Materi 15 - Kel 14 - Makalah Akuntansi Manajemen Lanjutan
Materi 15 - Kel 14 - Makalah Akuntansi Manajemen Lanjutan
Materi 15 - Kel 14 - Makalah Akuntansi Manajemen Lanjutan
SISTEM KOMPENSASI”
Dosen Pembimbing :
Dra. Hj. ISNAWATI M.M., Ak.
DISUSUN OLEH:
Kelompok 14:
Kelas A
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikannya tugas yang diberikan oleh ibu Dra. Hj.
ISNAWATI M.M., Ak. dalam bentuk makalah ini dengan baik. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas Akuntansi Manajemen Lanjutan yang berjudul “Sistem Pengendalian Strategik
– Keterkaitan Dengan Sistem Kompensasi”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
serta saran yang bersifat membangun demi perbaikan penyusunan makalah ini di masa yang akan
datang.
Akhir kata, kami berharap agar makalah ini nantinya dapat menjadi lebih baik dan
bermanfaat bagi para pembacanya.
KELOMPOK 14
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................................................ii
Daftar Isi......................................................................................................................................iii
Bab I : Pendahuluan.....................................................................................................................1
1) Latar Belakang.........................................................................................................1
2) Rumusan Masalah....................................................................................................2
3) Tujuan Pembuatan Makalah.....................................................................................2
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1) LATAR BELAKANG
1
usaha lebih besar untuk aktivitas-aktivitas yang dihargai dan lebih sedikit untuk aktivitas-
aktivitas yang tidak dihargai. Ada banyak contoh mengenai sistem kompensasi yang tidak
menghargai perilaku yang berlawanan dengan cita-cita tersebut. Dalam bab ini, akan
didiskusikan mengenai desain dari rencana kompensasi insentif untuk manajer umum guna
menghindari “kebodohan karena memberikan penghargaan untuk A sementara mengharapkanB”.
2) RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini, akan dipaparkan tentang masalah – masalah yang timbul dalam
Kompensasi. Oleh karena itu, masalah pada makalah ini adalah :
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pengendalian adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pegambilan tindakan
yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah
ditetapkan tersebut. Pengendalian adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktivitas yang
terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Pengendalian strategi menurut Schendel
and Hofer berfokus pada dua pertanyaan: (1). Apakah strategi yang diimplementasikan sebagai
yang direncakan? dan (2). Apakah hasil yang dibuat oleh strategi merupakan yang diharapkan?.
Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas
yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta
waktu. Kinerja manajerial adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam kegiatan-
kegiatan manajerial yang meliputi perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi,
pengawasan, pengaturan staff (staffing), negoisasi, dan perwakilan/ representasi.
Untuk mengukur dan mengevaluasi, manajer unit bisnis menggunakan berbagai ukuran,
baik keuangan maupun nonkeuangan. Pengukuran kinerja merupakan suatu proses mencatat dan
mengukur pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian sasaran, tujuan, visi dan misi melalui
hasil-hasil yang ditampilkan ataupun proses pelaksanaan suatu kegiatan. Pengukuran kinerja juga
berarti membandingkan antara standar yang telah ditetapkan dengan kinerja yang sebenarnya
terjadi.
3
Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai
kinerja mereka;
Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
Penilaian atau pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang penting dalam
perusahaan. Selain digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan, pengukuran kinerja juga
dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan sistem imbalan dalam perusaan, misalnya
untuk menentukan tingkat gaji karyawan maupun reward yang layak. Pihak manajemen juga
dapat menggunakan pengukuran kinerja perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi pada
periode yang lalu.
Pemakaian penilaian kinerja tradisional yaitu ROI, Profit Margin dan Rasio Operasi
sebetulnya belum cukup mewakili untuk menyimpulkan apakah kinerja yang dimiliki oleh suatu
perusahaan sudah baik atau belum. Hal ini disebabkan karena ROI, Profit Marjin dan Rasio
Operasi hanya menggambarkan pengukuran efektivitas penggunaan aktiva serta laba dalam
mendukung penjualan selama periode tgertentu. Dalam akuntansi manajemen dikenal alat
analisis yang bertujuan untuk menunjang proses manajemen yang disebut dengan Balanced
Scorecard yang dikembangkan oleh Norton pada tahun 1990. Balanced Scorecard merupakan
suatu ukuran yang cukup komprehensif dalam mewujudkan kinerja, yang mana keberhasilan
keuangan yang dicapai perusahaan bersifat jangka panjang.
Hasil evaluasi kinerja yang memakai balanced scorecard yang mencakup keuangan
maupun non-keuangan bisa digunakan untuk merancang rencana strategis perusahaan pada
masa yang akan datang. Keunggulan balanced scorecard tertuang dalam empat karakteristik
menurut Mulyadi (2005:11-15) yaitu: komprehensif, koheren, seimbang dan terukur.
Penjelasan keempat karakteristik tersebut sebagai berikut.
Komprehensif
4
perusahaan hanya terbatas pada perspektif keuangan, namun telah meluas ke beberapa
perspektif lainnya seperti pelanggan, proses, pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan
perspektif ke beberapa hal yang bersifat nonkeuangan bermanfaat untuk menghasilkan
kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berkesinambungan serta membuat organisasi bisa
masuk ke lingkungan bisnis yang kompleks. Strategi-strategi tersebut ditetapkan ke dalam
setiap perspektif yang memperluas lingkup bisnis perusahaan sehingga misi dan visi
perusahaan bisa tercapai.
Koheren
Seimbang
Sasaran strategik yang dirancang oleh sistem perencanaan strategik harus seimbang untuk
menghasilkan kinerja keuangan yang berkesinambungan. BCS menjelaskan tentang tujuan
dan cara pencapaian tujuan tersebut secara seimbang. Setiap perspektif memiliki tujuan yang
hendak dicapai yaitu financial returns yang berlipat ganda dalam jangka panjang yang
menjadi tujuan utama bagian keuangan. Tujuan kedua yang ingin dicapai yaitu dari
perspektif customers, produk dan jasa yang memiliki best value untuk costumer. Tujuan
ketiga dari perspektif bisnis yaitu cost effective sehingga pengeluaran perusahaan yang
minimum bisa menghasilkan keuntungan yang besar.
Terukur
Sasaran strategik harus bisa diukur sehingga berbagai sasaran strategik yang dihasilkan
oleh sistem bisa tercapai sesuai rencana. Balanced scorecard juga bisa mengukur berbagai
sasaran strategik yang sulit diukur oleh kerangka kerja lainnya seperti perspektif costumer,
proses bisnis/intern, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Sasaran ketiga perspektif non
keuangan bisa ditentukan ukurannya supaya tujuan perusahaan bisa tercapai. Catatan atas
laporan keuangan yang meliputi manajemen kas dan laporan arus kas juga bisa dinilai oleh
BCS.
Menurut Rangkuti (2012: 94), beberapa keunggulan yang dimiliki oleh Balanced
Scored Card untuk mempermudah proses manajemen strategi sebagai berikut:
5
Setiap karyawan termotivasi untuk bertindak strategis sesuai ketentuan perusahaan.
Kinerja keuangan perusahaan bisa ditingkatkan oleh setiap karyawan dengan melakukan
berbagai langkah strategis terkait permodalan yang membutuhkan langkah besar dalam
jangka panjang. Selain itu, sistem ini juga membuat setiap karyawan untuk mencari
berbagai inisiatif strategis sasaran-sasaran yang telah direncanakan bisa terwujud.
Sistem Balanced scorecard memudahkan penyusunan sasaran strategis dengan empat
perpektif sehingga tiga perspektif non keuangan bisa dipicu dari aspek keuangan
tergantung jenis-jenis akuntansi keuangan.
Sistem Balanced scorecard mampu mewujudkan dua macam integrasi yaitu integrasi
antara visi dan misi dengan program kerja perusahaan serta integrasi program dengan
perencanaan yang meningkatkan profit (laba) bersih.
Faktor yang memengaruhi perusahaan untuk menggunakan Balance Scorecard adalah
lingkungan bisnis yang penuh persaingan dan rintangan. Lingkungan bisnis yang seperti
itu menuntut kemampuan organisasi untuk membangun keunggulan perusahaan yang
menghasilkan profit lebih besar, mewujudkan masa depan organisasi yang berkelanjutan
dalam jangka panjang, melakukan berbagai langkah strategik untuk membangun masa
depan organisasi serta memusatkan kemampuan dan komitmen seluruh karyawan dan
pihak terkait dalam membangun masa depan organisasi.
Balanced Scored Card tidak hanya memiliki keunggulan, tetapi juga memiliki
kelemahan. Berikut ini beberapa kelemahan menurut Anthony dan Govindarajan (2005:180):
Terjadi hubungan yang buruk antara ukuran perspektif nonfinansial dengan hasil yang
diperoleh. Keuntungan di masa depan tidak terjamin selalu mengikuti pencapaian target
dalam perspektif non-finansial.
Hanya terpaku pada hasil keuangan (fixation on financial result). Manajer memiliki tanggung
jawab terbesar terhadap kinerja keuangan sehingga manajer lebih peduli terhadap aspek
finansial perusahaan daripada aspek lainnya.
Tidak ada mekanisme perbaikan yang jelas (no mechnism for improvement) untuk
perusahaan. Banyak perusahaan yang tidak mempunyai alternative cara untuk meningkatkan
tujuannya sehingga hal ini menjadi kelemahan BCS. Tanpa metode yang jelas maka
peningkatan tujuan tidak dapat dicapai oleh perusahaan.
Tidak ada pembaharuan ukuran (measures are not up to date). Tidak memiliki mekanisme
formal untuk memperbarui ukuran menjadi kendala yang sering dihadapi oleh banyak
perusahaan sehingga masih memakai ukuran dengan basis strategis lama.
Terlalu banyak pengukuran yang dipakai oleh suatu perusahaan (measurement overload).
Ukuran yang dipakai oleh manajer biasanya akan menghilangkan fokus sehingga kesuksesan
perusahaan akan sulit tercapai. Kehilangan fokus juga menyebabkan manajer melakukan
terlalu banyak hal dalam waktu bersamaan.
6
Kesulitan dalam menetapkan trade-off pada sebuah perusahaan (difficult in estabilishing
trade off). Beberapa perusahaan akan menggabungkan ukuran non-finansial dengan finansial
pada suatu laporan sehingga setiap ukuran akan diberi bobot . Tanpa bobot maka perusahaan
akan sangat sulit untuk menggabungkan aspek finansial dan non-finansial.
Balanced Scorecard belum bisa menetapkan sistem kompensasi secara tepat sebagai tindak
lanjut dari hasil penilaian kinerja.
Belum adanya standar ukuran yang baku terhadap kinerja perusahaan jika memakai metode
Balance Scorecard.
Untuk menentukan ukuran kinerja, visi organisasi perlu dijabarkan dalam tujuan dan
sasaran. Visi adalah gambaran kondisi yang akan diwujudkan oleh perusahaan di masa
mendatang. Untuk mewujudkan kondisi yang digambarkan dalam visi, perusahaan perlu
merumuskan strategi. Tujuan ini menjadi salah satu landasan bagi perumusan strategi untuk
mewujudkannya. Dalam proses perencanaan strategik, tujuan ini kemudian dijabarkan ke
dalam sasaran strategik dengan ukuran pencapaiannya.
Rencana Bisnis
7
Umpan Balik dan Pembelajaran.
Proses keempat ini akan memberikan strategic learning kepada perusahaan. Dengan
balanced scorecard sebagai pusat sistem perusahaan, maka perusahaan dapat melaukan
monitoring terhadap apa yang telah dihasilkan perusahaan dalam jangka pendek, dari tiga
pespektif yang ada yaitu: konsumen, proses bisnis internal serta pembelajaran dan
pertumbuhan untuk dijadikan sebagai umpan balik dalam mengevaluasi strategi.
C. Pengertian Kompensasi
Werther, Davis (1996) dan Wibowo (2012:348) mendefenisikan kompensasi sebagai apa
yang diterima pekerja sebagai tukaran atas kontribusinya kepada organisasi. Menurut Hasibuan
(2010:118) Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau
tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada
perusahaan. Kompensasi berbentuk uang artinya kompensasi dibayar dengan sejumlah uang
kartal kepada karyawan bersangkutan. Sedangkan kompensasi berbentuk barang adalah
kompensasi dibayar dengan barang. Didalam kompensasi terdapat sistem insentif yang
menghubungkan kompensasi dengan kinerja. Dengan kompensasi kepada pekerja diberikan
penghargaan berdasarkan kinerja dan bukan berdasarkan senioritas atau jumlah jam kerja
(Werter, Davis dan Wibowo) (2012:348).
Menurut Gary Dessler dan Herdiandito, 2010 kompensasi mempunyai tiga komponen
sebagai berikut : Pembayaran uang secara langsung (direct financial payment) dalam bentuk gaji,
dan intensif atau bonus/komisi. Pembayaran tidak langsung (indirect payment) dalam bentuk
tunjangan dan asuransi. Ganjaran non finansial (non financial rewards) seperti jam kerja yang
luwes dan kantor yang bergengsi.
Menurut Prof.Dr.Moeheriono, M.Si. (2012 :248) kompensasi yaitu upah dan gaji, upah
(wages) biasanya berhubungan dengan tarif gaji per jam, per hari, semakin lama jam kerjanya
maka akan semakin besar bayarannya. Sementara gaji (sallary) umumnya berlaku untuk tarif
bayaran mingguan, bulanan atau tahunan (terlepas dari lamanya jam kerja) sedangkan insentif
adalah tambahan-tambahan kompensasi diluar gaji atau upah yang diberikan perusahaan. Tujuan
utama program insentif adalah mendorong dan memberi imbalan atas produktivitas karyawan
dan efektivitas biaya.
8
D. Tujuan Kompensasi
Secara umum tujuan kompensasi adalah untuk membantu organisasi mencapai mencapai
keberhasilan stragis sambil memastikan keadilan internal dan eksternal. Menurut Rivai
(2011:359) dan Handayani (2009) tujuan kompensasi yaitu:
Memperoleh SDM yang berkualitas, kompensasi yang cukup tinggi sangat dibutuhkan untuk
memberi daya tarik kepada para pelamar. Tingkat pembayaran harus responsive terhadap
penawaran dan permintaan pasar kerja karena para pengusaha berkompetisi untuk
mendapatkan karyawan yang diharapkan.
Mempertahankan karyawan yang ada. Para karyawan dapat keluar jika besaran kompensasi
tidak kompetitif dan akibatnya akan menimbulkan perputaran karyawan yang semakin tinggi.
Menjamin keadilan Manajemen kompensasi selalu berupaya agar keadilan internal dan
eksternal dapat terwujud. Keadilan internal mensyaratkan bahwa pembayaran dikaitkan
dengan nilai relatif sebuah pekerjaan sehingga pekerjaan yang sama dibayar dengan besaran
yang sama. Keadilan eksternal berarti pembayaran terhadap pekerja merupakan yang dapat
dibandingkan dengan perusahaan lain di pasar kerja.
Menghargai perilaku yang diinginkan, besar kecilnya pemberian kompensasi juga
menunjukkan penghargaan organisasi terhadap prilaku karyawan yang diinginkan. Bila
karyawan berprilaku sesuai dengan harapan organisasi, maka penilaian kinerja yang
diberikan akan lebih baik daripada karyawan yang berprilaku kurang sesuai dengan dengan
harapan organisasi. pemberian nilai kinerja yang baik diiringi dengan pemberian kompensasi
yang baik, dapat meningkatkan kesadaran karyawan bahwa perilakunya dinilai dan dihargai
sehingga karyawan akan berusaha memperbaiki perilakunya.
E. Jenis-Jenis Kompensasi
Upah dan Gaji, merupakan kompensasi kontra prestasi atas pengorbanan pekerja. Upah dan
gaji pada umumnya diberikan atas kinerja yang telah dilakukan berdasarkan standar kinerja
yang ditetapkan maupun telah disetujui bersama. Upah biasanya diberikan kepada pekerja
pada tingkat bawah sebagai kompensasi atas waktu yang telah diserahkan. Sedangkan gaji
diberikan sebagai kompensasi atas tanggung jawab terhadap pekerjaan tertentu dari pekerja
pada tingkatan yang lebih tinggi.
9
Insentif, menghubungkan penghargaan dan kinerja dengan memberikan imbalan kinerja tidak
berdasarkan senioritas atau jam kerja. Insentif dirancang untuk meningkatkan motivasi kerja
para pekerja.
Penghargaan atau Reward Penghargaan, diberikan oleh manajer diluar upah, gaji dan insentif
sebagai upaya lebih dalam menghargai kinerja karyawannya. Penghargaan dapat dibedakan
menjadi dua yaitu penghargaan ekstrinsik dan penghargaan intrinsik. Penghargaan ekstrinsik
merupakan penghargaan eksternal yang diberikan terhadap kinerja yang telah diberikan oleh
pekerjanya yang terdiri dari jaminan sosial, rekognisi atau pengakuan dan promosi jabatan.
Sementara penghargaan intrinsik merupakan penghargaan kesenangan atau penghargaan atas
kemampuan diri sendiri.
Tunjangan atau benefits, adalah kompensasi lain diluar gaji dan upah. Bentuk kompensasinya
dapat berupa retirement plan atau cafetaria benefits plan. Reterement plan merupakan
rencana pensiun pekerja, metodenya dapat berupa mengumpulkan potongan gaji, kombinasi
cadangan dana perusahaan, menghubungkan dana pensiun dengan asuransi dan kombinasi
antara keduanya. Sementara itu cafetaria benefit plan merupakan suatu rencana pemberian
kompensasi tambahan dengan menetapkan batas jumlah tertentu per pekerja. Tujuannya
adalah untuk memberikan fleksibilitas kepada pekerja untuk memilih sesuai dengan
kebutuhannya. Bentuk tunjangan lain dapat berupa waktu istirahat berupa program liburan,
setiap pekerja dapat menerima program liburan yang berbeda beda sesuai dengan lamanya
mereka bekerja dalam organisasi.
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kompensasi memang tidak pernah lepas dari suatu instansi organisasi baik yang besar
maupun yang kecil, tetapi ada pula yang tidak menerapkan sistem kompensasi. Kompensasi
sangat dibutuhkan dalam suatu instansi organisasi karena sistem kompensasi sedikitnya
mengurangi adanya penurunan motivasi individu yang sekaligus mengurangi menurunnya
produktivitas kerja, serta keluarnya karyawan yang kompeten.
Sistem kompensasi memang menjadi permasalahn serius dalam dunia perusahaan
khususnya manajemen sumber daya manusia, karena besar kecilnya dapat mempengaruhi
aktivitas perusahaan, jika sistem kompensasi kurang baik dalam penerapannya maka akan
banyak karyawan-karyawan yang berkompeten pergi meninggalkan perusahaan yang berdampak
terhambatnya produktivitas perusahaan dan hal ini berdampak kerugian besar bagi perusahaan.
Kenyataanya belum ada yang mampu membuat suatu sistem kompensasi yang benar-benar dapat
mempertahankan karyawan-karyawan yang kompeten, hanya saja yang terjadi adalah
mengurangi permasalahan itu saja.
Saran
Kompensasi sangatlah penting bagi perusahaan, maka dari itu kompensasi harus sangat
diperhatikan oleh perusahaan. Karena jikalau masalah kompensasi tidak berjalan dengan baik
perusahaan tidak akan berkembang dengan cepat karena masalah keuangan pasti keliru. Dan bagi
karyawan, apabila masalah kompensasi tidak benar maka akan terjadi kecemburuan sosial. Jadi,
masalah kompensasi harus diperhatikan baik-baik
11
DAFTAR PUSTAKA
http://yuriaiuary.blogspot.com/2018/03/sistem-pengendalian-stratejik.html
https://zahiraccounting.com/id/blog/penilaian-kinerja-menggunakan-balanced-scorecard/
http://repository.uin-suska.ac.id/2841/3/BAB%20II.pdf
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/managemen_strategik/bab10_sistem_pengend
alian_strategi.pdf
https://www.academia.edu/36302871/Pengendalian_Strategi
https://dosenakuntansi.com/keunggulan-dan-kelemahan-balanced-scored-card
12