ArsitekturPohonCendanaSantalumalbumLinn - diDesaPetirKecamatanRongkopKabupatenGunungkidulProsidingSeminarSilvikulturMASSIULM 2017

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 17

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL SILVIKULTUR V & KONGRES MASYARAKAT SILVIKULTUR INDONESIA IV


SILVIKULTUR UNTUK PRODUKSI HUTAN LESTARI DAN RAKYAT SEJAHTERA

Tim Penyunting
Prof. Dr. Ir. Gusti Muhammad Hatta, M.S.
(Universitas Lambung Mangkurat)
Prof. Dr. Ir. Mohammad Na'iem, M.Agr.Sc.
(Universitas Gadjah Mada)
Prof. Dr.Ir. Muhammad Restu,M.P.
(Universitas Hasanuddin)
Prof. Dr. Ir. Nurheni Wijayanto, MS.
(Institut Pertanian Bogor)
Prof.Dr.Ir. Abubakar M. Lahjie,M.Agr.
(Universitas Mulawarman)
Dr. Hamdani Fauzi, S.Hut, M.P, IPM.
(Universitas Lambung Mangkurat)

Tim Teknis
Amino NataliNa, S.Si, M.S
Rahmiyati, S.Hut

Desain Sampul
Nazir

Dilarang menggandakan buku ini sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun kecuali untuk keperluan
pendidikan atau non komersial lainnya, dengan mencantumkan sumbernya sebagai berikut:

Diterbitkan oleh
Lambung Mangkurat University Press, 2018
d.a Pusat Pengelolaan Jurnal dan Penerbitan Universitas Lambung Mangkurat
Jl. H. Hasan Basry Kayu Tangi, Banjarmasin 70123
Gedung Perpustakaan ULM
xvi-871 A4 210 x 297 mm
Cetakan Pertama: Mei 2018

ISBN: 978-602-6483-11-9
viii Prosiding Seminar Nasional Silvikultur V

➢ Peneliti dan Birokrat di lingkungan Kementerian, dan Lembaga Pemerintah


➢ Lembaga Swasta Nasional

PUBLIKASI ILMIAH:
Semua makalah yang telah dipresentasikan dan ditelah oleh editor dipublikasikan secara
online dalam Prosiding Seminar Nasional Silvikultur V atau Jurnal Hutan Tropis.

AGENDA ACARA

Waktu (Wita) Kegiatan


23 Agustus 2013
07.15-08.15 Registrasi Peserta dan Pemakalah Komisi
08.15-08.30 Pra kondisi
08.30-09.30 Pembukaan
Lagu Indonesia Raya
Lagu Mars Rimbawan
Persembahan Kesenian Daerah Banjar
Laporan Ketua Panitia
Sambutan Ketua MASSI
Sambutan Rektor Unlam
Sambutan Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan
Pemberian Award Apresiasi Rimbawan Kepada Gubernur Kalsel
Do’a
Penutup
09.30-10.00 Coffee Break
10.00-11.00 Pemaparan oleh Keynote Speaker
11.15-12.30 Pemaparan dan Diskusi bersama Invited Speaker
12.30-13.00 Diskusi
13.00-14.00 Ishoma
14.00-17.30 Pemaparan dan Diskusi Per Komisi
Coffe Break
17.30-18.00 Penutupan
20.00-23.00 Kongres MASSI Ke-4
24 Agustus 2017
05.00-05.30 Persiapan Keberangkatan
05.30-07.00 Shalat Subuh
Perjalanan Menuju Pasar Terapung
07.00-09.00 Wisata di Pasar Terapung
09.00-10.00 Perjalanan Menuju Pulau Kembang
10.00-12.00 Wisata di Pulau Kembang
12.00-14.00 Ishoma (Soto Bang Amat)
14.00-15.30 Perjalanan Ke Pusat Permata Cahaya Bumi Selamat Martapura
Kembali Ke Banjarbaru
Silvikultur untuk Produksi Hutan Lestari dan Rakyat Sejahtera xi

DAFTAR ISI

Hlm
Kata Pengantar v
Latar Belakang vi
Tujuan Seminar vi
Tema Seminar dan Komisi vi
Pembicara dan Topik vii
Waktu dan Tempat vii
Peserta dan Pemakalah Komisi vii
Publikasi Ilmiah viii
Agenda Acara viii
Kepanitiaan ix

MAKALAH PEMBICARA KUNCI


Revolusi Hijau
Dr. Hanif Faisol Nurofiq, S.Hut, MP 3
MAKALAH PEMBICARA UTAMA
Sistem Silvikultur Berbasis Agroforestry untuk Kesejahteraan Masyarakat
Dr. Budiadi, Fakultas Kehutanan UGM .......................................................................... 14
Silvik Dalam Restorasi ultur a asi Lahan Terdegradasi Pasca
Penambangan: Membangun Hutan Tanaman Produktif di Lahan Pasca
Penambangan
Dr Irdika Mansur, Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB ……………............. 27
Sistem Silvikultur Rawa Gambut
Terdegradasi Permanen, Khususnya
Jenis Gelam (Melaleuca cajuputi)
Prof. Dr. Ir. Yudi Firmanul Arifin, M.Sc., Fakultas Kehutanan ULM ............................... 36
Program Reklamasi Lahan Bekas Tambang dengan jenis Pohon Lokal dan Jenis
Pohon Atsiri
PT Jorong Barutama Greston ........................................................................................ 53
Rehabilitasi DAS
Ade Hidayat, PT Adaro Indonesia .................................................................................. 61

Komisi A: SILVIKULTUR DALAM PENGELOLAAN LAHAN BASAH


Kode Judul Hlm
A-1 Kajian Pertumbuhan Belangeran (Shorea balangeran Korth) Di Areal
Kampus Universitas Palangka Raya
Yanarita, Johanna M.Rorinsulu, Sosilawaty ...………………………………….. 80
A-2 Pola Pertumbuhan Acacia crassicapa pada lahan gambut dan marine cly di
PT. Bumi Andalas Permai
Agus Sumadi, H. Siahaan dan Purwanto ………………………………………... 88
A-3 Jenis-Jenis Flora Langka Hutan Rawa Gambut di Sumbagsel dan
Potensinya Untuk Kegiatan Restorasi
Etik Erna Wati Hadi, Bastoni, dan Purwanto ……………………………………. 95
A-4 Pengembangan Jelutung Rawa (Dyera lowii Hook.f)) Pada Sistem
Agroforestry Di Desa Jabiren Kabupaten Pulang Pisau
Johanna M.Rotinsulu, Yanarita, Rini Dwiastuti ………………………………… 102
A-5 Jelutung: jenis potensial untuk rehabilitasi lahan gambut?
Muhammad Abdul Qirom ...……………………………………………………….. 113
xii Prosiding Seminar Nasional Silvikultur V

A-6 Evaluasi Pertumbuhan Varietas Baru Acacia hibrida (Acacia mangium x A.


auriculiformis) Pada Lahan Marineclay Di Jambi
Sri Sunarti, Budiyansah dan Arif Nirsatmanto …………………………………... 121
KOMISI B: SILVIKULTUR DALAM RESTORASI LAHAN TERDEGRADASI DAN
REHABILITASI DAS
Kode Judul Hlm
B-1 Sukesi alami pada lahan reklamasi tambang batubara PT. Adaro,
Kalimantan Selatan
Susy Andriani & Eko Priyanto .......................................................................... 128
B-2 Potensi Ipomoea pes-caprae (L.) R. Br. Sebagai Tanaman Penutup Tanah
Di Lahan Pasca Tambang Timah
Iwan Hilwan dan DA Kusumaningrum ...………………………………………... 138
B-3 Potensi Laban (Vitex pinnata L.) Untuk Revegetasi Lahan Pascatambang
Batu Bara
Burhanuddin Adman1*, Ike Mediawati1 and Ishak Yassir1………….………………………… 150
B-4 Jenis Tanaman Lokal Untuk Kegiatan Rehabilitasi Di Lahan Kering
Eko Priyanto….....………………………………………………………………….. 158
Dinamika Pertumbuhan Sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen )
B-5 Pada Lahan Rehabilitasi Tambang Batubara Di PT Kideco Jaya Agung,
Kalimantan Timur
Ardiyanto W Nugroho1 dan Tri Sayekti1............................................................ 166
B-6 Pengaruh Formula Pembungkus Benih Dan Kedalaman Tanam Benih Di
Dalam Seedball Terhadap Viabilitas Benih
Dewi Alimah, Purwanto Budi Santosa,dan Safinah Surya Hakim……….......... 174
B-7 Efektivitas Isolat Fungi Mikoriza Arbuskula (Fma) Indigenous Dari Lahan
Bekas Tambangkapur Terhadap Kualitas Bibit Sesbania sericea Untuk
Mendukung Keberhasilan Reklamasi
Retno Prayudyaningsih………………………………......………………………… 186
B-8 Jenis Pohon Lokal Potensial Untuk Revegetasi Lahan Bekas Tambang Nikel
di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara
Albert Donatus Mangopang…………………….…………………………………. 195
KOMISI C: TEKNOLOGI PENGADAAN BAHAN TANAMAN
Kode Judul Hlm
C-1 Respon Pertumbuhan Dan Ketergantungan Jenis Legum
Terancam Punah Angsana (Pterocarpus indicus WILLD)
Terhadap Aplikasi Fungi Mikoriza Arbuskula Lokal
Husna*, Faisal Danu Tuheteru, Asrianti Arif dan Genvil Rafika Sera .............. 206
C-2 Pengaruh Pemangkasan dan Letak Tapak terhadap Pertumbuhan Bidang
Dasar Tegakan Muda Mangium
Mohammad Taufan Tikraaamiana………………………......……………………. 214
C-3 Limbah Rumah Tangga Untuk Pengembangan Kultur
Jaringan Sengon (Albizia Chinensis) Yang Ekonomis
Kevin Falensia Fatlan, N.R. Immalasari, R. Wahyuli, R. Patra, M.A. Arsyad,
M. Restu ........................................................................................................... 222
C-4 Pertumbuhan Semai Bitti (Vitex cofassus ReinW) Tanaman Endemik
Sulawesi Pada Variasi Naungan dan Pupuk Daun Untuk Mendukung
Pertumbuhan Bibit Berkualitas
Asrul dan S.A Paembonan…………..…………………………………………….. 233
C-5 Potensi dan Pemanfaatan Hutan Dipterocarpaceae Cigerendeng Di
Kabupaten Ciamis
Soleh Mulyana……………...……………………………………………………….. 241
C-6 Efektivitas Pemupukan Lewat Daun Pada Beberapa Varietas Murbei
(Morus sp)
C. Andriyani Prasetyawati .................................………………………………… 251
Silvikultur untuk Produksi Hutan Lestari dan Rakyat Sejahtera xiii

C-7 Pertumbuhan Jamur Antagonis Trichoderma Harzianum Pada Beberapa


Media Tumbuh
C. Andriyani Prasetyawati…..……………………………………………………… 258
C-8 Induksi Tunas Kayu kuku (Pericopsis mooniana THW) pada beberapa
konsentrasi BAP (6 Benzyl aminopurin) secara In Vitro
Nursyamsi……………………………………………………………………………. 265
C-9 Efek penggunaan beberapa mikroba tanah pada biopot terhadap
pertumbuhan semai turi (Sesbania grandiflora)
Nursyamsi………………………………………………………………………….... 273
C-10 Respon Pertumbuhan Tengkawang (Shorea stenoptera Burck.) dengan
Penambahan Pupuk Makro Di Persemaian
Tri Wira Yuwati dan Safinah S.Hakim………………………………..…………... 281
C-11 Reintroduksi Spesies Daemonorops robusta Di Kawasan Hutan Produksi
Dolago Tanggunung, Nupabomba, Sulawesi Tengah
Diana Prameswari dan T. Kalima………………………………………..……….. 291
C-12 Respon pemberian Root up terhadap pertumbuhan Semai Cabutan
Cinnamomum cullilawang
Rima Herlina Siburian…………………….......…………………………………….. 302
C-13 Pertumbuhan Stek Batang Sukun Dari Lima Populasi Sebaran
Hamdan Adma Nugraha, Reni Setyo Wahyuningtyas………............................. 307
C-14 Arsitektur Pohon Cendana (Santalum album Linn.)
di Desa Petir, Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul
Ridla Arifriana, Sapto Indrioko, Atus Syahbudin, Moch. Naiem, dan Soewarno
Hasanbahri……………………………………………………………......…………. 313
C-15 Pembuatan Bokashi Limbah Pelepah Dan Daun Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq) Sebagai Pupuk Kompos
Daryono, dan Taufiq Rinda Alkas………………………………………………….. 321
C-16 Inokulasi Spora Scleroderma columnare Pada Semai Shorea javanica Untuk
Mendukung Pengembangannya Di Luar Habitat Aslinya
Afif Bintoro, Melya Riniarti,dan Inafa Handayani……………………………….... 328
C-17 Pengaruh pohon induk terhadap pertumbuhan semai Bidara Laut (Strychnos
lucida R Brown) asal populasi Taman Nasional Bali Barat
Anita Apriliani Dwi Rahayu, Krisnawati………………………………………….... 336
C-18 Pengaruh Pemeliharaan Terhadap Pertumbuhan Tanaman Dan
Permudaan Alam Dalam Uji Efektivitas Silvikultur Tebang Rumpang
Sudin Panjaitan, Acep Akbar, Hendra Ambo Basiang………………………….. 343
C-19 Evaluasi Pertumbuhan Awal Tanaman Sungkai
(Peronema canescen jack.) Di lapangan sahwalita
Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Palembang ....................................................................................................... 351
C-20 Di Pelalawan Central Nursery Pemanfaatan Media Cocopeat Daur Ulang
Sebagai Media Pembibitan Acacia crassicarpa a. cunn. ex benth.
Muhammad Mardhiansyah, T. Arlita1, A. Tuah ............................................................................. 359
C-21 Amplifikasi Penanda Ssr Untuk Analisis Keragaman Genetik Jati (Tectona
grandis Linn. f.) Provenansi Sulawesi Tenggara
Gusmiaty, Mirza A.A, SH. Larekeng, Andi Sifa Zulfiana, Nur Aida, Ilham A.L. 364
C-22 Pertumbuhan Bibit Trema (Trema orientalis) Umur 3 Bulan Dalam Beberapa
Macam Media Dan Naungan
Rina Kurniaty dan Yetti Heryati ........................................................................ 372
C-23 Penggunaan Penanda RAPD Untuk Mengevaluasi Keragaman Genetik
Bambu Parring (Gigantochloa atter) di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan
Larekeng, Siti Halimah, Restu, M., Mis’al, Oktavina, J., Cahyaningsih, YF...... 380
C-24 Hubungan Diameter Batang Dan Diameter Tajuk Dalam Penentuan
Kerapatan Tegakan Tembesu (Fagraea fragrans Roxb.)
Agus Sumadi, Rusmana dan A. Sofyan...………….......................................... 390
C-25 Status Budidaya Rotan Jerang Di Sumbangsel
Nanang Herdiana dan Sahwalita…………………………......…………………… 397
xiv Prosiding Seminar Nasional Silvikultur V

C-26 Pengaruh Media Semai Terhadap Pertumbuhan Anakan Dipterocarpus


retusus (Blume) Di Persemaian KHDTK Rarung
Y.M.M. Anita Nugraheni dan Krisnawati…………………………………………... 405
C-27 Respon Jarak Tanam Dan Pemangkasan Terhadap Pertumbuhan Bambang
Lanang (Magnolia champaca)
Abdul Hakim Lukman dan Kusdi…………………………………………………... 412
C-28 Pengadaan Bibit Nibung (Oncosperma tigillarium (Jack) Ridl.) Pada Berbagai
Kerapatan Naungan Dan Media Arang Kompos
Abdul Hakim Lukman……………………………………...................................... 419
C-29 Pengaruh Waktu Pengiriman dan Media Tanam Terhadap Pertumbuhan
Semai Jabon Merah (Anthocephalus macrophylla Roxb.)
Dwi Kartikaningtyas, Surip, Teguh Setyaji,Sri Sunarti…………………………... 426
C-30 Kondisi Tegakan Gyrinops Versteegii Di Kawasan Hutan Nusa Tenggara
Barat
Ali Setyayudi, Y.M.M.A. Nugraheni, L. Anggadhania, Mansyur………............. 434
C-31 Manfaat, Peluang dan Silvikultur Jungrahab Baeckeafrutescens L.) di
Kalimantan
Sudin Panjaitan dan Hendra Ambo Basiang…………………………………..... 443
C-32 Kesesuaian Media Sapih Terhadap Pertumbuhan Bibit Masoyi Cryptocarya
Massoy (Oken) Kosterm di persemaian
Minarningsih , dan I Yeny………………………………………………………….. 453
C-34 Status Budidaya Rotan Jerang Di Sumbangsel
Nanang Herdiana dan Sahwalita…………………………......…………………… 463
C-35 Karakter Pertumbuhan Semai Jabon (Anthocephalus cadamba Miq.) Akibat
Pemberian Frekuensi Penyiraman Dan Dosis Pupuk Kandang Ayam
Deselina, Efratenta Katherina Depari, Lamsinar Pandiangan………………….. 471
C-36 Aplikasi Teknik Pembiakan Vegetatif Cara Stek Pucuk dan Kajian Standar
Mutu Bibit Jabon (Anthocephlaus cadamba (Roxb.) Miq.) Siap Tanam
Rusmana…………………………………………………………………...…...…… 484
C-37 Pengaruh bahan stek dan lama penyimpanan terhadap pertumbuhan
Perupuk (Lopophetalum javanicum) di persemaian
Rusmana dan Tri Wira Yuwati……………………………………………………. 495
C-38 Kajian Pengaruh Faktor Lingkungan Ketak (Lygodium circinatum (Burm(Sw)
Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitasnya Di Pulau Lombok, NTB
Endah Wahyuningsi), E.Faridah, Budiadi, H. Anwar........………………………. 505
C-39 Analisis Keragaman Genetik Bitti (Vites cofassus Reinw) di Bulukumba
dalam Melestarikan Tanaman Endemik Sulawesi Selatan dengan Penanda
Mikrosatelit
Andis, Asrul, Asmawati, Asti Mayang Pratiwi, Ramlah, Gusmiaty , dan
Muh. Restu ....................................................................................................... 515
C-40 Regenerasi Pohon Ulin Dengan Memanfaatkan Trubusan Tunggak: Kasus
Bekas Tebangan Wilayah Iuphhk PT. AYI Kabupaten Tabalong
Suyanto………………………………………………………………………………. 525
C-41 Exsitu Eboni (Diospyros celebica Bakh)
Merryana Kiding Allo.......................................................................................... 532
C-42 Upaya Memercepat Perolehan Bibit Bambu Ampel (Bambusa vulgaris v.
vitata) di persemaian KHDTK Mengkendek
Merryana Kiding Allo.......................................................................................... 541
KOMISI D: PERLINDUNGAN HUTAN DAN MITIGASI PERUBAHAN IKLIM
Kode Judul Hlm
D-1 Pola Distribusi Serangan Kumbang Penggerek Batang Xystrocera globosa
Pada Tegakan Kayu Bawang (Azadiracta excelsa)
Agus Kurniawan, Rendi Romadon, Andika Imanullah1 dan Nesti Andriyani…. 554
D-2 Aplikasi Beberapa Pestisida Nabati Dalam Menurunkan Aktivitas Ulat Api
Yang Menyerang Kelapa Sawit
Sri Ngapiyatun, Nur Hidayat, dan Fadli Mulyadi………………………..……….. 560
Silvikultur untuk Produksi Hutan Lestari dan Rakyat Sejahtera xv

D-3 Distribusi Spasial Keberadaan Penyakit Karat Tumor Pada Pertanaman


Sengon Dengan Sistem Agroforestri Dan Monokultur
Sri Rahayu, Minati Amalia Utami, Widiyatno, D.T. Adriyanti………………….. 569
D-4 Identifikasi Jenis Hama dan Penyakit Pada Anakan Gaharu (Aquilaria
malaccensis Lamk) Di Kalimantan Tengah
Patricia E. P., D. Natalia K. dan S.Wijayantie…………………………………… 578
D-5 Komposisi Vegetasi dan Sequestrasi Karbon pada Hutan Sekunder di
Bontang
Deddy Hadriyanto & Rita Diana…………………………………………………… 587
D-6 Potensi Sumberdaya Desa Tumbang Nusa Kaitannya Dengan Pencegahan
Kebakaran Lahan Gambut
Acep Akbar, Marinus K, dan Eko Priyanto……………………………………….. 595
D-7 Potensi Jenis Meranti Putih Dalam Penyerapan Karbon Untuk Mitigasi
Perubahan Iklim
Muhammad Abdul Qirom…………………………………………………………... 608
D-8 Hama Potensial Pada Tanaman Mangrove Di Sumatera Selatan
Asmaliyah dan Adi Kunarso…………………………………………………….…. 615
D-9 Potensi Produktivitas Benih Dan Simpanan Karbon Tegakan Bitti (Vitex
cofassus ReinW) Pada Kebun Benih Balai Sertifikasi Benih Sulawesi
Samuel A. Paembonan, S. Millang, dan B. Putranto.....……………………… 623
D-10 Pengaruh Kerapatan Tajuk Dengan Dan Tanpa Tumbuhan Bawah Terhadap
Kadar Air Bahan Bakar Serasah Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg)
Normela Rachmawati dan Susilawati…………………………..………………… 631
KOMISI E: AGROFORESTRI, SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEHUTANAN
Kode Judul Hlm
E-1 Prospek Ekonomi Peningkatan Produktivitas Sumberdaya Hutan Melalui
Strategi Optimalisasi Untuk Kesejahteraan Masyarakat (Teori, Implementasi,
Usulan Kebijakan)
Wahyu Andayani…………………………………………………………………..... 642
E-2 Pelestarian Hutan Dan Sumber Air Melalui Kearifan Lokal Masyarakat
Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan
Wahyudi Isnani dan Nurhaedah Muin 651
E-3 Karakteristik petani hutan rakyat Jawa Barat Dalam pemilihan jenis pohon
(Studi Kasus Kabupaten Tasikmalaya, Ciamis dan Majalengka)
Soleh Mulyana…………….……………………………………...…………………. 659
E-4 Peluang dan Tantangan Hutan Tanaman Di Indonesia (Studi Kasus PT KIFC
Dengan Perhutani)
Dharma Satyawan1 dan Lailan Syaufina……………….………………………… 669
E-5 Agroforestri sebagai Alternatif untuk Pemulihan Lahan Gambut Terdegradasi
Eni Maftuah………………………………………………………………………….. 679
E-6 Pengaruh Pola Tanam Terhadap Keragaman Makrofauna Tanah Di Bawah
Tegakan Sengon dan Jelutung Rawa
Reni Setyo Wahyuningtyas dan Wawan Halwany………………………………. 687
E-7 Konservasi Keanekaragaman Hayati dari Agroforestry Kopi Studi Kasus:
Agroforestry Kopi di Kecamatan Pengaron Kabupaten Banjar Kalimantan
Selatan
Kissinger, Rina Muhayah, Noor Pitri……………………………………………… 697
E-8 Peran Pelaku Pasar Dalam Tataniaga Produk Sutera Alam Di Kabupaten
Soppeng Sulawei Selatan
Nurhaedah Muin& N. Hayati……………………………………………………….. 704
E-9 Penerapan Pola Kenongan Untuk Meningkatkan Keberhasilan Tanaman Jati
Melalui Sistem Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat
Tri Esti Kurnia Kadarwati Y Cahyono 2), Hermawan……………………....….. 713
E-10 Strategi Pengembangan Bisnis Kayu Hutan Rakyat Di Kabupaten Konawe
Selatan, Sulawesi Tenggara
Nur Hayati & A.R.H. Bisjoe……………………………………………....………… 717
xvi Prosiding Seminar Nasional Silvikultur V

E-11 Potensi Cadangan Karbon Tegakan Agroforestri (Studi Kasus Di Tana


Toraja dan Toraja Utara)
Heru Setiawan & N. Hayati…………………………………………………..…….. 726
E-12 Potensi Pengembangan Pelawan (Tristaniopsis spp.) untuk Agroforestri
Etik Erna Wati Hadi dan Asmaliyah…………………………………………….…. 735
E-13 Struktur Komunitas dan Profil Arsitektur Agroforestri Dukuh di Kecamatan
Karang Intan Kabupaten Banar Kalimantan Selatan
Hafizianor Hamdani Fauzi, Ester Novita Sari S…………………………………. 745
E-14 Pertumbuhan Jabon Merah dan Produktifitas Tanaman Sela dalam Pola
Tanam Agroforestry
Arif Irawan, J. Halawane, dan K. Mairi…..……………………………………...... 756
E-15 Produksi Silvofishery Di Kawasan Rehabilitasi Mangrove Pantai Utara
Demak Jawa Tengah
Erny Poedjirahajoe dan Frita Kusumawardhani…………………………………. 763
E-16 Karakteristik Jenis Campuran Pada Agroforestri Tegalan Berbasis Nangka
(Artocarpus heterophyllus) Di Desa Pendowoharjo, Sleman
Atus Syahbudin, Kautsar Tirta Firdausi, Fauzan Nugraha Pityanta, Ridla
Arifriana, Priyono Suryanto, Wiyono, dan Budiadi………………………………. 775
E-17 Penguatan Kelembagaan Kemitraan Kehutanan Konservasi di Suaka
Margasatwa Kuala Lupak Kalimantan Selatan
Mahrus Aryadi1), Trisnu Satriadi1), Muhammad Ridwan Effendi2), Cecep
Budiarto2)……………………………………………………………………………. 785
E-18 Identifikasi Masalah Yang Menghambat Pengelolaan Hutan Konservasi
Kuala Lupak Kabupaten Barito Kuala
Daniel Itta, Asysyifa, Muhammad Rabial……………………………………….... 793
KOMISI F: SILVIKULTUR UNTUK ENERGI BIOMASSA
Kode Judul Hlm
F-1 Uji Tanaman Sumber Bioenergi di Lahan Gambut Terdegradasi:
Studi di Desa Buntoi, Pulang Pisau, Kalimantan Tengah
Siti Maimunah, Yustina Artati, Yusuf Samsudin......…………………………….. 802
F-2 Seleksi Jenis-Jenis Kayu Yang Potensial Dikembangkan Sebagai Sumber
Biomassa Di Sumatera Selatan
Purwanto, Agus Sumadi, Hengki Siahaan…..…………………………………… 813
KOMISI G: INTERDISIPLIN STUDIES
Kode Judul Hlm
G-1 Studi Populasi Burung Kuntul Kecil (Egretta garzetta) Di Lampung Mangrove
Center
Puja Anggriana, Bainah Sari Dewi, Gunardi Djoko Winarno, Siti Saidah,
Shinsuke Koike...……………………………………………………………………. 822
G-2 Tata Air Daerah Aliran Sungai Satui Kabupaten Tanah Bumbu Provisi
Kalimantan Selatan
Syarifuddin Kadir, Badaruddin, dan Karta Sirang……………...………………... 832
G-3 Model Rumah Pangan Lestari Komplek Wengga Banjarbaru
Susilawati, Eva Prihatiningtyas.........………………………………………….... 844
G-4 Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Diversifikasi Olahan Labu
Kuning
Dina Naemah, Dewi Fitriyanti, Yuniarti…………………………………………… 850
G-5 Karakteristik Briket Campuran Arang Serbuk Gergajian Ulin Dan Arang
Sekam Padi
Noor Mirad Sari, M. Faisal Mahdie, Lusyiani, Sulaiman..……………………….. 856
G-6 Peningkatan Peran Serta Wanita Dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga
Melalui Olahan Aneka Sambal Khas Banjar
Yuniarti dan Henni Aryati.………………………………………………………….. 867
Silvikultur untuk Produksi Hutan Lestari dan Rakyat Sejahtera 313

C-14

ARSITEKTUR POHON CENDANA (Santalum album Linn.)


DI DESA PETIR, KECAMATAN RONGKOP, KABUPATEN
GUNUNGKIDUL
Ridla Arifriana, S. Indrioko, dan A. Syahbudin
Fakultas Kehutanan UGM, Jl. Agro 1a Bulaksumur UGM Yogyakarta 55281
e-mail : [email protected]

ABSTRAK
Salah satu jenis asli Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah cendana (Santalum album
Linn.). Jenis ini merupakan primadona masyarakat berkat kandungan minyak santalol yang
wangi dan bernilai ekonomi tinggi. Kini cendana juga tersebar pada sebagian hutan rakyat di
Desa Petir, Kecamatan Rongkop, Gunungkidul. Cendana dijumpai pada lanskap perbukitan
bersama jenis-jenis pohon lainnya seperti: Tectona grandis, Acacia auriculiformis, Swietenia
macrophylla, Leucaena leucocephala, dan Gliricidia sepium. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bukti-bukti taksonomi cendana di Desa Petir, termasuk model arsitektur pohon dan
ciri morfologinya. Bahan yang digunakan berupa seluruh cendana hasil eksplorasi di lokasi
penelitian. Hasil identifikasi di lokasi penelitian menunjukkan bahwa cendana dapat dikenali dari
jarak jauh berdasarkan batang monopodial, orthotropic, pertumbuhan kontinyu; dan cabang
monopodial, dengan arah plagiotropic dan bentuk tajuk yang ramping atau melebar dan memiliki
karakter ringan serta warna daun didominasi warna hijau muda. Selain itu, pada jarak yang
semakin dekat cendana dapat dibedakan menurut karakteristik dari organ generatif dan
vegetatifnya, diantaranya ukuran dan bentuk daun, warna tenda bunga (perigonium), ukuran
bunga, bentuk cuping, bentuk appendiks, warna batang, serta bentuk dan ukuran buah yang
memiliki beberapa variasi.
Kata Kunci: cendana, Santalum album Linn., model arsitektur pohon, morfologi, Desa Petir

PENDAHULUAN
Santalum album Linn. atau lebih sering dikenal dengan nama cendana merupakan spesies
asli Nusa Tenggara Timur. Spesies ini memberikan hasil hutan non kayu berupa aroma
wewangian dari kandungan santalol pada batang dan akar, sehingga menjadi primadona bagi
masyarakat. Aroma wangi tersebut diracik menjadi beberapa produk yaitu kosmetik, obat, dan
penggunaan untuk upacara tradisional. Selain itu cendana dapat juga sebagai materi untuk
rehabilitasi, dikenal sebagai tanaman yang mampu tumbuh di lahan kritis (Faridah dkk., 2012;
Arifriana dkk., 2017).
Cendana merupakan spesies asli Nusa Tenggara Timur namun permudaan alaminya dapat
dijumpai di beberapa lokasi di Kabupaten Gunungkidul, salah satunya di Desa Petir, Kecamatan
Rongkop. Disebut permudaan alami karena tumbuh di luar area pertanaman uji. Dari kajian
spesimen Herbarium Bogoriense diketahui bahwa cendana sudah tertanam di Pulau Jawa
sekitar tahun 1800 (Koleksi LIPI). Kharisma (1994) juga menyebutkan bahwa cendana telah
diintroduksi di Pulau Jawa pada tahun 1968.
Akan tetapi, beberapa dekade terakhir ini muncul masalah mengenai keragaman kayu
cendana berangsur berkurang (hilang) sehingga menjadi perhatian besar bagi studi genetika
dan ekologi (Indrioko dan Ratnaningrum, 2015). Australia, India, dan Indonesia termasuk di
antara eksportir utama kayu cendana dan minyak cendana (Rao et al., 2007), namun di dalam
tiga dekade terakhir, spesies ini telah mengalami degradasi yang signifikan dan hilangnya
314 Prosiding Seminar Nasional Silvikultur V

habitat. Oleh karena itu eksistensi cendana saat ini masuk ke dalam kategori rentan (vulnerable)
menurut status yang diterbitkan oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN)
tahun 2009 bahkan punah di alam bebas sebagian besar spesies asli di bagian tenggara
Indonesia (Indrioko dan Ratnaningrum, 2015). Dampaknyapengenalan spesies cendana oleh
masyarakat secara umum relatif kurang karena jumlah di lapangan semakin sedikit.
Model arsitektur tumbuhan masih sangat jarang mendapat perhatian, yaitu ciri morfologi
berupa bentuk suatu tumbuhan terjadi akibat aktifitas genetis. Ciri-ciri tersebut antara lain
perawakan dalam hal ini menyangkut bentuk dan ukuran, sistem percabangan, kepadatan tajuk,
bentuk, ukuran dan tekstur daun, sistem perakaran, cara berkembangbiak mauoun periodisitas
hidupnya.
Saat ini permudaan alam cendana dengan berbagai tingkatan umur di beberapa lokasi yang
tersebar di Gunungkidul dapat ditemui salah satunya di Desa Petir di Kecamatan Rongkop,
Gunungkidul. Tegakan cendana tersebut tumbuh di bukit-bukit bersama dengan jenis lainnya,
sehingga perlu diketahui informasi mengenai karakter khas yang dimiliki cendana di Desa Petir
untuk mempermudah mengenalijenis cendana dari jarak jauh.Penelitian ini bertujuan
mendeskripsikan spesies cendana yang ditemui di lokasi penelitian berdasarkan aspek
morfologi.

METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian di hutan rakyat Desa Petir, Rongkop, Gunungkidul yang masuk ke dalam
kawasan ketiga dalam barisan pegunungan karst bagian zona selatan (Indrioko dan
Ratnaningrum, 2015). Secara administratif, Desa Petir berada di ujung timur Kabupaten
Gunungkidul, berbatasan langsung dengan Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri.
Ketinggian tempat di lokasi ini berkisar 340-395 m dpl. dengan topografi perbukitan. Penelitian
dilakukan pada bulan Mei hingga Desember 2015.

Gambar 1. Lokasi penelitian di Desa Petir, Kecamatan Rongkop,Kabupaten Gunungkidul


(ditunjukkan oleh warna kuning pada peta). (Sumber peta: Wirakarsa, 2015)
Silvikultur untuk Produksi Hutan Lestari dan Rakyat Sejahtera 315

Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain kamera, alat tulis (tallysheet), dan
pedoman Munsell Color Chart. Sedangkan yang menjadi bahan penelitian berupa objek tegakan
cendana yang diambil dari hutan rakyat yang ada di Desa Petir.

Teknik sampling dan Pengumpulan Data


Prosedur penelitian berupa deskriptif eksploratif. Penelitian ini menggunakan teknik
pengambilan sampel secara sensus (menyeluruh) dengan persyaratan sampel yang telah
mencapai fase reproduktif dan masih hidup (berdiri di tanah). Objek yang menjadi target
pengamatan adalah tegakan hutan rakyat di lokasi penelitian berupa karakter morfologi yang
dicandera dan diidentifikasi dari jarak dekat dan kenampakan tegakan cendana dari jarak jauh
dengan cara diambil dokumentasinya, sehingga dapat dibedakan dengan jenis lainnya. Karakter
morfologi dicatatmeliputi perawakan tanaman, organ vegetatif dan organ generatif.

Analisis Data
Analisis data mengacu pada metode analisis deskriptif dan semi kuantitatif (Albrechtova,
2004). Penelitian ini dilakukan didasarkan pada pengamatan fakta sebagai penanda sistematika
tumbuhan, antara lain analisis karakteristik morfologi, seperti perawakan/habitus, arsitektur
pohon, tipe batang, bentuk tajuk, warna tajuk, warna daun, bentuk daun, dan perbungaan.
Masing-masing dicandera untuk diperoleh informasi mengenai bukti-bukti taksonomi cendana di
Desa Petir, terutama ditinjau dari model arsitekturnya. Data pengamatan berupa gambar
dipaparkan secara visual dan dideskripsikan atau diberikan penjelasan dan keterangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Morfologi Cendana
Karakter morfologi cendana pada umumnya merujuk kepada hasil yang dinyatakan oleh
Rudjiman (1987) yakni memiliki ciri-ciri ukuran pohon kecil sampai sedang, menggugurkan
daun, tinggi pohon dapat mencapai 20 m dan diameter 40 cm, tajuk ramping atau melebar,
batang bulat agak berlekuk-lekuk, akar tanpa banir, daun tunggal, berhadapan, agak
bersilangan, bertangkai daun, gundul, bentuk elip, tepi rata, ujung runcing tetapi kadang-kadang
tumpul atau bulat, perbungaan terminal atau aksiler, recimus articulatus, bunga pedicel 3-5 cm,
gundul, tabung perigonium berbentuk campanulatus, panjang 3 mm dan diameter ± 2
mm,memiliki 4 cuping perigonium, bentuk segi tiga, tumpul pada bagian ujung dan kedua
permukaan gundul.
Selanjutnya, Arifriana dkk., (2017) menambahkan bahwa di Desa Petir terdapat variasi
morfologi cendana yang belum disebutkan dalam pustaka sebelumnya. Variasi karakter
morfologi cendana tersebut lebih detil yaitu bentuk daun lanset dan bulat telur, selain itudi lokasi
ini dijumpai warnatenda bunga (perigonium) oranye seperti ditunjukkan pada gambar 2 (pada
umumnya berwarna merah maron).Menurut Jones dan Little (1983), faktor hara dan
kelembabanberpengaruh dalam penentuan warna bunga. Akan tetapi, variasi warna bunga
cendana yangdijumpai pada penelitian ini diduga lebih cenderung dikendalikan oleh faktor
genetik. Hal ini terbukti dari munculnyavariasi bunga tersebut yang tersebar di bukit-bukit yang
menjadi lokasi penelitian,walaupun pada setiap bukit memiliki perbedaan ketinggiandan kondisi
316 Prosiding Seminar Nasional Silvikultur V

lingkungan yang berbeda, hal ini tidak mengakibatkanberbedanya warna bunga, bahkan variasi
tersebut tetap ditemui pada kondisi lingkungan yang sama.

a b
Gambar 2. a)Daun berbentuk lanset, b) daun berbentuk bulat telur

a a
Gambar 3. Bunga cendana di Desa Petir a) perigonium berwarna merah maron dan b)
perigonium berwarna oranye.

Model Arsitektur Pohon


Perawakan cendana berukuran kecil hingga sedang, ketinggian mencapai 20 m, diameter
hingga 40 cm, bertajuk ringan, bulat. Hale dkk. dalamRudjiman (1987) menggolongkan cendana
dalam model arsitektur Rouxdengan ciri batang monopodial, orthotropic, pertumbuhan kontinyu;
dan cabang monopodial, dengan arah plagiotrop (Gambar 4a). Hasil pengamatan menunjukkan
bahwa cendana-cendanayang dijumpai di lapangan memiliki perawakan kecil hingga sedang,
tinggi berkisar 2 m hingga 7 m, memiliki batang monopodial (Gambar 4b), meskipun tidak jarang
dijumpai batang simpodial hasil trubusan. Nilai ekonomi tinggi yang dimiliki cendana
mengakibatkan potensi pencurian cendana yang tinggi sehingga ditemui tonggak-tonggak sisa
penebangan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Sisa tonggak tersebut yang kelak
tumbuh menjadi trubusan yang memungkinkan cendana memiliki batang simpodial.Sifat batang
selanjutnya adalah pertumbuhannya kontinyu artinya batang tumbuh lurus, tidak ditemui adanya
gelang/bekas tunas dorman (Gambar 5).Batang maupun ranting cendana secara umum
berwarna coklat keabu-abuan (Gambar 6),sebagaimana telah dicocokkan dengan pedoman
Munsell Color Chart menunjukkan warna batang dengan notasi 2,5 Y 5/6 yang artinya bahwa
spektrum warna didominasi oleh warna kuning (yellow) yang gelap dan terangnya dipengaruhi
oleh notasi chroma (pada kasus ini cenderung keabu-abuan).
Percabangan batang cendana bersifat plagiotrop (Gambar 7), artinya cabang tumbuh mem-
bentuk sudut 90o dari batang utama. Beberapa cabang yang dijumpai tumbuh ke arah atas (45o)
dimungkinkan akibat keterbatasan ruang tumbuh. Tajuk yang dimiliki cendana berbentuk bulat
dan sifatnya ringan. Ukuran daun cendana yang kecil dan memiliki sifat gugur menyebabkan
tajuk cendana terkesan ringan. Kesan tersebut didukung pula oleh warna daun cendana yang
Silvikultur untuk Produksi Hutan Lestari dan Rakyat Sejahtera 317

secara umum dapat dikatakan hijau muda. Berdasarkan Plant Munsell Color Chartseluruh daun
cendana di lokasi penelitian memiliki notasi hue GY (green yellow) atau hijau kekuningan.

a b
Gambar 4. Cendana (Santalum album Linn.): a. Model arsitektur pohon roux pada cendana
(Rudjiman, 1987); b. Kondisi pohon di Desa Petir.

Gambar 5. Batang bersifat monopodial, orthotropic

Gambar 6. Pertumbuhan batang kontinyu dan kulit batang berwarna coklat keabuan
318 Prosiding Seminar Nasional Silvikultur V

Gambar 7. Percabangan cendana plagiotropic di Desa Petir (lingkaran berwarna hitam


menunjukan percabangan plagiotrop)

Perbungaan cendana di lapangan dijumpai 2 tipe yakni tipe perbungaan aksiler dan lateral.
Kedua tipe tersebut berkombinasi dalam satu individu bahkan 1 ranting (Gambar 8).

Gambar 8. Perbungaan cendana lateral(tanda panah warna kuning) dan aksiler (tanda panah
warna merah)

Desa Petir memiliki luas 1059.6 ha dan 52% dari luas keseluruhan merupakan hutan
rakyat multikultur yang ditanami dengan tanaman keras seperti Tectona grandis(jati), Acacia
auriculiformis (akasia), Swietenia macrophylla (mahoni), Leucaena leucocephala (lamtoro),
Santalum album (cendana) dan Gliricida sepium (gamal)(Wirakarsa, 2015). Tidak ada
pemisahan lahan untuk setiap jenis yang ditanam oleh masyarakat, termasuk cendana yang
ditanam menggunakan pola campur dengan jenis lainnya. Namun, komposisi jenis cendana
mendominasi di lahan hutan masyarakat, dapat dilihat pada Gambar 9.Komposisi jenis selain
cendana dapat teramati mengisi sela di antara tegakan cendana.

a
Silvikultur untuk Produksi Hutan Lestari dan Rakyat Sejahtera 319

c
Gambar 9a, b, dan c. Hutan rakyat di Desa Petir yang didominasi oleh jenis cendana

Tabel 1. Ringkasan karakter jenis di hutan rakyat Desa Petir

Karakter S.album A.auriculiformis S.macrophylla L.leucocephala G.sepium


Model arsitektur roux troll rauh troll troll
Habitus perdu-pohon pohon pohon pohon perdu
Bentuk batang monopodial monopodial monopodial monopodial simpodial
Warna tajuk hijau muda hijau tua hijau tua hijau tua hijau
Intensitas tajuk ringan sedang sedang sedang sedang

Apabila ditinjau dari karakter batangnya, jenis lain yang tumbuh memiliki batang monopodial,
sehingga sulit dibedakan dengan cendana. Namun dari aspek tajuk, cendana memiliki
perbedaan dengan jenis yang lain. Tajuk cendana berwarna hijau muda dan ringan, sedangkan
jenis lain berwarna lebih tua dengan karakter sedang hingga berat.

KESIMPULAN
1. Bukti-bukti taksonomi cendana di Desa Petir, termasuk model arsitektur pohon daun,
batang, dan perbungaan pada cendana sesuai dengan deskripsi dalam literatur yang telah
ada.
2. Cendana di Desa Petir dapat dibedakan dengan jenis lainnya dari model arsitekturnya dan
karakter tajuknya.
320 Prosiding Seminar Nasional Silvikultur V

DAFTAR PUSTAKA
Albrechtova, J. 2004. Plant Anatomy in Environtmental Studies. Prague: Charles University in
Prague.
Arifriana, R., Indrioko, S., dan Syahbudin, A. 2017. Variasi Cendana (Santalum album Linn.)
Berdasarkan Morfologi Daun dan Bunga di Desa Petir, Rongkop, Gunungkidul. Jurnal Ilmu
Kehutanan 11 (2017) 94-105
Adriyanti, D.T., Soekotjo, Na’iem, M., dan Rimbawanto, A. 2016. Pengelompokan Keruing
(Dipterocarpus spp.) di Indonesia Menurut Karakter Buah. Jurnal Ilmu Kehutanan Volume
10 No. 1 - Januari-Maret 2016
Ekowati, G., Indriyani, S. dan Azrianingsih, R. 2017. Model Arsitektur Percabangan Beberapa
Pohon di Taman Nasional Alas Purwo Jurnal Biotropika | Vol. 5 No. 1 | 2017
IUCN. 2009. IUCN Red List Categories And Criteria: Version 3.1. IUCN Species Survival
Commission. International Union for Conservation of Nature and Natural Resources. Glad,
Switzerland, and Cambridge, UK.
Rao MN, Ganeshaiah KN, Shaanker RU. 2007. Assessingthreats and mapping sandal
resources to identify genetic ‘hot-spot’ for in-situ conservation in peninsular
India.Conservation Genetics 8:925–935
Ratnaningrum, Y.W.N. and Indrioko, S. 2014. Variation on genotypes and flowering characters
affecting pollination mechanisms of sandalwood (Santalum album Linn., Santalaceae)
planted on ex-situ gene conservation in Yogyakarta, Indonesia. Eurasean J For Res VI:
167-179.
Ratnaningrum,Y.W.N., Indrioko, S., Faridah, E.,dan Syahbudin, A. 2015. The effects of
population size on genetic parameters and mating system of sandalwood in Gunung
Sewu, Indonesia. J. Biotech, Vol. 20, No. 2 182-201
Ratnaningrum, Y.W.N. and Indrioko, S. 2015. Response of flowering and seed production of
sandalwood (Santalum album linn., Santalaceae) to climate changes. Procedia
Environmental Sciences V: 665-675.
Rudjiman. 1987. Santalum album Linn. Taksonomi dan model arsitekturnya. Prosiding Diskusi
Nasional Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Silaen S, Widiyono. 2013. Metode penelitian sosial untuk penulisan skripsi dan tesis. In Media,
Jakarta.
Tjitrosoepomo, G. 2007. Taksonomi tumbuhan (Spermatophyta). Cetakan kesembilan.
Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Samingan, T. 1982. Dendrologi. Jakarta.
Wirakarsa IS. 2015. Potensi permudaan alam dan keanekaragaman genetik cendana
(Santalum albumLinn.) di Desa Petir Kecamatan Rongkop Kabupaten Gunungkidul. Tesis
(Tidak dipublikasikan). Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada.

Anda mungkin juga menyukai