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan

5
individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu
negara dengan pemerintah negara lain. (Maharaindra, Raka Bintang. 2014).
Kerjasama Bilateral yang terjadi antara dua negara. Kerjasama Bilateral merupakan
suatu hubungan diplomatik yang bersifat idealis dan kompetitif dan banyak hal yang
menguntungkan dari kerjasama ini, karena dapat menciptakan suatu hubungan
bilateral yang dinamis, baik kerjasama melaui persaingan produk antara kedua
negara maupun antar pendapatan dari kedua negara yang terikat dalam bentuk
kerjasama itu.
Hubungan Bilateral berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Plano dan Olton
adalah Hubungan kerjasama yang terjadi antara dua negara di dunia ini pada
dasarnya tidak terlepas dari kepentingan nasional masing-masing negara.
Kepentingan nasional merupakan unsur yang sangat vital mencakup kelangsungan
hidup bangsa dan negara, kemerdekaan, keutuhan wilayah, keamanan, militer dan
kesejahteraan ekonomi”. (Plane, 1990, 7). Hubungan bilateral mengandung dua
unsur pemaknaan, yakni konflik dan kerjasama. Kedua unsur tersebut dapat memiliki
arti penting secara bergantian menurut motivasi-motivasi internal dan opini yang
melingkupi pada kedua negara. Hubungan bilateral yang tercipta pada dua negara
dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi diantara keduanya. Seperti
yang dikemukakan oleh Coplin bahwa Melalui adanya kerjasama internasional
negara-negara berusaha untuk memecahkan permasalahan ekonomi, sosial dan
politik. Terdapat dua tipe di dalam kerja sama internasional. Tipe pertama, terkait
kondisi di lingkungan internasional sehingga dibutuhkan pengaturan khusus sehingga
tidak akan menimbulkan ancaman pada negara-negara yang terlibat. Tipe kedua,
mencakup keadaan ekonomi, sosial dan politik tertentu yang dianggap membawa
konsekuensi luas terhadap sistem internasional sehingga dipersepsikan sebagai
masalah internasionalbersama. (Coplin, 1992, 263).
Secara general hubungan bilateral mengandung arti sebagai konsep interaksi
hubungan kerjasama antar dua negara yang saling menguntungkan. Berdasarkan
letak geografis yang saling berjauhan, tidak lagi menjadi hambatan bagi kedua
negara. Karena semakin tinggi tingkat ketergantungan kedua negara, maka semakin
kecilnya hambatan kedua negara untuk melakukan hubungan termasuk letak
geografis. Hubungan bilateral akan terjalin sesuai dengan tujuan spesifik serta
bidang bidang khusus yang menjadi tolak ukur bagi suatu negara dengan negara
lain. Di dalam hubungan tersebut sangat ditentukan oleh hasil interaksi kedua negara
6
dalam berbagai bidang.
Dalam ilmu hubungan internasional, pola interaksi timbal balik antara dua negara
didefinisikan sebagai hubungan bilateral. Kemudian hubungan bilateral menjadi
sebuah konsep yang memiliki makna yang lebih kompleks serta mengandung
pengertian yang berkaitan dengan dinamika hubungan internasional itu sendiri.
Beberapa bidang yang meliputi hubungan bilateral secara umum terdiri dari bidang
politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, perdagangan hingga pertahanan
keamanan. Kerjasama akan menghasilkan kesepakatan yang merupakan kebijakan
yang akan menguntungkan kedua belah pihak sesuai tujuan masing-masing.
Kesepakatan berupa ketentuan yang harus dipatuhi bersama demi tercipta
harmonisasi

2. Macam-Macam Kerjasama antara Indonesia dengan China


Hubungan antara Indonesia dan China adalah satu hal yang amat penting, baik bagi
Indonesia maupun untuk China sendiri. Hubungan Bilateral Indonesia-China yang
pernah membeku sepanjang pemerintahan Orde Baru, kini makin membaik, dan
bahkan China merupakan salah satu mitra yang penting bagi Indonesia. Secara
geopolitik, posisi Indonesia sangat strategis di kawasan Asia Pasifik dan Selat
Malaka. Sedangkan secara ekonomi, Indonesia adalah negara yang sangat kaya
dengan sumberdaya alam dan mineral, baik di darat maupun di laut. Dalam
Kerjasama yang terjadi antara Indonesia dengan China, ada beberapa bentuk
kerjasama yang sudah terjalin saat kepemimpinan presiden Soekarno dan terus
berkembang sampai kepemimpinan presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Macam-
Macam Kerjama tersebut adalah Bidang Ekonomi, Bidang Politik, Bidang Sosial
Budaya dan Pariwisata, Bidang Pertahanan dan Keamanan serta Bidang Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi. Dimana disetiap bidang memiliki bentuk kerjasama
yang lebih rinci dan mendasar lagi.

1) Kerjasama Bilateral antara Indonesia dengan China di Bidang Ekonomi


Perdagangan
Kekayaan alam Indonesia memang sangat luar biasa dan sangat menggoda
negara-negara industri yang sedang maju saat ini seperti China untuk
menguasainya, secara langsung ataupun tidak langsung. Disamping itu, dengan
jumlah penduduk lebih dari 243 juta jiwa, Indonesia adalah pasar potensial bagi
7
produk-produk negara-negara industri. Sedangkan China sendiri adalah dulunya
merupakan negara berkembang yang dimana pemerintahnya masih menerapkan
sistem tertutup dan belum terbuka dengan negara lainnya, akan tetapi kini sudah
berubah menjadi negara maju yang perekonomiannya terus berkembang pesat
bahkan sudah mengalahkan perkembangan negara-negara diu kawasan Eropa, dan
China sekarang adalah negara yang sangat terbuka dengan investasi asing
semenjak liberalisasi ekonomi yang dibawa pada tahun 1979 oleh Den Xioping.

Hubungan bilateral antara China dan Indonesia terutama dalam bidang ekonomi
saat ini terus meningkat. Hal ini tercermin dari meningkatnya nilai perdagangan
kedua negara, yang pada tahun 2008 mencapai US$ 31 miliar. Dalam lima tahun
ke depan, Presiden Republik Indonesia (RI) Bapak Susilo B. Yudhoyono
memperkirakan nilai perdagangan Indonesia-China akan mencapai US$ 50 miliar.
Peningkatan hubungan bilateral tersebut, diungkapkan oleh Dubes China, tidak
terlepas dari terjalinnya Free Trade Asean-China. Selain itu, China menganggap
Indonesia adalah negara yang mempunyai potensi sangat besar. Namun untuk
merealisasikan potensi itu diperlukan penghapusan beberapa hambatan, baik dari
pihak China maupun dari pihak Indonesia. Indonesia berharap lambannya
realisasi dana pinjaman China agar bisa cepat terealisasikan sehingga bisa
dioptimalkan dengan baik oleh pemerintah Indonesia. Sebaliknya, dunia usaha
China yang ingin berinvestasi di Indonesia juga memerlukan jaminan dari
pemerintah RI untuk menghadapi risiko perubahan kebijakan pemerintah daerah.
Tampilnya Cina sebagai kekuatan besar di dunia, dianggap bisa membantu
Indonesia mengimbangi pengaruh Amerika Serikat, Uni Eropa dan Jepang di
kawasan Asia Pasifik. Bagi Indonesia yang menginginkan kondisi stabil di
kawasan, bermitra dengan China menjadi sesuatu yang tak terelakan sekaligus
langkah strategis bagi kepentingan nasional.
Salah satu cara untuk mempererat hubungan satu negara dengan negara lainnya
dalah dengan melakukan perdagangan internasional. Perdagangan internasional
merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia.
Dengan perdagangan internasional, perekonomian akan saling terjalin dan
tercipta suatu hubungan ekonomi yang saling mempengaruhi suatu negara dengan
negara lain serta lalu lintas barang dan jasa akan membentuk perdagangan antar
bangsa. Perdagangan internasional pada saat ini secara tidak langsung
8
mendorong terjadinya globalisasi, hal ini ditandai dengan semakin
berkembangnya sistem inovasi teknologi informasi, perdagangan, reformasi
politik, transnasionalisasi sistem keuangan, dan investasi. Dan ini bisa menjadi
modal yang penting bagi suatu negara untuk menarik investor masuk ke dalam
negerinya untuk menanam investasi di negarnya. Apalagi didukung dengan situasi
politik yang kondusif dan lingkungan bisnis yang kompetitif di dalam negara
tersebut, maka bukan tidak mungkin perkembangan ekonomi negara tersebut akan
tumbuh semakin cepat.

2.2 Kerjasama Bilateral Indonesia dengan China (Tiongkok) di Bidang Ekonomi


dan Perdagangan pada Sektor Pertanian
1. Hubungan Kerjasama Bilateral Indonesia dan China (Tiongkok)
Berdasar pendapat yang dikemukakan oleh Plano dan Olton Hubungan Bilateral
merupakan : “Hubungan kerjasama yang terjadi antara dua negara di dunia ini pada
dasarnya tidak terlepas dari kepentingan nasional masing-masing negara.
Kepentingan nasional merupakan unsur yang sangat vital mencakup kelangsungan
hidup bangsa dan negara, kemerdekaan, keutuhan wilayah, keamanan, militer dan
kesejahteraan ekonomi”. (Plane, 1990, 7 dalam jurnal Nahdia, 2014:5)
Kerjasama bilateral yang dilakukan Indonesia dengan negara lain, salah satunya ialah
dengan negara China (Thiongkok). Kerjasama kedua negara ini dimulai pada 13 April
1950, dibekukan pada 30 Oktober 1967, kemudian dilanjutkan kembali dengan
ditandatanganinya MOU on the Resumption of Diplomatic Relations RI-RRC di
Jakarta, pada tanggal 8 Agustus 1990 hingga saat ini. Hubungan bilateral Indonesia
dengan Republik Rakyat China mengalami peningkatan dalam beberapa periode
terakhir ini. Dengan peningkatan hubungan bilateral kedua negara telah terbentuk :
Konsultasi Bilateral Tingkat Pejabat Tinggi, Komisi Bersama Ekonomi dan
Perdagangan, Dialog Bilateral Mengenai Keamanan Regional, Konsultasi Masalah
Imigrasi dan Konsuler.
Kerjasama Indonesia dan China dalam memenuhi kebutuhan negara salah satunya
berupa kerjasama di bidang pertanian. Kerjasama yang termasuk dalam bidang
pertanian antara lain: perkebunan, perikanan, kehutanan, tanaman pangan, dan
hortikultura. Dalam bidang pertanian, antara Indonesia dan China telah terbrntuk
forum kerjasama bilateral di bidang pertanian yang diharpkan mampu menjembatani
kebutuhan kedua negara seperti dalam hal pertukaran teknologi, kerjasama dalam
9
pengembangan riset dan penelitian bidang pertanian ataupun kepentingan
pengembangan agrobisnis seperti peningkatan ekspor-impor produk- produk pertanian
kedua negara. Ada beberapa dasar kerjasama Indonesia dan China di bidang pertanian
antara lain (Sumber : Kementrian Luar Negeri (http://treaty.kemlu.go.id/ )):
1. Memorandum Saling Pengertian Kerja Sama Perikanan antara Kementerian
Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dan Kementerian Pertanian Republik
Rakyat Tiongkok. Jakarta, 02 Oktober 2013
2. Memorandum Saling Pengertian antara Departemen Pertanian Republik Indonesia
dan Administrasi Umum Pengawasan Mutu, Inspeksi dan Karantina Republik
Rakyat Cina mengenai Kerja Sama dan Konsultasi bidang Sanitari dan Fitosanitari.
Beijing, 11 Desember 2008
3. Pengaturan Bilateral antara Departemen Kelautan dan Perikanan Republik
Indonesia dan Kementerian Pertanian Republik Rakyat China mengenai
Pemanfaatan sebagian dari Jumlah Tangkapan yang diperbolehkan di Zona
Ekonomi Eksklusif Indonesia. Beijing, 19 Desember 2001
4. Memorandum Saling Pengertian antara Departemen Pertanian Republik Indonesia
dan Departemen Pertanian Republik Rakyat China tentang Kerjasama di bidang
Pertanian. Jakarta, 07 November 2001

2. Ekspor Komoditas Pertanian Indonesia ke China

Selama periode Januari – Juni 2013, Indonesia melakukan ekspor komoditas pertanian
ke berbagai negara. Negara tujuan ekspor komoditas pertanian kedua Setelah India
10
adalah China, dimana sub sektor perkebunan kembali memberikan kontribusi nilai
ekspor terbesar mencapai US$ 1,83 milyar. Komoditas utama sub sektor perkebunan
yang diekspor ke China adalah kelapa sawit yang mencapai US$ 997,84 juta dan karet
sebesar US$ 724,17 juta. Komoditas perkebunan lainnya yang juga banyak diekspor ke
China adalah kelapa dan kakao walaupun dalam jumlah yang tidak terlalu besar, yakni
masing-masing sebesar US$ 42,97 juta dan US$ 19,89 juta.
Sementara, ekspor komoditas sub sektor lainnya relatif lebih kecil dibandingkan
dengan ekspor komoditas perkebunan.
Tabel 1. Negara Utama Tujuan Ekspor Komoditas Pertanian Indonesia, Januari – Juni

Ekspor sub sektor peternakan ke China hanya menyumbang devisa Indonesia sebesar
US$ 16,00 juta dengan komoditas utamanya adalah kulit & jangat serta lemak masing-
masing sebesar US$ 11,04 juta dan US$ 3,34 juta. Sub sektor hortikultura menyumbang
devisa dari ekspor ke China dengan urutan berikutnya, yakni sebesar US$ 5,53 juta,
dengan komoditas utamanya adalah anggur dan nenas. Komoditas tanaman pangan
yang diekspor ke China mencapai US$ 2,61 juta dengan komoditas utamanya adalah ubi
kayu dan jagung masing-masing sebesar US$ 1,25 juta dan US$ 796 ribu. Komoditas
pertanian utama yang diekspor ke China pada periode Januari-Juni 2013 secara rinci
tersaji pada Tabel 2.

Tabel 2. Ekspor komoditas pertanian Indonesia ke China, Januari-Juni2013

11
3. Impor Komoditas Pertanian China Ke Indonesia
China merupakan salah satu negara yang mengekspor komoditas pertaniannya ke
Indonesia. Negara “Tirai Bambu” ini menduduki urutanke empat dari negara asal impor
komoditas pertanian Indonesia,. Seperti pada tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3. Impor Produk Holtikultura Indonesia dari China 2008-2013

12
Dapat kita ketahui bahwa Indonesia memang anyak melakukan impor produk
hortikultura (pertanian) dari China. Terutama kebutuhan rumah tangga didominasi oleh
produk-produk hortikultura (pertanian), oleh karena itu impor ini dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangga masyarakat Indonesia yang kurang terpeuhi oleh
produk dalam negeri.

2.3 Analisis SWOT Mengenai Perdagangan Internasional Indonesia dan China


Dalam perdagangan internasional antar negara faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan
hambatan ikut mempengaruhi keberhasilan dan keuntungan suatu negara dalam
perdagangan internasional tersebut. Berdasarkan analisis yang biasa disebut analisis
SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, dan Threat) tersebut, kekuatan dari
perdagangan internasional, dalam hal ini perdagangan bilateral antara Indonesia-China
adalah sebagai berikut:
1) Ketersediaan sumber daya yang beragam, baik mentah maupun bahan jadi untuk
diekspor mempunyai peluang yang besar.
2) Prosedur dan perijinan yang terus dipermudah demi menjamin kelancaran
perdagangan Indonesia-China.

13
3) Dapat terjadi alih teknologi dari China ke Indonesia maupunsebaliknya.
4) Pasar yang luas di kedua negara dengan jumlah penduduk melimpah, mebuat
peluang keuntungan kedua negara meningkat.
5) Harga barang-barang impor China yang lebih murah dari negaraprodusen lainnya.
6) Peningkatan jumlah devisa negara dari hasil ekspor.

Sedangkan berdasarkan kajian analisis SWOT, faktor kelemahan dari usaha


perdagangan bahan bangunan antara lain: Mengancam pasar dalam negeri; Kesiapan
mental dan sumber daya manusia sangat menentukan keberhasilan perdagangan, jika
tidak terpenuhi ancamannya stabilitas ekonomi nasional; Perbandingan kurs Rupiah-
Yuan juga menjadi sorotan; Perijinan yang terlalu longgar sangat merugikan produsen
lokal. Faktor peluang yang terdapat pada usaha perdagangan internasional adalah
keadaan di mana masih tingginya permintaan terhadap produk China dalam pasar di
Indonesia berkaitan dengan harga yang lebih terjangkau. Sedangkan faktor ancaman
dari usaha perdagangan internasional adalah berkaitan dengan sangat rentannya negara
mengalami kerugian, dalam artian negara lebih banyak mengimpor produk jadi dari
China dengan harga yang lebih mahal daripada Indonesia yang mayoritas mengekspor
bahan mentah ke negara tirai bambu tersebut. Untuk lebih jelasnya, analisis SWOT
diuraikan pada tabel berikut.
Tabel 4. Analisa SWOT Perdagangan Internasional Indonesia-China
Kriteria dari SWOT dianalisis per Aspek SWOT per bagian untuk
bagian perdagangan internasional
antara Indonesia-China
Kekuatan(Strength) 1. Ketersediaan sumber daya yang
beragam, baik mentah maupun bahan
jadi untuk diekspor mempunyai
peluang yang besar.
2. Prosedur dan perijinan yang terus
dipermudah demi menjamin
kelancaran perdagangan Indonesia –
China.
3. Dapat terjadi alih teknologi dari
China ke Indonesia maupun

14
sebaliknya.
4. Pasar yang luas di kedua negara
dengan jumlah penduduk melimpah,
mebuat peluang keuntungan kedua
negara meningkat.
5. Harga barang-barang impor China
yang lebih murah dari negara
produsen lainnya.
6. Peningkatan jumlah devisa
negara dari hasil ekspor.
Kelemahan(Weakness) 1. Mengancam pasar dalam negeri.
2. Kesiapan mental dan sumber daya
manusia sangat menentukan
keberhasilan perdagangan, jika tidak
terpenuhi ancamannya
stabilitas ekonomi nasional.
3. Perbandingan kurs Rupiah -Yuan
juga menjadi sorotan.

Peluang(Opportunities) 1. Kebutuhan konsumen yangtidak


terpenuhi
2. Kedatangan teknologi baru
3. Pencabutan penghalang
perdagangan internasional
Ancaman(Threat) Mengancam pasar dalam negeri,
terutama produk lokal.

2.4 Dampak dari Kerjasama Indonesia dengan China (Tiongkok) di Bidang Ekonomi
pada Sektor Pertanian

Dampak positif kerjasama dari sisi konsumen atau masyarakat, kesepakatan ini membuat
pasar dibanjiri oleh produk-produk dengan harga lebih murah dan banyak pilihan.
Dengan demikian akan berdampak pada meningkatnya daya beli masyarakat sehingga
diharapkan kesejahteraan pun dapat ditingkatkan. Namun, kesepakatan tersebut juga
memberikan dampak negatif yang justru membuat industri petanian lokal gelisah. Hal ini

15
dikarenakan industri petanian lokal dinilai belum cukup siap menghadapi serbuan
produk-produk China yang berharga murah. Produk- produk dalam negeri masih
memiliki biaya produksi yang cukup tinggi sehingga harga pasaran pun masih sulit
ditekan. Keadaan ini dikhawatirkan akan memicu pemutusan hubungan kerja (PHK)
dikarenakan ditutupnya perusahaan dalam negeri akibat kalah bersaing.

Dari keseluruhan ekspor dan impor yang ada, bisa dikatakan Indonesia lebih banyak
mengimpor. Jika melihat dari keseluruhan total impor yang ada. Dari subsektor
hotikultura Indonesia bisa dikatakan masih bergantung pada impor. Misalnya buah-
buahan dan sayur-sayuran Indonesia sampai sekarang masih dikatakan ketergantungan
akan impor dari Cina. Tetapi disisi lain, kenaikan ekspor yang ada dinikmati oleh
subsektor perkebunan, yaitu minyak sawit.

Ini membuktikan, produk unggulan ekspor kita dalam sektor pertanian hanya minyak
sawit dan produk unggulan impor kita dari Cina adalah buah-buahan yang bisa dilihat
baik pasar modern maupun tradisional, lebih banyak buah yang diimpor daripada buah
lokal. Hal ini memberikan dampak yang tidak baik bagi perkembangan sektor pertanian
di Indonesia, karena dengan membanjirnya impor dari Cina, hal ini sangat merugikan
petani Indonesia yang mempunyai pekerjaan di sektor pertanian. Dan hasilnya, lahan
untuk pertanian dibuka menjadi lahan perkebunan kelapa sawit karena permintaan
ekspor yang semakin meningkat.

Ini menunjukkan peran pemerintah Indonesia yang bisa dikatakan lebih mementingkan
produk unggulan seperti kelapa sawit untuk dibuka selebar- lebarnya agar dapat
mengekspor sebanyak mungkin dan produk yang ekspornya menurun dibiarkan tanpa
tindakan yang menudukung untuk ditingkatkan perannya dalam ekspor pertanian.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kerjasama yang dilakukan negara-negara terdiri dari beberapa macam seperti
multirateral, bilateral dan regional. Aspek yang menjadi pola kerjasama yakni ekonomi,
sosial serta budaya. Suasana/ iklim dunia dapat memperngaruhi pola kerjasama yang
dilakukan. Adanya faktor saling membutuhkan dan saling bergantung menjadikan suatu
negara harus melakukan kerjasama dengan negara lain. Negara kaya atau tentram
sekaligus masih membutuhkan negara berkembang untuk mereka jadikan sebagai pasar.
3.2 Saran
Agar terwujudnya suatu bentuk kerjasama yang sesuai dengan harapan masyarakat
masing-masing negara. Dan kerjasama baik bilateral, multelateral maupun regional
berjalan dengan baik maka pemimnpin dan masyarakat suatu negara harus menyatukan
visi dan misi agar memiliki tujuan akhir yang sama yakni kerjasama yang meberikan
dampak baik bagi kemajuan bangsa dan negaranya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Maharaindra, Raka Bintang. 2014. Peta Asia Tenggara & Bentuk Kerjasama.

Rachmayanti, Nahdia. 2013. Dinamika Hubungan Bilateral Indonesia-China(Tiongkok)


pada Era Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono(2004-2013.

Tonny, Effendi. 2008. Hubungan Bilateral Indonesia – Republik Rakyat China.

18

Anda mungkin juga menyukai