Upaya Konservasi Flora Dan Fauna

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Upaya Konservasi Flora dan Fauna

Marlani Daspan
Tuesday, August 04, 2015
2 komentar
Upaya Pelestarian Flora dan Fauna di Indonesia - Tak salah memang jika Indonesia
disebut sebagai salah satu surga dunia. Tak hanya alamnya yang indah, Indonesia juga
kaya akan flora dan fauna yang hanya ada di nusantara. Tercatat tidak kurang dari 515
spesies mamalia (terbanyak di dunia), 270 amfibi (terbanyak kelima di dunia), 600
spesies reptile (terbanyak ketiga di dunia), 121 spesies kupu – kupu (terbanyak di
dunia) dan 20.000 spesies tumbuhan berbunga (terbanyak ketujuh di dunia) menghuni
daratan dan lautan Indonesia. 

Poster ajakan untuk melindungi hewan via  www.authorstream.com

Namun sayangnya, dewasa ini banyak flora dan fauna di Indonesia yang sudah langka,
bahkan punah. Maka dari itu untuk mencegh hewa yang sudah langka dari kepunahan,
maka sudah sepantasnya bagi kita bersama dengan pemerintah untuk melindungnya.
Pada postingan kali ini akan saya bagikan sedikit materi mengenai pengertian
konservasi dan beberapa cara pelestarian flora dan fauna.
Pengertian Konservasi

Konservasi berasal dari kata conservation yang terdiri dari kata con (together) dan
servare (keep/save). Jadi konservasi adalah upaya memelihara apa yang kita punya
secara bijaksana (Theodore Roosevelt : 1902).

Beberapa pengertian lain mengenai pengertian konservasi antara lain sebagai berikut :

 Konservasi dapat dipandang dari segi ekonomi dan ekologi. Dimana konservasi
dari segi ekonomi berarti mencoba mengalokasikan sumberdaya alam untuk
sekarang, sedangkan dari segi ekologi, konservasi merupakan alokasi
sumberdaya alam untuk sekarang dan masa yang akan datang (Rikjen : 1981)
 Konservasi adalah menggunakan sumberdaya alam untuk memenuhi keperluan
manusia dalam jumlah yang besar dalam waktu yang lama (American
Dictionary).
 Konservasi adalah alokasi sumberdaya alam antar waktu (generasi) yang
optimal secara sosial (Randall : 1982).
 Konservasi merupakan manajemen udara, air, tanah, mineral ke organisme
hidup termasuk manusia sehingga dapat dicapai kualitas kehidupan manusia
yang meningkat termasuk dalam kegiatan manajemen adalah survai, penelitian,
administrasi, preservasi, pendidikan, pemanfaatan dan latihan (IUCN : 1968).
 Konservasi adalah manajemen penggunaan biosfer oleh manusia sehingga
dapat memberikan atau memenuhi keuntungan yang besar dan dapat
diperbaharui untuk generasi-generasi yang akan datang (WCS : 1980).

Macam - Macam Upaya Konservasi Flora dan Fauna

Pelestarian in situ

Pelestarian in situ adalah pelestarian yang dilakukan di habitat asli suatu flora dan
fauna itu berada. Jadi dalam pelestarian in situ, flora dan fauna tidak
dipindahtempatkan. Terdapat berbagai bentuk pelestarian in situ, diantaranya adalah
sebagai berikut :

1. Taman nasional

Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam baik daratan maupun perairan yang
mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk
tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang buidaya, budaya,
pariwisata, dan rekreasi (Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 56 Tahun 2006 tentang
Pedoman Zonasi).
Taman nasional sendiri terdiri dari 4 wilayah, yaitu :

1. Wilayah penyangga atau wilayah lain (buffer zone) yaitu wilayah untuk
pengembangan dan pengurangan kerusakan taman nasional dari wilayah luar.
2. Wilayah pengembangan (development zone) yaitu wilayah pengembangan dan
pemanfaatan sumber daya yang ada di dalam kawasan taman nasional.
3. Wilayah rimba (wilderness zone) yaitu wilayah untuk melindungi sumber daya
yang ada di dalam kawasan taman nasional
4. Wilayah inti (sactuary zone) yaitu wilayah yang terdiri suaka margasatwa dan
cagar alam.

Ada beberapa kriteria bagi suatu kawasan untuk dapat dijadikan sebagai taman
nasional, yaitu :

1. Kawasan yang ditetapkan mempunyai luas yang cukup untuk menjamin


kelangsungan proses ekologis secara alami.
2. Memiliki sumber daya alam yang khas dan unik baik berupa jenis tumbuhan
maupun satwa dan ekosistemnya serta gejala alam yang masih utuh dan alami.
3. Memiliki satu atau beberapa ekosistem yang masih utuh sebagai pariwisata
alam.
4. Memiliki keadaan alam yang asli dan alami untuk dikembangkan.

Ada berbagai manfaat yang bisa kita dapatkan dari adanya taman nasional ini,
diantaranya :

1. Manfaat dari segi ekonomi : dapat dikembangkan sebagai kawasan yang


mempunyai nilai ekonomis, sebagai contoh potensi terumbu karang merupakan
sumber yang memiliki produktivitas dan keanekaragaman yang tinggi sehingga
membantu meningkatkan pendapatan bagi nelayan, penduduk pesisir bahkan
devisa negara.
2. Manfaat dari segi ekologi : dapat menjaga keseimbangan kehidupan baik biotik
maupun abiotik di daratan maupun perairan.
3. Manfaat dari segi estetika : memiliki keindahan sebagai obyek wisata alam yang
dikembangkan sebagai usaha pariwisata alam / bahari.
4. Manfaat dari segi pendidikan dan penelitian : merupakan obyek dalam
pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan penelitian.
5. Taman nasional sebagai jaminan masa depan : keanekaragaman sumber daya
alam kawasan konservasi baik di darat maupun di perairan memiliki jaminan
untuk dimanfaatkan secara batasan bagi kehidupan yang lebih baik untuk
generasi kini dan yang akan datang.

Beberapa aktivitas berikut tidak diperbolehkan dilakukan di taman nasional karena


dapat mengubah fungsi taman nasional, yaitu :
1. Merusak kekhasan potensi sebagai pembentuk ekosistem.
2. Merusak keindahan dan gejala alam.
3. Mengurangi luas kawasan yang telah ditentukan.
4. Melakukan kegiatan usaha yang tidak sesuai dengan rencana pengelolaan.

Contoh taman nasional di Indonesia adalah Taman Nasional Ujungkulon di Banten


yang melindungi badak bercula satu, buaya, banteng jawa, babi hutan, dan burung
merak. Ada juga Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan Tengah yang
melindungi orang utan Kalimantan, kancil, lutung merah, dan beruang. Untuk
mengetahui 45 taman nasional di Indonesia selengkapnya lihat di www.dephut.go.id

2. Cagar Alam

Cagar alam adalah hutan suaka alam yang berhubungan dengan keadaan alamnya
yang khas termasuk alam hewani dan alam nabati, perlu dilindungi untuk kepentingan
ilmu pengetahuan dan kebudayaan (UU No. 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan –
Ketentuan Pokok Kehutanan). Jadi cagar alam adalah suaka alam yang mempunyai
hewan, tumbuhan, atau ekosistem khas yang perlu dilindungi dan perkembangannya
berlangsung secara alami.

Ada beberapa kriterita untuk penunjukkan dan penetapan sebagai kawasan cagar alam,
yaitu :

1. Mempunyai keanekaragaman jenis hewan, tumbuhan, dan ekosistem.


2. Mewakili formasi biota tertentu dan atau unit-unit penyusunnya;
3. Mempunyai kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli dan tidak
atau belum diganggu manusia;
4. Mempunyai luas yang cukup dan bentuk tertentu agar menunjang pengelolaan
yang efektif dan menjamin keberlangsungan proses ekologis secara alami;
5. Mempunyai ciri khas potensi dan dapat merupakan contoh ekosistem yang
keberadaannya memerlukan upaya konservasi; dan atau mempunyai komunitas
tumbuhan dan atau satwa beserta ekosistemnya yang langka atau yang
keberadaannya terancam punah.

Ada beberapa kegiatan yang tidak diperbolehkan saat berada di cagar alam,
dikarenakan kegiatan tersebut dapat mengakibatkan perubahan fungsi cagar alam :

1. Melakukan perburuan terhadap satwa yang berada di dalam kawasan cagar


alam.
2. Memasukan jenis-jenis tumbuhan dan satwa bukan asli ke dalam kawasan.
3. Memotong, merusak, mengambil, menebang, dan memusnahkan tumbuhan dan
satwa dalam dan atau dari kawasan 
4. Menggali atau membuat lubang pada tanah yang mengganggu kehidupan
tumbuhan dan atau satwa ke dalam kawasan.

Contoh cagar alam di indonesia adalah Cagar Alam Pangandaran di Banten yang
melindungi dan melestarikan banteng, rusa, dan babi hutan.

3. Suaka Margasatwa

Suaka margasatwa adalah hutan suaka alam yang ditetapkan sebagai tempat hidup
margasatwa yang mempunyai nilai khas bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta
merupakan kekayaan dan kebanggaan nasional (UU No. 5 Tahun 1967 tentang
Ketentuan – Ketentuan Pokok Kehutanan). 

Terdapat beberapa kriteria bagi suatu kawasan untuk dijadikan suaka margasatwa,
anatara lain sebagai berikut :

1. Merupakan tempat hidup dan perkembangbiakan dari jenis satwa yang perlu
dilakukan upaya konservasinya.
2. Merupakan habitat dari suatu jenis satwa langka dan atau dikhawatirkan akan
punah.
3. Memiliki keanekaragaman dan populasi satwa yang tinggi.
4. Merupakan tempat dan kehidupan bagi jenis satwa migran tertentu, dan atau
5. Mempunyai luasan yang cukup sebagai habitat jenis satwa yang bersangkutan.

4. Hutan Lindung

Hutan lindung adalah kawasan hutan yang karena keadaan alamnya diperuntukkan
guna mengatuur tata air, pencegahan bencana banjir dan erosi, serta pemeliharaan
kesuburan tanah (UU No. 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan – Ketentuan Pokok
Keehutanan). Walaupun dalam pengertiannya, tidak disinggung tentang usaha
konservasi flora dan atau fauna dalam hutan lindung, namun hutan lindung masuk ke
dalam pelestarian in situ. Mengapa? Karena dengan terjaganya kondisi hutan, maka
dengan otomatis ekosistem yang ada di dalamnya juga akan terjaga dengan baik.

Beberapa contoh hutan lindung di Indonesia adalah Hutan Lindung Sesaot di Lombok,
dan Hutan Lindung Sungai Wain di Balikpapan

Pelestarian Ex Situ

1. Kebun Binatang
Kebun binatang (taman margasatwa, bonbin) adalah tempat hewan dipelihara dalam
lingkungan buatan yang dipertunjukkan kepada publik untuk kepentingan konservasi,
pendidikan, penelitian, dan rekreasi. Beberapa contoh kebun binatang di Indonesia
adalah Kebun Binatang Ragunan Jakarta, Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta,
Batu Secret Zoo Kota Batu dan Kebun Binatang Surabaya

2. Kebun Botani

Kebun botani atau kebun raya adalah lahan yang ditanami berbagai tanaman untuk
keperluan koleksi, konservasi, pendidikan, dan wisata. Arboretum adalah semacam
kebun botani yang mengoleksi pepohonan. Contohnya adalah Kebun Raya Bogor,
Kebun Raya Cibodas, Kebun Raya Purwodadi, dan Kebun Raya Eka Karya Bali.

Upaya Pelestarian Lain

Beberapa upaya lain yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna,
antara lain sebagai berikut :

1. Pembangunan berwawasan lingkungan.


2. Melindungi flora dan fauna dari perburuan liar.
3. Tidak menangkap flora dan fauna dengan bahan yang dapat merusak ekosistem
(misal bahan peledak), sebaliknya menangkap dengan menggunakan alat yang
lebih ramah lingkungan (misal kail).
4. Merawat dan melindungi hutan.
5. Melakukan reboisasi (ingat rantai makanan).
6. Penerapan peraturan yang melindungi flora dan fauna.
7. Inseminasi buatan.
8. Kultur jaringan.

Anda mungkin juga menyukai