TUGAS AGAMA KATOLIK (3) - Ringkasan BAB2 & BAB3
TUGAS AGAMA KATOLIK (3) - Ringkasan BAB2 & BAB3
TUGAS AGAMA KATOLIK (3) - Ringkasan BAB2 & BAB3
TUGAS :
Ringkasan pokok :
BAB II :
“ RELASI MANUSIA DENGAN DIRI SENDIRI, SESAMA, LINGKUNGAN,
DAN TUHAN “.
BAB III :
“ AGAMA DAN IMAN DIHIDUPI DALAM PLURALITAS “
BAB II :
“ RELASI MANUSIA DENGAN DIRI SENDIRI, SESAMA,
LINGKUNGAN, DAN TUHAN “
Ada banyak pengalam hidup manusia yang tidak dapat ditangkap dan
diterangkan secara rasio semata. Pengalamn-pengalaman tersebut telah
mengantar manusia pada keterbukaan, dan bahkan kepada pengakuan
adanya kekuatan lain yang melampaui kekuatannya sendiri dan segala
kekuatan yang mengatasi dirinya, selain memperlihatkan ketakberdayaan
dan keterbatasan manusia, sekaligus juga memperlihatkan keistimewaan
manusia sebagai makhluk religius. Inilah cikal bakal muncul dan
berkembangnya kepercayaan manusia dalam membangun relasi dengan
Tuhan.
A. Pluralitas Agama
1. Pengalaman Religius
a. Menelusuri pemahaman tentang pengalaman religius
b. Menanya tentang pengalaman religius
c. Menggali ajaran gereja tentang pengalaman religius
1) Makna Pengalaman Religius
Menurut buku Iman Katolik (KWI 1996), pengalaman
religius berarti bahwa manusia mengakui hidupnya sendiri
sebagai pemberian dari Allah. Dengan mengakui hidup
sebagai pemberian, ia mengakui Allah sebagai pemberi
hidup. Memandang hidup sebagai pemberian merupakan
penafsiran yang secara positif mengartikan hidup sebagai
sesuatu yang pantas disyukuri, sebagai anugerah yang
menggembirakan. Dalam berefleksi tentang pengalam
pribadi, manusia harus mengakui bahwa ia memang
mempunyai hidup, tetapi ia tidak berkuasa atas hidupnya
sendiri. Manusia mengalami hidupnya sendiri dalam
keterarahan kepada kepenuhan, yang disebut Allah.
Pengalaman yang membawa manusia percaya kepada Allah
sebagai hakikat tertinggi adalah pengalaman religius.
b) Tujuan agama
(1) Permasalahan
Pengalaman umum dari kehidupan beragama
menampakkan adanya kesenjangan antara tujuan yang
akan dicapai dalam hidup beragama dengan realitas
kehidupan beragama itu sendiri. Hal ini tampak dari
kesan bahwa hal-hal yang menyenangkan,
menggembirakan dalam kehidupan beragama secara
kualitas pada umumnya jauh lebih kecil dibandingkan
dengan hal-hal yang membebani, menyesakkan dan yang
membosankan dari kehidupan beragama.
(2) Keselamatan, masuk surga
Keselamatan atau masuk surga sebagai tujuan hidup
beragama adalah hidup dekat atau damai dengan Allah
sang pencipta dan sesama. Tata cara hidup yang pantas
dan baik dihadapan Allah yang bersumberkan pada
wahyu Allah inilah yang saat ini disebut agama.
Menghayati hidup beragama adalah mewujudkan dan
mengembangkan hidup selamat atau hidup surgawi.
Orang beragama dan beriman akan menjadi pengasih
Allah, pengasih sesama manusia dan penyayang alam
raya ciptaan Allah ini.
2) Wahyu
Manusia dapat mencapai pengetahuan tentang Tuhan karena
wahyu Tuhan. Wahyu Allah bukan informasi, melainkan
komunikasi yang mengundang partisipasi. Manusia diajak
bertemu dengan Allah dan hidup dalam kesatuan dengannya.
Hubungan pribadi dengan Allah itulah intisari wahyu.
3) Iman
Dilihat dari pihak manusia yang menanggapi wahyu dan
menyerahkan diri kepada Allah, iman adalah pertemuan yang
sama. Demikianlah manusia dengan bebas menyerahkan diri
sepenuhnya kepada Allah, dengan mempersembahkan
kepatuhan akal budi serta kehendak yang sepenuhnya kepada
Allah yang mewahyukan dan dengan sukarela menerima sebagai
kebenaran, wahyu yang dikaruniakan oleh-Nya.