Laporan Praktikum Ekologi Tanaman
Laporan Praktikum Ekologi Tanaman
Laporan Praktikum Ekologi Tanaman
Dosen pengampu:
1. Ir. Bintoro
2. Ir. Sri Rahayu, MP
3. Ir. Rahmat Ali Saban
Teknisi:
1. Prayitno, SP
2. Rina Sofiana S.ST
Disusun oleh :
Adinda Sari
NIM. A4111066
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Rosales
Suku : Leguminosae (Papilionaceae)
Marga : Vigna
Jenis : Vigna cylindrica (L.) Skeels
Tanaman kacang panjang mempunyai sebutan lain seperti kacang lanjaran (Jawa),
kacang turus (Pasundan), taukok (Cina), sitao (Philipina), kacang belut (Malaysia),
paythenki, yardlong bean dan asparagus bean. Tanaman ini mudah tumbuh dengan baik di
berbagai jenis lahan, baik lahan sawah, tegalan bahkan pekarangan rumah. Kacang panjang
merupakan tanaman semusim yang berbentuk perdu, bersifat memanjat dengan membelit.
Daunnya bersusun tiga-tiga helai, sedangkan bunga kacang panjang seperti kupu-kupu
berwarna biru muda, polongnya berwarna hijau berbentuk gilig dengan panjang sekitar 10
-80 cm.
Kacang panjang dapat ditaman setiap saat dan dapat tumbuh dengan baik pada
ketinggian 0-800 m dpl. Jenis tanah yang cocok untuk pertumbuhannya adalah latosol
(lempung berpasir), regosol dan alluvial dengan pH 5,5 – 6,5. Suhu udara yang dibutuhkan
adalah 18-32º C dengan suhu optimal 25 ºC. Tanaman ini membutuhkan banyak sinar
matahari dan curah hujan berkisar antara 600-2.000 mm/tahun. Waktu tanam yang baik
adalah awal atau akhir musim hujan.
Dalam budidaya tanaman kacang panjang yang dilakukan di Lahan Politeknik Negeri
Jember dengan benih sebanyak 2000 gram dengan faktor perlakuan jarak tanam dan interval
pemupukan yang berbeda. Dengan faktor J adalah perbedaan jarak tanam dan I adalah
perbedaan waktu pemupukan. Lebih jelasnya sebagai berikut :
J1.I1 = Jarak tanam 100 cm x 30 cm. Pemupukan 7 hari sekali
J2.I1 = Jarak tanam 100 cm x 40 cm. Pemupukan 7 hari sekali
J3.I1 = Jarak tanam 100 cm x 50 cm. Pemupukan 7 hari sekali
J1.I2 = Jarak tanam 100 cm x 30 cm. Pemupukan 14 hari sekali
J2.I2 = Jarak tanam 100 cm x 40 cm. Pemupukan 14 hari sekali
J3.I2 = Jarak tanam 100 cm x 50 cm. Pemupukan 14 hari sekali
Berikut merupakan hasil dari beberapa kombinasi pada berbagai fase :
1. Fase Vegetatif
14 HST
1. Tinggi tanaman
7.00
6.00 5.81
4.87 5.02 4.82
5.00 4.33
4.00 3.63
3.00
2.00 RERATA
1.00
0.00
0.00
Tinggi tanaman kacang panjang pada umur 14 HST dapat dilihat pada grafik
batang menunjukkan tinggi tanaman pada perlakuan J1.I1 merupakan hasil yang baik
yaitu dengan rata-rata 5,81, sedangkan hasil yang kurang baik pada perlakuan J3.I2
dengan rata-rata 3,63. Hal ini berkaitan dengan suhu dan kelembaban, dimana suhu
berkorelasi negatif dengan kelembaban, karena jarak tanam pada J1 lebih sempit yaitu
100 cm x 30 cm dari pada jarak tanam pada J3 yang lebih luas yaitu 100 cm x 50 cm.
Jika jarak tanam pada areal tanaman sempit maka kelembaban tinggi, sehingga sirkulasi
udara dan terjadi kompetisi unsur hara pada tanaman.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada hasil percobaan yang telah di lakukan dengan menggunakan perlakuan
kombinasi jarak tanam dan interval waktu pemupukan
J1.I1 = Jarak tanam 100 cm x 30 cm. Pemupukan 7 hari sekali
J1.I2 = Jarak tanam 100 cm x 30 cm. Pemupukan 14 hari sekali
J2.I1 = Jarak tanam 100 cm x 40 cm. Pemupukan 7 hari sekali
J2.I2 = Jarak tanam 100 cm x 40 cm. Pemupukan 14 hari sekali
J3.I1 = Jarak tanam 100 cm x 50 cm. Pemupukan 7 hari sekali
J3.I2 = Jarak tanam 100 cm x 50 cm. Pemupukan 14 hari sekali
Dapat disimpulkan bahwa kombinasi perlakuan terbaik pada fase vegatatif terdapat
pada perlakuan kombinasi J1I1 pada saat tanaman kacang panjang berumur 14hst dan
perlakuan kombinasi J2I1 pada umur 28 hst. Hal ini dikarenakan perlakuan interval waktu
pemupukan yang diberikan yaitu 1 minggu sekali. Sedangkan pada fase generatif kombinasi
perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan kombinasi J3I2. Hal ini dikarenakan jarak tanam
yang lebih lebar dari pada kombinasi perlakuan yang lain. Sehingga penyerapan unsur hara
dan cahaya yang diperoleh lebih maksimal. Namun, hal ini tidak terlalu berpengaruuh nyata
dengan kombinasi perlakuan yang lain. Dapat dilihat pada kombinasi perlakuan yang lain
bahwa umur berbunga berada pada 36 hst pada kombinasi perlakuan J2I1, J3I1 dan kontrol.
Dari pengaruh pemberian jarak tanam dan interval pemupukan terhadap produksi dan
mutu benih secara keseluruhan dapat diketahui bahwa kombinasi perlakuan J2I1 yang
mempunyai hasil lebih baik daripada kombinasi perlakuan yang lainnya dlihat dari jumlah
polong/ tanaman, jumlah biji/ tanaman, berat bii/ tanaman yang dihasilkan, dan daya
kecambah yang dimilikinya.
5.2 Saran
Sebaiknya mahasiswa melakukan perlakuan yang sudah ditentukan dengan benar
dan tepat waktu, dan jika melakukan pengamatan di lakukan dengan benar dan teliti agar
hasil pengamatan yang didapatkan benar-benar valid.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Selastri. 2011. Pengaruh Jarak Tanam dan Takaran Pupuk Kascing terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Zucchini (Cucurbita pepo L.). Agrivita 13 (1) : 83-94.
Gardner, F. P., R. B. Pearce., and R. L. Mitchel. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Terjemahan
Herawati Susilo. UI P ress. Jakarta.p. 5-96
Hutapea, J.R.. 1994. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (III). Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan. Jakarta.
Kurniawan, A. 2008. Kajian Pertumbuhan dan Hasil Dua Varietas Kedelai (Glycine max L)
pada Jarak Tanam yang Berbeda. J.Produksi Tanaman 3 (5): 9-17
Lingga, P. 1994. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar swadaya. Jakarta. 163 hlm.
Mimbar, S. M. 1990. Pola Pertumbuhan dan Panen Jagung Hibrida C1 karena Pengaruh Pupuk
N dan Kerapatan Populasi. Agrivita 13 (1) : 70 – 82.
Mimbar, S. M. 1993. Pengaruh jarak tanam, jumlah tanaman / rumpun dan kerapatan populasi
pada pertumbuhan dan hasil kacang hijau merak. Agrivita 13 (1) : 26 – 30.
Suprioono. 2000. Pengaruh Dosis Urea Tablet dan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Kedelai Kultivar Sindro. J. Agrosains. 2(2): 64-71
Herawati, N., Sudarto, dan Baiq T. R. E. 2014. Kajian Variasi Jarak Tanam Terhadap Produktivitas
Kacang Tanah Di Lahan Kering. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan
Umbi. Nusa Tenggara Barat. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat