MAKALAH Konsep Berpikir Kritis Dalam Keperawatan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KONSEP BERPIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH:

DITA APRIYANI

20200011

DOSEN PEMBIMBING:

Ns.YASHERLY BACHRI,M.Kep

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT

2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah,syukur kepada allah yang telah memberikan hidayahnya kepada saya sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Konsep berpikir kritis dalam keperawatan” .
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW,suri teladan
yang telah membawa kita dari jaman kebodohan kejaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Pada kesempatan kali ini,dengan penuh syukur saya mengucapkan terimah kasih kepada kedua
orang tua saya atas segala doa dan harapan besar yang harus saya pertanggung jawabkan. Saya
merasa sangat berharga dengan semua itu sehingga dengan penuh semangat bias menyelesaikan
penyusunan makalah ini.

Meskipun demikain, tidak ada manusia yang sempurna. Oleh karena itu,segala kesalahan dan
kekhilafan yang ada mohon di malumi.

Bukittinggi, 01 april 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang .....................................................................................


B. Rumusan masalah ................................................................................
C. Tujuan masalah ....................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian berpikir kritis.....................................................................


B. Latar belakang berpikir kritis dalam keperawatan..........................
C. Karakteristik berpikir kritis dalam keperawatan.............................
D. Cara berpikir kritis yang baik.............................................................
E. Model berpikir kritis...........................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...........................................................................................
B. Saran .....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam keperawatan, berpikir kritis adalah suatu kemampuan bagaimana perawat
mampu berpikir dengan sistematis dan menerapkan standar intelektual untuk menganalisis
proses berpikir. Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam
mempertanggung jawabkan profesionalisme dan kualitas pelayanan asuhan keperawatan.
Berpikir kritis merupakan pengujian rasional terhadap ide, pengaruh, asumsi, prinsip,
argumen, kesimpulan, isu, pernyataan, keyakinan, dan aktivitas (Bandman dan Bandman,
1988) Berpikir bukan suatu proses statis, tetapi selalu berubah secara konstan dan dinamis
dalam setiap hari atau setiap waktu. Tindakan keperawatan membutuhkan proses berpikir,
oleh karena itu sangat penting bagi perawat untuk mengerti berpikir secara umum.
Pemikir kritis dalam praktik keperawatan adalah seseorang yang mempunyai
keterampilan pengetahuan untuk menganalisis, menerapkan standar, mencari informasi,
menggunakan alasan rasional, memprediksi, dan melakukan transformasi pengetahuan.
Pemikir kritis dalam keperawatan menghasilkan kebiasaan-kebiasaan baik dalam berpikir,
yaitu: yakin, kontekstual, perspektif, kreatif, fleksibel, integritas intelektual, intuisi, berpikir
terbuka, refleksi, inquisitiviness, dan perseverance.
Menurut Wilkinson (1992), karakteristik berpikir kritis dalam keperawatan pada
prinsipnya merupakan suatu kesatuan dari berpikir (thinking), merasakan (feeling), dan
melakukan (doing). Mengingat profesi perawat merupakan profesi yang langsung
berhadapan dengan nyawa manusia, maka dalam menjalankan aktivitasnya, perawat
menggunakan perpaduan antara thingking, feeling, dan doing secara konprehensif dan
bersinergi. Perawat menerapkan keterampilan berpikir dengan menggunakan pengetahuan
dari berbagai subjek dan lingkungannya, menangani perubahan yang berasal dari stresor
lingkungan, dan membuat keputusan penting.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari berpikir kritis dalam keperawatan?
2. Apa yang melatar belakangi berpikir kritis dalam keperawatan?
3. Apa karakteristik dari berpikir kritis?
4. Bagaimana cara berpikir kritis yang baik?
5. Apa sajalah model dari berpikir kritis?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui cara berpikir kritis dalam keperawatan.
2. Untuk menyusun kriteria hasil untuk berpikir kritis dan evaluasi dalam keperawatan.
3. Rencana intervensi yang spesifik dan untuk melaksanakan berpikir kritis dalam
menangani klien.
4. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktivitas keperawatan.
5. Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Berpikir Kritis


Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi.
Informasi tersebut didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat, atau
komunikasi. Berpikir bukan merupakan sebuah proses statis; berpikir dapat berubah setiap
hari- hari atau bahkan setiap jam. Karna berpikir sangat dinamis (berubah secara konstan)
dan karena semua tindakan keperawatan memerlukan pemikiran, maka penting untuk
memahami secara umum. Penting juga untuk memahami gaya dan pola unik seseorang serta
mengidentifikasi tentang apa yang membantu seseorang untuk dapat berpikir lebih baik.
Dalam keperawatan, berpikir kritis adalah suatu kemampuan bagaimana perawat mampu
berpikir dengan sistematis dan menerapkan standar intelektual untuk menganalisis proses
berpikir. Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam
mempertanggung jawabkan profesionalisme dan kualitas pelayanan asuhan keperawatan.
B. Latar Belakang Berpikir Kritis dalam Keperawatan
Saat perawat bertemu clien, perawat akan selalu menggunakan pemikiran. Misalnya,
menggunakan pemikiran untuk mengumpulkan data dan membuat kesimpulan. Setelah
membuat kesimpulan perawat akan menerapkan prblemsolving dengan melakukan sesuatu
pemecahan masalah guna memenuhi kebutuhan dasar klein. Penerapan berpikik kritis dalam
proses keperawatan diintregrasikan dalam tahap-tahap proses keperawatan dan digunakan
untuk pengkajian rumusan diaknusis perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan.
 Berfikir Kritis dalam Tahap Pengkajian dan Diagnosis
Berpikir kritis pada tahap pengkajian adalah proses pemahaman tentang informasi
apa yang dikumpulkan, metode pengumpulan data yang akan dilakukan, berpikir tentang
kesesuaian informasi, dan membuat suatu kesimpulan tentang respons klien terhadap
kondisi sakitnya. Perumusan masalah keperawatan merupakan kesimpulan dari hasil
pengkajian dan mengandung dua kategori mendasar, yaitu kekuatan dan perhatian
terhadap masalah kesehatan klien. Perhatian terhadap masalah meliputi kemampuan
perawat untuk mengatasi masalah secara mandirian perlunya keterlibatan profesi lain
dan bekerja sama secara interdisiplin, serta perlu/tidaknya perawatan klien yang harus
dirujuk ke tenaga kesehatan lain.
Dengan demikian, berpikir kritis pada tahap pengkajian meliputi kegiatan
mengumpulkan data dan validasi. Perumusan diagnosis keperawatan merupakan tahap
pengambilan keputusan yang paling kritis, karena harus menentukan masalah dan
argumentasi secara rasional. Oleh karena itu, perlu dilatih sehingga lebih tajam dalam
mengidentifikasi masalah.
 Berpikir Kritis dalam Tahap Perencanaan
Berpikir dalam perencanaan brarti menggunakan pengetahuan untuk
mengembangkan hasil untuk diharapkan. Selain itu juga memerlukan keterampilan guna
mensintesis ilmu yang dimiliki untuk memilih tindakan yang tepat. Perencanaan asuhan
keperawatan biasanya ditulis berisikan di mana dan bagaimana menolong klien
berdasarkan responsnya terhadap kondisi penyakit. Bekerja dengan klien untuk
memecahkan masalah yang dihadapinya adalah hal yang paling prioritas, begitu juga
mengembangkan tujuan perawatan dan bekerja sama dalam pencapaian tujuannya.
 Berpikir Kritis dalam Tahap Implementasi
Berfikir kristis pada tahap implementasi tindakan keperawatan adalah keterampilan
dalam menguji hipotesis, karena tindakan keperawatn adalah tindakan nyata yang
menentukan tingkat keberhasilan untuk mencapai tujuan. Bekerja melalui aktivitas
khusus, yaitu asuhan keperawatan untuk membantu mencapai tujuan dalam perencanaan
keperawatan, akan selalu menggunakan pikiran tentang apa yang harus dilakukan,
kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana intervensi keperawatan itu dilakukan.
 Berpikir Kritis dalam Tahap Evaluasi
Berpikir kritis dalam tahap evaluasi adalah mengkaji efektivitas tindakan di mana
perawat harus dapat mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar klien,
dan memutuskan apakah tindakan keperawatan perlu diulang. Berpikir dan kumpulkan
informasi tentang respons klien setelah beberapa tindakan keperawatan dilakukan.
Bekerja sama dengan klien dalam rangka evaluasi tindakan keperawatan adalah sangat
penting. Berpikir kritis dalam tahap evaluasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan
model konsep total recall.
C. Karakteristik Berpikir Kritis dalam Keperawatan
Berikut ini adalah karakteristik dari proses berpikir kritis dan penjabarannya.
a. Konseptualisasi
Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu konsep. Dan konseptualisasi
merupakan pemikiran abstrak yang digeneralisasi secara otomatis menjadi simbol-
simbol dan disimpan di dalam otak.
b. Rasional dan Beralasan (reasonable)
Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan mempunyai dasar kuat
dari fakta atau fenomena nyata,
c. Reflektif
Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau persepsi dalam
berpikir atau mengambil keputusan, tetapi akan menyediakan waktu untuk
mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu, fakta, dan kejadian.
d. Bagian dari suatu sikap Yaitu bagian dari suatu sikap yang harus diambil.
Pemikir kritis akan selalu menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih
buruk dibanding yang lain, dengan menjawab pertanyaan mengapa bisa begitu dan
bagaimana seharusnya.
e. Kemandirian Berpikir
Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya, tidak pasif menerima pemikiran
dan keyakinan orang lain, menganalisis semua isu, memutuskan secara benar, dan dapat
dipercaya.
f. Berpikir Kritis
Adalah Berpikir Kreatif Maksudnya yaitu selalu menggunakan ketrampilan
intelektualnya untuk mencipta berdasarkan suatu pemikiran yang baru dan dihasilkan
dari sintesis beberapa konsep.
g. Berpikir Adil dan Terbuka
Yaitu mencoba untuk berubah, dari pemikiran yang salah dan kurang menguntungkan
menjadi benar dan lebih baik. Perubahan dilakukan dengan penuh kesabaran dan
kemauan, kemudian hasilnya disosialisasikan beserta argumentasi mengapa memilih dan
memutuskan seperti itu.
h. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Keyakinan
Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan kesimpulan,
mencipta sesuatu pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan yang akan diambil.
D. Cara Berpikir Kritis Yang Baik
Mengenali Masalah ( Defining and dlarifying problem)
1. Mengidentifikasi isu-isu atau permasalahan pokok.
2. Membandingkan kesamaan dan perbedaan-perbedaan.
3. Memilih informasi yang relevan.
4. Merumuskan /memformulasikan masalah.
Menilai informasi yang relevan
1. Menyeleksi fakta, opini, hasil nalar/judgment.
2. Mengecek konsistensi.
3. Mengidentifikasi asumsi.
4. Mengenali kemungkinan faktor stereotip.
5. Mengenali kemungkinan emosi, propaganda, salah penafsiran kalimat.
6. Mengenali kemungkinan perbedaan informasi orientasi nilai dan ideologi.
Pemecahan Masalah / Penarikan kesimpulan
1. Mengenali data-data yang diperlukan dan cukup tidaknya data.
2. Meramalkan konsekuensi yang mungkin terjadi dari keputusan/pemecahan
masalah/kesimpulan yang diambil.
E. Model Berpikir Kritis
Dalam berpikir kritis terdapat beberapa model, yaitu:
1. Ingatan Total (T)
Berarti mengingat atau mempelajari beberapa fakta atau tempat dan bagaimana cara
untuk menemukannya ketika dibutuhkan. Fakta-fakta ini disimpan dalam ingatan atau
pikiran, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Memori merupakan suatu
proses yang kompleks. Beberapa orang dapat mengingat banyak fakta-fakta yang
tampaknya asing tanpa berupaya keras, sementara orang lain harus berupaya keras.
2. Kebiasan (H)
Kebiasaan adalah pendekatan berpikir yang sering kali diulang sehingga menjadi
sifat alami kedua. Kebiasaan menghasilkan cara-cara yang dapat diterima dalam
melakukan segala hal. Kebiasaan memungkinkan seseorang melakukan suatu tindakan
tanpa harus memikirkan sebuah metode dari setiap kali ia akan bertindak. Ada kebiasaan
lain yang asal pemikirannya tidak jelas, ini adalah proses intuitif. Intuisi sering dijelaskan
sebagai sebuah reaksi dari dalam diri. Polanyi (1964) menjelaskan fenomena serupa,
yang disebut pengetahuan yang diam, yaitu langkah penemuan pengetahuan itu tidak
dapat diidentifikasikan.
3. Penyelidikan (I)
Penyelidikan adalah memeriksa isu secara sangat mendetail dan mempertanyakan isu
yang mungkin segera tampak dengan jelas. Apabila anda menggunakan tingkat
pertanyaan ini dalam situasi sosial, anda akan disebut terlalu memaksa. Penyelidikan
termasuk menggali dan mempertanyakan segala hal terutama asumsi pribadi seseorang
dalam situasi tertentu. Penyelidikan berarti tidak menilai sesuatu berdasarkan bentuk
luarnya, mencari faktor-faktor yang kurang jelas, meragukan semua pesan pertama, dan
memeriksa segala sesuatu, walaupun hal tersebut tampak tidak bermakna.
4. Ide baru dan Kreativitas (N)
Ide baru dan Kreativitas merupakan model berpikir yang sangat khusus bagi anda.
Ide baru dan Kreativitas sangat penting dalam keperawatan karena merupakan akar dari
asuhan yang diindividualisasi atau asuhan yang sesuai dengan spesifikasi klien. Banyak
hal yang dipelajari perawat yang harus digabungkan, disesuaikan, dan dikerjakan ulang
untuk menyesuaikan dengan setiap situasi klien yang unik.
5. Mengetahui Bagaimana Anda Berpikir (K)
Bagaimana anda berpikir adalah model T.H.I.N.K. yang terakhir, tetapi bukan tidak
penting, berarti berpikir tentang pemikiran seseorang. Berpikir tentang pemikiran disebut
metakognisi sebuah kata yang terdiri dari kata awalan, meta, yang berarti diantara atau
ditengah-tengah dari, dan kognisi, yang berarti proses mengetahui. Apabila anda berada
ditengah-tengah proses mencari tahu, Anda akan mengetahui bagaimana Anda berpikir.
Mengetahui bagaimana anda berpikir tidak sesederhana seperti yang terdengar. Sebagian
besar kita hanya berpikir, kita tidak menghabiskan banyak waktu untuk merenungkan
bagaimana kita berpikir.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam
mempertanggungjawabkan profesionalisme dan kualitas pelayan asuhan keperawatan.
Berpikir kritis merupakan pengujian rasional terhadap ide, pengaruh, asumsi, prisip,
argumen, kesimpulan, isu, pertanyaan, keyakinan, dan aktivitas. Proses keperawatan yang
didasarkan pada paradigma model adaptasi dari Roy dan PNI mempunyai kerangka berpikir
kritis yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya secara koherensi. Sakit terjadi jika
individu tidak mampu beradaptasi secara holistis dari stresor yang didapatkan. Intervensi
keperawatan bertujuan sebagai stimulus terhadap stres (sakit) yang berperan memperbaiki
jenis koping (cognator) individu melalui proses pembelajaran. Perbaikan respons cognator
berpengaruh terhadap sistem hormonal yang dirambatkan melalui mekanisme HPA-Aksis
mempunyai efek terhadap respons imunitas (Th) dalam Roy disebut regulator.
B. Saran
Demikian atas ulasan dari makalah ini untuk memperjelas dalam pembahasan Berpikir
Kritis Dalam Bidang Keperawatan. apabila ada kekeliruan atau tidak jelasnya dalam
membuat makalah ini dapat menghubungi penyusun, dan apabila ada kekurangan dari materi
ini diharapkan pembaca dapat membantu dalam memperbaiki makalah ini.Terima Kasih.

DAFTAR PUSTAKA
Deswani. 2009. Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.

Nursalam. 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik. Jakarta: Salemba
Medika.

Rubenfeld, M, Gaie. 2006. Berpikir Kritis dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.

Rubenfeld, M, Gaie. 2010. Berpikir Kritis untuk Perawat: Strategis Berbasis Kompetensi.
Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai