Kelompok 3 - Pertemuan 5

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

Overview and Assignments for Chapter 4

Analyzing Investing Activities

Mata Kuliah: Analisis Laporan Keuangan


Dosen Pengampu: Dr. Sansaloni Butar Butar, M.Si, Akt

Disusun Oleh:
Serafina Elsa F. S. (18.G1.0075)
Alyna Elsa Gunawan (18.G1.0078)
Fiona Sudarmana (18.G1.0100)
Phoa Cindie Permana (18.G1.0137)
Manuel Giovannie Prijanto (18.G1.0214)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
2020
Overview
1. Definisikan aset lancar dan relevansinya untuk analisis
Aset lancar adalah sumber daya yang dimiliki perusahaan yang dapat dengan
mudah dikonversi menjadi kas dalam siklus operasi perusahaan. Aset lancar diharapkan
untuk dijual, dikumpulkan, atau digunakan dalam satu tahun atau siklus operasi (mana
yang lebih lama). Siklus operasi merupakan proses dimana kas diubah menjadi aktiva
jangka pendek dan kembali lagi menjadi kas. Dalam aset lancar terdapat akun kas, setara
kas, piutang, persediaan, dan beban dibayar di muka.
Modal kerja diperoleh dari selisih antara aset lancar dengan kewajiban lancar.
Modal kerja dibutuhkan setiap perusahaan untuk mendanai aktivitas operasinya. Pada
praktiknya, modal kerja dapat menimbulkan biaya operasi lainnya (biaya penyimpanan,
logistik, piutang tak tertagih, dll), maka beberapa perusahaan menekan investasi pada aset
lancar untuk dialokasikan pada pengelolaan pinjaman kredit, efektivitas penagihan, dan
menggunakan metode JIT (just in time) untuk mengurangi jumlah persediaan yang
“terhenti”.
Aset lancar menjadi sangat relevan dan penting dalam analisis karena aset lancar
(dan kewajiban lancar) mencerminkan likuiditas dan profitabilitas perusahaan. Jumlah
aset lancar yang tinggi dapat berarti perusahaan likuid sehingga mampu melunasi
kewajibannya. Namun jumlah aset lancar yang terlalu tinggi dapat berarti produktivitas
dan pengelolaan perusahaan terkendala karena tidak dapat memanfaatkan aset yang ada.
Analisis aset lancar (dan kewajiban lancar) menjadi hal yang krusial baik dalam analisis
kredit maupun analisis profitabilitas.

2. Jelaskan manajemen kas dan implikasinya untuk analisis


Manajemen kas merupakan kegiatan memperkirakan, merencanakan,
mengumpulkan, mengeluarkan, dan menginvestasikan kas yang dimiliki perusahaan
dengan tujuan memanfaatkan kas yang dimiliki perusahaan dengan tetap memperhatikan
likuiditas perusahaan.
Apabila cash on hand terlalu banyak maka perusahaan kehilangan kesempatan
memperoleh keuntungan imbal hasil jika dana tersebut diinvestasikan. Sedangkan jika
terlalu banyak dana yang diinvestasikan maka perusahaan akan mengalami cash
insolvency. Manajemen kas diperlukan agar cash on hand dijaga pada titik minimum agar
kegiatan operasi dapat berjalan lancar dan imbal hasil investasi juga mendatangkan
keuntungan.
Dalam melakukan manajemen kas, perusahaan perlu mempertimbangkan:
1. Jumlah kas yang diinvestasikan pada efek ekuitas
Apabila jumlah kas dan setara kas perusahan sudah tercukupi dan masih
terdapat sisa, maka perusahaan sebaiknya menggunakan arus kas bebas
sebagai investasi ekuitas agar kelak dapat menghasilkan profit yang lebih
maksimal.
2. Kas dan setara kas dibutuhkan sebagai saldo cadangan untuk jaminan pada
saat akan mengajukan pinjaman. Pada saat saldo kas cukup tinggi, kondisi
perusahaan bisa dibilang cukup aman karena jika sewaktu-waktu perusahaan
harus mengajukan pinjaman, tidak ada kendala persyaratan yang harus
dihadapi.
Dalam melakukan analisis, cash conversion cycle digunakan sebagai salah satu
aspek untuk kinerja keuangan perusahaan. Kondisi yang ideal bagi perusahaan adalah
memiliki waktu pengumpulan kas yang cepat dan pengeluaran kas yang lambat. Dengan
demikian maka perusahaan tidak membutuhkan pendanaan untuk kegiatan
operasionalnya.
Jumlah cash on hand sebaiknya perusahaan menentukan jumlah yang optimal,
tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak. Jumlah kas yang terlalu banyak
menandakan perusahaan mengalami kendala produktivitas karena tidak mampu
memanfaatkan kas yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan lebih bagi perusahaan.
Kendala ini umumnya diatasi dengan menginvestasikan kas pada surat berharga jangka
pendek. Sedangkan jumlah kas yang terlalu sedikit menjadi harus kewaspadaan bagi
perusahaan karena hal ini berarti perusahaan tidak cukup likuid untuk melunasi
kewajibannya. Kendala ini dapat diatasi dengan menjual surat berharga jangka pendek
yang telah dimiliki perusahaan.

3. Analisis piutang, cadangan kerugian piutang, dan securitization


Piutang adalah jumlah yang dibayarkan kepada perusahaan yang timbul dari
penjualan produk atau jasa (disebut piutang usaha/accounts receivable), atau dari
peminjaman uang kepada perusahaan lain (disebut piutang wesel/notes receivable).
Perusahaan seringkali tidak dapat menagih seluruh piutangnya sehingga analisis piutang
penting dilakukan karena kerugian atas piutang ini mempengaruhi baik aset saat ini
maupun laba bersih perusahaan saat ini dan di masa depan.
Perusahaan melaporkan piutang pada nilai realisasi bersihnya, yaitu jumlah total
piutang dikurangi penyisihan piutang tak tertagih. Manajemen memperkirakan
penyisihan piutang tak tertagih berdasarkan pengalaman, kekayaan pelanggan, ekspektasi
ekonomi dan industri, serta kebijakan penagihan. Penilaian terhadap laba perusahaan
seringkali dipengaruhi oleh analisis atas piutang dan kolektibilitasnya ini. Analis harus
waspada terhadap insentif manajemen dalam melaporkan tingkat laba dan aset yang lebih
tinggi. Dalam hal ini, dua aspek penting yang perlu diperhatikan adalah
a. Collection risk; analisis harus mengandalkan pengetahuan tentang kondisi
industri untuk menilai secara andal penyisihan piutang tak tertagih.
b. Authenticity of receivables; analisis harus memperhitungkan adanya hak
pelanggan untuk meretur barang karena pelanggan yang bebas melakukan
retur dapat menurunkan kualitas piutang.
Sekuritisasi Piutang
Sekuritisasi piutang adalah peristiwa di mana perusahaan menjual semua atau
sebagian dari piutangnya kepada pihak ketiga, yang biasanya mendanai penjualan
tersebut dengan menjual obligasi ke pasar modal. Sedangkan penjualan piutang kepada
bank atau perusahaan pembiayaan disebut sebagai anjak piutang (factoring). Piutang
dapat dijual dengan atau tanpa jaminan (with or without recourse) kepada pembeli
(recourse mengacu pada jaminan kolektibilitas). Penjualan piutang dengan jaminan tidak
mengalihkan risiko piutang tak tertagih kepada pembeli. Piutang dapat tidak dicatat pada
neraca (off-balance-sheet) hanya jika perusahaan yang menjual piutangnya menyerahkan
semua kendali atas piutang kepada pembeli independen yang memiliki kekuatan finansial
yang cukup.
Sekuritisasi piutang seringkali dilakukan dengan mendirikan entitas bertujuan
khusus (EBK). Laporan keuangan EBK dibuat secara terpisah dengan perusahaan induk
sehingga piutang perusahaan induk tidak tercatat pada neraca. Hal ini dapat
menghilangkan risiko piutang tidak tertagih sehingga laporan keuangan perusahaan
terlihat bagus walaupun sebenarnya perusahaan tetap memiliki risiko besar bahwa
piutang tersebut tidak tertagih.

4. Interpretasikan efek dari berbagai alternatif metode persediaan dalam berbagai jenis
kondisi bisnis
Efeknya pada:
❏ Profitabilitas:

Diasumsikan bahwa 30 unit terjual dalam setahun dengan harga $ 800 per unit
sehingga total pendapatan penjualan $ 24.000
Hasil perhitungan menggunakan masing-masing dari tiga metode alternatif adalah
sebagai berikut:

Laporan laba rugi menurut ketiga metode tersebut adalah sebagai berikut:

Seperti contoh di atas, laba kotor dapat dipengaruhi oleh metode biaya persediaan
yang dipilih perusahaan. Dalam periode kenaikan harga, FIFO menghasilkan laba
kotor lebih tinggi daripada LIFO karena persediaan dengan biaya yang lebih
rendah disesuaikan dengan pendapatan penjualan pada harga pasar saat ini.
Penggunaan metode FIFO pada saat terjadinya kenaikan harga menghasilkan
keuntungan fiktif. Hal ini terjadi karena laba yang dilaporkan dengan
menggunakan metode FIFO adalah merupakan penjumlahan dari dua komponen
laba yaitu laba ekonomi (economic profit) dan laba kepemilikan (holding gain).
Laba ekonomi sama dengan jumlah unit yang terjual dikalikan perbedaan antara
harga jual dan biaya penggantian persediaan (diperkirakan dengan biaya
persediaan yang terakhir dibeli).
Economic profit = 30 units x ($800 - $600) = $6,000
Holding gain/ laba kepemilikan adalah kenaikan biaya penggantian sejak
persediaan diperoleh dan sama dengan jumlah unit yang terjual dikalikan dengan
selisih antara biaya penggantian saat ini dan biaya akuisisi awal:
Holding gain = 30 units x ($600 - $500) = $3,000
Dari $ 9.000 laba kotor yang dilaporkan, $ 3.000 terkait dengan keuntungan
inflasi yang direalisasikan oleh perusahaan atas persediaan yang dibelinya
beberapa waktu lalu dengan harga lebih rendah dari harga saat ini. Holding gain
adalah fungsi dari perputaran persediaan (misalnya, berapa lama barang tetap di
rak) dan tingkat inflasi.
Pada penggunaan metode rata-rata tertimbang menghasilkan laba yang lebih
tinggi dari metode LIFO akan tetapi lebih rendah dari metode FIFO. Hal ini
terjadi karena biaya-biaya yang dicocokkan dengan pendapatan merupakan biaya
unit rata-rata yang mengkombinasikan biaya tinggi dan rendah dan menghasilkan
biaya rata-rata.
Sedangkan pada penggunaan metode LIFO, dalam kondisi kenaikan harga akan
menyebabkan perusahaan menghindari untuk melaporkan laba di atas kertas atau
laba bayangan sebagai laba ekonomi. Pada metode LIFO akan mengakibatkan
perbedaan laba yang cukup signifikan sehingga tidak relevan untuk menggunakan
metode ini.

❏ Neraca saldo
Dalam periode kenaikan harga, pada metode FIFO harga perolehan persediaan
yang ditetapkan pada tanggal neraca akan mendekati saat itu. Berbeda halnya
dengan metode LIFO, harga perolehan persediaan pada tanggal neraca didasarkan
pada harga perolehan awal. Akibatnya, harga perolehan persediaan tidak
mencerminkan keadaan pada tanggal neraca dan aset lancar sehingga total aset
akan dilaporkan lebih rendah dari harga yang berlaku pada tanggal neraca

❏ Arus kas (Pajak)


Peningkatan laba kotor dengan metode FIFO menghasilkan laba sebelum pajak
yang lebih tinggi dan akibatnya, kewajiban pajak pun menjadi lebih tinggi. Hal ini
dapat mengakibatkan perusahaan mengalami permasalahan likuiditas karena
harus membayar pajak yang lebih tinggi. Sedangkan perhitungan laba dengan
metode LIFO akan menghasilkan pajak penghasilan yang lebih rendah bila
dibandingkan dengan metode FIFO maupun metode rata-rata. Hal tersebut
disebabkan karena pada penggunaan metode LIFO laba yang dihasilkan lebih
kecil dibandingkan metode FIFO.

5. Jelaskan konsep dari aset jangka panjang dan implikasinya untuk analisis !
Aset jangka panjang adalah sumber daya yang biasa digunakan untuk menghasilkan
pendapatan operasional (atau mengurangi biaya operasi) selama lebih dari satu periode.
Jenis aset jangka panjang yaitu aset tetap berwujud seperti properti,
pabrik, dan peralatan. Aset jangka panjang juga termasuk aset tidak berwujud seperti
paten, merek dagang, hak cipta, dan goodwill.
Proses akuntansi aset jangka panjang melibatkan tiga aktivitas berbeda, yaitu :

Kapitalisasi adalah proses penangguhan biaya pada periode berjalan namun manfaatnya
diharapkan dapat dinikmati selama beberapa periode di masa depan. Untuk hard asset,
aset dicatat pada harga belinya. Sedangkan untuk soft asset seperti R&D, iklan, dan biaya
upah yang dikembangkan secara internal segera dibebankan dan tidak dicatat di neraca.

Satu bidang yang menjadi sorotan bagi akuntan adalah kapitalisasi biaya pengembangan
perangkat lunak. GAAP membedakan antara dua jenis biaya, yaitu : biaya perangkat
lunak yang dikembangkan untuk penggunaan internal dan biaya perangkat lunak yang
dikembangkan untuk dijual atau disewakan. Biaya perangkat lunak komputer yang
dikembangkan untuk penggunaan internal harus dikapitalisasi dan diamortisasi melebihi
masa manfaat yang diharapkan. Faktor penting yang mempengaruhi penentuan masa
manfaat perangkat lunak adalah keusangan yang diharapkan. Perangkat lunak yang
dikembangkan untuk dijual atau disewakan kepada orang lain dikapitalisasi dan
diamortisasi hanya setelah mencapai kelayakan teknologi. Sebelum mencapai tahap
pengembangan itu, perangkat lunak dianggap R&D dan dibebankan sebagai biaya.

Alokasi adalah Proses pengeluaran biaya (aset) yang ditangguhkan secara berkala untuk
1 atau lebih masa depan yang diharapkan masa manfaat. Proses alokasi ini disebut
depresiasi untuk aset berwujud, amortisasi untuk aset tidak berwujud, dan depletion
sumber daya alam. Alokasi biaya adalah proses untuk menyesuaikan biaya aset dengan
manfaatnya. Nilai tercatat aset (nilai kapitalisasi dikurangi alokasi biaya kumulatif) tidak
perlu mencerminkan nilai wajar.
Tiga faktor yang menentukan jumlah alokasi biaya:
1. masa manfaat
2. nilai sisa
3. metode alokasi

Impairment adalah proses penulisan nilai buku aset ketika arus kas yang diharapkan
tidak cukup untuk memulihkan sisa biaya yang dilaporkan di neraca. Ketika arus kas
yang diharapkan (tidak didiskontokan) kurang dari aset nilai tercatat (biaya perolehan
dikurangi akumulasi penyusutan), aset tersebut dianggap mengalami penurunan nilai dan
diturunkan nilainya menjadi nilai pasar wajarnya (nilai diskonto dari Arus kas).
Dampaknya adalah mengurangi jumlah aset tercatat pada neraca dan untuk mengurangi
profitabilitas dengan jumlah yang sama. Nilai wajar aset, kemudian, menjadi biaya baru
dan disusutkan selama sisa masa manfaatnya. Hal ini tidak tertulis
jika arus kas yang diharapkan kemudian meningkat. Dua distorsi yang muncul dari
penurunan nilai aset:
1. Bias konservatif mendistorsi penilaian aset jangka panjang karena aset ditulis ke
bawah tapi tidak tertulis.
2. Efek sementara yang besar dari pengakuan penurunan nilai aset mendistorsi laba
bersih.

Penurunan nilai aset dicatat ketika ekspektasi manajer atas arus kas masuk masa depan
dari aset tersebut turun di bawah nilai tercatat. Hal ini menghasilkan penghapusan
langsung keinginan untuk lebih menyesuaikan alokasi biaya masa depan dengan manfaat
masa depan.

Kapitalisasi dan Pengeluaran: Laporan Keuangan dan Pengaruh Rasio


Kapitalisasi mempengaruhi laporan keuangan, rasio, dan keunggulan laba atas arus kas
sebagai pengukur kinerja keuangan. Efek kapitalisasi dan pengeluaran langsung untuk
pengukuran pendapatan dan perhitungan rasio adalah :

Pengaruh Kapitalisasi pada Pendapatan


Kapitalisasi memiliki dua efek pada pendapatan, yaitu :
1. Menunda pengakuan biaya di laporan laba rugi, yang berarti kapitalisasi
menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi dalam akuisisi periode tetapi
pendapatan yang lebih rendah pada periode berikutnya dibandingkan dengan
pengeluaran biaya.
2. Kapitalisasi menghasilkan rangkaian pendapatan yang lebih halus. Pengeluaran
menghasilkan rangkaian pendapatan yang tidak stabil karena belanja modal
seringkali "menggumpal" sementara pendapatan dari pengeluaran ini diperoleh
terus menerus dari waktu ke waktu. Sebaliknya, mengalokasikan biaya aset
selama periode manfaat menghasilkan angka pendapatan akrual yang merupakan
ukuran kinerja perusahaan yang lebih stabil dan bermakna.

Pengaruh Kapitalisasi untuk Pengembalian Investasi


Kapitalisasi menurunkan volatilitas dalam ukuran pendapatan dan, demikian pula, rasio
laba atas investasi. Ini mempengaruhi pendapatan dan basis investasi rasio laba atas
investasi. Sebaliknya, pengeluaran biaya aset menghasilkan yang lebih rendah
dasar investasi dan meningkatkan volatilitas pendapatan. Peningkatan volatilitas dalam
pendapatan diperbesar oleh basis investasi yang lebih kecil , menimbulkan rasio
pengembalian yang tidak stabil dan kurang berguna. Pengeluaran juga menimbulkan bias
dalam ukuran pendapatan, karena pendapatan dikecilkan di tahun akuisisi dan dilebih-
lebihkan di tahun-tahun berikutnya.

Pengaruh Kapitalisasi pada Rasio Solvabilitas


Di bawah pengeluaran langsung dari biaya aset, rasio solvabilitas, seperti hutang terhadap
ekuitas, mencerminkan lebih buruk pada perusahaan daripada yang dijaminkan. Ini
terjadi karena pengeluaran biaya langsung mengecilkan ekuitas untuk perusahaan dengan
aset produktif.

Pengaruh Kapitalisasi pada Arus Kas Operasi


Ketika biaya aset dikeluarkan, biaya aset tersebut dilaporkan sebagai arus kas keluar
operasi. Sebaliknya, ketika biaya aset dikapitalisasi, mereka dilaporkan sebagai kas
investasi arus keluar. Ini berarti bahwa pengeluaran biaya aset melebih-lebihkan operasi
arus kas keluar dan mengecilkan arus kas keluar investasi pada tahun akuisisi
dibandingkan dengan kapitalisasi biaya.

6. Interpretasikan valuasi dan alokasi biaya dari plant assets dan natural resources
Menilai aset tetap dan natural resources

● Menilai Properti, Pabrik, dan Peralatan


Prinsip biaya historis diterapkan ketika menilai properti, pabrik, dan peralatan.
Penilaian biaya historis menyiratkan perusahaan pada awalnya mencatat aset pada harga
belinya.
Biaya ini termasuk semua pengeluaran yang diperlukan untuk membawa aset ke kondisi
dan lokasi yang dapat digunakan atau dipenuhi seperti pengiriman, pemasangan, pajak,
dan pengaturan. Semua biaya akuisisi dan persiapan dikapitalisasi dalam saldo akun aset.
Pembenaran karena penggunaan biaya historis terutama berkaitan dengan
keobjektivitasnya. Penilaian biaya historis aset tetap, jika diterapkan secara konsisten,
biasanya tidak menghasilkan distorsi yang serius. Bagian ini mempertimbangkan
beberapa masalah khusus yang muncul saat menilai aset.

● Menilai Sumber Daya Alam


Sumber daya alam atau wasting asset adalah hak untuk mengekstraksi atau
mengkonsumsi sumber daya alam. Contohnya adalah hak membeli mineral, kayu, gas
alam, dan minyak bumi. Perusahaan melaporkan sumber daya alam dengan biaya historis
ditambah biaya penemuan, eksplorasi, dan pengembangan. Selain itu, sering kali ada
biaya besar setelah sumber daya alam ditemukan yang dikapitalisasi ke neraca, dan
dibebankan
hanya jika sumber daya tersebut nantinya akan dihapus, dikonsumsi, atau dijual.
Perusahaan biasanya mengalokasikan biaya sumber daya alam atas total unit perkiraan
cadangan yang tersedia. Ini adalah proses alokasi disebut deplesi.

Alokasi Biaya
Metode alokasi
Setelah masa manfaat aset ditentukan, depresiasi biaya berkala tergantung pada metode
alokasinya. Terdapat dua metode alokasi yang paling umum, yaitu :
➔ Metode garis lurus :
Metode ini mengalokasikan biaya aset sesuai dengan masa manfaatnya secara rata,
dengan asumsi bahwa kerusakan fisik terjadi sama setiap tahunnya
➔ Metode dipercepat :
Biaya aset dialokasikan sepanjang masa manfaat dengan pola yang semakin
menurun.

Hal ini menarik untuk keperluan perpajakan karena percepatan biaya alokasi dan
penangguhan berikutnya dari penghasilan kena pajak. Semakin cepat aset dihapuskan,
semakin besar penangguhan pajak untuk periode mendatang dan semakin banyak dana
yang segera tersedia untuk operasi.
Dua metode penyusutan dipercepat yang paling umum adalah metode saldo menurun dan
jumlah digit tahun (sum of the years).

➔ Metode spesial :
Yang paling umum dari metode spesial adalah menghubungkan biaya penyusutan
terhadap aktivitas atau intensitas penggunaan aset.

7. Deskripsikan dan analisis aset tak berwujud dan pelaporannya !


Aset tak berwujud (intangible asset) menunjuk pada aset dari perusahaan yang
tidak berbentuk fisik & memiliki sifat aset jangka panjang. Maksudnya, aset tidak
berwujud milik perusahaan ini tidak ditujukan untuk dijual suatu hari nanti. Seluruh aset
tidak berwujud akan dikelola untuk menghasilkan keuntungan untuk operasional
perusahaan. Artinya aset tidak berwujud tersebut keberadaannya sangat penting untuk
perusahaan.
Aset tidak berwujud merupakan hak dan manfaat istimewa dari kepemilikan atau
kendali. Karakteristik umum dari aset tidak berwujud ialah ketidakpastian akan masa
manfaat di masa depan dan tidak memiliki keberadaan fisik. Goodwill, paten, dan hak
cipta merupakan contoh dari aset tidak berwujud. Aset tidak berwujud diungkapkan
nilainya dan harus diamortisasi sepanjang periode manfaat yang diberikan aset tersebut.
Aset tak berwujud disajikan dalam neraca pada kolom aktiva, dan dicatat sesuai dengan
nilai bersih setelah dikurangi oleh akumulasi amortisasi. Aset tidak berwujud ini harus
dianalisis eksistensi dengan memperhatikan kondisi permintaan, situasi kompetitif,
hukum dan kontrak dalam usahanya.

8. Analisis laporan keuangan untuk aset yang tidak tercatat (unrecorded assets) dan aset
kontinjensi !
Aset yang tidak tercatat (unrecorded assets) & aset kontinjensi tidak tercatat pada
laporan keuangan. Salah satu jenis aset tidak berwujud yang penting adalah goodwill
yang dihasilkan secara internal. Pengeluaran untuk menciptakan goodwill dibebankan
pada saat terjadi. Selama goodwill dibuat dan dapat dijual atau mampu menghasilkan
daya laba yang besar, laba saat ini diakui di bawah nilai tercatat karena biaya yang terkait
dengan pengembangan goodwill. Demikian pula, nilai asetnya tidak dapat mencerminkan
kemampuan pendapatan masa depan.
Kategori penting lain dari aset tidak tercatat adalah yang terkait dengan elemen
layanan atau ide. Contohnya merek dagang seperti Coca-Cola, Nike, Microsoft, dan
Apple menghasilkan jutaan dollar dalam biaya lisensi.
Assignment
4.3. A. Identifikasi perhatian utama dalam analisis piutang !
Kekhawatiran utama pada analisis piutang adalah munculnya resiko piutang yang
tak tertagih. Akibat dari suatu tagihan yang tidak dapat ditagih lagi yang dikarenakan
pelanggan mengalami kerugian/bangkrut. Resiko kerugian piutang terdiri dari beberapa
macam yaitu:
a. Resiko tidak dibayarnya seluruh tagihan (piutang)
Resiko ini terjadi jika jumlah piutang tidak dapat direalisasikan sama
sekali. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya dalam pemilihan
seleksi yang kurang baik dalam memilih pelanggan sehingga perusahaan
memberikan kredit kepada pelanggan yang tidak potensial dalam membayar
tagihan.
b. Resiko tidak dibayarnya sebagian dari piutang
Hal ini akan mengakibatkan kurangnya pendapatan perusahaan, bahkan
bisa menimbulkan kerugian bila jumlah piutang yang diterima kurang dari harga
pokok barang yang dijual secara kredit.
c. Resiko keterlambatan pelunasan piutang
Hal ini akan menimbulkan adanya tambahan dana atau untuk biaya
penagihan. Tambahan dana ini akan menimbulkan biaya yang lebih besar apabila
harus dibelanjai oleh pinjaman.
d. Resiko tidak tertanamnya modal dalam piutang
Resiko ini terjadi karena adanya tingkat perputaran piutang yang rendah
sehingga akan mengakibatkan jumlah modal kerja yang tertanam dalam piutang
semakin besar dan hal ini bisa mengakibatkan adanya modal kerja yang tidak
produktif.

B. Menjelaskan informasi, selain yang biasanya tersedia dalam laporan keuangan, yang harus
kami kumpulkan untuk menilai risiko tidak tertagihnya piutang !
Resiko piutang tak tertagih adalah resiko dari pelanggan yang tidak dapat
membayar kredit atau piutang yang telah diberikan. Oleh karena itu, cara perusahaan
dalam mengatasi hal tersebut adalah dengan memperhatikan 5C sebelum memberikan
persetujuan kredit:
1. Character
Dilihat dari karakter pelanggan, apakah pelanggan tersebut berusaha memenuhi
kewajibannya.
2. Capacity
Dilihat dari kemampuan pelanggan dalam menjalankan keuangan yang ada pada
aset atau usaha yang dimilikinya.
3. Capital
Terkait dengan kondisi aset dan kekayaan yang dimiliki, khususnya pelanggan
yang mempunyai usaha.
4. Collateral
Menyita aset yang telah dijanjikan sebelumnya sebagai sebuah jaminan.
5. Conditions
Dilihat dari perkembangan khusus dalam bidang ekonomi yang mempengaruhi
efek terhadap kemampuan pelanggan untuk memenuhi kewajibannya.

4.4. A. Apa yang dimaksud dengan anjak piutang sekuritisasi?


Anjak piutang atau sekuritisasi piutang mengacu pada praktek menjual seluruh
atau sebagian piutang perusahaan kepada pihak ketiga.
B. Apa yang dimaksud dengan menjual piutang dengan jaminan? Apa artinya menjualnya
tanpa sumber daya?
Menjual piutang dengan jaminan berarti perusahaan menjaminkan piutang yang
dimiliki untuk mengambil pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya. Untuk
melakukan hal ini nominal piutang yang dijaminkan harus lebih besar dari pinjaman, dan
apabila ada piutang yang tak tertagih maka perusahaan harus mengganti dengan piutang
lain yang dapat ditagih.
Ketika piutang dijual dengan jaminan, pembeli pihak ketiga dari piutang tersebut
memiliki hak untuk menagih dari perusahaan yang menjual piutang tersebut jika piutang
tersebut terbukti tidak tertagih. Ketika piutang dijual tanpa jaminan, pembeli piutang
menanggung risiko penagihan.

C. Bagaimana dies menjual piutang (terutama dengan recourse) berpotensi merusak neraca?
Ketika piutang dijual dengan jaminan, neraca melaporkan kas yang diterima dari
penjualan piutang. Namun, neraca mungkin atau mungkin tidak melaporkan kewajiban
kontinjensi kepada pembeli piutang untuk piutang tak tertagih yang dibeli dengan
jaminan (ini tergantung pada siapa yang menanggung risiko kepemilikan).

4.5. A. Diskusikan konsekuensi untuk setiap metode persediaan yang dapat diterima dalam
pencatatan biaya persediaan dan dalam penentuan pendapatan
Dalam kasus LIFO, kita tahu bahwa di bawah kondisi fluktuasi tingkat harga, itu
akan menghasilkan laba pada pendapatan. Selain itu, metode LIFO pada saat inflasi
harga menghasilkan laba yang tidak realistis dari jumlah persediaan yang rendah. Hal
ini, pada menyebabkan menurunnya rasio saat ini dan cenderung untuk meningkatkan
rasio omset persediaan. Seperti yang sudah diketahui bersama bahwa metode LIFO,
banyak menyebabkan manajemen perusahaan memiliki kesempatan untuk memanipulasi
keuntungan dengan membuat laporan persediaan menjadi kosong/habis di akhir tahun.
Cara biaya rata-rata untuk mengurangi fluktuasi biaya dengan menggunakan
biaya rata-rata tertimbang dalam menilai persediaan dan biaya harga barang yang terjual.
Laba bersih yang dihasilkan akan dekat dengan rata-rata laba bersih di bawah LIFO dan
FIFO
Dalam prinsip akuntansi, persediaan memiliki implikasi tambahan untuk
dianalisis. Contohnya pada saat kenaikan harga, persediaan cenderung terlepas dari
metode biaya yang digunakan.Hal ini, akan menekan rasio saat ini di bawah tingkat
harga yang sebenarnya karena aset lancar lainnya (serta liabilitas saat ini) tidak dihargai
secara konsisten dengan metode yang digunakan dalam menilai persediaan.
B. Mengomentari variasi dalam praktik terkait pencantuman biaya dalam persediaan.
Berikan contoh setidaknya dua sumber variasi biaya tersebut.
Dalam prakteknya, ada beberapa variasi jenis biaya yang termasuk dalam penilaian
persediaan. Praktik bervariasi terutama sehubungan dengan penyertaan atau
pengecualian dari:
● berbagai biaya overhead,
● biaya angkut/pengangkutan, dan
● biaya umum dan administrasi.

4.9. Perusahaan biasanya menerapkan metode lower-of-cost-or-market (LCM) untuk penilaian


persediaan.
a. Tentukan biaya (cost) yang berlaku untuk penilaian persediaan
Biaya perolehan yang digunakan untuk penilaian persediaan biasanya dihitung
menggunakan salah satu metode penetapan biaya persediaan yang dapat diterima,
misalnya FIFO, LIFO atau biaya rata-rata. FIFO (First In First Out) maksudnya ialah
bahwa unit pertama barang yang masuk maka akan menjadi unit pertama yang akan
dijual. LIFO (Last In First Out) yaitu unit yang dibeli terakhir kali ialah unit pertama
yang akan dijual. Dan untuk biaya rata-rata adalah dengan perhitungan total beban
pokok barang yang tersedia untuk dijual dibagi dengan jumlah unit yang tersedia, maka
itulah yang akan menjadi nilai persediaan.
b. Tentukan pasar (market) sebagaimana berlaku untuk penilaian persediaan
Nilai pasar yang digunakan untuk penilaian persediaan maksudnya adalah biaya
penggantian kini melalui pembelian ataupun produksi ulang. Untuk menentukan nilai
persediaan barang yang akan dicantumkan dalam neraca, maka akan dibandingkan
antara harga pokok dan nilai pasar, dan dipilih mana yang lebih rendah. Nilai pasar
sendiri tidak boleh lebih atau kurang dari nilai realisasi neto setelah dikurangi margin
laba normal. Batas atas dari nilai pasar atau nilai realisasi neto, mencerminkan biaya
penyelesaian dan pelepasan terkait dengan penjualan barang, sedangkan batas bawah
memastikan bahwa persediaan diturunkan nilainya dari biaya perolehan ke nilai pasar.
c. Diskusikan alasan di balik aturan LCM
Alasan di balik aturan LCM adalah untuk menghasilkan aturan tentang mana
yang lebih rendah antara biaya dan nilai pasar, yang berarti bahwa aktiva dicatat
dengan menggunakan biaya yang terendah antara biaya atau nilai pasarnya. Hal ini
berpengaruh terhadap pengakuan atas penurunan yang belum direalisasi dalam nilai
aktiva, namun tidak berpengaruh pada peningkatan yang belum direalisasi. Aturan
LCM ini menunjukkan bahwa jika nilai pasar persediaan turun di bawah biaya
perolehannya karena berbagai alasan maka nilai persediaan diturunkan untuk
mencerminkan kerugian ini. Tujuan LCM sendiri adalah agar menyajikan laporan
keuangan yang lebih mencerminkan realitas perusahaan.
d. Identifikasi argumen yang menentang penggunaan LCM
Penggunaan aturan LCM ini dikatakan konsepnya sangat konservatif, karena
biasanya penilaiannya penuh kehati-hatian dan keraguan, hal ini agar perusahaan tidak
melebih-lebihkan nilai aset dan juga pendapatan. Perusahaan seperti handphone, laptop,
dan alat elektronik lainnya perlu menggunakan penilaian LCM ini, karena bahan baku
yang semakin menurun dan harga jual barang juga ikut menurun. Jika tidak
menggunakan penilaian LCM maka nilai persediaan akan lebih besar dari nilai pasar
yang mungkin dihasilkan.
Aturan LCM sendiri memiliki beberapa kelemahan yaitu: 1) penurunan nilai
aktiva dan pencatatannya sebagai beban diakui pada periode ketika utilitas ini terjadi
bukan pada periode penjualan. 2) Aplikasi aturan LCM menghasilkan inkonsistensi
karena persediaan perusahaan mungkin dinilai menurut biaya dalam satu tahun pada
harga pasar dalam tahun berikutnya. 3) LCM menilai persediaan dalam neraca secara
konservatif, tetapi dampaknya terhadap laporan laba rugi mungkin atau tidak mungkin
bersifat konservatif. 4) Aplikasi aturan LCM menggunakan laba normal dalam
menentukan nilai persediaan.
Banyak pihak yang percaya bahwa harga pasar harus selalu didefinisikan
sebagai nilai realisasi bersih bukan biaya pengganti. Dalam situasi terbatas pencatatan
persediaan menurut nilai realisasi bersih mendapat dukungan dari berbagai pihak
sekalipun jumlah ini melampaui biaya.

4.14. Identifikasi alat analisis yang berguna dalam mengevaluasi biaya penyusutan. Jelaskan
mengapa mereka berguna.
Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset
selama umur manfaatnya. Penyusutan tidak dipakai untuk menyatakan perubahan fisik
atau penurunan nilai pasar. Istilah penyusutan/depresiasi digunakan untuk aset tetap
seperti: gedung, mesin, peralatan. Faktor yang mempengaruhi penyusutan dan yang perlu
diperhatikan untuk menilai biaya penyusutan adalah Harga Pokok, Nilai Sisa dan Taksiran
Umur Ekonomis.
1. Harga Pokok Aktiva
Adalah seluruh pengeluaran yang digunakan untuk mendapatkan aktiva sampai
aktiva tersebut siap dipakai. Ini merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap
biaya penyusutan aset. Biaya inilah yang menjadi dasar penghitungan seberapa besar
depresiasi yang harus dialokasikan per periode akuntansi.
2. Nilai Sisa
Adalah suatu penaksiran nilai yang diharapkan dapat diwajibkan pada saat aktiva
tersebut sudah tidak bisa digunakan kembali. Untuk menentukan jumlah biaya aset
yang akan disusutkan, nilai residu harus dikurangi dengan biaya aset tetap.
3. Taksiran Umur Ekonomis
Adalah periode waktu yang diharapkan selama aset tetap berguna bagi
pemiliknya. Pentingnya bagi suatu bisnis untuk memperkirakan umur ekonomis suatu
aset, supaya mereka dapat menentukan kapan waktu yang tepat untuk berinvestasi atau
mengalokasikan dana untuk peralatan yang baru.

4.19. Dari sudut pandang pengguna laporan keuangan, jelaskan keberatan atas penggunaan biaya
historis sebagai dasar untuk menilai aset berwujud
Penggunaan biaya historis sebagai dasar pengukuran dalam perlakuan akuntansi
disebutkan memiliki kelebihan dari segi objektivitas. Kelebihan dalam segi verifiability
tersebut didasarkan pada argumen bahwa pengukuran dengan menggunakan biaya historis
lebih mempunyai bukti-bukti yang kuat dalam penentuan nilainya. Bukti-bukti tersebut
terutama adalah bukti-bukti yang didapat pada waktu perolehan aset yang dimaksud.
Dengan menggunakan biaya historis, aset tetap diakui pada saat perolehannya dengan
mencatat sebesar keseluruhan biaya perolehan.

4.22. Identifikasi lima jenis tagihan yang ditangguhkan dan jelaskan alasan penangguhan untuk
masing-masingnya.
a. Advertising (Iklan) : Biaya iklan termasuk beban ditangguhkan karena bila iklan
tersebut merupakan iklan jangka panjang, maka organisasi bisnis tidak menerima
manfaat iklan sepenuhnya secara langsung atau dalam waktu singkat, namun hanya
akan menerima manfaat dari iklan tersebut secara bertahap dan manfaat penuhnya
pada akhir masa kontrak.
b. Insurance (Asuransi) : Asuransi adalah beban ditangguhkan karena sebelum jatuh
temponya kontrak, nasabah asuransi yang melakukan klaim hanya menerima sebagian
dari jumlah klaim yang bisa diambil, maka untuk memperoleh manfaat sepenuhnya
dari asuransi, nasabah perlu menunggu hingga kontrak asuransi habis.
c. Rent (Sewa) : Sewa adalah beban ditangguhkan karena penyewaan lebih dari satu
tahun, walaupun pembayaran penuh sudah dilakukan, namun manfaat dari sewa
hanya akan didapat secara bertahap seiring berjalannya waktu hingga lamanya masa
sewa habis.
d. Pension plan costs (Beban Pensiun) : Beban pensiun adalah beban ditangguhkan
karena hak dari pembayaran beban pensiun hanya akan mulai diterima sepenuhnya
pada masa purnatugas.
e. Underwriting fees on a bond issuance (Biaya Penjamin Emisi pada penerbitan
obligasi) : Karena manfaat sepenuhnya akan dirasakan saat obligasi telah lunas.

4.23. A. Jelaskan setidaknya dua aset yang tidak dicatat di neraca


Salah satu aset tidak dicatat dalam neraca adalah goodwill yang dihasilkan secara
internal suntuk aset tak berwujud dan aset kontinjensi. Pada praktiknya, pengeluaran
untuk memperoleh goodwill dibebankan pada saat terjadinya. pendapatan perusahaan
saat ini akan dikecilkan sebesar goodwill yang tercipta dan dapat dijual atau
menghasilkan kekuatan karena adanya biaya terkait untuk pengembangan. Oleh karena
itu, aset tidak lagi mencerminkan kekuatan pendapatan masa depan.
Aset lain yang tidak dicatat dalam neraca berkaitan dengan elemen layanan atau
gagasan. Contohnya adalah program televisi yang dicatat dengan biaya perolehan
diamortisasi (atau tidak sama sekali) tetapi berlanjut untuk menghasilkan pendapatan
dalam biaya lisensi (seperti Seinfeld, Star Trek), dan untuk obat-obatan saat ini
membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk berkembang tetapi biayanya telah
dihapuskan bertahun-tahun sebelumnya. Contoh lainnya adalah merek yang
dikembangkan seperti Coca-Cola, McDonald's,dan Nike.
B. Jelaskan bagaimana seorang analis mengevaluasi aset yang tidak tercatat
Aset yang tidak diakui merupakan aset yang tidak diidentifikasi dan seringkali
memiliki masa manfaat yang tak terhingga seperti goodwill. Seorang analis
mengevaluasi aset yang tak diakui yaitu, harus siap untuk membuat estimasi sendiri
mengenai penilaian aset. Analis juga harus berwaspada terhadap komposisi, penilaian,
dan disposisi goodwill. Goodwill dihapus jika kelebihan laba yang mendasari
eksistensinya tidak ada lagi. Disposisi, atau penghapusan, goodwill seringkali dilakukan
manajemen pada periode saat hal tersebut memiliki dampak pasar terendah.

Anda mungkin juga menyukai