BAB 3 KP - Della Fatria
BAB 3 KP - Della Fatria
BAB 3 KP - Della Fatria
TUGAS KHUSUS
Gambar 3.1. Flowsheet Pre Heater 6-7 pada Crude Distiller Unit IV
60
61
3.3 Tujuan
Adapun tujuan dari tugas khusus ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengevaluasi kinerja alat pre heater 6-7 CDU IV
2. Untuk mengetahui nilai fouling factor (Rd) pada pre heater 6-7.
3.4 Manfaat
b. Co-Current
Pertukaran panas jenis ini, kedua fluida (dingin dan panas) masuk
pada sisi Heat exchanger yang sama, mengalir dengan arah yang sama,
dan keluar pada sisi yang sama. Karakter Heat exchanger jenis ini,
temperatur fluida dingin yang keluar dari Heat exchanger tidak dapat
melebihi temperatur fluida panas yang keluar, sehingga diperlukan media
pendingin atau media pemanas yang banyak.
Temperatur
Jarak sepanjang HE
Gambar 3.4. Aliran Kombinasi
(Mc Cabe, 1993)
(a )Heat exchanger tipe plat, (b) Heat exchanger tipe single tube
sedang fluida yang lain mengalir di ruang antara tube bundle dan shell (Mariska,
2019).
Gambar 3.6. Komponen Penyusun Heat Exchanger Jenis Shell and Tube
(Kern, 1983)
a) Shell
Merupakan bagian tengah alat penukar panas dan tempat untuk tube
bundle. Antara shell dan tube bundle terdapat fluida yang menerima atau
melepaskan panas.
b) Tube
Merupakan pipa kecil yang tersusun di dalam shell yang merupakan
tempat fluida yang akan dipanaskan ataupun didinginkan. Tube tersedia
dalam berbagai bahan logam yang memiliki harga konduktivitas panas besar
sehingga hambatan perpindahan panasnya rendah. . Jenis tube yang umum
digunakan yaitu :
- Tube yang mempunyai strip pada bagian luar tube (finned tube);
- Tube dengan permukaan yang rata (bare tube).
c) Tube sheet
Komponen ini adalah suatu flat lingkaran yang fungsinya memegang
ujung-ujung tube dan juga sebagai pembatas aliran fluida di sisi shell dan
tube sehingga menjadi satu bagian (tube bundle), secara strukturnya
bergantung terhadap tube (tube hole dan tube pitch), jika jarak tube kecil
maka tube hole tidak dapat dilubangi terlalu dekat dengan jarak paling dekat
antar 2 tube disebut clearence dan ligament, yang mempunyai ukuran standar
di dalam suatu shell pada heat exchanger.
68
d) Tube pitch
Tube pitch adalah jarak center-to-center diantara tube-tube yang
berdekatan. Lubang tube tidak dapat dibor dengan jarak yang sangat dekat,
karena jarak tube yang terlalu dekat akan melemahkan struktur penyangga
tube. Jarak terdekat antara dua tube yang berdekatan disebut clearance. Tube
diletakkan dengan susunan bujur sangkar atau segitiga seperti terlihat pada
gambar berikut:
e) Channel cover
Merupakan bagian penutup pada konstruksi heat exchanger yang dapat
dibuka pada saat pemeriksaan dan pembersihan alat.
f) Pass divider
Komponen ini berupa plat yang dipasang di dalam channel untuk
membagi aliran fluida tube.
g) Baffle
Pada umumnya tinggi segmen potongan dari baffle adalah seperempat
diameter dalam shell yang disebut 25% cut segemental baffle. Baffle tersebut
berlubang-lubang agar bisa dilalui oleh tube yang diletakkan pada rod-baffle.
Baffle digunakan untuk mengatur aliran lewat shell sehingga turbulensi yang
lebih tinggi akan diperoleh.
h) Tie Rods
Tie rods adalah komponen yang berfungsi untuk memasang baffle dan
tube support pada jarak tertentu, jumlahnya tergantung dari ukuran dan
konstruksi heat exchanger.
3. Reboiler
Alat ini digunakan untuk memproduksi uap dari liquid, dimana liquid
tersebut dipanaskan dengan melewatkan uap air yang ada pada tube bundle,
yang mana media pemanas biasa digunakan adalah steam. Perpidahan panas
yang terjadi juga disertai perubahan fase, tetapi dari bentuk liquid menjadi
vapour dengan sumber panas dari fluida proses maupun sistem.
4. Cooler
Alat ini digunakan untuk mendinginkan liquid yang panas sampai
mencapai suhu tertentu yang dikehendak, perpindahan panas yang terjadi
tanpa perubahan fase.
5. Chiller
Alat ini digunakan untuk mendinginkan fluida pada suhu yang lebih
rendah, media pendingin yang biasanya digunakan berupa air, propane, freon,
ataupun ammonia.
6. Evaporator
Alat ini digunakan untuk menguapkan fluida cair dengan menggunakan
steam atau media pemanas lainnya.
7. Cooling tower
Alat ini digunakan untuk mendinginkan fluida dengan menggunakan
hembusan udara.
8. Furnace
Alat ini digunakan bertujuan untuk menaikan suhu feed sampai temperatur
tertentu sebelum diproses di kolom.
2. Lokasi Fouling
Fouling yang paling sering terjadi yaitu didalam tube dengan yang
dikarenakan temperatur dinding yang tinggi dan kecepatan yang rendah.
permukaan bahan atau materi tube yang halus dapat mengurangi laju
pembentukan fouling. Copper dan alloy-nya dapat mengurangi
pembentukan biofouling dikarenakan materi atau bahan ini bersifat racun
terhadap organisme tersebut.
6. Metode Cleaning
Ada 3 tipe cleaning yang mungkin dilakukan pada pre heater ini adalah
sebagai berikut (Mariska, 2019) :
a. Chemical / physical cleaning;
b. Mechanical cleaning;
c. Gabungan dari keduanya.
Kerugiannya :
1. Pembersihan beberapa tipe deposit, dalam hal ini coke sukar dilakukan;
2. Tube yang tersumbat penuh disarankan dilakukan mechanical cleaning terlebih
dahulu, karena sirkulasi dari cleaning agent tidak mungkin dilakukan;
3. Sangat sukar untuk meyakinkan bahwa peralatan benar-benar telah bersih;
4. Deposit kemungkinan dapat terakumulasi di tempat dimana aliran relatif
lambat.
berupa residue. Untuk menghitung kinerja alat pre heater 6-7 dilakukan
beberapa tahap penyelesaian.
Dari Gambar 5 (Lampiran C), Kern 1983, didapat harga Kc dan Fc dengan
perbandingan
∆ tc T 2−t 1
= .................................................................................. (Kern, 1983)
∆ th T 1−t 2
5. Menghitung Koefisien Perpindahan Panas pada bagian Tube (hi dan hio)
a. Menghitung daerah aliran yang tegak lurus di dalam tube (at)
Nt x a' t
at
144 x n .................................................................. (Kern, 1983)
Dimana :
NT = Jumlah Tube;
a’t = Flow area per tube (in2), didapat dari Tabel 2. (Lampiran C),
Kern 1983;
n = Jumlah tube passes.
Dimana :
Ret = Bilangan Reynold pada bagian tube (tidak bersatuan);
D = ID tube (ft), diperoleh dari Tabel 2. (Lampiran C), Kern 1983.
Dimana :
cp = kapasitas dingin (Btu/lb oF);
µ = viskositas (lb/ft.hr);
k = konduktivitas thermal (Btu/hr.ft.oF).
Dimana :
jH = Faktor untuk Heat Exchanger (tidak bersatuan);
ID = Diameter bagian dalam shell (ft);
OD = Diameter bagian luar tube (ft);
hio = Inside film coefficient (Btu/hr.ft °F).
- Tube side
0,14
Φt = w
hio
hio = t x Φt ........................................................ (Kern, 1983)
- Tube side:
2
f x Gt x L x n
ΔPt = 5,22 x 10 D x s x t
10
................................... (Kern, 1983)
Dimana :
ΔPt = Pressure drop pada tube (psi);
f = Friction factor tube (ft2/in2) Gambar 8 (Lampiran C), Kern
1983;
Gt = Mass velocity (lb/hr.ft2);
Spgr = Spec. Gravity;
D = Inside diameter (ft);
n = jumlah pass Tube.
83
4 x n V2
x
ΔPr = s 2 g ........................................................ (Kern, 1983)
Dimana :
ΔPr = Return Pressure drop pada tube (psi);
V2
2 g = Velocity head (psi); diperoleh dari Gambar 9 (Lampiran C),
Kern 1983
s = Spec.gravity.
Maka :
ΔPT = ΔPt + ΔPr ......................................................... (Kern, 1983)
Dimana :
ΔPT = Total Pressure Drop pada tube (psi).
2 November
2037 254,9 176,4 2872 69,9 92,4
2020
9 November
1682,4 243,5 187,7 2890 79,4 97,2
2020
16 November
1626,3 252,4 197,3 2859 78,6 98,9
2020
23 November
1566 264,5 207,7 2899 68,2 96,7
2020
84
30 November
1505,7 226,3 188,7 2828 72,4 96,9
2020
(Control Room Unit CD IV PT Pertamina (Persero) RU III, 2020)
3.8.2 Perhitungan
Untuk perhitungan data aktual pada tanggal 2 November 2020
Diketahui :
Konversi Laju Alir Ammonia Gas dan Cooling Water
ton 2205lb 1day
W Residu = 2037 day x 1ton x 24 hr
= 187149,375 lb/hr
= 263865 lb/hr
490,82+349,52
Tav = T 1 +T 2 = = 420,12 ˚F
2 2
ID × C' ' × B
144 × P T
87
as =
dimana,
ID = 31,496 in
OD = 1 in
B = 6,3 in
PT = 1,25 in
C” = PT – OD = 1,25 in – 1 in = 0,25 in
Maka :
ID × C' ' × B
as =
144 × P T
31,496∈×0,25∈× 6,3∈ ¿ ¿
= 144 ×1,25∈¿ ¿
= 0,27555 ft2
at =N t ×a ' t
DImana, 144 ×n
Nt = 350
n =4
a’t = 0,479 in2 (Lampiran A, Tabel 1)
Maka,
N t ×a ' t
at =
144 ×n
0,479∈¿2
=350 × ¿
144 ×4
= 0,291 ft2
Ws
Gs =
as
187149,375 lb / hr
=
0,27555 ft²
0,0825
= ft ×679172,4773 lb /hr . ft ²
1,0648 lb /ft . hr
= 52621,8345
tav = 178,07 °F
µ = 0,64 Cp x 2,42 = 1,5488 lb/ft hr (Lampiran A, Gambar 11)
Dt = 0,782/12 = 0,0652 ft
Gt = 906568,6848 lb/hr ft2
Maka :
Dt × G t
Ret =
μ
= 38144,40812
= 1,96
b. Pada Tube Side
Diketahui :
tc = 177,665 °F
c = 0,45 Btu/lb.°F (Lampiran A, Gambar 2)
k = 0,077 Btu/hr ft2(.°F/ft) (Lampiran A, Gambar 1)
μ = 1,5488 lb/ft hr (Lampiran A, Gambar 11)
Maka :
1
0,52 Btu /lb .° F x 1,5488lb/ft . hr
(c μ/k )1/ 3
= ( 0.077 Btu /(hr )( ft 2)(° F/ ft) ) 3
= 2,084
Maka :
1/ 3
k c .μ
hi/Φ t = jH . .
D k ( )
= 110 x 1,1815 Btu/(hr)(ft2)(°F) x 2,0840
= 270,8716 Btu/(hr)(ft2)(°F)
= 121,9754Btu/(hr)(ft2)(°F)
CMTD = 16,19 ° F
Maka :
A = a” x Nt x L
= 0,2618 ft2/in ft x 350 x 13,1233 ft
= 1202,487979 12693219ft2
Q
Ud =
A x CMTD
12693219 Btu/hr
=
1202,487979 ft 2 x 236,1756° F
= 44,6946 Btu/(hr)(ft2)(°F)
Residu Residu
(Outlet) (Inlet)
94
0.05
(hr)(ft2)(°F) / Btu
0.04
Fouling Factor
0.03 Rd
Rd
0.02 Desain
0.01
0
1 2 3 4 5
Minggu
Gambar 3.10. Grafik Fouling Factor pada Minggu ke-1 hingga ke-5.
3.9.2 Pembahasan
Dari perhitungan yang telah dilakukan dengan metode Kern terhadap data
aktual selama 5 pekan, maka diperoleh beberapa nilai fouling factor-nya
Fouling factor adalah suatu angka yang menunjukkan hambatan akibat
adanya kotoran atau deposit yang terbawa oleh fluida selama mengalir dalam heat
exchanger. Fouling factor berpengaruh terhadap proses perpindahan panas,
semakin besar fouling factor maka pergerakan aliran fluida akan terhambat,
selama heat exchanger ini dioperasikan pengaruh pengotoran pasti akan terjadi.
Nilai fouling factor dipengaruhi oleh suhu, dimana semakin tinggi suhu akan
semakin tinggi pula terbentuk kerak pada pipa. Dan semakin banyak laju alir yang
95
terjadi di dalam pipa pre heater makan akan semakin banyak pula impurities yang
terikut sehingga menyebabkan kotoran tersebut menempel pada alat maupun pada
pipa. Hal ini yang membuat perpindahan panas menjadi terganggu.
Pada Gambar 3.10. menunjukkan harga fouling factor sempat berada di
bawah nilai desain alat yaitu 0,03 hr.ft2.oF/Btu pada minggu pertama dan kedua,
penurunan nilai fouling factor ini disebabkan oleh adanya perubahan beda
temperatur rata-rata (CMTD) yang rendah dan memengaruhi nilai koefisien
perpindahan panas menyeluruh akibat adanya pengotor pada dinding pipa (UD).
Nilai fouling factor terbesar ialah 0,051698695 hr.ft2.oF/Btu pada data
minggu kelima, perbedaan ini dipengaruhi oleh flowrate dan temperatur keluar
pada shell yang tinggi. Berdasarkan TEMA (Tubular Exchanger Manufacturers
Association), nilai fouling factor yang lebih besar dari nilai desain membuat
waktu cleaning menjadi singkat sehingga mengakibatkan investasi yang harus
dikeluarkan lebih besar dan membuat pre heater bersifat overdesign. Meskipun
banyak pre heater beroperasi bertahun-tahun tanpa pembersihan, akan lebih baik
untuk mencegah menumpuknya fouling yang terbentuk dilakukanlah pembersihan
secara berskala sehingga pabrik tidak akan mengeluarkan biaya perawatan yang
lebih besar untuk proses pembersihan alat. Fouling factor mulai mengalami
kenaikan pada minggu kedua yang menandakan akan menurunnya nilai kinerja
alat.
2. Fouling factor (Rd) yang didapat melewati batas desain yaitu 0,03
hr.ft2.oF/Btu, disebabkan adanya flowrate dan temperatur keluar shell yang
tinggi.
3. Nilai fouling factor (Rd) dari tiap minggunya mengalami kenaikan, sehingga
dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan alat pre heater 6-7 ini bekerja
dalam kondisi kurang maksimal, karena masih mengandung beberapa kotoran
baik dalam pipa maupun alat.
3.10.2 Saran
Berdasarkan permasalahan yang terjadi pada pre heater 6-7, dapat diberikan
saran yaitu nilai fouling factor (Rd) harus tetap dijaga agar tidak melebihi nilai
desain sehingga proses perpindahan panas pada pre heater 6-7 dapat berlangsung
secara optimal. Pada pre heater 6-7 ini kondisinya kurang baik, namun sebaiknya
dilakukan pembersihan rutin alat sebelum dilakukan proses turn around untuk
membersihkan coke yang terbentuk serta kembali meningkatkan performa dari
pre heater.