Fiqih Ibadah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

FIQIH IBADAH

PENGERTIAN IBADAH DAN KEDUDUKAN DALAM ISLAM

DI SUSUN OLEH :

ANDI REZKIYAH HASBY NIM : 2020203888203043

NUR FADHILAH BAHAR NIM: 2020203888203050

PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE (IAIN)

TAHUN 2020/2021

JL.AMAL BHAKTI NO.8, KEL.BUKIT HARAPAN, KEC. SOREANG

KOTA PAREPARE
KATA PENGANTAR

Ibadah merupakan rangkaian ritual yang dilakukan manusia dalam rangka pengabdian atau kepatuhan
kepada sang Pencipta. Ibadah dalam Islam tidak hanya terbatas pada hubungan manusia dengan Allah
semata, melainkan juga terdapat hubungan antara manusia dengan manusia lainnya serta antara manusia
dengan alam (Razak, 1993: 18). Ada dua pembagian ibadah dalam Islam, yaitu ibadah mahdlah dan
ghairu mahdhah. Ibadah mahdlah, yaitu ibadah yang berhubungan dengan penjalanan syariat Islam yang
terkandung dalam rukun Islam. Contoh ibadah mahdhah antara lain sholat, zakat, puasa dan haji.
Sementara ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah yang dilaksanakan umat Islam dalam hubungannya
dengan sesama manusia dan lingkungannya. Ibadah ghairu mahdhah dikenal dengan ibadah muamalah
(Nata, 2002: 55). 2 Dari dua pembagian ibadah ini, secara implisit maupun eksplisit ibadah tidak hanya
berupa rangkaian ucapan dan gerakan semata. Lebih dari itu dibalik ibadah terdapat nilai-nilai luhur yang
mengatur hubungan antar sesama. Nilai-nilai luhur ini biasa dikenal sebagai etika atau akhlak. Hal ini
yang kemudian dijadikan sebagai pijakan bagi umat Islam untuk dapat menjadikan kehidupannya menjadi
baik dan selalu bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.

Parepare 13 Maret 2021

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................

A. Latar Belakang.......................................................................................
B. Rumusan Masalah..................................................................................
C. Tujuan....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................

A. Pengertian Ibadah.................................................................................
B. Kedudukan Ibadah................................................................................
C. Macam – Macam Ibadah......................................................................
D. Fungsi dan Tujuan Ibadah....................................................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................

A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ibadah kepada Allah SWT merupakan suatu hal yang sangat penting, karena Allah SWT
yang menciptakan manusia, bahkan dunia seisinya. Allah SWT mewajibkan ibadah kepada
umat manusia bukan untuk kepentingan-Nya, melainkan untuk kebaikan kita sendiri, agar
kita mencapai derajat taqwa yang dapat menyucikan kita dari kesalahan dan kemaksiatan,
sehingga kita dapat keuntungan dengan keridhaan Allah SWT dan surga-Nya serta dijauhkan
dari api neraka dan adzab-Nya. Tidaklah Allah menciptakan manusia di muka bumi ini
kecuali untuk beribadah kepada-Nya. Tentunya beribadah dengan mengikuti syariat Islam
yang telah dibawah oleh nabi Muhammad SAW. Pokok ibadah dalam Islam adalah
melaksanakan rukun Islam, yaitu : Syahadat bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwasanya
Muhammad adalah Rosulullah. Menegakkan salat, membayar zakat, puasa ramadhan dan
haji kebaitullah (bila mampu).Salat merupakan salah satu rukun Islam yang kedua dari
beberapa rukun Islam lainnya. Salat merupakan kewajiban bagi umat muslim untuk
menyembah Allah yang menjadi salah satu ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

B. RUMUSAN MASALAH
 Pengertian Ibadah
 Kedudukan Ibadah
 Macam – Macam Ibadah
 Fungsi dan Tujuan Ibadah

C. TUJUAN
 Untuk mengetahui, memahami Pengertian Ibadah dalam islam.
 Untuk mengetahui, memahami Kedudukan Ibadah.
 Untuk mengetahui, memahami Macam-Macam Ibadah.
 Untuk mengetahui, memahami Fungsi dan Tujuan Ibadha.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN IBADAH

Ibadah secara bahasa adalah tunduk atau merendahkan diri. Sedangkan secara istilah atau
syara’, ibadah merupakan suatu ketaatan yang dilakukan dan dilaksanakan sesuai
perintah-Nya, merendahkan diri kepada Allah SWT dengan kecintaan yang sangat tinggi
dan mencakup atas segala apa yang Allah ridhoi baik yang berupa ucapan atau perkataan
maupun perbuatan yang dhahir ataupun bathin.

Menurut Muhammad bin Abdul Wahab dalam kitabnya Fathu AL-Madjid


mengatakan sebagai berikut :
Ibadah adalah konsep untuk semua bentuk ( perbuatan ) yang di cintai dan diridhai oleh
Allah dari segi perkataan dan perbuatan yang konkret ( nyata ) dan yang abstrak ( tidak
nyata, tersembunyi ) .

menurut Ibnu Taimiyah dalam kitabnya Al- Ubudiyah

menjelaskan bahwa ibadah adalah nama yang mencakup segala sesuatu yang disukai dan
diridhoi Allah dalam bentuk ucapan dan perbuatan lahir dan batin seperti shalat puasa
dan haji .

Sedangkan Rasulullah
menggambarkan ibadah sebagai sebuah pohon yang subur yang memiliki banyak cabang,
buah dan berakar kuat, masing-masing cabang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
bahkan saling menguatkan baik dalam benytuk ibadah individual seperti sholat puasa
maupun ibadah sosial yang kelihatan remeh seperti menghilangkan bahaya dalam jalan.
Dengan merujuk pada pengertian-pengertian ini, maka tampak bahwa ada beberapa
yang memiliki makna sama dengan ibadah itu sendiri yang ditemukan di dalam
Alquran, yakni antara lain ;
1. Al-tha’ah (‫ الطاعة‬,(yang di dalam Alquran ditemukan sebanyak 128 kali dalam
berbagai bentuk perubahan katanya. 16 Pada dasarnya, kata al-tha’ah ini mengandung
arti “senantiasa menurut, tunduk dan patuh kepada Allah dan rasul-Nya”.
2. Khada’a (‫ خضع‬,(yang di dalam Alquran ditemukan sebanyak 2 kali, yakni QS.
alSyu’ara (26): 4 dan QS. al-Ahzab (33): 32. Pada dasarnya, kata khada’a ini
mengandung arti “merendahkan, dan menundukkan”.
3. Al-Zulli/al-Zillat (‫الذلة‬/‫ الذل‬,(yang di dalam Alquran ditemukan sebanyak 24 kali.17
Pada dasarnya, kata ini dapat pula berarti “kerendahan atau kehinaan”

Fungsi ibadah, terkait dengan fungsi dan kedudukan manusia sebagai ‘abdullāh (hamba
Allah).
Ada empat macam hamba Allah, sebagai berikut;
a.hamba karena hukum, yakni budak-budak
b. hamba karena penciptaan, yakni manusia dan seluruh makhluk ciptaan
Tuhan;
c.hamba karena pengabdian kepada Allah, yakni orang-orang beriman yang
menunaikan hukum Tuhan dengan ikhlas; dan
d. hamba karena memburu dunia dan kesenangannya. 29 Dari keempat tipe
hamba Allah ini, diketahui bahwa ternyata diketahui bahwa ada diantaranya yang
tidak menyembah kepada Allah.

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan fungsi unik yang dimiliki
manusia melengkapi kodrat kejadiannya. Karena fungsi ini mencakup tugast ugas
peribadatan, maka ia dapat disebut sebagai fungsi ubudiyah. Keunikan fungsi ini
mengandung makna bahwa keberadaan manusia di muka bumi ini hanyalah semata-mata
untuk menjalankan ibadah kepada Allah swt. Oleh karena itu, manusia yang tidak
beribadah kepada-Nya berada di luar fungsinya.

B. KEDUDUKAN IBADAH

Kedudukan ibadah dalam islam menempati posisi yang paling tinggi dan penting serta
menjadi titik sentral dari seluruh aktifitas muslim. Namun tujuan islam mendirikan
ibadah bukanlah untuk ibadah saja . ibadah dalam islam adalah semua perbuatan
manusia yang diarahkan kepada Allah baik berupa ibadah ritual maupun ibadah sosial

Adapun yang dimaksud ibadah ritual di sini adalah shalat dan puasa.

Di dalam Islam, ibadah sosial lebih dikenal dengan istilah muamalah atau hubungan
antara seorang muslim dengan lingkungan sekitarnya. Ibadah sosial menyangkut
hubungan antara manusia dengan manusia dalam rangka mencari keridhaan dari Allah
SWT. Melalui interaksi hubungan antara sesama manusia tersebut, seorang hamba
berharap bisa mendapatkan pahala dari amal ibadah sosial yang telah dilakukannya.

C. MACAM-MACAM IBADAH
Macam-macam Ibadah Ibadah menurut Islam dibedakan menjadi dua jenis, yaitu.:
a. Ibadah Mahdlah
Ibadah Mahdlah Disebut juga ibadah khusus, yaitu upacara yang cara dan tata
caranya ditentukan oleh agama (ditentukan dalam al-Qu`an dan dirinci dalam
sunnah Rasul). Ibadah dalam pengertian ini lebih condong kepada rukun Islam
yang lima. Dalam ibadah ini menggambarkan tentang hubungan langsung antara
hamba dengan Tuhannya. Ibadah mahdah semata-mata hanya untuk
mendekatkan diri kepada Allah.
b. Ibadah Gahairu
Ibadah Ghairu Mahdlah Disebut juga ibadah umum yaitu segala amal perbuatan
yang titik tolaknya adalah ikhlas, titik tujuannya adalah ridha Allah dan garis
amalannya adalah amal shaleh. Dalam ibadah ini, lebih condong kepada masalah-
masalah mu`amalah.

Dilihat dari segi ruang lingkupnya ibadah dapat dibagi kepada dua macam yaitu:

a. Ibadah khassah, yakni ibadah yang ketentuan dan cara pelaksanaannya secara
khusus ditetapkan oleh nash, seperti shalat, zakat, puasa, haji dan lain sebagainya.
b. Ibadah ‘ammah, yaitu semua perbuatan baik yang dilakukan dengan niat yang
baik dan semata-mata karena Allah SWT (ikhlas), seperti makan, minum, bekerja,
berlaku adil, berbuat baik kepada orang lain dan sebagainya.

Berdasarkan bentuk dan sifatnya ibadah dibaginya menjadi enam macam di antaranya:
a. Ibadah yang berupa perkataan dan ucapan lidah, seperti tasbih, tahmid, tahlil,
takbir, membaca kitab suci Al-Qur’an dan lain sebagainya.

b. Ibadah yang berupa perbuatan seperti berjihad di jalan Allah, membela diri dari
gangguan, dan menyelenggarakan urusan jenazah.

c. Ibadah yang berupa penahanan diri dari mengerjakan sesuatu, seperti halnya
puasa yakni menahan diri dari makan, minum, dan yang merusak atau yang
membatalkkan puasa.

d. Ibadah yang melengkapi perbuatan dan menahan diri dari sesuatu pekerjaan,
seperti iktikaf, ber haji, wukuf dan lain-lainnya. Yaitu menahan diri dari jima’
dari yang merusak ataupun yang membatalkannya.

e. Ibadah yang bersifat mengggugurkan hak, seperti membebaskan orang-orang


yang berhutang, memerdekakan budak dan memaafkan kesalahan orang lain.

f. Ibadah yang melengkapi perkataan, pekerjaan seperti halnya shalat.

D. FUNGSI DAN TUJUAN IBADAH

Ada tiga aspek fungsi ibadah dalam Islam.

1.    Mewujudkan hubungan antara hamba dengan Tuhannya.

Mewujudkan hubungan antara manusia dengan Tuhannya dapat dilakukan


melalui “muqorobah”dan “khudlu”. Orang yang beriman dirinya akan selalu
merasa diawasi oleh Allah. Ia akan selalu berupaya menyesuaikan segala
perilakunya dengan ketentuan Allah SWT. Dengan sikap itu seseorang muslim
tidak akan melupakan kewajibannya untuk beribadah, bertaubat, serta
menyandarkan segala kebutuhannya pada pertolongan Allah SWT. Demikianlah
ikrar seorang muslim seperti tertera dalam Al-Qur’an surat Al-Fatihah ayat 5

“Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami
meminta pertolongan.”
Atas landasan itulah manusia akan terbebas dari penghambaan terhadap manusia,
harta benda dan hawa nafsu.

2.    Mendidik mental dan menjadikan manusia ingat akan kewajibannya

Dengan sikap ini, setiap manusia tidak akan lupa bahwa dia adalah anggota
masyarakat yang mempunyai hak dan kewajiban untuk menerima dan memberi
nasihat. Oleh karena itu, banyak ayat Al-Qur'an ketika berbicara tentang fungsi
ibadah menyebutkan juga dampaknya terhadap kehidupan pribadi dan
masyarakat. Contohnya:

Ketika Al-Qur'an berbicara tentang sholat, ia menjelaskan fungsinya: 

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat)
adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Dalam ayat ini Al-Qur'an menjelaskan bahwa fungsi sholat adalah mencegah dari
perbuatan keji dan mungkar. Perbuatan keji dan mungkar adalah suatu perbuatan
merugikan diri sendiri dan orang lain. Maka dengan sholat diharapakan manusia
dapat mencegah dirinya dari perbuatan yang merugikan tersebut.

Ketika Al-Qur'an berbicara tentang zakat, Al-Qur'an juga menjelaskan


fungsinya: 

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan
Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”

Zakat berfungsi untuk membersihkan mereka yang berzakat dari kekikiran dan
kecintaan yang berlebih-lebihan terhadap harta benda. Sifat kikir adalah sifat
buruk yang anti kemanusiaan. Orang kikir tidak akan disukai masyarakat
zakat juga akan menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati pemberinya dan
memperkembangkan harta benda mereka. Orang yang mengeluarkan zakat
hatinya akan tentram karena ia akan dicintai masyarakat. Karena itu Allah tidak
akan menerima semua bentuk ibadah, kecuali ibadah tersebut membawa
kebaikan bagi dirinya dan orang lain. Dalam hal ini Nabi SAW bersabda:

“Barangsiapa yang sholatnya tidak mencegah dirinya dari perbuatan keji dan
munkar, maka dia hanya akan bertambah jauh dari Allah” (HR. Thabrani)

3.    Melatih diri untuk berdisiplin

Adalah suatu kenyataan bahwa segala bentuk ibadah menuntut kita untuk
berdisiplin. Kenyataan itu dapat dilihat dengan jelas dalam pelaksanaan sholat,
mulai dari wudhu, ketentuan waktunya, berdiri, ruku, sujud dan aturan-aturan
lainnya, mengajarkan kita untuk berdisiplin. Apabila kita menganiaya sesama
muslim, menyakiti manusia baik dengan perkataan maupun perbuatan, tidak mau
membantu kesulitan sesama manusia, menumpuk harta dan tidak
menyalurkannya kepada yang berhak. Tidak mau melakukan “amar ma'ruf nahi
munkar”, maka ibadahnya tidak bermanfaat dan tidak bisa menyelamatkannya
dari siksa Allah SWT.

Tujuan diciptakannya manusia di muka bumi ini yaitu untuk beribadah kepada Allah
SWT. Ibadah dalam pengertian yang komprehensif menurut Syaikh Al-Islam Ibnu
Taimiyah adalah sebuah nama yang mencakup segala sesuatu yang dicintai dan diridhai
oleh Allah SWT berupa perkataan atau perbuatan baik amalan batin ataupun yang dhahir
(nyata). Adapun hakekat ibadah yaitu:

1. Ibadah adalah tujuan hidup kita. Seperti yang terdapat dalam surat Adz-dzariat
ayat 56, yang menunjukan tugas kita sebagai manusia adalah untuk beribadah
kepada Allah.
2. Hakikat ibadah itu adalah melaksanakan apa yang Allah cintai dan ridhai dengan
penuh ketundukan dan perendahan diri kepada Allah.
3. Ibadah akan terwujud dengan cara melaksanakan perintah Allah dan
meninggalkan larangan-Nya.
4. Hakikat ibadah sebagai cinta. 
5. Jihad di jalan Allah (berusaha sekuat tenaga untuk meraih segala sesuatu yang
dicintai Allah).
6. Takut, maksudnya tidak merasakan sedikitpun ketakutan kepada segala bentuk
dan jenis makhluk melebihi ketakutannya kepada Allah SWT.

Dengan demikian orang yang benar-benar mengerti kehidupan adalah yang mengisi
waktunya dengan berbagai macam bentuk ketaatan, baik dengan melaksanakan perintah
maupun menjauhi larangan. Sebab dengan cara itulah tujuan hidupnya akan terwujud.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian tersebut diatas, dapat disumpulkan bahwa:

1. Pengertian ibadah pada dasarnya memiliki kesamaan esensial, yakni masing-masing


bermuara pada pengabdian seorang hamba kepada Allah swt., dengan cara
mengagungkan-Nya, taat kepada-Nya, tunduk kepada-Nya, dan cinta yang sempurna
kepada-Nya.
2. Ibadah yang dibebankan kepada setiap hamba memiliki fungsi dan tujuan yang sangat
signifikan. Dalam hal ini, fungsi ibadah adalah ubudiyah (mengabdikan diri) karena
esensi ibadah tersebut terkait dengan kedudukan manusia sebagai „abdullāh (hamba
Allah) yang harus mengabdi kepada-Nya. Manusia (muslim) yang mengabdikan dirinya
kepada Allah semata, maka pada gilirannya ia akan mencapai derajat taqwa, dan derajat
taqwa ini merupakan tujuan akhir dari ibadah itu sendiri.
3. Ibadah dibedakan menjadi dua macam, yaitu ibadah mahdlah dan ibadah ghairu mahdlah.
4. Tujuan akhir dari ibadah itu sesungguhnya adalah agar manusia bertaqwa kepada-Nya,
dimana taqwa tu sendiri adalah menjauhkan (memelihara) diri dari siksaan Allah dengan
jalan mengikuti perintah- Nya dan menjauhi larangan-Nya karena ada perasaan takut dari
siksaan- Nya tersebut.

B. SARAN

Sebagai manusia hendaknya kita tidak melupakan hakikat dari penciptaan kita, yaitu
untuk beribadah kepada Allah swt sesuai dengan Al Qur’an dan Hadits baik dalam ibadah
mahdah (khusus) maupun dalam ibadah ghoiru mahdah (umum) dengan niat semata-mata
ikhlas untuk mencapai ridha Allah.
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.uinsby.ac.id/19437/4/Bab%201.pdf

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/630/4/BAB%20II.pdf

http://studi-agama-islam.blogspot.com/2013/10/pengertian-hakikat-dan-fungsi-ibadah.html

Anda mungkin juga menyukai