Farizki R - 2011911026 - Lap Prak Horti Acara 4

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 16

LAPORANPRAKTIKUM

PRODUKSITANAMANHORTIKULTURA

ACARA lV : PENGARUH JENIS MEDIA TANAM


TERHADAPPERTUMBUHANDANHASILTANAMANCABAI
MERAH

Disusun Oleh:

FARIZKI RAMADHAN
2011911026

PROGRAMSTUDIAGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN PERIKANAN DANBIOLOGI

UNIVERSITAS BANGKA
BELITUNGTAHUNAJARAN2021
I.PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Cabai merah (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran
yang banyak diminati di Indinesia dan sudah lama dikenal sebagai bumbu yang
memberian rasa pedas pada aneka masakan, bahkan ada sebagian orang
menanfaatkannya sebagai obat. Keberhasilan produksi cabai sangat ditentukan
benih. Unruk mendapatkan benih yang baik, benih harus disemai dengan
langkah-langkah yang baik dan benar sehingga didapatkan benih yang berkualitas
( Warsino dan Dahana, 2010).
Dalam budidaya tanaman termasuk cabe, faktor lingkungan memegang
peranan penting untuk mencapai pertumbuhan dan hasil yang maksimal. Hayati
et al. (2012) menyatakan bahwa faktor lingkungan sangat berperan dalam proses
pertumbuhan tanaman, media tumbuh adalah salah satu faktor lingkungan yang
perlu dipertimbangkan. Selanjutnya juga dinyatakan bahwa media tanam yang
baik biasanya digunakan campuran pasir, tanah, pupuk kandang. Menurut
Wuryaningsih (2008) media tanam adalah media yang digunakan untuk
menumbuhkan tanaman, tempat akar atau bakal akar akan tumbuh dan
berkembang, media tanam juga digunakan tanaman sebagai tempat berpegangnya
akar, agar tajuk tanaman dapat tegak kokoh berdiri di atas media tersebut dan
sebagai sarana untuk menghidupi tanaman.
Media tanam yang baik harus memenuhi persyaratan tertentu seperti tidak
mengandung bibit hama dan penyakit, bebas gulma, mampu menampung air,
tetapi juga mampu membuang atau mengalirkan kelebihan air, remah dan poros
sehingga akar bisa tumbuh dan berkembang menembus media tanam dengan
mudah.. Menurut Prastowo dan Roshetko (2016) syarat media pembibitan yang
baik adalah ringan, murah, mudah didapat, poros (gembur) dan subur (kaya
unsur hara).
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui pengaruh jenis media
tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah
II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.)


Tanaman cabai tergolong dalam famili terung-terungan (Solanaceae) yang
tumbuh sebagai perdu atau semak. Cabai termasuk tanaman semusim atau berumur
pendek. Menurut Haryanto, (2018), dalam sistematika tumbuh-tumbuhan cabai
diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Tubiflorae (Solanales)
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annuum L.

2.2. Morfologi Cabai Merah Besar (Capsicum annuum L.)


Bagian-bagian utama tanaman cabai meliputi bagian akar, batang, daun, bunga dan
buah. Penjelasan bagian-bagian tersebut sebagai berikut ;
1. Akar
Tanaman cabai mempunyai akar tunggang yang terdiri atas akar utama
(primer) dan akar lateral (sekunder). Akar lateral mengeluarkan serabut-
serabut akar yang disebut akar tersier. Akar tersier menembus kedalaman
tanah sampai 50 cm dan melebar sampai 45 cm. Rata-rata panjang akar primer
antara 35 cm sampai 50 cm dan akar lateral sekitar 35 sampai 45 cm
(Baharuddin, 2016).
2. Batang
Batang cabai umumnya berwarna hijau tua, berkayu, bercabang lebar
dengan jumlah cabang yang banyak. Panjang batang berkisar antara 30 cm
sampai 37,5 cm dengan diameter 1,5 cm sampai 3 cm. Jumlah cabangnya
berkisar antara 7 sampai 15 per tanaman. Panjang cabang sekitar 5 cm sampai
7 cm dengan diameter 0,5 cm sampai 1 cm. Pada daerah percabangan terdapat
tangkai daun. Ukuran tangkai daun ini sangat pendek yakni hanya 2 cm
sampai 5 cm (Pratama, Swastika,Hidayat, dan Boga, 2017)
3. Daun
Daun cabai merupakan daun tunggal berwarna hijau sampai hijau tua
dengan helai daun yang bervariasi bentuknya antara lain deltoid, ovate atau
lanceolate (IPGRI, 1995). Daun muncul di tunas-tunas samping yang
berurutan di batang utama yang tersusun sepiral (Djarwaningsih, 2005).
4. Bunga
Bunga cabai merupakan bunga tunggal dan muncul di bagian ujung ruas
tunas, mahkota bunga berwarna putih, kuning muda, kuning, ungu dengan
dasar putih, putih dengan dasar ungu, atau ungu tergantung dari varietas.
Bunga cabai berbentuk seperti bintang dengan kelopak seperti lonceng. Alat
kelamin jantan dan betina terletak di satu bunga sehingga tergolong bunga
sempurna. Posisi bunga cabai ada yang menggantung, horizontal, dan tegak
(Daniel, dan Stone, 2017).
5. Buah
Buah cabai memiliki plasenta sebagai tempat melekatnya biji. Plasenta
ini terdapat pada bagian dalam buah. Pada umumnya daging buah cabai
renyah dan ada pula yang lunak. Ukuran buah cabai beragam, mulai dari
pendek sampai panjang dengan ujung tumpul atau runcing (Pratama et al.,
2017).

2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Merah Besar (Capsicum annuum L.)
Cabai merupakan tanaman yang memiliki daya adaptasi yang luas,
sehingga dapat ditanam di lahan sawah, tegalan, dataran rendah, maupun
dataran tinggi(sampai ketinggian 1.300 m dpl). Tanaman cabai umumnya
tumbuh optimum didataran rendah hingga menengah pada ketinggian 0-800 m
dpl dengan suhu berkisar 20-25 0C. Pada dataran tinggi (di atas 1.300 m dpl),
tanaman cabai dapat tumbuh, tetapi pertumbuhanya lambat dan
produktivitasnya rendah (Amri, 2017). Tanah yang ideal bagi pertumbuhan
cabai adalah tanah yang memiliki sifat fisik gembur, remah, dan memiliki
derainase yang baik. Jenis tanah yang memiliki karakteristik tersebut yaitu
tanah andosol, regosol, dan latosol. Derajat keasaman (pH) tanah yang ideal
bagi pertumbuhan cabai berkisar antara 5,5 - 6. Pertumbuhan cabai pada tanah
yang memiliki pH kurang dari 5,5 kurang optimum. Hal tersebut dikarenakan,
tanah masam memiliki kecenderungan menimbulkan keracunan unsur
almunium, zat besi, dan mangan (Alviana & Susila, 2009).

2.4 Media Tanam


Media tanam merupakan tempat hidup bagi tanaman. Secara umum, media
tanam harus dapat menyangga perakaran tanaman agar bisa berdiri tegak dan
tidak mudah roboh diterpa angin atau gangguan lainnya serta dapat
menunjang pertumbuhan tanaman (Wiryanta, 2007). Beberapa media yang
dapat digunakan sebagai alternatif media tanam untuk memperbanyak cabai
merah adalah tanah topsoil, pukan sapi, pukan ayam dan kompos. Beberapa
media ini digunakan karena mempunyai kemampuan mengikat air dan
mengandung zat hara organik yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.
Selain itu, secara ekonomis media-media ini lebih mudah didapat dan lebih
murah. Menurut Andalasari et al., 2014, media tanam yang baik harus
memenuhi kriteria antara lain; tidak mudah lapuk, tidak mudah menjadi
sumber penyakit, aerasi baik, mampu mengikat air dan unsur hara dengan
baik, mudah didapat dan harga relatif murah.
III.METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan pada tanggal 24 September 2021 untuk pembuatan
media tanam dan penyemaian serta tanggal 27 Oktober 2021 untuk pemindahan
tanaman dari media semai ke polybag. Praktikum bertempatkan di Kebun percobaan
dan Penelitian (KP2) Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi, Universitas Bangka
Belitung, Desa Balunijuk, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Provinsi
Bangka Belitung.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah benih cabai
merah,topsoil, kompos, pupuk kotoransapi, pupuk kotoran ayam, pasir tailing,
polybag, ajir kayu, kamera dan alat pertanian lapangan.

3.3 Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan yaitu rancangan acak
langkap(RAL)dengan perlakuan jenis media tanam yang terdiri dari 5 tarafperlakuan
yaitu M0 : Top Soil , M1 : Top Soil + Kompos (1:1) , M2 :Top Soil + Kotoran Sapi
(1:1) , M3 : Top Soil + Kotoran Ayam (1:1) ,dan M4 : Pasir Tailing + Kompos (1:1).
Setiap perlakuan diulang sebanyak 2 kali, sehingga terdapat 10 unit percobaan.

3.4 Cara Kerja


1. Persiapan Media Tanam
Siapkan 10 polybag berukuran diameter 25 cm, setelah itupolybag disis
dengan media tanaman sesuai dengan perlakuan yang telah ditentukan dan
diulang sebanyak dua kali,dengan media tanamnya sebagai berikut:
M0 : Top Soil
M1 : Top Soil +Kompos (1:1)
M2: Top Soil + Kotoran Sapi (1:1)
M3 : Top Soil + Kotoran Ayam (1:1)
M4 : Tailing + Kompos (1:1)
2. Persemaian dan Pembibitan
Benih cabai dibibitkan terlebih dahulu dibaki/ polybag kecil

3. Penanaman
Tanaman cabai dipindah tanamkan setelah memiliki minimal 4 helai daun dan
berciri sehat serta tidak terserang penyakit.

4. Pemeliharaan
Tanaman dirawat selama 2 bulan hingga panen pertama.Selama perawatan
tanaman,tidak diperkenankan memberikan pupuk kimia maupun kapur kedalam
media tanam. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari dan apabila turun hujan maka
penyiraman ditiadakan. Pengendalian HPT diperbolehkan menggunakan bahan
kimia sesuai dosis anjuran.

3.5 Peubah Yang Diamati


a. Tinggi Tanaman
b. Jumlah Daun
c. Jumlah Cabang
d. Jumlah Bunga
e. Jumlah Buah
f. Berat Buah Panen Pertama
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Tinggi Tanaman Cabai Merah

Perlakuan Pengamatan ke-


1MST 2MST 3MST 4MST 5MST
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
M0 5.8 6.5 8.5 9.3 12.7 13.3 18.3 22.7 25.6 29.8
M1 8.2 8.5 12.2 13.4 19.5 21.6 27.7 30.5 31.7 35.9
M2 7.5 6.9 11,5 9.7 14.8 13,8 25.4 0 30.5 0
M3 5.3 8.9 5.7 14.3 6.3 23.9 6.7 34.8 7 42
M4 6.7 7.2 10.2 11.9 15.4 17.6 19.6 21.6 23.5 27.7

Tabel 2. Jumlah Daun Tanaman Cabai

Perlakuan Pengamatan ke-


1MST 2MST 3MST 4MST 5MST
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
M0 4 4 5 5 7 8 10 11 12 12
M1 4 4 7 8 10 13 17 28 25 40
M2 4 4 6 5 9 8 12 0 16 0
M3 4 4 4 8 5 15 4 19 3 24
M4 4 4 5 5 7 8 11 14 15 20
4.2 pembahasan

Bedasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan bahwa media tanam


memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman cabai. Pada media tanam M1 (topsoil + kompos)
memberikan hasil berupa tinggi tanaman yang cukup tinggi yaitu 35,9 cm
dan jumlah daun terbanyak yaitu 40 helai daun. Kandungan hara nitrogen
pada pupuk kompos dapat memacu tanaman dalam pembentukan asam-asam
amino menjadi protein. Protein yang terbentuk digunakan untuk membentuk
hormon pertumbuhan, yakni hormon auksin, giberelin, dan sitokinin. Hormon
auksin mempengaruhi sintesis protein-protein struktural untuk
menyempurnakan struktur dinding sel kembali seperti semula setelah
mengalami peregangan (pembentangan). Hormon giberelin merangsang
pertumbuhan tinggi tanaman. Hormon sitokinin berperan dalam pembelahan
sel pada ujung batang. Hormon tersebut saling berperan dalam menunjang
pertambahan tinggi tanaman dan adanya unsur hara kalium yang berfungsi
sebagai aktivator enzim menyebabkan reaksi biosintesis hormon maupun
protein lain dapat berlangsung cepat sehingga tanaman dapat tumbuh tinggi
(Langi, 2017).
Hal ini sejalan dengan pendapat Imas et al., (2017) menyatakan bahwa
unsur Nitrogen (N) berfungsi mempercepat pertumbuhan vegetatif tanaman
cabai merah. Unsur Fosfor (P) berfungsi menyimpan energi, mempercepat
proses pertumbuhan bunga dan buah serta mempercepat pematangan. Unsur
Kalium (K) meningkatkan proses fotosintesis, mengefisienkan penggunaan
air, membentuk batang yang lebih kuat, mempercepat perakaran sehingga
tanaman lebih kokoh dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap
penyakit.
Pada media tanam M2 (topsoil + kotoran sapi) memberikan hasil tinggi
tanaman dan jumlah daun yang kurang baik, hal ini kemungkinan disebabkan
oleh kotoran sapi tersebut masih dalam kondisi mentah dan masih berbau
menyengat sehingga belum terdekomposisi dengan baik dan masih berbentuk
kotoran sapi utuh yang menyebabkan tanaman cabai tergenang ketika musim
penghujan. Pupuk kandang sapi memiliki kandungan air yang lebih tinggi
dibandingkan dengan jenis perlakuan pupuk kandang lainnya yakni 85%
bobot sehingga tingkat kelembapan juga akan semakin tinggi, dengan tingkat
kelembapan yang tinggi proses dekomposisi juga akan semakin cepat dan
unsur hara yang terkandung pada pupuk kandang tersebut juga akan tersedia
bagi tanaman sehingga unsur hara dapat terserap dan meningkatkan
pertumbuhan tanaman (Prasetyo, 2014).
V.PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Perbedaan media tanam memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
perkembangan dan pertumbuhan tanaman cabai terutama M1 (topsoil + kompos)
yang memberikan hasil tinggi tanaman dan jumlah daun terbaik dibandingkan
media lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Amri, A. I. (2017). Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabai Keriting


(Capsicum annuum L .) terhadap Aplikasi Pupuk Kompos dan Pupuk
Anorganik di Polibag, 8 (April), 203–208.

Bachtiar, B., & Hamka, A. H. (2019). Analisis Kandungan Hara Kompos Johar
Cassia siamea dengan Penambahan Aktivator Promi. Jurnal Biologi
Makassar, 4(1), 68–76.

Baharudin, R. 2016. Respon pertumbuhan dan hasil tanaman cabai (Capsicum


annuum L.) terhadap pengurangan dosis NPK 16:16:16 dengan
pemberian pupuk organik. J. Dinamika Pertanian. 32 (2): 115-124.

Hayati E, Sabaruddin dan Rahmawati. 2012. Pengaruh Jumlah Mata Tunas Dan
Komposisi Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Setek Tanaman
Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Jurnal Agrista Vol. 16 No. 3, 2012.

Imas, S., Damhuri, & Munir, A. (2017). Produktivitas Tanaman Cabai Merah
(Capsicum annuum L .). Jurnal Ampibi, 2(1), 57–64.

Prasetyo, R. 2014. Pemanfaatan Berbagai Sumber Pupuk Kandang sebagai


Sumber N dalam Budidaya Cabai Merah (Capsicum annum L.) di
Tanah Berpasir. Planta Tropika Jurnal of Agro Science, Vol. 2(2):
125-132.

Prastowo N. dan J. M. Roshetko. 2016. Tehnik pembibitan dan perbanyakan


vegetatif tanaman buah. World Agroforestry Center. [diunduh
2015 Maret 03].

Pratama, D. et al. (2017) Teknologi Budidaya Cabai Merah. Badan Penerbit


Universitas Riau.

Warsino dan Dahana, K. 2010. Peluang Usaha dan Budidaya Cabai. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai